0% found this document useful (0 votes)
47 views

Ccu PDF

This document discusses cross-cultural understanding and its importance for students studying foreign languages and cultures. It provides 3-4 key points about cross-cultural understanding: 1. Cross-cultural understanding is important for foreign language students as they automatically learn communication patterns and cultures of the language they are studying. 2. It discusses some principles of understanding cross-cultural communication, including that cultures are not rigid rules and generalizations differ from stereotypes. 3. Culture is defined broadly as the tangible and intangible elements created by humans in a group to sustain life, and characteristics of culture include being pervasive, learned, shared and adaptable.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
47 views

Ccu PDF

This document discusses cross-cultural understanding and its importance for students studying foreign languages and cultures. It provides 3-4 key points about cross-cultural understanding: 1. Cross-cultural understanding is important for foreign language students as they automatically learn communication patterns and cultures of the language they are studying. 2. It discusses some principles of understanding cross-cultural communication, including that cultures are not rigid rules and generalizations differ from stereotypes. 3. Culture is defined broadly as the tangible and intangible elements created by humans in a group to sustain life, and characteristics of culture include being pervasive, learned, shared and adaptable.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 79

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344120371

Cross Cultural Understanding: Literasi Pencegah Gagap Budaya

Book · September 2020

CITATIONS READS

0 10,534

1 author:

M. Elfan Kaukab
Universitas Sains Al-Qur'an Wonosobo Indonesia
206 PUBLICATIONS   180 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

From Best Place to Live to Best Place to Rest: Bagaimana Bahrain Dapat Menjadi Hub bagi Kunjungan Wisatawan Ekspat GCC ke Indonesia? View project

Bilateral FDI Flows in Similar Islam Countries: Alternative Explanation for GDP Per Capita Difference Effect View project

All content following this page was uploaded by M. Elfan Kaukab on 05 September 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Cross Cultural Understanding

Dr. M. Elfan Kaukab, S.E., M.M., M.H.I., MFP, CMA, CHRA, CRBC.

Fakultas Bahasa dan Sastra


Universitas Sains Al-Qur’an Jawa Tengah Wonosobo
2020
Cross Cultural Understanding

CHAPTER I
INTRODUCTION TO CCU

Black or white tea, please?


By: ADS Student in Oz, Australia

I have a story about being embarrassed in Australia due to


differences in culture. My story is about ordering tea at a coffee
shop. I always had a nice cup of tea every morning in Indonesia.
It gave me a great feeling in the morning. So when I arrived in
the early morning for the first time at Sydney airport, the first
thing that I looked for was a coffee shop. Finally, I found a nice
coffee shop with many people queuing to order. Quite
confidently, I jumped into the queue. I thought that I had better
English than before since I had recently learnt English at IALF.
Then a very friendly girl asked me if she could help me. I said
that I would like to have a cup of tea. Then she asked me what
kind of tea I would like to order, black or white tea? I thought
she was making a morning joke with me. My quick response, but
with some confusions, was that I said red tea please. With a very
unfriendly face she asked me again, “Black or white tea, please?” I
didn’t say anything as I didn’t know what actually black or white
tea was. I only knew that having tea is normally with or without
sugar. Then she said, “Next please”. She then asked the customer
behind me. I realized then that I didn’t understand Oz customs.
One day I had a cup of tea at the university tea room and I
saw a lady drinking tea with a milk in it. Then I asked her, “Can I
say that you are having a white tea?” She smiled and said, “Yes
you can”. Finally, I understood that black tea is no milk added
and white tea is with milk. Oh God, how big the differences is in
the way of having tea between Indonesia and Oz people!

1
Cross Cultural Understanding

Tea? Not again!


By: Adi W. Waluyo in Sydney, Australia

I like drinking tea but not so often. One day my host


mother offered me tea in the morning. Later at school, I had tea
during recess and once more with lunch. I felt a bit sick of tea
actually but I had to respect them. Soon after I arrived home
from school I was offered another “cuppa”. I couldn’t help my self
as my host invited me for tea just before dinner. “Adi, it’s tea
time”, shouted my host. “What? Tea again? You know what? I
drank a cuppa in the morning, then two at school, once more as I
got home and now again? Please, I can’t have anymore. Can I have
water?”, I asked. Immediately all members of my host family
turned their heads towards me in confusion. I felt had hurt them
by yelling out. I felt guilty as my host mother said, “Adi, we’ve
about to have dinner now. We’re going to cuppa later after dinner.
If you’d like to. So would you like to have dinner with us?” Oh God,
I found out later that Australian usually call dinner or makan
malam; “tea time”. I got used to that but not drinking so much
tea. I kept rejecting their offers for a cuppa if I had already had
one earlier in the day. But in my view, Australians really like
drinking tea; they have morning tea, afternoon tea, and evening
tea. And then there are the other occasions too. I don’t know
why.

2
Cross Cultural Understanding

Kenapa Pemahaman Silang Budaya perlu dipelajari


mahasiswa FBS?
Perlunya PSB dipelajari di FBS karena adanya interpendensi
antar konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain
dimana tiap konsep memiliki karakreristik konsep lain.
Dalam hal ini, mahasiswa yang belajar suatu bahasa baik
pemula maupun tingkat lanjut secara otomatis mempelajari
pola-pola komunikasi dan juga budaya yang ada pada negara
yang dipelajari bahasanya.

1. Istilah-istilah Pokok dalam Silang Budaya


a. Budaya; sebuah latar belakang yang terbagi (misal bangsa,
suku, agama) yang menghasilkan bahasa umum, gaya
komunikasi, adat, kepercayaan, sikap, dan nilai. Budaya
lebih dari sekedar seni, musik, sastra, makanan, dll.
Budaya juga melingkupi pola interaksi manusia yang
tersembunyi, ekspresi, nilai, titik pandang yang orang bagi
dalam sebuah budaya.
b. Komunikasi; proses penyanpaian informasi melalui
tindakan verbal maupun non-verbal, tanda, dan symbol.
c. Bahasa; sebuah metode komunikasi manusia baik lisan,
tulisan, gerak tubuh, penggunaan kata-kata (yang
memiliki arti) dalam cara yang telah disepakati.

2. Prinsip-prinsip dalam Memahami Silang Budaya


a. Budaya tidak terdiri dari aturan-aturan yang keras dan
pasti seperti aturan-aturan dalam mempelajari bahasa.
Anggota dalam suatu budaya tidak harus mengikuti
aturan yang ada.
b. Generalisasi budaya berbeda dengan stereotype.
Generalisasi budaya merupakan pandangan umum dari
suatu tingkah laku budaya dalam suatu kelompok dengan

3
Cross Cultural Understanding

tidak menilai bahwa setiap individu memiliki sifat seperti


kebanyakan anggota lain. Stereotip merupakan penilaian
dari suatu perilaku budaya oleh sekelompok dari budaya
lain secara berlebihan dengan menganggap bahwa semua
anggota dari suatu kelompok melakukan hal yang sama,
dan biasanya adalah hal yang negative.
c. Tidak ada kebenaran yang absolute atau kesalahan
absolute dalam budaya. Yang ada adalah perbedaan
budaya dimana budaya yang sesuai untuk suatu kelompok
bisa jadi tidak sesuai untuk kelompok lain.
d. Memeberikan contoh pola budaya diseluruh dunia,
e. Budaya menjelaskan secara keseluruhan bukan penjelasan
individu.
f. CCU sangat baik untuk menekan adanya perbedaan atau
persamaan budaya sehingga menempatkan seeorang
dalam posisi netral.
g. Dengan mempelajari CCU dapat memberi pemahaman
yang lebih baik sehingga dapat masuk dalam suatu
kelompok budaya lain tanpa berburuk sangka.

3. Pengertian Budaya
a. Pengertian dalam arti luas
Budaya adalah seperangkat elemen yang dibuat oleh
manusia baik secara objektif maupun secara subjektif
yang bertujuan untuk mempertahankan hidup dan
mencari kepuasan hidup suatu kelompok pada tempat
tertentu.
Budaya obyektif adalah budaya yang nampak secara fisik.
Contoh: peralatan, makanan, pakaian, hunian, nama
benda yang digunakan, dll.
Budaya subyektif adalah budaya yang tidak nampak secara
fisik.

4
Cross Cultural Understanding

Contoh: nilai, sikap, keyakinan, norma tingkah laku,


peraturan social, dll.
b. Pengertian dalam arti sempit
Budaya adalah pengetahuan yang diperoleh manusia yang
digunakan untuk menginterpretasikan pengalaman dan
perilaku yang dijalankan dalam hidup dan tidak
dihubungkan secara fisik.

4. Karakteristik Budaya
a. Dapat Meresap
Budaya dapat dijalankan oleh segenap masyarakat dan
melibatkan seluruh aspek kehidupan yang tidak bersifat
biologis. Budaya bersifat meresap dengan
mengkombinasikan hal yang nampak dan tidak nampak
disekitar kita.
Contoh budaya tampak: bangunan, pakaian, mesin, dan
apapun yang dapat dijamah.
Contoh budaya tak tampak: hukum, peraturan, norma,
dll.
b. Dapat Dipelajari
Budaya dapat dipelajari dari tingkah laku keseharian yang
diturunkan dari orang tua.
Contoh: bagaimana cara makan, tidur, melindungi diri.
c. Dapat Dibagi
Dengan berbagi budaya, manusia dapat hidup harmonis
bersama dan tidak saling memandang buruk budaya satu
dengan yang lain.
d. Dapat Diadaptasikan
Budaya yang dipakai oleh sekelompok orang merupakan
adaaptasi dari budaya yang ada disekitarnya.
Contoh: budaya orang kota akan berbeda dengan budaya
orang desa.

5
Cross Cultural Understanding

e. Bentuk Tersurat dan Tersirat


Bentuk budaya tersurat merupakan bentuk budaya
tertulis yang diajarkan kepada seseorang secara sadar.
Contoh: kita mengenal peralatan makan (pisau, garpu,
sendok, dll) dan tahu bagaimana menggunakan karena
seseorang mengajari kita.
Bentuk budaya tersirat merupakan kebiasaan yang
dilakukan tidak di bawah sadar kita dan tidak diucapkan.
Contoh: kebanyakan orang tidak berpikir bagaimana kita
berbaring saat tidur atau mengenakan pakaian.
f. Dapat Dirubah
Budaya dapat berubah secara berangsur selama bertahun-
tahun dalam sejarah manusia.
Contoh: kebanyakan orang tua yang hidup dalam
lingkungan pertanian menyerahkan lahan kepada
anaknya untuk diolah, tetapi memilih untuk
meninggalkan desa dan berpindah ke kota dengan
mencari pekerjaan di perusahaan, kantor-kantor, dll.
Penyebab perubahan budaya:
 Peminjaman budaya
Budaya dipinjam dari budaya lain, tak ada satupun
budaya yang murni.
Contoh: klab malam di Perancis bernuansa jazz yang
diadaptasi dari amerika, kesenian aborigin yang ada di
Australia mengadaptasi dari kesenian Bali.
 Bencana dan krisis
Bencana seperti banjir, gempa, gunung meletus, dll.
akan mempengaruhi kebiasaan masyarakat sekitar.
Contoh: kebakaran rutin yang terjadi di Kalimantan
mempengaruhi cara hidup masyarakat sekitar
termasuk juga Malaysia

6
Cross Cultural Understanding

 Alasan lingkungan
Pemekaran wilayah yang terjadi sejalan dengan
kemajuan zaman mempengaruhi pola hidup
masyarakat terutama mereka yang hidup di pedesaan.
Contoh: banyaknya industri-industri yang didirikan di
pedesaan merubah cara hidup masyarakat sekitar.
g. Bersifat Kesukuan
Bersifat kesukuan merupakan sifat budaya yang oaling
signifikan, karena setiap orangmenilai budaya dengan
bmenggunakan tolok ukur budayanya sendiri dan
beranggapan bahwa budaya sendiri lebih unggul dari
budaya lain.

5. Keuniversalan Budaya
Keuniversalan budaya adalah kategori umum pada perilaku
yang biasa dilakukan manusia tetapi dengan cara yang
berbeda.

ULTURE VIGNETTE: Cultural Universals


G. Murdock mengklasifikasikan beberapa budaya yang universal
di seluruh dunia. Dalam list berikut adalah sebagian saja dan
masih banyak budaya yang belum tercantum yang merupakan
penyempurnaan dari penilitian Antropolog lain.

7
Cross Cultural Understanding

Keuniversalan Budaya
Hukum Musik Dekorasi
Permainan Perdagangan Hukum waris
Masakan Canda Nama diri
Waktu makan Ilmu bedah Supranatural
Berduka Dongeng Ritual agama
Pendidikan Pernikahan Persatuan buruh
Kalender Berkunjung Komunitas
Sopan santun Magis kelompok
Isyarat Tarian Kebijakan penduduk
Puasa Kebersihan Penyanjungan
Menyapih Angka Adat kehamilan
Perumahan Bahasa Tafsir mimpi
Etiket Obat-obatan Konsep jiwa
Ucapan selamat Metologi Keberuntungan
Model rambut Pembuatan api Takhayul
Rumah sakit Kosmologi Keluarga
Ilmu kebidanan Pemakaman Bercocok tanam
Cara memberi Pembuatan alat Kekerabatan
Hal tabu Atletik Pengaruh cuaca
Hak waris Kebiasaan pubertas Resepsi pernikahan
Peraturan Perguruan Penanganan bayi
perumahan Perbedaaan status Konsep kiamat
Pantangan makan Larangan seksual Penilaian criminal
Pemerintahan Ramalan
Source: “The Common Denominator of Cultures,” by G. Murdock, The
Science of Man in World Crisis. Edit by R. Linton (New York: Columbia
University Press.1945)

8
Cross Cultural Understanding

CHAPTER II
ETHNOCENTRISM

1. Definisi Etnosentrisme
Kepercayaan bahwa budaya sendiri memberikan cara yang
paling baik untuk hidup.
Contoh:
 Orang Yahudi membedakan manusia menjadi dua
kelompok yaitu Jews dan Gentiles dan menganggap
bahwa Jews merupakan manusia pilihan Tuhan.
 Orang Yunani dan Romawi kuno menyebut orang di luar
mereka Barbarian.
 Orang Arab menganggap dirinya negara paling mulia dan
Negara lain dibawahnya.

2. Fungsi Etnosentrisme
Mengembangkan atau memelihara kesatuan dalam suatu
kelompok dan memperjelas identitas suatu kelompok.

3. In-group dan Out-group


Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi pertentangan
antar budaya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perilaku di
mana kelompok satu memandang berbeda atas kelompok
yang lain.
In-group:
a. Melihat kelompok sendiri sebagai kelompok yang paling
tinggi
b. Melihat standar nilai kelompoknya dapat diterima secara
universal
c. Menganggap kelompoknya paling kuat
d. Berusaha menjalin hubungan hanya dengan kelompoknya
e. Patuh pada kekuasaan dalam kelompok

9
Cross Cultural Understanding

f. Berusaha mempertahankan keanggotaan kelompok


Out-group
a. Melihat kelompok lain sebagai kelas bawah
b. Melihat kelompok lain lemah
c. Tidak bekerja sama dengan kelompok lain
d. Tidak patuh terhadap kelompok lain
e. Tidak ingin memebrikan keanggotaan pada kelompok lain
f. Menggunakan kelompok lain sebagai contoh yang buruk
dalam mendidik anak
g. Tidak percaya terhadap kelompok lain

4. Xenophobia
Adalah ethnocentrisme yang sangat kuat.
Contoh: ketidaksenangan terhadap orang asing yang sangat
kuat akan menciptakan paham isolasi, yaitu memaksakan
pemisahan kelompok luar dan kelompok dalam. Masyarakat
xenophobia menghindari kontak dengan budaya yang
berbeda untuk menjauhkan mereka dari ketertularan budaya
asing.

5. Self Awareness
Adalah menganggap budaya sendiri paling tinggi secara
moral di banding yang lain.
Contoh: saat mempelajari suku tertentu, tujuannya hanya
untuk mempertahankan hidup dan masukan wawasan.

6. Cultural Relativism
Adalah menolak cara ethnocentrism dan menekankan bahwa
tidak ada standar perbandingan budaya.
Contoh: budaya suatu kelompok tidak bisa digunakan untuk
mengevaluasi budaya lain.

10
Cross Cultural Understanding

CULTURAL VIGNETTES: Stereotype-Interpretation


about Indonesia

When you travel, you become aware that people do things


differently in different cultures around the world. We often
perceive our own way to be the correct way and the other
culture’s way to be strange or wrong. Read the following
comments made by foreigners trying to adjust to life in
Indonesia. Do you feel their comments are fair? Is their
interpretation or reasoning correct in your eyes? From their
comments, what value differences can you spot between
your culture and theirs?
1. Indonesians don’t walk; they stroll slowly in groups
that block the way for anybody behind them.
(Australia)
2. Indonesians can’t do anything alone. They aren’t have
enough to do anything by themselves. They have to
have a friend with them wherever they go. (America)
3. Indonesians can’t experiment and try new foods. E.g.
McDonald must serve rice or they won’t eat it.
(Japan)
4. Indonesians are dishonest. Even the students cheat
on exams. (America)
5. Indonesians even eat rice for breakfast! I would
rather eat snakes than rice for breakfast. (Canada)
6. Indonesian, particularly Javanese, claim to be so
polite, but they are not polite. Look at how they force
their way in front of you when you are standing in
line, waiting to buy stamps at the post office!
(Australia)
7. The Javanese keep the front of their houses neat and
clean, but it is only for show. What their guest

11
Cross Cultural Understanding

doesn’t see, they neglect. Just take a look at their


kitchens! (America)
8. Indonesians never invite friends over the dinner like
Westerners do. (Australia)
9. Indonesians can’t take criticism. When you criticize
what an Indonesian does, he takes it personally and
thinks you are criticizing him as a person. (British)
10. Indonesians are burdened by their relatives. Even
distant relatives expect to get a handout.
11. Indonesians never follow the rules. They go right
trough red lights, and they don’t wear helmets even
when it is the law. No wonder their country is in such
a mess. (Australian)
12. I get a headache trying to figure out what a Javanese
is really trying to say. Why can’t they just say what
they mean? Sometimes they are so timid that they
even speak through other people. (American)
13. Indonesians don’t know how to think logically. Their
essays are not orderly and systematic. (Canadian)
14. Indonesian teachers would rather give wrong answers
than admit that they don’t know the answer. (New
Zealand)
15. Indonesian students are so weak and insecure. They
won’t even talk actively in class. (American)
16. When I invited an Indonesian to a party at my home,
he didn’t show up and he didn’t even have the
courtesy to tell me he wasn’t coming. (American)
17. Indonesian think Australians are so direct and open,
but look at them! They asked a newly married woman
if she is pregnant yet and even talk openly bout what
methods of contraceptives they use! (Australian)

12
Cross Cultural Understanding

18. Indonesians are only nice to the people to they


know. (Australian)
19. Any Indonesian official who has any high position
acts very proud and superior. (Australian)
20. Indonesians tell their children lies just to get them
obey. Even the TK Teachers told my son she would
put him to the bathroom with monsters if he didn’t
behave. (Dutch)
21. Women don’t have the same rights as men in
Indonesia. The man is always regarded as the head of
the family. Why can’t both man and wife be equal as
a team like a lot of other countries. (American)
22. Indonesians are racist. They allow their children to
make a racial slurs like “londo. Londo.” (American)
23. Indonesian think every Westerner is rich and looking
for sex. (Dutch)
24. Indonesian aren’t taught to self-reliant. They are
babied by their families so much that most of them
still live with their parents after their have a job of
their own. (German)
25. Indonesians must be deaf! How can they stand the
loud music in their shopping mall? (American)

13
Cross Cultural Understanding

CHAPTER III
VALUE AND INTERCULTURE COMMUNICATION

Nilai merupakan gagasan berbagi terhadap sesuatu yang


diinginkan dan benar secara moral mengenai apa yang
seharusnya dilakukan. Ketika kita bertindak, sistem nilai kita
membantu kita untuk memutuskan apa yang harus kita lakukan.
Nilai mempengaruhi sikap dan keyakinan kita.
Komunikasi antar budaya merupakan sebuah interaksi
antara kelompok-kelompok budaya baik dalam satu Negara
maupun antar negara.

1. Nilai Budaya
Nilai budaya adalah acuan di mana kita menilai tingkah laku
kita sendiri dan memilih tujuan kita dalam hidup. Nilai
bertindak sebagai pedoman kita terhadap sikap kita,
bagaimana kita bereaksi atas sesuatu, dan memutuskan
sesuatu.
Kelas Nilai
Nilai ditunjukkan dengan 3 cara yang berbeda:
a. Tingkat atau prioritas; nilai dapat dibuat peringkat
berdasarkan tingkat kepentingannya yaitu primer,
sekunder, tersier, atau bahkan tidak memiliki nilai
menurut pandangan suatu kelompok.
b. Derajat kualitas; nilai memiliki derajat kualitas berupa
positif, negative, atau netral.
c. Derajat intensitas; nilai memiliki derajat intensitas yaitu
kuat dan lemah.
Tipe-tipe Nilai
a. Individualisme/ Kolektivisme
b. Mandiri / Ketergantungan
c. Kesejajaran / Status

14
Cross Cultural Understanding

d. Demokrasi / Konsensus
e. Perbaikan diri / Perbaikan kelompok
f. Perkembangan / Stabilitas
g. Tindakan / Hasil
h. Prestasi / Watak
i. Praktis / Spekulatif
j. Tepat waktu / Waktu fleksibel
k. Ketidakformalan / Keformalan
l. Moralitas: mutlak / Disesuaikan dengan kondisi

CULTURE VIGNETTE: Cultural Comparison

Perhaps the best way to understand one’s own values is to


compare the cultural ways of one group with another. CCU
depends to a large degree on being able to identify differences in
values, which explains much about differences in behavior.
Consider the brief explanations of cultural values below for three
countries, and compare these to your own values.

Comparing American, Japanese, and Filipino values

Japanese are group –conscious; they are guided by what is good


for the group, not for themselves as individuals. The Japanese
respect authority and defer to it, feeling obligated to their
leaders, and they accept with little grumbling what the
authorities decide. The Japanese observe a hierarchy in social
life. They tend to regard things with some pessimism. Japanese
are more emotional thinkers and are reserved and conservative
in many ways.

American are individualistic and are interested in establishing


themselves as separate persons. They desire freedom from
authority, and, if they have to comfort to it, they conformity is

15
Cross Cultural Understanding

merely for compliance, for show. Americans desire equality of


rights and status and at the same time are very competitive.
Their highest values include honesty, simplicity, self-discipline,
courage, and personal responsibility. They tend to be optimistic,
rational, practical, and efficient. American are sociable and
generally outgoing, open, direct, and frank.

Filipinos consider identification with and loyalty to their barkada


(peer group) vital. Pakkisama (getting along with others) is a
fundamental value, contributing to the creation and
maintenance of secure and sustained human relationships. The
ideal is harmony. “Getting along” is not something that happens;
it must be fostered. Smooth interpersonal relations take
precedence over task accomplishment at work and play. Filipinos
value a wide kinship system, in which the Filipino child grows up
in a large network of relationships, both kin and social, to which
the child subordinates self-interests. Children learn that asking
advice and assistance and depending on others are more valued
than doing things alone. Loyalty, harmony, and cooperation are
emphasized. And aggression, disrespect, and disobedience are
inappropriate. The result is that Filipinos seek the company of
others, preferring to do things in groups or through groups
rather than by themselves.

Comparing American and Korean Value

Traditionally, in Korea it is taboo for men and women to walk


side by side in public. A women’s place is a few feet behind the
men. In the United State the traditionally value is “ladies first”,
and the men traditionally have helped the ladies with their coats,
held door open for them, and helped them be seated. Some
American men help their wives cook (or do it themselves), wash

16
Cross Cultural Understanding

dishes, and do the laundry, unthinkable for men in Korea.


Korean men and women have been known to call American
males as weak and dominated by women.

2. Kepercayaan Budaya
Kepercayaan adalah pernyataan akan adanya penilaian akhir
yaitu penilaian yang meyakini keberadaan sesuatu atau
kebenaran sesuatu.
Klasifikasi Kepercayaan
a. Kepercayaan pada dan tentang sesuatu
1) Percaya pada sesuatu; kepercayaan akan adanya
keberadaan sesuatu
co: “I believe in God” mempunyai arti tersembunyi
akan keberadaan Tuhan
2) Percaya tentang sesuatu
co: Pernyataan “God is a She or a He” mempunyai arti
adanya hubungan antara keberadaan sesuatu dengan
gender.
b. Kepercayaan mengenai sesuatu yang diketahui seseorang
secara umum adalah benar
co: Matahari yang besinar karena memang memiliki
system tata cahaya.
Bulan merupakan sekumpulan masa yang tidak hidup
dan mengitari bumi dimana cahayanya diperoleh dari
pantulan matahari.
Kita mempelajari kepercayaan ini dari dini dan kita
menerima kepercayaan ini karena kita percaya apa yang
diajarkan kepeada kita
c. Kepercayaan yang kita pegang tetapi tidak dipercayai oleh
orang lain

17
Cross Cultural Understanding

co: Pernyataan “I believe I saw ghost at night” merupakan


suatu keyakinan kepercayaan pembicara yang tidak bisa
dibuktikan kecuali hantunya terlihat oleh orang lain juga.
d. Kepercayaan berdasar pendapat masing-masing individu
pernyataan “Kamu akan lulus jika belajar giat” merupakan
suatu keyakinan berdasarkan apa yang seseorang
katakanan. Jika sumbernya orang yang dapat dipercaya
maka pernyataan itu akan berbobot untuk kita dan dapat
diterima.
e. Kepercayaan atau keyakinan dari sumber terpercaya
Kita akan menerima keyakinan karena adanya sumber
yang terpercaya.
co: Seandainya seorang dokter berkata “ minum obat ini,
maka Anda akan segera pulih” dan kita akan mengikuti
sarannya. Bagi kita dokter adalah orang yang dapat
dipercaya.
f. Kepercayaan bahwa sesuatu mudah berubah
co: “Saya akan mendapat nilai A” merupakan sebuah
kepercayaan saat nilai belum keluar dan saat keluar nilai
yang keluar C.

3. Sikap Budaya
Sikap sangat berhubungan dengan kepercayaan. Sikap
merupakan kepercayaan kelompok yang yang berpusat pada
benda, orang, atau gagasan tertentu. Sikap mempengaruhi
kita untuik bertingkah laku dalam suatu cara tertentu. Sikap
dapat diidentifikasikan sebagai kecenderungan yang
diajarkan untuk merespon baik atau buruk terhadap orientasi
benda yang diberikan. Sikap tersebut merupakan
kecenderungan umum untuk kembali bertindak dalam
kebiasaan tertentu yang menunjukkan evaluasi atau penilaian
kita tentang benda, peristiwa, dan manusia.

18
Cross Cultural Understanding

Pembentukan Sikap
Kita tidak dilahirkan dengan sikap. Sikap mulai terbentuk
setelah kita cukup umur untuk memahami lingkungan
sekitar kita. Factor-faktor yang mempengaruhi sikap meliputi
sosialisasi, pengalaman, dan kepribadian.
Karakteristik Sikap
a. Perintah / petunjuk; sikap dapat baik dan buruk.
b. Derajat; sikap dapat menjadi kuat, lunak, ringan, atau
lemah, dan variasinya
c. Ketahanan; sikap dapat berubah tergantung pada derajat
dimana sikap dijalankan.

Contrasting Worldview Beliefs


Belief Characteristics
Shame - guilt In most Eastern cultures the person who
brings shame to a group could be cast out of
the group. Saving face is essential. Negative
statements, personal attacks, and poor
listening are taboo. Western cultures place
less emphasis on the group and more on the
individual.
Task - people Western cultures stress task accomplishment.
Eastern cultures accentuate relationships
with people.
Secular - Spiritual cultures rely on intuition and
spiritual meditative introspection. Secular cultures are
more analytical and logical.
Dead - living Eastern cultures are more likely than
Western ones to believe the dead can
influence “the living”. The dead can bring
them luck or harm.
Humans - Depending on the culture. (1) Humans are
19
Cross Cultural Understanding

Belief Characteristics
nature the subject to nature. (2) Humans should be
in harmony with nature. (3) Humans should
control nature.
Doing - being Western cultures want to accomplish things.
Eastern cultures prefer harmonious
interpersonal relations – being rather than
doing.
Humankinds - Humans are perceived as (1) good or evil, or
nature (2) a mix a good of evil.
Linear - In the Western view, life is linear (birth, life,
cyclical death). In the Eastern view, life is cyclical
(birth, life, dead, rebirth) or reincarnation.
Fatalism - In the fatalistic view, something beyond our
control control is responsible for what happens to us.
The opposing view says we are masters of our
own destiny.

CULTURAL VIGNETTE: The Parochial Nurse

An American nurse was evaluating whether a Samoan mother


was responsible enough to raise her daughter. Meeting with the
Samoan woman, the nurse asked where the child was. The
Samoan replied that her daughter was likely having supper with
a neighbor and if she didn’t come home soon, it probably meant
she was spending the night there. Horrified, the nurse believe
she had all of the evidence she needed to declare the mother
unfit to rise the child, and she was prepared to remove the child
from the mother and take her to an orphanage for better care.
She observed that this mother permitted her daughter to eat and
sleep elsewhere and didn’t even know for sure where this was

20
Cross Cultural Understanding

taking place! In the nurse’s parochial thinking, parents are


responsible for their children’s food, shelter; and safety and no
one else. But in the Samoan community an extended family
relationship is the norm, and all the adults feel responsible for
the children in the community. When mealtime comes and then
friends or children are around, Samoans feed them even if they
are not their own children. In the nurse’s parochial way of
thinking, children eat in their own homes unless some prior
arrangement has been agreed upon. To the nurse, there is only
one way to live-her way.

21
Cross Cultural Understanding

CHAPTER IV
CULTURE AND SOCIAL ORGANIZATION

1. Keluarga
Keluarga didefinisikan sebagai dua atau lebih orang yang
terikat oleh pernikahan atau keturunan dan yang ikut serta
dalam aktivitas sehari-hari.
Fungsi Keluarga
a. Keluarga menghasilkan anak dengan pengakuan
kepemilikan dan status dalam komuinitas.
b. Keluarga memberikan anggotanya cinta dan kasih sayang
serta mendapat dukungan dari masyarakat.
Struktur Kelurga
a. Monogami; pernikahan antara seorang laki-laki dengan
seorang perempuan.
b. Poligami; pernikahan antar seorang laki-laki dengan dua
atau lebih perempuan.
c. Poliandri; pernikahan antara seorang perempuan dengan
dua atau lebih laki-laki.
d. Eksogami; pernikahan dengan kelompok lain
e. Endogami; pernikahan yang membatasi kelompok dalam
satu kelas atau satu suku.
f. Patriarchal; laki-laki sebagai pengontrol ekonomi
keluarga.
g. Matriarchal; perempuan yang dominant dalam perannya
mengurus keluarga.

22
Cross Cultural Understanding

CULTURAL VIGNETTE: Comparison of Family Structure


Source: Culturgrams, by David M. Kennedy Center for
International Studies. 1985

Culture Characteristics
Indonesia Encourages large families, extended family
members live together or close by. A man may
have as many as four wives. Arranged marriages
are found in rural areas.
Jordan Extended family shares close relationship. Older
family members are revered. Marriages are
arranged for the most part. Bride’s family receives
price for allowing marriage. Substantial dowry
goes to bride.
Malaysia Several generations live together in same house.
Cooperation, loyalty, and unity are more
important in family. Young people decide for
themselves whom to marry.
Nigeria Families generally are male-dominated. Polygamy
is common, but the first wife must consent to
subsequent marriage. Children are quite and
respectful, elders cared for. Payment is made for
bride.

2. Pendidikan
a. Informal learning
Pembelajaran informal terjadi saat usia anak belum
memasuki masa sekolah. Anak belajar dari didikan
keluarga, kkelompok masyarakat, dan media. Anak belajar
dari observasi dan peniruan tingkah laku.

23
Cross Cultural Understanding

b. Formal learning
Sekolah memberikan lingkungan pembelajaran sebagai
pendidikan yang lebih terkonsep dan memiliki regulasi
berdasarkan tata keilmuan yang berlaku.

CULTURAL VIGNETTE: Comparison of Education among


Cultures
Culture Characteristic
Algeria Has literacy rate of 46%. Schooling is free and
compulsory to age 13. French is the language
used.
China Literary rate is 50 %. Five years of schooling is
mandatory. Majority of children in cities get
education, but few in rural areas do.
Fiji Island Literacy rate is 80%. Most schools are owned
and operated by religious groups. Public
spending for education is forth highest in the
world. Children wear uniforms while attending
classes.
India Literacy rate is 36%. Schooling is free and
compulsory from age 6 to 14. Facilities are
inadequate.
New Zealand Literacy rate is 99%. Education is free aid
compulsory to age 15. The government
prescribes a rigorous curriculum. University
degrees are not common but are not all that
important because of tough elementary and
secondary school requirements.
Zaire Literacy rate is about 40% for men, 15% for
women. Most school age children are in
school, but luck of funds reduces available
programs.
24
Cross Cultural Understanding

3. Agama
Agama identik dengan ritual; tindakan yang diperbolehkan
dan yang dilarang. Agama memiliki pengaruh yang tinggi
dalam pola budaya.
Tipe-tipe agama
a. Preanimisme; kepercayaan bahawa dunia adalah sesuatu
yang konstan dari perubahan.
b. Animisme; kepercayaan yang menyatakan dunia fisik
maupun social dihuni oleh roh yang mungkin atau tidak
mungkin berasal dari kematian.
c. Monotheisme; kepercayaan yang mengakui adanya satu
Tuhan, meskipun Tuhan dalam arti yang berbeda-beda
antar agama.
d. Polytheisme; kepercayaan yang mengakui beberapa
Tuhan atau yang di Tuhan-kan, dengan Tuhan yang
mengontrol segi-segi alam.
e. Abstrak; agama abstrak menyatakan bahwa pemaksaan
secara total dilakukan manusia dan alam.

CULTURAL VIGNETTE: Preparing the Body after Death


I rise early on the morning of the ceremony or walk for
several hours to the riverbank where the ceremony takes
place. As down breaks, I see human corpses lying on rocks,
striped and held in place by the heads. Men chop up the
corpses in fine pieces, then mix them with barley. I felt a
little upset when the men came to the head. Overhead,
sitting on the rocky edges of a mountain are eagles, waiting.
When the human parts and mix is ready barley, a monk in
maroon and yellow robes arrives and blesses the meal. A
man in a white turban calls the eagles and they fly down and
start to eat. The rocks are covered by the hungry bird.

25
Cross Cultural Understanding

Christians and Muslims bury their dead in the earth, which


seems no different than feeding them to the worms. The
Parsis, on the other hand feed their dead to the vultures in
the Towers of Silence, but they leave the bodies whole. In
Tibet, the body is chopped up, mixed with meal, and fed to
the eagles. As a Hindu, I realized that in my religion, the
ceremony for the dead includes public cremation.

Religion of the World (World Almanac and Book of


Facts, 1997) –in million.

2,500.00

2,000.00

1,500.00

1,000.00

500.00

0.00
du s

s
ts
s

ks
s
lk
o us

sts

an s
on s

ers
s

t
s lim

Jew
io n
ian

ies
his

Sih
Fo

ani
Hin

Oth
ligi

u ci
ligi
Ath

elig
rist

dd
Mu

se

am

nf
n re

Bu

Re
Ch

ine

wR

Co
Sh
No

b al
Ch

Ne

Tri

4. Lembaga Politik
Sistem politik adalah sebuah kebutuhan bagi setiap budaya
dimana budaya tersebut memiliki suatu proses pembuatan
kebijakan public menurut jenis budaya dan peraturan yang
ada. Struktur politik bisa berupa dictator, pemerintahan
militer, republic sosialis, demokrasi, kerajaan, atau komunis.
Beberapa budaya kesukuan diatur oleh ketua atau dewan.

26
Cross Cultural Understanding

CULTURE VIGNETTE: Politic Institutions

The structures for making political decisions, the issues that


affect the public, and the rules for making and enforcing
decisions vary widely from one culture to another. The
political structure might be dictatorism, a military
government, a socialist republic, democracy, monaechy, a
communist state. Some tribal cultures are ruled by chiefs and
councils. Some Arab countries have a ruling family with a
king as headman. Other countries, such as Japan and Great
Britain, have royal families with no ruling power. Whatever
their form, political system orginate as a result of self-
appointment, inherited rights, a vote of the people,
consensus, or political takeover.

5. Sistem Ekonomi
Sistem perekonomian suatu budaya (negara) tergantung dari
kebijakan penguasa negara (pemerintah) yang mengatur dan
mengelola negara tersebut. System ekonomi dapat berupa
sistem liberal, sosialis, dan demokrasi (campuran).

27
Cross Cultural Understanding

CHAPTER V
VERBAL AND NON-VERBAL COMMUNICATION

1. Pengertian Komunikasi
Carl I. Hovland mendefinisikan komunikasi sebagai
proses di mana seorang individu (komunikator)
mengoperkan perangsang (biasanya lambang-lambang
bahasa) untuk mengubah tingkah laku individu-individu
yang lain (komunikan).

2. Bentuk Dasar Komunikasi


Pada dasarnya ada dua bentuk kominikasi yang lazim
digunakan, yaitu:
a. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk
komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui
tulisan (written) dan lisan (oral).

CULTURE VIGNETTE: Verbal Communication


American can have problems when talking to each other
because of differences. For example, New Yorkers tend to
talk faster and respond more quickly (“high involvement”)
than Californians (“high considerateness”). To some New
Yorkers, Californians seem slower, less intelligent, and not
responsive. To some Californians, New Yorkers seem
pushy, domineering, and arrogant. The judgments that
people make about regional differences within a country
are similar to those they make about people from another
culture. People tend to make judgments such as “She’s
loud, pushy, and domineering” or “He doesn’t seem
interested in talking. He is very passive and uninvolved.”

28
Cross Cultural Understanding

The important differences in communication create


problems of stereotyping and incorrect judgments among
members of diverse groups. People forget that their
cultural or sub-culture is partly responsible for their style,
manners and habits of communication.

b. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal yang digunakan biasanya
berupa bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, simbol-
simbol, pakaian seragam, dan warna. Bentuk komunikasi
nonverbal memilik sifat yang kurang terstruktur sehingga
sulit untuk dipelajari. Komunikasi nonverbal berbeda
dengan komunikasi verbal dalam hal bentuk dan
penyampaian pesan. Komunikasi nonverbal merupakan
sesuatu yang bersifat natural dan tidak pernah
direncanakan sebelumnya.
1) Keunggulan Komunikasi Nonverbal
 Kesahihannya (realibility), hal ini berkaitan dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap
kebenaran pesan yang disampaikan dengan
menggunakan bahasa isyarat.
 Isyarat-isyarat komunikasi nonverbal sangat efektif
terutama untuk menyampaikan perasaan dan
emosi.
 Dengan menggunakan isyarat nonverbal, seseorang
dapat mendeteksi kecurangan atau menegaskan
kejujuran pembicara.
 Komunikasi nonverbal juga penting artinya bagi
pengirim dan penerima pesan karena sifatnya
efisien.

29
Cross Cultural Understanding

2) Tujuan Komunikasi Nonverbal


 Menyediakan atau memberikan informasi.
 Mengatur alur suatu percakapan.
 Mengekspresikan emosi.
 Memberi sifat, melengkapi, menentang, atau
mengembangkan pesan-pesan verbal.
 Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain.
 Mempermudah tugas-tugas khusus.

3. Proses Komunikasi
Menurut Courtland L. Bovee dan John V. Thil proses
komunikasi dapat dibagi menjadi lima tahap:

Ide berubah menjadi


pesan

Pengirim mempunyai Pemindahan pesan


pesan

Penerima beraksi dan Penerima mendapatkan


kirim umpan balik pesan

4. Kesalahpahaman dalam Komunikasi


a. Masalah dalam mengembangkan pesan
Masalah ini disebabkan oleh munculnya keragu-raguan
tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada
atau dengan orang yang akan menerima, adanya
pertentangan emosi, atau adanya kesulitan dalam
mengekspresikan ide atau gagasan.

30
Cross Cultural Understanding

b. Masalah dalam menyampaikan pesan


Masalah dalam penyampaian pesan yang paling jelas
adalah faktor fisik, misalnya sambungan kabel yang
buruk, akustik yang lemah, dan tindakan yang tak
terbaca.
c. Masalah dalam menerima pesan
Masalah yang timbul antara lain adanya persaingan antara
penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman,
lampu yang kurang terang, dan kondisi lain yang dapat
mengganggu konsentrasi penerima.
d. Masalah dalam menafsirkan pesan
Masalah yang terjadi adalah kesalahpahaman yang
disebabkan perbedaan latar belakang, perbendaharaan
bahasa dan pernyataan emosional, dapat menimbulkan
munculnya kesalahpahaman antara pemberi dan
penerima pesan.

5. Cara Memperbaiki Komunikasi


Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif
diperlukan beberapa persyaratan:
a. Persepsi
Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan
yang akan disampaikan dapat diterima oleh penerima
pesan. Penerima pesan akan mengantisipasi reaksi
pengirim pesan untuk menyusun pesan yang diterima
bagi diri mereka dengan tetap melakukan penyesuaian
untuk menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi
tersebut.
b. Ketepatan
Komunikator harus dapat memahami kerangka pikir
penerima pesan sehingga tidak terjadi miscommunication.

31
Cross Cultural Understanding

c. Kredibilitas
Pengirim pesan harus yakin bahwa penerima pesan adalah
orang yang dapat dipercaya kemampuannya, demikian
juga sebaliknya.
d. Pengendalian
Komunikator dapat mengendalikan reaksi penerima
pesan saat melakukan komunikasi.
e. Kecocokan atau keserasian
Komunikator yang baik selalu dapat menjaga hubungan
persahabatan yang menyenangkan dengan penerima
pesan sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancar
dan tercapai tujuannya.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai
hambatan yang dihadapi dalam komunmikasi dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Membuat suatu pesan secaral lebih berhati-hati. Pesan
hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, sederhana,
mudah dipahami, dan tidak bertele-tele.
b. Meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi.
c. Mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan
si penerima pesan.

32
Cross Cultural Understanding

International Body Language


(Non-Verbal Communication)

1. Berdiri dengan tangan berkacak pinggang. Artinya;


Amerika : Saya sedang bersantai dan dalam kondisi
terkendali, dan lihat apakah jas saya terlihat rapi?
Meksiko, Indonesia, India, Malaysia, Singapura, Philipina:
Dipandang sebagai tanda sok tahu.
2. Menggelengkan kepala. Artinya;
Kebanyakan negara : Tidak
Yunani : Ya (geleng ke kiri), Tidak (geleng ke kanan)
Turki : Tidak memiliki makna. Untuk menyatakan tidak,
orang turki mengernyitkan alis, menarik kepala ke
belakang dan menahannya dalam posisi tersebut selama
beberapa detik.
3. Ibu jari dan jari telunjuk membentuk lingkaran,
sementara tiga jari lainnya lurus. Artinya;
Amerika, Malta, Itali, Tunisia, Turki, Philipina : OK
Brasil, Bellarusia, Guatemala : Sesuatu yang vulgar;
berhubungan dengan organ seksual, merupakan
penghinaan secara fisik.
Colombia : Jika lingkaran tangan diletakkan di hidung
merupakan ejekan “kamu seorang homoseksual”.
Jepang : Uang
4. Menepuk pantat. Artinya;
Asia : Mengajak jalan
Swedia dan Negara Skandinavia : Isyarat berhubungan
seks
5. Menepuk-nepuk kepala (seperti anak kecil). Artinya;
Amerika, Eropa : Kamu anak manis, baik
Indonesia, Malaysia : Suatu pelecehan, menunjukkan
kekurangajaran, sekalipun dilakukan terhadap anak kecil.
33
Cross Cultural Understanding

6. Bibir mengecup lima jari yang dirapatkan. Artinya;


Meksiko, Venezuela : Betapa bagusnya
Eropa : Isyarat minta dicumbu
7. Menunjuk sesuatu dengan kaki atau memperlihatkan
telapak kaki kepada seseorang. Artinya;
Amerika : Tidak memiliki arti
India, Kebanyakan Negara Arab, Israel, Malaysia, Turki :
Penghinaan yang paling besar dan tidak adanya rasa
hormat sama sekali karena kaki dianggap bagian yang
tidak bersih.
8. Menunjuk dengan jari telunjuk. Artinya;
Amerika : Digunakan untuk menunjuk sebuah objek, tapi
jangan menunjuk seseorang dengan agresif.
India : Tidak sopan; lebih baik menunjuk dengan dagu
atau tangan secara keseluruhan.
Indonesia : Tidak sopan; lebih baik menunjuk dengan ibu
jari dan tangan mengepal.
Israel, Srilangka, Taiwan : Kasar
Malaysia : Digunakan hanya untuk ingatan; lebih baik
menunjuk dengan ibu jari kanan dan jari lainnya
menekuk ke telapak tangan.
9. Kepalan dengan ujung ibu jari menyembul diantara jari
telunjuk dan jari tengah. Artinya;
Amerika : Saya tegang
Brazil : Semoga sukses
Guatemala, Nikaragua, Kostarika, Turki, Tunisia,
Romania, Kamboja, Indonesia: Up yours
10. Memberi isyarat dengan telapak tangan menengadah dan
jemari bergerak-gerak ke arah badan. Artinya;
Amerika, Inggris, Kenya : Datanglah ke sini

34
Cross Cultural Understanding

Sebagian Negara lain di dunia (Italia, Amerika Latin,


Kamboja, Indonesia, dan Negara-negara Asia lain) :
Ajakan
11. Telapak tangan menghadap keluar dengan jari telunjuk
dan kelingking mengarah ke atas sedangkan jari lainnya
mengepal. Artinya;
Romania, Italia : Anda pecundang
Kalangan anak muda di mana saja : Rock N Roll
12. Tanda V. Artinya;
Amerika: Menang, Damai
Inggris: Dengan telapak menghadap ke dalam sama
artinya dengan menunjuk jari tengah di Amerika.
Sedangkan dengan telapak menghadap keluar artinya
kemenangan.
13. Memukulkan kepalan tangan kanan pada telapak tangan
kiri. Artinya;
Amerika: Ayo pergi
Perancis, Chili : Terserah
Brazil: Saya ikut apa mau kamu
Asia: Saya sedang kesal
14. Menunjukkan tinggi seseorang dengan menjulurkan
tangan, telapak menghadap ke bawah. Artinya;
Amerika: Dia setinggi ini
Kolombia, Ekuador, Peru, Bolivia : Cara mengukur
ketinggian yang digunakan pada hewan. Untuk orang
tangan menjulur dengan telapak pada posisi vertical.

35
Cross Cultural Understanding

CHAPTER VI
INTERCULTURAL COMPETENCE
1. Culture Shock
Definisi
Gagap budaya dapat didefinisikan sebagai berikut:
a. Perasaaan gelisah atau terkejut, tidak ada tujuan, bingung,
dll, yang dirasakan ketika orang berada dalam budaya
berbeda atau lingkungan social yang berbeda.
b. Rasa tidak tahu apa yang harus dilakukan, kurang terarah,
apa yang sesuai atau tidak sesuai dirasakan oleh orang
yang tinggal dalam suatu lingkungan baru.
c. Kebingungan dan perasaan grogi seseorang yang mungkin
dimiliki setelah meninggalkan budaya yang dikenal
kemudian hidup dalam budaya yang baru dan berbeda.
d. Perasaan frustasi dan gelisah sebagai akibat kehilangan
semua simbol dan isyarat yang dikenal dalam pergaulan
social.

Gejala Gagap Budaya


a. Menolak lingkungan dengan menggerutu seperti
beranggapan bahwa orang pribumi buruk karena mereka
membuat kita tidak nyaman.
b. Negara asal tiba-tiba dianggap sangat penting.
c. Budaya asal menjadi dibesar-besarkan dengan tidak
masuk akal (hanya hal-hal baik saja yang diingat dari
negara asal); negara asal dianggap paling ideal.
d. Perhatian yang berlebihan atau mengembangkan obsesi
tentang kebersihan; menganggap bahwa yang baru dan
asing dianggap “kotor”, “menjijikkan”, atau dapat
menyebabkan penyakit.

36
Cross Cultural Understanding

e. Marah, tersinggung, benci, tidak ingin berinteraksi


dengan orang lain; takut melakukan kontak fisik dengan
pelayan khususnya yang berasal dari negara pribumi.
f. Perasaan tidak ada yang ,menolong dan keinginan untuk
bergantung pada seseorang dari negara sendiri.
g. Rasa selalu terabaikan atau serba salah.

Penyebab Gagap Budaya


a. Kegagalan memahami perbedaaan
b. Kesulitan untuk menyesuaikan dengan hal baru
c. Percaya diri yang berlebihan terhadap budaya sendiri
d. Menunda dan menolak terang-terangan untuk
mempelajari bahasa pribumi
e. Rindu kembali ke negaranya; homesick yang berlebihan
f. Mengembangkan stereotip negatif dan pandangan yang
sempit pada budaya baru
g. Sedih, kesepian, dan merasa sendu
h. Perubahan dalam temperamen, depresi, dan mudah
tersinggung.

CULTURE VIGNETTE: A Foreigner’s Experiences


Stage One: “ I may be a bit idealistic at this point, but I’m
really looking forward to being on an overseas assignment.
My new position is a fresh opportunity. Now that I’m in the
new culture I find this new language to be most fascinating. I
have already learned the local greeting. The food these people
serve is unique and enjoyable. I’m so glad I can be here. Isn’t
everyone wonderful?”

Stage Two: “The glow has faded. This language is difficult. In


fact, in this language there are more exceptions to the rule
than there are rules. The everyday food these people eat is

37
Cross Cultural Understanding

very common and can’t be nutritious. Another thing, why do


all these people either lie or steal? I know what I’ll do – I’ll
retreat to my house and listen to my own music. Why did I
ever come anyway? Even the flowers make my allergy become
worse. At home I never get sick. In this place nobody
appreciate my ideas.”

Stage Three: “I discovered that there are regular problems in


my home country just like here. For a while I had a mistaken
idealistic view of where I come from. Not all people here are
bad. I can see real potential for this community (but we still
need a lot of work). At least I can now get along OK in the
local language. One of these days I’ll talk to the people in
their language on a deeper level. In fact, I quite enjoy it here.
But when it’s all over. I have no trouble retiring in my home
country.”

Stage Four: “I don’t know what is wrong with me, I feel so


down bout everything. Whenever things start to improve in
my work. I discover even more things that don’t make sense:
you can’t trust thing will really improve here: their system
just don’t feel right deep down. I miss being at home where I
truly understand everything clearly. the language just doesn’t
let me say exactly what I want to say. The people are great,
but I can’t talk to them heart to heart like with my own
family back home. I thought my new job would keep me
happy, but it is the same old routine; there are always the
same problem. I feel like I need a break, a long rest, a holiday.

Stage Five: “I’m now in the stage of genuine fulfillment.


Language is now second nature. I prefer this kind of food. I
pity those who have no friends here. I would rather drink tea
with local people than in my group of unhappy people from
38
Cross Cultural Understanding

my culture. I have no rejected my homeland and I’ll even


retire there someday, but for now, I’d really rather be here.
Real joy comes to me from being with these people. when
they hurt, I hurt. At last I can see the strengths and weakness
of both this culture and my own. I feel that I can now make a
positive contribution in both.

2. Mengatasi Gagap Budaya

Keahlian Positif Silang Budaya


a. Pikiran yang terbuka
b. Rasa humor
c. Kemampuan menanggulangi kegagalan
d. Komunikatif
e. Fleksibel dan mudah beradaptasi
f. Rasa ingin tahu
g. Pengharapan yang realistis dan positif
h. Toleransi terhadap perbedaan dan ambiguitas
i. Sikap positif terhadap yang lain
j. Rasa yang kuat akan karakter diri

Kompetensi Komunikasi
Untuk dapat berinteraksi dengan baik dengan budaya
berbeda, setiap orang harus memiliki kompetensi dalam
berkomunikasi yang meliputi tiga hal:
a. Cognitive (kesadaran)
Kesadaran akan pengetahuan akan budaya kita,
kebutuhan nilai, kepercayaan, sikap, bahasa, tingkah laku
nonverbal, lembaga social, dan pengaruh dalam
berinteraksi berhubungan.
b. Affective (pengaruh)
Pengaruh terhadap reaksi perasaan kita.

39
Cross Cultural Understanding

c. Tingkah laku
Keahlian kita dalam menggunakan perilaku
berkomunikasi mendorong interaksi yang efektif dan
tepat dengan orang dari budaya lain sebaik
memperlakukan seperti budaya sendiri

3. Kriteria Kompetensi Antar Budaya


a. Penyampaian rasa hormat: menerima dengan positif
terhadap pendatang
b. Tidak berprasangka: tidak menghakimi ide-ide orang lain
c. Personalisasi pengetahuan: menyadari bahwa
pengetahuan yang kita miliki adalah persepsi kita sendiri
yang berasal dari pengalaman kita
d. Empati: dapat merasakan apa yang orang lain rasakan
e. Peraturan dalam berinteraksi: dapat mengatur
komunikasi dengan tidak mendominasi percakapan
f. Toleran terhadap ambiguitas: penyesuian terhadap
perbedaan dengan mengurangi ketidaknyamanan
g. Memainkan peran: memiliki peran dalam interaksi antar
budaya
h. Orientasi pribadi: menghindari interaksi yang hanya
memfokuskan diri pribadi
i. Perilaku kesukuan: pahami bahwa setiap budaya tidak
paling baik atau paling buruk
j. Pikiran yang terbuka: menerima ide-ide tanpa dengan
segera menghakimi
k. Persepsi cognitive: berperilaku dengan
menginterpretasikan segala hal dengan hati-hati
l. Menghargai diri: dengan cara menghargai orang lain
seperti menghargai diri sendiri

40
Cross Cultural Understanding

m. Pengambilan resiko: menyesuaikan diri tanpa terlalu


banyak berpikir, misalnya mengenai makanan,
kebangsaan, dan lain-lain
n. Peka terhadap budaya yang berfariasi: tidak meributkan
perbedaan budaya tetapi justru sebagai masukan ilmu
o. Kemampuan untuk mendengarkan

41
Cross Cultural Understanding

CHAPTER VII
ENRICHMENT: COMPARING CULTURES
AMERIKA

1. Budaya Bisnis
Ujilah ketrampilan Anda dalam berurusan dengan orang
Amerika dalam beberapa pernyataan benar-salah berikut ini,
ujilah pengetahuan umum Anda tentang budaya bisnis dan nilai
budaya orang Amerika.

No. T/F Statements


1 Orang Amerika biasanya cenderung untuk
menilai kepemilikan materi ketimbang
pencerahan spiritual.
2 Kebanyakan orang Amerika menyukai
formalitas dan ritualitas dalam interaksi
keseharian.
3 Orang Amerika biasanya menggantungkan diri
pada kemampuannya sendiri ketimbang minta
bantuan orang lain.
4 Orang Amerika menilai tinggi kontrol waktu
dan berorientasi pada masa depan.
5 Banyak orang Amerika terbuka untuk berbagi
ruangan pribadi.
6 Mayoritas orang Anerika menggunakan pesan
tak langsung untuk menolak suatu tawaran.
7 Orang Ameriaka cenderang melihat diri
mereka sendiri sebagai kelompok.
8 Orang Amerika cenderung percaya pada
kualitas dan persaingan bebas.

42
Cross Cultural Understanding

9 Orang Amerika biasanya percaya bahwa


keterlambatan untuk hadir pada suatu janji
pertemuan menunjukkan ketiadaan rasa
hormat.
10 Berjabat tangan sangat penting setiap kali kita
bertemu dengan mitra Amerika.

2. Berjumpa dengan Orang Amerika


Pernyataan-pernyataan berikut ini akan mengevaluasi
ketrampilan Anda dalam menjumpai orang Amerika.
1. Kenalan Anda orang Amerika bertanya, “How are you doing?”
Ia berharap Anda meresponnya dengan:
a. “I’m having a bad day.”
b. “Fine, thank you.”
c. “Sorry, but I’m in a rush.”
d. “I’ve been sick all day.”
2. Setelah saling bertukar kartu nama bisnis dengan seorang
Amerika, orang Amerika ini kemungkinan akan:
a. Meminta kepada Anda untuk menjelaskan arti nama
Anda.
b. Mengagumi kualitas kartu nama bisnis Anda.
c. Melihat jabatan Anda untuk mengetahui apakah Anda
orang penting di perusahaan Anda.
d. Bertanya apa usaha Anda.
3. Ketika bertemu dengan seorang eksekutif bangsa Amerika
untuk pertama kalinya, Anda harus:
a. Memberikan kartu nama bisnis Anda kepadanya dengan
segera.
b. Tunggu sampai dia memberika kartu namanya.
c. Jabat tangannya dan kemudian bertukar kartu nama
setelah bercakap-cakap beberapa menit.

43
Cross Cultural Understanding

d. Tunggu sampai akhir pertemuan untuk memberikan


kartu nama Anda kepada dia.
4. Dalam perkenalan bisnis dengan orang Amerika, ia mungkin
miminta Anda untuk menyapanya dengan nama kecilnya
karena:
a. Ia tidak tertarik pada bisnis.
b. Ia menyukai harmoni dalam bisnis.
c. Nama panjangnya mungkin sulit diucapkan.
d. Ia ingin merasa nyaman selama bercakap-cakap.
5. Ketika berbicara dengan oraqng Amerika, Anda harus:
a. Menjaga jarak berdiri kira-kira setengah meter dari
mereka.
b. Menjaga jarak berdiri kira-kira dua depa jauhnya.
c. Menjaga jarak berdiri kira-kira satu depa jauhnya.
d. Menghindari kontak mata dengan mereka.

3. Melakukan Presentasi kepada Orang Amerika


Pernyataan-pernyataan berikut ini akan mengevaluasi
ketrampilan Anda dalam melakukan presentasi dihadapan orang
Amerika.
1. Sebagai seorang manajer proyek, Anda sedang melakukan
presentasi kepada para eksekutif Amerika. Mereka sangat
berminat kepada:
a. Nama perguruan tinggi di mana Anda belajar.
b. Gelar Anda dan jumlah orang yang bekerja di bawah
Anda.
c. Gaji Anda.
d. Prestasi Anda dalam dua tahun terakhir.
2. Anda melakukan presentasi disebuah perusahaan Amerika.
Apakah Anda memulai dengan:
a. Meminta maaf karena tidak berbicara dalam bahasa
Inggris yang jelas.

44
Cross Cultural Understanding

b. Meminta setiap orang untuk memperkenalkan diri.


c. Berterima kasih kepada mereka untuk mau menyisihkan
waktu mereka.
d. Mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus
membuat komitmen yang teguh di akhir pertemuan.
3. Ketika mengadakan pertemuan dengan mitra kerja sama
Amerika, Anda harus:
a. Mempersiapkan agenda sebelum pertemuan.
b. Mempresentasikan agenda dan topik pembicaraan pada
awal pertemuan.
c. Mengharapkan partisipasi penuh.
d. Semua yang tersebut di atas.
4. Untuk menutup penjualan di akhir presentasi kepada para
manajer Amerika, Anda harus:
a. Mengundang tim negosiasi untuk makan malam di Hotel
Hilton.
b. Meminta kepada senior manager untuk menandatangani
pesanan dengan segera.
c. Meminta kepada direktur teknik untuk memberikan
kepada Anda nomer rekening banknya.
d. Menawarkan potongan khusus jika mereka membuat
keputusan sebelum batas waktunya habis.
5. Dalam pertemuan bisnis Amerika, Anda diharapkan untuk:
a. Menunggu sampai akhir pertemuan dan menyatakan
posisi Anda dengan tegas.
b. Berbicara tentang betapa sulitnya untuk hadir dalam
pertemuan tersebut.
c. Memelihara harmoni kelompok dan tidak mengajukan
pertanyaan yang mengejutkan.
d. Menyatakan pendapat Anda secara terbuka dan
merasionalisasikannya secara agresif.

45
Cross Cultural Understanding

6. Di akhir pertemuan bisnis dengan orang Amerika, hadirin


mungkin:
a. Pergi ke semua cafetaria untuk mengambil minuman.
b. Menuliskan kesimpulan dan/atau rencana tindakan
dengan tanggung jawab dan tanggal-tanggal yang spesifik.
c. Melakukan pembicaraan di belakang untuk mengubah
kesimpulan.
d. Saling meminta maaf telah berkonfrontasi selama
pertemuan.

4. Bekerja dengan Orang Amerika


Pernyataan berikut ini akan mengevaluasi ketrampilan Anda
bekerja dengan orang Amerika.
1. Bekerja dengan supervisor orang Amerika, Anda harus:
a. Sopan dan tidak membantah instruksi-instruksinya.
b. Tidak boleh tidak tahu bahwa Anda tidak mengerti,
c. Sembunyikan kesalahan-kesalahan Anda sampai ia
memergokinya.
d. Memelihara komunikasi jujur tentang masalah dan
kemajuan kerja Anda.
2. Anda bekerja keras untuk menyelesaikan proyek Anda. Rekan
kerja Anda, wanita Amerika, datang dan duduk membaca
koran. Ia bisa jadi:
a. Datang sangat dekat dan melihat pada apa yang sedang
Anda kerjakan.
b. Membawakan Anda secangkir kopi agar Anda jangan
mengantuk.
c. Hanya mau membantu Anda hanya jika Anda meminta.
d. Meminta Anda untuk berhenti bekerja dan mengajak
Anda nonton bioskop.
3. Selama penilaian terhadap kinerjanya, seorang karyawan
Amerika mungkin:
46
Cross Cultural Understanding

a. Setuju sepenuhnya terhadap evaluasi yang dilakukan


manajernya.
b. Membela diri atas kinerjanya dan memberikan alasan atau
tindakan.
c. Meminta kepada manajernya untuk menuliskan tujuan
masa depannya.
d. Tidak bertanya tentang kenaikan pangkatnya atau
kenaikan gajinya.
4. Anda diberi tugas training di perusahaan Amerika, Anda
harus:
a. Memperkenalkan diri di bagian kepegawaian.
b. Meminta izin dari supervisor Anda setiap kali Anda
meninggalkan kantor.
c. Belajar bergantung pada kemampuan sendiri dalam
memecahkan masalah Anda.
d. Mencoba membangun harmoni dalam kelompok Anda.

5. Bersosialisasi dengan Orang Amerika


Pernyataan berikut ini akan mengevaluasi ketrampilan Anda
bersosialisasi dengan orang Amerika.
1. Teman Amerika Anda berminat membeli lukisan Raja Tut
untuk puteranya saat ia berada di mesir. Ia mengharapkan
Anda untuk:
a. Mengejutkan dia dengan memberikan lukisan itu sebagai
hadiah.
b. Membawa dia ke pasar dan membantu dia memilih
hadiah.
c. Menasihati dia di mana mendapatkan barang-barang
murah.
d. Meminta istri Anda untuk membawa dia pergi berbelanja.

47
Cross Cultural Understanding

2. Tuan Ahmed dari Kairo baru saja meninggalkan kantor


mitranya, orang Amerika, yang berkata,” kita harus kumpul-
kumpuk bersama pada suatu hari nanti.” Ahmed harus:
a. Mengundang si teman Amerika untuk makan malam
dirumahnya.
b. Pertimbangkan itu hanya sebagai basa-basi yang ramah
dan jangan melakukan apa-apa.
c. Mengharap si teman Amerika mengundang makan malam
di Hilton.
d. Mengundang si Amerika makan malam di Hilton
meminta dia yang membayar.
3. Rekan kerja Anda wanita Amerika mengundang Anda untuk
main tenis bersama dia untuk kedua kalinya dalam sebulan.
Ini berarti:
a. Anda kini merupakan teman dekat wanita Amerika itu.
b. Anda dapat membicarakan dengan dia tentang masalah
keluarga dengan keluarga Anda.
c. Wanita Amerika itu mengharap Anda memecahkan
masalah teknis dalam pekerjaanya.
d. Ia hanya menikmati permainan tenis bersama Anda.
4. Ini adalah minggu pertama pelatihan Anda di perusahaan
Amerika. Sekretaris departemen Anda nampak ramah dan
sangat membantu. Ia mungkin:
a. Mengharapkan Anda mengundang dia ke negara Anda.
b. Hanya melakukan tugas saja.
c. Berminat untuk pergi makan malam bersama Anda.
d. Mengharapkan Anda memberi dia bunga.

48
Cross Cultural Understanding

Tips Bertemu dengan Orang Amerika


Do’s Don’ts
Sebutkan nama Anda dengan Jangan membicarakan agama
jelas
Tepat waktulah dan siap Jangan memberikan jabatan
tangan yang lemah
Jangan takut membicarakan Jangan mengatakan “yes” jika
masalah jawabannya “no”
Tersenyumlah dan pandang Jangan mengeluh
matanya
Katakan, “How are you? Nice Jangan berdiri terlalu dekat
to meet you.”
Berikan sapaan yang Jangan bertanya tentang
menyenangkan gaji/penghasilan
Sapa lebih dulu orang yang
lebih senior
Berikan kartu bisnis Anda
untuk berhubungan

Tips Bekerja dengan Orang Amerika


Do’s Don’ts
Tips Melatih Orang Amerika
Tepat waktu, teratur, dan Jangan menjadi instruktur
langsung ke sasaran yang tidak siap
Hindari kelas berdesakan Hindari informasi yang tidak
(max 12-15 orang) akurat
Beri ilustrasi dengan contoh Jangan keluar dari masalah
pokok
Berikan umpan balik yang Jangan berikan interupsi
positif kepada orang
Berikan agenda dan peralatan Janganmenegur di depan

49
Cross Cultural Understanding

yang perlu umum


Tips Memotivasi Orang Amerika
Berikan pekerjaan yang Himdari penugasan yang
menantang berulang-ulang
Promosikan dan bayarlah Hindari sistem upah yang
hasil kerjanya tidak adil
Bersikaplah terbuka dan Jangan terlalu keras dan kritis
ramah
Berikan medali dan tujuan tim Jangan menetapkan tujuan
yang mustahil
Berikan terimakasih dan Hindari ketiadaan hadiah
pujian secara pribadi
Tips Menilai Kinerja Orang Amerika
Awali dan akhiri dengan Jangan bersikap subjektif dan
catatan positif penuh prasangka
Berikan bimbingan untuk Jangan menyalahgunakan
perbaikan penilaian kerja
Bicarakan kelemahan dan Jangan berkomentar yang
kekuatan bersifat umum
Bicarakan solusi dan tetapkan Jangan bicarakan penilaian
tanggalnya dengan orang lain
Bicarakan hal-hal yang Hindari melihat arloji Anda
memprihatinkan

Tips Etiket Menelepon Orang Amerika


Do’s Don’ts
Dengan singkat perkenalkan Jangan mengobrol yang tidak
diri anda penting
Sebutkan maksud Anda Jangan menginterupsi
menelepon
Berikan salam singkat Jangan berteriak dan

50
Cross Cultural Understanding

bersumpah
Tanyakan apa waktunya tepat Jangan melucu
untuk berbicara
Bicarakan langsung dan jelas Jangan membuat orang
menunggu lama
Tanggapi langsung setiap Jangan mel;etakkan telepon
permintaan tiba-tiba
Tinggalkan pesan jika orang Jangan makan sesuatu saat
yang ditelepon tidak di menelepon
tempat

Tips Presentasi kepada Orang Amerika


 Siapkan agenda yang sudah disetujui
 Tepatilah waktu dimulainya presentasi
 Siapkan dan bagikan notulen pertemuan
 Ingatlah bahwa ketua sidang hadir terlebih dahulu
 Fokuskan pada satu permasalahan saja setiap kali
 Sambutlah masukan dari semua hadirin
 Harapkan depat terbuka
 Berbagilah dalam mencari gagasan untuk memecahkan
masalah
 Capailah keputusan sebelum pertemuan ditutup, jika
keputusan diperlukan
 Sodorkan bentuk langkah tindakan kepada setiap orang

Tips Menulis Surat Kepada Orang Amerika


Do’s Don’ts
Letakkan maksud surat di Hindari tata bahasa dan ejaan
alenia paling atas sembrono/slang
Susunlah informasi dalam Jangan menggunakan huruf
urutan logis besar semua

51
Cross Cultural Understanding

Mintalah bantuan jika Jangan bersikap sopan yang


diperlukan berlebihan
Gunakan nama lengkap Hindari koreksi dengan tulisan
tangan

Tips Bernegosiasi dalam Bisnis dengan Orang Amerika


 Ingatlah bahwa orang Amerika berkomunikasi secara
langsung dan terbuka
 Hati-hatilah, orang Amerika meningkatkan keuntungan
mereka dengan menjual produk dalam penjualan paket
 Fokuslah pada manfaat yang dapat diberikan perusahaan
Anda kepada klien Amerika Anda
 Bertindaklah tepat waktu dalam setiap perjanjian, ini
dianggap bentuk sopan santun
 Waspadalah orang Amerika berorientasi jangka pendek
dn terfokus pada keuntungan yang cepat
 Ingatlah orang Amerika memegang teguh komitmen
 Hindari menganggap remeh wanita atau usahawan
Amerika yang masih muda
 Bersikaplah gigih tetapi tidak memaksa
 Sementara membicarakan bisnis dengan orang Amerika,
ciptakan suasana yang memungkinkan para peserta
mengungkapkan pandangannya secara terbuka
 Manfaatkan sebaik-baiknya kesempatan Anda. Jangan
menolak kesempatan karena ia kurang menguntungkan
dari segi keuangan. Imbalan akan datang belakangan
 Waspadalah politik internal kebanyakan organisasi akan
mempengaruhi hubungan mereka dengan Anda
 Jika sebuah perusahaan Amerika memberikan Anda
kesempatan melakukan pekerjaan untuk mereka, pastikan
bahwa Anda melakukannya dengan istimewa. Perusahaan

52
Cross Cultural Understanding

Amerika mengevaluasi performa dengan sangat keras


tetapi adil

JEPANG

Ujilah ketrampilan Anda dalam berurusan dengan orang Jepang.


Jawablah pertanyaan benar salah berikut ini untuk menguji
ketrampilan Anda dalam berurusan dengan orang Jepang.
No. T/F Statements
1 Jika seorang Jepang tersenyum dan
mengangguk, ia secara pasti menyukai apa
yang Anda katakana atau Anda tawarkan.
2 Jika seorang Jepang menghisap udara melalui
giginya, itu berarti bahwa isyarat non-verbal
bahwa is mempunyai masalah.
3 Para Supervisor Jepang biasanya akan
memberikan instruksi sangat sedikit kepada
orang asing bawahannya untuk mendorong
mereka bekerja dalam kelompok.
4 Dalam situasi kelompok, orang Jepang
terkadang menggunakan waktu-waktu diam
untuk menangkap perasaan dan pikiran orang
lain.
5 Budaya Jepang menghadiahi prestasi
perorangan lebih tinggi daripada prestasi
kelompok.
6 Dalam budaya Jepang, keharmonisan dan
consensus kelompok adalah penting dan
sangat dihormati.
7 Kebanyakan manajer Jepang memiliki kantor
pribadi dengan foto keluarganya di dinding.

53
Cross Cultural Understanding

No. T/F Statements


8 Orang Jepang sering bersikap langsung dan
tidak peduli dengan kehilangan muka.
9 Sebagian besar keputusan orang Jepang dibuat
di meja perundingan dengan orang asing.
10 Jika orang Jepang mengatakan “ya, ya” ia
menyatakan persetujuan.

Tips Budaya untuk Mengadakan Pertemuan dan Presentasi


dengan Orang Jepang
 Gunakan gambaran visual sebanyak mungkin untuk
meminimalkan hambatan bahasa
 Buatlah presentasi Anda separtisipatif mungkin
 Tujukan pertanyaan Anda pada orang-orang secara
spesifik, jangan mengajukan pertanyaan yang bersifat
umum
 Jangan bersikukuh untuk mendapatkan jawaban “ya” atau
“tidak”
 Jangan terkecoh pada senyuman atau anggukan kepala
 Gunakan waktu rehat untuk mencari informasi dari orang
Jepang koneksi Anda
 Tanggapilah pertanyaan orang Jepang dengan pertanyaan
lagi pada mereka
 Perhatikan isyarat-isyarat non-verbal mereka: senyuman,
anggukan kepala, gerak tangan, garukan kepala, gerakan
menaruh gelas, mencatat, dan tidur
 Pelihara keharmonisan suasana dan sedapat mungkin
hindari konflik

54
Cross Cultural Understanding

Tabu Budaya dalam Menyelenggarakan Pertemuan dan


Presentasi
 Jangan dulu langsung bertukar kartu nama
 Jangan tidak memberikan perhatian pada kartu nama
lawan bicara
 Menyimpan kartu nama di dompet atau diasaku belakang
celana
 Berbicara dengan suara keras dan emosional
 Datang terlambat karena kemacetan lalu lintas yang tidak
diduga atau karena tidak terbiasa dengan lingkungan baru
 Tidak tepat mengidentifikasi pemimpinnya
 Tidak memberikan perhatian penuh pada orang yang
senior, terutama ketika berbicara melalui penerjemah
 Menempatkan bisnis sebagai prioritas utama ketimbang
hubungan
 Menolak keramahtamahan: secangkir kopi, makan siang,
karaoke, dll.
 Bicara cepat
 Bersikukuh meminta jawaban “ya” atau “tidak”

EROPA

Ujilah ketrampilan Anda dalam berurusan dengan orang Eropa.


Jawablah pertanyaan benar salah berikut ini dengan
menggunakan pemahaman Anda sekarang tentang budaya dan
norma-norma bisnis orang Eropa.
No. T/F Statements
1 Iklim bisnis orang Swiss sangatlah konservatif
dan metodis
2 Menelepon kalangan bisnis orang Swiss
dirumahnya setelah jam kantor untuk alasan

55
Cross Cultural Understanding

No. T/F Statements


bisnis bisa diterima
3 Orang Jerman bisa diduga akan berselisih
pendapat dengan rekannya dan mengritik
rekannya di depan umum
4 Di Jerman, pujian diharapkan dan diberikan
untuk hasil pekerjaan yang baik
5 Di Inggris, consensus lebih disukai ketimbang
prakarsa individual
6 Hadiah umumnya saling diberikan pada
pertemuan pertama dengan mitra orang
Inggris
7 Kebanyakan pertemuan bisnis orang Italia
tidak tersetruktur dan informal
8 Garis pelaporan dalam organisasi Italia sangat
tersetruktur dan jelas
9 Adalah biasa untuk bertanya kepada orang
Prancis yang baru dikenal tentang pekerjaan,
gaji, dan usia mereka
10 Anda boleh mengirimkan hadiah bisnis kepada
rekan prancis di rumahnya
11 Kebanyakan para manajer Belanda membawa
pulang pekerjaannya dan tidak berkeberatan
ditelepon dirumahnya

Tips Berurusan dengan Orang Inggris


 Formalitas dan tata cara sangatlah penting
 Pertemuan dijadwalkan terlebih dulu dengan seksama
dan mempunyai tujuan yang jelas
 Orang Inggris cenderung langsung membicarakan
masalah bisnis setelah percakapan sopan beberapa saat

56
Cross Cultural Understanding

 Organisasi perusahaan disusun bdengan rantai komando


yang vertical. Para pimpinan mempunyai tanggung jawab
pokok untuk mengambil keputusab penting
 Dewan direksi merupakan pusat kekuasaan dalam banyak
perusahaan, dan jaringan komisi terdapat pad perusahaan
besar
 Consensus lebih disukai daripada inisiatif perorangan
 Bisnis dipusatkan pada jaringan teman lama. Pertalian
sekolah, universitas, dan keluarga adalah penting
 Percakapan yang tenang sangat dihargai
 Hadiah biasanya tidak dipertukarkan dalam pertemuan
bisnis atau bahkan setelah selesai negosiasi yang sukses
sekalipun
 Ketika diundang kerumah seseorang, selalulah
memberikan hadiah kecil pada nyonya rumah begitu
Anda tiba. Memberikan hadiah mahal dianggap vulgar

Tips Berurusan dengan Orang Jerman


 Ketepatan waktu adalah trade marknya orang Jerman.
Menelponlah atau tulislah surat yang berisi penjelasan
jika anda memperkirakan terlambat datang.
 Penjelasan dan presentasi harus didukung oleh banyak
fakta, angka, bagan, dan table.
 Orang Jerman bisa kelihatan pendiam dan tidak ramah
sampai anda mengenal mereka dengan baik.
 Orang Jerman itu kompetitif, ambisius, dan penawar yang
ulet.
 Dalam budaya bisnis orang Jerman ada hirarki vertical.
Organisasi perusahaan bersifat metodologis dan
kompartemental. Prosedur dan rutinitas dilakukan benar-

57
Cross Cultural Understanding

benar menurut buku. Komunikasi dengan perusahaan


Jerman cenderung bersifat dari atas ke bawah.
 Para bos dipersiapkan untuk kuat, menentukan, dan
bekerja keras. Para bawahan jarang menentang atau
mengritik bos di depan umum.
 Kritik obyektif tidak diberikan atau diterima dengan
mudah. Pujian jarang diberikan.
 Dalam pertemuan-pertemuan bisnis biasanya orang
Jerman tidak saling memberikan hadiah, tetapi hadiah
kecil bisa diberikan diakhir negosiasi yang sukses.
Bawalah hadiah kecil yang dibungkus dengan menarik.
 Mobil, besarnya ruangan kantor, dan tempat-tempat
liburan semuanya merupakan symbol-simbol penting dari
sukses individual.
 Jangan mengharapkan pujian atau persahabatan yang
cepat. Kehilangan kendali di depan umum, berteriak,
melangkah melewati garis pembatas, memasuki kamar
tanpa mengetuk, atau menelpon orang Jerman di
rumahnya kecuali dalam keadaan darurat adalah tabu.

Tips Berurusan dengan Orang Perancis


 Ketepatan waktu untuk pertemuan bisnis sangat
diharapkan. Sodorkan tangan anda dengan cepat dan
ringan untuk berjabatan tangan sebelum dan sesudah
pertemuan.
 Presentasi dilakukan secara formal dan professional yang
mengacu pada nilai-nilai bisnis konservatif orang
Perancis.
 Organisasi-organisasi Perancis bersifat sangat sentralistik
dan memiliki para eksekutif yang sangat berkuasa.

58
Cross Cultural Understanding

Struktur vertical dengan rantai komando yang kaku


adalah normalnya.
 Pekerjaan diselesaikan melalui sebuah jaringan hubungan
dan persekutuan pribadi.
 Kompetensi teknis dikagumi, persaingan dan kompetisi
sangat didorong.
 Meskipun orang Perancis membicarakan bisnis dengan
cepat, namun keputusan hanya diambil setelah
pertimbangan matang.
 Hadiah harus berkualitas tinggi dan dibungkus dengan
indah.
 Hadiah kepada nyonya rumah mungkin tidak akan dibuka
langsung seketika itu juga.
 Tunjukkan pengetahuan anda yang banyak tentang
bahasa, sejarah, politik, dan budaya Perancis.
 Orang Perancis lebih menyukai humor yang cerdas serta
cerita-cerita lucu tentang situasi kehidupan nyata.
 Datang terlambat 15 menit untuk acara-acara sosial dapat
diterima tetapi anda harus datang tepat waktu untuk
pertemuan di restoran. Jangan membicarak bisnis sembari
makan.

Tips Berurusan dengan Orang Italia


 Berjabat tanganlah yang kuat dan lakukan kontak mata
sebelum dan sesudah pertemuan.
 Jalinlah hubungan pribadi dengan orang Italia, mereka
senang berhubungan dengan orang yang mereka kenal
dan mereka percayai.
 Orang asing diharapkan untuk menepati waktu, tetapi
anda bisa disuruh menunggu oleh teman Italia anda.
Adalah tidak sopan untuk melanggar janji pertemuan.

59
Cross Cultural Understanding

 Presentasi formal dilakukan untuk menunjukkan status


kepemimpinan, kepribadian, dan charisma.
 Pemimpin dihormati untuk kemampuan mereka menjalin
hubungan pribadi, memenuhi komitmen, dan bekerja
sama.
 Pragmatisme dan improvisasi dianggap kunci menuju
sukses; sebagai akibatnya, protokoler, aturan-aturan, dan
bagan-bagan organisasi umumnya diabaikan.
 Garis pelaporan dalam organisasi tidak jelas. Organisasi
didirikan kebanyakan berdasarkan persekutuan pribadi.
 Orang Italia adalah pemberi hadiah yang sangat
dermawan. Anda akan merasa malu jika anda
memberikan hadiah murah. Pertukaran hadiah umumnya
tidak dilakukan diawal pertemuan.
 Jangan membungkus hadiah dengan bungkus hitam
bertalikan pita keemasan (tanda berkabung).
 Kegembiraan dan bercumbuan merupakan bagian dari
kehidupan orang Italia.

Tips Berurusan dengan Orang Swiss


 Tepat waktu sangat dijunjung tinggi. Menelponlah atau
kirimkanlah surat yang berisikan penjelasan jika anda
akan datang terlambat.
 Dalam pertemuan dengan orang Swiss, tuan rumah anda
akan memperkenalkan anda kepada para eksekutif lain.
Segera lakukan saling tukar kartu nama. Berjabat
tanganlah dengan kuat dan lakukanlah kontak mata
dengan setiap yang hadir setelah pertemuan. Gunakan
nama belakang dan gelar yang pantas sampai secara
khusus anda diminta menggunakan nama kecil. Gelar-
gelar akademik dan professional sering digunakan.

60
Cross Cultural Understanding

 Pertemuan-pertemuan bisnis bersifat impersonal, teratur,


direncanakan dengan seksama, dan berorientasi tugas.
Presentasi harus disiapkan dengan baik dan mendetail.
 Orang Swiss adalah penawar yang alot tetapi fair. Jangan
tawar-menawar dengan mereka.
 Orang Swiss bersifat formal dan santun. Percakapan-
percakapan kecil bisa diterima sebelum melakukan bisnis.
 Iklim bisnis orang Swiss sangat konservatif. Pengambilan
keputusan berjalan lambat dan metodis, serta
pembicaraan berlangsung hati-hati dan terkadang
pesimistik.
 Hadiah-hadiah normalnya tidak dipertukarkan dalam
pertemuan bisnis, tetapi hadiah kecil yang dibungkus
dengan menarik mungkin tepat diakhir negosiasi yang
berhasil.
 Dalam acara jamuan makan malam, tuan rumah
mengusulkan sulang pertama. Jangan minum sampai
setelah sulang dilakukan. Adalah sopan untuk
mengusulkan sulang setelah makan malam atau
menyisakan makanan di atas piring anda. Mintalah izin
untuk merokok di meja makan.
 Bisnis dibicarakan sepanjang makan.
 Jangan mengotori di tempat umum, atau menanyakan
usia, pekerjaan, atau status keluarga seseorang. Jangan
mengharapkan terjalinnya persahabatan yang cepat.

Tips Berurusan dengan Orang Belanda


 Kebanyakan orang Belanda akan memberikan singkatan
nama kecil dan nama belakang mereka kepada anda. Jika
mereka memberikan nama kecil kepada anda, mereka

61
Cross Cultural Understanding

berarti memberikan izin kepada anda untuk memanggil


mereka dengan nama itu.
 Dalam memberikan salam, sodorkan jabatan tangan yang
hangat dan lakukan kontak mata. Sebutlah nama
belakang orang Belanda itu, dan bukannya ucapan “hello”.
 Ketepatan waktu diharapkan dalam pertemuan bisnis.
Pertemuan sering diadakan dan biasanya diikuti dengan
pengambilan keputusan. Orang Belanda cenderung
langsung membicarakan bisnis.
 Presentasi diharapkan bersifat praktis dan factual.
Gagasan-gagasan harus diteliti, dipikirkan dengan
matang, dan dipresentasikan dengan jelas.
 Manajement otokratik masih ada di banyak perusahaan
Belanda. Meskipun demikian, organisasi baru sedang
bergerak menuju manajement horizontal dan partisipatif.
Perusahaan-perusahaan Belanda hemat dan
berorientasikan keuntungan. Proses pengambilan
keputusan berat dan lambat, tetapi negosiasi mungkin
berlangsung cepat.
 Sukses dihubungkan dengan kerja tim, bukan dengan
individu. Komitmen dihormati dan individu bertanggung
jawab terhadap keputusan yang diambil.
 Privasi orang sangat dihormati, jadi jangan mengajukan
pertanyaan yang menyangkut pribadi. Jangan
memberikan pujian secara pribadi sebelum anda
mengenal betul seseorang.
 Makanan bukanlah bagian penting dalam budaya sosial
orang Belanda. Sosialisasi sering kali terjadi sambil
minum kopi. Adalah pantas untuk membicarakan bisnis
sambil makan siang.

62
Cross Cultural Understanding

 Hadiah dipertukarkan dalam bisnis hanya setelah


hubungan akrab dan mempribadi terjalin. Jika anda
memberikan hadiah ketika tiba (di pertemuan, pesta, dan
lain-lain), hadiah tersebut akan segera dibuka.

CHINA

Ujilah ketrampilan Anda dalam berurusan dengan orang China.


Jawab pertanyaan benar atau salah berikut ini untuk menguji
ketrampilan Anda dalam berurusan dengan orang China
No. T/F Statements
1 Tertawa merupakan suatu cara orang China
untuk menunjukkan kegugupannya atau
ketidaknyamannya secara sosial.
2 Membicarakan penghasilan seseorang adalah
tabu di China.
3 Bagi orang China, kontrak yang ditandatangani
merupakan seperangkat spesifikasi yang dapat
diubah oleh pihak-pihak yang menandatangani
kontrak.
4 Para perunding China mempunyai
kewenangan untuk membuat komitmen final.
5 Ketika para perunding China menghadapi
perlawanan, mereka cenderung bersikukuh
menyatakan kembali argument awal mereka.
6 Di China, keharmonisan dikembangkan
dengan cara meniadakan tekanan pada
kebutuhan dan keinginan individu.
7 Orang China cenderung bagus dalam
berkompromi selama negosiasi bisnis.
8 Jika seorang China bertanya apakah Anda

63
Cross Cultural Understanding

sudah makan, maka orang tersebut


mengundang Anda makan.
9 Anda harus memberikan hadiah yang bernilai
lebih tinggi kepada seorang manajer China
dibanding stafnya dalam upacara pemberian
hadiah.
10 Anda harus menjaga kredibilitas dan
hubungan panjang Anda dengan orang China
Singapura untuk mendapatkan bisnis mereka.
11 Orang China Singapura melakukan bisnis
mereka dengan langkah yang lebih cepat
disbanding dengan orang China daratan.
12 Orang China Singapura melihat referensi nyata
sebelum berbisnis dengan mitra baru mereka.
13 Di Hong Kong, pertahankan tawaran semula
Anda. Jika mereka menginginkan produk
Anda, mereka akhirnya akan menyerahkan
pada harga yang Anda tawarkan.
14 Kebanyakan orang China Singapura
mengambil resiko kecil dan takut rugi.
15 Kompetisi atau persaingan merupakan nilai
paling tinggi bagi kebanyakan orang China
Taiwan.
16 Kebanyakan orang China Taiwan harus
meluangkan waktu setelah jam kantor dengan
bosnya untuk mengetahui kemajuan mereka.
17 Di Taiwan, bekerja bersama sebagai kelompok
tidak sepenting bekerja secara individual.
18 Anda harus menunjukkan harga murah yang
diterima sesegera mungkin ketika bernegosiasi
dengan orang China.

64
Cross Cultural Understanding

19 Kebanyakan orang China mengharapkan


hadiah dalam bentuk berpasangan dan uang
dalam jumlah yang genap.
20 Waktu dihargai lebih tinggi di China daratan
daripada di Hong Kong.

Tips untuk Mengadakan Petemuan Bisnis dengan Orang


China
 Angkatlah jurubahasa anda sendiri dan gunakan dia
untuk meraih manfaat yang maksimal. Hindari
menggunakan jurubahasa mereka yang pada gilirannya
mungkin digunakan untuk bernegosiasi melawan anda.
 Datanglah dalam keadaan siap dan tampilkan diri anda
dengan cara yang professional. Berkas-berkas anda,
seperti deskripsi tentang produk dan brosur-brosur
perusahaan, harus dalam bahasa Inggris.
 Mereka mungkin menanyakan daftar nama dan
kedudukan para anggota tim anda. Anda harus
melakukan hal yang sama untuk mengidentifikasikan
tingkat tanggung jawab dan para pengambil
keputusannya.
 Pertemuan pertama bersifat formal dan biasanya lamban.
 Berikan informasi latar belakang tentang perusahaan anda
untuk dipelajari oleh orang Cina bersangkutan. Ini akan
mempercepat pembicaraan-pembicaraan formal dengan
anda. Memberi mereka informasi ini mungkin akan
menjadi salah satu kunci untuk menyelesaikan penjualan.
 Pertemuan-pertemuan pertama dengan orang asing
mungkin diadakan di ruang-ruang konferensi hotel-hotel
besar, dan bukan di kantor mereka. Di ruangan

65
Cross Cultural Understanding

pertemuan harus ada tempat-tempat khusus untuk


mendudukkan para peserta senior.
 Datanglah tepat pada waktunya dan bersiaplah untuk
memecahkan kebekuan dengan percakapan-percakapan
kecil, tetapi jangan lelucon.
 Hanya anggota-anggota senior dari kedua belah pihak
yang bebas berbicara; para anggota yunior harus
menunggu permintaan khusus untuk itu. Jangan sekali-
kali menempatkan seseorang, terutama anggota-anggota
senior, dalam sorotan hadirin dengan tidak
menyetujuinya secara terbuka.
 Jangan menginterupsi pemimpin Cina, sekalipun sang
pemimpin membuat kesalahan. Sebaliknya, catatlah apa
yang telah dikatakannya dan singgung hal itu kemudian
kepadanya, lebih disukai di luar ruang pertemuan.
Bersiaplah mendengarkan introduksi yang lemah lembut
dari sang pemimpin dan banyak-banyaklah minum teh
Cina.

ARAB

Ujilah ketrampilan Anda dalam berurusan dengan orang Arab.


Jawab pertanyaan benar atau salah berikut ini untuk menguji
ketrampilan Anda dalam berurusan dengan Orang Arab.
No. T/F Statements
1 Pada umumnya, orang Arab tidak suka tawar-
menawar.
2 Agama memiliki dampak yang mencolok
dalam kebanyakan keputusan dalam budaya
Arab.
3 Pujian dan sanjungan yang dikemukakan

66
Cross Cultural Understanding

No. T/F Statements


dengan pandai biasanya diabaikan.
4 Kebanyakan orang Arab memisahkan bisnis
dari persahabatan pribadi.
5 Kebanyakan orang Arab menilai tinggi
kefasihan dalam berbicara.
6 Pengalaman kerja Anda sudah cukup ketika
Anda berurusan dengan orang-orang dari
kalangan bisnis Arab.
7 Andalah santun untuk berjabat tangan
setiapkali Anda bertemu dengan orang Arab.
8 Status dan perbedaan sosial sangatlah penting
dalam masyarakat Arab.
9 Ekspresi tentasng tidak kesetujuan adalah
diinginkan.
10 Hadiah harus dibuka di depan si pemberi.

Tips berurusan dengan orang Arab


 Hindari keterburu-buruan atau bersikap memaksakan
penyelesaian selama perjalanan pertama anda ke suatu
Negara Arab. Tinggallah di Negara tersebut paling sedikit
seminggu. Ini akan memberikan waktu yang cukup bagi
anda untuk mempromosikan produk-produk anda dengan
seksama. Juga sangat membantu untuk mengungkapkan
minat yang tulus terhadap budaya Arab selama kunjungan
anda. Jangan mulai membicarakan bisnis sampai masalah
bersangkutan mulai dibicarakan oleh tuan rumah Arab
anda.
 Selalulah menyalami dan menyambut tamu klien Arab
anda jika anda kebetulan berhadapan dengan mereka, dan
pastikan untuk menjabat tangan setiap orang dari mereka.

67
Cross Cultural Understanding

Bersabarlah dengan apa yang kelihatannya sebagai


sosialisasi yang berlebihan selama jam-jam bisnis,
sosialisasi ini sangat normal bagi orang Arab. Orang Arab
sangat menjunjung tinggi sopan santun dan keramah
tamahan. Bersikaplah secara lain jika berhadapan dengan
orang Arab ketimbang berhadapan dengan orang Jepang
yang pendiam atau orang Amerika yang informal.
 Jika seorang Arab menawarkan kepada Anda secangkir
teh, terimalah meskipun anda tidak ingin meminumnya.
Ini juga berlaku untuk makanan kecil dan minuman-
minuman lainnya. Orang Arab menawarkan makanan
kecil dan minuman ringan untuk menunjukkan keramah
tamahan mereka.
 Jangan menerima hadiah berharga atau hadiah mewah
seperti lukisan atau arloji Rolex. Tawaran demikian ini
harus dijawab dengan, “tidak terima kasih. Benda itu
terlihat lebih bagus jika tetap ditempatnya.” Jika anda
menerima hadiah berharga atau hadiah mewah dari orang
Arab, mereka mengharapkan anda menawarkan sesuatu
yang nilainya sama atau lebih.
 Pahamilah bahwa orang Arab menghargai otoritas dan
kehormatan. Jika suatu masalah timbul di lantai pabrik
pekerja Arab lebih cenderung memanggil supervisornya
untuk meminta saran ketimbang mengatasinya sendiri.
 Sepanjang sebagian keputusan bisnis diambil berdasarkan
pekerjaan pribadi, bersiaplah untuk menunjukkan kepada
mitra anda referensi dan rekomendasi yang kuat. Bisnis
yang serius tak akan mulai sebelum anda membangun
kepercayaan.
 Ketika seorang Arab bertanya, “how are you” gunakanlah
waktu untuk menyiapkan jawaban yang mendetail. Ketika

68
Cross Cultural Understanding

anda mengajukan pertanyaan yang sama kepada orang


Arab, pastikan agar anda menggunakan waktu untuk
mendengarkan jawabannya dengan seksama.
 Ketika anda menerima hadiah, jangan membuka di depan
si pemberi hadiah.
 Orang Arab melakukan tawar-menawar untuk menjalin
hubungan dan kesepakatan di masa mendatang.
 Orang Arab tidak berdebat dengan orang asing dan
mungkin menarik diri dari kesepakatan bisnis jika
menghadapi perbedaan paham.
 Hormati keinginan orang Arab untuk menjaga
ketentraman hidup keluarganya, dan hindari
perbincangan politik atau agama dengan orang Arab
kecuali mereka memulai dulu.

EXERCISE FOR COMPETENCE

EXERCISE 1: Comparing Perspective on Manners and


Etiquette

The following chart lists several do’s and don’ts for appropriate
behavior in Japan. Compare each item with what is considered
polite or usually done in Central Java by checking the
appropriate boxes.
No. Do’s and Don’ts Same Different
1 It’s possible to eat or drink
something while walking down the
street.
2 It is impolite to pour your own
drink when eating with others –

69
Cross Cultural Understanding

you pour your companion’s drink


and your companion pours ours.
3 It is perfectly polite to make loud
gulping noises when drinking.
4 If you don’t want more to drink,
leave your glass full.
5 If you must use a toothpick, cover
your mouth with your other hand.
6 There’s no “ladies first” custom.
7 You should always be on time for
appointments.
8 Never be late for work. If the office
opens at 9 am, you should already
be working at 9 am.
9 Leave the office only after our
superiors have done so.
10 To gesture “no”, fan your hand
sideways a few times in front of our
face.
11 It’s polite to initially refuse
someone’s offer of help even if you
want or need their help.
Traditionally an offer made three
times.
12 Women should cover their moths
with their hands when their laugh.
13 Belittle the value of our gift or food
when you offer it.
14 Don’t unwrap a gift someone
brings you unless they ask you to
do so.

70
Cross Cultural Understanding

15 In a formal situation at home, seat


your guest facing the room
entrance. The highest ranking host
sits across from the guest.
16 In a car the highest ranking person
should sit behind the driver.
17 Don’t drain the water out after you
have finished your bath since the
whole family uses the same bath
water.
18 If you have to blow your nose, leave
the room or face away from other
people. Use a tissue—not a
handkerchief.
Adapted from: Know before you go; Japanese Manners and Etiquette.
http//japanfaq.cjb.net/

EXERCISE 2: Making Descriptive Observation

What people observe and how they interpret their observations


are influenced by both cultural and personal biases. The ability
to observe as objectively as possible can help us understand
other cultures. An observation can either be descriptive or
judgmental. Example:
Descriptive: Many children in the United States move away
for their parents at about age eighteen or
nineteen. (Objective description)
Judgmental: Many children in the United States don’t like
their parents, so they move away at age
eighteen or nineteen. (Negative and often
incorrect judgment)

71
Cross Cultural Understanding

Which of the following statements are descriptive (D), and which


are judgmental (J)? In the space provided below, write a correct
sentence that is descriptive for each statement that is
judgmental.
No. Observation
D or J
Statement
Dutch people are very
stingy
1

Australians are direct


and impolite in their
2 speaking

Japanese usually bow


instead of shaking
3 hands

Statistics show that


Indonesian officials
4 are very corrupt

Javanese are dishonest


because they don’t
5 their true feelings

6 Americans smile and

72
Cross Cultural Understanding

talk too much

The higher castes in


India have more status
7 than the lower castes

Canadians from
Quebec are bilingual
8 in English and French

Australians are
impolite because they
call their bosses by
9
their first name

British people are


independent and
10 selfish

EXERCISE 3: Problems With Value Differences


Adapted from: Romano, Dugan. Intercultural Marriage: Promises
& Pitfall. Intercultural Press. Yarmouth, ME, 1997.

What value differences are causing these intercultural


marriage problems?

73
Cross Cultural Understanding

Situation 1:
Darri from America and her Japanese husband, Hiroshi, slept on
a futon, a Japanese-style mattress pad and quilts, which are hung
out to air as often as possible. Because Darri and Hiroshi lived in
an apartment, they hung the futons over the balcony, which she
always did “the side we sleep on facing out to get the most air
and sun.” Hiroshi regularly got angry with her for not hanging
them so that the pretty side was out for others to see.

Darris’s Value :
Hiroshi’s Value :

Situation 2:
Helga from Germany is married to a man from Libya who “moves
to a different beat”. He refuses to wear a watch because he
doesn’t need it. Helga says, “I go mad when he says he’s going
out for 15 minutes and comes back three hours later without any
explanation. I have no schedules to work my day around , can
never count on him to be on time for anything – movies, parties,
even dinner. He’s never ever on time. He believes in eating when
he is hungry.”

Helga’s Values :
Her Libyan Husband’s values :

Situation 3:
After living in London for some years. Yvette from France and
her Kuwaiti husband Ali moved to Kuwait. Yvette complained
that had little time alone together because Ali’s friend came
around all the time and used their house freely. What was theirs
was everybody’s.

74
Cross Cultural Understanding

Yvette’s Values :
Ali’s Values :

EXERCISE 4: Eastern or Western Perspectives:


Based on “Questionnaire to Measure Eastern and Western Thought” by A. R.
Gilgen and J. H. Cho in Psychological Reports, 44 (1979).

Some people have an Eastern Outlook on life, others a Western


Perspective. What is yours?
Respond to each of the following items with a “1” if it never
relates to you, “2” if it rarely does, “3” if it sometimes does, “4” if
it often does, and “5” if it rarely does.
_______ 1. People should strive to return to nature
_______2. I believe in a personal soul that will continue after
death.
_______ 3. I hate to kill anything, even insect.
_______4. I get little pleasure from material things.
_______ 5. We should accept our roles in life as it is given to us
by our parents.
_______ 6. Meditation is the highest form of alignment.
_______ 7. The use of artificial organs is going too far.
_______ 8. I feel real kinship with most plants and animals.
_______ 9. We should try to harmonize with nature rather than
try to conquer it.
_______ 10. A meaningful life depends more upon learning to
cooperate than too compete.
Score : ……….
Result : Easterner Outlook / Westerner Outlook

Some people blame fate for their misfortune. Others believe they
are responsible. Who do you blame – fate or your self? In the
following, select one of the two choices.
_______ 1. a) Many personal troubles are caused by bad luck.
75
Cross Cultural Understanding

b) People’s troubles are caused by their mistakes.


_______ 2. a) Without the right luck, we can’t succeed in life.
b) Capable people who fail to succeed have not taken
advantage of their
opportunities.
_______ 3. a) What will happen will happen
b) Taking a definite course of action brings better
results.
_______ 4. a) If I am well prepared I can be confident about the
outcome of a test.
b) Often the results of a test have little to do with the
actual material; studying is
of a little use.
_______ 5. a) The government is run by few power people; I can
do little bout it.
b) As an average citizen, I can have an influence in
the workings of the
government.
Score : ………
Result : Believer / Unbeliever that success

76
Cross Cultural Understanding

Referensi

A. R. Gilgen and J. H. Cho. 1979. Questionnaire to Measure


Eastern and Western Thought. Psychological Reports
Elashmawi, Farid. 2002. Competing Globally
Sukses Bersaing dengan Negosiasi dan Manajemen Lintas
Budaya. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
http//japanfaq.cjb.net/ Know before you go; Japanese Manners
and Etiquette
Kennedy, David M. 1985. Culturgram. Center for International
Studies
Morrison, Terri et al. 1997. Doing Business Around the World.
Prentice Hall International (UK) Limited, London.
Murdock, G. 1945. The Common Denominator of Cultures. The
Science of Man in World Crisis. Edit by R. Linton (New York:
Columbia University Press.

77

View publication stats

You might also like