Capital Intensity, Leverage, Return On Asset,: Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak
Capital Intensity, Leverage, Return On Asset,: Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak
Andi Prasetyo1
Fakultas Ekonomika dan Bisnis-Program Studi Akuntansi
Universitas Stikubank Semarang
(Jl. Kendeng 5, Bendanduwur, Gajahmungkur, Semarang)
[email protected]
Sartika Wulandari2
Fakultas Ekonomika dan Bisnis-Program Studi Akuntansi
Universitas Stikubank Semarang
(Jl. Kendeng 5, Bendanduwur, Gajahmungkur, Semarang)
[email protected]
Abstract
Tax aggressiveness is the act of manipulating profits carried out through tax planning that
can be both legal and illegal. Measurement of tax aggressiveness using the comparison
formula for tax expense and income (ETR). The purpose of this study is to test whether there
is an effect of Capital Intensity, Leverage, Return on Assets, and Company Size on Tax
Aggressiveness. This type of research includes quantitative research using secondary data
obtained from company financial reports. The population of this study is all manufacturing
companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the 2017-2019. The sampling
technique used purposive sampling with the criteria of manufacturing companies listed on
IDX, the financial reports in rupiah, and manufacturing companies with an ETR value of
less than one. The sample has met the criteria of 249 companies. The data analysis method
used is panel data regression using Eviews 9.0. The results showed that Capital Intensity,
Leverage, ROA and Firm Size have no effect on Tax Aggressiveness. The result of this study
have implications for the Directorate General of Taxes (DGT) to detect the practice of tax
aggressiveness by companies.
Keywords: Tax Agressiveness, Capital Intensity, Leverage, ROA, and Firm Size
134
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 1, Mei 2021 : 134 - 147
Abstrak
Agresivitas pajak yaitu tindakan perusahaan guna mengurangi pendapatan kena pajak
melalui perencanaan yang baik secara legal maupun ilegal. Pengukuran agresivitas pajak
dengan rumus perbandingan beban pajak penghasilan dan pendapatan (ETR). Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh Capital Intensity, Leverage,
Return on Assets, dan Ukuran Perusahaan terhadap Agresivitas Pajak. Jenis penelitian ini
termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
laporan keuangan perusahaan. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2017-2019. Pengambilan
sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI pada tahun penelitian, perusahaan manufaktur yang menyampaikan
laporan keuangan dengan mata uang rupiah secara berturut-turut, dan perusahaan
manufaktur dengan nilai ETR kurang dari satu. Sampel terpilih sesuai dengan kriteria
berjumlah 249 perusahaan. Metode analisis data yang digunakan adalah data panel regresi
menggunakan Eviews 9.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Capital Intensity, Leverage,
ROA dan Ukuran Perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap Agresivitas Pajak. Hasil
penelitian ini memberikan implikasi kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam
upayanya untuk mendeteksi adanya praktik kegiatan agresivitas pajak yang dilakukan
perusahaan.
Kata Kunci: Agresivitas Pajak, Capital Intensity, Leverage, ROA, dan Ukuran
Perusahaan
Pendahuluan
memiliki peluang besar untuk mengurangi
Pajak termasuk dalam sumber penerimaan jumlah beban pajak maka perusahaan
terbesar negara. Sebab itu, pemerintah tersebut dianggap semakin agresif terhadap
mengajak para perusahaan dan individu pajak (Mustika, 2017).
untuk membayar pajak dengan berbagai Kasus agresivitas pajak dalam
sosialisasi. Kendati demikian masih banyak bentuk penghindaran pajak masih banyak
perusahaan yang enggan membayar ditemukan. Tax Justice Network
kewajiban pajak dan banyak pula yang melaporkan akibat dari penghindaran pajak,
berusaha meminimalkan pembayaran Indonesia diperkirakan merugi hingga 4,86
kewajiban tersebut dengan tindakan miliar dollar AS per tahun atau setara
agresivitas pajak (Hidayat & Fitria, 2018). dengan Rp 68,7 triliun. Laporan tersebut
Semakin tingginya jumlah beban menyebutkan, perusahaan multinasional
pajak yang akan dibayarkan, maka jumlah mengalihkan labanya ke negara yang
laba yang diperoleh semakin kecil (Putri & dianggap sebagai surga pajak. tujuannya
Lautania, 2016). Perusahaan berusaha untuk untuk tidak melaporkan berapa banyak
memperkecil jumlah beban pajak yang keuntungan yang sebenarnya dihasilkan di
harus dibayarkan dengan cara ilegal (Tax negara tempat berbisnis. Korporasi akhirnya
Avoidance) ataupun ilegal (Tax Evasion) membayar pajak lebih rendah dari yang
dengan cara memanfaatkan peluang yang seharusnya (Sukmana, 2020).
ada dalam peraturan perpajakan merupakan Kasus lain yang terjadi di luar
tindakan agresivitas pajak. Perusahaan yang negeri yaitu penghindaran pajak oleh
135
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 1, Mei 2021 : 134 - 147
aktivitas operasional perusahaan, dengan merupakan salah satu aset yang digunakan
kata lain prinsipal menyediakan fasilitas oleh perusahaan untuk berproduksi dan
dan dana untuk kegiatan operasi mendapat laba. Investasi perusahaan pada
perusahaan. Sementara manajemen tidak aset tetap akan menyebabkan adanya beban
selalu bertindak sesuai dengan keinginan depresiasi dari aset tetap yang
pemegang saham dikarenakan manajemen diinvestasikan (Andhari & Sukartha, 2017).
juga memiliki kepentingan pribadi Undang-undang No. 36 Tahun
(Shapiro, 2005). 2008 Pasal 6 ayat 1 (b) tentang Pajak
Perbedaan kepentingan antara Penghasilan menyatakan bahwa penyusutan
principal dan agen dapat mempengaruhi atas pengeluaran untuk memperoleh harta
berbagai hal yang berkaitan dengan kinerja berwujud dan amortisasi atas pengeluaran
perusahaan, salah satunya yaitu mengenai untuk memperoleh hak dan atas biaya lain
pajak perusahaan. Sistem perpajakan di mempunyai masa manfaat lebih dari satu
indonesia yang menggunakan self tahun merupakan biaya yang boleh
assessment system memberikan wewenang dikurangkan dari penghasilan bruto.
kepada perusahaan untuk menghitung dan Penelitian yang dilakukan oleh Dwiyanti &
melaporkan pajaknya sendiri. Penggunaan Jati (2019) menunjukkan hasil bahwa
sistem ini dapat memberikan kesempatan Capital Intensity berpengaruh positif
bagi agen untuk memanipulasi pendapatan terhadap Agresivitas Pajak karena semakin
kena pajak menjadi lebih rendah sehingga tinggi capital intensity suatu perusahaan,
beban pajak yang ditanggung perusahaan maka akan semakin tinggi pula tingkat
semakin kecil (Nugraha & Meiranto, 2015). penghindaran pajak yang dilakukan. Sejalan
dengan penelitian Hidayat & Fitria (2018)
Agresivitas Pajak yang memberikan hasil capital intensity
Agresivitas pajak merupakan tindakan yang memiliki pengaruh positif pada tindakan
dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan agresivitas pajak.
meminimalkan besarnya biaya pajak yang
telah diperkirakan atau dapat disimpulkan H1 : Capital Intensity berpengaruh positif
sebagai usaha untuk mengurangi biaya terhadap Agresivitas Pajak
pajak (Nugraha & Meiranto, 2015).
Faktor yang dapat menyebabkan Leverage
agresivitas pajak meliputi tarif pajak yang Utang yang dimiliki oleh perusahaan guna
terlalu tinggi, undang-undang yang tidak pembiayaan aktivanya disebut leverage
tepat, hukuman yang tidak memberikan (Kasmir, 2013:151). Berdasarkan Peraturan
efek jera, dan ketidakadilan yang nyata. Perpajakan Pasal 6 ayat 1 huruf 3 UU No.
Agresivitas pajak ada yang bersifat legal 36 Tahun 2008 tentang PPh, bunga
disebut tax avoidance yaitu perencanaan pinjaman adalah biaya yang dapat
pajak dengan cara mengecilkan objek pajak dikurangkan terhadap penghasilan kena
yang menjadi dasar pengenaan pajak sesuai pajak sehingga akan mengakibatkan laba
dengan ketentuan perundang-undangan kena pajak perusahaan berkurang.
yang berlaku. Sedangkan yang bersifat Berkurangnya laba tersebut akan
illegal disebut tax evasion yaitu mengurangi beban pajak yang harus dibayar
memanipulasi sistem perpajakan untuk perusahaan.
mengelak dari pembayaran pajak Penelitian Rahmadani et al. (2020)
(Andrianto & Fadjar, 2017). menyatakan hasil bahwa leverage memiliki
pengaruh positif terhadap agresivitas pajak.
Capital Intensity Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Capital Intensity atau intensitas modal Hidayat & Fitria (2018) bahwa leverage
adalah investasi perusahaan pada aset tetap bepengaruh terhadap agresivitas pajak.
137
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 1, Mei 2021 : 134 - 147
Gambar 1
Model Empiris Penelitian
138
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 1, Mei 2021 : 134 - 147
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di cross selection random lebih kecil dari nilai
BEI pada tahun 2017-2019 5%, dapat disimpulkan bahwa fixed effect
2. Perusahaan manufaktur yang model yang digunakan dalam penelitian ini.
menyampaikan laporan keuangannya
secara berturut-turut selama tahun 2017- Pengukuran Variabel
2019
3. Perusahaan manufaktur yang Agresivitas Pajak
menyampaikan laporan keuangannya Capital Intensity
dalam bentuk mata uang rupiah Capital intensity atau intensitas modal
4. Perusahaan manufaktur yang memiliki memberikan gambaran mengenai besarnya
laba secara berturut-turut tahun 2017- kekayaan yang diinvestasikan perusahaan
2019 dalam bentuk aset tetap (Indradi, 2018).
5. Perusahaan manufaktur dengan nilai
ETR kurang dari satu (1) Aset Tetap
𝐶𝐼 =
Total Aset
Metode Analisis Leverage
Metode yang digunakan dalam penelitian Leverage menggambarkan proporsi hutang
ini adalah data panel yang diolah jangka panjang terhadap total aset yang
menggunakan program Eviews 9, terdapat dimiliki perusahaan. Hal ini dapat
tiga pendekatan, yaitu pendekatan Commont digunakan untuk mengetahui keputusan
Effect Model, Fixed Effect Model, dan pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan.
Random Effect Model. Untuk memilih Menurut Lanis & Richardson (2012)
model mana yang terbaik maka dibutuhkan leverage dapat dihitung dengan rumus
uji sebagai berikut: sebagai berikut :
Total Hutang
𝐿𝐸𝑉 =
Uji Chow Total Aktiva
Uji Chow bertujuan untuk menentukan
model analisis data yang akan digunakan Profitabilitas
dalam penelitian dan digunakan untuk Profitabilitas dalam penelitian ini
memilih diantara metode common effect menggunakan ROA. ROA adalah indikator
model dan fixed effect model. Dari hasil keuangan yang menggambarkan
probabilitas Cross-selection F jika lebih kemampuan perusahaan dalam
kecil dari 5% maka menggunakan common menghasilkan laba atas total aset yang
effect model dan sebaliknya jika hasil dimiliki perusahaan (Kurniasih & Ratna
menunjukkan lebih besar dari 5% maka Sari, 2013).
yang digunakan fixed effect model. Jika
hasil data panel menunjukkan probabilitas Laba Bersih Setelah Pajak
𝑅𝑂𝐴 =
cross-selection F lebih besar dari nilai 5% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
maka fixed effect model yang dipilih untuk
digunakan penelitian. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu
Uji Hausman karakteristik perusahaan yang sangat
Uji hausman digunakan untuk menentukan penting. Ukuran perusahaan merupakan
pilihan antara metode fixed effect model dan suatu pengukuran yang dikelompokkan
random effect model. Apabila nilai p-value berdasarkan besar kecilnya perusahaan dan
lebih kecil dari 5% maka menggunakan dapat menggambarkan aktivitas serta
fixed effect model, sedangkan lebih besar pendapatan perusahaan (Nugraha &
dari 5% menggunakan random effect model. Meiranto, 2015).
Dari hasil olah data panel nilai p-value
139
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 1, Mei 2021 : 134 - 147
Tabel 1
Uji Statistika Deskriptif
ETR CI LEV ROA SIZE
Mean 0.276274 0.369101 0.410068 0.094200 14.69751
Median 0.253715 0.338725 0.367300 0.055168 14.41637
Maximum 0.971305 0.940379 1.947496 1.620585 19.67902
Minimum 0.000873 0.001193 0.066532 0.000281 11.40006
Std. Dev. 0.126043 0.194436 0.251932 0.146126 1.585906
Skewness 2.795720 0.266772 2.530011 6.136555 0.787448
Kurtosis 14.52208 2.510811 14.73917 55.03937 3.452536
Jarque-Bera 1701.733 5.436236 1695.398 29659.28 27.85780
Probability 0.000000 0.065999 0.000000 0.000000 0.000001
Sum 68.79232 91.90622 102.1068 23.45587 3659.679
Sum Sq. Dev. 3.939959 9.375701 15.74047 5.295485 623.7446
Observations 249 249 249 249 249
Sumber Tabel: Olah Data Eviews 9
Tabel 2
Hasil Dari FEM
Merkusiwati (2018), Mustika (2017) yang Jika dikaitkan dengan teori agensi
menyatakan bahwa capital intensity tidak hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
berpengaruh terhadap agresivitas pajak. konsep teori agensi. Leverage menunjukkan
Berbeda dengan Hasil penelitian Novitasari kegiatan perusahaan dalam melakukan
et al. (2016) yang menyatakan jika jumlah pendanaannya. Sistem pendanaan dapat
aset tetap yang dimiliki perusahaan menimbulkan konflik kepentingan antara
jumlahnya besar maka dapat berdampak agent dan principal. Terdapat kemungkinan
pada tingginya beban penyusutan tinggi pihak principal tidak menyetujui
yang kemudian dapat mengakibatkan penambahan pendanaan untuk kegiatan
menurunnya laba perusahaan, jika laba perusahaan, sehingga pihak agent
perusahaan turun maka beban pajak memerlukan sumber pendanaan lain yang
perusahaan akan ikut menurun yang berati berasal dari utang untuk dapat menutupi
berpengaruh signifikan terhadap agresivitas kekurangan dana tersebut. Nilai leverage
pajak yang berarti tidak sejalan dengan yang rendah mengindikasikan bahwa aset
hasil penelitian. Pernyataan tersebut perusahaan dibiayai oleh modal sendiri,
diperkuat oleh Andhari & Sukartha (2017) sementara itu leverage yang tinggi
yang menyatakan capital intensity mengindikasikan aset banyak dibiayai oleh
berpengaruh positif signifikan terhadap utang. Hasil penelitian ini sejalan dengan
agresivitas pajak. Penelitian yang dilakukan Mustika (2017) yang menyatakan bahwa
oleh Ayem & Setyadi (2019) juga leverage tidak berpengaruh terhadap
menyatakan bahwa capital intensity agresivitas pajak. Namun bertolak belakang
berpengaruh positif signifikan terhadap dengan penelitian Hidayat & Fitria (2018)
agresivitas pajak, dan menurut Hidayat & yang menyatakan bahwa leverage
Fitria (2018) juga menyatakan bahwa berpengaruh positif terhadap agresivitas
capital intensity berpengaruh positif pajak. Penelitian yang dilakukan Purwanto
signifikan terhadap agresivitas pajak. (2016) juga menyatakan bahwa jika jumlah
leverage yang dimiliki perusahaan tinggi
Pengaruh Leverage Terhadap Agresivitas dapat berpengaruh pada tingginya tingkat
Pajak agresivitas pajak perusahaan tersebut.
Pada hasil perhitungan statistika Sementara jika jumlah leverage yang
menunjukkan leverage memiliki nilai dimiliki perusahaan kecil maka akan
probabilitas 02823, yang berarti bahwa menurunkan tingkat agresivitas pajak. Hal
0.2823 > dari 0,05. Hasil penelitian ini ini berarti bahwa leverage berpengaruh
membuktikan bahwa leverage tidak positif signifikan terhadap agresivitas pajak.
berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Demikian penelitian Wulansari et al. (2020)
Semakin tinggi leverage maka semakin menyatakan leverage berpengaruh negatif
tinggi pula risiko yang harus ditanggung terhadap agresivitas pajak.
perusahaan karena perusahaan harus
membayar bunga hutang yang tinggi Pengaruh Profitabilitas Terhadap
menggunakan hasil usahanya sehingga Agresivitas Pajak
mengurangi laba bersih perusahaan. Pada hasil perhitungan statistika
Pengurangan laba perusahaan oleh biaya menunjukkan profitabilitas memiliki nilai
bunga berdampak pada semakin kecilnya probabilitas 0.0600, yang berarti bahwa
beban pajak yang ditanggung perusahaan. 0.0600 > dari 0,05. Hasil penelitian ini
Perusahaan dianggap sengaja melakukan membuktikan bahwa profitabilitas tidak
utang yang tinggi agar mendapatkan berpengaruh terhadap agresivitas pajak.
keuntungan dari pembebanan bunga atas Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan
hutang tersebut dimana dari pembebanan itu untuk mendapatkan laba dari kegiatan yang
akan mengurangi laba perusahaan. dilakukan perusahaan (Mustika, 2017).
142
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 1, Mei 2021 : 134 - 147
Perusahaan dengan laba yang rendah akan mengurangi laba perusahaan sehingga baik
memiliki beban pajak yang rendah bahkan perusahaan kecil, menengah maupun besar
tidak akan membayar pajak bila perusahaan akan tetap melakukan tindakan agresivitas
mengalami kerugian (Putri & Lautania, pajak untuk mengurangi beban pajak
2016). tersebut (Priscilia & Agoes, 2019).
Jika dikaitkan dengan teori agensi Jika dikaitkan dengan teori agensi,
tidak sejalan dengan konsep teori agensi, maka ukuran perusahaan tidak sejalan
dikarenakan para agen meningkatkan laba dengan konsep teori agensi. Ukuran
perusahaan sehingga jumlah pajak perusahaan merupakan suatu tolak ukur
penghasilan akan meningkat sesuai dengan yang digunakan oleh pihak prinsipal dalam
peningkatan laba perusahaan. Laba melakukan kegiatan investasi. Semakin
perusahaan yang diukur dengan rasio besar aset suatu perusahaan maka
profitabilitas menunjukkan kinerja dari menunjukkan perusahaan dapat mengelola
manajemen, apabila rasio profitabilitas aset dengan baik. Semakin tinggi aset dapat
tinggi, berarti menunjukkan adanya meningkatkan laba perusahaan. Laba yang
efisiensi yang dilakukan oleh pihak tinggi mampu menarik perhatian investor.
manajemen dan tindakan efisiensi tersebut Pihak agen akan berusaha untuk
mengurangi nilai efektif tax rate. Penelitian mendapatkan laba agar pihak principal
ini sejalan dengan Hidayat & Fitria (2018), tidak merasa dirugikan setelah melakukan
Nugraha & Meiranto (2015) dan Mustika investasi. Hasil penelitian ini sejalan
(2017) yang menyatakan bahwa dengan penelitian Windaswari, Kadek
profitabilitas tidak memiliki pengaruh Ayu Merkusiwati (2018) dan Mustika
terhadap agresivitas pajak dan tidak sejalan (2017) yang menyatakan bahwa ukuran
dengan Leksono et al (2019) yang perusahaan tidak memiliki pengaruh
menyatakan bahwa profitabilitas terhadap agresivitas pajak. Namun
berpengaruh positif terhadap agresivitas penelitian ini tidak sejalan dengan
pajak. Demikian penelitian Andhari & penelitian yang telah dilakukan
Sukartha (2017) yang menunjukkan bahwa Setyoningrum & Zulaikha (2019)
profitabilitas berpengaruh positif pada menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
agresivitas pajak. berpengaruh positif terhadap agresivitas
pajak dan penelitian Pinandhito & Juliarto
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap (2016) yang menyatakan bahwa ukuran
Agresivitas Pajak perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
Pada hasil perhitungan statistika agresivitas pajak.
menunjukkan ukuran perusahaan memiliki
nilai probabilitas 0.5672, yang berarti
bahwa 0.5672 > dari 0,05. Hasil penelitian
ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan
Simpulan dan Saran
tidak berpengaruh terhadap agresivitas
Simpulan
pajak. Perusahaan besar memiliki sumber
Berdasarkan hasil penelitian dapat
daya yang besar pula untuk membuat
disimpulkan bahwa Capital Intensity,
perencanaan pajak dengan baik. Perusahaan
Leverage, Profitabilitas dan Ukuran
yang dapat membuat perencanaan dengan
Perusahaan tidak berpengaruh terhadap
baik dapat mengurangi jumlah pajak yang
agresivitas pajak yang berarti bahwa
harus dibayarkan perusahaan. Namun
variabel tersebut tidak sejalan dengan
ukuran perusahaan tidak mempengaruhi
konsep teori agensi yang menyatakan
secara signifikan agresivitas pajak suatu
capital intensity, ketika manajemen (agen)
perusahaan karena pajak masih dianggap
melakukan investasi aset tetap dengan cara
sebagai beban bagi semua perusahaan yang
menggunakan dana mengganggur
143
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 1, Mei 2021 : 134 - 147
145
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 1, Mei 2021 : 134 - 147
146
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 1, Mei 2021 : 134 - 147
147