0% found this document useful (0 votes)
18 views12 pages

ID Multiplier Effect Industri Pariwisata CA

This document summarizes a research paper on the multiplier effect of the Muara Takus Temple tourism industry on the economy of the local community in District XII Koto Kampar, Kampar Regency, Riau Province, Indonesia. The study aims to identify the characteristics, perceptions, and multiplier effect. It finds that the perception of visitors is 54% good enough, businesses 65% good, and labor 66% good. Using the Keynesian income multiplier model, it determines the multiplier effect to be 2.6, indicating the existence of Muara Takus tourism has a quite large economic impact on the local economy.

Uploaded by

Daralita fathah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
18 views12 pages

ID Multiplier Effect Industri Pariwisata CA

This document summarizes a research paper on the multiplier effect of the Muara Takus Temple tourism industry on the economy of the local community in District XII Koto Kampar, Kampar Regency, Riau Province, Indonesia. The study aims to identify the characteristics, perceptions, and multiplier effect. It finds that the perception of visitors is 54% good enough, businesses 65% good, and labor 66% good. Using the Keynesian income multiplier model, it determines the multiplier effect to be 2.6, indicating the existence of Muara Takus tourism has a quite large economic impact on the local economy.

Uploaded by

Daralita fathah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 12

MULTIPLIER EFFECT INDUSTRI PARIWISATA CANDI MUARA

TAKUS TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT


DI KECAMATAN XII KOTO KAMPAR
KABUPATEN KAMPAR

Oleh :
Muhammad Ikhsan
Pembimbing : Mardiana dan Deny Setiawan

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email : [email protected]

Multiplier Effect Of Tourism Industry Muara Takus Temple On


Economic Community In District District
XII Koto Kampar Kampar

ABSTRACT
The research was carried on in Kampar regency precisely in the District XII Koto
Kampar. This study was conducted in Kampar regency located in District XII
Koto Kampar. This study aims to (1) Identify the characteristics of visitors,
businessmen and labor (2) To identify the perception of the condition of Tourism
Muara Takus by visitors, businesses and workers in the tourist area (3)
Measuring multiplier effet that caused by Muara Takus tourist activities on the
economy of the community. The method used is descriptive method. By sampling
methods Quota sampling techniques using Sampling Insidential election. In
assessing the perception of using Rating Scale and analyzing the economic impact
of travel activty in Muara Takus using Keynesian Income Multiplier to see the
impact directly, impact indirectly and impact advance are processed using a
computer application Microsoft Excel 2010. The results of this study showed the
perception of visitor 54% is good enough, the perception of buisnesses 65% good
and perception of labor 66% good, For value of Keynesian income multiplier is
2.6, Income Multiplier Ratio Type I with a value of 1, and the ratio of Type II
income multiplier of 1.19, in accordance with the provisions (META, 2001) if the
YDOXH RI .H\QHVLDQ LQFRPH PXOWLSOLHU • ZKLFK PHDQV WKDW WKH H[LVWHQFH RI
Muara Takus tourism has economic impact on the economy of the local
community is quite large.

Keywords: Characteristics, Perception and Multiplier Effect

PENDAHULUAN menghasilkan pertumbuhan


ekonomi, karena dapat menyediakan
Industri pariwisata merupakan lapangan kerja, menstimulasi
salah satu cara yang tepat dalam berbagai sektor produksi, serta
meningkatkan kemajuan ekonomi memberikan kontribusi secara
masyarakat baik lokal maupun global langsung bagi kemajuan-kemajuan
(Utami 2013). Pariwisata mampu dalam usaha- usaha pembuatan dan
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 689
perbaikan pelabuhan, jalan raya, Mancanegara, hal ini di karenakan
pengangkutan serta mendorong situs yang ditemukan Arkeolog
pelaksanaan program kebersihan dan tahun 1860 Cornet D.Groot memiliki
kesehatan, proyek sarana budaya, keterkaitan dengan kerajaan
pelestarian lingkungan hidup dan Sriwijaya dan pada tahun 2014 di
sebagainya yang dapat memberikan adakan seminar internasional di tajah
keuntungan dan kesenangan baik Pemerintah Kabupaten Kampar dan
kepada masyarakat setempat maupun .13, .DPSDU \DQJ EHUWHPD ³%HGDK
wisatawan mancanegara. Sejarah Kampar sebagai pusat
Kekayaan akan sumber daya Kejayaan Melayu Tertua di
alam yang dimiliki Indonesia 1XVDQWDUD´, hal ini juga ada nya
menjadi potensi untuk kaitan antara candi muara takus dan
mengembangkan industri pariwisata perdaban melayu tertua di nusantara.
terutama pada wisata alam (nature Keunikan yang dimiliki
tourism) dan wisata budaya (cultural bangunan candi dimana terbuat dari
tourism). Maka dari itu pariwisata batu bata, batu pasir, dan batu
belakangan ini selalu menjadi pusat sungai, yang berbeda dengan
perhatian pemerintah untuk menarik kebanyakan candi lain nya di
wisatawan untuk mengunjunginya. Indonesia yang menggunakan batu
Fenomena pariwisata di andesit seperti candi Borobudur, dan
Indonesia di awali pada tahun 1988 Prambanan. Candi Budha ini yang di
yang di tandai dengan tahun Kelilingi oleh tembok berukuran 74
kunjungan seni dan budaya melalui x 74 cm yang terbuat dari batu putih
program ini wisatawan dipicu untuk dan tembok tanah berukuran 1,5 x
datang dan menyaksisakan seni dan 1,5 meter mengililingi kompleks
budaya yang ada di Indonesia dan candi sampai ke pinggir sungai
berlanjutnya program tahun Kampar kanan. Di komplek ini
kunjungan 1991 Karena hal tersebut terdapat 4 bangunan candi yakni
wisatawan mancanegara termotivasi Candi Mahligai, Candi Tua, Candi
datang ke Indonesia ( Hayati 2014). Bungsu, dan Candi Palangka.
Objek wisata dan daya tarik
Propinsi Riau yang kaya akan wisata merupakan dasar bagi
budaya dan potensi alam yang pariwisata, tanpa adanya daya tarik
melimpah dan di dukung oleh wisata tentu dalam pengembangan
berbagai fakta kesesejarahan. akan mengalami kendala. Penilitan,
Kabupaten Kampar adalah salah inventarisasi dan evaluasi sebelum
satunya yang memiliki potensi alam faktor pendorong pendukung objek
dan wisata situs purbakala yang telah wisata dikembangkan disuatu areal
mendunia yaitu Candi Muara Takus, tertentu merupakan hal penting yang
berlokasi di desa Muara Takus, harus di perhatikan didalam
Kecamatan XIII Koto, Kampar, pengembangan pariwisata.
Propinsi Riau yang berjarak dari kota Pembangunan kepariwisataan
Pekanbaru 135 kilometer atau sekitar menurut UU No. 9 Tahun 2010
2 jam perjalanan darat dan hanya tentang kepariwisataan bertujuan
berjarak 20 Kilometer dari jalan untuk meningkatkan pertumbuhan
lintas Riau ± Sumatera Barat. ekonomi, meningkatkan
Candi Muara Takus memiliki kesejahteraan rakyat, menghapus
daya tarik yang kuat terhadap kemiskinan, mengatasi
wisatawan Domestik dan pengannguran, melestarikan alam,
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 690
lingkungan dan sumber daya, wisatawan yang berkunjung ke
memajukan kebudayaan, wisata Candi Muara Takus di
mengangkat citra bangsa, memupuk kecamatan XII Koto Kampar. 2)
rasa cinta tanah air,memperkukuh Mengidentifikasi presepsi
jati diri dan kesatuan bangsa, dan pengunjung tentang wisata Candi
mempererat persahabatan Muara Takus di kecamatan XII
antarbangsa, yang meliputi industri Koto Kampar. 3) Untuk mengetahui
pariwisata, pemasaran dan apakah terdapat Multiplier Effect
kelembagaan kepariwisataan. Industri pariwisata Candi Muara
Dilihat dari Geografis, Candi Takus terhadap perekonomian
Muara Takus sangat berpotensi di masyarakat di kecamatan XII Koto
kembangkan dan diyakini mampu Kampar.
meningkatkan taraf perekonomian
masyarakat lokal, namun hal ini
sangat bertolak belakang dengan TELAAH PUSTAKA
fenomena yang ada. Wacana dalam
pembangunan candi muara takus Definisi Pariwisata
sebagai sebagai kawasan wisata Menurut Keputusan Menteri
unggulan di Propinsi Riau belum Dalam Negeri (Kepmendagri)
melihat kan kemajuan dan berbagai pariwisata adalah perjalanan dari satu
aspek perekonomian. tempat ke tempat lain yang dilakukan
Sehubungan dengan hal oleh perorangan atau kelompok
tersebut diatas, maka perlu dilakukan sebagai usaha untuk mencari
suatu pengkajian ilmiah terhadap keseimbangan dan kebahagiaan
Multiplier Effect Industri Pariwisata dengan lingkungan hidup dalam
Candi Muara Takus Terhadap dimensional budaya, alam, dan ilmu
Perekonomian Masyarakat di yang sifatnya sementara.
Kecamatan XII Koto Kampar Pariwisata adalah kegiatan
Kabupaten Kampar. yang tidak sekedar untuk bersenang-
Berdasarkan uraian ini, maka senang atau melakukan perjalanan
permasalahan yang akan di lihat dan melepaskan diri dari rutinitas
dalam penelitian ini adalah: 1) kerja namun selain itu dalam
Bagaiamana Karakteristik kegiatan tersebut juga terkandung
pengunjung, pelaku usaha, tenaga banyak unsur marginalisasi terhadap
kerja terhadap industri pariwisata pihak lemah melalui berbagai cara
Candi Muara Takus di kecamatan mulai dari yang bersifat soft,
XII Koto Kampar. 2) Bagaiamana misalnya kerja sama manajemen
presepsi pengunjung, pelaku usaha, internasional dan pinjaman dana
tenaga terhadap industri pariwisata investasi sampai pada penggusuran
Candi Muara Takus di kecamatan dan sebagainya (Sirsang dalam
XII Koto Kampar. 3) Apakah Belinda, 2010).
terdapat Multiplier Effect Industri
pariwisata Candi Muara Takus Industri Pariwisata
terhadap perekonomian masyarakat Menurut Medlik (1981), setiap
yang ada di kecamatan XII Koto produk, baik yang nyata maupun
Kampar. maya yang disajikan untuk
Dan adapun tujuan yang ingin memenuhi kebutuhan tertentu
dicapai dari penelitian ini adalah: 1) manusia, hendaknya dinilai sebagai
Mengidentifikasi Karakteristik produk industri Sebagaimana yang
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 691
dikemukakan UNWTO (United baik berupa teknologi modern
Nations World Tourism Organiation) maupun teknologi yang telah
dalam the International kuno. Misalnya: Museum Kereta
Recommendations for Tourism Api Kuno di Ambarawa.
Statistics 2008, Industri Pariwisata 4) Historical tourism, adalah jenis
meliputi; Akomodasi untuk pariwisata yang biasanya
pengunjung, Kegiatan layanan merupakan monumen atau tugu
makanan dan minuman, Angkutan untuk mengingat suatu peristiwa
penumpang, Agen Perjalanan Wisata heroik yang pernah terjadi di
dan Kegiatan reservasi lainnya, daerah tersebut. Contoh:
Kegiatan Budaya, Kegiatan olahraga Monumen Palagan Ambarawa,
dan hiburan. Monumen Pancasila Sakti di
Lubang Buaya Jakarta.
Jenis-jenis Pariwisata 5) Agro wisata, adalah perjalanan
Menurut (Hermantoro dalam wisata yang dilakukan ke
Yuwana, 2010: 35) membedakan proyek-proyek pertanian,
pariwisata Menurut objeknya perikanan, ladang pembibitan
menjadi 8 jenis yaitu : dan sebagainya.Untuk jenis
1) Cultural tourism, adalah jenis pariwisata ini, wisatawan dapat
pariwisata dimana motivasi mengadakan kunjungan dan
orang-orang yang melakukan peninjauan untuk studi atau
perjalanan karena adanya daya menikmati segarnya daerah
tarik dari seni budaya suatu pertanian, tanaman yang
daerah atau tempat tertentu. Jadi beraneka ragam jenis dan
objek kunjungannya adalah warnanya, proses pembibitan
warisan nenek moyang berupa berbagai macam tanaman dan
benda-benda kuno atau situs- sebagainya. Misalnya: Agro
Situs kuno yang memiliki nilai Tlogo di Kabupaten Semarang.
sejarah. Contoh:Candi 6) Recuperational tourism, jenis
Borobudur. pariwisata ini sama dengan
2) Natural tourism, adalah kegiatan pariwisata kesehatan. Tujuan
pariwisata yang menjual orang-orang tersebut berwisata
keindahan alam untuk menarik adalah untuk menyembuhkan
wisatawan untuk datang penyakit. Contoh: Pemandian air
berkunjung menikmati alamnya, panas di Ciater.
udaranya dan segala fasilitas 7) Religion tourism, perjalanan
yang ada didalamnya. Objek wisata yang dilakukan bertujuan
wisata ini biasanya mempunyai untuk melihat atau menyaksikan
daerah penyangga, dan mengikuti upacara-Upacara
contohnya:Gunung Ungaran keagamaan atau juga untuk
dengan Gedong Songonya yang mendatangi tempat-tempat
memiliki wisata Bandungan tertentu yang dianggap memiliki
sebagai daerah wisata nuansa agamis yang begitu
penyangga. kental. Conto : Ziarah
3) Technological tourism, adalah Walisongo.
jenis pariwisata yang 8) Shopping tourism, adalah jenis
menyajikan teknologi-teknologi pariwisata yang menonjolkan
yang ada namun langka atau sisi penjualan produk tertentu
tidak mudah mendapatkannya khas dari wilayah tersebut.
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 692
Misalnya: PKL (Pedagang Kaki seseorang dalam masyarakat
Lima) di Jalan Malioboro berkaitan dengan orang lain dalam
Yogyakarta ataupun kerajinan arti lingkungan pergaulan,
perak di Kotagede Yogyakarta. prestasinya, dan hak-hak serta
kewajibannya dalam hubunganya
Aspek Ekonomi Pariwisata dengan sumber daya, dimana kondisi
Menurut Nyoman (2003) ekonomi yang saling berkaitan
meneliti kepariwisataan ditinjau dari dengan individu dan individu lainya
segi ekonomi, menurutnya pengaruh secara bersama dalam memenuhi
ekonomi atau keuntungan yang kebutuhan, keinginan dalam
paling jelas akibat adanya industri memanfaatkan sumber daya yang
pariwisata adalah mendatangkan ada.
devisa serta terciptanya kesempatan
kerja bagi masyarakat luas dan Dampak Ekonomi
negara penerima wistawan tersebut Dampak ekonomi dari kegiatan
untuk meningkatkan tingkat wisata atau berbagai kegiatan
pendapatan dan standar hidup ekonomi dapat dikelompokkan pada
mereka. tiga kategori (Menurut Ennew dan
Linberg dalam Prasetio, 2011:12),
Masyarakat yaitu manfaat langsung, tidak
Masyarakat adalah sejumlah langsung dan lanjutan. Manfaat
manusia yang merupakan satu langsung dapat diakibatkan dari
kesatuan golongan yang pengeluaran wisatawan yang
berhubungan tetap dan mempunyai langsung, seperti pengeluaran untuk
kepentingan yang sama,seperti: restoran, penginapan, transportasi
sekolah, keluarga, perkumpulan, lokal dan lainnya. Selanjutnya, unit
negara semua adalah masyarakat usaha yang menerima dampak
(Saragih, 2009). langsung tersebut akan
membutuhkan input (bahan baku dan
Pelaku Usaha tenaga kerja) dari sektor lain, dan hal
Pengertian pelaku usaha ini akan menimbulkan dampak tidak
menurut Undang-Undang langsung. Selanjutnya jika pada
Perlindungan Konsumen yang sektor tersebut mempekerjakan
terdapat dalam pasal 1 angka 3 yaitu tenaga kerja lokal, pengeluaran dari
Setiap orang perseorang atau badan tenaga kerja lokal akan menimbulkan
usaha, baik maupun berbadan hukum dampak lanjutan di lokasi wisata
maupun bukan badan hukum yang tersebut.
didirikan dan berkedudukan atau Dampak lanjutan adalah
melakukan kegiatan dalam wilayah perubahan dalam kegiatan ekonomi
hukum Negara Republik Indonesia, yang dihasilkan dari pengeluaran
sendiri maupun bersama-sama rumah tangga dari pendapatan yang
melalui perjanjian menyelengarakan diperoleh secara langsung atau tidak
kegiatan usaha dalam berbagai langsung dari wisata, misalnya saja
bidang ekonomi. pegawai restoran atau parkir yang
didukung secara langsung maupun
Kondisi Ekonomi tidak langsung oleh kegiatan wisata
Menurut Soekanto (2001) membelanjakan pendapatan mereka
dalam buku sosiologi pengantar, di daerahnya untuk perumahan,
kondisi ekonomi adalah posisi
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 693
makanan, transportasi, dan Menurut Slameto (2010),
kebutuhan lainnya. Presepsi adalah proses yang
menyangkut masuknya pesan atau
Konsep Multiplier effect informasi kedalam otak manusia,
Keunikan industri pariwisata melalui presepsi manusia terus
terhadap perekonomian berupa menerus mengadakan hubungan
dampak ganda (multiplier effect) dari dengan lingkungannya. Hubunga ini
pariwisata terhadap ekonomi dilakukan lewat inderanya, yaitu
(Ismayanti dalam Belinda, 2013). indera pengelihat, pendengaran,
Pengukuran multipiler effect peraba perasa dan pencium. Jika
merupakan pengaruh pengeluaran dikaitkan dengan presepsi terhadap
tambahan yang diperkenalkan dalam kondisi wisata adalah penilaian yang
ilmu ekonomi Nilai multiplier effect diberikan oleh pengunjung, pelaku
ekonomi merupakan nilai yang usaha, tenaga kerja, dan pengelola
menunjukan sejauh mana (stakeholder) terhadap segala sesuatu
pengeluaran wisatawan akan yang berhubungan dengan kondisi
menstimulasi pengeluaran lebih wisata
lanjut, sehingga pada akhirnya Gambar 1
meningkatkan aktivitas ekonomi di Kerangka Penelitian
tingkat lokal. Konsep multiplier
dapat dilihat dari jenis dampak
secara langsung, tidak langsung dan
dampak lanjutan yang
mempengaruhi akibat dari tambahan
pengeluaran pengunjung ke dalam
ekonomi lokal atau ekonomi
nasional.
Menurut (META 2001 dalam
Prasetio 2011) formula untuk
menghitung nilai pengganda dari
pengeluaran wistawan; (1) Lokal
pendapatan Keynesian Multiplier
dimana nilai yang dihasilkan dari Sumber : Data Olahan, 2016
pengeluaran lebih atau pengurangan
dari pengeluaran yang digandakan METODE PENELITIAN
untuk mengetahui penambahan dan Penelitian ini dilakukan di
pengurangan pendapatan lokal. Kabupaten Kampar dengan obyek
Keynesian merupakan metode nya pariwisata Candi Muara Takus di
terbaik untuk merefleksikan Kecamatan XII Koto Kampar.
keseluruhan dampak dari Pemilihan lokasi penilitian di daerah
pengeluaran lebih dari wisata. (2) ini karena wisatawan domestik
Rasio pendapatan multiplier yakni maupun manca negara menjadikan
nilai yang diperoleh dari peningkatan ini tujuan utama berlibur ke
dan penurunan pendapatan langsung Kabupaten Kampar.
dari ekonomi lokal yang digandakan Ada tiga obyek yang diteliti
untuk memperoleh hasil peningkatan dalam penelitian ini, yaitu
dan penurunan total pendapatan lokal pengunjung, pelaku usaha, dan
tenaga kerja. Pengambilan responden
Persepsi
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 694
digunakan untuk mencari informasi Metode analisis data yang digunakan
yang berkaitan dengan tujuan-tujuan pada penelitian ini adalah analisis
penelitian. deskriptif, dan analisis dampak
Metode dalam penentuan berganda (Multiplier Effect) dan
sampel menggunakan Quota diolah dengan aplikasi komputer
Sampling ini dipilih karena Microsoft Exel 2010.
memastikan bahwa berbagai subgrup
dalam populasi telah terwakili 1) Metode Deskriptif
dengan berbagai karakteristik sampel Dalam membahas data yang
sampai batas tertentu seperti yang diperoleh peneliti, menggunakan
dikehendaki oleh peneliti, dalam metode deskriptif kualitatif dan
quota sampling peneliti menentukan kauntitatif, dengan cara menjelaskan
target terget kuota yang dikehendaki. presepsi Persepsi pengunjung, pelaku
Keunggulan Quota sampling adalah usaha, tenaga kerja. Penilaian ini
memungkinkan pengumpulan data dilakukan terhadap sarana dan
dengan cepat, dan biaya yang rendah prasarana, fasilitas, kebersihan,
( Kuncoro, 2009) akomodasi, sikap, dan pengelolaan
yang terdapat pada objek wisata.
Persepsi atau penilaian yang
Lokasi Penelitian diberikan oleh pengujung, pelaku
Penelitian ini dilakukan di usaha, dengan Rating Scale dimulai
Kabupaten Kampar dengan dari 1 sampai 5, dimana 1 = sangat
obyeknya pariwisata Candi Muara tidak baik, 2 = tidak baik, 3= cukup
Takus di Kecamatan XII Koto baik, 4 = baik, dan 5 = sangat baik.
Kampar. Pemilihan lokasi penilitian
di daerah ini karena wisatawan 2) Analisis Efek Berganda
domestik maupun manca negara (Multiplier Effect Analysis)
menjadikan ini tujuan utama berlibur Dampak ekonomi ini dapat
ke Kabupaten Kampar diukur dengan menggunakan efek
pengganda atau multiplier effect dari
Populasi dan Sampel arus uang yang terjadi. Berdasarkan
Ada tiga obyek yang diteliti META (2001) Dalam mengukur
dalam penelitian ini, yaitu dampak ekonomi kegiatan pariwisata
pengunjung, pelaku usaha, dan di tingkat lokal terdapat dua tipe
tenaga kerja. Pengambilan responden pengganda, yaitu :
digunakan untuk mencari informasi 1) Keynesian Local Income
yang berkaitan dengan tujuan-tujuan Multiplier yaitu nilai yang
penelitian, terdapat seluruh populasi menunjukan berapa besar
yang dijadikan sampel yaitu pengeluaran wisatawan
sebanyak 20 orang pengunjung, 10 berdampak pada peningkatan
pelaku usaha dan 10 tenaga kerja. pendapatan masyarakat lokal
berupa pemilik usaha dan
Metode Analisis Data tenaga kerja
Analisis data digunakan untuk 2) Income Multiplier Ratio yaitu
pengolahan data-data yang telah nilai yang menunjukan
didapat menjadi lebih sederhana agar seberapa besar dampak
mudah untuk dipahami dan langsung yang dirasakan dari
diinterpretasikan. pengeluaran wisatawan
berdampak pada keseluruhan
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 695
Pendapatan lokal (berupa Karakteristik Pengunjung
pendapatan pemilik usaha, Responden yang menjadi objek
pendapatan tenaga kerja, serta dalam penelitian ini adalah para
pengeluaran konsumsi di wisatawan yang berkunjung ke objek
tingkat lokal). wisata candi muara takus di
Secara sistematis dirumuskan : kecamatan XII Koto Kampar. Biaya
yang dikenakan oleh UPTD untuk
pengunjung anak-anak sebesar Rp
3.000 daan untuk dewasa sebesar Rp
4.000 untuk biaya parkir roda dua Rp
2.000, roda empat Rp 5.000 dan
untuk kendaraan umum bus sebesar
Rp 10.000.
Dimana :
E :Jumlah pengeluaran pengunjung
Karakteristik Pelaku Usaha
(rupiah)
Responden yang menjadi
D :Pendapatan pemiliki usaha yang
obyek dalam penelitian ini adalah
diperoleh secara langsung dari E
para pelaku usaha yang memiliki unit
N :Pendapatan tenaga kerja yang
usaha di sekitar lokasi objek wisata
diperoleh secara tidak langsung
Candi Muara Takus Kecamatan XII
dari E (rupiah)
Koto Kampar dimana
U :Pengeluaran tenaga kerja yang
mengidentifikasi terkait karakteristik
diperoleh secara lanjutan dari E
dari pelaku usaha terkait umur, jenis
(rupiah)
kelamin, pendidikan, lama usaha,
Nilai Keynesian Local Income
lama bekerja perhari, lama bekerja
Multiplier, Ratio Income Multiplier
dalam mingguan, dan jumlah tenaga
Tipe I, Ratio Income Multiplier Tipe
kerja.
II memiliki kriteria-kriteria sebagai
Pelaku usaha yang berada
berikut:
disekitar obyek Candi Muara Takus
1. Apabila nilai-nilai tersebut kurang
merupakan 100% penduduk lokal
GDUL DWDX VDPD GHQJDQ QRO ”
yang berdomisili didaerah tersebut.
maka lokasi wisata tersebut belum
Sebagian besar usaha mereka adalah
mampu memberikan dampak
berjualan makanan dan minuman,
ekonomi terhadap kegiatan
berjualan souvenir, sewa toilet dan
wisatanya,
alata-alat lainya dimana masyarakat
2. Apabila nilai-nilai tersebut
merasakan manfaat dari adanya
diantara angka nol dan satu (0 < x
kunjungan wisatawan ke objek
< 1), maka lokasi wisata tersebut
wisata seperti tambahan pendapatan.
masih memiliki nilai dampak
ekonomi yang rendah, dan
Karakteristik Tenaga Kerja
3. Apabila nilai-nilai tersebut lebih Tenaga kerja yang berkerja
EHVDU DWDX VDPD GHQJDQ VDWX • pada unit usaha yang ada di Candi
maka lokasi wisata tersebut telah Muara Takus merupakan penduduk
mampu memberikan dampak lokal setempat, dimana karakteristik
ekonomi terhadap kegiatan yang dibahas dalam hal ini adalah
wisatanya. umur, jenis kelamin, pendidikan,
lama usaha, lama bekerja perhari,
HASIL PENELITIAN lama bekerja dalam mingguan, dan
jumlah tenaga kerja. Dalam
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 696
pengambilan sampel penilitian ini dikarenakan rata rata pelaku usaha
berasal dari tenaga kerja yang juga memiliki usaha penginapan
bekerja pada unit usaha pembuatan yang dimana biasanya penginapan
souvenir, toilet, dan penjual makanan untuk orang orang yang berdinas di
dan minuman yang ada di lokasi pemerintahan dan peneliti yang
Candi Muara Takus. terkait urusan di Candi Muara Takus.
Gambar 3
Persepsi Pengunjung Persentase Persepsi Pelaku Usaha
Gambar 2
Persentase Persepsi Pengujung

Sumber: Data Olahan, 2016

Sumber : Data Olahan, 2016 Persepsi Tenaga Kerja


persentase terhadap persepsi
Persentase penilaian secara tenaga kerja terhadap kondisi wisata
keseluruhan oleh pengunjung Candi Muara Takus dimana toilet,
terhadap kondisi objek wisata yaitu tempat sampah, kebersihan, tempat
cukup baik dimana untuk kondisi duduk, toko cendramata, tempat
tempat ibadah, tempat sampah, ibadah, keamanan dan sikap
Warung makan, toko cendramata, masyarakat memiliki penilaian baik
tempat duduk hal ini disebabkan oleh tenaga kerja, untuk sarana
karena banyak pengunjung yang tempat bermain anak responden
kurang puas terhadap fasilitas yang memberikan penilaian sangat tidak
serba tidak lengkap, tempat bermain baik hal ini disebabkan karena
anak dan penginapan memiliki fasilitas bermain memang belum
penilaian yang sangat tidak baik oleh diperhatikan dalam pengelolaan oleh
pengunjung dinas pariwisata kabupaten kampar
di area wisata Candi Muara Takus,
Persepsi Pelaku Usaha padahal ini sangat penting untuk
Pelaku usaha yang terlibat menambah daya tarik pengunjung.
dalam industri pariwisata Candi Gambar 4
Muara takus ini juga memberikan Persentase Persepsi Pelaku Usaha
penilaian terhadap kondisi wisata
dengan nilai baik untuk fasilitas
toilet, tempat sampah, kebersihan,
tempat ibadah, tempat duduk,
keamanan, sikap masyarakat
disekitar.
Untuk tempat bermain anak
diberikan nilai sangat tidak baik dan
pada penunjuk arah, penginapan, Sumber: Data Olahan, 2016
warung makan, dan aksebilitas
diberikan nilai cukup baik hal ini Hasil Multiplier Effect
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 697
Dampak dari pengeluaran (berupa pendapatan pemilik unit
wisatawan di candi muara takus yang usaha, pendapatan tenaga kerja lokal
datang berkunjung bisa diukur dan pengeluaranya untuk konsumsi
dengan nilai efek pengganda atau tingkat lokal).
multiplier effect dari aliran uang
yang terjadi. Nilai pengganda PEMBAHASAN PENELITIAN
digunakan untuk mengukur efek Kegiatan wisata candi muara
langsung, tidak lagsung dan takus mampu berkontribusi cukup
lanjutan. besar pada kesejahteraan masyarakat
Tabel 1 lokal khususnya yang bekerja yang
Multiplier Effect memiliki usaha. Hal ini ditunjukkan
Kriteria Nilai oleh nilai multiplier effect dari
Multiplier pendapatan. Oleh karena itu peran
Keynesian income pemerintah sangat dibutuhkan dalam
26 pembangunan sarana dan prasarana
Multiplier wisata yang dapat meningkatkan
Ratio income dampak ekonomi yang dirasakan
1 oleh masyarakat lokal, dimana sesuai
Multiplier Tipe I dengan penelitian yang telah
Ratio income dilakukan oleh (Belinda, 2013)
1,19 bahwa wisata alam tanjung didanau
multiplier Tipe II singkarak memberikan dampak
Sumber : Data Olahan, 2016 ekonomi yang nyata bagi masyarakat
lokal, yang meliputi dampak lansung,
Dari tabel di atas dapat dilihat tidak lansung dan lanjutan yang di
bahwa nilai Keynesian income ukur dengan multiplier effect dimana
Multiplier adalah sebesar 2,6 dimana hasilnya Keynesian Income
nilainya >1 yang artinya lokasi Multiplier adalah sebesar 1,14, Ratio
wisata candi muara takus mampu Income Multiplier Tipe I adalah
memberikan dampak ekonomi yang sebesar 1,19 dan Ratio Income
cukup besar terhadap kegiatan wisata Multiplier Tipe II adalah 1,36.
yang ada karena disebabkan Penelitian selanjutnya yang
pengeluaran pengunjung terhadap sesuai adalah (Prasetio, 2011) dari
peningkatan masyarakat lokal, untuk hasilnya bahwa wisata bahari Teluk
nilai Ratio income Multiplier Tipe I Ratai memberikan efek ekonomi
dengan nilai 1 yang artinya yang nyata bagi masyarakat loka
peningkatan pendapatan unit usaha khususnya yang bekerja pada sektor
dari pengeluaran pengunjung akan dan unit usaha yang berkaitan
mengakibat mengakibat peningkatan dengan kegiatan wisata. Efek
pada dampak lansung dan dampak ekonomi yang ditimbulkan dari
tidak lansung (pendapatan pemilik kegiatan wisata tersebut merupakan
unit usaha dan tenaga kerja lokal). dampak langsung, dampak tidak
Dan Ratio income multiplier Tipe II langsung, dan dampak induce yang
sebesar 1,19 dimana peningkatan diukur dengan nilai efek pengganda
dari pengeluaran pengunjung (multiplier effect), dimana dari hasil
mengakibatkan peningkatan pada penelitian ini didapatkan nilai
pendapatan masyarakat yang multiplier effect sebesar 1,68 untuk
meliputi dampak lansung, dampak Keynesian Income Multiplier, 1,06
tidak lansung dan dampak lanjutan untuk Ratio Income Multiplier tipe I,
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 698
dan 1,10 untuk Ratio Income dampak lanjutan yang diukur
Multiplier tipe II. dengan nilai efek pengganda
(multiplier effect), dimana dari
SIMPULAN DAN SARAN hasil penelitian ini didapatkan
nilai multiplier effect sebesar 2.6
Simpulan untuk Keynesian Income
Berdasarkan hasil Pembahasan Multiplier, 1 untuk Ratio Income
serta penelitian yanga telah di Multiplier tipe I, dan 1.19 untuk
lakukakan pada bab sebelumnya, Ratio Income Multiplier tipe II.
maka dapat di ambil kesimpulan
sebagai berikut : Saran
1) Wisatawan yang berkunjung ke Adapun beberapa saran yang
objek wisata candi muara takus dapat diberikaan penulis adalah
umumnya memiliki usia 17-46 sebagai berikut :
tahun. Pelaku usaha yang ada di 1) Pemerintah dan juga pengelola
Candi Muara Takus memiliki lebih mampu untuk
usia 30-45 tahun yang rata-rata memprioritaskan industri
jenjang pendidikannya hanya pariwisata candi muara takus
sampai SMP dan SMA, dimana untuk menjadi wisata yang
jenis usahanya dari Penjual meningkatkan perekonomian
makanan dan minuman, toilet, masyarakat lokal agar mampu
penjual cendramata dan jasa menjadi wisata unggulan dan
penyewaan lainya. Sedangkan meningkatkan promosi baik di
tenaga kerja memiliki usia 27-42 media cetak dan lainya.
tahun yang yang berasal dari 2) Dalam meningkatkan dampak
masyaraat lokal yang ekonomi yang merata bagi
mendominasi berjenis kelamin masyarakat lokal agar adanya
perempun dan memiliki tingkat peningkatan mutu pendidikan
pendidikan terakhir hanya SMP bagi masyarakat lokal supaya
dan SMA serta berkerja 6-13 jam dapat melihat peluang usaha
perhari. yang ada disekitar lokasi
2) Persepsi dari pengunjung terhadap kegaiatan wisata.
kondisi wisata sebesar 54% yaitu 3) Diharapkan karya ilmiah
cukup baik, persepsi pelaku usaha (skripsi) ini dapat bermanfaat
bagi penelitian selanjutnya,
terhadap kondisi wisata sebesar
sebagai bahan refrensi bagi
65% yaitu baik, dan persepsi penelitian selanjutnya.
tenaga kerja memberikan
penilaian baik 66% terhadap DAFTAR PUSTAKA
kondisi objek wisata.
3) Industri pariwisata candi muara Hayati Emi, Achnes Syofia, Rifiyan
takus memberikan dampak M andi. 2013. Faktor-
ekonomi yang besar bagi Faktor Yang
masyarakat lokal. Dampak Mempengaruhi Motivasi
ekonomi yang ditimbulkan dari Wisatawan Berkunjung
kegiatan wisata tersebut ke Candi Muara Takus
merupakan dampak langsung, Kecamatan XII Koto
dampak tidak langsung, dan Kampar Kabupaten
Kampar. Jurnal,
JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 699
Pekanbaru: Fakultas Ilmu S. Medlik. 1981. Tourism Past
Sosial dan Politik Present and Future.
Universitas Riau. London. United
Kingdom.
Kuncoro, Mudrajad. 2009 Metode
Riset Untuk Bisnis dan Saragih, Rosita. 2009. Gambaran
Ekonomi. Jakarta : Perilaku Masyarakat
Erlangga. Tentang Pelayanan
Puskesmas di Desa
META, (Marine Ecotourism for Sukaraya Kecamatan
Atlantic Area). 2001. Pancur Batu Kabupaten
Planning for Marine Deli Serdang (Jurnal).
Ecotourism in EU Universitas Darma
Atlantic Area. University Agung.
of The West Of England,
Bristol. Slameto. 2010 Belajar dan Faktor-
Faktor yang
3UDVHW\R %DPEDQJ ³Analisis Mempengaruhinya.
Wiata Bahari terhadap Jakarta : Rineka Cipta.
Masyarakat di Pulau
Taman Nasional Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi
Kepulaun Seribu. Suatu Pengantar. Jakarta
Skripsi. Bogor: Fakultas : Rajawali Pers.
Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor.

JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 700

You might also like