0% found this document useful (0 votes)
152 views22 pages

Berpikir Positif Untuk Mengurangi Stress

This study aims to determine the effectiveness of positive thinking training in reducing anxiety among university students doing their thesis. The study involved 24 students divided into experimental and control groups. Statistical tests showed a significant difference in anxiety scores between the groups, with students who received positive thinking treatment experiencing lower anxiety than before. Positive thinking training was found to be effective in reducing thesis-related anxiety among students.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
152 views22 pages

Berpikir Positif Untuk Mengurangi Stress

This study aims to determine the effectiveness of positive thinking training in reducing anxiety among university students doing their thesis. The study involved 24 students divided into experimental and control groups. Statistical tests showed a significant difference in anxiety scores between the groups, with students who received positive thinking treatment experiencing lower anxiety than before. Positive thinking training was found to be effective in reducing thesis-related anxiety among students.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 22

EFEKTIVITAS PELATIHAN BERPIKIR POSITIF UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN

MENGERJAKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA

EFFECTIVENESS OF POSITIVE THINKING TRAINING TO REDUCE ANXIETIES


DOING THESIS ON UNIVERSITY STUDENTS

Atina Machmudati
R. Rachmy Diana
Program Studi Psikologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email: [email protected]

ABSTRACT

This research aims to know the effectiveness of positive thinking training in reducing the anxieties of students
who are working on the thesis. The subjects in this research consisted of 24 students which 12 students into
experimental group and 12 students into the control group. The subjects characteristics of the research is :
1) students of UIN Sunan Kalijga especially students of Social anda Humanities Faculty and Science and
Technology Faculty 2) doing thesis, 3) having medium up to highest anxiety score in doing thesis, 4) ready
to be subject of the research.This research uses two deferent groups (experimental and control groups) by
pre-test and post-test design. The measurenment tool which is use in the research is the anxiety doing the
thesis scale.The test using statistical analysis techniques Mann Whitney U indicates that gain score between
control and experimental group results value p=0,002 (p<0,005) so it can be concluded that there is a
difference score of anxiety that significant between experimental and control group. Whereas the analysis
results of wilcoxon signed rank indicates that post-test and pre-test experimental group gets value p=0,002
(p<0,005), so it can be concluded that there is different of anxiety level on experimental group before and
after treatment. The anxiety of students after getting positive thinking treatment indicates lower than before.

Keywords: Positive thinking training, anxiety, students.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pelatihan berpikir positif dalam menurunkan
kecemasan mengerjakan skripsi pada mahasiswa. Subjek penelitian sebanyak 24 mahasiswa. Karakteristik
subjek penelitian di antaranya adalah: 1) Mahasiswa Universitas X, khususnya mahasiswa Fakultas Isoshum
dan Saintek, 2) Sedang mengerjakan skripsi , 3) Memiliki skor kecemasan mengerjakan skripsi yang sedang
sampai sangat tinggi di antara populasi, dan 4) Bersedia menjadi subjek penelitian. Penelitian ini
menggunakan dua kelompok group yang berbeda (kelompok kontrol ada 12 subjek dan kelompok
eksperimen ada 12 subjek) dengan desain prates dan pascates. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian
ini adalah skala kecemasan menghadapi skripsi. Hasil uji statistika dengan menggunakan teknik analisis Mann
Whitney U menunjukkan bahwa gain score antara kelompok kontrol dan eksperimen menghasilkan nilai
p=0.002 (P<0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan skor kecemasan yang signifikan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan hasil analisis Wilcoxon Signed Rank menunjukkan
bahwa skor pascates dan prates kelompok eksperimen mendapatkan nilai p=0.002 (P<0.05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kecemasan pada kelompok eksperimen sebelum dan setelah
diberi perlakuan. Kecemasan mahasiswa setelah mengikuti pelatihan berpikir positif lebih rendah daripada
kecemasan sebelum mengikuti pelatihan.

Kata kunci: Kecemasan, mahasiswa, pelatihan berpikir positif

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017 | 107


Atina Machmudati & R. Rachmy Diana

Salah satu persyaratan yang harus 2007; Perdana, 2011; Ardiansyah, 2011).
ditempuh seorang mahasiswa untuk Hasilpenelitian Perdana (2001) di Jurusan
meraih gelar sarjana strata 1 (S1) adalah Keperawatan FK Universitas B, diketahui
melakukan penelitian ilmiah yang dilapor- bahwa pada suatu angkatan didapatkan
kan secara tertulis dikenal dengan sebutan 62 mahasiswa yang menjadi responden,
skripsi. Mahasiswa dapat menyusun sebanyak 48.4% (30) mahasiswa meng-
skripsi jika sudah memenuhi syarat-syarat alami kecemasan ringan, 43.5% (27
pengambilan skripsi yang sudah ditentu- orang) mengalami kecemasan sedang, dan
kan oleh tiap fakultas. Sebagai tahap akhir 8.1% (5 orang) mengalami kecemasan
dalam proses kegiatan akademik di bang- berat.
ku kuliah untuk meraih gelar sarjana, Kecemasan mengerjakan skripsi
setiap mahasiswa tentunya mengerahkan juga dialami mahasiswa Prodi Psikologi
seluruh tenaga dan fikiran yang dimiliki Universitas X Yogyakarta. Berdasarkan
sejak awal penyusunan skripsi. Hal ter- penelitian Ardiansyah (2011) yang
sebut dilakukan guna mendapatkan hasil dilakukan kepada 60 mahasiswa yang
penelitian yang baik dan dapat menye- sedang mengerjakan skripsi diketahui
lesaikannya pada target yang telah diten- terdapat 3 subjek (5 %) yang memiliki
tukan. kecemasan kategori sangat rendah, 10
Permasalahannya, sebagaimana di- subjek (16,67 %) memiliki kecemasan
ungkapkan Abidin (2006), bagi sebagian kategori rendah, 41 subjek (68,33 %)
mahasiswa skripsi dianggap sebagai memiliki kecemasan kategori sedang, 5
momok yang menakutkan dan beban subjek (8,33 %) memiliki kecemasan
yang berat serta penghambat kelulusan. kategori tinggi, dan 1 subjek (1,67 %)
Hanya untuk mengerjakan skripsi yang memiliki kecemasan pada kategori sangat
berbobot 6 SKS, mereka membutuhkan tinggi.
waktu 4 semester bahkan lebih. Padahal Berdasarkan hasil wawancara penu-
tidak sedikit mahasiswa dapat menyele- lis kepada 5 mahasiswa yang sedang me-
saikan studi kesarjanaannya (bobot 140 ngambil mata kuliah seminar skripsi dan 3
SKS) dengan masa studi sekitar 3-4 tahun. mahasiswa yang sedang menyusun skripsi
Ada beberapa hal yang menyebab- pada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
kan mahasiswa semakin lama dalam dan Fakultas Sains dan Teknologi pada
menyelesaikan skripsi, salah satunya Universitas X diketahui mereka merasa-
kecemasan yang dialami mahasiswa kan adanya kecemasan. Mahasiswa masih
tersebut (Linayaningsih, 2007; Marseto, mengeluh gelisah dan cemas ketika mene-

108 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017


Efektivitas Pelatihan Berpikir Positif untuk Menurunkan Kecemasan ….

mukan suatu hambatan. Para mahasiswa (blamavoidance) dan bermacam sumber-


tersebut memiliki pikiran-pikiran yang sumber lain. Di samping ketiga need
negatif terhadap skripsi sehingga hal tersebut, Murray juga menyebutkan bah-
tersebut secara tidak langsung membuat wa kecemasan dapat merupakan reaksi
mereka menjadi pesimis dan cemas emosional pada berbagai kekhawatiran,
terhadap skripsi. Pikiran-pikiran negatif seperti kekhawatiran pada masalah seko-
tersebut mereka peroleh dari persepsi lah, masalah finansial, kehilangan objek
mereka terhadap beberapa kejadian atau yang dicintai, dan sebagainya.
fenomena yang mereka dapatkan baik Faktor yang menyebabkan adanya
secara langsung maupun tidak langsung kecemasan pada mahasiswa yang sedang
mengenai hambatan-hambatan yang akan mengerjakan skripsi adalah faktor pikiran
dihadapi ketika menyusun skripsi. yang tidak rasional (Corey, 2009).
Kecemasan (anxiety) merupakan Diungkapkan oleh Adler dan Rodman
kekhawatiran yang kurang jelas atau tidak (Mutmainah, 2005) bahwa pikiran yang
berdasar (Kartono, 2000). Kecemasan tidak rasional merupakan pikiran yang
merupakan reaksi terhadap pengalaman- tidak dapat dibuktikan, menimbulkan
pengalaman tertentu di mana reaksi perasaan tidak enak, dan menghalangi
tersebut dapat dilihat dari pernyataan individu untuk berkembang dalam kehi-
pribadi yang diketahui dari apa yang dupan sehari-hari secara efektif. Saat terja-
dikatakan, bagaimana ia bertindak atau di kecemasan bukanlah kejadian yang
dari perubahan-perubahan psikologis membuat merasa cemas, namun keper-
yang berhubungan dengan respon cayaan atau keyakinan tentang hal terse-
(Hurlock, 1973). but yang menjadi penyebab munculnya
Menurut Horney (Alwisol, 2008), kecemasan
sumber-sumber ancaman yang dapat Banyak metode yang sudah diguna-
menimbulkan kecemasan tersebut bersifat kan untuk menurunkan kecemasan di an-
lebih umum. Penyebab dapat berasal dari taranya adalah relaksasi, metode pen-
berbagai kejadian di dalam kehidupan citraan, dan perilaku (Greenberger, 2004),
atau dapat terletak di dalam diri sese- teknik nafas dalam (Ghofur, 2007), dan
orang. Menurut Murray (Alwisol, 2008) lain-lain. Kecemasan juga dapat diturun-
sumber-sumber kecemasan adalah need kan melalui intervensi kognitif, seperti
atau kebutuhan dasar pada diri individu mengidentifikasi dan mengubah pemikir-
untuk menghindar dari terluka (harma- an yang menyertai rasa cemas (Green-
voidance), menghindari teracuni (infavoi- berger, 2004).
dance), menghindar dari disalahkan

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017 | 109


Atina Machmudati & R. Rachmy Diana

Menurut Greenberger (2004), pemi- Penelitian Dwitantyanov (2010)


kiran atau interpretasi yang berbeda bisa menemukan bahwa berpikir positif mem-
menyebabkan adanya suasana hati yang bantu mahasiswa untuk mengarahkan
berbeda dalam situasi yang sama. Begitu motivasi, kemampuan kognisi, dan meng-
seseorang mengalami satu suasana hati ambil tindakan yang diperlukan untuk
tertentu, suasana hati tersebut disertai mengerjakan tugas, mencapai tujuan, dan
dengan pemikiran-pemikiran lain yang mengatasi tantangan akademik dengan
mendukung dan memperkuat suasana hati optimal. Dengan mengubah cara berpikir-
itu. Ketika seseorang berpikir negatif, otak nya menjadi positif, efikasi diri akademik
akan terfokus pada informasi-informasi dapat ditingkatkan, karena berpikir positif
negatif saja atau pada informasi yang membuat individu cenderung berperasa-
mendukung karena dalam satu waktu akal an positif serta memandang tujuan akade-
manusia tidak bisa berkonsentrasi pada mik tertentu dapat diraihnya.
banyak informasi. Pada waktu yang ber- Sinclair (Lestari, 1998) menyatakan
samaan, otak akan menggagalkan seluruh bahwa orang-orang yang mempunyai
informasi positif yang lain. Aktivitas terse- pikiran positif cenderung melihat hal yang
but akan memengaruhi perasaan, sikap, positif secara lebih baik. Dengan meng-
dan perilaku. Perasaan cemas, takut, gunakan pikiran positif, maka akan timbul
sedih, gelisah, dan frustasi berasal dari keyakinan bahwa setiap masalah akan ada
pikiran negatif (Elfiky, 2011). jalan pemecahannya (Peale, 2009).
Macleod dan Moore (2000) menya- Berdasarkan penjelasan di atas,
takan bahwa terapi kognitif adalah menge- hipotesis yang diajukan dalam penelitian
nai berpikir secara realistis yang kemu- ini adalah pelatihan berpikir positif efektif
dian disebut sebagai berpikir positif. Da- untuk menurunkan kecemasan mengerja-
pat juga dikatakan bahwa berpikir positif kan skripsi pada mahasiswa-mahasiswa
adalah berpikir realistis di mana berpikir Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora serta
realistis merupakan bentuk dari terapi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
kognitif. Beberapa penelitian menemukan X.
bahwa berpikir positif mampu mengubah
perilaku individu. Hal ini sebagaimana METODE PENELITIAN
penelitian Lestari (1998) yang menemu-
kan bahwa pelatihan berpikir positif Rancangan Eksperimen
efektif untuk mengubah sikap yang pesi- Penelitian ini menggunakan Pretest-
mis menjadi optimis serta efektif untuk Posttest Control Design. Pada desain ini
menurunkan simtom depresi. dilakukan pengukuran sebelum (prates)

110 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017


Efektivitas Pelatihan Berpikir Positif untuk Menurunkan Kecemasan ….

dan sesudah (pascates) pemberian perla- men namun tidak secara keseluruhan
kuan pada dua kelompok (Seniati, dkk, (Myers & Hansen, 2002). Hal ini
2011). Pada saat pemberian pelatihan, dilakukan dengan tujuan menghindari
peneliti tidak memberitahukan kepada extraneous variable ataupun variabel
subjek mengenai perlakuan yang sedang sekunder yang dapat menimbulkan bias
subjek peroleh atau kondisi perlakuan dalam eksperimen. Rancangan eksperi-
yang sedang subjek peroleh (single blind men dalam penelitian ini adalah sebagai
experiment). Peneliti hanya memperlihat- berikut:
kan beberapa informasi jalannya eksperi-

Tabel 1 Rancangan Eksperimen


Kelompok Prates Perlakuan Pascates
Eksperimen 𝑂1𝐸 Pelatihan Berpikir Positif 𝑂2𝐸
Kontrol 𝑂1𝐾 - 𝑂2𝐾

Subjek Penelitian karakteristik subjek penelitian ini adalah


Subjek penelitian ini adalah maha- (a) Berstatus sebagai mahasiswa Fakultas
siswa fakultas eksakta dan non eksakta Ilmu Sosial dan Humaniora atau Fakultas
Universitas X Yogyakarta, yaitu mahasis- Sains dan Teknologi Universitas X
wa Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Yogyakarta, (b) Sedang dalam proses
serta Fakultas Sains dan Teknologi yang mengerjakan skripsi, dan (c) Sudah
sedang mengerjakan skripsi. Adapun mengambil mata kuliah skripsi 6 sks.

Tabel 2. Distribusi subjek penelitian


Kelompok eksperimen Kelompok kontrol
No. Skor Skor Gain No. Skor Skor Gain
subjek prates pascates score subjek prates pascates score
1 144 86 -58 1 109 94 -15
2 107 78 -29 2 107 97 -10
3 104 93 -11 3 103 82 -21
4 102 73 -29 4 111 98 -13
5 106 83 -23 5 114 95 -19
6 127 80 -47 6 105 93 -12
7 103 74 -29 7 100 92 -8
8 107 51 -56 8 100 98 -2
9 112 82 -30 9 118 117 -1
10 106 89 -17 10 102 91 -11
11 105 97 -8 11 100 83 -17
12 112 71 -41 12 105 104 -1

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017 | 111


Atina Machmudati & R. Rachmy Diana

Metode Pengumpulan Data yang bersumber dari hal-hal yang baik


Metode pengumpulan data yang atau positif sehingga pelatihan berpikir
digunakan untuk mendapatkan data positif diharapkan dapat membantu sese-
dalam penelitian ini berupa skala. Skala orang agar memandang sesuatu hal atau
merupakan alat ukur psikologis dalam peristiwa secara lebih positif dan dapat
bentuk kumpulan pernyataan sikap yang menimbulkan rasa optimisme serta pera-
disusun sedemikian rupa sehingga respon saan-perasaan positif pada diri seseorang.
seseorang dalam pernyataan tersebut Pelatihan berpikir positif disusun ber-
dapat diberi skor dan diinterpretasi dasarkan aspek-aspek berpikir positif
(Azwar, 2011). Skala yang dimaksud menurut Albrecht (1980): positive expec-
adalah skala kecemasan menghadapi tation (harapan positif), self affirmation
skripsi Ardiansyah (2011) yang disusun (afirmasi diri), non judgement talking
berdasarkan aspek-aspek kecemasan (pernyataan yang tidak menilai), dan
Calhoun dan Accocella (1990). reality adaption (penyesuaian terhadap
Skala Kecemasan Menghadapi kenyataan). Dalam eksperimen ini pela-
Skripsi ini terdiri atas 39 aitem dengan tihan berpikir positif diberikan dalam
koefisien alpha 0,914. Skala ini berupa tujuh sesi. Pemberian ketujuh sesi ini
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat unfa- diberikan dalam waktu dua hari.
vourable dan favourable yang berkisar
dari angka 1 sampai 4. Pernyataan favo- Teknik Analisis Data
rable untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) Penelitian ini menghasilkan jenis
diberi skor 4, Sesuai (S) skor 3, Tidak data kuantitatif yang diperoleh dari skor
Sesuai (TS) skor 2, dan Sangat Tidak Sesuai skala kecemasan menghadapi skripsi pada
(STS) bernilai 1. Untuk pernyataan unfa- saat prates dan pascates. Penelitian ini
vorable, jawaban dari item yang menun- menggunakan analisis nonparametrik. Uji
jukkan Sangat Sesuai (SS) diberi skor 1, Hipotesis yang dilakukan dalam pene-
Sesuai (S) skor 2, Tidak Sesuai (TS) bernilai litian ini menggunakan dua teknik, yaitu
3 dan Sangat Tidak Sesuai (STS) bernilai 4. Wilcoxon Range Test dan Mann Witney
U. Teknik analisis Wilcoxon Range Test
Prosedur Eksperimen digunakan untuk menguji satu kelompok
Pelatihan berpikir positif merupa- subjek yang sama. Dalam penelitian ini
kan suatu bentuk kegiatan yang sistematis, data yang diuji menggunakan Wilcoxon
terorganisir dan terdapat sejumlah instruk- Range Test adalah skor prates kelompok
si untuk berpikir positif, yaitu berpikir eksperimen dengan skor pascates kelom-

112 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017


Efektivitas Pelatihan Berpikir Positif untuk Menurunkan Kecemasan ….

pok eksperimen. Uji Mann Whitney U HASIL PENELITIAN


merupakan teknik statistik non parametrik
yang digunakan untuk menguji dua Uji statistik dilakukan dengan teknik
kelompok yang berbeda (Suseno, 2011). analisis statistik non parametrik Wilcoxon
Data yang diuji dengan teknik Mann Range Test menghasilkan nilai z sebesar -
Whitney U pada penelitian ini adalah gain 3.064 dengan nilai p=0,002 (p<0,05)
score antara kelompok eksperimen dan sehingga hipotesis pelatihan berpikir posi-
kelompok kontrol. Proses analisis data tif efektif untuk menurunkan kecemasan
untuk uji hipotesis ini dibantu dengan mengerjakan skripsi pada mahasiswa
SPSS (Statistical Package Social Science) diterima.
versi 16.0 for windows.

Tabel 3. Hasil Analisis Wilcoxon Signed-Rank Test


Test Statistics
post_Keksperimen- keterangan
pre_Keksperimen
Z -3.064a
Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Ada perbedaan (P<0.05)

Selanjutnya, uji statistik dilakukan tidak mengikuti pelatihan berpikir positif.


dengan teknik analisis statistik non Kelompok eksperimen yang diberi pela-
parametrik Mann Whitney U menghasil- tihan berfikir positif memiliki kecemasan
kan nilai z sebesar -3.152 dengan nilai mengerjakan skripsi yang lebih rendah
p=0,002 (p<0,05) sehingga hipotesis dibanding dengan kelompok kontrol yang
diterima, yaitu mahasiswa yang mengikuti tidak diberi pelatihan, hal ini terlihat dari
pelatihan berpikir positif cenderung gain score antara kelompok eksperimen
memiliki tingkat kecemasan yang lebih dan kelompok kontrol.
rendah dibandingkan mahasiswa yang

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017 | 113


Atina Machmudati & R. Rachmy Diana

Tabel 4. Hasil Analisis Mann Whitney U


Test Statisticsb
Gain score Keterangan
Mann-Whitney U 17.500
Wilcoxon W 95.500
Z -3.152
Asymp. Sig. (2-tailed) .002 (p<0,5) Ada Perbedaan
a
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001

PEMBAHASAN terhadap kenyataan).


Pertama: Aspek Reality Adaptation.
Peneitian ini bertujuan untuk Reality adaptation (penyesuaian diri
mengetahui efektivitas pelatihan berpikir terhadap kenyataan) adalah mengakui
positif untuk menurunkan kecemasan kenyataan dengan segera menyesuaikan
mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. diri, menjauhkan diri dari penyesalan,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa frustrasi dan menyalahkan diri sendiri,
pelatihan berpikir positif efektif dalam serta menerima masalah dan mencoba
menurunkan kecemasan dalam menger- menghadapinya (Albrecht, 1992). Sese-
jakan skripsi. Hasil penelitan ini men- orang yang dapat menerima berbagai
dukung pendapat Greenberger (2004) kenyataan baik yang diinginkan ataupun
bahwa pemikiran atau interpretasi atas tidak. Dengan segera menyesuaikan diri
suatu realitas menyebabkan adanya sua- terhadap kenyataan tersebut, individu
sana hati tertentu. Pelatihan berpikir akan cenderung memiliki jiwa yang sehat
positif menurunkan kecemasan dalam diri dibandingkan dengan seseorang yang
mahasiswa yang sedang mengerjakan tidak dapat menerima kenyataan dan
skripsi. cenderung menyalahkan diri sendiri.
Pelatihan berpikir positif sendiri Allport (Schultz,1991) menyatakan bahwa
yang disusun berdasarkan aspek-aspek seseorang yang sehat tidak memaksakan
berpikir positif efektif untuk menurunkan bahwa sesuatu harus sesuai dengan
kecemasan mengerjakan skripsi pada keinginan–keinginannya. Seseorang yang
mahasiswa. Berpikir positif sendiri memi- sehat adalah seseorang yang menerima
liki empat aspek, yaitu positive expec- realitas apa adanya.
tation (harapan positif), self affirmation Saat seseorang mengalami kegagal-
(afirmasi diri), non judgement talking an atau menghadapi kenyataan yang tidak
(pernyataan yang tidak menilai), dan sesuai dengan harapan sebenarnya memi-
reality adaptation (penyesuaian diri liki dua pilihan, yaitu berpikir realistis

114 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017


Efektivitas Pelatihan Berpikir Positif untuk Menurunkan Kecemasan ….

untuk tetap bertahan menerima kenyata- benak kita tanpa adanya perencanaan
an tersebut dan segera menyesuaikan diri atau sengaja memikirkannya dengan satu
atau berpikir tidak realistis dengan meng- cara tertentu (Greenberger, 2004).
ingkari kenyataan dan hanya melakukan Pemikiran otomatis seseorang dapat
penyesalan, menyalahkan diri sendiri bah- dilihat dari gaya penjelasan (explanatory
kan menghindar atau lari dari kenyataan style) yang ia gunakan. Explanatory style
dan frustrasi. Individu yang memiliki pola merupakan penjelasan-penjelasan yang
pikir positif dapat menyesuaikan diri biasa dikatakan kepada diri sendiri
dengan kenyataan secara objektif dan tentang mengapa kejadian-kejadian itu
tepat. bisa terjadi (Seligman, 2008). Gaya pen-
Berpikir positif merupakan cara jelasan terdiri atas dua tipe, yaitu gaya
berpikir yang bersumber dari hal-hal yang penjelasan optimis dan gaya penjelasan
baik yang mampu memotivasi seseorang pesimis. Gaya penjelasan yang optimis
untuk membangun kehidupan yang lebih menghentikan ketidakberdayaan, sedang-
baik. Selain itu, berpikir positif juga dapat kan gaya penjelasan yang pesimis menye-
mengarahkan dan membimbing sese- barluaskan ketidakberdayaan pada diri,
orang untuk meninggalkan hal-hal negatif yaitu respon menyerah dan percaya
yang bisa melemahkan semangat peru- bahwa apapun yang dilakukan tidak ada
bahan dalam jiwanya (Asmani, 2009). artinya atau menyalahkan diri sendiri.
Individu yang dapat mengelola pikiran Gaya penjelasan memiliki tiga dimensi,
positifnya tidak hanya sekedar menerima yaitu permanensi (waktu), kemudahan
kenyataan, tetapi dapat menyikapi kenya- menyebar, dan personalisasi (Seligman,
taan yang sudah terjadi dengan bijaksana 2008). Dari ketiga dimensi tersebut peser-
dan fokus. ta dapat menganalisis gaya penjelasan
Aspek reality adaptation diturunkan pemikiran otomatis yang ada didalam
menjadi sesi pelatihan Life is never flat. dirinya.
Sesi ini diberikan pada hari pertama. Pada Individu yang memiliki pola pikir
sesi ini peserta diajak untuk melihat dan positif akan cenderung memiliki gaya
menyadari bagaimana pola pikir peserta penjelasan yang optimis, karena optimis-
selama ini dalam menghadapi kenyataan me merupakan salah satu dimensi berpikir
yang berkaitan dengan skripsi dengan positif. Optimisme adalah evaluasi umum
melihat gaya penjelasan pemikiran oto- seseorang terhadap masa depan yang
matis yang ada di dalam diri peserta. merefleksikan kepercayaan terhadap
Pemikiran otomatis adalah pemikiran munculnya hal-hal yang baik dan
yang muncul begitu saja (spontan) di berkurangnya hal-hal yang buruk (Caprara

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017 | 115


Atina Machmudati & R. Rachmy Diana

& Steca, 2005). Individu tersebut dapat yang optimis dalam menghadapi suatu
menyesuaikan diri dengan kenyataan, kenyataan yang ada baik kenyataan yang
bersikap realistis dan mencari alternatif diharapkan atau tidak diharapkan, maka
lain ketika menghadapi suatu kenyataan orang tersebut lebih mampu beradaptasi
yang tidak sesuai dengan harapan sehing- atau menyesuaikan diri dengan kenyataan
ga perasaan-perasaan negatif seperti kece- secara lebih positif. Karena pikiran lebih
masan pada diri akan berkurang. Dengan terfokus pada bagaimana mencari alter-
demikian peserta diharapkan secara kog- natif untuk menyesuaikan diri pada kenya-
nitif mengerti bahwa gaya penjelasan taan agar mampu bertahan dan menjadi
pemikiran otomatis dapat memengaruhi lebih baik sehingga kecemasan pada diri
bagaimana seseorang menghadapi kenya- berkurang. Sementara orang yang tidak
taan yang ada atau beradaptasi. bisa menerima kenyataan dan memiliki
Dalam proses pelatihan, peserta gaya penjelasan yang pesimis cenderung
diminta untuk mengerjakan lembar kerja merasakan keprihatinan, frustrasi dan
pencatatan pikiran otomatis. Pada lembar mencela diri sendiri. Hal ini karena
kerja ini peserta menganalisis gaya pen- pikiran lebih terfokus pada pengingkaran
jelasan pemikiran otomatis yang muncul kenyataan atau menghindar dari kenyata-
ketika peserta menghadapi kenyataan an. Ketika seseorang menghindari satu
yang tidak diharapkan saat mengerjakan situasi yang sulit atau tidak diinginkan dan
skripsi, apakah selama ini lebih banyak menjadi sumber kecemasan, maka orang
menggunakan gaya penjelasan optimis tersebut semakin cemas di masa menda-
atau pesimis. Melalui pengerjaan lembar tang. Kecemasan dapat diatasi dengan
kerja pada sesi ini dapat diungkap sisi cara belajar untuk melakukan pendekatan
kognitif dan afektif peserta tentang bagai- terhadap situasi atau orang yang dihindari
mana selama ini para peserta beradaptasi dan mengatasinya saat cemas merupakan
terhadap realitas yang ada dalam hal ini satu cara yang kuat dan tahan lama untuk
adalah beradaptasi dengan hambatan- menghilangkan kecemasan (Greenberger,
hambatan yang mereka temukan selama 1995). Melalui sesi Life is never flat ini,
mengerjakan skripsi. Para peserta juga peserta terstimulasi secara kognitif, afektif,
terstimulasi secara kognitif dan afektif dan psikomotorik untuk beradaptasi
bahwa didalam proses pencapaian dengan segala hal yang berkaitan dengan
terdapat sebuah tantangan yang memang skripsi sehingga kecemasan menurun.
harus dihadapi. Berdasarkan pemaparan di atas dapat
Ketika seseorang dapat menerima disimpulkan bahwa sesi Reality Adap-
kenyataan dan memiliki gaya penjelasan tation pada pelatihan berpikir positif

116 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017


Efektivitas Pelatihan Berpikir Positif untuk Menurunkan Kecemasan ….

mampu menurunkan kecemasan pada secara destruktif. Semakin banyak


mahasiswa yang sedang mengerjakan seseorang merenungi peristiwa buruk
skripsi. tersebut, maka peristiwa tersebut akan
Kedua: Aspek non-judgement talk- dirasa semakin berat dan semakin besar
ing (pernyataan yang tidak menilai). akibat-akibat yang mungkin muncul.
Menurut Albrecht (1992), non-judement Selain itu semakin sering seseorang meng-
talking merupakan suatu pernyataan lebih anggap sesuatu sebagai bencana, maka
menggambarkan diri dari pada penilaian hal tersebut menimbulkan distraksi dalam
keadaan, bersifat luwes, dan tidak fanatik berpikir dan menurunkan semangat se-
dalam berpendapat. Pernyataan ini dimak- hingga seseorang akan kehabisan tenaga
sud sebagai pengganti pada saat seseorang dan cemas (Stolz, 2005).
cenderung memberikan pernyataan yang Penilaian negatif yang muncul di-
negatif terhadap suatu hal. dukung oleh pemikiran-pemikiran negatif
Saat melihat atau menghadapi se- lain yang mendukung penilaian tersebut.
suatu secara sadar maupun tidak sadar Otak menjadi terfokus pada informasi-
individu memberikan penilaian terhadap informasi negatif saja atau pada informasi
apa yang dilihatnya. Memberikan peni- yang mendukung karena dalam satu wak-
laian itu penting karena penilaian merupa- tu akal manusia tidak bisa berkonsentrasi
kan perwujudan dari cara pandang indi- pada banyak informasi. Pada waktu yang
vidu terhadap suatu situasi atau sese- bersamaan, otak menggagalkan seluruh
orang. Penilaian tersebut juga terbentuk informasi positif yang lain (Elfiky, 2011).
menjadi label atau citra diri terhadap Hal inilah yang menyebabkan distorsi
sesuatu ataupun seseorang. Sebuah peni- kognitif, seseorang tidak akan bisa berfikir
laian yang muncul dari dalam diri indi- dengan jernih dan seakan-akan tidak bisa
vidu memang terlihat secara spontan dan menemukan jalan keluar. Suatu hal kecil
sederhana. Selain itu memberikan peni- yang sudah dianggap sebagai suatu
laian hanya sebagian kecil dari proses bencana terlihat begitu besar dan sulit.
kognitif individu, namun individu harus Individu merasakan kecemasan, frustrasi,
berhati-hati atau bijaksana dalam mem- dan merasa dirinya tidak mampu untuk
berikan sebuah penilaian terhadap suatu menghadapinya. Oleh karena itu peni-
hal atau seseorang. laian-penilaian negatif atau judgement
Satu respon dari dalam diri yang negatif di dalam diri perlu dihentikan agar
bisa melumpuhkan diri adalah mengang- tidak memengaruhi diri individu.
gap sesuatu sebagai bencana, yaitu mere- Skripsi yang dirasakan peserta
nungi peristiwa-peristiwa yang buruk merupakan sesuatu yang berat dan

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017 | 117


Atina Machmudati & R. Rachmy Diana

menimbulkan kecemasan. Hal tersebut yang diciptakan sendiri. Individu juga


terjadi karena selama ini peserta menilai mengalami distorsi kognitif karena otak
skripsi secara negatif. Oleh karena itu akan terfokus pada informasi negatif atau
peserta perlu menghentikan judgement hal-hal yang mendukung penilaian ter-
tersebut dengan pemikiran alternatif sebut sehingga individu merasa kesulitan
(pemikiran yang lebih positif) sehingga dalam menemukan jalan keluar. Individu
akan memunculkan penilaian yang lebih merasakan kecemasan, frustrasi, dan tidak
positif. Melalui materi tersebut peserta mampu untuk menghadapinya. Saat
diharapkan secara kognitif dapat mema- peserta menilai skripsi itu sulit dan berat,
hami pentingnya menghentikan judge- maka secara tidak langsung peserta hanya
ment-judgement negatif di dalam diri. menerima informasi-informasi yang men-
Pada sesi pelatihan stop over- dukung penilaiannnya tersebut, yaitu
generalization ini peserta dilatih untuk mencari penguatan bahwa skripsi itu
menghentikan penilaian negatif agar tidak memang berat dan sulit sehingga energi
menjadi distraksi kognitif dan merugikan dan semangat dari dalam diri peserta
diri peserta dengan cara mencari pemi- turun dan cemas. Peserta merasa bahwa
kiran alternatif untuk mengganti pemikir- dirinya tidak mampu untuk menyele-
an negatif sebelumnya. Pemikiran alter- saikan skripsi karena kesulitan dalam
natif seringkali lebih positif daripada menemukan jalan keluar sehingga peserta
pemikiran otomatis awal. Pemikiran alter- merasakan perasaan negatif seperti cemas.
natif merupakan upaya untuk memahami Melalui sesi stop overgeneralization
semua informasi yang ada. Dengan ini peserta diharapkan dapat terstimulasi
adanya informasi tambahan atau pandang- secara kognitif, afektif, dan psikomotorik
an yang lebih luas maka interpretasi untuk menilai skripsi secara lebih positif.
individu terhadap suatu peristiwa bisa Sesi ini juga diharapkan dapat mensti-
berubah (Greenberger, 2004). mulus peserta untuk mampu mengelola
Ketika seseorang memiliki penilaian penilaian pikiran sehingga dapat beradap-
negatif terhadap suatu hal atau peristiwa, tasi secara lebih positif. Dari pemaparan
secara otomatis orang tersebut selalu di atas dapat disimpulkan bahwa sesi non-
memikirkan hal-hal negatif yang mungkin judgement talking pada pelatihan berfikir
dialami dan mengurungnya dalam pera- positif mampu menurunkan kecemasan
saan-perasaan negatif seperti kecemasan pada mahasiswa yang sedang menger-
yang pada akhirnya akan berdampak pada jakan skripsi.
perasaan dan perilaku. Peristiwa tersebut Ketiga: Aspek Positive Expectation.
dirasa semakin berat karena penilaian Aspek berpikir positif selanjutnya adalah

118 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017


Efektivitas Pelatihan Berpikir Positif untuk Menurunkan Kecemasan ….

harapan positif yang diturunkan menjadi tentang tingkatan keinginan berdasarkan


sesi pelatihan My dreams come true. intensitas emosi dan kebermaknaannya,
Menurut Albrecht (1992), harapan positif dalam hal ini impian termasuk kedalam
adalah bila melakukan sesuatu lebih passion. Seseorang yang sudah menemu-
memusatkan perhatian pada kesuksesan, kan dan memiliki passion dengan senang
optimis, pemecahan masalah, dan men- hati melakukan aktivitas yang berhubung-
jauhkan diri dari rasa takut akan kegagalan an dengan passion nya tersebut. Ia selalu
serta selalu menggunakan kata-kata yang bersemangat, optimis, dan pantang
mengandung harapan seperti “saya dapat menyerah dalam melakukannya sehingga
melakukannya”. Seseorang yang memiliki muncul motivasi untuk melakukan dan
harapan, impian atau cita-cita cenderung mencapai hal-hal yang positif.
lebih positif dalam memahami sesuatu. Motivasi yang mulai terinternalisasi
Hal ini terjadi karena dibalik impian pasti dalam diri mendorong individu untuk
ada emosi yang mendasarinya. Ia melaku- membangun kehidupan yang lebih baik.
kan sesuatu dengan lebih memusatkan Individu lebih memfokuskan pada hal
perhatian pada kesuksesan, optimis, yang lebih positif atau hal-hal yang
pemecahan masalah, dan selalu meng- mendukung untuk mencapai harapan atau
gunakan kata-kata yang mengandung kesuksesan. Selanjutnya, secara tidak
harapan seperti “saya dapat melaku- langsung individu diarahkan untuk
kannya”. meninggalkan pikiran-pikiran yang negatif
Menurut Dornan dan Maxwell dimana pikiran-pikiran negatif tersebut
(Asmani, 2009), keberhasilan seseorang yang menstimulasi munculnya emosi-
ditentukan oleh sikap orang itu sendiri. emosi negatif, seperti kecemasan. Materi
Perbedaan antara orang yang sukses dan ini diharapkan dapat menstimulus sisi
orang yang yang tidak sukses adalah kognitif peserta untuk mengerti penting-
kehidupan orang yang sukses diatur dan nya sebuah impian dalam hal ini adalah
dibayangi oleh pikiran-pikiran saat-saat passion. Peserta juga diharapkan dapat
terbaik mereka, rasa optimis, dan terstimulus secara kognitif dan afektif
pengalaman terbaik. Sedangkan kehidup- untuk menilai harapan atau mimpi yang
an orang-orang yang tidak sukses diatur selama ini mereka alami adalah benar-
dan dibayangi oleh rasa ragu serta benar harapan yang mereka ingin capai
kegagalan-kegagalan mereka dimasa lalu. atau hanyalah sebuah keinginan yang
Pada sesi ini peserta dibantu sementara bahkan hanya sebuah
mengenali dan memahami harapan atau khayalan.
cita-cita di dalam diri melalui materi

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017 | 119


Atina Machmudati & R. Rachmy Diana

Peserta kemudian mengerjakan Saat seseorang memiliki harapan


lembar kerja passion test. Peserta diminta positif atau dalam hal ini adalah passion,
menuliskan daftar impian minimal 10 ia cenderung fokus pada hal-hal yang
passion kemudian passion tersebut positif. Pikiran terfokus pada proses
diurutkan berdasarkan prioritas dimulai pencapaian dan kesuksesan dalam meraih
dengan angka 1. Namun pada lembar harapan sehingga emosi-emosi positif
kerja passion test sudah tertulis “menger- pada diri bermunculan seperti bahagia,
jakan skripsi” pada urutan pertama. Hal percaya diri, optimis, dan semangat.
ini dimaksudkan agar peserta menyadari Emosi-emosi tersebut menumbuhkan
bahwa skripsi adalah sebuah jembatan motivasi untuk melakukan dan mencapai
yang harus dilalui untuk meraih impian. hal-hal yang positif. Secara tidak langsung
Skripsi tidak dapat diabaikan oleh peserta individu diarahkan untuk meninggalkan
jika peserta ingin meraih impiannya, pikiran-pikiran yang negatif di mana
sehingga skripsi memang harus disele- pikiran-pikiran negatif tersebut yang
saikan dan menjadi prioritas utama untuk menstimulus munculnya emosi-emosi
saat ini. Setelah passion diurutkan, peserta negatif, seperti kecemasan yang dapat
diminta untuk memilih tiga passion yang melemahkan semangat perubahan pada
paling penting. Peserta menentukan syarat diri seseorang. Hal ini sesuai dengan
tercapainya ketiga passion yang sudah pernyataan Asmani (2009) bahwa berpikir
dipilih kemudian menentukan score positif merupakan cara berpikir yang
passion dilihat dari berapa syarat yang bersumber dari hal-hal yang baik yang
sudah terpenuhi saat ini. Saat score mampu memotivasi seseorang untuk
passion sudah diketahui, peserta diminta membangun kehidupan yang lebih baik.
menuliskan skor yang dibutuhkan untuk Seseorang yang sudah menemukan
mencapai atau melengkapi score passion dan memiliki harapan dengan senang hati
kemudian peserta merencanakan tindak- melakukan aktivitas yang berhubungan
an untuk mencapai passion (passion to dengan harapannya tersebut serta
action). Lembar kerja ini menyadarkan memiliki motivasi tinggi untuk meraihnya.
peserta tentang pengerjaan skripsi Pada sesi ini peserta diarahkan untuk
mereka, apakah saat ini pengerjaan skripsi menyadari bahwa skripsi adalah suatu hal
sudah menjadi salah satu passion dan yang berhubungan dengan harapan atau
prioritas utama peserta atau belum. impiannya. Skripsi merupakan salah satu
Peserta juga terstimulasi secara kognitif jalan yang harus ditempuh dan disele-
dan psikomotorik untuk menyelaraskan saikan untuk meraih harapan-harapan
perilaku dengan harapan yang dimiliki. yang dimiliki sehingga peserta akan

120 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017


Efektivitas Pelatihan Berpikir Positif untuk Menurunkan Kecemasan ….

melihat skripsi secara lebih positif. Peserta berpikir positif mampu menurunkan
akan termotivasi untuk menyelesaikan kecemasan mengerjakan skripsi pada
skripsi, selalu bersemangat dan pantang mahasiswa.
menyerah ketika menemukan hambatan Keempat: Aspek Self Affirmation.
saat mengerjakan skripsi sehingga Aspek berpikir positif yang terakhir adalah
kecemasan menurun. afirmasi diri, yaitu memusatkan perhatian
Harapan positif yang dimiliki peser- pada kekuatan diri sendiri secara lebih
ta secara tidak langsung akan mengarah- positif dengan dasar pemikiran bahwa
kan perilaku peserta untuk melakukan hal- setiap orang sama berartinya dengan
hal positif dan meraih harapannya terse- orang lain (Albrecht,1992). Seseorang
but, seperti mengerjakan skripsi dengan yang memiliki pikiran positif yakin
penuh semangat dan optimis. Scheier dan terhadap dirinya sendiri serta pada orang
Carver (1993) menyatakan bahwa berpikir lain. Melalui pikiran positif seseorang
positif melibatkan ekspektasi positif bagi terdorong untuk melakukan suatu hal
masa depan seseorang dimana ekspektasi yang baru dan menggunakan kesempatan
tersebut terbangun dalam implikasi ting- yang ada (Dornan & Maxwell, dalam
kah laku atau tindakan seseorang dan Asmani 2009).
ekspektasi tersebut sejalan dengan tindak- Pada dasarnya setiap orang memi-
an mereka. Semakin seseorang terlibat liki kelebihan dan kekurangan masing-
sepenuhnya dengan berbagai aktivitas masing, namun yang sering menjadi
yang dianggap penting dan relevan bagi masalah adalah ketika seseorang tidak
dirinya serta aktivitas tersebut membuat dapat memahami dirinya sendiri dan
senang maka orang tersebut akan sehat kemudian merasa rendah diri, minder,
secara psikologis (Schultz, 1991). Melalui dan tidak percaya diri karena kekurangan
sesi ini peserta secara kognitif dan afektif yang dimiliki. Pikiran hanya terfokus pada
dapat mengerti arti pentingnya sebuah hal-hal negatif yang ada didalam diri
harapan positif. Peserta juga akan tersti- hingga seolah-olah tidak ada hal yang
mulus secara kognitif dan psikomotorik positif atau kelebihan yang dimiliki.
untuk menyelaraskan perilaku dengan Ketika seseorang sudah melihat dirinya
harapan yang dimiliki, selain itu sesi ini secara negatif, maka orang tersebut
dapat menumbuhkan motivasi peserta merasa pesimis dan tidak berdaya dalam
untuk mengerjakan skripsi dan mencapai menghadapi lingkungan di luar dirinya.
harapannya. Berdasarkan pemaparan di Kecemasan dapat datang dari perasaan
atas dapat disimpulkan bahwa sesi tidak mampu menghadapi tantangan
Positive Expectation pada pelatihan lingkungan, tidak adanya kepastian

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017 | 121


Atina Machmudati & R. Rachmy Diana

tentang apa yang dihadapi dan adanya karena ketika seseorang memiliki suatu
rasa kurang percaya diri (Hurlock, 1973). keyakinan terhadap suatu hal, maka
Afirmasi diri merupakan penguatan pikiran-pikiran menjadi fokus terhadap
terhadap diri pribadi secara lebih positif informasi-informasi yang mendukung
atas tindakan-tindakan yang dilakukan, keyakinannya tersebut. Jadi saat seseorang
memusatkan perhatian pada kekuatan diri memiliki keyakinan terhadap kelebihan
dan melihat diri secara positif. Keperca- dan potensi diri, maka orang tersebut
yaan terhadap diri sendiri selalu dibangun merasakan emosi positif sehingga emosi
dengan menggunakan pola-pola berpikir negatif pada diri seperti kecemasan akan
positif. Seseorang yang melakukan afir- berkurang.
masi diri percaya bahwa dalam diri ter- Ketika peserta menyadari dan meya-
kandung potensi-potensi atau kemam- kini kekuatan atau kelebihan yang ada di
puan-kemampuan yang dapat dikembang- dalam diri, peserta menjadi cenderung
kan ke arah yang lebih maju dan lebih lebih percaya diri dan optimis dalam
positif. Kekurangan di dalam diri tidak melakukan suatu hal termasuk dalam
menjadi penghalang dalam mencapai pengerjaan skripsi. Peserta menyadari
tujuan hidupnya, namun ia memiliki bahwa dirinya memiliki kemampuan
keyakinan bahwa kekurangan bisa diubah untuk mengerjakan skripsi dan mampu
menjadi kelebihan atau kekurangan bisa menghadapi segala hambatannya. Hal ini
menjadi motivasi diri untuk menjadi lebih secara tidak langsung juga membentuk
baik. peserta untuk menjadi motivator bagi
Aspek self affirmation diturunkan dirinya sendiri dalam mengerjakan skripsi.
menjadi sesi Yes,I can! pada pelatihan Pikiran peserta akan lebih fokus pada hal-
berpikir positif. Pada sesi ini peserta diajak hal yang positif sehingga emosi-emosi
untuk mengerti dan menyadari penting- negatif seperti kecemasan akan berku-
nya meyakini kekuatan yang ada di dalam rang. Lembar kerja pada sesi ini lebih
diri dan bagaimana keyakinan dapat mengarah pada self report peserta, yaitu
memengaruhi perilaku. Seseorang yang mengungkapkan kelebihan atau potensi-
melihat dirinya secara lebih positif, yaitu potensi yang dimiliki peserta kemudian
meyakini kekuatan atau kelebihan- meneguhkannya melalui teknik afirmasi
kelebihan yang ada di dalam dirinya diri.
cenderung lebih optimis dan percaya diri. Saat seseorang melihat dirinya
Keyakinan terhadap sesuatu hal dapat secara lebih positif, meyakini kekuatan
menjadi faktor penentu emosi, yang atau kelebihan yang ada di dalam dirinya,
menghasilkan perilaku. Hal ini terjadi maka orang tersebut menjadi lebih

122 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017


Efektivitas Pelatihan Berpikir Positif untuk Menurunkan Kecemasan ….

percaya diri dan optimis dalam mengha- membagikan pendapat serta masalahnya
dapi suatu hal. Keyakinan yang positif kepada trainer dan peserta lain. Ruangan
terhadap dirinya sendiri memunculkan yang nyaman dan lingkungan yang
emosi positif yang selanjutnya akan me- kondusif, tidak bising juga memengaruhi
mengaruhi perilaku. Rasa percaya diri dan diterimanya hipotesis pada penelitian ini.
optimis pada diri mengarahkan perilaku Pengaruh pelatihan berpikir positif
seseorang untuk melakukan hal yang jauh dalam menurunkan kecemasan pada
lebih positif dan adaptif sehingga emosi mahasiswa yang sedang mengerjakan
negatif seperti kecemasan akan berku- skripsi juga dapat dilihat dari lembar
rang. Dari pemamparan di atas dapat evaluasi pelatihan yang telah diisi oleh
disimpulkan bahwa sesi self affirmation peserta pada akhir pelatihan. Pada lembar
pada pelatihan berpikir positif mampu evaluasi tersebut dapat dilihat bahwa para
menurunkan kecemasan mengerjakan peserta merasa lebih tenang dan optimis
skripsi pada mahasiswa. untuk segera menyelesaikan skripsi
Faktor lain yang memengaruhi mereka. Peserta menjadi sadar bagaimana
penurunan kecemasan menghadapi skrip- pola pikir mereka selama ini ketika
si pada mahasiswa antara lain adalah menghadapi suatu peristiwa yang tidak
karakteristik subjek yang cenderung sesuai dengan harapannya dalam hal ini
homogen dan memiliki masalah yang adalah hambatan skripsi. Melalui pelatih-
relatif sama sehingga menyebabkan an ini peserta menjadi lebih paham bagai-
subjek lebih terbuka dan kompak. Subjek mana cara untuk berpikir positif sehingga
dapat mengikuti seluruh sesi pelatihan perasaan negatif seperti kecemasan dapat
dengan kondusif dan mau mengerjakan berkurang.
setiap lembar kerja yang diberikan, hal ini Kelemahan penelitian ini adalah
dapat dilihat dari hasil observasi selama peneliti memberikan pascates secara
pelatihan. Building rapport yang dilaku- langsung di akhir sesi pelatihan. Hal ini
kan trainer cukup baik sehingga hubung- menimbulkan bias dalam pengisian skala
an trainer dan subjek selama pelatihan karena beberapa keterampilan yang
terjalin dengan baik. Trainer juga mampu diajarkan pada pelatihan membutuhkan
menyampaikan materi dengan santai waktu dan proses pengendapan kognitif
namun serius sehingga materi yang untuk mempraktekkannya seperti pada
disampaikan mudah dipahami peserta dan sesi stop overgeneralization. Pada sesi ini
komunikasi diantara keduanya cukup baik peserta diajarkan untuk mengganti
atau komunikatif. Subjek pelatihan tidak pemikiran atau judgement-judgement
merasa ragu dan lebih mampu untuk negatif yang muncul ketika peserta

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017 | 123


Atina Machmudati & R. Rachmy Diana

menghadapi suatu peristiwa yang tidak kecemasan mahasiswa yang sedang


sesuai degan harapannya seperti hambat- mengerjakan skripsi.
an skripsi dengan pemikiran alternatif Kedua: saran kepada peneliti
yang lebih positif. Hal ini membutuhkan selanjutnya. Penelitian tentang kecemas-
waktu dan proses pengendapan kognitif an mengerjakan skripsi masih perlu
untuk mempraktekkan dalam kehidupan dikembangkan lagi. Peneliti selanjutnya
masing-masing peserta sehingga pascates dapat melihat dan menggali dari faktor-
sebaiknya tidak diberikan pada saat itu faktor lain yang menyebabkan munculnya
juga. kecemasan pada diri mahasiswa. Hal ini
diharapkan dapat membantu mahasiswa
SIMPULAN DAN SARAN dalam mengatasi kecemasannya terutama
mahasiswa yang sedang mengerjakan
Simpulan skripsi, karena mahasiswa yang sedang
Berdasarkan hasil analisis dari data mengerjakan skripsi mengalami kecemas-
yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat an yang sedikit banyak berpengaruh
disimpulkan bahwa pelatihan berpikir dalam proses pengerjaan skripsi. Selain
positif efektif untuk menurunkan kece- itu, peneliti juga menyarankan agar
masan mengerjakan skripsi pada maha- peneliti selanjutnya mencermati alat ukur
siswa. Mahasiswa yang mengikuti pelatih- yang digunakan, apakah terdapat item-
an berpikir positif mengalami penurunan item yang membutuhkan pengendapan
tingkat kecemasan yang lebih signifikan atau waktu dan proses kognitif atau tidak.
dibanding mahasiswa yang tidak mengi- Jika terdapat item yang membutuhkan
kuti pelatihan berpikir positif. pengendapan kognitif, maka pascates
sebaiknya dilakukan selang beberapa hari
Saran setelah perlakuan diberikan agar tidak
Berdasarkan kesimpulan yang telah terjadi bias dalam pengisian alat ukur
dipaparkan, peneliti mengajukan saran tersebut.
sebagai berikut. Pertama: saran kepada Ketiga: saran kepada institusi.
subjek penelitian. Para peserta diharapkan Pelatihan ini dapat dijadikan alternatif
dapat mengembangkan lebih lanjut materi intervensi untuk mengurangi kecemasan
yang sudah didapatkan dalam pelatihan mahasiswa yang sedang mengerjakan
dan mengaplikasikannya dalam kehi- skripsi. Hal ini di karenakan penelitian ini
dupan sehari-hari karena pelatihan ini terbukti efektif dalam mengurangi kece-
dinilai cukup efektif dalam menurunkan masan mahasiswa yang sedang menger-
jakan skripsi.

124 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017


Efektivitas Pelatihan Berpikir Positif untuk Menurunkan Kecemasan ….

DAFTAR PUSTAKA Dewi, E. (2008). Perbedaan kecemasan


menghadapi spmb antara siswa
Abidin, Z. (2006). Pendekatan kualitatif kelas akselerasi dengan kelas
pada skripsi Mahasiswa UNDIP reguler.Jurnal Keberbakatan dan
Tahun 2006. Jurnal Psikologi Kreativitas, 2 (1), 55-65.
Universitas Diponegoro, 2 (3).
Dwitantyanov, A. Dkk. (2010). Pengaruh
Albrecht, K. (1980). Brain power. USA: terapi berpikir positif pada efikasi
Prentice Hall. diri akademik mahasiswa (studi
eksperimen pada Mahasiswa Fakul-
Ardiansyah, R. (2011). Hubungan adver- tas Psikologi UNDIP Semarang).
sity quoetient dengan kecemasan Jurnal Psikologi Undip, 8 (2): 135-
menghadapi skripsipada Mahasiswa 144.
Program Studi Psikologi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Skripsi. Yogya- Elfiky, I. (2009). Terapi berpikir positif.
karta: UIN Sunan Kalijaga Yogya- Jakarta: Penerbit Zaman.
karta.
Ghofur, A. (2007). Pengaruh teknik nafas
Asmani, J.M.(2009). The law of positive dalam terhadap perubahan tingkat
thinking. Yogyakarta:Garailmu kecemasan pada ibu persalinan kala
i di pondok bersalin ngudi saras
Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan validi- trikilan kali Jambe Sragen. Jurnal
tas. Yogyakarta:PustakaPelajar Kesehatan Surya Medika
Yogyakarta. (http://www.skripsi
Calhoun, J.F and Acocella, J.R. (1990). stikes.wordpress.com)
Psychology of adjusment and
human relationship. New York: Greenberger, D. (1995). Manajemen
McGraw Hill Book Company pikiran. Bandung: Penerbit Kaifa

Caprara, G.V. & Steca (2005). Affective Gunawan, A. (2009). Quantum Life Trans-
and social self-regulatory efficacy formation. Jakarta: Penerbit Gra-
beliefs as determinants of positive media.
thinking and happiness. Europan
Psychologist, 10. Hidayah, R. (2004). Pengaruh ayat-ayat al-
qur’an terhadap kecemasan siswa
Christianai, dkk. (2000). Hubungan dalam menghadapi tes. Psiko-
persepsi tentang menopause dinamik, 6 (2), 24-36.
dengan tingkat kecemasan pada
wanita yang menghadapi meno- Hurlock, E. (1973). Adolescent develop-
pause. Jurnal Psikologi Universitas ment. Tokyo: McGraw Hill
Gadjah Mada, 2, 96-100.

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017 | 125


Atina Machmudati & R. Rachmy Diana

Latipun. (2008). Psikologi eksperimen. Myers, A. & Hansen, C. (2002). Expe-


Malang: UMM Press rimental psychology 5th edition.
USA: Wadsworth Group
Lazarus, R.S. (1969). Patterns of adjus-
ment and human effectiveness. Peale, N. (2009). Kekuatan berpikir
Tokyo: McGraw Hill Company. positif. Yogyakarta: Ragam Media

Lestari, A. (1998). Pelatihan berpikir Perdana, P. (2011). Hubungan tingkat


positif untuk menangani sikap kecemasan dengan motivasi maha-
pesimis dan gangguan depresi. siswa menyusun skripsi di jurusan
Jurnal Psikologi, (2): 1-9 keperawatan program angkatan
2007 Fakultas Kedokteran Univer-
Linayaningsih, F. (2007). Kecemasan Pada sitas Brawijaya. Skripsi. Malang:
Mahasiswa Fakultas Psikologi UniversitasBrawijaya
Universitas Katolik Soegija Pranata
Dalam Mengerjakan Skripsi. Skrip- Pihasniwati. (2008). Psikologi konseling.
si. Semarang: Universitas Soegija- Yogyakarta: Bidang Akademik UIN
pranata. Sunan Kalijaga Yogyakarta

Marseto, B. (2007). Hubungan berpikir Purnamaningsih, E.H. (1998). Efektivitas


positif dengan kecemasan menger- terapi perilaku kognitif untuk
jakan skripsi pada Mahasiswa mengurangi kecemasan berbicara
Fakultas Ekonomi Universitas Islam di muka umum. Jurnal Psikologi
Indonesia. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. (1), 65-
Universitas Islam Indonesia 67

Mcleod, A.K. (2000). Positive thinking Scheier, M.F. (1993). On the power of
revisited: positive cognitions, well- positive thinking: The Benefits of
being and mental health. Clinical Being Optimistic. Sage Public-
Psychology and Psychoterapy, 7, 1- ations, 2 (1): 26-30.
10.
Schultz, D. (1991). Psikologi pertumbuh-
Munandar, A.S. (2008). Psikologi industri an. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
dan organisasi. Jakarta: UI Press
Seniati, L. (2011). Psikologi eksperimen.
Mutmainah. (2005). Hubungan antara Jakarta: Indeks
kecemasan menghadapi tesdengan
optimisme, religiusitas, dan Stolz, Paul G. (2005). Adversity quotient:
dukungan sosial. tesis. Yogyakarta: mengubah hambatan menjadi
Universitas Gadjah Mada peluang. Jakarta: Penerbit Grame-
dia.

126 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017


Efektivitas Pelatihan Berpikir Positif untuk Menurunkan Kecemasan ….

Seligman, M. (2008). Menginstal optimis- Tresna, I. Gede. (2011). Efektivitas konse-


me. Bandung: Momentum ling behavioral dengan teknik
desensitisasi sistematis untuk
Suseno, M.N. (2011). Modul Praktikum mereduksi kecemasan menghadapi
Statistika. Yogyakarta: Laborato- ujian. Tesis. Bandung: Universitas
rium Psikologi Fakultas soshum Pendidikan Indonesia
UIN Sunan Kalijaga
Trismiati. (2004). Perbedaan tingkat kece-
Susetyo, F. (1999). Hubungan berpikir masan antara pria dan wanita aksep-
positif dan jenis kelamin dengan tor kontrasepsi mantap di RSUP dr.
kecenderungan agresi reaktif Sardjito Yogyakarta. Psyche, 1 (1),
remaja. Psikologika, (7), 51-62 1-15.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa


Indonesia. (1990). Kamus Bahasa
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 9 No. 1 Juni 2017 | 127

You might also like