0% found this document useful (0 votes)
41 views12 pages

Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Di Kabupaten Minahasa Selatan

This document discusses the role of the agricultural sector in the economy of South Minahasa Regency, Indonesia. It finds that agriculture is the largest contributing sector to the region's gross domestic product based on an analysis of its sector position. Using a location quotient analysis, agriculture is identified as one of the base sectors of the local economy, with the one-season horticulture plants subsector being the primary base subsector. A dynamic location quotient analysis predicts that agriculture will remain a base sector for the region over the next five years. Several agricultural subsectors are also predicted to have potential to become base subsectors in the future.

Uploaded by

Apriyan Barus
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
41 views12 pages

Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Di Kabupaten Minahasa Selatan

This document discusses the role of the agricultural sector in the economy of South Minahasa Regency, Indonesia. It finds that agriculture is the largest contributing sector to the region's gross domestic product based on an analysis of its sector position. Using a location quotient analysis, agriculture is identified as one of the base sectors of the local economy, with the one-season horticulture plants subsector being the primary base subsector. A dynamic location quotient analysis predicts that agriculture will remain a base sector for the region over the next five years. Several agricultural subsectors are also predicted to have potential to become base subsectors in the future.

Uploaded by

Apriyan Barus
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 12

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 239- 250

PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN DI KABUPATEN


MINAHASA SELATAN

The Role of Agricultural Sector to the Economic of South Minahasa Regency

Julio P.D. Ratag,


Gene H.M. Kapantow
Caroline B.D. Pakasi

ABSTRACT
The aim of this research is to known the role of agricultural sector in South Minahasa
Regency. The role was measured by sector position analysis and is the agriculture subsector was the
base sector or nonbase by seeing the contribution of the agricultural sectorto the farming of Gross
Regional Domestic Product in South Minahasa Regency. The data that has been used in this
research was the secondary data by the Central Statistic Board of North Sulawesi Province, also the
Agricultural and Livestock Service of South Minahasa Regency. The result of this research shows
that the agricultural sector was the biggest contributor in the forming of GDRP in South Minahasa
Regency. By using location quotient (LQ) analysis, the agricultural sector was one of the base
sectors in the other sectors of econonomics, while agriculture subsector which was the base
subsector is the one-season horticulture plants subsector. Based on the result of Dinamic Location
Quotient (DLQ) analysis, the agricultural sector was predicted still be the base sector of South
Minahasa Regency for five years ahead. Furthemore, the prediction of the agricultural subsector
that have the potention of becoming the base subsector in the future is food plants subsector, one-
sesion horticulture plants subsector, a-year horticultural subsector etcetera, a-year plantation
subsector, livestock subsector, the service of agricultural subsector and hunting, and the fisheries
subsector.

Keywords: Contribution, Agricultural Sector, South Minahasa Regency, North Sulawesi

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sektor pertanian di Kabupaten Minahasa
Selatan. Peranan tersebut diukur melalui analisis posisi sektor dan subsektor pertanian apakah
merupakan sektor basis atau non basis, serta dengan melihat kontribusi sektor pertanian terhadap
pembentukan Produk Domestik Regional Bruto di Kabupaten Minahasa Selatan. Data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
Provinsi Sulawesi Utara serta Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Minahasa Selatan. Hasil
penelitian menunjukan bahwa sektor pertanian merupakan sektor dengan kontribusi terbesar dalam
pembentukan PDRB di Kabupaten Minahasa Selatan. Dengan menggunakan analisis Location
Quotient (LQ), sektor pertanian merupakan salah satu sektor basis diantara sektor perekonomian
lainnya, sedangkan subsektor pertanian yang merupakan subsektor basis adalah subsektor tanaman
hortikultura semusim. Berdasarkan hasil analisis Dinamic Location Quotient (DLQ), sektor pertanian
diprediksi masih merupakan sektor basis di Kabupaten Minahasa Selatan pada lima tahun yang akan
datang. Selanjutnya, subsektor pertanian yang diprediksi berpotensi untuk menjadi subsektor basis di
masa mendatang adalah subsektor tanaman pangan, subsektor tanaman hortikultura semusim,
subsektor tanaman hortikultura tahunan dan lainnya, subsektor perkebunan tahunan, subsektor
peternakan,subsektor jasa pertanian dan perburuan, serta subsektor perikanan.

Kata kunci: Kontribusi, Sektor Pertanian, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara

239
Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian.............................(Julio Ratag, Genen Kapantow, Caroline Pakasi)

PENDAHULUAN masyarakatnya mengelola sumber-sumber daya


yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan
Latar Belakang antara pemerintah daerah dan sektor swasta
Pembangunan ekonomi secara umum untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan merangsang perkembangan kegiatan
masyarakat, meningkatkan pendapatan, ekonomi dalam wilayah tersebut (Aryad, 2005).
menjamin tersedianya lapangan pekerjaan serta Kebijakan pembangunan pada dasarnya
sebagai pendorong perubahan dan pembaharuan adalah merupakan keputusan atau tindakan
dibidang kehidupan lainnya. Keberhasilan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintahan yang
pembangunan ini ditunjang oleh keterkaitan dan berwenang atau pengambil keputusan publik
dukungan dari berbagai pihak serta peranan dari guna mewujudkan suatu kondisi pembangunan
berbagai lapangan usaha. Dalam proses atau masyarakat yang diinginkan, baik pada saat
pembangunan ekonomi, setiap sektor atau sekarang maupun untuk periode tertentu di
lapangan usaha yang menunjang kegiatan masa datang. Sasaran akhir dari kebijakan
ekonomi perlu mendapat perhatian khusus. pembangunan tersebut adalah untuk dapat
mendorong dan meningkatkan pertumbuhan
Ekonomi Pertanian ekonomi dan kesejahteraan sosial secara
Ilmu ekonomi pertanian adalah bagian menyeluruh sesuai dengan keinginan dan
dari ilmu ekonomi umum yang mempelajari aspirasi yang berkembang dalam masyarakat
fenomena-fenomena dan persoalan-persoalan (Syafrizal, 2008).
yang berhubungan dengan pertanian, baik mikro
maupun makro. Dengan kata lain, ilmu ekonomi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto
pertanian adalah ilmu yang mempelajari (PDRB)
perilaku dan upaya manusia, baik yang Informasi hasil pembangunan yang
langsung maupun tidak langsung berhubungan didapatkan dapat dimanfaatkan dalam
dengan produksi, pemasaran, dan konsumsi penentuan kebijakan pembangunan suatu
hasil-hasil pertanian. Pertanian adalah proses wilayah. PDRB merupakan ukuran keberhasilan
produksi yang di dasarkan atas pertumbuhan pembangunan suatu wilayah, khususnya
tanaman dan hewan. Pertanian merupakan dibidang ekonomi salah satu alat yang dapat
industri primer yang mencakup digunakan sebagai indikator pertumbuhan
pengorganisasian sumber daya tanah, air, dan ekonomi di suatu wilayah.
mineral, serta modal dalam berbagai bentuk, Pendapatan regional didefinisikan sebagai
pengelolaan dari tenaga kerja untuk tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada
memproduksi dan memasarkan berbagai barang wilayah, dimana tingkat pendapatan regional
yang di perlukan oleh manusia. dapat diukur dari total pendapatan wilayah
Ilmu ekonomi pertanian mencakup ataupun pendapatan rata-rata masyarakat pada
analisis ekonomi dari proses produksi (Teknis), daerah tersebut (Tarigan, 2007).
hubungan-hubungan sosial dalam produksi Produk Domestik Regional Bruto adalah
pertanian, serta antara hubungan faktor-faktor jumlah nilai tambah bruto (gross value added)
produksi, hubungan antara faktor dan hasil yang timbul dari seluruh sektor perekonomian
produksi dalam satu proses produksi, yang di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
semuanya itu termasuk dalam wilayah telaah biasanya satu tahun ataupun dalam tiga bulan
ekonomi mikro. Selain itu ilmu ekonomi atau semesteran. Sedangkan, nilai tambah
pertanian juga mempelajari analisis dan adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan
hubungan persoalan-persoalan ekonomi makro. biaya antara (intermediate cost). Nilai tambah
Misalnya, persoalan, pendapatan nasional, bruto mencakup komponen-komponen faktor
konsumsi investasi, lapangan kerja, dan pendapatan (upah dan gaji, bunga, sewa, dan
pembangunan ekonomi (Hanafie, 2010) keuntungan), penyusutan dan pajak tidak
langsung neto. Jadi dengan menghitung nilai
Pembangunan Ekonomi Daerah tambah bruto dari masing-masing sektor dan
Pembangunan ekonomi daerah sebagai menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh
suatu proses di mana pemerintah daerah dan sektor tadi, akan menghasilkan Produk

240
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 239- 250

Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar mengurangkan biaya antara dari total nilai
(BPS SULUT, 2014b). produksi bruto sektor atau subsektor tersebut.
Manfaat dari data PDRB adalah sebagai berikut Pendekatan ini banyak digunakan untuk
(BPS, 2014) : memperkirakan nilai tambah dari
1) Mengetahui atau menelaah struktur atau sektor/kegiatan yang produksinya berbentuk
susunan perekonomian suatu wilayah. fisik/barang, misalnya pertanian, industri dan
2) Membandingkan perekonomian suatu sebagainya. Nilai tambah merupakan selisih
wilayah dari waktu ke waktu. antara nilai produksi (output) dan nilai biaya
3) Membandingkan perekonomian antar antara (intermediate cost), yaitu bahan baku
wilayah. dari luar yang dipakai dalam proses produksi.
4) Merumuskan kebijaksanaan pemerintah. 2) Pendekatan Pendapatan
PDRB secara berkala dapat disajikan Dalam pendekatan pendapatan, nilai
dalam dua bentuk yaitu atas dasar harga berlaku tambah dari setiap kegiatan ekonomi
dan atas dasar harga konstan pada suatu tahun diperkirakan dengan menjumlahkan semua
dasar maupun triwulan, sebagai berikut balas jasa yang diterima faktor produksi, yaitu
dijelaskan (BPS SULUT, 2014) : upah dan gaji dan surplus usaha, penyusutan,
1) Penyajian atas dasar harga berlaku, semua dan pajak tidak langsung neto.
agregat pendapatan dinilai atas harga yang 3) Pendekatan Pengeluaran
berlaku pada masing-masing tahun, baik Pendekatan dari segi pengeluaran adalah
pada saat menilai produksi dan biaya antara menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari
maupun pada penilaian komponen nilai barang dan jasa yang diproduksi di dalam
tambah dan komponen pengeluaran PDRB. negeri. Jika dilihat dari segi penggunaan maka
2) Penyajian atas dasar harga konstan pada total penyediaan/produksi barang dan jasa itu
suatu tahun dasar, semua agregat pendapatan digunakan untuk konsumsi rumah tangga,
dinilai atas harga yang terjadi pada tahun konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari
dasar (dalam hal ini dipakai harga konstan untung, konsumsi pemerintah, pembentukan
didasarkan harga pada tahun 2000). Karena modal tetap bruto (investasi), perubahan stok
menggunakan harga tetap, maka dan ekspor neto.
perkembangan agregat dari tahun ke tahun
semata-mata disebabkan oleh perkembangan Pembangunan Pertanian
riil dari kuantum produksi tanpa Pembangunan pertanian di arahkan
mengandung fluktuasi harga. untuk meningkatkan produksi pertanian gunah
Dalam perhitungan PDRB atas dasar memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan
harga berlaku ada dua metode yaitu metode industri dalam negeri, meningkatkan ekspor,
langsung dan metode tidak langsung.Metode meningkatkan pendapatan petani, memperluas
langsung adalah perhitungan dengan kesempatan kerja dan mendorog pemeretaan
menggunakan data daerah atau data asli yang kesempatan berusaha (Arsyad,2005).
menggambarkan kondisi daerah dan digali dari Pembangunan pertanian diharapkan
sumber data yang ada di daerah itu sendiri. Hal pada kondosi lingkungan strategis yang terus
ini berbeda dengan metode tidak langsung berkembang secara dinamis dan menjurus
adalah perhitungan dengan mengalokasikan kepada liberalisasi perdangangan internasional
pendapatan nasional menjadi pendapatan dan investasi. Menghadapi perubahan
regional memakai berbagai macam indikator, lingkungan strategis tersebut serta untuk
antara lain jumlah produksi, jumlah penduduk, memanfaatkan peluang yang ditimbulkannya,
luas areal sebagai alokatornya (Tarigan, 2007). maka pembangunan pertanian lebih di fokuskan
Metode langsung dapat dilakukan dengan pada komoditas-komoditas unggulan yang dapat
menggunakan tiga macam pendekatan (Tarigan, bersaing di pasar domestik maupun
2007).yaitu : internasional . Kondisi ini menjadi dasar yang
1) Pendekatan Produksi kuat bagi pemerintah untuk mempercepat
Pendekatan produksi adalah penghitungan reorientasi arah pembangunan sektor pertanian
nilai tambah barang dan jasa yang diprediksi (Daniel,2002).
oleh suatu kegiatan/sektor ekonomi dengan cara

241
Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian.............................(Julio Ratag, Genen Kapantow, Caroline Pakasi)

Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi


Teori Ekonomi Basis mendasarkan
pandanganya bahwa laju pertumbuhan ekonomi
suatu wilayah ditentukan oleh besarnya ekspor
dari wilayah tersebut. Dalam pengertian Keterangan :
ekonomi regional, ekspor adalah menjual Vi : PDRB sektor/sub sektor
produk/jasa ke luar wilayah baik ke wilayah kabupaten/kota
lain di dalam negara itu maupun ke luar negeri. vt : PDRB total wilayah kabupaten /kota
Pengertian ekspor termasuk tenaga kerja yang Vi : PDRB sektor/sub sektor tingkat
mendomisili di wilayah kita tetapi bekerja dan provinsi
memperoleh uang dari wilayah lain. Demikian Vt : PDRB total wilayah tingkat provinsi
pula usaha-usaha lokal tetapi memiliki
langganan dari luar wilayah dapat diketegorikan Istilah wilayah nasional dapat diartikan
sebagai kegiatan basis. Pada dasarnya semua untuk wilayah induk/wilayah atasan. Apabila
kegiatan baik penghasil produk maupun diperbandingkan antara wilayah kabupaten
penyedia jasa yang mendatangkan uang dari dengan wilayah provinsi, maka provinsi
luar wilayah karena kegiatannya adalah memegang peranan sebagai wilayah
kegiatan basis. Lapangan kerja dan pendapatan nasional.Dari rumus tersebut dapat diketahui
disektor basis adalah fungsi dari permintaan kriteria nilai LQ, sebagai berikut :
yang bersifat exogenous (tidak tergantung pada LQ > 1, artinya produk sektor i mampu
kegiatan intern/permintaan lokal (Tarigan, memenuhi kebutuhan daerah yang bersangkutan
2002). serta mampu mengekspor ke luar daerah
Logika dasar LQ adalah teori basis LQ < 1 artinya produk sektor i belum mampu
ekonomi yang intinya adalah karena industri memenuhi kebutuhan daerah yang bersangkutan
basis menghasilkan barang-barang dan jasa di dan masih mengimpor dari daerah lain.
daerah maupun di luar daerah yang LQ 1, artinya terjadi keseimbangan antara
bersangkutan, maka penjualan ke luar daerah kebutuhan dengan produk yang dihasilkan oleh
akan menghasilkan pendapatan bagi daerah sektor terkait.
tersebut. Selanjutnya, adanya arus pendapatan Untuk mengatasi kelemahan metode LQ
dari luar daerah ini menyebabkan terjadinya digunakam varians dari metode LQ yaitu
kenaikan konsumsi (consumption, c) dan Dynamic Location Quotient (DLQ). Metode
investasi (investment, I) didaerah tersebut. Hal DLQ menggambarkan posisi sektor maupun sub
ini akan menaikan pendapatan dan menciptakan sektor pertanian dimasa mendatang. Rumus
kesempatan kerja baru. Peningkatan pendapatan yang digunakan yaitu sebagai berikut:
tersebut tidak hanya menaikan permintaan
(1+𝑔𝑖𝑗)/(1+𝑔𝑗) t
terhadap industri basis, tetapi juga menaikan DLQ = { (1+𝐺𝑖)/(1+𝐺)
}
permintaan akan industri non basis (lokal).
Dimana :
Kenaikan permintaan (demand) ini akan
DLQ : Indeks Dynamic Location
mendorong kenaikan investasi pada industri
Cuotient
yang bersangkutan dan juga industri lain
gij : Rata-rata laju pertumbuhan
(Widodo, 2006).
sektor/sub sektor kab/kota
Metode Location Quetient (LQ)
gj : Rata-rata laju pertumbuhan PDRB
digunakan untuk membandingkan kemampuan
kab/kota
sektor-sektor perekonomian di suatu wilayah
Gi : Rata-rata laju pertumbuhan sector /sub
dengan kamampuan sektor perekonomian di
sektor Provinsi
wilayah yang lebih luas. LQ dapat dihitung
G : Rata-rata laju pertumbuhan PDRB
dengan mengunakan rumus sebagai berikut :
seluruh sektor Provinsi
(Riyadi dan Brathakusuma, 2005).
t : Jumlah tahun analisis

242
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 239- 250

Jika DLQ > 1, sekor maupun sub sektor panjang dirancang secara bertahap. Pada tahap
pertanian masih dapat diharapkan untuk basis di pertama, pembangunan dititik beratkan pada
masa yang akan datang. Jika DLQ ≤. Sektor pembangunan sektor pertanian dan industri
maupun sub sektor pertanian tidak dapat penghasil sarana produksi pertanian. Pada tahap
diharapkan untuk basis dimasa yang akan kedua, pembangunan dititik beratkan pada
datang. (Suyatno, 2002). Analisis gabungan LQ industri pengolahan penunjang pertanian
dan DLQ digunakan untuk mengetahui (Agroindustri) yang berkelanjutan secara
perubahan posisi dan potensi baik sektor bertahap di alihkan pada pembangunan industri
maupun sub sektor untuk masa yang akan mesin dan logam (Suhendara, 2004).
datang dengan rincian sebagai berikut : Sektor pertanian telah berperan dalam
1. LQ dan DLQ > 1, berarti sektor tersebut perekonomian nasional melalui pembentukan
tetap menjadi basis PDRB, perolehan devisa, penyediaan pangan,
2. LQ > 1 dan DLQ ≤ 1, berarti sektor tersebut dan bahan industri, pengetasan kemiskinan,
mengalami perubahan posisi dari basis menciptakan lapangan kerja, dan mening
menjadi non basis sehingga tidak dapat di bkatkan pendapatan masyarakat. Sektor
harapkan menjadi basis di tahun-tahun yang pertanian mempunyai efek pengganda kedepaan
akan datang yang besar melalui keterkaitan input- ouput
3. LQ ≤ dan DLQ > 1, berarti sektor tersebut outcome antara industri, konsumsi, dan
telah mengalami perubahan posisi dari non investasi. Hal ini terjadi nasional dan regional
basis menjadi sektor basis sehingga dapat karena keunggulan komparatif sebagian besar
diharapkan basis di tahun-tahun mendatang wilayah indonesia adalah sektor pertanian
4. LQ ≤ 1 dan DLQ ≤ 1, berarti sektor tersebut (Laoh,2008).
tetap non basis. Berdasarkan data statistik di Minahasa
Selatan, angkatan kerja diatas usia 15 tahun
Sektor Pertanian sebagian besar bekerja di bidang pertanian yang
Sektor pertanian yang berhasil didalamnya terdapat Subsektor Pertanian,
merupakan persyaratan bagi pembangunan perkebunan, kehutanan, perburuan, dan
sektor industri dan jasa. Para perancang perikanan (Tabel 1). Ini menunjukan bahwa
pembangunan indonesia pada awalnya masa sektor pertanian memberi peran yang besar
pemerintahan orde baru menyadari benar hal terhadap penyerapan tenaga kerja di Minahasa
tersebut, sehinggaa pembangunan angka Selatan.

Tabel 1. Penduduk Minahasa Selatan Berumur 15+ Yang Bekerja Menurut


Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin 2014
No Lapangan Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Pertanian 27.413 5.889 33.302
2 Pertambangan dan Penggalian 295 - 295
3 Industri 15.190 2.476 17.666
4 Listrik Gas dan Air Minum 655 - 655
5 Konstruksi 5.446 - 5.446
6 Perdagangan, Rumah Makan, Jasa akomodasi 4.279 10.726 15.006
7 Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi 5.806 - 5.806
8 Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan 1.421 392 1.813
dan Jasa Perusahaan
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 4.436 5.931 10.367
Jumlah 64.941 25.414 90.355
Sumber : Minahasa Selatan dalam Angka 2015

243
Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian.............................(Julio Ratag, Genen Kapantow, Caroline Pakasi)

Rumusan Masalah g. Rata-rata laju pertumbuhan sektor/sub sektor


Berdasarkan latar belakang yang sudah Kabupaten Mianahasa Selatan
diuraikan, maka yang menjadi masalah dalam h. Rata-rata laju pertumbuhan PDRB Kabupaten
penelitian ini adalahbagaimana Peranan Sektor Minahasa Selatan
Pertanian terhadap Perekonomian di Kabupaten i. Rata-rata laju pertumbuhan sektor/sub sektor
Minahasa Selatan ? Provinsi Sulawesi Utara
j. Rata-rata laju pertumbuhan PDRB seluruh
Tujuan dan Manfaat Penelitian sektor Provinsi Sulawesi Utara
Tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan peranan sektor Metode Analisis Data
a. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB
pertanian terhadap Perekonomian di Kabupaten
Kabupaten Minahasa Selatan
Minahasa Selatan.Penelitian ini diharapkan Dalam penelitian ini digunakan data
akan memberikan sesuatu yang bermanfaat PDRB ADHK tahun 2010 dengan rumus:
sebagai masukan bagi Pemerintah Kabupaten
Minahasa Selatan dalam rangka menentukan 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝐷𝑅𝐵 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 −𝑖
kebijakan perencanaan dan pembangunan Kontribusi = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝐷𝑅𝐵
x100%
ekonomi daerah, serta sebagai informasi dan
referensi untuk penelitian terkait selanjutnya. b. Analisis Posisi Sektor Pertanian
i. Kondisi saat ini
Analisis Location Quotient (LQ)
METODOLOGI PENELITIAN digunakan untuk mengidentifikasi sektor
pertanian maupun sub sektor pertanian di
Tempat dan Waktu Penelitian
kabupaten Minahasa Selatan. Besarnya nilai
Penelitian ini dilaksanakan di BPS Prov. Sulut,
LQ dapat diperoleh dari persamaan sebagai
BPS kab Minahasa Selatan dan dari instansi-
instansi terkait di Kab Minahasa Selatan. berikut:
Penelitian ini dimulai sejak bulan Februari-April
2016.

Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data sekunder, antara lain : Keterangan :
a. PDRB Seri 2010 ADHK Kabupaten Minahasa LQ : Nilai Location Quotient
Selatan periode2010-2014 Vi : PDRB sektor/sub sektor kabupaten
b. PDRB Seri 2010 ADHK Provinsi Sulawesi Minahasa Selatan
Utara periode 2010 – 2014 vt : PDRB total wilayah
c. Data sekunder lainnya yang masih ada kabupaten Minahasa Selatan
kaitannya dengan tujuan penelitian ini. Vi : PDRB sektor/sub sektor
provinsi Sulawesi Utara
Konsep Pengukuran Variabel Vt : PDRB total wilayah
a. PDRB Kabupaten Minahasa Selatan ADHK provinsi Sulawesi Utara
tahun 2010-2014 (Rp/Tahun)
b. PDRB Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan Kriteria :
ADHK tahun 2010-2014 (Rp/Tahun) Apabila LQ > 1 berarti sektor maupun
c. PDRB total wilayah Kabupaten Minahasa sub sektor pertanian merupakan sektor basis.
Selatan (Rp/Tahun) Sedangkan LQ ≤ 1 berarti sektor maupun sub
d. PDRB sektor pertanian wilayah Kabupaten sektor pertanian merupakan sektor non basis.
Minahasa Selatan berdasarkan ADHK tahun
ii. Posisi dimasa depan
2010-2014 (Rp/Tahun)
Untuk mengatasi kelemahan metode LQ
e. Pendapatan total wilayah kabupaten Minahasa
Selatan (Rp/Tahun)
digunakam varians dari metode LQ yaitu
f. Pendapatan sektor pertanian Kabupaten Dynamic Location Quotient (DLQ). Metode
Minahasa Selatan (Rp/Tahun)

244
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 239- 250

DLQ menggambarkan posisi sektor maupun sub non basis sehingga tidak dapat di harapkan
sektor pertanian dimasa mendatang. menjadi basis di tahun-tahun yang akan datang.
- LQ ≤ 1 dan DLQ > 1, berarti sektor pertanian
(1+𝑔𝑖𝑗)/(1+𝑔𝑗) t pada posisi non basis namun dapat diharapkan
DLQ = { }
(1+𝐺𝑖)/(1+𝐺) basis pada tahun-tahun yang akan datang.
- LQ ≤ 1 dan DLQ ≤ 1, berarti sektor pertanian
Dimana : tetap pada posisi non basis.
DLQ : Indeks Dynamic Location Quotient
gij : Rata-rata laju pertumbuhan sektor/sub
sektor Minahasa Selatan HASIL DAN PEMBAHASAN
gj : Rata-rata laju pertumbuhan PDRB
Minahasa Selatan Letak Geografis, Administratif Dan kondisi
Gi : Rata-rata laju pertumbuhan sektor/sub Fisik
sektor Provinsi Sulut Kabupaten Minahasa Selatan adalah salah
G : Rata-rata laju pertumbuhan PDRB satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara yang
seluruh sektor Provinsi Sulut terletak diantara 0°,47’-1°24’ lintang utara dan
t : Jumlah tahun analisis 124°45’ bujur timur. Ibukota Kabupaten
Untuk pertumbuhan sektor/sub sektor Minahasa Selatan adalah kota Amurang yang
pertanian di Kabupaten Minahasa Selatan berjarak ± 64 km dari kota Manado. Kabupaten
Tahun 2010-2014 dihitung dengan rumus : Minahasa Selatan terbentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2003 tentang
𝑃𝐷𝑅𝐵₁−𝑃𝐷𝑅𝐵₀ pembentukan Kabupaten Minahasa Selatan dan
G= { 𝑃𝐷𝑅𝐵₀
𝑥100%} Kota Tomohon di Provinsi Sulawesi Utara.Luas
Kabupaten Minahasa Selatan adalah 1.484,47
km2 terdiri dari 17 Kecamatan dengan 177 desa.
Dimana : Sebagian besar wilayah Minahasa Selatan
G : Laju Pertumbuhan memiliki topografi bergunung-gunung yang
PDRB1 : PDRB ADHK pada suatu membentang dari utara ke selatan.
tahun
PDRB0: PDRB ADHK pada tahun sebelumnya Peranan Sektor Pertanian di
Rata-rata laju pertumbuhan untuk tahun 2014 Kabupaten Minahasa Tenggara
yaitu : Sektor pertanian merupakan salah satu
gji sektor yang berperan penting sebagai motor
: penggerak pembangunan di Sulawesi Utara pada
𝐿𝑃 2010+𝐿𝑃2011+𝐿𝑃2012+𝐿𝑃2013+𝐿𝑃 2014 umumnya dan Kabupaten Minahasa Selatan pada
{ 5
𝑥100%} khususnya. Hal ini didukung dengan data Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten Minahasa
Jika DLQ > 1, sektor maupun sub sektor Selatan yang menunjukan adanya kenaikan nilai
pertanian masih dapat diharapkan untuk basis Produk Domestik Regional Bruto sektor pertanian
dimasa yang akan datang. Jika DLQ ≤ 1, sektor yang signifikan dari tahun 2011 sampai tahun
maupun sub sektor pertanian tidak dapat 2014. Tabel 4 menunjukan nilai produk domestik
diharapkan untuk basis dimasa yang akan datang regional bruto atas dasar harga konstan (ADHK)
(Suyatno, 2002). tahun 2010-2014.
iii. Perbandingan posisi saat ini dan di masa
depan Kinerja sektor dan subsektor pertanian
Analisis gabungan LQ dan DLQ pada masa mendatang dapat di ketahui dengan
digunakan untuk mengetahui perubahan posisi menggunakan metode Dinamic Location
dan potensi baik sektor maupun sub sektor untuk Quotient. Hasil analisis Dinamic Location
masa yang akan datang dengan rincain sebagai Quotient terhadap rata-rata laju pertumbuhan
berikut : sektor pertanian Provinsi Sulawesi Utara akan
- LQ > 1 dan DLQ > 1, berarti sektor pertanian menunjukan apakah sektor dan subsektor
tetap menjadi basis. pertanian akan mengalami peningkatan,
- LQ > 1 dan DLQ ≤ 1, berarti sektor pertanian penurunan, atau stabil di masa sekarang dan masa
mengalami perubahan posisi dari basis menjadi mendata

245
Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian.............................(Julio Ratag, Genen Kapantow, Caroline Pakasi)

Tabel 4. PDRB seri 2010 ADHK Kabupaten Minahasa Selatan Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2010-2014
No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014
1 Pertanian 1.389.267,0 1.369.084,5 1.449.116,1 1.529.693,8 1.588.915,6
2 Pertambangan & 333.281,4 353.408,4 368.895,9 386.715,4 408.360,2
Pengg
3 Industri 409.722,4 441.426,9 476.414,7 146.514,04 563.685,6
Pengolahan
4 Pengadaan Listrik 3.195,2 2.958,2 3.104,7 3.362,1 3.554,0
& Gas
5 Pengadaan 2.691,9 2.797,4 2.908,7 3.025,4 3.153,0
Air,Pengel
Sampah, Limbah
Daur Ulang
6 Konstruksi 457.340,1 487.583,4 522.784,7 566.610,1 624.094,4
7 Perdagangan 281.145,7 301.509,9 314.678,6 336.328,1 360.150,8
Besar & Eceran,
Reparasi Mobil &
Sepeda Motor

8 Transportasi & 254.915,4 273.814,9 287.574,9 305.383,3 334.630,4


Pergudangan
9 Penyediaan Ako 12.861,8 13.803,9 14.918,0 15.903,2 16.845,6
& Makan Minum
10 Informasi & 60.774,5 65.824,8 71.337,1 77.455,1 82.238,4
Komunikasi
11 Jasa Keuangan & 35.008,2 37.263,3 39.110,5 41.798,4 43.717,9
Asuransi
12 Real Estate 116.854,4 125.554,3 133.431,9 141.653,0 150.415,8
13 Jasa Perusahaan 542,8 582,8 626,9 666,6 712,2
14 Adm Pem, 140.015,0 149.970,1 160.885,5 173.077,2 187.071,5
Pertahanan &
Jaminan Sosial

15 Jasa Pendidikan 42.919,7 45.239,5 46.175,6 48.951,7 52.567,1


16 Jasa Kes & 95.727,4 104.431,5 114.694,4 125.355,2 137.559,3
Kegiatan Sosial
17 Jasa Lainnya 13.678,1 14.502,8 15.426,7 16.351,6 17.492,8
Total PDRB 3.649.941,1 3.789.756,7 4.022.084,8 4.287.896,1 4.575.164,4
Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara 2015

246
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 239- 250

Tabel 14.Nilai LQ Masing-Masing Sektor di Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2014


Nilai PDRB Sulut Nilai PDRB Min-Sel
No Lapangan Usaha LQ
(Jutaan Rupiah) (Jutaan Rupiah)
1 Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan 14.230.584,9 1.588.915,6 1,61

2 Pertambangan & Penggalian 3.234.153,9 408.360,2 1,83


3 Industri Pengolahan 7.140.672,0 563.685,6 1,14
4 Pengadaan Listrik & Gas 68.821,2 3.554,0 0,74
5 Pengadaan Air,Pengel Sampah, Limbah
94.748,9 3.153,0 0,48
Daur Ulang
6 Konstruksi 8.400.755,6 624.094,4 1,07
7 Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi
8.528.451,0 360.150,8 0,61
Mobil & Sepeda Motor
8 Transportasi & Pergudangan 5.585.990,2 334.630,4 0,86
9 Penyediaan Ako & Makan Minum 1.425.029,5 16.845,6 0,17
10 Informasi & Komunikasi 2.948.474,5 82.238,4 0,40
11 Jasa Keuangan & Asuransi 2.421.542,1 43.717,9 0,26
12 Real Estate 2.421.971,9 150.415,8 0,90
13 Jasa Perusahaan 53.568,9 712,0 0,19
14 Adm Pem, Pertahanan & Jaminan
4.639.202,3 187.071,5 0,58
Sosial
15 Jasa Pendidikan 1.650.377,0 52.567,1 0,46
16 Jasa Kes & Kegiatan Sosial 2.485.135,3 137.559,3 0,80
17 Jasa Lainnya 1.029.285,5 17.492,8 0,24
Total PDRB 66.358.764,8 4.575.164,4
Sumber : Hasil Olahan 2016

Tabel 16. DLQ Sektor dan sub sektor pertanian Kabupaten Minahasa Selatan
N Lapangan Usaha DLQ
o
1. Pertanian, Perikanan dan 4,83
Kehutanan
a. Tanaman Pangan 17,63
b. Tanaman Hortikultura Semusim 6,72
c. Perkebunan Semusim 0,40
d. Tanaman Hortikultura Tahunan 4,57
dan lainnya
e. Perkebunan Tahunan 4,62
f. Peternakan 6,59
g. Jasa Pertanian dan Perburuan 5,49
h. Kehutanan dan Penebangan Kayu -16,72
i. Perikanan 4,46
Sumber: Hasil Olahan 2016

247
Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian.............................(Julio Ratag, Genen Kapantow, Caroline Pakasi)

No Lapangan Usaha LQ DLQ Keterangan


1. Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 1,61 4,83 Basis - Basis
a. Tanaman Pangan 0,92 17,63 Nonbasis - Basis

b. Tanaman Hortikultura Semusim 2,80 6,72 Basis - Basis


c. Perkebunan Semusim 0 0,40 Nonbasis - Nonbasis
d. Tanaman Hortikultura Tahunan dan
lainnya 0,80 4,57 Nonbasis - Basis
e. Perkebunan Tahunan 1,41 4,62 Basis - Basis
f. Peternakan 0,75 6,59 Nonbasis - Basis

g. Jasa Pertanian dan Perburuan 1,33 5,49 Basis - Basis

h. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,81 -16,72 Nonbasis - nonbasis


i. Perikanan 0,53 4,46 Nonbasis - Basis
Sumber : Hasil Olahan 2016
Ranoyapo yaitu di Desa Poopo dan Mopolo
Analisis LQ dan DLQ digunakan untuk serta di
membandingkan kinerja sektor maupun
subsektor pertanian saat ini maupun dimasa
mendatang. Hasil perbandingan kinerja sektor Kecamatan Modoinding yaitu di Desa
dan subsektor pertanian dapat dilihat pada tabel Kakenturan sejalan dengan perubahan posisi
17. Sektor pertanian dengan nilai DLQ 4,83 subsektor tanaman pangan terhadap sektor
tetap pada posisi basis, subsektor tanaman pertanian. Potensi subsektor peternakan yang
pangan yang awalnya merupakan sektor non awalnya nonbasis menjadi menjadi basis
basis menjadi basis dengan nilai DLQ 17,63, didukung oleh peternakan sapi, peternakan babi,
subsektor hortikultura semusim tetap pada peternakan kuda, peternakan kambing, ayam
posisi basis dengan nilai DLQ 6,72, subsektor buras, ayam daging, ayam petelur, itik dan
perkebunan semusim tetap pada nonbasis burung puyuh. Ketersediaan daging relatif
dengan nilai DLQ 0,40, subsektor hortikultura sudah dapat memenuhi kebutuhan konsumsi di
tahunan dari nonbasis menjadi basis dengan Kabupaten Minahasa Selatan serta banyak yang
nilai DLQ 4,57, subsektor perkebunan tahunan sudah dipasarkan ke daerah lain. Kegiatan ini
tetap basis dengan nilai DLQ 4,62, subsektor sangat mendukung dalam meningkatkan
peternakan yang awalnya nonbasis menjadi pendapatan dan kesejahteraan bagi para
basis dengan nilai DLQ 6,59, subsektor jasa peternak di Kabupaten Minahasa Selatan.
pertanian dan perburuan tetap pada posisi basis Subsektor perikanan kinerjanya menjadi basis
dengan nilai DLQ 5,49, subsektor kehutanan terhadap sektor pertanian di Kabupaten
dan penebangan kayu tetap pada non basis Minahasa Selatan. Hal ini didukung oleh
dengan nilai DLQ -16,72, dan subsektor keberadaan 7 Kecamatan dengan wilayah
perikanan yang menjadi basis dengan nilai DLQ pesisir pantai yang memiliki potensi untuk
4,46. pengembangan sumberdaya perikanan seperti
Rencana pencetakan lahan baru untuk ikan, rumput laut, teripang, dan mutiara yaitu
mendukung program swasembada Pajale Kecamatan Tatapaan, Kecamatan Tumpaan,
Kecamatan Amurang Timur, Amurang Barat,
(padi,jagung,kedele) di Kabupaten Minahasa Kecamatan Sinonsayang, dan Kecamatan Tenga
Selatan yang dipusatkan di Kecamatan serta petensi budidaya ikan air tawar di
Kabupaten Minahasa Selatan

248
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A, Juli 2016 : 239- 250

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan
1. Sektor pertanian masih konsisten menjadi Arsyad, L. 2005. Ekonomi Pembangunan.
kontributor terbesar pada perekonomian di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Kabupaten Minahasa Selatan. Selain itu, Yogyakarta.
sektor pertanian merupakan penyedia Arsyad, L.2005. Pengantar Perencanaan
lapangan pekerjaan terbesar di Kabupaten Pembangunan EKONOMI DAERAH,
Minahasa Selatan. Edisi Kedua, BPFE. Yogyakarta.
2. Dari hasil analisi Location Quotient (LQ), BPS SULUT, 2015a .Minahasa Selatandalam
sektor pertanian dan beberapa sektor Angka. Badan Pusat Statistik
perekonomian lainnya yaitu, sektor Sulawesi Utara, Manado.
pertambangan dan penggalian, sektor
industri pengolahan, dan sektor konstruksi ______, 2015b. Produk Domestik Regional
merupakan sektor basis di Kabupaten Bruto
Minahasa Selatan. Ini berarti kegiatan pada Provinsi Sulawesi Utara Menurut
sektor pertanian mampu untuk mencukupi Lapangan Usaha. BPS Sulut, Manado
kebutuhan di Kabupaten Minahasa Selatan Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi
dan memungkinkan untuk mengekspor ke Pertanian.
daerah lain. Buni Aksara. Jakarta.
3. Subsektor hortikultura semusim, subsektor
perkebunan tahunan dan subsektor jasa Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi
pertanian dan perburuan merupakan Pertanian. LP3S. Jakarta.
subsektor basis di Kabupaten Minahasa
Selatan. Laoh, E. 2008. Buku Ajar Ekonomi
4. Berdasarkan hasil analisis Dinamic Location Pembangunan, Fakultas Pertanian
Quotient (DLQ), sektor pertanian diprediksi Universitas Sam Ratulangi, Manado.
tetap akan menjadi sektor basis Riyadi dan Brathakusuma. 2005. Perencanaan
5. Subsektor pertanian yang diprediksikan Pembangunan Daerah. Gramedia
menjadi subsektor basis pada masa Jakarta.
mendatang adalah sektor tanaman pangan,
tanaman hortikultura semusim, tanaman Saragih, J.R. 2015. Perencanaan Wilayah dan
hortikultura tahunan, perkebunan tahunan, Pengembangan Ekonomi Lokal
peternakan, jasa pertanian dan perburuan, Berbasis Pertanian, Pustaka Pelajar.
dan perikanan. Yogyakarta.

Saran Sjafrizal, 2008. Ekonomi Regional Teori dan


1. Sebagai sektor basis dan sektor dengan Aplikasi, Baduose Media. Padang-
kontribusi terbesar pada Produk Domestik Sumatera Barat.
Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten
Minahasa Selatan, maka sektor pertanian Soekartawati, 2005. AGRIBISNIS Teori dan
perlu mendapat perhatian khusus dari Aplikasi, PT Raja Grafindo Persada.
pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan Jakarta.
lewat kebijakan pemerintah dalam
mengoptimalkan kinerja sektor pertanian Suhendra, E, S. 2004. Analisis Struktur
sehingga dapat berpengaruh terhadap Ekonomi
produktifitas setiap subsektor pertanian. Pertanian Indonesia, Model Input
2. Pemerintah harus mengembangkan berbagai Output, Jurnal Ekonomi Dan Bisnis No
subsektor pertanian terutama subsektor 2, Jilid 9, Tahun 2004Universitas Guna
yang memberikan kontribusi terbesar pada Darma Depok.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
terhadap sektor pertanian. Sukirno, S. 1996. Pengantar Teori Makro

249
Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian.............................(Julio Ratag, Genen Kapantow, Caroline Pakasi)

Ekonomi, PT Raya Grafindo Persada,


Jakarta.

Sukirno, S. 2006. Ekonomi Pembangunan, Edisi


Kedua, PT Fajar Interpratama Mandiri.
Jakarta.
Suyatno, 2002. Analisis Economic Base
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Daerah
Tingkat II Wonogiri. Jurnal Ekonomi
Pembangunan Vol, NO. 2, Desember
2000 : 144-159.

Tarigan, R. 2002. Perencanaan Pembangunan


Wilayah Pendekatan Ekonomi Dan
Ruang. Departement Pendidikan
Nasional Jakarta.

Tarigan, R. 2004. Ekonomi Regional : Teori


dan
Aplikasi, PT Bumi Aksara. Jakarta.

Widodo, 2006. Perencanaan Pembangunan :


Aplikasi Komputer (Era Otonomi
Daerah). UPP STIM YKPN ,
Yogayakarta.

250

You might also like