Keragaman Dan Analisis Kekerabatan 30 Jenis Begonia Berdasarkan Karakter Morfologi
Keragaman Dan Analisis Kekerabatan 30 Jenis Begonia Berdasarkan Karakter Morfologi
Scientific Article
Abstract
The living collection of Begonia in the Bogor Botanic Gardens has been used in hybridization to produce new
varieties. This study aimed to describe the morphological characters, diversity, and relationship between species.
The research was arranged in a randomized complete design with three replications. Observations included 39
qualitative and eight quantitative variables. Differences between species were tested using the F test at 5% and
1% significance level, followed by Duncan's Multiple Range tests. The relationship between genotypes were
analyzed using cluster analysis, and principal component analysis by SPSS version 23. Analysis of variance showed
that species significantly affected all quantitative characters. Principal components analysis on 30 Begonia
species showed four components with initial eigenvalues >1. This value obtained from the reduction of 13
variables, and explained 65.50% diversity. Cluster analysis showed that the 30 Begonia species were clustered
into six groups. The Begonia breeding program at Bogor Botanic Gardens referred to the classification of Begonias
with ornamental foliage. Begonia species recommended for use for further breeding program are B.
holocericeoides, B. kudoensis, and B. rex from group I; B. puspitae from group II; B. coriacea from group V; and
B. masoniana from group VI.
Abstrak
Koleksi Begonia di Kebun Raya Bogor (KRB) telah dimanfaatkan pada kegiatan hibridisasi untuk menghasilkan
varietas baru. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi karakter morfologi, keragaman morfologi,
dan pola kekerabatan antar jenis Begonia. Bahan yang digunakan adalah 30 jenis Begonia koleksi KRB. Rancangan
penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan. Peubah yang diamati sebanyak 39 peubah
kualitatif dan delapan peubah kuantitatif. Perbedaan antara jenis diuji menggunakan uji F pada taraf nyata 5%,
dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan’s Multiple Range test. Keragaman dan pola hubungan kekerabatan dianalisis
dengan analisis gerombol dan analisis komponen utama menggunakan software SPSS versi 23. Hasil analisis
ragam menunjukkan bahwa jenis Begonia berpengaruh nyata pada semua karakter peubah kuantitatif. Hasil
analisis komponen utama pada 30 jenis Begonia terdapat empat komponen yang mempunyai akar ciri >1 yang
merupakan hasil reduksi dari 13 peubah yang dapat menerangkan keragaman morfologi sebesar 65,50%. Analisis
gerombol menghasilkan dendrogram yang mengelompokkan Begonia koleksi KRB menjadi enam kelompok pada
tingkat kemiripan 85%. Program pemuliaan Begonia di KRB merujuk pada klasifikasi pemuliaan Begonia berdaun
indah. Jenis Begonia yang direkomendasikan untuk digunakan dalam program pemuliaan selanjutnya yaitu
B. holocericeoides, B. kudoensis, dan B. rex dari kelompok I; B. puspitae dari kelompok II; B. coriacea dari
kelompok V; and B. masoniana dari kelompok VI.
|91
Wahyuni S, Siregar HM. Keragaman dan analisis kekerabatan 30 jenis Begonia berdasarkan karakter morfologi
92|
Buletin Kebun Raya 23(2): 91–103, Agustus 2020
B. semperflorens cultorum. Kelompok ini juga percobaan terdiri atas tiga pot, dan masing-masing
disebut dengan nama ‘Semperflorens gracilis’ pot terdapat satu tanaman.
(Eropa) dan ‘Wax begonias’ (USA); (5) Begonia
berdaun indah (Begonias with ornamental foliage), Pengamatan morfologi
yang beranggotakan kultivar B. rex Putz. (B. rex Peubah yang diamati adalah peubah
cultorum, B. masoniana (B. ‘Iron Cross’) dan jenis- kuantitatif dan peubah kualitatif. Peubah kuantitatif
jenis hibrid Meksiko lainnya; dan (6) Kelompok meliputi tinggi tanaman (cm), diameter batang
lainnya, yaitu kelompok yang tidak termasuk dalam (mm), lebar tajuk (cm), panjang daun (cm), lebar
kategori di atas. daun (cm), tebal daun (mm), panjang tangkai daun
Informasi keragaman genetik sangat (cm), dan diameter tangkai daun (mm). Peubah
mempengaruhi keberhasilan suatu kegiatan kualitatif yang diamati sebanyak 39 peubah
pemuliaan (Sleper & Poehlman 2006). Keberhasilan berdasarkan Panduan Pelaksanaan Uji (PPU) BUSS
program pemuliaan ditentukan oleh pemilihan Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan
materi bahan tetua yang akan digunakan, karakter Begonia (UPOV 2007; Kementerian Pertanian
dan pewarisan karakter yang akan dikembangkan Republik Indonesia 2014).
serta identifikasi keberadaan sumber-sumber
plasma nutfah yang membawa karakter yang dituju Analisis data
(Syukur et al. 2012). Informasi karakter-karakter Data keragaman morfologi 30 jenis Begonia
yang dimiliki dari setiap genotipe koleksi plasma diuji dengan menggunakan uji F pada taraf nyata 5%
nutfah dan hubungan kekerabatan dapat digunakan dan 1%. Jika terdapat perbedaan yang nyata, maka
sebagai dasar dalam rekomendasi tetua yang akan untuk mengetahui jenis yang berpenampilan lebih
dipilih pada pembentukan populasi dalam program baik dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT (Duncan’s
pemuliaan terutama dalam studi pewarisan sifat. Multilpe Range Test). Sidik ragam yang digunakan
Hal ini juga penting bagi kegiatan konservasi dan dalam penelitian ini berdasarkan Mattjik &
pemanfaatan plasma nutfah secara berkelanjutan. Sumertajaya (2006). Keragaman morfologi dan pola
Penelitian tentang hubungan kekerabatan hubungan kekerabatan dianalisis dengan analisis
Begonia telah banyak dilakukan oleh para peneliti komponen utama (AKU) dan analisis gerombol
terutama untuk klasifikasi Begonia secara (Cluster analysis) menggunakan software SPSS versi
taksonomi berdasarkan keragaman morfologi dan 23.
molekular (Rajbhandary et al. 2011; Chung et al. Analisis gerombol termasuk dalam teknik
2014; Harrison et al. 2016; Moonlight et al. 2018). analisis multivariate metode interdependen. Teknik
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh ini bertujuan untuk mengatur informasi atau
deskripsi karakter morfologi , keragaman morfologi meringkas data dengan cara mengelompokkan
dan pola kekerabatan antar jenis Begonia. Hasil objek-objek berdasarkan kesamaan karakteristik
penelitian dapat digunakan untuk melihat tertentu. Dengan demikian, analisis gerombol atau
perbedaan yang signifikan untuk perakitan varietas clustering memiliki tujuan untuk mengelompokkan
baru. data dari serangkaian pengamatan ke subset
(disebut cluster). Pengelompokan ini didasarkan
BAHAN DAN METODE
pada ukuran kemiripan menggunakan sebuah
Penelitian dilakukan mulai bulan Mei sampai indeks dengan makna tertentu seperti jarak
Oktober 2019 di Rumah Kaca Pembibitan Gedung euclidean (akar ciri) atau jarak lain, sejenis indeks
IX, Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan peluang, atau lainnya. Jarak akar ciri antar objek
Kebun Raya-LIPI. Bahan yang digunakan adalah 30 perlakuan akan menentukan kemiripan dari setiap
jenis Begonia koleksi KRB hasil dari eksplorasi ke objek perlakuan (Mattjik & Sumertajaya 2011).
berbagai wilayah di Indonesia dan beberapa koleksi Ukuran jarak genetik (genetic distance)
sumbangan (Tabel 1). Percobaan disusun dalam berdasarkan karakter fenotipe adalah salah satu
rancangan acak lengkap faktor tunggal (jenis teknik multivariat utama yang digunakan untuk
Begonia) dengan tiga ulangan. Setiap satuan memberikan kriteria untuk memilih tetua. Jarak
genetik antara genotipe adalah cara untuk
memprediksi variabilitas genetik di antara
|93
Wahyuni S, Siregar HM. Keragaman dan analisis kekerabatan 30 jenis Begonia berdasarkan karakter morfologi
kombinasi hibrida. Alat utama yang digunakan pengamatannya ke dalam beberapa kelas
dalam memperkirakan jarak genetik adalah analisis (gerombol), sehingga setiap kelas terdiri atas objek
multivariate. Analisis ini memungkinkan untuk perlakuan yang lebih homogen atau mirip (Yunianti
mengumpulkan banyak variabel menjadi satu. et al. 2007; Bertan et al. 2007; Mattjik &
Analisis jarak mahalanobis (D2) dan jarak euclidean Sumertajaya 2011).
adalah prosedur statistik yang paling banyak Informasi hubungan kekerabatan akan
digunakan untuk memperkirakan jarak genetik digunakan sebagai dasar dalam penentuan tetua
(Bertan et al. 2007). Analisis gerombol merupakan yang akan dipilih dalam program perkawinan silang
salah satu analisis yang dapat mengelompokkan untuk menghasilkan hibrid baru Begonia.
objek perlakuan berdasarkan setiap data
94|
Buletin Kebun Raya 23(2): 91–103, Agustus 2020
keberhasilan program pemuliaan (Yunianti et al. karakter kuantitatif ini akan dikombinasikan dengan
2007). karakter-karakter kualitatif seperti warna dan
Jenis-jenis yang menunjukkan karakter bentuk daun. Begonia yang sudah berhasil populer
tertinggi dibandingkan dengan jenis lain menjadi komoditi tanaman hias dan cukup digemari
ditunjukkan pada Tabel 3. Tanaman tertinggi seperti B. brevirimosa dan B. imperialis dapat
ditunjukkan oleh Begonia x argenteoguttata. langsung dinikmati sebagai tanaman hias tanpa
Diameter batang terbesar ditunjukkan oleh B. x atau tidak melalui tahapan hibridisasi (Krempin
argenteoguttata, B. masoniana, B. puspitae, dan 1993). Jenis-jenis ini mempunyai warna daun yang
B. sudjanae. Lebar tajuk terbesar ditunjukkan oleh menarik, sehingga dapat digunakan sebagai tetua.
B. x argenteoguttata, B. longifolia, dan Sedangkan jenis yang berdaun indah hasil
B. natunaensis. Daun terpanjang ditunjukkan oleh eksplorasi dari hutan alam di Indonesia
B. brevirimosa. Daun terlebar ditunjukkan oleh memerlukan proses adaptasi terlebih dahulu
B. goegoensis. Daun paling tebal ditunjukkan oleh seperti B. bipinnatifida, B. chloroneura,
B. kingiana dan B. lepida. Tangkai daun terpanjang B. holosericea, B. holosericeoides, dan B. goegoensis
ditunjukkan oleh B. goegoensis. Diameter tangkai (Hughes & Peng 2018). Mengingat keragaman
daun terbesar ditunjukkan oleh B. puspitae. koleksi jenis Begonia di KRB yang tersedia, maka
Hasil penelitian menunjukkan keragaman program pemuliaan Begonia di KRB diarahkan pada
yang terdapat di antara 30 jenis koleksi KRB jenis dataran rendah untuk pengembangan Begonia
merupakan sumber plasma nutfah yang nantinya hias daun (Siregar et. al. 2015) sesuai dengan
dapat digunakan sebagai sumber tetua dalam klasifikasi Begonia berdaun indah (Begonias with
pemuliaan tanaman Begonia. Keragaman karakter- ornamental foliage).
|95
Wahyuni S, Siregar HM. Keragaman dan analisis kekerabatan 30 jenis Begonia berdasarkan karakter morfologi
Analisis kekerabatan jenis Begonia <0,05 yaitu 0,000 (Tabel 4) dan terdapat 13 peubah
Berdasarkan hasil uji normalitas data pada yang menunjukkan hubungan atau korelasi yang
semua peubah yang digunakan, terdapat 16 peubah kuat antar peubah yang ditunjukkan oleh nilai
yang memenuhi asumsi dalam analisis faktor. Hasil korelasi anti image matrik (Anti-image Correlation)
analisis menunjukkan nilai Kaiser-Mayer-Olkin antar variabel lebih besar dari 0,50 (Tabel 5),
Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) >0,50 sehingga 13 peubah ini yang dianalisis lebih lanjut
yaitu 0,583, uji Bartlett’s Test of Sphericity (Sig) dalam analisis komponen utama.
96|
Buletin Kebun Raya 23(2): 91–103, Agustus 2020
Tabel 6. Nilai akar ciri komponen utama berdasarkan analisis komponen utama
Akar Ciri Ekstraksi Akar Kuadrat Rotasi Akar Kuadrat
Komponen % Kumulatif % Kumulatif % Kumulatif
Total Total Total
Keragaman % Keragaman % Keragaman %
1 3,664 28,183 28,183 3,664 28,183 28,183 2,729 20,992 20,992
2 2,083 16,023 44,207 2,083 16,023 44,207 2,276 17,509 38,500
3 1,627 12,516 56,722 1,627 12,516 56,722 1,831 14,085 52,586
4 1,141 8,779 65,502 1,141 8,779 65,502 1,679 12,916 65,502
5 ,956 7,351 72,852
6 ,853 6,559 79,412
7 ,765 5,886 85,298
8 ,557 4,282 89,580
9 ,466 3,582 93,163
10 ,389 2,990 96,153
11 ,246 1,892 98,044
12 ,180 1,386 99,431
13 ,074 ,569 100,000
Berdasarkan analisis komponen utama data untuk mengelompokkan 30 jenis Begonia yang
terdapat empat komponen yang mempunyai akar dipelajari digunakan tiga Komponen Utama (KU)
ciri >1 (Tabel 6). Empat komponen tersebut yang dapat menjelaskan 56,72% dari variabilitas 13
merupakan hasil reduksi dari 13 peubah yang dapat peubah.
menerangkan keragaman sebesar 65,50%. Analisis
Tabel 7. Nilai vektor ciri tiga komponen utama berdasarkan analisis komponen utama
Komponen
No Peubah
1 2 3
1 Bentuk daun -0,156 -0,312 -0,374
2 Pangkal daun -0,527 0,331 -0,374
3 Ujung daun -0,248 0,341 0,534
4 Pinggiran daun -0,118 0,269 0,668
5 Distribusi warna sekunder permukaan atas daun 0,335 -0,772 0,231
6 Pewarnaan pada pertulangan daun pada permukaan atas 0,497 0,250 0,174
7 Warna pertulangan daun pada permukaan atas 0,624 -0,273 0,352
8 Warna primer permukaan bagian bawah daun 0,019 -0,294 0,626
9 Warna sekunder permukaan bagian bawah daun 0,506 -0,173 -0,163
10 Panjang tangkai bunga/perbungaan 0,730 0,245 -0,106
11 Warna tangkai bunga/perbungaan 0,726 -0,056 -0,208
12 Warna bunga jantan 0,609 0,598 -0,039
13 Warna bunga betina 0,682 0,550 0,006
Berdasarkan nilai vektor ciri (Tabel 7), ujung daun, tepi daun, dan warna primer
komponen I terdiri atas enam peubah yaitu warna permukaan bagian bawah daun. Berdasarkan
pertulangan daun pada permukaan atas, warna pengelompokan KU I dan KU II jenis Begonia dapat
sekunder permukaan bagian bawah daun, panjang dikelompokan menjadi tujuh kelompok (Gambar 1).
tangkai bunga/perbungaan, warna tangkai Berdasarkan pengelompokan KU I dan KU III, jenis
bunga/perbungaan, warna bunga jantan, dan Begonia dapat dikelompokan menjadi delapan
warna bunga betina. Komponen II terdiri atas dua kelompok (Gambar 2). Berdasarkan
peubah yaitu warna bunga jantan dan warna bunga pengelompokan KU II dan KU III jenis Begonia dapat
betina. Komponen III terdiri atas tiga peubah yaitu dikelompokan menjadi lima kelompok (Gambar 3).
|97
Wahyuni S, Siregar HM. Keragaman dan analisis kekerabatan 30 jenis Begonia berdasarkan karakter morfologi
98|
Buletin Kebun Raya 23(2): 91–103, Agustus 2020
|99
Wahyuni S, Siregar HM. Keragaman dan analisis kekerabatan 30 jenis Begonia berdasarkan karakter morfologi
A B C
D E F
Gambar 5. Daun dari jenis Begonia yang direkomendasikan untuk program pemuliaan selanjutnya.
(A) B. kudoensis, (B) B. puspitae, (C) B. coriacea, (D) B. holocericeoides, (E) B. rex, dan (F)
B. masoniana.
100|
Buletin Kebun Raya 23(2): 91–103, Agustus 2020
besar (hingga 30x20 cm), bunga kecil, dan berwarna rekan yang membantu dalam pemeliharaan koleksi
pink pucat. Kultivar B. rex telah dirakit dengan dan rekan peneliti yang telah membawa koleksi
menyilangkan kelompok jenis B. rex Cultorum Begonia dari hasil eksplorasi di hutan seluruh
dengan jenis Begonia lainnya. Banyak varietas Indonesia.
Begonia berdaun indah telah ditanam dari galur
keturunan B. rex Cultorum. Kultivar dan hibrida DAFTAR PUSTAKA
Begonia berdaun indah dikumpulkan dengan nama
B. rex, misalnya B. masoniana yang lebih dikenal Bertan I, de Carvalho FIF, de Oliveira AC. 2007.
sebagai B. ‘Iron cross’, tanaman ini dikembangkan Parental selection strategies in plant
karena daunnya indah bermotif merah kecokelatan. breeding programs. Journal of Crop Science
Popularitas B. rex dan Begonia rhizomatous lainnya and Biotechnology 10(4): 211–222.
merupakan kelompok Begonia yang paling besar. Chen YM, Mii M. 2012. Interspecific hybridization of
Begonia semperflorens (section Begonia)
KESIMPULAN with B. pearcei (section Eupetalum) for
introducing yellow flower color. Plant
Biotechnology 29: 77–85.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa Chung KF, Leong WC, Rubite RR, Repin R, Kiew R, Liu
jenis Begonia berpengaruh nyata pada semua Y, Peng CI. 2014. Phylogenetic analyses of
karakter vegetatif. Hasil penelitian menunjukkan Begonia sect. Coelocentrum and allied
bahwa analisis komponen utama pada 30 jenis limestone species of China shed light on the
Begonia terdapat empat komponen yang evolution of Sino-Vietnamese karst flora.
mempunyai akar ciri >1 yang merupakan hasil Botanical Studies 55: 1–15.
http://www.asbotanicalstudies.com/
reduksi dari 13 peubah yang dapat menerangkan
content/55/1/1.
keragaman sebesar 65,50%. Berdasarkan nilai Ciolakowska AM, Ramanna MS, ter Laak WA, van
vektor, ciri komponen I terdiri atas tujuh peubah Tuyl JM. 2010. Genome composition of
yaitu warna pertulangan daun pada permukaan ‘Elatior’-begonias hybrids analyzed by
atas, warna sekunder permukaan bagian bawah genomic in situ hybridization. Euphytica 171:
daun, warna tangkai daun, panjang tangkai bunga/ 273–282.
perbungaan, warna tangkai bunga/perbungaan, Dewitte AAD, Twyford DC, Thomas CA, Kidner J, Van
warna bunga jantan, dan warna bunga betina. Huylenbroeck. 2011. The origin of diversity
Komponen II terdiri atas satu peubah yaitu warna in Begonia: Genome dynamism, population
bunga jantan. Komponen III terdiri atas tiga peubah, processes and phylogenetic patterns, the
yaitu ujung daun, pinggiran daun, dan warna primer dynamical processes of biodiversity - Case
permukaan bagian bawah daun. Jenis Begonia studies of evolution and spatial distribution,
dikelompokkan menjadi enam kelompok besar PhD. Oscar Grillo (Ed.). InTech, Available
pada tingkat kemiripan 85%. Dari hasil penelitian from: http://www. intechopen.com/books/
ini, Begonia yang akan direkomendasikan untuk the-dynamical-processes-of-
program pemuliaan yaitu B. holocericeoides, B. biodiversitycase-studies-of-evolution-and-
kudoensis, B. rex, B. puspitae, B. coriacea, dan B. spatial-distribution/the-origin-of-diversity-
masoniana. in-begonia-genome-dynamismpopulation-
processes-and-phylogenetic-patterns.
UCAPAN TERIMA KASIH (accessed 11 February 2020).
Girmansyah D. 2008. A taxonomic study of Bali and
Penelitian ini didanai oleh DIPA Pusat Lombok Begonia (Begoniaceae). Reinwardtia
Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya- 12(5): 419 – 434.
LIPI melalui kegiatan In house research tahun 2019. Harrison N, Harrison RJ, Kidner CA. 2016.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala Comparative analysis of Begonia plastid
Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun genomes and their utility for species-level
Raya-LIPI, rekan-rekan di Unit Kerja Pembibitan phylogenetics. PLoS ONE 11(4): e0153248.
Kebun Raya Bogor, terutama kepada Sdr. Wisnu H. doi:10.1371/journal. pone.0153248.
Ardi atas sharing ilmunya, Akbar Taufik dan rekan-
|101
Wahyuni S, Siregar HM. Keragaman dan analisis kekerabatan 30 jenis Begonia berdasarkan karakter morfologi
Horn W. 2004. The patterns of evolution and Herbarium Royal Botanic Gardens,
ornamental plant breeding. Proceeding 21st Kew, Richmond, Surrey.
IS on Breeding Ornamentals, Part II. Eds: Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan
Forkmann G, Michaelis S. Acta Hort 651: 19– percobaan dengan aplikasi SAS dan Minitab.
31. IPB Press, Bogor.
Hughes M, Miller AG. 2002. A new endemic species
Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2011. Sidik peubah
of Begonia (Begoniaceae) from the Socotra
archipelago. Edinburgh Journal of Botany ganda dengan menggunakan SAS. IPB Press,
59(2): 273–281. Bogor.
Hughes M. 2008. An annotated checklist of Moonlight PW, Ardi WH, Padilla LA, Chung KF, Fuller
Southeast Asian Begonia. Royal Botanic D, Girmansyah D, Hollands R, Jara-Muñoz A,
Gardens Edinburgh, Edinburgh. Kiew R, Leong WC, Liu Y, Mahardika A,
Marasinghe LDK, O’Connor M, Peng CI,
Hughes M, Girmansyah D, Ardi WH, Nurainas. 2009.
Pérez AJ, Phutthai T, Pullan M, Rajbhandary
Seven new species of Begonia from Sumatra. S, Reynel C, Rubite RR, Sang J, Scherberich D,
Gardens’ Bulletin Singapore 61(1): 29–44. Shui YM, Tebbitt MC, Thomas DC, Wilson HP,
Hughes M, Peng CI. 2018. 300 Species portraits Zaini NH, Hughes M. 2018. Dividing and
Asian Begonia. Published of De. Cecilia Koo conquering the fastest-growing genus:
Botanic Conservation and Environmental Towards a natural sectional classification of
the mega-diverse genus Begonia
Protection Foundation Conservation Centre
(Begoniaceae). Taxon 67(2): 267–323.
(KBCC Press), Taipei. Rajbhandary S, Hughes M, Phutthai T, Thomas DC,
Hvoslef-Eide AK, Munster C. 2006. Chapter 9. Shrestha KK. 2011. Asian Begonia: out of
Begonia: History and breeding. In: Anderson Africa via the Himalayas? Gardens’ Bulletin
NO (Ed.). Flower breeding and genetics Singapore 63(1 & 2): 277–286.
issues, challenges and opportunities for the Siregar HM, Wahyuni S, Ardi WH. 2015. Pendugaan
21st century. University of Minnesota, St. nilai heritabilitas dan heterosis karakter
Paul, Minnesota. vegetatif pada generasi F1 hasil persilangan
Istiqlal MRA, Syukur M, Wahyu Y. 2019. Keragaman interspesifik Begonia natunaensis C. W. Lin &
genetik karakter kuantitatif pada tanaman C.-I Peng x Begonia puspitae Ardi. Prosiding
Cabai (Capsicum annuum L.). Comm. Seminar Nasional Hasil Penelitian Unggulan
Horticulturae Journal 3(1):6–12. DOI: Bidang Pangan Nabati: Bioresources untuk
http://dx.doi.org/10.29244/chj.3.1.6-12. Pembangunan Ekonomi Hijau. Pusat
Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI, Bogor. hal. 555–
Perlindungan Varietas Tanaman. 2014. Buku 564.
panduan pelaksanaan uji (PPU) BUSS. Siregar HM, Siregar M. 2013. Seratus jenis Begonia
Kebaruan, keunikan, keseragaman dan eksotik kebun raya siap bersaing mendukung
bisnis florikultura di masa yang akan datang.
kestabilan “Guidelines for the conduct of
Prosiding Seminar Inovasi Florikultura
test for distinctness, uniformity and stability Nasional. Pusat Penelitian dan
Begonia. Kementerian Pertanian Republik Pengembangan Hortikultura, Kementerian
Indonesia, Jakarta. (tidak dipublikasikan). Pertanian, Jakarta. hal. 91-98.
Kiew R. 2005. Begonias of Peninsular Malaysia. Siregar HM, Wahyuni S, Ardaka IM. 2018.
National History Publication and Singapore Karakterisasi morfologi daun Begonia alam
Botanic Gardens National Parks Broad, (Begoniaceae): Prospek pengembangan
Singapore. koleksi tanaman hias daun di Kebun Raya
Krempin J. 1993. Know your Begonias. Krempin Indonesia. Jurnal Biologi Indonesia 14(2):
Books 25 Beverley Crescent Broadbeach 201–211.
Waters, Queensland. Siregar HM, Wisnu H. Ardi. 2015. Sertifikasi PVT
Kroon GH. 1993. Breeding research in Begonia. Acta Begonia “Lovely Jo” Persilangan Interspesifik
Horticulture 337: 53–58. B. puspitae Ardi X B. pasamanensis M.
Lucas G, Synge H. 1978. The IUCN plant red data Hughes. Prosiding Seminar Nasional
book. The World Wildlife Fund, The Masyarakat Biodiversitas Indonesia 1(3):
484–489.
102|
Buletin Kebun Raya 23(2): 91–103, Agustus 2020
|103