0% found this document useful (0 votes)
30 views9 pages

Development of Student Worksheet Based On Higher Order Thinking Skill (Hots)

Uploaded by

Eva Novriantii
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
30 views9 pages

Development of Student Worksheet Based On Higher Order Thinking Skill (Hots)

Uploaded by

Eva Novriantii
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 9

Indonesian Journal of Science and Mathematics Education

02 (2) (2019) 168-176


https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/IJSME/index
DOI : 10.24042/IJSME.V2I2.4342
E-ISSN: 2615-8639 Juli 2019

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS)

DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET BASED ON HIGHER


ORDER THINKING SKILL (HOTS)

Chintia Tri Noprinda1, Sofyan M. Soleh2


1,2
Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung

E-mail: [email protected]

Diterima: 12 Juni 2019. Disetujui: 10 Juli 2019. Dipublikasikan: 31 Juli 2019

Abstract: This study aims to produce a product of Student Worksheet (LKPD) Based on Higher Order
Thinking Skill (HOTS) on the subject of static electricity and to know the feasibility of developing Student
Worksheets (LKPD) Based on Higher Order Thinking Skill (HOTS) on Static Electricity Material
developed. This study uses the Research and Development (R & D) method with a 4D (Four D Model)
development model from Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, and Melvyn I. Semmel namely, Defining,
Planning, Developing, and Spread (Disseminate). Validation is carried out by material experts and media
experts by providing an assessment questionnaire to test the feasibility of the product. The trial was carried
out through two stages, namely limited trials and field trials. The results of the material expert validation
on the aspect of content eligibility obtained an average percentage of 82% with very good criteria. The
feasibility aspect of presentation is obtained by an average percentage of 79% with very good criteria. The
aspects of language feasibility obtained an average percentage of 78% with very good criteria, and HOTS
assessment aspects obtained an average percentage of 81% with very good criteria. The validation of
media experts on the aspect of the LKPD was obtained by an average percentage of 88% with very good
criteria. The cover design aspects of the LKPD obtained an average percentage of 90% with excellent
criteria and the design aspects of the LKPD contents obtained an average percentage of 93% with very
good criteria. The results of the limited trial of class IX students obtained an average percentage of 85%
with very good criteria and field trials of class IX students obtained an average percentage of 90% with
very good criteria so that the LKPD was feasible and ready to be used as teaching material.

Keywords: higher order thinking skill (HOTS), student worksheet, physics


.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada pokok bahasan listrik statis dan mengetahui
kelayakan terhadap Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Higher Order Thinking
Skill (HOTS) pada Materi Listrik Statis yang dikembangkan. Penelitian ini menggunakan metode Research
and Development (R&D) dengan model pengembangan 4D (Four D Model) dari Thiagarajan, Dorothy S.
Semmel, dan Melvyn I. Semmel yaitu, Pendefinisian (Define), Perencanaan (Design), Pengembangan
(Develop), dan Penyebaran (Disseminate). Validasi dilakukan oleh ahli materi dan ahli media dengan
cara memberikan angket penilaian untuk menguji kelayakan produk. Uji coba dilakukan melalui dua tahap
yaitu uji coba terbatas dan uji coba lapangan. Hasil validasi ahli materi pada aspek kelayakan isi
diperoleh rata-rata persentase sebesar 82% dengan kriteria sangat baik. Aspek kelayakan penyajian
diperoleh rata-rata persentase sebesar 79% dengan kriteria sangat baik. Aspek kelayakan bahasa
diperoleh rata-rata persentase sebesar 78% dengan kriteria sangat baik, dan aspek penilaian HOTS
diperoleh rata-rata persentase sebesar 81% dengan kriteria sangat baik. Validasi ahli media pada aspek
ukuran LKPD diperoleh rata-rata persentase sebesar 88% dengan kriteria sangat baik. Aspek desain
cover LKPD diperoleh rata-rata persentase sebesar 90% dengan kriteria sangat baik dan aspek desain isi
LKPD diperoleh rata-rata persentase sebesar 93% dengan kriteria sangat baik. Hasil uji coba terbatas
peserta didik kelas IX memperoleh rata-rata persentase 85% dengan kriteria sangat baik dan uji coba
lapangan peserta didik kelas IX memperoleh rata-rata persentase 90% dengan kriteria sangat baik
sehingga LKPD layak dan siap digunakan sebagai bahan ajar.
Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02 (2) (2019) 168-176
Chintia Tri Noprinda dan Sofyan M. Soleh │ Pengembangan Lembar Kerja Peserta …..

© 2019 Unit Riset dan Publikasi Ilmiah FTK UIN Raden Intan Lampung

Kata Kunci: higher order thinking skill (HOTS), LKPD, fisika


[

PENDAHULUAN Berdasarkan penelitian di SMP


Keberhasilan pendidikan yang tujuan Negeri 1 Natar Lampung Selatan, SMP
utamanya meningkatkan sumber daya dan SMP Swadipha Natar Lampung
manusia, dipengaruhi oleh berbagai Selatan mengatakan bahwa sekolah telah
faktor. Salah satu faktor yang ikut memberikan fasilitas berupa bahan ajar,
mempengaruhi keberhasilan ini adalah yaitu buku paket dan LKS (Lembar Kerja
kemampuan guru dalam melakukan dan Peserta didik). Buku paket dan LKS yang
memanfaatkan penilaian, evaluasi proses, digunakan merupakan terbitan dari
dan hasil belajar. Kemampuan tersebut penerbit, Buku paket dan LKS yang
sangat diperlukan untuk mengetahui digunakan ini hanya berisi materi, contoh
tercapai tidaknya tujuan pembelajaran soal, dan soal-soal biasa yang tidak
yang sudah ditetapkan dalam kurikulum melibatkan proses berpikir aktif dan
(Budiman, 2014). kreatif secara maksimal. Beliau juga
Salah satu kemampuan berpikir yang sudah membuat instrumen yang
harus dimiliki peserta didik adalah digunakan untuk mengukur hasil belajar
kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik yang biasanya diambil dari
(Higher Order Thinking). Proses berpikir berbagai sumber, buku paket, LKS atau
merupakan suatu proses yang dilakukan kumpulan soal-soal ujian. Sumber belajar
seseorang dalam mengingat kembali yang digunakan masih didominasi oleh
pengetahuan yang sudah tersimpan di indikator mengingat, memahami serta
dalam memorinya untuk suatu saat aplikasi saja, salah satunya pada materi
dipergunakan dalam menerima informasi, listrik statis, yaitu materi yang akan
mengolah, dan menyimpulkan sesuatu. digunakan oleh peneliti. Soal-soal yang
Kemampuan berpikir tingkat tinggi digunakan yaitu soal-soal biasa (rutin)
merupakan kemampuan menghubungkan, dan pertanyaan tingkat rendah. ketika
memanipulasi, dan mentransformasi peserta didik diberikan soal yang sedikit
pengetahuan serta pengalaman yang berbeda dari contoh, peserta didik akan
sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis cenderung kesulitan mengerjakan soal
dan kreatif dalam upaya menentukan tersebut, Faktor penyebab rendahnya
keputusan dan memecahkan masalah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta
situasi baru (Widyastuti, 2015). didik adalah kurang tersedianya soal-soal
Kemampuan berpikir tingkat tinggi, dapat tes yang didesain khusus untuk melatih
membuat seorang individu mampu penggunaan berpikir tingkat tinggi dalam
menafsirkan, menganalisis atau menyelesaikan soal-soal kontekstual,
memanipulasi informasi yang diperoleh. menuntut penalaran, argumentasi dan
Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat kreativitas dalam menyelesaikannya,
diketahui dari kemampuan peserta didik selama ini peserta didik hanya
pada tingkat analisis, evaluasi, dan mengerjakan soal-soal biasa Maka dari itu
mencipta. Selain itu, kemampuan berpikir untuk mencapai tujuan pembelajaran
tingkat tinggi tidak hanya memerlukan fisika diperlukan adanya soal yang
kemampuan mengingat saja, akan tetapi berkualitas, soal yang tidak hanya
dalam praktiknya, juga memerlukan mencakup indikator mengingat,
kemampuan berpikir kritis dan kreatif memahami serta aplikasi tetapi mencakup
(Saregar, Latifah, & Sari, 2016). pula analisis, evaluasi, dan mencipta
Sehingga perlu adanya soal-soal yang

169 | I n d o n e s i a n Journal of Science and Mathematics Education (IJSME)


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02 (2) (2019) 168-176
Pengembangan Lembar Kerja Peserta….. │ Chintia Tri Noprinda dan Sofyan M. Soleh

didesain khusus untuk melatih HOTS atau berupa lembaran kertas yang berupa
keterampilan berpikir tingkat tinggi informasi maupun soal-soal (pertanyaan-
peserta didik. Kesimpulan akhir dari hasil pertanyaan yang harus dijawab oleh
ini menguatkan pentingnya peserta didik (Hamdani, 2011).
dikembangkan LKPD fisika Berbasis Manfaat yang diperoleh dengan
High Order Thinking Skill (HOTS) untuk menggunakan LKPD antara lain:
melatih peserta didik dalam Memudahkan pendidik dalam mengelola
mengembangkan kemampuan berpikirnya proses belajar, Membantu pendidik
dan sebagai subjek pendidikan yang kritis mengarahkan peserta didiknya untuk
dan kreatif membiasakan diri dapat menemukan konsep-konsep melalui
menyelesaikan soal-soal yang termasuk aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok
dalam kategori menganalisis, kerja, Dapat digunakan untuk
mengevaluasi, dan mencipta. secara tidak mengembangkan keterampilan proses dan
langsung menjadikan peserta didik mengembangkan sikap ilmiah, Membantu
mampu menghadapi tantangan masa pendidik memantau keberhasilan peserta
depan dalam persaingan global untuk didik untuk mencapai sasaran belajar
proses pengambilan keputusan dan (Salirawati, 2004).
penyelesaian suatu masalah. Oleh karena
itu, pemberian soal-soal yang dapat 2. Higher Order Thinking Skill
memotivasi peserta didik untuk (HOTS)
mengembangkan kemampuan berpikir HOTS merupakan karakteristik
hingga berpikir tingkat tinggi harus terus kemampuan berpikir tingkat tinggi
dilakukan. Sehingga, peneliti melakukan mencakup berpikir kritis dan berpikir
penelitian dengan tema ”Pengembangan kreatif. Berpikir kritis dan kreatif
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan dua kemampuan manusia
Berbasis High Order Thinking Skill yang sangat mendasar karena berpikir
(HOTS) Pada Pokok Bahasan Listrik kritis dan berpikir kreatif dapat
Statis Kelas IX Semester 1 Di SMP” mendorong seseorang untuk senantiasa
memandang setiap permasalahan yang
LANDASAN TEORI dihadapi secara kritis, dan mencoba
1. Lembar Kerja Peserta Didik mencari penyelesaiannya secara kreatif,
(LKPD) sehingga diperoleh suatu hal baru yang
Lembar kerja merupakan sarana lebih baik dan bermanfaat bagi
pembelajaran yang dapat digunakan oleh kehidupannya (Zaenal & Heri, 2015).
pengajar dalam meningkatkan Selain itu, higher order thinking
keterlibatan atau aktivitas peserta didik skills(HOTS) memiliki karakteristik,
dalam proses belajar mengajar. Pada seperti definisi yang diungkapkan
umumnya, LKPD berisi petunjuk Resnick, yaitu non algoritmik, bersifat
praktikum, percobaan yang bisa dilakukan kompleks, multiple solutions (mempunyai
dirumah, materi untuk diskusi, dan soal- banyak solusi), melibatkan variasi
soal latihan maupun segala bentuk pengambilan keputusan dan interpretasi,
petunjuk yang mampu mengajak peserta penerapan multiple criteria (banyak
didik beraktivitas dalam proses kriteria), dan bersifat effortful
pembelajaran (Salirawati, 2004). LKPD (membutuhkan banyak usaha) (Zaenal &
merupakan salah satu jenis alat bantu Heri, 2015). Menurut Bloom, Kratwhwol,
pembelajaran. Secara umum, lembar kerja & Anderson, bahwa level berpikir peserta
merupakan perangkat pembelajaran didik dalam berpikir ada enam tingkatan
sebagai pelengkap atau sarana pendukung yaitu mengingat (C1), memahami (C2),
pelaksanaan rencana pembelajaran. LKPD

Indonesian Journal of Science and Mathematics Education (IJSME) | 170


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02 (2) (2019) 168-176
Chintia Tri Noprinda dan Sofyan M. Soleh │ Pengembangan Lembar Kerja Peserta …..

mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), dan pengembangan 4D yang


mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). dikembangkan oleh S. Thigharajan,
Level berpikir pada C1, C2, dan C3 Dorothy Semmel, dan Melvyn I. Semmel.
merupakan level berpikir tingkat rendah Tahap-tahap dalam pengembangan ini
(Low Order Thinking) dan level berpikir yaitu: Define (pendifinisian), Design
pada C4, C5, dan C6 merupakan level (perancangan), Develop (pengembangan),
berpikir tingkat tinggi (HOTS) (Gunawan Disseminate (penyebaran).
& Retno, 2017). Dengan HOTS dapat Peneliti memakai metode 4D di mana
membedakan ide atau gagasan secara langkah-langkah metode penelitian ini
jelas, berargumen dengan baik, mampu sampai dengan langkah Disseminate, akan
memecahkan masalah, mampu tetapi pada tahap penyebaran ini
mengkonstruksi penjelasan, mampu dilakukan dengan cara menyebarkan
berhipotesis dan memahami hal-hal produk bahan ajar ke sekolah yang diteliti
kompleks menjadi lebih jelas. Thomas pada penelitian ini yaitu SMP Negeri 1
dan Thorne menyatakan bahwa HOTS Natar Lampung Selatan, SMP Swadipha
dapat dipelajari, HOTS dapat diajarkan, Natar Lampung Selatan dan SMP Negeri
dengan HOTS keterampilan dan karakter 7 Bandar Lampung. Hal ini dikarenakan
dapat ditingkatkan. Selanjutnya dikatakan peneliti hanya melihat kelayakan produk
bahwa ada perbedaan hasil pembelajaran berdasarkan penilaian ahli materi, ahli
yang cenderung hafalan dan pembelajaran media, guru fisika dan respons peserta
HOTS yang menggunakan pemikiran didik. Data penelitian di kumpulkan
yang tinggi (Tri & Sri, 2013). dengan menggunakan lembar validasi
ahli, lembar respon guru, lembar respon
METODE PENELITIAN peserta didik serta analisa data
Desain pengembangan ini menggunakan skala likert.
menggunakan rancangan dan pendekatan Peneliti menggunakan dua jenis data
penelitian pengembangan (Research and yang dikumpulkan, yaitu:
Development / R&D). Metode penelitian 1. Data kuantitatif, yaitu data yang yang
pengembangan pada penelitian ini berupa skor penilaian. Data
mengacu pada langkah langkah penelitian kuantitatif diperoleh dari skor angket
dan pengembangan 4D yang penilaian validator dan penilaian
dikembangkan oleh S. Thigharajan, peserta didik.
Dorothy Semmel, dan Melvyn I. Semmel. 2. Data kualitatif, yaitu data yang
Tahap-tahap dalam pengembangan ini berupa deskripsi dalam bentuk
yaitu: Define, Design, Develop, kalimat. Data kualitatif ini berupa
Disseminate kritik dan saran validator terhadap
Penelitian dilaksanakan di SMP produk yang dikembangkan dan
Negeri 7 Bandar Lampung, SMP Negeri 1 deskripsi keterlaksanaan uji coba
Natar Lampung Selatan dan SMP produk. Data penelitian di kumpulkan
Swadipha Natar Lampung Selatan, waktu dengan menggunakan lembar validasi
penelitian ini mulai dari tahap persiapan ahli, lembar respon guru, lembar
hingga selesai tahap pelaksanaan pada respon peserta didik serta analisa data
semester ganjil tahun pelajaran menggunakan skala likert.
2017/2018. Teknik analisis data dalam penelitian
Penelitian ini menggunakan metode ini dilakukan dengan menggunakan
penelitian dan pengembangan Research langkah-langkah sebagai berikut:
and Development (R&D). Model 1. Teknik Analisis Data Kualitatif
pengembangan pada penelitian ini Data kualitatif berupa kritik dan saran
mengacu pada langkah langkah penelitian produk bahan ajar fisika berupaLKPD

171 | I n d o n e s i a n Journal of Science and Mathematics Education (IJSME)


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02 (2) (2019) 168-176
Pengembangan Lembar Kerja Peserta….. │ Chintia Tri Noprinda dan Sofyan M. Soleh

Higher Order Thinking Skill (HOTS) dari No. Presentase Kelayakan


validator yaitu penilaian oleh ahli materi, 1 0% ≤ p ≤ 25% Sangat tidak baik
ahli media dan guru SMP Negeri 1 Natar 2 25% < p ≤ 50% Kurang baik
3 50% < p ≤ 75% Cukup baik
dan SMP Swadipha Natar Lampung 4 75% < p ≤ 100% Sangat baik
Selatan.
2. Teknik Analisis Data Kuantitatif Berdasarkan data tabel kelayakan analisis
Penilaian yang dilakukan para ahli, persentase di atas, menunjukkan produk
peserta didik dan tes menunjukkan yang dikembangkan akan berakhir saat
kelayakan dari bahan ajar fisika persentase terhadap bahan ajar berupa
dimasukkan ke dalam bentuk tabel. kesesuaian materi, kelayakan bahan ajar,
Kemudian data menjadi pedoman untuk dan kualitas teknis LKPD Higher Order
melakukan revisi setiap komponen dari Thinking Skill (HOTS) pada materi listrik
bahan ajar fisika yang telah disusun, statis kelas IX semester 1 di SMP sudah
selanjutnya dianalisis untuk mengetahui mencapai syarat kelayakan yaitu dengan
kelayakan LKPD Higher Order Thinking dikatagorikan cukup baik atau sangat baik
Skill (HOTS).
Rumus untuk menghitung persentase HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai berikut (Sugiyono, 2011): Validasi dari LKPD Berbasis High
Order Thinking Skill (HOTS) pada
materi Listrik statis dilakukan oleh 5
dosen ahli, yang terdiri dari 2 dosen
Keterangan: sebagai validator ahli materi, 3 dosen
P = Persentase kelayakan. sebagai validator ahli media. Berdasarkan
Angket respon terhadap penggunaan penilaian validasi ahli materi terhadap
produk 4 pilihan sesuai dengan konten LKPD Berbasis High Order Thinking
pertanyaan. Pengubahan hasil penilaian Skill (HOTS) Pada Pokok Bahasan Listrik
ahli materi, ahli media, dan guru fisika Statis dianalisis 3 aspek yaitu aspek
dari huruf menjadi skor dengan ketentuan kelayakan isi, aspek kelayakan penyajian,
menggunakan skala Rating Scale yang aspek kelayakan bahasa, dan aspek
dapat dilihat pada tabel berikut ini : penilaian HOST. Pada penilaian validasi
Tabel 1. Skor Penilaian Terhadap Pilihan Jawaban ahli materi terhadap LKPD berbasis high
Pilihan Jawaban Skor order thinking skill (HOTS) Pada pokok
Sangat baik 4 bahasan listrik statis dianalisis 3 aspek
Cukup baik 3 yaitu aspek kelayakan isi, aspek
Kurang baik 2 kelayakan penyajian, aspek kelayakan
Sangat tidak baik 1 bahasa dan aspek penilaian HOTS. Pada
(Sugiyono, 2015) penilaian validasi ahli media terhadap
Angket respon untuk mengetahui LKPD berbasis High Order Thinking
kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik Skill (HOTS) Pada Pokok Bahasan
(LKPD) , responden diberi angket. Listrik Statis dianalisis 3 aspek yaitu
Mengetahui nilai akhir menggunakan aspek ukuran LKPD, aspek desain
analisis rata-rata butir yang bersangkutan sampul LKPD dan aspek desain isi
dalam angket yaitu dengan perhitungan LKPD.
jumlah nilai tersebut dibagi dengan Pada penelitian ini setelah
banyaknya responden. dilakukan validasi oleh para ahli langkah
Hasil skor persentase yang selanjutnya yaitu revisi desain. Setelah
diperolehdari penelitian diinterprestasikan itu, uji coba produk ke peserta didik kelas
dalam kriteria tabel 2. IX terhadap LKPD berbasis High Order
Tabel 2. Kelayakan Analisis Persentase

Indonesian Journal of Science and Mathematics Education (IJSME) | 172


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02 (2) (2019) 168-176
Chintia Tri Noprinda dan Sofyan M. Soleh │ Pengembangan Lembar Kerja Peserta …..

Thinking Skill (HOTS) Pada Pokok perancangan (design). Adapun beberapa


Bahasan Listrik Statis. hal yang dilakukan dalam tahap
Data hasil setiap tahapan prosedur perancangan produk pengembangan
penelitian dan pengembangan yang adalah pemilihan bahan ajar, pemilihan
dilakukan adalah sebagai berikut: format, dan rancangan awal.
1. Tahap Pendefinisian (Define) 3. Tahap Pengembangan (Develop)
Tahap define yaitu tahap pendefinisian Setelah melakukan tahap pendefinisian
dalam sebuah penelitian. Dalam model (define) dan tahap perencanaan (design),
lain tahap ini sering dinamakan analisis selanjutnya peneliti melakukan
kebutuhan. Pada tahap ini terdapat empat pembuatan bahan ajar berupa LKPD
langkah pokok yaitu analisis Front-end materi Listrik Statis berbasis Higher
(Front-end analysis), analisis konsep Order Thinking Skill (HOTS).
(Concept analysis), analisis tugas (task Kemudian peneliti melakukan
analysis), dan perumusan tujuan langkah-langkah dalam tahap
pembelajaran (specifying instructional pengembangan (develop) yaitu:
objectives). a. Validasi ahli materi
2. Tahap Perancangan (Design) Hasil penilaian validasi ahli materi
Setelah dilakukan analisis kebutuhan pada produk disajikan dalam tabel 3
langkah selanjutnya adalah tahap sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Validasi Ahli Materi
No. Aspek Validator Analisis Kriteria
Persentase
∑p ̅
1 Kelayakan Isi I 80% 86% Sangat Baik
2 86%
3 91%
2 Kelayakan Penyajian 1 75% 85% Sangat Baik
2 88%
3 92%
3 Kelayakan Bahasa 1 78% 82% Sangat Baik
2 86%
3 83%
4 Penilaian HOTS 1 75% 86% Sangat Baik
2 94%
3 88%
Total Aspek 85% Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 3 tentang hasil validasi tahap 2 oleh ahli materi disajikan juga
oleh ahli materi dapat diketahui pada dalam bentuk grafik untuk melihat
aspek kelayakan isi diperoleh rata-rata penilaian ahli materi dari masing-masing
persentase sebesar 82% dengan kriteria validator terhadap 4 aspek, yaitu aspek
“sangat baik”. Aspek kelayakan penyajian kelayakan isi, kelayakan penyajian,
diperoleh rata-rata persentase sebesar kelayakan bahasa, dan penilaian HOTS.
79% dengan kriteria “sangat baik”. Aspek Selain dalam bentuk table hasil
kelayakan bahasa diperoleh rata-rata penilaian oleh ahli materi disajikan juga
persentase sebesar 78% dengan kriteria data dalam bentuk grafik berikut untuk
“sangat baik” dan aspek penilaian HOTS melihat perbandingan hasil penilaian oleh
diperoleh rata-rata persentase sebesar ahli materi dari masing-masing aspek
81% dengan kriteria “sangat baik”. Selain penilaian.
dalam bentuk tabel data hasil validasi

173 | I n d o n e s i a n Journal of Science and Mathematics Education (IJSME)


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02 (2) (2019) 168-176
Pengembangan Lembar Kerja Peserta….. │ Chintia Tri Noprinda dan Sofyan M. Soleh

Gambar 1. Hasil Validasi Ahli Materi


b. Validasi ahli media Hasil penilaian validasi ahli materi
pada produk disajikan dalam tabel 4.
sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Validasi Ahli Media
No Aspek Validator Analisis Persentase Kriteria
∑p ̅
1 Ukuran LKPD 1 100% 88% Sangat Baik
2 88%
3 75%
2 Desain Cover 1 89% 90% Sangat Baik
LKPD 2 92%
3 89%
3 Desain Isi LKPD 1 91% 93% Sangat Baik
2 91%
3 97%
Total Aspek 90% Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 4 tentang hasil validasi bentuk grafik untuk melihat rata-rata
tahap 2 oleh ahli media dapat diketahui persentase dari masing-masing validator
pada aspek ukuran LKPD diperoleh rata- terdapat 3 aspek yaitu aspek ukuran
rata persentase sebesar 88% dengan LKPD, desain cover LKPD dan desaian
kriteria “sangat baik”. Aspek desain cover isi LKPD.
LKPD diperoleh rata-rata persentase Selain dalam bentuk table hasil
sebesar 90% dengan kriteria “sangat baik” penilaian oleh ahli materi disajikan juga
dan aspek desain isi LKPD diperoleh rata- data dalam bentuk grafik berikut untuk
rata persentase sebesar 93% dengan melihat perbandingan hasil penilaian oleh
kriteria “sangat baik”. Selain dalam ahli media dari masing-masing aspek
bentuk tabel data hasil validasi tahap 2 penilaian.
oleh ahli media disajikan juga dalam

Gambar 2. Hasil Validasi Ahli Media

Indonesian Journal of Science and Mathematics Education (IJSME) | 174


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02 (2) (2019) 168-176
Chintia Tri Noprinda dan Sofyan M. Soleh │ Pengembangan Lembar Kerja Peserta …..

c. Uji coba produk Respons guru terhadap LKPD yang


Hasil uji coba terkait kemenarikan dikembangkan diperoleh rata-rata skor
dilakukan melalui dua tahapan yaitu, uji 88% dengan kriteria “sangat baik”.
coba terbatas dan uji coba lapangan Respons peserta didik terhadap LKPD
mengalami peningkatan persentase rata- diperoleh rata-rata skor 87% dengan
rata pada tiap aspek. Perbandingan hasil kriteria “sangat baik”. Jadi, LKPD
uji coba dapat dilihat juga pada Gambar 3 pembelajaran fisika berbasisHigher Order
Thinking Skill (HOTS) pada materi Listrik
Statis kelas IX siap dipakai sebagai bahan
ajar.

DAFTAR PUSTAKA
Budiman, A. (2014). Pengembangan
Instrumen Assesmen Higher Order
Thinking Skill (HOTS) Pada Mata
Pelajaran SMP Kelas VIII Semester
Gambar 3. Perbandingan Rata-rata Hasil Uji
I. Jurnal Riset Pendidikan
Coba
Terlihat dari Grafik 3 Hasil uji Matematika, 1(2).
coba terbatas di SMP Negeri 1 Natar Gunawan, I., & Retno, A. (2017).
Lampung Selatan memperoleh Taksonomi Bloom-Revisi Ranah
persentase rata-rata 84% dengan Kognitif: Kerangka Landasan Untuk
kriteria “sangat baik” dan pada uji coba Pembelajaran, Pengajaran dan
lapangan diperoleh persentase rata-rata Penilaian. Madiun.
89% dengan kriteria “sangat baik”. Hamdani. (2011). Strategi Belajar
Adapun hasil uji coba terbatas di SMP Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Swadipha Natar memperoleh Salirawati, D. (2004). Penyusunan dan
persentase rata-rata 86% dengan Kegunaan LKS Dalam Proses
kriteria “sangat baik” dan pada uji coba Pembelajaran.
lapangan diperoleh persentase rata-rata Saregar, A., Latifah, S., & Sari, M.
90% dengan kriteria “sangat baik”, hal (2016). Efektivitas Model
ini berarti LKPD yang dikembangkan Pembelajaran CUPS: Dampak
peneliti layak digunakan. Terhadap Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Peserta Didik
Madrasah Aliyah Mathla’ul Anwar
KESIMPULAN
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Gisting Lampung. Jurnal Ilmiah
pembelajaran fisika berbasis Higher Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 5(2).
Order Thinking Skill (HOTS) pada materi Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Listrik Statis yang dihasilkan telah Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
dikembangkan dengan model tahapan 4D, Kualitatif dan R&D. Bandung:
yaitu define atau tahap pendefinisian, Alfabeta.
design atau tahap perancangan, develop Sugiyono. (2015). Metode Penelitian &
atau tahap pengembangan, dan Pengembangan. Bandung: Alfabeta.
desseminate atau tahap penyebaran. Tri, & Sri. (2013). Higher Order Thinking
Bahan ajar yang telah dikembangkan Berbasis Pemecahan Masalah Untuk
melalui tahap validasi oleh ahli materi, Meningkatkan Hasil Belajar
ahli media dan uji coba telah mencapai Berorientasi Pembentukan Karakter
standar kelayakan dan layak untuk Peserta Didik. Jurnal Cakrawala
digunakan peserta didik. Pendidikan, 2(1).
Widyastuti, R. (2015). Proses Berfikir

175 | I n d o n e s i a n Journal of Science and Mathematics Education (IJSME)


Indonesian Journal of Science and Mathematics Education 02 (2) (2019) 168-176
Pengembangan Lembar Kerja Peserta….. │ Chintia Tri Noprinda dan Sofyan M. Soleh

Siswa Dalam Menyelesaikan


Masalah Matematika Berdasarkan
Teori Polya Ditinjau Dari Adversity
Quetient Tipe Climber. Al-Jabar:
Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2).
Zaenal, & Heri. (2015). Analisis
Instrumen Pengukurn Higher Order
Thinking Skills (HOTS) Matematika
Peserta Didik SMA. In Jurnal
Seminar Nasional Matematika Dan
Pendidikan Matematika UNY.

Indonesian Journal of Science and Mathematics Education (IJSME) | 176

You might also like