Jurnal Nelly Astimar
Jurnal Nelly Astimar
ABSTRACT
Students difficulties in determining and analyzing issues relating to science learning,
especially the human reproductive material as well as the adaptation and evolution of
living beings. In addition, students' ability to think creatively to solve problems relating
to science teaching is still low, especially human reproductive material as well as the
adaptation and evolution of living beings. Therefore, one way to improve it is by the use
of Problem Based Learning in learning science is assumed to be able to develop the
creative abilities of students. This study aimed to describe the increase in the creativity
of students in science learning Problem Based Learning model in the Department
PGSD FIP UNP. This kind of research is classroom action research using qualitative
and quantitative approaches. Subjects in this study were students R08 section in the
student section III UPP R 08. The research was conducted in three cycles, with each
cycle consisting of planning, implementation, observation and reflection. Data of this
study was the observation of any action on the learning process by using the
observation sheet. The results showed improvement in terms of: (a) the first cycle RPP
68.75% to 83.33% in the second cycle and 95.83% in the third cycle, (b) the
observation that the implementation of the activity seen in the first cycle lecturer 73.22
% to 89.29% in the second cycle and 96.43% in the third cycle, activities of students in
the first cycle of 62.5% to 82.14% in the second cycle and 94.65% in the third cycle, (c)
an increase in student creativity involved in each cycle in the human reproductive
material is of 41% in the first cycle, 59% in the second cycle and 100% in the third
cycle. Besides, also, the acquisition of the average percentage of the value of creative
thinking of students also increased to be good and very good. Based on the material:
adaptation and evolution, there is an increase in the creativity of students involved in
each cycle is of 22% in the first cycle, 67% in the second cycle and 100% in the third
cycle. Besides, also, the acquisition of the average percentage of the value of creative
thinking of students also increased from less, enough to be good and very good.
Keywords : creativity of students , learning science , Problem Based Learning
PENDAHULUAN
Pembelajaran IPA merupakan materi Reproduksi Manusia serta
pembelajaran wajib di jurusan PGSD, Evolusi dan Adaptasi. Materi tersebut
dimana setiap mahasiswa harus biasanya diberikan dengan metode
menguasainya. Konsep dasar IPA pembelajaran konvensional yaitu berupa
menjadi salah satu pelajaran yang akan ceramah, diskusi dan tanya jawab.
diajarkan pada siswa SD. Selama ini, Metode itu ternyata belum
materi pembelajaran IPA masih banyak memaksimalkan kreativitas berpikir
bersifat abstrak sehingga peserta didik mahasiswa, sehingga mahasiswa tidak
menjadi kurang memahaminya, terutama semangat untuk mengikuti materi kuliah.
Pada akhirnya setelah mahasiswa Mahasiswa dapat dikatakan kreatif
tersebut menjadi guru, banyak yang apabila telah menghasilkan suatu produk
mengalami kesulitan dalam memberikan dari pemikiran kreatif berupa hal baru
materi kepada siswa. atau inovasi dari produk lama yang
Selain strategi pembelajaran yang belum diperbaharui. Munandar (2004;19)
tepat, pembelajaran materi reproduksi menjelaskan bahwa: “Kreativitas adalah
manusia dan evolusi serta adaptasi suatu gaya hidup, suatu cara dalam
makhluk hidup di dalam silabus yang memersepsikan dunia”. Hidup kreatif
diajarkan masing-masing pokok materi berarti mengembangkan talenta yang
ajar 2 x 50 menit. Dengan waktu yang dimiliki, belajar menggunakan
demikian singkat, belum banyak kemampuan sendiri secara optimal,
informasi yang bisa digali secara menjajaki gagasan baru, tempat-tempat
mendalam. Akibatnya materi yang baru, aktivitas-aktivitas baru;
diberikan dalam pembelajaran IPA di SD mengembangkan kepekaan terhadap
dalam pemberian contoh-contoh yang masalah lingkungan, masalah orang lain
ada dalam kehidupan sehari-hari terlalu dan masalah kemanusiaan.
minim, sehingga banyak mengalami Berdasarkan permasalahan di atas,
kesulitan terutama dalam aplikasi untuk peneliti berusaha untuk mencari solusi
kehidupannya. Dengan demikian, materi bagi mahasiswa PGSD agar
ini perlu diangkatkan peneliti sebagai kreativitasnya lebih meningkat
bahan kajian. dibandingkan dengan Diploma (DII).
Belum munculnya kreativitas berpikir Selama ini penekanan terhadap materi
mahasiswa untuk dapat mencari contoh- IPA belum diiringi dengan pengalaman
contoh dari yang dekat di lingkungan IPA dalam kehidupan sehari-hari
mereka tentang reproduksi manusia serta sehingga berpikir kreatif kurang terlihat.
adaptasi dan evolusi. Banyak masalah Salah satu cara peningkatan kreativitas
atau topik yang diberikan kepada mahasiswa adalah dengan metode
mahasiswa untuk dapat diaplikasikan pengajarannya. Metode pengajaran
dalam kehidupan nyata belum dapat merupakan salah satu sebab tidak
diselesaikan dengan baik. munculnya kreativitas berpikir
Peneliti mencoba untuk mengatasi mahasiswa.
masalah di atas dengan menggunakan Berdasarkan permasalah tersebut,
strategi problem based learning dan penulis menganggap bahwa pendekatan
sistem informatika yang telah Problem Based Learning (PBL) sesuai
berkembang di tengah-tengah digunakan untuk mengatasi
masyarakat. Problem based learning itu permasalahan yang telah dijabarkan
merupakan strategi pembelajaran sebelumnya. PBL merupakan sebuah
berbasis masalah yang dapat strategi yang berasal dari permasalahan
meningkatkan proses berpikir kreatif yang berkaitan erat dengan dunia nyata.
mahasiswa. Sebagaimana yang Amir (2010:22) mengungkapkan bahwa
dikemukakan oleh Tan, et al (dalam “semakin dekat masalah yang disajikan
Rusman, 242) bahwa “1) hambatan dengan dunia nyata, akan semakin baik
siswa dalam kemampuan berpikir dan pengaruhnya pada peningkatan
memecahkan masalah; 2) belajar kemampuan pemelajar“. Dengan kata
berbagai peran orang dewasa melalui lain, pembelajaran yang bersifat nyata
pelibatan mereka dalam pengalaman nantinya akan lebih mudah dipahami
nyata; 3) menjadi para siswa yang oleh mahasiswa dan tujuan dari
otonom”. pembelajaran tersebut akan tercapai.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pemikiran kreatif pada orang lain,
mendeskripsikan “peningkatan orisinil dan elaborasi. Langkah-langkah
kreativitas mahasiswa dalam untuk pelaksanaan :
pembelajaran IPA dengan model Banyak contoh memecahkan masalah
Problem Based Learning di Jurusan lain yang memerlukan daya berpikir
PGSD FIP UNP”. yang kritis. Meskipun sederhana,
Kreativitas itu sendiri menurut menarik kesimpulan dari serangkai
pengertian sederhana yang dikemukakan percobaan juga merupakan latihan
oleh Deswita (2006;174), “kreativitas berpikir kritis. Pembelajaran IPA
adalah kemampuan untuk menciptakan terutama reproduksi manusia serta
sesuatu yang baru melalui proses adaptasi dan evolusi diajarkan melalui
berpikir kreatif yang berlangsung dalam pengamatan yang dilakukan sendiri oleh
pikiran orang atau sekelompok orang, mahasiswa (dengan bantuan pengajar),
produk-produk kreatif tercipta”. Dalam maka IPA tidaklah merupakan suatu
semua bentuk tersebut selalu ada sifat mata kuliah yang bersifat hafalan belaka.
dasar yang sama, yaitu keberadaan yang Mata kuliah IPA modern lebih
baru atau belum pernah ada sebelumnya. mementingkan kemampuan berpikir
Sifat baru itulah yang menandai produk kritis dari pada kemampuan menghafal
proses atau seseorang kreatif. dengan teknologinya yang canggih.
Guilford (dalam Munandar, 2004) Disamping itu, dibutuhkan juga
bahwa; orang-orang kreatif lebih banyak kemampuan dalam melakukan
memiliki cara-cara berpikir divergen pengamatan secara teliti, menggunakan
daripada konvergen. Lebih lanjut prinsip, memecahkan percobaan
Guilford mengemukakan dua ciri sederhana, menyusun data,
berpikir yaitu; cara berpikir konvergen mengemukakan hipotesanya.
dan divergen. Cara berpikir konvergen Langkah-langkah problem based
adalah cara-cara individu dalam learning yang digunakan didasarkan
memikirkan sesuatu dengan pada pemecahan masalah secara kreatif
berpandangan bahwa hanya ada satu oleh Parnes. Proses yang dikembangkan
jawaban yang benar. Sedangkan cara Parnes (dalam Munandar, 2004) tersebut
berpikir divergen adalah kemampuan yaitu : menemukan fakta, menemukan
individu untuk mencari berbagai masalah, menemukan gagasan,
alternatif jawaban terhadap suatu menemukan solusi, dan menemukan
persoalan dalam kreativitas. Selain itu penerimaan. Tahap pertama didahului
Guilford (dalam Munandar 1999) juga dengan ungkapan pikiran dan perasaan
menerangkan bahwa; “kreativitas mengenai masalah yang dirasakan
merupakan kemampuan atau kecakapan sebagai gangguan tetapi masih samar-
yang ada dalam diri seseorang. Hal ini samar. Tahap menemukan fakta ialah
erat kaitannya dengan bakat, maka tahap mendaftarkan semua fakta yang
mahasiswa perlu memahami kreativitas diketahui mengenai masalah yang ingin
berpikir yang ada dengan bersikap luwes dipecahkan dan menemukan data baru
dan kreatif”. yang diperlukan. Tahap ini didahului
Teknik kreatif yang akan peneliti oleh keadaan “kacau” dan masalahnya
gunakan sesuai dengan teknik kreatif masih samar-samar.
menurut Treffinger dimana terbagi atas : Pada tahap menemukan masalah,
1) tekni kreatif basic tool dimana teknik diupayakan merumuskan masalah
ini untuk dapat mengembangkan aspek dengan memberikan banyak gagasan.
kelancaran, kelenturan, mengungkapkan Pemikiran diharapkan dapat
mengembangkan masalahnya dengan 2) Tahap perencanaan yang meliputi:
menemukenali sub-masalah; masalah (1) menetapkan alternatif upaya
dapat dirumuskan kembali atau peningkatan kualitas pembelajaran,
disempitkan. Pada tahap menemukan (2) penentuan metode
gagasan diupayakan mengembangkan pembelajaran, (3) penyusunan
gagasan pemecah masalah sebanyak rancangan tindakan.
mungkin. Pada tahap penemuan solusi, 3) Pelaksanaan tindakan. Peneliti
gagasan yang dihasilkan pada tahap sebagai kolaborator menerapkan
sebelumnya diseleksi berdasarkan desain pembelajaran Problem
kriteria evaluasi yang bersangkut-paut Based Learning berbantuan modul.
dengan masalahnya, misalnya waktu, 4) Observasi dan Monitoring, tahap
biaya, dan tenaga yang diperlukan untuk ini dilakukan dalam upaya
melaksanakan gagasan tersebut. Pada perbaikan proses pembelajaran dan
tahap terakhir, menemukan penerimaan perencanaan tindakan yang lebih
atau tahap pelaksanaan disusun rencana efektif. Peneliti sebagai
tindakan agar mereka yang mengambil kolaborator melaksanakan
keputusan (pimpinan, orang tua, dan pengamatan secara sistematis
sebagainya) dapat menerima gagasan terhadap kegiatan mahasiswa.
tersebut dan melaksanakannya. 5) Refleksi berguna sebagai upaya
memantapkan kegiatan atau
METODE PENELITIAN tindakan untuk mengatasi
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian permasalahan dengan
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian memodifikasi perencanaan
tindakan kelas, yaitu suatu penelitian sebelumnya sesuai dengan apa
yang bersifat kolaboratif berdasarkan yang timbul di lapangan.
permasalahan yang muncul dalam 6) Evaluasi dan revisi dilakukan
kegiatan pembelajaran. Prosedur dan untuk mengetahui berhasil
langkah-langkah penelitian ini mengikuti tidaknya tindakan yang telah
prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam dilakukan. Dalam penelitian ini
penelitian tindakan. Desain penelitian evaluasi meliputi evaluasi jangka
tindakan terdiri dari empat komponen pendek dan evaluasi prestasi
merupakan siklus mulai dari tahap belajar mahasiswa. Kriteria
perencanaan, pelaksanaan tindakan, keberhasilan tindakan dilihat dari:
observasi dan refleksi yang diikuti (1) meningkatnya tingkat aktivitas
dengan perencanaan ulang (Suharsimi, mahasiswa dalam PBM, (2)
2008:58). meningkatnya tingkat kemandirian
Tahap-tahap penelitian tindakan yang mahasiswa dalam proses
melibatkan secara aktif mahasiswa dan pembelajaran, dan (3)
peneliti sebagai kolaborator ini adalah : meningkatnya kreativitas
1) Pada tahap persiapan kegiatan mahasiswa,
yang dilakukan adalah : (1) dialog 7) Kesimpulan hasil. Pada tahap ini
awal untuk mengidentifikasi dibuat pelaporan hasil secara
masalah, dan (2) merumuskan keseluruhan.
permasalahan untuk perbaikan
pembelajaran.
ALUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Studi Pendahuluan Kreativitas Mahasiswa dengan Model Problem Based Learning
7
belum menganalisis proses berfikir; pembelajaran adaptasi dan evolusi pada
menerapkan kemampuan proses berfikir; siklus I adalah : 1) Mahasiswa dapat
melakukan sintesis proses berfikir hasil menjelaskan pengertian adaptasi dan
analisa cepat dan tepat; melakukan evaluasi evolusi, 2) Mahasiswa dapat menjelaskan
terhadap proses berfikir terhadap masalah beragam adaptasi, 3) Mahasiswa dapat
yang ditemukan; keterampilan metodologis menjelaskan factor-faktor munculnya
untuk memecahkan masalah; transformasi adaptasi dan evolusi, 4) Mahasiswa dapat
proses berfikir dapat memenuhi kriteria menjelaskan teori-teori pendukung adaptasi
pemecahan masalah; (metafor dan analogi dan evolusi, 5) Mahasiswa dapat
terhadap proses berfikir sehingga dapat menjelaskan hubungan reproduksi manusia,
mengubah gagasan dan mengemukakan ide- adaptasi dan evolusi, 6) Mahasiswa dapat
ide baru. Untuk itu perlu dilakukan memberikan contoh-contoh adaptasi dan
memaksimalkan langkah pembelajaran evolusi dalam fenomena nyata di alam.
yaitu mengembangkan dan menyajikan Untuk mencapai indikator yang telah
hasil karya; serta menganalisis dan ditentukan, maka peneliti menggunakan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. strategi Problem based learning dalam
Pada tingkat III (keterlibatan dalam pembelajaran dengan mengikuti langkah-
fenomena nyata) belum tercapai karena langkah pembelajaran yang telah
mahasiswa belum maksimal dalam ditentukan.
pengajuan pertanyaan secara mandiri; Pelaksanaan pembelajaran dilakukan
pengarahan diri terhadap tantangan- dengan tiga tahap yaitu kegiatan awal,
tantangan nyata dalam kehidupan; kegiatan inti dan kegiatan akhir.
pengelolaan dan sumber informasi, tenaga Pelaksanaannya berdasarkan langkah-
dan biaya; dan pengembangan produk dan langkah dari Problem based learning
hasil gagasan atau ide-ide kreatif. Untuk menurut Trianto dalam Taufik (2009 : 372-
selanjutnya perlu memaksimalkan langkah 373) yaitu (1) Orientasi peserta didik pada
pembelajaran yaitu: membimbing masalah; (2) mengorganisasikan peserta
penyelidikan individu maupun kelompok, didik untuk belajar; (3) membimbing
mengembangkan dan menyajikan hasil penyelidikan individual maupun kelompok;
karya; serta menganalisis dan mengevaluasi (4) mengembangkan dan menyajikan hasil
proses pemecahan masalah. Dan dengan karya; (5) menganalisis dan mengevaluasi
pertanyaan yang mengarahkan mahasiswa proses pemecahan masalah.
dalam menemukan jawabannya. 1) Hasil Penilaian Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
2. Siklus I Pertemuan 2
Pada dalam siklus I instrumen penilaian
Pada tahap perencanaan, peneliti
RPP dilakukan oleh observer. Dari hasil
mempersiapkan perangkat pembelajaran
penilaian RPP diperoleh persentase 70,83
IPA berupa RPP dengan penerapan model
% dengan kualifikasi cukup (C).
problem based learning. Adapun komponen
penyusunannya dirancang berdasarkan 2) Pengamatan dalam Pelaksanaan
analisis SK dan KD yang dikembangkan Pembelajaran IPA dengan menggunakan
menjadi indikator dan kemudian tujuan model PBL
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran a) Pengamatan Aspek Dosen
Hasil pengamatan yang dilakukan observer
disajikan dalam waktu 2 x 50 menit.
terhadap aktivitas dosen selaku peneliti
Materi yang diambil adalah adaptasi dan
dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I
evolusi. Adapun kompetensi dasar pada
dalam pembelajaran IPA menggunakan
materi adaptasi dan evolusi yaitu
model PBL adalah memperoleh tingkat
mendeskripsikan adaptasi dan evolusi.
keberhasilan 75 % dengan kategori cukup.
Indikator yang akan dicapai dalam
8
(b) Pengamatan Aktivitas Mahasiswa (2) Dalam mengorganisasikan mahasiswa
Berdasarkan hasil pengamatan yang untuk belajar, dosen meminta mahasiswa
dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas untuk saling membagi tugas pada masing-
mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran masing kelompok. (3) Dalam membimbing
siklus I, persentase rata-rata aktivitas penyelidikan individual maupun kelompok,
mahasiswa adalah 67,86% dengan kategori dosen menyediakan alat dan bahan
cukup. pembelajaran sehingga mahasiswa bisa
(c) Pengamatan Kreativitas Mahasiswa memperoleh informasi dari berbagai
Dari hasil pengamatan terhadap sumber lainnya.
pembelajaran pada siklus I, diperoleh (4) Dalam mengembangkan dan
bahwa materi pembelajaran tersebut bagi menyajikan hasil karya, dosen meminta
mahasiswa masih banyak yang belum jelas. semua kelompok tampil untuk
Hanya 22% mahasiswa (6 orang mahasiswa mempresentasikan laporannya dan
dari 27 mahasiswa) yang berpikir kreatif memotivasi mahasiswa untuk bertanya atau
karena mahasiswa memiliki banyak keragu- memberikan saran, (5) Dalam menganalisis
raguan dan pola pikirnya masih mengacu dan mengevaluasi proses pemecahan
pada materi umum. Dari 6 orang tersebut, masalah, dosen meminta mahasiswa lain
secara umum memiliki kriteria cukup untuk menilai hasil presentasi laporan dari
dengan persentase 70%. kelompok penyaji dan meminta kelompok
1) Refleksi RPP penyaji untuk menjawab semua pertanyaan
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang mahasiswa lain.
dilaksanakan, maka untuk selanjutnya 3) Refleksi Aspek Mahasiswa
dosen perlu memperhatikan hal-hal Berdasarkan hasil pengamatan, maka untuk
sebagai berikut: (1) pemilihan materi ajar selanjutnya dosen perlu memperhatikan:
lebih disesuai dengan karakteristik (1) Dalam mengkondisikan kelas dan
mahasiswa, (2) materi ajar lebih disesuai apppersepsi, dosen mengarahkan
dengan lingkungan yang tersedia, (3) mahasiswa untuk bersikap tenang. (2)
pengorganisasian materi yang diajarkan Dalam orientasi mahasiswa kepada
dosen menyesuaikan alokasi waktu yang masalah, dosen memotivasi mahasiswa
ditentukan, (4) pemilihan sumber dan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan
media pembelajaran lebih dekat dan sesuai dosen tentang adaptasi dan evolusi, dan
dengan karakteristik mahasiswa, (5) mahasiswa mengungkapkan masalah
pemilihan sumber dan media pembelajaran tentang objek yang pernah diamati
lebih dekat dan sesuai dengan lingkungan sebelumnya terkait permasalahan tersebut.
mahasiswa, (6) langkah pembelajaran (3) Dalam mengorganisasikan mahasiswa
sesuai dengan alokasi waktu, (7) teknik untuk belajar, dosen perlu mengarahkan
pembelajaran sesuai dengan lingkungan tugas yang akan dikerjakan mahasiswa dan
mahasiswa. peranan masing-masing anggota kelompok
2) Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran dalam mengerjakan tugas tersebut.
IPA dengan Menerapkan Model PBL (4) Dalam membimbing penyelidikan
(a) Refleksi Aspek Dosen individual maupun kelompok, dosen perlu
Berdasarkan dari hasil pengamatan, maka menyiapkan alat dan bahan untuk
untuk selanjutnya dosen perlu pembelajaran sehingga mahasiswa dapat
memperhatikan hal-hal berikut: (1) dalam memperoleh informasi dari sumber lainnya,
orientasi mahasiswa kepada masalah, dosen dan dosen perlu memotivasi mahasiswa
meminta mahasiswa untuk mengungkapkan dalam menyampaikan ide dan pendapatnya
masalah tentang objek yang pernah diamati dalam melakukan diskusi kelompok. (5)
sebelumnya terkait permasalahan tersebut. Dalam mengembangkan dan menyajikan
9
hasil karya, dosen perlu mengefektifkan mahasiswa belum maksimal dalam
waktu agar mahasiswa tampil dapat tampil pengajuan pertanyaan secara mandiri;
untuk mempresentasikan laporannya dalam pengarahan diri terhadap tantangan-
waktu yang singkat, dan memancing tantangan nyata dalam kehidupan;
mahasiswa lain untuk bertanya atau pengelolaan dan sumber informasi, tenaga
memberikan saran. (6) Dalam menganalisis dan biaya; dan pengembangan produk dan
dan mengevaluasi proses pemecahan hasil gagasan atau ide-ide kreatif. Untuk
masalah, dosen perlu mengarahkan selanjutnya perlu memaksimalkan langkah
mahasiswa untuk menilai hasil presentasi pembelajaran yaitu: membimbing
laporan dari kelompok penyaji dan penyelidikan individu maupun kelompok,
mengarahkan kelompok penyaji untuk mengembangkan dan menyajikan hasil
menjawab pertanyaan dari mahasiswa lain. karya; serta menganalisis dan mengevaluasi
(7) Dalam menyimpulkan, dosen lebih proses pemecahan masalah. Dan dengan
mengarahkan mahasiswa untuk pertanyaan yang mengarahkan mahasiswa
menyimpulkan hasil diskusi kelompok. dalam menemukan jawabannya.
4) Refleksi Kreativitas Mahasiswa 3. Siklus II Pertemuan 1
Berdasarkan hasil penilaian kreativitas Pada tahap perencanaan, peneliti
mahasiswa, maka dapat dilihat deskriptor mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang belum tercapai dalam kreativitas yang IPA berupa RPP dengan penerapan model
diuraikan sebagai berikut: Pada siklus I di problem based learning. Adapun komponen
tingkat I (fungsi divergen) belum tercapai penyusunannya dirancang berdasarkan
karena pendapat mahasiswa belum orisinil; analisis SK dan KD yang dikembangkan
elaborasi belum tercapai dan kemampuan menjadi indikator dan kemudian tujuan
menilai belum sempurna. Untuk pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
selanjutnnya perlu memaksimalkan disajikan dalam waktu 2 x 50 menit.
kegiatan dalam membimbing penyelidikan Materi yang diambil pada materi siklus II
individual maupun kelompok, adalah reproduksi manusia. Hal ini
mengembangkan dan menyajikan hasil dikarenakan indikator pembelajaran pada
karya serta menganalisis dan mengevaluasi siklus I belum tercapai. Adapun kompetensi
proses pemecahan masalah. dasar pada materi reproduksi manusia yaitu
Indikator yang belum tercapai pada tingkat mendeskripsikan reproduksi pada manusia.
II (proses berpikir) karena mahasiswa Indikator yang akan dicapai dalam
belum menganalisis proses berfikir; pembelajaran reproduksi manusia pada
melakukan sintesis proses berfikir hasil siklus II adalah : 2) Mahasiswa dapat
analisa cepat dan tepat; keterampilan menjelaskan proses terbentuknya individu
metodologis untuk memecahkan masalah; baru, 3) Mahasiswa dapat menjelaskan
transformasi proses berfikir dapat faktor-faktor pendorong dan penghambat
memenuhi kriteria pemecahan masalah; dan terbentuknya individu baru. Untuk
metafor dan analogi terhadap proses mencapai indikator yang telah ditentukan
berfikir sehingga dapat mengubah gagasan maka peneliti menggunakan strategi
dan mengemukakan ide-ide baru. Untuk itu Problem Based Learning dalam
perlu dilakukan memaksimalkan langkah pembelajaran dengan mengikuti langkah-
pembelajaran yaitu mengembangkan dan langkah pembelajaran yang telah
menyajikan hasil karya; serta menganalisis ditentukan.
dan mengevaluasi proses pemecahan Pelaksanaan pembelajaran dilakukan
masalah. dengan tiga tahap yaitu kegiatan awal,
Pada tingkat III (keterlibatan dalam kegiatan inti dan kegiatan akhir.
fenomena nyata) belum tercapai karena Pelaksanaannya berdasarkan langkah-
10
langkah dari Problem Based Learning 1) Refleksi RPP
menurut Trianto dalam Taufik (2009 : 372- Berdasarkan dari hasil pengamatan yang
373) yaitu (1) Orientasi peserta didik pada dilaksanakan, maka untuk selanjutnya
masalah; (2) mengorganisasikan peserta dosen perlu memperhatikan hal-hal
didik untuk belajar; (3) membimbing sebagai berikut: (1) materi ajar lebih
penyelidikan individual maupun kelompok; disesuai kembali dengan bahan yang akan
(4) mengembangkan dan menyajikan hasil diajarkan, (2) pengorganisasian materi
karya; (5) menganalisis dan mengevaluasi yang diajarkan dosen menyesuaikan
proses pemecahan masalah. alokasi waktu yang ditentukan, (3)
1) Hasil Penilaian Rencana Pelaksanaan pemilihan sumber dan media pembelajaran
Pembelajaran (RPP) lebih dekat dan sesuai dengan lingkungan
Pada dalam siklus II instrumen penilaian mahasiswa, (4) langkah pembelajaran
RPP dilakukan oleh observer. Dari hasil sesuai dengan alokasi waktu.
penilaian RPP diperoleh persentase 2) Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran
83,33% dengan kualifikasi baik (B). IPA dengan Menerapkan Model PBL
2) Pengamatan dalam Pelaksanaan (a) Refleksi Aspek Dosen
Pembelajaran IPA dengan menggunakan Berdasarkan dari hasil pengamatan, maka
model PBL untuk selanjutnya dosen perlu
a) Pengamatan Aspek Dosen memperhatikan hal-hal berikut: (1) Dalam
Hasil pengamatan yang dilakukan observer membimbing penyelidikan individual
terhadap aktivitas dosen selaku peneliti maupun kelompok, dosen mendekatkan
dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II mahasiswa pada masyarakat sehingga
dalam pembelajaran IPA menggunakan mahasiswa bisa memperoleh informasi dari
model PBL adalah memperoleh tingkat berbagai sumber lainnya. (2) Dalam
keberhasilan 89,29% dengan kategori mengembangkan dan menyajikan hasil
sangat baik. karya, dosen meminta semua kelompok
(b) Pengamatan Aktivitas Mahasiswa tampil untuk menyerahkan laporannya, (3)
Berdasarkan hasil pengamatan yang Dalam menganalisis dan mengevaluasi
dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas proses pemecahan masalah, dosen
mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran memotivasi dan mengarahkan kelompok
siklus II, persentase rata-rata aktivitas penyaji untuk menjawab semua pertanyaan
mahasiswa adalah 82,14% dengan kategori mahasiswa lain.
baik. 3) Refleksi Aspek Mahasiswa
(c) Pengamatan Kreativitas Mahasiswa Berdasarkan hasil pengamatan, maka untuk
Dari hasil pengamatan terhadap selanjutnya dosen perlu memperhatikan:
pembelajaran pada siklus II, diperoleh (1) Dalam orientasi mahasiswa kepada
bahwa materi pembelajaran tersebut bagi masalah, dosen memotivasi mahasiswa
mahasiswa baru mulai tergambar. untuk mencatat informasi yang diperoleh
Mahasiswa yang berpikir kreatif meningkat dari berbagai sumber. (2) Dalam
dari 11 orang menjadi 16 orang berkisar membimbing penyelidikan individual
59% mahasiswa (16 orang mahasiswa dari maupun kelompok, dosen mencari sumber
27 mahasiswa) sehingga pola pikir yang pembelajaran lain sehingga mahasiswa
terbentuk dalam proses dan baru memiliki dapat memperoleh informasi dari sumber.
gambaran tentang materi tersebut. Dari 16 (3) Dalam mengembangkan dan
orang, secara umum memiliki kriteria baik menyajikan hasil karya, dosen
dengan persentase 81%. mengarahkan mahasiswa untuk membuat
laporan dan menyerahkannya kepada dosen
di akhir perkuliahan. (4) Dalam
11
menganalisis dan mengevaluasi proses siklus I belum tercapai. Adapun kompetensi
pemecahan masalah, dosen perlu dasar pada materi adaptasi dan evolusi yaitu
memotivasi mahasiswa lainnya untuk mendeskripsikan adaptasi dan evolusi.
terlibat dalam penilaian hasil presentasi Indikator yang akan dicapai dalam
laporan dari kelompok penyaji dan meminta pembelajaran adaptasi dan evolusi pada
kelompok penyaji untuk menyempurnakan siklus II adalah : 3) Mahasiswa dapat
jawabanya. menjelaskan faktor-faktor munculnya
4) Refleksi Kreativitas Mahasiswa adaptasi dan evolusi, 5) Mahasiswa dapat
Berdasarkan hasil penilaian kreativitas menjelaskan hubungan reproduksi manusia,
mahasiswa, maka dapat dilihat deskriptor adaptasi dan evolusi, 6) Mahasiswa dapat
yang belum tercapai dalam kreativitas yang memberikan contoh adaptasi dan evolusi
diuraikan sebagai berikut: Masih ada dalam fenomena nyata di alam. Untuk
indikator yang belum tercapai pada tingkat mencapai indikator yang telah ditentukan
II (proses berpikir) dikarenakan mahasiswa maka peneliti menggunakan strategi
belum maksimal dalam melakukan sintesis Problem based learning dalam
proses berfikir hasil analisa cepat dan tepat. pembelajaran dengan mengikuti langkah-
Untuk itu perlu dilakukan adalah langkah pembelajaran yang telah
memaksimalkan langkah pembelajaran ditentukan.
yaitu mengevaluasi proses pemecahan Pelaksanaan pembelajaran dilakukan
masalah. dengan tiga tahap yaitu kegiatan awal,
Pada tingkat III (keterlibatan dalam kegiatan inti dan kegiatan akhir.
fenomena nyata) belum tercapai karena Pelaksanaannya berdasarkan langkah-
mahasiswa belum maksimal dalam langkah dari Problem based learning
pengajuan pertanyaan secara mandiri; menurut Trianto dalam Taufik (2009 : 372-
pengarahan diri terhadap tantangan- 373) yaitu (1) Orientasi peserta didik pada
tantangan nyata dalam kehidupan; masalah; (2) mengorganisasikan peserta
pengelolaan dan sumber informasi, tenaga didik untuk belajar; (3) membimbing
dan biaya; dan pengembangan produk dan penyelidikan individual maupun kelompok;
hasil gagasan atau ide-ide kreatif. Untuk (4) mengembangkan dan menyajikan hasil
selanjutnya perlu memaksimalkan langkah karya; (5) menganalisis dan mengevaluasi
pembelajaran yaitu: membimbing proses pemecahan masalah.
penyelidikan individu maupun kelompok, 1) Hasil Penilaian Rencana Pelaksanaan
mengembangkan dan menyajikan hasil Pembelajaran (RPP)
karya; serta menganalisis dan mengevaluasi Pada dalam siklus II instrumen penilaian
proses pemecahan masalah. RPP dilakukan oleh observer. Dari hasil
penilaian RPP diperoleh persentase
4. Siklus II Pertemuan 2
79,17% dengan kualifikasi baik (B).
Pada tahap perencanaan, peneliti
mempersiapkan perangkat pembelajaran 2) Pengamatan dalam Pelaksanaan
IPA berupa RPP dengan penerapan model Pembelajaran IPA dengan menggunakan
problem based learning. Adapun komponen model PBL
penyusunannya dirancang berdasarkan a) Pengamatan Aspek Dosen
Hasil pengamatan yang dilakukan observer
analisis SK dan KD yang dikembangkan
terhadap aktivitas dosen selaku peneliti
menjadi indikator dan kemudian tujuan
dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
dalam pembelajaran IPA menggunakan
disajikan dalam waktu 2 x 50 menit.
model PBL adalah memperoleh tingkat
Materi yang diambil pada materi siklus II
keberhasilan 89,29% dengan kategori
adalah adaptasi dan evolusi. Hal ini
sangat baik.
dikarenakan indikator pembelajaran pada
12
(b) Pengamatan Aktivitas Mahasiswa proses pemecahan masalah, dosen
Berdasarkan hasil pengamatan yang memotivasi dan mengarahkan mahasiswa
dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas untuk menilai hasil presentasi laporan dari
mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran kelompok penyaji.
siklus II, persentase rata-rata aktivitas 3) Refleksi Aspek Mahasiswa
mahasiswa adalah 78,57 % dengan kategori Berdasarkan hasil pengamatan, maka untuk
baik. selanjutnya dosen perlu memperhatikan:
(c) Pengamatan Kreativitas Mahasiswa (1) Dalam orientasi mahasiswa kepada
Dari hasil pengamatan terhadap masalah, dosen memotivasi mahasiswa
pembelajaran pada siklus II, diperoleh untuk mencatat informasi yang diperoleh.
bahwa materi pembelajaran tersebut bagi (2) Dalam membimbing penyelidikan
mahasiswa baru mulai tergambar. individual maupun kelompok, dosen
Mahasiswa yang berpikir kreatif meningkat mencari sumber pembelajaran lain sehingga
dari 6 orang menjadi 18 orang berkisar 67% mahasiswa dapat memperoleh informasi
mahasiswa (18 orang mahasiswa dari 27 dari sumber lainnya untuk memecahkan
mahasiswa) sehingga pola pikir yang masalah. (3) Dalam mengembangkan dan
terbentuk dalam proses dan baru memiliki menyajikan hasil karya, dosen
gambaran tentang materi tersebut. Dari 18 mengarahkan mahasiswa untuk membuat
orang, secara umum memiliki kriteria laporan dan menyerahkannya kepada dosen
cukup dengan persentase 76%. di akhir perkuliahan. (4) Dalam
1) Refleksi RPP menganalisis dan mengevaluasi proses
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang pemecahan masalah, dosen perlu
dilaksanakan, maka untuk selanjutnya memotivasi mahasiswa lainnya untuk
dosen perlu memperhatikan hal-hal terlibat dalam penilaian hasil presentasi
sebagai berikut: (1) materi ajar lebih laporan dari kelompok penyaji dan meminta
disesuai kembali dengan lingkungan yang kelompok penyaji untuk menyempurnakan
tersedia, (2) pengorganisasian materi yang jawabanya.
diajarkan dosen menyesuaikan alokasi 4) Refleksi Kreativitas Mahasiswa
waktu yang ditentukan, (3) pemilihan Berdasarkan hasil penilaian kreativitas
sumber dan media pembelajaran lebih dekat mahasiswa, maka dapat dilihat deskriptor
dan sesuai dengan lingkungan mahasiswa, yang belum tercapai dalam kreativitas yang
(4) langkah pembelajaran sesuai dengan diuraikan sebagai berikut:
alokasi waktu. (1) Indikator pada tingkat I (fungsi
2) Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran divergen) belum tercapai karena mahasiswa
IPA dengan Menerapkan Model PBL berpendapat belum orisinilitas; belum
(a) Refleksi Aspek Dosen adanya elaborasi dan belum maksimalnya
Berdasarkan dari hasil pengamatan, maka kemampuan menilai. Untuk selanjutnya,
untuk selanjutnya dosen perlu perlu peningkatan dalam kegiatan
memperhatikan hal-hal berikut: (1) Dalam membimbing penyelidikan individual
membimbing penyelidikan individual maupun kelompok; mengembangkan dan
maupun kelompok, dosen mendekatkan menyajikan hasil karya; dan menganalisis
mahasiswa pada alam sehingga mahasiswa dan mengevaluasi proses pemecahan
bisa memperoleh informasi dari berbagai masalah.
sumber lainnya. (2) Dalam (2) Indikator pada tingkat II (proses
mengembangkan dan menyajikan hasil berpikir) belum tercapai karena belum
karya, dosen meminta semua kelompok maksimal dalam sintesis proses berfikir
tampil untuk menyerahkan laporannya, (3) hasil analisa cepat dan tepat; evaluasi
Dalam menganalisis dan mengevaluasi terhadap proses berfikir terhadap masalah
13
yang ditemukan; dan transformasi proses Pelaksanaan pembelajaran dilakukan
berfikir dapat memenuhi kriteria dengan tiga tahap yaitu kegiatan awal,
pemecahan masalah. Untuk selanjutnya kegiatan inti dan kegiatan akhir.
perlu dilakukan peningkatan dalam kegiatan Pelaksanaannya berdasarkan langkah-
mengembangkan dan menyajikan hasil langkah dari Problem Based Learning
karya; dan menganalisis dan mengevaluasi menurut Trianto dalam Taufik (2009 : 372-
proses pemecahan masalah. 373) yaitu (1) Orientasi peserta didik pada
(3) Indikator pada tingkat III masalah; (2) mengorganisasikan peserta
(keterlibatan dalam fenomena nyata) belum didik untuk belajar; (3) membimbing
tercapai karena pengarahan diri terhadap penyelidikan individual maupun kelompok;
tantangan-tantangan nyata dalam (4) mengembangkan dan menyajikan hasil
kehidupan; pengelolaan dan sumber karya; (5) menganalisis dan mengevaluasi
informasi, tenaga dan biaya; dan proses pemecahan masalah.
pengembangan produk dan hasil gagasan 1) Hasil Penilaian Rencana Pelaksanaan
atau ide-ide kreatif belum maksimal Pembelajaran (RPP)
dilakukan. Untuk selanjutnya perlu Pada siklus III instrumen penilaian RPP
dilakukan peningkatan dalam kegiatan dilakukan oleh observer. Dari hasil
mengembangkan dan menyajikan hasil penilaian RPP diperoleh persentase 95,83
karya; dan menganalisis dan mengevaluasi % dengan kualifikasi sangat baik (SB).
proses pemecahan masalah 2) Pengamatan dalam Pelaksanaan
Pembelajaran IPA dengan menggunakan
5. Siklus III Pertemuan 1
Pada tahap perencanaan, peneliti model PBL
mempersiapkan perangkat pembelajaran a) Pengamatan Aspek Dosen
Hasil pengamatan yang dilakukan observer
IPA berupa RPP dengan penerapan model
terhadap aktivitas dosen selaku peneliti
problem based learning. Adapun komponen
dalam kegiatan pembelajaran pada siklus III
penyusunannya dirancang berdasarkan
dalam pembelajaran IPA menggunakan
analisis SK dan KD yang dikembangkan
model PBL adalah memperoleh tingkat
menjadi indikator dan kemudian tujuan
keberhasilan 96,43% dengan kategori
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
sangat baik.
disajikan dalam waktu 2 x 50 menit.
Materi yang diambil pada materi siklus III (b) Pengamatan Aktivitas Mahasiswa
Berdasarkan hasil pengamatan yang
adalah reproduksi manusia. Hal ini
dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas
dikarenakan indikator pembelajaran pada
mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran
siklus II masih belum tercapai. Adapun
siklus III, persentase rata-rata aktivitas
kompetensi dasar pada materi reproduksi
mahasiswa adalah 92,86 % dengan kategori
manusia yaitu mendeskripsikan reproduksi
sangat baik.
pada manusia. Indikator yang akan dicapai
dalam pembelajaran reproduksi manusia (c) Pengamatan Kreativitas Mahasiswa
Dari hasil pengamatan terhadap
pada siklus III adalah : Mahasiswa dapat
pembelajaran pada siklus III, diperoleh
menjelaskan faktor-faktor pendorong dan
bahwa materi pembelajaran tersebut bagi
penghambat terbentuknya individu baru.
mahasiswa sudah jelas. Mahasiswa yang
Untuk mencapai indikator yang telah
berpikir kreatif meningkat dari 16 orang
ditentukan maka peneliti menggunakan
menjadi 27 orang (100%) sehingga pola
strategi Problem Based Learning dalam
pikir yang terbentuk telah tergambar jelas
pembelajaran dengan mengikuti langkah-
karena terjun ke masyarakat. Dari 27 orang,
langkah pembelajaran yang telah
secara umum memiliki kriteria sangat baik
ditentukan.
dengan persentase 92%.
14
6. Siklus III Pertemuan 2 masalah; (2) mengorganisasikan peserta
Hasil penelitian pada siklus III meliputi didik untuk belajar; (3) membimbing
pada perencanaan pembelajaran, penyelidikan individual maupun kelompok;
pelaksanaan pembelajaran dengan materi (4) mengembangkan dan menyajikan hasil
adaptasi dan evolusi dengan menerapkan karya; (5) menganalisis dan mengevaluasi
model PBL. Pengamatan selama proses proses pemecahan masalah.
pembelajaran meliputi hasil penilaian RPP, 1) Hasil Penilaian Rencana Pelaksanaan
hasil pengamatan aspek dosen dan Pembelajaran (RPP)
mahasiswa, serta kreativitas mahasiswa. Pada siklus III instrumen penilaian RPP
Kemudian dari hal yang dilakukan inilah dilakukan oleh observer. Dari hasil
yang kemudian dilakukan refleksi penilaian RPP diperoleh persentase 95,83
a. Perencanaan Pembelajaran Siklus % dengan kualifikasi sangat baik (SB).
III Pertemuan 2 2) Pengamatan dalam Pelaksanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti Pembelajaran IPA dengan menggunakan
mempersiapkan perangkat pembelajaran model PBL
IPA berupa RPP dengan penerapan model a) Pengamatan Aspek Dosen
problem based learning. Adapun komponen Hasil pengamatan yang dilakukan observer
penyusunannya dirancang berdasarkan terhadap aktivitas dosen selaku peneliti
analisis SK dan KD yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus III
menjadi indikator dan kemudian tujuan dalam pembelajaran IPA menggunakan
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran model PBL adalah memperoleh tingkat
disajikan dalam waktu 2 x 50 menit. keberhasilan 96,43% dengan kategori
Materi yang diambil pada materi siklus III sangat baik.
adalah adaptasi dan evolusi. Hal ini (b) Pengamatan Aktivitas Mahasiswa
dikarenakan indikator pembelajaran pada Berdasarkan hasil pengamatan yang
siklus II masih belum tercapai. Adapun dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas
kompetensi dasar pada materi adaptasi dan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran
evolusi yaitu mendeskripsikan adaptasi dan siklus III, persentase rata-rata aktivitas
evolusi. Indikator yang akan dicapai dalam mahasiswa adalah 96,43 % dengan kategori
pembelajaran adaptasi dan evolusi pada sangat baik.
siklus III adalah : 3) Mahasiswa dapat (c) Pengamatan Kreativitas Mahasiswa
menjelaskan faktor-faktor munculnya Dari hasil pengamatan terhadap
adaptasi dan evolusi, dan 6) mahasiswa pembelajaran pada siklus III, diperoleh
dapat memberikan contoh adaptasi dan bahwa materi pembelajaran tersebut bagi
evolusi dalam fenomena nyata di alam. mahasiswa sudah jelas. Mahasiswa yang
Untuk mencapai indikator yang telah berpikir kreatif meningkat dari 18 orang
ditentukan maka peneliti menggunakan menjadi 27 orang (100%) sehingga pola
strategi Problem based learning dalam pikir yang terbentuk telah tergambar jelas
pembelajaran dengan mengikuti langkah- karena melihat fenomena yang terjadi di
langkah pembelajaran yang telah alam. Dari 27 orang, secara umum memiliki
ditentukan. kriteria baik dengan persentase 89%.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan
dengan tiga tahap yaitu kegiatan awal, PENUTUP
kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada siklus I masih banyak deskriptor yang
Pelaksanaannya berdasarkan langkah- belum muncul sehingga pengamatan RPP
langkah dari Problem based learning pada siklus I memperoleh nilai persentase
menurut Trianto dalam Taufik (2009 : 372- rata-rata 68,75% dengan kategori cukup.
373) yaitu (1) Orientasi peserta didik pada Selanjutnya pada siklus II, dosen sudah
15
perbaikan pada RPP sehingga nilai mahasiswa yang aktif terlibat dalam proses
presentase pada siklus II menjadi 83,33% pembelajaran berlangsung dengan
dengan kualifikasi baik. Dalam hal ini mengemukakan ide-ide melalui tanya
masih terdapat deskriptor yang belum jawab. Adapun hasilnya adalah 41%
muncul, kemudian dilanjutkan pada siklus mahasiswa (11 orang mahasiswa dari 27
III. Pada siklus III, dosen melakukan mahasiswa) yang berpikir kreatif karena
perbaikan kembali pada RPP sehingga materi pembelajaran masih bersifat abstrak,
persentae pada siklus III menjadi 95,83% sehingga pola pikir yang terbentuk dalam
dengan kategori sangat baik. Dari siklus I proses dan memiliki banyak keragu-raguan.
ke siklus II terjadi peningkatan 14,58%, Dari 11 orang tersebut, secara umum
sedangkan siklus II ke siklus III terjadi memiliki kriteria kurang dengan persentase
peningkatan 12,5% 61%. Untuk siklus I di tingkat I (fungsi
Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan divergen) diperoleh rata-rata 70% dengan
dari aktivitas dosen maupun mahasiswa kategori cukup. Pada tingkat II (proses
pada siklus I, II dan III, terlihat bahwa berpikir) siklus I memiliki persentase 63%
peningkatan yang terjadi sangat dipengaruhi dengan kriteria kurang. Sedangkan pada
oleh interaksi dan komunikasi yang baik tingkat III (keterlibatan dalam fenomena
melalui motivasi dosen kepada mahasiswa nyata) secara umum memiliki persentase
dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan 46% dengan kriteria sangat kurang.
penerapan model PBL. Berdasarkan hasil Pada siklus II hasilnya adalah mahasiswa
pengamatan aktivitas dosen pada siklus I yang berpikir kreatif meningkat dari 11
memperoleh persentase 73,22% dengan orang menjadi 16 orang berkisar 59%
kualifikasi cukup. Selanjutnya pada siklus mahasiswa (16 orang mahasiswa dari 27
II memperoleh nilai persentase 89,29% mahasiswa) sehingga pola pikir yang
dengan kualifikasi sangat baik. Kemudian terbentuk dalam proses dan baru memiliki
pada siklus III memperoleh nilai persentase gambaran tentang materi tersebut. Dari 16
96,43% engan kualifikasi sangat baik. orang, secara umum memiliki kriteria baik
Pelaksanaan pembelajaran model PBL dari dengan persentase 81%. Untuk siklus II di
aspek dosen mengalami peningkatan dari tingkat I (fungsi divergen) diperoleh rata-
siklus I ke siklus II sebesar 16,08% dan dari rata 89% dengan kategori baik. Pada tingkat
siklus II ke siklus III sebesar 7,14%. II (proses berpikir) siklus II memiliki
Hasil pengamatan pelaksanaan dari aspek persentase 87% dengan kriteria baik.
mahasiswa pada siklus I memperoleh nilai Sedangkan pada tingkat III (keterlibatan
persentase 62,5% dengan kualifikasi cukup. dalam fenomena nyata) secara umum
Selanjutnya pada siklus II memperoleh nilai memiliki persentase 59% dengan kriteria
persentase 82,14% dengan kualifikasi baik. sangat kurang.
Pada siklus III memperoleh nilai persentase Pada siklus III hasilnya adalah mahasiswa
94,65% dengan kualifikasi sangat baik. yang berpikir kreatif meningkat dari 16
Pelaksanaan pembelajaran model PBL dari orang menjadi 27 orang (100%) sehingga
aspek mahasiswa mengalami peningkatan pola pikir yang terbentuk telah tergambar
dari siklus I ke siklus II sebesar 19,64% dan jelas karena terjun ke masyarakat. Dari 27
dari siklus II ke siklus III sebesar 12,51%. orang, secara umum memiliki kriteria
Kreativitas mahasiswa dalam pembelajaran sangat baik dengan persentase 92%. Untuk
IPA dengan materi reproduksi manusia siklus III di tingkat I (fungsi divergen)
dengan penerapan model PBL diperoleh rata-rata 96% dengan kategori
menunjukkan peningkatan kreativitas sangat baik. Pada tingkat II (proses
mahasiswa selama proses pembelajaran berpikir) siklus III memiliki persentase 90%
berlangsung. Hal ini dapat terlihat dari dengan kriteria sangat baik. Sedangkan
16
pada tingkat III (keterlibatan dalam (keterlibatan dalam fenomena nyata) secara
fenomena nyata) secara umum memiliki umum memiliki persentase 71% dengan
persentase 94% dengan kriteria sangat baik. kriteria cukup.
Dengan demikian, terjadi peningkatan Pada siklus III hasilnya adalah mahasiswa
kreativitas mahasiswa pada pembelajaran yang berpikir kreatif meningkat dari 18
IPA dengan menerapkan model PBL. orang menjadi 27 orang (100%) sehingga
Kreativitas mahasiswa dalam pembelajaran pola pikir yang terbentuk telah tergambar
IPA dengan materi adaptasi dan evolusi jelas karena terjun ke masyarakat. Dari 27
dengan penerapan model PBL orang, secara umum memiliki kriteria baik
menunjukkan peningkatan kreativitas dengan persentase 89%. Untuk siklus III di
mahasiswa selama proses pembelajaran tingkat I (fungsi divergen) diperoleh rata-
berlangsung. Hal ini dapat terlihat dari rata 88% dengan kategori baik. Pada tingkat
mahasiswa yang aktif terlibat dalam proses II (proses berpikir) siklus III memiliki
pembelajaran berlangsung dengan persentase 87% dengan kriteria baik.
mengemukakan ide-ide melalui tanya Sedangkan pada tingkat III (keterlibatan
jawab. Adapun hasilnya adalah 22% dalam fenomena nyata) secara umum
mahasiswa (6 orang mahasiswa dari 27 memiliki persentase 93% dengan kriteria
mahasiswa) yang berpikir kreatif karena sangat baik. Dengan demikian, terjadi
materi pembelajaran masih bersifat abstrak, peningkatan kreativitas mahasiswa pada
sehingga pola pikir yang terbentuk dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan
proses dan memiliki banyak keragu- model PBL.
raguan.Dari 6 orang tersebut, secara umum
memiliki kriteria cukup dengan persentase DAFTAR PUSTAKA
70%. Untuk siklus I di tingkat I (fungsi Amir, M. Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan
divergen) diperoleh rata-rata 81% dengan Melalui Problem based learning :
kategori baik. Pada tingkat II (proses Bagaimana Pendidik
berpikir) siklus I memiliki persentase 71% Memberdayakan Pemelajaran di
dengan kriteria cukup. Sedangkan pada Era Pengetahuan. Jakarta : Kencana
tingkat III (keterlibatan dalam fenomena Prenada Media Grup.
nyata) secara umum memiliki persentase Munandar, Utami. 1999. Kreativitas dan
56% dengan kriteria sangat kurang. Keberbakatan. Jakarta : Gramedia
Pada siklus II hasilnya adalah mahasiswa Munandar, Utami. 2004. Pengembangan
yang berpikir kreatif meningkat dari 6 Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta :
orang menjadi 18 orang berkisar 67% Rineka Cipta.
mahasiswa (18 orang mahasiswa dari 27 Rusman. Model-model Pembelajaran :
mahasiswa) sehingga pola pikir yang Mengembangkan Profesionalisme
terbentuk dalam proses dan baru memiliki Guru. Jakarta : Grafindo Persada.
gambaran tentang materi tersebut. Dari 18 Suharsimi, Arikunto, Suhardjono dan
orang, secara umum memiliki kriteria Supardi. 2008. Penelitian Tindakan
cukup dengan persentase 76%. Untuk siklus Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
II di tingkat I (fungsi divergen) diperoleh Taufik, Taufina dan Muhammadi. 2009.
rata-rata 79% dengan kategori cukup. Pada Mozaik Pembelajaran Inovatif.
tingkat II (proses berpikir) siklus II Padang : Sukabina Press
memiliki persentase 77% dengan kriteria
cukup. Sedangkan pada tingkat III
17