Perencanaan Produksi Dan Pengendalian Persediaan Pada Perusahaan Manufaktur
Perencanaan Produksi Dan Pengendalian Persediaan Pada Perusahaan Manufaktur
ISSN 2339-1545
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengamati proses perencanaan
produksi yang diterapkan perusahaan manufaktur PT X, merancang
perencanaan produksi dan pengendalian persediaan yang komprehensif
sehingga dapat mengatasi terjadinya kekurangan maupun kelebihan
persediaan pada perusahaan. Penelitian dilakukan dengan melakukan
observasi pada perusahaan manufaktur PT X, perusahaan manufaktur yang
memproduksi kasur per di kota Makassar. Data yang digunakan merupakan
data primer dan sekunder, berupa wawancara yang dilakukan pada jajaran staf
dan manajemen PT X, serta data historis perusahaan. Hasil penelitian berupa
perencanaan produksi yang melewati tahap peramalan permintaan,
pembentukan jadwal induk produksi, serta perencanaan kebutuhan sumber
daya. Selain itu, peneliti juga membentuk sistem pengendalian persediaan yang
dapat mendukung kelancaran proses produksi perusahaan dengan metode
Economic Order Quantity (EOQ), persediaan pengaman, dan titik pemesanan
kembali. Hasil penelitian belum tentu dapat diterapkan pada perusahaan lain
dengan pola permintaan maupun pada perusahaan dengan industri yang
berbeda. Selain itu, metode yang digunakan dalam pembentukan perencanaan
produksi dan pengendalian persediaan pun menjadi keterbatasan dalam
penelitian ini.
14
keunggulan bersaing, perusahaan juga harus pasar makin kecil. Kompetitor baru yang tidak
memberikan nilai tambah bagi para pelanggan memiliki pengalaman sebelumnya dapat
agar dapat bertahan di pasar (Chan & Prakash, dengan mudah memasuki pasar karena
2012). Salah satu faktor yang berperan penting memiliki akses pada sumber dana yang besar
bagi para pelanggan dalam memilih produk (Fajar & Lestari, 2017).
adalah harga. Perusahaan seyogyanya tidak Perencanaan produksi harus diiringi
hanya berfokus pada harga yang rendah dengan manajemen persediaan yang baik
namun juga diimbangi dengan adanya efisiensi (Kumar & Suresh, 2008). Jumlah persediaan
biaya sehingga memberikan hasil yang positif harus selalu memadai agar tidak menghambat
bagi kinerja perusahaan dalam perspektif laju produksi sehingga perusahaan dapat selalu
keuangan. memenuhi permintaan pelanggan.
Suatu produk barang jadi tentu harus PT X merupakan perusahaan manufaktur
melewati proses produksi, dimana bahan baku di kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang telah
diolah kemudian diproses hingga menjadi berdiri sejak tahun 1996. Produk yang
barang jadi. Apabila suatu produk dapat diproduksi berupa berbagai jenis kasur per
diproduksi dengan biaya yang rendah maka (spring bed), kasur busa, divan, maupun
produsen dapat menyesuaikan harga jual sandaran. Kapasitas produksi dapat mencapai
dengan lebih fleksibel dan mampu bersaing di 5.000 – 7.000 kasur dalam sebulan. PT X
pasar. Biaya produksi yang rendah melayani penjualan baik kepada pengguna
memberikan ruang bagi produsen untuk akhir maupun pada distributor. Dalam
memasarkan produknya pada harga yang wawancara awal dengan direktur PT X pada
rendah. Salah satu strategi bisnis yang sering tanggal 20 November 2019, ditemukan
digunakan perusahaan adalah dengan permasalahan produksi yang terjadi tiap tahun
menerapkan strategi biaya rendah (Thompson antara lain terdapat kelebihan maupun
et al., 2018). Strategi ini dapat membantu kekurangan persediaan pada periode tertentu.
perusahaan memperoleh keunggulan bersaing Perusahaan memberikan program promosi
di pasar. Sebagai upaya untuk yang berbeda tiap tahun, misalnya berupa
mengoptimalkan efisiensi produksi diperlukan diskon maupun cashback. Pada periode inilah
perencanaan yang komprehensif. biasanya terjadi kekurangan persediaan yang
Permasalahan yang sering ditemukan disebabkan oleh kenaikan permintaan yang
pada perusahaan manufaktur, khususnya yang cukup drastis. Hal ini akan diikuti oleh
skalanya kecil dan menengah, adalah kelebihan persediaan yang sering terjadi pada
perencanaan produksi yang tidak efisien saat periode promosi telah selesai. Kelebihan
dikarenakan kurangnya kemampuan sumber ini menyebabkan tingkat persediaan terkadang
daya manusia dalam menerapkan perencanaan melampaui kapasitas penyimpanan
tersebut (Akande, 2019). Perencanaan perusahaan. Stok bahan baku maupun barang
membantu suatu entitas untuk mencapai jadi yang melampaui kapasitas atau tidak
tujuan entitas dan mengarahkan perilaku serta maksimal akan menggunakan lahan untuk
memberikan standar yang dapat penyimpanan.
mengendalikan kegiatan kelompok maupun Jumlah permintaan yang fluktuatif
individu dalam entitas untuk mencapai tujuan menyebabkan terjadinya kelebihan atau
perusahaan (Flamholz et al., 1985). Perencanaan kekurangan persediaan. Permasalahan ini
produksi merupakan bagian dari manajemen terjadi karena tidak adanya perencanaan
operasi, salah satu ilmu yang paling produksi yang tepat dan komprehensif yang
dibutuhkan dalam industri manufaktur. dijalankan oleh bagian produksi sehingga
Dengan memiliki keahlian dalam bidang sumber daya dan kapasitas produksi tidak
tersebut, perusahaan dapat menjadi lebih berjalan secara maksimal. Perencanaan
kompetitif. Hal ini diperlukan tiap entitas produksi dilakukan secara subjektif dan
menimbang bahwa hambatan masuk ke suatu diserahkan pada bagian produksi. Terdapat
15
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 8, No. 01, Juni 2021, hal 14-27. ISSN 2339-1545
beberapa produk yang telah diproduksi dalam dapat memberikan dampak negatif terhadap
jumlah banyak namun tidak terjual dalam perusahaan, misalnya kenaikan biaya, waktu
waktu yang cukup panjang. Di samping itu, maupun tenaga, hingga kekurangan
pihak manajemen belum melakukan inisiasi persediaan. Perencanaan produksi merupakan
untuk menerapkan perencanaan produksi pada salah satu bentuk dari manajemen operasi,
PT X. Hal yang menjadi hambatan dalam yang merupakan suatu alat yang dapat
penerapan ini adalah kurangnya keahlian digunakan perusahaan untuk mengarahkan
sumber daya manusia yang dapat membentuk sistem produksi dengan perencanaan serta
perencanaan produksi serta manajemen sistem kontrol yang komprehensif.
persediaan secara komprehensif. Perencanaan produksi dan pengendalian
Perusahaan manufaktur perabot memiliki persediaan dibutuhkan perusahaan agar
karakter antara lain: memiliki siklus produksi perusahaan tersebut dapat menggunakan
yang panjang dan memiliki produk yang sumber daya secara efektif, dari segi jumlah
kompleks, dengan bahan baku yang berukuran yang digunakan, maupun waktu yang
besar (Chinguwa, Madanhire, & Musoma, digunakan untuk melakukan proses produksi.
2013). Perencanaan produksi dapat membantu Perencanaan produksi diharapkan bersifat
perusahaan dalam menjalankan proses realistis dan dapat diterapkan (Bonney, 2000).
produksi dengan memberikan gambaran alur Perencana produksi harus terlebih dahulu
dan alokasi produksi perusahaan. PT X mengetahui kapasitas perusahaan untuk
memproduksi 268 produk yang terdiri dari 21 menerapkan perencanaan produksi agar dapat
jenis kasur dan 5 jenis divan, masing-masing berjalan dengan efektif serta dapat mencapai
dengan enam pilihan ukuran, serta 28 jenis tujuan produksi, baik dari segi kualitas,
sandaran dengan tiga hingga enam pilihan kuantitas, maupun biaya. Selain itu,
ukuran. Selain itu, PT X juga menerima perencanaan produksi juga membantu
pemesanan dengan ukuran khusus sesuai perusahaan membentuk dan menjalankan alur
dengan permintaan pelanggan. Penelitian ini produksi dengan lancar dengan tujuan untuk
berfokus pada perencanaan produksi produk memenuhi permintaan pelanggan dengan
AMS, yaitu produk yang mendominasi 40% memperhatikan kualitas dan waktu
hingga 50% kegiatan produksi dan penjualan pengantaran yang tepat.
perusahaan. Suatu sistem perencanaan produksi yang
baik hendaknya dapat memberikan informasi
2. TELAAH TEORI DAN mengenai barang apa yang akan diproduksi,
PENGEMBANGAN HIPOTESIS apa saja yang dibutuhkan dalam proses
2.1 PERENCANAAN PRODUKSI produksi, misalnya kapasitas sumber daya, apa
Produksi merupakan salah satu fungsi yang dimiliki perusahaan, serta apa yang
bisnis dalam suatu perusahaan, yang dibutuhkan perusahaan dalam upaya
berhubungan dengan perubahan bentuk dari memproduksi barang tersebut (Arnold,
input menjadi output dengan kualitas tertentu, Chapman, & Clive, 2008). Poin-poin tersebut
sehingga produksi dapat dikategorikan sebagai mengarahkan pihak manajemen produksi
proses penambahan nilai yang terdapat dalam untuk memperhatikan jumlah produk yang
setiap tahap produksi (Kumar & Suresh, 2008). harus diproduksi dalam tiap periode, tingkat
Sebagai upaya untuk meningkatkan persediaan yang diinginkan, serta ketersediaan
persaingan di industri manufaktur dibutuhkan sumber daya yang dibutuhkan perusahaan.
suatu alat maupun sistem untuk mengatur Perencanaan produksi suatu perusahaan
aktivitas produksi untuk memaksimalkan dibentuk berdasarkan peramalan permintaan
sumber daya perusahaan. Dalam beberapa yang mengacu pada data historis perusahaan.
industri, khususnya manufaktur, manajemen Peramalan (forecast) dibutuhkan tidak hanya
operasi memiliki peranan yang penting (Fajar & dalam perencanaan produksi, namun juga
Lestari, 2017). Manajemen operasi yang buruk dalam proses pengambilan keputusan
16
perusahaan, misalnya manajemen persediaan, dalam melakukan penjadwalan induk produksi
pengembangan produk, perencanaan proses adalah sebagai berikut (Lu et al., 2013):
produksi dan rantai pasok, dan sebagainya a. Menghitung jumlah atau kuantitas
(Kalchschmidt, Verganti, & Zotteri, 2006), yang kebutuhan awal, yaitu jumlah pesanan
diperlukan untuk mendukung keputusan penjualan.
dalam produksi dan persediaan barang baik b. Menghitung jumlah persediaan yang
dalam jangka waktu panjang maupun pendek tersedia.
(Fildes & Beard, 1992). Dengan adanya c. Menghitung kebutuhan dalam periode
peramalan dan perencanaan yang baik, tertentu kemudian tentukan jumlah output
perusahaan akan mampu memberikan layanan yang direncanakan. Hitung jumlah stok
yang maksimal dan memaksimalkan tingkat yang tersedia untuk periode berikutnya
efisiensi produksi dalam perusahaan (Fajar & setelah dikurangi stok untuk
Lestari, 2017). Peramalan permintaan memproduksi output yang direncanakan,
merupakan informasi yang akan dijadikan dan seterusnya.
dasar perencaan produksi, penjadwalan induk d. Menghitung jumlah input yang
produksi, perencanaan kebutuhan sumber direncanakan yang disesuaikan dengan
daya, serta pengendalian persediaan. lead time, Overall Equipment Effectiveness
Peramalan permintaan dapat dijadikan alat (OEE), dan jumlah output yang
bantu pihak manajemen dalam mengawasi direncanakan.
tingkat produksi perusahaan OEE merupakan salah satu alat yang dapat
Metode peramalan yang digunakan dalam digunakan dalam mengukur tingkat efektivitas
penelitian ini adalah metode moving average. kegiatan operasional perusahaan manufaktur
Metode ini merupakan salah satu metode yang (Stamatis, 2010). OEE memecah kinerja unit
umum digunakan dalam membentuk proyeksi manufaktur menjadi tiga komponen terpisah
permintaan, dengan cara menghitung rata-rata yang dapat diukur: Ketersediaan (Availability),
nilai dari data historis kemudia digunakan Kinerja (Performance), dan Kualitas (Quality).
untuk memperkirakan nilai pada periode
berikutnya (Lehaney, Mason, & Lind, 2017), OEE = Availability × Performance × Quality
yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Komponen Availability merupakan
(𝑛1 + 𝑛2 + 𝑛3 + ⋯ ) perbandingan antara waktu operasional mesin
𝑀𝐴 =
𝑁 secara keseluruhan dan waktu operasional
dimana mesin yang terganggu akibat masalah teknis
MA = Moving Average kerusakan mesin maupun waktu untuk
N1 = Data periode 1 menyesuaikan apabila terdapat perubahan
N2 = Data periode 2 aturan pada mesin dalam kegiatan operasional
N3 = Data periode 3
sehari-hari, yang dapat dihitung sebagai
N = Jumlah periode moving average
berikut:
Jadwal induk produksi dibentuk
Availability =
berdasarkan perencanaan produksi sehingga jam kerja mesin − (kerusakan mesin + pengaturan)
jumlah produk pada jadwal induk produksi jam kerja mesin
harus sama dengan jumlah produk dalam
perencanaan produksi. Informasi yang Komponen Performance menggambarkan
dibutuhkan untuk membentuk sebuah jadwal tingkat efektivitas mesin dengan
induk produksi dapat diperoleh melalui mempertimbangkan adanya gangguan mesin
perencanaan produksi, peramalan permintaan akibat kesalahan operator mesin dan kecepatan
barang jadi, pesanan aktual yang diperoleh dari operator dalam mengoperasikan mesin
pelanggan, tingkat persediaan barang jadi, tersebut, yang dapat dihitung sebagai berikut:
serta kapasitas produksi perusahaan. Langkah
17
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 8, No. 01, Juni 2021, hal 14-27. ISSN 2339-1545
18
Tujuan utama dilakukannya pengendalian mendominasi penjualan yaitu sekitar 45 hingga
persediaan adalah untuk meningkatkan 60 persen. PT X telah menjalankan sistem
pelayanan pelanggan sehingga perusahaan perencanaan produksi dengan metode
dapat mengembangkan pangsa pasar melalui subjektif, yaitu metode yang berdasarkan
pelayanan yang baik. pengetahuan, pengalaman, serta penilaian
individu atau pihak tertentu.
3. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tahap
Penelitian dilakukan pada PT X yang awal yaitu identifikasi masalah. Permasalahan
beroperasi di kota Makassar, Sulawesi Selatan. yang terjadi pada PT X bersumber dari tidak
Proses penelitian dimulai terhitung sejak adanya perencanaan produksi serta
wawancara awal yaitu tanggal 20 November manajemen persediaan yang baik. Sebagai
2019, dilanjutkan dengan tahap pengumpulan upaya untuk mengevaluasi serta memberikan
data, wawancara lanjutan, hingga analisis data solusi pada PT X, maka pendekatan yang
dan penyampaian hasil penelitian. PT X digunakan adalah dengan studi kasus dimana
merupakan sebuah perusahaan manufaktur dilakukan penelitian mendalam mengenai
yang bergerak di bidang produksi kasur per. permasalah tersebut agar melalui penelitian ini
Penelitian dilakukan dengan instrumen dapat dihasilkan sebuan rancangan
penelitian berupa wawancara semi-terstruktur. perencanaan produksi dan manajemen
Peneliti dapat mengeksplor lebih dalam persediaan yang dapat diimplementasikan
mengenai fenomena yang ingin digali melalui pada PT X. Selanjutnya, dilakukan
pertanyaan yang ingin diberikan kepada pihak pengumpulan data yang dilakukan melalui
yang di wawancara. Wawancara semi- observasi di perusahaan khususnya pada
terstruktur merupakan metode wawancara bagian keuangan dan produksi. Proses
dimana pewawancara sebelumnya telah wawancara dan observasi dilakukan pada staf
menyiapkan pertanyaan yang terstruktur, yang dan manajemen untuk mengetahui proses
dijadikan pedoman pertanyaan lanjutan dalam bisnis dan kendala yang dihadapi perusahaan.
melakukan wawancara (Bastian, Winardi, &
Fatmawati, 2018). Wawancara ini dilakukan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan tujuan mendapatkan perspektif lebih Pihak manajemen PT X telah menerapkan
luas dari pihak peserta wawancara. sistem perencanaan produksi secara subjektif
Wawancara semi-terstruktur dilakukan selama lebih dari 10 tahun, sejak awal
sebanyak 6 kali sejak wawancara awal tanggal perusahaan didirikan. Hal ini berarti bahwa
20 November 2019 dengan 4 jajaran direksi sistem perencanaan yang telah dibentuk oleh
perusahaan, yaitu dengan ibu BD selaku pihak manajemen sangat bergantung pada
Direktur Keuangan; ibu LL selaku Direktur kemampuan dan pengalaman pihak
Marketing, Human Resource dan General Affair, manajemen secara individual dalam
Bapak AT selaku Direktur Produksi; serta menghadapi perubahan pasar. Sistem yang
bapak DD selaku Direktur Purchasing. Data telah berjalan selama lebih dari 10 tahun ini
yang diperoleh berupa informasi mengenai didukung dengan jajaran manajemen yang
proses bisnis perusahaan, alur produksi, serta telah menempati posisi masing-masing sejak
informasi lainnya terkait aktivitas produksi awal berdirinya perusahaan. Jajaran direksi
perusahaan. Selain itu, wawancara dilakukan perusahaan menempati posisi tetap dan
dengan Kepala Bagian Gudang, Bapak YD dan memiliki wewenang dalam membuat
Kepala Bagian Produksi, Bapak JM. keputusan penting bagi perusahaan, sehingga
Berdasarkan wawancara awal dengan keputusan maupun sistem produksi yang
pihak manajemen PT X yang dilakukan pada diterapkan didasari oleh kemampuan yang
tanggal 20 November 2019, yang kemudian diperoleh dari pengetahuan dan pengalaman
divalidasi oleh data historis perusahaan, pihak manajemen dalam pengambilan
produk AMS merupakan produk yang keputusan.
19
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 8, No. 01, Juni 2021, hal 14-27. ISSN 2339-1545
PT X telah beberapa kali menghadapi manajemen perusahaan, antara lain biaya dan
kendala pada bagian produksi dan persediaan, waktu yang digunakan untuk pelatihan dan
terutama saat terjadi lonjakan permintaan pada penyesuaian penerapan sistem perencanaan
periode tertentu. Pihak manajemen dapat produksi yang baru. Faktor inilah yang
mengatasi kendala tersebut dengan cara menyebabkan terjadinya kekurangan dan
menambah tenaga kerja harian, maupun kelebihan persediaan pada perusahaan di
dengan pekerja lembur. Solusi yang diberikan periode tertentu. Keputusan yang dilakukan
pihak manajemen dapat mengatasi pihak manajemen secara subjektif tidak dapat
permasalahan dengan cepat namun memiliki secara tepat mengantisipasi lonjakan maupun
risiko tertentu pada perusahaan. Risiko yang penurunan permintaan pelanggan. Manajemen
dapat terjadi misalnya kualitas kerja tenaga belum pernah membentuk peramalan
harian yang tidak memenuhi standar, biaya permintaan pelanggan yang dapat dijadikan
tambahan untuk pelatihan tenaga kerja harian, alat bantu perusahaan dalam menghadapi
serta biaya tambahan yang diperlukan untuk fluktuasi permintaan.
upah lembur tenaga kerja. Dampak terhadap Salah satu kendala yang ditemukan di
perusahaan yang terjadi adalah meningkatnya perusahaan merupakan kendala tenaga kerja
biaya produksi sehingga mempengaruhi yang kemudian berdampak langsung dengan
tingkat kepuasan pelanggan dan laba tingkat kecepatan dan kesiapan perusahaan
perusahaan secara keseluruhan. dalam menghadapi fluktuasi permintaan
Seperti pada perusahaan umumnya, PT X pelanggan. Perusahaan perlu menerapkan
pun mengalami fluktuasi pada tingkat sistem baru sebagai salah satu bentuk
permintaan pelanggan. Permintaan mengalami penyesuaian diri terhadap lingkungan internal
kenaikan pada bulan tertentu, yaitu bulan maupun eksternal, yang dapat diawali dengan
Maret, Juli, dan September, serta penurunan pembentukan dan penerapan perencanaan
pada bulan April dan Agustus pada tahun 2017 produksi serta pengendalian persediaan yang
hingga tahun 2019. Pihak manajemen PT X komprehensif. Dengan adanya sistem yang
telah menerapkan manajemen persediaan, praktis, proses produksi menjadi lebih lancar
yaitu dengan menentukan jumlah persediaan dan perusahaan lebih produktif. Perusahaan
minimal yang harus disimpan perusahaan, juga dapat mengurangi biaya-biaya yang dapat
atau yang dikenal sebagai persediaan dihemat melalui sistem perencanaan yang baik.
pengaman. Namun, jumlah persediaan Bahan baku kasur per terdiri dari kawat,
minimal tersebut ditentukan secara subjektif kain, busa, dan pita list. Disamping itu,
oleh kepala gudang tanpa memperhitungkan terdapat pula beberapa bahan pembantu
adanya lonjakan dan penurunan permintaan seperti staples elektrik, klem, serta ring untuk
serta biaya persediaan yang ditimbulkan. mengikat kawat dari jenis yang satu ke jenis
Syarat yang ditentukan oleh Direktur yang lainnya. Dalam sebuah kasur per terdapat
Purchasing adalah memiliki persediaan 2 komponen besar, yaitu rangka kasur dan
pengaman yang cukup untuk mendukung kain, yang diilustrasikan pada Gambar 7.
proses produksi selama 2 bulan ke depan. Bagian rangka kasur terbuat dari bahan baku
Sistem yang diterapkan pada perusahaan kawat besi, yang kemudian diolah menjadi per
masih bersifat kekeluargaan dan konvensional, serta rangka tulang kasur, sedangkan bagian
dilakukan dengan penilaian subjektif tanpa kain penutup rangka terbuat dari lapisan spon
didasari dengan perhitungan yang tepat. dan kain yang dijahit menutupi rangka kasur
Peramalan permintaan yang dilakukan oleh menggunakan pita list.
manajemen pun sifatnya subjektif dan
berdasarkan pengalaman pada periode-
periode sebelumnya. Hal ini dapat
menimbulkan biaya serta upaya tambahan
apabila terjadi perubahan pada jajaran
20
Gambar 4.1 perusahaan mengalami setidaknya 1 hingga 2
Komponen Kasur PT X kali kekurangan maupun kelebihan persediaan
per tahun sehingga menghambat proses
Per
produksi. Penetapan sistem yang telah
Rangka
Ram
Kasur
diimplementasikan pada perusahaan
didasarkan pada pengalaman serta
Tulang/Rangka
pengetahuan pihak manajemen mengenai
Kasur Per
Kain
tingkat permintaan pelanggan, tingkat
kecepatan pemasok, maupun kapasitas
Busa/Spon Kain penyimpanan bahan baku yang dimiliki
Pita List
perusahaan.
Proses pemesanan diawali dengan
Sumber: Data Perusahaan, telah diolah kembali Purchase Request (PR) yang disetujui oleh
Direktur Purchasing, kemudian diterbitkan
Berdasarkan wawancara dengan Direktur Purchase Order (PO) untuk diteruskan pada
Produksi PT X, perencanaan produksi pemasok. Para pemasok biasanya
perusahaan dilakukan setiap hari, melalui membutuhkan waktu beberapa hari untuk
Kepala Bagian Produksi yang memproses pesanan. PT X kemudian
mendistribusikan perencanaan produksi melakukan pemesanan jasa ekspedisi beserta
kepada kepala bagian masing-masing kontener yang dibutuhkan untuk mengangkut
departemen melalui formulir Surat Perintah barang tersebut. Pihak pemasok akan
Kerja (SPK). Peninjauan dan evaluasi target mengantarkan barang kepada perusahaan
produksi dilakukan satu kali dalam satu tahun. ekspedisi untuk dimuat pada kontener,
Tiap divisi memiliki target produksi per hari kemudian diangkut ke pelabuhan untuk proses
sehingga apabila tingkat produksi tidak pengencekan dan pemuatan di kapal. Direktur
mencapai target, maka hal tersebut dapat Purchasing PT X, Bapak DD, mengatakan
tercermin pada laporan produksi tiap divisi bahwa kendala yang biasanya ditemukan pada
untuk ditindaklanjuti. proses ini adalah dalam mencocokkan jadwal
Siklus pembelian bahan baku diawali pemasok, ekspedisi, serta jadwal
dengan penghitungan kebutuhan bahan baku. keberangkatan kapal, sehingga jadwal
Bahan baku utama yang dibutuhkan dalam pengiriman barang dapat tertunda. Perjalanan
proses produksi, misalnya kawat dan kain, kapal hingga sampai ke pelabuhan kota
dibeli melalui pemasok dari pulau Jawa, yaitu Makassar memakan waktu sekitar 1 minggu.
dari Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Sebagai Total waktu yang dibutuhkan sejak
upaya agar perusahaan tidak mengalami diterbitkannya PO hingga barang tiba di
stockout, maka pihak manajemen perusahaan perusahaan berkisar antara 2 hingga 3 minggu.
menetapkan tingkat minimal stok bahan baku Produk AMS merupakan produk yang
pada tingkat kebutuhan produksi perusahaan 2 mendominasi penjualan maupun tingkat
hingga 3 bulan ke depan. Artinya, apabila stok produksi pada PT X, yaitu 40 hingga 50 persen
bahan baku mencapai tingkat tersebut, maka dari total omzet perusahaan selama tahun 2017
bagian Purchasing perusahaan akan melakukan hingga 2019. Menurut pihak manajemen PT X,
proses pemesanan. Hal ini dilakukan dengan hal ini disebabkan karena kedua produk
mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan tersebut merupakan produk pertama yang
perusahaan untuk memperoleh bahan baku diluncurkan oleh perusahaan dengan kualitas
tersebut. yang cukup baik dan tahan lama dan
Sistem pengendalian persediaan yang ditawarkan dengan harga yang dapat diterima
dilakukan perusahaan merupakan upaya pasar. Produk kasur per yang diproduksi
perusahaan agar tidak kelebihan ataupun perusahaan mempunyai komponen bahan
kekurangan persediaan. Kendati demikian, baku yang sama, namun terdapat beberapa
21
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 8, No. 01, Juni 2021, hal 14-27. ISSN 2339-1545
22
Pada perencanaan produksi yang dibentuk, sehingga jumlah produk yang disimpan masih
tingkat produksi dibagi menjadi 4 alternatif, dalam batas yang dapat ditampung oleh
yang dapat dilihat pada Tabel 2, yaitu 20%, perusahaan. Hal ini menunjukkan apabila data
50%, 80%, dan 100%, yang bertujuan untuk peramalan tepat, maka perusahaan dapat
mengantisipasi perubahaan permintaan melakukan penghematan khususnya dalam
pelanggan. Apabila tingkat permintaan bentuk pengurangan upah lembur dan upah
menurun, misalnya pada bulan setelah periode tenaga kerja harian apabila terdapat lonjakan
promo, maka tingkat produksi diturunkan permintaan pelanggan.
dengan kisaran 20% hingga 80%. Penentuan
tingkat produksi pada tahap berikutnya 4.3 PENGENDALIAN PERSEDIAAN
ditentukan berdasarkan perubahan permintaan Salah satu tujuan pengendalian persediaan
serta jumlah persediaan awal produk tiap adalah agar perusahaan dapat menekan biaya
bulan. yang ditimbulkan dari persediaan, misalnya
Tabel 4.2 biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
Lot Size Produk AMS180 menyimpan persediaan atau yang dikenal
Lot Size (buah) sebagai carrying cost, maupun biaya pemesanan
Produk
100% 80% 50% 20% barang, yang dilakukan dengan menghitung
AMS 180 1.474 1.179 737 295 jumlah pemesanan optimal, dan titik
pemesanan kembali yang harus dilakukan oleh
Data peramalan permintaan pelanggan perusahaan. Selain itu, agar alur produksi
yang telah dijabarkan pada subbab sebelumnya dapat berjalan lancar, perusahaan
digunakan dalam pembentukan perencanaan membutuhkan adanya persediaan pengaman
induk produksi. Hasil perencanaan induk yang dapat digunakan sebagai antisipasi
produksi AMS180 dapat dilihat pada Lampiran apabila terjadi keterlambatan dalam
1. PT X disarankan untuk memproduksi pengiriman, maupun fluktuasi permintaan
sebanyak total 17.392 buah AMS180 di tahun yang sangat signifikan, sebagai cadangan
2020. Hasil perencanaan induk produksi PT X persediaan perusahaan.
membuktikan bahwa perusahaan memiliki Carrying cost PT X berada pada rata-rata
kapasitas yang cukup untuk memenuhi 8,08%, yang dapat dilihat pada Tabel 4.3.
permintaan pelanggan. Artinya, biaya yang muncul akibat
Penerapan perencanaan produksi secara penyimpanan persediaan pada PT X adalah
subjektif yang selama ini dilakukan perusahaan sebesar 8,08% dari total persediaan yang
belum dapat mengantisipasi lonjakan dan dimiliki perusahaan. Biaya tersebut berupa
penurunan permintaan yang menyebabkan pemeliharaan mesin, perbaikan gedung,
bertambahnya biaya, misalnya biaya tenaga penyusutan bangunan, serta penyusutan
kerja lembur dan harian. Tingkat produksi mesin.
yang direncanakan telah memperhitungkan
kapasitas penyimpanan barang jadi PT X
23
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 8, No. 01, Juni 2021, hal 14-27. ISSN 2339-1545
Tabel 4.5 menjabarkan perhitungan penggunaan 10% lebih tinggi dari kondisi
persediaan pengaman dan titik pemesanan normal. Berdasarkan ketiga skenario tersebut,
kembali bahan baku K02, yang juga dituangkan maka terdapat 3 skenario persediaan
menjadi tiga skenario: normal, optimis, dan pengaman dan titik pemesanan kembali. Hal
pesimis. Pada kondisi optimis diasumsikan ini dilakukan untuk memberikan alternatif
bahwa lead time pembelian bahan baku 15% pada strategi yang digunakan perusahaan
lebih cepat dari kondisi normal dengan tingkat dalam mengambil keputusan. Apabila
24
perusahaan optimis bahwa bahan baku dapat ini diterapkan PT X adalah dengan
diterima lebih cepat dari normal namun tingkat mempekerjakan tenaga kerja lembur dan
permintaan pun menurun, maka perusahaan tenaga kerja lepas guna meningkatkan tingkat
dapat memilih skenario 3, dimana persediaan produksi perusahaan. Solusi ini dapat
pengaman berada pada titik terendah, yaitu mengantisipasi pesanan yang meningkat,
17.733 kilogram. namun dapat menyebabkan adanya
Tabel pengendalian persediaan diatas penumpukan persediaan pada periode non-
diolah menggunakan data PT X tahun 2017 promosi. Penumpukan persediaan dapat
hingga 2019, antara lain data rata-rata serta lead meningkatkan biaya persediaan, yang akhirnya
time serta penggunaan harian bahan baku yang dapat berdampak secara tidak langsung pada
digunakan perusahaan, biaya penanganan laba perusahaan. Permasalahan tersebut belum
persediaan, serta jumlah bahan baku yang dapat diatasi oleh perusahaan hingga saat ini.
dipesan perusahaan dalam satu pemesanan. Salah satu faktor yang menyebabkan
Metode ini dapat memberikan standar bagi adanya permasalahan persediaan adalah
perusahaan, terutama pada bagian gudang sistem perusahaan yang masih bersifat
Tabel 4. 5 Perhitungan Persediaan Pengaman K02 konservatif dan kekeluargaan. Jajaran
Bahan Baku K02 manajemen perusahaan belum pernah
100% 110% 85% mengalami perubahan selama 10 tahun
Lead Time terakhir, sehingga perusahaan tidak bergerak
Rata-Rata (hari) 21 18 23 secara dinamis mengikuti perkembangan
Penggunaan per hari* zaman. Sistem perencanaan produksi serta
Rata-Rata (kg) 1.169 1.344 993 pengendalian persediaan yang diterapkan
Persediaan Pengaman (kg) pada perusahaan bersifat subjektif, tanpa
Skenario 1 24.544 20.862 26.998 didasari perhitungan yang tepat. Perusahaan
Skenario 2 28.225 23.991 31.048
belum pernah menerapkan perencanaan
Skenario 3 20.862 17.733 22.948
produksi yang komprehensif berdasarkan
Titik Pemesanan Kembali (kg)
Skenario 1 48.684 44.485 49.536
peramalan permintaan pelanggan. Sistem pada
Skenario 2 52.335 47.588 53.552 perusahaan didasarkan pada pengetahuan dan
Skenario 3 45.032 41.381 45.519 pengalaman jajaran manajemen dalam
*satu tahun = 300 hari kerja menghadapi volatilitas permintaan dan
pengaturan alur produksi. Manajemen PT X
serta pembelian, dalam menentukan tingkat memiliki kendali penuh atas penentuan jumlah
persediaan perusahaan. Metode yang selama produksi perusahaan berdasarkan penilaian
ini digunakan perusahaan bergantung pada subjektif dan kesigapan manajemen dalam
individu tertentu, sehingga apabila terjadi menghadapi permintaan pasar.
pergantian jajaran manajemen, akan Ketergantungan sistem ini pada pihak tertentu
dibutuhkan waktu serta biaya dalam trial and dapat menyebabkan ketidaksiapan perusahaan
error dalam penerapan perencanaan produksi apabila terjadi pergantian pada jajaran
maupun manajemen persediaan PT X. manajemen.
Upaya yang dapat dilakukan perusahaan
5. SIMPULAN untuk mengantisipasi hal tersebut adalah
Permasalahan persediaan yang dihadapi dengan membentuk suatu perencanaan yang
perusahaan diakibatkan oleh perencanaan komprehensif, baik perencanaan produksi
produksi yang kurang tepat. Perusahaan maupun sistem pengendalian persediaan.
mengalami kelebihan serta kekurangan Sistem pengendalian persediaan diperlukan
persediaan khususnya pada periode promosi, untuk mendukung proses produksi dengan
sehingga kapasitas produksi perusahaan memperhitungkan lead time, sehingga dapat
dinilai tidak dapat mencukupi permintaaan mengantisipasi terjadinya kekurangan bahan
pelanggan yang melonjak. Solusi yang selama baku yang dapat mengganggu proses produksi
25
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 8, No. 01, Juni 2021, hal 14-27. ISSN 2339-1545
26
Finance and Law, (09), 145–153. Thompson, A. A., Gamble, J. E., Peteraf, M. A.,
& Strickland III, A. J. (2018). Crafting &
Shenoy, D., & Rosas, R. (2018). Problems &
Executing Strategy - The Quest for
Solutions in Inventory Management.
Competitive Advantage. New York:
Springer. https://doi.org/10.1007/978-3-
McGraw-Hill Education.
319-65696-0_1
Vincent, O., Ijedinma, N. O., & Onyemachi, U.
Silver, E. A., Pyke, D. F., & Peterson, R. (2016).
C. (2018). Production Planning and
Inventory and Production Management in
Organizational Effectiveness. Strategic
Supply Chains (4th ed.). CRC Press.
Journal of Business and Social Science, 1, 1–
Sporta, F. O. (2018). Effect of Inventory Control 28.
Techniques on Organization’s
Performance at Kenya Medical Supplies
Agencies. The International Journal Of
Business & Management, 6(3).
27