0% found this document useful (0 votes)
20 views

Percobaan 1 Pengaruh Cara Pemberian Terhadap Absorpsi Obat: 35g 20g 50ml 0,5ml 700 MG 600 MG

The document describes an experiment testing the effects of different drug administration methods on drug absorption in mice. The methods tested were intramuscular injection, intraperitoneal injection, and subcutaneous injection. Onset of drug effect and duration of effect were measured for each administration method. Statistical analysis with the Kruskal-Wallis H test found a significant difference in duration of drug effect between administration methods (p=0.024) but not for onset of effect (p=0.066). The conclusion is that drug administration method influences drug absorption as measured by duration of drug effect.

Uploaded by

Fatya Azzahra
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
20 views

Percobaan 1 Pengaruh Cara Pemberian Terhadap Absorpsi Obat: 35g 20g 50ml 0,5ml 700 MG 600 MG

The document describes an experiment testing the effects of different drug administration methods on drug absorption in mice. The methods tested were intramuscular injection, intraperitoneal injection, and subcutaneous injection. Onset of drug effect and duration of effect were measured for each administration method. Statistical analysis with the Kruskal-Wallis H test found a significant difference in duration of drug effect between administration methods (p=0.024) but not for onset of effect (p=0.066). The conclusion is that drug administration method influences drug absorption as measured by duration of drug effect.

Uploaded by

Fatya Azzahra
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 7

PERCOBAAN 1

PENGARUH CARA PEMBERIAN TERHADAP ABSORPSI OBAT


Kelompok 1A
1. .
2. .
3. .
4. .
5. .

Kelompok 1B
1. Fahmidil Akbar SF20021
2. Fatya Azzahra SF20024
3. Husna Maulida SF20028
4. Imanda Asya Noor Rajih SF20031
5. Muhammad Gilang SF20138
PERHITUNGAN
LELAP 600 mg/tab
SHIFT 1A ( Intra Muscular)

 Mencit bobot 20g = 600 mg x 0,00261


= 1,566 mg
35 g
 Mencit bobot 35g = x 1,566 mg
20 g
= 2,7405 mg
50 ml
Larutan stok 50 ml = x 2,7405 mg
0,5 ml
= 274,05 mg
700 mg
Bobot yang ditimbang = x 274,05 mg
600 mg
= 319,725 mg
Volume Pemberian
bobot mencit yang ditimbang
 Mencit 1 = x vol . pemberian
bobot mencit maksimal
28 g
= x 0,05 ml
35 g
= 0,04 ml
31 g
 Mencit 2 = x 0,05 ml
35 g
= 0,044 ml
32 g
 Mencit 3 = x 0,05 ml
35 g
= 0,045 ml

SHIFT 2A (Intra Peritoneal)

 Mencit bobot 20g = 600 mg x 0,00261


= 1,566 mg
35 g
 Mencit bobot 35g = x 1,566 mg
20 g
= 2,7405 mg
50 ml
Larutan stok 50 ml = x 2,7405 mg
0,5 ml
= 274,05 mg
700 mg
Bobot yang ditimbang = x 274,05 mg
600 mg
= 319,725 mg
29 g
Dosis pemberian = x 2,7405 mg
35 g
= .... mg
29 g
Volume pemberian = x 0,5 mg
35 g
= .... mg
36 g
 Mencit 1 = x 0,5 ml
35 g
= 0,5 ml
38 g
 Mencit 2 = x 0,5 ml
35 g
= 0,5 ml
30 g
 Mencit 3 = x 0,5 ml
35 g
= 0,4 ml
Dosis
36 g
 Mencit 1 = x 2,7405 ml
35 g
= 2,8 ml
38 g
 Mencit 2 = x 2,7405 ml
35 g
= 2,2 ml
30 g
 Mencit 3 = x 2,7405 ml
35 g
= 2,3 ml
SHIFT 3A (Subkutan)
bobot mencit yang ditimbang
Volume Pemberian = x vol . pemberian
bobot mencit maksimal
29,2618 g
 Mencit 1 = x 0,5 ml
35 g
= 0,4 ml
26 , 988 g
 Mencit 2 = x 0,5 ml
35 g
= 0,385 ml
29,404 g
 Mencit 3 = x 0,5 ml
35 g
= 0,42 ml

DATA HASIL PERCOBAAN

NO CARA REFLEK GERAK/menit


OBAT BB/gr PEMBERIAN ONSET DURASI
MENCIT PEMBERIAN
HILANG KEMBALI
LELAP 1 Intra muskular 28 g 0,04 ml Lambat 42.40 menit 44.30 menit
IA 2 Intra muskular 31 g 0,05 ml lambat 30.30 menit 39.20 menit
SHIFT 1 3 Intra muskular 32 g 0,05 ml lambat 30.10 menit 33.50 menit

LELAP 1 Intra Peritoneal 36 g 0,5 ml 5 menit 2 menit 15 110


IIA 2 Intra Peritoneal 38 g 0,5 ml 3 menit 1 menit 20 110
SHIFT 2 3 Intra Peritoneal 20 g 0,4 ml 2 menit 1 menit 17 110

1 Subkutan 29,2618 g 0,418 ml Cepat 12 menit 5 menit


LELAP
IIIA 2 Subkutan 26,988 g 0,385 ml Lambat 20 menit 12 menit
SHIFT 3 3 Subkutan 29,404 g 0,42 ml Lambat 19 menit 11 menit
Pemberian :

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

Pemberian N Percent N Percent N Percent

Onset im 3 100,0% 0 0,0% 3 100,0%

ip 3 100,0% 0 0,0% 3 100,0%

subcutan 3 100,0% 0 0,0% 3 100,0%

Durasi im 3 100,0% 0 0,0% 3 100,0%

ip 3 100,0% 0 0,0% 3 100,0%

subcutan 3 100,0% 0 0,0% 3 100,0%

Uji Normalitas :

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Pemberian Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Onset im ,380 3 . ,762 3 ,027

ip ,219 3 . ,987 3 ,780

subcutan ,343 3 . ,842 3 ,220

Durasi im ,181 3 . ,999 3 ,939

ip . 3 . . 3 .

subcutan ,337 3 . ,855 3 ,253


a. Lilliefors Significance Correction

Pada uji Normality hasilnya ada yang < 0,05 ( belum Normality ) di lanjutkan dengan uji
Homogenety

Uji Homogenitas :

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Onset Based on Mean 3,185 2 6 ,114

Based on Median ,208 2 6 ,818

Based on Median and with ,208 2 3,325 ,822

adjusted df

Based on trimmed mean 2,606 2 6 ,153

Durasi Based on Mean 3,099 2 6 ,119

Based on Median 1,490 2 6 ,298

Based on Median and with 1,490 2 3,997 ,328

adjusted df

Based on trimmed mean 2,989 2 6 ,126

Pada uji Homogenety hasilnya sudah > 0,05 ( sudah Homogenety )

Kruskal-Wallis Test :

Ranks

Pemberian N Mean Rank

Onset im 3 8,00

ip 3 3,50

subcutan 3 3,50

Total 9
Durasi im 3 5,00

ip 3 8,00

subcutan 3 2,00

Total 9

Test Statisticsa,b

Onset Durasi

Kruskal-Wallis H 5,445 7,448

df 2 2

Asymp. Sig. ,066 ,024

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Pemberian


KESIMPULAN
1. Pengaruh cara pemberian terhadap absorsi obat adalah merupakan proses
masuknya obat dari tempat pemberian kedalam darah. Bergantung pada cara
pemberiannya, tempat pemberian obat adalah saluran cerna (mulut sampai dengan
rectum), kulit, paru, otot, dan lain-lain.
2. Obat pengaruh cara pemberian terhadap absorsi yang digunakan adalah lelap.
3. Dengan pemberian intra muscular, intra paritoneal dan subkutan.
4. Ada pengaruh cara pemberian obat terhadap tubuh ( sig 0,027 onset dan sig 0,939
durasi ) pada pemberian intra muscular, ( sig 0,780 onset dan 0 durasi ) pada
pemberian intra paritoneal dan ( sig 0,220 onset dan 0,253 durasi ) pada pemberian
subkutan, dan ini menandakan pada uji normalitas ada yang di atas dan ada yang di
bawah 0,05sesuai standar, maka pada uji kali ini pemberian yang paling tinggi
adalah subkutan. Sedangkan pada uji homogenitas data yang didapat ( sig 0,114,
0,818, 0,822, 0,153 pada onset ) dan ( sig 0,119, 0,298, 0,328, 0,126 pada durasi )
karena tidak ada yang berada dibawah 0,05 berarti uji ini sudah homogenitas maka
tidak perlu di lanjutkan dengan uji one way anova.
5. Dari pengamatan data yang kami uji dan di dapatkan pemberiandari yang terbesar
adalah subcutan dikarenakan sig nya tertinggi dengan hasil ( sig 0,220 onset dan
0,253 durasi ), lalu intra muscular sig nya tertinggi kedua dengan hasil ( sig 0,027
onset dan sig 0,939 durasi ) dan sig yang terendah ada intra paritoneal dengan hasil
( sig 0,780 onset dan 0 durasi ).
6. Dari data kruskal rank uji terendah adalah subcutan. Subcutan memberikan afek
pemberian terbesar dibandingkan perlakuan intra muscular dan intra paritoneal.
Dikarenakan absorsi pemerian subcutan lebih efisien dibandingkan intra muscular
dan intra peritoneal.

You might also like