0% found this document useful (0 votes)
83 views8 pages

Pengetahuan, Sikap Dan Etika Batuk Pada Penderita Tuberkulosis Paru

This document summarizes a study on the knowledge, attitudes, and cough etiquette of pulmonary tuberculosis patients in Garut, Indonesia. The study found that of 30 respondents, 50% had good knowledge of cough etiquette, 63.3% had negative attitudes, and 56.7% did not practice proper cough etiquette. The conclusion is that education for pulmonary tuberculosis patients and their families needs to be improved to focus more on attitudes and behaviors to prevent the transmission of tuberculosis from its source.

Uploaded by

Cesilia Sheylla
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
83 views8 pages

Pengetahuan, Sikap Dan Etika Batuk Pada Penderita Tuberkulosis Paru

This document summarizes a study on the knowledge, attitudes, and cough etiquette of pulmonary tuberculosis patients in Garut, Indonesia. The study found that of 30 respondents, 50% had good knowledge of cough etiquette, 63.3% had negative attitudes, and 56.7% did not practice proper cough etiquette. The conclusion is that education for pulmonary tuberculosis patients and their families needs to be improved to focus more on attitudes and behaviors to prevent the transmission of tuberculosis from its source.

Uploaded by

Cesilia Sheylla
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 8

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Portal Jurnal Malahayati (Universitas Malahayati)

Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.2, Juni 2020: 232-239

Pengetahuan, sikap dan etika batuk pada penderita tuberkulosis paru


Mohamad Ramdan, Mamat Lukman, Hesti Platini*

Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung Jawa Barat. *Email: [email protected]

Abstract

Knowledge, attitude and cough etiquette among patient with pulmonary tuberculosis

Background: Tuberculosis is the main cause of death. The high number of tuberculosis is due to the
transmission through droplets. Cough etiquette is one of prevention behaviors of tuberculosis transmission.
Purpose: To describe the knowledge, attitude and cough etiquette among patient with pulmonary tuberculosis
Method: A quantitative descriptive design with the respondent population was patient with pulmonary
tuberculosis hospitalized in the Zamrud room of RSUD. Dr. Slamet Garut and the sample was selected using total
sampling for one month, got of 30 respondents. The data were collected through questionnaires an observation
sheets. The data were analyzed by using unnivariate analysis.
Results : Showing that of 30 respondents, those who have good a knowledge were 50%, negative attitude were
63.3% and has no a cough etiquette were 56.7%.
Conclusion: To be consideration to improve education delivery that is more focused on attitudes and conduct in
preventing tuberculosis transmission to pulmonary tuberculosis patients and families so that they understand and
apply, and can prevent tuberculosis transmission from its source.

Keywords: knowledge; attitude; cough etiquette; patient; pulmonary tuberculosis

Pendahuluan : Tuberkulosis penyebab kematian utama, tingginya angka kejadian tuberkulosis karena penularan
melalui droplet. Etika batuk salah satu komponen perilaku pencegahan penularan tuberkulosis.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan, sikap dan tindakan etika batuk pada
penderita tuberkulosis.
Metode: Deskriptif kuantitatif dengan populasinya semua pasien tuberkulosis paru dan pemilihan sampel
menggunakan teknik total sampling untuk 1 bulan sebanyak 30 responden. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi.
Hasil : Menunjukan dari 30 responden, yang memiliki pengetahuan etika batuk yang baik sebesar 50%, sikap
yang negatif sebesar 63.3% dan tidak beretika/tidak beradap dalam batuk sebesar 56.7%.
Simpulan : Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan penyampaian edukasi yang lebih
berfokus pada sikap dan tindakan dalam pencegahan penularan tuberkulosis kepada penderita tuberkulosis paru
dan keluarga sehingga memahami dan menerapkannya, serta dapat mencegah penularan tuberkulosis dari
sumbernya.

Kata kunci: Pengetahuan; Sikap; Etika batuk; Penderita; Tuberkulosis paru

PENDAHULUAN seperti Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah


Tuberkulosis merupakan penyebab kematian mewakili 44% jumlah seluruh kejadian yang ada di
utama, diperkirakan satu miliar orang telah Indonesia. Jawa Barat menempati urutan pertama.
meninggal akibat tuberkulosis di 200 tahun Case Notification Rate (CNR) pada tahun 2014
terakhir. Meskipun upaya global untuk sebesar 129 per 100.000 penduduk sedangkan
mengendalikan tuberkulosis, penyakit ini masih tahun 2016 sebesar 136 per 100.000 penduduk
menjadi ancaman utama besar bagi kesehatan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
global (Ko, Shin, Lee, Lee, Lee, Park, & Park, 2016).
2017). Terdapat peningkatan kejadian tuberkulosis Angka CNR Jawa Barat periode tahun 2010-
pada tahun 2015-2016 dengan jumlah 233.729 2015 cenderung naik, dari 76,22 per 100.000
pada tahun 2015 dan 351.893 ditahun 2016, pada penduduk pada tahun 2010 menjadi 138,87 per
provinsi yang mempunyai penduduk yang banyak 100.000 pada tahun 2015 tetapi pada tahun 2016

232
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.2, Juni 2020: 232-239

Pengetahuan, sikap dan etika batuk pada penderita tuberkulosis paru

terjadi penurunan siginifikan pada posisi 120,25 saluran pernapasan. Kebersihan pernapasan
per 100.000. Angka CNR di Garut ada peningkatan efektif di rumah sakit dan sangat penting untuk
tuberkulosis paru dalam 100.000 penduduk membatasi penyebaran patogen pernapasan
sebesar 105,51 (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa berbahaya. Ancaman penularan tidak hanya untuk
Barat, 2016). Pada tahun 2015 angka CNR di pasien tetapi juga bagi pengunjung, petugas
Garut dalam 100.000 penduduk sebesar 100,36 pelayanan kesehatan dan populasi rawat inap
(Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2015). Berdasarkan (Altigani, 2016).
data Dinas Kesehatan Kabupaten Garut jumlah Pencegahan penularan tuberkulosis
penderita tuberkulosis di Kabupaten Garut sebesar diantaranya melalui aspek lingkungan dan aspek
120,77 per 100.000 penduduk, dimana kejadian perilaku. Penelitian dari aspek perilaku menurut
tertinggi di RSUD Dr. Slamet Garut dengan hasil penelitian sebelumnya menunjukan mulut
jumlah kasus sebesar 1141 kasus (Dinas tidak ditutup saat batuk atau bersin sebanyak
Kesehatan Kabupaten Garut, 2017). 84,2% dan dahak tidak dibuang di tempat terbuka
Penyakit tuberkulosis dapat mudah menular sebanyak 73,7% (Marissa, & Nur, 2014).
kepada orang lain sehingga merupakan salah satu Fenomena tersebut menunjukan penderita
penyebab tingginya angka tuberkulosis. Penderita tuberculosis seringkali hidung dan mulut tidak
tuberkulosis yang dapat menularkan penyakitnya ditutup saat batuk atau bersin dapat
adalah yang terdiagnosis Basil Tahan Asam (BTA) mengakibatkan penularan. Penularan tuberkulosis
positf, akan tetapi penderita tuberkulosis BTA paru dipengaruhi tiga aspek seperti pengetahuan,
negatif juga dapat menulari orang lain, hanya saja sikap dan tindakan dalam penularan tuberkulosis
kemungkinan resiko penularan BTA positif itu lebih paru (Asiah, Suryanto & Munir, 2014).Sehingga
tinggi dibandingkan dengan BTA negatif harus ada etika untuk mencegah penularan akibat
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, droplet.
2014). Penyebab tingginya angka kejadian Etika batuk merupakan salah satu komponen
tuberkulosis karena tuberkulosis menular melalui perilaku pencegahan penularan tuberkulosis. Etika
droplet yang mengandung mycobacterium batuk merupakan cara pencegahan penularan
tuberkulosis. dengan tindakan memalingkan kepala dan
Mycobacterium tuberkulosis ditularkan oleh menutup mulut atau hidung dengan tisu apabila
partikel kecil yang tersebar di udara (airborne) sedang bersin atau batuk akan tetapi apabila tidak
dibawa oleh udara seperti batuk, dahak atau terdapat tisu maka mulut dan hidung bisa ditutup
percikan ludah dari individu yang satu ke individu oleh tangan atau pangkal (Kementerian Kesehatan
lainnya (Susanti, 2013). Salah satu upaya untuk Republik Indonesia, 2012). Penelitian mengenai
mencegah penularan tuberkulosis yaitu dengan respiratory hygiene pada masyarakat umum yang
menerapkan pencegahan penularan tuberkulosis. terobservasi mengenai etika batuk, menunjukan
Pencegahan penularan tuberkulosis hanya 4,7% yang menerapkan etika batuk yang
merupakan suatu upaya yang harus dilakukan. benar, 64,4% menutup hidung dan mulut memakai
Apabila hal ini tidak dilakukan akan berdampak tangan serta 27,3% mulut dan hidung tidak ditutup
luas diantaranya meningkatkan laju infeksi baru, saat batuk dan bersin. Penderita tuberkuloasis
meningkatnya angka kematian akibat tuberkulosis, harus mempunyai etika batuk yang baik dan benar
meningkatnya dampak ekonomi akibat karena sumber penularan tuberkulosis adalah
tuberkulosis, serta terhambatnya program droplet yang dikeluarkan melalui bersin dan batuk
landasan ke arah eleminasi tuberkulosis (World (Barry, Manning, Lee, Eggleton, Hampton, Kaur, &
Health Organization, 2014). Mengingat angka Wilson, 2011).
resiko penularan tuberkulosis atau ARTI (Annual Tingginya kasus tuberkulosis di Indonesia
Risk Of TB Infection) di Indonesia cukup tinggi merupakan indikator perlunya pencegahan
sekitar 1-3% berarti pada setiap tahun terdapat penularan tuberkulosis, sebagai upaya penurunan
sekitar 10 hingga 30 orang individu yang beresiko kejadian penularan. Penularan tuberkulosis paru
terinfeksi tuberkulosis per 1000 penduduk dapat dipengaruhi oleh lingkungan fisik rumah
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, yang berhubungan dengan aspek pengetahuan,
2011). Kejadian tuberkulosis erat kaitannya sikap dan etika.
dengan riwayat kontak (Fitriani, 2013). Kebersihan Berdasarkan data rekam medis RSUD Dr.
pernapasan sebagai metode pencegahan infeksi Slamet Garut kategori rawat inap tahun 2016-2017

Mohamad Ramdan, Mamat Lukman, Hesti Platini*


Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung Jawa Barat. *Email: [email protected]

233
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.2, Juni 2020: 232-239

Pengetahuan, sikap dan etika batuk pada penderita tuberkulosis paru

terjadi peningkatan dimana pada tahun 2016 METODE PENELITIAN


jumlah kasus tuberkulosis paru sebasar 796 kasus. Penelitian deskriptif kuantitatif untuk
Pada tahun 2017 jumlah kasus tuberkulosis paru mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan etika
sebesar 1141 kasus. Dimana angka kejadian batuk pada penderita tuberkulosis di ruang Zamrud
tertinggi berada di ruang Zamrud yang merupakan RSUD dr. Slamet Garut. Pemilihan sampel
ruang khusus penyakit tuberkulosis dengan jumlah menggunakan teknik total sampling selama 1
penderita sebanyak 30 rata-rata penderita dari 3 bulan, didapatkan sebanyak 30 pasien. Instrumen
bulan terakhir. Hasil studi pendahuluan ini pengambilan data dilakukan dengan kuesioner dan
didukung dengan hasil wawancara terhadap lembar observasi, untuk instrumen pengetahuan
perawat dan petugas kesehatan telah memberikan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan
informasi mengenai tuberkulosis dalam hal metode korelasi bivariate pearson dengan hasil 0,
pengobatan dan pencegahan penularan kepada 619 hingga 0,940 dan instrumen sikap dengan
penderita dan keluarga pasien tuberkulosis paru, hasil validitas 0, 668 hingga 0,839 dan lembar
petugas kesehatan memberikan informasi yang observasi dinyatakan valid dengan face validity.
berfokus pada pengetahuan tentang cara Penelitian telah mendapatkan persetujuan layak
penularan dan belum memberikan informasi lebih etik dari Komisi Etik Penelitian FK Universitas
dalam pada aspek sikap dan tindakan. Padjadjaran dengan nomor surat
Berdasarkan observasi terhadap 5 penderita 657/UN6.KEP/EC/2018. Pengumpulan data
tuberkulosis, penderita tidak menggunakan dilakukan selama 4 hari. Kriteria skor untuk
masker, tidak memalingkan muka pada saat bersin pengetahuan dikategorikan baik (12-15) dan buruk
atau batuk. Berdasarkan hal tersebut maka (≤11), kriteria untuk sikap yaitu sikap positif (≥
dilakukan penelitian mengenai pengetahuan, sikap mean 48) dan sikap negatif (mean < 48),
dan tindakan etika batuk pada penderita sedangkan kategori etika batuk dikategorikan ber-
tuberkulosis paru yang akan dilaksanakan di etika (5-6) dan tidak ber-etika (<4)
Ruang Zamrud RSUD Dr. Slamet Garut.

Mohamad Ramdan, Mamat Lukman, Hesti Platini*


Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung Jawa Barat. *Email: [email protected]

234
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.2, Juni 2020: 232-239

Pengetahuan, sikap dan etika batuk pada penderita tuberkulosis paru

HASIL

Tabel 1. Karakteristik Responden N = 30

Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)

Jenis Kelamin
Laki-laki 15 50
Perempuan 15 50

Suku Bangsa
Sunda 30 100

Pendidikan Terakhir
Tidak Tamat SD 1 3.3
Tamat SD 10 33.3
SMP/Sederajat 7 23.3
SMA/Sederajat 11 36.7
Perguruan Tinggi 1 3.3

Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa 3 10.0
Pegawai Swasta 2 6.7
Wiraswasta 12 40.0
Ibu Rumah Tangga 12 40.0
Tidak Bekerja 1 3.3

Pengetahuan
Baik 15 50.0
Buruk 15 50.0

Sikap
Positif 13 43.3
Negatif 17 56.7

Etika Batuk
Beretika 11 36.7
Tidak beretika 19 63.3

Berdasarkan Tabel 1, persentase responden antara laki-laki dan perempuan berjumlah sama (50%), seluruh
responden suku bangsa sunda (100%), pendidikan terakhir responden SMA/Sederajat sebanyak 36,7%;
pekerjaannya responden yang paling banyak wiraswasta dan ibu rumah tangga yang masing-masing sebanyak
40%. Responden yang memiliki pengetahuan etika batuk yang baik dan pengetahuan etika yang buruk berjumlah
sama sebanyak 50%. Sedangkan untuk sikap, responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 56.7%. Dalam
hal etika batuk, responden yang tidak mempunyai etika batuk/tidak beradap sebanyak 63.3%

Mohamad Ramdan, Mamat Lukman, Hesti Platini*


Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung Jawa Barat. *Email: [email protected]

235
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.2, Juni 2020: 232-239

Pengetahuan, sikap dan etika batuk pada penderita tuberkulosis paru

Tabel 2. Pengetahuan, Sikap dan Etika Batuk N=30

Pengetahuan Sikap Etika Batuk


Variabel
Baik Buruk Positif Negatif Beretika Tidak beretika

f % f % f % f % f % f %
Jenis Kelamin
Laki-laki 6 20.0 9 30.0 8 26.7 7 23.3 5 16.7 10 33.3
Perempuan 9 30.0 6 20.0 5 16.7 10 33.3 6 20.0 9 30.0

Pendidikan Terakhir
Tidak Tamat SD 0 0 1 3.3 0 0 1 3.3 1 3.3 0 0
Tamat SD 3 10 8 26.7 3 10 8 26.7 5 16.7 6 20.0
SMP/Sederajat 2 6.7 4 13.3 4 13.3 2 6.7 2 6.7 4 13.3
SMA/Sederajat 9 30.0 2 6.7 5 16.7 6 20.0 3 10 8 26.7
Perguruan Tinggi 1 3.3 0 0 1 3.3 0 0 0 0 1 3.3

Mendapatkan Penyuluhan Tentang


Tuberkulosis Paru
Pernah 14 46.7 10 33.3 10 33.3 14 46.7 8 26.7 16 53.3
Tidak Pernah 1 3.3 5 16.7 3 10 3 10 3 10 3 10

Mendapatkan Penyuluhan Tentang


Etika Batuk
Pernah 8 26.7 9 30.0 8 26.7 9 30.0 6 20.0 11 36.6
Tidak Pernah 7 23.3 6 20.0 5 16.6 8 26.7 5 16.7 8 26.7

Mohamad Ramdan, Mamat Lukman, Hesti Platini*


Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung Jawa Barat. *Email: [email protected]

236
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.2, Juni 2020: 232-239

Pengetahuan, sikap dan etika batuk pada penderita tuberkulosis paru

PEMBAHASAN membentuk sikap yang positif terhadap objek


Pengetahuan Etika Batuk tertentu. Sedangkan dalam aspek lembaga
Pada variabel ini pengetahuan didapatkan nilai pendidikan menunjukan dari total responden yang
tengah responden adalah 12.50 dan berada dalam berada dalam kategori sikap positif, 16.7%
kategori pengetahuan baik sebesar 50% dan diantaranya merupakan responden yang memiliki
sebanyak 26.7% mengaku pernah mendapatkan tingkat pendidikan terakhir SMA/Sederajat. Konsep
penyuluhan tentang etika batuk. Hasil tersebut nilai dan ajaran yang diberikan di lembaga
lebih kecil daripada penelitian etika batuk yang pendidikan akan mempengaruhi seseorang dalam
dilakukan oleh sebelumnya di Korea yang bersikap terhadap suatu objek (Azwar, 2010).
menunjukkan 56.1% menjawab aspek
pengetahuan dengan benar dan hanya 44,5% Etika Batuk
yang pernah mendapatkan pendidikan kesehatan Pada variabel etika batuk didapatkan bahwa
tentang mengenai etika batuk akan tetapi lebih dari setengah responden tidak mempunyai
pengetahuan tentang etika batuk masuk kedalam etika/tidak beradap sebesar 63.3%. Namun hasil
kategori buruk (Choi, & Kim, 2016). Sedangkan ini masih lebih baik dibandingkan penelitian yang
dalam hal pengalaman seseorang menunjukan dilakukan Barry, et al (2011) dimana responden
bahwa dari total responden yang berada dalam yang tidak beretika batuk mencapai 96.3%. Begitu
kategori pengetahuan baik, 46.7% diantaranya pula pada penelitian yang dilakukan di Bangladesh
merupakan responden yang pernah mendapatkan mencapai 93% responden (Nasreen,
penyuluhan tentang tuberkulosis. Pendidikan dan Azziz‐Baumgartner, Gurley, Winch, Unicomb,
pengalaman seseorang yang diperoleh akan Sharker, & Luby, 2010). Dalam penelitian yang
menambah informasi dan pengetahuan. Hal ini berkaitan dengan pengetahuan dan sikap yang
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti baik tidak selamanya diikuti oleh etika yang sesuai
pendidikan, pengalaman dan fasilitas yang dapat (Aisah, Suryanto & Munir, 2014).Dalam
mempengaruhi pengetahuan (Djannah, Suryani & terwujudnya tindakan diperlukan adanya faktor lain
Purwati, 2009). Hal ini bisa dipengaruhi oleh seperti sarana dan prasarana (Notoatmodjo, 2014).
sumber pengetahuan utama yaitu pelayanan Dalam hal beretika batuk memerlukan alat
kesehatan sedangkan sumber lain yaitu media penunjang seperti masker, tisu, tempat sampah,
massa (Paul, Akter, Aftab, Khan, Barua, Islam, & serta sabun dan air bersih ataupun hand sanitizer
Sarker, 2015). untuk mencuci tangan. Pada aspek ketersedian
alat penunjang bagi responden yang beretika
Sikap Etika Batuk sebanyak 83.3% menyediakan tisu sekali pakai,
Pada variabel sikap didapatkan bahwa 96.7% meyediakan masker bedah, 83.3%
sebagian besar memiliki sikap etika batuk yang menyediakan tempat sampah, 40% menyediakan
negatif dn sebagian kecil responden yang memiliki pencuci tangan berbasis alkohol (hand sanitizer)
sikap etika batuk yang positif. Sikap yang positif dan 100% responden menyediakan sabun dan air
dan tingkat pengetahuan yang baik adalah faktor bersih.
utama dalam terwujudnya praktik kontrol infeksi Dari total responden yang beretika batuk,
tuberkulosis yang baik (Engelbrecht, Van diantaranya merupakan responden yang
Rensburg, Kigozi, & Van Rensburg, 2016). menyediakan tisu sekali pakai, memiliki masker
Dalam penelitian ini yang termasuk faktor yang bedah, menyediakan tempat sampah,
mempengaruhi sikap diantaranya pengalaman menyediakan pencuci tangan berbasis alkohol dan
pribadi dan lembaga pendidikan. Pengalaman menyediakan air bersih dan sabun yang memiliki
pribadi yang dianggap penting, dari total tindakan yang baik.
responden yang memiliki sikap positif, 33.3%
responden pernah mendapatkan penyuluhan SIMPULAN
tentang tuberkulosis dan 26.7% pernah Pengetahuan, sikap dan etika batuk pada
mendapatkan penyuluhan tentang etika batuk. penderita tuberkulosis paru di ruang Zamrud
Seorang individu yang memiliki pengalaman lebih RSUD Dr. Slamet Garut menunjukan bahwa dari
terhadap suatu objek (dalam hal ini etika batuk), 30 responden, responden memiliki pengetahuan
maka hal tersebut akan mendorong individu dalam baik sebanyak 50%, akan tetapi lebih dari

Mohamad Ramdan, Mamat Lukman, Hesti Platini*


Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung Jawa Barat. *Email: [email protected]

237
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.2, Juni 2020: 232-239

Pengetahuan, sikap dan etika batuk pada penderita tuberkulosis paru

setengah responden justru memiliki sikap yang Choi, J. S., & Kim, K. M. (2016). Predictors of
negatif sebanyak 56.7% dan lebih dari setengah respiratory hygiene/cough etiquette in a large
responden tidak beretika batuk sebanyak 63.3%. community in Korea: A descriptive
study. American journal of infection
SARAN control, 44(11), e271-e273.
Peneliti menyarankan kepada peneliti
selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor yang Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
mempengaruhi pengetahuan, sikap dan tindakan (2011). Pedoman Penanggulangan Nasional
etika batuk pada penderita tuberkulosis paru. TBC.
Petugas kesehatan agar melakukan pendidikan
kesehatan yang tidak hanya berpusat pada aspek Dinas Kesehatan Kabupaten Garut. (2017). Data
pengetahuan saja akan tetapi mencakup 3 aspek dan Informasi Profil Kesehatan Kabupaten
yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan Garut tahun 2016.
pencegahan penularannya termasuk etika batuk
dan mempraktekan secara langsung mengenai Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2015).
tata cara etika batuk yang baik dan benar kepada Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
penderita tuberkulosis dan keluarganya. Sehingga Bandung: Dinas Kesehatan.
diharapkan penderita tuberkulosis dan keluarganya
dapat mengetahui, memahai dan Djannah, S. N., Suryani, D., & Purwati, D. A.
mengimplementasikan etika batuk yang baik dan (2009). Hubungan tingkat pengetahuan dan
benar sehingga penularan tuberkulosis dapat di sikap dengan perilaku pencegahan penularan
cegah dari sumbernya. TBC pada mahasiswa di asrama manokwari
Sleman Yogyakarta. Universitas Ahmad Dahlan
DAFTAR PUSTAKA
Engelbrecht, M., van Rensburg, A. J., Kigozi, G., &
Altigani, A. M. (2016). Assessment of knowledge, van Rensburg, H. D. (2016). Factors associated
attitude and practice of Health providers with good TB infection control practices among
regarding respiratory hygiene and cough primary healthcare workers in the Free State
etiquette in critical areas at Ribat Teaching Province, South Africa. BMC infectious
Hospital in Khartoum, Sudan, 2016 (Doctoral diseases, 16(1), 633.
dissertation, The National Ribat University).
Fitriani, E. (2013). Faktor Risiko Yang
Asiah, I., Suyanto, S., & Munir, S. M. Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis
(2013). Gambaran Perilaku Pasien Tb Paru Paru (Studi Kasus di Puskesmas
terhadap Upaya Pencegahan Penyebaran Ketanggungan Kabupaten Brebes Tahun
Penyakit Tb Paru pada Pasien yang Berobat di 2012). Unnes Journal of Public Health, 2(1).
Poli Paru RSUD Arifin Achmad Provinsi
Riau (Doctoral dissertation, Riau University). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
(2012). Pedoman Pencegahan dan
Azwar, S. (2010). Sikap Manusia Teori dan Pengendalian Infeksi Tuberkulosis Di Fasilitas
Pengukurannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Pelayanan Kesehatan.
2016). Metode Penelitian. Cetakan XI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Barry, T., Manning, S., Lee, M. S., Eggleton, R., (2014). Data dan Informasi Profil Kesehatan
Hampton, S., Kaur, J., & Wilson, N. (2011). Indonesia tahun 2014. Kementrian Kesehatan
Respiratory hygiene practices by the public Republik Indonesia, Pusdatin Kemenkes RI.
during the 2009 influenza pandemic: an
observational study. Influenza and other Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
respiratory viruses, 5(5), 317-320. (2016). Profil Kesehatan Republik
http://doi.org/10.1111/j.1750- Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
2659.2011.00228.x

Mohamad Ramdan, Mamat Lukman, Hesti Platini*


Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung Jawa Barat. *Email: [email protected]

238
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.2, Juni 2020: 232-239

Pengetahuan, sikap dan etika batuk pada penderita tuberkulosis paru

Ko, Y., Shin, J. H., Lee, H. K., Lee, Y. S., Lee, S. Paul, S., Akter, R., Aftab, A., Khan, A. M., Barua,
Y., Park, S. Y., & Park, Y. B. (2017). Duration of M., Islam, S., & Sarker, M. (2015). Knowledge
pulmonary tuberculosis infectiousness under and attitude of key community members
adequate therapy, as assessed using induced towards tuberculosis: mixed method study from
sputum samples. Tuberculosis and respiratory BRAC TB control areas in Bangladesh. BMC
diseases, 80(1), 27-34. public health, 15(1), 52.

Marissa, N., & Nur, A. (2014). Gambaran Infeksi Susanti, D. (2013). Pemeriksaan Basil Tahan
Mycobacterium Tuberculosis pada Anggota Asam (BTA) Pada Sputum Penderita Batuk≥ 2
Rumah Tangga Pasien TB Paru (Studi Kasus di Minggu Di Poliklinik Penyakit Dalam BLU
Wilayah Kerja Puskesmas Darul Imarah RSUP. Prof. Dr. RD Kandou Manado. e-
Kabupaten Aceh Besar). Media Penelitian dan CliniC, 1(1).
Pengembangan Kesehatan, 24(2), 89-94.
World Health Organization. (2014). International
Nasreen, S., Azziz‐Baumgartner, E., Gurley, E. S., standards for tuberculosis care 3rd edition.
Winch, P. J., Unicomb, L., Sharker, M. A. Y., & Diakses dari:
Luby, S. P. (2010). Prevalent high‐risk https://www.who.int/tb/publications/standards-
respiratory hygiene practices in urban and rural tb-care-2014/en/
Bangladesh. Tropical Medicine & International
Health, 15(6), 762-771.

Mohamad Ramdan, Mamat Lukman, Hesti Platini*


Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung Jawa Barat. *Email: [email protected]

239

You might also like