Sustainable Development Goals: Kebijakan Berwawasan Lingkungan Guna
Sustainable Development Goals: Kebijakan Berwawasan Lingkungan Guna
Etika Khairina
Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
email: [email protected]
ABSTRACT
Maintaining vital contributions and protecting ecosystems to maintained environmental resilience was a
supported development concept which was one of the goals agreed by UN countries for the lives of future generations
(SDGs). The purpose of this paper was to studied the biodiversity in Bantul Regency, and analyzed its policies
and management in conserving biodiversity and protecting the function of ecosystems to supported environmental
security by the Bantul Regency government.
The method used was qualitative, data collection using from online interviews with officials of the
environmental service, search of the official website of the Department of the Environment, some research literature,
online media, etc.
The results showed that the Bantul district government had applied the concept of sustainable development
in managing biodiversity in Bantul, animal breeding, turtle conservation, maintained mangrove ecosystems by
conserving reserves, preserving functionsare concrete steps that implemented in protecting biodiversity for the
benefit of future generations. The Bantul Regency Government had succeeded in achieving an environmentally
sound policy by preserving the amount of diversity in Bantul by providing control over the use of natural resources
in Bantul so that environmental security was maintained.
Keywords: Sustainable Development Goals (SDG’s); Biodiversity; Ecosystem; and Environmental Resilience.
ABSTRAK
Mempertahankan kontribusi biologis, melindungi ekosistem guna mendukung ketahanan lingkungan
merupakan salah satu konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals, SDG’s). Tujuan tulisan
ini adalah untuk mempelajari keanekaragaman hayati di Kabupatun Bantul, serta menganalisis kebijakan serta
155
Etika Khairina, Eko Priyo Purnomo, Ajree Ducol Malawani -- Sustainable Development Goals: Kebijakan
Berwawasan Lingkungan Guna Menjaga Ketahanan Lingkungan Di Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta
pengelolaannya dalam menjaga keanekaragaman hayati dan melindungi fungsi ekosistem untuk mendukung
ketahanan lingkungan Kabupaten Bantul.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data diperoleh berdasarkan hasil wawancara secara online
kepada pejabat dinas lingkungan, pencarian situs web resmi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, yang
kemudian data pendukung diperoleh dari jurnal hasil penelitian, media online dan lain-lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menjaga ketahanan lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul telah
menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan dalam pengelola keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistemnya.
Kebijakan dan strategi dalam melindungi flora dan fauna daerah, pengembangbiakan hewan, konservasi penyu, dan
memelihara ekosistem mangrove dengan cara konservasi pencadangan, pelestarian fungsi adalah langkah konkret
yang diterapkan untuk melindungi keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistemnya demi kehidupan generasi
mendatang. Pemerintah Kabupaten Bantul telah berhasil mengimplementasikan kebijakan dan strategi pembangunan
daerah yang berwawasan lingkungan dengan melindungi sejumlah keanekaragaman hayati serta menjaga fungsi
ekosistemnya, dengan memberikan kontrol yang baik dan bertahap, sistematis, dan terpadu terhadap pemanfaatan
sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Bantul, sehingga ketahanan lingkungan tetap terjaga dan berkesinambungan.
Kata Kunci: Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s); Keanekaragaman Hayati; Ekosistem; dan KetahananLingkungan.
156
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 155-181
tanah yang hilang dan 30/50 kali lipat Sejatinya lingkungan penting dilestarikan
kesuburan tanah hilang karena penggurunan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas
atau penggundulan lahan dan kekeringan, kehidupan manusia. Kekayaan sumberdaya
sementara 80% makanan manusia diperoleh alam dapat dimanfaatkan sebagaimana
dari tanaman. Hampir sebanyak 7.000 spesies mestinya dan tidak over-ekploitasi, dengan
hewan dan tumbuhan masuk dalam daftar tetap berorientasi kepada kepentingan
perdagangan illegal dari 120 negara melalui generasi yang akan datang, dan tidak merusak
tindakan perburuan illegal dan perdagangan fungsi lingkungan. Menurut Setyaningrum
satwa liar. Sebanyak kurang lebih ¾ dari (2017) globalisasi mendorong terjadinya
luas permukaan bumi, yaitu sekitar 3 miliar sejumlah tindakan yang dapat merugikan
manusia bergantung kepada keanekaragaman berlangsungnya kehidupan, salah satunya
hayati, baik di lautan, laut, maupun pesisir menurunnya keanekaragaman hayati akibat
sebagai mata pencaharian mereka; dan lautan kerusakan dan kepunahan.
menyerap sekitar 30% karbon dioksida yang Indikasi penurunan jumlah
dihasilkan oleh aktivitas manusia. keanekaragaman hayati berpengaruh
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa langsung terhadap kebutuhan mendesak dalam
permasalahan utama pada lingkungan perencanaan dan pengelolaan lingkungan
dipengaruhi manusia dalam pemanfaatan secara terpadu, sehingga dampaknya
sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan. berpengaruh pada aspek lainnya, seperti
Oleh sebab itu, dibutuhkan kebijakan khusus lingkungan fisik dan sosial ekonomi. Faktanya
dan strategi untuk mengatur dan membatasi rusaknya lingkungan berkaitan erat dengan
tindakan yang dapat merugikan alam dan masalah kemiskinan dan tingkat pertumbuhan
lingkungan. Tergerusnya sumberdaya alam, ekonomi.
khususnya terancamnya keanekaragaman Selanjutnya yang tidak dapat ditepikan
hayati, dan rusaknya fungsi ekosistem ialah pembangunan yang tidak memiliki tahapan
di daratan, laut atau lautan, sangat erat berfikir tidak berorientasi jangka panjang
kaitannya dengan ketahanan lingkungan bahkan mengabaikan lingkungan sehingga
dan keberlangsung kehidupan manusia pada pemangunan dapat memberikan pengaruh
masa yang akan datang (Kopnina, 2017; Ali yang cukup besar tergadap lingkungan.
dkk, 2018). Menyelamatkan keanekaragaman Dampak dari kebijakan pembangunan tidak
hayati dan melindungi fungsi ekosistemnya mempertimbangkan aspek kelestarian serta
telah menjadi kesepakatan dunia (PBB) fungsi lingkungan (ekosistem), ialah salah
dan menetapkannya sebagai salah satu misi satu faktor pemicu bencana tanah longsor dan
Sustainable Develpoment Goals (SDG’s), banjir, yang hampir melanda sejumlah kota
untuk melestarikan dan memanfaatkan di Indonesia pada setiap musim penghujan.
sumberdaya alam, baik di daratan, dan Salah satu daerah yang mengalami
lautan secara berkelanjutan, berlangsungnya sejumlah fenomena alam yang diakibatkan oleh
kehidupan sekarang, besok hingga nanti rusaknya lingkungan ialah Kabupaten Bantul
generasi selanjutnya, serta meningkatkan DIY. Berdasarkan penjelasan dari Peraturan
perekonomian atau kesejahteraan hidup Daerah Kabupaten Bantul No 12 Tahun
masyarakat. 2015 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
157
Etika Khairina, Eko Priyo Purnomo, Ajree Ducol Malawani -- Sustainable Development Goals: Kebijakan
Berwawasan Lingkungan Guna Menjaga Ketahanan Lingkungan Di Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta
Lingkungan Hidup, bahwa meningkatnya kerusakan lingkungan, terlebih lagi setelah
berbagai usaha dan kegiatan masyarakat Badan Lingkungan Hidup Kab Bantul dan
menyebabkan tingkat pembangunan sangat Wahana Lingkungan Indonesia (Walhi)
dinamis, sehingga berakibat pada perubahan mencatat kasus lingkungan hidup yang
ekologi. mengalami kerusakan di Kabupaten Bantul,
Dari hasil inventarisasi permasalahan seperti sejak tahun 2013 di Kecamatan Pajangan
lingkungan hidup di Bantul ialah pencemaran dan Pleret marak melakukan penambangang
air tanah, pencemaran udara, kerusakan lahan batu pada wilayah perbukitan, dan apabila
yang disebabkan penambangan galian lobang aktivitas ini dilakukan secara berkepanjangan
C, abrasi pantai, permasalahan sampah, alih maka akan merusak keseimbangan ekosistem
fungsi lahan dan menurunnya tingkat keaneka di sekitarnya dan memicu potensi bencana
ragaman hayati. Kemudian merujuk pada alam.
Salah satu elemen ketahanan nasional ialah Kabupaten Bantul telah melakukan
Sumberdaya alam seperti potensi sumberdaya beberapa langkah strategis untuk tetap
alam hewani, nabati dan tambang, kemampuan menjaga dan melestarikan fungsi lingkungan
mengekplorasi alam, pemanfaatan yang seperti upaya konservasi, perbaikan fungsi
memperhitungkan masa depan dan lingkungan ekosistem, dan memanfaatkan ekosistem untuk
hidup. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten meningkatkan perekonomian masyarakat
Bantul telah menyusun langkah strategis setempat (Ardiyansari dkk, 2019; Fatimah,
dan berpedoman pada konsep pembangunna 2018; Yahya, 2016). Peraturan daerah No
berkelanjutan, maka untuk menjaga ketahanan 12 Tahun 2015 tentang Pengelolaan dan
lingkungan di Kabupaten Bantul. Perlindungan Lingkungan hidup, Surat
Wujud dari konsep pembangunan Keputusan Bupati Bantul Nomor 284
berkelanjutan di antaranya ialah menjaga Tahun 2014 tentang Pencadangan Kawasan
keseimbangan antara fungsi ekologi, ekonomi Konservasi Taman Pesisir merupakan
(ecological and economics balance) (Gordon kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten
dkk, 2017; Liu dan Côté, 2017; Budianto, 2008 Bantul, dalam memperbaiki pembangunan
). Seperti yang disampaikan oleh (Rosana daerah berbasis lingkungan dalam konsep
(2018), dan Junyuan dkk. (2019), bahwa pembangunan yang berkelanjutan.
dimensi lingkungan dalam pembangunan Menetapkan kawasan konservasi pada
yang berkelanjutan perlu diperhatikan, sejumlah ekosistem menjadi salah satu langkah
pembangunan tidaklah serta merta dilakukan untuk melestarikan biodiversitas dan fungsi
tanpa memikirkan dan melihat aspek lainnya ekosistem, Konservasi dapat menguatkan posisi
yaitu lingkungan dan kehidupan makhluk dan fungsi suatu kawasan sebagai ekosistem
hidup lainnya. Menerapkan pembangunan yang harus dilindungi, salah satu langkah
berwawasan lingkungan adalah salah satu mencapai ketahanan lingkungan ialah dengan
usaha mempertahankan fungsi lingkungan manfaat kawasan konservasi sehingga dapat
untuk tetap dapat dimanfaatkan pada masa meningkatkan nilai ekonomi kawasan untuk
yang akan datang. menunjang kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Bantul telah Menurut Zhang dkk. (2017), Arianti
menaruh sikap pesimis dalam menanggulangi dan Satlita (2018), Fatimah (2018a), dan
158
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 155-181
159
Etika Khairina, Eko Priyo Purnomo, Ajree Ducol Malawani -- Sustainable Development Goals: Kebijakan
Berwawasan Lingkungan Guna Menjaga Ketahanan Lingkungan Di Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta
Berdasarkan penjelasan pengantar, Bantul, dengan teknik sampling. Teknik
tulisan ini bertujuan (1). Mempelajari dan penentuan informan secara purposive sampling
mengkaji keanekaragaman hayati dan terhadap para pegawai di Dinas Lingkungan
ekosistemnya yang ada di Kabupaten Bantul Hidup Pemerintah Kabupaten Bantul, dengan
secara mendalam. (2).Menganalisis kebijakan mendeskripsikan temuan di lapangan (data)
dan strategi pengelolaan keanekaragaman dan fakta secara logis, lalu dirumuskan untuk
hayati dan kelestarian fungsi ekosistem mengambil kesimpulan tentang kebijakan
untuk mendukung ketahanan lingkungan, pengelolaan sumberdaya alam untuk
sebagai bagian mewujudkan pembangunan mendukung ketahanan lingkungan sebagai
berkelanjutan di Kabupaten Bantul. (3). bagian implementasi konsep pembangunan
Mengetahui penerapan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Bantul.
yang berkelanjutan dalam pengelolaan dan Penelitian ini didasarkan atas beberapa
pelestarian lingkungan Kabupaten. teori sebagai berikut.
Metode yang digunakan dalam penelitian Pertama, pembangunan berkelanjutan.
ini adalah metode survei dengan studi kasus Telah banyak penelitian di Indonesia dan
Pembangunan Daerah Berkelanjutan di internasional mengenai upaya menyelamatkan/
Kabupaten Bantul. Dengan memperhatikan pelestariankeanekaragaman hayati dan
objek dan fenomenologi untuk menggali data bagaimana melindungi ekosistem dalam
dan menemukan hal-hal mendasar. Seperti yang tujuan pembangunan berkelanjutan. Menurut
disampaiakan oleh Mudjia (2017), bahwa studi Dewi & Martono (2012); Fukuda-Parr (2016);
kasus akan memperoleh peristiwa mendalam, Hák dkk (2016); Wahyuningsih (2018)
intensif, dan rinci, dari kegiatan, dan peristiwa Sustainable Development Goals (SDG’s)
pada objek tertentu baik perorangan atau didirikan oleh masyarakat internasional
organisasi. Rahardjo (2018) menyampaikan sebagai tindak lanjut berakhirnya program
pula bahwa fenomenologi yang dimaksud MDGs tahun 2015 digantikan oleh Sustainable
adalah bagaimana mendeskripsikan sesuatu Development Goals (SDGs), tulisan masing-
yang dialami melalui indra sendiri. masing mengungkapkan pembangunan
Jenis data ialah data kualitatif, Data berkelanjutan mengacu pada peningkatan
juga akan dianalisis secara kualitatif, Untuk kualitatif berkelanjutan dalam standar
mendapatkan data yang lebih spesifik kehidupan masyarakat secara keseluruhan
tentang kebijakan Pemerintah Daerah dalam suatu negara/ bangsa.
dalam pengelolaan sumberdaya alam, Menurut Huda (2008) bahwa
keanekaragaman hayati dan ekosistemnya pembangunan berkelanjutan merupakan
dikumpulkan melalui wawancara dan studi pembangunan dalam rangka memenuhi
literatur sebagai data pendukung. Data kebutuhan hidup sekarang tanpa merusak
yang dikumpulkan dari proses tersebut kebutuhan hidup generasi mendatang.
akan dikelompokkan bedasarkan jenis Pemahaman lain juga disampaikan oleh
keanekaragaman hayati kemidian akan Siregar (2007) bahwa konsep pembangunan
dianalisis secara rinci. berkelanjutan ialah suatu kebijaksanaan
Penelitian ini dilakukan terhadap dalam pembangunan, standarnya tidak hanya
kebijakan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten berfokus pada satu aspek.
160
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 155-181
161
Etika Khairina, Eko Priyo Purnomo, Ajree Ducol Malawani -- Sustainable Development Goals: Kebijakan
Berwawasan Lingkungan Guna Menjaga Ketahanan Lingkungan Di Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta
usaha dalam pengelolaan lingkungan untuk ialah pendekatan geokonservasi (upaya
mewujudkan pembangunan berkelanjutan. pelestarian alam yang lebih luas, integrase
Menurut Drakel, (2010) bahwa solusi dan berbasis alam) (Gordon dkk, 2017).
pengelolaan lingkungan dapat dipahami Namun demikian menurut Isbell dkk. (2017)
sebagai langkah terpadu melestarikan bahwa goekonservasi secara umum belum
keanekaragaman hayati di antaranya mulai terintegrasi dengan baik dalam kebijakan
dari penataan, kebijakan, pemanfaatan, konservasi alam yang didominasi oleh
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, keanekaragaman hayati dalam mempengaruhi
pengawasan dan pengendalian. Dalam kebijakan dan praktek pengelolaan lingkungan
Tulisan Ali dkk, 2018; Gordon dkk. (2017); dan melestarikan sumberdaya bumi.
Nuniek, (2015); Prip, (2018) bahwa untuk Menurut Yustitianingtyas dkk, (2018)
mewujudkan pembangunan berkelanjutan, terancamnya ekosistem terumbu karang
meningkatkan dan melindungi ekosistem di pasir putih Situbondo ialah salah satu
ialah dengan pengelolaan hutan, melakukan faktor ketahanan pangan nasional sehingga
pendekatan partisipatif dengan teknik fokus pemerintah pusat dan daerah perlu
pada kelompok. melakukan upaya-upaya pengeloaan terumbu
Seperti yang disampaikan Hardiyanti karang sehingga ketahanan pangan dapat
dan Aminah (2019) salah satu cara dipertahankan. Menurut Arlis, dkk, (2018)
mewujudkan pembangunan berkelanjutan, bahwa wilayah Bagan Serdang Medan
untuk melestarikan kawasan hutan di Pulau mengadopsi pendekatan pengelolaan
Jawa sehingga dapat memenuhi kebutuhan konservasi dan pelestarian mangrove berbasis
masyarakat saat ini dan mendatang, collaborative management dan community
membangun model pengelolaan hutan dengan based tourism pada kelompok masyarakat
menyertakan peran masyarakat sebagai sebagai upaya revitalisasi fungsi ekologi
masyarakat adat, dan penerima delegasi. dalam ekosistem hutan mangrove sebagai
Lain halnya di Banyuwangi, menurut wujud pembangunan berkelanjutan.
Setyaningrum, (2017) dalam penelitiannya Menurut Moore dkk. (2015) bahwa
ekosistem di Banyuwangi dalam melestarikan metode manta tow adalah salah satu metode
ekosistem mangrove pemerintah bekerja yang digunakan Kepulauan Banggai untuk
sama dengan Ramsar Regional Centre- East mempertahankan ekosistem terumbu karang
Asia Wetland Fund (RRC-EA WF) untuk yang sangat terbatas. Hal tersebut sejalan
memberdayakan masyarakat dan menggunakan dengan Wahyuningsih, (2018), menurutnya
beberapa metode pemberdayaan mulai dari sebagai kawasan konservasi perairan
pelatihan, pembibitan, pendidikan dan survei aspek sosio-ekonomi menjadi aspek yang
rute mangrove yang sesuai. Mengembangkan perlu diperhatikan dalam mewujudkan
kawasan Ekowisata mangrove dapat menjadi pola pembangunan yang berkelanjutan.
salah satu alternatif dalam menjaga ketahanan Konsep pemasaran hijau dapat digunakan
lingkungan (Ardiyansari dkk, 2019). untuk melindungi lingkungan dan dapat
Keanekaragaman hayati memiliki nilai dijadikan sebagai sarana dalam mewujudkan
ilmiah salah satu pendekatan pelestarian pembangunan berkelanjutan konsep ini
mendasar yang dapat meningkatkan ekosistem biasanya dipakai di bidang ekonomi dan
162
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 155-181
bisnis, pola pembangunan tersebut diyakini Menurut Eastwood dkk. (2016) bahwa
tidak menyebabkan kerusakan lingkungan efek konservasi pada sejumlah keanekargaman
(Widyastuti, 2019). hayati dan jasa ekosistem yang mengambil
Di samping itu berapa negara di luar studi kasus di Inggris temuannya menunjukkan
Indonesia (Internasional) juga melakukan bahwa situs yang dilindungi memberikan
hal yang sama terhadap beberapa ekosistem tingkat layanan ekosistem yang lebih
seperti menurut García-Llorente dkk, tinggi daripada situs yang tidak dilindungi,
(2018) melakukan penelitian di dua kawasan letak perbedannya ialah pada budaya dan
lindung Spanyol meliputi lahan basah dan pengelolaan ekosistem sehingga tetap dapat
gunung mediterania. Menurutnya konservasi dilestarikan. Menurut Temel dkk, (2018)
ialah strategi mempertahankan ekosistem, bahwa untuk ekosistem yang terancam bisa
namun implementasi kebijakan dalam menggunakan pendekatan monetisasi dalam
konservasi masih tahap awal karena cendrung melestarikan dan melindungi ekosistem
mengabaikan kepentingan masyarakat lokal tersebut. Kemudian dalam kebijakan dan
sehingga ekosistem perlu perhatian lanjut, bisnis valuasi moneter dapat digunakan
seperti menyediakan layanan ekosistem untuk untuk menilai kesesuaian hasil konservasi
meningkatkan kepentingan sosial dalam keanekaragaman hayati.
pengelolaan kawasan lindung tersebut. Menurut Isbell dkk. (2017) hilang dan
Mempertahankan keanekaragaman berkurangnya keanekaragaman hayati akan
hayati dan ekosistem di Cina (Tiongkok) menjadi masalah baru bagi pembuat keputusan
dan mencapai tujuan pembangunan yang dan kebijakan. Kebijakan lingkungan perlu
berkelanjutan, maka hal yang dilakukan memikirkan dampak penting keanekaragaman
ialah mengurangi aktivitas manusia dengan hayati tidak hanya melihat sebagai output
tujuan menutup celah politis dan menciptakan tapi juga sebagai input dari kebijakan.
kategori baru kawasan konservasi global Melihat dari sisi keadilan sosial dan ekologi
mengingat banyaknya habitat dan spesies terkait perlindungan hutan dan melihat
yang terancam (Xu dkk, 2017). Medellin, apakah eksploitasi hutan berdasarkan model
dkk. (2017) menyebutkan bahwa vandalisme manajerial top-down mendorong distribusi
dan urbanisasi adalah salah satu ancaman sumberdaya yang tidak merata (Kopnina,
yang dapat merusak ekosistem. Sedangkan 2017). Dibutuhkan fokus dalam menangani
d i M a d a g a s k a r, A n d r i a n a n d r a s a n a , kebutuhan sosial dan ekologis sebagai aspek
(2016) menyatakan bahwa Madagaskar penting dari keadilan lingkungan yang fokus
memanfaatkan peran CBC dalam melestarikan pada aspek sosial dam perlindungan hutan.
keanekaragaman hayati dan melindungi Menurut Lin dkk. (2017) bahwa
ekosistem, temuannya menunjukkan bahwa menggunakan pendekatan konservasi untuk
CBC berhasil menurunkan tingkat frekuensi melindungi habitat dan ekosistem secara
kebakaran, meskipun intervensi CBC tidak tradisional hanya akan berfokus pada satu
dapat mengurangi kehilangan area hutan, habitat saja, oleh karena itu untuk melindungi
kebakaran disebabkan karena gangguan ekosistem dan habitat perlu melakukan program
politik, dan tidak ada control dari desa sekitar LISA-Zonation yang melakukan perencanaan
hutan. konservasi sistematis berdasarkan hasil invest.
163
Etika Khairina, Eko Priyo Purnomo, Ajree Ducol Malawani -- Sustainable Development Goals: Kebijakan
Berwawasan Lingkungan Guna Menjaga Ketahanan Lingkungan Di Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta
Menurut Liu dan Côté, (2017) bahwa (2016) bahwa untuk mengelola sumber daya
pembangunan berkelanjutan jasa ekosistem secara berkelanjutan dibutuhkan pengaruh dari
di Cina, dalam menyelesaikan masalah institusi lokal karena organisasi lokal lebih
menipisnya sumberdaya dan pencemaran mampu menyesuaikan dan bekerja mengelola
lingkungan maka pemerintah Cina sumberdaya alam milik bersama. Hal yang
memposisikan circular economy sebagai sama disampaikan Budianto, (2008) berbagai
strategi pemulihan jasa ekosistem. Sedangkan komponen mulai dari pemerintah, wakil
Peh dkk, (2016) mengambil kawasan lindung rakyat, anggota masyarakat organisasi dan
Himalaya di Nepal untuk membandingkan non organisasi harus sama-sama mempunyai
terlindungnya atau kurang terlindungnya jasa komitmen melestarikan lingkungan mengingat
ekosistem dapat dilakukan dengan pendekatan pengelolaan dan pengawasan salah satu faktor
praktis dengan Toolkit for Ecosystem Service yang menentukan berhasilnya ketahanan
Site-based Assessment (TESSA). lingkungan. Arianti dan Satlita, 2018b)
Menurut Rees dkk. (2018) bahwa menegaskan dalam menjaga keanekaragaman
untuk mengimplementasikan tujuan yang hayati baik dengan cara konservasi untuk
menekankan pada konteks ekonomi dan memelihara ekosistem pemerintah harus
sosial dari pembangunan global harus bekerjasama dengan pemerintah dengan
mengintegrasikan pembangunan berkelanjutan tujuan membangun kesadaran bersama untuk
dengan pengetahuan dan kemajuan dalam arah pengembangan.
rangka memperkuat upaya global untuk Mengelola sumber daya alam dengan
konservasi keanekaragaman hayati. Kemudian konsep pembangunan berkelanjutan bertujuan
Le, dkk, (2016) mengambil lokasi di Tam Dao menjaga ketahanan lingkungan. Menurut
Nasional. Studi ini meneliti preferensi orang- Winarna, dkk, (2020) bahwa menjaga
orang di Hanoi, Vietnam, untuk melestarikan ketahanan wilayah maupun lingkungan,
ekosistem dan melindungi O. tamdaoensis, pemerintah perlu menerapkan mekanisme
menawarkan wawasan penting bagi para sinergitas kelembagaan yang dilaksanakan
pembuat kebijakan yang tertarik melibatkan di daerah berupa strategi memberdayakan
orang dalam konservasi keanekaragaman masyarakat. Penguatan lainnya disampaikan
hayati dan meningkatkan kesadaran sosial oleh Candra dkk. (2020) bahwa penguatan
tentang jasa ekosistem. kewarganegaraan ekologis dapat mewujudkan
Menurut Zhang dkk. (2017) bahwa untuk ketahanan lingkungan seperti kegiatan tanam
meningkatkan efisiensi pelestarian ekosistem pohon, pengelolaan sampah.
di Tiongkok, dilakukan dengan pendekatan
struktural, strategi praktis untuk memperbaiki PEMBAHASAN
konflik administrasi, meningkatkan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
manajemen masyarakat, alokasi pendanaan Sebagai Bagian Dari Upaya Meningkatkan
konservasi yang transparan, memperkuat Ketahanan Lingkungan
pengawasan dan mekanisme hukuman untuk Pembangunan berwawasan lingkungan
kegiatan yang merusak, dan meningkatkan merupakan pembangunan berkesinambungan
kapasitas koordinasi untuk meningkatkan dengan tujuan peningkatan terhadap mutu
koordinasi. Menurut Purnomo dan Nurmandi, hidup masyarakat dengan pengelolaan
164
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 155-181
165
Etika Khairina, Eko Priyo Purnomo, Ajree Ducol Malawani -- Sustainable Development Goals: Kebijakan
Berwawasan Lingkungan Guna Menjaga Ketahanan Lingkungan Di Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta
tetapi dunia, sebagian besar dunia merasakan besar kebijakan, terutama pengelolaan
masalah efek kemajuan pada lingkungan. keanekaragaman hayati. Pengelolaan
Penciptaan pembangunan berkelanjutan ekosistem dan keanekaragaman hayati akan
di Indonesia mengingatkan kita bahwa mengacu pada peraturan pemerintah dalam
penting untuk melaksanakan pembangunan implementasinya. Pengembangan atau
berwawasan lingkungan untuk kehidupan pemanfaatan sumberdaya alam berpotensi
yang lebih baik. tersebarnya lingkungan menyebabkan kerusakan dan mengancam
yang rusak secara ekologis menimbulkan pelestarian keanekaragaman hayati.
banyak fakta seperti banjir, kerusakan lahan, Pembangunan yang berwawasan
hilangnya keanekaragaman hayati, perubahan lingkungan harus memperhatikan perencanaan
pola iklim, menipisnya lapisan ozon, efek tata ruang, lingkungan harus menyertai
rumah kaca, pemanasan global, tanah longsor. kegiatan yang berdampak pada lingkungan,
Kerusakan lingkungan adalah salah satu faktor dan pengembangan dan rehabilitasi lahan harus
yang menyebabkan kegagalan Indonesia dilakukan untuk mengembangkan konservasi
mempertahankan lingkungan dan tidak sejalan kawasan lindung (Huda, 2008). Kondisi
dengan konsep pembangunan berkelanjutan. yang dipertimbangkan atau diprioritaskan
Pembangunan berhubungan erat dengan oleh Kabupaten Bantul dalam perencanaan
lingkungan dan sangat mempengaruhi pembangunan, memberikan dampak yang
lingkungan, mengingat Lingkungan menjadi signifikan terhadap daerah/ masyarakat di
pemasok sumberdaya alam sebagai sumber masa depan, sedangkan isu-isu strategis
kebutuhan manusia, ketahanan lingkungan, yang dirancang terkait dengan lingkungan di
dan kemudian lingkungan menyediakan Kabupaten Bantul adalah perubahan fungsi
sumberdaya manusia sebagai subjek dalam lahan, pengelolaan limbah padat, optimalisasi
pembangunan. Pembangunan akan membawa ruang hijau di wilayah perkotaan dan strategis,
dampak dan risiko bagi ekosistem. Karena migrasi bencana, polusi lingkungan.
itu kegiatan pembangunan harus ramah Kabupaten Bantul memiliki kawasan
lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan. lindung yang ditetapkan sebagai kawasan
Pengelolaan keanekaragaman hayati dan yang harus dijaga keberadaannya. Melindungi
ekosistem tidak dapat dipisahkan dari dorongan dan melestarikan sumberdaya alam, sumber
untuk kebutuhan ekonomi. Penggunaan daya bantuan atau buatan dan nilai budaya
sumberdaya alam termasuk keanekaragaman untuk keberlangsungan pembangunan yang
hayati dan penggunaan ekosistem oleh berkelanjutan. Pada tahun 2009 pembentukan
pemerintah tidak hanya memiliki satu target, kawasan lindung mulai difikirkan pemerintah
dan pemanfaatannya harus berdampak pada Kabupaten Bantul, walaupun pada Tahun
banyak aspek (Medellin dkk, 2017). 2009 baru dilakukan tahap pemantapan data
Tujuan menggunakan sumberdaya alam perencanaan kawasan lindung. Dari data
berdasarkan keputusan pemerintah seperti tersebut akan diperoleh lokasi yang tepat
pertumbuhan ekonomi, menjaga keindahan dan akurat dalam penyusunan perencanaan,
lingkungan. Seperti yang disampaikan Arianti pengelolaan kawasan lindung. Lokasi
dan Satlita, (2018a); Fatimah, (2018), bahwa yang ditetapkan sebagai kawasan lindung
kebutuhan ekonomi akan mendorong sebagian Kabupaten Bantul dapat dilihat pada tabel 1.
166
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 155-181
Tabel 1
Persebaran Kawasan Lindung Di Kabupaten Bantul
Luas Kawasan Lindung (Ha)
Kecamatan Total Luas
Sempadan Sempadan Kawasan Cagar Alam dan Rawan Erosi
/ Desa (Ha)
Pantai Sungai Mataair Budaya dan Longsor
Kec. Sedayu
1. Desa. Argorejo 0,0019 0,0015 5 5,0034
2. Desa. Argodadi 0,0036 - 5 5,0036
3. Desa. Argomulyo 0,0024 - - 0,0024
4. Desa. Argosari 0,0009 - - 0,0009
Jumlah 0,0088 0,0015 10 10,0103
Kec. Pajangan
1. Desa.Triwidadi 0,0116 0,0044 1,5 1,516
2. Desa. Sendangsari 0,5043 0,0003 1,5 2,0046
3. Desa. Guwosari 0,0034 0,0024 - 0,0058
Jumlah 0,5193 0,0071 3 3,5264
Kec. Kasihan
1. Desa.Bangunjiwo 0,0111 0,2068 - 0,2179
2. Desa.Ngestiharjo 0,0016 - - 0,0016
3. Desa.Tamantirto 0,0012 - 5 5,0012
Jumlah 0,0139 0,2068 5 5,2207
Kec. Imogiri
1. Desa. Selopamioro 0,0203 2,004 11 13,0243
2. Desa.Imogiri 0,0151 - - 0,0151
3. Desa.Wukirsari - 27,775 - 27,775
4. Desa.Sriharjo - - - 0
Jumlah 0,0354 27,775 11 40,8144
Kec. Kretek
1. Desa.Parangtritis 120 0,0015 0,35655
2. Desa.Tirtoharjo 40 - -
3. Desa.Donotirto - 0,00405
Jumlah 160 0,0015 0,3606
Kec. Pundong
1. Desa.Seloharjo 0,016 0,019 15 15,035
2. Desa. Panjangrejo 0,0012 - - 0,0012
3. Desa. Srihardono - - - -
Jumlah 0,0172 0,019 15 15,0362
Kec. Srandakan
1. Desa.Trimurti - - -
2. Desa.Poncosari 310 0,0016 310,0016
Jumlah 310 0,0016 310,0016
Kec. Dlingo
1. Desa. Muntuk 0,0007 1,0753 1,076
2. Desa. Mangunan 0,0007 - 10 10,0007
3. Desa. Dlingo 0,0023 - - 0,0023
4. Desa.Temuwuh 0,003 - - 0,003
5. Desa.Terong 0,002 - 110 110,002
6. Desa Jatimulyo 0,002 - - 0,002
Jumlah 0,0107 1,0753 120 121,086
Kec. Piyungan
1. Desa. Srimulyo 0,0005 0,009 5 5,0095
2. Desa. Srimartani 0,006 - - 0,0006
167
Etika Khairina, Eko Priyo Purnomo, Ajree Ducol Malawani -- Sustainable Development Goals: Kebijakan
Berwawasan Lingkungan Guna Menjaga Ketahanan Lingkungan Di Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta
3. Desa. Sitimulyo - - - -
Jumlah 0,0011 0,009 5 126,0981
Kec. Pandak
1. Desa. Caturharjo 0,0026 - - 0,0026
2. Desa.Triharjo 0,0007 - - 0,007
3. Desa.Wijirejo - 0,01 - 0,01
Jumlah 0,0033 0,01 - 0,0133
Kec. Sanden
1. Desa. Srigading 150 0,8875 - - 150,8875
2. Desa. Gadingsari 120 0,15 - - 120,15
3. Desa.Gadingharjo - 0,001 - - 0,001
Jumlah 270 1,0385 271,0385
Kec. Pleret
1. Desa.. Wonolelo, - - 0,0006 - - 0,0006
Bawuran, Segroyoso
2. Desa.. Pleret - - 0,041 - - 0,041
Jumlah 0,0416 0,0416
Kec. Jetis
1. Desa. Trimulyo - - - - - -
2. Desa. Patalan - - - - - -
Jumlah
Kec. Bantul - - - - - -
Kec. Sewon - - - - - -
Kec. Banguntapan - - - - - -
Kec. Bambanglipuro - - - - - -
Sumber: Dinas Kehutanan dan Pertanian Kabupaten Bantul (2009)
Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat dilihat hayati yang ada di Bantul dengan memastikan
bahwa dari 17 kecamatan di Kabupaten Bantul ada kondisi pantai, sungai, mata air serta
12 kecamatan yang berpotensi untuk dilakukan kerawanan longsor dan bencana sehingga
kawasan lindung, kemudian 5 kecamatan tidak keanekaragaman hayati benar-benar dapat
ada area untuk dilakukan kawasan lindung. dilestarikan sehingga mendukung kehidupan
Kecamatan Srandakan memiliki luas wilayah generasi ke depannya.
yang paing luas untuk dilakukan kawasan Kabupaten Bantul juga telah menetapkan
lindung yaitu seluas 310,0016 Ha yang letaknya langkah-langkah strategis dalam pelestarian
di Desa Poncosari, Kecamatan Pleret memiliki keanekaragaman hayati di Kabupaten Bantul,
luas dan jumlah area yang paling sedikit di salah satunya adalah kegiatan konservasi, yang
antara 17 kecamatan di Kabupaten Bantul seluas dilakukan sebagai salah satu langkah dalam
0,0416 Ha. melestarikan keanekaragaman hayati yang
Data dasar di atas menjadi pedoman berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.
dan tolak ukur bagi pemerintah Kabupaten Pada tahun 2009, Kabupaten Bantul menetapkan
Bantul untuk memilih area atau wilayah flora dan fauna yang dilindungi oleh Kabupaten
yang berpotensi dilakukan kawasan lindung. Bantul (lihat tabel 2).
Data tersebut juga menjadi bukti konkret Berdasarkan data spesies flora dan fauna
bahwa pemerintah Kabupaten Bantul telah yang dilindungi, Kabupaten Bantul jelas
memikirkan kondisi alam dan keanekaragaman bahwa berdasarkan status, jumlah spesies
168
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 155-181
169
Etika Khairina, Eko Priyo Purnomo, Ajree Ducol Malawani -- Sustainable Development Goals: Kebijakan
Berwawasan Lingkungan Guna Menjaga Ketahanan Lingkungan Di Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta
dari penciptaan peraturan daerah Kabupaten Konservasi berusaha keras demi
Bantul tentang kebijakan pengelolaan kelangsungan hidup burung dan ikan melawan
keanekaragaman hayati. Berdasarkan Peraturan bisnis yang mengancam kehidupan mereka.
Daerah Kabupaten Bantul No 12 Tahun Selain pelestarian sebagai hewan di daerah
2015 Tentang Perlindungan dan pengelolaan Bantul, peraturan tentang konservasi burung
Lingkungan hidup Pasal 12 bahwa pemerintah dan ikan juga bertujuan untuk menghindari
dapat bermitra dengan kelompok masyarakat, bahaya kepunahan, melindungi kemurnian
organisasi lingkungan hidup dan asosiasi dalam genetik dan keanekaragaman spesies hewan,
pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah menjaga keseimbangan ekosistem. Berdasarkan
daerah lainnya baik dengan pemerintahan kota peraturan, faktor-faktor yang dapat mengancam
di DIY ataupun luar DIY. kelestarian ekosistem adalah perubahan dan
Sumberdaya alam hayati dan perubahan penggunaan lahan, penggunaan
ekosistem memiliki posisi penting dalam sumberdaya alam yang tidak ramah lingkungan
kehidupan manusia, seperti yang disebutkan seperti kegiatan penambangan, penebangan,
sebelumnya bawa berkurangnya habitat dan perburuan hewan, pencemaran lingkungan
dan rusaknya lingkungan erat hubungannya akibat aktivitas manusia , dan perubahan iklim.
dengan pemanfaatan keanekaragaman (2). Konservasi Penyu di Wilayah
hayati. Pemanfaatan sebenarnya menunjang Pesisir Bantul. Pada tahun 2014 Kabupaten
kesejahteraan masyarakat, sehingga dapat Bantul bersama dengan Departemen Kelautan
mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. dan Perikanan membentuk konservasi penyu
Pemanfaatan perlu diatur lebih lanjut di wilayah pesisir Bantul, untuk melaksanakan
untuk dikelola dan dimanfaatkan, sebab pengelolaan terhadap penyu berpusat pada
pemanfaatan tersebut harus dapat mendorong organisasi masyarakat. Jenis penyu di
kea rah pelestarian keanekaragaman hayati. antaranya termasuk penyu belimbing, penyu
Sumberdaya alam hayati dalam bentuk hewan tempayan, penyu hijau, penyu sisik, penyu
yang hidup di darat, air dan udara perlu abu, penyu datar, dan penyu datar. Penyu-
memikirkan pelestariannya untuk menghindari penyu tersebut tersebar di beberapa garis
tindakan yang merusak lingkungan dan pantai di Kabupaten Bantul yaitu daerah
pemanfaatan berlebihan, yang menyebabkan Pantai Baru, Pantai Gua Pinus, dan Pantai
kepunahan. Secara lebih rinci pengelolaan Pelangi mengikuti Keputusan Bupati Bantul
keanekaragaman hayati di Kabupaten Bantul pada tahun 2014 tentang Reservasi Kawasan
diuraikan sebagai berikut. Konservasi Taman Pesisir.
(1). Konservasi Burung dan Ikan. DLH Tujuan konservasi penyu tersebut adalah
Kabupaten Bantul telah mengatur pelestarian untuk melestarikan hewan yang hidup di
burung dan hewan ikan pada 12 Mei 2016, darat dan di laut pesisir Kabupaten Bantul.
Perlindungan diatur dalam Peraturan Bupati Berdasarkan penjelasan Iswanto sebagai
Nomor 24 tahun 2016 tentang Konservasi perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan
Burung dan Ikan. Alasan penerbitan peraturan dan organisasi masyarakat sebagai pengelola
dalam upaya melestarikan burung dan ikan tahap awal yang dilakukan Pemerintah Daerah
terkait dengan kegiatan berburu, pembibitan dan yang dibantu masyarakat juga berperan
pemanfaatan yang dilakukan oleh semua orang. sebagai kelompok pemerhati penyu bagai
170
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 155-181
Tabel 3
Program Konservasi Lingkungan Pada Tahun 2013-2014 Di Kabupaten Bantul
Tahun 2013 Tahun 2014
Pembangunan gedung penyedia data dan informasi Pelatihan meningkatkan sumber daya manusia di bidang
yang dikenal dengan Gedung Pusdatin, gedung tersebut Pelayanan Prima. Hal tersebut bertujuan agar masyarakat
ialah fasilitas pendukung dan juga pusat informasi dapat berinteraksi dengan baik dengan wisatawan.
tentang konservasi penyu di kawasan tersebut .
Pembangunan fasilitas umum seperti toilet untuk Sosialisasi tentang kawasan konservasi untuk mentransfer
mendukung kawasan konservasi harus direproduksi pengetahuan tentang konservasi hewan yang terancam
lagi punah.
Pengadaan papan informasi sebagai operasional Pelatihan menjadi pemandu wisata untuk daerah masing-
yang akan digunakan sebagai pusat informasi jadwal masing. Yang direkrut dari anggota Pokdarwis dan
penutupan area pada jam-jam tertentu ketika penyu Kelompok Konservasi Penyu harus dipandu oleh
mendarat, plang yang berfungsi sebagai situs pendidikan masyarakat itu sendiri.
untuk kura-kura, dan sebagainya.
Publikasi tentang kawasan konservasi penyu, baik Pemanfaatan terumbu karang menjadi nilai ekonomis yang
melalui web, pamflet, atau media lainnya dilaksanakan dengan Pelatihan membuat terumbu karang
mini sebagai habitat alami penyu.
meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas Mendukung situs ekowisata di Pantai Goa dengan
untuk pemasaran pariwisata konservasi penyu yang pembuatan database konservasi penyu.
di ikuti dengan langkah Pelatihan untuk pemandu Pengumpulan data biologis dan ekologis tentang pendaratan
wisata yang merupakan anggota Pokdarwis (Kelompok penyu di Pantai Bantul.
Kesadaran Pariwisata).
Memberikan Tagging Microchip Reader untuk Pemberitahuan berupa Sosialisasi zonasi kawasan
kelompok konservasi penyu Mino Raharjo di Pantai konservasi penyu sebagai Daerah Reservasi Taman Pesisir.
Goa Cemara, Patihan.
sumber: www.uad.ac.id diunduh 10 April 2020
171
Etika Khairina, Eko Priyo Purnomo, Ajree Ducol Malawani -- Sustainable Development Goals: Kebijakan
Berwawasan Lingkungan Guna Menjaga Ketahanan Lingkungan Di Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta
Salah satu tujuan program yang dan masyarakat untuk menyelamatkan wilayah
dilaksankan tersebut ialah untuk membantu pantai selatan (Pantai Baros) dari abrasi pantai
perekonomian masyarakat setempat. Pada saat dan menyelamatkan lahan pertanian di sekitar
pelepasan anak penyu ke lautan maka penyu pantai, mengingat bahwa air yang mengandung
yang tersebar di pantai akan menjadi tempat garam sering meresap ke pertanian tanah.
yang diminati dan dinantikan oleh masyarakat Berdasarkan Keputusan Bupati
baik lokal maupun luar daerah sehingga Kabupaten Bantul Nomor 284 Tahun
masyarakat setempat dapat memanfaatkan 2014 Tentang Pembagian Area Konservasi
kesempatan tersebut. diupayakan sebagai usaha melindungi
(3) Taman Pesisir Kabupaten Bantul. dan melestarikan keanekaragaman hayati
Wilayah pesisir Kabupaten Bantul yang terletak ekosistem mangrove Baros, sebagaimana
di Desa Tirtohargo, Kretek, Bantul, memiliki ditunjukkan pada gambar 1.
sumberdaya hayati yang menarik, potensi potensi Untuk itu, berdasarkan peraturan tersebut
sumberdaya alam berupa penyu dan vegetasi area konservasi dibagi menjadi tiga area, yaitu:
mangrove. Area Konservasi Taman Pesisir area inti (10 hektar), zona rehabilitasi (94
terdiri dari darat dan laut, yaitu Area Konservasi hektar), dan area penggunaan terbatas (28
Penyu, yang meliputi area seluas 50 hektar hektar).
dan Area Konservasi Mangrove Baros, seluas Rincian area yang dicairkan tercantum
132 hektar. Pengelolaan dilakukan oleh Dinas dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul. Republik Indonesia Nomor 17/MEN/2008,
Kawasan Baros Mangrove adalah upaya sadar adalah (a). Area inti, ditetapkan sebagai daerah
konservasi dari pemerintah Kabupaten Bantul pemijahan, tempat bersarang, tempat pembibitan,
Gambar 1
Peta Zona Konservasi Pesisir Mangrove Kabupaten Bantul
172
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 155-181
tempat mencari makan ikan dan biota perairan Mengoptimalkan kawasan konservasi
lainnya serta ekosistem pesisir dan pulau-pulau taman pesisir maka 18 Februari di Balai
kecil yang rentan terhadap perubahan. (b). Desa Tirtohargo Kecamatan Kretek,
Area penggunaan terbatas, yang merupakan dibentuklah suatu lembaga yang tugasnya
habitat bagi habitat ikan dan perlindungan melaksanakan pengelolaan konservasi
populasi, pariwisata dan penelitian rekreasi dan mangrove Baros tersebut yang diikuti 40
pendidikan. (c). Area pemulihan (rehabilitasi) orang peserta dari masyarakat sekitar taman
zona ini berada di luar zona inti dan pemanfaatan pesisir dan aparat desa. Pengelolaan kawasan
terbatas, karena fungsi dan kondisinya diartikan konservasi dilakukan dengan penanaman dan
sebagai zona tertentu. Rincian area tersebut pemeliharaan mangrove serta penebaran dan
ditunjukkan pada gambar 2. pemeliharaan kerang dan kepiting Bakau.
Pemeliharaan Kawasan Hutan Mangrove (4). Kebun Buah Nawungan. Kebun
Baros sebagai Kawasan Konservasi Taman Buah Nawungan merupakan salah satu
Pantai Kabupaten Bantul dilakukan melalui objek wisata alam yang berlokasi di Dusun
upaya konservasi, pencadangan serta Nawungan, Desa Mangunan, Kecamatan
pelestarian fungsi, yang kemudian dapat Dlingo, Kabupaten Bantul, yang terletak di
dimanfaatkan dan memperkuat ekonomi Perbukitan Mangir dengan ketinggian antara
masyarakat, oleh karena itu perlu dilindungi 150-400 meter dan luas 24 hektar. Awalnya
dan dikelola secara serius mengingat ada lahan kebun Nawungan ialah lahan kritis,
fungsi dan manfaat fisik, biologis, dan ekonomi terdapat beberapa permasalahan lingkungan
yang dapat meningkatkan kesejahteraan dari yang disebabkan oleh pemanfaatan lahan
masyarakat, terutama masyarakat di sekitar untuk pertanian dan pemukiman warga dengan
daerah tersebut. mengabaikan prinsip pengelolaan lahan
Gambar 2
Peta Zona Konservasi Taman Penyu Pantai Kabupaten Bantul
173
Etika Khairina, Eko Priyo Purnomo, Ajree Ducol Malawani -- Sustainable Development Goals: Kebijakan
Berwawasan Lingkungan Guna Menjaga Ketahanan Lingkungan Di Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta
kritis dan sumberdaya air untuk kehidupan diupayakan agar tidak terjadi dampak negatif
ke depannya yang lebih baik. Kemudian dari pengembangan kebun buah tersebut.
sejak tahun 2014 program pemanfaatan Skema Sumberdaya Air yang dirancang
lahan tersebut mulai dimanfaatkan menjadi sebagai Masterplan Kebun Buah Nawungan
agrowisata untuk lahan pertanian produktif ditunjukkan pada gambar 4.
(lihat gambar 3). Berdasarkan gambar 3 dan 4 tersebut jelas
Pendirian Kawasan Kebun Buah bahwa pembangunan berwawasan lingkungan
Nawungan merupakan langkah untuk telah diterapkan oleh pemerintah Kabupaten
melestarikan alam dan menjaga lingkungan Bantul serta telah menjaga kualitas lingkungan
serta membudidayakan tanaman dan membantu hidup. Gambar 4 Skema Sumberdaya air
memenuhi kebutuhan buah secara nasional disediakan untuk tiga area yang terbagi untuk
khususnya Kabupaten Bantul. Kawasan wisatawan dan dua bagian khusus wilayah
Kebun Buah Nawungan yang berpotensi pertanian. Di samping itu sistem drainasi juga
menjadi agrowisata dikelola langsung oleh perlu dipertimbangkan dan tidak mementingkan
masyarakat sebagai komunitas petani buah kehidupan manusia semata, pembangunan
yang potensial kemudian dijadikan tempat tidak boleh mengabaikan lingkungan dan
wisata yang bersifat edukatif. menghindari kerusakan alam mengingat
Pemerintah Kabupaten Bantul Badan aktivitas pembangunan dapat memicu pengaruh
Perencanaan dan Pembangunan Daerah yang cukup besar kepada lingkungan baik
(Bappeda) telah menyusun dari konsep yang sifatnya alamiah dan fisik, sehingga
pengembangan dan konsep perencanaan. pembangunan dan lingkungan tetap seimbang.
Salah satu tujuan pengembangan dan Memperhatikan kondisi fisik dan
perencanan Kebun Buah Nawungan ialah keadaan lingkungan hidup sekitar yang
tetap menjaga tersedianya sumberdaya air, berhubungan dengan kehidupan sekarang
distribusi air bersih dan drainasi. Hal tersebut dan mendatang maka menjaga kualitas
Gambar 3
Kawasan Kebun Buah Nawungan Di Kabupaten Bantul
174
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 155-181
Gambar 4
Skema Sumberdaya Air Dan Drainase
lingkungan hidup ialah suatu keharusan. antara keduanya harus diupayakan agar
Menjaga kualitas lingkungan dapat ditentukan dapat seimbang. Keseimbangan tersebutlah
dari terpenuhinya kebutuhan hidup demi yang sedang diupayakan oleh pemerintah
kelangsungan hidup hayati, manusiawi, dan Kabupaten Bantul, mengingat Kabupaten
terpenuhinya kebebasan untuk memilih. Bantul memiliki mempunyai daya tarik
Pada hakikatnya kehidupan manusia di bumi sumberdaya alam hayati, potensi alam hayati
sangat bergantung pada alam dan lingkungan, yang tinggi termasuk di dalamnya flora dan
kebutuhan pokok, seperti oksigen, pangan, fauna berupa satwa penyu dan ekosistem
sandang dan papan, obat-abatan bersumber dari mangrove. Potensi yang terkandung dapat
alam, maka manusia mempunyai kewajiban dimanfaatkan dalam bidang pendidikan, untuk
untuk menjaga ketahanan lingkungan dan menambahkan kesadaran serta meningkatkan
mempertahankan kehidupan hayati, di samping keinginan untuk melestariakan alam.
dapat dimanfaatkan untuk generasi mendatang
kehidupan hayati juga akan berdampak positif SIMPULAN
untuk bumi. Oleh karena itu lingkungan Berdasar penjelasan tersebut di atas
penting dipelihara agar dapat mendukung dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
tingkat hidup masyarakat. Pertama, Kabupaten Bantul Daerah
Sumberdaya alam sebagai pendukung Istimewa Yogyakarta, merupakan salah
keberlangsungan hidup dihasilkan dari satu daerah yang memiliki keanekaragaman
kemampuan manusia berinteraksi dengan hayati, yang jika tidak dikelola dengan baik
lingkungan. Manusia dan lingkungan selalu kekayaannya dapat semakin berkurang, habis
hidup berdampingan maka keseimbangan dan punah. Pengelolaan keanekaragaman
175
Etika Khairina, Eko Priyo Purnomo, Ajree Ducol Malawani -- Sustainable Development Goals: Kebijakan
Berwawasan Lingkungan Guna Menjaga Ketahanan Lingkungan Di Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta
hayati dimaksudkan untuk memberdayakan menerapkan kebijakan yang berwawasan
kehidupan masyarakat untuk dapat lingkungan dalam konsep pembangunan
memanfaatkan sumberdaya secara optimal berkelanjutan dengan tujuan jangka panjang
dan juga meningkatkan kesejahteraan hidup untuk keberlangsungan makhluk hidup dan
masyarakat. menjaga ketahanan lingkungan. Kemampuan
Kedua, keberadaan manusia memberi mengeksplorasi sumberdaya alam dengan
tekanan pada bumi yang dibuktikan dengan membatasi atau memberikan kontrol pada
semakin tingginya tingkat kerusakan bumi. Jasa setiap kegiatan dalam pemanfaatan sumber
ekosistem sangat penting untuk kelangsungan alam dan mempertimbangkan kehidupan yang
hidup dan kesejahteraan manusia, oleh karena berkelanjutan dalam pemanfaatannya, semua
itu dengan persetujuan PBB untuk melindungi tindakan tersebut merupakan bagian dari usaha
keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem menjaga ketahanan lingkungan.
adalah salah satu tujuan yang harus dicapai Kelima, upaya yang dapat dilakukan
sebagai berkelanjutan pembangunan, dalam dakam mengatasi masalah pada lingkungan
hal ini keberlanjutan pembangunan untuk hidup, yaitu (1). Menggunakan teknologi
ketahanan lingkungan. yang peduli lingkungan dalam pengelolaan
Ketiga, menjaga keanekaragaman sumberdaya termasuk yang dapat diperbaharui
hayati dalam rangka menghindari kepunahan dan yang tidak dapat diperbaharui dengan
dan penggunaan berlebihan dari beberapa memperhatikan daya dukung dan daya
pihak, peran pemerintah diperlukan dalam tampungnya. (2). Salah satu peran pemerintah
pengelolaannya. Pengelolaan keanekaragaman ialah menetapkan regulasi yang dapat membatasi
hayati yang dilakukan oleh pemerintah kegiatan merugikan lingkungan, maka
Kabupaten Bantul seperti konservasi burung dibutuhkan peraturan yang adil dan konsisten.
dan ikan, konservasi penyu di beberapa termasuk untuk menghindari terjadinya
pantai dan pengelolaan konservasi ekosistem pencemaran lingkungan dan kerusakan
mangrove adalah kebijakan yang dikeluarkan sumberdaya alam. (3). Memberdayakan
untuk melindungi hewan dari kepunahan masyarakat dengan mendukung peningkatan
dan dapat digunakan secara ekonomi dalam kekuatan ekonomi setempat secara bertahap
mendukung ekonomi masyarakat dan guna menjaga ketahanan lingkungan. (4).
memberdayakan masyarakat sehingga masih Melibatkan dan menyertakan peran masyarakat
bisa diwariskan oleh generasi mendatang. sebagai aktor yang terlibat langsung dalam
Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, pemanfaatan alam. (5). Indikator keberhasilan
pengelolaan keanekaragaman hayati perlu pengelolaan sumberdaya alam guna mencapai
dikelola dengan melihat betapa pentingnya ketahanan lingkungan harus diterapkan
sumberdaya, atau keanekaragaman hayati, dan dievaluasi sebagai perbaikan mencapai
untuk kelangsungan hidup manusia. keberhasilan dalam pengelolaan. (6). Menjaga
Keempat, Kabupaten Bantul dan mencintai lingkungan seperti memelihara
telah menerapkan konsep pembangunan keragaman konservasi yang sedang diterapkan
berkelanjutan dengan mengeluarkan beberapa kemudian penetapan konservasi yang baru
kebijakan atau program terhadap manajemen tanpa mengabaikan konservasi yang lebih
dalam arti bahwa Kabupaten Bantul telah dulu ada.
176
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 155-181
177
Etika Khairina, Eko Priyo Purnomo, Ajree Ducol Malawani -- Sustainable Development Goals: Kebijakan
Berwawasan Lingkungan Guna Menjaga Ketahanan Lingkungan Di Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta
Policy Platform on Biodiversity and Balancing. International Journal of
Ecosystem Services. Secretariat of Water Resources Development, Vol. 33,
the Intergovernmental Science-Policy No. 3, hh. 1–9.
Platform on Biodiversity and Ecosystem Hák, T., S.Janoušková, dan B. Moldan, 2016,
Services, (May 2019), h. 39. Sustainable Development Goals: A
Fukuda-Parr, S., 2016, From the Millennium need for relevant indicators. Ecological
Development Goals to the Sustainable Indicators, Vol. 60, hh. 565–573.
Development Goals: shifts in purpose, Hardiyanti, M., dan A.Aminah, 2019, Tinjauan
concept, and politics of global goal Yuridis Terhadap Prinsip Pemberdayaan
setting for development. Gender and Masyarakat Dan Pembangunan
Development, Vol. 24, No. 1, hh. 43–52. Berkelanjutan Dalam Pengelolaan Sumber
García-Llorente, M., P.A.Harrison, P. Berry, Daya Hutan Di Pulau Jawa. Bina Hukum
I. Palomo, E. Gómez-Baggethun, I. Lingkungan, Vol. 4, No. 1, h. 135.
Iniesta-Arandia, B. Martín-López, H uda , N ., 2008, S tr a te gi K e bija ka n
2018, What can conservation strategies Pengelolaan Mangrove Berkelanjutan
learn from the ecosystem services Di Wilayah Pesisir Kabupaten Tanjung
approach? Insights from ecosystem Jabung Timur, Jambi, Tesis, Universitas
assessments in two Spanish protected Diponegoro Semarang.
areas. Biodiversity and Conservation, Isbell, F., A.Gonzalez, M. Loreau, J. Cowles, S.
Vol. 27, No. 7, hh. 1575–1597. Díaz, A. Hector, A. Larigauderie, 2017,
García Márquez, J. R., T.Krueger, C.A. Páez, Linking the influence and dependence
C.A. Ruiz-Agudelo, P. Bejarano, T. of people on biodiversity across scales.
Muto, dan F. Arjona, 2017, Effectiveness Nature, 546(7656), hh. 65–72.
of conservation areas for protecting Junyuan, Dahl Olli, D. Bondeson, A.P.
biodiversity and ecosystem services: a Mathew, K. Oksman, F.V. Ferreira, J.
multi-criteria approach. International Uribe-Calderon, 2019, United Nations
Journal of Biodiversity Science, Sustainable Development Cooperation
Ecosystem Services and Management, Framework. Carbohydrate Polymers,
Vol. 13, No. 1, hh. 1–13. Vol. 6, No. 1, hh. 5–10.
Gordon, J. E., R. Crofts, dan E. Díaz-Martínez, Keenan, R. J., G.Pozza, dan J.A. Fitzsimons,
2017, Geoheritage conservation and 2019, Ecosystem services in
environmental policies: Retrospect and environmental policy: Barriers and
prospect. Geoheritage: Assessment, opportunities for increased adoption.
Protection, and Management, hh. Ecosystem Services, Vol. 38(June),
213–235. 100943.
Gull, S., MA, A., A.M. Dar, T.B. Kifle, J. Keputusan Bupati Kabupaten Bantul Nomor
Stewart, M. Bennett, C. Worte, 2017, 284 Tahun 2014 Tentang Pembagian
Mountain Watersheds and Ecosystem Area Konservasi Mangrove Baros
Services : Balancing multiple demands Keputusan Bupati Bantul Tahun 2014 Tentang
of forest management in ... Mountain Reservasi Kawasan Konservasi Taman
Watersheds and Ecosystem Services : Pesisir.
178
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 155-181
Kopnina, H., 2017, Commodification of Mudjia, R., 2017, Studi Kasus Dalam
natural resources and forest ecosystem Penelitian Kualitatif: Konsep Dan
services: Examining implications Prosedurnya. (April), hh. 15–16.
for forest protection. Environmental Nuniek, H., 2015, Agritourism Potential
Conservation, Vol. 44, No. 1, hh. 24–33. As Conservational Effort To Realize
Le, T. H. T., D.K.Lee, Y.S. Kim, dan Y. Sustainability Development (Case
Lee, 2016, Public preferences for Study in Cinyurup Kampung, Juhut
biodiversity conservation in Vietnam’s Karangtanjung District, Pandeglang
Tam Dao National Park. Forest Science Regency Banten Province).
and Technology, Vol. 12, No. 3, hh. Peh, K. S. H., I.Thapa, M. Basnyat, A.
144–152. Balmford, G.P. Bhattarai, R.B. Bradbury,
Lin, Y. P., W.C.Lin, Y.C. Wang, W.Y. Lien, J.C. Merriman, 2016, Synergies between
T. Huang, C.C. Hsu, N.D. Crossman, biodiversity conservation and ecosystem
2017, Systematically designating service provision: Lessons on integrated
conservation areas for protecting habitat ecosystem service valuation from
quality and multiple ecosystem services. a Himalayan protected area, Nepal.
Environmental Modelling and Software, Ecosystem Services, Vol.22, hh 359–
Vol. 90, hh. 126–146. 369.
Liu, C., dan R. Côté, 2017, A framework for Peraturan Daerah Kabupaten Bantul No 12
integrating ecosystem services into Tahun 2015 Tentang Perlindungan dan
China’s circular economy: The case Pengelolaan Lingkungan hidup.
of eco-industrial parks. Sustainability Peraturan Bupati Nomor 24 tahun 2016
(Switzerland), Vol. 9, No. 9. tentang Konservasi Burung dan Ikan.
Medellin, R. A., R.Wiederholt, dan L. Prip, C., 2018, The Convention on Biological
Lopez-Hoffman, 2017, Conservation Diversity as a legal framework for
relevance of bat caves for biodiversity safeguarding ecosystem services.
and ecosystem services. Biological Ecosystem Services, Vol. 29 (August
Conservation, No. 211, hh. 45–50. 2016), hh.199–204.
Moore, A., S.Ndobe, A. Ismi, M. Salanggon, Purnomo, E. P., dan D. Nurmandi, 2016,
D. Wahyudi, 2015, Biodiversitas dan Ekologi Pemerintahan: Tata Kelola
Isu-Isu Pengelolaan Coral Reefs of Dan Kelembaman Birokrasi Dalam
Sonit Island, Banggai Archipelago : Menangani Kebakaran Hutan,
Biodiversity and Management Issues. Pengelolaan Sawit, Serta Peranan Elit
hh.1–8. Lokal. hh. i–234. <http://repository.umy.
Mubarok, N. A., A.Mediani, I. Yusuf, dan ac.id/handle/123456789/10973>
N Hafidz, 2019, Perancangan Ruang Rahadian, A. H., 2016, Strategi Pembangunan
Publik “ Onespot Minimum Space ” Berkelanjutan. Prosiding Seminar
Berbasis Pengembangan Ruang Terbuka STIAMI, Vol. II, No. 01, hh. 46–56.
Hijau ( RTH ) yang Berkelanjutan di Rahardjo, M., 2018, Studi Fenomenologi Itu
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Apa? 2.
hh. 23–26.
179
Etika Khairina, Eko Priyo Purnomo, Ajree Ducol Malawani -- Sustainable Development Goals: Kebijakan
Berwawasan Lingkungan Guna Menjaga Ketahanan Lingkungan Di Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta
Rees, S. E., N.L.Foster, O. Langmead, Pemasaran Hijau Menuju Pembangunan
S. Pittman, dan D.E.Johnson, 2018, Berkelanjutan (A Synthesis of Literature:
Defining the qualitative elements of A Green Marketing Intervention Strategy
Aichi Biodiversity Target 11 with towards Sustainable Development).
regard to the marine and coastal JRB-Jurnal Riset Bisnis, Vol. 2, No. 2,
environment in order to strengthen hh. 83–94.
global efforts for marine biodiversity Winarna, A., S.Anwar, dan P. Priyanto, 2020,
conservation outlined in the United Strategi Pemberdayaan wilayah pesisir
Nations Sustainable Development Goal dalam menghadapi bencana Tsunami
14. Marine Policy, Vol. 93(October serta Implikasinya terhadap ketahanan
2016), hh. 241–250. wilayah. Jurnal Ketahanan Nasional,
Rosana, M., 2018, Kebijakan Pembangunan Vol. 26, No. 1, hh. 108–131.
Berkelanjutan Yang Berwawasan Wood, S. L. R., Jones, S. K., Johnson, J.
Lingkungan Di Indonesia. Jurnal Ilmu A., Brauman, K. A., Chaplin-Kramer,
Sosial, Vol. 1, No. 1, hh. 148–163. R., Fremier, A., DeClerck, F. A. 2018
Setiawati, T. Wahyu, 2009, Hak, Kewajiban Distilling the role of ecosystem services
Dan Peranserta (Partisipasi) Masyarakat in the Sustainable Development Goals.
Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Ecosystem Services, Vol. 29, hh. 70–82.
Media Hukum, Vol. IX, No. 2, hh. 12–22. Xu, W., Y.Xiao, J. Zhang, W.Yang, L. Zhang,
Setyaningrum, E. W., 2017, Pelestarian V. Hull, Z. Ouyang, 2017, Strengthening
Mangrove Berbasis Masyarakat protected areas for biodiversity and
Sebagai. hh. 313–321. ecosystem services in China. Proceedings
Siregar, E., 2007, Kebijakan Pengelolaan of the National Academy of Sciences of the
Lingkungan Hidup Menurut Undang- United States of America, Vol. 114, No. 7,
Undang Nomor 23 Tahun 1997 Di Kota hh. 1601–1606.
Binjai. h.154. Yahya, H., 2016, Pendekatan Ekosistem
Temel, J., A. Jones, N. Jones, dan L. Sebagai Upaya Pengelolaan Kawasan
Balint, 2018, Limits of monetization Gumuk Pasir Di Parangtritis Bantul D.I.
in protecting ecosystem services. Yogyakarta, Makalah.
Conservation Biology, Vol. 32, No. 5, Yustitianingtyas, L., P.Nugini, dan K.
hh. 1048–1062. Solomon, 2018, Peran Indonesia
Tristyana, E. N., 2018, Pengelolaan sungai Dalam Pengelolaan Terumbu Karang.
code sebagai ekowisata di yogyakarta. (September 2017), hh. 60–71.
(May). Zhang, L.,Z. Luo, D. Mallon, C. Li, Z. Jiang,
Wahyuningsih, W., 2018, Millenium 2017, Biodiversity conservation status
Develompent Goals (Mdgs) Dan in China’s growing protected areas.
Sustainable Development Goals (Sdgs) Biological Conservation, No. 210, hh.
Dalam Kesejahteraan Sosial. Bisma, 89–100.
Vol. 11, No. 3, h. 390. Zhu, D., 2017, Research from global
Widyastuti, S., 2019, Sebuah Sintesisi Sustainable Development Goals (SDGs)
Pada Literatur: Strategi Intervensi to sustainability science based on the
180
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 2, Agustus 2020: 155-181
Internet
<www.un.org/susteinabledevelopment>
<www.uad.ac.id>
<www.dlh.bantulkab.go.id>
<www.bapeda.bantulkab.go.id>
181