JURNAL
JURNAL
ABSTRACT
The problems in the newspaper printing company PT. Metro Riau, in the form of a working environment
for newspaper production that is not clean, lacks maintenance and the presence of goods that have nothing to do
with work activities around the production area. The purpose of this study is to analyze the work environment in
the production section of newspapers using the 5S method and provide proposals that can create a clean and tidy
work environment. Based on the results of the study, there are 5S problems in the form of a damaged air
conditioner left unattended in the production area (seiri), the accumulation of production materials and
equipment (seiton), dirty Goss Community machines (seiso), the absence of standardization and symbols in the
work environment (seiketsu) and employees who have not received 5S training and have not implemented 5S
regularly (shitsuke). The proposal given is to be able to conduct briefings and training related to the importance
of 5S to employees. Making work standardization is the creation of work SOPs so that employees can implement
5S properly. The creation of the proposed layout resulted in a total distance of 34.4 meters which was 16.1%
more effective than the distance of the previous prefix layout with a total distance of 41 meters.
INTISARI
Munculnya permasalahan pada perusahaan percetakan koran PT. Metro Riau, berupa lingkungan kerja
produksi koran yang tidak bersih, kurang perawatan dan adanya barang-barang yang tidak ada hubungannya
dengan aktivitas kerja di sekitaran area produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
lingkungan kerja pada bagian produksi koran menggunakan metode 5S dan memberikan usulan yang dapat
menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan rapi. Berdasarkan hasil penelitian terdapat permasalahan 5S
berupa adanya AC (Air Conditioner) yang rusak dibiarkan begitu saja diarea produksi (seiri), terjadinya
penumpukan bahan dan peralatan produksi (seiton), mesin Goss Community yang kotor (seiso), tidak adanya
standarisasi dan simbol di lingkungan kerja (seiketsu) serta karyawan yang belum mendapatkan pelatihan 5S
dan belum mengimplementasikan 5S secara berkala (shitsuke). Usulan yang diberikan yaitu dapat melakukan
pengarahan dan pelatihan terkait pentingnya 5S terhadap karyawan. Pembuatan standarisasi kerja yaitu
pembuatan SOP kerja agar karyawan dapat menerapkan 5S dengan baik. Pembuatan layout usulan
A-1
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X
menghasilkan total jarak 34,4 meter yang lebih efektif sebesar 16,1% dari jarak layout awalan sebelumnya
dengan total jarak 41 meter.
2. METODE PENELITIAN
A-2
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X
Penelitian ini dilakukan di PT. Metro Riau yang beralamat di di Jl. Soekarno Hatta No. 20-28,
Pekanbaru, Provinsi Riau, 28292 pada tanggal 17 Januari 2022 sampai 17 Februari 2022. Pengambilan data
dilakukan dengan melakukan observasi secara langsung, wawancara dan dokumentasi area lingkungan kerja.
Observasi bertujuan untuk mengetahui proses produksi yang ada dan mengetahui bagaimana lingkungan kerja
yang ada. Wawancara dilakukan kepada para karyawan agar mengetahui penyebab terjadinya permasalahan
lingkungan kerja. Dokumentasi dilakukan sebagai bukti kondisi lingkungan kerja.
Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan berdasarkan hasil pengamatan. Tahapan yang dilakukan
dalam pengumpulan data yaitu melakukan wawancara terhadap karyawan sehingga diperoleh profil perusahaan
serta kondisi dari lingkungan kerja. Penggunaan metode 5S dilakukan untuk menganalisis lingkungan kerja
sehingga didapatkan permasalahan lingkungan yang ada. Permasalahan tersebut akan diberikan solusi agar dapat
terciptanya area lingkungan kerja yang bersih dan nyaman.
Untuk menganalisis lingkungan kerja dapat menggunakan metode 5S yaitu Seiri, Seiton, Seiso,
Seiketsu, Shitsuke. Metode tersebut merupakan cara untuk bisa melakukan pengorganisasian lingkungan kerja
dengan melakukan identifikasi dan memposisikan alat yang digunakan, menjaga kebersihan, kerapihan dan
ketertiban area kerja, sehingga membuat area kerja bersih, efisien dan aman untuk meningkatkan produktivitas
(Havi, dkk., 2018).
Tahapan dalam menganalisis lingkungan kerja dapat dijabarkan sebagai berikut: (Restuputri dan
Wahyudin, 2019):
a. Seiri
Seiri merupakan tindakan menyingkirkan barang tidak tidak diperlukan dan barang tersebut dibuang. Seiri
merupakan langkah pertama dalam melakukan budaya 5S. Barang-barang yang ada dilokasi kerja hanyalah
barang yang berhubungan dengan aktivitas kerja.
b. Seiton
Seiton merupakan menyusun kembali barang yang dipakai dengan rapi sehingga barang tersebut mudah
didapatkan. Barang-barang yang ada diposisikan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
c. Seiso
Seiso merupakan kegiatan menjaga kebersihan area kerja. Kebersihan tersebut dapat dilakukan dengan
melaksanakan bersih harian, pemeriksaan kebersihan dan pemeliharaan kebersihan.
d. Seiketsu
Seiketsu merupakan tahapan mempertahankan seiri, seiton, seiso sehingga proses tersebut sering dapat
dilakukan. Tahapan ini juga disebut tahapan perawatan dengan membuat standarisasi.
e. Shitsuke
Shitsuke merupakan kegiatan disiplin dalam bekerja sehingga para pekerja dapat melaksanakan aturan yang
ada. Dengan hal tersebut para pekerja dapat bersikap secara profesional dalam bekerja.
Pembuatan usulan juga dilakukan yaitu membuat SOP dan layout usulan. Standard Operating
Procedure (SOP) merupakan sebuah ketetapan untuk melakukan kegiatan pekerjaan yang sesuai dengan
kegunaan dari pekerjaan tersebut. Adanya Standard Operating Procedure (SOP) dapat membuat kegiatan
tersusun sesuai dengan keinginan perusahaan. Standard Operating Procedure (SOP) dapat diartikan sebagai
A-3
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X
dokumen yang menjelaskan kegiatan operasional kerja agar dapat dilakukan secara benar, tepat dan konsisten
sehingga menghasilkan produk sesuai standar yang sudah ditetapkan (Gabriele, 2018).
Pembuatan layout usulan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Activity Relationship Chart (ARC)
Actvity Relationship Chart (ARC) adalah peta yang dapat mengetahui tingkat derajat kedekatan hubungan
pada tiap kedekatan ruangan (Rokhmani, dkk., 2021).
b. Block Template
Block template adalah template yang berisikan tingkat hubungan yang ada pada tiap pusat kegiatan yang
disajikan dalam bentuk diagram blok (Saputra, dkk., 2020).
c. Activity Relationship Diagram (ARD)
Activity Relationship Diagram (ARD) adalah sebuah diagram hubungan departemen atau mesin yang
menurut prioritas kedekatan (Rokhmani, dkk., 2021).
d. Area Allocating Diagram (AAD)
Area Allocating Diagram (AAD) adalah sebuah peta yang menggambarkan hubungan tiap ruangan
berdasarkan tiap alasan yang ada (Wijayanti, dkk., 2021).
A-4
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X
A-5
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X
kerja yang ada seperti tidak adanya penggunaan objek simbol yang mengisyaratkan standarisasi pada
lingkungan kerja. Selain itu kurangnya kesadaran dalam menerapkan 3S sebelumnya juga menyebabkan
penerapan seiketsu tidak berjalan dengan lancar. Adapun solusinya yaitu membuat semacam SOP agar dapat
menerapkan 5S dengan baik.
Gambar 5. Permasalahan Seiketsu
e. Shitsuke
Penerapan shitsuke dilakukan dengan sebuah kedisiplinan dalam pemeliharaan budaya 5S secara terus
menerus. Berdasarkan penjelasan sebelumnya tentang 4 metode (seiri, seiton, seiso dan seiketsu) pada PT.
Metro Riau, dapat diartikan bahwa penerapan shitsuke belum terlaksana secara optimal. Hal tersebut ditandai
dengan lingkungan kerja yang belum rapi dan bersih seutuhnya. Selain itu karyawan yang ada belum
mendapatkan pelatihan 5S dan belum mengimplementasikan 5S secara berkala sehingga masih dijumpai
permasalahan lingkungan yang ada. Adapun solusinya yaitu membuat sebuah surat peringatan apabila tidak
menerapkan 5S dan memberikan reward pada karyawan apabila menerapkan 5S pada saat bekerja.
A-6
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X
1. Sapu
Alat-Alat yang
2. Pengki
Dibutuhkan
3. Lap kering
1. Membersihkan area lingkungan kerja sebelum memulai kegiatan kerja.
2. Saat melakukan kegiatan pekerjaan, pastikan barang dan alat yang disekitar kita
merupakan barang dan alat yang berhubungan dengan pekerjaan.
3. Menyingkirkan barang-barang yang tidak ada hubungannya dengan aktivitas
kerja.
Prosedur Kerja 4. Membersihkan area lingkungan kerja setelah kegiatan kerja selesai menggunakan
sapu dan pengki.
5. Membuang sampah yang ada pada tempatnya.
6. Membersihkan alat yang digunakan menggunakan lap kering.
7. Apabila sudah selesai, simpan kembalikan alat-alat yang digunakan ke tempat
penyimpanan yang ada.
Penanggung
Seluruh Karyawan
Jawab
Pembuatan usulan tata letak fasilitas pabrik dibuat untuk mengatasi permasalahan seiton. Adapun
gambaran layout awalan PT. Metro Riau adalah sebagai berikut:
A-7
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X
Tahapan awal adalah pembuatan ARC, adapun ARC yang dibuat sebagai berikut:
A-8
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X
Setelah pembuatan ARC kemudian dilakukan pembuatan block template, activity relationship diagram
dan area allocating diagram. Sehingga diperoleh layout usulan sebagai berikut:
A-9
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X
A-10
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2022 P-ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 12 November 2022 E-ISSN: 2541-528X
e. Shitsuke: membuat surat peringatan apabila tidak menerapkan 5S saat bekerja dan memberikan reward
apabila menerapkan 5S saat bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Gabriele, G. (2018). Analisis Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Di Departemen Marketing Dan
Hrd PT Cahaya Indo Persada Artikel Ilmiah Jurnal Agora. Jurnal Agora, 6(1).
Havi, N. F., Lubis, M. Y., & Yanuar, A. A. Penerapan Metode 5S Untuk Meminimasi Waste Motion Pada Proses
Produksi Kerudung Instan di CV. XYZ Dengan Pendekatan Lean Manufacturing. JISI : Jurnal Integrasi
Sistem Industri, 2018.
Restuputri, Dian Palupi., & Wahyudin, Dika. Penerapan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) Sebagai
Upaya Pengurangan Waste pada Pt X. JSTI, 2019.
Rokhmani, E, W., Desiyanto, F., & Harsadi, I. (2021). Perencanaan Tata Letak Fasilitas Mesin Produksi
Menggunakan Metode Activity Relationship Chart (ARC) Di CV. Yasri Cipta Mandiri. Jurnal
Pendidikan dan Aplikasi Industri (UNISTEK), 8(2)
Saputra, B., Arifin, Z., & Merjani, A. (2020). Improvement Of Facility Layout Using Systematic Layout Planning
(SLP) Method To Reduce Material Movement Distance (Case Study At UKM Kerupuk Karomah), 8(1),
71-82
Sylvia, S. Implementasi Metode 5S Sebagai Usulan Perbaikan dan Pengembangan Manajemen Operasional dan
Area Kerja di CV. Gatsu Jaya Perkasa Abadi. Journal of Industrial Engineering & Management
Research, 2020.
Wijayanti, A. T., Nova, T. S., & Suroso, H. C. (2021, March). Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas (Re-
Layout) pada Produksi Kerupuk di UD. Sekar. In Prosiding SENASTITAN: Seminar Nasional Teknologi
Industri Berkelanjutan (Vol. 1, No. 1, pp. 159-169).
A-11