0% found this document useful (0 votes)
85 views7 pages

Pengolahan Palm Oil Mill Effluent (Pome) Menggunakan Teknologi Membran Dan Pre-Treatment Koagulasi-Flokulasi

This study evaluated the performance of nanofiltration membrane systems and coagulation-flocculation pre-treatment in treating palm oil mill effluent (POME). The best results were obtained at an aluminum sulfate concentration of 4.5 g/L and slow mixing speed of 65 rpm, removing 71.04%, 75.49%, and 90.43% of BOD, COD, and TSS respectively. The highest nanofiltration membrane selectivity was achieved at a transmembrane pressure of 8.5 bar, removing 84.66%, 86.76%, and 94.95% of BOD, COD, and TSS respectively, with a flux of 6.32 L/m2.hours.

Uploaded by

ImamFaudli
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
85 views7 pages

Pengolahan Palm Oil Mill Effluent (Pome) Menggunakan Teknologi Membran Dan Pre-Treatment Koagulasi-Flokulasi

This study evaluated the performance of nanofiltration membrane systems and coagulation-flocculation pre-treatment in treating palm oil mill effluent (POME). The best results were obtained at an aluminum sulfate concentration of 4.5 g/L and slow mixing speed of 65 rpm, removing 71.04%, 75.49%, and 90.43% of BOD, COD, and TSS respectively. The highest nanofiltration membrane selectivity was achieved at a transmembrane pressure of 8.5 bar, removing 84.66%, 86.76%, and 94.95% of BOD, COD, and TSS respectively, with a flux of 6.32 L/m2.hours.

Uploaded by

ImamFaudli
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 7

PENGOLAHAN PALM OIL MILL EFFLUENT (POME)

MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN DAN PRE-TREATMENT


KOAGULASI-FLOKULASI
Jaksa Or Justman1), Jhon Armedi Pinem2), Syarfi Daud2)
1)
Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia S1, 2) Dosen Teknik Kimia
Laboratorium Pemisahan dan Pemurnian Jurusan Teknik Kimia Universitas Riau
Kampus Binawidya Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293
1)
Email: [email protected]
ABSTRACT
This study evaluate the performance of nanofiltration (NF) membrane system and pre-
treatment coagulation and floculation in the treatment of palm oil mill effluent (POME) by
varying the effect of concentration of coagulant, slow mixing speed, and transmembrane
pressure. The process of coagulation-flocculation used aluminium sulfate with variation of
concentration 3.5 g/l; 4.0 g/l; 4.5 g/l. The process completed with rapid stirring 200 rpm for
5 minutes and variation of slow stirring 65 rpm; 85 rpm; 105 rpm for 15 minutes, settling
time for 30 minutes. Nanofiltration membrane processes conducted during the 60-minute
operation on transmembrane pressure variation 6.5 bar; 7.5 bar; and 8.5 bar. In each
treatment process, wastewater quality tests were carried out with biochemical oxygen
demand (BOD) test parameters, chemical oxygen demand (COD), and total suspended solid
(TSS). In addition, an analysis of permeate fluxes and the percentage of NF membrane
rejection was also carried out. The research results obtained the best concentration of
aluminium sulfate at 4.5 g/L and slow mixing speed 65 rpm i.e. of 71.04%; 75.49%; and
90.43% respectively for BOD, COD, and TSS. The research results obtained the value of
most NF membrane high selectivity at transmembrane pressure 8.5 bar i.e. of 84.66%;
86.76%; and 94.95% respectively for BOD, COD, and TSS with a flux value of 6.32
L/m2.hours.
Keywords: Aluminium Sulfate, Coagulation, Flocculation, Nanofiltration, Palm Oil Mill
Effluent

1. Pendahuluan juta hektar saat ini. Jumlah ini


Minyak kelapa sawit merupakan diperkirakan akan bertambah menjadi 13
komoditas yang paling banyak dikonsumsi juta hektar pada tahun 2020. Akibat
dan diproduksi di dunia. Minyak yang perluasan lahan tersebut, Indonesia bisa
murah, mudah diproduksi dan sangat stabil memproduksi 40 juta ton minyak kelapa
ini digunakan untuk berbagai variasi sawit pertahun mulai dari 2020 (Indonesia
produk makanan, kosmetik, kebersihan, Investments, 2017).
dan juga bisa digunakan sebagai sumber Perkembangan pesat produksi
biofuel atau biodiesel. Produksi minyak minyak kelapa sawit tentunya
kelapa sawit dunia didominasi oleh mengakibatkan peningkatan limbah cair
Indonesia dan Malaysia. Kedua negara ini minyak kelapa sawit yang sering disebut
secara total menghasilkan sekitar 85-90% sebagai Palm Oil Mill Effluent (POME).
dari total produksi minyak kelapa sawit Produksi minyak kelapa sawit
dunia. Hal ini menunjukkan Indonesia membutuhkan air dalam jumlah besar.
merupakan salah satu produsen minyak Satu ton minyak kelapa sawit
kelapa sawit terbesar di dunia. menghasilkan 2.5 ton limbah cair berupa
Jumlah total luas area perkebunan limbah organik dari input air pada proses
kelapa sawit di Indonesia mencapai 11.9 separasi, klarifikasi dan sterilisasi.

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 1


Pengolahan POME perlu dilakukan untuk beban kerja membran sehingga pemakaian
mengurangi zat pencemar. Jumlah zat membran lebih lama.
pencemar harus berada di bawah baku Penelitian ini akan mengkaji kinerja
mutu yang ditetapkan pemerintah sehingga pre-treatment koagulasi-flokulasi dan
POME aman untuk dibuang ke lingkungan membran nanofiltrasi untuk menyisihkan
(Peraturan Menteri Negara Lingkungan parameter BOD, COD, dan TSS dalam
Hidup No. 5 tahun 2014). pengolahan POME dengan variasi dosis
POME adalah limbah cair pabrik koagulan, kecepatan pengadukan lambat
kelapa sawit (PKS) yang mengandung dan tekanan operasi membran.
banyak padatan terlarut. Limbah berwarna
kecoklatan, terdiri dari padatan terlarut dan 2. Metode Penelitian
tersuspensi berupa koloid dan residu
2.1 Bahan
minyak dengan kandungan COD dan BOD POME diperoleh PKS PTPN V Sei
tinggi, bersifat asam (pH nya 3,5-4), terdiri Galuh, Tapung, Kabupaten Kampar, Riau.
dari 95% air, 4-5% bahan-bahan terlarut
Karakteristik bahan baku limbah POME
dan tersuspensi (selulosa, protein, lemak) dapat dilihat pada Tabel 1.
dan 0,5-1% residu minyak yang sebagian
besar berupa emulsi (Ma, 2000). Tabel 1 Karakteristik Sampel Awal POME
* **
Teknologi pengolahan POME Baku Hasil
No. Parameter
umumnya menggunakan teknologi kolam mutu analisis
terbuka yang terdiri dari kolam anaerobik, 1 BOD 100 7.981
(mg/L)
fakultatif dan aerobik dengan total waktu
2 COD 350 18.663
retensi sekitar 90-120 hari. Penggunaan (mg/L)
teknologi kolam terbuka memiliki 3 TSS (mg/L) 250 1.880
kelemahan antara lain: memerlukan lahan 4 pH 6,0 – 9,0 5,0
yang luas (5-7 ha), biaya pemeliharaan Sumber: * Permen LH No. 5 Tahun 2014
yang cukup besar dan menghasilkan emisi **Hasil Uji Laboratorium UPT
gas metana ke udara bebas (Sawit Pengujian Bahan Konstruksi, Dinas
Indonesia, 2014). Oleh sebab itu, Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
pengolahan POME menggunakan kolam Provinsi Riau
terbuka dianggap kurang efisien dan ramah
lingkungan. Teknologi yang sedang 2.2 Peralatan
dikembangkan dalam pengolahan POME Peralatan yang digunakan dalam
adalah teknologi membran. Pengolahan ini penelitian ini adalah modul membran
mempunyai kelebihan diantaranya nanofiltrasi komersil produk Kusatsu
konsumsi energi rendah, efisiensi Toray Nanofiltration Membrane PT.
pemisahan tinggi, mudah dilakukan scale- Indotara Persada seri NF-1812-150,
up dan kualitas air yang dihasilkan pressure gauge, pompa diafragma, motor
tergolong baik. pengaduk yang dilengkapi dengan batang
Peristiwa fouling merupakan pengaduk dan paddle, gelas piala 2000 ml,
permasalahan yang serius dalam filter kasa 150 𝝁m, timbangan analitik,
penggunaan teknologi membran. Peristiwa corong, labu ukur 1000 ml, gelas ukur 100
fouling dapat mengganggu dan ml, pH meter, botol sampel 250 ml, kaca
mengurangi kinerja membran. Oleh sebab arloji, stopwatch, kertas saring.
itu, proses pre-treatment koagulasi-
flokulasi perlu dilakukan sebelum proses 2.3 Prosedur Penelitian
nanofiltrasi. Koagulasi-flokulasi 1. Proses Pre-Treatment
menyebabkan sebagian partikel koloid Pre-Treatment POME meliputi
yang tersuspensi di dalam limbah proses koagulasi-flokulasi menggunakan
mengendap. Hal ini akan mengurangi koagulan aluminium sulfat dengan variasi

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 2


konsentrasi 3.5; 4.0; dan 4.5 g/L. nanofiltrasi dengan variasi tekanan 6.5 bar;
Koagulan dicampurkan dengan POME 7.5 bar dan 8.5 bar. Setiap pengambilan 50
menggunakan pengadukan cepat pada 200 ml permeat dicatat waktu untuk mengukur
rpm untuk 5 menit dan variasi pengadukan fluks permeatnya setiap 5 menit sekali
lambat pada 65 rpm; 85 rpm; 105 rpm selama 1 jam pada masing-masing
untuk 15 menit. Setelah itu, pengadukan tekanan. Sedangkan retentat yang
dihentikan dan padatan dibiarkan dihasilkan di recycle kembali menuju
mengendap selama 30 menit agar dapat membran nanofiltrasi. Tekanan operasi
dipisahkan dari air limbah. Air limbah diatur dengan menggunakan katup
hasil pre-treatment diambil sebagai sampel pengatur tekanan. Pengambilan sampel
untuk dianalisis jumlah BOD, COD, dan untuk analisa dihentikan setelah operasi
TSS. mencapai keadaan tunak. Permeat yang
dihasilkan ditampung kemudian dianalisa
2. Proses Membran Nanofiltrasi kadar BOD, COD, dan TSS pada masing-
Sampel keluaran proses koagulasi- masing tekanan. Setiap pergantian variabel
flokulasi dianalisa untuk mengetahui kadar tekanan operasi dilakukan backwashing
BOD, COD, dan TSS. Sampel dengan terlebih dahulu menggunakan akuades
konsentrasi koagulan yang paling efektif selama 30 menit. Diagram alir penelitian
menurunkan kadar BOD, COD, dan TSS dapat dilihat pada Gambar 1.
akan dialirkan menuju membran

Limbah Cair POME

Analisa BOD, COD, TSS, dan


pH

Pengadukan Cepat Koagulasi


Larutan Koagulan Aluminium
Sulfat

Pengadukan Lambat Flokulasi Makroflok

Waktu 30 menit Pengendapan Endapan dipisahkan

Analisa BOD, COD, TSS, dan


pH
Variasi Tekanan 6.5 bar, 7.5
Membran Nanofiltrasi
bar, dan 8.5 bar

Permeat Retentat

Mengukur Fluks Analisa BOD, COD,


TSS, dan pH
Gambar 1. Diagram Alir Kegiatan Penelitian

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 3


3. Metode Analisis ..................................................(1)
Analisis sampel air limbah dilakukan
pada 3 titik sampling yaitu sampel air Dalam hal ini: J adalah fluks cairan
limbah sebelum pre-treatment, setelah pre- (L/m2.jam), V adalah volume permeat (L),
treatment (koagulasi-flokulasi) dan setelah t adalah waktu permeat (jam) dan A adalah
proses nanofiltrasi. Parameter dianalisa luas permukaan membran (m2).
menggunakan metode Standar Nasional Selektivitas menggambarkan
Indonesia (SNI) masing-masing untuk kemampuan membran memisahkan satu
BOD (SNI 06-6989.72:2009), COD (SNI jenis spesi dari yang lain. Penentuan
6989.73:2009), dan TSS (SNI 06- tolakan ditentukan oleh persamaan 2.
6989.3:2004). Selain itu, data lain yang
dikumpulkan dan dianalisa berupa laju alir ........................... (2)
permeat dan fluks permeat POME pada
proses membran nanofiltrasi. Kemudian
data hasil penelitian diolah dalam bentuk Dalam hal ini, Cp adalah konsentrasi zat
grafik yang menunjukkan pengaruh proses terlarut di dalam permeat dan Cf
koagulasi-flokulasi terhadap kualitas adalah rata-rata konsentrasi zat terlarut di
POME. dalam umpan (feed) dan retentat.
Fluks adalah kecepatan aliran
melewati membran dihitung dengan
persamaan 1 berikut:
3. Hasil dan Pembahasan terhadap penyisihan BOD, COD, dan TSS.
Gambar 2 menunjukkan pengaruh
3.1 Kinerja Pre-Treatment Limbah
konsentrasi koagulan aluminium sulfat
Proses Pre-Treatment POME
terhadap persentase penyisihan. Sementara
mampu menyisihkan zat pencemar yang
Gambar 3 menunjukkan pengaruh
ada dalam limbah tersebut. Hal ini
peningkatan kecepatan pengadukan lambat
diperlihatkan pada Gambar 2 bahwa proses
terhadap persentase penyisihan.
koagulasi-flokulasi berpengaruh signifikan

Gambar 2 Pengaruh Variasi Konsentrasi Koagulan Aluminium Sulfat


terhadap Efisiensi Penyisihan BOD, COD, dan TSS

Gambar 2 menunjukkan bahwa BOD, COD, dan TSS. Persentase


penambahan dosis koagulan berpengaruh penyisihan tertinggi terjadi pada dosis
terhadap nilai persentase penyisihan. koagulan 4500 mg/L dengan persentase
Penambahan dosis koagulan dapat penyisihan BOD sebesar 71.04%, COD
meningkatkan nilai persentase penyisihan sebesar 75.49%, dan TSS sebesar 90.43%.

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 4


Data ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ahmad, dkk (2003)
yang memaparkan bahwa hasil terbaik
terjadi pada penambahan dosis koagulan
aluminium sulfat 4000 mg/L dengan
persentase penyisihan TSS yaitu 86%.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini
lebih tinggi dibandingkan penelitian
sebelumnya dengan perolehan penyisihan
TSS sebesar 90.43% pada dosis aluminium
sulfat 4500 mg/L.
Penurunan konsentrasi BOD, COD,
dan TSS limbah setelah penambahan Gambar 3 Pengaruh Variasi Kecepatan
koagulan disebabkan oleh pembentukan Pengadukan Lambat terhadap Efektivitas
flok. Flok terbentuk akibat zat aktif Penyisihan BOD, COD, dan TSS.
koagulan yang mendestabilisasi partikel-
partikel koloid dalam proses koagulasi- Gambar 3 menunjukkan bahwa
flokulasi. Muatan positif pada koagulan penambahan kecepatan pengadukan
menetralisasikan muatan negatif dalam lambat pada proses flokulasi berpengaruh
partikel-partikel koloid sehingga partikel- terhadap nilai persentase penyisihan.
partikel yang tidak stabil tersebut saling Berdasarkan trend data yang diperoleh,
bertumbukan dan berikatan membentuk penambahan kecepatan pengadukan
flok. Flok menjadi parameter yang lambat dapat menurunkan nilai persentase
menunjukkan efisiensi proses koagulasi- penyisihan BOD, COD, dan TSS. Hasil
flokulasi. Peningkatan dosis koagulan menunjukkan kecepatan pengadukan 65
menyebabkan jumlah flok yang terbentuk rpm lebih efektif menurunkan parameter
semakin banyak artinya semakin banyak pencemaran dibandingkan kecepatan
zat pencemar yang terdestabilisasikan oleh pengadukan 85 rpm dan 105 rpm dengan
zat aktif koagulan. Hal ini menyebabkan persentase penyisihan BOD sebesar
persentase penyisihan zat pencemar 71.04%, COD sebesar 75.49%, dan TSS
mengalami peningkatan (Degremont, sebesar 90.43%. Hal ini disebabkan karena
1979). kecepatan pengadukan 65 rpm
Hasil penelitian menunjukkan menghasilkan tumbukan yang lebih
penurunan nilai TSS lebih tinggi dibanding optimal sehingga makroflok lebih banyak
nilai COD dan BOD karena proses terbentuk pada kondisi ini. Pembentukan
koagulasi-flokulasi sangat efektif dalam makroflok yang lebih banyak akan
menyisihkan padatan terlarut. Sementara, meningkatkan persentase penyisihan zat
penurunan nilai BOD dan COD masing- pencemar.
masing 71.04% dan 75.49% disebabkan Hasil yang diperoleh sesuai dengan
oleh senyawa organik dan anorganik yang teori yang menyatakan bahwa kecepatan
tereduksi pada proses koagulasi-flokulasi. pengadukan yang berlebihan pada proses
Hal ini didukung dengan teori yang flokulasi dapat mengakibatkan mikroflok
menyatakan bahwa proses koagulasi- yang terbentuk pada proses koagulasi sulit
flokulasi dapat memisahkan senyawa- untuk mengalami proses penggabungan
senyawa organik dan anorganik berkisar menjadi makroflok pada proses flokulasi.
antara 30% hingga 75%. Penurunan Kecepatan pengadukan diturunkan secara
jumlah senyawa organik dan anorganik bertahap agar flok yang terbentuk tidak
menyebabkan penurunan nilai BOD dan pecah kembali dan berkesempatan
COD pada POME (Karamah dkk, 2007). bergabung dengan yang lain membentuk
makroflok (Kawamura, 1991).

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 5


3.2 Pengaruh Tekanan Operasi lebih tinggi. Berdasarkan penelitian ini,
Membran terhadap Kualitas kualitas permeat terbaik diperoleh pada
Permeat tekanan 8.5 bar yang dapat digunakan
Gambar 4 menunjukkan bahwa sebagai alternatif pengolahan POME.
tekanan operasi berpengaruh terhadap nilai
koefisien rejeksi BOD, COD, dan TSS. 4. Kesimpulan
Penambahan tekanan operasi dapat Peningkatan konsentrasi koagulan
meningkatkan nilai koefisien rejeksi BOD, aluminium sulfat meningkatkan persentase
COD, dan TSS. Persentase rejeksi tertinggi penyisihan zat pencemar. Persentase
terjadi pada tekanan operasi 8.5 bar yaitu penyisihan tertinggi terjadi pada
BOD sebesar 86.76%, BOD sebesar konsentrasi koagulan 4500 mg/L pada
84.66% dan TSS sebesar 94.95%. Hasil kecepatan pengadukan 65 rpm dengan
yang diperoleh sesuai dengan hasil persentase penyisihan BOD, COD, dan
penelitian yang dilakukan oleh Ahmad, TSS masing-masing sebesar 75.49%;
dkk (2005) dan Wu, dkk (2007) yang 71.04%; dan 90.43%. Semakin besar
menyatakan peningkatan tekanan operasi tekanan operasi yang digunakan dalam
menyebabkan persentase penyisihan COD, proses filtrasi membran akan
warna, dan kekeruhan lebih tinggi. menyebabkan terjadinya kenaikan
selektivitas membran sehingga persentase
penyisihan parameter pencemar semakin
besar. Nilai tertinggi selektivitas membran
NF terjadi pada tekanan 8.5 bar dengan
persentase penyisihan BOD, COD, dan
TSS masing-masing sebesar 84.66%;
86.76%; dan 94.95%.

Daftar Pustaka
Ahmad, A.L., Ibrahim, N., Ismail, S.,
2003. Removal of suspended solids
and residual oil from palm oil mill
Gambar 4 Pengaruh Tekanan Operasi effluent. Journal of Chemical
terhadap Persentase Penyisihan BOD, Technology and Biotechnology 78,
COD, dan TSS setelah proses pre- 971-978.
treatment Ahmad, A.L., Ismail, S., Bhatia, S., 2005.
Water Recycling from Palm Oil
Penurunan zat pencemar disebabkan Mill Effluent (POME) using
oleh peristiwa fouling. Peningkatan Membrane Technology.
tekanan dapat menyebabkan partikel-
Desalination 157, pp. 87-95.
partikel koloid mudah terbentuk pada
Balakrishnan, M., Dua, M., Bhagat, J.J.,
permukaan membran sehingga terjadi
2000. Effect of Operating
peristiwa fouling (Mikulasek dkk, 2004). Parameters on Sugarcane Juice
Lapisan fouling yang terbentuk berperan Ultrafiltration. Separation and
sebagai lapisan filter lain yang dapat Purification Technology.
meningkatkan hambatan untuk senyawa Boisvert, J.P., T.C. To., A. Berrak and C.
organik dan partikel-partikel koloid Jolicoeur, 1997. Phospates
melewati pori membran. Pembentukan Absorption in flocullation
senyawa organik dan partikel-partikel processes of aluminium sulphate
koloid pada lapisan fouling dapat
and polyaluminium silicate-sulfate.
menurunkan konsentrasi BOD, COD, dan Water Res. 31: 1939- 1946.
TSS dalam aliran permeat dan
menghasilkan persentase rejeksi yang

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 6


Degremont (1979). Water Treatment Pressure. International Journal of
Handbook Fifth Edition. New Chemical and Enviromental
York: John Willey and Son Engineering, International Islamic
Hasanuddin, U. 2015. Palm Oil Mill University, Malaysia.
Effluent Treatment and Utilization Mohammadi, T., Moghadam, M.K.,
to Ensure The Sustainability of Madaeni, S.S., 2003.
Palm Oil Industries. Water Science Hydrodynamic factors affecting
and Technology, 72(7), pp.89-95. flux and fouling during reverse
Indonesia Investments, 2017. Minyak osmosis of seawater. Desalination
Kelapa Sawit. [Online] Tersedia: 151 (3), 239-245.
https://www.indonesia- Permen LH, 2014. Peraturan Menteri
investments.com/id/bisnis/komodita Lingkungan Hidup No. 5 Tahun
s/minyak-sawit/item166? [Diakses 2014 tentang Baku Mutu Air
10 Maret 2018]. Limbah. Jakarta: Republik
Ismail, S., Idris, I., Ahmad, A.L., 2007. Indonesia.
Coagulation of Palm Oil Effluent Poh, P.E. dan M.F Chong. 2009.
(POME) at High Temperature. Development of anaerobic
Journal of Applied Science. digestion methods for palm oil mill
Universiti Sains Malaysia, effluent (POME) treatment.
Malaysia. Bioresources Technology, hal 100:
Karamah, E.F., dan Andrie O.L., 2007. 1–9.
Pralakuan Koagulasi dalam Said, M., Mohammad, A.W., Hasan, H.A.,
Proses Pengolahan Air dengan 2015. Investigation of Three Pre-
Membran: Pengaruh Waktu treatment Method Prior to
Pengadukan Pelan Koagulan Nanofiltrasi Membrane for Palm
Aluminium Sulfat terhadap Kinerja Oil Mill Effluent Treatment. Sains
Membran. Laporan Penelitian. Malaysiana, 3(44), pp.421-27.
Depok: Universitas Indonesia. Sondhi, R., Lin, Y.S., Alvarez, F., 2000.
Kawamura, S. 1991. Integrated Design of Crossflow filtration of chromium
Water Treatment Facilities. John hydroxide suspension by ceramic
Wiley and Sons, Inc. membranes: fouling and its
Ma. A.N. 2000. Management of palm oil minimization by backpulsing.
industrial effluent. In. Basiron,Y., Journal of Membrane Science 174
B.S. Jailani and k.w. Chan . (1), 111-122.
Advances in oil palm research. Vol Wu, T.Y., Mohammad, A.W., Jahim, J.M.
II. Malaysian palm oil board, & Anuar, N. 2007. Palm Oil Mill
Ministry of primary industry , Effluent (POME) Treatment and
Malaysia. Bioresources Recovery Using
Mikulasek, P., Dolocek, P., smidova, D., Ultrafiltration Membrane: Effect of
Pospisil, P., 2004. Crossflow Pressure on Membrane Fouling.
microfiltration of mineral Biochemical Engineering Journal.
dispersions using ceramic Universiti Kebangsaan Malaysia,
membranes. Desalination 163 (1- Malaysia.
3), 333-343.
Munirat, A.I., Mohammed, S.J.,
Suleyman, S.J., 2010. Tertiary
Treatment of Biologically Treated
Palm Oil Mill Effluent (POME)
Using UF MembraneSystem: Effect
of MWCO and Transmembrane

Jom FTEKNIK Volume 6 Edisi 2 Juli s/d Desember 2019 7

You might also like