0% found this document useful (0 votes)
114 views7 pages

003 - Penetapan Kadar Protein Ikan Teri (Stolephorus SP) Yang Dijual Di Pasar Tani Kemiling Bandar Lampang Dengan Metode Kjedahl

This document summarizes a study that analyzed the protein content of dried small fish (Stolephorus sp) sold at the Kemiling Farmer's Market in Bandar Lampung, Indonesia using the Kjeldahl method. The study found the following protein contents: 3.72 g/2 g material for fresh small fish, 1.38 g/2 g material for salted fish, and 1.91 g/2 g material for boiled small fish. Based on these results, the document concludes that the small fish sold at the market contains sufficient protein to meet the daily intake requirements of 62 g for adult men and 56 g for adult women per 100 g of material.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
114 views7 pages

003 - Penetapan Kadar Protein Ikan Teri (Stolephorus SP) Yang Dijual Di Pasar Tani Kemiling Bandar Lampang Dengan Metode Kjedahl

This document summarizes a study that analyzed the protein content of dried small fish (Stolephorus sp) sold at the Kemiling Farmer's Market in Bandar Lampung, Indonesia using the Kjeldahl method. The study found the following protein contents: 3.72 g/2 g material for fresh small fish, 1.38 g/2 g material for salted fish, and 1.91 g/2 g material for boiled small fish. Based on these results, the document concludes that the small fish sold at the market contains sufficient protein to meet the daily intake requirements of 62 g for adult men and 56 g for adult women per 100 g of material.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 7

JURNAL ANALIS FARMASI

Volume 3, No. 4 Oktober 2018 Hal 273 - 279

PENETAPAN KADAR PROTEIN IKAN TERI KERING (Stolephorus sp) YANG


DIJUAL DI PASAR TANI KEMILING BANDAR LAMPUNG DENGAN METODE
KJELDAHL

STIPULATING OF DRY RATE PROTEIN FISH SMALL FISH (Stolephorus Sp)


SOLD IN MARKET FARMER OF KEMILING BANDAR LAMPUNG WITH METHOD
OF KJELDAHL

Sutarno1
Email : [email protected]

ABSTRACT

The whitebait is a marine animal foods commonly consumed by the people of


Indonesia, anchovy is generally preserved. Anchovy widely consumed because it is
rich in nutritional content, such as proteins. Protein needs of adults Indonesia by the
Indonesian Minister of Health, No. 75. In 2013 were men 62 grams / day and women
56 grams / day. It has been done testing the protein content of anchovy (Stolephorus
sp) by the Kjeldahl method. Determination of protein content quantitatively by
Kjeldahl method in which this research is the determination of the nitrogen content
contained in the material, as is known then the protein content nitrogen content can
be determined by multiplying the nitrogen content obtained by a conversion faktof.
Analysis of protein using Kjeldahl method is basically divided into three stages, namely
the destruction phase, distillation and titration. From the research that has been done
in the can each total protein content of fresh anchovy 3.72 g / 2 g material, salted fish
1.38 g / 2 g material and anchovy boiled 1,91 g / 2 g material. Based on these studies
that the anchovy is sold at Farmers Market Kemiling Bandar Lampung enough to meet
the needs of daily intake of an adult male is 62 g / 100 g of material, women 56 g /
100 g of material.

Keyword : Fish Small fish, Protein, Kjeldahl

ABSTRAK

Ikan teri adalah bahan makanan hewani laut yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia, ikan teri umumnya diawetkan. Ikan teri banyak dikonsumsi
karena kaya akan kandungan gizinya, diantaranya adalah protein. Kebutuhan protein
orang dewasa Indonesia menurut Permenkes RI , No. 75. Tahun 2013 adalah laki-laki
62 gram /hari dan perempuan 56 gram /hari. Telah dilakukan dilakukan pengujian
terhadap kadar protein ikan teri (Stolephorus sp) dengan metode Kjeldahl.
Penentapan kadar protein secara kuantitatif dengan metode Kjeldahl dimana pada
penelitian ini dilakukan penentuan kandungan nitrogen yang terdapat didalam bahan,
setelah diketahui kandungan nitrogennya kemudian kadar protein dapat ditentukan
dengan mengkalikan kadar nitrogen yang diperoleh dengan suatu faktof konversi.
Analisa protein dengan menggunakan metode Kjeldahl pada dasarnya dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu tahap destruksi, destilasi dan titrasi. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan di dapat masing-masing kadar protein total ikan teri tawar 3,72 g/2 g
bahan, ikan teri asin 1,38 g/2 g bahan dan ikan teri rebus 1,91 g/2 g bahan.
Berdasarkan penelitian tersebut bahwa Ikan Teri yang dijual di Pasar Tani Kemiling
Bandar Lampung cukup untuk memenuhi kebutuhan protein perhari orang dewasa
yaitu laki-laki 62 g/100 g bahan, perempuan 56 g/100 g bahan.

Kata kunci : Ikan Teri, Protein, Kjeldahl

1) PT. Euromed Cakra Medical


Sutarno

PENDAHULUAN tersebut, yang paling tinggi kandungan


Mengkonsumsi ikan sangat baik gizinya adalah protein. Protein ikan teri
untuk kesehatan. Para ahli banyak mengandung sejumlah asam amino
menyarankan untuk lebih banyak esensial, yaitu asam amino yang tidak
mengonsumsi ikan dibandingkan dapat dibentuk di dalam tubuh, tetapi
dengan daging merah. Ikan sudah harus berasal dari makanan. Asam
tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia, amino esensial yang paling menonjol
karena Indonesia kaya akan potensi pada ikan teri adalah isoleusin,
ikan baik perikanan tangkap ataupun leusin, lisin dan valin. Selain
perikanan budidaya, sayangnya mengandung asam amino esensial,
kesadaran mengonsumsi ikan pada ikan teri juga kaya akan asam amino
masyarakat masih rendah. Tingkat non esensial. Asam amino non esensial
konsumsi ikan rata-rata perkapital di yang menonjol pada ikan teri
Indonesia beberapa tahun lalu hanya adalah asam glutamat dan asam
23 kg/orang/tahun. Sedangkan di aspartat. Sumbangan zat gizi yang
Jepang mencapai 110 kg/orang/tahun. sangat berarti dari ikan teri adalah
Padahal ikan adalah sumber protein mineral, kalsium, fosfor dan zat besi.
paling tinggi, bahkan untuk jenis [4]
tertentu kandungan proteinnya lebih Protein merupakan salah satu
tinggi daripada daging. [4] kelompok bahan makanan yang
Ikan merupakan salah satu terdapat dalam jumlah besar
bahan makanan yang absorpsi (makronutrien). Tidak seperti bahan
proteinnya lebih tinggi dibandingkan makro nutrien lainnya (karbohidrat dan
dengan produk hewani lain seperti lemak), protein lebih berperan dalam
daging sapi dan ayam. Daging ikan pembentukan biomolekul daripada
mempunyai serat-serat protein lebih sebagai sumber energi. Meskipun
pendek dari pada serat- serat protein demikian, bila organisme mengalami
daging sapi atau ayam. Ikan juga kaya kekurangan energi, maka protein ini
akan mineral seperti kalsium, phospor digunakan sebagai sumber energi. [3].
yang diperlukan untuk pembentukan Kebutuhan protein orang dewasa
tulang, serta zat besi yang diperlukan Indonesia menurut Permenkes RI , No.
untuk pembentukan haemoglobin 75. Tahun 2013 adalah laki-laki 62
darah. Selain itu ikan merupakan gram/hari dan perempuan 56
sumber alami asam lemak Omega 3. gram/hari.
[7] Pada penelitian Fahmi Amrulloh
Banyak jenis ikan yang dapat [5] yaitu tentang Kadar Protein dan
dikonsumsi diataranya adalah ikan teri. Kalsium Ikan Teri Asin Hasil
Ikan teri adalah bahan makanan Pengasinan dengan Abu Pelepah
hewani laut yang biasa dikonsumsi oleh Kelapa didapatkan hasil penelitian dari
masyarakat Indonesia. Ikan teri tiga sampel ikan teri asin yaitu
umumnya diawetkan dengan proses 38,28%, 41,79%, 41,24%.
perebusan pada suhu 1000-1030C Berdasarkan penelitian yang sudah
dengan kadar garam 5-6% atau tidak dilakukan penulis tertarik untuk
menggunakan garam. Kemudian ikan meneliti kandungan protein total ikan
teri tersebut di jemur dibawah sinar teri yang dijual Di Pasar Tani Kemiling
matahari langsung guna untuk Bandar Lampung dengan metode
mendapatkan kadar kekeringan yang Kjeldahl. Dengan berbagai variasi ikan
sesuai. [6] teri yang diperjualbelikan, yaitu ikan
Proses pengeringan diatas teri rebus, ikan teri tawar, ikan teri
dilakuan untuk menjaga agar ikan teri asin.
tidak mengalami pembusukan dan Penelitian ini dilakukan dengan
menjaga kandungan gizi yang cara menetapkan kadar protein total
terkandung didalamnya. Komposisi ikan teri yang dijual di Pasar Tani
kandungan gizi ikan teri kering meliputi Kemiling Bandar Lampung dengan
protein, lemak, fosfor, kalsium, zat metode Kjeldahl yang melaui tiga
besi, vitamin A dan vitamin B. Diantara tahap yaitu tahap destruksi, tahap
komposisi kandungan gizi ikan teri destilasi, dan tahap titrasi. Metode

274 Jurnal Analis Farmasi Volume 3 No. 4 Oktober 2018


Penetapan Kadar Protein Ikan Teri Kering (Stolephorus sp) Yang Dijual
Di Pasar Tani Kemiling Bandar Lampung Dengan Metode Kjeldahl

kjeldahl merupakan metode yang positif ditandai dengan timbulnya


menggunakan alat sederhana, cara warna merah violet atau biru violet.
kerjannya mudah dan merupakan cara [3].
yang spesifik untuk menetukan jumlah
protein secara kuantitatif dengan Uji kuantitatif
penentuan kandungan nitrogen yang Standardisasi larutan NaOH 0,1
ada dalam bahan makanan atau bahan N dengan Kalium biftalat, Ditimbang
lain. [3] seksama 250 mg kalium biftalat P
yang sebelumnya telah dihaluskan dan
METODOLOGI PENELITIAN dikeringkan pada suhu 1200 C selama 2
Waktu dan Tempat Penelitian jam, Dilarutkan dalam 25 ml aquades
Penelitian dilaksanakan pada bebas CO2, ambahkan 3 tetes indikator
bulan Februari tahun 2016 di fenolftalein 1% dan dititrasi dengan
Labolatorium Kimia Analisa, Kampus larutan NaOH 0,1 N hingga terjadi
Universitas Malahayati, Jalan Pramuka warna merah muda konstan, Dilakukan
No.27 Kemiling Bandar Lampung. titrasi secara triplo. [1]

Alat dan Bahan Penetapan kadar protein dalam ikan


Buret 50 ml, Labu destilasi dan teri dengan metode Kjeldahl.
kondensor, Erlenmayer 250 ml, Mortir Ditimbang kurang lebih 2,0
dan stamper, Pipet ukur 5 ml, 10 ml, gram sampel yang telah dihaluskan
25 ml, Lampu spritus, Labu takar 250 hingga homogen, kemudian dimasukan
ml, 500 ml, Timbangan, Beaker gelas ke dalam labu kjeldahl, beri batu didih,
100 ml, 250 ml, 500 ml, Lampu Ditambahkan 5 gram K2SO4, 200 mg
bunsen, Klem, statif dan ring stand. CuSO4 dan 30 ml H2SO4 pekat, digojok
Bahan yang digunakan adalah CuSO4 sampai rata, Dipanaskan dengan api
encer, NaOH encer, H2SO4 pekat, langsung dalam lemari asam, mula-
Kristal CuSO4, NaOH 0,1 N, HCL 0,1 N, mula dengan api kecil, dan setelah
NaOH 50%, Indikator fenolftalein, asap hilang api dibesarkan. pemanasan
Sampel ikan teri, Aquades. diakhiri sampai cairan berwarna hijau
jernih, Dinginkan, kemudian
Tehnik Sampling ditambahkan 150 ml aquades dan
Populasi dari penelitian ini ditambahkan perlahan-lahan larutan
adalah ikan teri kering yang dijual di NaOH 50% sampai cairan bersifat basa,
Pasar Tani Kemiling Bandar Segera dipasang labu pada alat
Lampung.Sampel yang digunakan pada destilasi, lalu dipanaskan dengan cepat
penelitian ini adalah jenis ikan teri yang sampai amonia menguap sempurna,
dijual di Pasar Tani Kemiling Bandar Ditampung destilat dengan erlenmayer
Lampung. Pengambilan sampel yang berisi 50 ml HCl 0,1 N dan 3 tetes
dilakukan dengan metode Purposive indikator fenolftalein 1%. Ujung pipa
Sampling dengan memperhatikan jenis kaca destilator dipastikan masuk ke
ikan teri kering yang dijual Pasar Tani dalam larutan HCl 0,1 N, Destilasi
Kemiling Bandar Lampung yaitu ikan diakhiri setelah tetesan destilasi tidak
teri tawar, ikan teri asin dan ikan teri bereaksi basa, Hasil destilasi dititrasi
rebus. [2] dengan larutan standard NaOH 0,2 N
sampai warna merah muda konstan.
Prosedur Penelitian [8]. Kemudian dilakukan pengulangan
Uji kualitatif protein (uji cara biuret) sebanyak tiga kali dan dilakukan
Masukan sampel secukupnya penetapan blanko.
kedalam tabung reaksi, Larutkan
dengan aquadest, kemudian dibuat Cara Analisa Data [3]
alkalis dengan penambahan NaOH Penetapan kadar protein total
encer, Kemudian tambahkan 3 tetes dihitung dengan menggunakan rumus
larutan Larutan CuSO4 encer, jika sebagai berikut :

Jurnal Analis Farmasi Volume 3 No. 4 Oktober 2018 275


Sutarno

Setelah diperoleh %N,


selanjutnya dihitung kadar proteinnya % Protein = %N × 6,25
dengan mengalikan suatu faktor
konversi (6,25). (Rohman, 2013).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1
Hasil Uji Identifikasi Menggunakan Uji Biuret
No Sampel Pereaksi Warna Hasil Kesimpulan
Putih telur +
Mengandung
1 Kontrol (+) larutan (NaOH Ungu +
protein
encer + CuSO4 )
Tidak
larutan NaOH Endapan
2 Kontrol (-) - mengandung
encer + CuSO4 Hitam
protein
Teri tawar +
Mengandung
3 Teri Tawar larutan (NaOH Ungu +
protein
encer + CuSO4 )
Teri asin + larutan
Mengandung
4 Teri Asin (NaOH encer + Ungu +
protein
CuSO4 )
Teri rebus +
Mengandung
5 Teri Rebus larutan (NaOH Ungu +
protein
encer + CuSO4 )

Tabel 2
Hasil Pembakuan Larutan Standar NaOH 0,1 N
Berat KHP Volume Konsentrasi N
Pengulangan
(mg) NaOH (ml) (N) rata-rata
Siimplo 250,00 12,40 0,0993
Duplo 250,00 12,80 0,0957
0,0969
Triplo 250,00 12,80 0,0958

Tabel 3
Hasil Perhitungan Kadar Protein Ikan Teri Tawar
No Berat Volume NaOH Volume Protein
Sampel (g) Sampel (ml) NaOH (g)
Blanko (ml)
1 2,02 45,60 54,50 3,73
2 2,02 45,80 54,50 3,65
3 2,01 45,50 54,50 3,79
%Protein rata-rata 3,72

Tabel 4
Hasil Perhitungan Kadar Ikan Teri Asin
Volume
Berat Volume NaOH Protein
No NaOH
Sampel (g) Sampel (ml) (g)
Blanko (ml)
1 2,01 51,30 54,50 1,35
2 2,03 51,20 54,50 1,37
3 2,01 51,10 54,50 1,43
%Protein rata-rata 1,38

276 Jurnal Analis Farmasi Volume 3 No. 4 Oktober 2018


Penetapan Kadar Protein Ikan Teri Kering (Stolephorus sp) Yang Dijual
Di Pasar Tani Kemiling Bandar Lampung Dengan Metode Kjeldahl

Tabel 5
Hasil Perhitungan Kadar Ikan Teri Rebus
No Berat Volume NaOH Volume Protein
Sampel (g) Sampel (ml) NaOH (g)
Blanko (ml)
1 2,03 50,00 54,50 1,88
2 2,03 50,00 54,50 1,88
3 2,02 49,80 54,50 1,97
%Protein rata-rata 1,91

PEMBAHASAN dilakukan uji identifikasi untuk


Ikan teri (Stolephorus sp.) mengetahui adanya gugus amina yang
adalah ikan yang termasuk kedalam ditandai dengan timbulnya warna biru
kelompok ikan pelagis kecil, yang violet pada larutan uji. Pada prosedur
merupakan salah satu sumber daya uji identifikasinya larutan protein dibuat
perikanan paling melimpah di alkalis kemudian ditambahkan larutan
perairan Indonesia. Ikan teri ternyata tembaga sulfat encer. Reaksi yang
banyak mengandung gizi diantaranya terjadi pada uji biuret adalah sebagai
adalah protein. Dalam menentukan berikut :
kadar protein ikan teri, sebaiknya

Penetapan kadar protein total juga dengan metode Kjeldahl.


pada ikan teri tawar, ikan teri asin, Kelebihan metode Kjeldahl yaitu dapat
ikan teri rebus dilakukan tiga kali digunakan untuk menguji kandungan
pengulangan terhadap masing-masing protein secara kasar dan metode ini
sampel. Apabila dalam pengulangan masih sering digunakan, sedangkan
tersebut ada salah satu data yang tidak kelemahan dari metode kjeldahl yaitu:
sesuai maka dilakukan pengulangan dalam pengujiannya membutuhkan
kembali sampai didapat tiga sampel waktu yang lama dalam setiap
yang memenuhi syarat. tahapnya, dapat mengukur nitrogen
Penetapan kadar total ikan teri organik secara total sehingga nitrogen
kering secara kuantitatif dengan yang bukan bersal dari protein ikut
metode Kjeldahl dimana metode ini tertetapkan.
dapat menentukan kandungan nitrogen Pada tahap destruksi, sampel
total secara kasar. Analisa protein dimasukan kedalam labu Kjeldahl
dengan menggunakan metode Kjeldahl dengan ditambah dengan batu didih,
pada dasarnya dibagi menjadi tiga fungsi penambahan batu didih adalah
tahap yaitu : tahap destruksi, tahap membantu dalam proses pemanasan
destilasi dan tahap titrasi. agar panas yang ditimbulkan dalam
Setiap metode yang digunakan proses destruksi merata. Kemudian
dalam pengujian pasti ada kelebihan ditambahkan K2SO4 dan CuSO4 sebagai
dan kelemahan masing-masing, begitu katalisator bertujuan untuk

Jurnal Analis Farmasi Volume 3 No. 4 Oktober 2018 277


Sutarno

meningkatkan titik didih dari asam terdestilasi tidak bereaksi basa


sulfat sehingga destruksin berjalan terhadap fenolftalein.
lebih cepat, tiap 1gram K2SO4 dapat Setalah tahap destruksi selesai,
menaikan titik didih 30C. Setelah kemudian masuk pada tahap titrasi
semua bahan dimasukan kedalam labu yaitu kelebihan HCl 0,1 N yang tidak
Kjeldahl kemudian ditambahkan bereaksi dengan amonia dititrasi
dengan H2SO4 pekat. Penambahan dengan larutan standard NaOH 0,1 N
asam sulfat pekat dilakukan agar dengan menggunakan indikator
terjadi penguraian unsur-unsurnya fenolftalein 1% sampai titik akhir titrasi
yaitu C, H, O, N, S, dan P. Unsur N ditandai dengan berubahnya warna
adalah ciri khas protein dimana unsur N larutan menjadi merah muda konstan
ini yang dipakai untuk menentukan yang tidak hilang selama 30 detik.
kandungan protein dalam suatu bahan. Berikut adalah reaksi yang terjadi dari
Setelah asam sulfat pekat ditambahkan setiap tahap destruksi, destilasi dan
dilakukan penggojokan sehingga titrasi.
semua bahan yang berada didalam
labu dapat bercampur pada pada saat CHON(sampel) + H2SO4  CO2 + H2O +
destruksi. Kemudian dilakukan proses (NH4)2SO4
destruksi dengan pemanasaan api Sampel + As. Sulfat  Carbondioksida
langsung, mula-mula dengan api kecil + Air + Amonium Sulfat
dan setelah asap hilang api dibesarkan. (NH4)2SO4 + 2NaOH  Na2SO4 + 2
Suhu pemanasan pada saat destruksi H2O + 2NH3
harus tinggi (370 – 4100C), supaya Amonium Sulfat + Natrium Hidroksida
unsur nitrogen dan unsur lainnya dapat  Natrium Sulfat + Air + Amonia
terlepas dari ikatan senyawanya. NH3 + HCl (berlebih)  NH4Cl + HCl
Dalam setiap pengujian agar lebih (sisa)
tepat maka harus dilakukan pula Amonia + As. Klorida  Amonia Klorida
perlakuan blanko yaitu untuk koreksi + As. Klorida
adanya senyawa N yang berasal dari HCl (sisa) + NaOH  NaCl + H2O
reagensia yang digunakan. As. Klorida + Natrium Hidroksida 
Setelah tahap destruksi, Natrium Klorida + Air [3]
diperoleh cairan beerwarna hijau jernih
kemudian ditambah aquadest untuk Dalam penelitian yang telah
mengencerkan hasil destruksi. dilakukan dengan menggunakan tiga
Kemudian masuk pada tahap destilasi sampel yaitu: teri tawar, teri asin dan
yang bertujuan untuk memisahkan zat teri rebus, terdapat satu sampel
yang diinginkan, yaitu dengan pengulangan yang hasrus
memecah amonium sulfat menjadi mendapatkan perlakuan khusus dalam
amonia (NH3) dengan menambahkan proses destilasi. Teri rebus dalam
NaOH sampai alkalis kemudian pengulangan yang ke tiga pada proses
dipanaskan. Fungsi penambahan NaOH destilasi harus ada penambahan
adalah untuk memberikan susana basa larutan 25 ml HCl 0,1 N pada
karena reaksi tidak dapat berlangsung penampung destilatnya, karena larutan
dalam keadaan asam. Amonia (NH3) yang digunakan sebagai penampung
yang dibebaskan selanjutnya akan destilat sudah bereaksi seluruhnya
ditangkap oleh larutan asam dengan amonia, sehingga larutan
penampungnya (HCl 0,1 N). penampung destilatnya bersifat basa
Agar amonia dapat ditangkap secara (berwarna merah muda). Fungsi
maksimal, maka sebaiknya ujung alat penambahan HCl tersebut adalah agar
destilasi harus benar-benar tercelup didapat sisa HCl yang tidah bereaksi
kedalam larutan , sehingga amonia dengan amonia dan kemudian akan
(NH3) yang terbentuk tidak dapat dititrasi kembali dengan larutan
menguap , karena langsung akan standard NaOH 0,1N sampai terbentuk
bereaksi dengan larutan asam warna merah muda konstan yang tidak
penampungnya. Proses destilasi hilang selama 30 detik.
diakhiri bila amonia yang telah Dari data-data yang
dikumpulkan, diperoleh hasil

278 Jurnal Analis Farmasi Volume 3 No. 4 Oktober 2018


Penetapan Kadar Protein Ikan Teri Kering (Stolephorus sp) Yang Dijual
Di Pasar Tani Kemiling Bandar Lampung Dengan Metode Kjeldahl

perhitungan yang tidak berbeda jauh Untuk penelitian selanjutnnya


antara satu dengan sampel menggunakan perbandingan metode
pengulangnya, dan diperoleh rata-rata Kjeldahl yang menggunakan
kadar protein total ikan teri tawar 3,75 penampung destilat asam klorida dan
g/2 g bahan , ikan teri asin 1,38 g/2 g asam borat.
bahan dan ikan teri rebus 1,92 g/2 g
bahan. Berdasarkan kutipan dari jurnal DAFTAR PUSTAKA
Fahmi Amrulloh (2012), kadar protein 1. Departemen Kesehatan RI, 1995,
total ikan tawar 68,7 g/100 g bahan, Farmakope Indonesia, edisi IV,
teri asin 42 g/100 g bahan, sehingga Depkes RI, Jakarta.
dapat disimpulkan bahwa kadar protein 2. Notoatmodjo S, 2012, Metodologi
total ikan teri yang dijual di Pasar Tani Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,
Kemiling Bandar Lampung cukup untuk Jakarta.
memenuhi kebutuhan protein perhari 3. Rohman A, 2013, Analisis
orang dewasa dimana laki-laki 62 Komponen Makanan, Graha Ilmu,
gram/hari dan perempuan 56 Yogyakarta.
gram/hari. 4. Batubara UN, 2009, Analisa
Protein, Kalsium dan Lemak Pada
KESIMPULAN Ikan Pora-Pora, Universitas
Dari hasil pengujian yang Sumatra Utara, Medan.
dilakukan di Laboratorium : https://www.google.com/search?q
Pada uji identifikasi (uji biuret) =analisa+protein%2C+kalsium+da
larutan sampel yaitu teri tawar, teri asi, n+lemak+pada+ikan+pora-
teri rebus menunjukan adanya protein pora&ie=utf-8&oe=utf-
dan pada uji penetapan kadar protein 8#q=repository.usu.ac.id%2Fbitstr
total ikan teri tawar 3,72 g/100 g eam%2F...%2F1%2F09E02755.pdf
bahan, ikan teri asin 1,38 g/100 g . (20 desember 2015).
bahan dan ikan teri rebus 1,91 g/100 g 5. Amrullah F, 2012, Kadar Protein
bahan. dan Ca Pada Ikan Teri Asin Hasil
Dari hasil penelitian yang telah Pengasinan Dengan Abu Pelepah
dilakukan, ikan teri yang dijual di Pasar Kelapa, Surakarta.
Tani Kemiling Bandar Lampung belum http://eprints.ums.ac.id/19315/23/
cukup untuk memenuhi kebutuhan Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf
protein perhari orang dewasa yaitu 6. Mobonggi L, 2014, Karakteristik
laki-laki 62 g/100 g bahan, perempuan Kimia dan Mikrobiologi Ikan Asin
56 g/100 g bahan, sehingga harus ada Kering Di Kota Gorontalo,
tambah asupan protein dari bahan Universitas Negeri Gorontalo.
makanan lain yang dikonsumsi setiap http://eprints.ung.ac.id/6496/ (30
hari. Desember 2015).
7. Susanto E & Fahmi SA, 2012,
SARAN Senyawa Fungsional Dari Ikan :
Untuk penetian lebih lanjut agar Aplikasinya Dalam Pangan. Vol. 1.
lebih teliti dalam setiap tahap-tahap No. 4
dalam metode kjeldahl dan journal.ift.or.idfilesSusanto%20149
memperhatikan setiap bahan yang 5102.pdf (30 Desember 2015).
akan digunakan. 8. Sofyan C, 2010, Penetapan Kadar
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Protein Total Pada Biji Nangka
tentang kadar komposisi gizi lain yang (Artocarpus heterophyllus semen)
terdapat pada ikan teri yaitu Dengan Metode Kjeldahl,
kandungan fosfor dan gizi lainya yang Universitas Malahayati Bandar
berguna untuk tubuh manusia. Lampung, Bandar Lampung.

Jurnal Analis Farmasi Volume 3 No. 4 Oktober 2018 279

You might also like