Pengaruh Lama Presto Dan Konsentrasi Natrium Bikarbonat (Nahco) Terhadap Karakteristik Tepung Tulang Ikan Tenggiri
Pengaruh Lama Presto Dan Konsentrasi Natrium Bikarbonat (Nahco) Terhadap Karakteristik Tepung Tulang Ikan Tenggiri
ABSTRACK
Most fish processing industries only use fish meat as raw material for industry. Whereas
fish bones are contain high mineral content needed by the human body and can be utilized as
high calcium fishbone meal. Fishbone meal in this reaseach was made from waste from the
fishery industries in Tanjungpinang, Riau Islands. Mackerel fishbone meal was made in several
steps consist of preparation of raw materials, boiling of fishbones, washing and cleaning of the
bones, presto processing of fish bones with the addition of sodium bicarbonate (NaHCO3),
drying, siege and sieving. The purpose of this study is to determine the effect of presto duration
and concentration of NaHCO3. This research was conducted by the factorial randomized block
design method (RAKF) with two factors: duration of presto (2 hours (P1) and 4 hours (P2)) and
concentration of NaHCO3 (0% (N1), 1% (N2) and 2% (N3)). The results showed that the
duration of presto treatment and the concentration of sodium bicarbonate (NaHCO3) had a
significant effect on the 5% level of yield but not significant on calsium content. The best results
showed on 2 hours presto with addition NaHCO3 1%. The best treatment was used as a sample
to measure the chemical characteristics of mackerel fish bone meal. Fish bone meal obtained
4.86% water content, 69.84% ash content, 3.72% protein content, 17.21% fat content, 12.56%
phosphorus content, and 0.46% crude fiber. The chemical content of fishbone meal has been
appropriate with Indonesian Nasional Standard.
Keywords: fishbone meal, mackerel, presto, sodium bicarbonate
ABSTRAK
Kebanyakan industri perikanan hanya memanfaatkan daging ikan sebagai bahan baku
industri. Padahal tulang ikan tinggi akan kandungan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia
dan dapat dimanfaatkan sebagai tepung tulang ikan tinggi kalsium. Tepung tulang ikan dibuat dari
limbah industri pengolahan yang ada di Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Tepung tulang ikan
tenggiri dibuat dalam beberapa tahap yaitu persiapan bahan baku, perebusan tulang ikan,
pencucian dan pembersihan tulang ikan, proses presto dengan penambahan sodium bikarbonat
(NaHCO3), pengeringan, penepungan, dan pengayakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh lama presto dan konsentrasi natrium bikarbonat (NaHCO3). Penelitian ini dilakukan
dengan metode Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan dua faktor yaitu lama
presto (2 jam (P1) dan 4 jam (P2)) dan konsentrasi natrium bikarbonat (NaHCO3) (0% (N1), 1%
(N2) dan 2% (N3)). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama presto dan konsentrasi
NaHCO3 memberikan pengaruh nyata pada taraf 5% terhadap hasil rendemen tetapi tidak
berbeda nyata terhadap kandungan kalsium. Hasil terbaik yaitu pada perlakuan lama presto 2 jam
dengan penambahan NaHCO3 1%. Perlakuan terbaik digunakan sebagai sampel untuk mengukur
candungan kimia tepung tulang ikan tenggiri. Nilai yang diperoleh yaitu kadar air 4,86%, kadar
Fianty et al., Pengaruh Lama Presto dan Konsentrasi Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
18 Fianty et al., Pengaruh Lama Presto dan Konsentrasi Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
abu 69,84%, kadar protein 3,72%, kadar lemak 17,21%, kadar fosfor 12,56%, dan serat kasar
0,46%. Kandungan kimia tepung tulang ikan tenggiri sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.
Kata kunci: tepung tulang, tenggiri, presto, natrium bikarbonat
Albumin (BSA), etanol absolut, asam fosfat, tulang ikan tenggiri diperoleh sekitar 10-
dan aquades. 15 kg dari setiap kali produksi. Limbah
Alat-alat yang digunakan pada selanjutnya dicuci untuk menghilangkan
penelitian ini yaitu timbangan analitik, darah dan kotoran yang terdapat pada
blender, oven, freezer, panci presto, tulang ikan tenggiri.
spektrofotometri (Shimadzu), vortex, pipet 2. Perebusan
mikro, timbangan analitik (Ohaus), Perebusan pertama tulang ikan tenggiri
desikator, oven, neraca analitik (Mark-M5- menggunakan panci alumunium dan air
ION), tanur listrik (Nabertherm Muffle dengan suhu 80oC, tulang ikan tenggiri
Standar), labu kjeldahl (gerhath) 100 mL, alat direbus selama 30 menit. Tulang
penyulingan dan kelengkapannya, pemanas kemudian dibersihkan dengan air untuk
listrik (CMAG HP7 IKA), labu lemak, menghilangkan daging-daging ikan yang
soxhlet (Iwaki), tabung reaksi, kertas saring masih menempel pada tulang ikan sampai
whatman No 1, dan corong pemisah. cukup bersih dengan menggunakan sikat
Metode Penelitian dan juga kawat untuk membersihkan
Penelitian ini dilakukan dengan disela-sela tulang yang masih banyak
metode Rancangan Acak Kelompok menempel daging-daging ikan,
Faktorial (RAKF)yang terdiri dari dua faktor selanjutnya tulang dicuci dengan air
perlakuan yaitu lama presto (P) yang terdiri sampai bersih kemudian ditiriskan.
dari 2 taraf perlakuan dan konsentrasi 3. Pengecilan ukuran dan penimbangan
natrium bikarbonat (NaHCO3) (N) yang Tulang ikan yang telah dibersihkan tadi
terdiri dari 3 taraf perlakuan. Setiap kemudian dipotong-potong dengan
perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 menggunakan pisau dan talenan dengan
kali. Perlakuan tersebut antara lain: ukuran 5-10 cm, pengecilan ukuran ini
P1N1 : Presto 2 jam NaHCO3 0% bertujuan untuk mempermudah proses
P1N2 : Presto 2 jam NaHCO3 1% selanjutnya.
P1N3 : Presto 2 jam NaHCO3 2% 4. Perlakuan lama presto
P2N1 : Presto 4 jam NaHCO3 0% Tulang ikan yang sudah ditimbang
P2N2 : Presto 4 jam NaHCO3 1% selanjutnnya dilakukan proses presto
P2N3 : Presto 4 jam NaHCO3 2% dengan dua perlakuan lama presto yaitu 2
jam (P1) dan 4 jam (P2). Proses presto
Prosedur Kerja menggunakan larutan NaHCO3 dengan
Penelitian ini terdiri dari dua tahap konsentrasi 0% (N1), 1% (N2) dan 2%
yaitu pembuatan tepung tulang ikan tenggiri (N3). Perbandingannya adalah tulang ikan
dan analisis kimia. tenggiri : larutan NaHCO3, 1 : 5.
5. Pencucian sampai pH netral
Pembuatan Tepung Tulang Ikan Tulang ikan hasil perebusan dengan
Tenggiri penambahan natrium bikarbonat
Pembuatan tepung tulang ikan tenggiri kemudian dibilas dengan air mengalir
adalah sebagai berikut: hingga diperoleh pH netral..
1. Persiapan bahan baku berupa tulang ikan 6. Penirisan
tenggiri (Scomberomorus commerson) Setelah pH tulang ikan netral selanjutnya
Tulang ikan tenggiri diperoleh dari ditiriskan dengan menggunakan kain
industri rumah tangga di bidang belacu.
pengolahan perikanan seperti produksi 7. Pengeringan I
kerupuk atom dan kerupuk iris yang Tulang ikan tenggiri dikeringkan
berada di Kabupaten Bintan dan juga menggunakan oven pengering pada suhu
diperoleh dari CV. Kyria Rezeki yang 50-60oC selama 24 jam.
bergerak dibidang pengolahan kerupuk 8. Penghalusan I
siput gonggong sekaligus kerupuk ikan Tulang ikan dihaluskan dengan
tenggiri di Kota Tanjungpinang. Limbah menggunakan blender, untuk tulang-
Fianty et al., Pengaruh Lama Presto dan Konsentrasi Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
20 Fianty et al., Pengaruh Lama Presto dan Konsentrasi Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
tulang yang berukuran besar dihancurkan perlakuan P1N1 yaitu dengan perlakuan
terlebih dahulu dengan menggunakan lama presto dua jam dan konsentrasi
lesung batu kemudian baru diblender lagi. natrium bikarbonat (NaHCO3) 0%.
9. Pengeringan II 60
Pengeringan kedua dilakukan setelah 46,54 43,26
tulang ikan halus selanjutnya dikeringkan 50 c 39,99 39,91 bc
b b
Rendemen (%)
lagi menggunakan oven pengering suhu 40
26,93
29,91
50-60oC selama 72 jam. a
a
30
10. Penghalusan II
Setelah pengeringan II selesai tulang ikan 20
dihaluskan lagi dengan menggunakan 10
blender.
11. Pengayakan 0
P1N1 P1N2 P1N3 P2N1 P2N2 P2N3
Pengayakan tepung tulang dilakukan
Perlakuan
menggunakan ayakan tepung agar
diperoleh tepung tulang dengan ukuran
Gambar 1. Persentase rendemen
yang seragam.
Berdasarkan Analisis Sidik Ragam,
Parameter Pengamatan
terlihat bahwa interaksi berpengaruh nyata
Parameter uji pada penelitian ini
terhadap hasil rendemen, yaitu menurunkan
adalah perhitungan rendemen, pengujian
rendemen tepung tulang ikan tenggiri pada
protein terlarut, pengujian kadar kalsium,
taraf uji 5%. Berdasarkan uji lanjut Duncan’s
pengujian proksimat (kadar air, kadar
Multiple Range Test (DMRT) menunjukkan
protein, kadar abu, dan kadar lemak) kadar
bahwa perlakuan P1N1 berbeda tidak nyata
fosfor, dan kadar serat kasar.
dengan perlakuan P2N1 tetapi berbeda nyata
dengan semua perlakuan lainnya. Sedangkan
Analisis Data
perlakuan P1N2, P1N3 dan P2N1 tidak
Data penelitian yang dihasilkan
berbeda nyata, namun ketiga perlakuan ini
selanjutnya dianalisis menggunakan analisis
berbeda nyata dengan perlakuan P2N2 dan
sidik ragam guna mengetahui pengaruh
P2N3 yang dapat lihat dari simbol huruf
perlakuan terhadap paramater pengamatan
yang berbeda.
yang dilakukan Jika hasil dari perlakuan yang
diujicobakan menunjukkan adanyan
Protein Terlarut pada Air Pencucian
berpengaruh nyata, makan akan dilanjutkan
Hasil dari pengujian protein terlarut
dengan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test
pada air perebusan dan air pencucian tulang
(DMRT) pada taraf 5%.
ikan tenggiri dapat dilihat pada Gambar 2.
Berdasarkan Gambar 2, menunjukkan
perlakuan yang dapat melarutkan protein
HASIL DAN PEMBAHASAN tertinggi adalah P1N2, sedangkan yang
terendah adalah perlakuan P1N1. Hasil ini
Rendemen menunjukkan semakin tinggi natrium
Hasil pengukuran rendemen tepung bikarbonat yang ditambahkan maka protein
tulang ikan tenggiri (Scomberomorus commerson) terlarut pada air pencucian juga akan
dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan semakin tinggi. Hasil penelitian ini juga
Gambar 1, nilai rata-rata rendemen berkisar menunjukkan ketika jumlah natrium
antara 26,93-46,54%. Rendemen tepung bikarbonat yang digunakan di atas 1%
tulang ikan terendah terdapat pada terdapat penurunan protein terlarut yang
perlakuan P2N2 yaitu dengan perlakuan ditunjukkan pada perlakuan P1N3. Natrium
lama presto empat jam dan konsentrasi bikarbonat (NaHCO3) bereaksi dengan
natrium bikarbonat (NaHCO3) 1%, jumlah air yang banyak dan terlalu lama pada
sedangkan rendemen tertinggi terdapat pada saat proses pencucian sampai pH netral
0,60 0,56
0,49
Gambar 3. Hasil kadar kalsium
0,50
0,41
0,40 Kadar kalsium pada tepung tulang
ikan tenggiri berkisar antara 18368,83
(mg/ml)
0,30
0,20 0,13 0,15
mg/100 g – 26036,19 mg/100 g. Dilihat dari
0,060,06 0,06
hasil pengujian kadar kalsium, kadar kalsium
0,10
0,00
0,03 0,03 yang tertinggi pada perlakuan P2N2 yaitu
0,00 dengan perlakuan lama presto empat jam
P1N1-a
P1N2-a
P1N3-a
P2N1-a
P2N2-a
P2N3-a
P1N3-b
P1N1-b
P1N2-b
P2N1-b
P2N2-b
P2N3-b
Fianty et al., Pengaruh Lama Presto dan Konsentrasi Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
22 Fianty et al., Pengaruh Lama Presto dan Konsentrasi Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
kalsium akan semakin meningkat. Pada fosfor, dan kadar serat kasar. Analisis kimia
penelitian Herpandi et al. (2019), dapat dilihat pada Tabel 1.
penambahan natrium bikarbonat semakin
banyak tidak meningkatkan kadar kalsium Kadar Air
namun kadar kalsium meningkat pada Hasil dari pengujian kadar air tepung
konsentrasi tertentu bukan dikonsentrasi tulang ikan adalah 4,86%. Kadar air tepung
tertinggi. Hasil penelitian ini juga sama tulang ikan tenggiri yang dihasilkan pada
dengan penelitian Nabil (2005), hasil penelitian ini lebih tinggi dari nilai tepung
interaksi kedua faktor lama waktu tulang ikan yang dilakukan oleh
autoklafing dan frekuensi perebusan tidak Kusumaningrum dan Asikin (2017) yaitu
berpengaruh nyata terhadap kadar kalsium. 2,91% dan lebih rendah dari penelitian Nabil
Hal ini diduga karena unsur mineral relatif (2005) yaitu 5,60%. Perbedaan kadar air
stabil pada saat proses pemanasan. yang diperoleh dari masing-masing
penelitian sangat dipengaruhi oleh proses
Karakteristik Kimia pembuatan dan cara pengeringan. Kadar air
Hasil pengujian kadar kalsium tepung tepung tulang ikan tenggiri yang diperoleh
tulang ikan tenggiri menunjukan bahwa pada penelitian ini masih sesuai dengan
perlakuan P2N2 sebagai perlakuan terbaik standar yang telah ditetapkan oleh SNI.
yang selanjutnya dilakukan pengujian Berdasarkan Standar Nasional Indonesia
karakteristik kimia berupa kadar air, kadar (SNI 7994:2014), tepung tulang ikan
protein, kadar abu, kadar lemak, kadar memiliki kadar air maksimal mutu I 10,0%
dan mutu II 10,0%.
Fianty et al., Pengaruh Lama Presto dan Konsentrasi Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
24 Fianty et al., Pengaruh Lama Presto dan Konsentrasi Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
albacares) and characterization of nutrition Millsp.). I lmu dan Teknologi Pangan. 7(1):1-
quality. International Food Research. 24(6).1-12. 11.
Pratiwi H., Yusasrini NLA, Putra INK. 2018. SNI. Standar Nasional Indonesia. 01-2891-
Pengaruh pH ekstraksi terhadap rendemen, 2014. Tepung Daging dan Tulang Bahan Pakan
sifat fisik, kimia, dan fungsional konsentrat Ternak. Badan Standarisasi Nasiona
protein kacang gude (Cajanus cajan (L.) Indonesil. Jakarta.