Materi Pppu - Poippu - Edy-Purwanto Bakri - Edited
Materi Pppu - Poippu - Edy-Purwanto Bakri - Edited
(PPU)
Disampaikan Oleh:
Ir. EDY PURWANTO M BAKRI, MAS
CURRICULUM VITAE EDY PURWANTO M .BAKRI
ACADEMIC BACKGROUND AND SEVERAL COURSES
• CIREBON, 22 JANUARI 1968
• SI ITB TEKNIK MESIN 1992
• S2 TU-GRAZ AUSTRIA , ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY & MANAGEMENT , 2001
• ASSESOR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PPA, PPU DAN PLB3 2017 SD SEKARANG
• CHEMICAL INSPEKTION , STOCKHOLM SWEDIA , 2014
• ENVIRONMENTAL LAW COMPLIENCED, US EPA WASHINGTON DC, 2013
• MINING , POST MINING AND SUSTAINABLE DEVELOPMENT GENEVA SWIZERLAND 2015
• PPLH KLH 2003
• ENVIRONMENTAL LAW COMPLIENCED, JERMAN 2003
• KURSUS PPNS LH RESINTEL POLRI , MEGA MENDUNG BOGOR 1999
• AIR POLLUTION INSPECTOR COURSE, CANADA 1996
• AIR POLLUTION CONTROL COURSE, JAPAN 1995
• POLLUTION MANAGEMENT COURSE, PERTH AUSTRALIA 1994
• KOORDINATOR PROEPR AGRO PPA DAN PPU KLH TAHUN 2008 SD 2012
LECTURER AND PRESENTER
o INTERNATIONAL SPEAKER FOR BISNIS FORUM PRIVATE, GOVERNMENT AND RESEARCHER IN TAIPEH , TAIWAN 2018
o INTERNATIONAL SPEAKER FOR BETTER AIR QUALITY 2004 MANILA AND 2005 IN AGRA INDIA
o SEVERAL COURSES FOR AGRO INDUSTRIES FOR PROPER 2008 SD 2012
o LECTURE FOR BPK (BADAN PEMERIKSA KEUANGAN ) POLICY FOR POLLUTION CONTROL
IN INDONESIA 2009
o LECTURER FOR MINISTRY OF DEFENCE RI, FOR ENVIRONMENTAL EURO 2 TECHNOLOGY FOR AUTOMOTIVE 2008
o SPECIAL COURSES FOR POLLUTION MANAGEMENT POLICY FOR MAN POWER DEPARTMENT 2007
o SAKSI AHLI KLH UNTUK TINDAK PIDANA PENCEMARAN LINGKUNGAN INDUSTRY KAYU LAPIS
TAHUN 2013
JABATAN SAAT INI :
KEPALA SUBDIT PERTAMBANGAN ENERGI MINYAK DAN GAS DIT. KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN NON B3 DIRJEDN PSLB3
Out Line
1. Dasar Hukum
2. Pengantar Pemenuhan Persyaratan Kompetensi Sesuai SKKNI
3. Penjelasan Unit Kompetensi SKKNI (P.6/Menlhk/ Setjen/ Kum.1/2/2018 ):
1. Mengidentifikasi Sumber Pencemaran Udara Emisi
2. Menentukan Karakteristik Sumber Pencemaran Udara Emisi
3. Menilai Tingkat Pencemaran Udara Emisi
4. Melaksanakan Pengendalian Pencemaran Udara Emisi
5. Menentukan Peralatan Pengendalian Pencemaran Udara Emisi
6. Mengoperasikan Alat Pengendali Pencemaran Udara Emisi
7. Melakukan Perawatan Peralatan Pengendali Pencememaran Udara
8. Menyusun Rencana Pemantauan Pencemaran Udara Emisi
9. Melaksanakan Pemantauan Pencemaran Udara Emisi
10. Mengidentifikasi Bahaya dalam Pengendalian Pencemaran Udara Emisi
11. Melakukan Tindakan K3 Terhadap Bahaya dalam Pengendalian Pencemaran
Udara Emisi
4. Pengenalan Hukum Lingkungan
5. Tips dan Trik lulus sertifikasi BNSP
6. Latihan
Kuning Wawancara
: PPPU & POIPPU Hijau: Hanya POIPPU Biru: Hanya PPPU
Tujuan Pelatihan
Meningkatkan kompetensi peserta pelatihan
dibidang Pengendalian Pencemaran Udara serta
membantu peserta pelatihan dalam
mempersiapkan diri mengikuti Uji Kompetensi
Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran
Udara sesuai P.6/Menlhk/ Setjen/ Kum.1/2/2018
A = ATTITUDE
SDM PENERAPAN
S = SKILL EFEKTIF DI
KOMPETEN TEMPAT KERJA
K = KNOWLEDGE
STANDAR
E R A KINERJA
E = EXPERIENCE
R = RESPONSIBILITY
A = ACCOUNTABILITY
Dimensi Kompetensi
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
UU 32/2009
HIDUP
DAN
Verifikasi
Tes Tulis Portofolio / Wawancara
Observasi
Kapan Batas Waktunya?
Kapan Paling
Lambat
Harus
Memiliki
Sertifikat
Kompetensi?
Apa saja yang harus dikuasai oleh seorang PPPU
agar bisa lolos uji kompetensi?
UNIT KOMPETENSI PENANGGUNGAJWAB
OPERATOR PPU
UNIT KOMPETENSI PENANGGUNG JAWAB PPU
3. Unit Kompetensi (SKKNI)
H2SO4
Zat, energi dan/atau
SO2
komponen lain yang HNO3
dihasilkan dari suatu
kegiatan yang masuk NOx O3
dan/atau dimasukkannya ke
dalam udara ambien yang CO HC
mempunyai dan/atau tidak
mempunyai potensi sebagai
unsur pencemar. PM10
Sumber: http://www.thebiganswer.info/air-pollution.jpg
Sumber bergerak (kendaraan
bermotor)
PENGELOMPOKAN
SUMBER
PENCEMARAN
Sumber bergerak spesifik (kereta
UDARA api, pesawat terbang, kapal laut &
kendaraan berat)
Sumber tidak bergerak (industri)
46
Pencemaran Udara
Sumber Tidak Bergerak
(Point Sources) 49
PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA INDUSTRI
Alveolar duct
Input
(Raw material) Udara
Ambien
Proses
62
3.1 Unit Kompetensi - 01
(Untuk PPPU)
No SUMBER JENIS KEGIATAN/USAHA
1. Boiler Seluruh jenis Kegiatan/usaha
2. Genzet Seluruh jenis Kegiatan/usaha
3. Diesel Engine Seluruh jenis Kegiatan/usaha
SUMBER 4. Uap Proses Produksi Seluruh jenis Kegiatan/usaha
KEGIATAN YANG 5. Flare dari Proses Eksplorasi dan Produksi Migas
Produksi: ; Pengilangan LNG Dan LPG
MENGHASILKAN Terpadu ; Pengilangan Minyak
Bumi
EMISI
6. Gathering Station Gas Eksplorasi dan Produksi Migas
SUMBER TIDAK Vent dari Proses
BERGERAK Produksi
7. Gas Processing Plant Eksplorasi dan Produksi Migas
dari Proses Produksi ; Pengilangan LNG Dan LPG
Terpadu
8, Gas Vent on Glycol Eksplorasi dan Produksi Migas
Dehidration Unit dari
Proses Produksi
9. Storage Vessel dari Eksplorasi dan Produksi Migas
Proses Produksi
Jenis Jenis emisi:
• EMISI NORMAL :
berasal dari sumber-sumber yang terkontrol dan
disalurkan melalui cerobong sehingga dapat diukur atau
dipantau besarannya
• EMISI ABNORMAL
berasal dari sumber-sumber titik kecil, yaitu yang berasal
dari emisi fugitive, proses start up, shutdown, dan
perawatan. Sumber ini lebih sulit dikontrol dan diukur
• EMISI SEMENTARA/AKSIDENTAL
berasal dari kebocoran dan tumpahan kecil; ledakan
dan kebakaran
(PERMENLH_12_2010)
IDENTIFIKASI SUMBER EMISI SESUAI
NOMOR P.15/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2019 TENTANG BAKU MUTU
EMISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TERMAL
Sumber Emisi Pembangkit Listrik
Tenaga Thermal
bersumber dari:
a. proses pembakaran yang berasal dari mesin
pembakar dalam; dan
b. fugitive yang meliputi emisi akibat kebocoran
dari katup, flensa, pompa, kompresor, alat
pelepas tekanan, kebocoran dari peralatan
proses produksi dan komponen-komponennya,
serta emisi dari tangki timbun dan instalasi
pengolahan air limbah.
SUMBER EMISI, PARAMETER POLUSI UDARA DAN REGULASI DI AGROINDUSTRI
PEMERIKSAAN SUMBER EMISI UDARA
Menentukan Karakteristik
Sumber Pencemaran Udara dari Emisi
(Untuk PPPU)
Menentukan Karakteristik
Sumber Pencemaran Udara dari Emisi
Pengelompokan Karakteristik Pencemar Udara
dibagi dalam 3 jenis Parameter:
1. Karakteristik Partikel
√ Solid: debu, smoke, fumes, fly ash √ Liquid: mist, spra
2. Karakteristik Kimia
a.Organik
Hidrokarbon: Hexana, benzena, ethlena, methana, butana,
butadiena
Aldhehide dan keton : Formaldehyde, acetone
Organik lainnya: Alkohol, chlorinated hydrocarbon
b.Anorganik
Oksida karbon : CO, CO2 √ Oksida Sulfur : SO2, SO3
Oksida Nitrogen : NO2, NO,N2O √ a norganik lainnya : H2S, HF, NH4
3. Karakteristik Biologi
protozoa, bakteri, virus, fungi, spora, pollen, alga. Umumnya berusia
sebentar karena tidak adanya nutrient.
Karakteristik Bahan Pencemar
PARTIKULAT
• Dust adalah partikel padat, berukuran 1 – 10.000 um terjadi
karena proses pemotongan, gerinda atau proses penanganan
batubara, semen dll.
Hidrogen Fluorida
Terbentuk dalam kebanyakan Clay atau tanah liat
dengan konsentrasi antara 20 – 1000 ppm.
Pembakaran dalam tungku keramik atau batubata
akan menghasilkan Hirogen Flourida ( HF ).
Karakteristik Pencemaran Udara
Berdasarkan Proses Produksinya
Konsentrasi
Beban
Menilai Tingkat Pencemaran Udara dari Emisi
RUMUS PERHITUNGAN BEBAN PENCEMARAN
E = C x Q x [Op.Hrs] x 0,0036
dimana:
E = Beban pencemaran (kg/tahun) Cterukur = konsentrasi emisi sebelum dikoreksi
C = konsentrasi terkoreksi (mg/Nm3) dengan O2 (mg/Nm3)
Q = laju alir emisi volumetric (m3/detik) O2bm = koreksi O2 yang ditetapkan dalam
Op.Hrs = waktu operasi sumber emisi (jam/tahun)
baku mutu (%)
0,0036 = faktor konversi dari mg/detik ke kg/jam
O2terukur = oksigen hasil pengukuran emisi (%)
v = laju alir (m/detik)
A = luas penampang cerobong (m2)
3.4. Unit Kompetensi - 04
Mengganti/hila
Penghapusan ngin proses
pengoperasian secara potensial
keseluruhan/sebagian menimbulkan
pencemaran
Menambah satu
Modifikasi pabrik
atau lebih proses
Sumber tidak langkah
• Alokasi daerah akan tercemar
bergerak • Pembatasan tingkat tercemar
Relokasi • Membuat peraturan tentang
izin konstruksi baru yang akan
pabrik
dijalankan
• Mengisolasi daerah sekitar
sumber agar
Penerapan tidak dihuni
teknologi
pengendalian Cyclone, EP,
yang tepat Scrubber dll
PPU untuk Industri Out put
Udara
Ambien
Input
(Raw
material)
Proses
input
Proses
Baku mutu
lingkungan hidup di
Baku mutu udara
bidang
pengendalian
pencemaran udara
antara lain:
Baku mutu
LIMBAH CAIR
Neraca
LIMBAH B3
TEMUAN LAPANGAN
MEMBUAT BAP
Titik Penaatan
(cerobong emisi)
Pemenuhan
Pedoman Teknis BMEU
Pengendalian
Pencemaran
Udara
Kepdal No. 205/1996 Pelaporan
Manual / CEM
Titik Penaatan
Pengendalian
Pencemaran (lokasi sesuai dengan
Udara dokumen lingkungan )
PP No.41 / 1999
Parameter
Kebisingan Emisi Udara
Data
Kepmen LH No. 48
Primer
tahun 1996
Pemenuhan
BMEU
Kebauan
Permen No. 50 Tahun
1996 Pelaporan
KETAATAN
TERHADAP
KETAATAN TERHADAP KETAATAN TERHADAP
PEMENUHAN KETAATAN TERHADAP
PARAMETER
BAUKU MUTUBAKU PEMANTAUAN
KETENTUAN TEKNIS
EMISIMUTU
UDARA KEBAUAN
KETAATAN TERHADAP
KETAATAN TERHADAP
JUMLAH DATA
PEMENUHAN BAUKU
PERPARAMETER
MUTU EMISI UDARA
YANG DILAPORKAN
CATATAN
Industri Manufaktur Prasarana Jasa (MPJ) dan Agro Industri:
Sumber emisi dari proses non pembakaran dari unit produksi, pemantauan udara emisi dapat dilakukan secara bergantian yang diwakili satu cerobong
dari tiap unit produksi sehingga semua sumber emisi dapat dipantau
Agroindustri
1. Pengering (dryer) di industri agro wajib dipantau
2. Tungku bakar indsutri sawit wajib pantau serta memenuhi BMUE Lampiran VB Kepmen LH Nomor 13 Tahun 1995
Pemantauan CEMS:
Pemantauan CEMS: Tidak memantau seluruh
Memantau seluruh parameter parameter yang diwajibkan
yang diwajibkan dalam dalam peraturan
peraturan
CATATAN
1. Industri yang tidak mempunyai BMUE spesifik, mengacu pada baku mutu AMDAL atau UKL-UPL
2. Bagi industri yang tidak mencantumkan BMUE dalam AMDAL atau UKL-UPL menggunakan baku mutu lampiran VB, Kepmen LH Nomor 13 Tahun 1995
3. Untuk Genset mengacu lampiran I huruf a Permen LH Nomor 13 Tahun 2009
4. Bagi emisi dari kegiatan proses pembakaran < 25 MW atau satuan lain yang setara yang menggunakan bahan bakar gas, tidak wajib mengukur
parameter SO2 dan total partikulat jika kandungan sulfur dalam bahan bakar ≤ 0,5% berat.
5. Sumber emisi yang memliki izin pemanfaatan atau pengolahan wajib memantau seluruh parameter sesuai dengan izin emisi yang diperoleh
6. Wajib mengukur laju alir dari setiap sumber emisi yang dipantau #kriteria baru
Khusus Untuk Industri Agro
1. Sumber emisi pengering (dryer) dan kamar asap pada industri karet, pembakaran langsung parameter SO2, NO2, Partikulat, NH3, sedangkan
pembakaran tidak langsung parameter partikulat dan NH3, dengan baku mutu emisi mengacu pada Lampiran VB Kepmen LH Nomor 13 Tahun 1995.
2. Sumber emisi pengering (dryer) pada industri selain industri karet, pembakaran langsung parameter SO2, NO2, dan Partikulat, sedangkan pembakaran
tidak langsung parameter partikulat dengan baku mutuKriteria PROPERpada
emisi mengacu 2019Lampiran
- Direktorat
VB Kepmen LH Nomor 13 Tahun 1995.
123
3. Pengendalian Pencemaran Udara
Kamar asap pada pengolahan ikan, parameter yang diukur SO2, NO2, dan Partikulat denganKLHK BME mengacu pada Lampiran VB Kepmen LH Nomor 13
Tahun 1995.
Pengendalian Pencemaran Udara
Pengendalian
Pencemaran
Titik Penaatan Udara Pemenuhan
(cerobong emisi) PP No.41 / 99 BMEU
Pedoman Teknis
Pengendalian Persyaratan Teknis
Parameter
Pencemaran Cerobong
Emisi Udara Udara Sumber
Tidak Bergerak
Kepdal No.
205/1996
Pembuangan Gas
Melalui Cerobong Peraturan pelaksanaan
(Kepmen/Permen LH)
Data
Primer KLH
SUMBER EMISI, PARAMETER POLUSI UDARA DAN REGULASI DI AGRO INDUSTRI
CATATAN (lanjutan) :
Khusus untuk industri wajib CEMS #kriteria baru
1. Kegiatan Migas
Unit proses pembakaran parameter terpasang CEMS yaitu: SO2, NOx, Opasitas, CO dan Laju Alir, partikulat dan
CO2
Unit perekahan katalitik parameter terpasang CEMS yaitu: SO2, NOx, Opasitas, CO dan Laju Alir, partikulat dan
CO2
Unit pengolahan ulang sulfur sistem claus parameter terpasang CEMS yaitu: SO2 dan laju alir
Unit absorber dari Refinary Unit dan Liquid Natural Gas parameter terpasang CEMS yaitu: Hidrokarbon dan laju
alir
Laju alir dari sumber emisi untuk pentawaran pada kegiatan proses pemisahan gas di daratan (onshore)
2. Rayon
Unit proses parameter terpasang CEMS yaitu: CS2 dan H2S
3. Pupuk
Prilling tower parameter terpasang CEMS yaitu: ammonia (NH3)
Unit Asam nitrat pada industri amonium nitrat parameter terpasang CEMS yaitu: NOx
Unit asam sulfat pada industri asam fosfat dan hasil samping parameter terpasang CEMS yaitu : SO2
6. Tambang
Proses pengolahan, jika energy yang digunakan sama dengan atau lebih besar dari 25 MW parameter terpasang CEMS yaitu: SO2, NOx,
Opasitas, O2, dan Laju Alir
7. Semen
Proses tanur / tungku parameter terpasang CEMS yaitu: partikulat, SO2, NOx
Proses tanur / tungku dengan memanfaatkan limbah B3 parameter terpasang CEMS yaitu: partikulat, SO2, NOx, CO
Proses dengan Refuse Derived Fuel (RDF) parameter terpasang CEMS yaitu: partikulat, SO2, NOx, HF, CO
9. Carbon Black
Proses Dryer parameter terpasang CEMS yaitu : SO2, NOx dan total partikulat
Melaporkan data secara periodik: Melaporkan Secara Periodik : Melaporkan data palsu dan
Pemantauan manual : Pemantauan Manual : menyebabkan pencemaran
1) Melaporkan pengukuran secara manual paling sedikit 1. Data pemantauan manual <100% selama lingkungan
dilakukan 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan, kecuali proses periode penilaian.
pembakaran dengan: 2. Tidak melakukan perhitungan neraca massa
i. kapasitas desain < 570 KW pemantauan dilakukan bagi kegiatan pengolahan nikel mate #kriteria
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun; baru
3. Melaporkan perhitungan beban emisi sesuai
ii. kapasitas desain 570 KW < n < 3 MW pemantauan
dengan Baku Mutu Emisi (BME) yang
dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
dinyatakan dalam beban emisi (industri carbon
tahun;
black dan rayon). #kriteria baru
iii.kapasitas desain > 3 MW pemantauan dilakukan paling 4. Melaporkan perhitungan beban emisi udara
sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan; #kriteria baru
iv.Pelaporan unit Ketel uap yang beroperasi < 6 bulan 5. Melaporkan data pemantauan emisi melalui
pengujian paling sedikit 1 kali dalam 1 tahun. SIMPEL (Sistem Pelaporan Elektronik Perizinan
2) Melaporkan perhitungan neraca massa bagi kegiatan Bidang Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau
pengolahan nikel mate #kriteria baru Kegiatan) #kriteria baru
3) Melaporkan perhitungan beban emisi sesuai dengan Baku
Mutu Emisi (BME) yang dinyatakan dalam beban emisi
(industri carbon black dan rayon). #kriteria baru
4) Melaporkan perhitungan beban emisi udara #kriteria baru
5) Melaporkan data pemantauan emisi melalui SIMPEL (Sistem
Pelaporan Elektronik Perizinan Bidang Lingkungan Hidup
Bagi Usaha dan/atau Kegiatan) #kriteria baru
128
Kriteria PROPER 2019 - Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara KLHK
KRITERIA KETAATAN TERHADAP
JUMLAH DATA PERPARAMETER YANG DILAPORKAN
Pemantauan CEMS:
Pemantauan CEMS:
1. Pemantauan CEMS data hasil
1. Bagi pemantauan yang wajib
pemantauan memenuhi <95%
CEMS, yaitu: data hasil
ketaatan dari data rata-rata
pemantauan memenuhi ≥
harian selama 3 bulan waktu
95% ketaatan dari data rata-
operasi.
rata harian yang dilaporkan
dalam kurun waktu 3 bulan
Kriteria PROPER 2019 - Direktorat
waktu operasi. 130
Pengendalian Pencemaran Udara KLHK
KRITERIA KETAATAN TERHADAP KETENTUAN TEKNIS (1)
Ketentuan yang tidak wajib CEMS: Ketentuan yang tidak wajib CEMS:
1. Menaati semua persyaratan teknis cerobong 1. Tidak menaati semua persyaratan teknis
2. Menggunakan jasa laboratorium yang terakreditasi cerobong.
atau yang ditunjuk oleh gubernur #kriteria baru 2. Tidak melakukan koreksi oksigen bagi sumber
emisi yang wajib dilakukan koreksi oksigen
3. Pengukuran emisi dilakukan sesuai dengan Kepdal
#kriteria baru
205 tahun 1996 tentang pedoman teknis
pengendalian pencemaran udara sumber tidak Lain-lain :
bergerak, Permen 06 tahun 2009 tentang 1. Tidak melaporkan perhitungan gas rumah
laboratorium lingkungan (metoda pengujian SNI, kaca bagi industri sesuai dengan peraturan
atau metode pengujian lain yang setara seperti yang berlaku #kriteria baru
US-EPA, pengukuran secara isokinetik) 2. Tidak memiliki personel pengendalian
4. Bagi sumber emisi yang baku mutunya terdapat pencemaran udara yang tersertifikasi
koreksi oksigen, hasil pengukuran emisi wajib #kriteria baru
terkoreksi dengan oksigen #kriteria baru 3. Tidak mencatat penggunaan genset
jam/bulan yang berfungsi sebagai cadangan
(back up) #kriteria baru
Lain-lain :
4. Tidak mencatat penggunaan boiler jam/bulan
1. Melakukan perhitungan gas rumah kaca yang
yang berfungsi sebagai cadangan #kriteria
dihasilkan bagi industri sesuai dengan peraturan baru
yang berlaku #kriteria baru 5. Tidak melakukan audit energi #kriteria baru
2. Memiliki personel pengendalian pencemaran udara
yang tersertifikasi #kriteria baru
3. melakukan pencatatan penggunaan genset CATATAN
jam/bulan yang berfungsi sebagai cadangan (back 1. Sumber emisi yang mengukur parameter partikulat wajib memenuhi kaidah 2D dan
up) #kriteria baru 8D
4. Melakukan pencatatan penggunaan boiler 2. Cerobong unit genset dengan diameter cerobong < 10 cm tidak diwajibkan memiliki
jam/bulan yang berfungsi sebagai cadangan lubang sampling
#kriteria baru 3. Untuk kawasan industri wajib menghitung gas rumah kaca yang dihasilkan dalam
5. Memenuhi sanksi administrasi sampai batas waktu satu kawasan #kriteria baru 132
yang ditentukan
KRITERIA KETAATAN TERHADAP PEMANTAUAN AMBIEN
Catatan :
1. Untuk pengukuran partikulat (TSP, PM10, PM2,5) dilakukan 24 jam sesuai dengan
PP 41 tahun 1999
1. Untuk oksidan (O3) dilakukan pengukuran pada waktu maksimum yaitu jam 11.00-
14.00 waktu setempat
---
---
Catatan :
1. Untuk industri rayon wajib mengukur parameter CS2 dan H2S
17
DIAGRAM LOKASI SAMPLING
143
PENEMPATAN SAMPLING HOLE
Pada Berbagai Bentuk Cerobong
d
2D 2De 2D 2De
8D
8D 8De 8De
D W
L
8D
Silentser
2D 8D
Silentser
Genset / Genset /
Boiler Boiler
Sumber Emisi :
• Proses Produksi
• Utilitas
Fugitive Emisi
Persyaratan Peralatan
Teknis Pengendali
Pencemaran
Udara Ambien
Jumlah Parameter
Pelaporan
Manual Hasil
Setiap 6 bulan
Pemantauan
Data Series
Pelaporan Setiap 3 3 Bulan
CEM Hasil
bulan
Jumlah Data
Series 3 bulan
Canopy
Cerobong
Bag House
Filter
Bag House Filter Pabrik Peleburan
Wet Scrubber
DUST COLLECTOR
SCR
Alat pengendali pencemaran udara
emisi Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel, mereduksi NOx menjadi N2
dengan mengalirkan urea pada flue
gas dengan katalis titanium
dioksida dan vanadium pentoksida.
SOP/IK
Mengoperasikan alat
Pengendali
Pencemaran Udara
dari Emisi
Formulir
Pemantauan
Alat
Pengendali
Pencemaran
Udara
Electric
Precipitator
Formulir Pemantauan Alat Pengendali
Pencemaran Udara
Particulate
Scrubber
Formulir
Pemantauan
Alat
Pengendali
Pencemaran
Udara
Fabric
Filter/Bag
House
• Frekuensi kejadian
Pencatatan • Lama kejadian
Kejadian • Efek pada emisi
Tidak • Cara meminimalkan
kelebihan emisi
Normal
3. Unit Kompetensi – 06b
SOP/IK
Melakukan Perawatan
Peralatan Pengendali
Pencemaran Udara dari
Emisi
Menyusun rencana
Perawatan alat pengendali
pencemaran udara dari emisi
Melakukan
Perawatan
Peralatan Melakukan perawatan alat
Pengendali
Pencemaran pengendali pencemaran
Udara dari Emisi udara
UNIT KOMPETENSI
E.390000.009.01
ELEMEN KOMPETENSI -2
UNIT KOMPETENSI
E.390000.008.01
ELEMEN KOMPETENSI -3
UNIT KOMPETENSI
E.390000.008.01
Pemeliharaan yang
bersifat preventif lebih
efisien dan ekonomis
daripada perbaikan
pasca kerusakan, serta
membuat proses
produksi berjalan lancar.
• Deteksi dini adanya
malfungsi
• Prediksi dan pencegahan
Prosedur kegagalan peralatan
Operasional • Mengidentifikasi dan
dan memperbaiki masalah yang
Pemeliharaan terjadai
Alat • Menghindari adanya
kerusakan alat
• Menurunkan emisi
• Infiltrasi udara (Process equipment,
Sistem Breaching and ducts, Access doors and
panels, expansion joints)
pemeliharaan • Induced-draft fan (Vibration, bearing
inspeksi temperature, Bearing lubrication,
untuk Coupling Lubrication, V-belt condition,
Motor bearing lubrication, Foundation
pengendalian bolts, variable speed drive)
pencemaran • Thermal insulation (Integrity, cold spot)
udara PLTD • Dampers (Fungsi dan lubrikasi)
meliputi • Temperature elements (Thermocouples,
pyrometers, hot wires)
pemeriksaan • Pressure Sensors (taps and lines,
pada: transmitter)
Hal penting yang yang harus diperhatikan dalam Perawatan
genset
Pemeliharaan 2 Mingguan
Pemeliharaan Bulanan
Pemeliharaan 3 Bulanan
Pemeliharaan 6 Bulanan
Pemeliharaan 12 Bulanan
Pemeliharaan 2 (dua) Mingguan:
• Pengecekan air
accumulator/battery
Pengecekan V-Belt
• Pengecekan control indicator
genset
• Pengecekan instalasi kabel
panel DC
Pemeliharaan 3 Bulanan
• Pembersihan filter
udara
• Pembuangan endapan
pada tangki bahan
bakar
• Pengecekan system
Charging Accu.
Pemeliharaan 6 Bulanan:
• Pengecekan grounding
3. Unit Kompetensi - 07
Melaksanakan Pemantauan
Pencemaran Udara dari Emisi
(Untuk PPPU)
Melaksanakan
Pemantauan
Pencemaran
Udara dari
Emisi
KEWAJIBAN MEMANTAU
TAHAPAN PEMANTAUAN UDARA EMISI
PEMANTAUAN MANUAL DAN KONTINYU
PEMANTAUAN MANUAL DIWAJIBKAN BAGI:
YANG TIDAK WAJIB PANTAU ANTARA LAIN:
PERIODE PEMANTAUAN RUTIN
KEWAJIBAN ISOKINETIK
Laporan Pemantauan
FORMAT LAPORAN PEMANTAUAN
PEMANTAUAN KUALITAS UDARA
PEMANTAUAN MELIPUTI
1. Kualitas udara Ambien
2. Kualitas udara Emisi
PERIODE PEMANTAUAN
1. Pemantauan rutin Penanggungjawab Keg.
- Pemantauan terus menerus CEM
- Setiap periode ( manual )
2. Pemantauan u/ pengawasan Baku mutu
3. Pemantauan tidak rutin
- Kasus / Hasil Pemantauan rutin diatas BM
- Kerusakan alat pengendali
TAHAPAN SAMPLING
2
2
Penentuan Tujuan Sampling
Survey ke lapangan (langsung /tidak
langsung)
Penetapan /Konfirmasi lokasi lubang & titik
sampling
Konfirmasi fasilitas sampling
Tipe dan kapasitas dari fasilitas
Hasil utama
Bahan Bakar
Temperatur dan tekanan dalam cerobong
Kesesuaian lokasi sampling (sampling hole)
Komposisi gas (jika diketahui)
Informasi tentang fasilitas pengolahan
Situasi dan bentuk cerobong
Tinggi dan luas pijakan
Sumber listrik terdekat
Lokasi pabrik dan prosedur pengiriman
safety
Pemantauan/ Pengujian Emisi
• Penetapan Lokasi
– Berdasarkan pada Baku Mutu
– Berdasarkan situasi lapangan
• Pemasangan Peralatan Pemantau
– Untuk pemantauan terus menerus, harus dapat
mendeteksi :
• semua parameter dalam baku mutu
• Laju alir volume emisi
– Untuk pemantauan manual dengan metode
sesuai dengan baku cara uji udara emisi
TUJUAN PENGUJIAN EMISI
• Untuk mendapatkan bukti dipenuhi atau
tidaknya peraturan yang terkait
• Memenuhi persyaratan dlm izin
• Evaluasi jalannya proses industri
• Untuk mengevaluasi efektivitas metode
pengendalian dan peralatan pengendali
pencemar yang dipasang
• Mengukur tingkat emisi proses baru
• Sbg masukan dlm rancangan alat pengendali
• Sbg gambaran kondisi pabrik
FILOSOFI PENGUKURAN EMISI
Isokinetic
-
Isokinetic Sampling
100% Isokinetic
100% isokinetic means that the velocity at the tip of the
nozzle is equal to stack velocity. The true particulate
concentration will therefore be obtained.
5 LANGKAH PENGUKURAN EMISI
SECARA ISOKINETIK
237
TABEL TITIK LINTAS
240
5 LANGKAH PENGUKURAN EMISI
SECARA ISOKINETIK
2. Penentuan Komposisi gas
- Kadar CO2
- Kadar O2
- Kadar N2
- Kadar CO
5 LANGKAH PENGUKURAN EMISI
SECARA ISOKINETIK
3. Penentuan Kadar Air.
4. Penentuan Kecepatan Aliran Gas buang
- Tekanan Statik
- Tekanan Dinamik
- Suhu Stack
- Tekanan Barometrik, dll
5. Penentuan Kecepatan Pengambilan sampel.
SAMPLING GAS PADA SISTEM TUBING
STACK TERLALU DEKAT DENGAN PROSES
24
6
Pengumpulan Pengukuran Penghisapan
Sampel Laju Alir Udara
Sampling
gas
Otomatik
(direct reading)
25
1
RANGKAIAN ALAT SAMPLING
METODA JIS
SAMPLING PARTIKULAT
METODAUSEPA
CO, HC
45
PEMANTAUAN OPASITAS EMISI CERO
46
PENGGUNAAN RINGLEMANN CHART
UNTUK
PEMANTAUAN OPASITAS EMISI
CEROBONG
47
SAMPLING PADA SAAT
KEBOCORAN GAS
RANGKUMAN
Perencanaan sampling Emisi STB
TAHAPAN PERENCANAAN
Parameter
TINGGI
CEROBONG
STABILITAS
LAJU
ATMOSFIR
EMISI
KECEPATAN
ANGIN
Anemometer
Higrometer
HVAS
Andersen Sampler
PbO2 Candle
Rain Gauge
51
TSP, Pb
SAMPLING GAS DARI UDARA
AMBIEN
54
SO2, Ox, NH3, H2S
Pompa
Impinger
Mist trap
Flow meter
CO, HC
Teddlar Bag
Pastikan ruang lingkup pemantauan. Tidak sama
pemantauan ambien dengan ruang kerja dan /atau indoor
Pastikan pemilihan titik sampling sudah representatif
Pastikan laboratorium mempunyai batasan
keberterimaan dalam menerapkan kendali mutu
Pastikan sampling dan analisa tidak melampaui waktu
tinggal (holding time)
Pastikan metoda yang digunakan adalah standard yang
berlaku dan data yang dihasilkan valid
Perhatikan konsensus yang digunakan
dalam konversi konsentrasi dari ppm ke satuan berat per
volume.
Uji Kualitas Udara Ambien
Dampak Kes & Lingk, Diklat PPU Feb
281
2011
3.9. Unit Kompetensi - 09
Sumber: http://www.newsustainabilityinc.com/wp-content/uploads/2014/07/slide_8.jpg
Jenis Pencemaran Udara
1. Pencemar indikatif Criteria pollutants
• Indikator pencemaran secara umum
• Diemisikan dalam jumlah besar dan dari
berbagai sumber
• CO, NO, NO2, SO2, partikel, Pb.
2. Pencemar spesifik Air toxics
• Diemisikan oleh suatu sumber tertentu
• Bersifat racun, karsinogen dan mutagenic
• Benzen, asbestos, arsen dll (189 jenis)
310
Dampak Pencemaran Udara terhadap Lingkungan dan
Kesehatan
Love at the Time of Smog
Sumber: https://gielr.files.wordpress.com/2014/11/image-leah-li-article.jpg?w=940
The Great Smog of '52 or Big Smoke in London
http://images.china.cn/attachement/jpg/site1007/20130819/00114320db41137bdb2e06.jpg
http://en.wikipedia.org/wiki/Great_Smog#/media/File:Nelson%27s_Column_during_the_Great_Smog_of_1952.jpg
The beginning of modernization in Kitakyushu
80t/km2・amount
of monthly dust fall
Sumber:
http://scienceunraveled.com/wp-content/uploads/2013/08/AirpollutionpathwaysUSEPA1.jpg
Cara Masuknya Zat Pencemar Udara ke
dalam Tubuh Manusia
Langsung
– pernafasan (inhalation) dan
– kontak kulit (dermal),
Tidak langsung
melalui rantai makanan zat pencemar udara
yang terdeposisi dalam air dan tanah, kemudian
diserap oleh tumbuhan dan hewan dan akhirnya
dikonsumsi oleh manusia (misalnya logam
berat).
320
DAMPAK PENCEMARAN UDARA THD MANUSIA
Gangguan kesehatan
– Sakit, baik yang akut maupun yang khronis
– Penyakit yang tersembunyi, yang dapat
memperpendek umur, menghambat pertumbuhan
dan perkembangan.
– Mengganggu fungsi fisiologis:
• Paru
• Syaraf
• Transport oksigen oleh hemoglobin
• Kemampuan sensorik
Gangguan Aktivitas
– Aktivitas atlet
– Aktivitas motorik
– Aktivitas belajar
– Penimbunan bahan berbahaya dalam tubuh
– Rasa tidak nyaman karena faktor bau dan kotor 321
322
PM 10 & PM 2.5
Sumber:
http://images.china.cn/attachement/jpg/site1007/20120606/0014222d985011390b892e.jpg
PM 10 & PM 2.5 dalam saluran pernafasan
Sumber:
http://static.bitlanders.com/users/galleries//285465/image4_fa_rszd.jpg
PM 2.5 di Dalam Paru Paru
Sumber: https://www.scmp.com/sites/default/files/2014/05/30/b64599363210863345f49d18130c4088.jpg
Dampak terhadap flora & fauna
– Perubahan morfologi, pigmen, dan
kerusakan fisiologi sel tumbuhan terutama
pada daun.
– Mempengaruhi pertumbuhan
– Mempengaruhi proses reproduksi.
– Mempengaruhi komposisi komunitas
flora/fauna.
– Terjadi akumulasi bahan pencemar pada
jenis tertentu.
326
Dampak Terhadap Atmosfer
• Gangguan jarak pandang (visibility)
• Memberikan warna tertentu pada atmosfer
• Mempengaruhi struktur awan
• Mempengaruhi kesaman air hujan hujan
asam
• Mempercepat pemanasan global
327
HUJAN SOx OKSIDASI H2SO4 / H2SO3
HUJAN ASAM
PARTIKEL
HUTAN
329
Kabut Asap, Palangkaraya
Jumat, 28 Agustus 2009
Dampak Kes & Lingk, Diklat
330
PPU Feb 2011
DAMPAK PENCEMARAN UDARA
terhadap sarana/prasarana
• Gedung, rumah prasarana
lain cepat kotor dan kusam
(meningkatnya biaya
pemeliharaan
pembersihan, pengecatan
dan pelapisan semakin
sering)
• Kerusakan bahan metal
karena korosi
331
DAMPAK TERHADAP ESTETIKA
Menyebabkan timbulnya bau,
adanya lapisan debu dan jelaga,
perubahan warna pada cat serta
rusaknya berbagai fasilitas oleh
korosi .
332
3. Unit Kompetensi - 10
Tentang:
Demarkasi di lorong, jalan lintas,
daerah bebas rintangan, dan tempat
penyimpanan barang
harus
dicantumkan di
dalam kemasan
dan tempat
penyimpanan
Simbol sementara
dan Label bahan
berbahaya dan
beracun yang
bersesuaian
dengan
simbolnya
ISI LABEL B3 (Permen LH 03/2008)
Jenis Informasi Penjelasan Pengisian
Nama B3; Nama dagang B3/Nama bahan kimia.
Komposisi, No.CAS/No UN; Komposisi atau formulasi bahan kimia.
Produsen Informasi lengkap mengenai penghasil.
Simbol
Disesuaikan dengan klasifikasi B3
RAMBU LARANGAN
STANDAR WARNA K3
RAMBU PERINGATAN/WASPADA
SIMBOL HAZARD
RAMBU WASPADA (BAHAN BERBAHAYA )
STANDAR WARNA K3
RAMBU PETUNJUK
STANDAR WARNAK3
Pasal 65 (1)
Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia.
VS
Pasal 67
369
Prinsip Dasar Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Menjaga lingkungan hidup (Udara, Air, Lahan dan Laut) tetap
dalam kondisi baik dan sehat untuk aktivitas kehidupan
seluruh warga negara;
Pasal 28 H ayat 1 UUD 1945: “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”
PPLH --- 6 P
1. Upaya sistematis &
1 Perencanaan
Terpadu
MelIputI 2 Pemanfaatan
2. Melestarikan fungsi LH;
3 Pengendalian
3. Mencegah terjadinya
4 Pemeliharaan
pencemaran dan/atau
5 Pengawasan
perusakan LH
6 Penegakan Hukum
1 Perencanaan PPLH 3 tahapan
Inventarisasi
1 Inventarisasi
Lingkungan Hidup
Lingkungan
Daya dukung Cadangan Hidup
Daya tampung SDA
a b c
b 3 Penyusunan
RPPLH RPPLH RPPLH
RPPLH
Nasional a Provinsi c Kab/Kota
RPPLH = Potensi,
MENLH - PP Masalah, & Solusi
GUB. PERDA Bupati/ a PERDA
Walikota.
2 Pemanfaatan SDA Pasal 12
RPPLH (Nasional-Prov-Kab/kota)
Pemanfaatan
SDA
•Menteri
•Gubernur
•Bupati/Walikot
a
Penetapan Daya Dukung
Daya Tampung LH
3 Pengendalian Pasal 13
2 Penanggulangan
Pemulihan • Informasi
• Penghentian 3 • Isolasi
• Penghentian
• Remediasi
• Cara lain sesuai
• Rehabilitasi Pengendalian
perkembangan
• Restorasi Pencemaran/ iptek
Kerusakan LH
Pemerintah,
Pemerintah Daerah,
Penanggung Jawab
Usaha/Kegiatan 1 Pencegahan
13 Instrumen : KLHS, Tata Ruang, BML, KBKL,
AMDAL, UKL/ UPL, Perizinan, ekonomi LH, Per-
UU, Anggaran basis lingk, analisis risiko, audit, dll
Baku mutu baku mutu air;
lingkungan baku mutu air limbah;
hidup baku mutu air laut;
meliputi: baku mutu udara ambien;
baku mutu emisi;
baku mutu gangguan; dan
baku mutu lain sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
PENGENDALIAN
PENCEMARAN
UDARA
Upaya Pencegahan
Upaya Penanggulangan
Upaya Pemulihan
1. Penetapan baku mutu air limbah, air
permukaan, dan laut
Upaya 2. Mendorong penggunaan bahan baku
pencegahan ramah lingkungan dan minim
3. Promosi pemilahan teknologi proses
antara lain produksi
mencakup : 4. Penggunaan teknologi pengolah air
limbah
5. Izin pembuangan air limbah
6. Pemanfaatan air limbah
7. Peningkatan kapasitas kelembagaan
8. Pembinaan kepada industri kaitannya
dengan pengendalian pencemaran air
9. Pengawasan penaatan effluent air
limbah
Upaya 1. Pengawasan terhadap penaatan baku
penanggulangan mutu
antara lain
mencakup : 2. Pemantauan kualitas air
3. Penghentian sumber pencemar
4. Minimalisasi wilayah tercemar
5. Pemeriksaan penaatan terhadap
ketentuan persyaratan teknis
pengendalian pencemaran air
Upaya
pemulihan
antara lain 1. Menentukan wilayah pencemar air
mencakup: 2. Mengisolasi wilayah tercemar
3. Melakukan clean-up
4. Memanfaatkan wilayah tercemar
Pasal 20 Ayat (3)
Setiap orang diperbolehkan
untuk membuang limbah ke
UU 32/2009 media lingkungan hidup dengan
PERLINDUNGAN persyaratan:
DAN a. memenuhi baku mutu
PENGELOLAAN lingkungan hidup
LINGKUNGAN b. mendapat izin dari
HIDUP Menteri,Gubernur, atau
bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya
4 Pemeliharaan
2 Pencadangan
Pemeliharaan Sumber Daya Alam
Pelestarian 3 • Tidak dpt dikelola
Lingkungan Hidup
Fungsi Atmosfir dlm jangka wkt
• Mitigasi & tertentu
Adaptasi Pengendalian
Perubahan Iklim Pencemaran/
• Perlindungan
Lapisan Ozon Kerusakan LH
• Perlindungan
terhadap Hujan
Asam
1 Konservasi
Sumber Daya Alam
• Perlindungan,
Pengawetan, &
Pemanfaatan Lestari SDA
5 Pengawasan Lingkungan Hidup
(Pasal 71 – 75) dapat mendelegasikan
kewenangannya
Menteri dalam melakukan
Pengawasan pengawasan kepada
Gubernur
pejabat/instansi teknis
a Bupati/Walikota
(sesuai kewenangannya) yang bertanggung
b jawab di bidang
perlindungan dan
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
pengelolaan
lingkungan hidup
Tingkat
Ketaatan
c Menetapkan Pejabat
Pengawas
Lingkungan Hidup
Kewenangan
Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup
(Pasal 74)
Pemantauan
Meminta Keterangan
Membuat Catatan
Membuat Salinan Dokumen
Memasuki tempat tertentu
Memotret
Membuat rekaman audio visual
Mengambil sampel
Memeriksa peralatan
Memeriksa instalasi/Alat Transportasi
Menghentikan pelanggaran tertentu
6 Penegakan Hukum Lingkungan
SANKSI
PIDANA
PENYELESAIAN
PENYELESAIAN
SENGKETA LH UU SENGKETA LH
DI LUAR
PPLH DI PENGADILAN
PENGADILAN
SANKSI
ADMINISTRASI
PENCEMARAN
SANKSI DENDA
M M M M
PP I A I A
N X N X
Pasal 20 ayat
MASUK ATAU DIMASUK (4) 3 10 3 10
Sengaja BAKU
KANNYA MAHLUK HI BM AIR (Psl 98) MUTU
DUP, ZAT, ENERGI DAN/ 4 12 4 12
BM AIR LAUT LUKA
ATAU KOMPONEN BM UDARA AMBIEN MATI 5 15 5 15
LAIN KEDALAM LH OLEH
KGT MANUSIA 1 3 1 3
Lalai BAKU
SHG MELAMPAUI BMLH MUTU
BAKU MUTU (psl 2 6 2 6
YG TELAH DITETAPKAN LINGKUNGAN 99) LUKA
(Pasal 1 ayat (14)) MATI 3 9 3 9
BM Air imbah
SETIAP ORANG BM emisi Apabila sanksi
DILARANG adm tidak Paling lama 3
BM Gangguan tahun dan 3 M
MELAKUKAN PENC dipatuhi serta
& PERUSAKAN pelanggaran lebih (pasal 100
PP Pasal dari satu kali ayat 1)
(Psl : 69 ayat (1) a. 20 ayat (3) Pasal 100 ayat (2)
KETENTUAN PIDANA
Pelanggaran Lainnya
Pidana Denda (rupiah)
Jenis Pelanggaran Minimu Maksimu Minimum Maksimu
m m m
Melepaskan/menge
darkan produk 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar
rekayasa genetika
Mengelola limbah
1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar
B3 tanpa izin
Tidak mengelola
limbah B3 yang 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar
dihasilkannya
Dumping - 3 tahun - 3 miliar
Memasukkan
4 tahun 12 tahun 4 miliar 12 miliar
5. Tips dan Trik lulus sertifikasi BNSP
1) Percaya diri, beri impresi kepada asesor bahwa Saudara memang berkompeten di bidang operasional instalasi
pengolahan air limbah dan sehari-hari bekerja dibidang ini.
2) Berikan laporan kerja yang baik pada saat pemberkasan, khususnya terkait operasional alat PPU, yang biasa
dilakukan di tempat kerja (Contoh laporan operasional, maintenance, logbook operasional)
3) Kerjakan test tertulis dengan baik, gunakan bahasa sendiri (jangan copas), usahakan mengingat semua soal
yang ditanyakan, karena pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagian besar akan ditanyakan kembali pada saat
test wawancara
4) Jika mengalami kesulitan dalam menjawab tes tertulis, setelah selesai mengerjakan, usahakan bertanya
kepada trainer atau rekan kerja sebagai bahan dalam memberikan jawaban pada saat wawancara.
5) Pada saat wawancara, jika tidak memahami pertanyaan yang diberikan oleh asesor, jangan sungkan untuk
menanyakan kembali.
6) Kondisikan SOP (Standard Operasional Prosedur) untuk operasional alat
PPU, tanggap darurat PPU, dan Maintenance telah Saudara baca dan
pahami dengan baik sebagai bahan dalam menjawab pertanyaan dari
asesor.
7) Pahami resiko/potensi bahaya ditempat kerja (PPU) dan Tindakan K3 yang
diperlukan.
8) Usahakan hafal parameter uji dari effluent air limbah (siapkan salah satu
hasil uji laboratorium di dekat meja) agar Saudara dapat menjawab
pertanyaan terkait tingkat pencemaran (apakah selama ini memenuhi baku
mutu atau tidak)
TERIMA KASIH
SALAM KOMPETEN
SEMOGA SUKSES !