Ccu PDF
Ccu PDF
net/publication/344120371
CITATIONS READS
0 10,534
1 author:
M. Elfan Kaukab
Universitas Sains Al-Qur'an Wonosobo Indonesia
206 PUBLICATIONS 180 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
From Best Place to Live to Best Place to Rest: Bagaimana Bahrain Dapat Menjadi Hub bagi Kunjungan Wisatawan Ekspat GCC ke Indonesia? View project
Bilateral FDI Flows in Similar Islam Countries: Alternative Explanation for GDP Per Capita Difference Effect View project
All content following this page was uploaded by M. Elfan Kaukab on 05 September 2020.
Dr. M. Elfan Kaukab, S.E., M.M., M.H.I., MFP, CMA, CHRA, CRBC.
CHAPTER I
INTRODUCTION TO CCU
1
Cross Cultural Understanding
2
Cross Cultural Understanding
3
Cross Cultural Understanding
3. Pengertian Budaya
a. Pengertian dalam arti luas
Budaya adalah seperangkat elemen yang dibuat oleh
manusia baik secara objektif maupun secara subjektif
yang bertujuan untuk mempertahankan hidup dan
mencari kepuasan hidup suatu kelompok pada tempat
tertentu.
Budaya obyektif adalah budaya yang nampak secara fisik.
Contoh: peralatan, makanan, pakaian, hunian, nama
benda yang digunakan, dll.
Budaya subyektif adalah budaya yang tidak nampak secara
fisik.
4
Cross Cultural Understanding
4. Karakteristik Budaya
a. Dapat Meresap
Budaya dapat dijalankan oleh segenap masyarakat dan
melibatkan seluruh aspek kehidupan yang tidak bersifat
biologis. Budaya bersifat meresap dengan
mengkombinasikan hal yang nampak dan tidak nampak
disekitar kita.
Contoh budaya tampak: bangunan, pakaian, mesin, dan
apapun yang dapat dijamah.
Contoh budaya tak tampak: hukum, peraturan, norma,
dll.
b. Dapat Dipelajari
Budaya dapat dipelajari dari tingkah laku keseharian yang
diturunkan dari orang tua.
Contoh: bagaimana cara makan, tidur, melindungi diri.
c. Dapat Dibagi
Dengan berbagi budaya, manusia dapat hidup harmonis
bersama dan tidak saling memandang buruk budaya satu
dengan yang lain.
d. Dapat Diadaptasikan
Budaya yang dipakai oleh sekelompok orang merupakan
adaaptasi dari budaya yang ada disekitarnya.
Contoh: budaya orang kota akan berbeda dengan budaya
orang desa.
5
Cross Cultural Understanding
6
Cross Cultural Understanding
Alasan lingkungan
Pemekaran wilayah yang terjadi sejalan dengan
kemajuan zaman mempengaruhi pola hidup
masyarakat terutama mereka yang hidup di pedesaan.
Contoh: banyaknya industri-industri yang didirikan di
pedesaan merubah cara hidup masyarakat sekitar.
g. Bersifat Kesukuan
Bersifat kesukuan merupakan sifat budaya yang oaling
signifikan, karena setiap orangmenilai budaya dengan
bmenggunakan tolok ukur budayanya sendiri dan
beranggapan bahwa budaya sendiri lebih unggul dari
budaya lain.
5. Keuniversalan Budaya
Keuniversalan budaya adalah kategori umum pada perilaku
yang biasa dilakukan manusia tetapi dengan cara yang
berbeda.
7
Cross Cultural Understanding
Keuniversalan Budaya
Hukum Musik Dekorasi
Permainan Perdagangan Hukum waris
Masakan Canda Nama diri
Waktu makan Ilmu bedah Supranatural
Berduka Dongeng Ritual agama
Pendidikan Pernikahan Persatuan buruh
Kalender Berkunjung Komunitas
Sopan santun Magis kelompok
Isyarat Tarian Kebijakan penduduk
Puasa Kebersihan Penyanjungan
Menyapih Angka Adat kehamilan
Perumahan Bahasa Tafsir mimpi
Etiket Obat-obatan Konsep jiwa
Ucapan selamat Metologi Keberuntungan
Model rambut Pembuatan api Takhayul
Rumah sakit Kosmologi Keluarga
Ilmu kebidanan Pemakaman Bercocok tanam
Cara memberi Pembuatan alat Kekerabatan
Hal tabu Atletik Pengaruh cuaca
Hak waris Kebiasaan pubertas Resepsi pernikahan
Peraturan Perguruan Penanganan bayi
perumahan Perbedaaan status Konsep kiamat
Pantangan makan Larangan seksual Penilaian criminal
Pemerintahan Ramalan
Source: “The Common Denominator of Cultures,” by G. Murdock, The
Science of Man in World Crisis. Edit by R. Linton (New York: Columbia
University Press.1945)
8
Cross Cultural Understanding
CHAPTER II
ETHNOCENTRISM
1. Definisi Etnosentrisme
Kepercayaan bahwa budaya sendiri memberikan cara yang
paling baik untuk hidup.
Contoh:
Orang Yahudi membedakan manusia menjadi dua
kelompok yaitu Jews dan Gentiles dan menganggap
bahwa Jews merupakan manusia pilihan Tuhan.
Orang Yunani dan Romawi kuno menyebut orang di luar
mereka Barbarian.
Orang Arab menganggap dirinya negara paling mulia dan
Negara lain dibawahnya.
2. Fungsi Etnosentrisme
Mengembangkan atau memelihara kesatuan dalam suatu
kelompok dan memperjelas identitas suatu kelompok.
9
Cross Cultural Understanding
4. Xenophobia
Adalah ethnocentrisme yang sangat kuat.
Contoh: ketidaksenangan terhadap orang asing yang sangat
kuat akan menciptakan paham isolasi, yaitu memaksakan
pemisahan kelompok luar dan kelompok dalam. Masyarakat
xenophobia menghindari kontak dengan budaya yang
berbeda untuk menjauhkan mereka dari ketertularan budaya
asing.
5. Self Awareness
Adalah menganggap budaya sendiri paling tinggi secara
moral di banding yang lain.
Contoh: saat mempelajari suku tertentu, tujuannya hanya
untuk mempertahankan hidup dan masukan wawasan.
6. Cultural Relativism
Adalah menolak cara ethnocentrism dan menekankan bahwa
tidak ada standar perbandingan budaya.
Contoh: budaya suatu kelompok tidak bisa digunakan untuk
mengevaluasi budaya lain.
10
Cross Cultural Understanding
11
Cross Cultural Understanding
12
Cross Cultural Understanding
13
Cross Cultural Understanding
CHAPTER III
VALUE AND INTERCULTURE COMMUNICATION
1. Nilai Budaya
Nilai budaya adalah acuan di mana kita menilai tingkah laku
kita sendiri dan memilih tujuan kita dalam hidup. Nilai
bertindak sebagai pedoman kita terhadap sikap kita,
bagaimana kita bereaksi atas sesuatu, dan memutuskan
sesuatu.
Kelas Nilai
Nilai ditunjukkan dengan 3 cara yang berbeda:
a. Tingkat atau prioritas; nilai dapat dibuat peringkat
berdasarkan tingkat kepentingannya yaitu primer,
sekunder, tersier, atau bahkan tidak memiliki nilai
menurut pandangan suatu kelompok.
b. Derajat kualitas; nilai memiliki derajat kualitas berupa
positif, negative, atau netral.
c. Derajat intensitas; nilai memiliki derajat intensitas yaitu
kuat dan lemah.
Tipe-tipe Nilai
a. Individualisme/ Kolektivisme
b. Mandiri / Ketergantungan
c. Kesejajaran / Status
14
Cross Cultural Understanding
d. Demokrasi / Konsensus
e. Perbaikan diri / Perbaikan kelompok
f. Perkembangan / Stabilitas
g. Tindakan / Hasil
h. Prestasi / Watak
i. Praktis / Spekulatif
j. Tepat waktu / Waktu fleksibel
k. Ketidakformalan / Keformalan
l. Moralitas: mutlak / Disesuaikan dengan kondisi
15
Cross Cultural Understanding
16
Cross Cultural Understanding
2. Kepercayaan Budaya
Kepercayaan adalah pernyataan akan adanya penilaian akhir
yaitu penilaian yang meyakini keberadaan sesuatu atau
kebenaran sesuatu.
Klasifikasi Kepercayaan
a. Kepercayaan pada dan tentang sesuatu
1) Percaya pada sesuatu; kepercayaan akan adanya
keberadaan sesuatu
co: “I believe in God” mempunyai arti tersembunyi
akan keberadaan Tuhan
2) Percaya tentang sesuatu
co: Pernyataan “God is a She or a He” mempunyai arti
adanya hubungan antara keberadaan sesuatu dengan
gender.
b. Kepercayaan mengenai sesuatu yang diketahui seseorang
secara umum adalah benar
co: Matahari yang besinar karena memang memiliki
system tata cahaya.
Bulan merupakan sekumpulan masa yang tidak hidup
dan mengitari bumi dimana cahayanya diperoleh dari
pantulan matahari.
Kita mempelajari kepercayaan ini dari dini dan kita
menerima kepercayaan ini karena kita percaya apa yang
diajarkan kepeada kita
c. Kepercayaan yang kita pegang tetapi tidak dipercayai oleh
orang lain
17
Cross Cultural Understanding
3. Sikap Budaya
Sikap sangat berhubungan dengan kepercayaan. Sikap
merupakan kepercayaan kelompok yang yang berpusat pada
benda, orang, atau gagasan tertentu. Sikap mempengaruhi
kita untuik bertingkah laku dalam suatu cara tertentu. Sikap
dapat diidentifikasikan sebagai kecenderungan yang
diajarkan untuk merespon baik atau buruk terhadap orientasi
benda yang diberikan. Sikap tersebut merupakan
kecenderungan umum untuk kembali bertindak dalam
kebiasaan tertentu yang menunjukkan evaluasi atau penilaian
kita tentang benda, peristiwa, dan manusia.
18
Cross Cultural Understanding
Pembentukan Sikap
Kita tidak dilahirkan dengan sikap. Sikap mulai terbentuk
setelah kita cukup umur untuk memahami lingkungan
sekitar kita. Factor-faktor yang mempengaruhi sikap meliputi
sosialisasi, pengalaman, dan kepribadian.
Karakteristik Sikap
a. Perintah / petunjuk; sikap dapat baik dan buruk.
b. Derajat; sikap dapat menjadi kuat, lunak, ringan, atau
lemah, dan variasinya
c. Ketahanan; sikap dapat berubah tergantung pada derajat
dimana sikap dijalankan.
Belief Characteristics
nature the subject to nature. (2) Humans should be
in harmony with nature. (3) Humans should
control nature.
Doing - being Western cultures want to accomplish things.
Eastern cultures prefer harmonious
interpersonal relations – being rather than
doing.
Humankinds - Humans are perceived as (1) good or evil, or
nature (2) a mix a good of evil.
Linear - In the Western view, life is linear (birth, life,
cyclical death). In the Eastern view, life is cyclical
(birth, life, dead, rebirth) or reincarnation.
Fatalism - In the fatalistic view, something beyond our
control control is responsible for what happens to us.
The opposing view says we are masters of our
own destiny.
20
Cross Cultural Understanding
21
Cross Cultural Understanding
CHAPTER IV
CULTURE AND SOCIAL ORGANIZATION
1. Keluarga
Keluarga didefinisikan sebagai dua atau lebih orang yang
terikat oleh pernikahan atau keturunan dan yang ikut serta
dalam aktivitas sehari-hari.
Fungsi Keluarga
a. Keluarga menghasilkan anak dengan pengakuan
kepemilikan dan status dalam komuinitas.
b. Keluarga memberikan anggotanya cinta dan kasih sayang
serta mendapat dukungan dari masyarakat.
Struktur Kelurga
a. Monogami; pernikahan antara seorang laki-laki dengan
seorang perempuan.
b. Poligami; pernikahan antar seorang laki-laki dengan dua
atau lebih perempuan.
c. Poliandri; pernikahan antara seorang perempuan dengan
dua atau lebih laki-laki.
d. Eksogami; pernikahan dengan kelompok lain
e. Endogami; pernikahan yang membatasi kelompok dalam
satu kelas atau satu suku.
f. Patriarchal; laki-laki sebagai pengontrol ekonomi
keluarga.
g. Matriarchal; perempuan yang dominant dalam perannya
mengurus keluarga.
22
Cross Cultural Understanding
Culture Characteristics
Indonesia Encourages large families, extended family
members live together or close by. A man may
have as many as four wives. Arranged marriages
are found in rural areas.
Jordan Extended family shares close relationship. Older
family members are revered. Marriages are
arranged for the most part. Bride’s family receives
price for allowing marriage. Substantial dowry
goes to bride.
Malaysia Several generations live together in same house.
Cooperation, loyalty, and unity are more
important in family. Young people decide for
themselves whom to marry.
Nigeria Families generally are male-dominated. Polygamy
is common, but the first wife must consent to
subsequent marriage. Children are quite and
respectful, elders cared for. Payment is made for
bride.
2. Pendidikan
a. Informal learning
Pembelajaran informal terjadi saat usia anak belum
memasuki masa sekolah. Anak belajar dari didikan
keluarga, kkelompok masyarakat, dan media. Anak belajar
dari observasi dan peniruan tingkah laku.
23
Cross Cultural Understanding
b. Formal learning
Sekolah memberikan lingkungan pembelajaran sebagai
pendidikan yang lebih terkonsep dan memiliki regulasi
berdasarkan tata keilmuan yang berlaku.
3. Agama
Agama identik dengan ritual; tindakan yang diperbolehkan
dan yang dilarang. Agama memiliki pengaruh yang tinggi
dalam pola budaya.
Tipe-tipe agama
a. Preanimisme; kepercayaan bahawa dunia adalah sesuatu
yang konstan dari perubahan.
b. Animisme; kepercayaan yang menyatakan dunia fisik
maupun social dihuni oleh roh yang mungkin atau tidak
mungkin berasal dari kematian.
c. Monotheisme; kepercayaan yang mengakui adanya satu
Tuhan, meskipun Tuhan dalam arti yang berbeda-beda
antar agama.
d. Polytheisme; kepercayaan yang mengakui beberapa
Tuhan atau yang di Tuhan-kan, dengan Tuhan yang
mengontrol segi-segi alam.
e. Abstrak; agama abstrak menyatakan bahwa pemaksaan
secara total dilakukan manusia dan alam.
25
Cross Cultural Understanding
2,500.00
2,000.00
1,500.00
1,000.00
500.00
0.00
du s
s
ts
s
ks
s
lk
o us
sts
an s
on s
ers
s
t
s lim
Jew
io n
ian
ies
his
Sih
Fo
ani
Hin
Oth
ligi
u ci
ligi
Ath
elig
rist
dd
Mu
se
am
nf
n re
Bu
Re
Ch
ine
wR
Co
Sh
No
b al
Ch
Ne
Tri
4. Lembaga Politik
Sistem politik adalah sebuah kebutuhan bagi setiap budaya
dimana budaya tersebut memiliki suatu proses pembuatan
kebijakan public menurut jenis budaya dan peraturan yang
ada. Struktur politik bisa berupa dictator, pemerintahan
militer, republic sosialis, demokrasi, kerajaan, atau komunis.
Beberapa budaya kesukuan diatur oleh ketua atau dewan.
26
Cross Cultural Understanding
5. Sistem Ekonomi
Sistem perekonomian suatu budaya (negara) tergantung dari
kebijakan penguasa negara (pemerintah) yang mengatur dan
mengelola negara tersebut. System ekonomi dapat berupa
sistem liberal, sosialis, dan demokrasi (campuran).
27
Cross Cultural Understanding
CHAPTER V
VERBAL AND NON-VERBAL COMMUNICATION
1. Pengertian Komunikasi
Carl I. Hovland mendefinisikan komunikasi sebagai
proses di mana seorang individu (komunikator)
mengoperkan perangsang (biasanya lambang-lambang
bahasa) untuk mengubah tingkah laku individu-individu
yang lain (komunikan).
28
Cross Cultural Understanding
b. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal yang digunakan biasanya
berupa bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, simbol-
simbol, pakaian seragam, dan warna. Bentuk komunikasi
nonverbal memilik sifat yang kurang terstruktur sehingga
sulit untuk dipelajari. Komunikasi nonverbal berbeda
dengan komunikasi verbal dalam hal bentuk dan
penyampaian pesan. Komunikasi nonverbal merupakan
sesuatu yang bersifat natural dan tidak pernah
direncanakan sebelumnya.
1) Keunggulan Komunikasi Nonverbal
Kesahihannya (realibility), hal ini berkaitan dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap
kebenaran pesan yang disampaikan dengan
menggunakan bahasa isyarat.
Isyarat-isyarat komunikasi nonverbal sangat efektif
terutama untuk menyampaikan perasaan dan
emosi.
Dengan menggunakan isyarat nonverbal, seseorang
dapat mendeteksi kecurangan atau menegaskan
kejujuran pembicara.
Komunikasi nonverbal juga penting artinya bagi
pengirim dan penerima pesan karena sifatnya
efisien.
29
Cross Cultural Understanding
3. Proses Komunikasi
Menurut Courtland L. Bovee dan John V. Thil proses
komunikasi dapat dibagi menjadi lima tahap:
30
Cross Cultural Understanding
31
Cross Cultural Understanding
c. Kredibilitas
Pengirim pesan harus yakin bahwa penerima pesan adalah
orang yang dapat dipercaya kemampuannya, demikian
juga sebaliknya.
d. Pengendalian
Komunikator dapat mengendalikan reaksi penerima
pesan saat melakukan komunikasi.
e. Kecocokan atau keserasian
Komunikator yang baik selalu dapat menjaga hubungan
persahabatan yang menyenangkan dengan penerima
pesan sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancar
dan tercapai tujuannya.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai
hambatan yang dihadapi dalam komunmikasi dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Membuat suatu pesan secaral lebih berhati-hati. Pesan
hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, sederhana,
mudah dipahami, dan tidak bertele-tele.
b. Meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi.
c. Mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan
si penerima pesan.
32
Cross Cultural Understanding
34
Cross Cultural Understanding
35
Cross Cultural Understanding
CHAPTER VI
INTERCULTURAL COMPETENCE
1. Culture Shock
Definisi
Gagap budaya dapat didefinisikan sebagai berikut:
a. Perasaaan gelisah atau terkejut, tidak ada tujuan, bingung,
dll, yang dirasakan ketika orang berada dalam budaya
berbeda atau lingkungan social yang berbeda.
b. Rasa tidak tahu apa yang harus dilakukan, kurang terarah,
apa yang sesuai atau tidak sesuai dirasakan oleh orang
yang tinggal dalam suatu lingkungan baru.
c. Kebingungan dan perasaan grogi seseorang yang mungkin
dimiliki setelah meninggalkan budaya yang dikenal
kemudian hidup dalam budaya yang baru dan berbeda.
d. Perasaan frustasi dan gelisah sebagai akibat kehilangan
semua simbol dan isyarat yang dikenal dalam pergaulan
social.
36
Cross Cultural Understanding
37
Cross Cultural Understanding
Kompetensi Komunikasi
Untuk dapat berinteraksi dengan baik dengan budaya
berbeda, setiap orang harus memiliki kompetensi dalam
berkomunikasi yang meliputi tiga hal:
a. Cognitive (kesadaran)
Kesadaran akan pengetahuan akan budaya kita,
kebutuhan nilai, kepercayaan, sikap, bahasa, tingkah laku
nonverbal, lembaga social, dan pengaruh dalam
berinteraksi berhubungan.
b. Affective (pengaruh)
Pengaruh terhadap reaksi perasaan kita.
39
Cross Cultural Understanding
c. Tingkah laku
Keahlian kita dalam menggunakan perilaku
berkomunikasi mendorong interaksi yang efektif dan
tepat dengan orang dari budaya lain sebaik
memperlakukan seperti budaya sendiri
40
Cross Cultural Understanding
41
Cross Cultural Understanding
CHAPTER VII
ENRICHMENT: COMPARING CULTURES
AMERIKA
1. Budaya Bisnis
Ujilah ketrampilan Anda dalam berurusan dengan orang
Amerika dalam beberapa pernyataan benar-salah berikut ini,
ujilah pengetahuan umum Anda tentang budaya bisnis dan nilai
budaya orang Amerika.
42
Cross Cultural Understanding
43
Cross Cultural Understanding
44
Cross Cultural Understanding
45
Cross Cultural Understanding
47
Cross Cultural Understanding
48
Cross Cultural Understanding
49
Cross Cultural Understanding
50
Cross Cultural Understanding
bersumpah
Tanyakan apa waktunya tepat Jangan melucu
untuk berbicara
Bicarakan langsung dan jelas Jangan membuat orang
menunggu lama
Tanggapi langsung setiap Jangan mel;etakkan telepon
permintaan tiba-tiba
Tinggalkan pesan jika orang Jangan makan sesuatu saat
yang ditelepon tidak di menelepon
tempat
51
Cross Cultural Understanding
52
Cross Cultural Understanding
JEPANG
53
Cross Cultural Understanding
54
Cross Cultural Understanding
EROPA
55
Cross Cultural Understanding
56
Cross Cultural Understanding
57
Cross Cultural Understanding
58
Cross Cultural Understanding
59
Cross Cultural Understanding
60
Cross Cultural Understanding
61
Cross Cultural Understanding
62
Cross Cultural Understanding
CHINA
63
Cross Cultural Understanding
64
Cross Cultural Understanding
65
Cross Cultural Understanding
ARAB
66
Cross Cultural Understanding
67
Cross Cultural Understanding
68
Cross Cultural Understanding
The following chart lists several do’s and don’ts for appropriate
behavior in Japan. Compare each item with what is considered
polite or usually done in Central Java by checking the
appropriate boxes.
No. Do’s and Don’ts Same Different
1 It’s possible to eat or drink
something while walking down the
street.
2 It is impolite to pour your own
drink when eating with others –
69
Cross Cultural Understanding
70
Cross Cultural Understanding
71
Cross Cultural Understanding
72
Cross Cultural Understanding
Canadians from
Quebec are bilingual
8 in English and French
Australians are
impolite because they
call their bosses by
9
their first name
73
Cross Cultural Understanding
Situation 1:
Darri from America and her Japanese husband, Hiroshi, slept on
a futon, a Japanese-style mattress pad and quilts, which are hung
out to air as often as possible. Because Darri and Hiroshi lived in
an apartment, they hung the futons over the balcony, which she
always did “the side we sleep on facing out to get the most air
and sun.” Hiroshi regularly got angry with her for not hanging
them so that the pretty side was out for others to see.
Darris’s Value :
Hiroshi’s Value :
Situation 2:
Helga from Germany is married to a man from Libya who “moves
to a different beat”. He refuses to wear a watch because he
doesn’t need it. Helga says, “I go mad when he says he’s going
out for 15 minutes and comes back three hours later without any
explanation. I have no schedules to work my day around , can
never count on him to be on time for anything – movies, parties,
even dinner. He’s never ever on time. He believes in eating when
he is hungry.”
Helga’s Values :
Her Libyan Husband’s values :
Situation 3:
After living in London for some years. Yvette from France and
her Kuwaiti husband Ali moved to Kuwait. Yvette complained
that had little time alone together because Ali’s friend came
around all the time and used their house freely. What was theirs
was everybody’s.
74
Cross Cultural Understanding
Yvette’s Values :
Ali’s Values :
Some people blame fate for their misfortune. Others believe they
are responsible. Who do you blame – fate or your self? In the
following, select one of the two choices.
_______ 1. a) Many personal troubles are caused by bad luck.
75
Cross Cultural Understanding
76
Cross Cultural Understanding
Referensi
77