Pengolahan Air Sumur Gali Dengan Metode Aerasi
Pengolahan Air Sumur Gali Dengan Metode Aerasi
Email : [email protected]
ABSTRACT
38
JAF, Vol. 13 No. 2 (2017), 38-47
39
PENGOLAHAN AIR SUMUR GALI................................................ (la Aba, dkk)
2. METODE PENELITIAN
40
JAF, Vol. 13 No. 2 (2017), 38-47
2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang
dilakukan adalah (1) Mengambil
sampel air sumur gali sebanyak 600
ml. Kemudian dibawa ke Gambar 3. Alat Spektrofotometri Sinar
Laborarorium Kesehatan Provinsi Tampak (UV-Vis)
Sulawesi Tenggara untuk mengukur
kadar besi (Fe) dan mangan (Mn), (2) 3. Hasil dan Pembahasan
Proses aerasi dengan menggunakan 1. Hasil Pengukuran Air sumur
aerator gelembung. Air sebanyak 50L Gali
disimpan dalam bak, kemudian Hasil pengukuran air sumur gali
disemprotkan dengan udara. sebelum dilakukan proses pengolahan
Selanjutnya dengan mengatur lama aerasi-filtrasi dapat dilihat pada Tabel
aerasi dengan variasi waktu selama 1
15 menit, 30 menit dan 45 menit. Tabel 1 Data hasil pengukuran
Kemudian dibawah ke Laboratorium
kadar Fe dan Mn dalam air sumur gali
41
PENGOLAHAN AIR SUMUR GALI................................................ (la Aba, dkk)
42
JAF, Vol. 13 No. 2 (2017), 38-47
Sumber : Hasil Pengukuran kimia lingkungan sampel air sumur gali sebelum
labkes,2015 mendapatkan perlakuan memberikan
1 hasil kadar Fe sebesar 3,8 mg/L dan
Kadar Besi (mg/L)
Mn sebesar 5,07 mg/L. Kadar Fe
‘ 0.8
sebesar 3,8 mg/L dan kadar Mn
0.6 sebesar 5,07 mg/L sudah melampaui
0.4 standar yang telah ditentukan.
0.2 Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.
0
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
0 20 40 60
persyaratan air minum, kadar Fe yang
Waktu Aerasi (menit) diperbolehkan adalah 0,3 mg/L dan
kadar Mn adalah 0,4. Jika berlebihan
Gambar 6 Hubungan grafik kadar Fe dan kadar Fe dan Mn dapat menyebabkan
waktu aerasi setelah filtrasi efek-efek yang merugikan seperti
mengotori dinding kamar mandi,
b. Pengukuran Kadar Mn kloset, menimbulkan warna, rasa dan
Hasil pengukuran air sumur gali bau, serta dapat mengakibatkan
sesudah pengolahan aerasi-filtrasi kerusakan dinding usus, iritasi mata,
dengan perlakuan 3 variasi waktu iritasi kulit hingga kematian
aerasi dapat dilihat pada Tabel 5 (Joko,2010).
Tabel 5 Data hasil pengukuran
pengolahan aerasi-filtrasi dengan a. Pengamatan Visual sebelum
kadar Mn Pengolahan Aerasi
Nama Waktu Kadar • Warna
Unsur (Menit) (mg/L) Dari pengamatan visual yang
15 4,4 diperoleh warna sampel air sumur
Mangan 30 3,1 gali pada saat pengambilan berwarna
(Mn) 45 1,5 kuning kecoklatan, terdapat endapan
berwarna kuning, dan diatas
Sumber : Hasil pengukuran kimia
permukaan air terdapat lapisan
lingkungan labkes,2015
minyak.
5
Kadar Mangan (mg/L)
4
3
2
1
0
0 20 40 60
Waktu Aerasi (menit)
Gambar 8 sampel air sumur gali
• Bau
Gambar 7 Hubungan grafik kadar Mn
Dari pengamatan visual yang,
dan waktu aerasi setelah
filtrasi diperoleh air sampel tersebut berbau
karat.
4. Pemeriksaan Air Sumur Gali • Rasa
Berdasarkan hasil pemeriksaan
air sumur gali menunjukkan bahwa
43
PENGOLAHAN AIR SUMUR GALI................................................ (la Aba, dkk)
Dari pengamatan visual yang bahwa lama waktu aerasi 15, 30 dan
diperoleh air sampel tersebut berasa 45 menit setelah di lakukan proses
manis dan asam. pengolahan aerasi kandungan kadar
• Kekeruhan mangan (Mn) ternyata tidak
Dari hasil pengamatan visual menghasilkan penurunan yang efektif
yang diamati, diperoleh kekeruhan dimana melebihi ambang batas
dalam sampel air sumur gali keruh. maksimum yang diperbolehkan yaitu
≥ 0,4 mg/L untuk kualitas air bersih.
b. Pemeriksaan Pengolahan Dari hasil pengukuran aerasi kadar
Aerasi besi (Fe) dan kadar mangan (Mn) jika
Pemeriksaan aerasi dengan kadar dibandingkan dengan Permenkes
Fe telah dilakukan pengolahan aerasi nomor 492/Menkes/IV/2010 tentang
dengan perlakuan 3 variasi waktu syarat kualitas air bersih belum
yaitu 15, 30, dan 45 menit. Waktu memenuhi standar kualitas air bersih
aerasi 15 menit kadar Fe yang ditetapkan.
menghasilkan sebesar 3,20 mg/L
dengan efektivitas pengolahan Pengamatan visual
sebesar 15,78 %, waktu aerasi 30 • Warna
menit menghasilkan sebesar 1,38 Dari pengamatan visual yang
mg/L dengan efektivitas pengolahan diperoleh hasil pengolahan aerasi
sebesar 63,68 %, sedangkan untuk memiliki warna air berwarna kuning,
waktu aerasi 45 menit menghasilkan dan diatas permukaan air terdapat
sebesar 1,23 mg/L dengan efektivitas endapan berwarna kuning.
pengolahan sebesar 67,63 %. Dari
ketiga variasi waktu aerasi di atas,
dimana antara 15, 30 dan 45 menit
setelah di lakukan proses pengolahan
aerasi ternyata kadar besi (Fe) tidak
menghasilkan penurunan yang efektif
terhadap kadar besi (Fe) yaitu sebesar
15,78 % , 63,68 % dan 67,63 %. Hal
demikian dari ke tiga variasi diatas
masih jauh dari ambang batas (a) (b) (c)
maksimum yang diperbolehkan yaitu
≤ 0,3 mg/L. Gambar 9 Sampel Air sumur gali hasil
Pemeriksaan aerasi dengan kadar aerasi : (a) aerasi 15 menit; (b) aerasi 30
Mn setelah dilakukan proses menit; (c) aerasi 45 menit;
pengolahan aerasi menghasilkan nilai
• Bau
kadar mangan (Mn) yaitu berkisar 3,3 Dari hasil pengamatan visual
mg/L dengan efektivitas penurunan yang diperoleh air sampel tersebut
sebesar 34,91 % dengan waktu aerasi berbau karat.
15 menit, untuk aerasi 30 menit • Rasa
menghasilkan nilai berkisar 2,1 mg/L Dari pengamatan visual yang
dengan efektivitas penurunan sebesar diperoleh air sampel tersebut berasa
58,57 %, sedangkan waktu aerasi 45 manis dan asam hal tersebut mungkin
menit menghasilkan nilai berkisar 1,7 disebabkan oleh adanya bahan-bahan
mg/L dengan efektivitas penurunan organik yang membusuk, tipe-tipe
sebesar 66,46 %. Sehingga dari tertentu organisme mikroskopik.
ketiga variasi tersebut, menyatakan
44
JAF, Vol. 13 No. 2 (2017), 38-47
45
PENGOLAHAN AIR SUMUR GALI................................................ (la Aba, dkk)
46
JAF, Vol. 13 No. 2 (2017), 38-47
47