Pengetahuan, Sikap Dan Etika Batuk Pada Penderita Tuberkulosis Paru
Pengetahuan, Sikap Dan Etika Batuk Pada Penderita Tuberkulosis Paru
Abstract
Knowledge, attitude and cough etiquette among patient with pulmonary tuberculosis
Background: Tuberculosis is the main cause of death. The high number of tuberculosis is due to the
transmission through droplets. Cough etiquette is one of prevention behaviors of tuberculosis transmission.
Purpose: To describe the knowledge, attitude and cough etiquette among patient with pulmonary tuberculosis
Method: A quantitative descriptive design with the respondent population was patient with pulmonary
tuberculosis hospitalized in the Zamrud room of RSUD. Dr. Slamet Garut and the sample was selected using total
sampling for one month, got of 30 respondents. The data were collected through questionnaires an observation
sheets. The data were analyzed by using unnivariate analysis.
Results : Showing that of 30 respondents, those who have good a knowledge were 50%, negative attitude were
63.3% and has no a cough etiquette were 56.7%.
Conclusion: To be consideration to improve education delivery that is more focused on attitudes and conduct in
preventing tuberculosis transmission to pulmonary tuberculosis patients and families so that they understand and
apply, and can prevent tuberculosis transmission from its source.
Pendahuluan : Tuberkulosis penyebab kematian utama, tingginya angka kejadian tuberkulosis karena penularan
melalui droplet. Etika batuk salah satu komponen perilaku pencegahan penularan tuberkulosis.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan, sikap dan tindakan etika batuk pada
penderita tuberkulosis.
Metode: Deskriptif kuantitatif dengan populasinya semua pasien tuberkulosis paru dan pemilihan sampel
menggunakan teknik total sampling untuk 1 bulan sebanyak 30 responden. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi.
Hasil : Menunjukan dari 30 responden, yang memiliki pengetahuan etika batuk yang baik sebesar 50%, sikap
yang negatif sebesar 63.3% dan tidak beretika/tidak beradap dalam batuk sebesar 56.7%.
Simpulan : Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan penyampaian edukasi yang lebih
berfokus pada sikap dan tindakan dalam pencegahan penularan tuberkulosis kepada penderita tuberkulosis paru
dan keluarga sehingga memahami dan menerapkannya, serta dapat mencegah penularan tuberkulosis dari
sumbernya.
232
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.2, Juni 2020: 232-239
terjadi penurunan siginifikan pada posisi 120,25 saluran pernapasan. Kebersihan pernapasan
per 100.000. Angka CNR di Garut ada peningkatan efektif di rumah sakit dan sangat penting untuk
tuberkulosis paru dalam 100.000 penduduk membatasi penyebaran patogen pernapasan
sebesar 105,51 (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa berbahaya. Ancaman penularan tidak hanya untuk
Barat, 2016). Pada tahun 2015 angka CNR di pasien tetapi juga bagi pengunjung, petugas
Garut dalam 100.000 penduduk sebesar 100,36 pelayanan kesehatan dan populasi rawat inap
(Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2015). Berdasarkan (Altigani, 2016).
data Dinas Kesehatan Kabupaten Garut jumlah Pencegahan penularan tuberkulosis
penderita tuberkulosis di Kabupaten Garut sebesar diantaranya melalui aspek lingkungan dan aspek
120,77 per 100.000 penduduk, dimana kejadian perilaku. Penelitian dari aspek perilaku menurut
tertinggi di RSUD Dr. Slamet Garut dengan hasil penelitian sebelumnya menunjukan mulut
jumlah kasus sebesar 1141 kasus (Dinas tidak ditutup saat batuk atau bersin sebanyak
Kesehatan Kabupaten Garut, 2017). 84,2% dan dahak tidak dibuang di tempat terbuka
Penyakit tuberkulosis dapat mudah menular sebanyak 73,7% (Marissa, & Nur, 2014).
kepada orang lain sehingga merupakan salah satu Fenomena tersebut menunjukan penderita
penyebab tingginya angka tuberkulosis. Penderita tuberculosis seringkali hidung dan mulut tidak
tuberkulosis yang dapat menularkan penyakitnya ditutup saat batuk atau bersin dapat
adalah yang terdiagnosis Basil Tahan Asam (BTA) mengakibatkan penularan. Penularan tuberkulosis
positf, akan tetapi penderita tuberkulosis BTA paru dipengaruhi tiga aspek seperti pengetahuan,
negatif juga dapat menulari orang lain, hanya saja sikap dan tindakan dalam penularan tuberkulosis
kemungkinan resiko penularan BTA positif itu lebih paru (Asiah, Suryanto & Munir, 2014).Sehingga
tinggi dibandingkan dengan BTA negatif harus ada etika untuk mencegah penularan akibat
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, droplet.
2014). Penyebab tingginya angka kejadian Etika batuk merupakan salah satu komponen
tuberkulosis karena tuberkulosis menular melalui perilaku pencegahan penularan tuberkulosis. Etika
droplet yang mengandung mycobacterium batuk merupakan cara pencegahan penularan
tuberkulosis. dengan tindakan memalingkan kepala dan
Mycobacterium tuberkulosis ditularkan oleh menutup mulut atau hidung dengan tisu apabila
partikel kecil yang tersebar di udara (airborne) sedang bersin atau batuk akan tetapi apabila tidak
dibawa oleh udara seperti batuk, dahak atau terdapat tisu maka mulut dan hidung bisa ditutup
percikan ludah dari individu yang satu ke individu oleh tangan atau pangkal (Kementerian Kesehatan
lainnya (Susanti, 2013). Salah satu upaya untuk Republik Indonesia, 2012). Penelitian mengenai
mencegah penularan tuberkulosis yaitu dengan respiratory hygiene pada masyarakat umum yang
menerapkan pencegahan penularan tuberkulosis. terobservasi mengenai etika batuk, menunjukan
Pencegahan penularan tuberkulosis hanya 4,7% yang menerapkan etika batuk yang
merupakan suatu upaya yang harus dilakukan. benar, 64,4% menutup hidung dan mulut memakai
Apabila hal ini tidak dilakukan akan berdampak tangan serta 27,3% mulut dan hidung tidak ditutup
luas diantaranya meningkatkan laju infeksi baru, saat batuk dan bersin. Penderita tuberkuloasis
meningkatnya angka kematian akibat tuberkulosis, harus mempunyai etika batuk yang baik dan benar
meningkatnya dampak ekonomi akibat karena sumber penularan tuberkulosis adalah
tuberkulosis, serta terhambatnya program droplet yang dikeluarkan melalui bersin dan batuk
landasan ke arah eleminasi tuberkulosis (World (Barry, Manning, Lee, Eggleton, Hampton, Kaur, &
Health Organization, 2014). Mengingat angka Wilson, 2011).
resiko penularan tuberkulosis atau ARTI (Annual Tingginya kasus tuberkulosis di Indonesia
Risk Of TB Infection) di Indonesia cukup tinggi merupakan indikator perlunya pencegahan
sekitar 1-3% berarti pada setiap tahun terdapat penularan tuberkulosis, sebagai upaya penurunan
sekitar 10 hingga 30 orang individu yang beresiko kejadian penularan. Penularan tuberkulosis paru
terinfeksi tuberkulosis per 1000 penduduk dapat dipengaruhi oleh lingkungan fisik rumah
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, yang berhubungan dengan aspek pengetahuan,
2011). Kejadian tuberkulosis erat kaitannya sikap dan etika.
dengan riwayat kontak (Fitriani, 2013). Kebersihan Berdasarkan data rekam medis RSUD Dr.
pernapasan sebagai metode pencegahan infeksi Slamet Garut kategori rawat inap tahun 2016-2017
233
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.2, Juni 2020: 232-239
234
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.2, Juni 2020: 232-239
HASIL
Jenis Kelamin
Laki-laki 15 50
Perempuan 15 50
Suku Bangsa
Sunda 30 100
Pendidikan Terakhir
Tidak Tamat SD 1 3.3
Tamat SD 10 33.3
SMP/Sederajat 7 23.3
SMA/Sederajat 11 36.7
Perguruan Tinggi 1 3.3
Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa 3 10.0
Pegawai Swasta 2 6.7
Wiraswasta 12 40.0
Ibu Rumah Tangga 12 40.0
Tidak Bekerja 1 3.3
Pengetahuan
Baik 15 50.0
Buruk 15 50.0
Sikap
Positif 13 43.3
Negatif 17 56.7
Etika Batuk
Beretika 11 36.7
Tidak beretika 19 63.3
Berdasarkan Tabel 1, persentase responden antara laki-laki dan perempuan berjumlah sama (50%), seluruh
responden suku bangsa sunda (100%), pendidikan terakhir responden SMA/Sederajat sebanyak 36,7%;
pekerjaannya responden yang paling banyak wiraswasta dan ibu rumah tangga yang masing-masing sebanyak
40%. Responden yang memiliki pengetahuan etika batuk yang baik dan pengetahuan etika yang buruk berjumlah
sama sebanyak 50%. Sedangkan untuk sikap, responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 56.7%. Dalam
hal etika batuk, responden yang tidak mempunyai etika batuk/tidak beradap sebanyak 63.3%
235
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.2, Juni 2020: 232-239
f % f % f % f % f % f %
Jenis Kelamin
Laki-laki 6 20.0 9 30.0 8 26.7 7 23.3 5 16.7 10 33.3
Perempuan 9 30.0 6 20.0 5 16.7 10 33.3 6 20.0 9 30.0
Pendidikan Terakhir
Tidak Tamat SD 0 0 1 3.3 0 0 1 3.3 1 3.3 0 0
Tamat SD 3 10 8 26.7 3 10 8 26.7 5 16.7 6 20.0
SMP/Sederajat 2 6.7 4 13.3 4 13.3 2 6.7 2 6.7 4 13.3
SMA/Sederajat 9 30.0 2 6.7 5 16.7 6 20.0 3 10 8 26.7
Perguruan Tinggi 1 3.3 0 0 1 3.3 0 0 0 0 1 3.3
236
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.2, Juni 2020: 232-239
237
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.2, Juni 2020: 232-239
setengah responden justru memiliki sikap yang Choi, J. S., & Kim, K. M. (2016). Predictors of
negatif sebanyak 56.7% dan lebih dari setengah respiratory hygiene/cough etiquette in a large
responden tidak beretika batuk sebanyak 63.3%. community in Korea: A descriptive
study. American journal of infection
SARAN control, 44(11), e271-e273.
Peneliti menyarankan kepada peneliti
selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor yang Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
mempengaruhi pengetahuan, sikap dan tindakan (2011). Pedoman Penanggulangan Nasional
etika batuk pada penderita tuberkulosis paru. TBC.
Petugas kesehatan agar melakukan pendidikan
kesehatan yang tidak hanya berpusat pada aspek Dinas Kesehatan Kabupaten Garut. (2017). Data
pengetahuan saja akan tetapi mencakup 3 aspek dan Informasi Profil Kesehatan Kabupaten
yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan Garut tahun 2016.
pencegahan penularannya termasuk etika batuk
dan mempraktekan secara langsung mengenai Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2015).
tata cara etika batuk yang baik dan benar kepada Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
penderita tuberkulosis dan keluarganya. Sehingga Bandung: Dinas Kesehatan.
diharapkan penderita tuberkulosis dan keluarganya
dapat mengetahui, memahai dan Djannah, S. N., Suryani, D., & Purwati, D. A.
mengimplementasikan etika batuk yang baik dan (2009). Hubungan tingkat pengetahuan dan
benar sehingga penularan tuberkulosis dapat di sikap dengan perilaku pencegahan penularan
cegah dari sumbernya. TBC pada mahasiswa di asrama manokwari
Sleman Yogyakarta. Universitas Ahmad Dahlan
DAFTAR PUSTAKA
Engelbrecht, M., van Rensburg, A. J., Kigozi, G., &
Altigani, A. M. (2016). Assessment of knowledge, van Rensburg, H. D. (2016). Factors associated
attitude and practice of Health providers with good TB infection control practices among
regarding respiratory hygiene and cough primary healthcare workers in the Free State
etiquette in critical areas at Ribat Teaching Province, South Africa. BMC infectious
Hospital in Khartoum, Sudan, 2016 (Doctoral diseases, 16(1), 633.
dissertation, The National Ribat University).
Fitriani, E. (2013). Faktor Risiko Yang
Asiah, I., Suyanto, S., & Munir, S. M. Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis
(2013). Gambaran Perilaku Pasien Tb Paru Paru (Studi Kasus di Puskesmas
terhadap Upaya Pencegahan Penyebaran Ketanggungan Kabupaten Brebes Tahun
Penyakit Tb Paru pada Pasien yang Berobat di 2012). Unnes Journal of Public Health, 2(1).
Poli Paru RSUD Arifin Achmad Provinsi
Riau (Doctoral dissertation, Riau University). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
(2012). Pedoman Pencegahan dan
Azwar, S. (2010). Sikap Manusia Teori dan Pengendalian Infeksi Tuberkulosis Di Fasilitas
Pengukurannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Pelayanan Kesehatan.
2016). Metode Penelitian. Cetakan XI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Barry, T., Manning, S., Lee, M. S., Eggleton, R., (2014). Data dan Informasi Profil Kesehatan
Hampton, S., Kaur, J., & Wilson, N. (2011). Indonesia tahun 2014. Kementrian Kesehatan
Respiratory hygiene practices by the public Republik Indonesia, Pusdatin Kemenkes RI.
during the 2009 influenza pandemic: an
observational study. Influenza and other Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
respiratory viruses, 5(5), 317-320. (2016). Profil Kesehatan Republik
http://doi.org/10.1111/j.1750- Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
2659.2011.00228.x
238
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.2, Juni 2020: 232-239
Ko, Y., Shin, J. H., Lee, H. K., Lee, Y. S., Lee, S. Paul, S., Akter, R., Aftab, A., Khan, A. M., Barua,
Y., Park, S. Y., & Park, Y. B. (2017). Duration of M., Islam, S., & Sarker, M. (2015). Knowledge
pulmonary tuberculosis infectiousness under and attitude of key community members
adequate therapy, as assessed using induced towards tuberculosis: mixed method study from
sputum samples. Tuberculosis and respiratory BRAC TB control areas in Bangladesh. BMC
diseases, 80(1), 27-34. public health, 15(1), 52.
Marissa, N., & Nur, A. (2014). Gambaran Infeksi Susanti, D. (2013). Pemeriksaan Basil Tahan
Mycobacterium Tuberculosis pada Anggota Asam (BTA) Pada Sputum Penderita Batuk≥ 2
Rumah Tangga Pasien TB Paru (Studi Kasus di Minggu Di Poliklinik Penyakit Dalam BLU
Wilayah Kerja Puskesmas Darul Imarah RSUP. Prof. Dr. RD Kandou Manado. e-
Kabupaten Aceh Besar). Media Penelitian dan CliniC, 1(1).
Pengembangan Kesehatan, 24(2), 89-94.
World Health Organization. (2014). International
Nasreen, S., Azziz‐Baumgartner, E., Gurley, E. S., standards for tuberculosis care 3rd edition.
Winch, P. J., Unicomb, L., Sharker, M. A. Y., & Diakses dari:
Luby, S. P. (2010). Prevalent high‐risk https://www.who.int/tb/publications/standards-
respiratory hygiene practices in urban and rural tb-care-2014/en/
Bangladesh. Tropical Medicine & International
Health, 15(6), 762-771.
239