Kelimpahan Bakteri Coliform Pada Musim Kemarau Di Perairan Laut Celukanbawang, Provinsi Bali
Kelimpahan Bakteri Coliform Pada Musim Kemarau Di Perairan Laut Celukanbawang, Provinsi Bali
Abstract
Pollution in marine waters is one of the environmental problems caused by various activities that produce waste. Pollution in a
waters is related with the type and number of microorganisms in waters. One group of microorganisms that is often used as an
indicator of water pollution is Coliform group bacteria. This study aims to determine the condition of waters by measuring the
abundance of Coliform bacteria in waters. This research was conducted in November 2018 by taking data from 3 research stations
in the waters of Celukanbawang sea, Bali Province. Sampling is carried out during dry season with 3 repetitions each station. The
sampling method used is purposive sampling. Water quality parameters measured in this study include temperature, pH, salinity,
DO, and nitrate. The data obtained is then compared with Governor of Bali Regulation Number 16 of 2016 concerning the Standard
Criteria for Sea Water Quality for Marine Biota and Sea Water Quality Standards for Tourism and Recreation (Bathing, Swimming
and Diving). Coliform abundance test is done by MPN (Most Probably Number) method. The results showed that abundance of
Coliform bacteria at station 1 ranged from 3 to 93 MPN / 100 ml, station 2 ranged from 7 to 93 MPN / 100 ml, and station 3 did
not find Coliform group bacteria at all . These data indicate that Celukanbawang sea waters are still in good condition in accordance
with Pergub Bali Number 16 of 2016.
Abstrak
Pencemaran pada perairan laut merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh berbagai
macam kegiatan yang menghasilkan limbah. Pencemaran dalam suatu perairan mempunyai hubungan dengan jenis
dan jumlah mikroorganisme dalam perairan. Salah satu kelompok mikroorganisme yang sering digunakan sebagai
indikator pencemaran perairan adalah bakteri kelompok Coliform. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi
perairan dengan mengukur kelimpahan bakteri Coliform di perairan laut Celukanbawang. Penelitian dilakukan pada
bulan November 2018 dengan mengambil data dari 3 stasiun penelitian. Pengambilan sampel dilakukan saat musim
kemarau dengan 3 kali pengulangan di setiap stasiun. Metode yang digunakan saat pengambilan sampel, yaitu
purposive sampling. Parameter kualitas air yang diukur dalam penelitian ini meliputi suhu, pH, salinitas, DO, dan
nitrat. Data yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 16 Tahun 2016 mengenai
Kriteria Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut dan Baku Mutu Air Laut Untuk Pariwisata dan Rekreasi (Mandi, Renang,
dan Selam). Uji kelimpahan Coliform dilakukan dengan metode MPN (Most Probably Number). Data yang diperoleh di
stasiun 1 berkisar antara 3-93 MPN/100 ml, stasiun 2 berkisar antara 7-93 MPN/100 ml, dan stasiun 3 tidak ditemukan
bakteri kelompok Coliform sama sekali. Hal ini mengindikasikan bahwa perairan laut Celukanbawang masih dalam
keadaan baik sesuai dengan Pergub Bali No. 16 tahun 2016 tersebut.
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga 2.2 Alat dan bahan
melampaui baku mutu lingkungan hidup yang
telah ditetapkan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Salah satu persoalan lingkungan adalah potensi GPS, autoklav, inkubator, tabung durham, cawan
pencemaran pada perairan laut yang ditimbulkan petri, botol pengecer, cool box, jarum ose, Bunsen,
oleh berbagai kegiatan manusia, seperti kegiatan pippetor, tabung reaksi, rak tabung reaksi, kapas,
industri maupun rumah tangga yang dapat alumunium foil, kertas label, alat tulis, botol
mempengaruhi kualitas air suatu perairan (Karyadi, sampel, water sampler, thermometer, DO meter (DO-
2010). Kualitas air secara biologis ditentukan oleh 5509, Lutron), refraktometer (Atago), dan pH pen
banyak parameter, yaitu parameter mikroba (VIVOSUN).
pencemar, patogen dan penghasil toksin. Bahan yang digunakan dalam uji kelimpahan
Keberadaan parameter biologis perairan tersebut Coliform, yaitu sampel air laut, media LB (Lactose
juga dapat bertambah apabila limbah tidak dikelola Broth) (BRILA broth), media BGBB (Brillian Green
dan terus dialirkan ke suatu perairan (Manulu, Bile Broth) (HIMEDIA), media EMB (Eosin Methylene
2011). Blue Agar) (TM MEDIA), dan media NA (Nutrient
Pencemaran dalam suatu perairan mempunyai Agar) (HIMEDIA).
hubungan dengan jenis dan jumlah
2.3 Penentuan lokasi penelitian
mikroorganisme dalam perairan tersebut. Air
sungai yang bermuara di laut juga dapat
Lokasi penelitian ditentukan dengan menggunakan
meningkatkan pertumbuhan bakteri apabila sungai
metode purposive sampling atau metode yang
tersebut dijadikan tempat pembuangan limbah,
sengaja dilakukan untuk menentukan stasiun
salah satunya yaitu limbah rumah tangga, seperti
penelitian. Stasiun penelitian ditetapkan
feses. Mikroorganisme yang pada umumnya
berdasarkan karakteristik yang sesuai dengan
digunakan sebagai indikator pencemaran perairan
tujuan penelitian. Jumlah stasiun yang ditetapkan
dan dapat ditemukan dalam jumlah banyak yaitu
pada penelitian sebanyak 3 stasiun dan dibedakan
bakteri jenis Coliform (Yudo, 2006). Mengacu pada
berdasarkan kegiatan masyarakat di wilayah
Peraturan Gubernur Bali Nomor 16 Tahun 2016
pesisir dan laut Celukanbawang.
mengenai Kriteria Baku Mutu Air Laut Untuk Biota
Laut dan Baku Mutu Air Laut Untuk Pariwisata 2.4 Pengambilan sampel air laut
dan Rekreasi (Mandi, Renang, dan Selam), Total
Coliform yang masih ditoleransi keberadaannya di Sampel air laut diambil dari kolom-permukaan
perairan laut, yaitu 1000 MPN/100 ml, sedangkan perairan di setiap stasiun dengan 3 kali
kelimpahan koli tinja atau E. coli yang pengulangan. Sampel diambil dengan jarak 200
diperbolehkan, yaitu Nihil/100 ml. meter dari garis pantai menggunakan perahu.
Berbagai macam kegiatan yang dilakukan di Jumlah sampel yang diambil sebanyak 1,5 L untuk
sekitar perairan Desa Celukanbawang dapat uji Nitrat dan 100 ml untuk pengujian Coliform.
menghasilkan limbah, baik itu limbah rumah
tangga, industri, budidaya, peternakan, dan 2.5 Uji parameter kualitas air laut
limbah dari berbagai kegiatan perkapalan yang ada
di perairan tersebut, maka perlu diadakan studi Parameter kualitas air laut yang akan diuji adalah
lebih lanjut mengenai kondisi perairan laut Desa derajat keasaman (pH), kadar garam terlarut
Celukanbawang dengan mengidentifikasi (salinitas), suhu, oksigen terlarut (DO), dan Nitrat.
keberadaan atau kelimpahan bakteri kelompok Pengujian pH, salinitas, suhu, dan DO dilakukan
Coliform. langsung di lokasi penelitian atau secara in situ,
sedangkan untuk pengujian Nitrat dilakukan di
2. Metode Penelitian UPT Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali.
Parameter kualitas air tersebut merupakan
2.1 Lokasi dan waktu penelitian
Tabel 1
Kualitas air
Salinitas
No Stasiun Pengamatan Suhu (°C) DO (mg/L) pH Nitrat (mg/L)
(ppt)
1 Stasiun 1 25,0 ± 1,2 29,0 ± 0,6 10,2 ± 0,6 8,0 ± 0,1 0,008
2 Stasiun 2 25,6 ± 1,5 29,0 ± 0,6 9,4 ± 1,0 8,0 ± 0,2 0,007
3 Stasiun 3 28,0 ± 2,1 29,0 ± 0,6 8,6 ± 0,8 7,9 ± 0,2 0,004
jelas dan merusak estetika dari kawasan pesisir posko Kelompok Nelayan Segara Madu, lokasi
Celukanbawang. Sedangkan, kondisi air yang ternak kambing, serta dimanfaatkan sebagai tempat
pasang akan membawa limbah tersebut ke laut dan untuk rekreasi mandi dan renang oleh masyarakat
menyebabkan terganggunya biota karena sekitar. Kegiatan yang banyak menghasilkan
habitatnya dicemari oleh limbah yang berpotensi limbah yaitu ternak kambing. Limbah feses dan sisa
menimbulkan berbagai macam bakteri patogen di pakan banyak ditemukan di sekitar lokasi
laut. penelitian dengan jarak 6 meter. Limbah tersebut
Kegiatan masyarakat di sekitar perairan laut dapat mengalir ke laut saat kondisi pasang dan saat
Celukanbawang yang semakin meningkat dan pola musim penghujan tiba. Mengalirnya limbah ke laut
hidup masyarakat yang masih membuang berbagai dapat mempengaruhi kualitas perairan dengan
macam limbah domestik ke aliran sungai yang tumbuhnya mikroorganisme indikator
bermuara di laut dapat mempengaruhi kualitas pencemaran, yaitu Coliform (Tururaja, 2010).
perairan. yang telah tercemar oleh limbah dapat Hasil uji menunjukkan bahwa kelimpahan
diindikasikan dengan keberadaan mikroorganisme Coliform lebih rendah dibandingkan dengan
di perairan tersebut, salah satunya yaitu bakteri kelimpahan pada stasiun 1, yaitu berkisar antara 7-
kelompok Coliform. Semakin tinggi kelimpahan 93 MPN/100 ml dengan jumlah rata-rata 37
Coliform di suatu perairan, maka semakin tinggi MPN/100 ml (Gambar 1). Kondisi perairan yang
pula pertumbuhan bakteri patogen yang dapat tenang saat pengambilan sampel dan jarak antara
mencemari biota perairan serta menyebabkan garis pantai dengan lokasi ditemukannya limbah
gangguan kesehatan pada manusia apabila feses dan sisa pakan yang cukup jauh diduga
perairan tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan sebagai pemicu rendahnya kelimpahan bakteri
manusia (Widyaningsih, 2016). Coliform pada stasiun ini. Hal ini disebabkan oleh
Jumlah kelimpahan Coliform di stasiun 1 tidak adanya air yang mengalirkan limbah tersebut
berkisar antara 3-93 MPN/100 ml dengan jumlah ke laut dan limbah tetap berada di pantai hingga
rata-rata 38 MPN/100 ml (Gambar 1). Stasiun ini keadaan pasang dan musim penghujan tiba.
merupakan daerah pesisir yang terdapat beberapa Keringnya aliran sungai yang menjadi
pedagang yang masih memanfaatkan pantai dan penyumbang berbagai macam jenis limbah dan
aliran sungai untuk membuang limbah sayur dan bermuara di stasiun 2 juga diduga sebagai salah
ikan yang tidak layak jual. Lokasi ini merupakan satu pemicu rendahnya kelimpahan bakteri
stasiun yang ditemukan limbah dengan Coliform di stasiun ini. Limbah yang dibuang oleh
kelimpahan terbanyak dibandingkan dengan 2 masyarakat di aliran sungai tersebut mengendap
stasiun pengambilan sampel lainnya. Jenis limbah hingga musim hujan tiba. Hal ini menyebabkan
yang mendominasi di sekitar lokasi penelitian tidak adanya pengaruh dari limbah yang berada di
berbeda di setiap stasiunnya. Limbah yang banyak aliran sungai saat penelitian berlangsung.
ditemukan di sekitar stasiun 1 adalah sayuran dan Stasiun 3 merupakan stasiun yang seharusnya
ikan busuk yang dibuang oleh pedagang langsung ditemukan berbagai macam limbah karena aliran
ke pesisir, feses manusia juga ditemukan beberapa sungai yang bermuara di stasiun ini dimanfaatkan
meter dari stasiun pengambilan sampel. warga untuk membuang sampah dan terdapat
Limbah rumah tangga seperti feses atau sisa beberapa WC tradisional di aliran sungai.
makanan merupakan faktor penyebab pencemaran Keringnya aliran sungai menyebabkan limbah-
lingkungan air oleh bakteri kelompok Coliform limbah tersebut tidak mengalir ke laut sehingga
(Adrianto, 2018). Ditemukannya kelimpahan saat pengambilan sampel berlangsung tidak
Coliform tertinggi pada stasiun ini dikarenakan ditemukan sampah pada stasiun ini. Tambak udang
keberadaan limbah tersebut di sekitar lokasi yang berada di sekitar stasiun 3 juga sedang tidak
pengambilan sampel. Sebagian besar limbah yang beroperasi sehingga tidak ada limbah yang
ditemukan berjarak sekitar 2 meter dari garis pantai mengalir ke laut.
dan sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut, Aliran sungai yang bermuara di stasiun ini
limbah akan terbawa ke perairan laut saat kondisi merupakan sungai terbesar dan paling banyak
pasang sehingga mempengaruhi kualitas perairan. dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat
Kegiatan masyarakat terbanyak ditemukan untuk membuang limbah. Limbah yang kemudian
pada stasiun 2. Lokasi ini dimanfaatkan sebagai mengalir ke laut akan menjadi salah satu penyebab
tumbuhnya bakteri indikator pencemaran perairan, aliran sungai sehingga mikroorganisme ditemukan
yaitu Coliform (Tururaja, 2010). dalam jumlah yang sangat sedikit di perairan laut
Hasil uji kelimpahan Coliform pada stasiun 3 Celukanbawang.
tidak menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri Kualitas perairan juga diduga menjadi salah
Coliform (Gambar 1). Hal ini diduga karena satu faktor rendahnya kelimpahan bakteri
pengaruh cuaca kemarau dan keringnya sungai kelompok Coliform di perairan laut
yang mengalir ke perairan laut Celukanbawang Celukanbawang. Suhu perairan berkaitan erat
saat penelitian berlangsung, sehingga limbah yang dengan kelimpahan suatu mikroorganisme, salah
ada di aliran sungai tersebut mengendap dan tidak satunya yaitu bakteri kelompok Coliform. Bakteri
mengalir ke laut hingga musim hujan tiba. kelompok ini dapat tumbuh pada suhu 10,0-45,0°C
Limbah yang terdapat di aliran sungai yang dengan suhu optimum, yaitu 37,0°C. Suhu yang
bermuara pada stasiun 3 juga tidak berada di optimum sangat berpengaruh terhadap kecepatan
daerah yang dipengaruhi pasang surut. Berbeda pertumbuhan bakteri, kecepatan sintesis enzim,
halnya dengan limbah yang ditemukan di stasiun 1 dan kecepatan inaktivasi enzim (Knob and
dan 2, meskipun aliran sungai dalam keadaan Carmona, 2008). Hasil pengukuran suhu diperairan
kering, namun limbah ditemukan di daerah pasang laut Celukanbawang, yaitu berkisar antara 25,0-
surut sehingga dapat mengalir ke laut dan 28,0°C. Sehingga, kelimpahan Coliform yang
mempengaruhi kualitas perairan yang dibuktikan rendah di perairan laut Celukanbawang diduga
dengan adanya pertumbuhan bakteri indikator karena suhu perairan yang berada di bawah suhu
pencemaran pada stasiun tersebut. Bakteri optimum untuk pertumbuhan bakteri kelompok
kelompok Coliform yang ditemukan dalam jumlah Coliform.
sedikit dengan rata-rata berkisar antara 37-38 Kadar salinitas di perairan laut Celukanbawang,
MPN/100 ml di perairan laut Celukanbawang yaitu 29,0 ppt. Salinitas sangat berpengaruh pada
sangat berbanding balik dengan kebiasaan kelimpahan bakteri Coliform, karena bakteri ini
masyarakat yang belum sadar akan pentingnya merupakan bakteri yang memiliki kemampuan
menjaga lingkungan. Limbah domestik berupa adaptasi rendah dalam lingkungan. Bakteri
feses atau tinja yang ditemukan di beberapa stasiun kelompok Coliform memiliki resistensi yang terus
penelitian merupakan salah satu faktor penyebab menurun dan derajat kematian di perairan laut
pencemaran lingkungan air oleh mikroorganisme, akan semakin meningkat dengan naiknya kadar
yaitu E. coli yang merupakan salah satu jenis bakteri salinitas yang sudah melebihi salinitas alami air
dari kelompok Coliform. (Adrianto, 2018). laut itu sendiri (Sanusi, 2006).
Keberadaan mikroorganisme patogen di perairan Pengukuran oksigen terlarut (DO) di perairan
yang disebabkan oleh limbah domestik merupakan laut Celukanbawang, yaitu berkisar antara 8,6-10,2
dampak paling berbahaya karena dapat mg/L. Rendahnya kelimpahan bakteri kelompok
menularkan berbagai macam penyakit apabila Coliform di perairan laut Celukanbawang tidak
masuk ke dalam tubuh manusia (Nusa, 2005). berpengarauh dengan kadar DO yang diperoleh,
Rendahnya kelimpahan Coliform di perairan laut karena bakteri ini merupakan bakteri anaerob
Celukanbawang diduga karena pengaruh dari fakultatif atau bakteri yang dapat tumbuh dengan
kondisi cuaca saat pengambilan sampel. maupun tanpa oksigen (Marojahan, 2007).
Pengambilan sampel yang dilakukan pada musim Kondisi pH perairan juga merupakan salah satu
kemarau menyebabkan aliran sungai yang menjadi parameter yang mempengaruhi pertumbuhan
sumber penghasil limbah kering. Dampak dari bakteri Coliform karena berkaitan dengan aktivitas
limbah di musim kemarau cenderung lebih besar enzim yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
dan lebih tampak pada aliran sungai dari pada laut, mengkatalis reaksi-reaksi yang berhubungan
hal ini dikarenakan volume debit air limbah tetap, dengan pertumbuhan bakteri. pH optimal untuk
sedangkan volume debit air sungai menurun pertumbuhan bakteri, yaitu berkisar antara 6,5-7,5,
sehingga tidak terjadi pengeceran terhadap limbah sedangkan hasil menunjukkan bahwa pH perairan
yang mengendap di aliran sungai (Nusa, 2005)). laut Celukanbwang lebih tinggi dari kadar optimal
Debit air yang menurun saat musim kemarau pertumbuhan bakteri Coliform, yaitu berkisar antara
menyebabkan limbah mengendap di aliran sungai 7,9-8,0. Keadaan pH yang tidak optimal dalam
dan tidak mengalir ke laut. Mikroorganisme yang lingkungan dapat mengganggu kerja enzim
disebabkan oleh limbah diduga mengendap di
tersebut dan mengganggu pertumbuhan bakteri Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air bagi
(Sanita, 2013). Hal ini diduga sebagai salah satu pengelolaan sumber daya dan lingkungan
faktor minimnya kelimpahan bakteri Coliform di perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
perairan laut Celukanbawang. Adrianto R. (2018). Pemantauan jumlah bakteri
Hasil uji nitrat menunjukkan hasil yang berkisar coliform di Perairan Sungai Provinsi Lampung.
antara 0,004-0,008 mg/L. Pertumbuhan Majalah Teknologi Agro Industri (Tegi), 10(1), 1-6.
mikroorganisme di perairan erat kaitannya dengan Karyadi, L. (2010). Partisipasi Masyarakat Dalam
jumlah nitrat di perairan tersebut, hal ini Program Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal)
dikarenakan nitrat merupakan salah satu bahan Komunal Di Rt 30 Rw 07 Kelurahan Warungboto,
anorganik yang dibutuhkan sebagai nutrisi untuk Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Skripsi.
pertumbuhan mikroorganisme (Effendi, 2000). Yogyakarta, Indonesia: Fakultas Ilmu Sosial dan
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Simpulan
Gubernur Bali. (2016). Peraturan Gubernur Bali
Kelimpahan bakteri kelompok Coliform pada Nomor 16 Tahun 2016 Tentang Baku Mutu
stasiun 1 berkisar antara 3 -93 MPN/100 ml, stasiun Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan
2 berkisar antara 7-93 MPN/100 ml dan pada stasiun Lingkungan Hidup. Bali-Indonesia: Gubernur Bali.
3 tidak ditemukan pertumbuhan Coliform sama Knob, A & Carmona, E.C. (2008). Xylanase
sekali di setiap pengulangan. Hasil pengamatan production by Penicillium sclerotiorum and its
menunjukkan bahwa kelimpahan bakteri characterization. World Applied Sciences Journal,
kelompok Coliform di perairan laut Celukanbawang 4(2), 277-283.
masih sesuai dengan Baku Mutu Air Laut Untuk Manulu, J. (2011). Analisis tingkat pencemaran air
Biota Laut dan Baku Mutu Air Laut Untuk dengan metode indeks pencemaran di Teluk
Pariwisata dan Rekreasi (Mandi, Renang, dan Youtefa, Jayapura, Provinsi Papua. Berita Biologi,
Selam) yang ditetapkan oleh Peraturan Gubernur 10(6), 749-761.
Bali No.16 Tahun 2016 Tentang Baku Mutu Marojahan. (2007). Oksigen terlarut dan apparent
Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan oxygen utilization di Perairan Teluk Klabat,
Lingkungan Hidup. Pulau Bangka. Ilmu Kelautan, 12(2), 59-66.
Widyaningsih, W. (2016). Analisis total bakteri Yudo, S. (2006). Kondisi Pencemaran Logam Berat
Coliform di Perairan Muara Kali Wiso Jepara. di Perairan Sungai DKI Jakarta. Jurnal Air
Diponegoro Journal of Maquares, 5(3), 157-164. Indonesia, 2(1), 1-15.
.