0% found this document useful (0 votes)
35 views8 pages

Analisis Distribusi Kecepatan Dan Sedimen Pada Tikungan 55° Saluran Terbuka Tampang Segi Empat

1) The document analyzes the distribution of flow velocity and sediment at a 55° bend in an open channel with a rectangular cross-section. 2) Field measurements of flow velocity using a current meter and sediment concentration using an Opcon device were taken at a location with a 55° bend and 50m radius. 3) Analysis showed minimum velocities near the bed increasing toward the surface. Velocity accelerated on the inner bend and decelerated on the outer bend. Sediment concentration was highest near the bed, decreasing upward with a more uniform distribution near the surface.

Uploaded by

Ismorel Ismorel
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
35 views8 pages

Analisis Distribusi Kecepatan Dan Sedimen Pada Tikungan 55° Saluran Terbuka Tampang Segi Empat

1) The document analyzes the distribution of flow velocity and sediment at a 55° bend in an open channel with a rectangular cross-section. 2) Field measurements of flow velocity using a current meter and sediment concentration using an Opcon device were taken at a location with a 55° bend and 50m radius. 3) Analysis showed minimum velocities near the bed increasing toward the surface. Velocity accelerated on the inner bend and decelerated on the outer bend. Sediment concentration was highest near the bed, decreasing upward with a more uniform distribution near the surface.

Uploaded by

Ismorel Ismorel
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 8

ANALISIS DISTRIBUSI KECEPATAN DAN SEDIMEN PADA TIKUNGAN 55° SALURAN TERBUKA

TAMPANG SEGI EMPAT

ADY PURNAMA
Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Samawa Sumbawa Besar

ABSTRACT

Predicting the behavior of the flow in the channel bend quite important, because the channel
bend a fairly high degree of cartilage against the destructive force of water when compared to a
straight channel. Phenomena that may occur and cause detriment is the phenomenon of sediment
transport that passes through the channel bend. The phenomenon that occurs in the channel bend
can be detected by measuring the field directly. For a case study of the Irrigation Mataram, research
done by the measurement of the concentration profiles of sediment transport using devices Opcon.
The study was conducted at a locations with the curves that have angles, α = 55° with Radius = 50 m.
From the analysis of the measurement of velocity flow and sediment concentration suspensions were
performed at the curves that have angles, α = 55° with Radius = 50 m, indicating that the minimum
velocity for trend occurs near the base and the increase in size towards the surface of the stream.
Flow velocity acceleration and deceleration experienced when through the turn, which increases the
velocity flow in the bend side (inner bank) when passing the initial curves and velocity decreases as it
passes through the opposite end of the turn and descent speed on the outside of the bend (outer
bank) when passing through curves and initial experience increase in the inside of the turn as it passes
through the end of the turn. The concentration of sediment suspensions have almost the same trend
for the entire face, the concentration of sediment suspension increases towards the base line and
decreased with the trend towards the surface of the water distribution more upright with a more
uniform rate towards the surface of the water. In the transverse direction, the concentration of
sediment suspension tends to increase towards the inner side of the bend when passing through the
initial turn, and then decreases towards the inner side of the bend as it passes through the middle of
the turn and increased again towards the inside of the turn as it passes through the final turn which
resulted in deposition on the inside of the turn (inner bank) and erosion on the outside of the bend
(outer bank) at the base of the channel. For analysis of the consentration of sediment suspension field
measurement results are compared with the analysis of the Rouse equation and equation-Sugimoto
Tanaka showed that the measurement data can reasonably predict the consentration of sediment
suspension on curves, although the angle and bend radius varies. Measurement data of suspended
sediment consentration approaching the value of data analysis results Rouse and Tanaka-Sugimoto.

Keyword: Consentration of sediment suspension, velocity, channel bends, Rouse method, Tanaka-
Sugimoto method.

PENDAHULUAN
Saluran terbuka yang ada dialam kungan aliran, ketidakseragaman kecepatan
seperti halnya sungai mempunyai bentuk fisik tampang vertikal, tekanan pada potongan, dan
yang variatif sehingga pola alirannya sangat gradien tekanan arah radial yang disebabkan
kompleks dengan karakteristik yang khusus. oleh kemiringan lateral permukaan air (Chow
Dikarenakan tekstur yang bervariatif, sehingga 1959). Hal yang tak kalah penting dari perilaku
di saluran terbuka banyak kita temukan section aliran pada belokan saluran adalah perilaku
yang berbentuk belokan, baik itu berbentuk sedimen (transport sedimen). Transpor
kelokan berlanjut (meandering) atau kelokan sedimen yang terjadi pada saluran terbuka,
tunggal (curvature bend profile). Secara umum, sungai dan waduk merupakan peristiwa yang
faktor yang mempengaruhi aliran pada sangat komplek dimana transpor sedimen pada
tikungan adalah gaya sentrifugal akibat keleng- kondisi aliran tertentu dapat dibedakan

1
sebagai transpor sedimen kasar (bed load) dan Opcon dan pengukuran kecepatan aliran
transpor sedimen halus (suspended load). dengan menggunakan alat ukur Propeller
Proses terjadinya pendangkalan sungai sebagai Current Meter. Maka dari itu, dalam penelitian
akibat dari proses erosi (scouring) pada bagian ini akan membahas kecepatan dan konsentrasi
hulu sungai, yang mengakibatkan terjadinya sedimen di belokan pada saluran terbuka.
angkutan sedimen ke hilir. Aliran air yang Distribusi Kecepatan Aliran. Untuk
mengandung sedimen akan mengendapkan analisis distribusi kecepatan pada saluran
terlebih dahulu butiran kasar (bed load) terbuka dibagi menjadi dua wilayah yaitu inner
dibandingkan dengan butiran halus (suspended region dan outer region, dimana aliran pada
load) yang akan terus melayang mengikuti inner region dipengaruhi langsung oleh
aliran air. Kondisi seperti inilah yang kadang kekasaran dasar atau dinding dan aliran pada
menjadi permasalahan dalam pemanfaatan air outer region dipengaruhi secara tidak langsung
sungai. Oleh karena itu, pengetahuan melalui tegangan geser dasar. Adapun
mengenai kuantitas dan karakteristik sedimen persamaan pada inner region menurut
suspensi sangatlah penting dalam Kironoto (1993) adalah:
pengembangan sumber daya air (water
resources). U U
Selama dekade terakhir, hanya
Uy  lny   lnk s  Br . U  …………..(1)
κ κ
beberapa peneliti yang telah mempelajari dengan asumsi, U y , kecepatan pada suatu titik
karakteristik dan pola aliran pada belokan
saluran. Rozovskii (1957) merupakan salah satu yang berjarak y dari dasar (m/s), U * ,
peneliti pertama yang melakukan studi kecepatan gesek (m/s), y, ketinggian titik yang
komprehensif di lapangan. Mosonyi dan Gotz ditinjau dari dasar saluran terbuka (m), ҝ,
(1973) adalah yang pertama yang meneliti konstanta Von Karman (bernilai 0,4), k s , tinggi
distribusi aliran heliks yakni kekuatan dan kekasaran menurut Nikuradse (m), Br,
perubahan di sepanjang saluran. Blanckaert, K konstanta integrasi numerik (log law) dan yo =
(2001) mengukur kecepatan tiga arah
0,2k s .
(longitudinal, transversal dan vertikal) pada
satu tampang secara bersamaan pada grid Pada outer region profil kecepatan
yang telah diatur. Hasilnya menunjukkan menyimpang dari persamaan logaritmik. Disini
bahwa kecepatan tangensial di tikungan berlaku distribusi kecepatan Coles, yang juga
melenceng dengan profil kecepatan logaritmik berlaku untuk inner region.
UC u 1 z 2   z  ……. (2)
pada saluran lurus, profil kecepatan tangensial   ln ( )  cos 2  
u*     2 
cembung di bawah dan letak kecepatan
maksimum pada satu penampang terukur lebih dengan asumsi, , kecepatan maksimum, δ,
dekat ke luar tikungan. Aliran sekunder kedalaman titik dimana terjadi kecepatan
memiliki satu pusaran utama sesuai dengan maksimum ( ) dan Π, parameter wake Coles
teori di tikungan dan ada pusaran minor di sisi (Π =-0,03 untuk B/D ≈ 2 & Π = 0,09 untuk B/D
luar tikungan pada bagian atas, yang memiliki >5).
arah berlawanan dengan pusaran utama. Distribusi Sedimen Suspensi. Untuk
Adapun beberapa peneliti yang pernah analisis sedimen suspensi menggunakan
mempelajari fenomena dari transpor sedimen persamaan yang dipublikasikan oleh Rouse,
suspensi yaitu Kironoto, Lutjito dan Nugraha sehingga z sering disebut sebagai parameter
(2002) kajian laboratorium, Zainuddin dan Rouse (Rouse number).
z
Kironoto (2003) kajian laboratorium serta C  D  y a  ……………………………….….(3)

Kironoto dkk (2004) kajian laboratorium. C a  y D  a 
Berdasarkan dari uraian diatas, sangat dengan C sebagai konsentrasi sedimen pada
layak dilakukan penelitian mengenai distribusi suatu titik berjarak y dari dasar referensi; Ca,
kecepatan dan sedimen pada belokan saluran konsentrasi referensi yang berjarak a dari titik
dengan melakukan pengukuran konsentrasi referensi; D, kedalaman aliran dan z sama
sedimen suspensi menggunakan alat pengukur dengan parameter Rouse.

2
Tanaka dan Sugimoto (1958, dalam dan pasangan batu). Penelitian ini
Garde, 1977) mengusulkan suatu persamaan menggunakan alat ukur konsentrasi sedimen
eksponensial untuk distribusi sedimen suspensi Opcon. Adapun lokasi penelitian
suspensi. Dikemukakan bahwa hukum dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
distribusi kecepatan logaritmik Karman-Prandtl
yang berasumsi bahwa τ sama dengan τo
adalah kurang benar. Oleh sebab itu dengan
menggunakan variasi τ dan y aktual dan
diperoleh persamaan baru du/dy, sehingga
persamaan Rouse dapat diekspresikan dengan :
ws
  D D  y    u * K
C
   D  Da
 ….…….(4)
C a   D D  y  D  Da 


Adapun metodologi penelitian dalam


Analisis DIstribusi Sedimen dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:

Gambar 2.
Lokasi Penelitian (Googgle Earth dan Foto
Lapangan)

Prosedur Penelitian. Parameter yang


digunakan untuk pengukuran adalah
pengukuran arah vertikal dan transversal,
dimana arah vertikal (kedalaman) pada posisi
yang berbeda dari tepi ke tepi saluran. Secara
praktis, titik-titik tersebut ditentukan
berdasarkan pembagian pias-pias tampang.
Penentuan jarak pengukuran arah transversal
tampang dari tepi ke tepi: 16 B, 13 B, 12 B, 2 3 B,
dan 5 B.
6

Gambar 1.
Skema Penelitian

Diskripsi Umum. Penelitian ini


merupakan pengukuran lapangan yang
dilakukan pada belokan Saluran Irigasi Gambar 3.
Mataram dengan tampang persegi serta Sketsa titik pengukuran pada tampang aliran
material dinding saluran yang bervariasi (beton
3
Pengukuran pada satu tampang yang Adapun parameter utama aliran (running) yang
direncanakan seperti pada Gambar 3 adalah : diukur adalah pengukuran distribusi sedimen
1. Cross section yang dipilih yaitu : sudut suspensi. Untuk lokasi pengukuran belokan
belokan 55° dipilih cross section pada terletak di depan siphon saluran Mataram.
sudut belokan 0° (C0), 27.5° (C27.5), 55° Pengkodean running didasarkan pada
(C55). perbedaan lokasi pengukuran, sudut belokan
2. Saluran terbuka bentuk segi empat dengan dan kedalaman titik pengukuran. Untuk lokasi
lebar 4,2 m dan dibagi menjadi 6 pias pengukuran lapangan (Field) dengan sudut
dengan jarak yang sama setiap pias 70 cm. belokan 55° diawali dengan kode F.
3. Jarak vertikal antara titik pengukuran Pengukuran pada setiap penampang belokan
adalah interval 2,5 cm untuk bagian bawah (Section) dilambangkan dengan huruf S dan
dekat dasar (0,2H) dan sisanya dengan jari-jari setiap belokan yang diukur dari inner
interval 5 cm. Hal ini dilakukan untuk bank ke outer bank (Resultan) dilambangkan
mendapatkan data pengukuran yang lebih dengan huruf R serta pengkodean running tiga
banyak untuk inner region, dimana variasi karakter FSR masing-masing ditambahkan
kecepatan terhadap tinggi lebih besar angka untuk menunjukkan jumlah karakter dan
dibandingkan di outer region. urutan pengukuran yang dimulai dari dasar
Alat Propeller Current Meter. Alat ukur saluran.
ini dilengkapi dengan bantalan spindle serta Hasil dari pengukuran dan pendataan
sistem sinyal on-contact yang dapat di lapangan serta analisis akhir terkait
memberikan hasil pengukuran kecepatan aliran kecepatan aliran, konsentrasi sedimen suspensi
hingga 2,5 cm/detik dengan batas kedalaman serta kemiringan saluran dan debit kecepatan
minimum pengukuran kurang lebih 4 cm. diklasifikasikan sebagai parameter utama
Penentuan kecepatan aliran ditentukan oleh aliran. Parameter utama aliran ditampilkan
putaran baling-baling yang otomatis dikalibrasi secara detail pada tabel 1.
oleh alat tersebut dengan menentukan
kecepatan alirannya menggunakan persamaan : Tabel 1. Parameter Utama Aliran
V = k . n + ∆ ................................................... (5)
Dengan, V, Kecepatan alian (m²/detik), k, Kode Radius So B D B/D t U u *ct

Br Q Fr
Running (-) (-) (m) (m) (-) ⁰C m/det m/det 10⁵ (-) (m³/det) (-) (gr/lt)
panjang hidrolik baling-baling (m) ditentukan F1S1R1 0.67 6.19 29 0.137 0.152
0.0166 0.017 3.039
oleh tes berjalan dalam rating tank, n, jumlah F1S1R2 0.0166 0.69 6.01 29 0.142 0.020 2.388 0.174
putaran baling-baling per detik, ∆, meteran F1S1R3 0 0.0166 4.15 0.68 6.10 29 0.146 0.021 2.075 0.377 0.05 0.174
F1S1R4 0.0166 0.65 6.38 29 0.134 0.015 3.547 0.206
konstan (m/detik) ditentukan oleh tes berjalan F1S1R5 0.0166 0.62 6.69 29 0.127 0.016 3.189 0.215
dalam rating tank. F1S2R1 0.0184 0.70 6.00 30 0.143 0.016 3.560 0.095
Alat Opcon. Alat ukur ini mengukur F1S2R2 0.0184 0.74 5.68 30 0.149 0.020 2.707 0.103
F1S2R3 27.5 0.0184 4.20 0.72 5.83 30 0.154 0.022 2.229 0.404 0.06 0.119
partikel-partikel lanau (silt) dalam aliran F1S2R4 0.0184 0.62 6.77 30 0.139 0.019 2.719 0.149
suspensi dengan cara memasukkan alat ke F1S2R5 0.0184 0.57 7.37 30 0.133 0.019 2.937 0.157
F1S3R1 0.0202 0.68 6.10 27 0.180 0.029 1.553 0.335
dalam aliran yang akan diukur. Hasil dari F1S3R2 0.0202 0.70 5.93 27 0.173 0.025 2.163 0.353
pengukuran lalu dikalibrasi. Kalibrasi dilakukan F1S3R3 55 0.0202 4.15 0.69 6.01 27 0.149 0.024 1.729 0.407 0.06 0.363
F1S3R4 0.0202 0.60 6.92 27 0.127 0.020 1.758 0.387
dengan mencari hubungan antara bacaan
F1S3R5 0.0202 0.62 6.69 27 0.116 0.017 2.279 0.403
mesin analog sebagai output dari signal
processor yang terletak di atas batang opcon Sumber : Analisis
dengan suatu nilai konsentrasi sedimen Keterangan : Q = debit aliran terukur (m³/det);
suspensi yang telah diketahui nilai besarannya. So = kemiringan dasar saluran; B = lebar
flume/saluran (m); D = kedalaman aliran (m);
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN B/D = aspect ratio; t = suhu aliran (°C); α =
Parameter Utama Aliran. Penelitian ini Sudut belokan (°); R = Jari-jari belokan (m); U =
merupakan pengukuran lapangan yang kecepatan aliran (m/det); U* = kecepatan
dilakukan pada belokan disepanjang Saluran gesek aliran (m/det); Br = konstanta integrasi
Induk Mataram dengan tampang persegi serta dari Log-Low; Fr = U/(gD)⁰·⁵ dan = konsentrasi
material dinding saluran pasangan batu kali. sedimen suspensi rata-rata tampang (gr/liter).

4
Distribusi Kecepatan Aliran. Dari hasil Pada Gambar 4 dan 5 diperlihatkan
pengukuran kecepatan aliran, lalu dianalisis contoh tipikal profil dan kontur distribusi
sehingga diperoleh data utama yaitu kecepatan kecepatan pada aliran yang bersedimen di
aliran. belokan dengan sudut belokan, α=55°. Secara
umum, trend distribusi kecepatan yang diukur
dengan variasi jari-jari pengukuran arah
transversal menunjukkan bahwa kecepatan
minimum terjadi didekat dasar dan bertambah
besar kearah permukaan aliran. Kecepatan
aliran mengalami percepatan dan perlambatan
saat melewati belokan, dimana kecepatan
aliran meningkat disisi dalam belokan (inner
bank) ketika melewati awal belokan dan
kecepatan menurun saat melewati akhir
belokan, sebaliknya kecepatan aliran menurun
di sisi luar belokan (outer bank) ketika
melewati awal belokan dan mengalami
peningkatan di sisi dalam belokan (inner bank)
saat melewati akhir belokan.
Distribusi Konsentrasi Sedimen
Suspensi. Dari hasil pengukuran sedimen
suspensi, lalu dianalisis sehingga diperoleh
Gambar 4. Profil distribusi kecepatan aliran data utama yaitu konsentrasi sedimen
pada section C0°, C27.5°, C55° dengan α = 55° suspensi.

Gambar 6. Profil distribusi konsentrasi


sedimen suspensi pada section C0°, C27.5°,
C55° dengan α = 55°

Gambar 5. Kontur Distribusi Kecepatan pada


tiap section dengan α = 55°

5
disampaikan pada bab tinjauan pustaka, di
literatur banyak dijumpai persamaan-
persamaan teoritis/semi teoritis yang dapat
dipergunakan untuk menentukan distribusi
konsentrasi sedimen suspensi. Diantara
beberapa persamaan tersebut, persamaan
yang paling populer adalah persamaan Rouse
dan persamaan Tanaka-Sugimoto. Oleh karena
itu, persamaan Rouse dan Tanaka-Sugimoto
digunakan sebagai dasar untuk mengkaji dan
membandingkan data distribusi konsentrasi
sedimen suspensi yang digunakan dalam
tulisan ini dengan persamaan-persamaan di
literatur.

Gambar 7. Kontur konsentrasi sedimen


suspensi pada tiap section dibelokan dengan
α = 55°
Dari Gambar 6 dan 7 dapat dijelaskan Gambar 8. Distribusi Konsentrasi sedimen
bahwa Secara umum, distribusi konsentrasi suspensi hasil pengukuran dibandingkan
sedimen suspensi hasil pengukuran lapangan dengan persamaan Rouse dan Tanaka-
belokan dengan sudut, α=57° menunjukkan Sugimoto untuk aliran pada belokan dengan
bentuk yang hampir sama untuk seluruh α=55°
tampang, yaitu konsentrasi sedimen suspensi Dari Gambar 8. menunjukkan bahwa
meningkat kearah dasar saluran dan secara umum, analisis distribusi konsentrasi
mengalami penurunan kearah permukaan air sedimen suspensi hasil pengukuran lapangan
dengan trend distribusinya semakin tegak yang dibandingkan dengan analisis dari
dengan nilai yang semakin seragam kearah persamaan Rouse dan persamaan Tanaka-
permukaan air. Pada arah transversal, Sugimoto menunjukkan bahwa cukup dapat
konsentrasi sedimen suspensi cenderung memprediksi data pengukuran distribusi
meningkat ke arah sisi dalam belokan (inner sedimen suspensi pada belokan dimana data
bank) ketika melewati awal belokan, lalu hasil pengukuran distribusi sedimen suspensi
mengecil kearah sisi dalam belokan (inner nilainya mendekati data hasil analisis Rouse
bank) saat melewati pertengahan belokan dan dan Tanaka-Sugimoto. Adapun hasil analisis
kembali meningkat ke arah sisi dalam belokan Tanaka-Sugimoto bisa memberikan hasil lebih
(inner bank) saat melewati akhir belokan yang baik dari analisis Rouse.
mengakibatkan terjadinya deposition di sisi
dalam belokan (inner bank) dan terjadinya PENUTUP
erosion di sisi luar belokan (outer bank). Dari analisis yang dilakukan, maka
Prediksi Distribusi Sedimen Suspensi dapat disimpulkan bahwa:
Dengan Persamaan di Literatur. Sebagaimana
6
1. Analisis konsentrasi sedimen suspensi hasil Blanckaert, K. and de Friend. 2001. Secondary
pengukuran lapangan belokan saluran Flow in Sharp Open Channel Bends,
terbuka dengan sudut, α=55°, submitted for publication to J. Fluid
menunjukkan bahwa trend distribusi Mech. Cambridge Univ. Press.
konsentrasi sedimen suspensi meningkat Garde, R. J., and Ranga Raju, K. G., 1977,
kearah dasar saluran dan mengalami Mechanics of Sediment Transportation
penurunan kearah permukaan air dengan and Alluvial Streams Problems, Wiley
trend distribusinya semakin tegak dengan Eastern Limited, New Delhi.
nilai yang semakin seragam kearah Graf, W.H. and M.S. Altinakar, 1998, FLUVIAL
permukaan air. Pada arah transversal, HYDRAULICS – Flow and Transport
konsentrasi sedimen suspensi cenderung Processes in Channels of simple
meningkat ke arah sisi dalam belokan Geometry, Presses polytechniques
(inner bank) ketika melewati awal belokan, romandes, Lausanne, CH., John Wiley
lalu menurun kearah sisi dalam belokan & Sons Ltd, West Sussex, England.
saat melewati pertengahan belokan dan Kironoto, B.A. 1993, Turbulence Characteristics
kembali meningkat ke arah sisi dalam of Uniformand Non-Uniform Rough
belokan saat melewati akhir belokan yang Open Channel Flow, Doctoral
mengakibatkan terjadinya deposition di sisi Disertation. Ecole Plytechnique
dalam belokan (inner bank) dan erosion di Federale de lau (EPFL), Switzerland.
sisi luar belokan (outer bank) pada dasar Kironoto, B.A., Andoyono, T., Yustiana, F, dan
saluran. Muharis, C., 2004, Kajian Metode
2. Analisis distribusi konsentrasi sedimen Pengambilan Sampel Sedimen Suspensi
suspensi hasil pengukuran lapangan yang Sebagai Dasar Penentuan Debit
dibandingkan dengan analisis dari Sedimen Pada Saluran Terbuka,
persamaan Rouse dan persamaan Tanaka- Penelitian Hibah Bersaing, XII/1-Th.
Sugimoto menunjukkan bahwa cukup Anggaran 2004, Lembaga Penelitian,
dapat memprediksi data pengukuran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
distribusi sedimen suspensi pada belokan. Kironoto, B.A., Lutjito. and Nugraha, D.H.,
Data hasil pengukuran sedimen suspensi 2002. Karakteristik Aliran tidak
nilainya mendekati data hasil analisis Seragam Dengan Sedimen Suspensi
Rouse dan Tanaka-Sugimoto. Adapun hasil Pada Saluran Terbuka. Journal
analisis Tanaka-Sugimoto bisa memberikan Dinamika Teknik Sipil, Penelitian
hasil yang lebih baik dari analisis Rouse PascaSarjana, Universitas Gadjah
pada belokan saluran terbuka. Mada, Yogyakarta.
Lutjito, 2002, Sedimen Suspensi Pada Kondisi
Adapun saran dari kesimpulan di atas Aliran Diperlambat Dalam Saluran
adalah Untuk penelitian lebih lanjut mengenai Terbuka, Tesis S-2 Program
topik bahasan yang serupa terutama di dalam Pascasarjana Fakultas Teknik,
pengambilan data pembacaan sangat perlu Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
dilakukan pembagian grid yang lebih rapat dan Mosonyi, E., and Gotz, W. 1973. Secondary
teratur (jarak antar grid yang lebih seragam) currents in subsequent model bends.
terutama pada wilayah dekat dasar saluran Proceedings of the International
(inner region) yang dimulai dari titik referensi Association for Hydraulic Research
0,2D agar diperoleh data lebih banyak serta International Symposium on River
data yang lebih seragam dan teratur. Mechanics, 191-201. Bangkok: Asian
Institute of Technology.
DAFTAR PUSTAKA Purnama, A, 2015. Konsentrasi Sedimen
Blanckaert, K. and Graf, W. H. 2001. Mean Flow Suspensi pada Belokan 57° Saluran
and Turbulence in Open Channel Bend. Terbuka, Jurnal Unsa Progress. Vol.1,
Journal of Hydraulic Engineering. Vol. No.3, Oktober, Universitas Samawa,
127: 835 - 847. Sumbawa Besar.

7
Rozovskii, I. L. 1957. Flow of Water in Bends of
Open Channels. Israel Programme of
Scientific Translation, Jerussalem.
Sangging, P.Y.B., 2013, Karakteristika Distribusi
Tegangan Geser Pada Saluran
Menikung Dengan Dasar Rata Tak-
Bergerak, Tesis S-2 Program
Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil dan
Lingkungan, Fakultas Teknik,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Vanoni, V. A., 1977, Sedimentation
Engineering, ASCE, New York.
Yang, C T, 1996, Sediment Transport Theory
and Practice, The McGraw-Hill
Companies, Inc., New York.
Yulistiyanto, B., 1997, Flow Around a Cylinder
Installed in a Fixed-Bed Open Channel.
Docteur es Sciences Techniques These,
Ecole Polytechnique Federale de
Lausanne, Lausanne.
Zainuddin, M., dan Kironoto, BA, 2003,
“Distribusi Sedimen Suspensi Pada
Aliran Seragam Dengan dan Tanpa
Angkutan Sedimen Dasar”, Journal
Teknosains, Jilid 16, No.1, Januari,
Berkala Penelitian Pasbcasarjana,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

You might also like