Nizhamiyah: Paradigma Thomas Kuhn: Revolusi Ilmu Pengetahuan Dan Pendidikan
Nizhamiyah: Paradigma Thomas Kuhn: Revolusi Ilmu Pengetahuan Dan Pendidikan
Abstract: Authority will be implied by scientific progress marked by the victory of each new
paradigm, which is "right" because it is the result of the professional authority of the scientific
community. Thomas Kuhn tried to spread fresh thoughts about the revolution in science and
education. This paper tries to discuss an important and interesting issue, namely reviewing
Thomas Kuhn's thoughts on the scientific and educational revolution. Thomas Kuhn's thought in
this regard is used as an analytical knife to see the revolution in science and education in
general. This paper relies on bibliographic sources in the form of books and articles that have
relevance to the subject matter. The results of this research show that the paradigm is placed by
Kuhn as a point of view, basic principles, methods, and values in solving a problem which is
firmly held by a certain scientific community. Scientific activities are guided by paradigms in
the age of normal science, where scientists have the opportunity to develop them in detail and
depth. For Thomas Kuhn, the history of science is a starting point in studying fundamental
problems in scientific epistemology because science is basically always marked by the strength
of the paradigm and the scientific revolution after it. Thomas Kuhn presents various approaches
in Islamic studies and education that can be used such as normative, historical, sociological,
anthropological and other approaches in order to ground Islam into a religion that is rahmatan lil
alamin.
Abstrak: Kekuasaan (authority) akan tersirat dengan kemajuan ilmiah yang ditandai dengan
kemenangan setiap paradigma baru tersebut adalah “benar” (right) karena merupakan hasil
kewenangan profesional komunitas ilmiah. Thomas Kuhn mencoba membentangkan pikiran
segar mengenai revolusi ilmu pengetahuan dan pendidikan. Tulisan ini mencoba mendiskusikan
permasalahan penting dan menarik, yaitu meninjau Pemikiran Thomas Kuhn tentang revolusi
ilmu pengetahuan dan pendidikan. Pemikiran Thomas Kuhn dalam hal ini dijadikan sebagai
pisau analisis untuk melihat revolusi ilmu pengetahuan dan pendidikan secara general. Tulisan
ini mengandalkan sumber bibliografis berupa buku dan artikel yang mempunyai relevansi
dengan pokok permasalahan. Adapun hasil penelitian ini bahwa paradigma ditempatkan oleh
Kuhn sebagai suatu cara pandang, prinsip dasar, metode-metode, dan nilai-nilai dalam
memecahkan sesuatu masalah yang dipegang teguh oleh suatu komunitas ilmiah tertentu.
Kegiatan ilmiah dibimbing oleh paradigma dalam masa sains normal, dimana para ilmuan
berkesempatan mengembangkannya secara terperinci dan mendalam. Bagi Thomas Kuhn
sejarah ilmu pengetahuan merupakan starting point dalam mengkaji permasalahan fundamental
dalam epistemologi keilmuan karena sains pada dasarnya selalu ditandai dengan kuatnya
paradigma serta revolusi ilmiah setelahnya. Thomas Kuhn mempersembahkan berbagai
pendekatan dalam studi Islam dan pendidikan dapat digunakan seperti pendekatan normatif,
94
NIZHAMIYAH
Vol. X No. 2, Juli – Desember 2020 ISSN: 2086-4205
historis, sosiologis, antropologis dan pendekatan lainnya dalam rangka membumikan Islam
menjadi agama yang rahmatan lil alamin.
1
Ach. Maimun, “Filsafat Dinamis-Integralistik; Epistemologi Dalam Pemikiran Muhammad
Iqbal”, Kabilah: Journal Of Social Community 3 (2) (2018):142-156. Link.
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/kabilah/article/view/3402
2
Zubaedi, Filsafat Barat (Dari Logika Baru Rene Descartes Hingga Revolusi Sains ala Thomas
Kuhn, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2007), hlm.7
3
Rodliyah Khuza’i, Dialog Epistemologi: Mohammad Iqbal dan Charles S.Pierce, (Bandung:
PT Refika Medika, 2007), hlm.1
4
Mukhammad Ilyasin, “Epistemologi Pendidikan Islam Monokotomik: Menakar Manajemen
Pendidikan Paripurna Berbasis Rasionalistik Wahyuistik,” At-Turas 3, (1) (2016): 71–87. Link.
https://www.ejournal.unuja.ac.id/index.php/at-turas/article/view/183
5
Ibid, hlm.198
95
NIZHAMIYAH
Vol. X No. 2, Juli – Desember 2020 ISSN: 2086-4205
pendekatan lainnya dalam rangka membumikan Islam menjadi agama yang rahmatan lil
alamin. 6
Nurkhalis dengan penelitian yang berjudul “Konstruksi Teori Paradigma
Thomas S. Kuhn” dalam temuannyabahwa Konsep paradigm shifts membuka kesadaran
bersama bahwa para pengkaji sains tidak akan mungkin bekerja dalam suatu suasana
objektivitas yang mapan. Paradigma mendesain kerangka pandangan dunia (world view)
atau perspective (cara pandang) untuk lebih important, legitimate, and reasonable. Hal
ini membuat sebuah detection (target teleologis) tidak akan terevolusi atau tereleminir
karena kemampuan eksperimentalnya mengakomodir counterinstances (ketahanan
berkompetisi teori). Paradigma yang bertahan merupakan winnowing (keunggulan) baru
dari sebuah discovery, supertitian (temuan besar) atau novelty (terbaharukan).
Paradigma bertahan akan tumbuh menguasai normal science selama belum eksisnya
anomaly (ketimpangan). Paradigma baru memiliki kriteria neater (rapi), more suitable
(lebih cocok), simpler (sederhana), or more elegant (lebih elegan). Paradigma akan
terus bertransformatif dengan paradigma baru karena sistem bekerja paradigma
mengalihkan padigma menuju revolusi ilmiah di mana revolusi ilmiah dengan
perubahan fundamental akan meresap dalam metode dan pemahaman. 7
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dibentangkan di atas, maka
penelitian yang penulis lakukan ialah melengkapi dari penelitian-penelitian sebelumnya.
akan tetapi, penelitian ini memiliki fokus pembahasan yang berbeda, yakni sebuah
penelitian yang mengkaji tentang “Pemikiran Thomas tentang revolusi ilmu
pengetahuan dan pendidikan”.
Metodologi Penelitian
Tulisan ini mencoba mendiskusikan permasalahan penting dan menarik, yaitu
meninjau Pemikiran Thomas Kuhn tentang revolusi ilmu pengetahuan dan
pendidikan.Pemikiran Thomas Kuhn dalam hal ini dijadikan sebagai pisau analisis
untuk melihat revolusi ilmu pengetahuan dan pendidikan secara general. Kajian ini
diharapkan mampu merespon secara responsif pendapat sebagian kalangan yang
berpotensi merusak iklim bernegara. Tulisan ini mengandalkan sumber bibliografis
berupa buku dan artikel yang mempunyai relevansi dengan pokok permasalahan.
Pembacaan pemikiran para ahli dengan menggunakan pendekatan integratif dan
pemaknaan substansinya dengan menggunakan content analysis.8.
6
Inayatul Ulya dan Nuskhan Abid, “Pemikiran Thomas Kuhn dan Relevansinya terhadap
Keilmuan Islam”, FIKRAH: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan 3 (2) (2015): 249-276 Link.
https://www.neliti.com/publications/177906/pemikiran-thomas-kuhn-dan-relevansinya-terhadap-
keilmuan-islam
7
Nurkhalis, “Konstruksi Teori Paradigma Thomas S. Kuhn”, Jurnal Ilmiah Islam Futura (JIIF)
11 (2) (2012): 80-99 Link.https://www.jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/islamfutura/article/view/55/50
8
Content analysis adalah telaah sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atas
catatan-catatan atau dokumen sebagai sumber data, sehingga diperoleh suatu hasil atau pemahaman
terhadap berbagai isi pesan komunikasi yang disampaikan secara terbuka, obyektif dan sistematik. Lihat
Dalam Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hal. 133.
96
NIZHAMIYAH
Vol. X No. 2, Juli – Desember 2020 ISSN: 2086-4205
9
Akhyar Yusuf Lubis, Filsafat Ilmu: Klasik Hingga Kontemporer, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2015), hlm. 161.
10
Robith Abdillah Al Hadi, “Ilmu Komunikasi Dalam Paradigma Revolusi Sains Thomas Kuhn,
Indonesian”, Journal Of Islamic Communication, 1 (2): (2018):76-86 Link. http://jurnalpasca.iain-
jember.ac.id/ejournal/index.php/IJIC/article/view/147
97
NIZHAMIYAH
Vol. X No. 2, Juli – Desember 2020 ISSN: 2086-4205
pengetahuan dengan konsep dan teori besarnya tentang paradigma dan revolusi ilmu
pengetahuan. Buku ini terjual lebih dari satu juta salinan dalam 16 bahasa11. Menurut
pendapat Thomas Kuhn revolusi dalam ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah
penggantian paradigma lama oleh suatu paradigma baru yang dipandang dapat
menjelaskan lebih banyak gejala atau dapat memberikan jawaban yang lebih tepat atas
pertanyaan- pertanyaan baru yang dikemukakan.12
Kuhn meniti kariernya mula-mula sebagai seorang ahli fisika. Baru dalam
perkembangan selanjutnya, ia mendalami sejarah, kemudian sejarah ilmu, baru
kemudian filsafat ilmu 13. Di awal kaier akademisnya, Kuhn masih berada dalam zaman
dimana positivisme cukup dominan. Kuhn tidak sepakat dengan klaim positivis,
terutama dalam konsep kesatuan ilmu. Bagi Kuhn ilmu bukan satu namun plural. Bagi
Kuhn, paradigma, termasuk yang digunakan kalangan positivisme, adalah kerangka
konseptual yang mengakibatkan pengamatan menjadi tidak netral. Teori Kuhn tentang
paadigma disebut-sebut sebagai kontribusi terbesar Kuhn dalam filsafat ilmu. Tepatnya
sebagai alternatif teori untuk mengkarakterisasi sejaran dan praktik sains 14.
11
Ibid, hlm.162
12
Yuni Masrifatin and Muh Barid Nizarudin Wajdi, “Islamic Studies Di Indonesia (Pendekatan
Fenomenologi),” in 2nd Proceedings Annual Conference For Muslim Scholars (Surabaya, 2018), 531–38.
13
Zubaedi, Filsafat Barat (Dari Logika Baru Rene Descartes Hingga Revolusi Sains ala Thomas
Kuhn), (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 200
14
Waston, Strategi Menang Dalam Revolusi Industri 4.0 (Perspektif Filsafat Thomas Kuhn), The
th
10 University Research Colloqium, 2019, hlm. 348
15
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Yogyakarta: Rakaserasin, 2001, h.779
16
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima V.0.2.1 Beta (21)
17
Ibid, hlm. 78
98
NIZHAMIYAH
Vol. X No. 2, Juli – Desember 2020 ISSN: 2086-4205
bertentangan, karena adanya fakta-fakta ilmiah yang tidak sesuai dengan kenyataan18.
Dengan konsep yang ditawarkan Kuhn ini, tidak sejalan dengann konsep yang
ditawarkan oleh Popper. Maka dari itu disini akan dipapakan secara mendalam
mengenai konsep paradigma dan revolusi ilmu pengetahuan oleh Kuhn dan kritikan
tajam Thomas Kuhn terhadap Popper.
18
Ibid, hlm. 79
19
Fuad, Wibisono Koento S, and Hardono P Hadi, “Kebenaran Ilmiah Dalam Pemikiran Thomas
S. Kuhn Dan Karl R. Popper: Suatu Kajian Hermeneutika Dan Kontribusinya,” Jurnal Filsafat 25, no. 2
(2015): 253–76.
20
Ibid, hlm. 348
21
Inayatul Ulya and Nushan Abid, “Pemikiran Thomas Kuhn Dan Relevansinya Terhadap
Keilmuan Islam,” Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah Dan Studi Keagamaan3 (2) (2015): 249–76. Link.
https://www.neliti.com/publications/177906/pemikiran-thomas-kuhn-dan-relevansinya-terhadap-
keilmuan-islam
22
Afiq Fikri Almas, “Sumbangan Paradigma Thomas S . Kuhn Dalam Ilmu Dan Pendidikan
(Penerapan Metode Problem Based Learning Dan Discovery Learning),” At-Tarbawi 1 (1) (2018): 89–
106. Link. http://ejournal.iainsurakarta.ac.id/index.php/at-tarbawi/article/view/1147
99
NIZHAMIYAH
Vol. X No. 2, Juli – Desember 2020 ISSN: 2086-4205
bahwa kemajuan ilmiah itu pertama-tama bersifat revolusioner, bukan maju secara
kumulatif23.
Kuhn juga menambahkan bahwa ilmu bukan maju melalui akumulasi linier dari
pengetahuan baru, tetapi belangusng periodic revolutions, disebut pula
”paradigmshifts” dimana hakikat penyelidikan ilmiah dalam satu bidang tertentu dalam
abruptly transformed. Kuhn memperkenalkan konsep paradigm shift untuk menandai
situasi dalam sejarah ilmu dimana satu teori ditinggalkan untuk mendukung teori lain,
sebagai hasil dari krisis yang di dorong oleh kemunculan sejumlah teka-teki (puzzles)
yang tidak dapat dipecahkan dalam konteks kerangka teori lama (old framework).24
23
Zubaedi, Filsafat Barat (Dari Logika Baru Rene Descartes Hingga Revolusi Sains ala Thomas
Kuhn), (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm.200
24
Slamet Subekti, Filsafat Ilmu Karl Popper dan Thomas Kuhn Serta Implikasinya Dalam
Pengajaran Ilmu, HUMANIKA 2 (2), ISSN 1412-9418, hlm. 42
25
Ibid, hlm.42
26
Budi Winarno, “Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori, Dan Metodologi”,
Jurnal.Upnyk17 (2013): 1–20. Link.
http://www.jurnal.upnyk.ac.id/index.php/paradigma/article/download/2466/2102
27
Thomas S. Kuhn, The Structure of Scientific Revolution, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012, hlm. 10
28
Khuza’i, Rodliyah, Dialog Epistemologi: Mohammad Iqbal dan Charles S.Pierce, (Bandung:
PT Refika Medika, 2007), hlm.1
100
NIZHAMIYAH
Vol. X No. 2, Juli – Desember 2020 ISSN: 2086-4205
Paradigma itu sendiri merupakan konsep sentral Kuhn, yang memiliki maksud
sebagai kerangka referensi atau sumber acuan yang mendasari sejumlah teori maupun
praktik ilmiah dalam peiode tertentu29. Paradigma juga dapat disebut sebagai apa yang
akan kita dapatkan dari pengujian perilaku anggota-anggota masyarakat ilmiah yang
telah ditentukan sebelumnya dan dipakai sebagai keseluruhan kumpulan yang memiliki
keyakinan, nilai, teknik, dan lain-lain yang telah dilakukan oleh anggota-anggota
masyarakat yang telah diakui30. Kuhn mendefenisikan bahwa paradigma merupakan
istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sekumpulan ide, asumsi, dan metode
yang dibagikan oleh sekelompok ilmuwan; ketika itu rusak, akan mengarah ke
pergeseran paradigma ke model teoritis baru 31.
Revolusi Ilmiah terjadi karena adanya persepsi ilmuwan terhadap kekurangan
paradignia yang dianutnya dalam memecahkan masalah realitas alam. Semula ilmu
menggunakan paradigma tertentu yang diyakini dapat membantu memecahkan masalah
alamiah. Pada saat ini ilmuwan menjadikan paradigma tersebut sebagai pedoman dalam
melakukan aktivitas ilmiahnya.
29
Asrudin, 2014, hlm.149
30
Almas, “Sumbangan Paradigma Thomas S . Kuhn Dalam Ilmu Dan Pendidikan (Penerapan
Metode Problem Based Learning Dan Discovery Learning).”
31
Oka Saputra, “Revolusi Dalam Perkembangan Astronomi : Hilangnya Pluto Dalam
Keanggotaan Planet Pada Sistem Tata Surya,” Jurnal Filsafat Indonesia1 (1) (2018): 71–74. Link.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/view/13992
32
Yulia Tri Samiha, “Standar Menilai Teori Dalam Metode Ilmiah Pada Kajian Filsafat Ilmu,”
Medina-Te, Jurnal Studi Islam14 ( 2) (2016): 133–42. Link.
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/medinate/article/view/1177
33
Zubaedi, Filsafat Barat (Dari Logika Baru Rene Descartes Hingga Revolusi Sains ala Thomas
Kuhn), (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 203
101
NIZHAMIYAH
Vol. X No. 2, Juli – Desember 2020 ISSN: 2086-4205
Paradigma Normal
Anomali Crisis
I Science
New
Paradigma
Normal Revolution
II
Science
Gambar 2. Siklus Struktur Paradigma dan Revolusi Keilmuan Menurut Thomas Kuhn
102
NIZHAMIYAH
Vol. X No. 2, Juli – Desember 2020 ISSN: 2086-4205
35
Afiq Fikri Almas, “Sumbangan Paradigma Thomas S . Kuhn Dalam Ilmu Dan Pendidikan
(Penerapan Metode Problem Based Learning Dan Discovery Learning).”Attarbawi Jurnal 3 (1)
(2018):89-105 Link. http://ejournal.iainsurakarta.ac.id/index.php/at-tarbawi/article/view/1147#fulltext
36
Ulya and Abid, “Pemikiran Thomas Kuhn Dan Relevansinya Terhadap Keilmuan Islam.”
Neliti.com Link. https://www.neliti.com/publications/177906/pemikiran-thomas-kuhn-dan-relevansinya-
terhadap-keilmuan-islam
37
Zubaedi, Filsafat Barat (Dari Logika Baru Rene Descartes Hingga Revolusi Sains ala Thomas
Kuhn), Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm.208-209.
38
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, hlm.32
103
NIZHAMIYAH
Vol. X No. 2, Juli – Desember 2020 ISSN: 2086-4205
Kuhn bisa kita telaah dalam Jurnal Filsafat Indonesia yang membahas tentang Revolusi
dalam Perkembangan Astronomi: Hilangnya Pluto dalam Keanggotaan Planet Pada
Sistem Tata Surya. Oka Saputra yang meupakan peneliti dari jurnal tersebut
menjelaskan Astronomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang benda langit, seiring
denganberkembangnya teknologi maka terjadi pergeseran paradigma.Pergeseran
paradigma (paradigm shift) adalah istilah yang cocok untuk menggambarkan terjadinya
dimensi kreatif pikiran manusia dalam bingkai pengetahuan.Salah satu perubahan
paradigma adalah keanggotaan Pluto dalam planet pada tata surya.Tahun 2006 hal yang
sangat mengejutkan dimana IAU (International Astronomical Union) mengatakan
bahwa Pluto yang kita kenal sebagai planet terjauh yang mengeliligi alam semesta
bukanlah sebuah planet dan di hilangkan dalam keanggotaan planet dan Pluto di
golongkan kedalam planet kerdil. 39
Para astronom pada saat itu, sangat yakin bahwa Pluto memang planet ke
sembilan di tata surya kita.Kemudian seiring berjalannya waktu mulailah muncul
permasalahan disini Thomas Kuhn menyebutnya sebagai anomali. Permasalahan itu
mucul ketika teleskop yang lebih canggih berhasil dikembangkan. Dari hasil
pengamatan, kita mengetahui bahwa Pluto, hanyalah salah satu dari banyak sekali objek
langit yang berada di area yang bernama. Banyaknya objek langit seperti Pluto di luar
sana, membuat para astronom akhirnya membuat syarat untuk sebuah objek langit, bisa
disebut sebagai planet dan pluto tidak memenuhi salah satu kriteria untuk dikatakan
planet. Tetapi kemudian, untuk mengelompokkan planet-planet seperti Pluto ini, para
astronom menciptakan sebutan khusus yang bernama “dwarf planet” atau planet kerdil.
Anomali
Paradigma I Normal Science
(kesenjangan
(Pluto termasuk (teori yang sudah
terhadap
Planet) jelas)
fenomena)
Crisis
New Normal Revolution
Science (para astronom
(kiteria sebuah
meninggalkan
(teori baru) planet)
paradigma lama)
Paradigma II
(Pluto tdk termasuk
planet
39
Saputra, “Revolusi Dalam Perkembangan Astronomi : Hilangnya Pluto Dalam Keanggotaan
Planet Pada Sistem Tata Surya.”, Jurnal Filsafat Indonesia 1 (2) (2018): 71-74 Link.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/view/13992/8693
104
NIZHAMIYAH
Vol. X No. 2, Juli – Desember 2020 ISSN: 2086-4205
Gambar 3.Contoh siklus Struktur Paadigma dan Revolusi Keilmuan Menurut Thomas
Kuhn
Simpulan
Paradigma ditempatkan oleh Kuhn sebagai suatu cara pandang, prinsip dasar,
metode-metode, dan nilai-nilai dalam memecahkan sesuatu masalah yang dipegang
teguh oleh suatu komunitas ilmiah tertentu. Kegiatan ilmiah dibimbing oleh paradigma
dalam masa sains normal, dimana para ilmuan berkesempatan mengembangkannya
secara terperinci dan mendalam. Ilmuan pun tidak bersikap kritis pada paradigma yang
membimbing aktivitas ilmiahnya. Hingga sampai pada fase anomaly ketika ilmuwan
menjumpai berbagai fenomena yang tidak bisa diterangkan dengan teorinya dan
kemudian terjadilah krisis ilmu pengetahuan. Revolusi ilmiah inilah yang diperlukan
dalam upaya memecahkan permasalahan manusia dan menghasilkan paradigma baru
setelah terjadinya krisis. Thomas Kuhn dengan konsep revolusi ilmiahnya memiliki
karakteristik pemikiran dan model filsafat baru dalam hal sejarah lahirnya ilmu
pengetahuan dan filsafat sains serta peranan sejarah ilmu pengetahuan dalam
mengkonstruksi munculnya ilmu pengetahuan baru. Bagi Thomas Kuhn sejarah ilmu
pengetahuan merupakan starting point dalam mengkaji permasalahan fundamental
dalam epistemologi keilmuan karena sains pada dasarnya selalu ditandai dengan
kuatnya paradigma serta revolusi ilmiah setelahnya. Thomas Kuhn mempersembahkan
berbagai pendekatan dalam studi Islam dan pendidikan dapat digunakan seperti
pendekatan normatif, historis, sosiologis, antropologis dan pendekatan lainnya dalam
rangka membumikan Islam menjadi agama yang rahmatan lil alamin.
Bibliografi
Al Hadi, Robith Abdillah, Ilmu Komunikasi Dalam Paradigma Revolusi Sains Thomas
Kuhn, Indonesian Journal Of Islamic Communication, Vol.1 (2), 2018, 76-86
Almas, Afiq Fikri. “Sumbangan Paradigma Thomas S . Kuhn Dalam Ilmu Dan
Pendidikan (Penerapan Metode Problem Based Learning Dan Discovery
Learning).” At-Tarbawi 1, no. 1 (2018): 89–106.
Bagus, 2001, Lorens,Kamus Filsafat, Yogyakarta: Rakaserasin
Fuad, Wibisono Koento S, and Hardono P Hadi. “Kebenaran Ilmiah Dalam Pemikiran
Thomas S. Kuhn Dan Karl R. Popper: Suatu Kajian Hermeneutika Dan
Kontribusinya.” Jurnal Filsafat 25, no. 2 (2015): 253–76.
Ilyasin, Mukhammad. “Epistemologi Pendidikan Islam Monokotomik: Menakar
Manajemen Pendidikan Paripurna Berbasis Rasionalistik Wahyuistik.” At-Turas 3,
no. 1 (2016): 71–87.
Inayatul Ulya dan Nuskhan Abid, “Pemikiran Thomas Kuhn dan Relevansinya terhadap
Keilmuan Islam”, FIKRAH: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan 3 (2)
(2015): 249-276
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima V.0.2.1 Beta (21)
Khuza’i, Rodliyah, (2007), Dialog Epistemologi: Mohammad Iqbal dan Charles
S.Pierce, Bandung: PT Refika Medika, hlm.1
105
NIZHAMIYAH
Vol. X No. 2, Juli – Desember 2020 ISSN: 2086-4205
106