Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Di Kabupaten Minahasa Selatan
Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Di Kabupaten Minahasa Selatan
ABSTRACT
The aim of this research is to known the role of agricultural sector in South Minahasa
Regency. The role was measured by sector position analysis and is the agriculture subsector was the
base sector or nonbase by seeing the contribution of the agricultural sectorto the farming of Gross
Regional Domestic Product in South Minahasa Regency. The data that has been used in this
research was the secondary data by the Central Statistic Board of North Sulawesi Province, also the
Agricultural and Livestock Service of South Minahasa Regency. The result of this research shows
that the agricultural sector was the biggest contributor in the forming of GDRP in South Minahasa
Regency. By using location quotient (LQ) analysis, the agricultural sector was one of the base
sectors in the other sectors of econonomics, while agriculture subsector which was the base
subsector is the one-season horticulture plants subsector. Based on the result of Dinamic Location
Quotient (DLQ) analysis, the agricultural sector was predicted still be the base sector of South
Minahasa Regency for five years ahead. Furthemore, the prediction of the agricultural subsector
that have the potention of becoming the base subsector in the future is food plants subsector, one-
sesion horticulture plants subsector, a-year horticultural subsector etcetera, a-year plantation
subsector, livestock subsector, the service of agricultural subsector and hunting, and the fisheries
subsector.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sektor pertanian di Kabupaten Minahasa
Selatan. Peranan tersebut diukur melalui analisis posisi sektor dan subsektor pertanian apakah
merupakan sektor basis atau non basis, serta dengan melihat kontribusi sektor pertanian terhadap
pembentukan Produk Domestik Regional Bruto di Kabupaten Minahasa Selatan. Data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
Provinsi Sulawesi Utara serta Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Minahasa Selatan. Hasil
penelitian menunjukan bahwa sektor pertanian merupakan sektor dengan kontribusi terbesar dalam
pembentukan PDRB di Kabupaten Minahasa Selatan. Dengan menggunakan analisis Location
Quotient (LQ), sektor pertanian merupakan salah satu sektor basis diantara sektor perekonomian
lainnya, sedangkan subsektor pertanian yang merupakan subsektor basis adalah subsektor tanaman
hortikultura semusim. Berdasarkan hasil analisis Dinamic Location Quotient (DLQ), sektor pertanian
diprediksi masih merupakan sektor basis di Kabupaten Minahasa Selatan pada lima tahun yang akan
datang. Selanjutnya, subsektor pertanian yang diprediksi berpotensi untuk menjadi subsektor basis di
masa mendatang adalah subsektor tanaman pangan, subsektor tanaman hortikultura semusim,
subsektor tanaman hortikultura tahunan dan lainnya, subsektor perkebunan tahunan, subsektor
peternakan,subsektor jasa pertanian dan perburuan, serta subsektor perikanan.
Kata kunci: Kontribusi, Sektor Pertanian, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara
239
Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian.............................(Julio Ratag, Genen Kapantow, Caroline Pakasi)
240
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 239- 250
Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar mengurangkan biaya antara dari total nilai
(BPS SULUT, 2014b). produksi bruto sektor atau subsektor tersebut.
Manfaat dari data PDRB adalah sebagai berikut Pendekatan ini banyak digunakan untuk
(BPS, 2014) : memperkirakan nilai tambah dari
1) Mengetahui atau menelaah struktur atau sektor/kegiatan yang produksinya berbentuk
susunan perekonomian suatu wilayah. fisik/barang, misalnya pertanian, industri dan
2) Membandingkan perekonomian suatu sebagainya. Nilai tambah merupakan selisih
wilayah dari waktu ke waktu. antara nilai produksi (output) dan nilai biaya
3) Membandingkan perekonomian antar antara (intermediate cost), yaitu bahan baku
wilayah. dari luar yang dipakai dalam proses produksi.
4) Merumuskan kebijaksanaan pemerintah. 2) Pendekatan Pendapatan
PDRB secara berkala dapat disajikan Dalam pendekatan pendapatan, nilai
dalam dua bentuk yaitu atas dasar harga berlaku tambah dari setiap kegiatan ekonomi
dan atas dasar harga konstan pada suatu tahun diperkirakan dengan menjumlahkan semua
dasar maupun triwulan, sebagai berikut balas jasa yang diterima faktor produksi, yaitu
dijelaskan (BPS SULUT, 2014) : upah dan gaji dan surplus usaha, penyusutan,
1) Penyajian atas dasar harga berlaku, semua dan pajak tidak langsung neto.
agregat pendapatan dinilai atas harga yang 3) Pendekatan Pengeluaran
berlaku pada masing-masing tahun, baik Pendekatan dari segi pengeluaran adalah
pada saat menilai produksi dan biaya antara menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari
maupun pada penilaian komponen nilai barang dan jasa yang diproduksi di dalam
tambah dan komponen pengeluaran PDRB. negeri. Jika dilihat dari segi penggunaan maka
2) Penyajian atas dasar harga konstan pada total penyediaan/produksi barang dan jasa itu
suatu tahun dasar, semua agregat pendapatan digunakan untuk konsumsi rumah tangga,
dinilai atas harga yang terjadi pada tahun konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari
dasar (dalam hal ini dipakai harga konstan untung, konsumsi pemerintah, pembentukan
didasarkan harga pada tahun 2000). Karena modal tetap bruto (investasi), perubahan stok
menggunakan harga tetap, maka dan ekspor neto.
perkembangan agregat dari tahun ke tahun
semata-mata disebabkan oleh perkembangan Pembangunan Pertanian
riil dari kuantum produksi tanpa Pembangunan pertanian di arahkan
mengandung fluktuasi harga. untuk meningkatkan produksi pertanian gunah
Dalam perhitungan PDRB atas dasar memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan
harga berlaku ada dua metode yaitu metode industri dalam negeri, meningkatkan ekspor,
langsung dan metode tidak langsung.Metode meningkatkan pendapatan petani, memperluas
langsung adalah perhitungan dengan kesempatan kerja dan mendorog pemeretaan
menggunakan data daerah atau data asli yang kesempatan berusaha (Arsyad,2005).
menggambarkan kondisi daerah dan digali dari Pembangunan pertanian diharapkan
sumber data yang ada di daerah itu sendiri. Hal pada kondosi lingkungan strategis yang terus
ini berbeda dengan metode tidak langsung berkembang secara dinamis dan menjurus
adalah perhitungan dengan mengalokasikan kepada liberalisasi perdangangan internasional
pendapatan nasional menjadi pendapatan dan investasi. Menghadapi perubahan
regional memakai berbagai macam indikator, lingkungan strategis tersebut serta untuk
antara lain jumlah produksi, jumlah penduduk, memanfaatkan peluang yang ditimbulkannya,
luas areal sebagai alokatornya (Tarigan, 2007). maka pembangunan pertanian lebih di fokuskan
Metode langsung dapat dilakukan dengan pada komoditas-komoditas unggulan yang dapat
menggunakan tiga macam pendekatan (Tarigan, bersaing di pasar domestik maupun
2007).yaitu : internasional . Kondisi ini menjadi dasar yang
1) Pendekatan Produksi kuat bagi pemerintah untuk mempercepat
Pendekatan produksi adalah penghitungan reorientasi arah pembangunan sektor pertanian
nilai tambah barang dan jasa yang diprediksi (Daniel,2002).
oleh suatu kegiatan/sektor ekonomi dengan cara
241
Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian.............................(Julio Ratag, Genen Kapantow, Caroline Pakasi)
242
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 239- 250
Jika DLQ > 1, sekor maupun sub sektor panjang dirancang secara bertahap. Pada tahap
pertanian masih dapat diharapkan untuk basis di pertama, pembangunan dititik beratkan pada
masa yang akan datang. Jika DLQ ≤. Sektor pembangunan sektor pertanian dan industri
maupun sub sektor pertanian tidak dapat penghasil sarana produksi pertanian. Pada tahap
diharapkan untuk basis dimasa yang akan kedua, pembangunan dititik beratkan pada
datang. (Suyatno, 2002). Analisis gabungan LQ industri pengolahan penunjang pertanian
dan DLQ digunakan untuk mengetahui (Agroindustri) yang berkelanjutan secara
perubahan posisi dan potensi baik sektor bertahap di alihkan pada pembangunan industri
maupun sub sektor untuk masa yang akan mesin dan logam (Suhendara, 2004).
datang dengan rincian sebagai berikut : Sektor pertanian telah berperan dalam
1. LQ dan DLQ > 1, berarti sektor tersebut perekonomian nasional melalui pembentukan
tetap menjadi basis PDRB, perolehan devisa, penyediaan pangan,
2. LQ > 1 dan DLQ ≤ 1, berarti sektor tersebut dan bahan industri, pengetasan kemiskinan,
mengalami perubahan posisi dari basis menciptakan lapangan kerja, dan mening
menjadi non basis sehingga tidak dapat di bkatkan pendapatan masyarakat. Sektor
harapkan menjadi basis di tahun-tahun yang pertanian mempunyai efek pengganda kedepaan
akan datang yang besar melalui keterkaitan input- ouput
3. LQ ≤ dan DLQ > 1, berarti sektor tersebut outcome antara industri, konsumsi, dan
telah mengalami perubahan posisi dari non investasi. Hal ini terjadi nasional dan regional
basis menjadi sektor basis sehingga dapat karena keunggulan komparatif sebagian besar
diharapkan basis di tahun-tahun mendatang wilayah indonesia adalah sektor pertanian
4. LQ ≤ 1 dan DLQ ≤ 1, berarti sektor tersebut (Laoh,2008).
tetap non basis. Berdasarkan data statistik di Minahasa
Selatan, angkatan kerja diatas usia 15 tahun
Sektor Pertanian sebagian besar bekerja di bidang pertanian yang
Sektor pertanian yang berhasil didalamnya terdapat Subsektor Pertanian,
merupakan persyaratan bagi pembangunan perkebunan, kehutanan, perburuan, dan
sektor industri dan jasa. Para perancang perikanan (Tabel 1). Ini menunjukan bahwa
pembangunan indonesia pada awalnya masa sektor pertanian memberi peran yang besar
pemerintahan orde baru menyadari benar hal terhadap penyerapan tenaga kerja di Minahasa
tersebut, sehinggaa pembangunan angka Selatan.
243
Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian.............................(Julio Ratag, Genen Kapantow, Caroline Pakasi)
244
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 239- 250
DLQ menggambarkan posisi sektor maupun sub non basis sehingga tidak dapat di harapkan
sektor pertanian dimasa mendatang. menjadi basis di tahun-tahun yang akan datang.
- LQ ≤ 1 dan DLQ > 1, berarti sektor pertanian
(1+𝑔𝑖𝑗)/(1+𝑔𝑗) t pada posisi non basis namun dapat diharapkan
DLQ = { }
(1+𝐺𝑖)/(1+𝐺) basis pada tahun-tahun yang akan datang.
- LQ ≤ 1 dan DLQ ≤ 1, berarti sektor pertanian
Dimana : tetap pada posisi non basis.
DLQ : Indeks Dynamic Location Quotient
gij : Rata-rata laju pertumbuhan sektor/sub
sektor Minahasa Selatan HASIL DAN PEMBAHASAN
gj : Rata-rata laju pertumbuhan PDRB
Minahasa Selatan Letak Geografis, Administratif Dan kondisi
Gi : Rata-rata laju pertumbuhan sektor/sub Fisik
sektor Provinsi Sulut Kabupaten Minahasa Selatan adalah salah
G : Rata-rata laju pertumbuhan PDRB satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara yang
seluruh sektor Provinsi Sulut terletak diantara 0°,47’-1°24’ lintang utara dan
t : Jumlah tahun analisis 124°45’ bujur timur. Ibukota Kabupaten
Untuk pertumbuhan sektor/sub sektor Minahasa Selatan adalah kota Amurang yang
pertanian di Kabupaten Minahasa Selatan berjarak ± 64 km dari kota Manado. Kabupaten
Tahun 2010-2014 dihitung dengan rumus : Minahasa Selatan terbentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2003 tentang
𝑃𝐷𝑅𝐵₁−𝑃𝐷𝑅𝐵₀ pembentukan Kabupaten Minahasa Selatan dan
G= { 𝑃𝐷𝑅𝐵₀
𝑥100%} Kota Tomohon di Provinsi Sulawesi Utara.Luas
Kabupaten Minahasa Selatan adalah 1.484,47
km2 terdiri dari 17 Kecamatan dengan 177 desa.
Dimana : Sebagian besar wilayah Minahasa Selatan
G : Laju Pertumbuhan memiliki topografi bergunung-gunung yang
PDRB1 : PDRB ADHK pada suatu membentang dari utara ke selatan.
tahun
PDRB0: PDRB ADHK pada tahun sebelumnya Peranan Sektor Pertanian di
Rata-rata laju pertumbuhan untuk tahun 2014 Kabupaten Minahasa Tenggara
yaitu : Sektor pertanian merupakan salah satu
gji sektor yang berperan penting sebagai motor
: penggerak pembangunan di Sulawesi Utara pada
𝐿𝑃 2010+𝐿𝑃2011+𝐿𝑃2012+𝐿𝑃2013+𝐿𝑃 2014 umumnya dan Kabupaten Minahasa Selatan pada
{ 5
𝑥100%} khususnya. Hal ini didukung dengan data Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten Minahasa
Jika DLQ > 1, sektor maupun sub sektor Selatan yang menunjukan adanya kenaikan nilai
pertanian masih dapat diharapkan untuk basis Produk Domestik Regional Bruto sektor pertanian
dimasa yang akan datang. Jika DLQ ≤ 1, sektor yang signifikan dari tahun 2011 sampai tahun
maupun sub sektor pertanian tidak dapat 2014. Tabel 4 menunjukan nilai produk domestik
diharapkan untuk basis dimasa yang akan datang regional bruto atas dasar harga konstan (ADHK)
(Suyatno, 2002). tahun 2010-2014.
iii. Perbandingan posisi saat ini dan di masa
depan Kinerja sektor dan subsektor pertanian
Analisis gabungan LQ dan DLQ pada masa mendatang dapat di ketahui dengan
digunakan untuk mengetahui perubahan posisi menggunakan metode Dinamic Location
dan potensi baik sektor maupun sub sektor untuk Quotient. Hasil analisis Dinamic Location
masa yang akan datang dengan rincain sebagai Quotient terhadap rata-rata laju pertumbuhan
berikut : sektor pertanian Provinsi Sulawesi Utara akan
- LQ > 1 dan DLQ > 1, berarti sektor pertanian menunjukan apakah sektor dan subsektor
tetap menjadi basis. pertanian akan mengalami peningkatan,
- LQ > 1 dan DLQ ≤ 1, berarti sektor pertanian penurunan, atau stabil di masa sekarang dan masa
mengalami perubahan posisi dari basis menjadi mendata
245
Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian.............................(Julio Ratag, Genen Kapantow, Caroline Pakasi)
Tabel 4. PDRB seri 2010 ADHK Kabupaten Minahasa Selatan Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2010-2014
No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014
1 Pertanian 1.389.267,0 1.369.084,5 1.449.116,1 1.529.693,8 1.588.915,6
2 Pertambangan & 333.281,4 353.408,4 368.895,9 386.715,4 408.360,2
Pengg
3 Industri 409.722,4 441.426,9 476.414,7 146.514,04 563.685,6
Pengolahan
4 Pengadaan Listrik 3.195,2 2.958,2 3.104,7 3.362,1 3.554,0
& Gas
5 Pengadaan 2.691,9 2.797,4 2.908,7 3.025,4 3.153,0
Air,Pengel
Sampah, Limbah
Daur Ulang
6 Konstruksi 457.340,1 487.583,4 522.784,7 566.610,1 624.094,4
7 Perdagangan 281.145,7 301.509,9 314.678,6 336.328,1 360.150,8
Besar & Eceran,
Reparasi Mobil &
Sepeda Motor
246
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 239- 250
Tabel 16. DLQ Sektor dan sub sektor pertanian Kabupaten Minahasa Selatan
N Lapangan Usaha DLQ
o
1. Pertanian, Perikanan dan 4,83
Kehutanan
a. Tanaman Pangan 17,63
b. Tanaman Hortikultura Semusim 6,72
c. Perkebunan Semusim 0,40
d. Tanaman Hortikultura Tahunan 4,57
dan lainnya
e. Perkebunan Tahunan 4,62
f. Peternakan 6,59
g. Jasa Pertanian dan Perburuan 5,49
h. Kehutanan dan Penebangan Kayu -16,72
i. Perikanan 4,46
Sumber: Hasil Olahan 2016
247
Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian.............................(Julio Ratag, Genen Kapantow, Caroline Pakasi)
248
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 239- 250
Kesimpulan
1. Sektor pertanian masih konsisten menjadi Arsyad, L. 2005. Ekonomi Pembangunan.
kontributor terbesar pada perekonomian di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Kabupaten Minahasa Selatan. Selain itu, Yogyakarta.
sektor pertanian merupakan penyedia Arsyad, L.2005. Pengantar Perencanaan
lapangan pekerjaan terbesar di Kabupaten Pembangunan EKONOMI DAERAH,
Minahasa Selatan. Edisi Kedua, BPFE. Yogyakarta.
2. Dari hasil analisi Location Quotient (LQ), BPS SULUT, 2015a .Minahasa Selatandalam
sektor pertanian dan beberapa sektor Angka. Badan Pusat Statistik
perekonomian lainnya yaitu, sektor Sulawesi Utara, Manado.
pertambangan dan penggalian, sektor
industri pengolahan, dan sektor konstruksi ______, 2015b. Produk Domestik Regional
merupakan sektor basis di Kabupaten Bruto
Minahasa Selatan. Ini berarti kegiatan pada Provinsi Sulawesi Utara Menurut
sektor pertanian mampu untuk mencukupi Lapangan Usaha. BPS Sulut, Manado
kebutuhan di Kabupaten Minahasa Selatan Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi
dan memungkinkan untuk mengekspor ke Pertanian.
daerah lain. Buni Aksara. Jakarta.
3. Subsektor hortikultura semusim, subsektor
perkebunan tahunan dan subsektor jasa Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi
pertanian dan perburuan merupakan Pertanian. LP3S. Jakarta.
subsektor basis di Kabupaten Minahasa
Selatan. Laoh, E. 2008. Buku Ajar Ekonomi
4. Berdasarkan hasil analisis Dinamic Location Pembangunan, Fakultas Pertanian
Quotient (DLQ), sektor pertanian diprediksi Universitas Sam Ratulangi, Manado.
tetap akan menjadi sektor basis Riyadi dan Brathakusuma. 2005. Perencanaan
5. Subsektor pertanian yang diprediksikan Pembangunan Daerah. Gramedia
menjadi subsektor basis pada masa Jakarta.
mendatang adalah sektor tanaman pangan,
tanaman hortikultura semusim, tanaman Saragih, J.R. 2015. Perencanaan Wilayah dan
hortikultura tahunan, perkebunan tahunan, Pengembangan Ekonomi Lokal
peternakan, jasa pertanian dan perburuan, Berbasis Pertanian, Pustaka Pelajar.
dan perikanan. Yogyakarta.
249
Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian.............................(Julio Ratag, Genen Kapantow, Caroline Pakasi)
250