Andina Putri Adisty Akuntansi Perpajakan
Andina Putri Adisty Akuntansi Perpajakan
Abstract
This research aims to determine whether there is the influence of tax rates, justice, taxation
system, technology and taxation information, and sanctions taxation both simultaneously and
partially to the taxpayer's perception of tax evasion ethics.This type of research is correlational.
The population used is individual taxpayers and taxpayers registered in the KPP Pratama Kota
Tegal. As well as the samples used are individual taxpayers registered in KPP Pratama Kota
Tegal 2018 method of sampling by incidental sampling. Source of data used is primary source
obtained from spreading of questioner to responder. Data analysis method using classical
assumption test, multiple regression analysis, simultaneous test (F test), hypothesis test (t test),
and coefficient of determination. The results showed that the tax rate, justice, taxation system,
taxation technology and information, and tax sanction have a significant effect simultaneously to
the taxpayer's perception about tax evasion ethics, tax rate significantly partially influence the
taxpayer's perception about tax evasion ethics, partially significant effect on the taxpayer's
perception of tax evasion etiquette, taxation system has a significant effect partially on the
taxpayer's perception of tax evasion ethics, technology and information has no significant effect
partially on the taxpayer's perception of tax evasion ethics, and tax sanctions have significant
effect partially to the taxpayer's perception of tax evasion ethics.
Keywords: Tax rates, Justice, Taxation System, Tax Sanctions, tax evasion ethics.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh tarif pajak, keadilan,
sistem perpajakan, teknologi dan informasi perpajakan, dan sanksi perpajakan baik secara
simultan maupun secara parsial terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan
pajak.jenis penelitian ini adalah korelasional. Populasi yang digunakan adalah wajib pajak
orang pribadi dan wajib pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama Kota Tegal. Serta sampel
yang digunakan adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Kota Tegal
tahun 2018 metode pengambilan sampel dengan cara insidental sampling. Sumber data yang
digunakan adalah sumber primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada responden.
Metode analisis data dengan menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, uji
simultan (uji F), uji hipotesis (uji t), dan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tarif pajak, keadilan, sistem perpajakan, teknologi dan informasi perpajakan, dan sanksi
perpajakan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap persepsi wajib pajak mengenai
etika penggelapan pajak, tarif pajak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap persepsi
wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, keadilan tidak berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, sistem perpajakan
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika
penggelapan pajak, teknologi dan informasi tidak berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, dan sanksi perpajakan
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika
penggelapan pajak.
Kata Kunci : Tarif pajak, Keadilan, Sistem Perpajakan, Sanksi Perpajakan, etika penggelapan
pajak.
1. Pendahuluan
Pajak merupakan suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang
disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi
bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi
tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum
(Siti Resmi, 2014:1). Berdasarkan Undang-Undang No 6 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 bahwa wajib pajak
yang telah membayar pajak tidak mendapatkan kontrapretasi (imbalan) secara langsung dan hanya
dipergunakan untuk kepentingan negara dalam rangka mensejahterakan rakyat (Riski Hamdani, 2015).
Penggelapan pajak menurut Mardiasmo (2009) dalam Riski Hamdani (2015) merupakan suatu usaha yang
dilakukan oleh wajib pajak dengan tujuan meminimalkan atau meringankan beban pajak yang harus
disetorkan dengan cara melanggar undang-undang yang ada atau dapat dikatakan secara ilegal.
Kecenderungan dan karakteristik pajak yang searah bahwa ada satu pihak yang mempunyai kewajiban
untuk membayar, namun ada pihak lain (pemerintah) yang tidak mempunyai kewajiban untuk
memberikan jasa timbal balik secara langsung kepada pembayar. Hal ini membuat kecenderungan para
pembayar pajak (wajib pajak) untuk mencari cara supaya dapat mengurangi beban pajak yang akan
dibayarkan kepada negara (Ardyaksa, 2014). Penggelapan pajak yang terjadi merupakan suatu perilaku
yang tidak beretika. Etika biasanya dikaitkan dengan moral untuk melakukan suatu tindakan yang baik
dan menghindari tindakan yang kurang baik. Etika dalam penggelapan pajak ini mengacu pada tindakan
tercela yang dilakukan oleh wajib pajak. Namun, biasanya tindakan tersebut dapat dianggap benar pada
keadaan tertentu. Seperti halnya, tingginya tarif pajak yang diterapkan dan masih rendahnya kemampuan
masyarakat dalam membayar pajak (Harmi Putri, 2017). Keadilan merupakan suatu dasar pengenaan
pajak yang secara umum serta merata dan disesuaikan dengan kemampuan dari masing-masing wajib
pajak dengan hak yang dimiliki wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan pembayaran pajak,
dan mengajukan banding kepada Majelis pertimbangan pajak (Riski Hamdani, 2015). Sistem perpajakan
merupakan metode untuk mengatur tata cara pemungutan pajak yang terutang agar sampai ke kas negara.
Semakin baik sistem perpajakan maka perilaku penggelapan pajak dipandang sebagai perilaku yang tidak
etis (Harmi Putri, 2017). Namun, sistem perpajakan juga harus didukung dengan adanya teknologi dan
informasi perpajakan yang baik agar sistem tersebut dapat terlaksana. Dengan adanya modernisasi pada
layanan perpajakan yang dilakukan oleh pemerintah sekarang ini diharapkan akan meningkatkan layanan
perpajakan, bagi wajib pajak dalam membayar pajak yang terutang dapat memanfaatkan teknologi dan
informasi perpajakan untuk mempermudah cara pembayaran dan pelaporan pajak (Charles Silaen, 2015).
Sanksi perpajakan juga dapat mempengaruhi etika penggelapan pajak karena sanksi perpajakan
merupakan suatu jaminan terhadap ketentuan peraturan didalam undang-undang perpajakan yang akan
dipatuhi oleh masyarakat atau wajib pajak. Atau dapat pula diartikan bahwa sanksi perpajakan merupakan
suatu alat pencegah bagi wajib pajak supaya tidak melanggar undang-undang perpajakan (Felicia dan
Erawati, 2017). Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu dan adanya masalah yang terjadi di
masyarakat yang disebabkan oleh persepsi wajib pajak yang merasa membayar kewajiban pajak dapat
mengurangi pendapatan dan kenikmatan dari hasil yang diperoleh atas kerja kerasnya. Sehingga muncul
ide untuk melakukan penghematan atau mengurangi beban pajak yang harus dibayarkan. Dan adanya
faktor wajib pajak memilih untuk melakukan penggelapan pajak karena lebih mudah daripada melakukan
penghematan pajak dengan cara penghindaran pajak yang memerlukan wawasan dan pengetahuan yang
luas serta berkompeten di bidangnya (Ardyaksa, 2014). Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar
belakang masalah, maka dapat dibuat suatu perumusan masalah sebagai berikut : Apakah terdapat
pengaruh tarif pajak, keadilan, sistem perpajakan, teknologi dan informasi perpajakan, dan sanksi
perpajakan secara bersama-sama terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada
KPP Pratama Kota Tegal, apakah terdapat pengaruh tarif pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai
etika penggelapan pajak pada KPP Pratama Kota Tegal, apakah terdapat pengaruh keadilan terhadap
persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada KPP Pratama Kota Tegal, apakah terdapat
pengaruh sistem perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada KPP
Pratama Kota Tegal, apakah terdapat pengaruh teknologi dan informasi perpajakan terhadap persepsi
wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada KPP Pratama Kota Tegal, apakah terdapat pengaruh
sanksi perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada KPP Pratama
Kota Tegal. Serta tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh tarif pajak, keadilaan,
sistem perpajakan, teknologi dan informasi perpajakan, dan sanksi perpajakan secara bersama-sama
terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada KPP Pratama Kota Tegal, untuk
mengetahui pengaruh tarif pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada
KPP Pratama Kota Tegal, untuk mengetahui pengaruh keadilan terhadap persepsi wajib pajak mengenai
etika penggelapan pajak pada KPP Pratama Kota Tegal, untuk mengetahui pengaruh sistem perpajakan
terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada KPP Pratama Kota Tegal, untuk
mengetahui pengaruh teknologi dan informasi perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika
penggelapan pajak pada KPP Pratama Kota Tegal, untuk mengetahui pengaruh sanksi perpajakan
terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak pada KPP Pratama Kota Tegal.
2. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2.1 Pengaruh Tarif Pajak, Keadilan, Sistem Perpajakan, Teknologi Dan Informasi Perpajakan, Dan
Sanksi Perpajakan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak.
Dari penelitian yang terdahulu telah banyak hasil mengenai variabel yang mempengaruhi
persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak. Dengan variabel dan hasil yang berbeda
seperti halnya pada penelitian Icha & Teguh (2017) yang menyimpulkan bahwa sistem perpajakan
tidak berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, terdapat
perbedaan pada penelitian yang dilakukan oleh Putu dan kawan-kawan (2016) menyimpulkan bahwa
sistem perpajakan berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak,
penelitian tersebut memiliki hasil yang sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Riski Hamdani
(2015). Dengan adanya perbedaan hasil penelitian, maka peneliti akan mengembangkan dari
masalah yang telah dibuat oleh peneliti maka dapat dirumuskan hipotesis,
H1 : tarif pajak, keadilan, sistem perpajakan, teknologi dan informasi perpajakan, dan sanksi
perpajakan secara bersama-sama berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika
penggelapan pajak.
2.2 Pengaruh Tarif Pajak Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak.
Penerapan tarif pajak yang terlalu tinggi berbanding lurus dengan tingkat penggelapan pajak
(Icha & Teguh, 2017). Sesuai dengan perumusan masalah yang dibuat peneliti apakah tarif pajak
berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, maka dapat diambil
H2 : Tarif pajak berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak.
2.3 Pengaruh Keadilan terhadap Persepsi Wajib Pajak mengenai Etika Penggelapan Pajak.
Berdasarkan hasil penelitian Riski Hamdani (2017) menyimpulkan bahwa keadilan berpengaruh
terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak. Namun hasil dari penelitian Putu
Sariani dkk (2016) menyimpulkan bahwa keadilan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak. Maka dari itu peneliti membuat sebuah
hipotesis berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat. H3 : Keadilan berpengaruh terhadap
2.4 Pengaruh Sistem Perpajakan terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak.
Sistem perpajakan memiliki pengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan
pajak, karena semakin baiknya sistem yang diterapkan maka akan menurunkan tindakan penggelapan
H4 : Sistem perpajakan berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan
pajak.
2.5 Pengaruh Teknologi Dan Informasi Perpajakan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika
Penggelapan Pajak.
Semakin banyaknya perkembangan teknologi dan informasi pada perpajakan diharapkan mampu
membuat wajib pajak sadar akan kewajiban membayar pajak yang terutang, dengan semakin baiknya
teknologi perpajakan maka akan semakin banyak pula para wajib pajak untuk membayarkan pajaknya
sebab dengan teknologi dan informasi pembayaran pajak akan lebih efektif dan efisien. Maka dapat
H5 : Teknologi dan informasi berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan
pajak.
2.6 Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak.
Dengan adanya sanksi perpajakan yang tegas dalam penerapannya maka wajib pajak akan takut
untuk melakukan tindakan-tindakan perlawanan pajak seperti penghindaran dan penggelapan pajak.
Sehingga semakin baiknya aturan yang dibuat maka wajib pajak akan menghindari tindakan
H6 : Sanksi perpajakan berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak.
3. Metode Penelitian
Metode pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
insidental sampling yaitu teknik penentuan sample berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
2016:96). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi dan wajib
pajak badan yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Tegal. Serta sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Kota Tegal. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan kuesioner.
Menurut Mardiasmo (2009) dalam penelitian Riski Hamdani (2015) penggelapan pajak adalah
tindakan yang dilakukan oleh wajib pajak untuk meringankan atau meminimalkan beban pajak dengan
cara melanggar undang-undang. etika pajak adalah peraturan yang terdapat pada suatu lingkup dimana
individu per individu atau sekelompok orang yang menjalani kehidupan dalam lingkup perpajakan,
bagaimana wajib pajak melaksanakan kewajiban perpajakannya (Riski Hamdani, 2015). Jadi etika
penggelapan pajak yaitu suatu perilaku wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai
dengan aturan yang berlaku, agar tidak terjadi suatu tindakan untuk meringankan kewajiban tersebut
menurunkan pendapatan wajib pajak (Alligham dan Sandmo, 1972) dalam penelitian (Kurniawati dan
Arianto, 2014). Tarif pajak dapat diukur dengan indikator prinsip kemampuan dalam hal membayar pajak
sesuai dengan tarif pajak yang telah ditetapkan dan pengenaan tarif pajak yang berlaku di Indonesia.
3.3 Keadilan
Keadilan berdasarkan kemampuan untuk membayar mempunyai pengertian bahwa wajib pajak
membayar beban pajak yang terutang sesuai dengan kemampuan wajib pajak. Dengan kata lain bahwa
wajib pajak dengan penghasilan yang sama besar akan memiliki kewajiban perpajakan yang sama (Putu
Sariani.dkk, 2016).
3.4 Sistem Perpajakan
Sistem perpajakan merupakan sistem pemungutan pajak yang termasuk kedalam suatu perwujudan
dari pengabdian dan peran wajib pajak secara langsung melaksanakan kewajiban perpajakan yang
diperlukan untuk pembiayaan dalam rangka pembangunan nasional (Riski Hamdani, 2015).
3.5 Teknologi dan Informasi Perpajakan
Teknologi dan Informasi perpajakan merupakan penggunaan fasilitas perpajakan dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi pada bidang perpajakan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan perpajakan agar wajib pajak dapat merasakan kemudahan dalam melakukan
dipatuhi seluruh wajib pajak, agar wajib pajak tidak melakukan pelanggaran di bidang perpajakan. Sanksi
perpajakan juga dapat digunakan untuk melakukan pencegahan terhadap perlakuan yang melanggar
4. Hasil
4.1 Hasil Uji Validitas
Uji validitas ini akan mengukur setiap pernyataan dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan
r tabel. Nilai r tabel dicari dengan menggunakan rumus df = n-2 (jumlah sampel 100 data), maka 100-2 =
98. Pada tingkat signifikansi α =0,05 dan uji dua arah dalam tabel statistik ditemukan nilai r tabel =
0,1966. Jika nilai r hitung > r tabel maka pernyataan pada kuesioner tersebut dapat dikatakan valid.
Adapun jika r hitung < r tabel maka pernyataan pada kuesioner tersebut tidak valid. Berdasarkan tabel
hasil uji validitas menunjukkan seluruh pernyataan pada kuesioner > 0.1966. Yang artinya bahwa seluruh
keadilan, kuesioner sistem perpajakan, kuesioner teknologi dan informasi perpajakan, kuesioner
sanksi perpajakan, serta kuesioner etika penggelapan pajak menghasilkan nilai alpha lebih besar jika
di bandingkan dengan nilai standarisasi yaitu 0,60. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Unstandardize
d Residual
N 100
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 3,87183385
Most Extreme Differences Absolute ,132
Positive ,090
Negative -,132
Test Statistic ,132
Asymp. Sig. (2-tailed) ,076c
0,05 sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan atau dapat disimpulkan data terdistribusi
normal.
Salah satu cara untuk dapat mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model
regresi adalah jika nilai tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 10 berarti tidak terjadi gejala
multikolinearitas. Namun sebaliknya jika nilai tolerance < 0,1 atau nilai VIF > 10 berarti terjadi
gejala multikolinearitas. Hasil output SPSS uji multikolinearitas tertera pada tabel dibawah ini
sebagai berikut :
Collinearity Statistics
TI ,508 1,970
Berdasarkan hasil perhitungan pada uji multikolinearitas terlihat pada kelima variabel
independen dalam penelitian ini, menunjukan nilai tolerence lebih besar dari 0,1 dan VIF lebih
kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak terjadi masalah
multikolinearitas.
Dalam uji ini menggunakan uji park yaitu meregresikan nilai residual (Lnei 2) dengan
variabel independen. Adapun kriteria pengujian adalah Ho diterima jika nilai signifkansi > 0,05
maka berarti tidak terdapat heteroskedastisitas, sebaliknya Ho ditolak jika nilai signifikansi <
0,05 maka berarti terdapat heteroskedastisitas. Hasil output SPSS uji heteroskedastisitas tertera
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1,005 2,818 ,357 ,722
Tarif -,297 ,167 -,232 -1,776 ,079
Keadilan -,091 ,068 -,176 -1,329 ,187
Sistem ,010 ,070 ,019 ,148 ,882
TI ,360 ,131 ,377 2,757 ,087
Sanksi -,068 ,087 -,102 -,783 ,436
Sumber data yang telah diolah
signifikansi dari kelima variabel lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan model
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,234 4,125 -,057 ,955
Tarif ,685 ,245 ,263 2,794 ,006
Keadilan ,003 ,100 ,003 ,028 ,978
Sistem ,246 ,103 ,225 2,387 ,019
TI ,201 ,191 ,104 1,050 ,296
Sanksi ,441 ,127 ,325 3,473 ,001
Sumber data yang telah diolah
Persamaan yang terbentuk dari hasil output SPSS dari keterangan nilai-nilai yang tertera pada tabel
EPP = -0,234 + 0,685 Tarif + 0,003 Keadilan + 0,246 Sistem + 0,201 TI + 0,441 Sanksi + e
Total 3196,040 99
Sumber data yang telah diolah
Berdasarkan hasil uji simultan seperti pada tabel di atas, bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000
lebih kecil dari 0,05. Maka dengan demikian terdapat pengaruh tarif pajak, keadilan, sistem
perpajakan, teknologi dan informasi perpajakan, dan sanksi perpajakan secara simultan terhadap
Menurut keterangan data tabel tertera nilai signifikansi tarif pajak sebesar 0,006 < 0,05, nilai
signifikansi keadilan sebesar 0,978 > 0,05, nilai signifikansi sistem perpajakan sebesar 0,019 < 0,05,
nilai signifikansi teknologi dan informasi perpajakan sebesar 0,296 > 0,05, dan nilai signifikansi
sanksi perpajakan 0,001 < 0,05. Oleh karena itu maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai
berikut : Ada pengaruh tarif pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak,
Tidak ada pengaruh keadilan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, Ada
pengaruh sistem perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak, Tidak
ada pengaruh teknologi dan informasi perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika
penggelapan pajak, Ada pengaruh sanksi perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai
Nilai koefisien determinasi yang diperoleh dari hasil output SPSS tertera pada nilai Adjusted R
Square sebesar 0,511. Makna nilai koefisien determinasi sebesar 0,511 atau 51,1% menunjukan
besarnya kemampuan variabel tarif pajak, keadilan, sistem perpajakan, teknologi dan informasi
perpajakan, dan sanksi perpajakan dalam menjelaskan variasi variable etika penggelapan pajak.
Adapun sisanya sebesar 48,9% merupakan kemampuan pengaruh variabel lain di luar model.
5.1 Kesimpulan
Terdapat pengaruh yang signifikan tarif pajak, keadilan, sistem perpajakan, teknologi dan informasi
perpajakan, dan sanksi perpajakan secara simultan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika
penggelapan pajak. Adanya pengaruh yang signifikan tarif pajak terhadap persepsi wajib pajak
mengenai etika penggelapan pajak. Tidak adanya pengaruh signifikan keadilan terhadap persepsi wajib
pajak mengenai etika penggelapan pajak. Adanya pengaruh signifikan sistem perpajakan terhadap
persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak. Tidak adanya pengaruh signifikan teknologi
dan informasi perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak. Adanya
pengaruh signifikan sanksi perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dijabarkan tersebut di atas peneliti dapat memberikan saran-saran
1. Sebaiknya tarif yang ditetapkan tidak terlalu tinggi karena dapat mempengaruhi persepsi wajib pajak
untuk melakukan tindakan yang tidak dibenarkan dalam perpajakan, misalnya saja melakukan
penggelapan pajak. Tetapi walaupun tidak berpengaruh, keadilan dalam perpajakan tetap harus
diterapkan pada pelaksanaannya. Serta diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan
penelitian ini dengan menguji variabel lain yang diduga kuat dapat mempengaruhi persepsi wajib
maka sebaiknya sistem perpajakan harus terus diperbaiki. Karena semakin baik sistem perpajakan
menunjang perpajakan harus tetap diperhatikan dan disertai dengan pemahaman mengenai
perpajakan. Dan juga bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti aspek serupa, diharapkan
untuk mengembangkan penelitian ini dengan menambah variabel yang diduga dapat berpengaruh
5. Sebaiknya sanksi harus bersifat tegas dan memaksa, tidak adanya toleransi bagi siapapun yang telah
melanggar aturan, dan dapat memberikan efek jera kepada pelaku yang telah melanggar peraturan
perpajakan.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham B. N., dan Kristanto B. A. 2016. “Persepsi Calon Wajib Pajak dan Wajib Pajak terhadap
Etika Penggelapan Pajak”. Berkala Akuntasi dan Keuangan Indonesia Vol. 1 No. 1 hal : 50 – 70.
Ardyaksa K. T. 2014. “Pengaruh Keadilan, Tarif Pajak, Ketepatan Pengalokasian, Kecurangan, Teknologi
dan Informasi Perpajakan terhadap Tax Evasion”. Accounting Analysis Journal Vol. 3 No. 4 hal :
475 – 484.
Felicia I, dan Erawati T. 2017. “Pengaruh Sistem Perpajakan, Sanksi Perpajakan, dan Tarif Pajak
Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Studi Kasus Di Daerah
Istimewa Yogyakarta)”. Jurnal Kajian Bisnis Vol. 25 No. 2 hal : 226 – 234.
Fidel. 2010. Cara Mudah & Praktis Memahami Masalah-Masalah Perpajakan. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada.
Ghozali, Imam. 2015. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Hantoyo, Kertahadi dan Handayani. 2016. “Pengaruh Penghindaran Pajak dan Sanksi Perpajakan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”.Jurnal Perpajakan Vol.9 No. 1.
Kurniawati M, dan Toly A. A. 2015. “Analisis Keadilan Pajak, Biaya Kepatuhan, dan Tarif Pajak
Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Penggelapan Pajak Di Surabaya Barat”. Tax &
Accounting Review Vol. 4 No. 2 hal : 1 – 12.
Putri. Harmi. 2017. “Pengaruh Sistem Perpajakan, Diskriminasi, Kepatuhan dan Pengetahuan Perpajakan
Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Studi Empiris pada Wajib
Pajak Orang Pribadi di Wilayah Kota Pekanbaru)”. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Vol. 4 No. 1 hal : 2045 – 2059.
Resmi, Siti. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Silaen. Charles. 2015. “Pengaruh Sistem Perpajakan, Diskriminasi, Teknologi dan Informasi Perpajakan
terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)”. Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Vol. 2 No. 2 hal : 1- 15.
Sudirman R, dan Amiruddin A. 2016. Perpajakan Pendekatan Teori dan Praktik. Malang : Empat Dua
Media.
Tansuria Ivan B. 2010. Pokok-Pokok Ketentuan Umum Perpajakan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Umar, Husein. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.