0% found this document useful (0 votes)
19 views

Engine Combustion Efficiency and Performance of Ex

Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
19 views

Engine Combustion Efficiency and Performance of Ex

Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/325547553

Engine Combustion Efficiency and Performance of Exhaust Pipe Fuel


Preheating System

Article · May 2018


DOI: 10.21776/ub.jrm.2018.009.01.1

CITATIONS READS

0 130

2 authors, including:

Azamataufiq Budiprasojo
Politeknik Negeri Jember
7 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Alternative fuel View project

Multiphase flow View project

All content following this page was uploaded by Azamataufiq Budiprasojo on 24 July 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.1 Tahun 2018: 1-7 ISSN 2477-6041

ENGINE COMBUSTION EFFICIENCY AND PERFORMANCE OF EXHAUST


PIPE FUEL PREHEATING SYSTEM

Azamataufiq Budiprasojo1, Andik Irawan2


1,2Jurusan Teknik Politeknik Negeri Jember
Jln. Mastrip PoBOX 164 Jember 68141 Indonesia
E-mail: [email protected]

Abstract
The Exhaust Pipe Preheated Fuel System (EP2FS) is a fuel preheating system that
utilizes wasted heat from the muffler. Fuel heating aims to improve the homogeneity of fuel and
air mixtures to improve the combustion process in the engine. Making EP2FS requires careful
design and calculation because the fuel temperature should not exceed 60 oC so as not to
evaporate. Design and calculation, using heat transfer theory of helical heat exchanger. A
ready-made system will be applied in motor vehicles to be tested for combustion efficiency and
performance.

Keywords: Fuel Preheating, Engine Performance, Helical Heat Exchanger.

PENDAHULUAN media pipa tembaga di dalam upper tank


Dalam bidang rekayasa engine, engine radiator [2].
dengan performa tinggi namun irit, bisa Pembakaran dengan menggunakan
diciptakan dengan menyempurnakan proses bahan bakar yang telah terlebih dahulu
pembakaran bahan bakar di ruang bakar. dipanaskan dapat lebih baik karena bahan
Pembakaran di ruang bakar dikatakan bakar dalam fase cair jenuh lebih mudah
sempurna apabila seluruh bahan bakar yang terbakar bila dibandingkan dalam fase cairnya.
masuk ke ruang bakar terbakar seluruhnya. Pemanasan bahan bakar bertujuan
[1]. meningkatkan homogenitas campuran bahan
Penelitian terkait usaha perbaikan bakar dan udara untuk menyempurnakan
kualitas pembakaran telah dilakukan oleh proses pembakaran di mesin [3].
beberapa peneliti, salah satunya Penggunaan radiator sebagai sumber
menyimpulkan bahwa penghematan bahan pemanas awal bagi sistem pemanas bahan
bakar dapat dilakukan, dengan beberapa bakar merupakan ide yang amat baik, karena
metode yang meliputi metode magnet, metode memanfaatkan rugi panas dari mesin yang
pemanasaan awal (preheating), metode tidak terpakai menjadi suatu sumber energi
gabungan (variasi pemanasan dan yang terpakai. Suatu siklus pemakaian ulang
elektromagnetik), metode cyclone, metode energi (recycling of energy) terjadi pada sistem
menaikan kadar oktan bahan bakar, metode ini. Energi yang terbuang dapat diubah
penambahan pasokan udara, dan metode menjadi energi yang bermanfaat [4].
kondisi mesin.[2] Sayangnya tidak semua kendaraan
Metode pemanasan awal sebagai usaha menggunakan radiator, sehingga perlu
perbaikan kualitas pembakaran pernah dipikirkan suatu alternatif sistem pemanasan
dilakukan dengan Upaya pemberian panas awal bahan bakar yang dapat diaplikasikan
awal pada bahan bakar (fuel preheating). pada kendaraan yang lebih umum. Berangkat
Penelitian berfokus pada pengaruh dari ini maka dibuatlah penelitian yang berisi
pemanasan bahan bakar bensin melalui media perancangan exhaust pipe preheating fuel
pipa tembaga di dalam upper tank radiator system (EP2FS) berbasis alat penukar kalor
terhadap emisi gas buang CO pada mesin tipe pipa dingin sebagai upaya peningkatan
Daihatsu Taruna tahun 2000. Hasil analisa efisiensi pembakaran engine.
statistik menunjukkan pengaruh yang Penelitian kali ini ingin mendesain suatu
signifikan pada taraf signifikansi 1% yaitu pada sistem pemanas awal bahan bakar
pemanasan bahan bakar bensin dengan menggunakan panas terbuang mesin yang
dibuang melalui knalpot sebagai sumber

1
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.1 Tahun 2018: 1-7 ISSN 2477-6041

panasnya. Penelitian ini diharapkan mampu Adapun tahapan penelitian ditunjukkan oleh
membuat suatu sistem pemanas awal bahan diagram alir berikut :
bakar yang dapat diaplikasikan pada
kendaraan secara lebih umum (tidak hanya
pada kendaraan dengan radiator).
Perhitungan untuk mendesain EP2FS
menggunakan persamaan persamaan dalam
ilmu heat transfer khususnya tentang heat
exchanger [5]. Sumber panas yang digunakan
dalam kasus ini adalah panas dari flue gas
yang mengalir dalam suatu pipa dengan
temperature tinggi. Panas dari flue gas akan
dimanfaatkan untuk memanaskan bahan bakar
sebagai fluida kerja. Temperatur dari fluida
kerja adalah rendah dan fluida kerja ini
mengalir dalam pipa yang memiliki
temperature rendah pula [6].
Pembuatan EP2FS memerlukan desain
dan perhitungan yang cermat karena
Model Instalasi Penelitian yang Digunakan
temperatur bahan bakar tidak boleh melebihi
60°C agar tidak menguap. Desain dan
perhitungan menggunakan teori perpindahan
panas alat penukar kalor tipe helical (Helical
Heat Exchanger) [7].
Setelah didapatkan suatu EP2FS yang
adalah sistem pemanas awal bahan bakar
dengan panas knalpot, maka akan diteliti juga
seberapa besar pengaruh dari pengaplikasian
sistem ini pada engine dilihat dari kadar emisi,
performa engine, serta effisiensi
pembakarannya.
Gambar 2 Diagram alir penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan
eksperiment (Research Method).
Pengumpulan data dilakukan dengan
mengadakan penelitian secara langsung pada
obyek penelitian. Gambar 1 adalah instalasi
penelitian.

Gambar 3 Rencana Desain EP2FS

Perhitungan:
Perhitungan EP2FS menggunakan
perhitungan heat exchanger tipe helical [8]
Gambar 1 Instalasi Penelitian
yang disesuaikan dengan kondisi pada
instalasi.

2
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.1 Tahun 2018: 1-7 ISSN 2477-6041

Nomenclature 1. Koefisien perpindahan panas konveksi


dari Flue gas (hfg)
A Area untuk transfer panas, m 2
Diasumsikan aliran dalam pipa adalah
Dcin Diameter dalam dari coil, m
fully development flow.
Dcout Diameter luar dari coil, m 𝐷 .u𝑔𝑎𝑠 .3600.ρ𝑔𝑎𝑠
Dein Diameter dalam dari knalpot, m 𝑅𝑒𝑓𝑔 = 𝑖𝑛 𝑒𝑝 (1)
𝜇𝑔𝑎𝑠
Deout Diameter luar dari knalpot, m
hf Koefisien perpindahan panas Perhitungan perpindahan panas
konveksi dari Bahan bakar konveksinya mengunakan persamaan :
hfg Koefisien perpindahan panas hfg = 0,6 . Refg 0,5 . Prfg 0,31 (2)
konveksi dari Flue gas
Kc Koefisien perpindahan panas 2. Koefisien perpindahan panas konveksi
konduksi dari coil dari Bahan bakar (hf)
Ke Koefisien perpindahan panas Diasumsikan aliran dalam pipa adalah
konduksi dari exhaust pipa fully development flow.
k coil Konduktivitas panas dari coil, 𝐷𝑖𝑛 𝑐𝑜𝑖𝑙 .u𝑓𝑢𝑒𝑙 .3600.ρ𝑓𝑢𝑒𝑙
kcal/(h)(m2)(oC) 𝑅𝑒𝑓 = (3)
𝜇𝑓𝑢𝑒𝑙
k ex pipe Konduktivitas panas dari exhaust
pipe, kcal/(h)(m 2)(oC) Perhitungan perpindahan panas
L Panjang coil helical yang diperlukan konveksinya mengunakan persamaan :
untuk membentuk putaran N, m hf = 0,6 . Ref 0,5 . Prf 0,31 (4)
M Laju aliran cairan, kg/h
N Angka teoritis dari putaran helical coil 3. Koefisien perpindahan panas konduksi
n Angka riil dari putaran coil yang pipa tembaga setebal ∆𝑋𝑐 (Kc)
dibutuhkan untuk tugas proses panas Tebal pipa tembaga ∆𝑋𝑐 :
yang diberikan (N dibulatkan ke ∆𝑋𝑐 = Dc out – Dc in (5)
integer tertinggi selanjutnya) Koefisien perpindahan panas :
NRe Angka Reynolds, Dup/µ atau DG/µ, 𝐾
𝑘𝑐 = 𝑐𝑜𝑖𝑙 (6)
dimensionless ∆𝑋𝑐
Q Beban panas, kcal/h
Ra Faktor fouling shell-side, 4. Koefisien perpindahan panas konduksi
2 o
(h)(m )( C)/kcal pipa knalpot setebal ∆𝑋𝑒 (Ke)
Rt Faktor fouling tube-side, Tebal pipa knalpot Dxce :
(h)(m2)(oC)/kcal ∆𝑋𝑒 = De out – De in (7)
Ref Angka Reynolds bahan bakar, Koefisien perpindahan panas :
𝐾 396
dimensionless 𝑘𝑒 = 𝑒𝑥.𝑝𝑖𝑝𝑒 = (8)
∆𝑋𝑒 0.0031
Refg Angka Reynolds flue gas,
dimensionless 5. Hambatan thermal total (1/U)
µ Viskositas cairan pada rata-rata suhu 1 1 1 ∆𝑋𝑐 ∆𝑋𝑒
= + + + + 𝑅𝑎 + 𝑅𝑡 (9)
bulk-fluid, kg/(m)(h) 𝑈 ℎ𝑓𝑔 ℎ𝑓𝑔 𝐾𝑐𝑜𝑖𝑙 𝐾𝑒𝑥.𝑝𝑖𝑝𝑒
1/U Hambatan thermal total, Faktor fouling, Rt dan Ra, merupakan
(h)(m2)(oC)/kcal suatu konstanta tergantung dari sifat
u Kecepatan cairan, m/h alami fluida, campuran dalam fluida,
U Koefisien perpindahan panas total, temperatur operasi fluida serta kecepatan
kcal/(h)(m2)(oC) dari fluida.
ρ Densitas cairan, kg/m 3
ρf Densitas bahan bakar, kg/m 3 6. Koefisien perpindahan panas total (U)
ρfg Densitas flue gas, kg/m 3 U = 1 / ( 1/U ) (10)
ΔXc Tebal pipa tembaga, m
ΔXe Tebal pipa knalpot, m 7. Log Mean Temperature Difference
(LMTD)
LMTD
(𝑇𝑖𝑛 𝐹𝑙𝑢𝑒 𝑔𝑎𝑠 − 𝑇𝑖𝑛 𝐹𝑢𝑒𝑙) − (𝑇𝑜𝑢𝑡 𝐹𝑙𝑢𝑒 𝑔𝑎𝑠 − 𝑇𝑜𝑢𝑡 𝐹𝑢𝑒𝑙)
=
𝐿𝑛 ((𝑇𝑖𝑛 𝐹𝑙𝑢𝑒 𝑔𝑎𝑠 − 𝑇𝑖𝑛 𝐹𝑢𝑒𝑙)/(𝑇𝑜𝑢𝑡 𝐹𝑙𝑢𝑒 𝑔𝑎𝑠 − 𝑇𝑜𝑢𝑡 𝐹𝑢𝑒𝑙))

3
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.1 Tahun 2018: 1-7 ISSN 2477-6041

...(11) Bensin mulai berubah menjadi uap


8. Kalor yang di alirkan (Q) pada temperature 60oC [9]. Pada penelitian ini
Q = ( U ) x A x (T out Fuel – T in Fuel) (12)
suhu 60oC dijadikan suhu maksimal dari bahan
bakar saat keluar EP2FS. Untuk menjamin
9. Area yang dibutuhkan untuk menghasilkan suhu yang keluar EP2FS adalah maksimal 60
Q (A) oC maka perlu diuji temperature bahan bakar
Q
𝐴= (13) keluar EP2FS. Pengujian ini dilakukan setelah
𝑈 𝑥 𝐿𝑀𝑇𝐷
EP2FS dipasang di sepeda motor kemudian
dinyalakan dengan variasi RPM. Berikut
Area ini adalah area dengan asumsi
adalah hasil pengujiannya.
selurug bagian coil tembaga bersentugan
dengan pipa suber panas. Pada kasus ini
Tabel 2 Temperatur bahan bakar keluar
area yang bersentuhan hanya 1/3 saja.
EP2FS
Sehingga area nyata yang bersentuhan
untuk mengamoadir 1/3 contact = 3 x A

10. Panjang teoritis Coil yang dibutuhkan


L = N √(2𝜋𝑟)2 + 𝑝2 (14)

11. Angka teoritis dari putaran helical coil (N)


A
𝑁= (15)
Q x LMTD

HASIL DAN PEMBAHASAN


Desain EP2FS memerlukan beberapa
properties. Nilai dari properties diambil dari Dari tabel terlihat bahwa, dengan
pengukuran langsung dan dari literatur. menggunakan EP2FS temperatur maksimal
Properties yang akan digunakan untu bahan bakar keluar EP2FS adalah 59.7°C
perhitungan disajikan dalam tabel 1. dibawah 60 °C.
Setelah diyakinkah bahwa EP2FS mampu
Tabel 1 Physical Properties memanaskan bensin dengan suhu maksimal
dibawah 60°C, maka kemudian EP2FS
dipasang pada kendaraan untuk diuji performa
serta gas buang untuk menentukan berapa
efisiensi pembakarannya.
Hasil dari pengujian ini disajikan dalam
grafik grafik berikut.

Dari tabel 1 dilakukan perhitungan


menggunakan persamaan persamaan yang
pada metode penelitian. Untuk memudahkan
proses perhitungan digunakan aplikasi
pengolah data. Hasil dari perhitungan
didapatkan bahwa untuk membuat EP2FS
sebagai pemanas bahan bakar bensin agar
mencapai temperatur 60oC diperlukan pipa Gambar 3 Grafik Power vs rpm
tembaga dengan diameter luar 9.5mm serta
diameter dalam 8.3mm dan panjang 40 cm.
Pipa tembaga dengan dimensi ini diproduksi
oleh industri dengan ukuran 5/8 inch.

4
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.1 Tahun 2018: 1-7 ISSN 2477-6041

Gambar 4 Grafik Torque vs rpm Gambar 8 Grafik volume gas buang karbon
monoksida vs rpm

Effisiensi pembakaran adalah


perbandingan antara volume gas CO2
dibandingkan dengan jumlah volume CO2 dan
CO yang dinyatakan dalam prosen.

Gambar 5 Grafik volume gas buang


Oksigen vs rpm

Gambar 9 Grafik combustion efficiency vs rpm

Analisis Keuntungan
Mesin yang efisien adalah mesin yang
mempunyai sistem penyalur bahan bakar yang
mampu membuat campuran udara dan bahan
bakar tercampur secara homogen diruang
Gambar 6 Grafik volume gas buang bakar. Homogen disini artinya adalah seragam
Hidrocarbon vs rpm yang diindikasikan dengan besar partikel
bahan bakar (droplet) berukuran sangat kecil
sehingga lebih mudah bercampur dengan
partikel oksigen untuk dibakar. Teknologi
injeksi merupakan teknologi yang
dikembangkan untuk tujuan ini.
Droplet juga bisa berbentuk lebih kecil
pada fluida dengan temperatur yang lebih
tinggi, viskositas rendah dan tegangan
permukaan rendah. Berlandas dari tujuan ini
maka pemanasan bahan bakar dilakukan.
Meningkatnya suhu pemanasan bahan bakar
Gambar 7 Grafik volume gas buang dapat membuat lapisan bahan bakar semakin
karbondioksida vs rpm mudah terlepas karena adanya proses
memperkecil viskositas dan tegangan
permukaan. Perubahan parameter ini dapat
membuat partikel bahan bakar akan lebih aktif

5
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.1 Tahun 2018: 1-7 ISSN 2477-6041

untuk bercampur dengan udara. Imbas dari hal temperatur maksimal bahan bakar keluar
ini adalah pembakaran yang terjadi semakin EP2FS adalah 59.7 oC dan berada dibawah
sempurna karena ada perbaikan dari dari temperatur maksimal bahan bakar yang
pencampuran bahan bakar dan udara. diijinkan yaitu 60 oC. Jadi dapat disimpulkan
Pemanasan bahan bakar harus bahwa perhitungan dan desain EP2FS sudah
dilakukan dengan cermat karena sifat dari sesuai target.
bahan bakar yang mudah menguap. Bahan Dari pengujian Torsi dan daya
bakar menguap pada temperatur 70oC. Oleh didapatkan fakta bahwa pada kendaraan uji
karenanya pemanas hanya boleh memanasi yang menggunakan EP2FS terdapat
bahan bakar sampai mencapai temperatur peningkatan torsi dan daya yang cukup
maksimal 70oC. signifikan pada putaran mesin rendah. Ini
Pada pra penelitian pernah dicoba memiliki arti bahwa akselerasi dan kecepatan
memanaskan bahan bakar hingga mencapai dari kendaraan meningkat. Pada putaran
suhu 90oC dengan memanfaatkan pemanas mesin yang tinggi didapatkan data bahwa torsi
yang berasal dari listrik DC. Pemanas daya cenderung tidak memiliki perbedaan
kemudian dipasang di kendaraan roda dua yang signifikan antara kendaraan yang
dan diuji. Hasilnya adalah bahan bakar menggunakan EP2FS dan kendaraan standar.
berubah menjadi uap dan mesin susah untuk Kemungkinan penyebab dari tidak
idle yang kemudian disusul dengan mesin signifikannya perbedaan torsi dan daya dari
mati. Selain itu sumber tegangan DC (Aki) kendaraan EP2FS dan standar adalah karena
lebih cepat berkurang tegangannya karena pada putaran mesin bahan bakar dari
harus menyuplai peralatan tambahan kendaraan standar sudah mendapatkan panas
pemanas. yang cukup untuk berubah menjadi droplet
Pembuatan alat pemanas bahan bakar yang homogen dari panas mesin yang cukup
yang menggunakan sumber panas dari knalpot tinggi akibat gesekan diruang bakar pada
harus didesain dan dihitung secara cermat kecepatan pergerakan piston yang cepat.
karena output temperatur bahan bakar dari Peningkatan power dan torsi pada mesin
alat pemanas tidak boleh melebihi 60oC dengan menggunakan EP2FS adalah 40%
(dibawah dari temperatur penguapan bahan pada putaran mesin rendah dan 1.5% pada
bakar sebesar 70oC). Pada pengambilan data putaran mesin tinggi.
temperatur knalpot sebagai sumber panas, Emisi H-C atau hidrokarbon erat
didapatkan bahwa temperatur maksimal kaitannya dengan berapa banyak bahan bakar
knalpot dari kendaraan uji adalah 450 oC yang tidak terbakar karena kurang baiknya
sangat jauh lebih tinggi dari temperatur bahan pencampuran antara droplet bahan bakar dan
bakar yang ditargetkan. molekul oksigen. Emisi CO atau karbon
Dari perhitungan didapatkan bahwa monoksida paling banyak menonjol
untuk membuat EP2FS sebagai pemanas perbedaannya dan paling berbahaya di antara
bahan bakar bensin agar mencapai temperatur emisi dari mesin lainnya. Jumlah CO yang
60 oC diperlukan pipa tembaga dengan tinggi dapat terjadi karena bahan bakar
diameter luar 9.5mm serta diameter dalam kekurangan oksigen dalam pembakaran
8.3mm dan panjang 40cm. EP2FS Berdesain hidrokarbon.
lilitan berbentuk coil dengan penambahan Untuk Nox tidak tercatat karena peran
insulator pada bagian sisi luar coil. Jumlah dari catalyc converter pada sisi silincer muffler
lilitan adalah 2,5 lilitan. Pipa tembaga dengan knalpot. Efisisiensi pembakaran yang
dimensi ini diproduksi oleh industri dengan didapatkan dari pemakaian EP2FS adalah
ukuran 5/8 inch. meningkat 6% dari standar.
Untuk menjamin suhu yang keluar
EP2FS adalah maksimal 60 oC maka perlu Analisis Kerugian
diuji temperature bahan bakar keluar EP2FS. Dengan pemakaian sistem EP2FS ada
Pengujian ini dilakukan setelah EP2FS beberapa kekhawatiran yang mungkin perlu
dipasang di sepeda motor kemudian diteliti lebih lanjut yaitu bahwa dengan
dinyalakan dengan variasi RPM. Dari tabel pemanasan bahan bakar akan terjadi
terlihat bahwa, dengan menggunakan EP2FS perubahan viskositas dari bahan bakar.

6
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.1 Tahun 2018: 1-7 ISSN 2477-6041

Viskositas fluida bahan bakar berbanding 5. Efisisiensi pembakaran yang didapatkan


terbalik dengan temperatur. Meskipun dari pemakaian EP2FS adalah meningkat
meningkatkan temperatur bahan bakar dapat 6% dari standar.
menurunkan viskositasnya sehingga dapat
memperkecil ukuran droplet dan meningkatkan DAFTAR PUSTAKA
homogenitas dari bahan bakar, namun itu [1] Willard W. Pulkrabek. Engineering
akan mempengaruhi proses pelumasan. Fundamentals of the Internal Combustion
Temperatur ruang bakar juga disinyalir Engine. New Jersey.Hal. 229.
akan semakin meningkat dengan semakin [2] Sudirman, Urip. 2006. Metode Tepat
baiknya proses pembakaran sehingga perlu Menghemat Bahan Bakar (Bensin) Mobil.
dipikirkan modifikasi pada sistem pendinginan Jakarta : Kawan pustaka
untuk dapat mengatasi kenaikan temperatur [3] Brenda Brevitt. 2002. Alternative Vehicle
ruang bakar. Durabilitas mesin erat kaitannya Fuels, Science Environment Section,
dengan suhu kerja mesin dan pendinginannya. House of Commons Library, Research
Pengaplikasian pada kendaraan yang Paper 02/11.
menggunakan injeksi perlu diteliti lebih lanjut. [4] Kern, D. Q., Process Heat Transfer,
Karena sistem injeksi bekerja dengan McGraw-Hill, New York 2000
memakai peranti elektronik. Pemakaian [5] Coates, J. and Pressburg, B. S., Heat
EP2FS dikhawatirkan memiliki dampak pada transfer to moving fluids, Chemical
peranti elektronik pada sistem injeksi. Engineering Journal 2009, page 67-72
[6] Edward, M. F., others, Heat transfer and
KESIMPULAN pressure drop characteristic pf a plate
Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari exchanger using newtonian and non
penelitian ini: newtonian liquids, Chemical Engineering
1. Dari perhitungan didapatkan bahwa untuk Journal 2004, page 286-293
membuat EP2FS sebagai pemanas [7] Dimoplon, W. Finding the length of helical
bahan bakar bensin agar mencapai coils, Chemical Engineering Journal 2008
temperatur 60 oC diperlukan pipa [8] Patil, Ramachandra K., others, Designing
tembaga dengan diameter luar 9.5 mm a helical-coil heat exchanger, Chemical
serta diameter dalam 8.3 mm dan Engineering Journal, page 85-88
panjang 40 cm. EP2FS Berdesain lilitan Desember 2009
berbentuk coil dengan penambahan [9] R.R. Saraf, S.S.Thipse and P.K.Saxena.
insulator pada bagian sisi luar coil. 2009. Comparative Emission Analysis of
Jumlah lilitan adalah 2,5 lilitan. Pipa Gasoline/LPG Automotive Bifuel Engine.
tembaga dengan dimensi ini diproduksi International Journal of Civil and
oleh industri dengan ukuran 5/8 inch. Environmental Engineering 1:4 2009.
2. Temperatur EP2FS maksimal bahan
bakar keluar EP2FS adalah 59.7 oC dan
berada dibawah dari temperatur maksimal
bahan bakar yang diijinkan yaitu 60 oC.
3. Dari pengujian Torsi dan daya didapatkan
fakta bahwa pada kendaraan uji yang
menggunakan EP2FS terdapat
peningkatan torsi dan daya yang cukup
signifikan pada putaran mesin rendah. Ini
memiliki arti bahwa akselerasi dan
kecepatan dari kendaraan meningkat.
4. Peningkatan power dan torsi pada mesin
dengan menggunakan EP2FS adalah
40% pada putaran mesin rendah dan
1.5% pada putaran mesin tinggi.

View publication stats

You might also like