Audit Medis Audit Klinis Di Rs 131
Audit Medis Audit Klinis Di Rs 131
STRATEGI IMPLEMENTASI PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DAN ANALISIS DATA
SESUAI STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN R.I
14 – 15 Juni 2022
Pendidikan
Latihan
PENDIDIKAN FORMAL
KURSUS / WORKSHOP
Keselamatan SEMINAR / SIMPOSIUM
Audit Klinis
Pasien P2KB
PPK,CP,PROTOKOL
DPJP MONITORING PELAKS PPK & CP
INFORMED CONSENT AUDIT MEDIS
EDUKASI PASIEN AUDIT KLINIS
TATAKELOLA KLINIS
KOMITE MEDIS
MSBL
PENGUMPULAN DATA
INDIKATOR KLINIS
MUTU
COURTESSY OF CHAIRULSYAH
6 DIMENSI MUTU (WHO)
1.Effective
2.Efficient
3.Accessible
4.Patient centered
5.Equitable
6.Safe
DEFINISI AUDIT KLINIS
7
SEJARAH AUDIT KLINIS
VERSI ROYAL AUSTRALASIAN
Medical audit was introduced in the 1989 White Paper 'Working for Patients'
which stated that systematic peer review of medical care should be part of
the routine clinical practice of all doctors. It became clear in the 1990s that
audit needed a multi-disciplinary approach to succeed, and clinical audit
soon included all healthcare professionals. The clinical effectiveness agenda
was introduced in 1996 and it highlighted the importance of evidenced based
standards as a basis of all audit topics (RACS, 1996).
SEJARAH AUDIT KLINIS
VERSI NICE
Istilah Clinical Audit (Audit Klinis) mulai diperkenalkan di Inggris
sejak tahun 1993 sebagai sebuah kegiatan peningkatan mutu
proses dan keluaran (output) dari pelayanan klinis (clinical care).
Kegiatan dilakukan dalam bentuk telaah sistematis terhadap
pelayanan medis yang telah diberikan dibandingkan dengan
kriteria dan standar yang dinyatakan secara eksplisit dan diikuti
dengan upaya perbaikan (NICE, 2002)
9
APA BEDA AUDIT KLINIS
DENGAN AUDIT MEDIS
Clinical audit tends to be used as an umbrella term for any audit conducted
by professionals in health care. Audits conducted by doctors are often referred
to as medical audit. Although the term 'clinical audits' could also be used. It is
important to stress that very few health care procedures involve just one
professional discipline and that non-clinical staff such as receptionists,
secretaries, porters, managers, etc play a vital role in the quality of the service
provided. Clinical audit, therefore is usually a multi-disciplinary activity. Many
clinical audits are also 'multi-sectoral'. that is they may involve health and
social services" (NHS Executive. 1997).
AUDIT MEDIS
DALAM
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
UNDANG UNDANG PRAKTIK KEDOKTERAN
KARS
AUDIT MEDIS DALAM UU RS
N0 44 PASAL 39
(1) Dalam penyelenggaraan Rumah Sakit harus dilakukan audit.
(2) Audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa audit kinerja dan
audit medis.
(3) Audit kinerja dan audit medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dilakukan secara internal dan eksternal.
(4) Audit kinerja eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan
oleh tenaga pengawas.
(5) Pelaksanaan audit medis berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan
oleh Menteri.
AUDIT MEDIS DALAM PMK 755
20
APA PERBEDAAN
AUDIT MEDIS & AUDIT KLINIS
DENGAN
EVALUASI KINERJA PROFESIONAL
KENAPA
Profesional perlu dievaluasi
Acuan Evaluasi Praktik Profesional
UURS pasal 29 KEWAJIBAN RS
• b. memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit;
• g. membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan
dalam melayani pasien;
UU RS PASAL 46
• Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit.
UU RS Pasal 13
• (3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan : Standar profesi ,
Standar pelayanan rumah sakit ,Standar prosedur operasional yang berlaku, Etika profesi , Menghormati hak
pasien dan , Mengutamakan keselamatan pasien
UU PK Psl 44
Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar
pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi.
Direktur RS harus tahu kemampuan dokter yang bekerja di RS: à mengeluarkan clinical appointment
dan delineation of clinical priviledge (SPK dan RKK)
KONSEP PENINGKATAN MUTU IAK
DALAM STANDAR AKREDITASI RS IIL
INDIKATOR INDIKATOR MUTU
MUTU PRIORITAS
IAM
ISKP
STAF MEDIS
PENGUKURAN
MUTU
PPK & CP
ASUHAN
KLINIS
INPUT PCC
OUTPUT/ LABORATORIUM
OUTCOME INTEGRASI
PELAYANAN
ANESTHESI
STERILISASI 26
AUDIT KLINIS & AUDIT MEDIS ; MENGUKUR MUTU
PELAYANAN PADA LEVEL RS/UNIT PELAYANAN
DIATUR DALAM STARKES
STD PMKP 7
27
BAGAIMANA HUBUNGAN AUDIT MEDIS & KLINIS
DENGAN EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL
28
TUJUAN AUDIT KLINIS
Ø Audit yg efektif harus mengarah kepada perubahan,
Ø Program Audit Klinis yg aktif adalah sarana edukatif semua profesional, terutama
para junior.
Ø Program Audit Klinis yg aktif adalah sarana komunikasi yang efektif untuk alih
pengetahuan dan pengalaman antara berbagai spesialisasi,
Ø Audit memicu kerjasama tim antara para profesional,
Ø Pelaksanaan audit memicu pengisian Rekam Medis dengan baik.
Ø Hasil audit dapat menjadi topik untuk penulisan makalah ilmiah.
31
AUDIT KLINIS YANG IDEAL
32
CIRI CIRI AUDIT KLINIS YANG BAIK
• Keterbukaan,
• Bukan konfrontasi,
• Bukan ‘mengadili’ seseorang,
• Bukan menuduh, bukan menyalahkan, bukan mempermalu kan seseorang
(not to name, blame, and shame some body), apa lagi mencari‘kambing
hitam untuk dikorbankan,
• Dilaksanakan dalam suasana kekerabatan /persaudaraan,dan edukatif,
• Kerahasiaan dijaga.
33
SIKLUS AUDIT
MENURUT PMK 755
KRITERIA
MENETAPKAN KRITERIA AUDIT KLINIS
Tidak ada sebuah cara khusus untuk menulis kriteria audit klinik, namun kriteria atau
standar yang baik harus bersifat SMART, yaitu :
Specific: jelas dan khusus, tidak ambigu dan bebas dari kepentingan-kepentingan
tertentu
Measureable: dapat diukur
Agreed: disetujui oleh semua pihak
Relevant: relevan
Theoretically sound: berdasarkan bukti klinis yang terbaik dan terbaru, misalnya
bersumber dari referensi diwww.sign.co.uk atau www.cochrane.org
Jumlah kriteria tidak perlu terlalu banyak, sekitar 6-10 kriteria sudah cukup.
YANG HARUS DIPERHATIKAN
37
EVALUASI KRITERIA MENGGUNAKAN CP
38
EVALUASI KRITERIA MENGGUNAKAN PPK
STROKE NON HEMORAGIS
Hasil audit
Hasil audit terdiri dari:
1. Tingkat kesesuaian antara standar penatalaksaaan sesuai
kriteria dengan pelaksanaan dilapangan
2. Penyebab/masalah utama ketidaksesuaian (bila ada)
3. Usulan rencana tindak lanjut untuk meningkatkan mutu
dalam bentuk POA
HASIL EVALUASI
KEPATUHAN PADA PPK
93%
75% 77%
67%
Staf Medis:
OPPE/FPPE
Sesuai dengan
uraian tugas & Staf
hasil kerja yg Keperawatan
telah ditetapkan
Staf Kes Prof
Lainnya
44
OPPE/EPPB
• Evaluasi dan mutu dari pelayanan di kaji setiap tahun: Ongoing
professional practice evaluation (OPPE)/Evaluasi Praktik Profesional
Berkelanjutan (EPPB)
FPPE/EPPT
• Evaluasi terhadap mutu pelayanan yang bermasalah dikaji secara
khusus untuk mencari penyevab dan solusi : Focused professional
practice evaluation (FPPE)/ Evaluasi Praktik Profesional Terfokus
(EPPT)
KARS
• EVALUASI
• PRAKTIK
• PROFESIONAL
• DOKTER
• DALAM STARKES
3 (tiga) area umum yaitu:
MONITORING 1. PERILAKU,
DAN EVALUASI 2. PENGEMBANGAN PROFESIONAL
BERKELANJUTAN
STAF MEDIS 3. KINERJA KLINIS.
WIA
MAKSUD MONITOR DAN EVALUASI
BERKELANJUTAN:
MAPAN/DITETAPKAN
KARS
MONITORING DAN EVALUASI
STAF KEPERAWATAN
DAN
STAF PROFESSIONAL LAIN
WIA
• PENILAIAN KINERJA
• STAF NAKES
PROFESIONAL
• LAINNYA
A. KINERJA INDIVIDUAL :
KARS
Terima kasih