Teori Dan Implementasinya Dalam Dunia Bisnis Dan Pemasaran
Teori Dan Implementasinya Dalam Dunia Bisnis Dan Pemasaran
CLOUD COMPUTING:
TEORI DAN IMPLEMENTASINYA
DALAM DUNIA BISNIS DAN PEMASARAN
Sudaryono1
Diah Aryani2
Ira Tyas Ningrum3
ABSTRACT
Cloud computing is a technology that utilizes the internet services using a central server
with the goal of maintaining a virtual nature of data and applications. The presence of
cloud computing will obviously lead to changes in the workings of information technology
systems within an organization. This is because the concepts of cloud computing through
virtualization, standardization and other fundamental features can reduce information
technology costs, simplify the management of information technology services, and
accelerating service delivery. In general, cloud computing architecture consists of: (1)
Infrastructure as a Service (IaaS), (2) Platform as a Service (PaaS), and (3) Software as a
Service (SaaS). Characteristics of cloud computing are: (1) self-service (on demand self
service), (2) broadband access (broadband access network), (3) clustered resource
(resource pooling), (4) elastic (rapid elasticity), and (5) measured service (measured
service). While the advantages of cloud computing is: (1) without any initial investment,
(2) convert CAPEX into OPEX, (3) flexible and easily developed, (4) focus on the business,
rather than information technology, and (5) of control and responsibility of service. With
cloud computing consumers free themselves from the responsibility for managing the stack
of computing resources. Levels ranging from SaaS when it is completely free, PaaS while
still must make an application, and IaaS are still busy with the operating system. This
contrasts with On-Premise to take care of all your own.
ABSTRAKSI
Cloud computing atau komputasi awan ialah teknologi yang memanfaatkan layanan
internet menggunakan pusat server yang bersifat virtual dengan tujuan pemeliharaan
data dan aplikasi. Keberadaan komputasi awan jelas akan menimbulkan perubahan dalam
cara kerja sistem teknologi informasi dalam sebuah organisasi. Hal ini karena komputasi
awan melalui konsep virtualisasi, standarisasi dan fitur mendasar lainnya dapat
mengurangi biaya teknologi informasi, menyederhanakan pengelolaan layanan teknologi
informasi, dan mempercepat penghantaran layanan. Secara umum arsitektur komputasi
awan terdiri dari: (1) Infrastructure as a Service (IaaS); (2) Platform as a Service (PaaS);
dan (3) Software as a Service (SaaS). Karakteristik cloud computing adalah: (1) swalayan
(on demand self service); (2) akses pita lebar (broadband network access); (3) sumberdaya
terkelompok (resource pooling); (4) elastis (rapid elasticity); dan (5) layanan yang terukur
(measured service). Sedangkan yang menjadi kelebihan cloud computing adalah: (1)
tanpa investasi awal; (2) mengubah CAPEX menjadi OPEX; (3) lentur dan mudah
dikembangkan; (4) fokus pada bisnis, bukan teknologi informasi; dan (5) kendali dan
tanggungjawab pelayanan. Dengan cloud computing konsumen membebaskan diri dari
tanggung jawab untuk mengelola stack sumber daya komputasi. Levelnya mulai dari
SaaS ketika benar-benar bebas, PaaS ketika masih harus membuat aplikasi, dan IaaS
yang masih sibuk dengan operating system. Ini berbeda dengan On-Premise yang harus
mengurus semua sendiri.
Kata Kunci: Cloud computing, infrastructure, platform, software, teknologi informasi.
PENDAHULUAN
Penggunaan teknologi internet di dunia semakin meningkat. Setiap orang
pasti telah menikmati layanan internet. Dahulu internet hanya digunakan oleh para
pekerja di bidang teknologi komputasi berbasis internet dan yang mengerti teknologi
itu saja. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi ini juga mengalami
perkembangan kearah pencapaian kemudahan dan kenyamanan luar biasa dalam
melakukan kegiatan sehari-hari yang dianggap tidak mungkin dapat dikerjakan dalam
waktu singkat. Pengembangan teknologi komputasi berbasis internet sekarang ini
lebih diarahkan kepada proses pengaplikasian sistem yang mudah dan tidak
memerlukan banyak waktu atau tenaga (Turban, 2005). Permasalahan diperoleh
dalam pengolahan sistem jaringan. Apabila ada suatu perubahan pada program aplikasi
internet pada server dalam jaringan lokal, datanya harus diinstal ulang atau disesuaikan
kembali, termasuk pada pemakaian komputer biasa, yang biasanya diperlukan sistem
operasi dan program aplikasi.
Sistem operasi sangat menentukan program aplikasi. Kalau pemakai memilih
sistem operasi MS Windows misalnya, maka aplikasinya pun harus berbasis
Windows. Demikian juga kalau sistemnya berbasis DOS, Linux, Mac, dan
sebagainya. Padahal memilih sistem operasi sendiri sering membuat pengguna merasa
bingung. Sistem teknologi informasi yang ada sekarang ini sangat terbatasi oleh ruang.
Ruang untuk server yang dibutuhkan untuk penyimpanan data dan peningkatan
kemampuan perangkat keras dalam rangka peningkatan proses komputasi sangat
terbatas dan memerlukan biaya yang tidak murah untuk menambah perangkat yang
baru (Okuhara, 2010).
Sekarang konsep teknologi informasi cloud computing sedang hangat
dibicarakan. Disadari atau tidak komputasi awan akan secara dramatis mengubah
dunia bisnis dan industri teknologi informasi seperti yang dikenal sekarang.
Istilah cloud computing mulai banyak didengar dan perkembangannya sangat luar
biasa. Disebut-sebut teknologi cloud computing dapat menghilangkan permasalahan
yang dijelaskan diatas. Perusahaan-perusahaan besar di bidang IT pun sekarang
mencurahkan perhatiannya ke sana. Perusahaan-perusahaan akan dengan cepat
beralih ke server-server awan karena lebih cost-efficient, artinya tidak perlu membeli
server dan software yang mahal, implementasi yang kemungkinan gagalnya mencapai
55% sampai dengan 75%, mempekerjakan tenaga IT untuk maintenance, khawatir
terhadap pembajakan hak kekayaan intelektual, dan lain-lain.
Daripada repot, perusahaan tinggal mengalihkan semua operasi IT-nya ke
awan sehingga lebih fokus ke bisnis. Apa implikasinya? Sarjana-sarjana IT bisa
menambah deretan pengangguran intelektual jika mereka tidak cepat beradaptasi.
Teknologi baru selalu membawa perubahan, kesempatan, serta ancaman. Internet
merubah segalanya, menghasilkan banyak milyarder muda, tetapi juga meruntuhkan
banyak perusahaan raksasa (Lim, 2011). Era cloud computing telah hadir dan
lulusan sarjana IT terancam tidak mendapat pekerjaan jika tidak dibenahi sistem
pendidikan IT yang ada sekarang ini.
Apa sebenarnya cloud computing itu? Komputasi awan merupakan istilah
bagi dunia teknologi informasi yang sistemnya hanya disewa. Maksudnya, dalam
menerapkan teknologi ini, pelanggan diharuskan untuk menyewa beberapa komponen
kerja di teknologi informasi, seperti server penyimpanan data hingga data center.
Melihat perkembangan ini, maka dapat diprediksi standard teknologi di masa
mendatang akan menjadi lebih sederhana karena ketersediaan dari banyak cloud
service. Seluruh nama besar seperti IBM, Microsoft, Google, dan Apple, saat ini
sedang terlibat dalam peperangan untuk menjadi penguasa terbesar terhadap teknologi
awan ini. Oleh karena itu yang menjadi rumusan masalah dalam artikel ini adalah: (1)
apa itu cloud computing?; (2) apa kelebihan dari teknologi cloud computing?; (3)
layanan (service) apa saja yang ditawarkan oleh cloud computing?; dan (4)
perusahaan mana saja yang sudah menyediakan jasa cloud computing dan bagaimana
pelayanan yang diberikan terhadap client? Sedangkan yang menjadi tujuan penulisan
Vol.5 No.2 - Januari 2012 147
ISSN: 1978 - 8282
artikel ini adalah: (1) mampu menjelaskan definisi dari cloud computing; (2) mampu
memaparkan kelebihan yang ada pada teknologi cloud computing; (3) memberikan
penjelasan mengenai layanan-layanan yang disediakan oleh cloud computing; dan
(4) memberikan informasi mengenai perusahaan penyedia jasa cloud computing
dan cara kerja pelayanannya terhadap client atau konsumen.
PEMBAHASAN
Tidak semua cloud computing memiliki user interface yang sama. Contohnya
layanan seperti web browser dan layanan email antara satu dengan yang lain memiliki
perbedaan akses yang dimiliki atau perbedaan interface. Pada sistem back end
terdapat bermacam jenis komputer, server, dan sistem penyimpanan. Secara teori,
sistem cloud computing bisa termasuk didalamnya bermacam program komputer
mulai dari pemrosesan data hingga video game, dan biasanya setiap aplikasi memiliki
server yang berbeda. Server pusat dari cloud computing akan mengatur sistem
mulai dari memonitoring lalu lintas client dan permintaannya, dan menjamin semuanya
berjalan dengan baik dan benar (Elsenpeter, 2010). Semuanya itu berjalan dengan
sejumlah protokol dan menggunakan software khusus yang disebut middleware.
Middleware inilah yang memungkinkan komputer pada jaringan dapat
berkomunikasi satu dengan lainnya. Aplikasi yang terdapat pada cloud computing
pada dasarnya tanpa batas. Dengan middleware yang tepat, sistem cloud computing
dapat mengeksekusi semua program layaknya komputer biasa. Jadi, apapun yang
biasa dilakukan pada sebuah PC atau laptop pasti dapat dikerjakan pada cloud
computing.
Cloud computing tidak lama lagi akan menjadi realita, dan ini akan memaksa
para IT professional untuk cepat mengadaptasi yang dimaksud dengan teknologi
ini. Akibat dari keadaan sosial ekonomi yang terus mengalami revolusi yang sangat
cepat sehingga melahirkan cloud computing, dimana teknologi ini dibutuhkan untuk
kecepatan dan realibilitas yang lebih dari teknologi yang sebelumnya sehingga
teknologi ini nantinya akan mencapai pada tingkat investasi dalam term cloud service
yang cepat dan mudah.
E-Commerce
Internet saat ini sudah umum digunakan oleh dunia usaha dalam rangka mencari
informasi dagang, promosi dagang, hubungan/kontrak dagang secara internasional
ke seluruh Negara/dunia. Usaha yang menggunakan e-commerce yang dapat diakses
menggunakan internet merupakan suatu usaha yang sangat unik, karena hanya dengan
menggunakan satu media, peruahaan dapat melakukan usaha/bisnis, baik dengan
sesama perusahaan (Business to Business - B2B) atau dapat proses bisnis langsung
antara pebisnis dengan konsumen atau penjual dengan pembeli (Business to
Consumer B2B). Mereka dapat melakukan proses bisnis, mulai dari promosi produk,
penawaran, dan permintaan produk, tanya jawab antara konsumen dan produsen
atau antara pembeli dengan penjual dapat dilakukan secara efektif dengan e-
commerce (Assaraf, 2008).
Vol.5 No.2 - Januari 2012 151
ISSN: 1978 - 8282
Berdasarkan pada gambar tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai berikut (Rhenald,
2007):
Business to Business (B2B)
B2B artinya proses bisnis antara penjual dengan penjual atau produsen dengan
produsen atau produsen dengan grosir, pedagang, agen, dan sejenisnya dilakukan
secara online. Mereka dapat melakukan proses bisnis, mulai dari promosi,
penawaran dan permintaan produk, tanya jawab antara mereka dapat dilakukan
dengan cara online melalui internet atau mobile phone yang memiliki fitur untuk itu.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kekuatan teknologi internet dan mobile semakin hebat.
Teknologi pencarian informasi bisnis maupun informasi lainnya misal melalui situs
Google.com. Google, yang notabenenya perusahaan pemasang iklan merupakan
fenomena internet yang telah menjadi bagian dari kehidupan marketer dalam mencari
informasi mulai dari produk atau jasa yang terbesar sampai yang terkecil, melihat
dunia luar (contohnya Google Earth), mendengar (Google Alert), dan
berkolaborasi dengan rekan sekantor (Google Docs, Gmail, Google Talk).
Tidak hanya merevolusi industri teknologi informasi, Google juga mengubah
banyak tatanan industri mulai dari media (Google news, YouTube atau Google
Video) sampai perpustakaan (Google Books, Google Schoolar). Google adalah
internet, dan internet adalah Google. Dengan misinya yang sangat horizontal, yaitu
“Mengelola Informasi Dunia dan Membuatnya Mudah diakses dan Berguna” Google
152 Vol.5 No.2 - Januari 2012
ISSN: 1978 - 8282
telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat tulen dunia, New Wave yang ingin
mencari, melacak, dan menggunakan sebuah informasi. Teknologi Web 1.0 adalah
sudah mulai ditinggalkan, karena hanya dapat mencari, browsing, dan read-only.
Kini dunia internet telah berubah. Teknologi internet masuk pada Web 2.0 telah
membuat internet bersifat lebih interaktif dan dinamis. Interaksi dengan komunitas
menjadi lebih memungkinkan karena pada dasarnya kekuatan sesungguhnya dari
aplikasi internet yang bersifat Web. 2.0 adalah read and write. Internet dengan
Web 2.0 membuat proses horizontal semakin cepat (Zimmerer, 1996).
Di dunia yang serba horizontal ini, berkat perkembangan teknologi internet,
semua orang sekarang mempunyai kesempatan yang sama untuk terhubung,
dihubungi, dan menghubungi. Kini eranya dimana kita dapat melihat sekaligus
menyentuh, dan berinteraksi. Tidak hanya itu, dunia yang serba horizontal bukan
hanya disebabkan oleh perkembangan teknologi semata. Pendorong nomor satu
adalah perubahan teknologi dari yang bersifat one-to-many ke many-to-many.
Perubahan teknologi ini mengundang datangnya berbagai tren lainnya. Berbagai tren
yang ada, antara lain (Hukude, 2006):
1. From one-to-many broadcasting to many-to-many networking. Didorong
oleh teknologi Web 2.0 menyebabkan membanjirnya aplikasi berbasis jejaring
dari banyak ke banyak ini yang menyebabkan internet telah berubah. Trennya
adalah read and write, mendorong orang lebih mengekspresikan dirinya,
berpartisipasi, melakukan networking, membentuk komunitas lewat situs
jejaring, dan banyak hal lainnya.
2. Form Ideology to Persona. Berkembangnya teknologi juga telah membuka
dunia politik dan birokrasi lebih transparan. Sejak adanya internet, kita lebih
dapat melihat gambaran politik secara nyata, sudah semakin susah untuk
merahasiakan sesuatu. Sebagai contoh saat ini semakin banyak politis yang
masuk di Facebook. Ketika profil Perdana Menteri China Wen Jiabao muncul
di Facebook pada 14 Mei 2008, ia mendapat kawan sekitar 14.000 orang
dalam waktu Cuma dua minggu, sedangkan profil Presiden Hu Jiantao waktu
itu Cuma punya 1.000 pengikut. Ini bukti bahwa Wen lebih horizontal, meskipun
keduanya adalah orang nomor satu dan dua China.
3. From G7 to G20. Kelompok G (AS, Inggris Raya, Kanada, Prancis, Jerman,
Italia, dan Jepang). Dalam sejarah perekonomian dunia era sebelum krisis,
G7 tersebut secara rutin memakai peran konstruktif dalam mengoordinasikan
kebijakan global mengenai perekonomian dunia. Artinya, secara vertikal
mendikte Negara-negara lain, termasuk Negara-negara berkembang. Saat
ini telah berubah, Kelompok G7 telah secara perlahan memudar. Mereka
tidak lagi merepresentasikan wajah perekonomian dunia sebagaimana yang
Vol.5 No.2 - Januari 2012 153
ISSN: 1978 - 8282
Dari berbagai tren tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan teknologi
internet dan mobile communication yang mengalami perubahan begitu cepat, setiap
pengusaha dituntut untuk mampu memanfaatkan berbagai peluang bisnis yang begitu
terbuka, transparan, cepat, sehingga pengusaha dituntut jangan sampai ketinggalan
zaman atau gagap teknologi. Dalam artikel ini, B2B tidak dibahas secara detail,
tetapi yang akan dibahas agak relatif lebih luas adalah B2C berikut (Masasya, 2009).
Bahwa tidak semua aplikasi berbasis web dapat dimasukkan ke dalam kategori
cloud computing. Ada lima kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem untuk
bisa dimasukkan dalam keluarga Cloud Computing, yaitu (Raffaell, 2010):
atau rahasia penting kemungkinan masih berfikir panjang sebelum mau memanfaatkan
cloud computing ini. Secara lengkap kelebihan cloud computing adalah sebagai
berikut (Hartig, 2008):
1. Tanpa Investasi Awal. Dengan cloud computing, pebisnis dapat
menggunakan sebuah layanan tanpa investasi yang signifikan di awal. Ini sangat
penting bagi bisnis, terutama bisnis pemula (startup). Mungkin di awal bisnis,
pebisnis hanya perlu layanan CRM untuk 2 pengguna. Kemudian meningkat
menjadi 10 pengguna. Tanpa model cloud computing, maka sejak awal
pebisnis sudah harus membeli hardware yang cukup untuk sekian tahun ke
depan. Dengan cloud computing, pebisnis cukup membayar sesuai yang
dibutuhkan.
2. Mengubah CAPEX menjadi OPEX. Tanpa cloud computing,
investasi hardware dan software harus dilakukan di awal, sehingga pebisnis
harus melakukan pengeluaran modal (Capital Expenditure, atau CAPEX).
Sedangkan dengan cloud computing, pebisnis dapat melakukan pengeluaran
operasional (Operational Expenditure, atau OPEX). Jadi, sama persis
dengan biaya utilitas lainnya seperti listrik atau telepon ketika membayar
bulanan sesuai pemakaian. Hal ini akan sangat membantu perusahaan secara
keuangan.
Implikasi dari komputasi awan ini boleh dikatakan sudah sangat luas dan
besar. Dengan konsep independensi dan skala horisontal yang bisa dicapai maka
lahirlah istilah-istilah baru layanan seperti Sofware as a Service (SaaS) dan Platform
as a Service. Para vendor ternama dan yang baru bermunculan di bidang solusi
teknologi informasi sudah mulai berlomba-lomba menyediakan hosting layanan
Vol.5 No.2 - Januari 2012 161
ISSN: 1978 - 8282
seperti ini. Produk yang disediakan juga sangat beragam baik dari sisi fungsionalitas
maupun skema layanan apakah gratis atau berbayar. Ada tipe layanan yang sangat
sederhana, bahkan bisa langsung disisipkan ke situs kita dengan kode XML tanpa
coding sama sekali seperti layanan Google Friend Connect. Ada juga yang
mengharuskan kita ke situs vendor terkait untuk menggunakan layanan mereka
(ISACA, 2009).
Berikut beberapa produk layanan yang berhubungan dengan bisnis dan
produktivitas, disediakan oleh vendor-vendor ternama maupun yang baru
bermunculan: (1) microsoft office live (http://smallbusiness.officelive.com); (2)
google docs (http://docs.google.com); dan (3) Vertica Analytical Database. Dan
berikut beberapa produk platform pengembangan aplikasi yang khusus ditujukan
kepada para programmer/developer, antara lain adalah: (1) Google App Engine;
(2) GData API for Google Product Platform; (3) Amazon Elastic Compute Cloud
(EC2); (2) Microsof Live Mesh; dan (3) Snaplogic untuk integrasi data. Sebagai
gambaran dapat dilihat pada gambar 6 berikut (Mark-Shane, 2009):
Berdasarkan gambar di atas, berikut dibahas tiga layanan cloud computing dalam
bisnis dan pemasaran.
a. Software as a Service (SaaS)
Sebagai konsumen individual, pebisnis sebenarnya sudah akrab dengan layanan
cloud computing melalui Yahoo Mail, Hotmail, Google Search, Bing, atau
MSN Messenger. Contoh lain yang cukup populer adalah Google Docs ataupun
Microsoft Office Web Applications yang merupakan aplikasi pengolah dokumen
berbasis internet. Di dunia bisnis, pebisnis mungkin familiar dengan SalesForce.com
atau Microsoft CRM yang merupakan layanan aplikasi CRM. Di sini, perusahaan
162 Vol.5 No.2 - Januari 2012
ISSN: 1978 - 8282
tidak perlu setup hardware dan software CRM di server sendiri. Cukup berlangganan
SalesForce.com maupun Microsoft CRM, pebisnis bisa menggunakan aplikasi CRM
kapan dan dari mana saja melalui internet. Pebisnis tidak perlu melakukan investasi
server maupun aplikasi. Pebisnis juga akan selalu mendapat aplikasi terbaru jika
terjadi upgrade (Robert Elsenpeter, 2010).
Intinya, pebisnis benar-benar hanya tinggal menggunakan aplikasi tersebut.
Pembayaran biasanya dilakukan bulanan, dan sesuai jumlah pemakai aplikasi tersebut.
Dengan kata lain, pay as you go, pay per use, per seat. Semua layanan ini, dimana
suatu aplikasi software tersedia dan bisa langsung dipakai oleh seorang pengguna,
termasuk ke dalam kategori Software as a Service (SaaS). Secara sederhana,
pebisnis langsung mengkonsumsi layanan aplikasi yang ditawarkan.
Pada perusahaan pembuat software, PaaS juga memberi alternatif lain. Alih-
alih memasang software di server konsumen, pebisnis bisa memasang software
tersebut di server milik penyedia layanan PaaS, kemudian menjualnya ke konsumen
dalam bentuk langganan. Dengan kata lain, perusahaan membuat sebuah SaaS.
Singkatnya, dengan PaaS, perusahaan membangun aplikasi sendiri di atas layanan
PaaS tersebut. Adapun contoh vendor penyedia layanan Paas adalah Microsoft
Azure dan Amazon Web Services.
Mulai dari kanan, pada SaaS, seluruh stack merupakan tanggung jawab
penyedia layanan cloud. Konsumen benar-benar hanya mengkonsumsi aplikasi yang
disediakan. Pada PaaS, penyedia layanan cloud bertanggung jawab mengelola
Networking hingga Runtime. Konsumen memiliki kendali dan bertanggung jawab
membuat aplikasi dan juga skema database-nya. Pada IaaS, penyedia layanan cloud
bertanggung jawab untuk Networking hingga Virtualization. Konsumen sudah mulai
bertanggung jawab untuk operating system ke atas. Sebagai perbandingan, di
gambar juga ditunjukkan arsitektur tradisional on-premise (bukan cloud), alias semua
ada di data center perusahaan. Di sini pebisnis bertanggung jawab untuk seluruh
stack, dari Networking hingga Application.
KESIMPULAN
Cloud computing sudah hadir saat ini, termasuk di Indonesia. Jadi, cloud
computing bukanlah sebuah hype, melainkan sudah menjadi kenyataan dalam dunia
teknologi informasi.
Bukan berarti pebisnis dan pemasar langsung harus berpindah saat ini juga:
pada kenyataannya cloud computing bukanlah untuk semua orang. Masih tetap
terdapat jenis-jenis layanan yang harus dilakukan secara on-premise, walaupun
terdapat juga layanan yang menjadi sangat efisien bila dilakukan dengan cloud
computing. Beberapa jenis layanan bahkan dapat dilakukan secara bersamaan
(hybrid) dengan menggabungkan kedua jenis implementasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA