0% found this document useful (0 votes)
55 views92 pages

Hanop Skripsi Bab 1 Sampai Lampiran

This document discusses online shopping (jual beli online) in Indonesia. It notes that online shopping provides convenience for both sellers and buyers as it can be done anywhere and anytime. However, building consumer trust is important for online shopping to be successful. Factors like product quality, timely delivery, and transparency influence consumer trust and satisfaction. The document also discusses how some students at STAIS DHARMA Indramayu University in Indonesia engage in online shopping through applications like Shopee as a side business or source of income.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
55 views92 pages

Hanop Skripsi Bab 1 Sampai Lampiran

This document discusses online shopping (jual beli online) in Indonesia. It notes that online shopping provides convenience for both sellers and buyers as it can be done anywhere and anytime. However, building consumer trust is important for online shopping to be successful. Factors like product quality, timely delivery, and transparency influence consumer trust and satisfaction. The document also discusses how some students at STAIS DHARMA Indramayu University in Indonesia engage in online shopping through applications like Shopee as a side business or source of income.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 92

1

BAB Ⅰ

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuaan teknologi yang berkembangan menumbuhkan berbagai

pengaruh bagi penggunanya. masyarakat dituntut untutk lebih mampu

memanfaatkan teknologi sesuai dengan fungsinya. Internet merupakan

bentuk dari perkembangan teknologi yang saat ini sudah menjadi kebutuhan

bagi sebagian kalangan. Kegiatan perniagaan atau jual beli dilakukan

dengan bertemu secara langsung antara penjual dan pembeli dari suatu

tempat seperti pasar. Namun saat ini, kegiatan jual beli sudah bisa dilakukan

dengan cara lebih mudah, bisa dilakukan dimana dan kapanpun dengan

mengunakan sistem online dari smartphone yang sudah terkoneksi dengan

internet.

Perubahan zaman yang semakin modern seperti saat ini dengan

langsung maupun tidak langsung, telah memberikan kemudahan bagi

manusia di berbagai bidang, salah satunya yaitu dalam bidang perdagangan

atau jual beli dalam menjalankan keberlasungkan kehidupannya, manusia

tidak akan pernah lepas dari kegiatan jual beli dengan bantuan teknologi

yang semakin baik, seluruh kemudahan bagi kegiatan manusia dapat di

realisasikan atau diwujudkan. Ttransaksi jual jual beli yang sudah melekat

dikalangan masyarakat dari dulu hingga kini merupakan sesuatu yang

prioritas untuk bisa dilakukan dengan mudah lewat via internet. Meskipun
2

hanya sebagian saja yang suka bertransaksi dengan cara ini bahkan mungkin

ada yang belum mengetahui caranya, tapi kebanyakkan orang khususnya

orang-orang di perusahan lebih banyak memilih untuk berinteraksi online

karena di anggap lebih cepat, mudah, praktis, dan juga terjamin.

Teknologi adalah sebuah perangkat untuk membantu aktivitas

kehidupan manusia dan dapat mengurangi ketidakpastian yang di timbulkan

oleh hubungan sebab akibat yang melingkupi dalam mencapai suatu tujuan.

Teknologi menghubungkan manusia dengan kemudahan dalam mencapai

berbagai hal yang tidak diketahui sebelumnya, melalui majunya

perkembangan teknologi komunikasi, sebuah media penghubung yang

dinamakan internetpun mulai tercipta dan mulai menyebar luas sebagai

salah satu media komunikasi dan media informasi (Neogroho, 2010: 2).

Internet menawarkan berbagai fasilitas bagi penggunanya, salah

satunya yaitu fasilitas sebagai tempat jual beli. Tempat ini dapat digunakan

sebagai untuk berbisnis, bagi pebisnis online internet merupakan tempat

untuk mencari keuntungan. Hal ini dapat dicapai tentunya dengan

mengoptimalkan penggunaan internet hal yang ada. Mengoptimalkan

penggunaan internet, pada masa sekarang ini mulai dikenal dengan

banyaknya bisnis yang memanfaatkan internet sebagai medianya, yang

dikenal dengan istilah jual beli (bisnis) online.

Transaksi online shop adalah suatu kegiatan dimana penjual dan

pembelinya tidak harus bertemu untuk melakukan negosiasi atau transaksi

secara langsung. Kemudian yang digunakan oleh penjual dan pembeli untuk
3

berkomunikasi secara online seperti melalui chat dalam handphone,

komputer, telepon, SMS, dan sebagainya. Dalam transaksi jual beli online,

penjual dan pembeli membutuhkan pihak ketiga untuk melakukan

penyerahan barang yang dilakukan oleh pedagang dan penyerahan uang

yang dilakukan oleh pembeli. Seperti jual beli diatas, kita juga bisa

melakukan kegiatan jual beli online melalui suatu forum atau situs jual beli

online yang sudah menyediakan banyak barang untuk diperjualbelikan.

Tidak hanya itu, untuk memperlancar dan mengamankan transaksi, ada

baiknya bila kita menggunakan jasa pihak ketiga untuk menyimpan uang

kita secara aman. Transaksi yang berlangsung jujur dan adil amatlah

ditekankan dalam jual beli secara sukarela antara kedua bela pihak disini

bertujuan agar tidak ada salah satu pihak yang merasa didzalimi (Safira

2020).

Online shop tidak mengenal ruang dan waktu, karena dapat dilakukan

dimana saja dan kapan saja, bahkan selama 24 jam. Oleh karena itu bisa

dikatakan bahwa online shop seperti tidak ada matinya, dengan pangsa pasar

yang luas ditambah lagi dengan berbagai kemudahan yang bisa didapatkan

maka bisnis ini menjadi hal yang tentu sangat menggiurkan untuk

dilakukan. Meskipun banyak kemudahan yang didapat baik oleh penjual

maupun pembeli dengan bertransaksi online, akan tetapi ada hal yang

mendasar melekat dibenak konsumen yaitu tingkat kepercayaannya dalam

berbelanja online shop tersebut. Banyak konsumen yang mempertanyakan

tentang sistem keamanan, kontrol pribadi individu, integritas dan


4

kemampuan e-commerce. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi

terjadinya transaksi melalui e-commerce, faktor kepercayaan menjadi faktor

kunci. Hanya konsumen yang memiliki kepercayaan yang akan berani

melakukan transaksi melalui media internet. Tanpa ada kepercayaan dari

konsumen, mustahil transaksi e-commerce akan terjadi. Membangun

kepercayaan menjadi hal yang harus dilakukan oleh penjual. Jadi tanpa

kepercayaan dari konsumen, sulit bisnis ini berlangsung.

Kepercayaan merupakan suatu pondasi dalam sebuah proses bisnis.

Suatu transaksi antara dua pihak atau lebih akan terjadi apabila kedua belah

pihak saling mempercayai. Kepercayaan dalam sebuah bisnis tidak dapat

muncul secara instan, melainkan harus dibangun sejak awal sebuah bisnis

berdiri (Anwar & Adidarma, 2016). Kepercayaan konsumen akan

bertambah saat berbelanja online ketika reseller/dropshipper menyediakan

beberapa yang dapat menunjang proses transaksi. Tentunya konsumen lebih

memilih online shop yang dapat dipercaya, dibanding dengan online shop

yang belum dikenalnya.

Konsumen hanya akan bertransaksi jika mereka percaya bahwa online

shop akan menjamin bahwa barang yang akan dipesannya sesuai dengan

yang diinginkan dan barang yang dipesan datang tepat waktu. Kepercayaan

konsumen dalam menggunakan teknologi informasi dalam melakukan suatu

transaksi merupakan langkah awal dari seseorang untuk menciptakan minat

melalui kemudahan yang akan diperoleh seseorang untuk melakukan suatu

transaksi yang akan dilakukan. Berbagai upaya tempat berbelanja online


5

shop untuk memberikan kepercayaan tersebut terkait secara langsung

dengan upaya untuk menciptakan kepuasan konsumen. Kepuasan

Konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang dengan hasil

produk tersebut, membandingkan harapan konsumen dengan produk yang

ditawarkan. Kepuasan tercapai ketika kualitas memenuhi dan melebihi

harapan, keinginan, dan kebutuhan konsumen. Kualitas tidak memenuhi dan

melebihi harapan, keinginan, dan kebutuhan konsumen maka kepuasan

tidak tercapai (Marindi & Nurwidawati, 2015).

Tingkat kepuasan yang dimiliki para pengguna fasilitas internet dalam

melakukan transaksi melalui online shop. Konsumen yang membeli melalui

internet dihadapkan pada permasalahan yang membeli sendiri tidak bisa

mengontrol secara pasti pemenuhan harapannya ketika membeli sesuatu

melalui internet karena tidak bisa melihat secara langsung barang yang akan

dibelinya maupun bertemu langsung penjual yang menawarkan produknya.

Sementara konsep kepercayaan dan kepuasan konsumen dalam transaksi

online shop ini menimbulkan fenomena atau permasalah dimana penjual

tidak memiliki secarang langsung barang yang akan diperjualbelikan,

penjual hanya bermodalkan foto dan keterangan barang yang akan dijual

dari produsen/supplier/toko pembuat barang tersebut tanpa harus menyetok

barang dan tanpa melihat wujud asli barang yang akan diperjualbelikan, hal

ini bukan tidak mungkin akan menimbulkan ketidakpastian terhadap barang

yang akan dijual penjual, apakah barang tersebut sesuai dengan dengan

ketentuan yang disebutkan oleh penjual kepada pembeli baik ukuran,


6

bentuk, gaya dan lain sebagainya, karena penjual sendiripun belum melihat

wujud asli barang yang akan dijualnya tersebut.

Selain itu, penjual juga tidak melakukan pengiriman barang sendiri,

karena supplierlah yang akan mengirimkan barang langsung kepada

konsumen. Namun yang menarik, nama pengirim yang tercantum tetaplah

nama penjual (dropshipper). Dalam sistem ini konsumen tidak mengetahui

bahwa yang mengirimkan barang sebenarnya bukanlah si penjual

(dropshipper) melainkan supplier dari barang tersebut. Dari situasi diatas,

terlihat bahwa tidak ada unsur kejujuran atau keterbukaan (transparan) yang

dilakukan terhadap penjual kepada pembeli, jelas hal ini bertentangan

dengan prinsip atau nilai dasar berbisnis (jual beli) dalam ekonomi Islam

bahwa dalam jual beli harus diterapkan prinsip kejujuran dan keterbukaan

(transparan) antara penjual dan pembeli (Utami, 2018).

Sekarang ini banyak orang yang menggunakan sistem jual beli ini

sebagai pekerjaan sampingan, karena proses dan cara kerjanya yang tidak

merepotkan dan tidak memerlukan modal yang besar. Sehingga kebanyakan

pelaku online shop ialah anak muda atau seorang mahasiswa yang

memanfaatkan sistem ini untuk sumber tambahan atau pemasukan bagi

mereka. Dikarenakan tidak harus memiliki modal besar dan bisa dikerjakan

sebagai pekerjaan sampingan, banyak Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah

STAIS DHARMA Indramayu yang melakukan transaksi online shop

dengan menggunakan aplikasi shopee ini. Tidak hanya itu, adanya beberapa

situs yang menyediakan jual beli online ini juga turut mempermudah atau
7

memperluas para penjual untuk melakukan kegiatan jual beli online shop

dengan menggunakan aplikasi shopee.

Shoppe adalah marketplace online untuk jual beli di online dengan

mudah dan praktis. Shopee menawarkan menawarkan berbagai macam

produk mulai dari makanan, fashion, alat elektronik sampai dengan

kebutuhan sehari-hari. Shopee hadir dalam bentuk aplikasi mobile dan

website untuk memudahkan penggunaanya dalam melakukan kegiatan

belanja online baik melalui smartphone maupun melalui perangkat

komputer (Zakiyah, 2020).

Aplikasi shopee sendiri pada tahun ini mampu menguasai pangsa

pasar di buktikan dengan mendapatkan penghargaaan top brand pada tahun

2023 kategori e-commerce 1 di Indonesia.

Sumber : www.topbrand-award.com

Gambar 1.1
Top Brand Online Shopping
8

Kepercayaan konsumen dalam bertransaksi online shop dapat dilihat

pada aspek mudah dan praktis ini adalah keadaan di mana konsumen

mendapat akses yang cepat dalam berbelanja. Melalui kondisi ini konsumen

bisa memperoleh banyak barang secara cepat dan tepat. Ketika konsumen

sudah mendapat barang dengan sangat cepat, disitulah kepercayaannya

meningkat. Dengan berbelanja melalui internet, tentu konsumen tidak

kerepotan pada saat membeli barang dalam jumlah yang banyak, karena

konsumen hanya tinggal menunggu di rumah. Yang hanya perlu konsumen

lakukan hanya memilih barang, membayar dan kemudian barang akan

diantarkan ke tempat tujuan. Nilai praktis dan mudah dalam salah satu situs,

dengan detail informasi mengenai produk, baik barang atau jasa, sangat

berpengaruh terhadap tinggi-rendahnya kepercayaan konsumen, sebab jika

situs sulit untuk dinavigasikan dan terdapat konten yang kurang relevan,

maka pengguna akan mudah untuk pindah ke situs lain. Selain itu ada juga

aspek ekonomis atau efisien yang berhubungan dengan harga barang, biaya

dan waktu pengiriman, dan hal-hal lain mengenai transaksi dan sisi

ekonomis dari online shop.

Saat ini, tren berbelanja online shop terus mengalami pertumbuhan

pesat. Belum lagi, situasi pandemi yang sedang berlangsung, maka berbagai

bisnis online shop mulai menunjukkan kualitasnya. Transaksi online shop

yang disukai mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah dan bahkan sudah

menjadi pilihan alternatif bagi kebanyakan orang saat ini, pada dasarnya

disebabkan karena wabah pandemi Covid-19 belum surut, lalu ditaatinya


9

himbauan untuk stay at home. Kemudahan yang sangat praktis itu

menjadikan banyak mahasiswa cenderung memilih berbelanja online shop

dari pada di toko atau market biasa. Jika dilihat dari segi waktu, transaksi

online shop memang sangat efisien. Waktu semakin singkat, dan kita tidak

mengalami kerepotan dalam segala urusan. Selain itu, secara ekonomis lebih

menguntungkan karena barang yang dibeli juga sesuai dengan keinginan

konsumen. Belum lagi, adanya testimoni dari konsumen lain, juga turut

mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen.

Testimoni itu terbukti sangat efektif meningkatkan interaksi dengan

konsumen bahkan konversi penjualan karena umumnya pembeli akan

percaya dengan tempat untuk berbelanja online shop yang sudah dikunjungi

banyak konsumen dan memberi kesan positif. Ulasan positif itu

disampaikan dalam bentuk testimoni. Apalagi konsumen online shop zaman

sekarang cenderung mencari review atau testimoni dari konsumen lain

terlebih dahulu sebelum membeli. Dalam praktek jual beli melalui media

elektronik seperti beberapa aplikasi jual beli yang banyak digunakan

masyarakat selama ini ditemukan beberapa kasus penipuan yang dilakukan

penjual sehingga menimbulkan kerugian bagi pembeli.

Sebagai contoh kasus yang dialami oleh salah satu pelanggan situs

belanja Shopee dimana barang pesanan tidak kunjung diterima sesuai

dengan alamat yang sudah dicantumkan pada aplikasi. Kemudian konsumen

meminta untuk dikembalikan dananya, namun pengembalian dana tidak

juga dilakukan. Dalam kasus ini, pembeli mengalami kerugian akibat pelaku
10

usaha yang tidak bertanggung jawab atas kewajibannya. Oleh sebab itu,

proses transaksi melalui media online membutuhkan kejelasan dan

peraturan terutama yang sesuai dengan kriteria jual beli dalam ekonomi

Islam sehingga menimbulkan ikatan bagi kedua belah pihak yang

bertransaksi, agar pembeli merasa aman dan memperoleh jaminan terhindar

dari berbagai penipuan. Beberapa permasalahan yang sering kali muncul

saat transaksi online shop menyebabkan konsumen ketidakpuasan dalam

membeli suatu produk/barang seperti kualitas barang yang dijual. Hal ini

dikarenakan pembeli tidak melihat secara langsung barang yang akan dibeli.

Penjual hanya melihat tampilan gambar dari barang yang akan dijual.

Permasalahan kedua adalah potensi penipuan yang sangat tinggi,

dimana ketika pembeli sudah melakukan pembayaran namun barang tidak

kunjung diantar kepada pembeli. Permasalahan ketiga, tidak ada jaminan

keamanan bertransaksi serta penjelasan terhadap resiko yang berkenaan

dengan sistem yang digunakan oleh pembeli. Berdasarkan survei yang

peneliti lakukan dari wawancara kepada salah satu mahasiswa jurusan

Ekonomi Syariah pembeli online shop yang menggunakan aplikasi Shopee

adalah bernama Novi dina nasikha bahwa ia sudah percaya dengan online

shop Shopee dibuktikan dengan ia menggunakan aplikasi Shopee ± 2 tahun

lamanya. Selain itu hal yang membuat ia yakin dan percaya dengan aplikasi

Shopee adalah dengan melakukan transaksi yang berorientasi terhadap

konsumen seperti Cash on Delivery (COD).


11

Hal tersebut karena melalui online shop bisa mempermudah kita

dalam membeli barang tanpa harus pergi ke tokonya langsung, untuk harga

lebih murah dibandingkan harga barang dipasar dan ditoko. Bagi para

pengguna layanan Shopee khususnya bagi pada saat wawancara novi dina

nahaikha menyatakan bahwa di aplikasi Shopee ini tidak semua penjual atau

toko memberikan barang atau produk yang original (asli), seperti halnya

kejadian yang dialami oleh novi bahwa pernah mengalami hal yang tidak

menyenangkan saat melakukan transaksi dan menerima hasil pesanan yang

ia buat. Ia mengaku bahwasannya produk skincare merk “X” yang ia pesan

di aplikasi Shopee ini telah di survei saat awal membeli dengan

pertimbangan ulasan dari toko penjual produk skincare “X” mendapatkan

rating yang lumayan tinggi yaitu sebesar 4,7 dari 5 dan jumlah pembeli

setiap bulannya mencapai ± 100. Jadi novi tanpa berfikir panjangpun ia

langsung membuat pesanan di aplikasi Shopee, setelah melakukan transaksi

di layanan tersebut.

Pada saatnya tiba, Ia pun menerima pesanan yang telah ia buat dengan

besar harapan ia menerima produk kosmetik tersebut sesuai dengan

ekspektasinya. Dengan ragu novi mencoba untuk melakukan pengecekan

pada produk skincare merk “X” tersebut dengan aplikasi Barcode Scanner

ternyata produk skincare tersebut tidak terdaftar di Google sehingga novi

merasa sangat kecewa bahwa ekspektasinya tidak sesuai dengan kenyataan.

Bahkan Novi berusaha untuk mencoba menggunakan produk skincare merk

“X” tersebut dan malah membuat berefek tidak baik bagi wajah novi
12

sehingga novi berkesimpulan bahwa ia tidak akan lagi membeli produk

kosmetik di toko tersebut.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada saudari musngifah bahwa

layanan Shopee tidak selalu memberikan yang terbaik dibuktikan dengan

adanya pesanan yang dibuat oleh musngifah tidak sesuai dengan kenyataan

yang diterima. Seperti saat musgifah membuat pesanan berupa produk

pakaian dimana saat melihat produk tersebut di aplikasi begitu menarik dan

memikat konsumen untuk membelinya sehingga musgifah merasa semangat

untuk memesannya. Ketika barang tersebut datang musngifah merasa

kecewa karena barang yang diterima tidak sesuai dengan yang diharapkan

(novi, observasi & wawancara 23 juni 2023).

Berdasarkan penjelasan dan latar belakang tersebut diatas, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk penelitian

yang berjudul “KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN KONSUMEN

DALAM TRANSAKSI ONLINE SHOP (Studi Pada Mahasiswa

Jurusan Ekonomi Syariah Stais dharma indramayu Pengguna Aplikasi

Shopee).”

1.2 Rumusan Masalah

Dari fokus penelitian maka rumusan masalah pada penelitian ini

adalah :

1. Bagaimana kepercayaan konsumen dalam transaksi online shop pada

mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah pengguna aplikasi Shopee?


13

2. Bagaimana kepuasan konsumen dalam transaksi online shop pada 5

mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah pengguna aplikasi Shopee?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana kepercayaan konsumen dalam transaksi

online shop pada mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah pengguna

aplikasi Shopee.

2. Untuk mengetahui bagaimana kepuasan konsumen dalam transaksi

online shop pada mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah pengguna

aplikasi Shopee

1.4 Kegunaan penelitian

1. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

bagi pengembangan ilmu pengetahuan, data atau informasi

yang bermanfaat, serta untuk menambah referensi mengenai

masalah yang diteliti yaitu kepercayaan dan kepuasan

konsumen dalam transaksi online shop pengguna aplikasi

Shopee.

2) Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan dan teknologi khususnya dalam teori Ekonomi,


14

dalam rangka kepercayaan dan kepuasan konsumen dalam

transaksi online shop.

3) Bagi peneliti baru, diharapkan dapat dijadikan sumber

informasi dan referensi untuk kemungkinan penelitian topic-

topik yang berkaitan baik yang bersifat melengkapi ataupun

lanjutan.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Penulis

Sebagai sarana dan bahan untuk meningkatkan pengetahuan

penulis dalam kepercayaan dan kepuasan konsumen dalam

online shop pada mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah

pengguna aplikasi Shopee dan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana

2) Bagi Akademik

Sebagai bahan tambahan informasi dan referensi bagi pembaca

yang akan melakukan penelitian mengenai kepercayaan dan

kepuasan konsumen dalam transaksi online shop pada

mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah pengguna aplikasi

Shopee.

3) Bagi Penjual dan Pembeli

Diharapkan dapat memberikan masukan bagi para penjual

dalam Islam dan pembeli pada umumnya dapat mengerti tata

cara dalam kepercayaan dan kepuasan konsumen dalam


15

transaksi online shop pada mahasiswa Jurusan Ekonomi

Syariah pengguna aplikasi Shopee.

2. Adapun luaran penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:

a) Dapat dipublikasikan pada jurnal kampus STAIS indramayu.

b) Materi ini dapat menjadi materi yang berguna dan dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat.

c) Sebagai bahan bacaan di perpustakaan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif

yang bersifat deskriptif yaitu satu jenis penelitian yang menggambarkan

kejadian, fenomena yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya sesuai

dengan kenyataan yang ada. Dimana penulias melakukan penilitian ada

mahasiswa semester 8 jurusan ekonomi STAIS DHARMA segeran kidul

kabupaten indramayu tentang dampak kepercayaan dan kepuansan

konsumen dalam transaksi online shop (studi pada mahasiswa jurusan

ekonomi syariah Stais Dharma Indramayu pengguna aplikasi Shopee).

1.5.1 Subjek Peneltian

Subyek penelitian dilakukan untuk membuktikan apakah

penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah

sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Dalam hal ini penulis
16

menggunakan metode Triangulasi yaitu untuk mengecek data dari

berbagai sumber dan menggunakan cara/teknik yaitu :

1) Triangulasi Sumber

Untuk menguji data yang dilakukan penulis dengan cara

mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber yaitu :

Mahasiswa Jurusan Ekonomi semester 8.

2) Triangulasi Teknik

Untuk menguji data yang dilakukan penulis dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda yaitu :mengecek data yang diperoleh melalui

wawancara, observasi.

1.5.2 Sumber Data

Sumber data adalah subjek penelitian yang dimanfaatkan untuk

mencari informasi tentang situasi dan kondisi penelitian, jadi sumber

data yang peneliti gunakan adalah :

a) Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2018:

225). Sumber data primer yang penulis gunakan dalam

penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Ekonomi semester 8

selaku informasi para pembeli online shop pengguna aplikasi

Shopee. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling


17

adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu yaitu mahasiswa yang dianggap paling

tahu tentang apa yang peneliti harapkan, atau mahasiswa sebagai

penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek

yang diteliti.

b) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang

didapatkan tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data tetapi diperoleh melalui orang atau pihak lain, misalnya

aplikasi Shopee, dokumen laporan-laporan, buku-buku, Al-

Qur’an, Al-hadits, jurnal penelitian, artikel dan majalah ilmiah

yang isinya masih berhubungan dengan penelitian yang

dilakukan (Sugiyono, 2018: 225).

1.5.3 Jenis Data

Jenis data data yang di gunakan adalah kualitatif yang akan di

jelaskan di bawah ini, penulis lebih memfokuskan pada data

kualitatif dalam melakukan analisis ini. Data kualitatif merupakan

data yang berbentuk kata-kata verbal. Cara memperoleh data

kualitatif dapat di lakukan melakui wawancara.

1.5.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian ini


18

unsur yang penting (Sugiyono, 2018: 224). Berikut teknik

pengumpulan data yang dilakukan peneliti sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan aktivitas pengamatan yang peneliti

lakukan dalam rangka melihat secara langsung aktivitas yang

dilakukan oleh informan pada Mahasiswa Jurusan Ekonomi

Syariah STAIS Segeran kidul. Karena itu, peneliti membuat

catatan tentang apa yang dilihat dan didengar secara langsung

tentang transaksi online shop pada Mahasiswa Jurusan Ekonomi

Syariah tersebut. Tujuan dari kegiatan pengamatan adalah untuk

merekam secara langsung aktivitas informan terkait dengan

permasalahan dalam penelitian ini kemudian

membandingkannya dengan hasil wawancara dari para

informan. Observasi juga merupakan suatu pengamatan

menunjukkan sebuah studi atau pembelajaran yang dilaksanakan

dengan sengaja, terarah, berurutan, dan sesuai tujuan yang

hendak dicapai pada suatu pengematan yang dicatat segala

kejadian dan fenomenanya yang disebut sebagai hasil observasi

yang dijelaskan dengan rinci, teliti, tepat, akurat, bermanfaat,

dan objektif sesuai dengan pengamatan yang dilakukan peneliti.

Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan peneliti dalam

melihat gambaran bagaimana kepercayaan dan kepuasan


19

konsumen dalam transaksi online shop (studi pada mahasiswa

Jurusan Ekonomi Syariah pengguna Aplikasi Shopee).

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu. Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit atau kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan

diri pada laporan tentang diri sendiri atau setidak-tidaknya pada

pengetahuan atau keyakinan pribadi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan data dari : Berbagai jenis informasi, dapat juga

diperoleh melalui dokumentasi, seperti surat-surat resmi, catatan

rapat, laporan-laporan, artikel, media, kliping, proposal, agenda,

laporan perkembangan yang dipandang relevan dengan

penelitian yang dikerjakan. Dokumen adalah catatan peristiwa

yang sudah berlalu baik berupa tulisan, gambar atau karya-karya


20

monumental dari seseorang. Dokumentasi merupakan pelengkap

dari observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu buku-buku yang

dijadikan sumber rujukan dalam penulisan skripsi. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah foto subjek informan

penelitian, foto akun pengguna aplikasi Shopee, foto bukti

transaksi online shop pada mahasiswa semester 8 jurusan

Ekonomi Syariah. Foto tersebut dihasilkan sendiri oleh peneliti

dengan kamera digital. Dokumentasi dalam penelitian ini juga

dilakukan dengan mengambil atau menguntip dokumen yang

berhubungan dengan penelitian sehingga data tersebut dapat

digunakan untuk mendukung kelengkapan data yang ada pada

penelitian.

1.5.5 Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyusunan data secara sistematis

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi serta membuat kesimpulan agar dapat dipahami dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2012:

89). Adapun Langkah-langkah dalam mengelola analisis data, yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data dalam penelitian ini adalah untuk mengumpulkan

data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dan

dokumentasi. Langkah yang dilakukan adalah menajamkan


21

analisis, menggolongkan kedalam tiap permasalahan melalui

uraian singkat, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik dan diverifikasi.

Data yang di reduksi oleh peneliti akan memberikan gambaran

yang lebih spesifik dan mempermudahkan peneliti melakukan

pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika

diperlukan.

2. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam rangka mengelola hasil reduksi

dengan menyusun sekumpulan informasi yang telah diperoleh

dari hasil reduksi sehingga dapat memberi kemungkinan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data

mengarahkan pada masalah penelitian yang telah dirumuskan

sehingga diharapkan dapat menceritakan dan menjawab

permasalahan yang ada. Penyajian data dalam penelitian ini

selain dalam bentuk narasi juga dikemukakan dalam bentuk

bagan dan tabel.

3. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah usaha untuk

mencari atau memahami makna, pola-pola, penjelasan, alur

sebab akibat atau proposisi. Verifikasi penulis lakukan setelah

penyajian data selesai dan ditarik kesimpulannya berdasarkan

hasil penelitian lapangan yang telah di analisis dengan teori.


22

Hasil dari verifikasi tersebut penulis gunakan sebagai data

penyajian akhir, karena telah melalui proses analisis untuk yang

kedua kalinya, sehingga kekurangan data pada analisis tahap

pertama dapat dilengkapi dengan hasil analisis tahap kedua agar

diperoleh data penyajian akhir atau kesimpulan yang baik.


23

BAB Ⅱ

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kepercayaan Konsumen

1. Pengertian Kepercayaan

Kepercayaan pada dasarnya merupakan suatu keadaan

psikologis seseorang dalam melakukan aktivitas dalam hal ini

kepercayaan dalam melakukan pembelian suatu produk.

Kepercayaan akan memberikan dukungan dalam proses

pembelian produk yang akan dilakukan. Kepercayaan juga

menunjukkan kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang

lain dimana seseorang tersebut memiliki kenyakinan terhadap

seseorang tersebut. Kepercayaan juga merupakan kondisi mental

yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya,

dimana dalam hal ini.

Kepercayaan yang diberikan kepada pembelian melalui

media internet Kepercayaan adalah aspek penting dalam

transaksi online dan offline. Semakin banyak kepercayaan

antara penjual dan pembeli, semakin besar kemungkinan

pembeli merasa nyaman berbisnis dengan penjual lagi. Gefen

dan Straub (2004) menyimpulkan bahwa semakin tinggi derajat

kepercayaan konsumen, semakin tinggi tingkat pembelian niat


24

konsumen. Cukup percaya perlu ada ketika menempatkan

pesanan online dan ketika pelanggan mengirimkan informasi

keuangan dan data pribadi lainnya dalam melakukan transaksi

keuangan.

2. Kepuasaan Konsumen

Menurut Imran (2018) mengatakan bahwa kepuasan

konsumen adalah seberapa baik perasaan orang tentang hal-hal

yang mereka beli dan gunakan. Dimulai ketika mereka membeli

sesuatu dan berlanjut setelah mereka menggunakannya. Orang

yang puas dengan produk yang mereka gunakan lebih mungkin

untuk kembali dan membeli lagi dari perusahaan yang sama.

Menurut Tjiptono (2011) kepuasan konsumen adalah

situasi yang ditunjukkan oleh konsumen ketika mereka

menyadari bahwa kebutuhan dan keinginannya sesuai dengan

yang diharapkan serta terpenuhi secara baik. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kepuasan konsumen merupakan perasaan

positif konsumen yang berhubungan dengan produk / jasa

selama menggunakan atau setelah menggunakan jasa atau

produk.
25

3. Minat Beli

Niat membeli merupakan bagian penting dari proses

pengambilan keputusan konsumen. Dimulai dengan mengenali

kebutuhan, mencari informasi tentang opsi lain, dan membuat

keputusan pembelian. Setelah pembelian dilakukan, konsumen

kemudian dapat bertindak atas pembelian tersebut, dengan

langsung menggunakan produk atau layanan tersebut.

(Sarjita, 2020: 69) Swastha dan Irawan (2012)

mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat

membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila

seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau

jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli,

ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat.

Super dan Crites (Lidyawatie, 2008) menjelaskan bahwa

ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu :

1) Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan

pekerjaan seseorang dapat diperkirakan minat terhadap

tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang

dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.

2) Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang

mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah

mencapai apa yang diinginkannya daripada yang

mempunyai sosial ekonomi rendah.


26

3) Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana

seseorang menggunakan waktu senggangnya.

4) Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda

dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.

5) Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan

orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang,

aktivitas benda dan seseorang.

4. Indikator-indikator Kepercayaan

Adapun indikator kepercayaan konsumen terhadap online shop

ada lima yaitu :

1) Integritas

Integritas meliputi kejujuran dan keadaan yang

sesungguhnya. Integritas dalam kepercayaan merupakan

sesuatu hal yang kritikal. Tanpa persepsi karakter moral dan

kejujuran yang dasar, dimensi lainnya tidak akan berarti.

2) Kompetensi

Kompetensi disini merupakan teknik dan kemampuan

dalam berinteraksi membangun kepercayaan. Misalnya :

bagaimana mendengarkan seseorang, bagaimana berbicara

dan mengucapkan sesuatu agar terjadi proses kepercayaan.

3) Konsistensi
27

Konsistensi berhubungan dengan sesuatu yang dapat

dipercaya, tingkat predikasi terhadap seseorang, dan

penilaian menangani situasi.

4) Loyalitas

Kemampuan untuk melindungi dan menyelamatkan

seseorang dari orang lain. Kepercayaan mempersyaratkan

kita tergantung seseorang untuk tidak mencari kesempatan.

5) Keterbukaan

Dimensi terakhir kepercayaan mengharuskan adanya

keterbukaan diantara satu dengars yang lainnya. Tanpa

keterbukaan tidak mungkin akan terjadi proses kepercayaan

(Tarwiyanti, 2018).

2.1.2 Jual Beli

1. Pengertian Jual Beli

Jual Beli menurut bahasa disebut dengan al-bai’ yang

berarti menjual, mengganti, dan menukar sesuatu dengan

sesuatu yang lain. Kata al-bai’ dalam bahasa Arab terkadang

digunakan untuk pengertian lawannya, yaitu kata asy-syira’

(beli). Kata al-bai’ yang berarti jual, tetapi sekaligus juga berarti

beli, sehingga dalam adat sehari-hari, istilah al-bai’ diartikan jual

beli (Norman, 2019).


28

Ulama Hanafiyah menjelaskan bahwa makna khusus pada

pengertian pertama tadi adalah ijab dan kabul, atau juga bisa

melalui saling memberikan barang dan menetapkan harga antara

pembeli dan penjual. Sedangkan pada pengertian kedua

menjelaskan bahwa harta yang diperjualbelikan itu harus

bermanfaat bagi manusia, seperti menjual bangkai, minuman

keras dan darah tidak dibenarkan.

Sayid Sabiq mendefinisikan jual beli dengan arti “saling

menukar harta dengan harta atas dasar suka sama suka”.

Sementara Imam al-Nawawi menjelaskan bahwa jual beli adalah

saling menukar harta dengan harta dalam bentuk pemindahan

milik. Defenisi ini tidak jauh berbeda dengan apa yang

didefinisikan oleh Abu Qudamah yaitu saling menukar harta

dengan harta dalam bentuk pemindahan milik dan pemilikan

(Syaifullah, 2014). Sedangkan menurut Sayid Sabiq, jual beli

adalah tukar menukar harta dengan jalan suka sama suka (an-

taradhin). Atau memindahkan kepemilikan dengan adanya

penggantian, dengan prinsip tidak melanggar syariah (Yanti,

2019).

Persoalan jual beli dalam fiqih Islam dibahas secara luas

oleh ulama fiqih, sehingga dalam berbagai literatur ditemukan

pembahasan dengan topik kitab al-Buy‟ (kitab jual beli).

(Norman, 2019). Dalam perdagangan atau jual beli menurut


29

bahasa berarti 23 al-Bai‟, al-Tijarah dan al-Mubadalah,

sebagaimana Allah swt. berfirman Q.S Fathir (35) ayat 29 :

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang selalu

membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan

sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka

dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu

mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. (QS. Fathir :

35 : 29).

Pada ayat diatas ini Allah menyebutkan sebagian tanda

orang yang takut kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang

selalu membaca kitab Allah SWT, yakni Al-qur’an lalu mereka

mengkaji dan mengamalkan kandungannya, dan melaksanakan

sholat dengan sempurna syarat dan rukunnya dan menginfakkan

sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepadanya dengan

diam-diam dan terangan-terangan, baik dalam keadaan lapang

maupun sempit, mereka itu mengharapkan perdagangan dengan

Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan

menambah karunianya. Sungguh, Allah maha pengampun segala

khilaf dan dosa, maha mensyukuri, yakti memberi pahala atas


30

perbuatan baik hambanya, memaafkan kesalahannya, menambah

nikmatnya dan sebagainya.

Dari beberapa definisi diatas, dapat penulis pahami bahwa

jual beli ialah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang

yang mempunyai nilai secara suka rela diantara kedua belah

pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain

menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah

dibenarkan syara’ dan disepakati. Sesuai dengan ketentuan atau

ketetapan 24 hukum maksudnya ialah memenuhi persyaratan-

persyaratan, rukun-rukun, dan hal-hal lain yang ada kaitannya

dengan jual beli sehingga bila syarat-syarat dan rukunnya tidak

terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syara’.

2. Dasar Hukum Jual Beli

Jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama

manusia dalam memenuhi kebutuhannya mempunyai landasan

yang kuat baik dari Al-Qur’an maupun Hadist, diantaranya yaitu

1) QS. Al-Baqarah (2) ayat 275 :


31

Artinya : Orang-orang yang memakan riba tidak dapat

berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan

setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata

bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang

siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti,

maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya

dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa

mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka

kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah : 2 : 275).

Maksud ayat diatas adalah orang-orang yang

memakan riba yakni melakukan transaksi riba dengan

mengambil atau menerima kelebihan di atas modal dari

orang yang butuh dengan mengeksploitasi atau

memanfaatkan kebutuhannya, tidak dapat berdiri, yakni

melakukan aktivitas, melainkan seperti berdirinya orang

yang kemasukan setan karena gila. Mereka hidup dalam

kegelisahan : tidak tenteram jiwanya, selalu bingung, dan


32

berada dalam ketidakpastian, sebab pikiran dan hati mereka

selalu tertuju pada materi dan penambahannya. Itu yang

akan mereka alami di dunia, sedangkan di akhirat mereka

akan dibangkitkan dari kubur dalam keadaan sempoyongan,

tidak tahu arah yang akan mereka tuju dan akan mendapat

azab yang pedih. Yang demikian itu karena mereka berkata

dengan bodohnya bahwa jual beli sama dengan riba dengan

logika bahwa keduanya sama-sama menghasilkan

keuntungan. Mereka beranggapan seperti itu, padahal Allah

telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

Substansi keduanya berbeda, sebab jual beli

menguntungkan kedua belah pihak (pembeli dan penjual),

sedangkan riba sangat merugikan salah satu pihak.

2) QS.An-Nisa‟(4) ayat 29 :

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah

kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang

batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku

atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah

kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang

kepadamu. (QS : An-nisa : 4 : 29).


33

Ayat diatas menjelaskan tentang hukum transaksi

secara umum, lebih khusus kepada transaksi perdagangan

dan bisnis jual beli. Di dalam ayat diatas, Allah SWT

mengharamkan orang yang beriman untuk memakan,

memanfaatkan, menggunakan, (segala bentuk transaksi

lainnya) harta orang lain dengan jalan yang batil, yaitu

transaksi yang tidak dibenarkan oleh syariat. Kita

dibolehkan untuk melakukan transaksi terhadap harta orang

lain dengan jalan perdagangan dan saling ridha.

3) QS Al-Baqarah (2) ayat 198 :

Artinya : Bukanlah suatu dosa bagimu mencari

karunia dari Tuhanmu. Maka apabila kamu bertolak dari

Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan

berzikirlah kepada-Nya sebagaimana Dia telah memberi

petunjuk kepadamu, sekalipun sebelumnya kamu benar-

benar termasuk orang yang tidak tahu. (QS Al-Baqarah : 2 :

198).

Maksud ayat diatas ialah bukanlah suatu dosa bagimu

mencari karunia dari tuhanmu berupa rezeki yang halal


34

melalui berdagang, menawarkan jasa, dan menyewakan

barang. Di antara kaum muslim ada yang merasa berdosa

untuk berdagang dan mencari rezeki yang halal pada musim

haji, padahal Allah membolehkannya dengan cara-cara yang

diatur dalam Al-Qur'an. Maka apabila kamu bertolak dari

arafah setelah wukuf, sejak matahari terbenam pada tanggal

9 zulhijah dan sudah sampai di muzdalifah, maka

berzikirlah kepada Allah di masy'arilharam, yakni di

muzdalifah, dengan tahlil, talbiah, takbir, dan tahmid. Dan

berzikirlah kepada-Nya sebagaimana dia telah memberi

petunjuk kepadamu mengikuti agama yang benar,

keyakinan yang kukuh, ibadah yang istikamah, dan akhlak

yang mulia, sekalipun sebelumnya kamu benar-benar

termasuk orang yang tidak tahu.

4) Hadist Nabi :

Dari H.R. al-Barzar dan al-Hakim‟, dijelaskan

Artinya : Nabi Muhammad SAW pernah ditanya.

Apakah profesi yang paling baik? Rasulullah menjawab :


35

“Usaha tangan manusia tersendiri dan setiap jual beli yang

diberkati”. (H.R. Al-barzar dan Al-Hakim) .

Berdasarkan hadist diatas bahwa hukum dari jual beli

adalah mubah (boleh). Karena manusia sebagai makhluk

sosial yng saling membutuhkan satu sama lain. Oleh karena

itu, hikmah dari jual beli itu sendiri dapat membantu

manusia untuk saling membantu sesamanya (Syaifullah,

2014).

5) QS. Al-Mai‟dah (5) ayat 1 :

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah

janji-janji. Hewan ternak dihalalkan bagimu, kecuali yang

akan disebutkan kepadamu, dengan tidak menghalalkan

berburu ketika kamu sedang berihram (haji atau umrah).

Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan

yang Dia kehendaki. (QS : Al-Maidah:5:1)

Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum

menurut yang dikehendaki-Nya. Maksud dari ayat diatas

menyatakan bahwa melalui jalan perdagangan inilah, pintu-

pintu rezeki akan dapat dibuka sehingga karunia Allah

terpancar dari padanya. Jual beli merupakan sesuatu yang


36

diperbolehkan, dengan catatan selama dilakukan dengan

benar sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.

Akad adalah kesepakatan (ikatan) antara kedua belah

pihak yang melakukan transaksi jual beli, akad ini dikatakan

sebagai inti dari transaksi jual beli, karena tanpa adanya

akad tersebut jual beli tidak mungkin terjadi dan sah

transaksinya, dengan terbentuknya akad maka kerelaan

mengikutinya, memang kerelaan tidak dapat dilihat dengn

indra, karena ia berhubungan dengan hati, namun dengan

terjadinya akad intu melambangkan bahwa kedua belah

pihak telah rela dalam melakukan jual beli.

Hak pembeli yaitu terpenuhinya keinginan dan

kebutuhan, mendapatkan informasi yang lengkap tentang

produk/barang (harga, kualitas dan bentuknya). Sedangkan

kewajiban pembeli yaitu membayar harga barang.

Selanjutnya hak dan kewajiban penjual yaitu memberikan

informasi selengkapnya kepada pembeli (Ikit, Artiyanto &

Saleh, 2018: 78).

3. Rukun dan Syarat Jual Beli

Dalam jual beli terdapat berbagai rukun dan syarat yang

harus dipenuhi. Rukun jual beli ada tiga yaitu:

1) Ijab Qabul (shigat)


37

2) Orang-orang yang berakad (penjual dan pembeli)

3) Ma’kud alaih (objek akad)

Jual beli belum dikatakan sah sebelum ijab kabul, karena

ijab kabul menunjukkan kerelaan (keridhaan). Ijab kabul

biasanya dilakukan dengan lisan, tetapi juga bisa dengan hal-hal

lain yang mengandung arti ijab kabul.

Rukun pertama dalam masalah ijab kabul, ulama fiqh

berbeda pendapat. Menurut Ulama Syafiiyah : Tidak sah akad

jual beli kecuali dengan shighat (ijab kabul) yang diucapkan.

Imam Malik berpendapat, bahwa jual beli itu telah sah dan dapat

dilakukan secara dipahami saja.

Pendapat ketiga ialah penyampaian akad dengan perbuatan

atau disebut juga dengan aqad bi al-mu’athah yaitu mengambil

dan memberikan dengan tanpa perkataan atau ijab kabul.

Sebagaimana seseorang mengambil sesuatu yang telah diketahui

harganya, kemudian ia mengambilnya dari penjual dan

memberikan uangnya sebagai pembayaran.

Rukun jual beli yang kedua ialah pihak-pihak yang terlibat

dalam melakukan akad, baik pembeli (musytari), penjual (bai’)

atau pihak lainnya. Syarat-syarat bagi pihak tersebut yaitu :

Baligh dan berakal agar tidak mudah tertipu. Rukun Jual beli

yang ketiga yaitu benda atau barang yang diperjualbelikan,

dimana syarat-syaratnya adalah sebagai berikut :


38

1) Suci atau mungkin untuk disucikan sehingga tidak sah

penjualan benda-benda najis seperti anjing, babi, dan

lainnya.

2) Memberi manfaat menurut syara’, maka dilarang jual beli

benda-benda yang tidak boleh diambil manfaatnya menurut

syara’.

3) Jangan ditaklikan, yaitu dikaitkan atau digantungkan kepada

hal-hal lain, seperti jika ayahku pergi, ku jual motor ini

kepadamu.

4) Tidak dibatasi waktu, seperti perkataan ku jual motor ini

kepada tuan selama satu tahun, maka penjualan tersebut

tidak sah sebab jual beli merupakan salah satu sebab

pemilikan secara penuh yang tidak dibatasi apapun kecuali

ketentuan syara’.

5) Dapat diserah terimakan, maksudnya ialah barang tersebut

dapat diserahterimakan dengan cepat maupun lambat.

6) Milik sendiri, tidaklah sah menjual barang orang lain

kecuali bila dikuasakan untuk menjual atau barang-barang

yang baru akan menjadi miliknya.

7) Diketahui (dilihat), barang yang diperjualbelikan harus

dapat diketahui banyaknya, beratnya, takarannya, atau

ukuran-ukuran yang lainnya, maka tidaklah sah jual beli


39

yang menimbulkan keraguan salah satu pihak (Mursidah,

2017).

4. Macam-Macam Jual Beli

Jual Beli memiliki beberapa macam, yang ditinjau dari

berbagai sudut, ulama membagi macam-macam jual beli sebagai

berikut :

1) Dilihat dari sisi objek yang diperjualbelikan, jual beli dibagi

kepada tiga macam, yaitu :

(1) Jual beli muthlaqah, yaitu jual beli dengan pertukaran

antara barang atau jasa dengan uang, jual beli ini

merupakan jual beli yang sangat familiar atau yang

biasa kita lakukan sehari-hari.

(2) Jual beli muqayyadah, yaitu jual beli dengan pertukaran

antara barang dengan barang (barter), atau pertukaran

antara barang dengan barang yang dinilai dengan valuta

asing.

(3) Jual beli al-sharf, yaitu menjualbelikan samaan (alat

pembayaran) dengan samaan lainnya, seperti rupiah,

dolar atau alat-alat pembayaran lainnya yang berlaku

secara umum (Hasan, 2018: 36).


40

2) Dilihat dari segi cara menetapkan harga, jual beli dibagi

kepada empat macam, yaitu :

1. Jual beli musawwamah (tawar menawar), yaitu jual beli

biasa ketika penjual tidak memberitahukan harga pokok

dan keuntungan yang didapatnya.

2. Jual beli amanah, yaitu jual beli ketika penjual

memberitahukan modal jualnya (harga perolehan

barang). Jual beli amanah dibagi kedalam tiga macam,

yaitu :

(1) Jual beli murabahah, yaitu jual beli ketika penjual

menyebutkan harga pokok pembelian barang dan

keuntungan yang didapatnya.

(2) Jual beli muwadha’ah (discount), yaitu jual beli

dengan harga dibawah harga modal dengan jumlah

kerugian yang diketahui, untuk penjualan barang

atau aktiva yang nilai bukunya sudah sangat

rendah.

(3) Jual beli tauliyah, yaitu jual beli dengan harga

modal tanpa keuntungan dan kerugian.

3. Jual beli dengan harga tangguh, (ba’ibitsaman ajil),

yaitu jual beli dengan penetapan harga yang akan


41

dibayar dikemudian hari. Harga tangguh ini boleh lebih

tinggi dari pada harga tunai dan bisa dicicil.

4. Jual beli muzayyadah (lelang), yaitu jual beli dengan

penawaran dari penjual dan para pembeli menawarnya.

Penawaran tertinggi terpiilih sebagai pembeli.

3) Dilihat dari segi pembayaran, jual beli dibagi kepada empat

macam, yaitu :

1) Jual beli dengan penyerahan barang dan pembayaran

langsung.

2) Jual beli dengan pembayaran tertunda (bai’ muajjal,

yaitu jual beli yang penyerahan barang secara langsung

(tunai) tetapi pembayaran dilakukan dikemudian dan

bisa dicicil (Alfarizi, 2019).

3) Jual beli dengan penyerahan barang tertunda (deferred

delivery), meliputi :

(1) Jual beli salam

Yaitu jual beli ketika pembelian membayar tunai

dimuka atas barang yang di pesan dengan

spesifikasi yang harus diserahkan kemudian.

Misalnya, seorang konsumen membeli barang

dengan ciri-ciri tertentu misalnya makanan atau

hewan dan sebagainya yang akan diterimanya pada


42

waktu tertentu, ia bayar harganya dan menunggu

waktu yang telah disepakati untuk menerima

barang tersebut kepadanya.

Rukun dan syarat akad salam diantaranya adalah:

1. Pelaku Transaksi yaitu pembeli dan penjual.

Pembeli dan penjual harus memahami konsep

jual beli salam dan pembeli harus sudah balig.

Dan tidak boleh melakukan jual beli kepada

anak yang belum balig dan keterbelakangan

mental.

2. Objek akad salam diantarannya :

1) Barang yaitu : Harus jelas ciri-cirinya dan

dapat diakui sebagai hutang, harus dapat

dijelaskan spesifikasinya, penyerahannya

dilakukan kemudian, waktu dan tempat

penyerahan barang harus ditetapkan

berdasarkan kesepakatan, pembeli tidak

boleh menjual barang sebelum

menerimanya, tidak boleh menukar

barang kecuali dengan barang sejenis

sesuai kesepakatan.

2) Modal dan Pembayaran yaitu: modal

harus diketahui, barang yang akan disuplai


43

harus diketahui jenis, kualitas, dan

jumlahnya.

3) Ijab kabul yaitu : serah terima dapat

dilakukan secara lisan maupun tulisan dan

saling rela tanpa ada paksaan dari satu

pihak (Ikit, Artiyanto & Saleh, 2018: 170-

172).

(2) Jual beli istishna’, yaitu jual beli yang pembelinya

33 membayar tunai atau bertahap atas barang yang

di pesan dengan spesifikasi yang harus diproduksi

dan diserahkan dikemudian. Pada dasarnya,

istishna’ merupakan transaksi jual beli cicilan

seperti transaksi murabahah muajjal. Namun

berbeda dengan jual beli murabahah dimana barang

diserahkan dimuka sedangkan uangnya dibayar

cicilan. Dalam jual beli istishna’ barang diserahkan

dibelakang, walaupun uangnya juga sama-sama

dibayar secara cicilan.

4) Jual beli dengan penyerahan barang dan pembayaran

samasama tertunda (Yuliana dkk, 2017: 59-61).

2.1.3 Transaksi Online Shop


44

1. Pengertian Transaksi Online Shop/Jual Beli Online

Perkataan jual beli sebenarnya terdiri dari dua suku kata

yaitu “jual dan beli” sebenarnya kata “jual” dan “beli”

mempunyai arti yang satu sama lainnya bertolak belakang. Kata

jual menunjukan adanya perbuatan menjual, sedangkan beli

adalah adanya perbuatan membeli. Dari segi bahasa, toko online

berasal dari dua suku kata, toko dan online.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, toko berarti

sebuah tempat atau bangunan permanen untuk menjual barang-

barang (makanan, minuman, dan sebagainya). Sedangkan online

yang terjemahan bahasa indonesianya adalah dalam jaringan

atau di singkat daring, menurut Wikipedia adalah keadaan di

saat seseorang terhubung ke dalam satu jaringan ataupun sistem

yang lebih besar. Jadi, berangkat dari dua pengertian secara

bahasa tersebut kita dapat mengartikan toko online adalah

sebagai tempat terjadinya aktifitas perdagangan atau jual beli

barang yang terhubung kedalam sutu jaringan dalam hal ini

jaringan internet. Aktifitas ini biasa disebut Belanja Online.

Ketika pembeli melakukan transaksi disebuah toko,

pembeli bebas memilih barang yang akan dibelinya. Terkadang

pembeli perlu memasukan barang yang akan dibeli ke dalam

keranjang belanja lalu menyerahkan keranjang belanja tersebut

kepada kasir untuk dihitung total belanja. Sama seperti transaksi


45

di toko biasa kita dilayani oleh manusia, di toko online kita

dilayani oleh mesin (Nugroho, 2016: 102).

Dalam membedakan bisnis online dengan bisnis offline

yaitu proses transaksi (akad) dan media utama dalam proses

tersebut. Akad merupakan unsur penting dalam suatu bisnis.

Secara umum, bisnis dalam Ekonomi Islam menjelaskan adanya

transaksi yang bersifat fisik, dengan menghadirkan benda

tersebut ketika transaksi, atau tanpa menghadirkan benda yang

dipesan, tetapi dengan ketentuan harus dinyatakan sifat benda

secara konkret, baik diserahkan langsung atau diserahkan

kemudian sampai batas waktu tertentu, seperti dalam transaksi

as-salam dan transaksi al-istishna.

Transaksi as-salam merupakan bentuk transaksi dengan

sistem pembayaran secara tunai/disegerakan tetapi penyerahan

barang ditangguhkan. Sedang transaksi al-istishna merupakan

bentuk transaksi dengan sistem pembayaran secara disegerakan

atau secara ditangguhkan sesuai kesepakatan dan penyerahan

barang yang ditangguhkan (Ikit, Artiyanto & Saleh, 2018: 78-

79).

Dari pengertian dan istilah diatas, maka dapat penulis

pahami bahwa transaksi online shop/jual beli online adalah

persetujuan saling mengikat melalui internet antara penjual

sebagai pihak yang menjual barang dan pembeli sebagai pihak


46

yang membayar harga barang yang dijual. Jual beli secara online

menerapkan sistem jual beli diinternet. Tidak ada kontak secara

langsung antara penjual dan pembeli. Jual beli dilakukan melalui

suatu jaringan yanag terkoneksi dengan menggunakan

handphone, komputer, tablet, dan lain-lain.

2. Mekanisme Jual Beli Online Shop

Dalam kegiatan bisnis, secara proses teknik, penjualan

online shop ini berjalan dengan skema sebagai berikut:

1) Menyediakan barang dagangan.

2) Membangun media online untuk mendisplay barang

dagangan.

3) Proses transaksi antara penjual dan pembeli

4) Memastikan proses pembayaran berhasil dilakukan

5) Proses serah terima barang dengan mengirimkan paket via

kurir.

6) Barang diterima pembeli (Sulianta, 2012: 11-12).

Keberadaan e-commerce berfungsi sebagai media

transaksi bagi sipenjual dan pembeli yang melakukan

perdagangan. Sebagai media transaksi, e-commerce memberikan

sebagai fasilitas kemudahan yang dapat dirasakan para

pengguna (users) setelah melalui beberapa tahapan yaitu:


47

1) Informasi sharing

Merupakan proses paling awal dalam transaski

ecommerce. Pada tahap ini, calon pembeli biasanya

melakukan browsing di internet untuk mendapatklan

informasi tentang produk yang akan dibeli. Informasi

tentang produk tertentu yang akan dibeli. Informasi produk

tertentu dapat diperoleh langsung baik melalui website

pedagang atau perusahaan yang meproduksi barang

tersebut.

Ada dua hal utama yang bisa dilakukan users di dunia

maya, yaitu melihat berbagai produk barang atau jasa yang

diiklankan oleh perusahaan melalui website-nya, dan

mencari data atau informasi tertentu yang dibutuhkan

sehubungan dengan proses transaksi jual beli yang akan

dilakukan.

2) Online orders

Merupakan tahap pemesanan dari calon pembeli yang

tertarik dengan produk (barang atau jasa) yang ditawarkan.

Karena itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perusahaan

perlu memiliki pusat data yang menyediakan informasi

memadai baik terkait dengan berbagai produk yang

ditawarkan, maupun tata cara pembeliannya. Untuk

pemesanan melalui website, para pedagang biasanya


48

menyediakan catalog yang berisi daftar barang yang akan

dipasarkan.

3) Setelah pengisian formulir pemesanan dilakukan

Biasanya dalam website disediakan pilihan tombol

untuk konfirmasi melanjutkan atau membatalkan order.

Apabila yang ditekan tombol “Submit”, maka proses akan

berlanjut pada tahhap pengecekan dan pengesahan order.

Sedangkan apabila yang ditekan tombol Reset berarti

system akan menghapus semua proses order, sehingga

untuk melanjutkan pemesanan, customer perlu memasukan

kembali pilihan order dari awal. Selanjutnya, jika informasi

yang dikirimkan customer telah memenuhi persyaratan dan

dinyatakan valid, maka merchant akan mengirimkan berita

konfirmasi kepada customer dalam bentuk e-mail.

4) Online transaction

Yaitu suatu proses perdagangan yang dilakukan secara

online. Untuk melakukan transaksi online, banyak cara yang

dapat dilakukan. Misalnya melalui media internet seseorang

dapat melakukan transaksi dengan cara chatting atau

melalui video conference secara audio visual. Sedangkan

transaksi dengan menggunakan media e-mail, dapat

dilakukan secara mudah. Dalam hal ini, kedua belah pihak

cukup menggunakan e-mail addres sebagai media transaksi.


49

Di dalam ecommerce, bukti adanya kesepakatan dapat

diwujudkan dalam bentuk data elektrik yang ditanda tangani

para pihak secara digital sebagai bukti ke absahan dan

kesediaan untuk menjalankan hak dan kewajiban.

5) E-payment

Merupakan suatu system pembayaran yang dilakukan

secara elektronik. Biasanya agar dapat memberikan jasa

pembayaran secara online, lembaga keuangan sebagai

perusahaan penerbit, sebelumnya perlu menjamin kerja

sama dengan perusahaan penyedia jaringan. Sedangkan

bagi para pelaku bisnis yang ingin memanfaatkan jasa

pembayaran tersebut, dapat menghubungi peusahaan

penerbit untuk mendapatkan pelayanan.

Dalam ecommerce, e-payment dapat diwujudkan ke

dalam berbagai bentuk misalnya :

(1) Credit card

Dapat diartikan sebagi metode pembayaran atas

kewajiban yang timbul dari suatu transaksi bisnis

dengan menggunakan kartu yangd iterbitkan oleh

perusahaan/lembaga keuangan yang menyediakan jasa

pembayaran.

(2) E-check
50

Yaitu system pembayaran online dengan

menggunakan cek yang ditulis secara elektronik,

misalnya melalui e-mail atau faximile. Untuk dapat

melakukan pembayaran dengan echeck, pertama-tama

customers perlu membuka account bank diinternet.

Dengan demikian, penerimaan e-check ini dapat

mengkonfirmasikan kepada bank adanya transaksi yang

dilakukan secara valid, sebelum bank mentransfer uang

dari rekening pengirim penerima e-check sesuai dengan

nilai yang tercantum.

(3) Digital cash

Merupakan sistem pembayaran yang

menggunakan uang digital. Melalui system digital cash,

uang dapat dipresentasikan kedalam bentuk digit sesuai

dengan jumlah dibutuhkan. Melalui e-mail, nasabah

dapat berkomunikasi dengan bank (sebagai pihak

penyelenggara layanan ini) untuk mendapatkan nomor

seri beberapa token (semacam kupon). Bank

selanjutnya akan mendebit sejumlah uang yang

ditransfer kerekening nasabah sesuai dengan nilai

nominal token tersebut.

Dengan token inilah yang kemudian akan

dipergunakan nasabah sebagai alat pembayaran untuk


51

belanja di internet. Sebagaimana pada kontrak

perjanjian biasa, e -commerce perlu dilengkapi

membutuhkan tanda tangan digital yang dibuat dan

dikirim secara elektronik (Burhanuddin, 2011: 130).

3. Macam-Macam Sistem Jual Beli Online Shop

Jual beli atau bisnis online shop adalah jenis bisnis yang

sedang diminati oleh banyak pengusaha saat ini. Berbagai

macam sistem pun banyak diciptakan untuk mendukung ide

kreatif dalam berbisnis di dunia online, diantaranya yaitu sistem

dropshipping dan reselling.

1) Sistem Dropshipping

Sistem dropshipping ini merupakan suatu sistem jual

beli online dimana dengan sertifikat/dokumen transaksi.

Sebagai bukti adanya transaksi, keberadaan dokumen e-

commerce dapat di print out. Dan untuk memastikan

ketentuannya, para pihak dapat penjual (dropshipper) tidak

perlu menyetok barang atau memiliki modal besar untuk

melakukan kegiatan jual beli online. Dropshipper hanya

menawarkan informasi berupa foto/keterangan barang

terhadap konsumen, jika konsumen berminat membeli

barang tersebut maka barang akan di kirimkan langsung

dari pihak supplier dengan mengatasnamakan dropshipper.


52

2) Sistem Reselling

Sistem reselling merupakan sistem jual beli online

dimana penjual atau yang disebut dengan reseller harus

menyediakan stok barang terlebih dahulu untuk kemudian

menjualnya kepada konsumen. Bedanya dalam sistem ini

penjual (reseller) akan membeli stok barang tersebut dengan

jumlah yang banyak atau grosir agar mendapatkan harga

yang murah (Ambarwati, 2019).

4. Tempat Jual Beli Online Shop

Ada beberapa tempat yang biasa ditempati oleh pelaku usaha

untuk berjualan online, yaitu :

1) Marketplace

2) Website

3) Weblog

4) Forum

5) Media Sosial

5. Manfaat Jual beli Online Shop

(1) Kemampuan gratis internet mampu memperlihatkan produk

apa adanya (natural serta dapat mebuat brosur bewarna dan

menyebarkan tanpa ongkos kirim.

(2) Lebih aman membuka toko online dibandingkan membuka

toko biasa. Dalam artian toko online bisa meminimalisasi


53

terjadinya tingkat pungutan liar atau tindakan criminal

lainnya, seperti perampokan, pencurian dan lain-lain.

(3) Berjalan di dunia internet tidak mengenal hari libur dan hari

besar, semua transaksi bisa dilakukan kapan saja dan

dimana saja.

(4) Tanpa batas-batas wilayah dan waktu sehingga

memeberikan jangkauan pemasaran yang luas dan tak

terbatas oleh waktu.

(5) Arus pendapatan (revenue stream) yang baru yang mungkin

sulit atau dan tidak dapat diperoleh melalui cara konvensial.

(6) Meningkatkan pangsa pasar dimana penggunaan E-

Commerce memungkinkan untuk meningkatkan pangsa

pasar yang semula mempunyai pangsa pasar di dalam

negeri saja, dengan adanya ecommerce maka pangsa pasar

menjangkau luar negeri.

(7) Menurunkan biaya operasi. Penggunaan teknologi internet

memungkinkan kita untuk melakukan kegiatan perdagangan

selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, akan tetapi tidak

berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan untuk biaya

lembur karyawan atau pegawai karena segala sesuatunya

dikerjakan oleh sperangkat komputer yang tidak

membutuhkan operator untuk menjalankan proses

perdagangan, cukup hanya dengan penggunaan software


54

tertentu maka semua aktifitas dalam transaski perdagangan

dapat dilakukan (Nugroho, 2016:12).

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

peneltian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan yang akan dilakukan.

Berikut ini peneliti akan merangkum hasil dari penelitian yang sudah yang

pernah dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rendi Yansya (2018), Program Studi

Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi dengan judul “Pengaruh

Kemudahan Penggunaan, Pengalaman Berbelanja dan Kepercayaan

Konsumen Terhadap Minat Beli Konsumen di Situs Jual Beli Online

Shopee di Kota Jambi” Penelitian tersebut mempersoalkan bagaimana

faktor yang mempengaruhi kemudahan penggunaan, pengalaman

berbelanja dan kepercayaan konsumen terhadap minat beli konsumen di

situs jual beli online shopee di kota Jambi. Sedangkan penelitian

penulis yaitu membahas kepercayaan dan kepuasan konsumen dalam

transaksi online shop (studi pada mahasiswa jurusan ekonomi syariah

pengguna aplikasi Shopee).

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nindy Azis Saputri (2019), Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam

Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau dengan judul “Pengaruh


55

Kepercayaan dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen

JNE Express di Kecamatan Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu”

penelitian tersebut mempersoalkan bagaimana pengaruh kepercayaan

dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen JNE Express. 42

Sedangkan penelitian penulis yaitu membahas kepercayaan dan

kepuasan konsumen dalam transaksi online shop (studi pada mahasiswa

jurusan ekonomi syariah pengguna aplikasi Shopee).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Irfan Alfarizi (2019), Jurusan Ekonomi

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Bengkulu dengan judul “Trend Jual Beli Online Melalui

Situs Resmi Menurut Tinjauan Etika Bisnis Islam” penelitian tesebut

mempersoalkan bagaimana trend jual beli online saat ini melalui situs

resmi menurut tinjauan etika bisnis Islam di Bengkulu. Sedangkan

penelitian penulis yaitu membahas kepercayaan dan kepuasan

konsumen dalam transaksi online shop (studi pada mahasiswa jurusan

ekonomi syariah pengguna aplikasi Shopee).

4. Peneltian yang dilakukan oleh Chusnul Hajijah Murni (2020), Jurusan

Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama

Islam Negeri Ponorogo dengan judul “Pengaruh Kepuasan,

Kepercayaan dan Kemudahan Penggunaan Terhadap Loyalitas

Pelanggan pada Online Shop Di Shoppe” penelitian tersebut

mempersoalkan bagaimana pengaruh kepuasan, kepercayaan dan

kemudahan penggunaan terhadap loyalitas pelanggan pada online shop


56

di shopee. Sedangkan penelitian penulis yaitu membahas kepercayaan

dan kepuasan konsumen dalam transaksi online shop (studi pada

mahasiswa jurusan ekonomi syariah pengguna aplikasi Shopee).

5. Penelitian yang dilakukan oleh Vina Zakiyah (2020), Jurusan Ekonomi

Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Purwokerto dengan Judul “Pengaruh Kepercayaan dan

Pengalaman Berbelanja Online Terhadap Perilaku Konsumen dalam

Belanja Online di Shoppe Perspektif Konsumen di Pondok Pesantren

Modern El-Fira Purwokerto” penelitian tersebut mempersoalkan

bagaimana kepercayaan dan pengalaman berbelanja online terhadap

perilaku konsumen dalam belanja online di aplikasi shopee. Sedangkan

penelitian penulis yaitu membahas kepercayaan dan kepuasan

konsumen dalam transaksi online shop (studi pada mahasiswa jurusan

ekonomi syariah pengguna aplikasi Shopee).

2.3 Kerangka Pemikiran

Peneliti kualitatif otomatis akan melakukan pengamatan berperanserta

terhadap subyek penelitiannya. Pengamatan berperanserta merujuk pada

proses studi yang mempersyaratkan interaksi sosial antara peneliti dan

subyek penelitiannya dalam lingkungan subyek penelitian itu sendiri, guna

memperoleh data melalui teknik yang sitematis. Alasan metodologis

penggunaan teknik ini ialah (Moleong, 1989):


57

1. Pengamatan memungkinkan peneliti untuk melihat, merasakan, dan

memaknai dunia beserta ragam peristiwa dan gejala sosial di dalamnya,

sebagaimana subyek penelitian melihat, merasakan dan memaknainya.

2. Pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan secara

bersama-sama antara peneliti dan subyek penelitiannya

(intersubyektifitas).

Berdasarkan sejumlah aspek, teknik pengamatan terbagi sebagai

berikut (Patton, 1990) :

1. Berdasarkan tingkat peranserta peneliti: peranserta penuh, peranserta

terbatas, dan tanpa berperanserta (peneliti bertindak sebagai penonton).

2. Berdasarkan tingkat keterbukaan peran peneliti: keterbukaan penuh

(semua subyek penelitian mengenal peneliti dan mengetahui kegiatan

pengamatannya), keterbukaan terbatas (hanya sebagian subyek

penelitian mengenal peneliti dan mengetahui kegiatan pengamatannya),

tertutup penuh (subyek penelitian tidak mengenal peneliti dan tidak

tahu-menahu tentang kegiatan pengamatannya).

3. Berdasarkan tingkat keterbukaan tujuan penelitian: terbuka penuh

(dijelaskan seluruhnya kepada subyek penelitian), keterbukaan terbatas

(dijelaskan sebagian kepada sebagian subyek penelitian), tertutup penuh

(tanpa penjelasan kepada subyek penelitian), dan pemalsuan

(memberikan penjelasan palsu atau bohong kepada subyek peneliti).

4. Berdasarkan tingkat kedalaman dan keluasan atau jangka waktu

pengamatan: jangka pendek (pengamatan tunggal dalam waktu singkat,


58

misalnya 2 jam), dan jangka panjang (pengamatan berganda dalam

waktu lama, misalnya bulanan atau tahunan).

5. Berdasarkan himpunan pengamatan: himpunan sempit (terhimpun pada

suatu unsur saja), dan pumpunan luas (tinjauan holistik yang mencakup

semua unsur).

Pedoman pengamatan berperanserta sebagai berikut (Bachtiar, 1985 ) :

1. Pembatasan tegas terhadap sasaran pengamatan, sehingga pengamatan

terarah/ terpumpun. Pembatasan ini disesuaikan dengan tujuan dan

masalah penelitian, apa yang akan ingin diterangkan, dan fakta apakah

yang digunakan untuk menerangkan.

2. Pengamatan didasarkan pada suatu kerangka pemikiran, walaupun itu

bersifat longgar. Kerangka pemikiran ini bukanlah untuk diuji secara

empiris, melainkan sebagai pedoman pengumpulan data. Dengan

demikian menjadi jelas persitiwa atau gejala apakah yang perlu

diperhatikan, serta bagaimana kaitan antar peristiwa/gejala tersebut.

Teknik pengamatan berpartisipasi memiliki kekurangan berikut:

1. Peneliti dapat menjadi going native atau etnosentis

Yaitu benar-benar menjadi orang dalam sebagaimana subyek

penelitiannya, sehingga tidak bisa secara jernih merumuskan hasil

penelitian.

2. Masalah validitas

Ketika berbeda peneliti maka kemungkinan kesimpulan penelitian

akan berbeda, sebagai akibat dari: persepsi dan penilaian selektif


59

peneliti, kehadiran peneliti berefek kepada perubahan subyek

penelitian, peneliti tidak mungkin menyaksikan seluruh aktivitas

budaya masyarakat.

3. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam ialah temu muka berulang antara peneliti

dan subyek penelitian, dalam rangka memahami pandangan subyek

penelitian mengenai hidupnya, pengalamannya, ataupun situasi sosial

sebagaimana diungkapkan dalam bahasanya sendiri (Taylor dan

Bogdan, 1984).

Wawancara mendalam adalah percakapan dua arah dalam suasana

kesetaraan, akrab dan informal. Teknik ini sesuai pada situasi :

1) Aspek yang menjadi perhatian penelitian sudah jelas dan

dirumuskan dengan tepat.

2) Ajang dan orang-orang yang menjadi subyek penelitian tidak

terjangkau, misalnya menyangkut peristiwa masa lalu.

3) Peneliti menghadapi kendala waktu, sehingga tidak mungkin

melakukan pengamatan berpartisipasi penuh.

4) Penelitian tergantung pada ajang atau orang-orang dalam skala

luas/besar.

5) Peneliti ingin menjelaskan pengalaman subyek manusia: riwayat

hidup memungkinkan peneliti mengenal subyek penelitian secara

akrab, melihat dunia lewat mata mereka dan masuk lewat

pengalaman mereka.
60

Wawancara mendalam bersifat luwes, terbuka, tidak terstruktur,

dan tidak baku. Intinya ialah pertemuan berulang kali secara langsung

antara peneliti dan subyek penelitian. Tujuannya untuk memahami

pandangan subyek penelitian tentang kehidupan, pengalaman, atau

situasi subyek penelitian, sebagaimana diungkapkan dalam bahasanya

sendiri. Dalam status sebagai teknik metodologis, maka pewawancara

dituntut untuk memenuhi dua hal sekaligus :

(1) Mempelajari pertanyaan yang ditanyakan, dan bagaimana

menjawabnya.

(2) Memperoleh jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Tidak ada

gunanya mengajukan pertanyaan yang peneliti sendiri tidak

mengerti bagaimana harus menjawabnya.

Berdasarkan substansinya, wawancara mendalam dibedakan

menjadi tiga jenis:

1) Wawancara untuk menggali riwayat hidup sosiologis. Riwayat

hidup menyajikan pandangan orang mengenai kehidupannya dalam

bahasanya sendiri. Peneliti berupaya menangkap pengalaman

penting dalam kehidupan seseorang menurut definisi orang

tersebut.

2) Wawancara untuk mempelajari kejadian dan kegiatan, yang tak

dapat diamati secara langsung. Orang yang diwawancarai ialah

responden/informan yang hidup di lingkungan sosial yang diteliti.

Mereka bertindak sebagai “pengamat” bagi peneliti, mata dan


61

telinganya di lapangan. Responden/informan tidak saja

mengungkapkan pandangannya, tetapi juga menjelaskan apa yang

terjadi dan bagaimana orang lain memandang.

3) Wawancara untuk menghasilkan gambaran luas mengenai sejumlah

ajang, situasi atau orang. Wawancara lebih tepat untuk mempelajari

sejumlah besar orang dalam waktu relatif singkat dibandingkan

pengamatan berpartisipasi.

Dari segi jumlah orang yang diwawancarai, wawancara

mendalam dibedakan menjadi dua jenis, yaitu wawancara perorangan

dan wawancara kelompok. Riwayat hidup individu lazimnya

dikumpulkan melalui wawancara perorangan. Beberapa kelemahan

dalam wawancara mendalam:

(1) Sebagai suatu percakapan, wawancara terbuka akan kemungkinan

pemalsuan, penipuan, pelebih-lebihan, dan penyimpangan

(distorsi). Dapat terjadi kesenjangan besar antara yang dikatakan

dan dilakukan responden/informan.

(2) Orang mengatakan dan melakukan hal yang berbeda dalam situasi

yang berbeda. Tidak dapat dianggap bahwa apa yang dikatakan

seseorang pada saat wawancara adalah apa yang diyakini dan

dikatakannya dalam situasi lain.

(3) Sejauh pewawancara tidak mengamati langsung orang-orang dalam

kehidupan mereka sehari-hari, maka pewawancara terjauhkan dari


62

konteks yang penting guna memahami banyak pandangan yang

disorotinya.

kepercayaan

Kepuasan Mahasiswa jurusan


konsumen ekonomi syariah

Transaksi online

Gambar 2.1

Kerangka pemikiran
63

BAB III

KONDISI OBJEKTIK LOKASI PENELITIAN

3.1 Letak Geografis

3.1.1 Letak Geografis Kota Indramayu

Secara geografis, Kabupaten Indramayu berada pada 107"51'-

108"36' Bujur Timur dan 6"15'–6"40' Lintang Selatan. Wilayahnya

terletak di bagian utara provinsi Jawa Barat yang berbatasan

langsung dengan Laut Jawa. Kabupaten Indramayu berjarak sekitar

52 Km barat laut Kota Cirebon, 144 Km dari Kota Bandung melalui

Sumedang serta 205 Km dari Jakarta ke arah timur. Seluruh

wilayahnya merupakan dataran rendah hingga pesisir. Ada sebagian

daerah yang memiliki perbukitan terutama di perbatasan Kabupaten

Sumedang yaitu Dusun Ciwado Desa Cikawung, Kecamatan Terisi,

Indramayu. Dan sebagian wilayah Sanca, Kecamatan Gantar.


64

Gambar 2.2
Peta Indramayu
3.1.2 Letak Geografis Kampus Stais Dharma Indramayu

Sekolah Tinggi Agama Islam Pangeran Dharma Kusuma

segeran Indramayu (STAIS DHARMA) merupakan sebuah Lembaga

Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang di rintis pertama kali di

Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Berdirinya STAIS Dharma

merupakan titik keberhasilan usaha pendekatan pengamalan

keagamaan masyarakan sekitar guna membentuk masyarakat yang

religius dan memiliki wawasan yang mengikuti perkembangan

zaman.

STAIS Dharma didirikan oleh KH. Abas Abdul Jalil, S.Ag,

M.Si., salah seorang pemerhati pendidikan di Kabupaten Indramayu.

Beliau bersama saudara-saudaranya mendirikan Yayasan Ibu Hajjah

Chodijah tahun 1981, dan pada tahun 1998 mulai membuka

perkuliahan di Segeran Kidul, Kec. Juntinyuat, Kabupaten

Indramayu, Jawa Barat 45282.


65

Gambar 3.
Peta kampus Stais Dharma Indaramayu

3.2 Sejarah

Pada awal didirikan pada tanggal 17 Juli 1998 oleh Yayasan Ibu Hj.

Chodijah (Yabujah) Indramayu dengan Surat Keputusan Nomor :

11/SK/Yabujah/VII/1998 kampus ini bernama Sekolah Tinggi Agama Islam

Segeran Indramayu. Adapun program sutudi S1 yang pertama kali

diselenggarakan adalah Pendidikan Agama Islam dan Mu’amalah dengan

izin dari Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Nomor :

Dj.II/532/2003 tangal 20 Nopember 2003.

Disamping menyelenggarakan Pendidikan S1, STAI Segeran

Indramayu juga menyelenggarakan Program Diploma Dua (D2) yaitu D2

PGTKI/RA, PGMI/SD, PGPAI, dan Program Akta IV sesuai Surat


66

Keputusan Koordinator Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten Nomor

023/KOP/S/2003 tanggal 29 Nopember 2003.

Pada tahun 2008, STAI Segeran berubah nama menjadi Sekolah

Tinggi Agama Islam Pangeran Dharma Kusuma Segeran Indramayu dengan

perpanjangan izin penyelenggaraan dari Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Nomor : Dj.I/201 Tahun 2008 tanggal 20 Juni 2008. STAIS Dharma tetap

memiliki dua program studi Pendidikan Agama Islam dan Muamalah.

3.3 Profil Objek Penelitian

3.3.1 Kampus Stais Dharma indramayu

Sekolah Tinggi Agama Islam Pangeran Dharma Kusuma

Segeran Indramayu (STAIS Dharma) merupakan sebuah lembaga

pendidikan tinggi keagamaan Islam yang dirintis pertama kali di

Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Berdirinya STAIS Dharma

merupakan titik keberhasilan usaha pendekatan pengamalan

keagamaan masyarakat sekitar guna membentuk masyarakat yang

religius dan memiliki wawasan yang mengikuti perkembangan

zaman.

STAIS Dharma didirikan oleh KH. Abas Abdul Jalil, S.Ag,

M.Si., salah seorang pemerhati pendidikan di Kabupaten Indramayu.

Beliau bersama saudara-saudaranya mendirikan Yayasan Ibu Hajjah

Chodijah tahun 1981, dan pada tahun 1998 mulai membuka

perkuliahan.
67

Pada awal didirikan pada tanggal 17 Juli 1998 oleh Yayasan

Ibu Hj. Chodijah (Yabujah) Indramayu dengan Surat Keputusan

Nomor : 11/SK/Yabujah/VII/1998 kampus ini bernama Sekolah

Tinggi Agama Islam Segeran Indramayu. Adapun program sutudi S1

yang pertama kali diselenggarakan adalah Pendidikan Agama Islam

dan Mu’amalah dengan izin dari Direktur Jenderal Kelembagaan

Agama Islam Nomor : Dj.II/532/2003 tangal 20 Nopember 2003.

Disamping menyelenggarakan Pendidikan S1, STAI Segeran

Indramayu juga menyelenggarakan Program Diploma Dua (D2)

yaitu D2 PGTKI/RA, PGMI/SD, PGPAI, dan Program Akta IV

sesuai Surat Keputusan Koordinator Kopertais Wilayah II Jawa

Barat dan Banten Nomor 023/KOP/S/2003 tanggal 29 Nopember

2003.

Pada tahun 2008, STAI Segeran berubah nama menjadi

Sekolah Tinggi Agama Islam Pangeran Dharma Kusuma Segeran

Indramayu dengan perpanjangan izin penyelenggaraan dari Direktur

Jenderal Pendidikan Islam Nomor : Dj.I/201 Tahun 2008 tanggal 20

Juni 2008.

STAIS Dharma tetap memiliki dua program studi Pendidikan

Agama Islam dan Muamalah. Seiring dengan perkembangan dan

tututan kebutuhan masyarakat di sekitar kampus maka pada tahun

2009 kampus ini membuka program studi Ekonomi Syari’ah dengan


68

izin pembukaan program studi dari Direktur Jenderal Pendidikan

Islam Nomor Dj.I/614/2009.

Pada tahun 2015 STAIS Dharma mencoba untuk melebarkan

sayapnya dengan membuka program studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Pendidiak Islam Anak Usia Dini

(PIAUD). Dibukanya kedua program studi tersebut guna menunjang

kebutuhan guru-guru pendidikan dasar dan pra sekolah di kabupaten

Indramayu.

Dengan usia yang sudah sangat cukup dewasa dan pengalaman

yang memadai dalam mengelola program studi didukung oleh

sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keahlian yang

semakin berkembang, sumber daya sarana dan prasarana yang sangat

mendukung, letak geografis yang strategis dan potensi calon

mahasiswa yang besar, serta tuntutan kebutuhan untuk mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan

khususnya pendidikan Islam.

3.3.2 Profil PT.Shopee Internasional Indonesia

PT. Shopee Internasional Indonesia merupakan perusahaan

yang bergerak dibidang penjualan produk secara online. PT. Shopee

Internasional Indonesia dikenal dengan aplikasi Shopee. Shopee

hadir dalam bentuk aplikasi mobile yang berbasis e-commerce untuk


69

memudahkan penggunanya dalam melakukan kegiatan belanja

online tanpa harus membuka website melalui perangkat komputer.

Masuknya Shopee ke pasar Indonesia pada akhir bulan Mei

2015 dan baru mulai beroperasi pada akhir Juni 2015 di Indonesia.

Shopee merupakan anak perusahaan dari Garena yang berbasis di

Singapura. Shopee telah hadir di beberapa negara di kawasan Asia

Tenggara seperti Singapura, Thailand, Vietnam, Malaysia, Filipina,

dan Indonesia. Shopee Indonesia beralamat di JL. Letjen. S. Parman,

Palmerah Wisma 77 Tower 2, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11410,

Indonesia.

Shopee hadir di Indoenesia untuk membawa pengalaman

berbelanja baru. Shopee memfasilitasi penjual untuk berjualan

dengan mudah serta memfasilitasi pembeli degan proses pembayaran

yang aman dan pengaturan logistik yang terintegrasi. Adapun

pengguna Shopee adalah kalangan muda yang saat ini terbiasa

melakukan kegiatan dengan gadget termasuk kegiatan berbelanja.

Untuk itu Shopee hadir dalam bentuk aplikasi mobil untuk

menunjang kegiatan berbelanja yang cepat, mudah dan efisien.

Jumlah Unduhan Shopee Di Google Play Store


70

Sumber : Play Store Handphone

BAB Ⅳ
71

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan konsumen yang

bertransaksi online shop di aplikasi Shopee maka dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Kepercayaan Konsumen dalam Transaksi Online Shop pada Mahasiswa

Jurusan Ekonomi Syariah Pengguna Aplikasi Shopee.

Mahasiswa bagian dari masyarakat yang tidak terlepas dari

teknologi informasi dan komunikasi terlihat dari sering mengupdate

berbagai informasi di Internet dan media sosial seperti facebook,

instagram, shopee, whatsApp, line, twitter, dan media sosial lainnya.

Online shop adalah salah satu inovasi terbaru dalam pembelanjaan yang

memiliki sistem transaksi yang berbeda dari toko dipasar. Aktifitas

penjualan dan pembelian dilakukan secara online. Keberadaannya

memberikan keuntungan bagi mahasiswa karena kemudahan dan

manfaat yang dirasakan saat berbelanja di online shop.

Kepercayaan konsumen merupakan sebuah kepercayaan dari

pihak pembelian suatu produk terhadap pihak penjual atau sebaliknya

dalam melakukan transaksi jual beli berdasarkan suatu keyakinan

bahwa seseorang yang dipercayainya tersebut memiliki segala

kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan oleh konsumen

(Sugara, 2017).
72

Nama Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah

yang Bertransaksi Online Shop

NO. NAMA NIM Semester

1. Novi Dina Nasikha B.2.19.0438 8

2. Musngifah B.2.19.0435 8

3. Ayunda Ditha Zanuba B.2.190431 8

4. Samrokim B.2.19.0439 8

5. Deni Hermato B.2.19.0434 8

Sumber:Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah

Berikut ini adalah faktor pendorong mahasiswa jurusan Ekonomi

Syariah menjadi tertarik dan percaya melakukan transaksi online shop

dengan menggunakan aplikasi Shopee :

1) Sistem Pemasaran dan Transaksi Kepercayaan

Adalah kepercayaan pihak pembeli terhada pihak penjual

atau sebaliknya dalam melakukan transaksi jual beli berdasarkan

suatu keyakinan bahwa seseorang yang dipercayai tersebut

memiliki kewajibannya secara baik sesuai dengan yang diharapkan.

Kepercayan konsumen adalah semua persepsi dan

pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan

yang telah dibuat oleh konsumen baik itu tentang objek, atribut,

dan manfaatnya (Zakiyah, 2020).


73

Online shop adalah sarana yang menyediakan tempat untuk

berbelanja bagi konsumen. Berdasarkan hasil wawancara penulis

pada Latifur Rosidah mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah yang

melakukan transaksi melalui online shop menyatakan bahwa :

“Novi sudah percaya dengan online shop Shopee dibuktikan

dengan Novi menggunakan aplikasi Shopee ± 2 tahun lamanya.

Selain itu hal yang membuat Novi yakin dan percaya dengan

aplikasi Shopee adalah dengan melakukan transaksi yang

berorientasi terhadap konsumen seperti Cash On Delivery (COD).

Novi mengaku pada saat wawancara ia candu terhadap

layanan yang diberikan oleh Shopee terbukti dari banyaknya

riwayat pesanan dari aplikasi Shopee yang ditunjukkannya pada

saat wawancara sedang berlangsung (dalam seminggu 2-3 kali

melakukan transksi di Shopee). Hal tersebut karena melalui online

shop bisa mempermudah kita dalam membeli barang tanpa harus

pergi ke tokonya langsung, untuk harga lebih murah dibandingkan

harga barang dipasar dan ditoko” (Novi Dina Nasikha, wawancara :

23 Juni 2023).

Berdasarkan hasil dikemukakan oleh Musngifah menyatakan

bahwa: “Aplikasi Shopee ini memberikan kemudahan, praktis

dalam berbelanja baik dalam hal segi waktu yang fleksibel juga

dari segi gratis ongkir dan voucher dimana para konsumen Shopee

dapat mengklaim voucher sesuai dengan kebutuhan saat berbelanja.


74

Hal ini sangat membantu bagi para konsumen yang ingin

melakukan transaksi belanja online shop ketika setelah melakukan

pesanan, voucher yang telah diklaim tadi otomatis terakumulasi

dengan potongan ongkos kirim sehingga bagi para konsumen ini

merupakan bentuk layanan yang berorientasi pada kebutuhan

konsumen (Musngifah wawancara: 23Juni 2023).

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan diatas dapat

disimpulkan bahwa perkembangan teknologi yang sangat pesat

mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam melakukan aktifitas

transaksi online shop dan memudahkan melakukan transaksi online

shop karena tidak perlu untuk mendatangi tempat jualan suatu

barang yang ingin dibeli cukup dengan melihat gambar atau barang

dari aplikasi Shopee atau lainnya barang datang sesuai alamat yang

dituju, tidak hanya itu jika ingin membeli barang bisa dengan

menggunakan sistem (COD) bayar ditempat atau melakukan

transfer pembayaran dan barang akan diantar ketempat pemesanan.

Sistem transaksinya lebih efesien dan lebih praktis bagi

mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah, apalagi mahasiswa memiliki

aplikasi online shop yang ada di handphone jadi bisa dimanfaatkan

dalam setiap akan berbelanja di online shop.

2) Memiliki
75

Berbelanja di online shop selain harga murah, beberapa toko

di Shopee menyediakan berbagai merk dan kualitas tersendiri

dengan begitu seseorang menjadi tertarik untuk membeli produk

tersebut karena sesuai dengan harapan yang diinginkan (harga

menentukan kualitas)” (Novi Dina Nasikha, wawancara : 23 Juni

2023).

Hal ini berbeda dengan yang dikemukakan oleh Samrokim

menyatakan bahwa : ”Layanan Shopee tidak selalu memberikan

yang terbaik dibuktikan dengan adanya pesanan yang dibuat oleh

Samrokim tidak sesuai dengan kenyataan yang diterima. Seperti

saat Samrokim membuat pesanan berupa produk pakaian dimana

saat melihat produk tersebut di aplikasi begitu menarik dan

memikat konsumen untuk membelinya sehingga Fitri merasa

semangat untuk memesannya. Ketika barang tersebut datang

Samrokim merasa kecewa karena barang yang diterima tidak sesuai

dengan yang diharapkan. Setelah kejadian tersebut, Fitri enggan

untuk melakukan transaksi di layanan Shopee lagi” (Samrokim,

wawancara : 23 Juni 2023).

Pendapat yang dikemukakan oleh Samrokim tidak sejalan

dengan persepsi yang disampaikan oleh Ayunda bahwa: ”Online

shop aplikasi Shopee ini produk/barangnya lengkap jika

dibandingkan toko dipasar, barang yang Ayunda inginkan ready

dan harganya relatif lebih terjangkau.


76

Jadi kepercayaan sangat dibutuhkan dalam bertransaksi

belanja online shop dengan memberikan kepercayaan dalam

pemenuhan barang ataupun jasa yang Ayunda inginkan. Kemudian

berbagai barang yang ditawarkan dalam belanja online shop

tersebut.

Penjual juga mengirim sesuai dengan permintaan Ayunda,

penjual atau toko online shop memenuhi janji-janjinya kepada

Ayunda dalam pembelian barang atau jasa setelah mengirim uang

kepada toko online shop tersebut, dan Ayunda percaya bahwa

barang yang dijual berkualitas bagus” (Ayunda Ditha Zanuba,

wawancara : 23 Juni 2023).

Tidak jauh berbeda, Endang selaku salah satu Mahasiswa

jurusan Ekonomi Syariah juga mengungkapkan bahwa : “Deni

percaya kepada toko online shop aplikasi Shopee ini yaitu pada

penilaian dari konsumen yang bertransaksi online shop dan jumlah

terjualnya produk/barang pada toko online shop tersebut.

Kemudian pihak Shopee memberikan banyak kemudahan seperti

menyediakan layanan isi ulang pulsa, paket data, tagihan listrik

PLN, BPJS, PDAM, biaya pendidikan dan lain-lain. Hal ini bisa

Endang lakukan kapan saja karena layanan Shopee memberikan

waktu tidak terbatas (24 jam)” (Deni Hermato , wawancara:25 Juni

2023).
77

2. Kepuasan Konsumen dalam Transaksi Online Shop pada

Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah Pengguna Aplikasi Shopee

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen merupakan bagian dari

pengalaman konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang

ditawarkan. Berdasarkan pengalaman yang diperolehnya, konsumen

memiliki kecenderungan untuk membangun nilai-nilai tertentu. Nilai

tersebut akan memberikan dampak bagi konsumen untuk melakukan

perbandingan terhadap kompetitor dari produk atau jasa yang pernah

dirasakannya.

Pelayanan yang dapat memuaskan konsumen akan berdampak

terjadinya pembelian berulang-ulang yang berarti akan terjadi

peningkatan penjualan. Dengan pelayanan yang baik dapat menciptakan

kepuasan dan loyalitas konsumen serta membantu menjaga jarak

dengan pesaing. Biasanya pelanggan menilai kepuasan atau

ketidakpuasan terhadap suatu produk dengan cara membandingkan

kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

Kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang

yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk

(hasil) terhadap ekspektasi mereka.

Jenis produk /Barang yang Dibeli Konsumen

NO NAMA Jenis Produk Barang

1. Novi Dina Nasikha Skincare,Baju,Jilbab,Tas,Sepatu.


78

2. Musngifah Baju,Celana, Jam

3. Ayunda Ditha Zanuba Jilbab,Mukena,Sweter

4. Samrokim Jaket,celana

5. Deni Hermato koko pria, tas, celana pria

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara penelitian, pembahasan penelitian ini

dimaksudkan untuk memberikan penjelasan terhadap hasil penelitian sesuai

dengan teori yang digunakan, adapun pembahasan hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Kepercayaan Konsumen dalam Transaksi Online Shop pada

Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah Pengguna Aplikasi Shopee

Kepercayaan adalah kepercayaan pihak pembeli terhadap pihak

penjual atau sebaliknya dalam melakukan transaksi jual beli

berdasarkan suatu keyakinan bahwa seseorang yang dapat

dipercayainya tersebut memiliki segala kewajibannya secara baik sesuai

yang diharapkan. Kepercayaan konsumen juga merupakan semua

persepsi dan pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua

kesimpulan yang telah dibuat oleh konsumen baik itu tentang objek,

atribut dan manfaatnya.

Didalam e-commerce yang menjadi hal terpenting untuk

mengubah pengujung menjadi pembeli adalah adanya kepercayaan.


79

Karena dengan adanya kepercayaan akan memberikan keyakinan serta

menarik pengunjung website atau marketplace untuk membeli produk

yang ditawarkan. Kepercayaan konsumen bisa didapatkan dengan

adanya janji atau deskripsi yang ditampilkan oleh perusahaan terkait

pelayanan dan produk yang ditawarkan. Bahkan konsumen juga bisa

mendapatkan kepercayaan dengan melihat ulasan pengalaman belanja

orang lain (Zakiyah, 2020). Adapun indikator kepercayaan konsumen

terhadap online shop ada lima yaitu :

1. Integritas

Integritas meliputi kejujuran dan keadaan yang

sesungguhnya. Integritas dalam kepercayaan merupakan sesuatu

hal yang kritikal. Tanpa persepsi karakter moral dan kejujuran yang

dasar, dimensi lainnya tidak akan berarti.

2. Kompetensi

Kompetensi disini merupakan teknik dan kemampuan dalam

berinteraksi membangun kepercayaan. Misalnya : bagaimana

mendengarkan seseorang, bagaimana berbicara dan mengucapkan

sesuatu agar terjadi proses kepercayaan.

3. Konsistensi

Konsistensi berhubungan dengan sesuatu yang dapat

dipercaya, tingkat predikasi terhadap seseorang, dan penilaian

menangani situasi.

4. Loyalitas
80

Kemampuan untuk melindungi dan menyelamatkan

seseorang dari orang lain. Kepercayaan mempersyaratkan kita

tergantung seseorang untuk tidak mencari kesempatan.

5. Keterbukaan

Dimensi terakhir kepercayaan mengharuskan adanya

keterbukaan diantara satu dengars yang lainnya. Tanpa keterbukaan

tidak mungkin akan terjadi proses kepercayaan (Tarwiyanti, 2018).

Berdasarkan teori diatas, dari hasil penelitian temuan khusus di

STAIS Indramayu pada Mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah sebagai

konsumen dalam bertransaksi online shop bahwa kejujuran,

kemampuan, konsistensi, loyalitas dan keterbukaan di aplikasi Shopee

di toko online shop mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam

melakukan aktifitas transaksi online shop dan memudahkan melakukan

transaksi online shop karena tidak perlu untuk mendatangi tempat

jualan suatu barang yang ingin dibeli cukup dengan melihat

gambar/barang dari aplikasi Shopee atau lainnya barang datang sesuai

alamat yang dituju, tidak hanya itu jika ingin membeli barang bisa

dengan menggunakan sistem (COD) bayar di tempat atau melakukan

transfer pembayaran dan barang akan diantar ke tempat pemesanan.

Sistem transaksinya lebih efesien dan lebih praktis bagi mahasiswa

jurusan Ekonomi Syariah, apalagi mahasiswa memiliki aplikasi online

shop yang ada di handphone jadi bisa dimanfaatkan dalam setiap akan

berbelanja di online shop. Kemudian kualitas barang juga menjadi


81

faktor ketertarikan/kepercayaan konsumen berbelanja di Online Shop.

Sehingga Online Shop menjadi pilihan mahasiswa Jurusan Ekonomi

Syariah untuk berbelanja sesuai dengan keinginan dan kebutuhan

mereka yang cocok dengan passion.

2. Kepuasan Konsumen dalam Transaksi Online Shop pada

Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah Pengguna Aplikasi Shopee

Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk

yang dibandingkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan. Jika

kinerja berada dibawah harapan, konsumen tidak puas. Jika kinerja

memenuhi harapan, konsumen puas. Jika kinerja melebihi harapan,

konsumen amat puas atau senang.

Berdasarkan dari definisi tersebut maka dapat diketahui bahwa

kepuasan konsumen berhubungan erat dengan dua hal yaitu harapan

dan hasil yang diterima. Kepuasan konsumen yaitu kesesuaian antara

harapan dengan persepsi pelayanan yang diterima (hasil yang diperoleh

atau kenyataan yang dialami). Kepuasan konsumen tercipta pada masa

pembelian, pengalaman menggunakan produk atau jasa dan masa

setelah pembelian. Konsumen yang merasa puas pada produk yang

digunakannya akan kembali menggunakan produk yang ditawarkan.

Hal ini mengakibatkan kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor

yang paling penting untuk memenangkan persaingan (Saputri, 2019).


82

Indikator kepuasan konsumen yang digunakan pada penelitian ini

yaitu :

a. Perasaan puas (dalam arti puas akan produk dan pelayanannya)

Yaitu ungkapan perasaan puas atau tidak puas dari konsumen

saat menerima pelayanan yang baik dan produk yang berkualitas

dari toko online shop tersebut.

b. Terpenuhinya harapan konsumen setelah membeli produk

Yaitu sesuai atau tidaknya kualitas suatu produk dengan

harapan yang diinginkan konsumen.

c. Selalu membeli produk

Yaitu konsumen akan tetap memakai dan terus membeli

suatu produk apabila tercapainya harapan yang mereka inginkan

(Saidani & Arifin, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara yang telah

peneliti lakukan dengan Mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah selaku

konsumen transaksi online shop aplikasi Shopee bahwa model

pelayanan dan kualitas produk sangat berpengaruh khususnya untuk

kenyamanan dan kepuasan antar kedua pihak dalam bertransaksi.

Pelayanan seperti tracking, penilaian/ulasan dan pengembalian produk

sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam melakukan transaksi

melalui online shop. selain itu pembayaran langsung ditempat (COD)

juga menjadi layanan utama yang diminati oleh para pengguna aplikasi
83

shopee sehingga dapat menimbulkan tingkat kepuasan yang

berkesinambungan dalam kurun waktu tertentu.

Mahasiswa tertarik berbelanja di online shop karena selain

mendapatkan pelayanan juga mendapatkan penawaran dan kualitas

produk yang ada di online shop seperti free ongkir, dikemas dengan

baik barang yang dipesan (bubble wrap), pengantarannya yang cepat,

dan diskon harga barang. Sehingga intensitas berbelanja di shopee

menjadi meningkat dan repeat order atau melakukan pembelian

berulang di toko yang sama atau di toko yang lainnya.

BAB Ⅳ

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari temuan penelitian dan pembahasan skripsi yang telah diuraikan

diatas, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan untuk menjawab

pertanyaan dari rumusan masalah yang terangkum sebagai berikut :


84

1. Keberhasilan transaksi di internet besar dipengaruhi oleh adanya faktor

kepercayaan. Kepercayaan merupakan faktor utama timbulnya minat

beli konsumen secara online. Faktor yang sangat penting dalam

mempengaruhi pembelian online adalah kepercayaan. Kepercayaan

menjadi faktor kunci dalam setiap transaksi jual beli secara online.

Maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan pada transaksi online shop

aplikasi Shopee merupakan faktor utama dalam memicu minat

konsumen untuk melakukan pembelian secara online dimana semakin

tinggi derajat kepercayaan konsumen maka semakin tinggi pula tingkat

pembelian niat konsumen bahkan dilakukan secara berulang-ulang.

2. Kepuasan konsumen dalam transaksi online shop adalah dengan

semakin meningkatnya kemudahan dalam penggunaan teknologi

informasi. Dalam hal ini mengenai kejujuran penjual dalam

bertransaksi, tanggung jawab penjual kepada pembeli dan layanan yang

baik diberikan oleh toko online shop maka aplikasi Shopee memiliki

reputasi yang baik, sehingga terciptanya kepuasan konsumen untuk

menggunakan secara berkelanjutan.

5.2 Saran

1. Disarankan kepada pihak Shopee untuk menerapkan sistem yang sesuai

dengan perspektif Ekonomi Islam seperti toko online shop dapat

mencantumkan deskripsi produk barang yang akan dijual secara rinci

dan jelas sesuai dengan kondisi barang sehingga bagi para pelanggan
85

khususnya mahasiswa yang mempunyai pengaruh word of mouth dalam

melakukan transaksi online shop.

2. Disarankan bagi penelitian selanjutnya hasil penelitian ini bisa

digunakan sebagai perbandingan dan referensi juga dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan untuk lebih memperdalam penelitian dan

mengkaji lebih banyak sumber maupun referensi yang terkait. Peneliti

juga dihimbau agar lebih mempersiapkan diri dalam proses

pengumpulan data dan dalam hal ini apapun.

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, I. (2003). Teknik pengumpulan dan analisis data kualitatif. Pusat


Penelitian Sosial Ekonomi. Litbang Pertanian, Bogor, 27(10), 179-188.

Alfarizi, Irfan. 2019. Trend Jual Beli Online Melalui Situs Resmi Menurut
Tinjauan Etika Bisnis Islam. Skripsi. Program Studi Ekonomi Syariah.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. IAIN Bengkulu. Bengkulu.

Ambarwati, Dwi Rani. 2019. Jual Beli Online dengan Menggunakan Sistem
Dropshipping dalam Kajian Ekonomi Islam. Skripsi. Program Studi
86

Ekonomi Islam. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Universitas Islam


Negeri Sumatera Utara. Medan.

Andhini, Amelia. 2017. Pengaruh Transaksi Online Shopping dan Kepercayaan


Konsumen Terhadap Kepuasan Konsumen pada E-commerce.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen 6(7): 1-23.

Anita, Yeni. 2019. Pengaruh Harga, Kualitas Pelayanan dan Kepercayaan


Terhadap Kepuasan Konsumen dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada
Bisnis Online Shop: Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan Ladaza diKota
Pekanbaru). Skripsi. Program Pascasarjana. UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Riau. Anwar, Rosian & Adidarma, Wijaya. 2016. Pengaruh Kepercayaan
dan Risiko pada Minat Beli Belanja Online. Jurnal Manajemen & Bisnis
Sriwijaya 14(2): 156- 158.

Burhanuddin, Abdullah. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Firmansyah, Anang M. 2012. Perilaku Konsumen (Sikap dan Pemasaran).


Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Hasan, Akhmad Farroh. 2018. Fiqh Muamalah dari Klasik Hingga Kontemporer
(Teori dan Praktek). Malang: UIN. Maliki Press.

Ikit., Artiyanto dan Saleh Muhammad. 2018. Jual Beli Dalam Perspektif Ekonomi
Islam. Yogyakarta: Gava Media.

Khotimah, Nurul. 2020. Analisis Faktor Kepuasan Konsumen dari Sudut Pandang
Kinerja Pelayanan (Reliability, Responveness, Assurance, Emphaty, dan
Tangibles) Studi Kasus Bengkel Resmi Astra Honda Authorized Service
Station (AHASS) PT. Murni Subaja Mas. Skripsi. Fakultas Manajemen.
Universitas Gunadarma.
87

Marindi, Pandu & Nurwidawati, Desi. 2015. Hubungan Antara Kepuasan


Konsumen dalam Belanja Online dengan Perilaku Konsumtif pada
Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya. Jurnal Program Studi
Psikologi. 3(2): 1-5.

Murni, Chusnul Hajijah. 2020. Pengaruh Kepuasan, Kepercayaan dan Kemudahan


Pengunaan Terhadap Loyalitas Pelanggan pada Online Shop di
Shoppe.Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

IAIN Ponorogo. Ponorogo. Mursidah, Umi. 2017. Penerapan Etika Bisnis Islam
dalam Transaksi Jual Beli dipasar Tradisional (Studi pada Pasar Betung
Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat). Skripsi. Jurusan Ekonomi
Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. UIN Raden Intan Lampung.
Lampung.

Neogroho, Agung. 2010. Teknologi Komunikasi.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nisrina. 2015. Bisnis Online, Manfat Media Sosial dalam Meraup Uang.
Yogyakarta: Kobis.

Norman, Efrita & Aisyah, Idha. 2019. Bisnis Online di Era Revolusi Industri 4.0
(Tinjauan Fiqih Muamalah). Jurnal Ekonomi Keuangan & Bisnis Syariah.
Masyarakat Ekonomi Syariah Bogor. 1(1): 30-47.

Nugroho, Sulistyo Adi. 2016. E-Commerce Teori dan Implementasi. Yogyakarta:


Ekuilibria.

Safira, Desy. 2020. Bisnis Jual Beli Online dalam Perspektif Islam. Jurnal Hasil
Kajian dan Penelitian dalam Bidang Keislaman dan Pendidikan. Jurusan
88

Manajemen Dakwah. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 5(1):


57- 68.

Saidani, Basrah & Arifin, Samsul. 2012. Pengaruh KUALITAS Produk dan
Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen dan Minat Beli pada
Ranch Market. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia. Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Jakarta. 3(1): 1-22.

Saputri, Nindy Azis. 2019. Pengaruh Kepercayaan dan Kualitas Pelayanan


Terhadap Kepuasan Konsumen JNE Express di Kecamatan Ujung Batu
Kabupaten Rokan Hulu. Skripsi. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial. UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Riau.

Sugara, Anang dan Dewantara, Rizki Yudhi. 2017. Analisis Kepercayaan dan
Kepuasan Terhadap Penggunaan Sistem Transaksi Jual Beli Online (Studi
pada Konsumen Z). Jurnal Administrasi Bisnis. Fakultas Ilmu Administrasi.
Universitas Brawijaya. Malang 52(1): 8-15.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sulianta, Feri. 2012. Smart Online Marketer. Yogyakarta: CV. Andi.

Syaifullah. 2014. Etika Jual Beli dalam Islam. Jurnal Studia Islamika. Institut
Agama Islam Negeri PALU 11(2): 371-387.

Tarwiyanti, Eka Apriliyah. 2018. Pengaruh Kepercayaan (Trust) pada Toko


Online (Onlineshop) Terhadap Intensi Membeli Produk. Skripsi. Fakultas
Psikologi. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
89

Utami, Nani. 2018. Penerapan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Online
Sistem Dropshipping di Ritel Wilayah Ponorogo. Skripsi. Jurusan Hukum
Ekonomi Syariah Fakultas Syariah. Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.

Ponorogo. Yansya, Rendi. 2018. Pengaruh Kemudahan Penggunaan, Pengalaman


Berbelanja dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Minat Beli Konsumen di
Situs Jual Beli Online Shopee di Kota Jambi. Skripsi. Program Studi
Ekonomi Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Jambi.

Yanti, Fitri. 2019. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli dengan Model
Periklanan di Shopee. Skripsi. Jurusan Ekonomi Islam. Fakultas Syariah dan
Hukum. Universitas Islam Negeri Walisongo. Semarang.

Yuliana, Sa‟adah, dkk. 2017. Transaksi Ekonomi dan Bisnis dalam Tinjauan Fiqh
Muamalah. Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta.

Zakiyah, Vina. 2020. Pengaruh Kepercayaan dan Pengalaman Berbelanja Online


Terhadap Perilaku Konsumen dalam Berbelanja Online di Shopee Perspektif
Konsumen di Pondok Pesantren Modern El-Fira Purwokerto. Skripsi.
Jurusan Ekonomi Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. IAIN
Purwokerto. Purwokerto

Surbakti, R. B., & Evyanto, W. (2023). Pengaruh Kepercayaan dan Kepuasan


Konsumen Terhadap Minat Beli Pada Situs Belanja Online Shopee Di
Batam. Jurnal Bina Manajemen, 11(2), 219-233.
90

LAMPIRAN – LAMPIRAN
91
92

You might also like