0% found this document useful (0 votes)
47 views17 pages

Andina Putri Adisty Akuntansi Perpajakan

1. This study aims to determine the influence of tax rates, fairness, taxation systems, technology and information, and tax sanctions on taxpayers' perceptions of tax evasion ethics in KPP Pratama Tegal. 2. The results showed that tax rates, fairness, taxation systems, technology and information, and tax sanctions significantly influence taxpayers' perceptions of tax evasion ethics simultaneously. 3. Tax rates and taxation systems were found to significantly influence perceptions partially, while technology and information did not.

Uploaded by

Fahmi Firmansyah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
47 views17 pages

Andina Putri Adisty Akuntansi Perpajakan

1. This study aims to determine the influence of tax rates, fairness, taxation systems, technology and information, and tax sanctions on taxpayers' perceptions of tax evasion ethics in KPP Pratama Tegal. 2. The results showed that tax rates, fairness, taxation systems, technology and information, and tax sanctions significantly influence taxpayers' perceptions of tax evasion ethics simultaneously. 3. Tax rates and taxation systems were found to significantly influence perceptions partially, while technology and information did not.

Uploaded by

Fahmi Firmansyah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 17

PENGARUH TARIF, KEADILAN, SISTEM PERPAJAKAN, TEKNOLOGI DAN

INFORMASI, DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP PERSEPSI WAJIB PAJAK


MENGENAI ETIKA PENGGELAPAN PAJAK PADA KPP PRATAMA TEGAL

Andina Putri Adisty


4314500046/Akuntansi
Sumarno,S.E.,M.Si
Drs. Baihaqi Fanani, M.M,Ak,CA
[email protected]

Abstract
This research aims to determine whether there is the influence of tax rates, justice, taxation
system, technology and taxation information, and sanctions taxation both simultaneously and
partially to the taxpayer's perception of tax evasion ethics.This type of research is correlational.
The population used is individual taxpayers and taxpayers registered in the KPP Pratama Kota
Tegal. As well as the samples used are individual taxpayers registered in KPP Pratama Kota
Tegal 2018 method of sampling by incidental sampling. Source of data used is primary source
obtained from spreading of questioner to responder. Data analysis method using classical
assumption test, multiple regression analysis, simultaneous test (F test), hypothesis test (t test),
and coefficient of determination. The results showed that the tax rate, justice, taxation system,
taxation technology and information, and tax sanction have a significant effect simultaneously to
the taxpayer's perception about tax evasion ethics, tax rate significantly partially influence the
taxpayer's perception about tax evasion ethics, partially significant effect on the taxpayer's
perception of tax evasion etiquette, taxation system has a significant effect partially on the
taxpayer's perception of tax evasion ethics, technology and information has no significant effect
partially on the taxpayer's perception of tax evasion ethics, and tax sanctions have significant
effect partially to the taxpayer's perception of tax evasion ethics.

Keywords: Tax rates, Justice, Taxation System, Tax Sanctions, tax evasion ethics.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh tarif pajak, keadilan,
sistem perpajakan, teknologi dan informasi perpajakan, dan sanksi perpajakan baik secara
simultan maupun secara parsial terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan
pajak.jenis penelitian ini adalah korelasional. Populasi yang digunakan adalah wajib pajak
orang pribadi dan wajib pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama Kota Tegal. Serta sampel
yang digunakan adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Kota Tegal
tahun 2018 metode pengambilan sampel dengan cara insidental sampling. Sumber data yang
digunakan adalah sumber primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada responden.
Metode analisis data dengan menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, uji
simultan (uji F), uji hipotesis (uji t), dan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tarif pajak, keadilan, sistem perpajakan, teknologi dan informasi perpajakan, dan sanksi
perpajakan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap persepsi wajib pajak mengenai
etika penggelapan pajak, tarif pajak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap persepsi
wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, keadilan tidak berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, sistem perpajakan
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika
penggelapan pajak, teknologi dan informasi tidak berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, dan sanksi perpajakan
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika
penggelapan pajak.
Kata Kunci : Tarif pajak, Keadilan, Sistem Perpajakan, Sanksi Perpajakan, etika penggelapan
pajak.

1. Pendahuluan

Pajak merupakan suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang

disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi

bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi

tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum

(Siti Resmi, 2014:1). Berdasarkan Undang-Undang No 6 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 bahwa wajib pajak

yang telah membayar pajak tidak mendapatkan kontrapretasi (imbalan) secara langsung dan hanya

dipergunakan untuk kepentingan negara dalam rangka mensejahterakan rakyat (Riski Hamdani, 2015).

Penggelapan pajak menurut Mardiasmo (2009) dalam Riski Hamdani (2015) merupakan suatu usaha yang

dilakukan oleh wajib pajak dengan tujuan meminimalkan atau meringankan beban pajak yang harus
disetorkan dengan cara melanggar undang-undang yang ada atau dapat dikatakan secara ilegal.

Kecenderungan dan karakteristik pajak yang searah bahwa ada satu pihak yang mempunyai kewajiban

untuk membayar, namun ada pihak lain (pemerintah) yang tidak mempunyai kewajiban untuk

memberikan jasa timbal balik secara langsung kepada pembayar. Hal ini membuat kecenderungan para

pembayar pajak (wajib pajak) untuk mencari cara supaya dapat mengurangi beban pajak yang akan

dibayarkan kepada negara (Ardyaksa, 2014). Penggelapan pajak yang terjadi merupakan suatu perilaku

yang tidak beretika. Etika biasanya dikaitkan dengan moral untuk melakukan suatu tindakan yang baik

dan menghindari tindakan yang kurang baik. Etika dalam penggelapan pajak ini mengacu pada tindakan

tercela yang dilakukan oleh wajib pajak. Namun, biasanya tindakan tersebut dapat dianggap benar pada

keadaan tertentu. Seperti halnya, tingginya tarif pajak yang diterapkan dan masih rendahnya kemampuan

masyarakat dalam membayar pajak (Harmi Putri, 2017). Keadilan merupakan suatu dasar pengenaan

pajak yang secara umum serta merata dan disesuaikan dengan kemampuan dari masing-masing wajib

pajak dengan hak yang dimiliki wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan pembayaran pajak,

dan mengajukan banding kepada Majelis pertimbangan pajak (Riski Hamdani, 2015). Sistem perpajakan

merupakan metode untuk mengatur tata cara pemungutan pajak yang terutang agar sampai ke kas negara.

Semakin baik sistem perpajakan maka perilaku penggelapan pajak dipandang sebagai perilaku yang tidak

etis (Harmi Putri, 2017). Namun, sistem perpajakan juga harus didukung dengan adanya teknologi dan

informasi perpajakan yang baik agar sistem tersebut dapat terlaksana. Dengan adanya modernisasi pada

layanan perpajakan yang dilakukan oleh pemerintah sekarang ini diharapkan akan meningkatkan layanan

perpajakan, bagi wajib pajak dalam membayar pajak yang terutang dapat memanfaatkan teknologi dan

informasi perpajakan untuk mempermudah cara pembayaran dan pelaporan pajak (Charles Silaen, 2015).

Sanksi perpajakan juga dapat mempengaruhi etika penggelapan pajak karena sanksi perpajakan

merupakan suatu jaminan terhadap ketentuan peraturan didalam undang-undang perpajakan yang akan

dipatuhi oleh masyarakat atau wajib pajak. Atau dapat pula diartikan bahwa sanksi perpajakan merupakan

suatu alat pencegah bagi wajib pajak supaya tidak melanggar undang-undang perpajakan (Felicia dan

Erawati, 2017). Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu dan adanya masalah yang terjadi di
masyarakat yang disebabkan oleh persepsi wajib pajak yang merasa membayar kewajiban pajak dapat

mengurangi pendapatan dan kenikmatan dari hasil yang diperoleh atas kerja kerasnya. Sehingga muncul

ide untuk melakukan penghematan atau mengurangi beban pajak yang harus dibayarkan. Dan adanya

faktor wajib pajak memilih untuk melakukan penggelapan pajak karena lebih mudah daripada melakukan

penghematan pajak dengan cara penghindaran pajak yang memerlukan wawasan dan pengetahuan yang

luas serta berkompeten di bidangnya (Ardyaksa, 2014). Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar

belakang masalah, maka dapat dibuat suatu perumusan masalah sebagai berikut : Apakah terdapat

pengaruh tarif pajak, keadilan, sistem perpajakan, teknologi dan informasi perpajakan, dan sanksi

perpajakan secara bersama-sama terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada

KPP Pratama Kota Tegal, apakah terdapat pengaruh tarif pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai

etika penggelapan pajak pada KPP Pratama Kota Tegal, apakah terdapat pengaruh keadilan terhadap

persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada KPP Pratama Kota Tegal, apakah terdapat

pengaruh sistem perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada KPP

Pratama Kota Tegal, apakah terdapat pengaruh teknologi dan informasi perpajakan terhadap persepsi

wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada KPP Pratama Kota Tegal, apakah terdapat pengaruh

sanksi perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada KPP Pratama

Kota Tegal. Serta tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh tarif pajak, keadilaan,

sistem perpajakan, teknologi dan informasi perpajakan, dan sanksi perpajakan secara bersama-sama

terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada KPP Pratama Kota Tegal, untuk

mengetahui pengaruh tarif pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada

KPP Pratama Kota Tegal, untuk mengetahui pengaruh keadilan terhadap persepsi wajib pajak mengenai

etika penggelapan pajak pada KPP Pratama Kota Tegal, untuk mengetahui pengaruh sistem perpajakan

terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada KPP Pratama Kota Tegal, untuk

mengetahui pengaruh teknologi dan informasi perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika

penggelapan pajak pada KPP Pratama Kota Tegal, untuk mengetahui pengaruh sanksi perpajakan

terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada KPP Pratama Kota Tegal.
2. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

2.1 Pengaruh Tarif Pajak, Keadilan, Sistem Perpajakan, Teknologi Dan Informasi Perpajakan, Dan

Sanksi Perpajakan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak.

Dari penelitian yang terdahulu telah banyak hasil mengenai variabel yang mempengaruhi

persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak. Dengan variabel dan hasil yang berbeda

seperti halnya pada penelitian Icha & Teguh (2017) yang menyimpulkan bahwa sistem perpajakan

tidak berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, terdapat

perbedaan pada penelitian yang dilakukan oleh Putu dan kawan-kawan (2016) menyimpulkan bahwa

sistem perpajakan berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak,

penelitian tersebut memiliki hasil yang sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Riski Hamdani

(2015). Dengan adanya perbedaan hasil penelitian, maka peneliti akan mengembangkan dari

penelitian sebelumnya dengan menggunakan variabel yang berbeda. Berdasarkan perumusan

masalah yang telah dibuat oleh peneliti maka dapat dirumuskan hipotesis,

H1 : tarif pajak, keadilan, sistem perpajakan, teknologi dan informasi perpajakan, dan sanksi

perpajakan secara bersama-sama berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika

penggelapan pajak.

2.2 Pengaruh Tarif Pajak Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak.

Penerapan tarif pajak yang terlalu tinggi berbanding lurus dengan tingkat penggelapan pajak

(Icha & Teguh, 2017). Sesuai dengan perumusan masalah yang dibuat peneliti apakah tarif pajak

berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, maka dapat diambil

sebuah hipotesis sebagai berikut :

H2 : Tarif pajak berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak.

2.3 Pengaruh Keadilan terhadap Persepsi Wajib Pajak mengenai Etika Penggelapan Pajak.

Berdasarkan hasil penelitian Riski Hamdani (2017) menyimpulkan bahwa keadilan berpengaruh

terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak. Namun hasil dari penelitian Putu

Sariani dkk (2016) menyimpulkan bahwa keadilan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak. Maka dari itu peneliti membuat sebuah

hipotesis berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat. H3 : Keadilan berpengaruh terhadap

persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak.

2.4 Pengaruh Sistem Perpajakan terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak.

Sistem perpajakan memiliki pengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan

pajak, karena semakin baiknya sistem yang diterapkan maka akan menurunkan tindakan penggelapan

pajak. Hal ini dapat dibuat sebuah hipotesis sebagai berikut :

H4 : Sistem perpajakan berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan

pajak.

2.5 Pengaruh Teknologi Dan Informasi Perpajakan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika

Penggelapan Pajak.

Semakin banyaknya perkembangan teknologi dan informasi pada perpajakan diharapkan mampu

membuat wajib pajak sadar akan kewajiban membayar pajak yang terutang, dengan semakin baiknya

teknologi perpajakan maka akan semakin banyak pula para wajib pajak untuk membayarkan pajaknya

sebab dengan teknologi dan informasi pembayaran pajak akan lebih efektif dan efisien. Maka dapat

diambil sebuah hipotesis sebagai berikut :

H5 : Teknologi dan informasi berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan

pajak.

2.6 Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak.

Dengan adanya sanksi perpajakan yang tegas dalam penerapannya maka wajib pajak akan takut

untuk melakukan tindakan-tindakan perlawanan pajak seperti penghindaran dan penggelapan pajak.

Sehingga semakin baiknya aturan yang dibuat maka wajib pajak akan menghindari tindakan

penggelapan perpajakan. Sehingga dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :

H6 : Sanksi perpajakan berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak.
3. Metode Penelitian

Metode pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan

insidental sampling yaitu teknik penentuan sample berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sample (Sugiyono,

2016:96). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi dan wajib

pajak badan yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Tegal. Serta sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Kota Tegal. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan kuesioner.

3.1 Etika Penggelapan Pajak (Y)

Menurut Mardiasmo (2009) dalam penelitian Riski Hamdani (2015) penggelapan pajak adalah

tindakan yang dilakukan oleh wajib pajak untuk meringankan atau meminimalkan beban pajak dengan

cara melanggar undang-undang. etika pajak adalah peraturan yang terdapat pada suatu lingkup dimana

individu per individu atau sekelompok orang yang menjalani kehidupan dalam lingkup perpajakan,

bagaimana wajib pajak melaksanakan kewajiban perpajakannya (Riski Hamdani, 2015). Jadi etika

penggelapan pajak yaitu suatu perilaku wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai

dengan aturan yang berlaku, agar tidak terjadi suatu tindakan untuk meringankan kewajiban tersebut

dengan cara melanggar aturan.


3.2 Tarif Pajak
Dengan adanya tarif pajak yang tinggi maka akan meningkatkan beban pajak sehingga dapat

menurunkan pendapatan wajib pajak (Alligham dan Sandmo, 1972) dalam penelitian (Kurniawati dan

Arianto, 2014). Tarif pajak dapat diukur dengan indikator prinsip kemampuan dalam hal membayar pajak

sesuai dengan tarif pajak yang telah ditetapkan dan pengenaan tarif pajak yang berlaku di Indonesia.

3.3 Keadilan
Keadilan berdasarkan kemampuan untuk membayar mempunyai pengertian bahwa wajib pajak

membayar beban pajak yang terutang sesuai dengan kemampuan wajib pajak. Dengan kata lain bahwa
wajib pajak dengan penghasilan yang sama besar akan memiliki kewajiban perpajakan yang sama (Putu

Sariani.dkk, 2016).
3.4 Sistem Perpajakan
Sistem perpajakan merupakan sistem pemungutan pajak yang termasuk kedalam suatu perwujudan

dari pengabdian dan peran wajib pajak secara langsung melaksanakan kewajiban perpajakan yang

diperlukan untuk pembiayaan dalam rangka pembangunan nasional (Riski Hamdani, 2015).
3.5 Teknologi dan Informasi Perpajakan
Teknologi dan Informasi perpajakan merupakan penggunaan fasilitas perpajakan dengan

memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi pada bidang perpajakan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan perpajakan agar wajib pajak dapat merasakan kemudahan dalam melakukan

pembayaran pajaknya (Charles Silaen, 2015).


3.6 Sanksi Perpajakan
Sanksi Perpajakan merupakan suatu ketentuan dari peraturan perundang-undangan yang harus

dipatuhi seluruh wajib pajak, agar wajib pajak tidak melakukan pelanggaran di bidang perpajakan. Sanksi

perpajakan juga dapat digunakan untuk melakukan pencegahan terhadap perlakuan yang melanggar

peraturan perpajakan( Icha Felicia & Teguh Erawati, 2017).

4. Hasil
4.1 Hasil Uji Validitas
Uji validitas ini akan mengukur setiap pernyataan dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan

r tabel. Nilai r tabel dicari dengan menggunakan rumus df = n-2 (jumlah sampel 100 data), maka 100-2 =

98. Pada tingkat signifikansi α =0,05 dan uji dua arah dalam tabel statistik ditemukan nilai r tabel =

0,1966. Jika nilai r hitung > r tabel maka pernyataan pada kuesioner tersebut dapat dikatakan valid.

Adapun jika r hitung < r tabel maka pernyataan pada kuesioner tersebut tidak valid. Berdasarkan tabel

hasil uji validitas menunjukkan seluruh pernyataan pada kuesioner > 0.1966. Yang artinya bahwa seluruh

pernyataan pada kuesioner adalah valid.


4.2 Hasil Uji Reliabilitas

Pernyataan Kuesioner Nilai Pembanding Kesimpulan


Alpha Standarisasi
Tarif pajak 0,774 0,60 Reliabel
Keadilan 0,763 0,60 Reliabel
Sistem Perpajakan 0,759 0,60 Reliabel
Teknologi dan 0,794 0,60 Reliabel
Informasi Perpajakan
Sanksi Perpajakan 0,792 0,60 Reliabel
Etika Penggelapan 0,775 0,60 Reliabel
Pajak
Sumber : Olah data SPSS 23
Berdasarkan tabel di atas menunjukan pernyataan pada kuesioner tarif pajak, kuesioner

keadilan, kuesioner sistem perpajakan, kuesioner teknologi dan informasi perpajakan, kuesioner

sanksi perpajakan, serta kuesioner etika penggelapan pajak menghasilkan nilai alpha lebih besar jika

di bandingkan dengan nilai standarisasi yaitu 0,60. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

seluruh pernyataan kuesioner adalah reliabel.


4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Nomalitas –Kolmogorov Smirnov

Unstandardize
d Residual

N 100
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 3,87183385
Most Extreme Differences Absolute ,132
Positive ,090
Negative -,132
Test Statistic ,132
Asymp. Sig. (2-tailed) ,076c

Sumber data yang telah diolah


Berdasarkan tabel hasil uji normalitas di atas menunjukan bahwa nilai signifikansi di atas

0,05 sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan atau dapat disimpulkan data terdistribusi

normal.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Salah satu cara untuk dapat mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model

regresi adalah jika nilai tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 10 berarti tidak terjadi gejala

multikolinearitas. Namun sebaliknya jika nilai tolerance < 0,1 atau nilai VIF > 10 berarti terjadi

gejala multikolinearitas. Hasil output SPSS uji multikolinearitas tertera pada tabel dibawah ini

sebagai berikut :
Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 Tarif ,559 1,788

Keadilan ,541 1,848

Sistem ,556 1,800

TI ,508 1,970

Sanksi ,563 1,775

Sumber data yang telah diolah

Berdasarkan hasil perhitungan pada uji multikolinearitas terlihat pada kelima variabel

independen dalam penelitian ini, menunjukan nilai tolerence lebih besar dari 0,1 dan VIF lebih

kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak terjadi masalah

multikolinearitas.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dalam uji ini menggunakan uji park yaitu meregresikan nilai residual (Lnei 2) dengan

variabel independen. Adapun kriteria pengujian adalah Ho diterima jika nilai signifkansi > 0,05

maka berarti tidak terdapat heteroskedastisitas, sebaliknya Ho ditolak jika nilai signifikansi <

0,05 maka berarti terdapat heteroskedastisitas. Hasil output SPSS uji heteroskedastisitas tertera

pada tabel di bawah ini :

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1,005 2,818 ,357 ,722
Tarif -,297 ,167 -,232 -1,776 ,079
Keadilan -,091 ,068 -,176 -1,329 ,187
Sistem ,010 ,070 ,019 ,148 ,882
TI ,360 ,131 ,377 2,757 ,087
Sanksi -,068 ,087 -,102 -,783 ,436
Sumber data yang telah diolah

Berdasarkan tabel hasil uji heteroskedatisitas di atas menunjukan bahwa nilai

signifikansi dari kelima variabel lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan model

regresi pada penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas.


4.4 Hasil Analisis Regresi Berganda

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,234 4,125 -,057 ,955
Tarif ,685 ,245 ,263 2,794 ,006
Keadilan ,003 ,100 ,003 ,028 ,978
Sistem ,246 ,103 ,225 2,387 ,019
TI ,201 ,191 ,104 1,050 ,296
Sanksi ,441 ,127 ,325 3,473 ,001
Sumber data yang telah diolah

Persamaan yang terbentuk dari hasil output SPSS dari keterangan nilai-nilai yang tertera pada tabel

menjadi sebagai berikut:

EPP = -0,234 + 0,685 Tarif + 0,003 Keadilan + 0,246 Sistem + 0,201 TI + 0,441 Sanksi + e

4.5 Hasil Uji Simultan (Uji F)

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1711,921 5 342,384 21,686 ,000b

Residual 1484,119 94 15,788

Total 3196,040 99
Sumber data yang telah diolah

Berdasarkan hasil uji simultan seperti pada tabel di atas, bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000

lebih kecil dari 0,05. Maka dengan demikian terdapat pengaruh tarif pajak, keadilan, sistem

perpajakan, teknologi dan informasi perpajakan, dan sanksi perpajakan secara simultan terhadap

persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak.

4.6 Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

Menurut keterangan data tabel tertera nilai signifikansi tarif pajak sebesar 0,006 < 0,05, nilai

signifikansi keadilan sebesar 0,978 > 0,05, nilai signifikansi sistem perpajakan sebesar 0,019 < 0,05,

nilai signifikansi teknologi dan informasi perpajakan sebesar 0,296 > 0,05, dan nilai signifikansi

sanksi perpajakan 0,001 < 0,05. Oleh karena itu maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai

berikut : Ada pengaruh tarif pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak,

Tidak ada pengaruh keadilan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, Ada
pengaruh sistem perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, Tidak

ada pengaruh teknologi dan informasi perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika

penggelapan pajak, Ada pengaruh sanksi perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai

etika penggelapan pajak.

4.7 Koefisien Determinasi

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,732 ,536 ,511 3,973
Sumber data yang telah diolah

Nilai koefisien determinasi yang diperoleh dari hasil output SPSS tertera pada nilai Adjusted R

Square sebesar 0,511. Makna nilai koefisien determinasi sebesar 0,511 atau 51,1% menunjukan

besarnya kemampuan variabel tarif pajak, keadilan, sistem perpajakan, teknologi dan informasi

perpajakan, dan sanksi perpajakan dalam menjelaskan variasi variable etika penggelapan pajak.

Adapun sisanya sebesar 48,9% merupakan kemampuan pengaruh variabel lain di luar model.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Terdapat pengaruh yang signifikan tarif pajak, keadilan, sistem perpajakan, teknologi dan informasi

perpajakan, dan sanksi perpajakan secara simultan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika

penggelapan pajak. Adanya pengaruh yang signifikan tarif pajak terhadap persepsi wajib pajak

mengenai etika penggelapan pajak. Tidak adanya pengaruh signifikan keadilan terhadap persepsi wajib

pajak mengenai etika penggelapan pajak. Adanya pengaruh signifikan sistem perpajakan terhadap

persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak. Tidak adanya pengaruh signifikan teknologi
dan informasi perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak. Adanya

pengaruh signifikan sanksi perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dijabarkan tersebut di atas peneliti dapat memberikan saran-saran

yaitu sebagai berikut :

1. Sebaiknya tarif yang ditetapkan tidak terlalu tinggi karena dapat mempengaruhi persepsi wajib pajak

untuk melakukan tindakan yang tidak dibenarkan dalam perpajakan, misalnya saja melakukan

penghindaran atau bahkan penggelapan pajak.


2. Keadilan dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika

penggelapan pajak. Tetapi walaupun tidak berpengaruh, keadilan dalam perpajakan tetap harus

diterapkan pada pelaksanaannya. Serta diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan

penelitian ini dengan menguji variabel lain yang diduga kuat dapat mempengaruhi persepsi wajib

pajak mengenai etika penggelapan pajak.


3. Sistem perpajakan dapat mempengaruhi persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak,

maka sebaiknya sistem perpajakan harus terus diperbaiki. Karena semakin baik sistem perpajakan

yang diterapkan maka tindakan penggelapan pajak dapat dihindari.


4. Teknologi dan informasi perpajakan yang telah tersedia seperti, sarana dan prasarana yang

menunjang perpajakan harus tetap diperhatikan dan disertai dengan pemahaman mengenai

perpajakan. Dan juga bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti aspek serupa, diharapkan

untuk mengembangkan penelitian ini dengan menambah variabel yang diduga dapat berpengaruh

terhadap variabel dependen pada penelitian ini.

5. Sebaiknya sanksi harus bersifat tegas dan memaksa, tidak adanya toleransi bagi siapapun yang telah

melanggar aturan, dan dapat memberikan efek jera kepada pelaku yang telah melanggar peraturan

perpajakan.
DAFTAR PUSTAKA

Abraham B. N., dan Kristanto B. A. 2016. “Persepsi Calon Wajib Pajak dan Wajib Pajak terhadap
Etika Penggelapan Pajak”. Berkala Akuntasi dan Keuangan Indonesia Vol. 1 No. 1 hal : 50 – 70.

Ardyaksa K. T. 2014. “Pengaruh Keadilan, Tarif Pajak, Ketepatan Pengalokasian, Kecurangan, Teknologi
dan Informasi Perpajakan terhadap Tax Evasion”. Accounting Analysis Journal Vol. 3 No. 4 hal :
475 – 484.

Felicia I, dan Erawati T. 2017. “Pengaruh Sistem Perpajakan, Sanksi Perpajakan, dan Tarif Pajak
Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Studi Kasus Di Daerah
Istimewa Yogyakarta)”. Jurnal Kajian Bisnis Vol. 25 No. 2 hal : 226 – 234.

Fidel. 2010. Cara Mudah & Praktis Memahami Masalah-Masalah Perpajakan. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada.
Ghozali, Imam. 2015. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.

Hartati, Neneng. 2015. Pengantar Perpajakan. Bandung : Pustaka Setia.

Hantoyo, Kertahadi dan Handayani. 2016. “Pengaruh Penghindaran Pajak dan Sanksi Perpajakan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”.Jurnal Perpajakan Vol.9 No. 1.

Kurniawati M, dan Toly A. A. 2015. “Analisis Keadilan Pajak, Biaya Kepatuhan, dan Tarif Pajak
Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Penggelapan Pajak Di Surabaya Barat”. Tax &
Accounting Review Vol. 4 No. 2 hal : 1 – 12.

Pulungan R. H. 2015. “Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, dan Kemungkinan Terdeteksinya


Kecurangan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)”.
Jom Fekon Vol. 2 No. 1 hal : 1 – 14.

Putri. Harmi. 2017. “Pengaruh Sistem Perpajakan, Diskriminasi, Kepatuhan dan Pengetahuan Perpajakan
Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Studi Empiris pada Wajib
Pajak Orang Pribadi di Wilayah Kota Pekanbaru)”. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Vol. 4 No. 1 hal : 2045 – 2059.

Resmi, Siti. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat.

Sariani P, Wahyuni M. A dan Sulindawati N. L. 2016. “Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan,


Diskriminasi, dan Biaya Kepatuhan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan
Pajak (Tax Evasion) Pada KPP Pratama Singaraja”. E-journal S1 Ak Universitas Pendidikan
Ganesha Vol. 6 No. 3.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.

Silaen. Charles. 2015. “Pengaruh Sistem Perpajakan, Diskriminasi, Teknologi dan Informasi Perpajakan
terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)”. Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Vol. 2 No. 2 hal : 1- 15.

Sudirman R, dan Amiruddin A. 2016. Perpajakan Pendekatan Teori dan Praktik. Malang : Empat Dua
Media.

Sugiyono. 2016. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.

Tansuria Ivan B. 2010. Pokok-Pokok Ketentuan Umum Perpajakan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Umar, Husein. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Waluyo. 2014. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.

You might also like