Semnas Mbii
Semnas Mbii
net/publication/280612684
CITATIONS READS
0 741
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Najmi Firdaus on 03 August 2015.
Penyelenggara &
Pendukung
Registrasi: goo.gl/forms/6efwJ7uzKc| Kontak: Afin (0813-8506-6018) | email: [email protected]
website: biodiversitas.mipa.uns.ac.id/S/gen/index.html | Rp. 450.000,- (Anggota MBI Rp. 350.000,-) | BNI 0356986994
Alamat surat: Jurnal Biodiversitas, Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta.
Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126. Tel./Fax. 0271-663375.
Penyelenggara &
Pendukung
JADWAL
Seminar Nasional
Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI)
Bandung, 13 Juni 2015
Kegiatan berikutnya:
Seminar Nasional MBI, Kampus UAI Jakarta, 12 September 2015
DAFTAR ISI
Abstrak Seminar Nasional
Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI)
Bandung, 13 Juni 2015
BIODIVERSITAS GENETIK
AO-01 Keragaman genetik padi lokal Kalimantan Timur Nurhasanah 91
AO-02 Aplikasi DNA Barcoding untuk analisis keragaman Widi Sunaryo 91
genetik lai-durian (Durio zibethinus x kutejensis) asal
Kalimantan Timur
AO-03 Level ekspresi gen CAT (Katalase) dan gen APX Lida Amalia, Sri Nanan B. 92
(Askorbat Peroksidase) pada pertumbuhan pinak pisang Widiyanto, Taufikurahman
(Musa paradisiaca) cv. Nangka yang mengalami cekaman
kromium (Cr)
AO-04 Akumulasi prolin dan profil ekspresi gen P5CS pada kulur Kusdianti, Iriawati, Diky S. 92
in vitro Pisang (Musa acuminata cv Barangan) yang Diningrat, Sri Nanan B. Widiyanto
diberi cekaman NaCl
BIODIVERSITAS SPESIES
BO-01 Keragaman morfologi tanaman jabon merah Yulianti Bramasto, Dede Jajat 92
(Anthocephalus macrophyllus) dan jabon putih Sudrajat, Eva Yusvita Rustam
(Anthocephalus cadamba): Berdasarkan dimensi buah,
benih dan daun
BO-02 Keanekaragaman makrofungi di kawasan Wana Wisata Rekyan Galuh Witantri, Fahrur 93
Alas Bromo, Karanganyar, Jawa Tengah Nuzulul Kurniawati, Nafsul
Muthmainah
BO-03 Keanekaragaman kupu-kupu (Insekta: Lepidoptera) di Deby Fajar Lestari, Rizma Dera 93
Wana Wisata Alas Bromo, BKPH Lawu Utara, Anggraini Putri, Muhammad
Karanganyar, Jawa Tengah Ridwan, Atika Dewi Purwaningsih
BO-04 Eksplorasi keanekaragaman jenis tumbuhan di Provinsi Herny Emma Inonta Simbala, 93
Maluku Utara sebagai antifertilitas Edwin de Queljoe, Carla Ferly
Kairupan
BO-05 Diversitas, perilaku kunjungan, dan efektivitas lebah Andi Gita Maulidyah Indraswari 94
penyerbuk pada tanaman tomat (Lycopersicon Suhri, Tri Atmowidi, Sih Kahono
esculentum; Solanaceae)
BO-06 Explorative inventory of plants diversity of tropical wet Imawan Wahyu Hidayat, Ikhsan 94
highland in Mount Seblat, Bengkulu Noviady
iv
BIODIVERSITAS EKOSISTEM
CO-01 Preferensi ekologis pohon kilemo (Litsea cubeba) sebagai Ichsan Suwandhi, Cecep Kusmana, 99
penghasil minyak atsiri potensial: Studi kasus di Gunung Ani Suryani, Tatang Tiryana
Papandayan, Jawa Barat
CO-02 Biodiversitas bakteri indigen dan kontribusinya dalam Munawar, Elfita 99
pengelolaan lingkungan tercemar: Studi kasus beberapa
wilayah di Indonesia
CO-03 Komposisi dan struktur vegetasi penghasil kopal di Lis Nurrani, Supratman Tabba 100
kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata,
Halmahera, Maluku Utara
CO-04 Suksesi sekunder hutan terganggu bekas perambahan di Hendra Gunawan 100
Taman Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat
CO-05 Konservasi ex situ jenis-jenis pohon hutan pegunungan Hendra Gunawan, Sugiarti 101
Jawa di Taman Kehati Babakan Pari, Kabupaten
Sukabumi
CO-06 Vegetasi kaldera Tengger, Taman Nasional Bromo Luchman Hakim, Fariana 101
Tengger Semeru, Jawa Timur Prabandari, Jehan Ramdani,
Muhammad Yusuf
CO-07 Strategi resolusi konflik ekosistem kawasan Taman Nurpana Sulaksono, Yayan Hadiyan 101
Nasional Gunung Merapi: Pelajaran dari Jurang Jero
CO-08 Evaluasi nilai APTI (Air Pollution Tolerance Index) dan Cucun Kurniati, Rina Ratnasih 102
API (Anticipated Performance Index) pada Swietenia Irwanto
macrophylla dan Agathis dammara yang terdapat di
Kampus ITB Ganesha, Bandung
v
CO-09 Evaluasi Reforestasi di Kawasan Taman Buru Masigit Izzat Nafisha Mirza, Rina Ratnasih 102
Kareumbi, Sumedang, Jawa Barat Irwanto
CO-10 Ekologi sosial pilang (Acacia leucophloea) di Timor Gerson Ndawa Njurumana 103
Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur
CO-11 Pelestarian cendana (Santalum album) berbasis Gerson Ndawa Njurumana 103
masyarakat di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur
CO-12 Ketersediaan dan keragaman tumbuhan bawah untuk Asmanah Widarti 103
pakan ternak di wilayah sekitar Taman Nasional Gunung
Halimun Salak
CO-13 Kontribusi hutan rakyat untuk kelestarian lingkungan dan Asmanah Widarti 104
pendapatan
CO-14 Aplikasi HESSA (Hydro Ecosystem Services Spatial Hikmat Ramdan 104
Assessment) untuk pemetaan wilayah penyedia dan
pengguna air di kawasan hutan pegunungan
CO-15 Keanekaragaman vegetasi pohon di sekitar sumber mata Muhammad Ridwan, Diagal Wisnu 104
air di Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan Pamungkas
CO-16 Aplikasi agroforestri sebagai upaya perbaikan Taman Sumarhani 105
Wisata Alam Gunung Selok Cilacap yang terdegradasi
CO-17 Arti penting peran serta masyarakat dalam rehabilitasi Sumarhani, Diana Prameswari 105
hutan lindung
CO-18 Keanekaragaman dan kelimpahan kumbang cerambycid Septiani Dewi Ariska, Tri 106
(Coleoptera: Cerambycidae) di Cagar Alam Pananjung Atmowidi, Woro A. Noerdjito
Pangandaran
CO-19 Perbedaan perilaku harimau Sumatra (Panthera tigris Popy Febrianti Purwoko, Alifah 106
sumatrae) pada Taman Nasional Way Kambas dengan Ayu Wulandari, Octa Samudera
konservasi ex-situ Kebun Binatang Surabaya
CO-20 Populasi, okupasi dan pengetahuan masyarakat tentang Ruhyat Partasasmita, Gema Ikrar 106
burung Serak Jawa (Tyto alba javanica J.F. Gmelin 1788) Muhammad, Johan Iskandar
di kawasan Kampus Universitas Padjadjaran Jatinangor
Sumedang
CO-21 Perilaku harian owa jawa (Hylobates moloch) rehabilitan Sangga Buana Komara, Muhammad 107
di Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Owa Jawa (Javan Qeitsal Sabil, Muhammad Reza
Gibbon Center) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Saputro
CO-22 Pemodelan distribusi habitat elang jawa (Nisaetus Ilyas Nursamsi, Nurvita 107
bartelsi) di Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah Cundaningsih, Hasna Silmi R,
Ruhyat Partasasmita
CO-23 Buhili (Bambu Hitam Lestari) untuk angklung alat musik Syaima Rima Saputri, Budi Irawan 108
tradisional warisan dunia: Kajian pengaruh faktor
lingkungan
CO-24 Siklus hidup elang jawa (Spizaetus bartelsi) sebagai Toufan Gifari, M Fachry Samudra, 108
predator tingkat tiga dalam menjaga keseimbangan Dewi Elfidasari, Riris L. Puspitasari
biodiversitas pegunungan Jawa Barat
CO-25 Layanan ekosistem di kawasan perkotaan: Studi kasus di Meidha Audina, Restu Ajeng 108
Kota Bandung Saputri, Teguh Husodo, Herri Y.
Hadikusumah
CO-26 Penggunaan ruang oleh berbagai jenis burung pada Zamzam I'lanul Anwar Atsaury, 109
lapisan kanopi hutan di Kawasan Gunung Dewata dan Teguh Husodo, Ruhyat Partasasmita
Gunung Waringin, Cagar Alam Gunung Tilu, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat
CO-27 Keanekaragaman rayap kasta prajurit di Pulau Randy Eka Aprilya, Enggar Utari, 109
Evi Amelia
vi
ETNOBIOLOGI
DO-01 Pemanfaatan tumbuhan bawah di zona pemanfaatan Sri Suharti 112
Taman Nasional Gunung Merapi oleh masyarakat sekitar
hutan
DO-02 Pengembangan aneka usaha kehutanan (AUK) untuk Sri Suharti 113
peningkatan pendapatan masyarakat
DO-03 Kaliwu: Model inisiatif lokal dalam konservasi daerah Gerson Ndawa Njurumana 113
perbukitan Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur
DO-04 Studi etnobotani keanekaragaman tanaman pangan pada Johan Iskandar, Budiawati S. 114
“Sistem Huma” dalam menunjang keamanan pangan Iskandar
Orang Baduy
DO-05 Studi etnoveterinari farmakologi pada masyarakat Pasir Asep Zainal Mutaqin, Joko 114
Biru, Rancakalong, Sumedang Kusmoro, Johan Iskandar, Dherisa
Oktaviani
DO-06 Pengetahuan emik dan etik karakter bambu dalam proses Syaima Rima Saputri, Teguh 114
pembuatan angklung: Studi kasus di Balai Angklung Husodo, Budi Irawan
Bandung
DO-07 Pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat oleh masyarakat Aisyah Handayani 115
sekitar Cagar Alam Gunung Simpang, Jawa Barat
BIOSAINS
EO-01 Implementasi gula aren (Arenga pinata) dan kurkuma Fredy J. Nangoy, T. Widjastuti, L. 115
(Curcuma longa) pra-transportasi sitem biosekuriti Adriani,
terhadap glukosa darah dan kadar glikogen ayam broiler
EO-02 Pengaruh pemberian pupuk hayati mikrosalin terhadap Y.B. Subowo 116
pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays) pada tanah
vii
kebun
EO-03 Teknik pematahan dormansi untuk mempercepat Naning Yuniarti, Dharmawati F. 116
perkecambahan benih kourbaril (Hymenaea courbaril) Djaman
EO-04 Teknik pengemasan yang tepat untuk mempertahankan Naning Yuniarti, Dharmawati F. 116
viabilitas benih bakau (Rhizophora apiculata) selama Djaman
penyimpanan
EO-05 Identifikasi hama dan penyakit benih nyamplung Naning Yuniarti, Tati Suharti, 117
(Callophyllum inophyllum) di Carita, Ciamis, Cilacap, Evayusvita Rustam
Purworejo, Gunung Kidul, Alas Purwo, Lombok dan
Pariaman
EO-06 Pemanfaatan Plant Growth Promoting Rhizobacteria Salamiah, Raihani Wahdah 117
(PGPR) dalam pengendalian penyakit tungro pada padi
lokal Kalimantan Selatan
EO-07 Kemampuan adaptasi empat jenis tanaman lokal dalam Arif Irawan, Iwanuddin, Jafred E 118
mendukung kegiatan rehabilitasi lahan alang-alang di Halawane, Moody C. Karundeng
Kabupaten Bolaan Mongondow Utara, Sulawesi Utara
EO-08 Performa sintasan dan pertumbuhan benih Cardinal tetra Nurhidayat, Liza Wardin, Ediyanto 118
(Paracheirodon axelrodi) dengan aplikasi daun ketapang Sitorus
(Terminalia catappa)
EO-09 Prioritas penelitian dan pengembangan jenis andalan Titi Kalima, Jasni, 118
setempat rotan
EO-10 Pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan bayam Alfatika Permatasari, Sugiyarto, 119
cabut (Amaranthus spp.) pada Sistem Relay-Intercropping Dwi Setya Saputra
Jagung-Sayur Umur Pendek-Padi
EO-11 Reaksi ketahanan 19 varietas padi rawa terhadap penyakit Anggiani, Cahaya Umah 119
hawar daun bakteri (Xanthomonas oryzae pv. oryzae)
EO-12 Analisis pertumbuhan tiga jenis tanaman asli Gunung Indriani Ekasari, Masfiro Lailati 119
Gede Pangrango di lahan agroforestri melalui pendekatan
allometrik di Nagrak, Sukabumi, Jawa Barat
EO-13 Potensi senyawa alelopati Clidemia hirta sebagai Lily Ismaini, Agnesia Lestari 120
bioherbisida
EO-14 Penentuan model tarif sumber daya air sebagaikompensasi Yooce Yustiana, Endang Hernawan, 120
jasa ekosistem kawasan hutan: Studi kasus di kawasan Hikmat Ramdhan
hutan Perhutani
EO-15 Uji kualitas sperma sexing sapi FH (Fries Holstein) pasca Rizma Dera Anggaini Putri, 120
thawing Muhammad Gunawan, Ekayana
Mulyawati Kaiin
EO-16 Potensi palma endemik Sulawesi (Areca vestiaria) Herny Emma Inonta Simbala, Linda 121
sebagai bahan aktif produk fitofarmaka antikanker W.A. Rotty, Fatimawali, Fecky
R.Mantiri
EO-17 Analisis lanskap jalur hijau jalan sebagai koridor Evanti Arosyani, Teguh Husodo, 121
persebaran burung di Kota Bandung Parikesit
EO-18 Rosot karbon vegetasi pohon di ruang terbuka hijau Kota Nurvita Cundaningsih, Teguh 122
Bandung: Studi kasus Taman Badak, Kebun Binatang, Husodo, Herri Y. Hadikusumah
dan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani
EO-19 Jamur entomopatogen Beauveria bassiana (Balsamo, Maharani Herawan Ossa Putri, 122
1912) sebagai agen pengendali nyamuk Aedes aegypti Hikmat Kasmara, Melanie
(Linnaeus, 1762)
EO-20 Strategi adaptasi kalender tanam terhadap variabilitas Yayan Apriyana 122
iklim pada sentra produksi padi
viii
EP-30 Pengembangan kultur akar rambut Rauwolfia serpentina Helda Lasboda Hader, Erly 135
(L.) Benth untuk produksi invitro reserpin Marwani
EP-31 Potensi jamur kancing (Agaricus bisporus) dalam Donowati Tjokrokusumo 135
melawan kanker dan penyakit degeneratif
THIS PAGE INTENTIONALLY LEFT BLANK
ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON
Volume 2, Nomor 3, Juni 2015 ISSN: 2407-8069
Halaman: 91-135 DOI: 10.13057/asnmbi/m020301
ABSTRAK
Seminar Nasional
Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI)
Bandung, 13 Juni 2015
Genetik AO-02
Aplikasi DNA Barcoding untuk analisis
AO-01 keragaman genetik lai-durian (Durio zibethinus x
kutejensis) asal Kalimantan Timur
Keragaman genetik padi lokal Kalimantan Timur
Widi Sunaryo
Nurhasanah Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman. Kampus Gunung Kelua, Jl.
Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman. Pasir Balengkong, No. 1, Samarinda 75123, Kalimantan Timur. Tel.: +62-
Kampus Gunung Kelua, Jl. Pasir Balengkong, No. 1, Samarinda 75123, 541-749343, email: [email protected],
Kalimantan Timur. Tel.: +62-541-749343, email: [email protected]
[email protected]
Keragaman buah-buahan lokal di Indonesia merupakan
Keanekaragaman plasma nuftah merupakan bahan dasar modal dasar untuk meningkatkan daya saing menghadapi
genetik yang sangat penting untuk merakit varietas-varietas membanjirnya buah-buah impor. Lai Durian (Durio
unggul baru dengan produktivitas dan kualitas hasil yang zibethinus x kutejensis) yang awalnya merupakan hasil
baik, serta memiliki ketahanan terhadap cekaman faktor silangan alami antara buah Durian (Durio zibethinus) dan
lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengangkat Lai (Durio kutejensis) adalah buah khas Kalimantan Timur
potensi daerah Kabupaten Kutai Barat, Provinsi yang mempunyai sifat-sifat unggul dalam hal rasa dan
Kalimantan Timur berupa kekayaan sumber daya genetik performa buah, sehingga sering memenangkan kontes
padi lokal yang selama ini belum dimanfaatkan secara durian bahkan beberapa varietas sudah di lepas sebagai
optimal dalam program pemuliaan tanaman padi. Hasil varietas unggul nasional. Eksplorasi dan identifikasi
eksplorasi di kabupaten tersebut menunjukkan tingginya keragaman genetik dari buah ini berdasarkan analisis
keragaman genetik padi lokal. Sebanyak 44 kultivar padi morfologi tanaman telah dikaji. Penggunaan marka
lokal berhasil dikumpulkan, yang terdiri dari 40 kultivar molekuler seperti DNA barcoding mempunyai prospek
padi beras dan empat kultivar padi ketan. Sekitar 80% dari yang sangat cerah untuk menelusuri keragaman genetik di
kultivar-kultivar tersebut merupakan padi ladang. Terdapat antara tanaman Lai Durian itu sendiri ataupun dengan
dua kultivar beras merah, yang potensial untuk induk asalnya, yaitu tanaman Durian dan Lai. Teknologi
dikembangkan sebagai pangan fungsional yang mempunyai baru identifikasi tanaman melalui DNA barcoding dapat
substansi aktif yang bermanfaat untuk kesehatan. Melalui dilakukan dengan cepat, akurat, dan tidak ambigu (bias)
tindakan eksplorasi dan konservasi, serta identifikasi karena memerlukan jumlah sampel yang sedikit dan
potensi genetik, pemanfaatannya dalam program pemuliaan mampu mengungkapkan variasi baru/keragaman baru pada
tanaman melalui proses seleksi dan evaluasi, diharapkan species-species yang sebelumnya belum diungkapkan.
kekayaan genetik padi lokal ini dapat dimanfaatkan secara Selain itu DNA barcoding dapat dilakukan oleh orang yang
optimal dalam program pemuliaan tanaman padi, untuk bukan ahli taksonomi sekalipun, dengan keakuratan yang
merakit kultivar-kultivar unggul baru dengan produktivitas sama, karena DNA barcoding bersifat reproducible,
dan kualitas hasil yang tinggi, dan memiliki ketahanan sehingga ketergantungan akan ahli taksonomi dapat
terhadap cekaman faktor lingkungan yang merupakan dikurangi. Sementara itu, identifikasi species/varietas
tujuan utama dari program pemuliaan tanaman saat ini. berdasarkan pada marka/penanda/ciri-ciri morfologi
(kunci-kunci taksonomi) yang dilakukan oleh ahli
Keragaman genetik, Kalimantan Timur, padi lokal, potensi taksonomi mempunyai kelemahan, yaitu hanya dapat
genetik diterapkan untuk tanaman dewasa, memerlukan waktu
lama karena pengambilan sampel/pengamatan harus
menunggu masa tertentu, seperti masa berbunga atau
92 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bandung, 13 Juni 2015, hal. 91-135
Level ekspresi gen CAT (Katalase) dan gen APX Penelitian ini bertujuan untuk melihat akumulasi prolin dan
(Askorbat Peroksidase) pada pertumbuhan pinak profil ekpresi gen Delta 1 Pyrroline-5-carboxylate synthase
pisang (Musa paradisiaca) cv. Nangka yang (P5CS) pada kultur pucuk pisang yang diberi cekaman
mengalami cekaman kromium (Cr) NaCl. Pucuk pisang (Musa acuminata cv. Barangan)
dikultur dalam medium MS (Murashige and Skoog 1962)
Lida Amalia1,2,♥, Sri Nanan B. Widiyanto2, dengan penambahan Benzilaminopurin (BAP), dengan
Taufikurahman2 perlakuan pemberian 25 (N25), 50 (N50), 75 (N75), dan
1Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP Garut, Jl. Pahlawan No. 32 100 (N100) mM NaCl. Kandungan prolin (Bates 1973) dan
Sukagalih, Tarogong Kidul, Garut 44151, Jawa Barat. Tel.: +62-262- isolasi RNA (Chang el al. 1993) dilakukan pada pucuk dan
233556, Fax.: +62-262-540469. ♥email: [email protected]
2 akar kontrol (BK) dan perlakuan. Profil ekspresi gen
Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati. Institut Teknologi Bandung.
Gedung SITH Labtek XI. Jl.Ganesha 10 Bandung 40132, Jawa Barat. dianalisis menggunakan quantitative Real-time PCR (qRT-
PCR). Hasilnya menunjukkan kandungan prolin pada
Logam berat banyak ditemukan pada hampir semua jenis pucuk paling tinggi adalah (135 mg/L) pada perlakuan 100
limbah industri, termasuk limbah penyamakan kulit yang mM NaCl, sedangkan pada akar paling tinggi (125 mg/L)
mengandung kromium (Cr). Cr berpengaruh dalam pada perlakuan 75 dan 100 mM NaCl. Gen P5CS
produksi Reactive Oxygen Species (ROS) yang meningkat pada akar di semua perlakuan, sedangkan pada
menyebabkan cekaman oksidatif. Cekaman oksidatif pucuk tertekan pada perlakuan 25, 50 dan 75 mM dan
adalah keadaan ketika jumlah ROS, seperti H2O2, O2-, OH- meningkat pada 100 mM. Ekspresi gen P5CS paling tingi
(sebagai produk samping dalam sejumlah reaksi (1,6 x) pada pucuk dengan perlakan 75 mM. Disimpulkan
metabolisme pada organel sel) melebihi jumlah antioksidan bahwa cekaman NaCl dapat meningkatkan akumulasi
yang dihasilkan. Antioksidan dapat berupa enzim atau non- prolin dan ekspresi gen P5CS, baik pada pucuk maupun
enzim. Antioksidan enzim di antaranya katalase dan akar.
askorbat peroksidase. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui level ekspresi gen katalase (CAT) dan askorbat Profil ekspresi, cekaman salinias, quantitative Real-time
peroksidase (APX) pada kultur in vitro kultivar pisang PCR
nangka dengan penambahan cekaman Cr. Pemberian
perlakuan cekaman selama periode pengkulturan in vitro
dilakukan dengan menambahkan Cr pada konsentrasi 50
ppm, 100 ppm, 200 ppm, 400 ppm dan 0 ppm sebagai
kontrol. Pada penelitian ini diamati pertumbuhan pinak
pisang dan dievaluasi level ekspresi gen CAT dan APX,
yang dilakukan dengan pendekatan molekuler. Hasil
Spesies
penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan pinak pisang
meningkat sampai konsentrasi 100 ppm, sedangkan pada
konsentrasi lebih tinggi terjadi penurunan pertumbuhan
BO-01
pinak pisang. Pada bagian akar, hanya gen CAT yang Keragaman morfologi tanaman jabon merah
terekspresi dan paling tinggi ekspresinya pada perlakuan (Anthocephalus macrophyllus) dan jabon putih
400 ppm. Pada bagian pucuk, baik gen CAT maupun gen
(Anthocephalus cadamba): Berdasarkan dimensi
APX terekspresi. Ekspresi gen CAT paling tinggi pada
perlakuan 50 ppm, sedang ekspresi gen APX paling tinggi
buah, benih dan daun
pada perlakuan 100 ppm. Yulianti Bramasto♥, Dede Jajat Sudrajat♥♥, Eva Yusvita
Rustam♥♥♥
Cekaman kromium, level ekspresi gen, Musa paradisiaca, Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Jl. Pakuan,
pertumbuhan Ciheuleut PO Box 105, Bogor 16100, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-
8327768. ♥email: [email protected], ♥♥ [email protected],
♥♥♥
[email protected]
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bandung, 13 Juni 2015 93
Tanaman jabon putih (Anthocephalus cadamba) dan jabon bulan April s.d. Mei 2015. Metode penelitian yang
merah (Anthocephalus macrophyllus) merupakan jenis digunakan adalah metode jelajah pada jalur yang telah
potensial yang saat ini sudah mulai berkembang pesat ditentukan sebelumnya dengan radius masing-masing 5 m
pemanfaatannya. Untuk mengetahui apakah ada variasi ke kanan dan 5 m ke kiri dari jalur penjelajahan. Pada
morfologi di antara kedua jenis tersebut dilihat berdasarkan penelitian ini diperoleh 20 jenis makrofungi di antaranya
dimensi buah, benih dan daun, maka penelitian ini adalah Marasmius crinisequi, Schizophyllum commune,
dilakukan. Jabon putih mempunyai sebaran tempat tumbuh Ganoderma australe, Polyporus arcularis, Clavulinopsis
yang cukup luas dengan kondisi geoklimat yang beragam, corallinorosacea, Tremella fuciformis, serta Xylaria
sedangkan jabon merah mempunyai sebaran tempat hypoxylon.
tumbuh yang relatif lebih sempit, terdapat di Sulawesi dan
Maluku. Secara umum terlihat ada perbedaan dalam hal Wana Wisata Alas Bromo, keanekaragaman. makrofungi
ukuran buah dan benih antara jabon putih dan jabon merah.
Berat buah jabon putih berkisar antara 28,15-111,25 g,
sedangkan untuk jabon merah berkisar antara 47,2-56,25 g.
Hal ini menunjukkan bentuk morfologi buah jabon merah
BO-03
yang berasal dari Makasar dan Manado hampir seragam Keanekaragaman kupu-kupu (Insekta:
atau variasinya sempit, karena kisaran nilai untuk semua Lepidoptera) di Wana Wisata Alas Bromo, BKPH
parameter yang diamati tidak terlalu jauh. Panjang ukuran Lawu Utara, Karanganyar, Jawa Tengah
panjang benih jabon putih berkisar antara 562,8-635,6 µm
dan diameter benih antara 395,9-471,0 µm. Adapun ukuran Deby Fajar Lestari♥, Rizma Dera Anggraini Putri,
benih jabon merah relatif lebih besar dari pada jabon putih, Muhammad Ridwan, Atika Dewi Purwaningsih
khususnya untuk benih asal Manado, rata-rata panjang Kelompok Studi Biodiversitas, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
benih jabon merah berkisar 587,8-694,6 µm dan rata-rata Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl. Ir.
Sutami36A Surakarta 57126, Jawa Tengah. Tel./Fax. +62-271-663375,
diameter benih jabon merah adalah 383,4-481,9 µm. ♥
email: [email protected]
Terdapat variasi antar populasi dalam ukuran buah dan
daun tanaman jabon, namun karakter-karakter tersebut
Kupu-kupu (Lepidoptera) merupakan bagian dari
(morfologi daun, buah dan benih) tidak berkorelasi nyata
keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya.
dengan ketinggian tempat, garis bujur, curah hujan, dan
Secara ekologis kupu-kupu turut andil dalam
suhu rata-rata tahunan.
mempertahankan keseimbangan ekosistem dan
memperkaya keanekaragaman hayati di alam. Kupu-kupu
Jabon, karakter, morfologi, tempat tumbuh berperan sebagai polinator pada proses penyerbukan bunga,
sehingga membantu perbanyakan tumbuhan secara alami
dalam suatu ekosistem. Tujuan dari penelitian ini adalah
BO-02 untuk mengetahui keanekaragaman fauna, khususnya kupu-
kupu (Lepidoptera) di Wana Wisata Alas Bromo, BKPH
Keanekaragaman makrofungi di kawasan Wana Lawu Utara, Karanganyar, Jawa Tengah. Kupu-kupu
Wisata Alas Bromo, Karanganyar, Jawa Tengah dikoleksi dengan menggunakan metode sweeping yang
Rekyan Galuh Witantri♥, Fahrur Nuzulul Kurniawati, diterapkan secara acak pada empat kawasan di Wana
Nafsul Muthmainah Wisata Alas Bromo. Dalam penelitian ini, ditemukan 15
spesies yang termasuk dalam 4 famili, yaitu: Nymphalidae,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl. Ir. Sutami36A Surakarta 57126, Papilionidae, Pieridae dan Lycaenidae. Dari 15 spesies
Jawa Tengah. Tel./Fax. +62-271-663375, ♥email: yang ditemukan, terdapat 4 spesies yang konstan
[email protected] ditemukan pada 4 kawasan sampling, yaitu Troides helena,
Mucalesis mineus, Euploea mulciber, dan Jamides alecto.
Hutan Wana Wisata Alas Bromo merupakan kawasan Troides helena (Papilionidae) adalah salah satu jenis kupu-
hutan wisata yang terketak di Kabupaten Karanganyar, kupu yang dilindungi menurut UU No 5 Tahun 1990, PP
Provinsi Jawa Tengah. Hutan Alas Bromo memiliki No 7 Tahun 1999 dan masuk dalam kategori CITES
berbagai jenis tegakan pohon diantaranya tegakan Apendix II.
Swietenia mahagoni, Tectona grandis, Pinus merkusii serta
Dalbergia latifolia. Selain komposisi vegetasi yang Keanekaragaman, kupu-kupu, Lepidoptera, Wana Wisata
beragam terdapat pula sumber air jernih, yaitu sungai yang Alas Bromo
mengalir di dalam kawasan hutan. Kedua faktor tersebut
merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk mendatangi
kawasan hutan Alas Bromo. Untuk meningkatkan mutu
sebagai hutan wisata serta pengembangannya sebagai BO-04
kawasan hutan ekowisata, maka perlu dilakukan kajian Eksplorasi keanekaragaman jenis tumbuhan di
mendalam mengenai potensi biodiversitas di kawasan Provinsi Maluku Utara sebagai antifertilitas
hutan tersebut. Salah satu potensi biodiversitas yang
menarik untuk dikaji dikawasan tersebut adalah Herny Emma Inonta Simbala♥, Edwin de Queljoe,
keanekaragaman makrofungi. Penelitian ini dilakukan pada Carla Ferly Kairupan
94 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bandung, 13 Juni 2015, hal. 91-135
Fakultas Peternakan, Universitas Sam Ratulangi. Jl. Kampus UNSRAT frekuensi kunjungannya yang tinggi dan kesesuaian antara
Klea-Bahu Manado 95115 Sulawesi Utara, Tel./Fax. +62-431-863186,
♥ karakter morfologi lebah dengan struktur bunga tomat.
email: [email protected]
Penyerbukan oleh lebah tersebut meningkatkan persentase
bunga menjadi buah 8,92%, ukuran panjang buah 43%,
Rendahnya partisipasi pria dalam program KB, disebabkan
jumlah biji/buah 189%, berat biji/buah 355% pada tanaman
terbatasnya pilihan kontrasepsi pria. Agar lebih mendorong
tomat yang tidak dikurung.
kaum pria untuk berperan aktif dalam mengikuti program
KB, maka sangatlah tepat untuk lebih banyak menyediakan
jenis kontrasepsi untuk pria, sehingga kaum pria memiliki Diversitas, frekuensi kunjungan, lebah penyerbuk,
berbagai alternatif yang sesuai pilihannya. Dalam mencari Lycopersicon esculentum tomat
bahan kontrasepsi untuk pria, selain harus mencegah
terjadinya pembijian, juga harus memenuhi kriteria aman,
reversibel, cepat kerjanya, mudah digunakan, dan tanpa BO-06
efek samping yang berarti bagi kesehatan pemakainya,
terutama potensi seks dan libido. Usaha untuk mengatasi Explorative inventory of plants diversity of
permasalahan tersebut sudah dilakukan dengan cara tropical wet highland in Mount Seblat, Bengkulu
konvensional, yaitu pemakaian kondom, vasektomi dan
hormon namun cara ini masih terdapat masalah yang cukup (Inventarisasi eksploratif keragaman tumbuhan
kompleks, yaitu kondom mempunyai efek psikis, dataran tinggi basah tropis di Gunung Seblat,
penggunaan vasektomi dapat menimbulkan infeksi dan Bengkulu)
biayanya mahal. Sedangkan penggunaan hormon dapat
menyebabkan kanker pada kelenjar prostate. Salah satu Imawan Wahyu Hidayat♥, Ikhsan Noviady
alternatif jenis kontrasepsi pria yang ideal adalah UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Lembaga Ilmu
penggunaan bahan alam, yaitu tanaman, yang sejalan Pengetahuan Indonesia (LIPI), PO Box 19, Sindanglaya, Cianjur 43253,
Jawa Barat. Tel.: +62-263-512233, 520448; Fax.: +62-263-512233.
dengan Undang-undang no.23 tahun 1992 tentang ♥
email: [email protected]
pengobatan tradisional.
Pegunungan di Sumatera masih menyimpan kekayaan
Antifertilitas, eksplorasi, keanekaragaman, Maluku Utara keberagaman tumbuhan dataran tinggi basah tropis.
Sebagai taman nasional terluas di Sumatera, Taman
Nasional Kerinci Seblat (TNKS) memiliki kekayaan
BO-05 keberagaman tumbuhan yang tinggi, baik secara vertikal
maupun horizontal. Gunung Seblat, sebagai bagian TNKS,
Diversitas, perilaku kunjungan, dan efektivitas merupakan pegunungan yang masih asli dan alami,
lebah penyerbuk pada tanaman tomat terutama dari gangguan dan perusakan oleh aktifitas
(Lycopersicon esculentum; Solanaceae) manusia. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah
menginventarisasi keberagaman tumbuhan khas dataran
Andi Gita Maulidyah Indraswari Suhri1,♥, Tri tinggi basah Gunung Seblat, untuk mengetahui jenis-jenis
Atmowidi1, Sih Kahono2 tumbuhan penyusunnya. Kegiatan inventarisasi dilakukan
1
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, melalui pengoleksian tumbuhan sepanjang jalur pendakian,
Institut Pertanian Bogor. Jalan Agatis, Gedung Fapet Wing 2 Lt. 4.
Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Jawa Barat. Tel./Fax.: +62-251- yang selanjutnya tumbuhan-tumbuhan hasil pengoleksian
8622833, ♥email: [email protected] lapangan dikonservasi secara ex situ di Kebun Raya
2
Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Cibodas (KRC). Penelitian dilakukan secara eksploratif,
Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, Bogor menyusuri jalur pendakian dari Desa Seblat Ulu,
16911, Jawa Barat.
Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong, Provinsi
Bengkulu. (641 m dpl) hingga pada ketinggian 1036 m dpl.
Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman
Selama pendakian, dilakukan pengoleksian tumbuhan,
berumah satu dan mampu melakukan penyerbukan sendiri.
terutama dalam bentuk anakan, dan inventarisasi
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari diversitas dan
keberagaman jenis-jenisnya. Terdapat 18 titik pengambilan
perilaku kunjungan lebah penyerbuk bunga tomat serta
sampel tumbuhan dengan radius pengamatan 3 x 3 m2
efektivitasnya pada pembentukan buah tomat. Dalam
setiap titiknya. Pengoleksian tumbuhan menghasilkan 380
penelitian ini digunakan pertanaman dikurung dengan kain
spesimen. Lima kelompok tumbuhan terbanyak yang
kasa dan tanaman terbuka untuk membandingkan buah
dikoleksi berasal dari suku Lauraceae dengan 18 spesies,
hasil penyerbukan dengan dan tanpa lebah. Diversitas lebah
Rubiaceae sebanyak 8 spesies, Anacardiaceae sebanyak 6
penyerbuk diamati dengan metode scan sampling,
spesies, Annonaceae sebanyak 5 spesies, Fagaceae
sedangkan perilaku kunjungan lebah diamati dengan
sebanyak 4 spesies. Dalam rangka memperkaya koleksi
metode focal sampling. Hasil penelitian menunjukkan
tumbuhan KRC dan usaha konservasi ex situ, maka
terdapat sebelas jenis lebah yang mengunjungi pertanaman
dilakukan pula pengoleksian tumbuhan untuk suku
tomat. Tiga jenis lebah dominan mengunjungi bunga tomat,
Orchidaceae, yang menghasilkan koleksi sebanyak 33
yaitu Xylocopa confusa, Amegilla cyrtandrae dan Ceratina
spesies.
cognata (Hymenoptera: Apidae). Ketiga spesies tersebut
merupakan lebah yang efektif sebagai penyerbuk, karena
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bandung, 13 Juni 2015 95
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis pepohonan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl. Ir. Sutami36A Surakarta 57126,
mangrove di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan
Jawa Tengah. Tel./Fax. +62-271-663375, ♥email: [email protected]
Riau. Penelitian dilakukan dengan metode penjelajahan di
Teluk Serasan dan Pulau Gordon, pada akhir tahun 2010.
Jawa bagian timur memiliki iklim yang relatif lebih kering
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 12 spesies pohon
daripada daerah lain di Pulau Jawa, namun memiliki cukup
mangrove dari delapan familia, yaitu: Avicennia marina,
banyak kumpulan gunung-gunung yang sejuk dan
Avicennia officinalis (Avicenniaceae), Lumnitzera littorea
menyediakan cukup air, misalnya kompleks Pegunungan
(Combretaceae), Pemphis acidula (Lythraceae),
Bromo, Tengger dan Semeru. Selaginella adalah jenis
Xylocarpus granatum (Meliaceae), Aegiceras floridum
tumbuhan herba yang memerlukan air untuk reproduksi,
(Myrsinaceae), Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal,
sehingga sangat menarik untuk mengetahuikeberadaannya
Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa
di kawasan yang beriklim relatif kering. Penelitian ini
(Rhizoporaceae), Scyphiphora hydrophyllacea
bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis
(Rubiaceae), dan Sonneratia alba (Sonneratiaceae). Jenis-
Selaginella di kawasan Taman Nasional Gunung Bromo,
jenis tersebut merupakan pohon mangrove yang juga
Tengger dan Semeru (TNBTS), Jawa Timur. Penelitian
banyak tumbuh di Kalimantan Barat dan Sarawak.
lapangan dilakukan pada bulan Juli 2007 dan Mei 2015,
dan lengkapi dengan pengamatan koleksi spesiemn dari
“Herbarium Bogoriense” Pusat Penelitian Biologi LIPI Mangrove, pohon, Natuna, Serasan
Cibinong, Bogor. Dari penelitian lapangan telah dikoleksi
tujuh spesimen herbarium, sementara dari koleksi BO
diamati 54 spesimen herbarium. Hasil penelitian BP-03
menujukkan di kawasan taman nasional ini dan daerah
perbatasannya ditemukan delapan spesies Selaginella, Keanekaragaman Lamiaceae berpotensi obat
yaitu: S. ciliaris, S. intermedia, S. involvens, S. opaca, S. koleksi Taman Tumbuhan Obat Kebun Raya
ornata, S. plana, S. remotifolia dan S. singalanensis. Cibodas
Namun, keberadaan S. intermedia dan S. singalanensis
Aisyah Handayani
perlu dikonfirmasi lebih lanjut karena masing-masing
UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Lembaga Ilmu
hanya teramati dari satu lembar herbariun, yaitu O Pengetahuan Indonesia (LIPI), PO Box 19, Sindanglaya, Cianjur 43253,
Posthumus 1615 dan Kobus Tosari 147. Di Jawa, sebaran Jawa Barat. Tel.: +62-263-512233, 520448; Fax.: +62-263-512233. email:
S. intermedia terkonsentrasi di Jawa bagian barat. [email protected]
Sementara, perjumpaan S. singalanensis di Jawa relatif
jarang. Lamiaceae merupakan salah satu suku tumbuhan yang
memiliki peran dalam pengobatan tradisional. Beberapa
Keanekaragaman, Selaginella, Taman Nasional Gunung jenisnya dimanfaatkan sebagai bahan obat karena memiliki
Bromo Tengger Semeru kandungan minyak atsiri. Penggalian potensi Lamiaceae
koleksi Taman Tumbuhan Obat Kebun Raya Cibodas,
Cianjur Jawa Barat sebagai bahan obat perlu dilakukan
BP-02 untuk mengetahui keanekaragaman dan manfaat yang
dimiliki oleh setiap jenisnya. Data ini juga dapat digunakan
Keanekaragaman jenis-jenis pepohonan mangrove dalam kegiatan pendidikan lingkungan. Penelitian
di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan dilakukan pada Februari s.d. Maret 2015 di area Taman
Riau Tumbuhan Obat Kebun Raya Cibodas yang termasuk ke
dalam Vak IX A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Ahmad Dwi Setyawan1,♥, Yahya Ihya Ulumuddin2 terdapat 10 jenis tumbuhan dari suku Lamiaceae yang
1
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, memiliki berbagai potensi untuk pengobatan, yakni
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl. Ir. Sutami36A Surakarta 57126, Lavandula angustifolia, Mentha arvensis, Mentha piperita,
Jawa Tengah. Tel./Fax. +62-271-663375, ♥email: [email protected]
2 Orthosiphon aristatus, Plectranthus scutellarioides,
Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI, Ancol, Jakarta Utara
Pogostemon cablin, Rosmarinus officinalis, Rotheca
serrata, Scutellaria discolor, dan Scutellaria javanica.
Serasan adalah salah satu pulau terdepan di Provinsi
Jenis yang umum digunakan untuk pengobatan adalah
Kepulauan Riau, yang berhadapan langsung dengan
Orthosiphon aristatus, Plectranthus scutellarioides,
Sarawak, Malaysia. Pulau kecil ini memiliki luas sekitar 70
Rotheca serrata, dan Scutellaria discolor.
km2 dengan jumlah penduduk sekitar 8000 jiwa, manun
telah dihuni sejak ratusan tahun lalu karena memiliki teluk
yang sangat sesuai untuk berlindung kapal-kapal dagang. Kebun Raya Cibodas, Lamiaceae, tumbuhan obat
Pantai di sebelah utara pulau didominasi oleh karang dan
pasir putih, sementara di bagian selatan terdapat banyak
teluk dan yang dilindungi oleh pulau-pulau kecil (Pulau BP-04
Gordon dan Batu Berian), sehingga sangat sesuai untuk
pertumbuhan mangrove. Penelitian mangrove di pulau- Biji-biji menarik dan unik koleksi Kebun Raya
pulau kecil sangat menarik terkait dengan proses migrasi Cibodas
dan pertukaran genetik dengan pulau utama. Penelitian ini
98 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bandung, 13 Juni 2015, hal. 91-135
Masfiro Lailati♥, Indriani Ekasari Rhododendron spp., Begonia spp., dan Impatiens spp.
UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Lembaga Ilmu Dikoleksi tumbuhan berpotensi sebagai penghasil kayu di
Pengetahuan Indonesia (LIPI), PO Box 19, Sindanglaya, Cianjur 43253, antaranya Lithocarpus spp., Exbucklandia populnea,
Jawa Barat. Tel.: +62-263-512233, 520448; Fax.: +62-263-512233, Syzygium spp.; adapun Gaultheria spp., Zingiberaceae, dan
♥
email: [email protected]
Piperaceae merupakan jenis-jenis tumbuhan berpotensi
sebagai bahan obat-obatan. Tumbuhan yang berpotensi
Kebun Raya Cibodas, Lembaga Ilmu Pengetahuan
sebagai bahan pangan antara lain Rubus spp., Calamus sp.
Indonesia (LIPI) dikenal sebagai tempat wisata
dan Smilax sp. Hasil analisis vegetasi pada tumbuhan
pegunungan yang terletak di kaki Gunung Gede Pangrango
bawah menunjukkan Ophiorriza sp., Elatostema sp., dan
di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Kebun Raya Cibodas
Syzygium sp., mendominasi kawasan Gunung Marapi pada
selain sebagai tempat wisata edukatif juga memiliki fungsi
zona sub montana. Jenis-jenis pohon yang dominan dalam
utama sebagai tempat penelitian dan konservasi tumbuhan
zona itu adalah Macropanax dispermum, Villebrunea
ex-situ. Areal seluas 85 ha ini digunakan untuk memelihara
rubescens, dan Castanopsis javanica.
tanaman koleksi yang berasal dari Indonesia maupun dari
luar negeri sejak tahun 1862. Selain tanaman sebagai
keragaman, flora berpotensi, komposisi vegetasi, Gunung
koleksi hidup, di Kebun Raya Cibodas, juga terdapat biji-
Marapi, Sumatera Barat
biji yang dipanen dari tanaman koleksi dan tersimpan
dalam bank biji. Biji-biji yang tersimpan di bank biji
berasal dari tanaman koleksi, dari kegiatan eksplorasi di
kawasan Indonesia terutama pada dataran tinggi basah atau BP-06
dari kegiatan pertukaran biji antar kebun raya (seed
exchange). Di antara koleksi biji-biji terdapat beberapa biji Eksplorasi flora di kawasan Gunung Galunggung,
yang unik dan menarik, baik dari segi ukuran ataupun Jawa Barat untuk pengayaan koleksi Kebun Raya
bentuk morfologinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk Kuningan, Jawa Barat
mengenal lebih mendalam biji-biji menarik berpotensi yang
Musyarofah Zuhri1,♥, Harry Wiriadinata2, Ratna Suti
belum dikenal luas di masyarakat. Metode penelitian yang
Astuti3, Supan Hadiwaluyo3, Syamsudin1
digunakan adalah metode survei di bank biji Kebun Raya 1
UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Lembaga Ilmu
Cibodas dan studi pustaka. Biji-biji unik dan menarik yang Pengetahuan Indonesia (LIPI), PO Box 19, Sindanglaya, Cianjur 43253,
diamati adalah Areca vestiaria, Arytera littolaris, Jawa Barat. Tel.: +62-263-512233, 520448; Fax.: +62-263-512233.
Cinnamomum porrectum, C. rhynchophyllum, Elaeocarpus [email protected], [email protected]
2
angustifolius, E. pierrei, E. submonoceras, Lithocarpus Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Kompleks CSC-LIPI, Jl. Raya Bogor Km. 46, Cibinong, Bogor 16911,
indutus, Pachira aquatica, Symplocos costata dan Jawa Barat
Tabebuia chrystoricha. 3
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya
Bogor), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jl. Ir. H. Juanda
Koleksi, konservasi, Kebun Raya Cibodas, manfaat, unik No. 13, P.O. Box 309, Bogor 16003, Jawa Barat.
memiliki keunikan dan memiliki status langka, yaitu sebesar 0.745, yaitu: rasio C/N, kandungan Fe, kelerengan,
dawola (Trema cannabina Lour.), Gaultheria sp., pendeuy porsi liat tanah, dan air tersedia. Sedangkan faktor-faktor
(Parkia roxburghii G.Don), Pinanga sp., cau cungit (Musa yang secara signifikan berpengaruh terhadap kandungan
troglodytarum L.), jambu nagri (Psidium sp.) dan ki leho senyawa minyak L. cubeba diperoleh lima faktor yang
(Saurauia cauliflora DC.) yang memiliki status konservasi secara bersama-sama berpengaruh nyata dengan nilai R2
rentan (vulnerable) berdasarkan IUCN Red List versi sebesar 0.737, yaitu: ruang pori total, sulfur (S), air
2014.2. tersedia, nitrogen (N), dan magnesium (Mg). Hasil analisis
ini memberikan informasi bahwa faktor tanah baik sifat
Eksplorasi flora, Gunung Galunggung, Tumbuhan pionir, fisika maupun kimia memiliki peran dominan terhadap
vegetasi kawah kandungan minyak atsiri L. cubeba.
Ekosistem CO-02
Biodiversitas bakteri indigen dan kontribusinya
CO-01 dalam pengelolaan lingkungan tercemar: Studi
kasus beberapa wilayah di Indonesia
Preferensi ekologis pohon kilemo (Litsea cubeba)
Munawar♥, Elfita
sebagai penghasil minyak atsiri potensial: Studi 1
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
kasus di Gunung Papandayan, Jawa Barat Universitas Sriwijaya, Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM 32 Indralaya,
Ogan Ilir 30662, Sumatera Selatan. Tel. +62- 711-580056, Fax. +62-711-
Ichsan Suwandhi1,♥, Cecep Kusmana2, Ani Suryani3, 580268, ♥email: [email protected]
Tatang Tiryana2 2
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1
Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati. Institut Teknologi Bandung. Universitas Sriwijaya, Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM 32 Indralaya,
Gedung SITH Labtek XI. Jl.Ganesha 10 Bandung 40132, Jawa Barat. Ogan Ilir 30662, Sumatera Selatan
Tel.: +62-22-2511575, 2500258, Fax.: +62-22-2534107, ♥email:
2
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Puspa No. 1 Kampus Bakteri merupakan kelompok makluk hidup berukuran
IPB Darmaga Bogor 16680, Jawa Barat. renik, namun menempati dua domain dari tiga domain
3
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB
Darmaga Bogor 16680, Jawa Barat dalam sistem klasifikasi. Hal ini berarti bakteri mempunyai
keanekaragaman yang sangat tinggi baik secara morfologi,
Litsea cubeba Lour. Persoon atau secara lokal dikenal fisiologi, dan potensi. Beberapa lokasi tercemar di tiga
dengan nama kilemo atau lemo (Jawa Barat), kranggean propinsi, yaitu Sumatera Selatan, Jambi, dan Papua Barat
(Jawa Tengah) dan attarasa (Sumatera Utara) merupakan telah dilakukan eksplorasi mikroba dan dipelajari
pohon kecil sampai sedang, anggota dari suku Lauraceae. kontribusinya dalam pengelolaan lingkungan tercemar.
Jenis pohon ini merupakan salah satu unit keanekaragaman Metode yang digunakan meliputi tahapan isolasi dan
hayati Jawa Barat yang sangat penting, dikenal sebagai identifikasi bakteri, uji potensi, dan penerapan dalam
penghasil minyak atsiri potensial dari seluruh bagian mengatasi lingkungan tercemar di lapangan. Biodiversitas
pohonnya. Penelitian tentang preferensi ekologis pada bakteri yang diperoleh adalah Nitrosococcus sp. (P1.1.);
habitat alaminya dalam kaitannya dengan minyak atisiri Enterococcus sp. (P2.3.); Planococcus sp. (P4.5.);
yang dihasilkan sangat penting sebagai dasar dalam upaya Micrococcus sp. (LC.I4); Bacillus sp. (LC.VI3);
pembudidayaannya. Penelitian ini bertujuan untuk Pseudomonas sp. (LC.II7); dan Xanthomonas sp.
mengetahui preferensi ekologis L. cubeba terhadap faktor- (LC.III10); Bacillus coagulan; B. slentimorbus; B.
faktor habitat yang berperan menghasilkan minyak atsiri. spasteuri; B. freudenrechii; Pseudomonas freudenreichi;
Metode yang digunakan adalah dengan membuat plot-plot P. aeruginosa; merupakan bakteri indigen yang
pengamatan pada tipe-tipe habitat yang berbeda di Gunung berkontribusi dalam pemulihan lingkungan tercemar
Papandayan, Jawa Barat untuk memperoleh informasi limbah cair dan padat dari kegiatan ekslporasi dan produksi
biofisik, dilanjutkan dengan pengujian minyak atsiri di minyak bumi di Propinsi Sumatera Selatan. Bakteri indigen
laboratorium. Sampel-sampel daun, buah dan kulit batang yang ditemukan di Propinsi Jambi meliputi P.
diambil untuk diuji kandungan minyak atsirinya pseudoalcaligenes, B. sphaericus, B. megaterium, B.
menggunakan metode destilasi uap dan dilanjutkan dengan cereus, B. mycoides, dan Xanthobacter autotrophicus
analisis GCMS. Pengujian statistik menggunakan analisis berkontribusi dalam pemulihan lingkungan tercemar
stepwise regression untuk memperoleh faktor-faktor limbah padat dari kegiatan eksplorasi dan produksi minyak
habitat tertentu yang berpengaruh terhadap rendemen dan bumi. Sedangkan P. flourescens, P. aeruginosa, dan B.
komposisi minyak atsiri yang dihasilkan. Hasil penelitian coagulan merupakan bakteri indigen yang berkontribusi
diperoleh informasi bahwa L. cubeba memiliki preferensi dalam pemulihan lingkungan tercemar limbah padat dari
terhadap lima faktor yang secara bersama-sama kegiatan ekslporasi dan produksi minyak bumi di Propinsi
berpengaruh nyata terhadap rendemen dengan nilai R2 Papua Barat. Waktu yang diperlukan untuk memulihkan
lingkungan tercemar limbah minyak bumi oleh bakteri
100 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bandung, 13 Juni 2015, hal. 91-135
tersebut tidak lebih dari delapan bulan, sehingga masih Agathis dammara, komposisi, struktur, Taman Nasional
memenuhi ketentuan yang berlaku, yaitu maksimum Aketajawe Lolobata
delapan bulan. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa setiap lokasi tersebut ditemukan
biodiversitas bakteri indigen yang dapat digunakan dalam
CO-04
memulihkan lingkungan yang telah tercemar oleh limbah
minyak bumi dari kegiatan eksplorasi dan produksi minyak Suksesi sekunder hutan terganggu bekas
bumi. perambahan di Taman Nasional Gunung Ciremai,
Jawa Barat
Bakteri indigen, biodiversitas, lingkungan tercemar
Hendra Gunawan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan
CO-03 Lingkungan Hidup. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box 165, Bogor 16001,
Jawa Barat. Tel. +62-251-8633234; 7520067. Fax. +62-251 8638111.
Komposisi dan struktur vegetasi penghasil kopal email: [email protected]
di kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata,
Halmahera, Maluku Utara Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Jawa Barat
ditetapkan pada tahun 2004 dengan luas ±14,390 ha.
Lis Nurrani♥, Supratman Tabba Kawasan konservasi ini merupakan perwakilan ekosistem
Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Manado. Jl. Raya Adipura, Kima Atas, hutan hujan dataran rendah (200-1000 m dpl), hutan hujan
Mapanget, Manado 95259, Sulawesi Utara. Tel. +62-431-3666683, Fax.
pegunungan (1000-2400 m dpl) dan hutan sub alpin (>2400
+62-431-3666683, ♥email: [email protected]
m dpl). Sebelum ditetapkan sebagai, taman nasional,
kawasan Gunung Ciremai merupakan hutan lindung dan
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang banyak
hutan produksi yang sudah mengalami perambahan yang
dimanfaatkan dan memberikan kontribusi terhadap
masif oleh masyarakat di sekitarnya. Sekitar 7,222 ha
peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar Taman
(50,19%) kawasan hutan TNGC telah digarap oleh
Nasional Aketajawe Lolobata (TNAL), Halmahera,
masyarakat untuk budidaya tanaman pangan, khususnya
Maluku Utara adalah getah kopal yang disadap dari
sayur mayur. Perambahan ini menyebabkan degradasi
tegakan Agathis dammara (Lambert) L. Rich. Tingginya
keanekaragaman hayati flora dan fauna. Perambahan juga
pemanfaatan getah oleh masyarakat, maka dipandang perlu
mengancam fungsi hidrologi karena sekitar 4206.57 ha atau
adanya evaluasi dan kajian potensi tegakannya. Tujuan
58,25% dari luas perambahan berada pada lereng-lereng
penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan
curam dan sangat curam dengan kemiringan lebih dari
struktur vegetasi tumbuhan pada habitat A. dammara.
25%. Oleh karena itu, pada tahun 2010/2011 pengelola
Pengambilan data menggunakan plot ukur berbentuk
TNGC bekerjasama dengan Pemerintah Daerah melakukan
kuadrat berukuran 20 m x 20 m yang diletakkan secara
evakuasi perambah keluar dari kawasan TNGC. Sekitar
purposive sebanyak 11 plot dengan jarak antar plot 150-
satu tahun setelah ditinggalkan oleh perambah, terjadi
200 m pada ketinggian tempat antara 650-850 m dpl. Hasil
suksesi sekunder melalui rekolonisasi oleh hutan-hutan
penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis pada
utuh di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui
habitat A. dammara untuk semua tingkatan baik pohon,
hasil suksesi sekunder pada areal terdegradasi pasca
tiang, pancang, dan semai bernilai rendah (H' < 2,3026).
ditinggalkan perambah. Metode yang digunakan adalah
Penguasaan jenis A. dammara sangat dominan pada tingkat
analisis vegetasi jalur berpetak pada empat lokasi contoh,
pohon dengan Indeks Nilai Penting (INP) sebesar 70,41%,
yaitu: Cigugur, Batu Kancah, Cipari dan Seda. Hasil
dominansi relatif 37,48%, kerapatan relatif 21,35% dan
penelitian menunjukkan bahwa di areal bekas perambahan
frekuensi relatif 11,58%. Selain A. dammara, strata pohon
telah terjasi suksesi sekunder melalui rekoloniasai oleh
didominasi oleh H. arafuruensis, C. hirsutum dan Dillenia
hutan-hutan utuh di dekatnya. Hal ini diindikasikan oleh
spp. Tingkat tiang didominasi oleh jenis M. florida,
hadirnya berbagai jenis anakan pohon asli seperti Quercus
Dillenia spp dan Syzigium. Dominansi A. dammara juga
sp., Castanopsis argeritea, Trema orientale, Mallotus
terlihat pada tingkat pancang, namun kerapatan dan
ricinoides, Villebrunea rubescens, Actinorhytis calapparia,
frekuensi perjumpaan ditingkat ini sedikit lebih rendah
Melochia umbellata, Dillenia pulchella, Streculia sp.,
dibandingkan dengan Dillenia spp. Tingkat tiang dan semai
Ficus sp., Scheffera aromatica, Ficus variegata,
didominasi oleh Dillenia spp, Callophylum dan Syzigium.
Arthocarpus elasticus, Macaranga gigantea, Antidesma
Berdasarkan jumlah spesies dalam setiap suku, Myrtaceae
bunius, Cryptocarya densiflora, Sterculia campanulata,
merupakan suku yang paling dominan yang terdiri atas tiga
Crypteronia paniculata, Alstonia scholaris, Phyllanthus
jenis. Umumnya jenis yang hidup pada habitat A. dammara
emblica dan Dracontomelon mangiferum. Dari empat plot
memiliki kesamaan karakter dengan vegetasi utamanya,
pengamatan suksesi alam menunjukkan indeks
yaitu memiliki getah dengan aroma khas yang menyengat.
keanekaragaman jenis anakan yang bervariasi, yaitu di
Kurva struktur populasi A. dammara berdasarkan jumlah
Cigugur 2,45, Batu Kancah 1,92, Cipari 2,78 dan Seda
sebaran individu pada tingkat pertumbuhannya berbentuk J
0,69. Indeks kemerataan jenis (evenness) anakan pohon di
terbalik
Cigugur 0,63, Batu Kancah 0,54, Cipari 0,89 dan Seda
0,31.
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bandung, 13 Juni 2015 101
kawasan alami yang memiliki ekosistem asli dataraan 2534107, ♥email: [email protected],
♥♥
[email protected]
tinggi dan berperan sangat penting dalam menjaga
keanekaragam spesies tumbuhan dan hewan. Erupsi
Gunung Merapi pada tahun 2006 dan 2010 telah Vegetasi dari berbagai bentuk hidup, baik pohon, perdu
mengeluarkan jutaan kubik pasir yang tersebar terutama di maupun herba dapat menjadi salah satu komponen yang
dalam kawasan taman nasional. Akibatnya, disamping pasir berperan secara ekologis dalam memperbaiki lingkungan di
menjadi material bernilai ekonomi yang menjanjikan, suatu kawasan perkotaan. Setiap jenis tumbuhan memiliki
kawasan dimana pasir beradapun menjadi sumber konflik kerentanan yang berbeda terhadap polusi udara. Penelitian
banyak pihak, sehingga ekosistem kawasan taman nasional ini dilakukan untuk mengevaluasi nilai APTI (Air Pollution
pun terancam. Konflik tersebut harus dapat diselesaikan, Tolerance Index) dan API (Anticipated Performance Index)
karena telah mengancam keberadaan kawasan taman pada tumbuhan Swietenia macrophylla dan Agathis
nasional yang menjadi sumber jasa ekologi bagi daerah- dammara yang merupakan pohon pelindung di kampus
daerah di sekitarnya. Salah satu tempat yang menjadi ITB Ganesha, Bandung. Metode yang digunakan adalah
sumber konflik adalah Jurang Jero di Srumbung, menghitung nilai APTI yang terdiri dari berbagai parameter
Magelang, yang berada di hulu Kali Putih, salah satu fisiologi pada daun, yaitu total klorofil, kandungan asam
sungai yang dilewati jutaan kubik material erupsi Gunung askorbat, kandungan air relatif, dan pH. Berdasarkan nilai
Merapi tahun 2010. Di satu sisi, pemanfaatan pasir di APTI, tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi beberapa
Jurang Jero menjadi sisi positif bagi peningkatan kategori, yaitu toleran (nilai APTI 30-100), intermediet
perekonomian bagi para penambang, tetapi di sisi lain, toleran (nilai APTI 29-17), sensitif (nilai APTI 16-1), dan
secara legal melalui Undang Undang No. 18 Tahun 2013 sangat sensitif (nilai APTI <1). Kemudian, nilai API
diatur bahwa penambangan dan pengambilan hasil tambang dianalisis berdasarkan nilai APTI, karakter biologi dan nilai
pada kawasan taman nasional tersebut dilarang tanpa seizin sosio-ekonomi. Nilai API dapat digunakan untuk
menteri. Balai TNGM merupakan pihak yang sangat merekomendasikan tumbuhan yang akan dipilih sebagai
berkepentingan atas hal kontradiksi tersebut, sehingga tumbuhan yang berfungsi ekologis, diantaranya sebagai
konflik dengan berbagai pihakpun tidak menjadi perhatian. penyerap polusi. Hasil penelitian menunjukan nilai APTI
Tulisan ini bertujuan untuk menyajikan racangan resolusi pada S. macrophylla adalah 7.02 sedangkan pada A.
konflik pemanfaatan pasir pada kawasan TNGM. Identikasi dammara adalah 8.54, sehingga kedua tanaman tersebut
masalah dan analisis peta konflik telah dibuat untuk dikelompokkan ke dalam tumbuhan sensitif terhadap
membangun strategi penyelesaian yang terbaik agar dapat terhadap polusi udara. Nilai API pada S. macrophylla
berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Hasil analisis adalah 41,18% sehingga termasuk kategori spesies poor,
didapat bahwa kontrol dari pihak berwenang, kebutuhan sedangkan pada A. dammara adalah 54,94% sehingga
ekonomi dan kesadaran menjadi sumber masalah yang termasuk kategori spesies moderate.
sangat penting. Beberapa pihak yang teridentifikasi
berkonflik dengan TNGM adalah: para pengambil pasir Agathis dammara, Air Pollution Tolerance Index, APTI,
tradisional, pengambil pasir mekanis, Balai Besar Wilayah API, Kampus ITB Ganesha, Swietenia macrophylla
Sungai Serayu Opak (BBWSSO) dan masyarakat non
penambang. Strategi bekerjasama (collaborating) menjadi
pilihan terbaik untuk penyelesaian konflik dengan CO-09
pengambil material manual. Sementara itu, strategi
bertanding (competiting) dapat dilakukan terhadap para Evaluasi reforestasi di Kawasan Taman Buru
pengambil pasir mekanis, sedangkan konflik dengan Masigit Kareumbi, Sumedang, Jawa Barat
BBWSSOP dan masyarakat non penambang dapat
Izzat Nafisha Mirza♥, Rina Ratnasih Irwanto♥♥
diselesaikan dengan cara meningkatkan koordinasi dan
Program Studi Biologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati. Institut
hubungan baik. Teknologi Bandung. Gedung SITH Labtek XI. Jl.Ganesha 10 Bandung
40132, Jawa Barat. Tel.: +62-22-2511575, 2500258, Fax.: +62-22-
Gunung Merapi, penambangan, resolusi konflik, taman 2534107, ♥email: [email protected], ♥♥ [email protected]
nasional
Reforestasi merupakan salah satu metode pemulihan
lingkungan pasca kerusakan pada lahan yang dulunya
CO-08 terdapat area hutan. Reforestasi telah dilakukan di kawasan
Taman Buru Masigit Kareumbi (TBMK), Sumedang, Jawa
Evaluasi nilai APTI (Air Pollution Tolerance Barat yang dikenal dengan Program Adopsi Pohon TBMK.
Index) dan API (Anticipated Performance Index) Perkembangan program ini selama enam tahun
menunjukan keberhasilan penanaman sekitar 150.000
pada Swietenia macrophylla dan Agathis dammara
pohon, tetapi di lain pihak kegagalan penanaman bibit di
yang terdapat di Kampus ITB Ganesha, Bandung kawasan reforestrasi mencapai 29%. Tujuan penelitian ini
Cucun Kurniati♥, Rina Ratnasih Irwanto♥♥ adalah untuk menganalisis faktor penyebab kegagalan
Program Studi Biologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati. Institut penanaman bibit pohon dengan menganalisis pertumbuhan
Teknologi Bandung. Gedung SITH Labtek XI. Jl.Ganesha 10 Bandung pohon yang diadopsi berdasarkan tahap hidup
40132, Jawa Barat. Tel.: +62-22-2511575, 2500258, Fax.: +62-22- (semai,pancang, tiang dan pohon); menentukan jenis pohon
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bandung, 13 Juni 2015 103
memiliki banyak sumber mata air yang masih alami. telah rusak Selanjutnya melalui produksi tanaman
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis serbaguna diharapkan dapat menambah pendapatan petani
pohon yang biasa terdapat di sekitar mata air di kecamatan
tersebut. Metode yang digunakan adalah ekplorasi dengan Agroforestri, perbaikan kawasan, tanaman hutan, tanaman
mendata setiap jenis pohon pada radius 20 meter di sekitar serbaguna, TWA Gunung Selok
mata air. Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 15 jenis
pohon biasa dijumpai di sekitar mata air. Jenis tersebut
didominasi oleh kelompok Ficus seperti Ficus microcarpa,
Ficus elastica, Ficus retusa, Ficus variegata, Ficus
CO-17
racemosa, Ficus annulata dan Ficus benjamina. Arti penting peran serta masyarakat dalam
rehabilitasi hutan lindung
Mata air, panekan, pohon, vegetasi
Sumarhani♥, Diana Prameswari
Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan
CO-16 Lingkungan Hidup. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box 165, Bogor 16001,
Jawa Barat. Tel. +62-251-8633234; 7520067. Fax. +62-251 8638111.
♥
Aplikasi agroforestri sebagai upaya perbaikan email: [email protected]
Taman Wisata Alam Gunung Selok Cilacap yang
terdegradasi Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) atau
disebut Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) adalah salah
Sumarhani satu program pemerintah dalam merehabilitasi di dalam
Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan dan di luar kawasan. Kegiatan RHL Bukit Batu Menangis,
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan Ketapang, Kalimantan Barat belum memperlihatkan
Lingkungan Hidup. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box 165, Bogor 16001,
Jawa Barat. Tel. +62-251-8633234; 7520067. Fax. +62-251 8638111. tutupan vegetasi yang memuaskan, karena kebakaran hutan
email: [email protected] yang sering terjadi di musim kemarau. Masyarakat sekitar
kawasan adalah salah satu stakeholder dalam pengamanan
Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Selok merupakan hutan, yang seharusnya perlu mendapat perhatian. Pihak
salah satu kawasan konservasi di bawah pengelolaan Balai pelaksana rehabilitasi hutan mengabaikan masyarakat
Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah. Secara setempat, kalaupun ada hanya sebatas buruh. Tujuan
administrasi kawasan ini termasuk dalam Desa penelitian ini adalah mendapatkan informasi RHL Batu
Karangbenda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Menangis ditinjau dari aspek ekologi, sosial dan ekonomi.
Jawa Tengah. TWA Gunung Selok yang kaya akan Penelitian kajian peran serta masyarakat dalam rehabilitasi
keanekaragaman flora dan fauna saat ini telah rusak akibat HL Bukit Batu Menangis telah dilakukan di dua desa, yaitu
alih fungsi kawasan menjadi lahan pertanian yang Sebuak dan Engkadin, Kecamatan Nanga Tayap,
dilakukan oleh masyarakat sekitar kawasan. Upaya Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Pengumpulan data
perbaikan TWA Gunung Selok pada blok pemanfaatan dilakukan melalui wawancara dan pengamatan lapangan.
telah dilakukan melalui agroforestri. Tujuan penelitian ini Penentuan responden secara purposive sampling, yaitu
adalah untuk memperoleh informasi dan teknik perbaikan masyarakat yang melakukan kegiatan rehailitasi. Hasil
TWA Gunung Selok secara partisipatif. Luas plot uji coba penelitian memperlihatkan bahwa karakteristik masyarakat
± 3 ha yang terbagi dalam 18 petak dan dikelola oleh 18 sekitar HL adalah penduduk asli dengan mayoritas suku
petani penggarap. Jenis tanaman yang dicoba adalah dayak, pendidikan SD, mata pencaharian sebagai petani
tanaman hutan: ketapang (Terminalia catappa), salam peladang berpindah dan berkebun karet. Pendapatan
(Syzygium polianthum), kedawung (Parkia roxburghii) dan sampingan petani dari buruh tani kelapa sawit dengan rata-
kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum); dan tanaman rata pendapatan Rp 2-2,5 juta/bulan. Hasil rehabilitasi
serbaguna, kemiri (Aleurites moluccana), petai (Parkia kawasan dengan berbagai jenis pohon umur 6 bulan,
speciosa), sukun (Artocarpus communis) dan mangga memperlihatkan persen hidup 40-50%, rata-rata tinggi
(Mangifera indica), dengan jarak tanam 5 m x 5 m. Hasil mahoni 40 cm, sengon 60 cm, sungkai 50 cm dan karet 90
pengamatan memperlihatkan bahwa pertumbuhan awal cm. Keterlibatan masyarakat sekitar kawasan dalam
tanaman umur 14 bulan yang meliputi persen hidup, pengelolaan kawasan HL diharapkan kawasan akan selalu
pertumbuhan (riap) tinggi dan diameter tanaman adalah: (i) terjaga dan dapat memberikan kesempatan kerja dan usaha
tanaman serbaguna: kemiri (81,88%, 79,7 cm, 1,1 cm), bagi masyarakat. Hasil penelitian diharapkan sebagai
petai (80,62%, 16,49 cm, 0,6 cm), sukun (81,59%, 18,29 masukkan pemerintah daerah dalam program pengelolaan
cm, 0,5 cm) dan mangga (84,15%, 20,93%, 0,85; (ii) hutan lindung secara partisipatif.
tanaman hutan: kedawung (76,43%, 44, cm, 1,1 cm), salam
(82,35%, 29,6 cm,, 0,7 cm), kedoya (83,12%, 10,02 cm, Hutan lindung, pertumbuhan tanaman, rehabilitasi
0,6 cm) dan ketapang (83,67%, 41,94 cm, 0,9 cm). Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model kombinasi
jenis tanaman hutan dan tanaman serbaguna tersebut dapat
dikembangkan untk mengembalikan fungsi kawasan yang
106 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bandung, 13 Juni 2015, hal. 91-135
tempat bersarang dan sejalan dengan itu akan terjadi adalah sebesar 30,14% untuk makan, 29% untuk bergerak,
penambahan populasi, sedangkan di lain pihak keberadaan 33,77% untuk istirahat, dan 7,09% untuk aktivitas sosial.
burung serak jawa sering dikaitkan dengan mitos atau
pengendalian hama. Dengan demikian dilakukan penelitian Hylobates moloch, JGC, Owa jawa, populasi, perilaku
yang berkaitan dengan populasi, okupasi dan pengetahuan
masyarakat tentang serak jawa di kawasan Kampus Unpad
Jatinangor. Teknik pencuplikan data menggunakan metode
look-see untuk mengetahui populasi dan okupasi, serta
CO-22
metode wawancara berfokus semi struktur untuk menggali Pemodelan distribusi habitat elang jawa (Nisaetus
pengetahuan lokal mengenai jenis, habitat, kebiasaan hidup bartelsi) di Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah
serta pengaruh aktivitas dan sikap penduduk terhadap
keberadaan serak jawa di kawasan Kampus Unpad Ilyas Nursamsi1,♥, Nurvita Cundaningsih1, Hasna Silmi
Jatinangor. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya R1, Ruhyat Partasasmita2
1
penurunan populasi dari ± 5 individu pada awal tahun 2012 Program Studi Sarjana Biologi, Departemen Biologi, Fakultas
karena pengaruh pembangunan kampus. Rata-rata okupasi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran. Jl.
Raya Bandung-Sumedang Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa
gedung sebesar 0,24 dari gedung yang tersedia, dan rata- Barat. Tel. +62-22-7797712 psw. 104, Fax. +62-22-7794545, ♥email:
rata jumlah sarang setiap gedung diokupasi sebagai tempat [email protected]
2
bersarang ± 1,16 sarang/gedung. Penamaan burung serak Program Studi Magister Biologi, Departemen Biologi, Fakultas
jawa oleh masyarakat sekitar kampus Unpad adalah koreak, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran. Jl.
Raya Bandung-Sumedang Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa
pengetahuan dan kepercayaan penduduk terhadap Barat. Tel. +62-22-7797712 psw. 104, Fax. +62-22-7794545
keberadaan serak jawa dikaitkan dengan hal gaib, sehingga
menghasilkan kelestarian burung tersebut. Elang jawa (Nisaetus bartelsi) merupakan burung raptor
endemik yang hanya terdapat di Pulau Jawa, status
Okupasi, populasi, serak jawa, pengetahuan lokal konservasi elang jawa saat ini menurut IUCN adalah
Endangered (EN) atau terancam punah dan termasuk dalam
daftar Appendix II CITES serta merupakan hewan yang
CO-21 dilindungi oleh pemerintah Indonesia berdasarkan UU No.
5 Tahun 1990. Posisi elang jawa sebagai predator puncak
Perilaku harian owa jawa (Hylobates moloch) kini sangat terancam oleh terfragmentasi habitatnya serta
rehabilitan di Pusat Penyelamatan dan kualitas habitat yang menurun. Di Pulau Jawa, konversi
Rehabilitasi Owa Jawa (Javan Gibbon Center) lahan menyebabkan banyak hutan yang mengalami
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango fragmentasi dan penurunan kualitas, yang berjalan sejak
jaman kolonial Belanda, sehingga ekosistem alami hanya
Sangga Buana Komara♥, Muhammad Qeitsal Sabil, tersisa di beberapa gunung saja. Hal ini menyebabkan
Muhammad Reza Saputro berkurangnya luasan okupasi elang jawa. Oleh karena itu,
Jurusan Biologi (Bioteknologi), Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas diperlukan adanya data mengenai estimasi penyebaran
Al Azhar Indonesia. Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jl.
Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta 12110, Indonesia. Tel. +62-
habitat elang jawa secara alami di hutan-hutan Pulau Jawa.
21-72792753. Fax. +62-21-7244767. ♥email: [email protected] Pemetaan secara tradisional sulit dilakukan karena
membutuhkan sumberdaya waktu, biaya dan tenaga yang
Owa jawa (Hylobates moloch) merupakan hewan endemik besar. Pendekatan yang paling memungkinkan adalah
yang hanya terdapat di Pulau Jawa. Populasi owa jawa dengan menggunakan Pemodelan Distribusi Spesies
pada habitat alaminya semakin hari semakin terancam (Species Distribution Modelling) dalam estimasi
punah akibat tingkat penebangan hutan yang tinggi, disertai penyebaran habitat potensial elang jawa ini digunakan
dengan perdagangan serta perburuan untuk dijadikan metode Maximum Entropy (MAXENT v. 3.3.3k).
hewan peliharaan. Dalam rangka penyelamatan owa jawa Penelitian ini dibatasi untuk analisis wilayah Provinsi
dari kepunahan, instansi pemerintah dalam hal ini Banten, Jawa Barat, serta Jawa Tengah. Peta distribusi
Departemen Kehutanan RI bekerjasama dengan Yayasan potensi habitat menunjukkan hasil yang cukup sukses
Owa Jawa, Universitas Indonesia, Balai Taman Nasional sesuai dengan data perjumpaan di masa lampau dan cukup
Gunung Gede Pangrango dan Conservation International sukses menggambarkan rentang habitat yang luas mulai
Indonesia, pada tahun 2002 mendirikan Pusat dari area-area yang kecil hingga area yang cukup besar
Penyelamatan dan Rehabilitasi Owa Jawa (Javan Gibbon sebagai habitat potensial. Pemodelan relung ekologi
Center; JGC) yang memiliki tujuan utama menyelamatkan (Ecological Niche Modelling) menunjukkan annual mean
owa jawa dari kepunahan dan merehabilitasi owa jawa temperature, temperature seasonally, February NDVI, dan
yang berasal dari masyarakat. Studi literatur ini membahas altitude memberikan kontribusi terhadap prediksi sebaran
tentang perilaku owa jawa setelah dilepaskan ke habitat potensial habitat masing-masing sebesar 44%, 43.3%,
alaminya dari Javan Gibbon Center di Taman Nasional 6.5%, dan 6.2%. Sebanyak lebih dari 50% habitat potensial
Gunung Gede Pangrango. Berdasarkan penelitian yang hasil prediksi masuk ke dalam area yang dilindungi
telah dilakukan oleh Arifin (2006), Ayu (2009) dan Anto berdasarkan peta dari World Protected Area (WDPA).
Ario (2009), didapatkan rata-rata hasil bahwa perilaku owa Hasil juga menunjukkan bahwa elang jawa lebih menyukai
jawa rehabilitan setelah dilepaskan ke habitat alaminya area hutan sekunder, perkebunan campuran yang dekat
108 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bandung, 13 Juni 2015, hal. 91-135
dengan areal terbuka serta lebih memilih untuk keseimbangan biodiversitas pegunungan Jawa
membangun sarang di lereng-lereng bukit. Barat
Elang jawa, Maximum entropy, prediksi distribusi, Toufan Gifari♥, M. Fachry Samudra, Dewi Elfidasari,
pemodelan distribusi spesies Riris L. Puspitasari
Jurusan Biologi (Bioteknologi), Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Al Azhar Indonesia. Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jl.
Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta 12110, Indonesia. Tel. +62-
CO-23 21-72792753. Fax. +62-21-7244767. ♥email: [email protected]
Buhili (Bambu Hitam Lestari) untuk angklung Elang jawa (Nizaetus bartelsi) yang merupakan hewan
alat musik tradisional warisan dunia: Kajian endemik khas Jawa yang banyak tersebar di Pulau Jawa.
pengaruh faktor lingkungan Burung ini berperan sebagai konsumen tingkat 3 yang
menjaga kestabilan ekosistem. Ruang lingkup hidup elang
Syaima Rima Saputri, Budi Irawan jawa berkisar pada ketinggian 1400-3000 m. dpl, dengan
Program Studi Sarjana Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika jarak antar sarang beriksar 300-400 ha. Eksistensi burung
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran. Jl. Raya Bandung-
Sumedang Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-
ini semakin lama semakin menurun karena rusaknya
7797712 psw. 104, Fax. +62-22-7794545, ♥email: [email protected] habitat dan perburuan ilegal. Hewan seperti musang,
kelelawar, tupai dan lain-lain yang merupakan target elang
Angklung merupakan alat musik tradisional suku Sunda jawa diperkirakan akan mengalami lonjakan populasi
Jawa Barat yang populer baik di negara sendiri maupun di akibat penurunan populasi predator ini, sehingga dapat
mancanegara. Bahkan alat musik ini telah terdaftar sebagai mengancam kestabilan biodiversitas di kawasan pegunugan
Karya Agung Warisan Budaya Lisan serta Non-Bendawi Jawa. Observasi yang pernah dilakukan pada tahun 1992 di
Manusia (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage kawasan gunung Gede-Pangrango menunjukan bahwa
of Humanity) oleh UNESCO. Keunikan angklung selain siklus perbiakan hewan ini terjadi selama 47 hari dari mulai
dari cara memainkannya, jenis bahan baku (bambu) yang pertama telur keluar dan dierami hingga menetas. Spesies
digunakan pun memiliki karakteristik khusus. Bahan baku ini diindikasikan melakukan perkawinan binual dalam
utama tersebut di antaranya adalah bambu hitam interval waktu yang singkat karena pengaruh cuaca,
(Gigantochloa atroviolaceae Widjaja). Bambu sebagai biasanya terjadi pada bulan Januari dan Juli. Elang muda
tumbuhan multifungsi, keberadaannya di alam mulai yang telah menetas biasanya berada pada kawan induknya
terancam karena budi daya di masyarakat belum dapat sampai mencapai ukuran yang cukup dewasa setelah 70
memenuhi permintaan pasar. Selain itu cara budi daya yang hari bahkan hingga 5 tahun. Elang jawa dianggap dewasa
dilestarikan secara turun-menurun termasuk aspek ekologi ketika berumur 6-20 tahun. Sementara dari laju reproduksi,
bambu hitam belum terdokumentasikan secara lengkap. elang jawa hanya bertelur satu butir setiap dua tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur vegetasi Sebagai hewan monogami dengan laju reproduksi yang
dan kelimpahan bambu hitam (G. atroviolaceae) sekaligus rendah, elang jawa sudah masuk kategori terancam punah.
faktor lingkungan yang paling berpengaruh pada bambu Namun kondisi ini semakin membaik dengan adanya
hitam di beberapa kebun-talun Jawa Barat (Sukabumi, peningkatan jumlah populasi di Jawa dari tahun 1989-2004
Cianjur, dan Kuningan) ,sebagai suatu referensi kajian dari kurang 100 ekor dan sekarang hampir mendekati 600-
pemilihan tempat budi daya bambu hitam masa depan yang 1000 ekor. Konservasi burung ini telah lama dilakukan di
sesuai ekologi bambu hitam. Metode yang digunakan antaranya mengenai siklus perkembangbiakkan,
deskriptif-kuantitatif dengan melakukan pengukuran faktor perlindungan sarang dan pemantauan aktivitas hidupnya.
lingkungan (iklim mikro di antaranya intensitas cahaya,
kelembaban udara, suhu udara, ketinggian tempat, pH Biodiversitas, elang jawa, Nizaetus bartelsi, populasi, siklus
tanah, tekstur tanah, Kapasitas Tukar Kation, Kejenuhan hidup
Basa) sekitar tanaman bambu hitam dan eksploratif yang
dilakukan dengan mengambil data kehadiran bambu di
daerah penghasil bambu hitam. Struktur vegetasi, CO-25
kelimpahan bambu di alam, dan asosiasi bambu dianalisis
berdasarkan faktor lingkungan hasil olah data Layanan ekosistem di kawasan perkotaan: Studi
menggunakan Analisis Komponen Utama (PCA), sehingga kasus di Kota Bandung
karakteristik tempat dengan faktor lingkungan yang sesuai
dapat diketahui Meidha Audina♥, Restu Ajeng Saputri, Teguh Husodo,
Herri Y. Hadikusumah
Bambu, lingkungan, PCA, ordinansi Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Padjadjaran. Jl. Raya Bandung-Sumedang Km 21, Jatinangor,
Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712 psw. 104, Fax. +62-
22-7794545, ♥email: [email protected]
CO-24
Layanan ekosistem didefinisikan sebagai manfaat yang
Siklus hidup elang jawa (Spizaetus bartelsi) sebagai didapatkan manusia dari suatu ekosistem (Millenium
predator tingkat tiga dalam menjaga Ecosystem Assesment, 2005).Millenium Ecosystem
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bandung, 13 Juni 2015 109
Assesment (MEA) telah mengklasifikasi layanan ekosistem mengetahui aktivitas dan penggunaan ruang oleh burung
menjadi empat kategori, yaitu layanan penyediaan, layanan dan metode diagram profil untuk mengetahui struktur dan
pengaturan, layanan kultural, dan layanan pendukung. komunitas vegetasi. Analisis data dilakukan dengan cara
Ekosistem urban merupakan ekosistem yang didominasi kualitatif dan kuantitatif serta menggunakan analisis
oleh manusia. Kawasan perkotaan memiliki lahan terbuka ordinasi dengan menggunakan DCA (Detrended
yang terbatas. Fungsi kawasan perkotaan kebanyakan tidak Correspondence Analysis) menggunakan program
mendukung aspek ekologis suatu wilayah seringkali CANOCO for Windows 4.5.
membuat kawasan perkotaan menjadi kawasan yang penuh
polusi. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area di Burung, penggunaan ruang, kanopi, Cagar Alam Gunung
kawasan perkotaan yang memanjang/jalur dan atau Tilu
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka,
tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiahmaupun yang sengaja ditanam. Ruang terbuka hijau
merupakan komponen kawasan urban yang dapat
CO-27
menyeimbangkan ekosistem urban. Penelitian dilakukan di Keanekaragaman rayap kasta prajurit di Pulau
tujuh ruang terbuka hijau di Kota Bandung, yaitu Babakan Handeuleum, Taman Nasional Ujung Kulon,
Siliwangi, Taman Tegalega, Taman KandagaPuspa, Taman Banten
Lansia, Pet Park, Taman Balaikota, dan Taman Maluku.
Layanan ekosistem di ruang terbuka hijau dinilai Randy Eka Aprilya♥, Enggar Utari, Evi Amelia
menggunakan metode deskriptif kualitatif kuantitatif. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Metode kualitatif digunakan untuk mengetahui layanan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jl. Raya Jakarta Km 04, Pakupatan,
penyediaan dan pengaturan. Metode kuantitif digunakan Serang, Banten. Tel. +62-254-395502. ♥email: [email protected]
+6287772876319
untuk mengetahui layanan pengaturan dan kultural.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman
Layanan ekosistem, ekosistem urban, Kota Bandung rayap di Pulau Handeuleum, Taman Nasional Ujung Kulon
(TNUK), Banten. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-
September 2014. Sampel diambil pada dua zona yang
CO-26 berbeda, yaitu zona pemanfaatan dan zona rimba di Pulau
Handeuleum TNUK. Pengambilan sampel menggunakan
Penggunaan ruang oleh berbagai jenis burung transek sepanjang 100 m yang terbagi ke dalam 20 bagian
pada lapisan kanopi hutan di Kawasan Gunung (masing-masing 5 x 2 m2). Ditemukan 15 jenis rayap di
Dewata dan Gunung Waringin, Cagar Alam Pulau Handeuleum TNUK yang termasuk ke dalam Famili
Gunung Tilu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat Termitidae dan Rhinotermitidae, diantaranya Nasutitermes
matangensis, Nasutitermes roboratus, Nasutitermes
Zamzam I'lanul Anwar Atsaury♥, Teguh Husodo, havilandi, Nasutitermes sp.1, Nasutitermes sp.2,
Ruhyat Partasasmita Nasutitermes sp.3, Nasutitermes sp.4, Nasutitermes sp.5,
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Nasutitermes sp.6, Nasutitermes sp.7, Longipeditermes sp.,
Universitas Padjadjaran. Jl. Raya Bandung-Sumedang Km 21, Jatinangor,
Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712 psw. 104, Fax. +62- Ancistrotermes pakistanicus, Macrotermes gilvus,
22-7794545, ♥email: [email protected] Macrotermes ahmadi, dan Coptotermes sp. Tingkat
keragaman dihitung dengan menggunakan indeks Shannon-
Burung merupakan satwa liar pengguna ruang yang cukup Wiener dengan hasil Hˈ=0,639 dimana Hˈ<1 artinya
baik, terlihat dari penyebarannya, baik secara horizontal keragamannya rendah.
maupun vertikal. Berdasarkan stratifikasi penggunaan
ruang pada profil hutan maupun penyebaran secara Keanekaragaman, Pulau Handeuleum (TNUK), rayap
horizontal pada berbagai tipe habitat, tampak adanya kaitan
yang erat antara burung dengan lingkungan hidupnya
terutama dalam pola adaptasi dan strategi untuk CO-28
memperoleh sumber pakan. Penyebaran burung secara
vertikal dimaksudkan untuk mengetahui komposisi Perbedaan fenotipe biawak air pada ekosistem
berbagai burung dalam memanfaatkan suatu pohon secara Cagar Alam Rawa Danau dan Cagar Alam Pulau
utuh. Untuk itu, keadaan vegetasi dalam suatu habitat bila Dua, Serang, Banten
dihubungkan dengan keanekaragaman jenis akan
memperlihatkan bahwa kehadiran jenis-jenis burung dalam Moch. Ali Ramadhan♥, Suroso Mukti Leksono, Dian
suatu habitat berhubungan dengan penampakan struktur Rachmawati, Najmi Firdaus
vegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
penggunaan ruang oleh berbagai jenis burung pada kanopi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jl. Raya Jakarta Km 04, Pakupatan,
Serang, Banten. Tel. +62-254-395502. ♥email:
hutan. Penelitian ini dilakukan dengan sigi lapangan [email protected]
dengan menggunakan metode Point Count untuk
mengetahui struktur dan komunitas burung, metode
Opportunistic spot-observation of individuals untuk
110 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bandung, 13 Juni 2015, hal. 91-135
Ekosistem Cagar Alam Rawa Danau (CARD) dan Cagar Gunung Aseupan, komposisi, Nepenthes gymnamphora,
Alam Pulau Dua (CAPD), Banten merupakan dua serangga
ekosistem yang berbeda dari segi vegetasi dan tipe
ekosistem. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan fenotip biawak air di ekosistem CARD dan
CO-30
CAPD. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-
November 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian Deskripsi morfologi dan kelimpahan jenis kantong
ini adalah Capture Mark Recapture (CMR) dengan semar (Nepenthes sp.) di Gunung Aseupan,
parameter fenotip yaitu warna dan pola warna pada tubuh, Pandeglang, Banten
panjang kepala, panjang moncong hidung (snout vent
length) dan panjang total, serta diameter tubuh dan berat Hasbullah♥, Evi Amelia, Pipit Marianingsih
tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biawak air di Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
kedua ekosistem menunjukkan adanya perbedaan dalam hal Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jl. Raya Jakarta Km 04, Pakupatan,
Serang, Banten. Tel. +62-254-395502. ♥email:
ukuran tubuh. Rata-rata parameter fenotip biawak air [email protected]
menunjukkan bahwa biawak air di ekosistem CARD lebih
besar dibandingkan dengan biawak air di ekosistem CAPD. Nepenthes adalah tumbuhan pemakan serangga dengan
kantong yang berisi cairan nektar yang dapat memikat
Biawak air, CAPD, CARD, fenotip serangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
deksripsi morfologi dan kelimpahan jenis Nepenthes di
kawasan Gunung Aseupan, Kabupaten Pandeglang,
CO-29 Banten. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode jelajah dengan mengambil langsung
Studi komposisi serangga yang terperangkap sampel daun, kantong, batang, dan bunga; selain itu
kantong semar (Nepenthes gymnamphora) di identifikasi dan penghitungan kelimpahan jenis juga
Gunung Aseupan, Pandeglang, Banten dilakukan dengan foto sebagai penunjang data. Jenis
Nepenthes yang terdapat di Gunung Aseupan yaitu
Azhari Rangkuti♥, Najmi Firdaus, Dian Rachmawati
Nepenthes gymnamphora, dengan dua variasi kantong yaitu
Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
variasi pertama adalah hijau polos di luar kantong dan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jl. Raya Jakarta Km 04, Pakupatan,
Serang, Banten. Tel. +62-254-395502. ♥email: corak merah keunguan didalam kantong, sedangkan variasi
[email protected] kedua adalah hijau polos di dalam kantong dan corak
merah keunguan di luar kantong. Kelimpahan jenis kantong
Telah dilakukan studi mengenai komposisi serangga yang semar di gunung Aseupan memperoleh hasil dengan rata-
terperangkap kantong semar (Nepenthes gymnamphora) di rata kelimpahan jenis adalah 1,42 individu/m². data yang
kawasan Gunung Aseupan Pandeglang, Banten dengan dihasilkan dalam penelitian ini merupakan temuan baru
menggunakan metode jelajah. Sampel serangga diperoleh bagi kawasan gunung Aseupan Pandeglang, Banten.
dari dalam bagian kantong N. gymnamphora yang terdapat
pada jarak 25 m di sisi kanan dan kiri jalur pendakian Deskripsi morfologi, kelimpahan jenis, Gunung Aseupan,
untuk kemudian dikumpulkan dan diidentifikasi di Nepenthes, Pandeglang
laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
serangga yang terperangkap dalam kantong N.
gymnamphora terdiri dari empat ordo yaitu Hymenoptera,
CP-01
Coleoptera, Diptera, dan Orthoptera. Ordo Hymenoptera
terdiri dari beberapa subfamili antara lain Formicinae Komposisi vegetasi di Robian Tongah-tongah,
(genus Camponotus, Paratrechina, dan Polyrachis) Hutan Lindung Gunung Sibuatan, Sumatera
Dolichoderinae (genus Dolichoderus), Pseudomyrmicinae Utara
(genus Tetraponera), Myrmicinae (genus Tetramorium),
dan Dorylinae (genus Aenictus). Ordo Coleoptera terdiri Ikhsan Noviady♥, Suluh Norma Siwi
dari kumbang moncong (Curculionidae), dan larva UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Lembaga Ilmu
kumbang. Ordo Diptera terdiri dari larva nyamuk dan lalat, Pengetahuan Indonesia (LIPI), PO Box 19, Sindanglaya, Cianjur 43253,
Jawa Barat. Tel.: +62-263-512233, 520448; Fax.: +62-263-512233.
sedangkan Ordo Orthopthera terdiri dari jangkrik (famili ♥
email: [email protected]
Gryllidae). Adapun serangga yang yang paling banyak
ditemukan dalam kantong N. gymnamphora adalah jenis Hutan lindung Gunung Sibuatan merupakan salah satu
semut Dolicoderus sp. dari subfamili Dolicoderinae. Data kawasan hutan pegunungan yang memiliki
yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan temuan keanekaragaman tumbuhan yang masih sangat tinggi di
baru bagi kawasan Gunung Aseupan Pandeglang, Banten Sumatera Utara. Sebanyak 80 suku berhasil tercatat pada
yang merupakan salah satu habitat alami bagi N. berbagai tingkat ketinggian. Robian Tongah-tongah adalah
gymnamphora yang keberadaannya semakin terancam di nama wilayah yang ada di Hutan Lindung Gunung
alam. Sibuatan yang dilewati jalur pendakian. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui komposisi vegetasi yang
menyusun kawasan hutan di Robian Tongah-tongah.
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bandung, 13 Juni 2015 111
Komposisi vegetasi yang diamati, yaitu dari tingkat semai terhadap kesadaran masyarakat dalam menjaga kualitas
dan tumbuhan bawah, tingkat pancang, dan tingkat pohon. kesehatan pohon yang harus dibarengi dengan usaha
Pengumpulan data menggunakan metode transek dengan peningkatan pola perawatan koleksi pohon di Ecopark.
analisis kuadran, masing-masing 10 plot ukuran 10 m x 10
m (tingkat pohon), 5 m x 5 m (tingkat pancang) dan 1 m x Ecopark, Forest Health Monitoring, FHM, kesehatan pohon,
1 m (tingkat semai dan tumbuhan bawah). Hasil analisis konservasi
vegetasi di Robian Tongah-tongah Hutan Lindung
G.Sibuatan menunjukan pada tingkat pohon jenis Aglaia
sp. mendominasi dengan INP sebesar 32,14% dan suku
Meliaceae dengan INP 58,18%. Pohon dengan diameter
CP-03
kurang dari 10 cm didominasi oleh Acronychia trifoliata Upaya konservasi ex situ dan in situ paku-pakuan
dengan INP sebesar 14,54% dan suku Lauraceae dengan pegunungan di Kebun Raya Cibodas
INP 31,91%. Tumbuhan bawah didominasi Argostema sp.
dengan INP 88,30%. Taufikurrahman Nasution
UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Lembaga Ilmu
Dataran tinggi basah, Gunung Sibuatan, Sumatera Pengetahuan Indonesia (LIPI), PO Box 19, Sindanglaya, Cianjur 43253,
Jawa Barat. Tel.: +62-263-512233, 520448; Fax.: +62-263-512233.
♥
email: [email protected]
Ketergantungan masyarakat dengan lingkungan alam tentang model pemanfaatan lahan dengan budidaya
berupa hutan merupakan manifestasi dari upaya masyarakat komoditas AUK yang disisipkan di antara tegakan pohon
sekitar hutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah hutan yang sudah ada. Metode penelitian adalah studi
satu komoditas yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat literatur dari beberapa hasil penelitian sebelumnya tentang
sekitar hutan adalah berbagai jenis tumbuhan bawah yang peluang pengembangan komoditas AUK yang dilakukan di
ditemukan di dalam kawasan hutan. Di kawasan Taman beberapa lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan
Nasional Gunung Merapi (TNGM), keberadaan tumbuhan bahwa pengembangan komoditas AUK memberikan
bawah masih kurang diperhatikan karena selama ini kesempatan bagi masyarakat setempat untuk mendapatkan
dianggap variasi pemanfaatannya masih terbatas serta akses ke hutan, meningkatkan pendapatan masyarakat
sebagian masih dianggap sebagai gulma. Penelitian ini secara signifikan dan sekaligus merehabilitasi lahan yang
bertujuan untuk mempelajari keanekaragaman jenis terdegradasi. Komoditas AUK sangat berpotensi untuk
tumbuhan bawah di zona pemanfaatan TNGM serta dikembangkan di areal yang mayoritas penduduk di
pemanfaatan yang telah dilakukan oleh masyarakat di desa- sekitarnya sangat tergantung pada hutan, serta di kawasan
desa sekitarnya. Untuk mengetahui pola penyebaran dan hutan milik yang lahannya belum dimanfaatkan secara
identifikasi jenis tumbuhan bawah, dilakukan analisis optimal. Pengembangan komoditas AUK perlu diarahkan
vegetasi (ANVEG) pada tiga buah petak/plot pengamatan pada komoditas andalan setempat yang sesuai dengan
dengan ukuran 1 x 1 m2. Pada masing-masing plot kondisi biofisik wilayah, penguasaan teknologi serta
pengamatan dibuat sub petak/sub plot dengan ukuran 10 x budaya masyarakat setempat.
10 cm2. Untuk mengkaji pemanfaatan tumbuhan bawah
oleh masyarakat sekitar TNGM, dilakukan wawancara AUK, masyarakat, pemanfaatan lahan, pendapatan
dengan 30 orang responden yang dipilih secara purposif
dari Desa Umbulharjo dan Glagahharjo, Yogyakarta
dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan
sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 23
DO-03
jenis tumbuhan bawah yang ditemukan pada plot Kaliwu: Model inisiatif lokal dalam konservasi
pengamatan di zona pemanfaatan TNGM. Sebagian warga daerah perbukitan Pulau Sumba, Nusa Tenggara
sekitar TNGM sudah memanfaatkan tumbuhan bawah Timur
untuk berbagai keperluan antara lain campuran/tambahan
pakan ternak, pupuk, obat tradisional, minuman penyegar Gerson Ndawa Njurumana
dan alas tidur ternak. Manfaat tumbuhan bawah perlu Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Kupang. Jl. Alfons Nisnoni (Untung
disosialisasikan secara luas kepada warga sekitar TNGM Surapati) No. 7 Airnona 85115 Kupang, Nusa Tenggara Timur. Tel. +62-
agar pemanfaatannya dapat dilakukan secara optimal. 380-823357, Fax. +62-380-831068 email: [email protected]
Gunung Merapi, pemanfaatan, tumbuhan bawah Pulau Sumba dicirikan dominannya topografi perbukitan
yang berkelerengan agak curam dan tutupan lahan semak
belukar serta savana. Hal ini meningkatkan resiko
kerusakan lahan, diindikasikan akumulasi kondisi biofisik
DO-02 dan faktor sosial yang berimplikasi terhadap peningkatan
lahan kritis. Lahan tidak kritis diluar kawasan hutan 1,84%,
Pengembangan aneka usaha kehutanan (AUK) sedangkan didalam kawasan hutan 5,40%, dan
untuk peningkatan pendapatan masyarakat mengindikasikan tantangan pengelolaan yang cukup serius.
Sri Suharti Penelitian bertujuan mengkaji inisiatif lokal berbasis
Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan masyarakat yang mendukung konservasi lahan perbukitan.
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa
165 Bogor 16001, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8633234, 7520067. Fax. Tenggara Timur. Metode observasi dan wawancara
+62-251-8638111, email: [email protected] digunakan terhadap 70 unit rumah tangga, analisis data
secara deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukan
Pemanfaatan lahan dengan mengembangkan komoditas terdapat inisiatif masyarakat lokal yang mendukung
aneka usaha kehutanan (AUK) merupakan salah satu model konservasi lahan terutama daerah perbukitan, diindikasikan
pengelolaan hutan yang pro-poor, pro-job, pro-growth dan oleh terintegrasinya pengembangan unit-unit pemukiman
pro-lingkungan yang mengakomodasikan kepentingan tradisional pada wilayah perbukitan dengan pengembangan
ekologis sekaligus dengan pertimbangan sosial ekonomi. Kaliwu yang terdiri dari aneka spesies tanaman yang
Tujuan pengembangan komoditas AUK adalah meningkatkan tutupan lahan. Perbandingan luas
mengoptimalkan ruang tumbuh melalui perbaikan struktur pemukiman dan unit-unit pekarangan rata-rata 1:7 m2,
dan komposisi hutan tanpa merubah kondisi hutan secara sedangkan perbandingan pemukiman dengan unit-unit
radikal. Komoditas AUK yang dipilih adalah produk hutan Kaliwu rata-rata 1:93 m2, serta penerapan metode
non kayu yang memiliki keunggulan komparatif dan konservasi tanah dan air. Disimpulkan inisiatif lokal
kompetitif dan dilaksanakan secara tumpangsari melalui berbasis Kaliwu berkontribusi terhadap peningkatan
pola agroforestri, wanafarma, hutan cadangan pangan dan tutupan lahan dan konservasi daerah perbukitan.
budidaya pohon penghasil buah, resin dan minyak atsiri.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi Inisiatif lokal, konservasi lahan perbukitan
114 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bandung, 13 Juni 2015, hal. 91-135
Nonbendawi Manusia (Masterpieces of the Oral and wawancara terhadap 30 orang responden. Hasil penelitian
Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO pada menunjukkan terdapat 74 jenis tumbuhan termasuk dalam
tahun 2010. Namun jika Indonesia tidak dapat 40 suku yang biasa digunakan untuk pengobatan. Di antara
mengembangkan dan melastarikan angklung, pengakuan jenis-jenis tersebut, Staurogyne elongata merupakan jenis
ini dapat kembali dicabut oleh UNESCO. Oleh karena itu yang paling berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan
upaya pelestarian angklung penting untuk dilakukan. Salah obat.
satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pewarisan
pengetahuan proses pembuatan angklung. Namun proses CA Gunung Simpang, tumbuhan obat, Staurogyne elongata
pewarisan ini sulit untuk dilakukan dikarenakan belum
adanya standar baku dalam pengolahan bambu untuk
menghasilkan angklung yang berkualitas. Selain itu proses
pewarisan informasi pembuatan angklung masih dilakukan
secara turun-temurun melalui lisan. Hal ini dapat
menghambat proses pewarisan pengetahuan pembuatan
angklung yang nantinya akan perdampak pada pelestarian Biosains
angklung. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini
pengetahuan lokal mengenai proses pembuatan angklung
(pengetahuan emik) menjadi objek penelitian yang EO-01
kemudian diterjemahkan secara ilmiah (pengetahuan etik).
Uji laboratorium yang dilakukan mencakup sifat dasar Implementasi gula aren (Arenga pinata) dan
bambu yaitu sifat anatomi, fisika, dan mekanik. Metode kurkuma (Curcuma longa) pra-transportasi sitem
yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran biosekuriti terhadap glukosa darah dan kadar
deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan informasi glikogen ayam broiler
yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder
mengenai proses pengolahan serta karakteristik bambu Fredy J. Nangoy1,♥, T. Widjastuti2, ♥♥, L. Adriani2, ♥♥♥
1
untuk angklung. Untuk memperoleh pengetahuan emik Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Sam
digunakan metode deep interview. Sedangkan pada Ratulangi. Jl. Kampus UNSRAT Klea-Bahu Manado 95115 Sulawesi
Utara, Tel./Fax. +62-431-863186, ♥email: [email protected].
pengetahuan etik dilakukan uji laboratorium terhadap 2
Jurusan Produksi Ternak, Universitas Padjadjaran. Jl. Raya Bandung-
sampel bambu menggunakan metode sesuai dengan Sumedang Km 21, Jatinangor Sumedang 45363, Jawa Barat. ♥♥email:
masing-masing sifat dasar bambu (anatomi, fisik, [email protected], ♥♥ [email protected].
mekanik). Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi serta menjadi standar baku dalam Transportasi ayam broiler dari kandang penelitian ke
proses pengolahan bambu untuk menghasilkan angklung tempat pemotongan dapat menyebabkan terjadinya stres.
yang berkualitas. Stres transportasi secara substansial tidak dapat dihindari,
namun dampak negatif stres dapat dikurangi. Upaya
Emik, etik, bambu alternatif menekan dampak merugikan stres transportasi
salah satunya dapat dilakukan dengan manajemen sebelum
transportasi, yaitu melalui pemberian air minum
mengandung gula aren (Arenga pinata) dan ransum
DO-07 mengandung kurkuma (Curcuma longa). Tujuan penelitian
Pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat oleh adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian gula aren
masyarakat sekitar Cagar Alam Gunung dan kurkuma pra-tarnsportasi dalam mempertahankan
stabilitas performan ayam broiler. Penelitian dilaksanakan
Simpang, Jawa Barat
selama 35 hari di Desa Bentar Cibitung, Kecamatan Buah
Aisyah Handayani1,2 Dua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada kelompok
1
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas peternak Haji Mulyadi. Jalur transportasi dilaksanakan dari
Kehutanan, IPB, Kampus Fahutan IPB Darmaga, Kotak Pos 168, Bogor Desa Bentar Cibitung-Cipadung-Nagrag (2 jam), Desa
16001 Bentar Cibitung-Cipadung-Nagrag-Cipadung-
2
UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), PO Box 19, Sindanglaya, Cianjur 43253, Tanjungkarta-Cipadung-Nagrag (3 jam), Desa Bentar
Jawa Barat. Tel.: +62-263-512233, 520448; Fax.: +62-263-512233. email: Cibitung-Cipadung-Nagrag-Cipadung-Nagrag-Congeang-
[email protected] Nagrag (4 jam). Kecepatan mobil selama perjalanan 50-60
km/jam. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
Cagar Alam Gunung Simpang merupakan kawasan eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial 3 x
konservasi yang terletak di Cianjur, Jawa Barat. Untuk 3. Faktor A adalah transportasi ternak dengan tiga ulangan,
mengetahui pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat yaitu A1 adalah transportasi 2 jam, A2 adalah transportasi
oleh masyarakat di kawasan ini, telah dilakukan penggalian 3 jam, A3 adalah transportasi 4 jam; faktor B adalah anti
informasi terhadap pengetahuan masyarakat yang tinggal di stres dengan tiga ulangan yaitu B1 adalah gula aren-
sekitarnya. Penelitian dilakukan selama satu bulan pada kurkuma 2%, B2 adalah gula aren-kurkuma 3%, B3 adalah
Februari 2010 di Dusun Miduana, Desa Balegede, gula aren-kurkuma 4%. Uji statistik dilakukan dengan uji
Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. sidik ragam dan perbedaan pengaruh antara perlakuan
Pengumpulan informasi dilakukan dengan metode
116 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bandung, 13 Juni 2015, hal. 91-135
dikaji menggunakan uji beda nyata jujur. Hasil penelitian Naning Yuniarti♥, Dharmawati F. Djaman
menunjukkan bahwa implementasi gula aren-kurkuma Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Jl. Pakuan,
menghasilkan penurunan glukosa darah 5,37-11,13 mg/dL Ciheuleut PO Box 105, Bogor 16100, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-
dan glikogen 119,77-129,93 mg/g. 8327768. ♥email: [email protected]
Ayam broiler, gula aren, kurkuma Kourbaril (Hymenaea courbaril Linn.) merupakan jenis
eksotik dari Amerika. Jenis ini sangat potensial untuk
dikembangkan di Indonesia. Kayunya mudah diserut,
dibubut, dipolis, tidak pernah diserang oleh cacing dan
EO-02 tidak terbakar. Kegunaan kayunya untuk perkakas rumah
tangga, kapal dan gerbong kereta api. Pengembangan
Pengaruh pemberian pupuk hayati mikrosalin tanaman ini mempunyai kendala karena benihnya sulit
terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea untuk berkecambah. Kulit benihnya sangat keras karena
mays) pada tanah kebun memiliki sifat dormansi. Untuk mematahkan dormansinya
Y.B. Subowo diperlukan suatu perlakuan pendahuluan. Tujuan penelitian
Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu ini adalah untuk mengetahui teknik pematahan dormansi
Pengetahuan Indonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta yang tepat untuk mempercepat perkecambahan benih
Bogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-876156. kourbaril. Benih yang digunakan berasal dari Hutan
Fax. +62-21-8765062. email: [email protected] Penelitian Cikampek, Jawa Barat. Rancangan percobaan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh perlakuan sebagai berikut: kontrol, direndam air dingin 24
penambahan pupuk hayati mikrosalin terhadap jam, direndam air panas 24 jam, direndam air panas 1
pertumbuhan tanaman jagung pada tanah kebun. Pupuk menit kemudian direndam air dingin 24 jam, direndam
hayati mikrosalin merupakan pupuk organik yang berisi larutan H2SO4 10 menit, direndam larutan H2SO4 20 menit,
mikroba penambat nitrogen, pelarut posfat, pengurai direndam larutan H2SO4 30 menit, dikikir kemudian
lignoselulosa dan mikroba biokontrol yang tahan salinitas. direndam air dingin 24 jam, dikikir kemudian direndam air
Pupuk ini biasanya digunakan untuk membantu panas 24 jam, dikikir kemudian direndam larutan H2SO4 10
pertumbuhan tanaman padi pada lahan salin. Penggunaan menit, dikikir kemudian direndam larutan H2SO4 20 menit,
pupuk mikrosalin pada lahan kebun atau lahan dengan dan dikikir kemudian direndam larutan H2SO4 30 menit.
salinitas rendah belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian Respon yang diamati dalam penelitian ini adalah daya
ini adalah untuk mengamati pertumbuhan tanaman jagung berkecambah dan kecepatan berkecambah. Hasil penelitian
yang diberi perlakuan pupuk hayati mikrosalin pada lahan menunjukkan bahwa teknik pematahan dormansi
kebun. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Cibinong memberikan pengaruh yang nyata terhadap daya
Science Centre (CSC) di Cibinong-Bogor. Tanaman yang berkecambah dan kecepatan berkecambah benih kourbaril.
digunakan adalah jagung manis (Zea mays), sedangkan Perlakuan terbaik untuk mematahkan dormansi benih
perlakuan pupuk meliputi: pupuk hayati mikrosalin, kourbaril adalah perlakuan benih direndam dalam larutan
kompos, kontrol (tanpa pupuk). Pemberian pupuk pada H2SO4 selama 20 menit. Daya berkecambah yang
tanaman jagung dilakukan satu kali, sebanyak 100 g per dihasilkan adalah 97% dan kecepatan berkecambahnya
tanaman, pada saat tanaman berumur 3 minggu. Hasilnya 6,47%/hari. Dibandingkan dengan perlakuan kontrol,
menunjukkan bahwa pemberian pupuk hayati mikrosalin dengan menggunakan perlakuan ini dapat meningkatkan
pada tanaman jagung yang ditanam di lahan dengan perkecambahan sebesar 86% dan mempercepat waktu
salinitas rendah, dapat membantu pertumbuhan tanaman. perkecambahan 5,77%/hari.
Tanaman jagung yang diberi pupuk mikrosalin daunnya
lebih hijau, bobot tanaman segar lebih besar, tinggi Benih, kourbaril, pematahan dormansi, perkecambahan
tanaman juga lebih besar, diameter batang juga lebih besar.
Pemberian pupuk mikrosalin dapat meningkatkan bobot
kering tanaman jagung sebanyak 61%, meningkatkan
panen buah jagung sebanyak 65%. Selain itu pemberian EO-04
pupuk mikrosalin juga meningkatkan pertumbuhan akar
Teknik pengemasan yang tepat untuk
tanaman sebanyak 71% serta meningkatkan kandungan
posfat tanah sebanyak dua kali lipat. mempertahankan viabilitas benih bakau
(Rhizophora apiculata) selama penyimpanan
Pertumbuhan, pupuk mikrosalin, tanah kebun, tanaman Naning Yuniarti♥, Dharmawati F. Djaman
jagung, salinitas rendah Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Jl. Pakuan,
Ciheuleut PO Box 105, Bogor 16100, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-
8327768. ♥email: [email protected]
yang rendah. Permasalahan dalam pengadaan dan benih Gunung Kidul yang ditemukan ulat grayak
penanganan benih jenis rekalsitran adalah cepat (Spodoptera litura), (v) Jenis cendawan yang menginfeksi
menurunnya viabilitas benih seiring dengan lamanya pada benih pasca panen di semua lokasi ada 4 genus, yaitu
penyimpanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk Fusarium sp., Aspergillus sp., Penicillium sp., dan
mengetahui teknik pengemasan yang tepat untuk Rhizophus sp. Presentase infeksi cendawan yang terbesar
mempertahankan viabilitas benih bakau selama terdapat pada benih asal Gunung Kidul, sedangkan
penyimpanan. Benih bakau yang digunakan dalam persentase infeksi cendawan yang terkecil terdapat pada
penelitian ini berasal dari Bali. Penelitian dilaksanakan di benih asal Carita, (vi) Jenis bakteri yang menginfeksi pada
laboratorium dan rumah kaca Balai Penelitian Teknologi benih pasca panen adalah genus Agrobacterium,
Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH) Bogor. Rancangan Burkholderia, Erwinia, Pseudomonas, Xanthomonas, dan
percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pantoea. Rata-rata presentase infeksi bakteri yang terbesar
Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial, dengan didapat pada benih asal Gunung Kidul, sedangkan pada
menggunakan dua faktor yaitu faktor wadah pengemasan lokasi Purworejo dan Pariaman tidak ditemukan bakteri,
(kotak stereoform, kotak kayu, kotak kardus, kotak (vi) Tidak ditemukan virus pada benih pasca panen di
stereoform+cocopeat, kotak kayu+cocopeat, kotak semua lokasi.
kardus+cocopeat) dan faktor lama penyimpanan (0, 5, 10,
15 hari). Ruang simpan yang digunakan adalah ruang suhu Benih, hama dan penyakit, identifikasi, nyamplung, pasca
kamar. Parameter yang diamati adalah daya berkecambah panen
dan kadar air benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
(i) Wadah pengemasan, lama penyimpanan, dan
interaksinya berpengaruh nyata terhadap viabilitas benih
bakau, (ii) Wadah pengemasan yang terbaik untuk benih
EO-06
untuk bakau adalah kotak kardus yang didalamnya diberi Pemanfaatan Plant Growth Promoting
cocopeat. Dengan perlakuan ini pada lama penyimpanan 15 Rhizobacteria (PGPR) dalam pengendalian
hari dapat menghasilkan nilai daya berkecambah sebesar penyakit tungro pada padi lokal Kalimantan
93% dengan nilai kadar air benih 51,44%, dan (iii) Lama
penyimpanan berpengaruh nyata terhadap viabilitas benih
Selatan
bakau. Semakin lama waktu penyimpanan maka semakin Salamiah♥, Raihani Wahdah
menurun viabilitasnya. Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat. Jl A. Yani PO Box
1028 Banjarbaru 70714, Kalimantan Selatan. Tel/Fax: +62-511-4777392,
Bakau, benih, pengemasan, penyimpanan, viabilitas email:[email protected].
1
diperoleh 5 isolat yang berpotensi sebagai agensia hayati Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Jl. Perikanan No 13, Pancoran Mas, Depok
untuk menginduksi sistem pertahanan tanaman terhadap
16436, Jawa Barat. Tel. +62-21-7765838, 7520482, Fax. +62-21-
serangan tungro, karena kelimanya mampu memproduksi 7520482, ♥email: [email protected]
HCN dalam jumlah yang cukup dan mampu melarutkan 2
SUPM Negeri Aceh, Banda Aceh, NAD
3
fosfat. Tiga isolat diambil untuk diuji di lapangan. Hasil Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Satya Negara
Indonesia, Jl. Arteri Pondok Indah No. 11, Kebayoran Lama, jakarta
penelitian menunjukkan bahwa aplikasi PGPR belum
Selatan 12240, Jakarta.
mampu menekan serangan tungro pada padi lokal, tetapi
ada satu PGPR (Pseudomonas flourescens isolat 2) mampu
Tampilan yang proposional antara panjang, berat dan
menekan serangan tungro pada padi Inpara-4 dan 5.
kombinasi warna menjadi kunci kualitas ikan hias. Aplikasi
lingkungan dan pakan dapat dilakukan untuk meningkatkan
Inpara-4, Inpara-5, PGPR, tungro, varietas padi lokal kualitas ikan hias, salah satu aplikasi lingkungan melalui
penambahan bahan aktif dengan daun ketapang.
Penambahan daun ketapang (Terminalia catappa L.),
EO-07 melalui dosis yang tepat dapat diaplikasikan untuk
meningkatkan sintasan, pertumbuhan benih ikan cardinal
Kemampuan adaptasi empat jenis tanaman lokal tetra (Paracheirodon axelrodi). Penelitian ini
dalam mendukung kegiatan rehabilitasi lahan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan
alang-alang di Kabupaten Bolaan Mongondow empat perlakuan dan diulang sebanyak dua kali. Jumlah
Utara, Sulawesi Utara satuan percobaan adalah 32 unit. Perlakuan yang diberikan
adalah perbedaan dosis daun ketapang dan padat tebar,
Arif Irawan♥, Iwanuddin, Jafred E. Halawane, Moody yaitu: D0 tanpa pemberian daun ketapang, D1 dosis daun
C. Karundeng ketapang 0,5 g/L, D2 dosis daun ketapang 1,5 g/L, D3
Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Manado. Jl. Raya Adipura, Kima Atas, dosis daun ketapang 2,5 g/L. Hewan uji yang akan
Mapanget, Manado 95259, Sulawesi Utara. Tel. +62-431-3666683, Fax.
+62-431-3666683, ♥email: [email protected] digunakan adalah benih ikan cardinal tetra. Hasil penelitian
menunjukan bahwa perlakuan dosis 0.5 g/L memberikan
Kegiatan perambahan hutan yang tidak terkendali telah hasil terbaik dengan sintasan 100%, pertambahan panjang
mengakibatkan perluasan kawasan padang alang-alang di 1.28 cm/ekor dan pertumbuhan bobot berat 0.092 g/ekor.
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Sulawesi Utara. Nilai parameter kualitas air paling baik selama penelitian
Pemilihan jenis tanaman yang tepat merupakan faktor suhu 25-29 oC, DO 6-6,6 ppm, pH 6-6,5, alkalinitas 22,66-
penentu dalam kegiatan rehabilitasi. Penelitian ini 33,98 ppm, kesadahan 26,17-57,00 ppm, amoniak 0,0052-
bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman lokal yang 0,0104 ppm, dan nitrit 0,0029-0,0696 ppm.
mampu beradaptasi dengan baik pada lahan alang-alang di
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Rancangan Cardinal Tetra, daun ketapang, kualitas air, pertumbuhan,
percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sintasan
rancangan acak kelompok dengan perlakuan yang diujikan
adalah empat jenis tanaman lokal, yaitu Magnolia elegans,
Palaquium obtusifolium, Anthocephalus macrophyllus dan EO-09
Shorea assamica. Parameter yang diamati adalah
persentase hidup tanaman umur satu bulan setelah Prioritas penelitian dan pengembangan jenis
penanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa andalan setempat rotan
perlakuan jenis tanaman memberikan pengaruh nyata
Titi Kalima1,♥, Jasni2,♥♥
terhadap persentase hidup tanaman yang diuji. Jenis 1
Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan
tanaman M. elegans tidak direkomendasikan dalam
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan
kegiatan rehabilitasi lahan alang-alang, karena memiliki Lingkungan Hidup. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box 165, Bogor 16001,
persentase hidup yang rendah, yaitu 23,33%. Sedangkan Jawa Barat. Tel. +62-251-8633234; 7520067. Fax. +62-251 8638111.
♥
ketiga jenis lainnya memiliki persentase hidup yang lebih email: [email protected].
2
Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan
baik, yaitu 63,33% (A. macrophyllus), 56,67% (P.
Pengolahan Hasil Hutan. Jl.Gunung Batu No.5 PO Box 165, Bogor
obtusifolium), dan 53,33% (S. assamica). 16001,Jawa Barat. Telp.0251 86333784, 8633413. Fx.0251 8633413,
♥♥
email: [email protected]
Alang-alang, tanaman lokal, rehabilitasi
Tulisan ini merupakan hasil penelitian untuk mendapatkan
informasi keanekaragaman jenis rotan dan sifat-sifat
EO-08 dasarnya sebagai dasar pijakan pemanfaatannya. Vegetasi
diamati dengan menggunakan metode eksplorasi, kemudian
Performa sintasan dan pertumbuhan benih dilakukan identifikasi ciri-ciri taksonomi dan sifat-sifat
Cardinal tetra (Paracheirodon axelrodi) dengan dasar jenis rotan yang ditemukan. Hasil penelitian
aplikasi daun ketapang (Terminalia catappa) menunjukkan bahwa ada sekitar 36 jenis rotan andalan
setempat (indigenious rattan species). Sesuai dengan
Nurhidayat♥, Liza Wardin, Ediyanto Sitorus program industri berbasis hutan tanaman rotan, maka
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bandung, 13 Juni 2015 119
penelitian dan pengembangan rotan perlu diarahkan pada Kalimantan 11.707.400 ha; Sulawesi 1.793.450 ha dan
jenis andalan setempat rotan. Papua 10.522.720 ha. Varietas padi sawah tumbuh baik di
daerah tersebut, tetapi tidak tahan terhadap cekaman
Andalan setempat, eksplorasi, Indonesia, rotan abiotik dan biotik. Kendala biotik yang ada di lahan ini
tikus, wereng, penyakit blas, juga hawar daun bakteri
(Xanthomonas oryzae pv oryzae). Hawar daun bakteri
EO-10 merupakan penyakit yang disebabkan oleh Xanthomonas
oryzae pv oryzae (Xoo) yang merupakan salah satu
Pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan penyakit penting yang menyerang padi sawah pada semua
bayam cabut (Amaranthus spp.) pada Sistem fase pertumbuhan. Bakteri ini mampu membentuk ‘strain’
Relay-Intercropping Jagung-Sayur Umur Pendek- atau kelompok yang berbeda-beda di setiap daerah yang
menjadi lokasi serangannya. Di Indonesia dikenal beberapa
Padi kelompok (paratipe), yang sering menyerang, antara lain
Alfatika Permatasari1, Sugiyarto2,♥, Dwi Setya Saputra1 kelompok III, IV, V, VI, VIII dan VIII. Dari kelompok-
1
Kelompok Studi Biodiversitas Jurusan BIologi Fakultas Matematika dan kelompok tersebut yang paling tinggi tingkat virulensinya
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl. Ir. adalah kelompok IV. Hasil penelitian 2011 menunjukkan
Sutami36A Surakarta 57126, Jawa Tengah. bahwa komposisi patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae
2
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl. Ir. Sutami36A Surakarta 57126, di daerah sentra produksi padi di Jawa pada umumnya
Jawa Tengah. Tel./Fax. +62-271-663375, ♥email: terdiri dari patotipe III (12,8%), IV (18,6%) dan VIII
[email protected] (68,6%). Tujuan penelitian ini adalah menginformasikan
reaksi ketahan 19 varietas padi rawa nasional yang sudah
Peningkatan produktivitas lahan merupakan bagian penting dilepas terhadap penyakit hawar daun bakteri kelompok IV
dalam menghadapi masalah semakin sempitnya dan VIII di rumah kaca. Hasil pengujian terhadap 19
kepemilikan lahan oleh petani. Diversifikasi komoditas varietas diuji ternyata bervariasi, ada yang tahan, agak
tanaman pada lahan sempit melalui sistem relay- tahan, agak rentan dan rentan pada pengamatan I dan
intercropping perlu dikembangkan. Penelitian ini bertujuan umumnya rentan pada pengamatan II pada kelompok VIII
untuk mengkaji pengaruh media tanam terhadap sedang pada kelompok IV agak rentan dan rentan.
pertumbuhan bayam cabut (Amaranthus spp.) sebagai salah
satu jenis sayur umur pendek pada sistem relay- Hawar daun bakteri, padi rawa, Xanthomonas oryzae pv.
intercropping jagung-sayur umur pendek-padi. Percobaan oryzae
lapangan disusun dalam rancangan acak kelompok dengan
perlakuan: kontrol (tanah saja), abu sekam, pupuk kandang
dan campuran abu sekam dengan pupuk kandang. Tanaman
sayur ditanam serempak dengan jagung pada guludan
EO-12
berbeda dan bersebelahan. Hasil penelitian menunjukkan Analisis pertumbuhan tiga jenis tanaman asli
bahwa pemberian abu sekam, pupuk kandang maupun Gunung Gede Pangrango di lahan agroforestri
campuran keduanya memacu pertumbuhan bayam cabut
melalui pendekatan allometrik di Nagrak,
lebih cepat dibanding kontrol. Campuran abu sekam
dengan pupuk kandang menunjukkan pengaruh terbaik Sukabumi, Jawa Barat
terhadap pertumbuhan bayam cabut, berturut-turut diikuti Indriani Ekasari, Masfiro Lailati♥
perlakuan pupuk kandang, abu sekam dan kontrol. UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), PO Box 19, Sindanglaya, Cianjur 43253,
Amaranthus, bayam cabut, relay-intercropping, Jawa Barat. Tel.: +62-263-512233, 520448; Fax.: +62-263-512233,
♥
email: [email protected]
produktivitas, lahan sempit, media tanam
Ekosistem pegunungan Jawa yang terbentuk di wilayah
Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat memiliki
EO-11 karakteristik tersendiri seperti sebagai penahan erosi,
penyerap karbon dan keindahan pada tajuk pohon. Namun,
Reaksi ketahanan 19 varietas padi rawa terhadap hanya sedikit informasi mengenai pertumbuhan jenis-jenis
penyakit hawar daun bakteri (Xanthomonas oryzae tanaman asli Gunung Gede Pangrango yang dapat ditanam
pv. oryzae) dengan pola tanam agroforestri. Tujuan penelitian ini
Anggiani1,♥, Cahaya Umah2 adalah memberikan informasi awal mengenai pertumbuhan
1 pada tingkat semai untuk tiga jenis tanaman asli Gunung
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Jl. Raya 9 Sukamandi, Subang
41256, Jawa Barat. Tel. +62-260-520157. Fax. +62-260-520158 Gede Pangrango yang ditanam dengan pola tanam
2
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, agroforestri melalui pendekatan allometrik. Penelitian ini
Institut Pertanian Bogor. Jalan Agatis, Gedung Fapet Wing 2 Lt. 4. dilakukan dengan metode survei di kawasan pemanfaatan
Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Jawa Barat.
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan lahan
masyarakat di Desa Cihanjawar, Nagrak, Sukabumi, Jawa
Luas total lahan rawa di Indonesia seluas 33.393.570 ha. Barat. Ketiga jenis tanaman yang diukur adalah Altingia
Sebaran areal tersebut ada di Sumatera 9.370.000 ha; excelsa (rasamala), Magnolia champaca (cempaka) dan
120 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bandung, 13 Juni 2015, hal. 91-135
Elaeocarpus angustifolius (ganitri). Parameter yang sebagai wilayah tangkapan air terpenting dalam siklus
diamati adalah tinggi, diameter, luas daun, kandungan hidrologis. Namun, kontribusi nilai manfaat hutan dalam
klorofil dan berat kering daun. Hasil analisis data yang menyediakan air yang berjalan sepanjang waktu belum
menunjukkan koefisien determinasi tertinggi hubungan mendapatkan apresiasi yang layak dari para pengguna air
allometrik berat kering daun-luas daun pada A. excelsa yang berperan sebagai penerima manfaat (benefeciaries)
adalah r2 = 0.869, untuk jenis E. angustifolius r2 = 0.766 jasa lingkungan kawasan hutan tersebut. Para pemanfaat air
dan untuk M. champaca r2 = 0.475. Hal ini menunjukkan masih banyak yang tidak mempedulikan dan kurang
bahwa pendekatan hubungan allometrik untuk memberikan apresiasi nilai terhadap kegiatan-kegiatan
pertumbuhan ketiga jenis tanaman yang diamati berguna pengelolaan hutan sebagai wilayah tangkapan airnya. Oleh
untuk model penelitian selanjutnya yang berhubungan karena itu, untuk menjaga kontinuitas, kuantitas, dan
dengan proses ekosistem terutama pada ekosistem kualitas air yang dimanfaatkan maka ekosistem hutan harus
agroforestri. dijaga kelestariannya dengan cara menentukan tarif air
sebagai kompensasi jasa lingkungan kawasan hutan.
Agroforestri, Gunung Gede Pangrango, pendekatan Penelitian ini bertujuan untuk: (i) Merumuskan
allometrik. formula/model penentuan tarif sumber daya air sebagai
produk jasa ekosistem hutan; dan (ii) Mengaplikasikan
model penentuan tarif sumber daya air sebagai produk jasa
EO-13 ekositem hutan di kawasan hutan Bandung Utara, Jawa
Barat. Analisis penentuan model tarif menggunakan
Potensi senyawa alelopati Clidemia hirta sebagai mekanisme water pricing yang berdasarkan Step Tarrif
bioherbisida atau Increasing Block Rates (IBR), yang mencerminkan
biaya yang sebenarnya akan memberikan sinyal kepada
Lily Ismaini1,♥, Agnesia Lestari2 pengguna mengenai nilai dari air dan dapat menjadi
1
UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Lembaga Ilmu insentif untuk pemanfaatan air yang lebih bijaksana. Hasil
Pengetahuan Indonesia (LIPI), PO Box 19, Sindanglaya, Cianjur 43253, analisis, struktur penetapan tarif air didasarkan pada
Jawa Barat. Tel.: +62-263-512233, 520448; Fax.: +62-263-512233.
♥
email: [email protected]
pembagian (i) blok konsumsi; (ii) segmentasi konsumen;
2
Program Studi Biologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati. Institut dan (iii) biaya usaha dan biaya dasar. Konsumen
Teknologi Bandung. Gedung SITH Labtek XI. Jl.Ganesha 10 Bandung dikelompokkan menjadi: (i) layak mendapat subsidi, (ii)
40132, Jawa Barat. tidak mendapat subsidi, dan (iii) memberi subsidi dengan
tarif yang mengandung tingkat keuntungan. Tarif air
dibedakan menjadi empat, yaitu: tarif rendah, tarif dasar,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek alelopati
tarif penuh, dan tarif yang ditetapkan berdasarkan
ekstrak daun, batang, dan akar tumbuhan invasif Clidemia
kesepakatan (khusus). Adapun model yang telah
hirta terhadap germinasi biji, pertumbuhan akar dan batang
dihasilkan: TD= TBPAT/(VHHL+VKAS); TR=TD-RSb;
Raphanus sativus dan Brassica oleracea. Penelitian ini
TP=TD+RTK+RSbS, dimana: TD (Tarif Dasar), TBPAT
menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok
(Total Biaya Pemanfaatan Air Terproduksi), VHHL
Lengkap, dengan dua faktor yaitu: organ tanaman C. hirta
(Volume Hasil Hutan Lainnya), VKAS (Volume
(akar, batang, dan daun) dan tanaman uji (R. sativus dan B.
Kehilangan Air Standar), TR (Tarif Rendah), RSb (Rata²
oleracea), dengan tiga ulangan. Hasil penelitian
Subsidi), TP (Tarif Penuh), RTK (Rata² Tingkat
menunjukkan bahwa ekstrak daun C. hirta berpengaruh
Keuntungan), RSbS (Rata² Subsidi Silang). Hasil
signifikan terhadap germinasi biji, penghambatan
implementasi model tarif air sebagai kompensasi jasa
pertumbuhan akar dan batang tanaman R. sativus dibanding
lingkungan kawasan hutan menunjukkan nilai: untuk
ekstrak akar dan batang.
kawasan hutan di Bandung Utara, tarif dasar Rp 578,-per
m³, tarif rendah Rp 403,-per m³ dan tarif penuh Rp 1.848,-
Alelopati, Clidemia hirta, germinasi, tumbuhan invasif per m³; dan untuk kawasan hutan di Cianjur, tarif dasar Rp
373,5 per m³, tarif rendah Rp 299,-per m³, tarif penuh Rp
1.575,-per m³.
EO-14
Kompensasi jasa ekosistem, tarif dasar, tarif rendah, tarif
Penentuan model tarif sumber daya air penuh, water pricing with step tarrif
sebagaikompensasi jasa ekosistem kawasan hutan:
Studi kasus di kawasan hutan Perhutani
Yooce Yustiana♥, Endang Hernawan, Hikmat Ramdhan EO-15
Kelompok Keahlian Manajemen Sumber Daya Hayati, Sekolah Ilmu dan
Teknologi Hayati. Institut Teknologi Bandung. Gedung SITH Labtek XI. Uji kualitas sperma sexing sapi FH (Fries
Jl.Ganesha 10 Bandung 40132, Jawa Barat. Tel.: +62-22-2511575, Holstein) pasca thawing
2500258, Fax.: +62-22-2534107, ♥email: [email protected]
Rizma Dera Anggaini Putri1,♥, Muhammad Gunawan2,
Sistem alamiah ekosistem hutan dan interaksi komponen Ekayana Mulyawati Kaiin3
1
fisik dan biologis di dalamnya menjadikan hutan berperan Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl. Ir. Sutami36A Surakarta 57126,
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bandung, 13 Juni 2015 121
Jawa Tengah. Tel./Fax. +62-271-663375. ♥email: asam hexadekanoat, metil tetradekanoat (Simbala 2008).
[email protected]
2,3 Hasil tahun 2009 membuktikan bahwa ekstrak heksan buah
Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI). Jl. Raya Bogor km. 46, Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Areca vestiaria dapat menurunkan berat kanker mencit.
Pada tahun 2010, ditemukan bahwa ekstrak heksan Areca
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam vestiaria pada dosis 500 mg/kg BB dan 1000 mg/kg BB
Inseminasi Buatan (IB) adalah kualitas sperma yang mencit memiliki aktivitas antikanker terhadap kanker
diinjeksikan. Penyimpanan sperma dalam bentuk beku fibrosarkoma mencit hasil induksi benzopirena (Simbala et
dilakukan untuk memperpanjang usia sperma. Namun, al. 2010). Hasil penelitian tahun 2012, ekstrak heksan buah
terdapat dampak yang diakibatkan oleh pembekuan sperma Areca vestiaria dapat membunuh 60-70% sel kanker
ini. Kualitas sperma yang masih segar tentu saja berbeda serviks dan sel kanker payudara. Hingga saat ini harga obat
dengan kualitas sperma pasca thawing. Tujuan penelitian di Indonesia masih sangat tinggi. Selain disebabkan oleh
ini adalah untuk mengetahui kualitas sperma sexing sapi faktor distribusi, pada dasarnya ketergantungan impor
FH (Fries Holstein) pasca thawing. Parameter kualitas yang terhadap bahan baku aktif dan bahan pembantu merupakan
diujikan, yaitu motilitas sperma, membran plasma utuh faktor utama penyebab mahalnya harga obat. Lebih dari
(MPU), viabilitas, abnormalitas serta morfometrinya. 90% kebutuhan bahan baku obat Indonesia diimpor dari
Motilitas sperma dihitung menggunakan SpermVision, luar negeri. Pengembangan bahan baku obat untuk
abnormalitas dan morfometri menggunakan pewarna memperkuat struktur industri bahan baku farmasi nasional
Eosin-Negrosin, sedangkan viabilitas menggunakan perlu dilakukan agar secara bertahap dan
pewarna Eosin-Negrosin dan pewarna Hoechst, serta berkesinambungan dapat mengurangi kebutuhan impor;
pengamatan parameter MPU menggunakan tiga larutan termasuk pengembangan produk-produk obat tradisional
HOS Test yang berbeda. Hasil pengujian didapatkan (jamu) menjadi obat herbal (herbal medicine), baik sebagai
motilitas sperma tertinggi, yaitu Sperma X (52,39%), Nilai sediaan obat herbal terstandar maupun fitofarmaka.
MPU tertinggi, yaitu Sperma X (80,95%), Viabilitas
tertinggi, yaitu Sperma Y (80,16%), Abnormalitas Antikanker, Areca vestiaria, palma endemik, fitofarmaka,
terendah, yaitu Sperma Non-sexing (5,4%). Berdasarkan
parameter yang digunakan, kualitas sperma X lebih baik
dibandingkan dengan kualitas Sperma Y dan Sperma non- EO-17
sexing.
Analisis lanskap jalur hijau jalan sebagai koridor
Kualitas sperma, sapi Fries Holstein, sexing persebaran burung di Kota Bandung
Evanti Arosyani♥, Teguh Husodo, Parikesit
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
EO-16 Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang
Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712
Potensi palma endemik Sulawesi (Areca vestiaria) psw. 104, Fax. +62-22-7794545, ♥email: [email protected]
sebagai bahan aktif produk fitofarmaka
antikanker Ekosistem perkotaan merupakan ekosistem buatan yang
selalu mengalami perubahan terutama dalam
Herny Emma Inonta Simbala♥, Linda W.A. Rotty, pengalihgunaan lahan yang menyebabkan terjadinya
Fatimawali, Fecky R.Mantiri fragmentasi habitat bagi satwa liar. Pengupayaan dalam
Fakultas Peternakan, Universitas Sam Ratulangi. Jl. Kampus Unsrat Klea- mengatasi permasalahan fragmentasi di perkotaan salah
Bahu Manado 95115, Sulawesi Utara, Tel./Fax. +62-431-863186, ♥email: satunya dengan membuat peraturan tentang Ruang Terbuka
[email protected]
Hijau (RTH) sebesar 30% dari luas wilayah perkotaan.
Penerapan RTH ini ada pada taman-taman kota dan juga
Bahan alam mempunyai prospek sebagai penghambat
Jalur Jalan Hijau (JHJ). Telah banyak dilakukan penelitian
kanker. Distribusi aktivitas anti kanker sangat luas dalam
di taman-taman Kota Bandung tentang studi habitat satwa
tumbuhan. Efek bahan alam erat hubungannya dengan
liar khususnya burung. Hal tersebut menunjukan adanya
senyawa kimia yang terkandung di dalamnya. Penyakit
persebaran burung yang memadai di wilayah perkotaan
kanker saat ini masih menempati urutan teratas penyebab
pada RTH taman-taman kota. Lokasi RTH taman kota yang
kematian dan sangat ditakuti oleh semua orang. Bahan-
saling berjauhan menunjukan bahwa taman kota sebagai
bahan alam mempunyai prospek sebagai penghambat
habitat burung terpecah dan memerlukan penghubung
kanker. Efek bahan alam erat hubungannya dengan
habitat agar dinamika persebaran populasinya terbentuk
senyawa kimia yang terkandung di dalamnya. Menurut
dengan baik. Jalur hijau jalan (JHJ) memiliki fungsi
Simbala (2005), dalam buah Areca vestiaria Giseke
sebagai koridor penghubung bagi burung untuk
(pinang yaki) terkandung flavonoid, triterpen, saponin dan
persebarannya antar RTH taman kota. Penelitian ini
tanin, ketiganya mempunyai efek anti kanker, yang
dilakukan untuk mengukur kualitas JHJ sebagai koridor
menunjang penyembuhan kanker. Selanjutnya Simbala
persebaran burung di taman kota. Pengamatan kehadiran
(2006), Uji BSLT Areca vestiaria sebagai antikanker
jenis burung dilakukan dengan menggunakan metode
diperoleh nilai LC50 = 399 ppm. Selanjutnya dari fraksi
transek dengan mengikuti panjang JHJ. Pengukuruan
heksan ekstrak buah Areca vestiaria diperoleh 5 senyawa
terhadap 3 variabel (vegetasi, gangguan dan dimensi)
yaitu pentadekana, metil dodekanoat, metil tetradekanoat,
122 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bandung, 13 Juni 2015, hal. 91-135
penyusun JHJ dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif, RTH, kota, pohon, karbon, CO2
ketiga variabel ini dianalisis dengan analisis korelasi untuk
melihat kualitas karakter JHJ sebagai koridor persebaran
burung.
EO-19
Burung, jalur hijau jalan, JHJ, koridor, persebaran Jamur entomopatogen Beauveria bassiana
(Balsamo, 1912) sebagai agen pengendali nyamuk
Aedes aegypti (Linnaeus, 1762)
EO-18 Maharani Herawan Ossa Putri♥, Hikmat Kasmara♥♥,
Rosot karbon vegetasi pohon di ruang terbuka Melanie♥♥♥
hijau Kota Bandung: Studi kasus Taman Badak, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang
Kebun Binatang, dan Taman Lalu Lintas Ade Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712
Irma Suryani psw. 104, Fax. +62-22-7794545, ♥email: [email protected],
♥♥
[email protected], ♥♥♥ [email protected]
Nurvita Cundaningsih♥, Teguh Husodo, Herri Y.
Hadikusumah Telah dilakukan penelitian mengenai jamur entomopatogen
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Beauveria bassiana sebagai agen pengendali hayati
Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang nyamuk Aedes aegypti. Penelitian bertujuan untuk
Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712
psw. 104, Fax. +62-22-7794545, ♥email: [email protected] mengetahui konsentrasi spora jamur B. bassiana yang
dapat menyebabkan LC50 terhadap larva dan imago.
Ruang terbuka hijau di Kota Bandung merupakan hutan Penelitian menggunakan metode eksperimental di
kota yang mampu menyerap gas CO2. Gas CO2 hasil emisi laboratorium dengan uji hayati. Tahap penelitian pertama
bahan bakar fosil dari kegiatan di Kota Bandung dapat dan kedua dilakukan dengan menggunakan larva dan
diserap oleh vegetasi hutan kota, lalu disimpan dalam imago Ae. aegypti dengan membuat suspensi spora jamur
bentuk lain, yaitu karbon pada biomassa tumbuhan yang B. bassiana yang terdiri dari tujuh taraf perlakuan
ada di Ruang Terbuka Hijau (RTH). Studi area RTH publik pengenceran yaitu kontrol (0 spora/mL); 10-1; 10-2; 10-3; 10-
4
sudah banyak dilakukan, sedangkan RTH privat dengan ; 10-5; 10-6. Parameter yang diamati jumlah kematian larva
luasan yang cukup besar belum dilaksanakan (yaitu: Taman dan imago selama 24 jam dan 48 jam. Hasil penelitian
Balaikota, Kebun Binatang Kota Bandung, dan Taman menunjukkan bahwa nilai LC50 24 jam dan 48 jam yang
Lalu Lintas Ade Irma Suryani). Penelitian ini bertujuan dapat menyebabkan kematian pada larva sebesar 49 × 109
untuk mengetahui kandungan biomassa vegetasi khususnya spora/mL dan 19,0 × 108 spora/mL. Nilai LC50 24 jam dan
di ruang terbuka hijau privat Kota Bandung sehingga dapat 48 jam pada imago Ae. aegypti sebesar 1,07 × 107
diketahui kemampuan vegetasi yang ada dalam menyimpan spora/mL spora/mL dan 1,49 ×105 spora/mL.
cadangan karbon. Metode yang digunakan dalam penelitian
adalah metode dominant quantitative. Pendekatan Aedes aegypti, Beauveria bassiana, LC50, mortalitas
kuantitatif bertujuan untuk mengetahui nilai rosot karbon,
densitas cadangan CO2, densitas laju penambatan CO2 dan
struktur floristik ruang terbuka hijau. Metode pengumpulan EO-20
data yang dilakukan dengan total sensus, teknik
pengukuran dilakukan secara langsung di lapangan dan Strategi adaptasi kalender tanam terhadap
pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data berupa variabilitas iklim pada sentra produksi padi
pengukuran langsung di lokasi penelitian dilakukan untuk
Yayan Apriyana
mengumpulkan data primer yang meliputi, pengukuran
Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat), Badan Penelitian
diameter setinggi dada (DBH) pohon, jenis pohon, jumlah dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Jl. Tentara Pelajar
individu, tinggi pohon, tipe arsitektur tumbuhan, bercabang No.1A, Cimanggu, Bogor, Jawa Barat. Tel. +62-251312760, email:
atau tidak bercabang, dan fungsi tumbuhan. Metode yang [email protected]
digunakan pada pengukuran cadangan karbon di dalam
RTH privat adalah dengan menggunakan pendekatan Strategi adaptasi terhadap variabilitas iklim pada setiap
pengukuran biomassa atau RaCSA (Rapid Carbon periode musim tanam sangat diperlukan dalam upaya
Assesment) dari World Agroforestry Centre (Hairiah 2011). meningkatkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis antara Penelitian dilakukan di Provinsi Jawa Barat yang
kondisi ruang terbuka hijau secara riil di lapangan baik mempunyai pola curah hujan Monsunal dan Provinsi
komposisi dan struktur vegetasi. Informasi tersebut akan Sumatera Barat dengan pola curah hujan Equatorial.
dianalisis dan dibandingkan dengan besarnya nilai karbon Analisis korelasi antara ENSO dan IOD dengan curah
yang tersimpan pada masing-masing RTH yang diteliti. hujan dilakukan untuk menemukan hubungan antara ENSO
Selain itu perbandingan dilakukan berdasarkan beberapa (El Niño) dan IOD dengan curah hujan pada periode
pengkategorian seperti berdasarkan DBH, adanya Desember-Februari, Maret-Mei, Juni-Agustus, dan
percabangan, arsitektur tumbuhan, fungsi pohon, dan September-November. Analisis indeks kecukupan air dan
berdasarkan famili. neraca air irigasi sawah digunakan untuk memperoleh
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bandung, 13 Juni 2015 123
waktu tanam optimal. Distribusi spasial hasil korelasi dan 0,01 mM CdCl2 dibandingkan kedua isolat lainnya.
parsial antara ENSO dan IOD dengan curah hujan di Eksopolisakarida yang dihasilkan oleh ketiga isolat
Sumatera Barat dan Jawa Barat menunjukkan dampak yang mengandung polisakarida dan asam organik dengan
signifikan terhadap anomali curah hujan sepanjang periode konsentrasi yang berbeda untuk setiap isolat. Keberadaan
September-November. Pada periode Juni-November Cd di dalam kultur cair mengubah pula konsentrasi dan
dampak terhadap luasan lahan padi sawah di Sumatera komposisi EPS. Hasil ini menjelaskan bahwa untuk lahan
Barat hanya sekitar 20%, sementara dampak di Jawa Barat pertanian terkontaminasi ringan oleh Cd, penggunaan
dapat mencapai hingga 80%. Pada wilayah dipengaruhi pupuk hayati Azotobacter resisten Cd dapat disarankan.
oleh ENSO dan IOD yang kuat seperti Indramayu, dampak
ENSO dan IOD positif secara bersamaan mengakibatkan Azotobacter, kadmium, eksopolisakarida
penundaan waktu tanam lebih dari 6 dasarian (periode
sepuluh hari). Puncak tanam terjadi pada bulan November
III / Desember dapat mencapai 30% akibat ENSO dan 35%
akibat IOD positif. Kejadian ENSO menunda waktu tanam
EO-22
2-5 dasarian pada pola curah hujan monsunal di Jawa Barat Pengaruh suhu, pH , dan oksigen terlarut
dan 1 dasarian pada pola equatorial di Sumatera Barat. terhadap regenerasi dan populasi Planaria sp. di
Sementara itu kejadian IOD positif dapat menunda waktu berbagai perairan
tanam 1-2 dasarian baik di Sumatera Barat maupun Jawa
Barat. Adaptasi petani terhadap anomali iklim lebih jelas di Farhani♥, Lidia Anggita Ramadhani, Mutia Arianata,
daerah pola curah hujan monsunal dengan penyesuaian Dewi Elfidasari, Riris L. Puspitasari
waktu tanam 2-3 dasarian dan merubah rotasi tanaman dari Jurusan Biologi (Bioteknologi), Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Padi-Padi-Bera menjadi Padi-Jagung / Kedelai-Bera dan Al Azhar Indonesia. Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jl.
Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta 12110, Indonesia. Tel. +62-
Padi-Padi-Jagung / Kedelai menjadi Padi-Jagung / Kedelai-
21-72792753. Fax. +62-21-7244767. ♥email: [email protected]
Bera.
Planaria merupakan hewan Avertebrata yang termasuk ke
Adaptasi, kalender tanam, sentra produksi padi, variabilitas dalam Filum Platyhelminthes. Hewan ini hidup di perairan
iklim yang jernih,dan ternaung oleh pepohonan. Keberadaan
Planaria dapat dijadikan sebagai bioindikator adanya
pencemaran perairan air tawar. Jumlah Planaria
EO-21 mengindikasikan kondisi perairan tersebut masih bagus dan
belum tercemar. Analisis terhadap keberadaan Planaria
Pertumbuhan dan komposisi eksopolisakarida dapat dilakukan dengan mengukur suhu, kadar pH, dan
bakteri pemfiksasi nitrogen Azotobacter spp. pada oksigen terlarut. Uji juga dilakukan dengan mengambil
media yang mengandung kadmium Planaria yang dipancing menggunakan hati ayam segar.
Proses perkembangbiakan dan regenerasi dari planaria
Reginawanti Hindersah
dipengaruhi oleh suhu, pH, dan kadar oksigen terlarut.
Laboratorium Biologi Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran.
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa
Suhu optimum untuk proses tersebut adalah antara 14-
Barat. Tel. +62-22-7796316, Fax. +62-22-7796316 email: 23oC, nilai pH air yaitu 3.5-5.0. Kadar oksigen terlarut
[email protected] semakin besar nilainya semakin baik untuk perkembangan
serta regenerasi Planaria.
Penggunaan pupuk fosfat yang intensif di lahan pertanian
sayuran menyisakan kontaminan kadmium (Cd) karena Kadar Oksigen Terlarut, pH, Planaria, regenerasi, suhu
secara alami batuan fosfat mengandung Cd. Pupuk hayati
pada pertanaman sayuran antara lain adalah Azotobacter
pemfiksasi N2 yang memiliki mekanisme resistensi
EO-23
terhadap Cd melalui produksi eksopolisakarida (EPS).
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi Proses pembentukan telur pada burung puyuh
perbedaan kurva pertumbuhan dan komposisi EPS (Cortunix cortunix sp.)
beberapa isolat Azotobacter dengan keberadaan beberapa
konsentrasi kadmium pada media cair yang resisten Nadya Karina♥, Nur Khamidatus Sintia, Winda Siti
terhadap logam berat serta komposisi EPS yang disintesis Nurjanah
Azotobacter. Tiga isolat Azotobacter penghasil EPS Jurusan Biologi (Bioteknologi), Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
diisolasi dari rizosfer sayuran yang tumbuh di Dataran Al Azhar Indonesia. Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jl.
Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta 12110, Indonesia. Tel. +62-
Tinggi Lembang, Bandung, Jawa Barat dengan metode 21-72792753. Fax. +62-21-7244767. ♥email:
Pengenceran Plat. Penetapan kurva pertumbuhan dan [email protected]
komposisi EPS Azotobacter dilakukan pada kultur cair
dengan dan tanpa Cd pada suhu kamar. Hasil penelitian Setiap makhluk hidup secara alamiah harus
memperlihatkan bahwa pertumbuhan ketiga isolat mempertahankan populasinya untuk keberlangsungan
Azotobacter sampai 84 jam dihambat oleh 1 dan 10 mM hidupnya dengan cara bereproduksi. Proses reproduksi
CdCl2. Namun, isolat LKM6 lebih resisten terhadap 0,01 setiap jenis hewan berbeda, untuk itu perlu dipelajari
124 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bandung, 13 Juni 2015, hal. 91-135
mekanismenya. Tujuan dari pembuatan paper ini adalah disarang sriti memiliki daya tetas 55%. Melalui hasil ini,
untuk memperoleh data tentang proses perkembangan telur dapat disimpulkan bahwa penetasan telur walet putih pada
pada burung puyuh (Coturnix coturnix sp.) dengan metode sarang aslinya merupakan metode yang optimal. Hal ini
studi literatur. Puyuh merupakan salah satu jenis burung kemungkinan besar disebabkan karena telur tersebut
yang tidak dapat terbang, ukuran tubuhnya kecil, serta dierami oleh induknya dan dierami pada sarang aslinya
memiliki kaki yang pendek dan bersifat kanibal. Proses sehingga kenyamanan induk dalam mengerami telurnya
pertumbuhan dan perkembangan puyuh terbilang sangat tidak terganggu. Namun daya tetas pada alat penetas dapat
cepat. Burung puyuh mencapai dewasa pada umur 41 hari digunakan sebagai alternatif untuk mengembangkan
dan sudah dapat menghasilkan telur. Puyuh mempunyai metode pengembangbiakkan walet dan meningkatkan
kemampuan untuk menghasilkan keturunan sebanyak 3-4 produksi sarang burung walet.
generasi pertahun dan sekitar 250-300 butir setiap ekornya
per tahun. Proses ini terjadi dan dimulai pada alat Metode penetasan, penetasan telur walet, walet putih
reproduksi unggas betina. Alat reproduksi pada unggas
betina terdiri atas indung telur (ovarium) dan saluran telur
(oviduk). Berdasarkan fungsi fisiologis dan struktur
mikroskopis, oviduk dibagi menjadi 5 bagian yaitu
EO-25
infundibulum, magnum, isthmus, uterus (kelenjar Potensi cengkeh (Syzygium aromaticum) varietas
kerabang), dan vagina. Tahap-tahap dari pembentukan telur afo ternate sebagai larvasida pada nyamuk
diawali dengan melepasnya kuning telur (ovum) dari Anopheles subpictus dan Aedes aegypti
ovarium. Perjalanan dari pembentukan dan pertumbuhan
telur, mulai dari calon kuning telur hingga menjadi telur Dharmawaty M. Taher♥, Nurhasanah, Nurmaya
sempurna memakan waktu yang lama dan semua bangsa Papuangan
unggas mengikuti perjalanannya demikian, hanya terdapat Fakultas Pertanian, Universitas Khairun. Jl. Bandara Babullah,
sedikit variasi dalam waktu perjalanan tersebut. Perbedaan Ternate 97728, Maluku Utara. Tel. +62 921 3110903, +62-921-
waktu perjalanan dan lama berdiam pada setiap bagian 21550, Fax. +62-921-23364, ♥email: [email protected]
pembentukan itulah yang menyebabkan waktu bertelur
unggas berbeda, tetapi proses pembentukannya relatif Cengkeh (Syzygium aromaticum) varietas afo ternate
sama. Secara umum, susunan cangkang telurnya terdiri dari dikenal sebagai cengkeh tertua di dunia karena mencapai
mammilary layer, spongy layer, kutikula, dan terdapat usia ratusan tahun dan tumbuh di kawasan pegunungan
banyak pori-pori. Gamalama, Ternate, Maluku Utara. Kandungan minyak
atsiri daun cengkeh afo sebesar 3.20% dan kadar eugenol
Burung puyuh, Cortunix cortunix sp., proses pembentukan 90.53% dapat dimanfaatkan sebagai larvasida alami.
telur, telur puyuh Pengendalian vektor nyamuk Anopheles sp. dan Aedes
aegypti adalah salah satu langkah pengendalian penting
untuk menanggulangi bahaya penyakit malaria dan Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Penelitian ini
EO-24 bertujuan untuk mengetahui efektivitas daun cengkeh
Pengembangan metode penetasan telur terhadap varietas afo terhadap kematian larva nyamuk Anopheles
budidaya burung walet putih (Collocalia subpictus dan Aedes aegypti. Metode penelitian adalah
eksperimen. Larva nyamuk Anopheles subpictus instar III
fuciphaga)
sejumlah 330 ekor dibagi menjadi 10 perlakuan ekstrak air
Adinda Citra Dianita♥, Mona Soraya, Dewi Elfidasari, daun cengkeh (10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%,
Riris Lindiawati Puspitasari 80%, 90% dan 100%) ditambah 1 kontrol dengan 3 kali
Jurusan Biologi (Bioteknologi), Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas ulangan. Setiap perlakuan berisi 10 ekor larva dan diamati
Al Azhar Indonesia. Komplek Masjid Agung Al Azhar, Jl. setiap selang waktu 5 menit selama 30 menit. Pengujian
Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta 12110, Indonesia. Tel. +62- larva Aedes aegypti instar III menggunakan ekstrak air
21-72792753. Fax. +62-21-7244767. ♥email: [email protected]
dalam bentuk infusa daun cengkeh. Jumlah larva yang
digunakan sebanyak 400 ekor dengan 4 perlakuan (5%,
Penetasan merupakan salah satu metode dalam upaya
10%, 15% dan 20%) ditambah 1 kontrol. Masing-masing
peningkatan populasi walet. Burung walet putih
kelompok perlakuan berisi 20 ekor larva dan dilakukan 4
(Collocalia fuciphaga) memliki potensi yang perlu
kali ulangan. Pengamatan dilakukan setiap selang waktu 3
dikembangkan dan dibudidayakan, karena menghasilkan
jam selama 15 jam dan dihitung jumlah larva yang mati.
sarang bernilai ekonomi tinggi. Sarang burung walet
Hasil penelitian menunjukan bahwa efektivitas ekstrak
merupakan mata dagangan ekspor yang mempunyai nilai
daun cengkeh varietas afo terhadap larva Anopheles
ekonomi tinggi. Studi literatur ini bertujuan untuk
subpictus terjadi pada menit ke 10 setelah perlakuan
membandingkan hasil penetasan telur walet putih yang
dengan konsentrasi 80% dengan tingkat kematian mencapai
optimal. Hasil studi literatur menunjukkan telur walet putih
33,3% dan semakin meningkat seiring lamanya waktu
yang ditetaskan pada alat penetas memiliki daya tetas 90%,
aplikasi. Konsentrasi infusa daun cengkeh 20% efektif
telur walet putih pada sarang walet asli berhasil menetas
terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti pada 3 jam
100%, telur walet putih yang ditetaskan disarang walet
pertama aplikasi, dan mencapai kematian larva 85% pada
imitasi memiliki daya tetas 85%, dan yang ditetaskan
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bandung, 13 Juni 2015 125
aplikasi selama 15 jam. Cengkeh varietas afo ternate No.1A, Cimanggu, Bogor, Jawa Barat. Tel. +62-251-312760, email:
[email protected]
berpotensi sebagai larvasida untuk penanggulangan vektor
nyamuk malaria dan DBD.
Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman jagung di
Aedes aegypti, Anopheles, cengkeh, larvasida lahan kering terkendala oleh keterbatasan ketersediaan air
karena belum optimalnya pemanfaatan potensi ketersediaan
air. Upaya optimalisasi penggunaan air memerlukan
informasi potensi ketersediaan air dan kebutuhan air
EO-26 tanaman untuk penentuan pola tanamnya. Penelitian
bertujuan untuk: (i). Mengidentifikasi karakteristik sumber
Pengkajian pemanfaatan amelioran terhadap daya air (ketersediaan dan kebutuhan), (ii) Menyusun
kedelai di lahan kering Banten desain pengelolaan air, dan (iii).Mengembangkan teknologi
Resmayeti Purba irigasi berdasarkan karakteristik sumber daya air.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten. Jl. Ciptayasa Km Berdasarkan informasi ketersediaan air, maka didesain
01 Ciruas-Serang 42182, Banten. Tel. +62-254-281055, Fax. +62-254- teknologi irigasi otomatis big gun sprinkler sebagai irigasi
282507, email: [email protected] suplementer pada berbagai varietas tanaman jagung
(Srikandi Kuning, Sukmaraga, Bima-3, Bisma, dan
Pengembangan kedelai di lahan kering merupakan salah Lamuru). Kebutuhan air tanaman dianalisis berdasarkan
satu jawaban dalam meningkatkan produksi kedelai, tetapi kebutuhan air tanaman menurut model neraca air tanaman
produktivitas kedelai di lahan kering di Banten masih FAO, metode ini menghitung kebutuhan air tanaman
sangat rendah. Salah satu penyebabnya adalah masih dengan mempertimbangkan karakteristik fisik tanah serta
rendahnya produktivtas lahan kering akibat kesuburan hara kedalaman perakaran setiap fase pertumbuhan tanaman.
yang rendah. Pemberian amelioran merupakan upaya untuk Berdasarkan model neraca ketersediaan-kebutuhan air
meningkatkan produktivitas lahan sekaligus peningkatan dihitung kebutuhan irigasi (volume dan interval) untuk
produksi kedelai. Telah dilakukan pengkajian pemanfaatan berbagai varietas tanaman jagung yang dikembangkan.
bahan amelioran pada tanaman kedelai di Desa Mekarsari, Hasil analisis volume dan interval irigasi menunjukkan
Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten bahwa total irigasi yang diberikan pada tanaman jagung
pada bulan Maret s.d. Juli 2013. Pengkajian dilaksanakan yang ditanam pada awal MK-2 pada Juli selama fase
pada lahan kering milik petani dengan susunan perlakuan pertumbuhannya (105 hari) sebesar 524 mm. Interval
pemberian amelioran: (i) pupuk kandang ayam, (ii) irigasi diberikan setiap 10 hari dengan volume irigasi
dolomit, (iii) petroganik dan (iv) pola petani tanpa berkisar antara 34 menit sampai 1 jam 56 menit. Dengan
pemberian amelioran, masing-masing perlakuan diulang 7 irigasi suplementer menggunakan big gun sprinkler akan
kali. Varietas kedelai yang digunakan adalah Anjasmoro. menghemat tenaga dan waktu untuk irigasi, sehingga
Budidaya kedelai dilaksanakan dengan menerapkan efisiensi penggunaan air meningkat jika dibanding dengan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai di lahan irigasi konvensional.Tanaman jagung varietas Bima-3
kering. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa hasil kedelai sangat potensial untuk dikembangkan karena mempunyai
tertinggi diperoleh pada perlakuan amelioran pupuk potensi produksi yang relatif tinggi yaitu 4,51 ton/ha dan
kandang ayam sebesar 2,4 t/ha, lebih tinggi dibanding dapat memproduksi biomasa lebih banyak, yaitu sebesar
dengan hasil pola petani sebesar 1.5 t/ha, sehingga terjadi 2,66 ton/ha dibandingkan varietas Srikandi Kuning,
peningkatan hasil kedelai sebesar 900 kg/ ha. Keuntungan Sukmaraga, Bisma, dan Lamuruyang mempunyai produksi
yang diperoleh dari perlakuan amelioran pupuk kandang berkisar 3,19-4,01 ton/ha dan biomassa 1,61-2,56 ton/ha.
ayam lebih tinggi Rp. 8.200.000/ha dibanding dengan
keuntungan perlakuan pola petani Rp 3.800.000/ha, atau Irigasi otomatis, jagung, lahan kering, Lombok Barat
terjadi peningkatan keuntungan Rp. 4.400.000/ha. Manfaat
amelioran di lahan kering dapat meningkatkan hasil dan
keuntungan usahatani, sehingga berdampak pada
swasembada pangan kedelai yang berkelanjutan. EP-01
Keragaan hubungan panjang berat dua spesies
Amelioran, hasil, kedelai ikan Rasbora argyrotaenia dan Rasbora trilineata
Mochammad Zamroni♥, Siti Zuhriyyah Musthofa,
EO-27
Nurhidayat
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Jl. Perikanan No 13, Pancoran Mas, Depok
Upaya peningkatan produksi tanaman jagung 16436, Jawa Barat. Tel. +62-21-7765838, 7520482, Fax. +62-21-
menggunakan teknik irigasi otomatis di lahan 7520482, ♥email: [email protected]
kering Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara
Barat Ikan rasbora, Rasbora argyrotaenia dan Rasbora trilineata
merupakan dua spesies ikan yang berasal dari Indonesia.
Popi Rejekiningrum♥, Budi Kartiwa Ikan ini hidup bergerombol dan merupakan salah satu jenis
Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat), Badan Penelitian ikan hias untuk akuaskaping. Penelitian mengenai
dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Jl. Tentara Pelajar
126 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bandung, 13 Juni 2015, hal. 91-135
hubungan panjang berat penting untuk dilakukan, untuk jaringan dengan menggunakan tunas apeks serta perlakuan
mengetahui dan mengevaluasi pola pertumbuhan dan faktor sitokinin (BAP, Banzylaminopurin).
kondisi dari setiap spesies dari setiap jenis kelamin.
Penelitian ini dilakukan terhadap dua spesies ikan rasbora, Biodiversitas, dataran tinggi, konservasi, Litsea cubeba,
yaitu Rasbora argyrotaenia dan Rasbora trilineata, dengan minyak atsiri
jenis kelamin jantan dan betina. Ikan diukur panjang total,
panjang standar, dan beratnya kemudian dianalisis dengan
rumus W=aLb, lalu ditranformasi ke dalam bentuk
persamaan regresi linier dengan menarik logaritma ln W =
EP-03
a + b ln L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua Potensi kulit ari kelapa sebagai alternatif bahan
spesies ikan rasbora ini memiliki pola pertumbuhan yang pakan ikan
bervariasi. R. argyrotaenia (jantan dan betina), dan R.
trilineata jantan memiliki nilai allometrik negatif, Sukarman
sedangkan R. trilineata betina memiliki allometrik positif Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Kementerian
dengan faktor kondisi ikan yang tidak berbeda nyata Kelautan dan Perikanan. Jl. Perikanan No 13, Pancoran Mas, Depok
16436, Jawa Barat. Tel. +62-21-7765838, 7520482, Fax. +62-21-
7520482, email: [email protected]
Betina, hubungan panjang berat, jantan, Rasbora
argyrotaenia, Rasbora trilineata Kulit Ari Kelapa (KAK) banyak terbuang di pasar
tradisional dan belum ada pemanfaatannya. Penelitian ini
adalah studi awal mengenai proses pengolahan kulit ari
EP-02 kelapa dan potensi aplikasinya sebagai bahan pakan.
Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan kulit ari
Budidaya kilemo (Litsea cubeba) untuk kelapa di pasar tradisional, dikeringkan di bawah terik
mendukung kelestarian tanaman dataran tinggi matahari, dianalisis proksimat dan membandingannya
penghasil atsiri dengan profil bungkil kelapa. Parameter yang diamati
adalah perbandingan jumlah tepung kulit ari kelapa kering
Kurniawati Purwaka Putri♥, Dida Syamsuwida, Rina dibandingkan basah (yield), komposisi proksimat dan
Kurniaty membandingkan profilnya dengan bungkil kelapa. Hasil
Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Jl. Pakuan, penelitian menunjukkan bahwa yield yang diperoleh
Ciheuleut PO Box 105, Bogor 16100, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-
8327768. ♥email: [email protected] sebesar 40%, sedangkan komposisi proksimat adalah
sebagai berikut: protein 22,50%, lemak 22,14%, serat kasar
Kilemo (Litsea cubeba L. Persoon) merupakan jenis pohon 29,19%, abu 2,38%, kadar air 5,31% dan BETN sebesar
indigen yang tumbuh liar di daerah pegunungan. Dalam 23,79%. Kadar protein lebih tinggi dibandingkan bungkil
rangka kelangsungan jenis kilemo sebagai salah satu kelapa (14,87%), demikian pula kadar lemaknya (10,30%);
sumber plasma nutfah penghasil minyak atsiri potensial tetapi serat kasarnya lebih baik bungkil kelapa (21,47%).
diperlukan upaya regenerasi buatan (budidaya). Naskah ini Berdasarkan hal tersebut maka KAK dapat dijadikan
bertujuan menyajikan informasi dan teknik budidaya alternatif bahan pakan ikan.
tanaman kilemo. Metode yang digunakan meliputi
pengamatan langsung pembungaan dan pembuahan, Ikan, pakan, paring, proksimat
pengukuran potensi produksi buah, metode pengujian fisik
dan fisiologis benih, metode perkecambahan dan
pembibitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kilemo EP-04
dapat berbunga sepanjang tahun, namun masa berbuah
terbanyak pada bulan Juli-Agustus. Siklus perkembangan Perbaikan kualitas warna ikan Sumatra albino
pembungaan dan pembuahan membutuhkan waktu sekitar (Puntius tetrazona) menggunakan sumber
3-4 bulan. Produksi buah kilemo dari pohon berdiameter karotenoid yang berbeda
berdiameter 4-14,7 cm berkisar 0,12-2,4 kg, sedangkan dari
pohon berdiameter 14,8-25,3 cm berkisar 0,25-9,8 kg. Sukarman
Berat buah kilemo dalam 1 kg terdapat 26.434 butir benih. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Jl. Perikanan No 13, Pancoran Mas, Depok
Daya berkecambah benih kilemo adalah 73,3% pada kadar 16436, Jawa Barat. Tel. +62-21-7765838, 7520482, Fax. +62-21-
air 9-10%. Perendaman dengan larutan asam giberelin 7520482, email: [email protected]
(GA3) konsentrasi 200 ppm selama 48 jam meningkatkan
daya berkecambah hingga 81%. Penyimpanan benih yang Kualitas warna ikan dalam akuarium merupakan faktor
baik dilakukan di dalam kulkas (7-9ºC) dengan wadah yang sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk
kantong plastik tertutup rapat. Teknik pembibitan kilemo mengetahui pengaruh pemberian sumber karotenoid yang
dapat dilakukan melalui perbanyakan benih langsung berbeda terhadap kualitas warna ikan Sumatra albino
dengan media campuran tanah dan cocopeat (v/v 1:1), asal (Puntius tetrazona). Perlakuan yang diujikan adalah pakan
cabutan dengan tinggi anakan (10-20) cm, stek pucuk kontrol (K), pakan cantaxanthin (C), pakan bunga marigold
dengan ukuran 10-12 cm (2-3 ruas), anakan alam tinggi 50 (M) dan pakan astaxanthin (A). Parameter yang diamati
cm, stek batang tengah dengan ukuran 7-10 cm dan kultur adalah perubahan kualitas warna badan berupa nilai
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bandung, 13 Juni 2015 127
lightness (L), Chroma (C) dan Hue (H); serta perubahan [email protected]
2
Kelompok Studi Biodiversitas, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
warna pada sirip dan ekor. Penilaian warna pada tubuh ikan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl. Ir.
dilakukan menggunakan colorimetry, sedangkan pada sirip Sutami36A Surakarta 57126, Jawa Tengah.
dan ekor dibandingkan secara visual. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada perubahan warna pada ikan Peningkatan produktivitas lahan merupakan bagian penting
yang diberi pakan cantaxanthin. Pemberian pakan bunga dalam menghadapi masalah semakin sempitnya
marigold dan astaxanthin meningkatkan nilai choma dan kepemilikan lahan oleh petani. Diversifikasi komoditas
memperbaiki nilai hue untuk kisaran warna oranye-merah. tanaman pada lahan sempit melalui sistem relay-
Secara visual warna sirip dan ekor ikan pada kedua intercropping perlu dikembangkan. Penelitian ini bertujuan
perlakuan pakan terakhir lebih merah dibandingkan kontrol untuk mengkaji pengaruh media tanam terhadap
dan perlakuan cantaxanthin. pertumbuhan dan produktivitas kangkung darat (Ipomoea
reptans Poir) sebagai salah satu jenis sayur umur pendek
Astaxanthin, cantaxanthin, marigold, warna pada sistem relay-intercropping jagung-sayur umur
pendek-padi. Percobaan lapangan disusun dalam rancangan
acak kelompok dengan perlakuan: kontrol (tanah saja), abu
EP-05 sekam, pupuk kandang dan campuran abu sekam dengan
pupuk kandang. Tanaman sayur ditanam serempak dengan
Potensi telur keong (Pamocea canaliculata) sebagai jagung pada guludan berbeda dan bersebelahan. Hasil
sumber pigment untuk meningkatkan kualitas penelitian menunjukkan bahwa pemberian abu sekam,
warna ikan hias pupuk kandang maupun campuran keduanya memacu
pertumbuhan kangkung darat lebih cepat dibanding
Sukarman kontrol. Campuran abu sekam dengan pupuk kandang
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Kementerian menunjukkan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan
Kelautan dan Perikanan. Jl. Perikanan No 13, Pancoran Mas, Depok
16436, Jawa Barat. Tel. +62-21-7765838, 7520482, Fax. +62-21-
kangkung darat, berturut-turut diikuti perlakuan pupuk
7520482, email: [email protected] kandang, abu sekam dan kontrol.
Keong mas (Pamocea canaliculata) sampai saat ini masih Ipomoea reptans, kangkung darat, lahan sempit, media
dianggap sebagai hama pertanian, penggunaanya juga tanam, relay-intercropping
sangat terbatas. Penelitian ini adalah studi pendahuluan
mengenai potensi telur keong mas sebagai sumber pigment
untuk peningkatan kualitas warna ikan hias. Studi literatur EP-07
dilakukan untuk mengetahui kandungan pigmen yang
terdapat dalam telur keong mas. Pengamatan awal terhadap Perbaikan teknologi budidaya jeruk keprok
telur keong mas dilakukan untuk menghitung berat rata- borneo prima dan analisis usahataninya
rata dari satu koloni telur keong mas. Hasil penelitian diKabupaten Berau, Kalimantan Timur
menunjukkan bahwa telur keong mas mengandung
astxanthin, sama dengan pigment yang digunakan untuk Muhamad Rizal♥, Retno Widowati
meningkatkan kualitas warna daging ikan salmon, udang Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur. Jl. P.M.
Noor Sempaja, Samarinda 75119, Kalimantan Timur. Tel. +62-541-
dan ikan hias. Hasil studi awal menunjukkan bahwa berat
220857, ♥email: [email protected]
setiap koloni telur keong mas bervarisasi, diduga
tergantung dari besarnya induk keong. Namun, kisaran
Era globalisasi dan pasar bebas telah menciptakan kondisi
berat telur keong mas dalam satu koloni adalah sebesar 15-
persaingan pasar yang semakin ketat. Oleh karena itu,
50 g. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengembangan jeruk yang telah dan akan dilakukan perlu
telur keong mas berpotensi sebagai sumber astaxanthin
diikuti dengan penerapan teknologi budidaya yang baik,
untuk meningkatkan kualitas warna ikan hias.
agar buah yang dihasilkan mampu bersaing dengan
produksi negara lain yang pada saat ini telah banyak dijual
Astaxanthin, keong, pigmen, telur di pasar tradisional. Tujuan penelitian ini adalah untuk
memberikan informasi mengenai perbaikan teknologi
budidaya jeruk keprok Borneo Prima dan analisis
EP-06 usahataninya. Penelitian dilaksanakan di Desa Tubaan,
Kecamatan Tabalar, Kabupaten Berau, Provinsi
Pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan Kalimantan Timur pada tahun 2012 s.d. 2013.
kangkung darat (Ipomoea reptans) pada sistem Pengumpulan data menggunakan metode desk study dan
relay-intercropping jagung-sayur umur pendek- field study, selanjutnya dideskripsikan dan dianalisis secara
padi kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbaikan
teknologi budidaya yang tepat telah meningkatkan
Sugiyarto1,♥, Dwi Setya Saputra2, Alfatika Permatasari2 produktivitas jeruk yang dihasilkan. Secara keseluruhan,
1
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, pada tahun 2012 produksi buah jeruk di Kabupaten Berau
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl. Ir. Sutami36A Surakarta 57126,
Jawa Tengah. Tel./Fax. +62-271-663375, ♥email: sebanyak 478 ton dan tahun 2013 meningkat menjadi 1.768
ton. Sedangkan pendapatan petani melalui perbaikan
128 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bandung, 13 Juni 2015, hal. 91-135
teknologi adalah Rp. 4.085.000,-atau nilai R/C ratio Tanaman Durio kutejensis (Hass.) Becc, dikenal dengan
sebesar 1,57. Penerapan perbaikan teknologi budidaya nama lai. Tanaman ini merupakan salah satu kerabat durian
jeruk di Berau memberikan nilai tambah dan daya saing yang cukup prospektif untuk dikembangkan sebagai
komoditas hortikultura jeruk di Kalimantan Timur. komoditas unggul Kalimantan Timur. Prospek komoditas
lai sangat baik mengingat permintaannya terus meningkat
Berau, jeruk keprok Borneo Prima, teknologi budidaya dan pesaingnya terbatas, karena hanya dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik di Provinsi Kalimantan Timur.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi
EP-08 mengenai prospek pengembangan lai mahakam sebagai
salah satu varietas unggul lokal di Kalimantan Timur.
Perbaikan teknologi budidaya pisang kepok dan Penelitian dilaksanakan di Desa Batuah, Kecamatan Loa
analisis usahataninya di Kabupaten Kutai Timur, Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan
Kalimantan Timur Timur pada tahun 2014. Pengumpulan data menggunakan
metode desk study dan field study, selanjutnya
Retno Widowati, Muhamad Rizal♥ dideskripsikan dan dianalisis secara kualitatif. Hasil
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur. Jl. P.M. penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga varietas buah
Noor Sempaja, Samarinda 75119, Kalimantan Timur. Tel. +62-541- lai (lai batuah, lai kutai dan lai mahakam) yang
220857, ♥email: [email protected]
dibudidayakan di lokasi penelitian tersebut dan memiliki
keunggulan masing-masing serta sangat disukai oleh
Potensi usahatani komoditas hortikultura khususnya pisang berbagai konsumen baik di dalam negeri bahkan sampai ke
di Kalimantan Timur mempunyai prospek yang lebih cerah luar negeri. Berdasarkan sampel buah lai mahakam yang
dikembangkan dibandingkan dengan komoditas buah dikirim pada musim 2009/2010, konsumen dan pelaku
lainnya, baik dalam bentuk segar maupun olahan, karena usaha di Singapura menunjukkan respon yang cukup baik
Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah sentra dan berminat untuk melakukan transaksi secara kontinyu.
produksi pisang. Namun, fakta di lapangan menunjukkan
semakin rendahnya mutu buah pisang yang dihasilkan, Buah Lai, Kutai Kartanegara, prospek, varietas unggul
karena tidak diikuti dengan aplikasi teknologi budidaya
yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan
informasi mengenai perbaikan teknologi budidaya pisang
kepok dan analisis usahataninya. Penelitian dilaksanakan di EP-10
Desa Kaliorang, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai
Timur, Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2012. Heat unit (akumulasi panas) untuk penentuan fase
Pengumpulan data menggunakan metode desk study dan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
field study, selanjutnya dideskripsikan dan dianalisis secara sayuran
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi Suciantini
budidaya yang tepat dapat meningkatkan kualitas dan Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, Badan Penelitian dan
produktivitas pisang yang dihasilkan. Melalui perbaikan Pengembangan Kementerian Pertanian. Jl. Tentara Pelajar No. 1A
teknologi, petani memperoleh keuntungan Rp. 6.371.000,- Cimanggu, Kota Bogor 16111, Jawa Barat, Indonesia. Tel. +62-251-
atau nilai R/C ratio sebesar 2,00. Penerapan perbaikan 8312760, Fax. +62-251-8323909, email: [email protected].
teknologi budidaya pisang di Kutai Timur memberikan
nilai tambah dan daya saing komoditas hortikultura pisang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses
di Kalimantan Timur. yang sangat berkaitan pada makhluk hidup. Pada tanaman,
terutama tanaman semusim, pertumbuhan merupakan
Kutai Timur, pisang kepok, teknologi budidaya perubahan ukuran, sedangkan perkembangan merupakan
proses perubahan fase tanaman. Semua unsur iklim
berpengaruh pada pertumbuhan, sedangkan unsur yang
dominan pada perkembangan terutama suhu dan panjang
EP-09 hari. Heat unit merupakan akumulasi panas. Perhitungan
Prospek pengembangan buah Lai (Durio heat unit pada suatu tanaman semusim dihitung dari
periode pertumbuhan, perkembangan hingga panen. Tujuan
kutejensis) sebagai varietas unggul lokal di penulisan ini adalah untuk menentukan akumulasi satuan
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan panas dari sayuran yang ditanam pada beberapa wilayah.
Timur Data cuaca yang digunakan untuk perhitungan adalah data
Retno Widowati1, Muhamad Rizal1,♥, Agus Supriyono2 suhu udara, suhu minimum dan maksimum, kelembaban
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur. Jl. P.M. relatif serta lama penyinaran. Fase perkembangan antara
Noor Sempaja, Samarinda 75119, Kalimantan Timur. Tel. +62-541- masing-masing kejadian fenologi dihitung dengan
220857, ♥email: [email protected] menggunakan persamaan berdasarkan Handoko (1994).
2
Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kahutanan (BP3K), Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa terdapat variasi
Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
waktu panen sesuai ketinggian wilayah. Pada wilayah
dataran rendah umur tanaman lebih pendek daripada di
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bandung, 13 Juni 2015 129
dataran tinggi, karena akumulasi panas lebih cepat tercapai Penelitian dilakukan di Balai Penelitian dan Pengembangan
di dataran rendah. Budidaya Ikan Hias Depok. Perlakuan yang digunakan
pada tahap awal media salinitas berbeda (0,4,8,12, 16 ppt)
Akumulasi panas, heat unit, sayuran dan tahap berikutnya pakan buatan untuk ikan yang
dipelihara di kolam. Parameter yang diamati adalah
kualitas air, pertumbuhan dan sintasan. Hasil penelitian
EP-11 menunjukkan bahwa ikan sumpit mempunyai toleransi
yang sangat luas pada media air mulai salinitas 0-16 ppt
Identifikasi produksi mangga di Jawa Barat dan sangat merespon pakan buatan.
berdasarkan kondisi iklim
Adaptasi, ikan sumpit, keanekaragaman, Toxotes, ex situ
Suciantini
Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Pertanian. Jl. Tentara Pelajar No. 1A
Cimanggu, Kota Bogor 16111, Jawa Barat, Indonesia. Tel. +62-251- EP-13
8312760, Fax. +62-251-8323909, email: [email protected].
Hubungan iklim terhadap populasi hama dan
Produksi buah-buahan ditentukan oleh kecocokan terhadap musuh alami pada varietas padi unggul baru
kondisi iklim/lingkungan, selain oleh kondisi internal.
Trisnaningsih♥, Nia Kurniasih
Demikian pula halnya pada tanaman mangga, produksi
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Jl. Raya 9 Sukamandi, Subang
mangga ditentukan oleh kondisi iklim terutama curah 41256, Jawa Barat. Tel.: +62-260-520157. Fax.: +62-260-520158. ♥email:
hujan, karena mangga memerlukan kondisi kering atau [email protected]
stres air untuk terjadinya pembungaan dan pembuahan.
Namun, kekurangan air pada fase-fase inipun dapat Pertanaman padi di lapangan sering diserang oleh berbagai
menyebabkan kerontokan dan mengeringnya bunga dan hama, di antara hama yang menyerang wereng coklat
buah-buah kecil atau bakal buah. Kondisi iklim yang sesuai merupakan hama utama. Serangan wereng coklat pada
memungkinkan produksi yang optimal. Oleh sebab itu, pertanaman padi dapat menimbulkan kerugian yang sangat
dengan memperhatikan kondisi iklim yang dikorelasikan besar, sehingga produksi berkurang dan dapat
dengan produksi mangga, dapat diketahui wilayah-wilayah mempengaruhi produksi beras nasional. Tujuan penelitian
yang sesuai, untuk pengembangan sentra mangga. Tujuan ini adalah untuk mengetahui hubungan iklim dengan
penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi penyebaran populasi hama dan musuh alaminya pada varietas padi
produksi mangga di Jawa Barat ditinjau dari kondisi iklim. unggul baru. Penelitian dilaksanakan pada MT I 2011, di
Data cuaca yang digunakan terutama data curah hujan, Kebun Percobaan (KP) Sukamandi dan KP Pusakanegara,
yang ditunjang dengan data suhu udara, kelembaban relatif Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan pengamatan
serta lama penyinaran. Data curah hujan dikelompokkan ke populasi hama dan musuh alaminya pada areal pertanaman
dalam bulan basah dan bulan kering. Berdasarkan hasil padi varietas Ciherang seluas 0,25 ha. Pengamatan
yang diperoleh diketahui bahwa untuk fase pembungaan dilakukan pada sampel dengan menghitung hama utama:
mangga diperlukan lingkungan yang tidak terlalu basah. penggerek batang padi; seluruh jenis wereng (wereng
Dilihat dari penyebaran data produksinya, ada beberapa coklat; wereng punggung putih; wereng hijau) serta
kabupaten di Jawa Barat yang berpotensi untuk lembing batu dan ulat grayak. Juga diamati musuh
pengembangan mangga. alaminya, yaitu: laba-laba (Pardosa pseudoannulata,
Tetragnatha sp. Callitrichia sp.), Cyrtorhinus lividipennis,
Iklim, Jawa Barat, mangga, produksi Paederus fuscifes, Ophionea nigrofasciata, dan Coccinella
arcuata, dan hasil panen. Diamati juga data cuaca/ iklim,
antara lain kelembaban, suhu, dan curah hujan. Data
EP-12 dianalisis dan dihitung hubungan antara hama dan musuh
alaminya serta hubungannya dengan keadaan cuaca. Hasil
Dukungan kelestarian keanekaragaman melalui penelitian pada MT I, percobaan yang dilakukan bulan
adaptasi pemeliharaan ikan sumpit (Toxotes sp.) Mei-Juli, jenis hama utama yang ditemui adalah penggerek
ex-situ batang padi dan wereng coklat dengan serangan dan
populasinya rendah. Musuh alaminya adalah: laba-laba,
Tutik Kadarini♥, Siti Subandiyah Paederus, Ophionea, Coccinella dan Cyrtorhinus
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Kementerian populasinya rendah; Faktor iklim yang mempengaruhi
Kelautan dan Perikanan. Jl. Perikanan No 13, Pancoran Mas, Depok populasi hama dan musuh alami pada pengamatan di
16436, Jawa Barat. Tel. +62-21-7765838, 7520482, Fax. +62-21-
7520482, ♥email: [email protected] lapangan adalah suhu, kelembaban, curah hujan dan angin.
Ikan sumpit (Toxotes sp.) termasuk ikan yang hidup di air Hama padi, iklim, musuh alami
payau dan memiliki kebiasaan unik mendapatkan makan
dengan menyemburkan air hingga mencapai satu meter.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui toleransi
pemeliharaan ikan sumpit (Toxotes sp.) di luar habitat.
130 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bandung, 13 Juni 2015, hal. 91-135
penelitian ini adalah untuk menguji secara organoleptik disimpan selama 4 tahun adalah 4,8 kali. Produksi bibit
keripik kangkung rasa paru serta menganalisis kelayakan unggul sengon secara in vitro diharapkan dapat mendukung
usaha pengolahan keripik kangkung rasa paru. Penelitian penyediaan benih secara massal dengan waktu yang lebih
dilakukan di Laboratorium Pascapanen Balai Pengkajian cepat.
Teknologi Pertanian (BPTP) Banten pada bulan Maret-
April 2015. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Daya kecambah, multiplikasi tunas, in vitro, Paraserianthes
Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan, yaitu falcataria, sengon
komposisi tepung beras 100% (sampel A), tepung beras
75%:tepung pati singkong 25% (sampel B) dan tepung
beras 50%:tepung pati singkong 50% (sampel C).
Pengujian dilakukan oleh 30 orang panelis semi terlatih
EP-19
terhadap sifat organoleptik yang meliputi uji hedonik Pertumbuhan bibit Alpinia malaccensis pada
terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa serta kesimpulan variasi kerapatan tanam
produk yang paling disukai. Analisis data menggunakan
metode ANOVA dan jika berbeda nyata dilanjutkan Reza Ramdan Rivai♥, Fitri Fatma Wardani
dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya Bogor),
pada ketiga perlakuan, untuk parameter warna aroma dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jl. Ir. H. Juanda No. 13,
P.O. Box 309, Bogor 16003, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187,
rasa tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. ♥
email: [email protected].
Untuk parameter tekstur menunjukkan berbeda nyata antara
sampel A dan sampel C yaitu dengan skor kesukaan Alpinia malaccensis merupakan jenis tanaman dari suku
tertinggi pada sampel A dengan skor 5,1 (agak suka sampai Zingiberaceae yang biasa dimanfaatkan sebagai bahan baku
suka). Untuk kesukaan produk secara umum, 53,3% panelis obat maupun tanaman hias. A. malaccensis masih belum
menyukai sampel A; 20% panelis menyukai sampel B serta banyak dibudidayakan oleh petani. Fase bibit merupakan
26,7% panelis menyukai sampel C. Usaha pengolahan salah satu tahap kritis dalam membudidayakan tanaman.
keripik kangkung rasa paru secara finansial layak Kompetisi antar bibit dalam memperoleh asupan nutrisi, air
dilakukan karena memiliki nilai Gross B/C sebesar 1,77. maupun cahaya diduga menjadi salah satu faktor pembatas
pertumbuhan A. malaccensis di pembibitan. Tujuan
Keripik, kangkung, paru penelitian ini adalah untuk mendapatkan kerapatan tanam
yang tepat dalam menumbuhkan bibit A. malaccensis.
Penelitian dilaksanakan di Rumah Paranet, Laboratorium
EP-18 Treub, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor. Penelitian ini
Daya kecambah dan multiplikasi tunas in vitro menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga
sengon (Paraserianthes falcataria) unggul benih pengulangan. Bibit A. malaccensis ditanam pada bak
segar dan yang disimpan selama empat tahun plastik ukuran (40 x 30 x 15) cm3. Faktor yang diujikan
adalah kerapatan tanam yang terdiri atas 4, 6 dan 8 bibit per
Dody Priadi♥, N. Sri Hartati bak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan
Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tinggi dan jumlah daun bibit A. malaccensis tidak berbeda
(LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor
16911, Jawa Barat, Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588, ♥email: nyata pada setiap perlakuan kerapatan tanam yang diujikan.
[email protected] Setiap tanaman dapat tumbuh baik pada kerapatan tanam 4,
6 dan 8 bibit per bak.
Ketersediaan bibit yang berkualitas sangat mendukung
produktivitas sektor kehutanan maupun untuk revegetasi Alpinia malaccensis, bibit, kerapatan tanam, pertumbuhan
lahan marginal. Sengon (Paraserianthes falcataria L.
Nielsen) merupakan salah satu jenis tanaman kehutanan
yang sangat potensial untuk dikembangkan. Bibit EP-20
kehutanan unggul dapat diperoleh dari pohon induk yang
berkualitas atau memenuhi persyaratan sebagai pohon Pemetaan paten terdaftar berdasarkan
unggul. Pada penelitian ini telah dilakukan percobaan pemanfaatan sumber daya hayati di Lembaga
produksi bibit sengon secara in vitro dengan eksplan biji Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
yang dikoleksi dari pohon sengon plus. Daya kecambah
benih segar (baru diunduh) dibandingkan dengan benih Andi Budiansyah♥, Reza Ramdan Rivai
1
yang disimpan selama empat tahun secara in vitro. Hasil Pusat Inovasi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jl. Raya
menunjukkan bahwa daya kecambah in vitro benih segar Bogor KM 47, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Tel./Fax. +62-21-
87917221 ♥email: [email protected].
mencapai 92,08% , sedangkan benih yang disimpan selama 2
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya
4 tahun pada lemari pendingin adalah sebesar 90% atau Bogor), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jl. Ir. H. Juanda
mengalami penurunan daya kecambah sebesar 2,08%. No. 13, P.O. Box 309, Bogor 16003, Jawa Barat.
Kecepatan multiplikasi dalam waktu 3 bulan menggunakan
ruas batang kecambah in vitro asal eksplan benih segar Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) merupakan salah
adalah 2,1 kali, sedangkan dari eksplan benih yang satu perlindungan atas kekayaan intelektual, salah satunya
132 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bandung, 13 Juni 2015, hal. 91-135
Banten, Serang dan Balai Besar Penelitian dan Kabupaten Tangerang, keragaan tanaman, ketahanan
Pengembangan Pascapanen, Bogor pada Agustus-Oktober pangan, KRPL, pekarangan
2012. Sampel perlakuan terdiri dari talas beneng budidaya
dan liar dilakukan perendaman dalam larutan garam 10%,
20% dan 30% dengan lama perendaman masing-masing 2
EP-25
dan 3 jam. Hasil uji kandungan oksalat memperlihatkan
bahwa dari 14 sampel pengujian reduksi kadar oksalat, Adaptasi beberapa varietas unggul padi di
perlakuan talas beneng budidaya dengan perendaman Dataran Tinggi Lore Utara
selama 120 menit menggunakan air garam 10% Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah
menghasilkan kadar oksalat yang terendah yaitu sebesar
1600 ppm (tereduksi 51,5%). Hasil pengkajian ini dapat Saidah♥, Irwan Suluk P., Abdi Negara
menjadi panduan bagi petani untuk meningkatkan mutu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah. Jl.
produk olahan talas beneng yang rendah kadar oksalat. Lasoso 62 Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Tel. +62-451-
482546. ♥email: [email protected]
bidara laut, bidara pahit, bidara putih, kayu ular (Sumatra); menyediakan reserpin adalah melalui kultur akar rambut.
dara laut, dara putih, bidara gunung (Jawa); lapai, dan Penelitian ini bertujuan untuk menginduksi akar rambut
bidara mapai (Sulawesi). Secara tradisi masyarakat sudah dengan cara mentransformasi jaringan R.serpentina oleh
lama memanfaatkan kayu ular untuk mengobati beberapa A.rhizogenes strain ATCC 15834, mengoptimasi dan
penyakit sebagai warisan dari nenek moyang. Bagian menentukan konsentrasi IBA untuk pertumbuhan akar
tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat adalah kayunya. rambut dan akumulasi reserpin. Induksi akar rambut
Sejak tahun 2000-an, masyarakat NTB mulai menjual kayu dilakukan dengan mentransformasi potongan daun R.
ular ini ke luar NTB sebagai bahan baku obat. Sebagian serpentina oleh bakteri A.rhizogenes ATCC 15834. Induksi
besar masyarakat meyakini bahwa kayu ular dapat dilakukan pada medium MS padat dengan penambahan 100
mengobati/ menyembuhkan berbagai penyakit seperti obat μM asetosiringon. Pertumbuhan akar rambut hasil
kencing manis, darah tinggi, malaria, kanker, dan lain-lain. transformasi tersebut dioptimasi pada medium ½ MS cair
Senyawa kimia yang terkandung dalam kayu ular berupa dengan penambahan IBA masing-masing sebesar 0,01μM;
alkaloid (brusina, striknina), tannin < 1%, steroid/ 0,1μM dan 1,0 μM dan tanpa pena IBA sebagai kontrol.
triterpenoid (saponin). Senyawa kimia ini dapat Analisis kadar reserpin dilakukan pada KCKT.
mempengaruhi jantung, hati, paru-paru, usus besar, dan Pertumbuhan akar rambut menunjukkan bahwa hasil
usus kecil, sedangkan efek farmakologisnya, yaitu tertinggi diperoleh pada medium dengan penambahan IBA
memiliki rasa pahit. Tulisan ini menyajikan informasi sebesar 0,01 µM pada minggu ke-2, yaitu sebesar 0,12 ±
tentang potensi senyawa organik kayu ular (Strychnos 0,003 g. Hasil analisis HPLC menunjukkan kadar reserpin
lucida), sebagai sumber biofarmaka. Analisis dilakukan di tertinggi diperoleh pada perlakuan penambahan IBA 1,0
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor µM saat minggu ke- 4 yaitu sebesar 557,6 ± 27,4 mg/g
dengan menggunakan Pyrolisis-GCMS. Hasil analisis berat kering.
menunjukkan bahwa kayu ular memiliki 30 komponen
senyawa, dimana 10 senyawa yang dominan adalah: 2,5- R. serpentina, A. rhizogenes, akar rambut, reserpin.
Dimethoxybenzyl alcohol, Phenol, 2,6-dimethoxy- (CAS)
2,6-Dimethoxyphenol. 3-Methoxyacetophenone, Phenol,
2,6-dimethyl-4-nitro- (CAS) 2,6-Dimethyl-4-nitrophenol,
Pentanal (CAS) n-Pentanal, 2-Propanone, 1-(4-hydroxy-3-
EP-31
methoxyphenyl)- (CAS) 1-(4-HYDROXY, Phenol, 2- Potensi jamur kancing (Agaricus bisporus) dalam
methoxy- (CAS) Guaiacol, Phenol, 2,6-dimethoxy-4-(2- melawan kanker dan penyakit degeneratif
propenyl)- (CAS) 4-Allyl-2,6-dimethoxyphenol, Acetic
acid (CAS) Ethylic acid, dan 2-Methoxy-4-methylphenol. Donowati Tjokrokusumo
Hasil analisis yang diperoleh diharapkan dapat digunakan Pusat Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
sebagai informasi dasar bagi penelitian pengembangan Gedung 2, BPP Teknologi , Lt. 15. Jl. M.H. Thamrin no. 8 Jakarta 10340.
Tel. +62-21-316 9513, Fax : +62-21-316 9510, ♥email:
selanjutnya. [email protected]
Analisis senyawa aktif, biofarmaka, kayu ular Agaricus bisporus adalah jamur kancing putih yang sangat
populer dipergunakan untuk konsumsi bagi bangsa Barat
dan bangsa Asia Pasifik. Telah diketemukan oleh para ahli
EP-30 jamur bahwa jamur kancing (A. bisporus) mengandung
bahan aktif (mycochemical) yang dapat melindungi dan
Pengembangan kultur akar rambut Rauwolfia melawan penyakit kanker dan penyakit metabolik. Dalam
serpentina (L.) Benth untuk produksi invitro tulisan ini, disampaikan hasil-hasil penelitian yang
reserpin berkaitan dengan aktivitas bahan aktif A. bisporus melawan
penyakit kanker dan penyakit degeratif, termasuk
Helda Lasboda Hader♥, Erly Marwani penelitian-penelitian jamur kancing yang dianggap penting
Program Studi Biologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati. Institut dan mempunyai nilai terobosan dalam dunia kesehatan
Teknologi Bandung. Gedung SITH Labtek XI. Jl.Ganesha 10 Bandung
40132, Jawa Barat. Tel.: +62-22-2511575, 2500258, Fax.: +62-22-
2534107, ♥email: [email protected] Agaricus bisporus, degeneratif, jamur kancing putih,
mycochemical, nutrisi
Rauwolfia serpentina (L.) Benth dilaporkan mengandung
alkaloid reserpin. Salah satu sumber alternatif untuk
THIS PAGE INTENTIONALLY LEFT BLANK