Pengaruh Kegel Exercise Terhadap Inkontinensia Urine Pada Ibu Postpartum Multipara
Pengaruh Kegel Exercise Terhadap Inkontinensia Urine Pada Ibu Postpartum Multipara
Abstract
Introduction: One of problems experienced post-partum mothers is urine incontinence. Kegel exercise
effects on urine incontinence post-partum mothers and elderly. However, limited study search for its
effect on multiparous post-partum mothers. This study aims to determine the effect of Kegel exercise on
urinary incontinence in multiparous post-partum mothers.
Methods: The research design used was a quasi-experiment with a post-test with control group design
which was divided into an experimental group and a control group. The research was conducted in the
work area of Rejosari Public Health Center with a sample size of 34 respondents with the criteria of
multiparous postpartum mothers who experienced urinary incontinence in normal labor with a
purposive sampling technique. The measuring instrument used was the International Consultation on
Incontinence Questionnaire Short Form (ICIQ-SF). Data analysis used dependent and independent t-
test.
Results: The results of the dependent t-test statistic with α 0.05 showed that Kegel exercise was effective
against urinary incontinence in the experimental group p value (0.000) and the control group p value
(0.033) and the results of the independent t-test showed that there was an effect of Kegel exercise on
urinary incontinence in the experimental group and the control group p value (0.004). The results of
this study can be used as a reference for using Kegel exercises as a way to deal with complaints of
urinary incontinence in multiparous post-partum mothers.
Abstrak
Pendahuluan: Salah satu gangguan yang dialami pada ibu postpartum yaitu inkontinensia urine.
Latihan Kegel berpengaruh terhadap inkontinensia urine pada ibu postpartum dan lansia. Penelitian
terkait pengaruh inkontinensia terhadap ibu postpartum multipara masih terbatas. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kegel exercise terhadap inkontinensia urine pada ibu post-partum
multipara.
Metode: Desain penelitian yang digunakan quasi experiment dengan rancangan post-test with control
group. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Rejosari jumlah sampel 34 responden dengan
kriteria ibu postpartum multipara yang mengalami inkontinensia urine persalinan normal dengan teknik
purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah International Consultation on Incontinence
Questionnaire Short Form (ICIQ-SF). Analisa data yang digunakan dependent dan independent t-test.
Hasil: Hasil dependent t-test menunjukkan Kegel exercise berpengaruh terhadap inkontinensia urine
pada kelompok experiment p value (0,000) maupun kelompok kontrol p value (0,033) dan hasil
independent t-test didapatkan bahwa ada pengaruh Kegel exercise terhadap inkontinensia urine pada
kelompok experiment dan kontrol p value (0,004). Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bukti
dasar untuk menggunakan Kegel exercise sebagai salah satu cara untuk mengatasi keluhan inkontinensia
urine pada ibu postpartum multipara.
α 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dibawah 35 tahun bukan hanya terhadap
terdapat pengaruh yang signifikan Kegel inkontinensia urine tetapi juga terhadap
exercise terhadap inkontinensia urine pada komplikasi yang lain seperti perdarahaan dan
kelompok perlakuan dengan dan kelompok prolapse uteri.
kontrol.
Pendidikan
PEMBAHASAN Sebagian besar pendidikan responden
Karakteristik Responden adalah pendidikan dasar dan menengah dengan
jumlah masing-masing 41,2%. Notoatmodjo
Usia (2012) menjelaskan bahwa pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian merupakan salah satu faktor yang mendukung
didapatkan bahwa usia responden terbanyak peningkatan pengetahuan yang berkaitan
adalah pada rentang usia >35 tahun yaitu dengan daya serap informasi. Semakin tinggi
sebanyak 19 responden (55,9%). WHO (2014) pendidikan seseorang maka semakin baik pula
menjelaskan bahwa usia yang dianggap paling pengetahuannya dibandingkan dengan
aman untuk menjalani kehamilan dan seseorang dengan tingkat pendidikan rendah.
persalinan adalah usia 20 hingga 35 tahun Orang yang memiliki pendidikan tinggi
karena kehamilan dan melahirkan diusia <20 diasumsikan lebih mudah menyerap informasi
tahun atau >35 tahun merupakan yang berisiko begitupun sebaliknya.
tinggi. Kehamilan dan melahirkan pada usia Pengetahuan tentang inkontinensia
muda (<20) merupakan kondisi dimana ibu urine belum banyak diperoleh oleh responden
masih dalam proses pertumbuhan sehingga itu sendiri, dan sudah ada juga yang mendapat
asupan makanan lebih banyak digunakan informasi dari petugas kesehatan. Hal ini
untuk mencukupi kebutuhan ibu, kehamilan dikarenakan tingkat pengetahuan pasien yang
dan melahirkan pada usia >21 tahun masih rendah dan cenderung merasa malu
merupakan kondisi wanita sudah matang baik dengan kondisi yang dimiliki responden untuk
dari segi fisik maupun psikologis, sehinggga bertanya dan menceritakan kepada orang lain.
siap untuk menghadapi kehamilan dan Rendahnya tingkat pendidikan dan
persalinan, sebaliknya dengan umur >35 tahun menurunnya pola pikir seseorang akan
dianggap sudah terlalu tua untuk menanggung berpengaruh terhadap persepsi seseorang
beban kehamilan, serta hormon didalam tubuh terhadap inkontinensia urine dengan kecil
juga semakin menurun (Sistriani, 2008). harapan bisa meminimalisir inkontinensia
Umur merupakan salah satu faktor urine yang dirasakannya dengan pengetahuan
risiko terjadinya inkontinensia urine. yang dimilikinya (Maritalia, 2012).
Peningkatan usia akan menyebabkan
penurunan tonus otot dasar panggul yang dapat Pekerjaan
menyebabkan terganggunya kontrol otot Hasil penelitian berdasarkan
sfingter eksterna uretra dan otot kandung karakteristik jenis pekerjaan sebagian besar
kemih (Crever & Hirnle, 2007). Hal inilah adalah ibu rumah tangga (73,5%). Penelitian
yang menyebabkan usia menjadi salah satu ini sejalan dengan penelitian yang telah
penyebab terjadinya inkontinensia urine. dilakukan oleh Hidayat (2018) menunjukkan
Hatem (2007) menyatakan bahwa wanita yang hasil bahwa sebagian besar responden
berusia diatas 35 tahun mempunyai risiko 2 memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga
kali lebih tinggi dibandingkan wanita berusia (70%).
dapat memperkuat otot-otot saluran kemih. dapat mengaplikasikan kegel exercise ini
Hal ini berguna saat proses persalinan agar secara teratur untuk mengurangi inkontinensia
tidak terjadi inkontinensia urine (Widianti & urine serta bisa mengatasi dan mencegah
Proverawati, 2010). Penelitian ini juga sejalan terjadinya inkontinensia urine pada periode
dengan Hidayat (2018) yangmenyatakan postpartum berikutnya. Penelitian lebih lanjut
bahwa pemberian Kegel exercise sangat dapat dilakukan dengan meneliti pengaruh
berpengaruh untuk mengurangi tingkat Kegel exercise terhadap masalah kesehatan
inkontinensia urine. Perubahan yang terjadi lain.
pada hampir seluruh organ tubuh termasuk
organ berkemih adalah dampak dari proses DAFTAR PUSTAKA
post-partum, lemahnya otot dasar panggul Achirda, N. (2016). Kombinasi biofeedback
yang menyangga kandung kemih dan sfingter dan Kegel exercise lebih baik
uretra, timbulnya kontraksi yang tidak meningkatkan otot dasar panggul pada
inkontinensia urine tipe stress pasca
terkontrol pada kandung kemih menimbulkan
partus normal. Universitas Udayana.
rangsangan untuk berkemih sebelum waktunya
dan pengosongan kandung kemih yang tidak Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jensen, M.
sempurna. Semua ini menyebabkan gangguan D. (2011). Buku keperawatan
eliminasi urine (inkontinensia urine). maternitas. Jakarta: Buku kedokteran
EGC.
Pemberian kegel exercise bisa mencegah
bahkan mengatasi inkontinensia urine Ambarwati. (2010). Asuhan kebidanan nifas.
(Hidayat, 2018). Yogyakarta: Nuha Medika.