Research Article
Penurunan Resiko Jatuh Pasien Melalui Supervisi Kepala Ruang Perawatan
Dedes Sahpitra1, Sri Yulia2, Renny Triwijayanti3
1,2,3 Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Muhammadiyah Palembang
Article Info Abstract
Article History: Errors that may be made by nurses associated with the action of reducing
Diterima 6 Oktober 2019 the fall risk can be minimized, one way is by supervision. The fall risk in
patients if occured can cause various impacts such as injuries, disability, and
Key words: even death. The objective of this research is finding out the relationship
Fall Risk; Supervision; between supervision by head nurse with reduction of fall risk in in-patient
Patients Safety room. This research was a descriptive correlational study with cross
sectional approach. The number of samples was 49 nurses. This study used
chi-square test. Data were gathered by means of questionnaires, supervision
by head nurse, and reduction of fall risk. The result showed that there was
relationship between supervision by head nurse with reduction of the fall
risk with ρ value = 0,015 (ρ value α < 0,05). There was a relationship
between supervision by head nurse with reduction of risk of falling. It is
necessary to do a periodic evaluation in reducing the fall risk through
supervision and making a standard guideline for supervision about fall risk.
PENDAHULUAN Memastikan operasi yang aman (5)
Mengurangi risiko infeksi dan (6) Mencegah
Patient Safety rumah sakit merupakan suatu risiko pasien cidera akibat jatuh
sistem yang mencegah terjadinya Kejadian (International, 2012). Hasil penelitian
Tidak Diharapkan (KTD) akibat tindakan Boediono (2014) diketahui bahwa
yang dilakukan atau bahkan tidak dilakukan penerapan prosedur pasien dengan resiko
oleh tenaga medis maupun non medis jatuh di rumah sakit yang diikuti supervisi
(International, 2012; KARS, 2018). dan monitoring lebih menjamin
Keselamatan pasien rumah sakit adalah keterlaksanaan program (Budiono, Wahyu
suatu sistem dimana rumah sakit membuat Sarwiyata, & Alamsyah, 2014).
asuhan pasien lebih aman (Pemerintah
Republik Indonesia, 2009). Pelaksanaan supervisi tidak hanya
dilakukan di rumah sakit namun diseluruh
Keselamatan pasien terdiri dari 6 sasaran area pelayanan keperawatan baik di rumah
yaitu (1) Mengidentifikasi pasien dengan sakit maupun di komunitas (Estes, 2013).
benar, (2) Meningkatkan komunikasi yang Pelaksanaan supervisi kepala ruang di
efektif, (3) Meningkatkan Keamanan Obat- rumah sakit masih perlu ditingkatkan
obatan terutama obat-obatan high alert (4) (Oktaviani & Rofii, 2019). Pelaksanaan
Corresponding author:
Dedes Sahpitra
[email protected]
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 2, November 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.26594/jkmk.v2.i2.328
e-ISSN 2621-5047
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 2, November 2019/ page 45-50 46
supervisi yang baik mampu mendorong Berdasarkan tabel 1 hasil analisa univariat
perawat untuk mematuhi prosedur distribusi frekuensi responden berdasarkan
pelaksanaan tindakan keselamatan pasien pengurangan risiko jatuh dari 49 responden
(Parwa, Krisnawati, & Yanti, 2019). didapatkan 33 (67,3%) responden yang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui melaksanakan proses pengurangan risiko
bagaimana penurunan resiko jatuh pasien jatuh dengan baik, sedangkan yang
melalui supervisi kepala ruang. melaksanakan proses pengurangan risiko
jatuh kurang baik 16 responden (32,7%).
METODE Hal ini menunjukkan bahwa untuk
pengurangan risiko jatuh yang baik dan
Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif kurang baik memiliki proporsi yang
dengan desain deskriptif korelatif dan berbeda.
pendekatan cross sectional. Populasi pada
penelitian ini adalah perawat ruang rawat Tabel 1
inap berjumlah 49 perawat. Teknik Distribusi Frekuensi Responden Supervisi Kepala
Ruang
pengambilan data dengan total sampling Indikator f %
sebanyak 49 responden , yang diikut Supervisi Kepala Ruangan
sertakan karena memenuhi kriteria inklusi. 1. Baik 26 53,1
Alat pengumpulan data menggunakan 2. Kurang Baik 23 46,9
kuesioner sebanyak 30 item supervisi Pengurangan resiko jatuh
kepala ruangan. dan 46 item pernyataan 1. Baik 33 67,3
2. Kurang 16 32,7
pengurangan risiko jatuh, dengan bentuk
skala model likert yang mempunyai
Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan
jawaban 1 sampai 4, dimana jawaban
bahwa 22 (84,6%) dari 26 perawat
dengan nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 =
pelaksana yang mempersepsikan
tidak setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju.
pelaksanaan supervisi kepala ruangan baik
Setelah dilakukan uji validitas pada tanggal
, melakukan pengurangan risiko jatuh
21-23 Desember 2018. Hasilnya seluruh
dengan baik, sedangkan dari 23 perawat
pernyataan yang diuji 30 pernyataan
pelaksana yang mempersepsikan
supervisi dan 46 item pernyataan
pelaksanaan supervisi kepala ruangan
pengurangan risiko jatuh dinyatakan valid
kurang baik, hanya terdapat 11 (47,8%)
dengan r hasil > 0,361. Penelitian ini
yang baik dalam melaksanakan
menggunakan uji Chi Square dengan derajat
pengurangan risiko jatuh. Dari hasil uji
kepercayaan 95% (α 0,05).
statistik Chi square didapatkan nilai ρ value
= 0,015 (ρ value α < 0,05) maka dari itu Ho
HASIL
gagal diterima (Ho ditolak) sehingga dari
hasil penelitian ini dapat disimpulkan
Hasil penelitian seperti yang ditampilkan
bahwa ada hubungan antara supervisi
dalam tabel 1 menunjukkan bahwa
kepala ruangan dengan pengurangan risiko
distribusi frekuensi responden berdasarkan
jatuh. Berdasarkan hasil analisa, didapatkan
supervisi kepala ruangan dari 49 responden
nilai OR supervisi kepala ruangan adalah 6.
dengan persepsi pelaksanaan supervisi
Hal ini menunjukkan bahwa supervisi
kepala ruangan yang baik sebanyak 26
kepala ruangan yang baik mempunyai
responden (53,1 %), sedangkan persepsi
peluang 6 kali untuk membuat perawat
perawat pelaksana terhadap pelaksanaan
pelaksana baik dalam menerapkan
supervisi kepala ruangan yang kurang baik
pengurangan risiko jatuh.
sebanyak 23 responden (46,9 %). Dapat
disimpulkan bahwa persepsi perawat
pelaksana terhadap supervisi yang baik dan
supervisi yang kurang baik memiliki
proporsi nilai yang berbeda.
Dedes Sahpitra / Penurunan Resiko Jatuh Pasien Melalui Supervisi Kepala Ruang Perawatan
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 2, November 2019/ page 45-50 47
Tabel 2 lebih patuh untuk menerapkan sasaran
Hubungan Supervisi Kepala Ruangan dengan keselamatan pasien, salah satunya adalah
Pengurangan Risiko Jatuh Di Ruang Rawat Inap.
Super- Pengurangan P
kebijakan pengurangan risiko pasien jatuh.
visi Risiko Jatuh Total value
Baik Kurang Akan tetapi supervisi yang dilakukan di
Baik rumah sakit selama ini tidak rutin (tidak
Baik 22 4 26 terjadwal). Berdasarkan wawancara yang
84,6% 15,4% 100 %
0,015 telah dilakukan, perawat mengatakan
Kurang 11 12 23
Baik 47,8% 52,2% 100% bahwa supervisi yang dilakukan oleh
kepala ruang bersamaan dengan kegiatan
operan, dalam bentuk pengawasan dan
PEMBAHASAN memberikan pengarahan, bimbingan,
evaluasi. Hal tersebut terjadi karena
Supervisi Kepala Ruangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
antaranya adalah latar belakang
Supervisi merupakan bagian dari fungsi pendidikan, tingkat pemahaman,
pengarahan, dalam fungsi manajemen ketidakjelasan tugas supervisor, dan
sebagai salah satu cara yang efektif untuk motivasi, sehingga supervisor tidak
mencapai tujuan di suatu tatanan berfokus pada kualitas supervisi yang
pelayanan di rumah sakit termasuk tatanan dilakukan (Nursalam, 2014; Rakhmawati &
pelayanan keperawatan (Kuntoro, 2010; H. Windy, 2010).
Marquis, 2010)(Arwani & Supriyatno,
2005). Supervisi merupakan sebuah proses Pelaksanaan kegiatan supervisi di
atau kegiatan yang difokuskan pada beberapa rumah sakit dilakukan berjenjang
pemberian motivasi dalam rangka mulai dari top manajer sampai low manajer
meningkatkan kesadaran diri, yaitu pada unit perawatan di ruangan yang
perkembangan profesionalisme dan dilakukan oleh pimpinan ruang sebagai
perkembangan diri dalam melakukan manajer unit. Pimpinan ruang merupakan
pekerjaan. Sedangkan menurut Supervisi seorang tenaga keperawatan professional
juga dapat diartikan sebagai proses yang yang diberi tanggung jawab dan wewenang
memotivasi seseorang untuk dalam mengelola kegiatan pelayanan di
berkonstribusi secara aktif dan positif agar suatu ruang rawat inap. Sebagai manajer
tujuan organisasi tercapai (B. L. Marquis & unit pimpinan ruang dituntut untuk
Huston, 2012). mampu menjadi manajer yang efektif
dalam menjalankan fungsi-fungsi
Pimpinan ruang mengungkapkan bahwa manajerial, salah satunya adalah supervisi
belum ada Standar Operasional Prosedur keperawatan (Hidayati & Sitorus, 2009).
(SOP) tentang supervisi sedangkan Standar Pimpinan ruang bertanggung jawab dalam
Operasional Prosedur (SOP) merupakan supervisi keperawatan untuk
pernyataan tentang harapan bagaimana meningkatkan pelayanan kepada pasien,
petugas kesehatan melakukan suatu hal ini dikarenakan pimpinan ruang
kegiatan yang bersifat administrative merupakan ujung tombak tercapainya
(Machmud, 2008). Menurut perawat tujuan pelayanan keperawatan di rumah
pelaksana ruang rawat inap, faktor yang sakit.
mempengaruhi perawat dalam
menerapkan keselamatan pasien di rumah Hasil penelitian ini sejalan dengan lain yang
sakit tergantung pada sikap dan perilaku menjelaskan bahwa supervisi berpengaruh
masing-masing perawat serta dorongan secara signifikan terhadap pelaksanaan
dari orang lain seperti supervisi yang pemberian cairan intravena (Widiawati,
dilakukan dari kepala ruangan(karu), Apriana, & Merdekawati, 2017). Peneliti
dengan adanya supervisi tersebut perawat berpendapat bahwa supervisi kepala
Dedes Sahpitra / Penurunan Resiko Jatuh Pasien Melalui Supervisi Kepala Ruang Perawatan
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 2, November 2019/ page 45-50 48
ruangan merupakan hal yang penting menyatakan hasil bahwa sebanyak 75%
dipertimbangkan karena supervisi kepala perawat melaksanakan SPO pengurangan
ruangan akan sangat berpengaruh dengan risiko jatuh dan sisanya 25% perawat tidak
kinerja seorang perawat sehingga tercipta melaksanakan SPO pengurangan risiko
pemberian asuhan keperawatan yang jatuh. masih ada perawat yang tidak
optimal. Oleh karena itu pimpinan ruang melaksanakan pengurangan risiko jatuh,
perlu memiliki kemampuan, tekhnik dan hal ini dikarenakan kurang sadarnya
keterampilan dalam melakukan supervisi perawat dalam melaksanakan tindakan
untuk meningkatkan kualitas supervisi pengurangan risiko jatuh .
sehingga tujuan supervisi akan tercapai.
Berdasarkan standar JCI (Joint Commission
Pengurangan Risiko Jatuh International) yang menyatakan bahwa
untuk kejadian pasien jatuh diharapkan
Keselamatan pasien menjadi bagian tidak terjadi di rumah sakit, hal ini
penting dalam pelayanan keperawatan membuktikan bahwa kejadian pasien jatuh
karena keselamatan pasien merupakan masih tinggi dan masih jauh dari standar.
suatu variabel untuk mengukur dan Hal Ini bisa disebabkan karena pedoman
mengevaluasi kualitas pelayanan mengenai standar pelaksanaan
keperawatan yang berdampak pada pengurangan risiko jatuh sudah ada, tetapi
pelayanan kesehatan. Upaya peningkatan masih banyak perawat yang belum sadar
keselamatan pasien telah diatur di dalam untuk menerapkannya, kemudian perlu
Peraturan Menteri Kesehatan nomor adanya pelatihan atau training untuk
308/Menkes/Per/VIII/2017 tentang perawat pelaksana dalam pengurangan
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit risiko jatuh, serta tugas ketua tim yang
menjelaskan bahwa setiap rumah sakit bertugas untuk menggerakkan perawat
yang ada di Indonesia wajib untuk dalam pelaksanaan pengurangan risiko
menerapkan keselamatan pasien jatuh yang kemudian di evaluasi oleh
(Kemenkes, 2017). kepala ruangan dan terdokumentasi.
Pencegahan risiko jatuh merupakan Hal ini dipertegas oleh bahwa pencegahan
sasaran keenam dan penting untuk risiko jatuh merupakan sasaran keenam
dilakukan karena pasien jatuh merupakan dan penting untuk dilakukan karena pasien
adverse event kedua terbanyak dalam jatuh merupakan adverse event kedua
institusi perawatan kesehatan setelah terbanyak dalam institusi perawatan
kesalahan pengobatan. Pasien jatuh kesehatan setelah kesalahan pengobatan
menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan Berdasarkan konsep dan hasil penelitian
pada seluruh pasien rawat inap di rumah peneliti berpendapat bahwa pengurangan
sakit. Insiden pasien jatuh di rumah sakit risiko jatuh ini sangat penting diterapkan
Amerika Serikat dilaporkan sebanyak oleh seorang perawat karena hal ini sangat
700.000 sampai 1.000.000 orang membantu dalam pemulihan kesehatan
mengalami kejadian jatuh setiap tahun. klien yang di rawat dan agar klien mampu
Laporan dari rumah sakit dan unit melanjutkan serta mempertahankan status
kesehatan mental di Inggris pada tahun kesehatannya (KARS, 2012).
2011 sebanyak 282.000 pasien jatuh setiap
tahun, dimana 840 pasien mengalami patah Hubungan Supervisi Kepala Ruangan
tulang pinggul, 550 pasien mengalami dengan Pengurangan Risiko Jatuh
fraktur, dan 30 pasien mengalami cidera
intrakranial. Berdasarkan analisis hubungan antara
supervisi kepala ruangan dengan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian lain pengurangan risiko jatuh hasil uji statistik
terkait pengurangan risiko jatuh yang Chi square didapatkan nilai ρ value = 0,015
Dedes Sahpitra / Penurunan Resiko Jatuh Pasien Melalui Supervisi Kepala Ruang Perawatan
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 2, November 2019/ page 45-50 49
yang jika dibandingkan nilai p value α < Berdasarkan hasil penelitian serta teori
0,05 sehingga dari hasil penelitian ini dapat yang ada maka peneliti menyimpulkan
disimpulkan bahwa ada hubungan antara bahwa supervisi kepala ruangan dengan
supervisi kepala ruangan dengan pengurangan risiko jatuh yang diteliti oleh
pengurangan risiko jatuh. Supervisi adalah peneliti didapatkan ada hubungan
kegiatan yang menjadi tanggung jawab supervisi kepala ruangan dengan
manajer untuk memberikan dukungan, pengurangan risiko jatuh. Ada hubungan
mengembangkan pengetahuan dan antara supervisi kepala ruangan dengan
keterampilan serta nilai-nilai kelompok, pengurangan risiko jatuh, karena nilai yang
individu atau tim. Hal ini bertujuan di dapat untuk variabel supervisi kepala
meningkatkan kualitas pekerjaan untuk ruangan dan pengurangan risiko jatuh ini
mencapai tujuan yang telah disepakati dan pada proporsi yang hampir sama. Sehingga
hasil yang diharapkan. Supervisi sebagai secara statistik jika kedua variabel
suatu kegiatan yang digunakan untuk didapatkan nilai dalam proporsi yang
memfasilitasi refleksi yang lebih mendalam hampir sama maka hasil yang di dapatkan
dari praktek yang sudah dilakukan, refleksi yaitu ada hubungan yang signifikan antara
ini memungkinkan staf mencapai, kedua variabel.
mempertahankan dan kreatif dalam
meningkatkan kualitas pemberian asuhan SIMPULAN
keperawatan.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
Hasil penelitian Boediono (2014) diketahui terdapat penurunan resiko jatuh pasien
bahwa penerapan prosedur pasien dengan melalui supervisi kepala ruang.
risiko jatuh di rumah sakit yang diikuti
supervisi dan monitoring lebih menjamin UCAPAN TERIMAKASIH
keterlaksanaan program. Supervisees
(penerima supervisi) yang mendapatkan Penulis mengucapkan terimakasih kepada
dukungan dari supervisor (pelaksana semua responden yang telah mendukung
supervisi) menunjukkan bahwa dalam penelitian ini.
produktivitas kerjanya lebih tinggi dari
pada yang tidak mendapat dukungan dari REFERENSI
supervisor, dan pengurangan risiko jatuh
secara optimal bertujuan untuk Budiono, S., Wahyu Sarwiyata, T., & Alamsyah, A.
meningkatakan kualitas perawatan, (2014). Pelaksanaan Program Manajemen
Pasien dengan Risiko Jatuh di Rumah Sakit.
keselamatan pasien, serta meningkatkan Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(1), 78–83.
kepuasan perawat dalam bekerja (Budiono https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2014.028.01
et al., 2014). Hasil penelitian terdapat .28
hubungan supervisi dengan pengurangan
risiko jatuh. menyatakan bahwa supervisi Estes, B. C. (2013). Abusive Supervision and Nursing
Performance. Nursing Forum, 48(1), 3–16.
yang dilakukan secara berkesinambungan https://doi.org/10.1111/nuf.12004
dapat meningkatkan profesionalisme dan
pengembangan pribadi serta komitmen Gardner, M. J., McKinstry, C., & Perrin, B. (2018).
untuk belajar secara terus Effectiveness of Allied Health Clinical
menerus(Gardner, McKinstry, & Perrin, Supervision A Cross-Sectional Survey of
Supervisees. Retrieved from
2018). Penelitian lain didapatkan hasil https://www.ingentaconnect.com/contentone
supervisi merupakan kegiatan evaluasi /asahp/jah/2018/00000047/00000002/art0
yang memberikan konstribusi bagi 0009
peningkatan kualitas pelayanan yang
diberikan kepada pasien (Snowdon et al., Hidayati, S., & Sitorus, R. (2009). Efektivitas
Konseling Analisis Transaksional Tentang Diet
2019). Cairan Terhadap Penurunan Interdialytic
Weight Gain ( Idwg ). Prosiding Seminar
Dedes Sahpitra / Penurunan Resiko Jatuh Pasien Melalui Supervisi Kepala Ruang Perawatan
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 2, November 2019/ page 45-50 50
Nasional Dan Internasional Unimus. http://repository.unpad.ac.id/id/eprint/4898
International, J. C. (2012). Joint Commission Snowdon, D. A., Leggat, S. G., Harding, K. E., Boyd, J.,
International Accreditation Standards for Home Scroggie, G., & Taylor, N. F. (2019). The
Care (1st editio). Oakbrook Terrace Illinois association between effectiveness of clinical
USA: Joint Commission Resources. supervision of allied health professionals and
improvement in patient function in an
KARS. (2012). Panduan Pelaksanaan Manajer inpatient rehabilitation setting. Disability and
Pelayanan Pasien Rumah Sakit (Hospital Case Rehabilitation, 1–10.
Manager) - Komisi Akreditasi Rumah Sakit . https://doi.org/10.1080/09638288.2018.151
Jakarta: KARS. 8493
KARS. (2018). Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Widiawati, S., Apriana, O., & Merdekawati, D. (2017).
Retrieved from http://web.kars.or.id/kars/ Hubungan Supervisi dan Motivasi Dengan
Pemberian Cairan Infus Sesuai SPO oleh
Kemenkes, R. I. Peraturan Menteri Kesehatan No 308 Perawat Pelaksana. Jurnal Endurance, 2(3),
tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien. , 280. https://doi.org/10.22216/jen.v2i3.1708
(2017).
Kuntoro, A. (2010). Buku ajar manajemen
keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Machmud, R. (2008). Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Andalas, 2(2), 186–190.
https://doi.org/10.24893/JKMA.V2I2.31
Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2012). Leadership and
management tools for the new nurse : a case
study approach. Philadelphia: Wolters Kluwer
Health/Lippincott Williams & Wilkins.
Marquis, H. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan Teori dan Aplikasi.
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi
dalam Praktik Keperawatan Profesional (4
Edisi, Ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Oktaviani, M. H., & Rofii, M. (2019). Gambaran
Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Terhadap
Perawat Pelaksana Dalam Keselamatan Pasien.
Jurnal Kepemimpinan Dan Manajemen
Keperawatan, 2(1), 23–27.
https://doi.org/10.32584/JKMK.V2I1.165
Parwa, D., Krisnawati, M. S., & Yanti, E. D. (2019).
Hubungan Supervisi dan Motivasi Dengan
Kepatuhan Perawat Mencuci Tangan Di RSUD.
Jurnal Kepemimpinan Dan Manajemen
Keperawatan, 2(1), 28–32.
https://doi.org/10.32584/JKMK.V2I1.281
Pemerintah Republik Indonesia. Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit. , (2009).
Rakhmawati, & Windy. (2010). Pengawasan Dan
Pengendalian Dalam Pelayanan Keperawatan
(Supervisi, Manajemen Mutu & Resiko). UNPAD
Repository. Retrieved from
Dedes Sahpitra / Penurunan Resiko Jatuh Pasien Melalui Supervisi Kepala Ruang Perawatan