0% found this document useful (0 votes)
39 views

Perencanaan Produksi Dan Pengendalian Persediaan Pada Perusahaan Manufaktur

This document summarizes a research paper on production planning and inventory control at a manufacturing company PT X. The researchers conducted observations of PT X's spring bed manufacturing process in Makassar. They found issues of shortages and excess inventory during certain periods. To address this, the researchers designed a comprehensive production planning system including demand forecasting, production scheduling, and resource planning. They also established an inventory control system using EOQ, safety stock, and reorder points to support the production process. The results are not necessarily generalizable but provided PT X with a production and inventory management system to overcome their issues.

Uploaded by

agus kurniaw
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
39 views

Perencanaan Produksi Dan Pengendalian Persediaan Pada Perusahaan Manufaktur

This document summarizes a research paper on production planning and inventory control at a manufacturing company PT X. The researchers conducted observations of PT X's spring bed manufacturing process in Makassar. They found issues of shortages and excess inventory during certain periods. To address this, the researchers designed a comprehensive production planning system including demand forecasting, production scheduling, and resource planning. They also established an inventory control system using EOQ, safety stock, and reorder points to support the production process. The results are not necessarily generalizable but provided PT X with a production and inventory management system to overcome their issues.

Uploaded by

agus kurniaw
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 14

JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 8, No. 01, Juni 2021, hal 14-27.

ISSN 2339-1545

Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan pada


Perusahaan Manufaktur
Myra Beatrice Soeltanong1, Catur Sasongko2

1Universitas Indonesia, Depok, Indonesia


2Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT


JEL Classification: This research was conducted with the aim of observing the production planning process
M11, L23 applied by PT X then designing a comprehensive production planning and inventory
control so that it can overcome the occurrence of shortages and excess of inventory in
Key words: the company. The research was conducted by observing a springbed manufacturing
manufacturing, production planning, company PT X in Makassar. The data used are primary and secondary data, using
inventory control. instruments such as interviews, conducted on staffs and management of PT X, site
visits, as well as company historical data. The results of the research were in the form of
production planning, through demand forecasting, master production schedule, and
planning for resource requirements. In addition, the researcher also established an
inventory control system that could support the company's production process using
the EOQ method, safety stock, and reorder points. The results of the research are not
necessarily applicable to other companies with different demand patterns or to
companies with different industries. In addition, the methods used in production
planning and inventory control are limited in this study.

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengamati proses perencanaan
produksi yang diterapkan perusahaan manufaktur PT X, merancang
perencanaan produksi dan pengendalian persediaan yang komprehensif
sehingga dapat mengatasi terjadinya kekurangan maupun kelebihan
persediaan pada perusahaan. Penelitian dilakukan dengan melakukan
observasi pada perusahaan manufaktur PT X, perusahaan manufaktur yang
memproduksi kasur per di kota Makassar. Data yang digunakan merupakan
data primer dan sekunder, berupa wawancara yang dilakukan pada jajaran staf
dan manajemen PT X, serta data historis perusahaan. Hasil penelitian berupa
perencanaan produksi yang melewati tahap peramalan permintaan,
pembentukan jadwal induk produksi, serta perencanaan kebutuhan sumber
daya. Selain itu, peneliti juga membentuk sistem pengendalian persediaan yang
dapat mendukung kelancaran proses produksi perusahaan dengan metode
Economic Order Quantity (EOQ), persediaan pengaman, dan titik pemesanan
kembali. Hasil penelitian belum tentu dapat diterapkan pada perusahaan lain
dengan pola permintaan maupun pada perusahaan dengan industri yang
berbeda. Selain itu, metode yang digunakan dalam pembentukan perencanaan
produksi dan pengendalian persediaan pun menjadi keterbatasan dalam
penelitian ini.

1. PENDAHULUAN dapat bertahan di pasar diperlukan adanya


Persaingan usaha dalam sepuluh tahun keunggulan bersaing dalam suatu perusahaan.
terakhir mengalami peningkatan yang Sebuah perusahaan dikatakan memiliki
signifikan. Hal ini didukung dengan adanya keunggulan bersaing apabila perusahaan
kemajuan teknologi dan sistem informasi. tersebut dapat menawarkan produk atau
Kompetisi yang dihadapi oleh perusahaan layanan pada pelanggan dengan mutu yang
tidak lagi berfokus pada harga barang yang sama atau lebih tinggi, namun dengan biaya
rendah namun juga pada nilai tambah yang yang lebih rendah dibandingkan para
dapat diberikan kepada para pelanggan. Agar pesaingnya (Thompson et al., 2018). Selain

* E-mail korespondensi: [email protected]

14
keunggulan bersaing, perusahaan juga harus pasar makin kecil. Kompetitor baru yang tidak
memberikan nilai tambah bagi para pelanggan memiliki pengalaman sebelumnya dapat
agar dapat bertahan di pasar (Chan & Prakash, dengan mudah memasuki pasar karena
2012). Salah satu faktor yang berperan penting memiliki akses pada sumber dana yang besar
bagi para pelanggan dalam memilih produk (Fajar & Lestari, 2017).
adalah harga. Perusahaan seyogyanya tidak Perencanaan produksi harus diiringi
hanya berfokus pada harga yang rendah dengan manajemen persediaan yang baik
namun juga diimbangi dengan adanya efisiensi (Kumar & Suresh, 2008). Jumlah persediaan
biaya sehingga memberikan hasil yang positif harus selalu memadai agar tidak menghambat
bagi kinerja perusahaan dalam perspektif laju produksi sehingga perusahaan dapat selalu
keuangan. memenuhi permintaan pelanggan.
Suatu produk barang jadi tentu harus PT X merupakan perusahaan manufaktur
melewati proses produksi, dimana bahan baku di kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang telah
diolah kemudian diproses hingga menjadi berdiri sejak tahun 1996. Produk yang
barang jadi. Apabila suatu produk dapat diproduksi berupa berbagai jenis kasur per
diproduksi dengan biaya yang rendah maka (spring bed), kasur busa, divan, maupun
produsen dapat menyesuaikan harga jual sandaran. Kapasitas produksi dapat mencapai
dengan lebih fleksibel dan mampu bersaing di 5.000 – 7.000 kasur dalam sebulan. PT X
pasar. Biaya produksi yang rendah melayani penjualan baik kepada pengguna
memberikan ruang bagi produsen untuk akhir maupun pada distributor. Dalam
memasarkan produknya pada harga yang wawancara awal dengan direktur PT X pada
rendah. Salah satu strategi bisnis yang sering tanggal 20 November 2019, ditemukan
digunakan perusahaan adalah dengan permasalahan produksi yang terjadi tiap tahun
menerapkan strategi biaya rendah (Thompson antara lain terdapat kelebihan maupun
et al., 2018). Strategi ini dapat membantu kekurangan persediaan pada periode tertentu.
perusahaan memperoleh keunggulan bersaing Perusahaan memberikan program promosi
di pasar. Sebagai upaya untuk yang berbeda tiap tahun, misalnya berupa
mengoptimalkan efisiensi produksi diperlukan diskon maupun cashback. Pada periode inilah
perencanaan yang komprehensif. biasanya terjadi kekurangan persediaan yang
Permasalahan yang sering ditemukan disebabkan oleh kenaikan permintaan yang
pada perusahaan manufaktur, khususnya yang cukup drastis. Hal ini akan diikuti oleh
skalanya kecil dan menengah, adalah kelebihan persediaan yang sering terjadi pada
perencanaan produksi yang tidak efisien saat periode promosi telah selesai. Kelebihan
dikarenakan kurangnya kemampuan sumber ini menyebabkan tingkat persediaan terkadang
daya manusia dalam menerapkan perencanaan melampaui kapasitas penyimpanan
tersebut (Akande, 2019). Perencanaan perusahaan. Stok bahan baku maupun barang
membantu suatu entitas untuk mencapai jadi yang melampaui kapasitas atau tidak
tujuan entitas dan mengarahkan perilaku serta maksimal akan menggunakan lahan untuk
memberikan standar yang dapat penyimpanan.
mengendalikan kegiatan kelompok maupun Jumlah permintaan yang fluktuatif
individu dalam entitas untuk mencapai tujuan menyebabkan terjadinya kelebihan atau
perusahaan (Flamholz et al., 1985). Perencanaan kekurangan persediaan. Permasalahan ini
produksi merupakan bagian dari manajemen terjadi karena tidak adanya perencanaan
operasi, salah satu ilmu yang paling produksi yang tepat dan komprehensif yang
dibutuhkan dalam industri manufaktur. dijalankan oleh bagian produksi sehingga
Dengan memiliki keahlian dalam bidang sumber daya dan kapasitas produksi tidak
tersebut, perusahaan dapat menjadi lebih berjalan secara maksimal. Perencanaan
kompetitif. Hal ini diperlukan tiap entitas produksi dilakukan secara subjektif dan
menimbang bahwa hambatan masuk ke suatu diserahkan pada bagian produksi. Terdapat

15
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 8, No. 01, Juni 2021, hal 14-27. ISSN 2339-1545

beberapa produk yang telah diproduksi dalam dapat memberikan dampak negatif terhadap
jumlah banyak namun tidak terjual dalam perusahaan, misalnya kenaikan biaya, waktu
waktu yang cukup panjang. Di samping itu, maupun tenaga, hingga kekurangan
pihak manajemen belum melakukan inisiasi persediaan. Perencanaan produksi merupakan
untuk menerapkan perencanaan produksi pada salah satu bentuk dari manajemen operasi,
PT X. Hal yang menjadi hambatan dalam yang merupakan suatu alat yang dapat
penerapan ini adalah kurangnya keahlian digunakan perusahaan untuk mengarahkan
sumber daya manusia yang dapat membentuk sistem produksi dengan perencanaan serta
perencanaan produksi serta manajemen sistem kontrol yang komprehensif.
persediaan secara komprehensif. Perencanaan produksi dan pengendalian
Perusahaan manufaktur perabot memiliki persediaan dibutuhkan perusahaan agar
karakter antara lain: memiliki siklus produksi perusahaan tersebut dapat menggunakan
yang panjang dan memiliki produk yang sumber daya secara efektif, dari segi jumlah
kompleks, dengan bahan baku yang berukuran yang digunakan, maupun waktu yang
besar (Chinguwa, Madanhire, & Musoma, digunakan untuk melakukan proses produksi.
2013). Perencanaan produksi dapat membantu Perencanaan produksi diharapkan bersifat
perusahaan dalam menjalankan proses realistis dan dapat diterapkan (Bonney, 2000).
produksi dengan memberikan gambaran alur Perencana produksi harus terlebih dahulu
dan alokasi produksi perusahaan. PT X mengetahui kapasitas perusahaan untuk
memproduksi 268 produk yang terdiri dari 21 menerapkan perencanaan produksi agar dapat
jenis kasur dan 5 jenis divan, masing-masing berjalan dengan efektif serta dapat mencapai
dengan enam pilihan ukuran, serta 28 jenis tujuan produksi, baik dari segi kualitas,
sandaran dengan tiga hingga enam pilihan kuantitas, maupun biaya. Selain itu,
ukuran. Selain itu, PT X juga menerima perencanaan produksi juga membantu
pemesanan dengan ukuran khusus sesuai perusahaan membentuk dan menjalankan alur
dengan permintaan pelanggan. Penelitian ini produksi dengan lancar dengan tujuan untuk
berfokus pada perencanaan produksi produk memenuhi permintaan pelanggan dengan
AMS, yaitu produk yang mendominasi 40% memperhatikan kualitas dan waktu
hingga 50% kegiatan produksi dan penjualan pengantaran yang tepat.
perusahaan. Suatu sistem perencanaan produksi yang
baik hendaknya dapat memberikan informasi
2. TELAAH TEORI DAN mengenai barang apa yang akan diproduksi,
PENGEMBANGAN HIPOTESIS apa saja yang dibutuhkan dalam proses
2.1 PERENCANAAN PRODUKSI produksi, misalnya kapasitas sumber daya, apa
Produksi merupakan salah satu fungsi yang dimiliki perusahaan, serta apa yang
bisnis dalam suatu perusahaan, yang dibutuhkan perusahaan dalam upaya
berhubungan dengan perubahan bentuk dari memproduksi barang tersebut (Arnold,
input menjadi output dengan kualitas tertentu, Chapman, & Clive, 2008). Poin-poin tersebut
sehingga produksi dapat dikategorikan sebagai mengarahkan pihak manajemen produksi
proses penambahan nilai yang terdapat dalam untuk memperhatikan jumlah produk yang
setiap tahap produksi (Kumar & Suresh, 2008). harus diproduksi dalam tiap periode, tingkat
Sebagai upaya untuk meningkatkan persediaan yang diinginkan, serta ketersediaan
persaingan di industri manufaktur dibutuhkan sumber daya yang dibutuhkan perusahaan.
suatu alat maupun sistem untuk mengatur Perencanaan produksi suatu perusahaan
aktivitas produksi untuk memaksimalkan dibentuk berdasarkan peramalan permintaan
sumber daya perusahaan. Dalam beberapa yang mengacu pada data historis perusahaan.
industri, khususnya manufaktur, manajemen Peramalan (forecast) dibutuhkan tidak hanya
operasi memiliki peranan yang penting (Fajar & dalam perencanaan produksi, namun juga
Lestari, 2017). Manajemen operasi yang buruk dalam proses pengambilan keputusan

16
perusahaan, misalnya manajemen persediaan, dalam melakukan penjadwalan induk produksi
pengembangan produk, perencanaan proses adalah sebagai berikut (Lu et al., 2013):
produksi dan rantai pasok, dan sebagainya a. Menghitung jumlah atau kuantitas
(Kalchschmidt, Verganti, & Zotteri, 2006), yang kebutuhan awal, yaitu jumlah pesanan
diperlukan untuk mendukung keputusan penjualan.
dalam produksi dan persediaan barang baik b. Menghitung jumlah persediaan yang
dalam jangka waktu panjang maupun pendek tersedia.
(Fildes & Beard, 1992). Dengan adanya c. Menghitung kebutuhan dalam periode
peramalan dan perencanaan yang baik, tertentu kemudian tentukan jumlah output
perusahaan akan mampu memberikan layanan yang direncanakan. Hitung jumlah stok
yang maksimal dan memaksimalkan tingkat yang tersedia untuk periode berikutnya
efisiensi produksi dalam perusahaan (Fajar & setelah dikurangi stok untuk
Lestari, 2017). Peramalan permintaan memproduksi output yang direncanakan,
merupakan informasi yang akan dijadikan dan seterusnya.
dasar perencaan produksi, penjadwalan induk d. Menghitung jumlah input yang
produksi, perencanaan kebutuhan sumber direncanakan yang disesuaikan dengan
daya, serta pengendalian persediaan. lead time, Overall Equipment Effectiveness
Peramalan permintaan dapat dijadikan alat (OEE), dan jumlah output yang
bantu pihak manajemen dalam mengawasi direncanakan.
tingkat produksi perusahaan OEE merupakan salah satu alat yang dapat
Metode peramalan yang digunakan dalam digunakan dalam mengukur tingkat efektivitas
penelitian ini adalah metode moving average. kegiatan operasional perusahaan manufaktur
Metode ini merupakan salah satu metode yang (Stamatis, 2010). OEE memecah kinerja unit
umum digunakan dalam membentuk proyeksi manufaktur menjadi tiga komponen terpisah
permintaan, dengan cara menghitung rata-rata yang dapat diukur: Ketersediaan (Availability),
nilai dari data historis kemudia digunakan Kinerja (Performance), dan Kualitas (Quality).
untuk memperkirakan nilai pada periode
berikutnya (Lehaney, Mason, & Lind, 2017), OEE = Availability × Performance × Quality
yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Komponen Availability merupakan
(𝑛1 + 𝑛2 + 𝑛3 + ⋯ ) perbandingan antara waktu operasional mesin
𝑀𝐴 =
𝑁 secara keseluruhan dan waktu operasional
dimana mesin yang terganggu akibat masalah teknis
MA = Moving Average kerusakan mesin maupun waktu untuk
N1 = Data periode 1 menyesuaikan apabila terdapat perubahan
N2 = Data periode 2 aturan pada mesin dalam kegiatan operasional
N3 = Data periode 3
sehari-hari, yang dapat dihitung sebagai
N = Jumlah periode moving average
berikut:
Jadwal induk produksi dibentuk
Availability =
berdasarkan perencanaan produksi sehingga jam kerja mesin − (kerusakan mesin + pengaturan)
jumlah produk pada jadwal induk produksi jam kerja mesin
harus sama dengan jumlah produk dalam
perencanaan produksi. Informasi yang Komponen Performance menggambarkan
dibutuhkan untuk membentuk sebuah jadwal tingkat efektivitas mesin dengan
induk produksi dapat diperoleh melalui mempertimbangkan adanya gangguan mesin
perencanaan produksi, peramalan permintaan akibat kesalahan operator mesin dan kecepatan
barang jadi, pesanan aktual yang diperoleh dari operator dalam mengoperasikan mesin
pelanggan, tingkat persediaan barang jadi, tersebut, yang dapat dihitung sebagai berikut:
serta kapasitas produksi perusahaan. Langkah

17
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 8, No. 01, Juni 2021, hal 14-27. ISSN 2339-1545

jumlah unit yang diproduksi berapa jumlah barang yang seharusnya


Performance =
waktu yang tersedia × cycle time dipesan, dengan memperhitungkan biaya
pemesanan barang tersebut, serta kapan barang
tersebut harus dipesan agar tidak mengganggu
Sedangkan komponen Quality pada OEE produksi dan penjualan.
menggambarkan kualitas produk yang Pengendalian persediaan dapat dilakukan
dihasilkan tiap mesin dengan membandingkan dengan beberapa metode yang berbeda-beda
total produk yang diproduksi dengan produk tiap perusahaan, disesuaikan dengan kondisi
cacat: perusahaan pada periode tertentu (Barwa,
2015). Metode yang umum digunakan misalya
𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 dengan menentukan tingkat Economic Order
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 − 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑗𝑢𝑎𝑙 Quantity (EOQ), Persediaan Pengaman, serta
=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 Titik Pemesanan Kembali. Economic Order
Quantity (EOQ) adalah jumlah pemesanan
Penjadwalan induk produksi merupakan optimal yang meminimalisir biaya pemesanan
salah satu alat perencanaan yang baik yang dan penyimpanan (Sporta, 2018). Persediaan
dapat menghubungkan antara bagian pengaman merupakan jumlah rata-rata
penjualan dan bagian produksi. Pada tahap persediaan yang disimpan yang dapat
selanjutnya, penjadwalan induk produksi akan memenuhi ketidakpastian penawaran dan
menyediakan informasi yang dibutuhkan permintaan dalam jangka pendek (Silver, Pyke,
untuk membentuk perencanaan kebutuhan & Peterson, 2016). Adanya persediaan
sumber daya, misalnya komponen apa yang pengaman memungkinkan perusahaan untuk
dibutuhkan, dari mana komponen tersebut mengatasi apabila perusahaan mengalami
dapat diperoleh, dan sebagainya. Penjadwalan kehabisan persediaan (Shenoy & Rosas, 2018).
induk produksi bertujuan untuk Tingkat persediaan pengaman harus mencapai
mempertahankan pelayanan yang baik pada tingkat tertentu yang bisa digunakan selama
pelanggan dengan cara menjadwalkan proses pengiriman barang dan cukup untuk
produksi agar dapat memenuhi permintaan, memenuhi permintaan, namun tidak
serta memanfaatkan bahan baku, tenaga, dan menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi.
sumber daya lain dengan sebaik-baiknya. Titik pemesanan kembali merupakan salah satu
Penjadwalan induk produksi juga bertujuan metode kontrol persediaan yang menentukan
untuk mempertahankan persediaan agar tetap jumlah minimum persediaan untuk dipesan
berada pada tingkat yang diperlukan. kembali (Barwa, 2015).
Sistem pengendalian persediaan yang baik
2.2 PENGENDALIAN PERSEDIAAN memiliki tujuan bukan untuk meminimalkan
Pengendalian persediaan menitikberatkan persediaan namun untuk menyeimbangkan
fokus pada penyimpanan serta penggunaan persediaan agar tidak berlebihan maupun
persediaan agar persediaan tetap berada dalam kekurangan. Jumlah persediaan yang berlebih
jumlah yang memadai kapanpun diperlukan dapat menyebabkan biaya meningkat sehingga
untuk menghasilkan nilai ekonomi yang mengurangi keuntungan perusahaan,
maksimum. Tujuan dari pengendalian kerusakan barang, dan keusangan (Gimenez &
persediaan adalah untuk meminimalisir Ventura, 2005). Menentukan tingkat persediaan
kemungkinan adanya gangguan dalam jadwal yang tepat bagi sebuah perusahaan merupakan
produksi serta menjaga agar investasi modal
salah satu tantangan yang besar yang dihadapi
dalam bentuk persediaan tidak berlebihan. oleh pihak manajemen (Rădăşanu, 2016).
Kontrol persediaan berfokus pada tiga topik,
Pasalnya, apabila perusahaan memiliki tingkat
antara lain jumlah pemesanan barang, interval persediaan yang terlalu tinggi maupun terlalu
pemesanan, serta sistem kontrol persediaan rendah, maka akan menyebabkan
(Zomerdijk & Vries, 2003). Topik-topik ini meningkatnya biaya atas persediaan tersebut.
menjawab barang apa yang harus dipesan,

18
Tujuan utama dilakukannya pengendalian mendominasi penjualan yaitu sekitar 45 hingga
persediaan adalah untuk meningkatkan 60 persen. PT X telah menjalankan sistem
pelayanan pelanggan sehingga perusahaan perencanaan produksi dengan metode
dapat mengembangkan pangsa pasar melalui subjektif, yaitu metode yang berdasarkan
pelayanan yang baik. pengetahuan, pengalaman, serta penilaian
individu atau pihak tertentu.
3. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tahap
Penelitian dilakukan pada PT X yang awal yaitu identifikasi masalah. Permasalahan
beroperasi di kota Makassar, Sulawesi Selatan. yang terjadi pada PT X bersumber dari tidak
Proses penelitian dimulai terhitung sejak adanya perencanaan produksi serta
wawancara awal yaitu tanggal 20 November manajemen persediaan yang baik. Sebagai
2019, dilanjutkan dengan tahap pengumpulan upaya untuk mengevaluasi serta memberikan
data, wawancara lanjutan, hingga analisis data solusi pada PT X, maka pendekatan yang
dan penyampaian hasil penelitian. PT X digunakan adalah dengan studi kasus dimana
merupakan sebuah perusahaan manufaktur dilakukan penelitian mendalam mengenai
yang bergerak di bidang produksi kasur per. permasalah tersebut agar melalui penelitian ini
Penelitian dilakukan dengan instrumen dapat dihasilkan sebuan rancangan
penelitian berupa wawancara semi-terstruktur. perencanaan produksi dan manajemen
Peneliti dapat mengeksplor lebih dalam persediaan yang dapat diimplementasikan
mengenai fenomena yang ingin digali melalui pada PT X. Selanjutnya, dilakukan
pertanyaan yang ingin diberikan kepada pihak pengumpulan data yang dilakukan melalui
yang di wawancara. Wawancara semi- observasi di perusahaan khususnya pada
terstruktur merupakan metode wawancara bagian keuangan dan produksi. Proses
dimana pewawancara sebelumnya telah wawancara dan observasi dilakukan pada staf
menyiapkan pertanyaan yang terstruktur, yang dan manajemen untuk mengetahui proses
dijadikan pedoman pertanyaan lanjutan dalam bisnis dan kendala yang dihadapi perusahaan.
melakukan wawancara (Bastian, Winardi, &
Fatmawati, 2018). Wawancara ini dilakukan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan tujuan mendapatkan perspektif lebih Pihak manajemen PT X telah menerapkan
luas dari pihak peserta wawancara. sistem perencanaan produksi secara subjektif
Wawancara semi-terstruktur dilakukan selama lebih dari 10 tahun, sejak awal
sebanyak 6 kali sejak wawancara awal tanggal perusahaan didirikan. Hal ini berarti bahwa
20 November 2019 dengan 4 jajaran direksi sistem perencanaan yang telah dibentuk oleh
perusahaan, yaitu dengan ibu BD selaku pihak manajemen sangat bergantung pada
Direktur Keuangan; ibu LL selaku Direktur kemampuan dan pengalaman pihak
Marketing, Human Resource dan General Affair, manajemen secara individual dalam
Bapak AT selaku Direktur Produksi; serta menghadapi perubahan pasar. Sistem yang
bapak DD selaku Direktur Purchasing. Data telah berjalan selama lebih dari 10 tahun ini
yang diperoleh berupa informasi mengenai didukung dengan jajaran manajemen yang
proses bisnis perusahaan, alur produksi, serta telah menempati posisi masing-masing sejak
informasi lainnya terkait aktivitas produksi awal berdirinya perusahaan. Jajaran direksi
perusahaan. Selain itu, wawancara dilakukan perusahaan menempati posisi tetap dan
dengan Kepala Bagian Gudang, Bapak YD dan memiliki wewenang dalam membuat
Kepala Bagian Produksi, Bapak JM. keputusan penting bagi perusahaan, sehingga
Berdasarkan wawancara awal dengan keputusan maupun sistem produksi yang
pihak manajemen PT X yang dilakukan pada diterapkan didasari oleh kemampuan yang
tanggal 20 November 2019, yang kemudian diperoleh dari pengetahuan dan pengalaman
divalidasi oleh data historis perusahaan, pihak manajemen dalam pengambilan
produk AMS merupakan produk yang keputusan.

19
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 8, No. 01, Juni 2021, hal 14-27. ISSN 2339-1545

PT X telah beberapa kali menghadapi manajemen perusahaan, antara lain biaya dan
kendala pada bagian produksi dan persediaan, waktu yang digunakan untuk pelatihan dan
terutama saat terjadi lonjakan permintaan pada penyesuaian penerapan sistem perencanaan
periode tertentu. Pihak manajemen dapat produksi yang baru. Faktor inilah yang
mengatasi kendala tersebut dengan cara menyebabkan terjadinya kekurangan dan
menambah tenaga kerja harian, maupun kelebihan persediaan pada perusahaan di
dengan pekerja lembur. Solusi yang diberikan periode tertentu. Keputusan yang dilakukan
pihak manajemen dapat mengatasi pihak manajemen secara subjektif tidak dapat
permasalahan dengan cepat namun memiliki secara tepat mengantisipasi lonjakan maupun
risiko tertentu pada perusahaan. Risiko yang penurunan permintaan pelanggan. Manajemen
dapat terjadi misalnya kualitas kerja tenaga belum pernah membentuk peramalan
harian yang tidak memenuhi standar, biaya permintaan pelanggan yang dapat dijadikan
tambahan untuk pelatihan tenaga kerja harian, alat bantu perusahaan dalam menghadapi
serta biaya tambahan yang diperlukan untuk fluktuasi permintaan.
upah lembur tenaga kerja. Dampak terhadap Salah satu kendala yang ditemukan di
perusahaan yang terjadi adalah meningkatnya perusahaan merupakan kendala tenaga kerja
biaya produksi sehingga mempengaruhi yang kemudian berdampak langsung dengan
tingkat kepuasan pelanggan dan laba tingkat kecepatan dan kesiapan perusahaan
perusahaan secara keseluruhan. dalam menghadapi fluktuasi permintaan
Seperti pada perusahaan umumnya, PT X pelanggan. Perusahaan perlu menerapkan
pun mengalami fluktuasi pada tingkat sistem baru sebagai salah satu bentuk
permintaan pelanggan. Permintaan mengalami penyesuaian diri terhadap lingkungan internal
kenaikan pada bulan tertentu, yaitu bulan maupun eksternal, yang dapat diawali dengan
Maret, Juli, dan September, serta penurunan pembentukan dan penerapan perencanaan
pada bulan April dan Agustus pada tahun 2017 produksi serta pengendalian persediaan yang
hingga tahun 2019. Pihak manajemen PT X komprehensif. Dengan adanya sistem yang
telah menerapkan manajemen persediaan, praktis, proses produksi menjadi lebih lancar
yaitu dengan menentukan jumlah persediaan dan perusahaan lebih produktif. Perusahaan
minimal yang harus disimpan perusahaan, juga dapat mengurangi biaya-biaya yang dapat
atau yang dikenal sebagai persediaan dihemat melalui sistem perencanaan yang baik.
pengaman. Namun, jumlah persediaan Bahan baku kasur per terdiri dari kawat,
minimal tersebut ditentukan secara subjektif kain, busa, dan pita list. Disamping itu,
oleh kepala gudang tanpa memperhitungkan terdapat pula beberapa bahan pembantu
adanya lonjakan dan penurunan permintaan seperti staples elektrik, klem, serta ring untuk
serta biaya persediaan yang ditimbulkan. mengikat kawat dari jenis yang satu ke jenis
Syarat yang ditentukan oleh Direktur yang lainnya. Dalam sebuah kasur per terdapat
Purchasing adalah memiliki persediaan 2 komponen besar, yaitu rangka kasur dan
pengaman yang cukup untuk mendukung kain, yang diilustrasikan pada Gambar 7.
proses produksi selama 2 bulan ke depan. Bagian rangka kasur terbuat dari bahan baku
Sistem yang diterapkan pada perusahaan kawat besi, yang kemudian diolah menjadi per
masih bersifat kekeluargaan dan konvensional, serta rangka tulang kasur, sedangkan bagian
dilakukan dengan penilaian subjektif tanpa kain penutup rangka terbuat dari lapisan spon
didasari dengan perhitungan yang tepat. dan kain yang dijahit menutupi rangka kasur
Peramalan permintaan yang dilakukan oleh menggunakan pita list.
manajemen pun sifatnya subjektif dan
berdasarkan pengalaman pada periode-
periode sebelumnya. Hal ini dapat
menimbulkan biaya serta upaya tambahan
apabila terjadi perubahan pada jajaran

20
Gambar 4.1 perusahaan mengalami setidaknya 1 hingga 2
Komponen Kasur PT X kali kekurangan maupun kelebihan persediaan
per tahun sehingga menghambat proses
Per
produksi. Penetapan sistem yang telah
Rangka
Ram
Kasur
diimplementasikan pada perusahaan
didasarkan pada pengalaman serta
Tulang/Rangka
pengetahuan pihak manajemen mengenai
Kasur Per
Kain
tingkat permintaan pelanggan, tingkat
kecepatan pemasok, maupun kapasitas
Busa/Spon Kain penyimpanan bahan baku yang dimiliki
Pita List
perusahaan.
Proses pemesanan diawali dengan
Sumber: Data Perusahaan, telah diolah kembali Purchase Request (PR) yang disetujui oleh
Direktur Purchasing, kemudian diterbitkan
Berdasarkan wawancara dengan Direktur Purchase Order (PO) untuk diteruskan pada
Produksi PT X, perencanaan produksi pemasok. Para pemasok biasanya
perusahaan dilakukan setiap hari, melalui membutuhkan waktu beberapa hari untuk
Kepala Bagian Produksi yang memproses pesanan. PT X kemudian
mendistribusikan perencanaan produksi melakukan pemesanan jasa ekspedisi beserta
kepada kepala bagian masing-masing kontener yang dibutuhkan untuk mengangkut
departemen melalui formulir Surat Perintah barang tersebut. Pihak pemasok akan
Kerja (SPK). Peninjauan dan evaluasi target mengantarkan barang kepada perusahaan
produksi dilakukan satu kali dalam satu tahun. ekspedisi untuk dimuat pada kontener,
Tiap divisi memiliki target produksi per hari kemudian diangkut ke pelabuhan untuk proses
sehingga apabila tingkat produksi tidak pengencekan dan pemuatan di kapal. Direktur
mencapai target, maka hal tersebut dapat Purchasing PT X, Bapak DD, mengatakan
tercermin pada laporan produksi tiap divisi bahwa kendala yang biasanya ditemukan pada
untuk ditindaklanjuti. proses ini adalah dalam mencocokkan jadwal
Siklus pembelian bahan baku diawali pemasok, ekspedisi, serta jadwal
dengan penghitungan kebutuhan bahan baku. keberangkatan kapal, sehingga jadwal
Bahan baku utama yang dibutuhkan dalam pengiriman barang dapat tertunda. Perjalanan
proses produksi, misalnya kawat dan kain, kapal hingga sampai ke pelabuhan kota
dibeli melalui pemasok dari pulau Jawa, yaitu Makassar memakan waktu sekitar 1 minggu.
dari Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Sebagai Total waktu yang dibutuhkan sejak
upaya agar perusahaan tidak mengalami diterbitkannya PO hingga barang tiba di
stockout, maka pihak manajemen perusahaan perusahaan berkisar antara 2 hingga 3 minggu.
menetapkan tingkat minimal stok bahan baku Produk AMS merupakan produk yang
pada tingkat kebutuhan produksi perusahaan 2 mendominasi penjualan maupun tingkat
hingga 3 bulan ke depan. Artinya, apabila stok produksi pada PT X, yaitu 40 hingga 50 persen
bahan baku mencapai tingkat tersebut, maka dari total omzet perusahaan selama tahun 2017
bagian Purchasing perusahaan akan melakukan hingga 2019. Menurut pihak manajemen PT X,
proses pemesanan. Hal ini dilakukan dengan hal ini disebabkan karena kedua produk
mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan tersebut merupakan produk pertama yang
perusahaan untuk memperoleh bahan baku diluncurkan oleh perusahaan dengan kualitas
tersebut. yang cukup baik dan tahan lama dan
Sistem pengendalian persediaan yang ditawarkan dengan harga yang dapat diterima
dilakukan perusahaan merupakan upaya pasar. Produk kasur per yang diproduksi
perusahaan agar tidak kelebihan ataupun perusahaan mempunyai komponen bahan
kekurangan persediaan. Kendati demikian, baku yang sama, namun terdapat beberapa

21
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 8, No. 01, Juni 2021, hal 14-27. ISSN 2339-1545

kualifikasi berbeda seperti tingkat kepadatan


spon, ukuran tulang rangka, serta ukuran per
yang digunakan.
Sistem perencanaan produksi PT X untuk Tabel 4.1
kedua produk ini akan dimulai dengan Peramalan Permintaan Produk AMS180
perhitungan peramalan permintaan produk. Bulan 2017 2018 2019 2020(f)
Data peramalan permintaan kemudian akan Januari 1.406 1.462 1.535 1.468
digunakan sebagai dasar perhitungan pada Februari 1.363 1.067 1.238 1.223
tahapan selanjutnya, yaitu penjadwalan induk Maret 1.855 1.712 2.055 1.874
produksi dan perencanaan kebutuhan sumber April 962 933 1.116 1.004
daya. Perencanaan produksi perlu didukung Mei 1.368 1.590 1.382 1.447
dengan adanya sistem manajemen persediaan Juni 1.201 1.264 1.284 1.250
yang baik. Sistem manajemen persediaan yang Juli 1.709 1.983 1.881 1.858
disarankan pada PT X adalah dengan Agustus 1.087 1.326 1.418 1.277
menghitung EOQ, persediaan pengaman, serta
September 1.759 1.780 1.654 1.731
titik pemesanan kembali. Sistem tersebut akan
Oktober 1.130 1.148 1.332 1.203
mengatur pembelian bahan baku yang
November 1.363 1.256 1.269 1.296
dibutuhkan oleh PT X agar tidak mengganggu
alur produksi perusahaan. Desember 1.594 1.694 1.571 1.620
Total (buah) 16.797 17.215 17.735 17.249
4.1 PERAMALAN PERMINTAAN
Peramalan permintaan pelanggan 4.2 JADWAL INDUK PRODUKSI
terhadap produk AMS180 merupakan Tahap selanjutnya dalam sistem
hitungan awal dalam pembentukan perencanaan produksi PT X adalah dengan
perencanaan produksi perusahaan. Metode melakukan penjadwalan induk produksi.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tahap ini dilakukan dengan tujuan agar
metode moving average. Metode peramalan ini perusahaan memiliki pedoman dalam
merupakan salah satu metode sederhana yang melakukan aktivitas produksi, yaitu dengan
dapat digunakan untuk melakukan peramalan memproduksi barang sesuai dengan jadwal
permintaan, khususnya permintaan yang yang dibentuk dengan jumlah produksi yang
memiliki pola yang sama tiap tahunnya. telah ditentukan berdasarkan peramalan
Permintaan pada PT X selama tahun 2017 permintaan produk dengan
hingga tahun 2019 menunjukkan adanya pola mempertimbangkan kapasitas perusahaan.
lonjakan pada bulan Maret, Juli, dan Salah satu tahap yang dibutuhkan dalam
September. Melalui informasi dan data yang membentuk penjadwalan induk produksi
diperoleh dari perusahaan, bulan-bulan adalah dengan mengetahui Overall Equipment
tersebut merupakan periode promosi, sehingga Effectiveness (OEE). OEE menunjukkan tingat
terdapat tren lonjakan musiman pada efektivitas mesin yang digunakan dalam proses
permintaan pelanggan. Berdasarkan data produksi, yang terdiri dari tiga penilaian, yaitu
historis permintaan pelanggan selama tahun Availability, Performance, dan Quality. Hasil
2017 hingga 2019, diperoleh peramalan perhitungan OEE pada Tabel 4.2 menunjukkan
permintaan produk di tahun 2020 adalah tingkat efektivitas mesin berada pada kisaran
sebagai berikut: 78% hingga 85%. Angka OEE ini digunakan
dalam upaya membentuk penjadwalan induk
produksi, agar dapat dibentuk perencanaan
yang realistis dan dapat digunakan secara
praktis oleh perusahaan.
Lot Size merupakan jumlah produksi yang
diharapkan dan diterapkan oleh perusahaan.

22
Pada perencanaan produksi yang dibentuk, sehingga jumlah produk yang disimpan masih
tingkat produksi dibagi menjadi 4 alternatif, dalam batas yang dapat ditampung oleh
yang dapat dilihat pada Tabel 2, yaitu 20%, perusahaan. Hal ini menunjukkan apabila data
50%, 80%, dan 100%, yang bertujuan untuk peramalan tepat, maka perusahaan dapat
mengantisipasi perubahaan permintaan melakukan penghematan khususnya dalam
pelanggan. Apabila tingkat permintaan bentuk pengurangan upah lembur dan upah
menurun, misalnya pada bulan setelah periode tenaga kerja harian apabila terdapat lonjakan
promo, maka tingkat produksi diturunkan permintaan pelanggan.
dengan kisaran 20% hingga 80%. Penentuan
tingkat produksi pada tahap berikutnya 4.3 PENGENDALIAN PERSEDIAAN
ditentukan berdasarkan perubahan permintaan Salah satu tujuan pengendalian persediaan
serta jumlah persediaan awal produk tiap adalah agar perusahaan dapat menekan biaya
bulan. yang ditimbulkan dari persediaan, misalnya
Tabel 4.2 biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
Lot Size Produk AMS180 menyimpan persediaan atau yang dikenal
Lot Size (buah) sebagai carrying cost, maupun biaya pemesanan
Produk
100% 80% 50% 20% barang, yang dilakukan dengan menghitung
AMS 180 1.474 1.179 737 295 jumlah pemesanan optimal, dan titik
pemesanan kembali yang harus dilakukan oleh
Data peramalan permintaan pelanggan perusahaan. Selain itu, agar alur produksi
yang telah dijabarkan pada subbab sebelumnya dapat berjalan lancar, perusahaan
digunakan dalam pembentukan perencanaan membutuhkan adanya persediaan pengaman
induk produksi. Hasil perencanaan induk yang dapat digunakan sebagai antisipasi
produksi AMS180 dapat dilihat pada Lampiran apabila terjadi keterlambatan dalam
1. PT X disarankan untuk memproduksi pengiriman, maupun fluktuasi permintaan
sebanyak total 17.392 buah AMS180 di tahun yang sangat signifikan, sebagai cadangan
2020. Hasil perencanaan induk produksi PT X persediaan perusahaan.
membuktikan bahwa perusahaan memiliki Carrying cost PT X berada pada rata-rata
kapasitas yang cukup untuk memenuhi 8,08%, yang dapat dilihat pada Tabel 4.3.
permintaan pelanggan. Artinya, biaya yang muncul akibat
Penerapan perencanaan produksi secara penyimpanan persediaan pada PT X adalah
subjektif yang selama ini dilakukan perusahaan sebesar 8,08% dari total persediaan yang
belum dapat mengantisipasi lonjakan dan dimiliki perusahaan. Biaya tersebut berupa
penurunan permintaan yang menyebabkan pemeliharaan mesin, perbaikan gedung,
bertambahnya biaya, misalnya biaya tenaga penyusutan bangunan, serta penyusutan
kerja lembur dan harian. Tingkat produksi mesin.
yang direncanakan telah memperhitungkan
kapasitas penyimpanan barang jadi PT X

Tabel 4.3 Carrying Cost PT X


(ribu rupiah)
2017 2018 2019
Mesin Rp 506.172 Rp 533.294 Rp 599.044
Perbaikan Gedung Rp 42.282 Rp 54.353 Rp 85.911
Penyusutan Bangunan Rp 144.150 Rp 144.076 Rp 124.659
Penyusutan Mesin Rp 354.104 Rp 352.318 Rp 408.826
Rp 1.046.708 Rp 1.084.042 Rp 1.218.440

Persediaan Rp 11.895.427 Rp 13.723.881 Rp 16.123.982


Carrying Cost 8,80% 7,90% 7,56%
Rata-Rata 8,08%

23
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 8, No. 01, Juni 2021, hal 14-27. ISSN 2339-1545

Sistem pengendalian persediaan yang penurunan permintaan dan kenaikan pada


disarankan untuk PT X diproyeksikan dalam biaya pemesanan dan carrying cost, sehingga
tiga skenario: skenario normal, optimis, dan tingkat optimal pemesanan menjadi 18.881
pesimis. Hal ini dilakukan agar perusahaan kilogram dalam sekali pemesanan.
memiliki alternatif dalam memilih strategi Persediaan pengaman merupakan standar
yang digunakan. Apabila manajemen optimis, atau batas bawah toleransi perusahaan untuk
maka diasumsikan bahwa tingkat permintaan tingkat persediaan bahan baku. Jumlah
adalah sebesar 115%. Namun apabila persediaan yang dimiliki perusahaan
manajemen pesimis, maka diasumsikan tingkat sebaiknya tidak lebih kecil dari jumlah
permintaan adalah sebesar 85%. Skenario ini persediaan pengaman yang ditentukan. Selama
dapat dilihat pada Tabel 4.4, yaitu perhitungan ini perusahaan belum menentukan titik yang
untuk bahan baku K02. jelas antara persediaan pengaman dan titik
EOQ menunjukkan jumlah optimal pemesanan kembali. Pihak manajemen
pemesanan bahan baku dalam satu kali menentukan bahwa tingkat persediaan
pemesanan, misalnya jumlah kawat K02 adalah pengaman merupakan titik pemesanan
sebanyak 20.985 kilogram, atau 20,9 ton. kembali, dimana apabila persediaan mulai
Artinya, pada tingkat pemesanan tersebut, berkurang dan dinilai tidak dapat mencukupi
biaya persediaan mencapai titik paling optimal, kebutuhan produksi selama dua hingga tiga
dimana biaya pemesanan perusahaan sama bulan ke depan, maka perusahaan harus mulai
dengan carrying cost. Angka tersebut dihasilkan merencanakan pembelian bahan baku.
dengan mempertimbangkan biaya pemesanan, Perusahaan membutuhkan waktu rata-rata 5
biaya penyimpanan, serta tingkat kebutuhan hingga 25 hari sejak pemesanan barang hingga
rata-rata perusahaan dalam setahun. Pada barang diterima oleh pihak gudang. Hal ini
Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa apabila tingkat perlu diantisipasi dengan ditentukannya titik
permintaan normal (100%), maka tingkat pemesanan bahan baku yang digunakan
optimal pemesanan K02 adalah sebanyak perusahaan agar tidak mengganggu alur
20.985 kilogram. Namun apabila tingkat produksi.
permintaan pesimis (85%), maka terdapat
Tabel 4.4 Perhitungan EOQ Bahan Baku AMS180
100% 115% 85%
Normal Optimis Pesimis
Proyeksi Produksi AMS180 17.392 20.001 14.783
Kebutuhan Bahan Baku
K02 (kg) 20,16 350.623 403.216 298.029
Unit Cost / kg Rp 11.818
Biaya Pemesanan Rp 600.000
Total Biaya Pemesanan Rp10.025.167 Rp10.478.578 Rp 9.470.997
Carrying Cost 8,08% 7,68% 8,49%
Total Carrying Cost Rp10.025.167 Rp 10.478.578 Rp 9.470.997
EOQ (kg) 20.985 23.088 18.881

Tabel 4.5 menjabarkan perhitungan penggunaan 10% lebih tinggi dari kondisi
persediaan pengaman dan titik pemesanan normal. Berdasarkan ketiga skenario tersebut,
kembali bahan baku K02, yang juga dituangkan maka terdapat 3 skenario persediaan
menjadi tiga skenario: normal, optimis, dan pengaman dan titik pemesanan kembali. Hal
pesimis. Pada kondisi optimis diasumsikan ini dilakukan untuk memberikan alternatif
bahwa lead time pembelian bahan baku 15% pada strategi yang digunakan perusahaan
lebih cepat dari kondisi normal dengan tingkat dalam mengambil keputusan. Apabila

24
perusahaan optimis bahwa bahan baku dapat ini diterapkan PT X adalah dengan
diterima lebih cepat dari normal namun tingkat mempekerjakan tenaga kerja lembur dan
permintaan pun menurun, maka perusahaan tenaga kerja lepas guna meningkatkan tingkat
dapat memilih skenario 3, dimana persediaan produksi perusahaan. Solusi ini dapat
pengaman berada pada titik terendah, yaitu mengantisipasi pesanan yang meningkat,
17.733 kilogram. namun dapat menyebabkan adanya
Tabel pengendalian persediaan diatas penumpukan persediaan pada periode non-
diolah menggunakan data PT X tahun 2017 promosi. Penumpukan persediaan dapat
hingga 2019, antara lain data rata-rata serta lead meningkatkan biaya persediaan, yang akhirnya
time serta penggunaan harian bahan baku yang dapat berdampak secara tidak langsung pada
digunakan perusahaan, biaya penanganan laba perusahaan. Permasalahan tersebut belum
persediaan, serta jumlah bahan baku yang dapat diatasi oleh perusahaan hingga saat ini.
dipesan perusahaan dalam satu pemesanan. Salah satu faktor yang menyebabkan
Metode ini dapat memberikan standar bagi adanya permasalahan persediaan adalah
perusahaan, terutama pada bagian gudang sistem perusahaan yang masih bersifat
Tabel 4. 5 Perhitungan Persediaan Pengaman K02 konservatif dan kekeluargaan. Jajaran
Bahan Baku K02 manajemen perusahaan belum pernah
100% 110% 85% mengalami perubahan selama 10 tahun
Lead Time terakhir, sehingga perusahaan tidak bergerak
Rata-Rata (hari) 21 18 23 secara dinamis mengikuti perkembangan
Penggunaan per hari* zaman. Sistem perencanaan produksi serta
Rata-Rata (kg) 1.169 1.344 993 pengendalian persediaan yang diterapkan
Persediaan Pengaman (kg) pada perusahaan bersifat subjektif, tanpa
Skenario 1 24.544 20.862 26.998 didasari perhitungan yang tepat. Perusahaan
Skenario 2 28.225 23.991 31.048
belum pernah menerapkan perencanaan
Skenario 3 20.862 17.733 22.948
produksi yang komprehensif berdasarkan
Titik Pemesanan Kembali (kg)
Skenario 1 48.684 44.485 49.536
peramalan permintaan pelanggan. Sistem pada
Skenario 2 52.335 47.588 53.552 perusahaan didasarkan pada pengetahuan dan
Skenario 3 45.032 41.381 45.519 pengalaman jajaran manajemen dalam
*satu tahun = 300 hari kerja menghadapi volatilitas permintaan dan
pengaturan alur produksi. Manajemen PT X
serta pembelian, dalam menentukan tingkat memiliki kendali penuh atas penentuan jumlah
persediaan perusahaan. Metode yang selama produksi perusahaan berdasarkan penilaian
ini digunakan perusahaan bergantung pada subjektif dan kesigapan manajemen dalam
individu tertentu, sehingga apabila terjadi menghadapi permintaan pasar.
pergantian jajaran manajemen, akan Ketergantungan sistem ini pada pihak tertentu
dibutuhkan waktu serta biaya dalam trial and dapat menyebabkan ketidaksiapan perusahaan
error dalam penerapan perencanaan produksi apabila terjadi pergantian pada jajaran
maupun manajemen persediaan PT X. manajemen.
Upaya yang dapat dilakukan perusahaan
5. SIMPULAN untuk mengantisipasi hal tersebut adalah
Permasalahan persediaan yang dihadapi dengan membentuk suatu perencanaan yang
perusahaan diakibatkan oleh perencanaan komprehensif, baik perencanaan produksi
produksi yang kurang tepat. Perusahaan maupun sistem pengendalian persediaan.
mengalami kelebihan serta kekurangan Sistem pengendalian persediaan diperlukan
persediaan khususnya pada periode promosi, untuk mendukung proses produksi dengan
sehingga kapasitas produksi perusahaan memperhitungkan lead time, sehingga dapat
dinilai tidak dapat mencukupi permintaaan mengantisipasi terjadinya kekurangan bahan
pelanggan yang melonjak. Solusi yang selama baku yang dapat mengganggu proses produksi

25
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 8, No. 01, Juni 2021, hal 14-27. ISSN 2339-1545

perusahaan. Perencanaan produksi yang penggunaan metode dan teori manajemen


dibentuk dalam penelitian ini diawali dengan produksi dan persediaan lain, tidak terbatas
peramalan permintaan, pembentukan jadwal pada penelitian ini.
induk produksi, serta perencanaan kebutuhan
sumber daya. Sedangkan sistem pengendalian REFERENSI
persediaan yang disarankan bagi perusahaan Akande, O. (2019). An Integrated Approach To
adalah dengan menggunakan EOQ, Persediaan Production Planning And Control Systems
Pengaman, serta Titik Pemesanan Kembali. In Small Scale Industry. ProQuest LLC.
Pemilihan metode ini mempertimbangan
Barwa, T. M. (2015). Inventory Control as an
kebutuhan perusahaan serta kesiapan dan
Effective Decision-Making Model and
kemampuan tenaga kerja yang ada pada PT X. Implementations for Company’s Growth.
Dengan adanya perencanaan produksi International Journal of Economics, Finance
yang baik diharapkan perusahaan dapat and Management Sciences, 3(5), 465.
mengantisipasi fluktuasi permintaan https://doi.org/10.11648/j.ijefm.2015030
pelanggan, yang dilakukan berdasarkan 5.18
peramalan permintaan dengan data historis
perusahaan. Selain itu, perusahaan juga dapat Bastian, I., Winardi, R. D., & Fatmawati, D.
mengurangi biaya tenaga kerja lembur, karena (2018). Metoda Wawancara. Metoda
kapasitas perusahaan dapat memenuhi Pengumpulan Dan Teknik Analisis Data,
permintaan pelanggan yang diramalkan. (September 2018), 53–99.
Perusahaan dapat mengalokasikan biaya Chan, F. T. S., & Prakash, A. (2012). Inventory
tersebut pada pengembangan produk, kualitas management in a lateral collaborative
produk, sistem, dan sebagainya. Pengurangan manufacturing supply chain : a simulation
lead time yang digunakan untuk study, 50(16), 4670–4685.
mendistribusikan perencanaan produksi pada https://doi.org/10.1080/00207543.2011.6
tiap divisi pun dapat dipersingkat dengan 28709
adanya perencanaan ini. Sistem yang
disarankan dapat mempersiapkan perusahaan Chinguwa, S., Madanhire, I., & Musoma, T.
apabila terjadi pergantian jajaran manajemen (2013). A Decision Framework based on
sehingga perusahaan tidak lagi bergantung Aggregate Production Planning Strategies
pada individu tertentu dalam menentukan in a Multi Product Factory : A Furniture
produk, kapan dan berapa jumlah yang harus Industry Case Study. International Journal
di produksi. Implementasi sistem ini dapat of Scientific Engineering and Research
menyediakan ruang bagi perusahaan dan (IJSER), 1(1–3). Retrieved from
menjadi titik awal bagi perusahaan untuk www.ijser.in
melakukan pengembangan, baik dalam bentuk Fajar, M., & Lestari, Y. D. (2017). Aggregate
sistem maupun inovasi produk. Planning Analysis in PT. Akebono Brake
Keterbatasan penelitian ini terdapat pada Astra. Journal of Business and Management,
objek penelitian, yaitu perusahaan pada 6(2), 182–191.
industri manufaktur kasur per yang terletak di
Gimenez, C., & Ventura, E. (2005). Logistics-
kota Makassar. Selain itu, metode yang
Production, Logistics-Marketing and
digunakan dalam pembentukan perencanaan
External Integration: Their Impact on
produksi dan manajemen persediaan pun
Performance. International Journal of
terbatas, disesuaikan dengan kondisi dan
Operations and Production Management,
kemampuan perusahaan.
(February).
Berdasarkan keterbatasan penelitian di
atas, maka saran yang dapat diberikan pada Rădăşanu, A. C. (2016). Inventory
penelitian selanjutnya antara lain pemilihan Management, Service Level and Safety
objek penelitian yang beragam serta Stock. Journal of Public Administration,

26
Finance and Law, (09), 145–153. Thompson, A. A., Gamble, J. E., Peteraf, M. A.,
& Strickland III, A. J. (2018). Crafting &
Shenoy, D., & Rosas, R. (2018). Problems &
Executing Strategy - The Quest for
Solutions in Inventory Management.
Competitive Advantage. New York:
Springer. https://doi.org/10.1007/978-3-
McGraw-Hill Education.
319-65696-0_1
Vincent, O., Ijedinma, N. O., & Onyemachi, U.
Silver, E. A., Pyke, D. F., & Peterson, R. (2016).
C. (2018). Production Planning and
Inventory and Production Management in
Organizational Effectiveness. Strategic
Supply Chains (4th ed.). CRC Press.
Journal of Business and Social Science, 1, 1–
Sporta, F. O. (2018). Effect of Inventory Control 28.
Techniques on Organization’s
Performance at Kenya Medical Supplies
Agencies. The International Journal Of
Business & Management, 6(3).

27

You might also like