Engine Combustion Efficiency and Performance of Ex
Engine Combustion Efficiency and Performance of Ex
net/publication/325547553
CITATIONS READS
0 130
2 authors, including:
Azamataufiq Budiprasojo
Politeknik Negeri Jember
7 PUBLICATIONS 1 CITATION
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Azamataufiq Budiprasojo on 24 July 2018.
Abstract
The Exhaust Pipe Preheated Fuel System (EP2FS) is a fuel preheating system that
utilizes wasted heat from the muffler. Fuel heating aims to improve the homogeneity of fuel and
air mixtures to improve the combustion process in the engine. Making EP2FS requires careful
design and calculation because the fuel temperature should not exceed 60 oC so as not to
evaporate. Design and calculation, using heat transfer theory of helical heat exchanger. A
ready-made system will be applied in motor vehicles to be tested for combustion efficiency and
performance.
1
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.1 Tahun 2018: 1-7 ISSN 2477-6041
panasnya. Penelitian ini diharapkan mampu Adapun tahapan penelitian ditunjukkan oleh
membuat suatu sistem pemanas awal bahan diagram alir berikut :
bakar yang dapat diaplikasikan pada
kendaraan secara lebih umum (tidak hanya
pada kendaraan dengan radiator).
Perhitungan untuk mendesain EP2FS
menggunakan persamaan persamaan dalam
ilmu heat transfer khususnya tentang heat
exchanger [5]. Sumber panas yang digunakan
dalam kasus ini adalah panas dari flue gas
yang mengalir dalam suatu pipa dengan
temperature tinggi. Panas dari flue gas akan
dimanfaatkan untuk memanaskan bahan bakar
sebagai fluida kerja. Temperatur dari fluida
kerja adalah rendah dan fluida kerja ini
mengalir dalam pipa yang memiliki
temperature rendah pula [6].
Pembuatan EP2FS memerlukan desain
dan perhitungan yang cermat karena
Model Instalasi Penelitian yang Digunakan
temperatur bahan bakar tidak boleh melebihi
60°C agar tidak menguap. Desain dan
perhitungan menggunakan teori perpindahan
panas alat penukar kalor tipe helical (Helical
Heat Exchanger) [7].
Setelah didapatkan suatu EP2FS yang
adalah sistem pemanas awal bahan bakar
dengan panas knalpot, maka akan diteliti juga
seberapa besar pengaruh dari pengaplikasian
sistem ini pada engine dilihat dari kadar emisi,
performa engine, serta effisiensi
pembakarannya.
Gambar 2 Diagram alir penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan
eksperiment (Research Method).
Pengumpulan data dilakukan dengan
mengadakan penelitian secara langsung pada
obyek penelitian. Gambar 1 adalah instalasi
penelitian.
Perhitungan:
Perhitungan EP2FS menggunakan
perhitungan heat exchanger tipe helical [8]
Gambar 1 Instalasi Penelitian
yang disesuaikan dengan kondisi pada
instalasi.
2
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.1 Tahun 2018: 1-7 ISSN 2477-6041
3
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.1 Tahun 2018: 1-7 ISSN 2477-6041
4
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.1 Tahun 2018: 1-7 ISSN 2477-6041
Gambar 4 Grafik Torque vs rpm Gambar 8 Grafik volume gas buang karbon
monoksida vs rpm
Analisis Keuntungan
Mesin yang efisien adalah mesin yang
mempunyai sistem penyalur bahan bakar yang
mampu membuat campuran udara dan bahan
bakar tercampur secara homogen diruang
Gambar 6 Grafik volume gas buang bakar. Homogen disini artinya adalah seragam
Hidrocarbon vs rpm yang diindikasikan dengan besar partikel
bahan bakar (droplet) berukuran sangat kecil
sehingga lebih mudah bercampur dengan
partikel oksigen untuk dibakar. Teknologi
injeksi merupakan teknologi yang
dikembangkan untuk tujuan ini.
Droplet juga bisa berbentuk lebih kecil
pada fluida dengan temperatur yang lebih
tinggi, viskositas rendah dan tegangan
permukaan rendah. Berlandas dari tujuan ini
maka pemanasan bahan bakar dilakukan.
Meningkatnya suhu pemanasan bahan bakar
Gambar 7 Grafik volume gas buang dapat membuat lapisan bahan bakar semakin
karbondioksida vs rpm mudah terlepas karena adanya proses
memperkecil viskositas dan tegangan
permukaan. Perubahan parameter ini dapat
membuat partikel bahan bakar akan lebih aktif
5
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.1 Tahun 2018: 1-7 ISSN 2477-6041
untuk bercampur dengan udara. Imbas dari hal temperatur maksimal bahan bakar keluar
ini adalah pembakaran yang terjadi semakin EP2FS adalah 59.7 oC dan berada dibawah
sempurna karena ada perbaikan dari dari temperatur maksimal bahan bakar yang
pencampuran bahan bakar dan udara. diijinkan yaitu 60 oC. Jadi dapat disimpulkan
Pemanasan bahan bakar harus bahwa perhitungan dan desain EP2FS sudah
dilakukan dengan cermat karena sifat dari sesuai target.
bahan bakar yang mudah menguap. Bahan Dari pengujian Torsi dan daya
bakar menguap pada temperatur 70oC. Oleh didapatkan fakta bahwa pada kendaraan uji
karenanya pemanas hanya boleh memanasi yang menggunakan EP2FS terdapat
bahan bakar sampai mencapai temperatur peningkatan torsi dan daya yang cukup
maksimal 70oC. signifikan pada putaran mesin rendah. Ini
Pada pra penelitian pernah dicoba memiliki arti bahwa akselerasi dan kecepatan
memanaskan bahan bakar hingga mencapai dari kendaraan meningkat. Pada putaran
suhu 90oC dengan memanfaatkan pemanas mesin yang tinggi didapatkan data bahwa torsi
yang berasal dari listrik DC. Pemanas daya cenderung tidak memiliki perbedaan
kemudian dipasang di kendaraan roda dua yang signifikan antara kendaraan yang
dan diuji. Hasilnya adalah bahan bakar menggunakan EP2FS dan kendaraan standar.
berubah menjadi uap dan mesin susah untuk Kemungkinan penyebab dari tidak
idle yang kemudian disusul dengan mesin signifikannya perbedaan torsi dan daya dari
mati. Selain itu sumber tegangan DC (Aki) kendaraan EP2FS dan standar adalah karena
lebih cepat berkurang tegangannya karena pada putaran mesin bahan bakar dari
harus menyuplai peralatan tambahan kendaraan standar sudah mendapatkan panas
pemanas. yang cukup untuk berubah menjadi droplet
Pembuatan alat pemanas bahan bakar yang homogen dari panas mesin yang cukup
yang menggunakan sumber panas dari knalpot tinggi akibat gesekan diruang bakar pada
harus didesain dan dihitung secara cermat kecepatan pergerakan piston yang cepat.
karena output temperatur bahan bakar dari Peningkatan power dan torsi pada mesin
alat pemanas tidak boleh melebihi 60oC dengan menggunakan EP2FS adalah 40%
(dibawah dari temperatur penguapan bahan pada putaran mesin rendah dan 1.5% pada
bakar sebesar 70oC). Pada pengambilan data putaran mesin tinggi.
temperatur knalpot sebagai sumber panas, Emisi H-C atau hidrokarbon erat
didapatkan bahwa temperatur maksimal kaitannya dengan berapa banyak bahan bakar
knalpot dari kendaraan uji adalah 450 oC yang tidak terbakar karena kurang baiknya
sangat jauh lebih tinggi dari temperatur bahan pencampuran antara droplet bahan bakar dan
bakar yang ditargetkan. molekul oksigen. Emisi CO atau karbon
Dari perhitungan didapatkan bahwa monoksida paling banyak menonjol
untuk membuat EP2FS sebagai pemanas perbedaannya dan paling berbahaya di antara
bahan bakar bensin agar mencapai temperatur emisi dari mesin lainnya. Jumlah CO yang
60 oC diperlukan pipa tembaga dengan tinggi dapat terjadi karena bahan bakar
diameter luar 9.5mm serta diameter dalam kekurangan oksigen dalam pembakaran
8.3mm dan panjang 40cm. EP2FS Berdesain hidrokarbon.
lilitan berbentuk coil dengan penambahan Untuk Nox tidak tercatat karena peran
insulator pada bagian sisi luar coil. Jumlah dari catalyc converter pada sisi silincer muffler
lilitan adalah 2,5 lilitan. Pipa tembaga dengan knalpot. Efisisiensi pembakaran yang
dimensi ini diproduksi oleh industri dengan didapatkan dari pemakaian EP2FS adalah
ukuran 5/8 inch. meningkat 6% dari standar.
Untuk menjamin suhu yang keluar
EP2FS adalah maksimal 60 oC maka perlu Analisis Kerugian
diuji temperature bahan bakar keluar EP2FS. Dengan pemakaian sistem EP2FS ada
Pengujian ini dilakukan setelah EP2FS beberapa kekhawatiran yang mungkin perlu
dipasang di sepeda motor kemudian diteliti lebih lanjut yaitu bahwa dengan
dinyalakan dengan variasi RPM. Dari tabel pemanasan bahan bakar akan terjadi
terlihat bahwa, dengan menggunakan EP2FS perubahan viskositas dari bahan bakar.
6
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.9, No.1 Tahun 2018: 1-7 ISSN 2477-6041