0% found this document useful (0 votes)
1K views

Evaluasi Kinerja Ban HD 785-7 Dan 777 Pada Jalan Angkut Tambang Dari Front 2 Ke Crusher Iii A Dan Iii B Penambangan Batu Kapur Pt. Semen Padang

1. The document evaluates the performance of HD 785-7 and 777 tires used on dump trucks transporting limestone from Front 2 to Crushers III A and III B at PT. Semen Padang's limestone mine. 2. Key performance indicators like ton-kilometers per hour, tread utilization rate, lifetime, and transport conditions are analyzed to minimize tire damage risks and ensure optimal productivity. 3. Suboptimal actual ton-kilometer values or tread levels could indicate premature tire wear from factors like road conditions, necessitating performance evaluation to identify causes and improve equipment productivity.

Uploaded by

Short Videos .
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
1K views

Evaluasi Kinerja Ban HD 785-7 Dan 777 Pada Jalan Angkut Tambang Dari Front 2 Ke Crusher Iii A Dan Iii B Penambangan Batu Kapur Pt. Semen Padang

1. The document evaluates the performance of HD 785-7 and 777 tires used on dump trucks transporting limestone from Front 2 to Crushers III A and III B at PT. Semen Padang's limestone mine. 2. Key performance indicators like ton-kilometers per hour, tread utilization rate, lifetime, and transport conditions are analyzed to minimize tire damage risks and ensure optimal productivity. 3. Suboptimal actual ton-kilometer values or tread levels could indicate premature tire wear from factors like road conditions, necessitating performance evaluation to identify causes and improve equipment productivity.

Uploaded by

Short Videos .
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 12

ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6 , No.

EVALUASI KINERJA BAN HD 785-7 DAN 777 PADA JALAN


ANGKUT TAMBANG DARI FRONT 2 KE CRUSHER III A DAN III
B PENAMBANGAN BATU KAPUR PT. SEMEN PADANG
Indra Lesmana Putra1* and Dedi Yulhendra2**
1Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang

*[email protected]

**[email protected]

Abstract. PT. Semen Padang is one of the companies engaged in limestone mining located in Bukit Karang
Putih, Indarung, Padang City. Each transport activity requires a mechanical device as a means to facilitated
transport activities. PT. Semen Padang uses dump trucks Komatsu HD 785-7 and Caterpillar 777 D to move
material from loading point to the Crusher. One of the important component of dump truck in transportation
activities is the tires. Tires are one of the important components because the tires are in direct contact with the
road surface. The main function of the tires is to hold the weight of a vehicle and the charge that is tangent to
the ground surface, controlling the running of the vehicle and continue the power from the engine. So that the
selection of proper tires becomes an important factor for the operation to run smoothly. To minimize the risk of
tire damage, it is necessary to evaluate the performance of tires by conducting analysis of Key Performance
Indicator (KPI) parameters. Which are used to measure tire performance are Ton Kilometer Per Hour (TKPH),
Tread Utilization Rated (TUR), Lifetime, and transport condition. If the actual TKPH value has exceeded the
TKPH rating, then the lifetime of the tires is not optimum , because it has passed the tire endurance limit. For
the percentage value of the actual tire tread level (TUR), all tire used in the dump truck unit at the location must
have a TUR safety standard of 85%.

Keywords: Tires, Dump Trucks, KPI, TKPH, TUR, Lifetime.

1. Pendahuluan kerusakan terutama pada ban (tire). Ban merupakan


komponen penting dalam suatu sistem pengangkutan
PT. Semen Padang merupakan perusaan yang bergerak tambang khususnya alat angkut. Jam kerja yang tinggi
di bidang pertambangan, PT. Semen Padang (Persero) dari alat angkut merupakan tuntutan produksi,
merupakan salah satu produsen semen nasional di menyebabkan kerja dari ban sebagai komponen yang
Indonesia yang daerah pemasarannya meliputi bersinggungan langsung dengan permukaan jalan yang
Sumatera sampai Kalimantan. Selain untuk memenuhi bervariasi semakin berat dan berisiko untuk mengalami
kebutuhan dometik, PT. Semen Padang (Persero) juga kerusakan.
memasarkan produknya ke negara-negara tetangga di Pada banyak perusahaan tambang, tuntutan akan
Asia Tenggara dan Asia Selatan. tingkat produksi yang tinggi menyebabkan
Batu kapur merupakan salah satu bahan baku utama dibutuhkannya ban yang berkualitas dan tahan lama.
dalam proses pembuatan semen yang diperoleh dari Hal ini tidak terlepas dari mahalnya biaya penggantian
penambangan yang dilakukan di Bukit Karang Putih. ban dan terbatasnya bahan baku pembuatan ban yaitu
Penambangan batu kapur dilakukan dengan cara karet.
tambang terbuka (quarry) dengan metode benching Untuk meminimalisir resiko kerusakan ban perlu
system yaitu sistem penambangan yang membentuk dilakukan pengelolaan ban yaitu mengevaluasi kinerja
jenjang-jenjang yang membagi areal penambangan ban dengan melakukan analisis tentang parameter KPI
menjadi beberapa front dan lantai kerja[1]. (key performance indicator) dari ban. Tiga diantaranya
Untuk mendukung proses pengangkutan guna yaitu TKPH (ton kilometer per hour), TUR (tread
memindahkan material batu kapur hasil pembongkaran utilization rate), dan umur (lifetime) dari ban. Geometri
menuju tempat alat peremuk (crusher) di Bukit Karang jalan tambang yang tidak sesuai standart juga
Putih, alat angkut yang digunakan dari proses loading merupakan salah satu faktor kerusakan dini pada ban
sampai dumping point adalah Dump Truck. (tire), dengan diketahuinya nilai parameter-parameter
Dalam proses loading dan hauling, alat angkut dan faktor kerusakan dini tersebut, penyebab kerusakan
(dumptruck) merupakan alat yang rentan mengalami
239
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6 , No. 1

pada ban dapat teridentifikasi dan produktivitas alat yang tidak rata, kasar, buruk, dan berbatu, serta
akan meningkat. mempunyai ketahanan terhadap keausan dan irisan
Untuk mencapai hasil produksi yang sesuai dengan yang baik bila dibandingkan dengan jenis ban yang
target yang telah ditetapkan, sangat penting melakukan lain.
analisis terhadap kinerja alat angkut (dumptruck). Kontruksi utama dari ban terdiri dari empat bagian
Sehingga diharapkan akan dihasilkan target produksi yaitu tread, carcass, breaker dan bead. Sedangkan
dengan optimal dan aman. bagian yang mempunyai fungsi utama terdiri dari
crown, shoulder, sidewall, dan bead. Seperti dijelaskan
2. Lokasi Penelitian sebagai berikut[2].
1) Tread, merupakan kulit luar dari ban, melindungi
2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian carcass dari keausan dan kerusakan, yang mana
bagian ini berhubungan langsung dengan
Lokasi tambang PT. Semen Padang berada di Bukit permukaan jalan.
Karang Putih terletak di Indarung, Kecamatan Lubuk 2) Sidewall, terbuat dari karet yang fleksibel untuk
Kilangan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat ±15 melindungi bagian samping ban. Berfungsi
Km di sebelah Timur Kota Padang. Secara geografis melindungi plies dari goncangan dan cut.
terletak pada 1° 04’ 30” LS sampai 1° 06’ 30” LS dan 3) Carcass, ada di dalam ban. Berfungsi untuk
100° 15’ 30” BT sampai 100° 18’ 30” BT, Arah barat menahan berat, goncangan, tumbukan, dan tekanan
berbatasan dengan kota padang, ke arah Timur dengan angin. Terbuat dari lembaran-lebaran kawat baja
Kabupaten Solok, ke arah Utara dengan Kabupaten tipis, yang terbungkus oleh karet yang berfungsi
Agam dan ke arah Selatan berbatasan dengan untuk melindungi dari kerusakan luar.
Kabupaten Pesisir Selatan. 4) Inner liner, terdiri dari lapisan karet yang
melindungi bagian dalam bead untuk mencegah
kehilangan tekanan dari ban.
5) Breaker, cord yang digunakan di dalam carcass
dapat mengalami kerusakan karena kondisi jalan
yang buruk. Oleh karena itu, ditempatkan breaker
diantara tread dan carcass sebagai peredam
goncangan atau tumbukan.
6) Bead, digunakan di carcass. Berfungsi untuk
menahan kedua ujung dari cord dan menjamin
pemasangan yang kuat dari ban dan velg. Struktur
ban off the road secara keseluruhan dapat dilihat
pada Gambar 3 berikut ini.
Gambar 1. Lokasi Tambang PT. Semen Padang

Lokasi penelitian berada pada front II, dimana jarak


jalan angkut dari loading point ke crusher III A dan III
B adalah ±2,4 km. Gambar 2 memperlihatkan desain
layout jalan jalan angkut di front II.

Gambar 3. Struktur Ban Off The Road

3.1.1 Posisi Ban


Penamaan posisi ban, untuk penamaan posisi ban pada
dump truck dimulai dari ban kiri depan, begitupun
sebaliknya untuk ban belakang juga dimulai dari
sebelah kiri. Agar lebih jelas, dapat dilihat pada
Gambar 4 berikut ini disertai keterangan ban.
1. Kiri depan
Gambar 2. Desain Layout Jalan Angkut di Front II 2. Kanan depan
3. Kiri luar belakang
3. Kajian Teori 4. Kiri dalam belakang
5. Kanan dalam belakang
3.1 Ban Off The Road 6. Kanan luar belakang
Ban off the road merupakan penggerak akhir dari
kendaraan yang bersinggungan langsung dengan jalan

240
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6 , No. 1

3.1.5 Ban Radial dan ban bias


Bedasarkan struktur dan kontruksi pembentukannya
ban dibedakan menjadi dua tipe yaitu ban radial dan
ban bias.
1. Ban Radial
a. Single bead
b. Single ply sehingga sidewall lebih fleksibel
c. Tread dan sidewall tidak berhubungan (90º)
d. Dilengkapi lapisan bead steel
2. Ban Bias
Gambar 4. Posisi Ban Dump Truck
a. Terdiri dari sejumlah bead
b. Terdiri dari nylon plies
3.1.2 Klasifikasi Ban
c. Tread dan sidewall saling berhubungan
Pada alat angkut dump truck yang masuk kedalam
d. Dilengkapi breaker untuk melindungi carcass
kategori earthmover[3], ban diklasifikasikan menjadi
dua jenis, yaitu:
3.1.6 Faktor yang Mempengaruhi kerusakan ban
1. E-3 adalah ban yang cocok digunakan pada daerah
Bila ditinjau dari penyebabnya, maka jenis kerusakan
dengan material yang terdiri dari batuan keras,
ban dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori,
dimana ketahanan terhadap kerusakan eksternal
yaitu[5]:
menjadi aspek penting.
1. Road hazard : kerusakan yang diakibatkan kondisi
2. E-4 adalah ban yang cocok digunakan pada daerah
dan material yang ada di lapangan, diantaranya cut
dengan material yang membutuhkan ketahanan
separation, impact break, sidewall cut, cut
yang lebih kuat terhadap kerusakan eksternal
cheaping, cut trough, dan shoulder cut.
(lempung/lumpur) dan abrasi.
2. Worn Out : kerusakan yang diakibatkan keausan
Perbedaan kedua klasifikasi ban (E-3 dan E-4) di atas
(normal).
dapat dilihat pada gambar 4. berikut ini.
3. Kerusakan lain (other) : kerusakan yang
diakibatkan TKPH berlebih, dan masalah tekanan
angin. Diantaranya chungking irregular wear, ply
separation, bead bulging, bead separation, heat
separation, dan run flat.

3.1.7 Faktor yang mempengaruhi performa ban


1. Kondisi Jalan
a. Kemiringan jalan (grade)
Gambar 5. Ketebalan Tread ban berdasarkan type Menurut United State Bureau Of Mines (USBM)
kemiringan jalan yang disarankan pada suatu jalan
Perbedaan antara ban kode E-3 dan E-4 adalah ban tambang adalah < 10% [6]. Hal ini didasarkan pada
untuk material keras memiliki ketebalan tread yang kekuatan mesin alat angkut ketika membawa beban
lebih kecil dibanding dengan ban untuk material berat. Tetapi idealnya kemiringan jalan untuk
berlumpur. menjaga umur ban berkisar antara 5- 6%. Hal ini
dikarenakan semakin tinggi jalan, maka ban akan
3.1.3 Karakteristik Ban lebih mudah untuk selip dan umurnya lebih singkat.
Agar ban dapat bekerja secara optimal pemilihan ban b. Dimensi jalan
harus disesuaikan dengan kondisi kerja yang ada di Lebar standart jalan angkut adalah 4 kali lebar unit
lapangan, yaitu bedasarkan kebutuhan akan ketahanan terbesar yang melalui jalan tersebut.
terhadap cut dan heat. Berikut adalah pembagian c. Kemiringan melintang jalan
karakteristik ban[4]. Kemiringan merupakan suatu faktor penting dalam
1. General purpose : ban yang mempunyai ketahanan pengerasan jalan, yang bertujuan mengalirkan air
yang seimbang terhadap cut dan heat. dari permukaan jalan ke sisi jalan, sehingga
2. Cut resistanc : ban yang mempunyai ketahanan baik mempengaruhi tingkat kekerasan jalan.
terhadap cut akibat material lepas maupun benda d. Lapisan pengerasan jalan
tajam. Lapisan ini diperlukan untuk memberikan daya
3. Heat resistance : ban yang mempunyai ketahaan dukung jalan dalam menahan beban yang diberikan
yang baik terhadap panas (heat), sesuai untuk alat angkut. Beban yang diterima oleh lapisan ini
pengangkutan jarak jauh. akan diteruskan dengan sistem penyebaran tekanan,
sehingga semakin kebawah beban akan semakin
3.1.4 Pola Kembangan kecil
Kembangan ban memiliki fungsi untuk memberikan e. Perawatan jalan
daya cengkram pada saat ban dioperasikan sehingga Perawatan jalan dengan membersihkan material
bentuk dan pola alurnya dibuat bedasarkan kondisi lepas yang berserakan di jalan, sangat penting
jalan yang dilaluinya dilakukan untuk menghindari kerusakan premature
241
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6 , No. 1

pada ban, seperti pembersihan tumpahan batu di tinggi, sehingga dibutuhkan ban yang memiliki
jalur hauling, dan penyiraman rutin untuk jalan ketahanan terhadap panas yang baik agar ban tidak
yang berdebu mengalami overheat. Pada material lunak ban
2. Muatan dan Distribusi Muatan cenderung mudah slip, dan kemungkinan tingkat
Muatan merupakan factor utama mempengaruhi keterpotongan tinggi, sehingga dibutuhkan ban
nilai TKPH di lapangan, sehingga pemantauan yang memiliki daya cengkram yang kuat, agar
terhadap nilai muatan sangat besar pengaruhnya potensi slip berkurang, dan ketahanan terhadap cut
terhadap nilai TKPH dan umur penggunaan ban. yang baik, sehingga kerusakan pada ban akibat
Bedasarkan rekomendasi yang terdapat dalam potongan material lepas dapat diminimalisir.
komatsu handbook 30th edition, diketahui bahwa
kapasitas muatan maksimum untuk dump truck tipe 3.2 Tire Management System.
HD 785-7 sebesar 91 ton. Apabila muatan actual
melebihi rekomendasi tersebut, dapat menyebabkan 1. Pemilihan Ban
nilai TKPH melebihi nilai maksimum yang Pemilihan ban merupakan suatu proses untuk
diizinkan, sehingga berpotensi terjadinya kerusakan memilih ban yang sesuai dengan medan operasi,
dini pada ban. dengan memperhatikan aspek-aspek penambangan
3. Laju Kendaraan dan teknis itu sendiri.
Sama halnya seperti muatan, laju kendaraan juga 2. Penanganan Ban
merupakan faktor utama mempengaruhi nilai Penanganan ban meliputi proses penyimpanan dari
TKPH. Memang tidak ada batasan khsus untuk ban, sebelum digunakan pada unit. Beberapa
nilai laju, kecuali dari prosedur safety yang prosedur standart dalam penanganan ban
ditetapkan perusahaan. Namun kombinasi antara diantaranya:
laju yang berlebihan ditambah jumlah muatan yang a. Penyimpanan ban direkomendasikan di dalam
diangkut berpotensi meningkatkan nilai TKPH, ruangan, jika terpaksa disimpan di luar ruangan
sehingga harus diusahakan kombinasi yang ideal sebaiknya ditutup oleh atap atau pelindung lain.
dari dua parameter ini yang menghasilkan nilai b. Ban dijauhkan dari pengaruh ozon dan bahan
TKPH yang tidak melebihi nilai maksimum. kimia.
4. Tekanan Ban c. Posisi ban diletakkan secara vertical bukan
Tekanan sangat mempengaruhi performa ban. Nilai horizontal.
tekanan yang ideal dipengaruhi total muatan yang d. Pemindahan ban menggunakan penjepit ban
diangkut unit truk, sehingga dibutuhkan nilai (tire handler), dan menggunakan bead protector.
tekanan tertentu yang ideal sesuai rata-rata muatan 3. Pemakaian ban
yang diangkut oleh unit truk. Apabila nilai tekanan Pemakaian ban yang baik dapat meningkatkan
berlebih (over inflation) dapat menyebabkan kinerja dari ban. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
kerusakan pada ban diantaranya adalah : aspek diantaranya kerapihan tambang, perawatan
a. Crown area (bagian tengah) cepat gundul. jalan, dan operator.
b. Mengurangi daya tahan cut 4. Pemeliharaan Ban
c. Mudah rusak karena benturan. Pemeliharaan ban meliputi beberapa proses kerja,
Sedangkan apabila tekanan di bawah nilai ideal yang terdiri dari :
dapat menyebabkan : a. Pengecekan tekanan angin
a. Ban lebih cepat panas (heat separation) Untuk mencegah under inflation, yang dapat
b. Bagian shoulder ban gundul dengan tidak menyebabkan keausan tidak merata pada bagian
merata. shoulder dan over inflation, dapat menyebabkan
5. Kondisi Loading Point dan Disposal crown area aus dan mengurangi daya tahan
Kondisi loading point dan disposal, merupakan terhadap potongan (cut).
salah satu penyebab terbesar terjadinya kerusakan b. Pengecekan ban
pada ban, sehingga harus dilakukan maintenance Prosedur dalam melakukan pengecekan ban,
agar kondisinya idea. Kondisi loading dan disposal yaitu melakukan pemeriksaan komponen-
yang tidak optimal dapat menyebabkan tingginya komponen penting dari ban. Diantaranya adalah
kerusakan ban akibat terbentur material. tread, sidewall, bead, shoulder, Rim
6. Pengoperasian Dump Truck c. Bongkar pasang ban
Kemampuan operator dalam mengoprasikan dump d. Salah satu kerusakan yang sangat merugikan
truck dapat mempengaruhi pemakaian ban. Cara adalah kesalahan prosedur saat memasang atau
pengoperasian yang tidak baik dapat mempengaruhi melepas ban, dibutuhkan Tire Man yang
kinerja ban seperti pengereman mendadak, mengetahui dan memahami alat serta prosedur
mengoprasikan unit secara kasar, dan kondisi parkir pemasangan.
yang tidak baik (overback-warding). e. Perbaikan ban (tire repair)
7. Jenis Material f. Perawatan rim
Pemilihan ban harus disesuaikan dengan jenis g. Perawatan sarana dan peralatan
material di lapangan. Pada kondisi jalan dengan h. Keselamatan (safety)
material keras (hard rock) ban cenderung
mengalami tingkat kenaikan panas yang lebih
242
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6 , No. 1

5. Pencatatan, analisa dan kesimpulan memperhitungkan TKPH di lapangan, ada dua faktor
Prosedur ini terdiri dari proses pencatatan database yang harus diperhitungkan yaitu panjang perjalanan
mulai dari waktu ban terpasang, terpakai, sampai untuk 1 trip atau 1 cycle, jika jarak melebihi 5 km
terbuang, dan ban yang dinyatakan scrab. Analisa digunakan TKPHcb dengan koefisien K1 dan yang
yang dilakukan berguna untuk mengetahui berapa kedua adalah temperature ban di lapangan maksimum
umur yang tercapai, cost tire, dan kualitas masing- ditetapkan 38˚C.
masing merk ban. Dengan dilakukannya analisis Jika kecepatan meningkat maka akan terjadi
terhadap parameter di atas, dapat dilakukan peningkatan temperature ban melebihi 38ºC maka nilai
evaluasi dan sistem manajemen ban terhadap TKPH akan meningkat, demikian sebaliknya jika
kinerja ban actual di lapangan [7]. temperature dibawah 38˚C maka nilai TKPH akan
menurun.
3.3 Key Performance Indicator
3.3.2 Tread Utilization Rated (TUR)
3.3.1 Ton Kilometer Per Hour TUR merupakan salah satu parameter KPI yang
TKPH aktual adalah TKPH yang dihitung dari data menunjukan persentase sampai seberapa optimum
yang tercatat pada Payload meter (PLM) yang penggunaan / pemakaian tebal tread dari ban tersebut
terpasang pada unit dump truck. dipasang sampai ban dinyatakan scrab. Nilai standar
Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat international TUR adalah sebesar 85%.
beberapa faktor yang mempengaruhi atau harus
dipertimbangkan dalam pemilihan dan pemakaian ban, 3.3.3 Lifetime
terutama jenis off the road tire. Seperti tekanan angin Merupakan waktu pemakaian ban yang dinyatakan
pada ban (pressure), kecepatan, muatan terhadap nilai dalam hours meter (HM) hingga dinyatakan scrab, baik
TKPH rating dari ban yang diproduksinya dimana akibat kerusakan normal ataupun kerusakan prematur.
TKPH merupakan fungsi dari berat (muatan) dan
jumlah kilometer dalam 1 jam operasi pada suhu 3.4 Geometri Jalan Angkut
standar pemakaian 38˚ [8].
TKPH standart biasanya sudah tertera pada 3.4.1 Lebar Jalan Angkut
manual book pada masing-masing merk ban, sesuai a. Lebar pada jalan lurus
dengan type dan spesification. Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan lajur
Namun nilai TKPH standart juga dapat ganda atau lebih, menurut Aashto Manual Rural High
dianalisa melalui spesifikasi yang dibutuhkan dari ban Way Design harus ditambah dengan setengah lebar alat
pada kondisi kerja yang standar bedasarkan data angkut pada bagian tepi kiri dan kanan jalan. Lebar
operasi kendaran yang direncanakan. jalan angkut pada jalan lurus dapat dirumuskan sebagai
Dengan persamaan [8] : berikut[9] :
TKPHcb = Qm×Vm .................................(1) L = n x Wt +[(n + 1) (0.5 x Wt)] ............. (4)
Dimana : Keterangan :
Qm = rata-rata berat muatan pada ban (ton). Lmin = Lebar jalan angkut minimum (meter).
Vm = kecepatan operasi rata-rata (km/jam). n = Jumlah jalur
Wt = Lebar alat angkut (meter)
Rata-rata berat muatan per ban (Qm) dapat ditentukan
dengan persamaan[8] :
Qm = (Qc+Qv)/2 .......................................(2)
Dimana :
Qc = muatan/ban pada kendaraan yang bermuatan
(ton).
Qv = muatan/ban pada kendaraan kosong (ton).
Perhitungan Qm pada setiap ban merupakan
perhitungan yang bersifat teoritis.
Pada saat menghitung muatan rata-rata per
ban pada penggerak roda depan maupun penggerak Gambar 6. Lebar jalan angkut dua jalur pada jalan
roda belakang, nilai terbaik bedasarkan perhitungan lurus.
Qm dimasukkan dalam perhitungan TKPH.
Jumlah kilometer yang dijelajahi selama 1 jam (Vm) b. Lebar jalan pada tikungan
ditentukan dengan persamaan[8] : Awang Suwandhi (2004) menjelaskan, bahwa lebar
Vm=(L x N)/H ...........................................(3) jalan angkut pada tikungan dapat dihitung dengan
Keterangan : menggunakan rumus [9] :
L = panjang 1 kali perjalanan satu trip (km) dihitung W = n ( U + Fa + Fb + Z ) + C ................ (5)
dari kecepatan rata-rata tertinggi. C = Z = ½ ( U + Fa + Fb ) ....................... (6)
N = jumah perjalanan (trip dalam 1 shift). Dimana :
H = waktu operasi dump truck di jalan per shift. W = Lebar jalan angkut minimum pada belokan (m)
Persamaan (Qm x Vm) merupakan perhitungan untuk U = Lebar jejak roda (m)
menetapkan TKPH standar. Sedangkan untuk Fa = Lebar juntai depan (m).
243
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6 , No. 1

Fb = Lebar juntai belakang (m). diberikan material itulah yang disebut daya dukung
C = Jarak antara kendaraan (m). material.
Z = Lebar bagian tepi jalan (m). Untuk mengetahui kemampuan jalan angkut terhadap
beban dan muatan yang melauinya perlu diketahui
daya dukung material dan beban kendaraaan. Beban
pada roda untuk setiap kendaraan dapat diketahui
bedasarkan spesifikasi dari pabrik pembuatannya,
sedangkan untuk mengetahui luas bidang kontak
(contact area dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut[9] :

Setelah luas bidang kontak antara roda kendaraan


Gambar 7. Lebar jalan angkut pada tikungan dengan permukaan jalan diketahui, maka besar beban
kendaraan yang diterima oleh permukaan jalan dapat
3.4.2 Kemiringan Jalan dihitung dengan persamaan[9] :
a. Kemiringan Jalan Angkut
Kemiringan (grade) jalan angkut merupakan suatu
faktor penting yang harus diamati secara detail dalam Untuk mengetahui macam kekuatan pengeras jalan
kegiatan kajian terhadap kondisi jalan tambang. Hal ini angkut terhadap beban kendaraan yang akan
dikarenakan kemiringan jalan angkut berhubungan melaluinya, perlu dibandingkan dengan hasil
langsung dengan kemampuan alat angkut (dump truck) perhitungan beban di lapangan.
baik dari pengereman maupun dalam mengatasi Dalam setiap perhitungan, beban roda yang terbesar
tanjakan[9, 10]. yang digunakan sebagai dasar penentuan kesesuaian
Grade jalan biasanya dinyatakan dalam persen (%) daya dukung tanah dengan beban yang melintas di
dalam pengertiannya, kemiringan 1% berarti naik atau atasnya. Jika tanah dasar sudah mampu mendukung
turun 1 meter untuk setiap jarak mendatar sebesat 100 beban pada roda yang terbesar maka beban pada roda
meter. yang lebih kecil tidak perlu diperhitungkan lagi.
Kemiringan (grade) dapat dihitung melalui Untuk mengetahui macam kekuatan pengeras jalan
persamaan[9, 10] : angkut terhadap beban kendaraan yang akan
melaluinya, perlu dibandingkan dengan hasil
Grade (α) = ......................................(7) perhitungan beban di lapangan.
Keterangan :
∆h = beda tinggi antar dua titik yang diukur 4. Metode Penelitian
∆x = jarak datar antara dua titik yang diukur
4.1 Jenis Penelitian
3.4.3 Konstruksi Jalan Pengangkutan Metode penelitian yang akan digunakan adalah
Konstruksi jalan adalah suatu lapisan penyusun jalan metodologi penelitian terapan (Applied Research).
yang tersusun dari bahan bahan pengerasan dan penelitian terapan adalah penelitian yang lebih
diletakkan di atas tanah dasar, atau sub grade. Secara menekankan pada penerapan ilmu, aplikasi ilmu,
umum pengerasan jalan harus cukup kuat untuk ataupun penggunaan ilmu untuk dan dalam
memenuhi dua syarat yaitu[10] masyarakat, ataupun untuk keperluan tertentu seperti :
a. Secara keseluruhan harus mampu untuk menahan industri, usaha, dan lain-lainnya. Penelitian terapan
beban kendaraan maksimum yang berada di merupakan suatu kegiatan yang sistematis dan logis
atasnya, sehingga apabila daya dukung jalan tidak dalam rangka menemukan sesuatu yang baru atau
dapat menahan beban yang diterima, maka kondisi aplikasi baru dari penelitian-penelitian yang telah
jalan akan mengalami penurunan dan pergeseran. pernah dilakukan selama ini[11].
Yang dapat berakibat pada jalan yang akan Di dalam melaksanakan penelitian ini, penulis
bergelombang dan banyak cekungan-cekungan. menggabungkan antara teori dengan data-data
b. Permukaan jalan harus mampu untuk menahan lapangan, sehingga dari keduanya didapat pendekatan
gesekan roda kendaraan, pengaruh air dan hujan. penyelesaian masalah. Adapun urutan pengerjaan
Jika hal ini tidak terpenuhi maka jalan akan penelitian sebagai berikut.
mengalami kerusakan yang bermula dari lubang-
lubang kecil, semakin besar dan kemudian akan 4.2 Teknik Pengumpulan Data
menjadi rusak berat. Penulis menggunakan dua metode pengambilan data
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
3.4.4 Daya Dukung Material merupakan data langsung yang berasal dari lapangan.
Kemampuan material untuk mendukung alat angkut Sedangkan data sekunder yaitu data yang berasal dari
yang berada di atasnya. Suatu alat angkut akan literatur dan wawancara dengan pihak perusahaan.
memberikan ground pressure. Perlawanan yang

244
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6 , No. 1

4.2.1 Data Primer Tabel 2. Spesifikasi dan Perhitungan Lebar Jalan


1) Produktifitas alat angkut
Nama Unit
2) Geometri jalan
3) Waktu edar (cycle time) HD Komatsu 785-7

4.2.2 Data Sekunder Satuan


1) Data jenis dan type ban yang diteliti.
2) Tire Specification (spesifikasi ban). Spesifikasi Simbol Milimeter Meter
3) Lifetime (data umur ban). (mm) (m)
4) Spesifikasi alat.
5) Cost tire (harga ban) Lebar Unit Wt 6,885 mm 6.89 meter

4.2.3 Pengolahan Data Lebar Roda U 3,500 mm 3.50 meter


Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan bagi
penulis, selanjutnya penulis menggunakan rumus- Jarak Roda depan Ad 2,150 mm 2.15 meter
rumus melalui literatur yang ada untuk mengolah data.
dengan bagian depan
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan
beberapa perhitungan statistik, distribusi frekuensi, dan
penggambaran menggunakan grafik. Jarak roda belakang Ab 3,190 mm 3.19 meter
dengan bagian belakang
5. Hasil dan Pembahasan
Lebar Tonjolan Depan Fa Ad Sin ɑ = 1,41 meter
5.1 Geometri Jalan
Lebar Tonjolan Belakang Fb Ab Sin ɑ = 2,09 meter
Tabel 1. Segmen Jalan Angkut
Koordinat Jarak Lebar
Sudut Pengimpangan Roda ɑ
No Segmen Keterangan 41.0 °
X Y Z (m) (m) Depan
1 M0 9893108 663625 195 0 26,20 LURUS Jumlah Jalur n 2
2 M 0 – M 1 9893090 663696 200 74 28,30 TIKUNGAN
5.1.1 Lebar Jalan
3 M 1 – M 2 9893077 663742 196 49 15,30 LURUS
1. Lebar Jalan Angkut Minimum Pada Jalan Lurus
4 M 2 – M 3 9893077 663792 190 50 17,10 LURUS Berdasarkan dari spesifikasi teknisnya, dump truck
Komatsu HD 785-7 mempunyai lebar 6,89 meter
5 M 3 – M 4 9893027 663929 187 146 20,50 LURUS sehingga lebar jalan angkut pada kondisi lurus
adalah :
6 M 4 – M 5 9892961 663974 188 80 16,20 LURUS
L(m) = n.Wt + ( n + 1) (1/2.Wt)
7 M 5 – M 6 9892852 664039 186 127 27,50 TIKUNGAN Keterangan :
L(m) : lebar minimum jalan angkut (meter)
8 M 6 – M 7 9892771 664055 189 84 27,50 TIKUNGAN N : jumlah jalur
9 M 7 – M 8 9892813 664253 205 203 22,10 TIKUNGAN
W(t) : lebar alat angkut (meter)
Maka :
10 M 8 – M 9 9892851 664341 211 95 19,10 TIKUNGAN N =2
Wt = 6,89 m
11 M 12 – M11 9892959 664350 221 109 12,40 LURUS
L(m) = 2 x 6,89 + ( 2 + 1 ) ( 1/2 x 6,89 )
12 M 11 – M 10 9892911 664495 237 153 12,20 LURUS = 13,78 + (3) (3,445)
= 13,78 + 10,335
13 M 10 – M 7 9892845 664538 233 80 16,20 LURUS = 24,115
= 24,12 meter
14 M 7 – M 8 9892783 664632 232 113 17,40 LURUS

2. Lebar Jalan Angkut Minimum Pada Jalan Tikungan


Komatsu HD 785-7 memiliki lebar paling besar yaitu Untuk 2 (dua) jalur jalan angkut, maka lebar
6,885 meter sedangkan Caterpillar 777-D memiliki minimum pada tikungan didasarkan pada lebar atau
lebar 6,048 meter. Lebar komatsu HD 785-7 akan jarak jejak roda kendaraan, lebar tonjolan atau
digunakan sebagai acuan perhitungan lebar minimum juntai truk bagian depan dan belakang pada saat
jalan angkut. Komatsu HD 785-7 lebih lebar membelok. Diperhitungkan pula jarak antar truk
dibanding dengan Caterpillar 777-D, maka lebar pada saat persimpangan serta jarak sisi luar truk
Komatsu HD 785-7 akan dijadikan acuan untuk ditepi jalan.
menentukan standart lebar jalan angkut menurut Persamaan yang digunakan adalah :
AASHTO. Untuk spesifikasi HD 785-7 dapat dilihat Wmin = n ( U + Fa + Fb + Z ) + C
pada Tabel 2 berikut ini. Keterangan :
245
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6 , No. 1

W : lebar jalan angkut pada tikungan (meter)


U : lebar juntai roda (meter)
Fa : lebar tonjolan depan (meter)
Fb : lebar tonjolan belakang (meter)
Z : lebar bagian tepi jalan (meter)
C : lebar antar truk (meter)
Alat angkut yang digunakan adalah dump truck
Komatsu HD 785-7, spesifikasi teknis alat tersebut
sebagai berikut :
Lebar juntai roda (U) = 3,50 meter.
Lebar tonjolan depan (Fa) = 1,41 meter.
Lebar tonjolan belakan (Fb) = 2,09 meter.
Lebar antar Truck = C = Z = 3,50 meter.
Sehingga lebar jalan angkut pada tikungan :
Wmin = 2 ( 3,50 + 1,41 + 2,09 + 3,50 ) + 3,50
= 2 ( 10,5 ) + 3,50 Gambar 8. Lebar jalan angkut lurus minimum
= 21,00 + 3,50
= 24,50 meter. 5.1.2 Jarak dan Grade Jalan
Grade jalan biasanya dinyatakan dalam persentase,
3. Jarak Antara Dua Truk Yang Bersimpangan (C=Z) dimana grade 1% merupakan kemiringan permukaan
C = Z = [½(U + Fa + Fb)] yang menanjak atau menurun 1 meter secara vertikal
= [½ (3,50 + 1,41 + 2,09)] dalam jarak horizontal 100 meter. Grade dapat
= [1/2 (7)] dihitung dengan menggunakan rumus : Grade (%) =
= 3,50 meter. Δh/Δx x 100 %. Jarak dan grade jalan dapat dilihat
pada tabel 6 berikut.
4. Lebar Total Jalan Lurus
a. Tinggi Berm Tabel 3. Jarak dan Grade Jalan
Jarak Grade Grade
Rumus :
X = 2/3 x 1,7 m No Segmen Angkut Standar Jalan Keterangan
= 1,13 m (meter) (%) (%)
b. Lebar Berm
Rumus : 1 M0 0 10 0 LURUS
(Lebar Berm x Tinggi Berm) + 1 2 M0–M1 74 10 6,77 TIKUNGAN
Lebar Berm yang ditetapkan perusahaan adalah 2
3 M1–M2 49 10 -8,19 LURUS
meter.
Lebar Berm = (2 m x Tinggi Berm) + 1 4 M2–M3 50 10 -12,08 LURUS
= (2 m x 1,13 m) + 1 5 M3–M4 146 10 -2,05 LURUS
= (2,26 m) + 1
= 3,26 m. 6 M4–M5 80 10 1,25 LURUS
c. Lebar Parit 7 M5–M6 127 10 -1,57 TIKUNGAN
Rumus :
8 M6–M7 84 10 3,57 TIKUNGAN
Lebar Berm x 0,5
Lebar Parit = Lebar Berm x 0,5 9 M7–M8 203 10 7,90 TIKUNGAN
= 3,26 m x 0,5 10 M8–M9 95 10 6,32 TIKUNGAN
= 1,63 m.
d. Total Lebar Jalan Angkut 11 M 12 – M11 109 10 9,21 LURUS
Rumus : 12 M 11 – M 10 153 10 -10,51 LURUS
L_min + Lebar Berm + 1 13 M 10 – M 7 80 10 -5,01 LURUS
Total lebar jalan angkut = L_min + Lebar Berm + 1
= 24,12 m + 3,26 m + 1
= 28,38 m.
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa jalan 5.1.3 Material Jalan
angkut dump truck yang harus dibuat adalah 24,12 Adapun material jalan angkut (road material) yang
meter untuk jalan lurus dan 24,50 meter untuk jalan terdapat pada jalan tambang (mining road) di
pada tikungan. Perhitungan lebar jalan tersebut perusahaan PT. Semen Padang terdiri dari material
belum termasuk untuk lebar tanggul dan parit. berupa limestone, silika, dan tufa.
Sementara untuk total lebar jalan angkut di PT. 5.1.4 Daya Dukung Material
Semen Padang sesuai dengan ketetapan perusahaan
adalah 28,38 meter. Contact Area (in2)=
Gambar hasil perhitungan lebar jalan angkut
minimum untuk dump truck pada jalan lurus, dapat
dilihat pada Gambar 8 berikut ini.
246
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6 , No. 1

Tabel 4. Spesifikasi Ban Depan 5.1.5 Rolling Resistance


Penggunaan Nilai
Beban pada poros (kg) 155,23 ton Tabel 6. Beban yang diterima roda
Bermuatan (lb) 342126,92 (lb) Kedalaman Tire
Lokasi Penetration
Distribusi truk pada as 31,5 %
depan (Cm) (Inchi)
Beban poros 31,5 % x Loading 3,4 1,337458
342126,92 lb cm inch
= 107769,98 lb Hauling 2,3 0,904751
cm inch
1 kg 2,204 lb Dumping 6,3 2,478231
cm inch
1 psi 144 psf
Jumlah ban 2 buah Dari tabel kedalaman tire penetration di atas, maka
dapat dihitung nilai rolling resistance dengan
Tekanan udara ban ± 82 psi persamaan :
perhitungan untuk beban yang diterima oleh setiap RR = {20 kg/ton + (15 kg/ton x Tp inchi)} x GVW
roda dan beban yang diterima oleh permukaan jalan. Maka nilai rolling resistance pada front II
1. Beban yang diterima setiap roda : penambangan menuju crusher III A dan III B adalah :
= (107769,98 lb)/(2 ) 1. Loading
= 53884,99 lb RR = {20 kg/ton + (15 kg/ton x 1,337458)}
= (0.9 x 53884,99)lb/(82 psi ) = {20 kg/ton + 20,06187}
= 591,42 inch² = 40,06187 kg/ton ~ 4,006187 %
2. Beban yang diterima permukaan jalan adalah : 2. Hauling
= (53884,99 lb )/(591,42 inch²) RR = {20 kg/ton + (15 kg/ton x 0,904751)}
= 91,1 psi = {20 kg/ton + 13,571265}
= 13118,4 psf = 33,571265 kg/ton ~ 3,3571265 %
3. Dumping
Tabel 5. Beban yang diterima roda RR = {20 kg/ton + (15 kg/ton x 2,478231)}
Penggunaan Nilai = {20 kg/ton + 37,173465}
Beban pada poros (kg) 155,23 ton = 57,173465 kg/ton ~ 5,7173465 %
Bermuatan (lb) (342126,92) lb
5.2 Ton Kilometer Per Hour (TKPH)
Distribusitruk pada as 68,5 %
belakang Tabel 7. Data Cycle Time Pengangkutan Batu Kapur
Beban poros 68,5 % x 342126,92 lb Average Cycle Average Average Average
= 234356,94 lb Time (min) Payload Distance Speed
(Ton) (km) (km/h)
14,956 min 94,45 ton 2,4 km 23 km/h
Jumlah ban 4 buah
Tabel 8. Spesifikasi HD 785-7
Tekanan udara ban ± 85 psi
Weight Weight Distribution
Equivalen beban roda 2,17 Max Empty (kg) Gross (kg)
Empty Gross
tunggal load
(kg) (kg) Front Rear Front Rear
1. Beban yang diterima tiap roda : (kg)
= (234356,94 lb)/4 33.980 38.320 51.440 111.860
= 58589, 24 lb 72.300 91.000 163.300 (47%) (53%) (31,5 (68,5%)
2. Beban equivalen tiap set roda %)
= 2,17 x 58589,24 lb
= 127138,65 lb 1. Berat kotor unit
3. Luas daerah kontak Berat kotor unit = berat total (ton) + payload (ton)
= ((0,9 x 127138,65)lb )/(85 psi ) = 72,3 ton + 94,45 ton
= 1346, 17 inch² = 166,75 ton
4. Beban yang diterima jalan 2. Beban saat muatan
= (127138,65 lb)/(1346,17 inch^2 ) a. Depan (2) ton
= 94,4 psi = (Berat Kotor Unit x berat Unit Isi (Front) )/(100 )
= 13593,6 psf = (166,75 ton x 31,5 )/(100 )
= 52,52625
= 52,53 ton

247
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6 , No. 1

b. Belakang (4) ton


= (Berat Kotor Unit x berat Unit Isi (Front) )/(100 )
= (166,75 ton x 68,5 )/(100 )
= 114,22375
= 114,22 ton
3. Beban ban waktu kosong
a. Depan = (Berat Unit Kosong )/(2 )
= (33,98 ton )/(2 )
= 16,99 ton
b. Belakang = (Berat Unit Kosong )/(4 )
= (38,32 ton )/(4 )
= 9,58 ton
4. Beban ban waktu bermuatan Gambar 9. Histogram Lifetime Ban Belshina 27.00-49
a. Depan = (Berat Unit Isi )/2
= (52,53 ton )/(2 )
= 26,265
= 26,27 ton
b. Belakang = (Berat Unit Isi )/(4 )
= (114,22 ton )/(4 )
= 28,555
= 28,56 ton
5. Rata-rata beban
a. Front = (Beban Ban Kosong+Beban Ban Isi )/(2 )
= (16,99 ton + 26,27 ton )/(2 )
= 21,63 ton
b. Rear = (Beban Ban Kosong + Beban Ban Isi )/(2 )
= (9,58 ton +28,56 ton )/(2 )
= 19,07 ton
Gambar 10. Histogram Lifetime Ban Tianli 27.00-49
Rata-rata Kecepatan = 23 km/h

TKPH Lapangan
1. Front (depan) = Rata-rata Beban x Kecepatan
Rata-rata
= 21,63 ton x 23 km/h
= 497,49
2. Rear (belakang) = Rata-rata Beban x Kecepatan
Rata-rata
= 19,07 ton x 23 km/h
= 438,61

5.3 Umur Ban


Lifetime merupakan salah satu parameter KPI (Key
Performance Indicator). Dimana lifetime menunjukkan
umur yang dicapai oleh ban, dari awal ban digunakan Gambar 11. Grafik Lifetime Aktual vs Target Ban
sampai ban dinyatakan scrab. Dari data lifetime rata- 27.00-49
rata ban yang dinyatakan scrab pada bulan Januari- Pada ban merk Tianli terdapat sebanyak 48 unit ban
Desember yang terdapat pada lampiran, dapat yang masih berada di bawah target yaitu 1550 jam,
direkapitulasi performa setiap merk ban ukuran 27.00 – sedangkan dari histogram ban merk Belshina memiliki
49. Berdasarkan umur rata-rata yang dicapai setiap nilai lifetime rata-rata sebesar 2072 jam yang mencapai
merk ban, perbedaan (deviasi) pencapaian umur aktual target yang sudah ditetapkan oleh perusahaan sebesar
ban dengan target yang diberikan pada ban ukuran 1550 jam.
27.00 – 49. Untuk ban yang dinyatakan scrap atau rusak
pada bulan Januari sampai dengan Desember dengan
merk Belshina adalah sebanyak 1 unit ban, dengan
nilai deviasi 522, dan persentase 33,67%. Sedangkan
untuk ban dengan merk Tianli yang dinyatakan scrap
adalah sebanyak 106 unit, nilai deviasinya 290, dan
persentase sebesar 19%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa, kerusakan pada ban ukuran 27.00-
49 lebih banyak terjadi pada ban dengan merk Tianli.

248
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6 , No. 1

Untuk melihat penyebab kerusakan ban yang 3. Pada ban merk Belshina ukuran 27.00-49, lifetime
menyebabkan ban mengalami penurunan lifetime, rata-rata mencapai target yaitu sebesar 2072 jam,
dapat dilihat dari Gambar 12 berikut ini. dengan persentase TUR sebesar 66,3 %.
4. Pada ban merk Tianli ukuran 27.00-49, lifetime
rata-rata juga mencapai target yaitu sebesar 1840
jam, dengan persentase TUR sebesar 81,29 %. Dan
terdapat sebanyak 48 unit ban yang belum
mencapai target dari total 106 unit ban.
5. Faktor kerusakan dominan pada ban adalah road
hazard, disebabkan karena tipis terbenang dengan
persentase 83%, dan akibat accident sebesar 17%.

5.2 Saran
1. Perbaiki kondisi di front penambangan, dengan
mengoptimalkan penggunaan wheel loader, agar
material-material yang berupa bongkahan batuan
berada pada satu tempat (tumpukan), supaya
Gambar 12. Kerusakan Ban mempermudah exavator ketika melakukan loading
ke dump truck, sehingga waiting time dari dump
5.4 Tread Utilization Rated (TUR) truck tidak terlalu lama.
Tread Utilization Rated merupakan salah satu 2. Pengawasan pada loading point lebih ditingkatkan,
parameter Key Performance Indicator (KPI), yang untuk meminimalisir terjadinya accident pada ban.
menunjukkan seberapa optimum penggunaan Dengan rutin membersihkan tumpahan material
kembangan (tread) ban dari ban tersebut awal dari dump truck disepanjang loading point dengan
digunakan sampai pada ban dinyatakan scrap. Dari bantuan unit grader.
data persen (%) Tread Utilization Rated (TUR) ban 3. Lebih memperhatikan area dumping point yaitu
pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember crusher III A dan III B, masih banyak terdapat sisa
yang terdapat pada lampiran, dapat direkapitulasi material batuan di depan crusher, karena material
performa setiap merk ban berdasarkan nilai TUR untuk tidak full masuk ke dalam crusher. Untuk
ban berukuran 27.00-49 dari 106 unit ban, bisa dilihat mengurangi resiko unit melindas tumpukan
pada tabel 12 di bawah ini. material (over-back warding).
4. Melakukan penyiraman jalan tambang (mine road)
Lifetime
TUR Standar Deviasi minimal 3x dengan water truck, karena kondisi
No Merk Average
(%) (%) (%) jalan yang berdebu akibat dari peledakan batuan
(HM)
(blasting) dan tingginya aktifitas dump truck,
66.33 18.67 sehingga tidak membahayakan operator.
1 Belshina 2072 85 %
% % 5. Sebaiknya menghindari melakukan penggunaan
81.29 ban dengan tebal kembangan yang berbeda
2 Tianli 1840 85 % 3.71 % (mismatching), karena tingkat keausan akan lebih
%
besar, ban akan lebih cepat panas, dan resiko
73.81 11.19 kerusakan relatif lebih besar.
Average 1956
% % 6. Setiap ban alat berat (dump truck) sebaiknya
Berdasarkan data pada tabel 15 di atas terlihat bahwa, mempunyai kartu pencatatan ban (KPB), untuk
nilai Tread Utilization Rate (TUR) rata-rata ban ukuran mencatat history ban mulai dari pemasangan
27.00-49 dari dua merk yaitu Belshina dan Tianli sampai dengan habis pakai. Dengan sistem
masih berada di bawah nilai ketetapan standart TUR pencatatan yang baik, akan diketahui masalah yang
yaitu sebesar (85%). Dan dari tabel 15 juga dapat umum terjadi dan mengambil langkah penanganan
dibuat grafik perbandingan antara nilai Tread yang tepat.
Utilization Rated (TUR) dengan lifetime yang tercapai
pada kedua merk ban. Daftar Pustaka
1. Suwandhi, Awang. Perencanaan Jalan Tambang.
6. Kesimpulan dan Saran Bandung: UNISBA. (2004)
2. Murprasetyo, Widyanto. Evaluasi Kinerja Ban
pada Sistem Pengangkutan Tambang X. Jurusan
5.1 Kesimpulan
Teknik Pertambangan. Bandung: ITB. (2009)
1. Ban yang digunakan oleh perusahaan adalah OFF
3. Anonim A. Komatsu Specification and Application
THE ROAD BIAS TIRES (OTR BIAS), dengan
Handbook 30th Edition. (2009)
merk Belshina dan Tianli, ukuran 27.00-49.
4. Anonim B. Manual Book KOMATSU HD 785-7.
2. Nilai TKPH aktual ban ukuran 27.00-49 pada
Tokyo: Japan. (2016)
pengankutan material batu kapur adalah sebesar
5. Anonim C. Tires BELSHINA Catalogue OTR.
497,49 untuk ban depan dan 438,61 untuk ban
Belarus: Europe. (2016)
belakang.

249
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol. 6 , No. 1

6. Nabella, M. Analisis Pengaruh Kemiringan Jalan


Dan Jarak Angkut Terhadap Konsumsi Bahan
Bakar Dan Fuel Ratio Pada Kegiatan
Penambangan Batuan Andesit Di Pt Gunung
Sampurna Makmur, Desa Rengasjajar Kecamatan
Cigudeg, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.
(2016)
7. Erizal. Manajemen Alat-Alat Berat (MAB).
Indonesia: PT. United Tractors Tbk. (2017)
8. Sari, Laura Puspita. Analisa Performance Ban pada
Unit Produksi Overburden HD-785 Terhadap
Produktifitas Tambang Batubara. Prodram Studi
Teknik Pertambangan. Yogyakarta: Institut
Teknologi Nasional Yogyakarta. (2020)
9. Sumarya. Bahan Ajar Peralatan Tambang dan
Penanganan Material. Padang: Universitas Negeri
Padang. (2012)
10. Nur, Pratomo Kurniawan dkk., Jurnal Evaluasi
Jalan Angkut dari Front Tambang Andesit ke
Crusher II pada Penambangan Batu Andesit di PT.
Gunung Kecapi, Kabupaten Purwakarta, Provinsi
Jawa Barat. Bandung: UNISBA. (2016)
11. Yusuf, A. M., Metode penelitian kuantitatif,
kualitatif & penelitian gabungan. Prenada Media.
(2016)

250

You might also like