0% found this document useful (0 votes)
44 views5 pages

Artikel Penelitian M. Dody Izhar

1) The study examined the relationship between junk food consumption, physical activity, and nutritional status of high school students in Jambi, Indonesia. 2) It found that 49.3% of students had excessive nutritional status, 60% were frequent junk food consumers, and 60% had moderate physical activity. 3) There were significant relationships between junk food consumption (p=0.001) and physical activity levels (p=0.000) with nutritional status, with frequent junk food consumption and moderate activity linked to excessive nutritional status.

Uploaded by

Nina Fitri
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
44 views5 pages

Artikel Penelitian M. Dody Izhar

1) The study examined the relationship between junk food consumption, physical activity, and nutritional status of high school students in Jambi, Indonesia. 2) It found that 49.3% of students had excessive nutritional status, 60% were frequent junk food consumers, and 60% had moderate physical activity. 3) There were significant relationships between junk food consumption (p=0.001) and physical activity levels (p=0.000) with nutritional status, with frequent junk food consumption and moderate activity linked to excessive nutritional status.

Uploaded by

Nina Fitri
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 5

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI JUNK FOOD, AKTIVITAS FISIK DENGAN

STATUS GIZI SISWA SMA NEGERI 1 JAMBI

Relationship Between Junk Food Consumption, Physical Activity with


Nutritional Status of Students SMA Negeri 1 Jambi

M. Dody Izhar1, Ruwayda2


1
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKM Universitas Jambi
(E-mail: [email protected])
2
Dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Jambi Kementerian Kesehatan RI
(E-mail: [email protected])

ABSTRAK
Junk food mengandung sebagian lemak yang terakumulasi dalam tubuh. Aktivitas fisik
yang rendah dan disertai dengan pola makan yang berlebih dapat menimbulkan obesitas.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional.
Responden penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Jambi sebanyak 75 siswa
kelas XI diambil secara proportionate stratified random sampling. Keseluruhan analisis
menggunakan software analisis statistik dengan tingkat kemaknaan uji p<0,05. Hasil
penelitian diketahui bahwa status gizi lebih pada anak sebanyak 37 siswa (49,3%), kebiasaan
sering konsumsi junk food sebanyak 45 orang (60%) dan aktivitas fisik sedang sebanyak 45
orang (60%). Ada hubungan secara signifikan kebiasaan konsumsi junk food (p=0,001) dan
aktivitas fisik (p=0,000) dengan status gizi pada siswa SMA Kelas XI. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa kebiasaan sering konsumsi junk food dan aktivitas fisik sedang
berhubungan secara signifikan terhadap status gizi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jambi.
Kata kunci: Junk food, aktivitas, status gizi

ABSTRACT
Junk food contains some of the fat that accumulates in the body. Low physical activity
and accompanied by a pattern of excessive eating can lead to obesity. The study was an
observational study with cross sectional design. Respondents were students of class XI SMAN
1 Jambi by 75 students of class XI taken by proportionate stratified random sampling. Overall
analysis using statistical analysis software to test significance level of p <0.05. The survey
results revealed that the nutritional status of children as many as 37 students (49.3%), the
habit of frequent consumption of junk food as much as 45 people (60%) and physical activity
were as many as 45 people (60%). There was a significant relationship habit of junk food
consumption (p=0,001) and physical activity (p=0,000) with the nutritional status of high
school students Class XI. The study concluded that frequent consumption of junk food habits
and physical activity were significantly related to nutritional status in class XI student of
SMAN 1 Jambi.
Keywords: Junk food, activity, nutritional status

1
PENDAHULUAN kurangnya aktivitas fisik yang mengarah
Gaya hidup modern cenderung pada pola hidup sedentaris (sedentary
menyebabkan status gizi anak di atas lifestyle).4
normal, sehingga anak menjadi gemuk atau Aktivitas fisik merupakan bentuk
obesitas. Hal ini disebabkan anak banyak perilaku sedangkan pengeluaran energi
makan, tetapi kurang beraktivitas sehingga merupakan outcome dari perilaku tersebut.
energi yang masuk ke dalam tubuh jauh Aktivitas fisik yang rendah disertai dengan
lebih banyak daripada energi yang pola makan yang berlebih dapat
digunakan untuk aktivitas dan menimbulkan kejadian gizi lebih.
pertumbuhan.1 Terjadinya peningkatan sel lemak dalam
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan rongga perut atau panggul diakibatkan oleh
Dasar tahun 2013, prevalensi gemuk dan penimbunan energi dalam bentuk jaringan
obesitas secara nasional pada anak umur lemak karena mobilisasi energi menurun.7
16-18 tahun masih tinggi, yaitu 7,3% yang Berdasarkan beberapa hal tersebut,
terdiri dari 5,7% gemuk dan 1,6% obesitas. maka peneliti berasumsi bahwa faktor pola
Prevalensi gemuk terendah di Sulawesi makan kurang baik dan aktivitas fisik
Barat (0,6%) dan tertinggi DKI Jakarta ringan diperkirakan sebagai penyebab
(4,2%). Sementara prevalensi kurang terjadinya obesitas.8 Penelitian ini
aktivitas fisik pada penduduk umur >10 bertujuan mengetahui hubungan konsumsi
tahun secara umum adalah 26,1%.2 junk food dan aktivitas fisik dengan status
Peningkatan jumlah obesitas pada gizi siswa SMA Negeri 1 Jambi.
anak saat ini terjadi karena lebih sering
mengonsumsi fast food modern yang dapat BAHAN DAN METODE
dikategorikan junk food, yang lebih banyak Jenis penelitian yang digunakan
mengandung energi dan sedikit serat.3 Hal adalah observasional dengan rancangan
tersebut perlu mendapat perhatian, sebab cross sectional.9 Penelitian ini dilakukan di
gizi lebih yang muncul pada usia remaja SMA Negeri 1 Kota Jambi pada bulan Juli-
cenderung berlanjut hingga dewasa dan Agustus 2016. Populasi dalam penelitian
lansia. Sementara gizi lebih itu sendiri ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA
merupakan salah satu faktor risiko Negeri 1 Kota Jambi berjumlah 343 siswa.
penyakit degeneratif. 4 Besar sampel minimal sebanyak 75 siswa.
Junk food dideskripsikan sebagai Pengambilan sampel menggunakan metode
makanan yang tidak sehat atau memiliki proportionate stratified random
kandungan gizi yang tidak seimbang. Junk sampling.10
food umumnya banyak mengandung gula, Data dikumpulkan melalui
tepung, lemak trans, lemak jenuh, garam wawancara dan penimbangan, timbangan
serta zat pengawet atau pewarna, tetapi injak dan pengukuran tinggi badan
sedikit mengandung vitamin dan serat. (microtoice), data konsumsi junk food
Makanan dari restoran cepat saji, seperti dilakukan dengan wawancara langsung
humberger, ayam goreng dan kentang pada responden dengan food frequency
goreng sering dianggap sebagai junk food.5 quesioner. Aktivitas fisik menggunakan
Efek makanan cepat saji terhadap Global Activity Questionere (GPAQ)
tubuh yakni dapat memengaruhi tingkat dengan cara menjumlahkan lama waktu
energi tubuh. Junk food mengandung dalam melakukan aktivitas perhari dalam
sejumlah besar lemak, dan sebagian minggu dikalikan dengan nilai MET’s dari
terakumulasi dalam tubuh serta masing-masing aktivitas. Data diolah
6 dengan menggunakan perangkat komputer
berkontribusi terhadap obesitas. Tingginya
Indeks Massa Tubuh (IMT/U) yang dan dianalisis secara deskriptif dan
menggambarkan gizi lebih diantaranya analitik.
adalah pola konsumsi tinggi energi dan

2
HASIL Hasil analisis bivariat, dari 45
Berdasarkan hasil penelitian responden dengan kebiasaan sering
diketahui bahwa karakteristik responden mengonsumsi junk food sebanyak 29
yang berumur 15 tahun sebanyak 60 responden (64,4%) mengalami gizi lebih
responden (80%) dan yang berumur 16 dan 16 responden (35,6%) mengalami gizi
tahun sebanyak 25 responden (20%), baik. Dari 30 responden yang memiliki
sedangkan jenis kelamin perempuan kebiasaan jarang mengonsumsi junk food
sebanyak 45 responden (60%) dan sebanyak 8 responden (26,7%) mengalami
sebanyak 30 responden berjenis kelamin gizi lebih dan 22 responden (73,3%)
laki-laki (40%). mengalami gizi baik. Hasil analisis
diketahui p=0,001 (p<0,05), yang berarti
Tabel 1. Karakteristik Responden ada hubungan yang signifikan antara
kebiasaan konsumsi junk food dengan
kejadian gizi lebih. Dari hasil analisis data
dari 45 responden dengan aktivitas fisik
sedang sebanyak 31 responden (68,9%)
yang mengalami gizi lebih dan 14
responden (31,1%) yang mengalami gizi
Hasil analisis univariat menunjukkan baik. Dari 30 responden yang memiliki
bahwa dari 75 responden terdapat aktivitas fisik berat sebanyak 6 responden
sebanyak 45 orang (60%) sering (20%) yang mengalami gizi lebih dan 24
mengonsumsi junk food dan sebanyak 30 responden (80%) yang mengalami gizi
orang (40%) jarang mengonsumsi junk baik. Hasil analisis diketahui p=0,000
food. Sebanyak 45 orang (60%) memiliki (p<0,05), yang berarti mempunyai
tingkat aktivitas fisik sedang dan sebanyak hubungan yang signifikan antara aktivitas
30 orang (40%) memiliki tingkat aktivitas fisik dengan kejadian gizi lebih.
fisik yang berat. Terdapat 37 orang
(49,3%) mengalami gizi lebih dan PEMBAHASAN
sebanyak 38 orang (50,7%) gizi baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Berdasarkan analisis bivariat ada hubungan yang signifikan antara
diketahui bahwa kebiasaan konsumsi junk konsumsi junk food terhadap kejadian gizi
food dan aktivitas fisik secara signifikan lebih. Sebagian besar yang mengalami gizi
berhubungan dengan status gizi siswa lebih, yaitu responden yang memiliki
Kelas XI SMA Negeri 1 Kota Jambi frekuensi makan junk food hingga >4
(Tabel 2). kali/minggu, jenis junk food yang paling
sering dikonsumsi adalah jenis makanan
Tabel 2. Hubungan Kebiasaan fried chicken, snack dan minuman ringan.
Konsumsi Junk Food dan Aktifitas Fisik Junk food yang diartikan di sini
dengan Status Gizi Siswa Kelas XI SMA merupakan junk food yang tergolong
Negeri 1 Kota Jambi sebagai pengganti makanan pokok, seperti
Fried chicken, California Fried Chicken
(CFC), Pizza, Humberger, Cake keju,
Sandwich, fast food, mie, kentang goreng,
dan goreng-gorengan. Junk food yang
tergolong sebagai jajanan, yaitu Milk
shake, permen, minuman bersoda,
minuman ringan, keripik asin atau snack,
dan es krim.11
Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani

3
yang menunjukkan bahwa dari 80 sedang hingga tinggi akan mengurangi
responden yang memiliki Indeks Masa kemungkinan terjadinya obesitas.17
Tubuh (IMT) tinggi sebanyak 43,75% Hasil penelitian ini menunjukkan
memiliki kebiasaan konsumsi fast food bahwa beberapa siswa memiliki aktivitas
yang tergolong junk food dengan frekuensi berat seperti berolahraga dan hampir
>7 kali/minggu hasil uji statistik (p<0,05).4 sebagian besar melakukan aktivitas sedang
Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang hanya mengerjakan beberapa
Amalia bahwa terdapat hubungan yang pekerjaan di rumah (menyapu, mencuci
bermakna antara frekuensi konsumsi junk piring, bersantai, menonton televisi),
food dengan kejadian gizi lebih.12 Hasil dengan demikian kurangnya aktivitas
penelitian Ashlesha menemukan bahwa memperbesar risiko terhadap peningkatan
siswa sekolah dasar yang mengonsumsi status gizi pada kelompok remaja dan
fast food/junk food >3 kali/minggu meningkatkan kejadian obesitas.
mempunyai risiko 3,28 kali lebih besar Penelitian ini sejalan dengan
menjadi gizi lebih dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
yang jarang 1-2 kali/minggu, frekuensi Aini, dari hasil penelitian diketahui bahwa
remaja yang tinggi mengonsumsi junk food dari hasil uji statistik chi-square
dapat meningkatkan timbunan kalori dalam didapatkan (p<0,05) hubungan aktivitas
tubuh yang menyebabkan peningkatan fisik dengan kejadian gizi lebih pada
nilai IMT (gizi lebih).13 remaja perkotaan (SMA Kesatrian 2
Menurut Almatsier, kebiasaan Semarang) yang memiliki persentase
makan remaja dipengaruhi oleh beberapa tertinggi adalah responden dengan tingkat
faktor, yaitu: iklan, kemudahan aktivitas fisik sedang-berat, yakni
memperoleh makan siap santap,14 sebanyak 16 siswa (53%) , 12 siswa (40%)
sedangkan menurut Sulistyoningsih yang diantaranya mengalami gizi lebih dan 4
memengaruhi kebiasan makan, yaitu faktor siswa (13%) tidak mengalami gizi lebih.18
ekonomi, faktor sosio budaya, pendidikan Aktivitas fisik atau perilaku
dan lingkungan.15 Junk food dipandang sedentari adalah pergerakan tubuh yang
negatif karena kandungan gizi didalamnya minimal sehingga kebutuhan energi juga
yang tidak seimbang, yaitu mengandung minimal. Aktivitas tersebut merupakan
gula, tepung, lemak trans, lemak jenuh, contoh perilaku pasif, seperti menonton
garam, serta zat pengawet atau pewarna, televisi, membaca, bekerja dengan
tetapi sedikit mengandung vitamin dan komputer, menelpon dan sebagainya.
serat, jika makanan ini sering dikonsumsi Aktivitas tersebut bertendensi
secara terus menerus dan berlebihan meningkatkan berat badan. Aktivitas fisik
dikhawatirkan akan berakibat pada hanya memengaruhi 30% pengeluaran
terjadinya gizi lebih.16 energi pada orang berat badan normal,
Hasil penelitian pada aktivitas fisik tetapi menjadi sangat penting pada orang
diketahui bahwa ada hubungan yang dengan obesitas. Selain sangat penting
signifikan antara aktivitas fisik terhaap dalam membakar kalori, olah raga juga
kejadian gizi lebih. Aktivitas fisik berperan dalam pengaturan metabolisme
merupakan salah satu faktor yang dapat normal.19
meningkatkan kebutuhan energi (energy
expenditure), sehingga apabila aktivitas KESIMPULAN DAN SARAN
fisik rendah maka kemungkinan terjadinya Penelitian ini menyimpulkan bahwa
obesitas akan meningkat. Berbagai kebiasaan konsumsi junk food dan
penelitian menunjukkan bahwa lamanya kebiasaan aktivitas fisik berhubungan
kebiasaan menonton televisi (inaktivitas) dengan status gizi pada siswa Kelas XI di
berhubungan dengan peningkatan SMA Negeri 1 Kota Jambi. Disarankan
prevalensi obesitas. Aktivitas fisik yang bagi siswa SMA Negeri 1 Kota Jambi

4
untuk lebih memperhatikan makanan yang Lembang Kabupaten Pinrang. Media
akan dikonsumsi seperti makanan yang Kesehatan Masyarakat Indonesia.
memiliki kandungan gizi seimbang dan 11(3).
beragam, memilih makanan dan jenis 9. Gordis, L. 2000. Epidemiology. WB
jajanan yang menyehatkan bagi tubuh. Saunders Company. Philadelphia, PA.
Selalu melakukan aktivitas fisik rutin 10. Lemeshow, S., Hosmer, D.W.Jr., Klar,
untuk membakar kalori serta timbunan J. & Lwanga, S.K. 1990. Adequacy of
lemak dalam tubuh seperti berolahraga Sample Size in Health Studies. Edisi
minimal 30 menit sehari agar mendapatkan Bahasa Indonesia. Gadjah Mada
dan mempertahankan berat badan yang University Press. Yogyakarta.
ideal. 11. Mhaske, S. 2013. Bye Bye Junk Food.
International Journal of Food.
DAFTAR PUSTAKA Nutrition and Dietetics, 1(2).
1. Devi, N. 2012. Gizi Anak Sekolah. PT 12. Amalia, R.N., Sulastri, D & Semiarty,
Kompas Media Nusantara. Jakarta. R. 2016. Hubungan Konsumsi Junk
2. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Food dengan Status Gizi Lebih pada
2013. Badan Penelitian dan Siswa SD Pertiwi 2 Padang. Jurnal
Pengembangan Kesehatan Kesehatan Andalas, 5(1):185-190.
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. 13. Ashlesha, D & Nancy, N. 2012. Junk
3. Allo, B., dkk. 2012. Hubungan Antara Food in Schools and Childhood
Pengetahuan dan Kebiasaan Konsumsi Obesity. J. Policy Anal Manage. 31(2):
Fast food dengan Kejadian Gizi Lebih 312-37.
pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 14. Almatsier, S., dkk. 2009. Gizi
Sidirman I Makasar. Skripsi. Makasar : Seimbang Daur Kehidupan. Jakarta :
Program Studi Ilmu Gizi FKM- PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
UNHAS. 15. Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi untuk
4. Oktaviani, W.D. 2012. Hubungan Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta ;
Kebiasaan Konsumsi Fast Food, Graha Ilmu.
Aktivitas Fisik, Pola Konsumsi, 16. Darvisshi, L., Reza, G., Maryam, A.,
Karakteristik Remaja, dan Orang Tua Elnaz, A., Gholamreza, A., Afshin S.
dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) 2013. Relationship Between Junk Food
(Studi Kasus pada Siswa SMA Negeri 9 Intake and Weight in 6 – 7 Years Old
Semarang Tahun 2012). Tesis. Children, Shahin Shalir & Meymeh,
Semarang : FKM-UNDIP. Iran. Journal of Education and Health
5. Persagi. 2009. Kamus Gizi Pelengkap Promotion, 2: 2.
Kesehatan Keluarga. Jakarta; Buku 17. Soegih, R.R., dkk. 2009. Obesitas
Kompas. Permasalahan dan Terapi Praktis.
6. Damopolii., dkk. 2013. Hubungan Jakarta : Sagung Seto. Jakarta.
Konsumsi Fast Food dengan Kejadian 18. Aini, S.N. 2013. Faktor yang
Obesitas pada Anak SD di Kota Berhubungan dengan Kejadian Gizi
Manado. Skripsi. Manado : Program Lebih pada Remaja di Perkotaan.
Studi Keperawatan Fakultas Unnes Journal of Public Health, 2(1).
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. 19. Salam, A. 2010. Faktor Risiko
7. Gibney., et.al. 2009. Ilmu Kesehatan Kejadian Obesitas pada Remaja. Media
Masyarakat. Diterjemahkan oleh Kesehatan Masyarakat Indonesia, 6(3):
Andry Hartono. Jakarta : Penerbit 185-190.
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
8. Nadimin., Ayumar & Fajarwati. 2015.
Obesitas pada Orang Dewasa Anggota
Keluarga Miskin di Kecamatan

You might also like