0% found this document useful (0 votes)
48 views

JURNAL

This document analyzes the work environment in the newspaper production section of PT. Metro Riau using the 5S method. There are several issues found, including damaged air conditioners left unattended, an accumulation of production materials/equipment, dirty machines, a lack of standardization/symbols, and employees who have not received 5S training. Proposals are made to provide 5S briefings/training to employees and create standard operating procedures to properly implement 5S. The proposed layout resulted in a more effective 16.1% reduction in total distance compared to the previous layout.

Uploaded by

Banana Choco
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOC, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
48 views

JURNAL

This document analyzes the work environment in the newspaper production section of PT. Metro Riau using the 5S method. There are several issues found, including damaged air conditioners left unattended, an accumulation of production materials/equipment, dirty machines, a lack of standardization/symbols, and employees who have not received 5S training. Proposals are made to provide 5S briefings/training to employees and create standard operating procedures to properly implement 5S. The proposed layout resulted in a more effective 16.1% reduction in total distance compared to the previous layout.

Uploaded by

Banana Choco
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOC, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 11

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X

Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X

ANALISIS LINGKUNGAN KERJA PRODUKSI KORAN


MENGGUNAKAN METODE 5S
(Studi Kasus: PT. Metro Riau)

Fitriani Surayya Lubis1, Reza Pratama2


1,2,3
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
e-mail : [email protected],[email protected]
1

ABSTRACT
The problems in the newspaper printing company PT. Metro Riau, in the form of a working environment
for newspaper production that is not clean, lacks maintenance and the presence of goods that have nothing to do
with work activities around the production area. The purpose of this study is to analyze the work environment in
the production section of newspapers using the 5S method and provide proposals that can create a clean and tidy
work environment. Based on the results of the study, there are 5S problems in the form of a damaged air
conditioner left unattended in the production area (seiri), the accumulation of production materials and
equipment (seiton), dirty Goss Community machines (seiso), the absence of standardization and symbols in the
work environment (seiketsu) and employees who have not received 5S training and have not implemented 5S
regularly (shitsuke). The proposal given is to be able to conduct briefings and training related to the importance
of 5S to employees. Making work standardization is the creation of work SOPs so that employees can implement
5S properly. The creation of the proposed layout resulted in a total distance of 34.4 meters which was 16.1%
more effective than the distance of the previous prefix layout with a total distance of 41 meters.

Keywords : Newspaper, Layout, 5S Method, SOP

INTISARI
Munculnya permasalahan pada perusahaan percetakan koran PT. Metro Riau, berupa lingkungan kerja
produksi koran yang tidak bersih, kurang perawatan dan adanya barang-barang yang tidak ada hubungannya
dengan aktivitas kerja di sekitaran area produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
lingkungan kerja pada bagian produksi koran menggunakan metode 5S dan memberikan usulan yang dapat
menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan rapi. Berdasarkan hasil penelitian terdapat permasalahan 5S
berupa adanya AC (Air Conditioner) yang rusak dibiarkan begitu saja diarea produksi (seiri), terjadinya
penumpukan bahan dan peralatan produksi (seiton), mesin Goss Community yang kotor (seiso), tidak adanya
standarisasi dan simbol di lingkungan kerja (seiketsu) serta karyawan yang belum mendapatkan pelatihan 5S
dan belum mengimplementasikan 5S secara berkala (shitsuke). Usulan yang diberikan yaitu dapat melakukan
pengarahan dan pelatihan terkait pentingnya 5S terhadap karyawan. Pembuatan standarisasi kerja yaitu
pembuatan SOP kerja agar karyawan dapat menerapkan 5S dengan baik. Pembuatan layout usulan

A-1
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X

menghasilkan total jarak 34,4 meter yang lebih efektif sebesar 16,1% dari jarak layout awalan sebelumnya
dengan total jarak 41 meter.

Kata kunci : Koran, Layout, Metode 5S, SOP


1. PENDAHULUAN
Perkembangan zaman yang semakin maju membuat setiap perusahaan harus bisa meningkatkan
produktivitas dan kualitas barang yang diproduksi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas dan
kualitas suatu perusahaan, salah satunya adalah lingkungan kerja yang baik. Namun terkadang suatu perusahaan
kurang memperhatikan lingkungan kerja yang ada melainkan lebih menekankan dalam sektor lain seperti
manajemen keuangan, pemasaran, penjualan dan pengembangan suatu produk.
PT. Metro Riau merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri percetakan koran yang
beralamat di jalan Soekarno Hatta No. 20-28. Produk koran tersebut diproduksi pada malam hari untuk
diterbitkan pada besok pagi hari dan kemudian didistribusikan ke daerah-daerah yang berlangganan sekitar Riau.
PT. Metro Riau memiliki hari kerja produksi koran setiap hari kecuali hari jumat dan sabtu dikarenakan hari
tersebut libur.

Gambar 1. Kondisi Lingkungan Kerja


Seperti yang terlihat pada gambar 1 menggambarkan keadaan lingkungan kerja pada PT. Metro Riau
yang berantakan dan tidak bersih. Terdapat beberapa sampah yang berserakan dan adanya barang-barang rusak
yang tidak ada hubungannya dengan proses produksi koran diletakkan begitu saja. Berdasarkan permasalahan
kondisi lingkungan kerja pada PT. Metro Riau tersebut, dampak lingkungan kerja yang tidak baik dapat
menurunkan tingkat kenyamanan dan juga memicu terjadinya resiko terhadap manusia dan lingkungan.
Pengelolaan lingkungan kerja perlu dilakukan pada perusahaan ini agar lingkungan kerja yang ada menjadi lebih
nyaman dan dapat meningkatkan produktivitas pekerja yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis area lingkungan kerja produksi koran dengan metode 5S
(Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) serta memberikan usulan agar lingkungan kerja yang ada menjadi
bersih, nyaman dan sesuai dengan metode 5S.
Metode 5S merupakan konsep yang mengeliminasi pemborosan waktu dan material yang berasal dari
Jepang dengan memiliki filosifi area kerja yang beroperasi secara murah, aman dan efisien. Metode 5S dalam
bahasa indonesia diartikan dengan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin). Tujuan dari metode 5S ini yaitu
menciptakan dan membuat kualitas lingkungan kerja agar tetap aman, bersih dan kondusif. Dengan menerapkan
metode tersebut dengan benar dapat menghasilkan dampak positif (Sylvia, 2020).

2. METODE PENELITIAN

A-2
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X

Penelitian ini dilakukan di PT. Metro Riau yang beralamat di di Jl. Soekarno Hatta No. 20-28,
Pekanbaru, Provinsi Riau, 28292 pada tanggal 17 Januari 2022 sampai 17 Februari 2022. Pengambilan data
dilakukan dengan melakukan observasi secara langsung, wawancara dan dokumentasi area lingkungan kerja.
Observasi bertujuan untuk mengetahui proses produksi yang ada dan mengetahui bagaimana lingkungan kerja
yang ada. Wawancara dilakukan kepada para karyawan agar mengetahui penyebab terjadinya permasalahan
lingkungan kerja. Dokumentasi dilakukan sebagai bukti kondisi lingkungan kerja.
Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan berdasarkan hasil pengamatan. Tahapan yang dilakukan
dalam pengumpulan data yaitu melakukan wawancara terhadap karyawan sehingga diperoleh profil perusahaan
serta kondisi dari lingkungan kerja. Penggunaan metode 5S dilakukan untuk menganalisis lingkungan kerja
sehingga didapatkan permasalahan lingkungan yang ada. Permasalahan tersebut akan diberikan solusi agar dapat
terciptanya area lingkungan kerja yang bersih dan nyaman.
Untuk menganalisis lingkungan kerja dapat menggunakan metode 5S yaitu Seiri, Seiton, Seiso,
Seiketsu, Shitsuke. Metode tersebut merupakan cara untuk bisa melakukan pengorganisasian lingkungan kerja
dengan melakukan identifikasi dan memposisikan alat yang digunakan, menjaga kebersihan, kerapihan dan
ketertiban area kerja, sehingga membuat area kerja bersih, efisien dan aman untuk meningkatkan produktivitas
(Havi, dkk., 2018).
Tahapan dalam menganalisis lingkungan kerja dapat dijabarkan sebagai berikut: (Restuputri dan
Wahyudin, 2019):
a. Seiri
Seiri merupakan tindakan menyingkirkan barang tidak tidak diperlukan dan barang tersebut dibuang. Seiri
merupakan langkah pertama dalam melakukan budaya 5S. Barang-barang yang ada dilokasi kerja hanyalah
barang yang berhubungan dengan aktivitas kerja.
b. Seiton
Seiton merupakan menyusun kembali barang yang dipakai dengan rapi sehingga barang tersebut mudah
didapatkan. Barang-barang yang ada diposisikan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
c. Seiso
Seiso merupakan kegiatan menjaga kebersihan area kerja. Kebersihan tersebut dapat dilakukan dengan
melaksanakan bersih harian, pemeriksaan kebersihan dan pemeliharaan kebersihan.
d. Seiketsu
Seiketsu merupakan tahapan mempertahankan seiri, seiton, seiso sehingga proses tersebut sering dapat
dilakukan. Tahapan ini juga disebut tahapan perawatan dengan membuat standarisasi.
e. Shitsuke
Shitsuke merupakan kegiatan disiplin dalam bekerja sehingga para pekerja dapat melaksanakan aturan yang
ada. Dengan hal tersebut para pekerja dapat bersikap secara profesional dalam bekerja.
Pembuatan usulan juga dilakukan yaitu membuat SOP dan layout usulan. Standard Operating
Procedure (SOP) merupakan sebuah ketetapan untuk melakukan kegiatan pekerjaan yang sesuai dengan
kegunaan dari pekerjaan tersebut. Adanya Standard Operating Procedure (SOP) dapat membuat kegiatan
tersusun sesuai dengan keinginan perusahaan. Standard Operating Procedure (SOP) dapat diartikan sebagai

A-3
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X

dokumen yang menjelaskan kegiatan operasional kerja agar dapat dilakukan secara benar, tepat dan konsisten
sehingga menghasilkan produk sesuai standar yang sudah ditetapkan (Gabriele, 2018).

Pembuatan layout usulan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Activity Relationship Chart (ARC)
Actvity Relationship Chart (ARC) adalah peta yang dapat mengetahui tingkat derajat kedekatan hubungan
pada tiap kedekatan ruangan (Rokhmani, dkk., 2021).
b. Block Template
Block template adalah template yang berisikan tingkat hubungan yang ada pada tiap pusat kegiatan yang
disajikan dalam bentuk diagram blok (Saputra, dkk., 2020).
c. Activity Relationship Diagram (ARD)
Activity Relationship Diagram (ARD) adalah sebuah diagram hubungan departemen atau mesin yang
menurut prioritas kedekatan (Rokhmani, dkk., 2021).
d. Area Allocating Diagram (AAD)
Area Allocating Diagram (AAD) adalah sebuah peta yang menggambarkan hubungan tiap ruangan
berdasarkan tiap alasan yang ada (Wijayanti, dkk., 2021).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil observasi di PT. Metro Riau, terdapat beberapa stasiun kerja diantaranya pembuatan
berita, plat maker, pencucian plat, penekukan plat, pembersihan plat, percetakan koran, pengumpulan koran dan
packing koran. Pada stasiun tersebut masih ada yang tidak bersih dan berantakan. Penelitian kali ini difokuskan
pada analisis lingkungan kerja pada proses produksi koran karena pada area tersebut penerapan 5S masih belum
optimal.
3.1 Perolehan Data
Hasil observasi pada PT. Metro Riau menunjukan bahwa lantai produksi yang ada masih berantakan
dan tidak tersusun rapi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, terdapat beberapa dampak yang disebabkan
area lingkungan kerja yang tidak bersih, antara lain:
a. Penumpukan alat, bahan dan barang yang tidak berguna lagi sehingga membuat area lingkunga kerja
menjadi sempit dan tidak luas.
b. Area yang berantakan menyebabkan adanya sarang nyamuk berkembang biak sehingga hal tersebut tidak
baik untuk kesehatan.
Setelah melakukan pengamatan diperoleh penyebab lantai produksi yang tidak bersih, antara lain:
a. Tidak adanya storage dan warehouse yang menyebabkan bahan baku dan bahan jadi diletakkan
sembarangan.
b. Tidak adanya perawatan mesin secara berkala.
c. Tidak adanya tempat khusus untuk peletakkan alat yang digunakan.
d. Tidak adanya aturan tertulis terkait menjaga kebersihan area lantai produksi.

A-4
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X

3.2 Analisis Data


Tahapan selanjutnya adalah menganalisis lingkungan kerja produksi koran di PT. Metro Riau. Analisis
ini berguna untuk mengelompokkan permasalahan lingkungan kerja yang ada berdasarkan metode 5S. Berikut
permasalahan yang terkait 5S di PT. Metro Riau:
a. Seiri
Area percetakan koran di PT. Metro Riau masih belum menerapkan seiri sehingga menyebabkan area
percetakan tersebut terdapat barang-barang yang tidak ada hubungannya dengan aktivitas kerja. terdapat AC
(Air Conditioner) yang rusak dibiarkan begitu saja diarea dekat mesin bending manual. Adapun solusinya
yaitu memindahkan atau menjual barang tersebut kepada pengumpul barang bekas.

Gambar 2. Permasalahan Seiri


b. Seiton
Penerapan seiton di area percetakan koran masih belum dilakukan dengan baik, adanya penumpukan kaleng,
ember, tangki serta barang-barang lainnya pada satu area. Penumpukan tersebut terjadi karena area
percetakan Koran tidak tersedianya tempat-tempat khusus untuk meletakkan barang-barang tersebut. Adapun
solusinya yaitu membuat tempat khusus untuk menempatkan barang tersebut dan membuat usulan tata letak
pabrik.

Gambar 3. Permasalahan Seiton


c. Seiso
Penerapan seiso di area percetakan koran masih belum dilakukan keseluruhan karena masih ada bagian-
bagian yang tidak dibersihkan. Adanya bagian yang kotor pada bagian mesin Goss Community yang tidak
digunakan. Adapun solusinya yaitu membersihkan area kerja secara rutin sebelum dan sesudah kerja.

A-5
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X

Gambar 4. Permasalahan Seiso


d. Seiketsu
PT. Metro Riau masih belum menerapkan seiketsu dengan optimal karena masih terdapat masalah pada
lingkungan kerja yang ada. Hal itu terjadi karena tidak adanya standarisasi yang ditetapkan pada tiap tempat

kerja yang ada seperti tidak adanya penggunaan objek simbol yang mengisyaratkan standarisasi pada
lingkungan kerja. Selain itu kurangnya kesadaran dalam menerapkan 3S sebelumnya juga menyebabkan
penerapan seiketsu tidak berjalan dengan lancar. Adapun solusinya yaitu membuat semacam SOP agar dapat
menerapkan 5S dengan baik.
Gambar 5. Permasalahan Seiketsu
e. Shitsuke
Penerapan shitsuke dilakukan dengan sebuah kedisiplinan dalam pemeliharaan budaya 5S secara terus
menerus. Berdasarkan penjelasan sebelumnya tentang 4 metode (seiri, seiton, seiso dan seiketsu) pada PT.
Metro Riau, dapat diartikan bahwa penerapan shitsuke belum terlaksana secara optimal. Hal tersebut ditandai
dengan lingkungan kerja yang belum rapi dan bersih seutuhnya. Selain itu karyawan yang ada belum
mendapatkan pelatihan 5S dan belum mengimplementasikan 5S secara berkala sehingga masih dijumpai
permasalahan lingkungan yang ada. Adapun solusinya yaitu membuat sebuah surat peringatan apabila tidak
menerapkan 5S dan memberikan reward pada karyawan apabila menerapkan 5S pada saat bekerja.

Gambar 6. Permasalahan Shitsuke


Pembuatan SOP dibuat untuk mengatasi permasalahan seiketsu. Adapun usulan Standard Operational
Procedure (SOP) yang dibuat adalah sebagai berikut:
Tabel 1. SOP Pemeliharaan Area Percetakan Koran
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) PEMELIHARAAN AREA PERCETAKAN KORAN
Pengertian Membersihkan area percetakan dari sampah dan barang-barang yang tidak dibutuhkan
Tujuan Untuk menciptakan tempat kerja yang bersih dan rapi

A-6
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X

1. Sapu
Alat-Alat yang
2. Pengki
Dibutuhkan
3. Lap kering
1. Membersihkan area lingkungan kerja sebelum memulai kegiatan kerja.
2. Saat melakukan kegiatan pekerjaan, pastikan barang dan alat yang disekitar kita
merupakan barang dan alat yang berhubungan dengan pekerjaan.
3. Menyingkirkan barang-barang yang tidak ada hubungannya dengan aktivitas
kerja.
Prosedur Kerja 4. Membersihkan area lingkungan kerja setelah kegiatan kerja selesai menggunakan
sapu dan pengki.
5. Membuang sampah yang ada pada tempatnya.
6. Membersihkan alat yang digunakan menggunakan lap kering.
7. Apabila sudah selesai, simpan kembalikan alat-alat yang digunakan ke tempat
penyimpanan yang ada.
Penanggung
Seluruh Karyawan
Jawab
Pembuatan usulan tata letak fasilitas pabrik dibuat untuk mengatasi permasalahan seiton. Adapun
gambaran layout awalan PT. Metro Riau adalah sebagai berikut:

Gambar 7. Layout Awalan

A-7
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X

Tahapan awal adalah pembuatan ARC, adapun ARC yang dibuat sebagai berikut:

Gambar 8. Activity Relationship Chart Fasilitas Keseluruhan

Gambar 9. Activity Relationship Chart Lantai Produksi

A-8
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X

Setelah pembuatan ARC kemudian dilakukan pembuatan block template, activity relationship diagram
dan area allocating diagram. Sehingga diperoleh layout usulan sebagai berikut:

Gambar 10. Layout Usulan


Perhitungan material handling juga dilakukan pada layout awalan dan layout usulan. Adapun
rekapitulasi perhitungan jarak pada layout awalan dan usulan sebagai berikut:

Tabel 2. Keterangan Departemen Layout Awalan


No Fasilitas atau Mesin Lambang No Fasilitas atau Mesin Lambang
1 Komputer A 4 Mesin Bending D
2 Ruang Layout B 5 Meja Produksi E
3 Ruang Pencucian C 6 Mesin Goss Community F

Tabel 3. Rekapitulasi Perhitungan Jarak Layout Awalan


No Part Departemen Alat Frekuensi Jarak (m) Total Jarak (m)
1 Plat A-B Manual 1 3,8 3,8
B-C Manual 1 12,3 12,3
C-D Manual 1 7,8 7,8

A-9
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X

D-E Manual 1 2,7 2,7


E-F Manual 1 7,2 7,2
2 Koran F-E Manual 1 7,2 7,2
Total 41

Tabel 4. Keterangan Departemen Layout Usulan


No Fasilitas atau Mesin Lambang No Fasilitas atau Mesin Lambang
1 Storage A 5 Mesin Bending E
2 Komputer B 6 Meja Produksi F
3 Ruang Layout C 7 Mesin Goss Community G
4 Ruang Pencucian D 8 Warehouse H

Tabel 5. Rekapitulasi Perhitungan Jarak Layout Usulan


No Part Departemen Alat Frekuensi Jarak (m) Total Jarak (m)

Kertas A-B Manual 1 6,4 6,4


1
Kalkir B-C Manual 1 3,2 3,2
C-D Manual 1 6,6 6,6
D-E Manual 1 3,3 3,3
2 Plat
E-F Manual 1 4,4 4,4
F-G Manual 1 2,7 2,7
G-F Manual 1 2,7 2,7
3 Koran
F-H Manual 1 5,1 5,1
Total 34,4
Berdasarkan hasil perhitungan, adapun hasil total jarak pada layout awalan yaitu 41 meter dan hasil
total jarak pada layout usulan yaitu 34,4 meter. Dengan demikian layout usulan yang dihasilkan memiliki jarak
lebih kecil yang lebih efektif sebesar 16,1% dibandingkan dengan layout awalan.
4. KESIMPULAN
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu terdapat beberapa permasalahan lingkungan kerja yang tidak
sesuai dengan kaidah metode 5S seperti masih adanya AC (Air Conditioner) rusak di area produksi yang tidak
dibuang (seiri), adanya penumpukan bahan dan alat kerja yang berantakan (seiton), adanya mesin produksi yang
kotor (seiso), tidak adanya standarisasi kerja yang mengatur (seiketsu) dan karyawan yang belum
mengimplementasi 5S secara berkala (shitsuke). Adapun tindakan usulan pada permasalahan tersebut sebagai
berikut:
a. Seiri: memindahkan atau menjual barang yang tidak berguna kepada pengumpul barang bekas.
b. Seiton: membuat tempat khusus untuk menempatkan barang dan membuat usulan tata letak fasilitas pabrik.
c. Seiso: membersihkan lingkungan kerja secara rutin sebelum dan sesudah kerja.
d. Seiketsu: membuat ketetapan SOP kerja.

A-10
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X

e. Shitsuke: membuat surat peringatan apabila tidak menerapkan 5S saat bekerja dan memberikan reward
apabila menerapkan 5S saat bekerja.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada Allah Swt. yang telah memberikan kemudahan penulisan dalam melakukan
penelitian. Terima kasih kepada orang tua yang selalu mendoakan dan mendukung segala kebutuhan peneliti.
Terima kasih kepada pihak PT. Metro Riau yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Gabriele, G. (2018). Analisis Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Di Departemen Marketing Dan
Hrd PT Cahaya Indo Persada Artikel Ilmiah Jurnal Agora. Jurnal Agora, 6(1).
Havi, N. F., Lubis, M. Y., & Yanuar, A. A. Penerapan Metode 5S Untuk Meminimasi Waste Motion Pada Proses
Produksi Kerudung Instan di CV. XYZ Dengan Pendekatan Lean Manufacturing. JISI : Jurnal Integrasi
Sistem Industri, 2018.
Restuputri, Dian Palupi., & Wahyudin, Dika. Penerapan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) Sebagai
Upaya Pengurangan Waste pada Pt X. JSTI, 2019.
Rokhmani, E, W., Desiyanto, F., & Harsadi, I. (2021). Perencanaan Tata Letak Fasilitas Mesin Produksi
Menggunakan Metode Activity Relationship Chart (ARC) Di CV. Yasri Cipta Mandiri. Jurnal
Pendidikan dan Aplikasi Industri (UNISTEK), 8(2)
Saputra, B., Arifin, Z., & Merjani, A. (2020). Improvement Of Facility Layout Using Systematic Layout Planning
(SLP) Method To Reduce Material Movement Distance (Case Study At UKM Kerupuk Karomah), 8(1),
71-82
Sylvia, S. Implementasi Metode 5S Sebagai Usulan Perbaikan dan Pengembangan Manajemen Operasional dan
Area Kerja di CV. Gatsu Jaya Perkasa Abadi. Journal of Industrial Engineering & Management
Research, 2020.
Wijayanti, A. T., Nova, T. S., & Suroso, H. C. (2021, March). Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas (Re-
Layout) pada Produksi Kerupuk di UD. Sekar. In Prosiding SENASTITAN: Seminar Nasional Teknologi
Industri Berkelanjutan (Vol. 1, No. 1, pp. 159-169).

A-11

You might also like