The document provides information about bone mineral density (BMD) tests, including how they are performed and what the results indicate. It states that a BMD test measures bone mineral content to detect osteoporosis and predict fracture risk. The most common method is dual energy x-ray absorptiometry (DEXA) which uses low-dose x-rays to scan the lower spine and hip. Test results are reported as T-scores and Z-scores, with negative numbers indicating lower bone density and higher fracture risk compared to averages for a person's age, gender and ethnicity.
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0 ratings0% found this document useful (0 votes)
121 views43 pages
Pemeriksaan BMD
The document provides information about bone mineral density (BMD) tests, including how they are performed and what the results indicate. It states that a BMD test measures bone mineral content to detect osteoporosis and predict fracture risk. The most common method is dual energy x-ray absorptiometry (DEXA) which uses low-dose x-rays to scan the lower spine and hip. Test results are reported as T-scores and Z-scores, with negative numbers indicating lower bone density and higher fracture risk compared to averages for a person's age, gender and ethnicity.
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 43
Hadi Sukanto, Dipl.
Rad, CDT, SE, SAg, MSi
8 NOPEMBER 2014 Pemeriksaan Radiologi BMD (Bone Mineral Densitometri) adalah pelayanan pemeriksaan kesehatan yang menggunakan sumber radiasi Sinar-X, dan bertujuan secara khusus untuk mengukur densitas tulang dari penderita. A bone mineral density (BMD) test measures how much calcium and other types of minerals are in an area of your bone. This test helps your health care provider detect osteoporosis and predict your risk of bone fractures. Diagnose bone loss and osteoporosis See how well osteoporosis medicine is working Predict your risk of future bone fractures The most common and accurate way uses a dual- energy x-ray absorptiometry (DEXA) scan. DEXA uses low-dose x-rays. (You receive more radiation with a chest x-ray.) There are two types of DEXA scans: Central DEXA. You lie on a soft table. The scanner passes over your lower spine and hip. Usually, you do not need to undress. This scan is the best test to predict your risk of fractures. Peripheral DEXA (p-DEXA). These smaller machines measure the bone density in your wrist, fingers, leg, or heel. These machines are in doctor's offices, pharmacies, shopping centers, and at health fairs. Penyakit yang ditandai dengan rendahnya massa tulang dan memburuknya mikrostruktural jaringan tulang, menyebabkan kerapuhan tulang sehingga meningkatkan risiko terjadinya fraktur. Fraktur osteoporosis dapat terjadi pada tiap tempat. Meskipun fraktur yang berhubungan dengan kelainan ini meliputi thorakalis dan lumbal, radius distal dan femur proksimal. A woman, age 65 or older A man, age 70 or older Women under age 65 and men ages 50 to 70 are at increased risk of osteoporosis if they have: A broken bone caused by normal activities, such as a fall from standing height or lower (fragility fracture) Chronic rheumatoid arthritis, chronic kidney disease, eating disorders Early menopause (either from natural causes or surgery) History of hormone treatment for prostate cancer or breast cancer Significant loss of height due to compression fractures of the back Smoking Strong family history of osteoporosis Taking corticosteroid medications (prednisone, methylprednisolone) every day for more than 3 months Taking thyroid hormone replacement Three or more drinks of alcohol a day on most days Current practice recommends BMD retesting every 2 years. However, recent research suggests that some women may be able to wait a much longer time between their screening tests. Discuss with your doctor how often you should be tested. ▪ Lakukan tes kalibrasi setiap pagi sebelum menerima pasien pada pesawat BMD. ▪ Cek hasil kalibrasi harus menunjukkan bahwa Status Detektor dan Status System dalam keadaan baik, ditunjukkan pada monitor lampu warna hijau menyala. Bila hasil kalibrasi gagal, maka kegiatan pelayanan tidak dapat dilanjutkan, segera laporkan kepada bagian PPM (Pemeliharaan Peralatan Medis) dan atasan untuk perbaikan. ▪ Instruksikan pasien untuk melepaskan benda-benda yang membuat atenuasi sinar-x (benda opaq) yang menempel ditubuh (Sesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan). ▪ Instruksikan pasien untuk mengenakan baju pasien yang telah disediakan. ▪ Pastikan bahwa saat pemeriksaan pasien tidak dalam pengobatan atau sehabis disuntik dengan bahan radionuclida / radioopaq dalam masa kurun waktu 3-5 hari. Kalau pasien baru saja menggunakan bahan radionuclide / radioopaq, tunda pemeriksaan sampai seluruh elemen bahan tersebut telah hilang dari tubuh pasien. Untuk memastikan elemen bahan tersebut telah hilang tunggu minimal 72 jam dihitung dari awal waktu tubuh pasien menerima bahan radionuclida / radioopaq. Kalau perlu konsultasikan dengan dokter radiologi atau petugas proteksi radiasi. ▪ Konsultasikan dengan dokter radiologi jika pasien dalam keadaan hamil, radiasi / eksposi pada janin harus seminimal mungkin. ▪ Konsultasikan dengan dokter radiologi sebelum pemeriksaan bila pasien dalam keadaan memakai bahan-bahan opaq dipasang dalam tubuh, yang dapat mempengaruhi hasil dari pemeriksaan, misal: pemasangan pen, katerisasi jantung, pemasangan protese dan lain-lain. ▪ Persiapkan alat-alat bantu pemeriksaan sebelum pemeriksaan dimulai. ▪ Instruksikan kepada pasien untuk tidak bergerak selama pemeriksaan berlangsung. ▪ Masukkan data pasien ke dalam komputer. ▪ Pilih program / jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, sesuai dengan permintaan dokter pengirim. ▪ Posisikan pasien sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. ▪ Adapun posisi pasien pada setiap pemeriksaan adalah sebagai berikut : Posisikan pasien tidur supine pada meja pemeriksaan dimana MSP (Mid Sagital Plane yaitu garis yang membagi tubuh menjadi dua bagian kanan dan kiri) tubuh berada tepat digaris tengah meja pemeriksaan dan batas atas kepala ± 3 cm di bawah garis horisontal batas atas meja pemeriksaan. Posisikan tangan sejajar dan rata disamping tubuh dengan telapaktangan posisi telungkup. Ikat lutut dan kaki pasien menggunakan velcro strap untuk mengurangi pergerakan. Posisikan pasien tidur supine pada meja pemeriksaan dimana MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada tepat di garis tengah meja pemeriksaan. Gunakan blok penyangga untuk meratakan daerah punggung pasien dengan cara meletakkan kedua kaki di atas blok penyangga sehingga antara paha dengan meja pemeriksaan membentuk sudut 60 - 90°. Letakkan alat bantu untuk memposisikan spine pemeriksaan lateral di meja pemeriksaan. Posisikan sedemikian rupa sehingga pasien recumbent dengan salah satu sisi tubuh menempel meja pemeriksaan dan daerah punggung menempel / bersandar pada alat bantu pemosisi. Atur posisi pasien sehingga kedua lutut kaki ditekuk dan kedua tangan diatur untuk mengganjal kepala (Pada posisi ini pinggul dan bahu membentuk garis lurus paralel terhadap meja pemeriksaan). Gunakan alat bantu lain yang membantu agar posisi spine / lumbal benar-benar paralel terhadap meja pemeriksaan, misal: bantal untuk menopang kepala, busa untuk pengganjal pinggang dan sebagainya Posisikan pasien tidur supine pada meja pemeriksaan dimana MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada tepat di garis tengah meja pemeriksaan. Letakkan alat penyangga telapak kaki khusus pemeriksaan single femur di tengah meja pemeriksaan. Posisikan sisi dalam telapak kaki yang akan diperiksa menempel alat penyangga kaki dengan mengendorotasikan telapak kaki. Gunakan velcro strap untuk mengikat telapak kaki dengan alat penyangga. Posisikan pasien tidur supine pada meja pemeriksaan dimana MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada tepat di garis tengah meja pemeriksaan. Letakkan alat penyangga telapak kaki khusus untuk pemeriksaan dual femur berada di meja pemeriksaan dimana garis tengah alat penyangga berada di garis tengah meja pemeriksaan. Posisikan kedua sisi dalam telapak kaki menempel pada kedua sisi alat penyangga dengan mengendorotasikan kedua telapak kaki. Gunakan velcro strap untuk mengikat kedua telapak kaki dengan alat penyangga. ▪ Atur posisi start detektor dan mengatur titik pusat (Central Point) pada organ tubuh yang akan diperiksa menggunakan sinar laser. Adapun titik pusat (Central Point) masing-masing pemeriksaan sebagai berikut : ▪ Total Body Tepat di batas atas meja pemeriksaan ▪ AP Spine Kurang lebih 5cm dibawah pusar ▪ Single Femur Kurang lebih 5cm dibawah simpisis pubis ▪ Dual Femur Kurang lebih 5cm dibawah simpisis pubis ▪ Lateral Spine Tepat diatas Crista Iliaca ▪ Lakukan penyinaran hingga selesai. Lamanya penyinaran tergantung dari jenis pemeriksaan yang dipilih. ▪ jenis pemeriksaan yang dipilih. ▪ Lakukan evaluasi terhadap hasil penyinaran (Foto Sinar –X tampil di layar komputer). Bila batas atas dan batas bawah tidak tercakup dengan baik, maka penyinaran harus diulang. Adapun batas penyinaran masing-masing pemeriksaan adalah sebagai berikut : ▪ Total Body Seluruh tulang dari pasien terlihat dari ujung kepala sampai ujung telapak kaki ▪ AP Spine Minimal gambaran Lumbal 2 sampai dengan Lumbal 4 terlihat keseluruhan ▪ Single Femur Gambaran Acetabulum, Caput dan Collum Femoris, Trochanter Mayor dan Trochanter Minor serta sebagian Diafisis Femur bagian proksimal terlihat ▪ Dual Femur Gambaran Acetabulum, Caput dan Collum Femoris, Trochanter Mayor dan Trochanter Minor serta sebagian Diafisis Femur bagian proksimal terlihat ▪ Lateral Spine Minimal gambaran Lumbal 2 sampai dengan Lumbal 4 terlihat ▪ Lakukan pemeriksaan berikutnya (bila dokter pengirim meminta lebih dari 1 jenis pemeriksaan, ▪ Atur posisi detektor pada posisi awal (Home position). ▪ Beritahukan bahwa pemeriksaan telah selesai, dan membantu pasien bangun dari meja pemeriksaan. ▪ Cetak hasil analisa sebanyak 2 lembar ▪ Simpan hasil pemeriksaan ke dalam komputer. ▪ Simpan hasil pemeriksaan ke dalam disk (archieving). The results of your test are usually reported as a T-score and Z-score: T-score compares your bone density with that of healthy young women. Z-score compares your bone density with that of other people of your age, gender, and race. With either score, a negative number means you have thinner bones than average. The more negative the number, the higher your risk of a bone fracture. A T-score is within the normal range if it is -1.0 or above.
If they could talk about walking again: Canine Cruciate Surgery Rehabilitation Program: A 10 week detailed program of specific approaches, exercises, massage, and restoring balance to get the best results after your pet has undergone surgery for cruciate ligament repair. Tracking sheets for each week.
Gynecology: Three Minimally Invasive Procedures You Need to Know About For: Permanent Birth Control, Heavy Menstrual Periods, Accidental Loss of Urine Plus: Modern Hormone Therapy for the Post Menopausal Women