FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERKORELASI DENGAN KUALITAS TIDUR
PASIEN KRITIS DI RUANGPERAWATAN INTENSIF (INTENSIVE CARE
UNIT/ICU)
Erlangga Galih Zulva Nugroho1, Heryanto Adi Nugroho2, Abdurrahman3,
T. Iskandar Faisal4, Afdhal5, Nana Rochana6
1,3,4,5 Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Aceh, Indonesia
2 Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang, Indonesia
6 Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Indonesia
Article Info Abstrak
Article History: Rest and sleep are basic requirements needed by all people. Everyone needs a
Submit: 26 Mei 2022 good quality of rest and sleep to be able to repair or restore the body and
Accepted: 2 Juni 2022 maintain health, including critically ill patients in The Intensive Care Unit. Rest
Publish: 17 Juni 2022 and sleep are influenced by several factors such as the disease process,
environmental, psychological stress, and medications. However environmental
Key words: factors are factors that can be modified directly in order to meet this
Environmental Factor; requirement. The purpose of this study is to determine the relationship
Quality of Sleep; Intensive between environmental factors and the quality of sleep in critically ill patients
Care Unit in the Intensive Care Unit of Semarang. This type of research was quantitative
descriptive with a correlational design. The data collection method was cross-
sectional. The samples in this study included 60 people. The results showed that
the mean environmental factors and sleep quality were 88,28 ± 29,76 and
13,50 ± 4,9 respectively. There was a relationship between environmental
factors and the quality of sleep critically ill patients in the ICU with a p-value
0.009 (p-value <0.05). The better the environmental factors that are in the ICU
the better the sleep quality of critical patients. It is suggested that the hospitals
could manage the most disturbing noise caused by other patients to improve
the quality of these critically ill patients.
PENDAHULUAN
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang.
Kebutuhan dasar manusia ini juga dibutuhkan untuk memperbaharui fungsi fisik dan fungsi
mental seseorang setiap hari dan memperbaiki level energi dalam tubuh. Istirahat dan tidur
memiliki peranan dan fungsi penting dalam membangun kekebalan tubuh. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam keadaan tertidur, tubuh akan memperkuat sistem kekebalan tubuh
melalui berbagai cara yang mana tidak terjadi ketika sedang dalam keadaan terjaga (Potter &
Perry, 2010). Manusia dewasa memerlukan tidur rata-rata 6-8 jam perhari, tidak terkecuali
juga pada orang yang sedang mengalami sakit. Kebutuhan tidur pada orang yang sedang
mengalami sakit yaitu 8-9 jam. Pasien yang dirawat di Rumah Sakit sering mengalami
gangguan pemenuhan tidur terutama pasien yang sedang dalam kondisi kritis. Ruang
Corresponding author:
Erlangga Galih Zulva Nugroho
Email: [email protected]
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, Vol 5 No 1, Mei 2022
DOI: http://dx.doi.org/10.32584/jikmb.v5i1.1532
ISSN 2338-2058 | e-ISSN 2621-2986
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, Vol 5 No 1, Mei 2022 60
perawatan intensif (Intensive Care Unit/ICU) merupakan salah satu ruang perawatan yang
tepat untuk pasien kritis (Kozier & Erb, 2009).
Kebutuhan istirahat tidur merupakan kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi oleh pasien yang
sedang mengalami kondisi kritis di ICU. Mereka memerlukan istirahat dan tidur yang memadai
untuk kembali memulihkan kondisi tubuh. Hormon pertumbuhan yang bertanggung jawab
terhadap proses perbaikan dan pembaharuan fisik di sekresi saat tidur, sehingga gangguan
pemenuhan tidur memberi dampak yang serius pada peningkatan imunosupresan,
keterlambatan proses penyembuhan, dan disorientasi. Efek jangka panjang lainnya dari
gangguan pemenuhan tidur yaitu termasuk penurunan kemampuan dalam melakukan activity
daily living (ADL), dan fungsi fisik yang rendah setelah pulang dari rumah sakit (DuBose & Hadi,
2016).
Prevalensi gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada pasien kritis di ICU sangat
bervariasi (5-64%) yang tergantung pada teknik penilaian serta kondisi pasien itu sendiri.
Tinjauan penelitian yang dilakukan oleh (Elliott, McKinley, Fien, & Elliott, 2016)) melaporkan
bahwa 18% pasien kritis mengalami kejadian Posttraumatic Stress Disorder. Sekitar 20% pasien
selama dan pasca perawatan ICU di Amerika Serikat akan mengalami Posttraumatic stress
disorder dengan gejala-gejala gangguan tidur dan mimpi buruk (Wade, Hardy, Howell, &
Mythen, 2013). Menurut World Health Organization, pasien kritis di ICU prevalensinya
meningkat setiap tahunnya. Tercatat 9.8-24.6% pasien sakit kritis dan dirawat di ICU per
100.000 penduduk, serta kematian akibat penyakit kritis hingga kronik di dunia meningkat
sebanyak 1,1 -7,4 juta orang (WHO, 2016). Ini dapat menjadi persoalan yang serius karena
setiap tahunnya di Indonesia terdapat kurang lebih 4 juta pasien yang berada di ICU.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada
pasien di ICU yang diantaranya yaitu proses penyakit, lingkungan, stress psikologis, dan
pengobatan. Faktor lingkungan menjadi faktor yang dapat dimodifikasi dalam usaha
pemenuhan mendapatkan kualitas tidur yang optimal selama dirawat di ICU. Faktor
lingkungan yang sering menjadi faktor pengganggu aktivitas pemenuhan kebutuhan istirahat
dan tidur pasien selama dirawat di ICU sehingga mereka tidak mendapatkan kualitas tidur yang
baik (Adell et al., 2021). Namun, peningkatan tingkat gangguan lingkungan seperti kebisingan
ICU sebagai satu-satunya penyebab kurang tidur masih meragukan (Sterniczuk, Rusak, &
Rockwood, 2014). Sering gangguan berasal dari dilakukkannya tes diagnostik dan perawatan
pasien rutin juga dapat menyebabkan pasien sering terbangun dari tidurnya. Menurut
Parthasarty & Tobin bahwa gangguan tidur dikaitkan dengan disfungsi sistem kekebalan tubuh,
gangguan resistensi tubuh terhadap infeksi, perubahan keseimbangan asam basa, gangguan
penyembuhan luka, dan gangguan kardiorespirasi dan neurologis (Bihari et al., 2012).
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasional.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Populasi pada penelitian
ini adalah pasien kritis di ICU RSUD Tugurejo dan RSUD KRMT. Wongsonegoro yang dinyatakan
dapat keluar atau dipindah ke bangsal oleh dokter. Sampel penelitisan berjumlah 60
responden. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan
data dilakukan setelah mendapatkan ijin etik dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
dan telah mendapatkan ijin penelitian dari RS bersangkutan. Penelitian dilakukan selama 1
bulan di ICU dan bangsal rawat inap di kedua rumah sakit tersebut. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner kualitas tidur dengan 9 pertanyaan dan kuesioner faktor lingkungan
dengan 20 pertanyaan. Kedua kuesioner tersebut dapat dikatakan valid dan realibel dengan
Erlangga Galih Zulva Nugroho / FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERKORELASI DENGAN KUALITAS TIDUR PASIEN
KRITIS DI RUANGPERAWATAN INTENSIF (INTENSIVE CARE UNIT/ICU)
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, Vol 5 No 1, Mei 2022 61
memiliki nilai validitas 0,583-0,846 (>r tabel) dan nilai realibilitas Alpha Cronbach 0,966
(>0,60). Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah menggunakan analisa univariat dan
bivariat. Analisa bivariat menggunakan uji statistik rank spearman test.
HASIL
Pada hasil penelitian dijabarkan terkait data demografi responden, gambaran faktor
lingkungan, dan kualitas tidur pasien kritis di ICU serta hubungan faktor lingkungan dan
kualitas tidur pasien kritis di ICU.
Gambaran Umum Responden
Tabel 1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pekerjaan Responden,
Diagnosa Penyakit, Terapi Obat, dan Skor APACHE II di Ruang Perawatan Intensif (Intensive Care Unit/ICU)
(n=60)
Karakteristik f %
Usia
Dewasa awal 9 15
Dewasa akhir 26 43,3
Lansia 25 41,7
Jenis Kelamin
Laki-laiki 20 33,3
Perempuan 40 66,7
Pekerjaan Responden
Ibu Rumah Tangga/Buruh/Petani 29 48,3
Pegawai Negeri Sipil 8 13,7
Wiraswasta 17 28
Pensiunan 6 10
Diagnosa Penyakit
Gangguan sistem neurologi 7 11,7
Gangguan sistem kardiovaskuler 22 36,7
Gangguan sistem pernapasan 4 4,67
Gangguan sistem pencernaan 5 8,3
Gangguan sistem metabolik 6 10
Gangguan sistem ekskresi 11 18,3
Gangguan sistem reproduksi 5 8,3
Terapi Obat
Captopril 3 5
Traneksamat 1 1,7
Ceftriaxone 1 1,7
Valsartan 21 35
Amiodaron 4 6,7
Piracetam 8 13,3
Methylprednisolone 2 3,3
Isosorbid dinitrat 9 15
Ondansentron 6 10
Salbutamol 5 8,3
Skor APACHE II
Mortalitas Rendah 7 11,7
Mortalitas Sedang 37 61,7
Mortalitas Tinggi 16 26,7
Total Responden 60 100
Tabel 1 menunjukkan bahwa berdasarkan usia, jumlah responden paling banyak yaitu berusia
pada tahap dewasa akhir (36-55 tahun) sebesar 26 responden (43,3%). Sedangkan
berdasarkan jenis kelamin dan pekerjaan, sebagian besar responden berjenis kelamin
Erlangga Galih Zulva Nugroho / FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERKORELASI DENGAN KUALITAS TIDUR PASIEN
KRITIS DI RUANGPERAWATAN INTENSIF (INTENSIVE CARE UNIT/ICU)
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, Vol 5 No 1, Mei 2022 62
perempuan yaitu 40 responden (66,7%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga/buruh/petani
yaitu 29 responden (48,3%). Berdasarkan diagnosa medis sebagian besar responden
mengalami gangguan sistem kardiovaskuler yaitu 22 responden (36,7%). Sementara itu
berdasarkan terapi obat dan skor APACHE II sebagian besar responden mendapatkan valsartan
yaitu 21 responden (35%) dan responden memiliki skor APACHE II dengan angka mortalitas
sedang yaitu 37 responden (61,7%).
Berdasarkan hasil penelitian pada 60 responden, diperoleh hasil bahwa untuk nilai mean
tertinggi pada pernyataan aktivitas yang mengganggu di ICU adalah suara bising yaitu 7,72.
Sedangkan nilai mean tertinggi pada pernyataan aktivitas suara bising yang mengganggu di ICU
adalah suara yang ditimbulkan dari pasien yaitu 7,32. Aktivitas ini dipilih sebagai aktivitas yang
paling sering mengganggu kenyamanan pasien di ICU (nilai 10). Suara seperti teriakan,
rintihan kesakitan, kegelisahan yang ditimbulkan oleh pasien biasanya akan mengganggu
pasien lain yang berada dalam 1 ruangan. Suara kebisingan yang ditimbulkan oleh pasien lain
dapat menyebabkan gangguan psikis pasien yang mendengarkannya karena keadaan tersebut
dapat menimbulkan kecemasan dan rasa ketakutan mendadak sehingga tidak dapat melakukan
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur (Serap & Gursel, 2021). Hasil penelitian ini juga
didukung oleh Studi yang dilakukan (Gulam, Xyrichis, & Lee, 2020) bahwa dua pertiga pasien
melaporkan kebisingan sebagai faktor tertinggi penyebab gangguan tidur di malam hari.
Gambaran Faktor Lingkungan dan Kualitas Tidur Pasien Kritis di ICU
Tabel 2 Distribusi Tendensi Sentral Kuesioner Faktor Lingkungan Pasien Kritis di Ruang Perawatan Intensif
(Intensive Care Unit/ICU) (n=60)
Pernyataan Mean SD Min Max
Suara Bising 7,72 2,018 1 10
Cahaya/penerangan 5,37 2,980 1 10
Aktivitas yang mengganggu
Suhu ruangan 5,38 3,340 1 10
kenyamanan selama di ICU
Tindakan keperawatan 3,48 2,318 1 9
Pemeriksaan radiologi 3,23 2,96 1 9
Pengambilan sampel darah 3,30 2,456 1 9
Suara alat kesehatan sekitar 4,78 2,805 1 9
Suara alat kesehatan yang 5,30 2,265 1 9
menempel di tubuh
Suara tim kesehatan 4,28 2,744 1 9
Aktivitas suara bising yang Suara keluarga pasien 4,67 3,012 1 9
mengganggu kenyamanan Suara pasien lain 7,32 2,789 1 10
selama di ICU Suara langkah kaki 4,30 2,794 1 8
Suara benda jatuh 2,98 2,103 1 6
Suara telepon 2,90 1,989 1 7
Bel alarm 3,17 2,027 1 7
Suara tindakan medis 4,67 2,275 1 8
Aktivitas cahaya yang Cahaya redup 2,60 2,157 1 9
mengganggu kenyamanan di Cahaya terang 5,12 3,081 1 10
ICU
Aktivitas suhu yang Suhu dingin 5,15 3,172 1 10
mengganggu kenyamanan di Suhu panas 2,57 2,5 1 9
ICU
Tabel 2 menunjukkan bahwa pada pernyataan aktivitas yang paling sering mengganggu
kenyamanan di ICU (nomor 1) terdapat pada suara bising dengan nilai mean yaitu 7,72.
Sedangkan pada pernyataan sumber suara bising di ICU (nomor 2), responden merasakan
sumber suara bising paling sering mengganggu adalah suara yang ditimbulkan pasien lain
dengan nilai mean yaitu 7,32. Sementara itu untuk pernyataan aktivitas cahaya dan aktivitas
Erlangga Galih Zulva Nugroho / FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERKORELASI DENGAN KUALITAS TIDUR PASIEN
KRITIS DI RUANGPERAWATAN INTENSIF (INTENSIVE CARE UNIT/ICU)
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, Vol 5 No 1, Mei 2022 63
suhu yangpaling sering mengganggu di ICU adalah cahaya terang dan suhu dingin dengan
masing-masing nilai mean yaitu 5,12 dan 5,15.
Tabel 3 Distribusi Tendensi Sentral Kuesioner Kualitas Tidur Pasien Kritis di Ruang Perawatan Intensif
(Intensive Care Unit/ICU) (n=60)
Penilaian
Pernyataan Sangat sering Sering Kadang- Tidak pernah
kadang
Tidur kurang nyenyak 34 18 8 0
Tidak dapat memulai tidur dengan segera 38 14 8 0
Terjaga sepanjang hari 38 14 8 0
Tidak dapat tertidur dengan segera ketika 29 20 10 1
terbangun tiba-tiba
Terbangun dari tidur di tengah malam atau 31 21 7 1
terlalu dini
Merasa lelah saat bangun dari tidur 25 18 15 2
Waktu tidur yang sedikit 29 22 8 1
Sering merasa mengantuk di siang hari 27 18 15 0
Sering meminum obat untuk dapat memulai 39 15 6 0
tidur saya
Tabel 3. menunjukkan bahwa hal yang sangat sering dialami oleh pasien selama di ICU adalah
sering meminum obat untuk tidur yaitu 39 responden (65%) sedangkan hal yang tidak pernah
dialami pasien yaitu merasa lelah saat bangun tidur yaitu 2 responden (3,3%)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai faktor lingkungan pasien kritis selama
dirawat di ICU adalah 88,28 ± 29,76 dengan nilai maksimum 144 dan nilai minimum 35.
Sedangkan nilai median kualitas tidur pasien kritis selama dirawat di ICU adalah dan 13,50 ±
4,9 dengan nilai maksimum 27 dan nilai minimum 9.
Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden sangat sering mengalami
sulit untuk memulai tidur dengan segera dan terjaga sepanjang hari selama dirawat di ICU.
Jumlah responden yang mengalami hal tersebut yaitu sebanyak 39 responden (65%).
Sedangkan hal yang paling sedikit dialami responden selama dirawat di ICU adalah merasa
lelah saat bangun dari tidur. Jumlah responden yang mengalami hal tersebut yaitu 2 responden
(3,3%). Beberapa hal ini menunjukkan bahwa terdapat masalah dalam pemenuhan kualitas
tidur pasien yang dirawat di ICU.
Kualitas tidur pasien kritis dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu proses
penyakit, faktor lingkungan, stress psikologis dan obat (Kozier & Erb, 2009). Pada penelitian
yang dilakukan oleh peneliti, rata-rata pasien mengalami kualitas tidur yang buruk yang
ditandai dengan seringnya pasien mengalami sulit untuk memulai tidur dengan segera dan
terjaga sepanjang hari selama dirawat di ICU. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan Hofhui dimana sekitar 12% responden mengalami kualitas tidur yang buruk selama
dirawat di ICU (Naik et al., 2018). Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada pasien kritis
menjadi suatu permasalahan mendasar yang harus dihadapi oleh perawat dan dokter. Kualitas
tidur pasien kritis di ICU dapat dilihat dari latensi tidur yang berkepanjangan, sering terbangun,
peningkatan tidur fase NREM tahap 2, pengurangan atau tidak adanya tidur fase NREM tahap
3, dan pengurangan atau tidak adanya tidur fase REM. Ritme sirkadian pasien juga sangat tidak
menentu di ICU yang mempengaruhi metabolisme tubuh (Tiruvoipati, Mulder, & Haji, 2020).
Erlangga Galih Zulva Nugroho / FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERKORELASI DENGAN KUALITAS TIDUR PASIEN
KRITIS DI RUANGPERAWATAN INTENSIF (INTENSIVE CARE UNIT/ICU)
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, Vol 5 No 1, Mei 2022 64
Hubungan Faktor Lingkungan Terhadap Pasien Kritis di ICU
Tabel 4 Hubungan Faktor Lingkungan Terhadap Kualitas Tidur Pasien Kritis di Ruang Perawatan Intensif
(Intensive Care Unit/ICU) (n=60)
Variabel Kualitas Tidur
Correlation Coefficient (r) Sig (p-value)
Faktor lingkungan 0,333 0,009
Tabel 4 diperoleh nilai p-value 0,009 (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa korelasi antara faktor
lingkungan terhadap kualitas tidur adalah bermakna. Nilai korelasi Spearman sebesar 0,333
menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi sedang.
Hubungan faktor lingkungan terhadap kualitas tidur pasien kritis di ruang perawatan intensif
(Intensive Care Unit/ICU) diuji menggunakan uji Spearman dengan hasil p-value 0,009<0,05.
Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara faktor lingkungan terhadap
kualitas tidur pasien kritis di ICU. Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi
seseorang untuk tidur. Keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk
tertidur dan tetap tertidur di antaranya adalah suara/ kebisingan, suhu ruangan, dan
pencahayaan. Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat
terjadinya proses tidur dan meningkatkan kualitas tidur (Kozier & Erb, 2009).
Pasien yang sakit kritis dan menjalani perawatan di ruang ICU akan mendapatkan lingkungan
yang baru dan berbeda dari lingkungan perawatan yang lainnya. Hal ini biasanya justru dapat
mengganggu pola tidur pasien. Mereka menjadi terganggu dan sering kali terbangun dengan
sendirinya pada malam hari dan sulit untuk tidur kembali, merasa gelisah dan merasa risih
dengan peralatan yang menempel di tubuh (Adell et al., 2021). Pasien sering merasa kurang
nyaman dengan lingkungan yang baru dan berbeda tersebut dikarenakan udara yang kurang
sejuknya, pencahayaan yang kurang redup saat waktu istirahat tidur, lingkungan yang bising
dari suara alat mekanik yang membantu membaca kondisi pasien itu sendiri dan suara
dengkuran dari pasien disampingnya (Romadoni, 2018). Suara bising yang ditimbulkan oleh
pasien lain merupakan faktor lingkungan yang sering dialami dan mengganggu pasien selama
dirawat di ICU yang memiliki nilai mean sebesar 7,72. Pasien rata-rata tidak dapat memulai
tidur dengan segera dan sering terjaga sepanjang hari. Hal ini yang menyebabkan pasien di ICU
tidak dapat memenuhi kebutuhan tidurnya dengan optimal atau tidak mencapai kualitas tidur
yang baik.
Penelitian yang dilakukan oleh (Suparti & Suroso, 2020)) mendukung hasil penelitian ini,
dimana ditemukan bahwa tidngkat kebisingan yang ditimbulkan dari lingkungan ICU
berpengaruh nyata terhadap kualitas tidur pasien (p-value = 0,020 < 0,05). Faktor lingkungan
mempunyai faktor resiko yang dapat menyebabkan pasien mengalami gangguan tidur dan
kualitas tidur pasien kurang optimal. Sebagian besar pasien ICU memiliki kualitas tidur yang
buruk. Mengontrol percakapan dan aktivitas antar staf kesehatan, menggunakan penyumbat
telinga, dan memodifikasi alarm alat kesehatan yang berada di sekitar pasien dapat dilakukan
untuk mengurangi kebisingan di ICU untuk meningkatkan kualitas tidur pasien.
SIMPULAN
Pada penelitian didapatkan rata-rata total nilai faktor lingkungan pasien kritis selama dirawat
di ICU adalah 88,28 ± 29,76 dengan rentang nilai yaitu 58,52 – 118,04. Faktor lingkungan yang
paling mengganggu yaitu suara kebisingan dari suara pasien lain. Selain itu didapatkan pula
total nilai tengah kualitas tidur pasien kritis selama dirawat di ICU adalah 13,50 ± 4,9 dengan
Erlangga Galih Zulva Nugroho / FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERKORELASI DENGAN KUALITAS TIDUR PASIEN
KRITIS DI RUANGPERAWATAN INTENSIF (INTENSIVE CARE UNIT/ICU)
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, Vol 5 No 1, Mei 2022 65
rentang nilai median yaitu 8,6 – 18,4. Hal yang sering dialami oleh pasien kritis yaitu sulit
memulai tidur dengan segera dan sering terjaga sepanjang malam. Terdapat hubungan antara
faktor lingkungan terhadap kualitas tidur pasien kritis di ruang perawatan intensif (Intensive
Care Unit/ICU) p-value = 0.009 (p<0.05).
REFERENSI
Adell, M. D. B., Barrachina, L. G., Andrés, E. B., Graullera, G. C., Aznar, G. P., Marmaneu, M. Á. M., Selles, M. D. F., &
Urendez, A. M. (2021). Factors affecting sleep quality in Intensive Care Units. Medicina Intensiva (English
Edition), 45(8), 470–476.
Bihari, S., Doug McEvoy, R., Matheson, E., Kim, S., Woodman, R. J., & Bersten, A. D. (2012). Factors affecting sleep
quality of patients in intensive care unit. Journal of Clinical Sleep Medicine, 8(3), 301–307.
DuBose, J. R., & Hadi, K. (2016). Improving inpatient environments to support patient sleep. International Journal
for Quality in Health Care, 28(5), 540–553.
Elliott, R., McKinley, S., Fien, M., & Elliott, D. (2016). Posttraumatic stress symptoms in intensive care patients: An
exploration of associated factors. Rehabilitation Psychology, 61(2), 141.
Gulam, S., Xyrichis, A., & Lee, G. A. (2020). Still too noisy–An audit of sleep quality in trauma and orthopaedic
patients. International Emergency Nursing, 49, 100812.
Kozier, B., & Erb, G. (2009). Fundamental of Nursing Concept and Procedures. Addison-Wesley Publishing Company.
Naik, R. D., Gupta, K., Soneja, M., Elavarasi, A., Sreenivas, V., & Sinha, S. (2018). Sleep quality and quantity in
intensive care unit patients: a cross-sectional study. Indian Journal of Critical Care Medicine: Peer-Reviewed,
Official Publication of Indian Society of Critical Care Medicine, 22(6), 408.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi 7. Vol. 3. EGC.
Romadoni, S. (2018). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA PASIEN DI
RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT X PALEMBANG. Masker Medika, 6(2), 332–343.
Serap, G., & Gursel, O. (2021). Effects of Noise on Vital Signs and Anxiety Levels of Patients Hospitalized in the
General Surgery Intensive Care Unit. International Journal of Caring Sciences, 14(2), 1150.
Sterniczuk, R., Rusak, B., & Rockwood, K. (2014). Sleep disturbance in older ICU patients. Clinical Interventions in
Aging, 9, 969.
Suparti, S., & Suroso, J. (2020). The Correlation Between Humidity, Temperature, and Noise With Sleep Quality at
Intensive Care Unit (ICU). INDONESIAN NURSING JOURNAL OF EDUCATION AND CLINIC (INJEC), 5(1), 60–68.
Tiruvoipati, R., Mulder, J., & Haji, K. (2020). Improving sleep in intensive care unit: an overview of diagnostic and
therapeutic options. Journal of Patient Experience, 7(5), 697–702.
Wade, D., Hardy, R., Howell, D., & Mythen, M. (2013). Identifying clinical and acute psychological risk factors for
PTSD after critical care: a systematic review. Minerva Anestesiologica, 79(8), 944–963.
WHO. (2016). World Health Statistic 2015. World Health Organization.
Erlangga Galih Zulva Nugroho / FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERKORELASI DENGAN KUALITAS TIDUR PASIEN
KRITIS DI RUANGPERAWATAN INTENSIF (INTENSIVE CARE UNIT/ICU)