0% found this document useful (0 votes)
41 views7 pages

Efek Merokok Terhadap Viskositas Darah: Ika Sartika

This document discusses the effects of smoking on blood viscosity. It introduces the topic and defines different types of smokers. It also discusses the components of cigarettes and their effects on the body. The study aims to see the effect of smoking on blood viscosity in active male smokers in Kendari using a quantitative approach and statistical analysis.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
41 views7 pages

Efek Merokok Terhadap Viskositas Darah: Ika Sartika

This document discusses the effects of smoking on blood viscosity. It introduces the topic and defines different types of smokers. It also discusses the components of cigarettes and their effects on the body. The study aims to see the effect of smoking on blood viscosity in active male smokers in Kendari using a quantitative approach and statistical analysis.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 7

p-ISSN : 2355-6404 │ e-ISSN : 2685-6360

Efek Merokok
Sartika, Terhadap
I., BioWallacea Viskositas
: Jurnal Penelitian Darah
Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (1), Hal. : 1036-1042, Mei, 2020 1036

Efek Merokok Terhadap Viskositas Darah


Ika Sartika*
* Universitas Nahdlatul Ulama Sulawesi Tenggara, Indonesia.

Corresponding Author e-mail : [email protected], Jl. Salomo No. 7 Baruga, Kota Kendari, Cp. 0852-4187-1308

Diterima: 08 Maret 2020 – Disetujui: 27 April 2020 -- Dipublikasi: 01 Mei 2020


© 2020 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Halu Oleo Kendari, Indonesia.

Abstract
Blood viscosity is strongly influenced by hematocrit and total protein levels. In general, active
smokers have high hematocrit levels because cigarettes contain carbon monoxide which has a
tendency to bind to hemoglobin faster than oxygen. So that oxygen levels in blood vessels can
decrease. One of the body's physiological responses in meeting the needs of oxygen in the body is by
increasing the production of red blood cells. Increased levels of red blood cells will affect total
hematocrit levels. An increase in large molecular proteins such as fibrinogen also affects total blood
viscosity. This research uses a quantitative approach with Queasy Experiment to see blood viscosity
in smokers. The population this study were all active smokers in Kendari. The sample this study were
male active smokers who were selected using a purposive sampling technique in accordance with
established inclusion and exclusion criteria. The sample this study as many as 40 people were
divided into two groups, 20 active smokers and 20 non-smokers. Mann Whitney analysis results show
that there is no significant difference in viscosity in smokers and non-smokers. However, Pearson
analysis found that smoking has correlation with blood viscosity.
Keywords : Smoker, Blood Viscosity.

Abstrak
Viskositas darah sangat dipengaruhi oleh kadar hematokrit dan protein total. Pada
umumnya perokok aktif memiliki kadar hematokrit yang tinggi karena rokok mengandung karbon
monoksida yang memiliki kecenderungan berikatan dengan hemoglobin lebih cepat dibandingkan
dengan oksigen. Sehingga kadar oksigen dalam pembuluh darah dapat menurun. Salah satu respon
fisiologi tubuh dalam memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh yaitu dengan cara meningkatkan
produksi sel darah merah. Kadar sel darah merah yang meningkat akan mempengaruhi kadar
hematokrit total. Peningkatan protein bermolekul besar seperti fibrinogen juga mempengaruhi
viskositas darah total. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Quasy
Experiment untuk melihat viskositas darah pada perokok aktif. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua perokok aktif di Kota Kendari. Sampel dalam penelitian ini adalah laki-laki perokok aktif yang
dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
yang telah ditetapkan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 orang yang dibagi dalam dua
kelompok yaitu kelompok laki-laki perokok aktif sebanyak 20 orang dan kelompok laki-laki bukan
perokok sebanyak 20 orang. Hasil analisis Mann Whitney menunjukan bahwa tidak ada perbedaan
viskositas pada perokok dan non-perokok. Namun Analisis Pearson diperoleh bahwa merokok
mempunyai korelasi terhadap viskositas darah.
Kata kunci: Perokok, Viskositas Darah.

PENDAHULUAN negara-negara maju dan sisanya terjadi di


Merokok merupakan salah satu negara-negara berkembang seperti
faktor resiko untuk penyakit pada Indonesia. Pada tahun 2008, Badan
pembuluh darah dan sistem pernafasan. Kesehatan Dunia atau World Health
Pada tahun 1975 ada 1,5 juta kematian Organization (WHO) telah menetapkan
karena merokok dan menjadi tiga juta Indonesia sebagai negara terbesar ketiga
pada tahun 1990-an. Dari tiga juta sebagai pengguna rokok, (Nururrahman,
kematian, dua juta diantaranya terjadi di 2014).

Sartika, I., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (1), Hal. : 1036-1042, Mei, 2020
Efek Merokok Terhadap Viskositas Darah 1037

Berdasarkan laporan hasil riset Menurut Aula (2010), tipe perokok


kesehatan dasar Provinsi Sulawesi dibedakan menjadi dua yaitu, Perokok
Tenggara tahun 2007, prevalensi aktif (Active smoker) dan Perokok pasif
penduduk umur 10 tahun ke atas yang (Passive smoker). Perokok aktif adalah
perokok (merokok setiap hari) di Sulawesi seseorang yang benar-benar memiliki
Tenggara meningkat dengan kebiasaan merokok. Merokok sudah
bertambahnya umur hingga umur 45 menjadi bagian hidupnya, sehingga
sampai umur 54 tahun. Sedangkan rasanya tidak enak bila sehari saja tidak
berdasarkan jenis kelamin, perokok laki- merokok. Oleh karena itu, ia akan
laki memiliki persentase yang lebih tinggi melakukan apapun demi mendapatkan
dibandingkan perempuan. rokok, kemudian merokok. Sedangkan
Menurut Atkinson dalam Sodik perokok pasif adalah seseorang yang
(2018) menyatakan, bahwa merokok tidak memiliki kebiasaan merokok, namun
merupakan kegiatan mengisap rokok yang terpaksa harus mengisap asap rokok yang
dapat disebabkan karena beberapa dihembuskan oleh orang lain yang
pengaruh, antara lain: 1) pengaruh kebetulan ada di dekatnya. Dalam
orangtua, dimana salah satu temuan keseharian ia tidak berniat dan tidak
tentang remaja perokok adalah bahwa memiliki kebiasaan merokok. Jika tidak
anak muda yang berasal dari rumah merokok ia tidak merasakan apa-apa dan
tangga yang tidak bahagia, dimana orang tidak terganggu aktivitasnya.
tua tidak begitu memperhatikan anak- Selain perokok aktif dan perokok
anaknya dan memberikan hukuman fisik pasif, masih ada tipe perokok yang lain.
yang keras, akan lebih mudah untuk Menurut Sitepoe tipe perokok ada lima: a)
menjadi perokok dibandingkan anak-anak Tidak merokok, yaitu tidak pernah
muda yang berasal dari lingkungan rumah merokok selama hidup. b) Perokok ringan,
tangga yang bahagia karena rokok yaitu merokok berselang-seling. c)
dianggap mampu menghilangkan Perokok sedang, yaitu merokok setiap
persoalan yang mereka hadapi. Selain itu hari dalam kuantum kecil. d) Perokok
kebiasaan orang tua merokok dalam berat, yaitu merokok lebih dari satu
lingkungan rumah juga dapat menjadi bungkus setiap hari, dan e) Berhenti
contoh langsung bagi anak-anak untuk merokok, yaitu semula merokok,
mengikuti pola hidup orang tuanya. 2) kemudian berhenti dan tidak pernah
Pengaruh teman, dimana lingkungan merokok lagi.
pergaulan remaja akan memberi Bahan utama rokok adalah
pengaruh yang sangat besar terhadap tembakau. Kandungan kimia tembakau
sikap dan perilaku remaja. 3) Faktor yang sudah teridentifikasi jumlahnya
kepribadian, dimana orang mencoba mencapai 2.500 komponen, sedangkan
untuk merokok karena alasan ingin tahu, dalam asap terdapat 4.800 macam
ingin melepaskan diri dari rasa sakit, ingin komponen. Dari komponen kimia ini telah
membebaskan diri dari kebosanan, atau diidentifikasi yang membahayakan
ingin dianggap sebagai pria dewasa. 4) kesehatan adalah tar, nikotin, gas CO,
Pengaruh iklan, dimana iklan-iklan di dan NO yang dihasilkan oleh tanaman
media massa dan elektronik menampilkan tembakau.
gambaran dengan sangat jelas bahwa Kecenderungan hemoglobin untuk
perokok adalah lambang kejantanan dan mengikat karbondioksida dapat
glamour, membuat remaja seringkali menyebabkan kadar oksigen dalam darah
terpicu untuk mengikuti perilaku dalam menurun. Menurunnya kadar oksigen
iklan tersebut. dalam pembuluh darah dapat ditanggapi

Sartika, I., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (1), Hal. : 1036-1042, Mei, 2020
Efek Merokok Terhadap Viskositas Darah 1038

oleh sistem saraf pusat dengan Penelitian ini dilakukan pada bulan
meningkatkan produksi sel darah merah Agustus tahun 2019 di kota Kendari.
untuk mengangkut oksigen lebih banyak Analisis darah dilakukan di Laboratorium
sehingga kadar oksigen dalam pembuluh Maxima Kendari. Sampel dalam penelitian
darah menjadi normal. Peningkatan ini adalah masyarakat yang dipilih dengan
produksi sel darah merah dapat menggunakan teknik purposive sampling
menyebabkan terjadinya peningkatan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
kadar hematokrit darah. yang telah ditetapkan. Sampel dalam
Menurut Verstraete faktor-faktor penelitian ini sebanyak 40 orang, yaitu
yang menentukan viskositas darah adalah kelompok laki-laki perokok aktif 20 orang
nilai hematokrit, kemampuan eritrosit dan kelompok laki-laki non-perokok 20
untuk berubah bentuk serta kadar orang.
fibrinogen dan protein-protein lain yang Kriteria inklusif dalam penelitian ini
bermolekul besar. Bila nilai hematokrit adalah berjenis kelamin laki-laki usia 19-
naik dari 40% menjadi 50% maka 25 tahun, perokok aktif, dan bersedia ikut
viskositas naik dua kali. Untuk melewati dalam penelitian dan menandatangani
pembuluh darah yang kecil, eritrosit harus informed consent. Kriteria eksklusi dalam
mampu merubah bentuknya. Kemampuan penelitian ini adalah sedang dalam
berubah bentuk ini tergantung dari sifat pengobatan atau konsumsi obat-obatan
membran eritrosit. yang berpengaruh terhadap viskositas
Viskositas darah ditentukan oleh darah, demam, atlet, dan memiliki riwayat
beberapa faktor diantaranya viskositas penyakit kardiovaskuler.
plasma dan jumlah eritrosit (Soedomo et
Prosedur Pengumpulan Data
al., 1992). Peningkatan viskositas darah
Prosedur kerja dalam penelitian ini
pada populasi menjadi prediktor kejadian
adalah sebagai berikut: a) Mengumpulkan
penyakit kardiovaskular karena viskositas
responden yang memenuhi kriteria inklusi.
darah mempengaruhi hipertensi,
b) Melakukan wawancara untuk
thrombogenesis, iskemia, dan
memperoleh informasi tentang
artherogenesis (Kesmarky et al., 2008).
karakteristik dan keadaan umum
Namun, viskositas darah telah menjadi
responden, meliputi umur, aktivitas harian,
faktor risiko yang jarang diukur dalam
dan riwayat penyakit kardiovaskuler yang
praktek klinis.
dilakukan dengan menggunakan panduan
Berdasarkan latar belakang di atas
lembar kuesioner. c) Menyampaikan
maka perlu dilakukan penelitian untuk
Informed Concent kepada responden. d)
membuktikan efek merokok terhadap
Menjelaskan prosedur penelitian yang
viskositas darah. Penelitian ini mengukur
akan dilakukan kepada responden. e)
kadar viskositas darah pada perokok aktif
Meminta responden menandatangani
sehingga dapat dijadikan sebagai salah
lembar persetujuan sebagai landasan
satu referensi dampak merokok bagi
kesediaan menjadi responden. f)
kardiovaskuler. Hasil penelitian ini
Melakukan pemeriksaan vital sign meliputi
diharapkan memberikan informasi kepada
pengukuran tekanan darah responden. g)
masyarakat tentang bahaya merokok
Melakukan pengambilan sampel darah
sehingga dapat menekan atau mengatasi
vena mediana cubiti sebanyak 6 cc oleh
peningkatan perokok aktif di masyarakat.
analis pada kedua kelompok responden
METODE PENELITIAN penelitian yaitu kelompok perokok aktif
Waktu dan Tempat dan non-perokok. h) Sampel darah
dianalisis di Laboratorium Maxima Kendari

Sartika, I., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (1), Hal. : 1036-1042, Mei, 2020
Efek Merokok Terhadap Viskositas Darah 1039

untuk mengukur kadar hematokrit berdistribusi nomal bila nilai p ˃ 0,05 pada
menggunakan hematologi analyzer dan uji normalitas. Analisis Korelasi untuk
protein serum total dengan chemistry mengetahui hubungan kadar hematokrit
analyzer. i) Menganalisis viskositas dan protein serum total terhadap
berdasarkan kadar hematokrit dan protein viskositas darah digunakan uji korelasi
serum total dengan menggunakan Pearson.
persamaan WBV (208 Sec-1) = 0.12 x
HCT + 0,17 (TP - 2,07).
HASIL PENELITIAN
Analisis Data
Analisis akan dilakukan dengan 1. Perbedaan Hematokrit, Protein
menggunakan program komputer SPSS, Serum Total, Viskositas Darah dan
untuk menilai normalitas data, maka Viskositas Darah Pada Mahasiswa
digunakan uji normalitas Shapiro-Wilk Non-Perokok dan Perokok
karena besar sampel n<50. Data

Tabel 1. Perbedaan Hematokrit, Protein Serum Total dan Viskositas Darah Pada Perokok
dan Non-Perokok
Variabel Non-Perokok Perokok Shapiro- Mann
Mean ± SD Mean ± SD Wilk Whitney
Hematokrit 45.05 ± 1.90 45.40 ± 2.58 0.003 0.618*
Protein Serum Total 68.45 ± 0.15 74.05 ± 6.62 0.001 0.765*
Viskositas darah 16.69 ± 2.57 17.68 ± 1.04 0.001 0.533*
*ρ > 0.05 tidak berbeda signifikan

Perilaku merokok dapat memberi karbondioksida membentuk karboksi-


dampak yang negatif terhadap kesehatan. hemoglobin daripada membawa oksigen.
Jaya (2009) mengemukakan bahwa Orang yang banyak merokok (perokok
merokok membahayakan kesehatan aktif) dan orang yang banyak mengisap
seperti menurunnya kekebalan tubuh asap rokok (perokok pasif), dapat
(antibodi), penyakit kanker paru-paru, berakibat paru-parunya lebih banyak
merusak fungsi organ misalnya otak, mengandung karbon monoksida
mulut, tenggorokan, jantung, dada, paru- dibandingkan oksigen sehingga kadar
paru, hati, ginjal dan kantung kemih, serta oksigen dalam darah kurang lebih 15%
mempercepat penuaan dan membuat bibir daripada kadar oksigen normal.
menjadi hitam. Hikmah (2007) juga Viskositas darah terutama
mengemukakan bahwa merokok dapat ditentukan oleh jumlah sel darah merah
menyebabkan efek yang negatif secara dan konsentrasi protein plasma.
langsung, misalnya napas menjadi Meningkatnya hematokrit secara drastis
berbau, pakaian berbau, penurunan akan meningkatkan viskositas darah.Hasil
tingkat kesehatan, mengurangi daya penelitian sebelumnya menunjukkan
kecap dan penciuman, serta peningkatan bahwa 83% dari variabilitas viskositas
denyut jantung. Salah satu penyebab darah dapat dijelaskan dengan
meningkatnya denyut jantung adalah mikrohematokrit dan konsentrasi protein
tingginya viskositas darah total. plasma total pada shear rate dari 0,1
Merokok dapat mengganggu kerja sampai 208 perdetik (Devereux et al.,
paru-paru yang normal karena 1990).
hemoglobin lebih mudah membawa

Sartika, I., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (1), Hal. : 1036-1042, Mei, 2020
Efek Merokok Terhadap Viskositas Darah 1040

Guyton dan Hall (2012) persentase sebagai berikut: Albumin (52-


menyatakan, bahwa semakin besar 65%), Globulin (29,5-54%), dan
viskositas darah maka aliran dalam Fibrinogen (6,5%). Setiap peningkatan
pembuluh semakin kecil jika seluruh faktor dari salah satu komponen tersebut akan
lainnya bersifat konstan. Akibatnya dapat meningkatkan viskositas darah, dengan
terjadi peningkatan resistensi pembuluh segala dampak yang ditimbulkan, antara
darah, gangguan sirkulasi oksigen dalam lain meningkatkan viskositas darah yang
darah dan akhirnya timbul penyumbatan pada akhirnya menurunkan aliran darah
atau pecahnya pembuluh darah. ke otak.
Viskositas darah yang tinggi mempunyai Eritrosit atau sel darah merah
risiko terhadap timbulnya penyakit- merupakan komponen seluler terbesar di
penyakit serebro-kardiovaskuler seperti dalam sirkulasi darah. Dalam menentukan
stroke, infark jantung, dan penyakit volume fraksi eritrosit secara klinis
jantung koroner. laboratoris yaitu dengan menghitung
Viskositas darah secara umum kadar hematokrit yang mempunyai nilai
memberikan gambaran kekentalan dan rata-rata 45%. Setiap peningkatan jumlah
kelekatan darah yang berkaitan erat eritrosit akan besar sekali pengaruhnya
dengan kemampuan darah untuk mengalir terhadap peningkatan viskositas darah.
di dalam pembuluh darah. Darah manusia Berdasarkan hasil analisis, rata-
berperilaku sebagai ―shear-thinning‖ yang rata kadar hematokrit pada kelompok
mengandung makna bahwa apabila darah perokok lebih tinggi daripada non-
mengalir dengan lancar maka berarti perokok. Hasil yang sama juga diperoleh
viskositasnya rendah (Endah, 2018). pada penelitian yang di lakukan oleh
Viskositas darah dipengaruhi beberapa Cameron JR et al., bahwa umumnya
faktor diantaranya kadar hematokrit dan perokok memiliki kadar hematokrit yang
protein total dalam darah. Pada penelitian tinggi daripada yang bukan perokok.
ini viskositas darah di peroleh dari sebuah Fakta menyatakan bahwa perokok
persamaan aritmatika yaitu dari hasil bernafas pada 250 ml CO dari setiap
pengukuran hematokrit dan protein total. bungkus rokok. CO mengurangi
Viskositas darah dapat diketahui kemampuan eritrosit untuk membawa
berdasarkan metode aritmatika yang telah oksigen dan tubuh mengkompensasi hal
divalidasi dari kadar hematokrit dan ini dengan memproduksi lebih banyak
jumlah protein serum total pasien eritrosit. Hematokrit yang lebih banyak
(Tamariz et al., 2008). mengakibatkan kekentalan lebih besar,
yang dapat mengakibatkan lebih banyak
WBV(208 Sec-1) = 0.12 x HCT + 0,17 (TP - 2,07)
penyakit kardiovaskuler seperti stroke dan
Dimana: HCT = Hematokrit (%) penyakit jantung. Meskipun rerata
TP = Protein serum total (g/L). hematokrit pada perokok lebih tinggi
Tabel 2. Nilai referensi viskositas darah namun berdasarkan Uji beda Mann
pada shear rate 208 Sec-1 Whitney menunjukan bahwa perbedaaan
Viskositas darah (208 Sec-1) kadar hematokrit pada perokok dan non-
Tingkat kritis rendah ≤14.28 perokok tidak berbeda signifikan.
Subnormal tingkat rendah 14,29-15,00
Normal 15.01 – 19.01
Hasil analisis menunjukkan bahwa
Subnormal tingkat tinggi 19,02-19,39 rata-rata protein serum total pada
Tingkat kritis yang tinggi ≥19.40 kelompok perokok juga lebih tinggi
daripada non-perokok. Protein total terdiri
Viskositas plasma ditentukan oleh dari albumin, globulin dan fibrinogen.
albumin, globulin dan fibrinogen dalam Penelitian yang dilakukan Higashimoto

Sartika, I., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (1), Hal. : 1036-1042, Mei, 2020
Efek Merokok Terhadap Viskositas Darah 1041

(2009) menunjukan bahwa terdapat 20%. Faktor kedua dari penentu viskositas
perbedaan rerata kadar fibrinogen antara darah adalah deformabilitas eritrosit.
perokok dan bekas perokok. Dimana Bentuk dan kecepatan eritrosit akan
rerata kadar Fibrinogen pada perokok berubah sepanjang pergerakannya dari
lebih tinggi daripada kadar fibrinogen pembuluh darah besar sampai kapiler.
pada bekas perokok. Penelitian yang Seiring dengan usia eritrosit yang
dilakukan oleh Yunita Arliny juga bertambah, maka kemampuan eritrosit
menemukan bahwa kadar fibrinogen pada untuk berubah bentuk saat melewati
perokok lebih tinggi. Fibrinogen kapiler akan menurun. Faktor ketiga
merupakan salah satu protein fase akut penentu viskositas darah adalah
yang dapat digunakan sebagai penanda komponen plasma, terutama protein yaitu
inflamasi sistemik dan sindrom metabolik. fibrinogen, immunoglobulin, lipoprotein
Peningkatan produksi fibrinogen akan (kilomikron, LDL, VLDL), dan sitokin pro-
meningkatkan viskositas plasma dan inflamasi.
mempengaruhi viskositas darah Tabel 3. Korelasi antara kebiasaan
keseluruhan. merokok, hematokrit dan
Dari hasil analisis menggunakan protein serum total terhadap
metode aritmatika, diperoleh bahwa rata- viskositas darah
rata viskositas darah pada perokok lebih Viskositas Darah
tinggi daripada non-perokok. Hal tersebut Kebiasaan Merokok 0.05*
juga ditemukan pada hasil penelitian yang Hematokrit 0.31
dilakukan oleh Choliq (2011) dalam artikel Protein Serum Total 0.00*
Lili et al.,(2011) terhadap orang yang *ρ ≤ 0.05 korelasi signifikan
perokok, didapatkan adanya pengaruh
Tabel 3 menunjukan nilai korelasi
antara kebiasaan merokok dengan
antara viskositas darah dengan kebiasaan
viskositas darah melalui pemeriksaan
merokok (perokok dan non-perokok),
hematokrit. Meskipun rerata viskositas
hematokrit dan protein serum total.
darah pada perokok lebih tinggi daripada
Berdasarkan hasil analisis korelasi
non-perokok namun kadarnya masih
Pearson terlihat bahwa kadar hematokrit
berada dalam kisaran normal. Hasil
tidak memiliki korelasi yang signifikan
analisis Mann Whitney menunjukkan
dengan viskositas darah dengan nilai
bahwa tidak ada perbedaan viskositas
korelasi 0,31. Sedangkan untuk variabel
darah antara kelompok perokok dengan
protein serum total mengindikasikan
non-perokok. Hal ini dikarenakan subjek
korelasi yang signifikan dengan viskositas
perokok yang diamati masih dalam
darah. Arah korelasi yang positif
kategori perokok ringan dimana belum
menunjukan bahwa semakin meningkat
ada respon sistemik yang terjadi.
protein serum total maka viskositas darah
2. Analisis Korelasi juga akan meningkat. Hal ini sejalan
Sloop et al (2013) mengemukakan dengan teori yang dikemukakan oleh
bahwa faktor utama penentu viskositas Perloff et al dalam artikel Puspitasari dan
darah adalah hematokrit, deformabilitas Harimurti (2010) bahwa viskositas darah
eritrosit, dan komponen plasma. sangat dipengaruhi oleh protein plasma
Hematokrit merupakan persentase volume yang bermolekul besar yaitu fibrinogen
eritrosit dibandingkan dengan volume yang dapat meningkatkan viskositas
darah secara keseluruhan. Kenaikan plasma, dan melalui ikatan temporer yang
hematokrit sebanyak 10% akan memfasilitasi agregasi sel darah merah
meningkatkan viskositas darah sebanyak

Sartika, I., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (1), Hal. : 1036-1042, Mei, 2020
Efek Merokok Terhadap Viskositas Darah 1042

yang dapat meningkatkan viskositas Lili, I., Julizar, & Miftah Irahmah, 2011.
darah. Hubungan Jumlah dan Lamanya
Merokok dengan Viskositas Darah.
Majalah Kedokteran Andalas No. 2
KESIMPULAN
Vol. 35.
Berdasarkan hasil penelitian maka
Nururrahman, 2014. Pengaruh Rokok
dapat disimpulkan bahwa tidak ada terhadap Kesehatan dan
perbedaan kadar hematokrit, protein Pembentukan Karakter Manusia.
serum total dan viskositas darah pada Prosiding Seminar Nasional.
perokok dan non-perokok. Volume 01 Nomor 1.
Nwose E. U., 2010. Whole Blood Viscosity
Assessment Issues I: Extrapolation
Chart and Reference Values. North
DAFTAR PUSTAKA
American Journal of Medical
Anung S.A., 2011. Hubungan Kadar Sciences 2010 April, Volume 2.
Fibrinogen dengan Ketebalan No. 4.
Tunika Intima Media Arteri Karotis Purnamasari, Endah. 2018. Pengaruh
Interna Pada Pasien Pasca Stroke Merokok Terhadap Viskositas
Iskemik. Program Pascasarjana Darah. Majalah Kesehatan Pharma
Universitas Diponegoro. Medika 2018, Vol. 10 No. 1.
Semarang. Puspitasari, Febtusia & Ganesya M
De Simone, Giovanni, 2005. Association Harimurti. 2010. Hiperviskositas
of Blood Pressure With Blood Pada Penyakit Jantung Bawaan
Viscosity in American Indians. The (PJB) Sianotik. Jurnal Kardiologi
Strong Heart Study. American
Indonesia, Volume 31 Nomor 43.
Heart Association, Inc.
Hypertension, Vol. 45: 625-630. Setiabudy, Rahajuningsih D., 2009.
Gaetan, 2013. Earthing (Grounding) the Hemostasis dan Trombosis. Badan
Human Body Reduces Blood Penerbit Fakultas Kedokteran
Viscosity—a Major Factor in Universitas Indonesia. Jakarta.
Cardiovascular Disease. The Sodik, Ali, 2018. Merokok dan Bahayanya.
Journal Of Alternative And PT. Nasya Expanding
Complementary Medicine. Volume Management. Pekalongan.
19, Number 2, pp. 102–110. Tirtosastro, S. & A.S. Murdiyati, 2010.
Guyton A.C. & Hall J.E. 2012. Fisiologi Kandungan Kimia Tembakau dan
Kedokteran. Penerbit Buku Rokok. Buletin Tanaman
Kedokteran ECG. Jakarta. Tembakau, Serat & Minyak Industri
Giovanni De Simone. 2005. Association of 2(1), April 2010 : 33-43. ISSN:
2085-6717.
Blood Pressure With Blood
Yunita, Arliny, 2012. Pengukuran Kadar
Viscosity in American Indians. The Fibrinojgen Sebagai Petanda
Strong Heart Study. American Inflamasi Sistemik pada Pasien
Heart Association, Inc. Penyakit Paru Obstruktif Kronik.
Hypertension, Vol. 45: 625-630. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.
Lauralee, S., 2013. Fisiologi Manusia. Volume 12 Nomor 1.
Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Jakarta.

Sartika, I., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (1), Hal. : 1036-1042, Mei, 2020

You might also like