1
BAB Ⅰ
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuaan teknologi yang berkembangan menumbuhkan berbagai
pengaruh bagi penggunanya. masyarakat dituntut untutk lebih mampu
memanfaatkan teknologi sesuai dengan fungsinya. Internet merupakan
bentuk dari perkembangan teknologi yang saat ini sudah menjadi kebutuhan
bagi sebagian kalangan. Kegiatan perniagaan atau jual beli dilakukan
dengan bertemu secara langsung antara penjual dan pembeli dari suatu
tempat seperti pasar. Namun saat ini, kegiatan jual beli sudah bisa dilakukan
dengan cara lebih mudah, bisa dilakukan dimana dan kapanpun dengan
mengunakan sistem online dari smartphone yang sudah terkoneksi dengan
internet.
Perubahan zaman yang semakin modern seperti saat ini dengan
langsung maupun tidak langsung, telah memberikan kemudahan bagi
manusia di berbagai bidang, salah satunya yaitu dalam bidang perdagangan
atau jual beli dalam menjalankan keberlasungkan kehidupannya, manusia
tidak akan pernah lepas dari kegiatan jual beli dengan bantuan teknologi
yang semakin baik, seluruh kemudahan bagi kegiatan manusia dapat di
realisasikan atau diwujudkan. Ttransaksi jual jual beli yang sudah melekat
dikalangan masyarakat dari dulu hingga kini merupakan sesuatu yang
prioritas untuk bisa dilakukan dengan mudah lewat via internet. Meskipun
2
hanya sebagian saja yang suka bertransaksi dengan cara ini bahkan mungkin
ada yang belum mengetahui caranya, tapi kebanyakkan orang khususnya
orang-orang di perusahan lebih banyak memilih untuk berinteraksi online
karena di anggap lebih cepat, mudah, praktis, dan juga terjamin.
Teknologi adalah sebuah perangkat untuk membantu aktivitas
kehidupan manusia dan dapat mengurangi ketidakpastian yang di timbulkan
oleh hubungan sebab akibat yang melingkupi dalam mencapai suatu tujuan.
Teknologi menghubungkan manusia dengan kemudahan dalam mencapai
berbagai hal yang tidak diketahui sebelumnya, melalui majunya
perkembangan teknologi komunikasi, sebuah media penghubung yang
dinamakan internetpun mulai tercipta dan mulai menyebar luas sebagai
salah satu media komunikasi dan media informasi (Neogroho, 2010: 2).
Internet menawarkan berbagai fasilitas bagi penggunanya, salah
satunya yaitu fasilitas sebagai tempat jual beli. Tempat ini dapat digunakan
sebagai untuk berbisnis, bagi pebisnis online internet merupakan tempat
untuk mencari keuntungan. Hal ini dapat dicapai tentunya dengan
mengoptimalkan penggunaan internet hal yang ada. Mengoptimalkan
penggunaan internet, pada masa sekarang ini mulai dikenal dengan
banyaknya bisnis yang memanfaatkan internet sebagai medianya, yang
dikenal dengan istilah jual beli (bisnis) online.
Transaksi online shop adalah suatu kegiatan dimana penjual dan
pembelinya tidak harus bertemu untuk melakukan negosiasi atau transaksi
secara langsung. Kemudian yang digunakan oleh penjual dan pembeli untuk
3
berkomunikasi secara online seperti melalui chat dalam handphone,
komputer, telepon, SMS, dan sebagainya. Dalam transaksi jual beli online,
penjual dan pembeli membutuhkan pihak ketiga untuk melakukan
penyerahan barang yang dilakukan oleh pedagang dan penyerahan uang
yang dilakukan oleh pembeli. Seperti jual beli diatas, kita juga bisa
melakukan kegiatan jual beli online melalui suatu forum atau situs jual beli
online yang sudah menyediakan banyak barang untuk diperjualbelikan.
Tidak hanya itu, untuk memperlancar dan mengamankan transaksi, ada
baiknya bila kita menggunakan jasa pihak ketiga untuk menyimpan uang
kita secara aman. Transaksi yang berlangsung jujur dan adil amatlah
ditekankan dalam jual beli secara sukarela antara kedua bela pihak disini
bertujuan agar tidak ada salah satu pihak yang merasa didzalimi (Safira
2020).
Online shop tidak mengenal ruang dan waktu, karena dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja, bahkan selama 24 jam. Oleh karena itu bisa
dikatakan bahwa online shop seperti tidak ada matinya, dengan pangsa pasar
yang luas ditambah lagi dengan berbagai kemudahan yang bisa didapatkan
maka bisnis ini menjadi hal yang tentu sangat menggiurkan untuk
dilakukan. Meskipun banyak kemudahan yang didapat baik oleh penjual
maupun pembeli dengan bertransaksi online, akan tetapi ada hal yang
mendasar melekat dibenak konsumen yaitu tingkat kepercayaannya dalam
berbelanja online shop tersebut. Banyak konsumen yang mempertanyakan
tentang sistem keamanan, kontrol pribadi individu, integritas dan
4
kemampuan e-commerce. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya transaksi melalui e-commerce, faktor kepercayaan menjadi faktor
kunci. Hanya konsumen yang memiliki kepercayaan yang akan berani
melakukan transaksi melalui media internet. Tanpa ada kepercayaan dari
konsumen, mustahil transaksi e-commerce akan terjadi. Membangun
kepercayaan menjadi hal yang harus dilakukan oleh penjual. Jadi tanpa
kepercayaan dari konsumen, sulit bisnis ini berlangsung.
Kepercayaan merupakan suatu pondasi dalam sebuah proses bisnis.
Suatu transaksi antara dua pihak atau lebih akan terjadi apabila kedua belah
pihak saling mempercayai. Kepercayaan dalam sebuah bisnis tidak dapat
muncul secara instan, melainkan harus dibangun sejak awal sebuah bisnis
berdiri (Anwar & Adidarma, 2016). Kepercayaan konsumen akan
bertambah saat berbelanja online ketika reseller/dropshipper menyediakan
beberapa yang dapat menunjang proses transaksi. Tentunya konsumen lebih
memilih online shop yang dapat dipercaya, dibanding dengan online shop
yang belum dikenalnya.
Konsumen hanya akan bertransaksi jika mereka percaya bahwa online
shop akan menjamin bahwa barang yang akan dipesannya sesuai dengan
yang diinginkan dan barang yang dipesan datang tepat waktu. Kepercayaan
konsumen dalam menggunakan teknologi informasi dalam melakukan suatu
transaksi merupakan langkah awal dari seseorang untuk menciptakan minat
melalui kemudahan yang akan diperoleh seseorang untuk melakukan suatu
transaksi yang akan dilakukan. Berbagai upaya tempat berbelanja online
5
shop untuk memberikan kepercayaan tersebut terkait secara langsung
dengan upaya untuk menciptakan kepuasan konsumen. Kepuasan
Konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang dengan hasil
produk tersebut, membandingkan harapan konsumen dengan produk yang
ditawarkan. Kepuasan tercapai ketika kualitas memenuhi dan melebihi
harapan, keinginan, dan kebutuhan konsumen. Kualitas tidak memenuhi dan
melebihi harapan, keinginan, dan kebutuhan konsumen maka kepuasan
tidak tercapai (Marindi & Nurwidawati, 2015).
Tingkat kepuasan yang dimiliki para pengguna fasilitas internet dalam
melakukan transaksi melalui online shop. Konsumen yang membeli melalui
internet dihadapkan pada permasalahan yang membeli sendiri tidak bisa
mengontrol secara pasti pemenuhan harapannya ketika membeli sesuatu
melalui internet karena tidak bisa melihat secara langsung barang yang akan
dibelinya maupun bertemu langsung penjual yang menawarkan produknya.
Sementara konsep kepercayaan dan kepuasan konsumen dalam transaksi
online shop ini menimbulkan fenomena atau permasalah dimana penjual
tidak memiliki secarang langsung barang yang akan diperjualbelikan,
penjual hanya bermodalkan foto dan keterangan barang yang akan dijual
dari produsen/supplier/toko pembuat barang tersebut tanpa harus menyetok
barang dan tanpa melihat wujud asli barang yang akan diperjualbelikan, hal
ini bukan tidak mungkin akan menimbulkan ketidakpastian terhadap barang
yang akan dijual penjual, apakah barang tersebut sesuai dengan dengan
ketentuan yang disebutkan oleh penjual kepada pembeli baik ukuran,
6
bentuk, gaya dan lain sebagainya, karena penjual sendiripun belum melihat
wujud asli barang yang akan dijualnya tersebut.
Selain itu, penjual juga tidak melakukan pengiriman barang sendiri,
karena supplierlah yang akan mengirimkan barang langsung kepada
konsumen. Namun yang menarik, nama pengirim yang tercantum tetaplah
nama penjual (dropshipper). Dalam sistem ini konsumen tidak mengetahui
bahwa yang mengirimkan barang sebenarnya bukanlah si penjual
(dropshipper) melainkan supplier dari barang tersebut. Dari situasi diatas,
terlihat bahwa tidak ada unsur kejujuran atau keterbukaan (transparan) yang
dilakukan terhadap penjual kepada pembeli, jelas hal ini bertentangan
dengan prinsip atau nilai dasar berbisnis (jual beli) dalam ekonomi Islam
bahwa dalam jual beli harus diterapkan prinsip kejujuran dan keterbukaan
(transparan) antara penjual dan pembeli (Utami, 2018).
Sekarang ini banyak orang yang menggunakan sistem jual beli ini
sebagai pekerjaan sampingan, karena proses dan cara kerjanya yang tidak
merepotkan dan tidak memerlukan modal yang besar. Sehingga kebanyakan
pelaku online shop ialah anak muda atau seorang mahasiswa yang
memanfaatkan sistem ini untuk sumber tambahan atau pemasukan bagi
mereka. Dikarenakan tidak harus memiliki modal besar dan bisa dikerjakan
sebagai pekerjaan sampingan, banyak Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah
STAIS DHARMA Indramayu yang melakukan transaksi online shop
dengan menggunakan aplikasi shopee ini. Tidak hanya itu, adanya beberapa
situs yang menyediakan jual beli online ini juga turut mempermudah atau
7
memperluas para penjual untuk melakukan kegiatan jual beli online shop
dengan menggunakan aplikasi shopee.
Shoppe adalah marketplace online untuk jual beli di online dengan
mudah dan praktis. Shopee menawarkan menawarkan berbagai macam
produk mulai dari makanan, fashion, alat elektronik sampai dengan
kebutuhan sehari-hari. Shopee hadir dalam bentuk aplikasi mobile dan
website untuk memudahkan penggunaanya dalam melakukan kegiatan
belanja online baik melalui smartphone maupun melalui perangkat
komputer (Zakiyah, 2020).
Aplikasi shopee sendiri pada tahun ini mampu menguasai pangsa
pasar di buktikan dengan mendapatkan penghargaaan top brand pada tahun
2023 kategori e-commerce 1 di Indonesia.
Sumber : www.topbrand-award.com
Gambar 1.1
Top Brand Online Shopping
8
Kepercayaan konsumen dalam bertransaksi online shop dapat dilihat
pada aspek mudah dan praktis ini adalah keadaan di mana konsumen
mendapat akses yang cepat dalam berbelanja. Melalui kondisi ini konsumen
bisa memperoleh banyak barang secara cepat dan tepat. Ketika konsumen
sudah mendapat barang dengan sangat cepat, disitulah kepercayaannya
meningkat. Dengan berbelanja melalui internet, tentu konsumen tidak
kerepotan pada saat membeli barang dalam jumlah yang banyak, karena
konsumen hanya tinggal menunggu di rumah. Yang hanya perlu konsumen
lakukan hanya memilih barang, membayar dan kemudian barang akan
diantarkan ke tempat tujuan. Nilai praktis dan mudah dalam salah satu situs,
dengan detail informasi mengenai produk, baik barang atau jasa, sangat
berpengaruh terhadap tinggi-rendahnya kepercayaan konsumen, sebab jika
situs sulit untuk dinavigasikan dan terdapat konten yang kurang relevan,
maka pengguna akan mudah untuk pindah ke situs lain. Selain itu ada juga
aspek ekonomis atau efisien yang berhubungan dengan harga barang, biaya
dan waktu pengiriman, dan hal-hal lain mengenai transaksi dan sisi
ekonomis dari online shop.
Saat ini, tren berbelanja online shop terus mengalami pertumbuhan
pesat. Belum lagi, situasi pandemi yang sedang berlangsung, maka berbagai
bisnis online shop mulai menunjukkan kualitasnya. Transaksi online shop
yang disukai mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah dan bahkan sudah
menjadi pilihan alternatif bagi kebanyakan orang saat ini, pada dasarnya
disebabkan karena wabah pandemi Covid-19 belum surut, lalu ditaatinya
9
himbauan untuk stay at home. Kemudahan yang sangat praktis itu
menjadikan banyak mahasiswa cenderung memilih berbelanja online shop
dari pada di toko atau market biasa. Jika dilihat dari segi waktu, transaksi
online shop memang sangat efisien. Waktu semakin singkat, dan kita tidak
mengalami kerepotan dalam segala urusan. Selain itu, secara ekonomis lebih
menguntungkan karena barang yang dibeli juga sesuai dengan keinginan
konsumen. Belum lagi, adanya testimoni dari konsumen lain, juga turut
mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen.
Testimoni itu terbukti sangat efektif meningkatkan interaksi dengan
konsumen bahkan konversi penjualan karena umumnya pembeli akan
percaya dengan tempat untuk berbelanja online shop yang sudah dikunjungi
banyak konsumen dan memberi kesan positif. Ulasan positif itu
disampaikan dalam bentuk testimoni. Apalagi konsumen online shop zaman
sekarang cenderung mencari review atau testimoni dari konsumen lain
terlebih dahulu sebelum membeli. Dalam praktek jual beli melalui media
elektronik seperti beberapa aplikasi jual beli yang banyak digunakan
masyarakat selama ini ditemukan beberapa kasus penipuan yang dilakukan
penjual sehingga menimbulkan kerugian bagi pembeli.
Sebagai contoh kasus yang dialami oleh salah satu pelanggan situs
belanja Shopee dimana barang pesanan tidak kunjung diterima sesuai
dengan alamat yang sudah dicantumkan pada aplikasi. Kemudian konsumen
meminta untuk dikembalikan dananya, namun pengembalian dana tidak
juga dilakukan. Dalam kasus ini, pembeli mengalami kerugian akibat pelaku
10
usaha yang tidak bertanggung jawab atas kewajibannya. Oleh sebab itu,
proses transaksi melalui media online membutuhkan kejelasan dan
peraturan terutama yang sesuai dengan kriteria jual beli dalam ekonomi
Islam sehingga menimbulkan ikatan bagi kedua belah pihak yang
bertransaksi, agar pembeli merasa aman dan memperoleh jaminan terhindar
dari berbagai penipuan. Beberapa permasalahan yang sering kali muncul
saat transaksi online shop menyebabkan konsumen ketidakpuasan dalam
membeli suatu produk/barang seperti kualitas barang yang dijual. Hal ini
dikarenakan pembeli tidak melihat secara langsung barang yang akan dibeli.
Penjual hanya melihat tampilan gambar dari barang yang akan dijual.
Permasalahan kedua adalah potensi penipuan yang sangat tinggi,
dimana ketika pembeli sudah melakukan pembayaran namun barang tidak
kunjung diantar kepada pembeli. Permasalahan ketiga, tidak ada jaminan
keamanan bertransaksi serta penjelasan terhadap resiko yang berkenaan
dengan sistem yang digunakan oleh pembeli. Berdasarkan survei yang
peneliti lakukan dari wawancara kepada salah satu mahasiswa jurusan
Ekonomi Syariah pembeli online shop yang menggunakan aplikasi Shopee
adalah bernama Novi dina nasikha bahwa ia sudah percaya dengan online
shop Shopee dibuktikan dengan ia menggunakan aplikasi Shopee ± 2 tahun
lamanya. Selain itu hal yang membuat ia yakin dan percaya dengan aplikasi
Shopee adalah dengan melakukan transaksi yang berorientasi terhadap
konsumen seperti Cash on Delivery (COD).
11
Hal tersebut karena melalui online shop bisa mempermudah kita
dalam membeli barang tanpa harus pergi ke tokonya langsung, untuk harga
lebih murah dibandingkan harga barang dipasar dan ditoko. Bagi para
pengguna layanan Shopee khususnya bagi pada saat wawancara novi dina
nahaikha menyatakan bahwa di aplikasi Shopee ini tidak semua penjual atau
toko memberikan barang atau produk yang original (asli), seperti halnya
kejadian yang dialami oleh novi bahwa pernah mengalami hal yang tidak
menyenangkan saat melakukan transaksi dan menerima hasil pesanan yang
ia buat. Ia mengaku bahwasannya produk skincare merk “X” yang ia pesan
di aplikasi Shopee ini telah di survei saat awal membeli dengan
pertimbangan ulasan dari toko penjual produk skincare “X” mendapatkan
rating yang lumayan tinggi yaitu sebesar 4,7 dari 5 dan jumlah pembeli
setiap bulannya mencapai ± 100. Jadi novi tanpa berfikir panjangpun ia
langsung membuat pesanan di aplikasi Shopee, setelah melakukan transaksi
di layanan tersebut.
Pada saatnya tiba, Ia pun menerima pesanan yang telah ia buat dengan
besar harapan ia menerima produk kosmetik tersebut sesuai dengan
ekspektasinya. Dengan ragu novi mencoba untuk melakukan pengecekan
pada produk skincare merk “X” tersebut dengan aplikasi Barcode Scanner
ternyata produk skincare tersebut tidak terdaftar di Google sehingga novi
merasa sangat kecewa bahwa ekspektasinya tidak sesuai dengan kenyataan.
Bahkan Novi berusaha untuk mencoba menggunakan produk skincare merk
“X” tersebut dan malah membuat berefek tidak baik bagi wajah novi
12
sehingga novi berkesimpulan bahwa ia tidak akan lagi membeli produk
kosmetik di toko tersebut.
Peneliti juga melakukan wawancara kepada saudari musngifah bahwa
layanan Shopee tidak selalu memberikan yang terbaik dibuktikan dengan
adanya pesanan yang dibuat oleh musngifah tidak sesuai dengan kenyataan
yang diterima. Seperti saat musgifah membuat pesanan berupa produk
pakaian dimana saat melihat produk tersebut di aplikasi begitu menarik dan
memikat konsumen untuk membelinya sehingga musgifah merasa semangat
untuk memesannya. Ketika barang tersebut datang musngifah merasa
kecewa karena barang yang diterima tidak sesuai dengan yang diharapkan
(novi, observasi & wawancara 23 juni 2023).
Berdasarkan penjelasan dan latar belakang tersebut diatas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk penelitian
yang berjudul “KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN KONSUMEN
DALAM TRANSAKSI ONLINE SHOP (Studi Pada Mahasiswa
Jurusan Ekonomi Syariah Stais dharma indramayu Pengguna Aplikasi
Shopee).”
1.2 Rumusan Masalah
Dari fokus penelitian maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana kepercayaan konsumen dalam transaksi online shop pada
mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah pengguna aplikasi Shopee?
13
2. Bagaimana kepuasan konsumen dalam transaksi online shop pada 5
mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah pengguna aplikasi Shopee?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana kepercayaan konsumen dalam transaksi
online shop pada mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah pengguna
aplikasi Shopee.
2. Untuk mengetahui bagaimana kepuasan konsumen dalam transaksi
online shop pada mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah pengguna
aplikasi Shopee
1.4 Kegunaan penelitian
1. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :
a. Manfaat Teoritis
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi pengembangan ilmu pengetahuan, data atau informasi
yang bermanfaat, serta untuk menambah referensi mengenai
masalah yang diteliti yaitu kepercayaan dan kepuasan
konsumen dalam transaksi online shop pengguna aplikasi
Shopee.
2) Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya dalam teori Ekonomi,
14
dalam rangka kepercayaan dan kepuasan konsumen dalam
transaksi online shop.
3) Bagi peneliti baru, diharapkan dapat dijadikan sumber
informasi dan referensi untuk kemungkinan penelitian topic-
topik yang berkaitan baik yang bersifat melengkapi ataupun
lanjutan.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Penulis
Sebagai sarana dan bahan untuk meningkatkan pengetahuan
penulis dalam kepercayaan dan kepuasan konsumen dalam
online shop pada mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah
pengguna aplikasi Shopee dan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana
2) Bagi Akademik
Sebagai bahan tambahan informasi dan referensi bagi pembaca
yang akan melakukan penelitian mengenai kepercayaan dan
kepuasan konsumen dalam transaksi online shop pada
mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah pengguna aplikasi
Shopee.
3) Bagi Penjual dan Pembeli
Diharapkan dapat memberikan masukan bagi para penjual
dalam Islam dan pembeli pada umumnya dapat mengerti tata
cara dalam kepercayaan dan kepuasan konsumen dalam
15
transaksi online shop pada mahasiswa Jurusan Ekonomi
Syariah pengguna aplikasi Shopee.
2. Adapun luaran penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:
a) Dapat dipublikasikan pada jurnal kampus STAIS indramayu.
b) Materi ini dapat menjadi materi yang berguna dan dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat.
c) Sebagai bahan bacaan di perpustakaan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif
yang bersifat deskriptif yaitu satu jenis penelitian yang menggambarkan
kejadian, fenomena yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya sesuai
dengan kenyataan yang ada. Dimana penulias melakukan penilitian ada
mahasiswa semester 8 jurusan ekonomi STAIS DHARMA segeran kidul
kabupaten indramayu tentang dampak kepercayaan dan kepuansan
konsumen dalam transaksi online shop (studi pada mahasiswa jurusan
ekonomi syariah Stais Dharma Indramayu pengguna aplikasi Shopee).
1.5.1 Subjek Peneltian
Subyek penelitian dilakukan untuk membuktikan apakah
penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah
sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Dalam hal ini penulis
16
menggunakan metode Triangulasi yaitu untuk mengecek data dari
berbagai sumber dan menggunakan cara/teknik yaitu :
1) Triangulasi Sumber
Untuk menguji data yang dilakukan penulis dengan cara
mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber yaitu :
Mahasiswa Jurusan Ekonomi semester 8.
2) Triangulasi Teknik
Untuk menguji data yang dilakukan penulis dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda yaitu :mengecek data yang diperoleh melalui
wawancara, observasi.
1.5.2 Sumber Data
Sumber data adalah subjek penelitian yang dimanfaatkan untuk
mencari informasi tentang situasi dan kondisi penelitian, jadi sumber
data yang peneliti gunakan adalah :
a) Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2018:
225). Sumber data primer yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Ekonomi semester 8
selaku informasi para pembeli online shop pengguna aplikasi
Shopee. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
17
adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu yaitu mahasiswa yang dianggap paling
tahu tentang apa yang peneliti harapkan, atau mahasiswa sebagai
penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek
yang diteliti.
b) Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang
didapatkan tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data tetapi diperoleh melalui orang atau pihak lain, misalnya
aplikasi Shopee, dokumen laporan-laporan, buku-buku, Al-
Qur’an, Al-hadits, jurnal penelitian, artikel dan majalah ilmiah
yang isinya masih berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan (Sugiyono, 2018: 225).
1.5.3 Jenis Data
Jenis data data yang di gunakan adalah kualitatif yang akan di
jelaskan di bawah ini, penulis lebih memfokuskan pada data
kualitatif dalam melakukan analisis ini. Data kualitatif merupakan
data yang berbentuk kata-kata verbal. Cara memperoleh data
kualitatif dapat di lakukan melakui wawancara.
1.5.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian ini
18
unsur yang penting (Sugiyono, 2018: 224). Berikut teknik
pengumpulan data yang dilakukan peneliti sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi merupakan aktivitas pengamatan yang peneliti
lakukan dalam rangka melihat secara langsung aktivitas yang
dilakukan oleh informan pada Mahasiswa Jurusan Ekonomi
Syariah STAIS Segeran kidul. Karena itu, peneliti membuat
catatan tentang apa yang dilihat dan didengar secara langsung
tentang transaksi online shop pada Mahasiswa Jurusan Ekonomi
Syariah tersebut. Tujuan dari kegiatan pengamatan adalah untuk
merekam secara langsung aktivitas informan terkait dengan
permasalahan dalam penelitian ini kemudian
membandingkannya dengan hasil wawancara dari para
informan. Observasi juga merupakan suatu pengamatan
menunjukkan sebuah studi atau pembelajaran yang dilaksanakan
dengan sengaja, terarah, berurutan, dan sesuai tujuan yang
hendak dicapai pada suatu pengematan yang dicatat segala
kejadian dan fenomenanya yang disebut sebagai hasil observasi
yang dijelaskan dengan rinci, teliti, tepat, akurat, bermanfaat,
dan objektif sesuai dengan pengamatan yang dilakukan peneliti.
Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan peneliti dalam
melihat gambaran bagaimana kepercayaan dan kepuasan
19
konsumen dalam transaksi online shop (studi pada mahasiswa
Jurusan Ekonomi Syariah pengguna Aplikasi Shopee).
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit atau kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan
diri pada laporan tentang diri sendiri atau setidak-tidaknya pada
pengetahuan atau keyakinan pribadi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengumpulkan data dari : Berbagai jenis informasi, dapat juga
diperoleh melalui dokumentasi, seperti surat-surat resmi, catatan
rapat, laporan-laporan, artikel, media, kliping, proposal, agenda,
laporan perkembangan yang dipandang relevan dengan
penelitian yang dikerjakan. Dokumen adalah catatan peristiwa
yang sudah berlalu baik berupa tulisan, gambar atau karya-karya
20
monumental dari seseorang. Dokumentasi merupakan pelengkap
dari observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu buku-buku yang
dijadikan sumber rujukan dalam penulisan skripsi. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah foto subjek informan
penelitian, foto akun pengguna aplikasi Shopee, foto bukti
transaksi online shop pada mahasiswa semester 8 jurusan
Ekonomi Syariah. Foto tersebut dihasilkan sendiri oleh peneliti
dengan kamera digital. Dokumentasi dalam penelitian ini juga
dilakukan dengan mengambil atau menguntip dokumen yang
berhubungan dengan penelitian sehingga data tersebut dapat
digunakan untuk mendukung kelengkapan data yang ada pada
penelitian.
1.5.5 Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyusunan data secara sistematis
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi serta membuat kesimpulan agar dapat dipahami dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2012:
89). Adapun Langkah-langkah dalam mengelola analisis data, yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data dalam penelitian ini adalah untuk mengumpulkan
data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dan
dokumentasi. Langkah yang dilakukan adalah menajamkan
21
analisis, menggolongkan kedalam tiap permasalahan melalui
uraian singkat, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik dan diverifikasi.
Data yang di reduksi oleh peneliti akan memberikan gambaran
yang lebih spesifik dan mempermudahkan peneliti melakukan
pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika
diperlukan.
2. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam rangka mengelola hasil reduksi
dengan menyusun sekumpulan informasi yang telah diperoleh
dari hasil reduksi sehingga dapat memberi kemungkinan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data
mengarahkan pada masalah penelitian yang telah dirumuskan
sehingga diharapkan dapat menceritakan dan menjawab
permasalahan yang ada. Penyajian data dalam penelitian ini
selain dalam bentuk narasi juga dikemukakan dalam bentuk
bagan dan tabel.
3. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi
Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah usaha untuk
mencari atau memahami makna, pola-pola, penjelasan, alur
sebab akibat atau proposisi. Verifikasi penulis lakukan setelah
penyajian data selesai dan ditarik kesimpulannya berdasarkan
hasil penelitian lapangan yang telah di analisis dengan teori.
22
Hasil dari verifikasi tersebut penulis gunakan sebagai data
penyajian akhir, karena telah melalui proses analisis untuk yang
kedua kalinya, sehingga kekurangan data pada analisis tahap
pertama dapat dilengkapi dengan hasil analisis tahap kedua agar
diperoleh data penyajian akhir atau kesimpulan yang baik.
23
BAB Ⅱ
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Kepercayaan Konsumen
1. Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan pada dasarnya merupakan suatu keadaan
psikologis seseorang dalam melakukan aktivitas dalam hal ini
kepercayaan dalam melakukan pembelian suatu produk.
Kepercayaan akan memberikan dukungan dalam proses
pembelian produk yang akan dilakukan. Kepercayaan juga
menunjukkan kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang
lain dimana seseorang tersebut memiliki kenyakinan terhadap
seseorang tersebut. Kepercayaan juga merupakan kondisi mental
yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya,
dimana dalam hal ini.
Kepercayaan yang diberikan kepada pembelian melalui
media internet Kepercayaan adalah aspek penting dalam
transaksi online dan offline. Semakin banyak kepercayaan
antara penjual dan pembeli, semakin besar kemungkinan
pembeli merasa nyaman berbisnis dengan penjual lagi. Gefen
dan Straub (2004) menyimpulkan bahwa semakin tinggi derajat
kepercayaan konsumen, semakin tinggi tingkat pembelian niat
24
konsumen. Cukup percaya perlu ada ketika menempatkan
pesanan online dan ketika pelanggan mengirimkan informasi
keuangan dan data pribadi lainnya dalam melakukan transaksi
keuangan.
2. Kepuasaan Konsumen
Menurut Imran (2018) mengatakan bahwa kepuasan
konsumen adalah seberapa baik perasaan orang tentang hal-hal
yang mereka beli dan gunakan. Dimulai ketika mereka membeli
sesuatu dan berlanjut setelah mereka menggunakannya. Orang
yang puas dengan produk yang mereka gunakan lebih mungkin
untuk kembali dan membeli lagi dari perusahaan yang sama.
Menurut Tjiptono (2011) kepuasan konsumen adalah
situasi yang ditunjukkan oleh konsumen ketika mereka
menyadari bahwa kebutuhan dan keinginannya sesuai dengan
yang diharapkan serta terpenuhi secara baik. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kepuasan konsumen merupakan perasaan
positif konsumen yang berhubungan dengan produk / jasa
selama menggunakan atau setelah menggunakan jasa atau
produk.
25
3. Minat Beli
Niat membeli merupakan bagian penting dari proses
pengambilan keputusan konsumen. Dimulai dengan mengenali
kebutuhan, mencari informasi tentang opsi lain, dan membuat
keputusan pembelian. Setelah pembelian dilakukan, konsumen
kemudian dapat bertindak atas pembelian tersebut, dengan
langsung menggunakan produk atau layanan tersebut.
(Sarjita, 2020: 69) Swastha dan Irawan (2012)
mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat
membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila
seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau
jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli,
ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat.
Super dan Crites (Lidyawatie, 2008) menjelaskan bahwa
ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu :
1) Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan
pekerjaan seseorang dapat diperkirakan minat terhadap
tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang
dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.
2) Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang
mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah
mencapai apa yang diinginkannya daripada yang
mempunyai sosial ekonomi rendah.
26
3) Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana
seseorang menggunakan waktu senggangnya.
4) Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda
dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.
5) Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan
orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang,
aktivitas benda dan seseorang.
4. Indikator-indikator Kepercayaan
Adapun indikator kepercayaan konsumen terhadap online shop
ada lima yaitu :
1) Integritas
Integritas meliputi kejujuran dan keadaan yang
sesungguhnya. Integritas dalam kepercayaan merupakan
sesuatu hal yang kritikal. Tanpa persepsi karakter moral dan
kejujuran yang dasar, dimensi lainnya tidak akan berarti.
2) Kompetensi
Kompetensi disini merupakan teknik dan kemampuan
dalam berinteraksi membangun kepercayaan. Misalnya :
bagaimana mendengarkan seseorang, bagaimana berbicara
dan mengucapkan sesuatu agar terjadi proses kepercayaan.
3) Konsistensi
27
Konsistensi berhubungan dengan sesuatu yang dapat
dipercaya, tingkat predikasi terhadap seseorang, dan
penilaian menangani situasi.
4) Loyalitas
Kemampuan untuk melindungi dan menyelamatkan
seseorang dari orang lain. Kepercayaan mempersyaratkan
kita tergantung seseorang untuk tidak mencari kesempatan.
5) Keterbukaan
Dimensi terakhir kepercayaan mengharuskan adanya
keterbukaan diantara satu dengars yang lainnya. Tanpa
keterbukaan tidak mungkin akan terjadi proses kepercayaan
(Tarwiyanti, 2018).
2.1.2 Jual Beli
1. Pengertian Jual Beli
Jual Beli menurut bahasa disebut dengan al-bai’ yang
berarti menjual, mengganti, dan menukar sesuatu dengan
sesuatu yang lain. Kata al-bai’ dalam bahasa Arab terkadang
digunakan untuk pengertian lawannya, yaitu kata asy-syira’
(beli). Kata al-bai’ yang berarti jual, tetapi sekaligus juga berarti
beli, sehingga dalam adat sehari-hari, istilah al-bai’ diartikan jual
beli (Norman, 2019).
28
Ulama Hanafiyah menjelaskan bahwa makna khusus pada
pengertian pertama tadi adalah ijab dan kabul, atau juga bisa
melalui saling memberikan barang dan menetapkan harga antara
pembeli dan penjual. Sedangkan pada pengertian kedua
menjelaskan bahwa harta yang diperjualbelikan itu harus
bermanfaat bagi manusia, seperti menjual bangkai, minuman
keras dan darah tidak dibenarkan.
Sayid Sabiq mendefinisikan jual beli dengan arti “saling
menukar harta dengan harta atas dasar suka sama suka”.
Sementara Imam al-Nawawi menjelaskan bahwa jual beli adalah
saling menukar harta dengan harta dalam bentuk pemindahan
milik. Defenisi ini tidak jauh berbeda dengan apa yang
didefinisikan oleh Abu Qudamah yaitu saling menukar harta
dengan harta dalam bentuk pemindahan milik dan pemilikan
(Syaifullah, 2014). Sedangkan menurut Sayid Sabiq, jual beli
adalah tukar menukar harta dengan jalan suka sama suka (an-
taradhin). Atau memindahkan kepemilikan dengan adanya
penggantian, dengan prinsip tidak melanggar syariah (Yanti,
2019).
Persoalan jual beli dalam fiqih Islam dibahas secara luas
oleh ulama fiqih, sehingga dalam berbagai literatur ditemukan
pembahasan dengan topik kitab al-Buy‟ (kitab jual beli).
(Norman, 2019). Dalam perdagangan atau jual beli menurut
29
bahasa berarti 23 al-Bai‟, al-Tijarah dan al-Mubadalah,
sebagaimana Allah swt. berfirman Q.S Fathir (35) ayat 29 :
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang selalu
membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan
sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka
dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. (QS. Fathir :
35 : 29).
Pada ayat diatas ini Allah menyebutkan sebagian tanda
orang yang takut kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang
selalu membaca kitab Allah SWT, yakni Al-qur’an lalu mereka
mengkaji dan mengamalkan kandungannya, dan melaksanakan
sholat dengan sempurna syarat dan rukunnya dan menginfakkan
sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepadanya dengan
diam-diam dan terangan-terangan, baik dalam keadaan lapang
maupun sempit, mereka itu mengharapkan perdagangan dengan
Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan
menambah karunianya. Sungguh, Allah maha pengampun segala
khilaf dan dosa, maha mensyukuri, yakti memberi pahala atas
30
perbuatan baik hambanya, memaafkan kesalahannya, menambah
nikmatnya dan sebagainya.
Dari beberapa definisi diatas, dapat penulis pahami bahwa
jual beli ialah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang
yang mempunyai nilai secara suka rela diantara kedua belah
pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain
menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah
dibenarkan syara’ dan disepakati. Sesuai dengan ketentuan atau
ketetapan 24 hukum maksudnya ialah memenuhi persyaratan-
persyaratan, rukun-rukun, dan hal-hal lain yang ada kaitannya
dengan jual beli sehingga bila syarat-syarat dan rukunnya tidak
terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syara’.
2. Dasar Hukum Jual Beli
Jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama
manusia dalam memenuhi kebutuhannya mempunyai landasan
yang kuat baik dari Al-Qur’an maupun Hadist, diantaranya yaitu
1) QS. Al-Baqarah (2) ayat 275 :
31
Artinya : Orang-orang yang memakan riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata
bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang
siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti,
maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya
dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa
mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah : 2 : 275).
Maksud ayat diatas adalah orang-orang yang
memakan riba yakni melakukan transaksi riba dengan
mengambil atau menerima kelebihan di atas modal dari
orang yang butuh dengan mengeksploitasi atau
memanfaatkan kebutuhannya, tidak dapat berdiri, yakni
melakukan aktivitas, melainkan seperti berdirinya orang
yang kemasukan setan karena gila. Mereka hidup dalam
kegelisahan : tidak tenteram jiwanya, selalu bingung, dan
32
berada dalam ketidakpastian, sebab pikiran dan hati mereka
selalu tertuju pada materi dan penambahannya. Itu yang
akan mereka alami di dunia, sedangkan di akhirat mereka
akan dibangkitkan dari kubur dalam keadaan sempoyongan,
tidak tahu arah yang akan mereka tuju dan akan mendapat
azab yang pedih. Yang demikian itu karena mereka berkata
dengan bodohnya bahwa jual beli sama dengan riba dengan
logika bahwa keduanya sama-sama menghasilkan
keuntungan. Mereka beranggapan seperti itu, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Substansi keduanya berbeda, sebab jual beli
menguntungkan kedua belah pihak (pembeli dan penjual),
sedangkan riba sangat merugikan salah satu pihak.
2) QS.An-Nisa‟(4) ayat 29 :
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah
kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku
atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah
kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu. (QS : An-nisa : 4 : 29).
33
Ayat diatas menjelaskan tentang hukum transaksi
secara umum, lebih khusus kepada transaksi perdagangan
dan bisnis jual beli. Di dalam ayat diatas, Allah SWT
mengharamkan orang yang beriman untuk memakan,
memanfaatkan, menggunakan, (segala bentuk transaksi
lainnya) harta orang lain dengan jalan yang batil, yaitu
transaksi yang tidak dibenarkan oleh syariat. Kita
dibolehkan untuk melakukan transaksi terhadap harta orang
lain dengan jalan perdagangan dan saling ridha.
3) QS Al-Baqarah (2) ayat 198 :
Artinya : Bukanlah suatu dosa bagimu mencari
karunia dari Tuhanmu. Maka apabila kamu bertolak dari
Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan
berzikirlah kepada-Nya sebagaimana Dia telah memberi
petunjuk kepadamu, sekalipun sebelumnya kamu benar-
benar termasuk orang yang tidak tahu. (QS Al-Baqarah : 2 :
198).
Maksud ayat diatas ialah bukanlah suatu dosa bagimu
mencari karunia dari tuhanmu berupa rezeki yang halal
34
melalui berdagang, menawarkan jasa, dan menyewakan
barang. Di antara kaum muslim ada yang merasa berdosa
untuk berdagang dan mencari rezeki yang halal pada musim
haji, padahal Allah membolehkannya dengan cara-cara yang
diatur dalam Al-Qur'an. Maka apabila kamu bertolak dari
arafah setelah wukuf, sejak matahari terbenam pada tanggal
9 zulhijah dan sudah sampai di muzdalifah, maka
berzikirlah kepada Allah di masy'arilharam, yakni di
muzdalifah, dengan tahlil, talbiah, takbir, dan tahmid. Dan
berzikirlah kepada-Nya sebagaimana dia telah memberi
petunjuk kepadamu mengikuti agama yang benar,
keyakinan yang kukuh, ibadah yang istikamah, dan akhlak
yang mulia, sekalipun sebelumnya kamu benar-benar
termasuk orang yang tidak tahu.
4) Hadist Nabi :
Dari H.R. al-Barzar dan al-Hakim‟, dijelaskan
Artinya : Nabi Muhammad SAW pernah ditanya.
Apakah profesi yang paling baik? Rasulullah menjawab :
35
“Usaha tangan manusia tersendiri dan setiap jual beli yang
diberkati”. (H.R. Al-barzar dan Al-Hakim) .
Berdasarkan hadist diatas bahwa hukum dari jual beli
adalah mubah (boleh). Karena manusia sebagai makhluk
sosial yng saling membutuhkan satu sama lain. Oleh karena
itu, hikmah dari jual beli itu sendiri dapat membantu
manusia untuk saling membantu sesamanya (Syaifullah,
2014).
5) QS. Al-Mai‟dah (5) ayat 1 :
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah
janji-janji. Hewan ternak dihalalkan bagimu, kecuali yang
akan disebutkan kepadamu, dengan tidak menghalalkan
berburu ketika kamu sedang berihram (haji atau umrah).
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan
yang Dia kehendaki. (QS : Al-Maidah:5:1)
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum
menurut yang dikehendaki-Nya. Maksud dari ayat diatas
menyatakan bahwa melalui jalan perdagangan inilah, pintu-
pintu rezeki akan dapat dibuka sehingga karunia Allah
terpancar dari padanya. Jual beli merupakan sesuatu yang
36
diperbolehkan, dengan catatan selama dilakukan dengan
benar sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.
Akad adalah kesepakatan (ikatan) antara kedua belah
pihak yang melakukan transaksi jual beli, akad ini dikatakan
sebagai inti dari transaksi jual beli, karena tanpa adanya
akad tersebut jual beli tidak mungkin terjadi dan sah
transaksinya, dengan terbentuknya akad maka kerelaan
mengikutinya, memang kerelaan tidak dapat dilihat dengn
indra, karena ia berhubungan dengan hati, namun dengan
terjadinya akad intu melambangkan bahwa kedua belah
pihak telah rela dalam melakukan jual beli.
Hak pembeli yaitu terpenuhinya keinginan dan
kebutuhan, mendapatkan informasi yang lengkap tentang
produk/barang (harga, kualitas dan bentuknya). Sedangkan
kewajiban pembeli yaitu membayar harga barang.
Selanjutnya hak dan kewajiban penjual yaitu memberikan
informasi selengkapnya kepada pembeli (Ikit, Artiyanto &
Saleh, 2018: 78).
3. Rukun dan Syarat Jual Beli
Dalam jual beli terdapat berbagai rukun dan syarat yang
harus dipenuhi. Rukun jual beli ada tiga yaitu:
1) Ijab Qabul (shigat)
37
2) Orang-orang yang berakad (penjual dan pembeli)
3) Ma’kud alaih (objek akad)
Jual beli belum dikatakan sah sebelum ijab kabul, karena
ijab kabul menunjukkan kerelaan (keridhaan). Ijab kabul
biasanya dilakukan dengan lisan, tetapi juga bisa dengan hal-hal
lain yang mengandung arti ijab kabul.
Rukun pertama dalam masalah ijab kabul, ulama fiqh
berbeda pendapat. Menurut Ulama Syafiiyah : Tidak sah akad
jual beli kecuali dengan shighat (ijab kabul) yang diucapkan.
Imam Malik berpendapat, bahwa jual beli itu telah sah dan dapat
dilakukan secara dipahami saja.
Pendapat ketiga ialah penyampaian akad dengan perbuatan
atau disebut juga dengan aqad bi al-mu’athah yaitu mengambil
dan memberikan dengan tanpa perkataan atau ijab kabul.
Sebagaimana seseorang mengambil sesuatu yang telah diketahui
harganya, kemudian ia mengambilnya dari penjual dan
memberikan uangnya sebagai pembayaran.
Rukun jual beli yang kedua ialah pihak-pihak yang terlibat
dalam melakukan akad, baik pembeli (musytari), penjual (bai’)
atau pihak lainnya. Syarat-syarat bagi pihak tersebut yaitu :
Baligh dan berakal agar tidak mudah tertipu. Rukun Jual beli
yang ketiga yaitu benda atau barang yang diperjualbelikan,
dimana syarat-syaratnya adalah sebagai berikut :
38
1) Suci atau mungkin untuk disucikan sehingga tidak sah
penjualan benda-benda najis seperti anjing, babi, dan
lainnya.
2) Memberi manfaat menurut syara’, maka dilarang jual beli
benda-benda yang tidak boleh diambil manfaatnya menurut
syara’.
3) Jangan ditaklikan, yaitu dikaitkan atau digantungkan kepada
hal-hal lain, seperti jika ayahku pergi, ku jual motor ini
kepadamu.
4) Tidak dibatasi waktu, seperti perkataan ku jual motor ini
kepada tuan selama satu tahun, maka penjualan tersebut
tidak sah sebab jual beli merupakan salah satu sebab
pemilikan secara penuh yang tidak dibatasi apapun kecuali
ketentuan syara’.
5) Dapat diserah terimakan, maksudnya ialah barang tersebut
dapat diserahterimakan dengan cepat maupun lambat.
6) Milik sendiri, tidaklah sah menjual barang orang lain
kecuali bila dikuasakan untuk menjual atau barang-barang
yang baru akan menjadi miliknya.
7) Diketahui (dilihat), barang yang diperjualbelikan harus
dapat diketahui banyaknya, beratnya, takarannya, atau
ukuran-ukuran yang lainnya, maka tidaklah sah jual beli
39
yang menimbulkan keraguan salah satu pihak (Mursidah,
2017).
4. Macam-Macam Jual Beli
Jual Beli memiliki beberapa macam, yang ditinjau dari
berbagai sudut, ulama membagi macam-macam jual beli sebagai
berikut :
1) Dilihat dari sisi objek yang diperjualbelikan, jual beli dibagi
kepada tiga macam, yaitu :
(1) Jual beli muthlaqah, yaitu jual beli dengan pertukaran
antara barang atau jasa dengan uang, jual beli ini
merupakan jual beli yang sangat familiar atau yang
biasa kita lakukan sehari-hari.
(2) Jual beli muqayyadah, yaitu jual beli dengan pertukaran
antara barang dengan barang (barter), atau pertukaran
antara barang dengan barang yang dinilai dengan valuta
asing.
(3) Jual beli al-sharf, yaitu menjualbelikan samaan (alat
pembayaran) dengan samaan lainnya, seperti rupiah,
dolar atau alat-alat pembayaran lainnya yang berlaku
secara umum (Hasan, 2018: 36).
40
2) Dilihat dari segi cara menetapkan harga, jual beli dibagi
kepada empat macam, yaitu :
1. Jual beli musawwamah (tawar menawar), yaitu jual beli
biasa ketika penjual tidak memberitahukan harga pokok
dan keuntungan yang didapatnya.
2. Jual beli amanah, yaitu jual beli ketika penjual
memberitahukan modal jualnya (harga perolehan
barang). Jual beli amanah dibagi kedalam tiga macam,
yaitu :
(1) Jual beli murabahah, yaitu jual beli ketika penjual
menyebutkan harga pokok pembelian barang dan
keuntungan yang didapatnya.
(2) Jual beli muwadha’ah (discount), yaitu jual beli
dengan harga dibawah harga modal dengan jumlah
kerugian yang diketahui, untuk penjualan barang
atau aktiva yang nilai bukunya sudah sangat
rendah.
(3) Jual beli tauliyah, yaitu jual beli dengan harga
modal tanpa keuntungan dan kerugian.
3. Jual beli dengan harga tangguh, (ba’ibitsaman ajil),
yaitu jual beli dengan penetapan harga yang akan
41
dibayar dikemudian hari. Harga tangguh ini boleh lebih
tinggi dari pada harga tunai dan bisa dicicil.
4. Jual beli muzayyadah (lelang), yaitu jual beli dengan
penawaran dari penjual dan para pembeli menawarnya.
Penawaran tertinggi terpiilih sebagai pembeli.
3) Dilihat dari segi pembayaran, jual beli dibagi kepada empat
macam, yaitu :
1) Jual beli dengan penyerahan barang dan pembayaran
langsung.
2) Jual beli dengan pembayaran tertunda (bai’ muajjal,
yaitu jual beli yang penyerahan barang secara langsung
(tunai) tetapi pembayaran dilakukan dikemudian dan
bisa dicicil (Alfarizi, 2019).
3) Jual beli dengan penyerahan barang tertunda (deferred
delivery), meliputi :
(1) Jual beli salam
Yaitu jual beli ketika pembelian membayar tunai
dimuka atas barang yang di pesan dengan
spesifikasi yang harus diserahkan kemudian.
Misalnya, seorang konsumen membeli barang
dengan ciri-ciri tertentu misalnya makanan atau
hewan dan sebagainya yang akan diterimanya pada
42
waktu tertentu, ia bayar harganya dan menunggu
waktu yang telah disepakati untuk menerima
barang tersebut kepadanya.
Rukun dan syarat akad salam diantaranya adalah:
1. Pelaku Transaksi yaitu pembeli dan penjual.
Pembeli dan penjual harus memahami konsep
jual beli salam dan pembeli harus sudah balig.
Dan tidak boleh melakukan jual beli kepada
anak yang belum balig dan keterbelakangan
mental.
2. Objek akad salam diantarannya :
1) Barang yaitu : Harus jelas ciri-cirinya dan
dapat diakui sebagai hutang, harus dapat
dijelaskan spesifikasinya, penyerahannya
dilakukan kemudian, waktu dan tempat
penyerahan barang harus ditetapkan
berdasarkan kesepakatan, pembeli tidak
boleh menjual barang sebelum
menerimanya, tidak boleh menukar
barang kecuali dengan barang sejenis
sesuai kesepakatan.
2) Modal dan Pembayaran yaitu: modal
harus diketahui, barang yang akan disuplai
43
harus diketahui jenis, kualitas, dan
jumlahnya.
3) Ijab kabul yaitu : serah terima dapat
dilakukan secara lisan maupun tulisan dan
saling rela tanpa ada paksaan dari satu
pihak (Ikit, Artiyanto & Saleh, 2018: 170-
172).
(2) Jual beli istishna’, yaitu jual beli yang pembelinya
33 membayar tunai atau bertahap atas barang yang
di pesan dengan spesifikasi yang harus diproduksi
dan diserahkan dikemudian. Pada dasarnya,
istishna’ merupakan transaksi jual beli cicilan
seperti transaksi murabahah muajjal. Namun
berbeda dengan jual beli murabahah dimana barang
diserahkan dimuka sedangkan uangnya dibayar
cicilan. Dalam jual beli istishna’ barang diserahkan
dibelakang, walaupun uangnya juga sama-sama
dibayar secara cicilan.
4) Jual beli dengan penyerahan barang dan pembayaran
samasama tertunda (Yuliana dkk, 2017: 59-61).
2.1.3 Transaksi Online Shop
44
1. Pengertian Transaksi Online Shop/Jual Beli Online
Perkataan jual beli sebenarnya terdiri dari dua suku kata
yaitu “jual dan beli” sebenarnya kata “jual” dan “beli”
mempunyai arti yang satu sama lainnya bertolak belakang. Kata
jual menunjukan adanya perbuatan menjual, sedangkan beli
adalah adanya perbuatan membeli. Dari segi bahasa, toko online
berasal dari dua suku kata, toko dan online.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, toko berarti
sebuah tempat atau bangunan permanen untuk menjual barang-
barang (makanan, minuman, dan sebagainya). Sedangkan online
yang terjemahan bahasa indonesianya adalah dalam jaringan
atau di singkat daring, menurut Wikipedia adalah keadaan di
saat seseorang terhubung ke dalam satu jaringan ataupun sistem
yang lebih besar. Jadi, berangkat dari dua pengertian secara
bahasa tersebut kita dapat mengartikan toko online adalah
sebagai tempat terjadinya aktifitas perdagangan atau jual beli
barang yang terhubung kedalam sutu jaringan dalam hal ini
jaringan internet. Aktifitas ini biasa disebut Belanja Online.
Ketika pembeli melakukan transaksi disebuah toko,
pembeli bebas memilih barang yang akan dibelinya. Terkadang
pembeli perlu memasukan barang yang akan dibeli ke dalam
keranjang belanja lalu menyerahkan keranjang belanja tersebut
kepada kasir untuk dihitung total belanja. Sama seperti transaksi
45
di toko biasa kita dilayani oleh manusia, di toko online kita
dilayani oleh mesin (Nugroho, 2016: 102).
Dalam membedakan bisnis online dengan bisnis offline
yaitu proses transaksi (akad) dan media utama dalam proses
tersebut. Akad merupakan unsur penting dalam suatu bisnis.
Secara umum, bisnis dalam Ekonomi Islam menjelaskan adanya
transaksi yang bersifat fisik, dengan menghadirkan benda
tersebut ketika transaksi, atau tanpa menghadirkan benda yang
dipesan, tetapi dengan ketentuan harus dinyatakan sifat benda
secara konkret, baik diserahkan langsung atau diserahkan
kemudian sampai batas waktu tertentu, seperti dalam transaksi
as-salam dan transaksi al-istishna.
Transaksi as-salam merupakan bentuk transaksi dengan
sistem pembayaran secara tunai/disegerakan tetapi penyerahan
barang ditangguhkan. Sedang transaksi al-istishna merupakan
bentuk transaksi dengan sistem pembayaran secara disegerakan
atau secara ditangguhkan sesuai kesepakatan dan penyerahan
barang yang ditangguhkan (Ikit, Artiyanto & Saleh, 2018: 78-
79).
Dari pengertian dan istilah diatas, maka dapat penulis
pahami bahwa transaksi online shop/jual beli online adalah
persetujuan saling mengikat melalui internet antara penjual
sebagai pihak yang menjual barang dan pembeli sebagai pihak
46
yang membayar harga barang yang dijual. Jual beli secara online
menerapkan sistem jual beli diinternet. Tidak ada kontak secara
langsung antara penjual dan pembeli. Jual beli dilakukan melalui
suatu jaringan yanag terkoneksi dengan menggunakan
handphone, komputer, tablet, dan lain-lain.
2. Mekanisme Jual Beli Online Shop
Dalam kegiatan bisnis, secara proses teknik, penjualan
online shop ini berjalan dengan skema sebagai berikut:
1) Menyediakan barang dagangan.
2) Membangun media online untuk mendisplay barang
dagangan.
3) Proses transaksi antara penjual dan pembeli
4) Memastikan proses pembayaran berhasil dilakukan
5) Proses serah terima barang dengan mengirimkan paket via
kurir.
6) Barang diterima pembeli (Sulianta, 2012: 11-12).
Keberadaan e-commerce berfungsi sebagai media
transaksi bagi sipenjual dan pembeli yang melakukan
perdagangan. Sebagai media transaksi, e-commerce memberikan
sebagai fasilitas kemudahan yang dapat dirasakan para
pengguna (users) setelah melalui beberapa tahapan yaitu:
47
1) Informasi sharing
Merupakan proses paling awal dalam transaski
ecommerce. Pada tahap ini, calon pembeli biasanya
melakukan browsing di internet untuk mendapatklan
informasi tentang produk yang akan dibeli. Informasi
tentang produk tertentu yang akan dibeli. Informasi produk
tertentu dapat diperoleh langsung baik melalui website
pedagang atau perusahaan yang meproduksi barang
tersebut.
Ada dua hal utama yang bisa dilakukan users di dunia
maya, yaitu melihat berbagai produk barang atau jasa yang
diiklankan oleh perusahaan melalui website-nya, dan
mencari data atau informasi tertentu yang dibutuhkan
sehubungan dengan proses transaksi jual beli yang akan
dilakukan.
2) Online orders
Merupakan tahap pemesanan dari calon pembeli yang
tertarik dengan produk (barang atau jasa) yang ditawarkan.
Karena itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perusahaan
perlu memiliki pusat data yang menyediakan informasi
memadai baik terkait dengan berbagai produk yang
ditawarkan, maupun tata cara pembeliannya. Untuk
pemesanan melalui website, para pedagang biasanya
48
menyediakan catalog yang berisi daftar barang yang akan
dipasarkan.
3) Setelah pengisian formulir pemesanan dilakukan
Biasanya dalam website disediakan pilihan tombol
untuk konfirmasi melanjutkan atau membatalkan order.
Apabila yang ditekan tombol “Submit”, maka proses akan
berlanjut pada tahhap pengecekan dan pengesahan order.
Sedangkan apabila yang ditekan tombol Reset berarti
system akan menghapus semua proses order, sehingga
untuk melanjutkan pemesanan, customer perlu memasukan
kembali pilihan order dari awal. Selanjutnya, jika informasi
yang dikirimkan customer telah memenuhi persyaratan dan
dinyatakan valid, maka merchant akan mengirimkan berita
konfirmasi kepada customer dalam bentuk e-mail.
4) Online transaction
Yaitu suatu proses perdagangan yang dilakukan secara
online. Untuk melakukan transaksi online, banyak cara yang
dapat dilakukan. Misalnya melalui media internet seseorang
dapat melakukan transaksi dengan cara chatting atau
melalui video conference secara audio visual. Sedangkan
transaksi dengan menggunakan media e-mail, dapat
dilakukan secara mudah. Dalam hal ini, kedua belah pihak
cukup menggunakan e-mail addres sebagai media transaksi.
49
Di dalam ecommerce, bukti adanya kesepakatan dapat
diwujudkan dalam bentuk data elektrik yang ditanda tangani
para pihak secara digital sebagai bukti ke absahan dan
kesediaan untuk menjalankan hak dan kewajiban.
5) E-payment
Merupakan suatu system pembayaran yang dilakukan
secara elektronik. Biasanya agar dapat memberikan jasa
pembayaran secara online, lembaga keuangan sebagai
perusahaan penerbit, sebelumnya perlu menjamin kerja
sama dengan perusahaan penyedia jaringan. Sedangkan
bagi para pelaku bisnis yang ingin memanfaatkan jasa
pembayaran tersebut, dapat menghubungi peusahaan
penerbit untuk mendapatkan pelayanan.
Dalam ecommerce, e-payment dapat diwujudkan ke
dalam berbagai bentuk misalnya :
(1) Credit card
Dapat diartikan sebagi metode pembayaran atas
kewajiban yang timbul dari suatu transaksi bisnis
dengan menggunakan kartu yangd iterbitkan oleh
perusahaan/lembaga keuangan yang menyediakan jasa
pembayaran.
(2) E-check
50
Yaitu system pembayaran online dengan
menggunakan cek yang ditulis secara elektronik,
misalnya melalui e-mail atau faximile. Untuk dapat
melakukan pembayaran dengan echeck, pertama-tama
customers perlu membuka account bank diinternet.
Dengan demikian, penerimaan e-check ini dapat
mengkonfirmasikan kepada bank adanya transaksi yang
dilakukan secara valid, sebelum bank mentransfer uang
dari rekening pengirim penerima e-check sesuai dengan
nilai yang tercantum.
(3) Digital cash
Merupakan sistem pembayaran yang
menggunakan uang digital. Melalui system digital cash,
uang dapat dipresentasikan kedalam bentuk digit sesuai
dengan jumlah dibutuhkan. Melalui e-mail, nasabah
dapat berkomunikasi dengan bank (sebagai pihak
penyelenggara layanan ini) untuk mendapatkan nomor
seri beberapa token (semacam kupon). Bank
selanjutnya akan mendebit sejumlah uang yang
ditransfer kerekening nasabah sesuai dengan nilai
nominal token tersebut.
Dengan token inilah yang kemudian akan
dipergunakan nasabah sebagai alat pembayaran untuk
51
belanja di internet. Sebagaimana pada kontrak
perjanjian biasa, e -commerce perlu dilengkapi
membutuhkan tanda tangan digital yang dibuat dan
dikirim secara elektronik (Burhanuddin, 2011: 130).
3. Macam-Macam Sistem Jual Beli Online Shop
Jual beli atau bisnis online shop adalah jenis bisnis yang
sedang diminati oleh banyak pengusaha saat ini. Berbagai
macam sistem pun banyak diciptakan untuk mendukung ide
kreatif dalam berbisnis di dunia online, diantaranya yaitu sistem
dropshipping dan reselling.
1) Sistem Dropshipping
Sistem dropshipping ini merupakan suatu sistem jual
beli online dimana dengan sertifikat/dokumen transaksi.
Sebagai bukti adanya transaksi, keberadaan dokumen e-
commerce dapat di print out. Dan untuk memastikan
ketentuannya, para pihak dapat penjual (dropshipper) tidak
perlu menyetok barang atau memiliki modal besar untuk
melakukan kegiatan jual beli online. Dropshipper hanya
menawarkan informasi berupa foto/keterangan barang
terhadap konsumen, jika konsumen berminat membeli
barang tersebut maka barang akan di kirimkan langsung
dari pihak supplier dengan mengatasnamakan dropshipper.
52
2) Sistem Reselling
Sistem reselling merupakan sistem jual beli online
dimana penjual atau yang disebut dengan reseller harus
menyediakan stok barang terlebih dahulu untuk kemudian
menjualnya kepada konsumen. Bedanya dalam sistem ini
penjual (reseller) akan membeli stok barang tersebut dengan
jumlah yang banyak atau grosir agar mendapatkan harga
yang murah (Ambarwati, 2019).
4. Tempat Jual Beli Online Shop
Ada beberapa tempat yang biasa ditempati oleh pelaku usaha
untuk berjualan online, yaitu :
1) Marketplace
2) Website
3) Weblog
4) Forum
5) Media Sosial
5. Manfaat Jual beli Online Shop
(1) Kemampuan gratis internet mampu memperlihatkan produk
apa adanya (natural serta dapat mebuat brosur bewarna dan
menyebarkan tanpa ongkos kirim.
(2) Lebih aman membuka toko online dibandingkan membuka
toko biasa. Dalam artian toko online bisa meminimalisasi
53
terjadinya tingkat pungutan liar atau tindakan criminal
lainnya, seperti perampokan, pencurian dan lain-lain.
(3) Berjalan di dunia internet tidak mengenal hari libur dan hari
besar, semua transaksi bisa dilakukan kapan saja dan
dimana saja.
(4) Tanpa batas-batas wilayah dan waktu sehingga
memeberikan jangkauan pemasaran yang luas dan tak
terbatas oleh waktu.
(5) Arus pendapatan (revenue stream) yang baru yang mungkin
sulit atau dan tidak dapat diperoleh melalui cara konvensial.
(6) Meningkatkan pangsa pasar dimana penggunaan E-
Commerce memungkinkan untuk meningkatkan pangsa
pasar yang semula mempunyai pangsa pasar di dalam
negeri saja, dengan adanya ecommerce maka pangsa pasar
menjangkau luar negeri.
(7) Menurunkan biaya operasi. Penggunaan teknologi internet
memungkinkan kita untuk melakukan kegiatan perdagangan
selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, akan tetapi tidak
berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan untuk biaya
lembur karyawan atau pegawai karena segala sesuatunya
dikerjakan oleh sperangkat komputer yang tidak
membutuhkan operator untuk menjalankan proses
perdagangan, cukup hanya dengan penggunaan software
54
tertentu maka semua aktifitas dalam transaski perdagangan
dapat dilakukan (Nugroho, 2016:12).
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
peneltian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan yang akan dilakukan.
Berikut ini peneliti akan merangkum hasil dari penelitian yang sudah yang
pernah dilakukan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rendi Yansya (2018), Program Studi
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi dengan judul “Pengaruh
Kemudahan Penggunaan, Pengalaman Berbelanja dan Kepercayaan
Konsumen Terhadap Minat Beli Konsumen di Situs Jual Beli Online
Shopee di Kota Jambi” Penelitian tersebut mempersoalkan bagaimana
faktor yang mempengaruhi kemudahan penggunaan, pengalaman
berbelanja dan kepercayaan konsumen terhadap minat beli konsumen di
situs jual beli online shopee di kota Jambi. Sedangkan penelitian
penulis yaitu membahas kepercayaan dan kepuasan konsumen dalam
transaksi online shop (studi pada mahasiswa jurusan ekonomi syariah
pengguna aplikasi Shopee).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nindy Azis Saputri (2019), Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau dengan judul “Pengaruh
55
Kepercayaan dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen
JNE Express di Kecamatan Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu”
penelitian tersebut mempersoalkan bagaimana pengaruh kepercayaan
dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen JNE Express. 42
Sedangkan penelitian penulis yaitu membahas kepercayaan dan
kepuasan konsumen dalam transaksi online shop (studi pada mahasiswa
jurusan ekonomi syariah pengguna aplikasi Shopee).
3. Penelitian yang dilakukan oleh Irfan Alfarizi (2019), Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bengkulu dengan judul “Trend Jual Beli Online Melalui
Situs Resmi Menurut Tinjauan Etika Bisnis Islam” penelitian tesebut
mempersoalkan bagaimana trend jual beli online saat ini melalui situs
resmi menurut tinjauan etika bisnis Islam di Bengkulu. Sedangkan
penelitian penulis yaitu membahas kepercayaan dan kepuasan
konsumen dalam transaksi online shop (studi pada mahasiswa jurusan
ekonomi syariah pengguna aplikasi Shopee).
4. Peneltian yang dilakukan oleh Chusnul Hajijah Murni (2020), Jurusan
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri Ponorogo dengan judul “Pengaruh Kepuasan,
Kepercayaan dan Kemudahan Penggunaan Terhadap Loyalitas
Pelanggan pada Online Shop Di Shoppe” penelitian tersebut
mempersoalkan bagaimana pengaruh kepuasan, kepercayaan dan
kemudahan penggunaan terhadap loyalitas pelanggan pada online shop
56
di shopee. Sedangkan penelitian penulis yaitu membahas kepercayaan
dan kepuasan konsumen dalam transaksi online shop (studi pada
mahasiswa jurusan ekonomi syariah pengguna aplikasi Shopee).
5. Penelitian yang dilakukan oleh Vina Zakiyah (2020), Jurusan Ekonomi
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Purwokerto dengan Judul “Pengaruh Kepercayaan dan
Pengalaman Berbelanja Online Terhadap Perilaku Konsumen dalam
Belanja Online di Shoppe Perspektif Konsumen di Pondok Pesantren
Modern El-Fira Purwokerto” penelitian tersebut mempersoalkan
bagaimana kepercayaan dan pengalaman berbelanja online terhadap
perilaku konsumen dalam belanja online di aplikasi shopee. Sedangkan
penelitian penulis yaitu membahas kepercayaan dan kepuasan
konsumen dalam transaksi online shop (studi pada mahasiswa jurusan
ekonomi syariah pengguna aplikasi Shopee).
2.3 Kerangka Pemikiran
Peneliti kualitatif otomatis akan melakukan pengamatan berperanserta
terhadap subyek penelitiannya. Pengamatan berperanserta merujuk pada
proses studi yang mempersyaratkan interaksi sosial antara peneliti dan
subyek penelitiannya dalam lingkungan subyek penelitian itu sendiri, guna
memperoleh data melalui teknik yang sitematis. Alasan metodologis
penggunaan teknik ini ialah (Moleong, 1989):
57
1. Pengamatan memungkinkan peneliti untuk melihat, merasakan, dan
memaknai dunia beserta ragam peristiwa dan gejala sosial di dalamnya,
sebagaimana subyek penelitian melihat, merasakan dan memaknainya.
2. Pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan secara
bersama-sama antara peneliti dan subyek penelitiannya
(intersubyektifitas).
Berdasarkan sejumlah aspek, teknik pengamatan terbagi sebagai
berikut (Patton, 1990) :
1. Berdasarkan tingkat peranserta peneliti: peranserta penuh, peranserta
terbatas, dan tanpa berperanserta (peneliti bertindak sebagai penonton).
2. Berdasarkan tingkat keterbukaan peran peneliti: keterbukaan penuh
(semua subyek penelitian mengenal peneliti dan mengetahui kegiatan
pengamatannya), keterbukaan terbatas (hanya sebagian subyek
penelitian mengenal peneliti dan mengetahui kegiatan pengamatannya),
tertutup penuh (subyek penelitian tidak mengenal peneliti dan tidak
tahu-menahu tentang kegiatan pengamatannya).
3. Berdasarkan tingkat keterbukaan tujuan penelitian: terbuka penuh
(dijelaskan seluruhnya kepada subyek penelitian), keterbukaan terbatas
(dijelaskan sebagian kepada sebagian subyek penelitian), tertutup penuh
(tanpa penjelasan kepada subyek penelitian), dan pemalsuan
(memberikan penjelasan palsu atau bohong kepada subyek peneliti).
4. Berdasarkan tingkat kedalaman dan keluasan atau jangka waktu
pengamatan: jangka pendek (pengamatan tunggal dalam waktu singkat,
58
misalnya 2 jam), dan jangka panjang (pengamatan berganda dalam
waktu lama, misalnya bulanan atau tahunan).
5. Berdasarkan himpunan pengamatan: himpunan sempit (terhimpun pada
suatu unsur saja), dan pumpunan luas (tinjauan holistik yang mencakup
semua unsur).
Pedoman pengamatan berperanserta sebagai berikut (Bachtiar, 1985 ) :
1. Pembatasan tegas terhadap sasaran pengamatan, sehingga pengamatan
terarah/ terpumpun. Pembatasan ini disesuaikan dengan tujuan dan
masalah penelitian, apa yang akan ingin diterangkan, dan fakta apakah
yang digunakan untuk menerangkan.
2. Pengamatan didasarkan pada suatu kerangka pemikiran, walaupun itu
bersifat longgar. Kerangka pemikiran ini bukanlah untuk diuji secara
empiris, melainkan sebagai pedoman pengumpulan data. Dengan
demikian menjadi jelas persitiwa atau gejala apakah yang perlu
diperhatikan, serta bagaimana kaitan antar peristiwa/gejala tersebut.
Teknik pengamatan berpartisipasi memiliki kekurangan berikut:
1. Peneliti dapat menjadi going native atau etnosentis
Yaitu benar-benar menjadi orang dalam sebagaimana subyek
penelitiannya, sehingga tidak bisa secara jernih merumuskan hasil
penelitian.
2. Masalah validitas
Ketika berbeda peneliti maka kemungkinan kesimpulan penelitian
akan berbeda, sebagai akibat dari: persepsi dan penilaian selektif
59
peneliti, kehadiran peneliti berefek kepada perubahan subyek
penelitian, peneliti tidak mungkin menyaksikan seluruh aktivitas
budaya masyarakat.
3. Wawancara mendalam
Wawancara mendalam ialah temu muka berulang antara peneliti
dan subyek penelitian, dalam rangka memahami pandangan subyek
penelitian mengenai hidupnya, pengalamannya, ataupun situasi sosial
sebagaimana diungkapkan dalam bahasanya sendiri (Taylor dan
Bogdan, 1984).
Wawancara mendalam adalah percakapan dua arah dalam suasana
kesetaraan, akrab dan informal. Teknik ini sesuai pada situasi :
1) Aspek yang menjadi perhatian penelitian sudah jelas dan
dirumuskan dengan tepat.
2) Ajang dan orang-orang yang menjadi subyek penelitian tidak
terjangkau, misalnya menyangkut peristiwa masa lalu.
3) Peneliti menghadapi kendala waktu, sehingga tidak mungkin
melakukan pengamatan berpartisipasi penuh.
4) Penelitian tergantung pada ajang atau orang-orang dalam skala
luas/besar.
5) Peneliti ingin menjelaskan pengalaman subyek manusia: riwayat
hidup memungkinkan peneliti mengenal subyek penelitian secara
akrab, melihat dunia lewat mata mereka dan masuk lewat
pengalaman mereka.
60
Wawancara mendalam bersifat luwes, terbuka, tidak terstruktur,
dan tidak baku. Intinya ialah pertemuan berulang kali secara langsung
antara peneliti dan subyek penelitian. Tujuannya untuk memahami
pandangan subyek penelitian tentang kehidupan, pengalaman, atau
situasi subyek penelitian, sebagaimana diungkapkan dalam bahasanya
sendiri. Dalam status sebagai teknik metodologis, maka pewawancara
dituntut untuk memenuhi dua hal sekaligus :
(1) Mempelajari pertanyaan yang ditanyakan, dan bagaimana
menjawabnya.
(2) Memperoleh jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Tidak ada
gunanya mengajukan pertanyaan yang peneliti sendiri tidak
mengerti bagaimana harus menjawabnya.
Berdasarkan substansinya, wawancara mendalam dibedakan
menjadi tiga jenis:
1) Wawancara untuk menggali riwayat hidup sosiologis. Riwayat
hidup menyajikan pandangan orang mengenai kehidupannya dalam
bahasanya sendiri. Peneliti berupaya menangkap pengalaman
penting dalam kehidupan seseorang menurut definisi orang
tersebut.
2) Wawancara untuk mempelajari kejadian dan kegiatan, yang tak
dapat diamati secara langsung. Orang yang diwawancarai ialah
responden/informan yang hidup di lingkungan sosial yang diteliti.
Mereka bertindak sebagai “pengamat” bagi peneliti, mata dan
61
telinganya di lapangan. Responden/informan tidak saja
mengungkapkan pandangannya, tetapi juga menjelaskan apa yang
terjadi dan bagaimana orang lain memandang.
3) Wawancara untuk menghasilkan gambaran luas mengenai sejumlah
ajang, situasi atau orang. Wawancara lebih tepat untuk mempelajari
sejumlah besar orang dalam waktu relatif singkat dibandingkan
pengamatan berpartisipasi.
Dari segi jumlah orang yang diwawancarai, wawancara
mendalam dibedakan menjadi dua jenis, yaitu wawancara perorangan
dan wawancara kelompok. Riwayat hidup individu lazimnya
dikumpulkan melalui wawancara perorangan. Beberapa kelemahan
dalam wawancara mendalam:
(1) Sebagai suatu percakapan, wawancara terbuka akan kemungkinan
pemalsuan, penipuan, pelebih-lebihan, dan penyimpangan
(distorsi). Dapat terjadi kesenjangan besar antara yang dikatakan
dan dilakukan responden/informan.
(2) Orang mengatakan dan melakukan hal yang berbeda dalam situasi
yang berbeda. Tidak dapat dianggap bahwa apa yang dikatakan
seseorang pada saat wawancara adalah apa yang diyakini dan
dikatakannya dalam situasi lain.
(3) Sejauh pewawancara tidak mengamati langsung orang-orang dalam
kehidupan mereka sehari-hari, maka pewawancara terjauhkan dari
62
konteks yang penting guna memahami banyak pandangan yang
disorotinya.
kepercayaan
Kepuasan Mahasiswa jurusan
konsumen ekonomi syariah
Transaksi online
Gambar 2.1
Kerangka pemikiran
63
BAB III
KONDISI OBJEKTIK LOKASI PENELITIAN
3.1 Letak Geografis
3.1.1 Letak Geografis Kota Indramayu
Secara geografis, Kabupaten Indramayu berada pada 107"51'-
108"36' Bujur Timur dan 6"15'–6"40' Lintang Selatan. Wilayahnya
terletak di bagian utara provinsi Jawa Barat yang berbatasan
langsung dengan Laut Jawa. Kabupaten Indramayu berjarak sekitar
52 Km barat laut Kota Cirebon, 144 Km dari Kota Bandung melalui
Sumedang serta 205 Km dari Jakarta ke arah timur. Seluruh
wilayahnya merupakan dataran rendah hingga pesisir. Ada sebagian
daerah yang memiliki perbukitan terutama di perbatasan Kabupaten
Sumedang yaitu Dusun Ciwado Desa Cikawung, Kecamatan Terisi,
Indramayu. Dan sebagian wilayah Sanca, Kecamatan Gantar.
64
Gambar 2.2
Peta Indramayu
3.1.2 Letak Geografis Kampus Stais Dharma Indramayu
Sekolah Tinggi Agama Islam Pangeran Dharma Kusuma
segeran Indramayu (STAIS DHARMA) merupakan sebuah Lembaga
Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang di rintis pertama kali di
Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Berdirinya STAIS Dharma
merupakan titik keberhasilan usaha pendekatan pengamalan
keagamaan masyarakan sekitar guna membentuk masyarakat yang
religius dan memiliki wawasan yang mengikuti perkembangan
zaman.
STAIS Dharma didirikan oleh KH. Abas Abdul Jalil, S.Ag,
M.Si., salah seorang pemerhati pendidikan di Kabupaten Indramayu.
Beliau bersama saudara-saudaranya mendirikan Yayasan Ibu Hajjah
Chodijah tahun 1981, dan pada tahun 1998 mulai membuka
perkuliahan di Segeran Kidul, Kec. Juntinyuat, Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat 45282.
65
Gambar 3.
Peta kampus Stais Dharma Indaramayu
3.2 Sejarah
Pada awal didirikan pada tanggal 17 Juli 1998 oleh Yayasan Ibu Hj.
Chodijah (Yabujah) Indramayu dengan Surat Keputusan Nomor :
11/SK/Yabujah/VII/1998 kampus ini bernama Sekolah Tinggi Agama Islam
Segeran Indramayu. Adapun program sutudi S1 yang pertama kali
diselenggarakan adalah Pendidikan Agama Islam dan Mu’amalah dengan
izin dari Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Nomor :
Dj.II/532/2003 tangal 20 Nopember 2003.
Disamping menyelenggarakan Pendidikan S1, STAI Segeran
Indramayu juga menyelenggarakan Program Diploma Dua (D2) yaitu D2
PGTKI/RA, PGMI/SD, PGPAI, dan Program Akta IV sesuai Surat
66
Keputusan Koordinator Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten Nomor
023/KOP/S/2003 tanggal 29 Nopember 2003.
Pada tahun 2008, STAI Segeran berubah nama menjadi Sekolah
Tinggi Agama Islam Pangeran Dharma Kusuma Segeran Indramayu dengan
perpanjangan izin penyelenggaraan dari Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Nomor : Dj.I/201 Tahun 2008 tanggal 20 Juni 2008. STAIS Dharma tetap
memiliki dua program studi Pendidikan Agama Islam dan Muamalah.
3.3 Profil Objek Penelitian
3.3.1 Kampus Stais Dharma indramayu
Sekolah Tinggi Agama Islam Pangeran Dharma Kusuma
Segeran Indramayu (STAIS Dharma) merupakan sebuah lembaga
pendidikan tinggi keagamaan Islam yang dirintis pertama kali di
Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Berdirinya STAIS Dharma
merupakan titik keberhasilan usaha pendekatan pengamalan
keagamaan masyarakat sekitar guna membentuk masyarakat yang
religius dan memiliki wawasan yang mengikuti perkembangan
zaman.
STAIS Dharma didirikan oleh KH. Abas Abdul Jalil, S.Ag,
M.Si., salah seorang pemerhati pendidikan di Kabupaten Indramayu.
Beliau bersama saudara-saudaranya mendirikan Yayasan Ibu Hajjah
Chodijah tahun 1981, dan pada tahun 1998 mulai membuka
perkuliahan.
67
Pada awal didirikan pada tanggal 17 Juli 1998 oleh Yayasan
Ibu Hj. Chodijah (Yabujah) Indramayu dengan Surat Keputusan
Nomor : 11/SK/Yabujah/VII/1998 kampus ini bernama Sekolah
Tinggi Agama Islam Segeran Indramayu. Adapun program sutudi S1
yang pertama kali diselenggarakan adalah Pendidikan Agama Islam
dan Mu’amalah dengan izin dari Direktur Jenderal Kelembagaan
Agama Islam Nomor : Dj.II/532/2003 tangal 20 Nopember 2003.
Disamping menyelenggarakan Pendidikan S1, STAI Segeran
Indramayu juga menyelenggarakan Program Diploma Dua (D2)
yaitu D2 PGTKI/RA, PGMI/SD, PGPAI, dan Program Akta IV
sesuai Surat Keputusan Koordinator Kopertais Wilayah II Jawa
Barat dan Banten Nomor 023/KOP/S/2003 tanggal 29 Nopember
2003.
Pada tahun 2008, STAI Segeran berubah nama menjadi
Sekolah Tinggi Agama Islam Pangeran Dharma Kusuma Segeran
Indramayu dengan perpanjangan izin penyelenggaraan dari Direktur
Jenderal Pendidikan Islam Nomor : Dj.I/201 Tahun 2008 tanggal 20
Juni 2008.
STAIS Dharma tetap memiliki dua program studi Pendidikan
Agama Islam dan Muamalah. Seiring dengan perkembangan dan
tututan kebutuhan masyarakat di sekitar kampus maka pada tahun
2009 kampus ini membuka program studi Ekonomi Syari’ah dengan
68
izin pembukaan program studi dari Direktur Jenderal Pendidikan
Islam Nomor Dj.I/614/2009.
Pada tahun 2015 STAIS Dharma mencoba untuk melebarkan
sayapnya dengan membuka program studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Pendidiak Islam Anak Usia Dini
(PIAUD). Dibukanya kedua program studi tersebut guna menunjang
kebutuhan guru-guru pendidikan dasar dan pra sekolah di kabupaten
Indramayu.
Dengan usia yang sudah sangat cukup dewasa dan pengalaman
yang memadai dalam mengelola program studi didukung oleh
sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keahlian yang
semakin berkembang, sumber daya sarana dan prasarana yang sangat
mendukung, letak geografis yang strategis dan potensi calon
mahasiswa yang besar, serta tuntutan kebutuhan untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan
khususnya pendidikan Islam.
3.3.2 Profil PT.Shopee Internasional Indonesia
PT. Shopee Internasional Indonesia merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang penjualan produk secara online. PT. Shopee
Internasional Indonesia dikenal dengan aplikasi Shopee. Shopee
hadir dalam bentuk aplikasi mobile yang berbasis e-commerce untuk
69
memudahkan penggunanya dalam melakukan kegiatan belanja
online tanpa harus membuka website melalui perangkat komputer.
Masuknya Shopee ke pasar Indonesia pada akhir bulan Mei
2015 dan baru mulai beroperasi pada akhir Juni 2015 di Indonesia.
Shopee merupakan anak perusahaan dari Garena yang berbasis di
Singapura. Shopee telah hadir di beberapa negara di kawasan Asia
Tenggara seperti Singapura, Thailand, Vietnam, Malaysia, Filipina,
dan Indonesia. Shopee Indonesia beralamat di JL. Letjen. S. Parman,
Palmerah Wisma 77 Tower 2, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11410,
Indonesia.
Shopee hadir di Indoenesia untuk membawa pengalaman
berbelanja baru. Shopee memfasilitasi penjual untuk berjualan
dengan mudah serta memfasilitasi pembeli degan proses pembayaran
yang aman dan pengaturan logistik yang terintegrasi. Adapun
pengguna Shopee adalah kalangan muda yang saat ini terbiasa
melakukan kegiatan dengan gadget termasuk kegiatan berbelanja.
Untuk itu Shopee hadir dalam bentuk aplikasi mobil untuk
menunjang kegiatan berbelanja yang cepat, mudah dan efisien.
Jumlah Unduhan Shopee Di Google Play Store
70
Sumber : Play Store Handphone
BAB Ⅳ
71
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan konsumen yang
bertransaksi online shop di aplikasi Shopee maka dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Kepercayaan Konsumen dalam Transaksi Online Shop pada Mahasiswa
Jurusan Ekonomi Syariah Pengguna Aplikasi Shopee.
Mahasiswa bagian dari masyarakat yang tidak terlepas dari
teknologi informasi dan komunikasi terlihat dari sering mengupdate
berbagai informasi di Internet dan media sosial seperti facebook,
instagram, shopee, whatsApp, line, twitter, dan media sosial lainnya.
Online shop adalah salah satu inovasi terbaru dalam pembelanjaan yang
memiliki sistem transaksi yang berbeda dari toko dipasar. Aktifitas
penjualan dan pembelian dilakukan secara online. Keberadaannya
memberikan keuntungan bagi mahasiswa karena kemudahan dan
manfaat yang dirasakan saat berbelanja di online shop.
Kepercayaan konsumen merupakan sebuah kepercayaan dari
pihak pembelian suatu produk terhadap pihak penjual atau sebaliknya
dalam melakukan transaksi jual beli berdasarkan suatu keyakinan
bahwa seseorang yang dipercayainya tersebut memiliki segala
kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan oleh konsumen
(Sugara, 2017).
72
Nama Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah
yang Bertransaksi Online Shop
NO. NAMA NIM Semester
1. Novi Dina Nasikha B.2.19.0438 8
2. Musngifah B.2.19.0435 8
3. Ayunda Ditha Zanuba B.2.190431 8
4. Samrokim B.2.19.0439 8
5. Deni Hermato B.2.19.0434 8
Sumber:Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah
Berikut ini adalah faktor pendorong mahasiswa jurusan Ekonomi
Syariah menjadi tertarik dan percaya melakukan transaksi online shop
dengan menggunakan aplikasi Shopee :
1) Sistem Pemasaran dan Transaksi Kepercayaan
Adalah kepercayaan pihak pembeli terhada pihak penjual
atau sebaliknya dalam melakukan transaksi jual beli berdasarkan
suatu keyakinan bahwa seseorang yang dipercayai tersebut
memiliki kewajibannya secara baik sesuai dengan yang diharapkan.
Kepercayan konsumen adalah semua persepsi dan
pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan
yang telah dibuat oleh konsumen baik itu tentang objek, atribut,
dan manfaatnya (Zakiyah, 2020).
73
Online shop adalah sarana yang menyediakan tempat untuk
berbelanja bagi konsumen. Berdasarkan hasil wawancara penulis
pada Latifur Rosidah mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah yang
melakukan transaksi melalui online shop menyatakan bahwa :
“Novi sudah percaya dengan online shop Shopee dibuktikan
dengan Novi menggunakan aplikasi Shopee ± 2 tahun lamanya.
Selain itu hal yang membuat Novi yakin dan percaya dengan
aplikasi Shopee adalah dengan melakukan transaksi yang
berorientasi terhadap konsumen seperti Cash On Delivery (COD).
Novi mengaku pada saat wawancara ia candu terhadap
layanan yang diberikan oleh Shopee terbukti dari banyaknya
riwayat pesanan dari aplikasi Shopee yang ditunjukkannya pada
saat wawancara sedang berlangsung (dalam seminggu 2-3 kali
melakukan transksi di Shopee). Hal tersebut karena melalui online
shop bisa mempermudah kita dalam membeli barang tanpa harus
pergi ke tokonya langsung, untuk harga lebih murah dibandingkan
harga barang dipasar dan ditoko” (Novi Dina Nasikha, wawancara :
23 Juni 2023).
Berdasarkan hasil dikemukakan oleh Musngifah menyatakan
bahwa: “Aplikasi Shopee ini memberikan kemudahan, praktis
dalam berbelanja baik dalam hal segi waktu yang fleksibel juga
dari segi gratis ongkir dan voucher dimana para konsumen Shopee
dapat mengklaim voucher sesuai dengan kebutuhan saat berbelanja.
74
Hal ini sangat membantu bagi para konsumen yang ingin
melakukan transaksi belanja online shop ketika setelah melakukan
pesanan, voucher yang telah diklaim tadi otomatis terakumulasi
dengan potongan ongkos kirim sehingga bagi para konsumen ini
merupakan bentuk layanan yang berorientasi pada kebutuhan
konsumen (Musngifah wawancara: 23Juni 2023).
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan diatas dapat
disimpulkan bahwa perkembangan teknologi yang sangat pesat
mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam melakukan aktifitas
transaksi online shop dan memudahkan melakukan transaksi online
shop karena tidak perlu untuk mendatangi tempat jualan suatu
barang yang ingin dibeli cukup dengan melihat gambar atau barang
dari aplikasi Shopee atau lainnya barang datang sesuai alamat yang
dituju, tidak hanya itu jika ingin membeli barang bisa dengan
menggunakan sistem (COD) bayar ditempat atau melakukan
transfer pembayaran dan barang akan diantar ketempat pemesanan.
Sistem transaksinya lebih efesien dan lebih praktis bagi
mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah, apalagi mahasiswa memiliki
aplikasi online shop yang ada di handphone jadi bisa dimanfaatkan
dalam setiap akan berbelanja di online shop.
2) Memiliki
75
Berbelanja di online shop selain harga murah, beberapa toko
di Shopee menyediakan berbagai merk dan kualitas tersendiri
dengan begitu seseorang menjadi tertarik untuk membeli produk
tersebut karena sesuai dengan harapan yang diinginkan (harga
menentukan kualitas)” (Novi Dina Nasikha, wawancara : 23 Juni
2023).
Hal ini berbeda dengan yang dikemukakan oleh Samrokim
menyatakan bahwa : ”Layanan Shopee tidak selalu memberikan
yang terbaik dibuktikan dengan adanya pesanan yang dibuat oleh
Samrokim tidak sesuai dengan kenyataan yang diterima. Seperti
saat Samrokim membuat pesanan berupa produk pakaian dimana
saat melihat produk tersebut di aplikasi begitu menarik dan
memikat konsumen untuk membelinya sehingga Fitri merasa
semangat untuk memesannya. Ketika barang tersebut datang
Samrokim merasa kecewa karena barang yang diterima tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Setelah kejadian tersebut, Fitri enggan
untuk melakukan transaksi di layanan Shopee lagi” (Samrokim,
wawancara : 23 Juni 2023).
Pendapat yang dikemukakan oleh Samrokim tidak sejalan
dengan persepsi yang disampaikan oleh Ayunda bahwa: ”Online
shop aplikasi Shopee ini produk/barangnya lengkap jika
dibandingkan toko dipasar, barang yang Ayunda inginkan ready
dan harganya relatif lebih terjangkau.
76
Jadi kepercayaan sangat dibutuhkan dalam bertransaksi
belanja online shop dengan memberikan kepercayaan dalam
pemenuhan barang ataupun jasa yang Ayunda inginkan. Kemudian
berbagai barang yang ditawarkan dalam belanja online shop
tersebut.
Penjual juga mengirim sesuai dengan permintaan Ayunda,
penjual atau toko online shop memenuhi janji-janjinya kepada
Ayunda dalam pembelian barang atau jasa setelah mengirim uang
kepada toko online shop tersebut, dan Ayunda percaya bahwa
barang yang dijual berkualitas bagus” (Ayunda Ditha Zanuba,
wawancara : 23 Juni 2023).
Tidak jauh berbeda, Endang selaku salah satu Mahasiswa
jurusan Ekonomi Syariah juga mengungkapkan bahwa : “Deni
percaya kepada toko online shop aplikasi Shopee ini yaitu pada
penilaian dari konsumen yang bertransaksi online shop dan jumlah
terjualnya produk/barang pada toko online shop tersebut.
Kemudian pihak Shopee memberikan banyak kemudahan seperti
menyediakan layanan isi ulang pulsa, paket data, tagihan listrik
PLN, BPJS, PDAM, biaya pendidikan dan lain-lain. Hal ini bisa
Endang lakukan kapan saja karena layanan Shopee memberikan
waktu tidak terbatas (24 jam)” (Deni Hermato , wawancara:25 Juni
2023).
77
2. Kepuasan Konsumen dalam Transaksi Online Shop pada
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah Pengguna Aplikasi Shopee
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen merupakan bagian dari
pengalaman konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang
ditawarkan. Berdasarkan pengalaman yang diperolehnya, konsumen
memiliki kecenderungan untuk membangun nilai-nilai tertentu. Nilai
tersebut akan memberikan dampak bagi konsumen untuk melakukan
perbandingan terhadap kompetitor dari produk atau jasa yang pernah
dirasakannya.
Pelayanan yang dapat memuaskan konsumen akan berdampak
terjadinya pembelian berulang-ulang yang berarti akan terjadi
peningkatan penjualan. Dengan pelayanan yang baik dapat menciptakan
kepuasan dan loyalitas konsumen serta membantu menjaga jarak
dengan pesaing. Biasanya pelanggan menilai kepuasan atau
ketidakpuasan terhadap suatu produk dengan cara membandingkan
kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya.
Kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk
(hasil) terhadap ekspektasi mereka.
Jenis produk /Barang yang Dibeli Konsumen
NO NAMA Jenis Produk Barang
1. Novi Dina Nasikha Skincare,Baju,Jilbab,Tas,Sepatu.
78
2. Musngifah Baju,Celana, Jam
3. Ayunda Ditha Zanuba Jilbab,Mukena,Sweter
4. Samrokim Jaket,celana
5. Deni Hermato koko pria, tas, celana pria
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara penelitian, pembahasan penelitian ini
dimaksudkan untuk memberikan penjelasan terhadap hasil penelitian sesuai
dengan teori yang digunakan, adapun pembahasan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Kepercayaan Konsumen dalam Transaksi Online Shop pada
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah Pengguna Aplikasi Shopee
Kepercayaan adalah kepercayaan pihak pembeli terhadap pihak
penjual atau sebaliknya dalam melakukan transaksi jual beli
berdasarkan suatu keyakinan bahwa seseorang yang dapat
dipercayainya tersebut memiliki segala kewajibannya secara baik sesuai
yang diharapkan. Kepercayaan konsumen juga merupakan semua
persepsi dan pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua
kesimpulan yang telah dibuat oleh konsumen baik itu tentang objek,
atribut dan manfaatnya.
Didalam e-commerce yang menjadi hal terpenting untuk
mengubah pengujung menjadi pembeli adalah adanya kepercayaan.
79
Karena dengan adanya kepercayaan akan memberikan keyakinan serta
menarik pengunjung website atau marketplace untuk membeli produk
yang ditawarkan. Kepercayaan konsumen bisa didapatkan dengan
adanya janji atau deskripsi yang ditampilkan oleh perusahaan terkait
pelayanan dan produk yang ditawarkan. Bahkan konsumen juga bisa
mendapatkan kepercayaan dengan melihat ulasan pengalaman belanja
orang lain (Zakiyah, 2020). Adapun indikator kepercayaan konsumen
terhadap online shop ada lima yaitu :
1. Integritas
Integritas meliputi kejujuran dan keadaan yang
sesungguhnya. Integritas dalam kepercayaan merupakan sesuatu
hal yang kritikal. Tanpa persepsi karakter moral dan kejujuran yang
dasar, dimensi lainnya tidak akan berarti.
2. Kompetensi
Kompetensi disini merupakan teknik dan kemampuan dalam
berinteraksi membangun kepercayaan. Misalnya : bagaimana
mendengarkan seseorang, bagaimana berbicara dan mengucapkan
sesuatu agar terjadi proses kepercayaan.
3. Konsistensi
Konsistensi berhubungan dengan sesuatu yang dapat
dipercaya, tingkat predikasi terhadap seseorang, dan penilaian
menangani situasi.
4. Loyalitas
80
Kemampuan untuk melindungi dan menyelamatkan
seseorang dari orang lain. Kepercayaan mempersyaratkan kita
tergantung seseorang untuk tidak mencari kesempatan.
5. Keterbukaan
Dimensi terakhir kepercayaan mengharuskan adanya
keterbukaan diantara satu dengars yang lainnya. Tanpa keterbukaan
tidak mungkin akan terjadi proses kepercayaan (Tarwiyanti, 2018).
Berdasarkan teori diatas, dari hasil penelitian temuan khusus di
STAIS Indramayu pada Mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah sebagai
konsumen dalam bertransaksi online shop bahwa kejujuran,
kemampuan, konsistensi, loyalitas dan keterbukaan di aplikasi Shopee
di toko online shop mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam
melakukan aktifitas transaksi online shop dan memudahkan melakukan
transaksi online shop karena tidak perlu untuk mendatangi tempat
jualan suatu barang yang ingin dibeli cukup dengan melihat
gambar/barang dari aplikasi Shopee atau lainnya barang datang sesuai
alamat yang dituju, tidak hanya itu jika ingin membeli barang bisa
dengan menggunakan sistem (COD) bayar di tempat atau melakukan
transfer pembayaran dan barang akan diantar ke tempat pemesanan.
Sistem transaksinya lebih efesien dan lebih praktis bagi mahasiswa
jurusan Ekonomi Syariah, apalagi mahasiswa memiliki aplikasi online
shop yang ada di handphone jadi bisa dimanfaatkan dalam setiap akan
berbelanja di online shop. Kemudian kualitas barang juga menjadi
81
faktor ketertarikan/kepercayaan konsumen berbelanja di Online Shop.
Sehingga Online Shop menjadi pilihan mahasiswa Jurusan Ekonomi
Syariah untuk berbelanja sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
mereka yang cocok dengan passion.
2. Kepuasan Konsumen dalam Transaksi Online Shop pada
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah Pengguna Aplikasi Shopee
Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk
yang dibandingkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan. Jika
kinerja berada dibawah harapan, konsumen tidak puas. Jika kinerja
memenuhi harapan, konsumen puas. Jika kinerja melebihi harapan,
konsumen amat puas atau senang.
Berdasarkan dari definisi tersebut maka dapat diketahui bahwa
kepuasan konsumen berhubungan erat dengan dua hal yaitu harapan
dan hasil yang diterima. Kepuasan konsumen yaitu kesesuaian antara
harapan dengan persepsi pelayanan yang diterima (hasil yang diperoleh
atau kenyataan yang dialami). Kepuasan konsumen tercipta pada masa
pembelian, pengalaman menggunakan produk atau jasa dan masa
setelah pembelian. Konsumen yang merasa puas pada produk yang
digunakannya akan kembali menggunakan produk yang ditawarkan.
Hal ini mengakibatkan kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor
yang paling penting untuk memenangkan persaingan (Saputri, 2019).
82
Indikator kepuasan konsumen yang digunakan pada penelitian ini
yaitu :
a. Perasaan puas (dalam arti puas akan produk dan pelayanannya)
Yaitu ungkapan perasaan puas atau tidak puas dari konsumen
saat menerima pelayanan yang baik dan produk yang berkualitas
dari toko online shop tersebut.
b. Terpenuhinya harapan konsumen setelah membeli produk
Yaitu sesuai atau tidaknya kualitas suatu produk dengan
harapan yang diinginkan konsumen.
c. Selalu membeli produk
Yaitu konsumen akan tetap memakai dan terus membeli
suatu produk apabila tercapainya harapan yang mereka inginkan
(Saidani & Arifin, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara yang telah
peneliti lakukan dengan Mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah selaku
konsumen transaksi online shop aplikasi Shopee bahwa model
pelayanan dan kualitas produk sangat berpengaruh khususnya untuk
kenyamanan dan kepuasan antar kedua pihak dalam bertransaksi.
Pelayanan seperti tracking, penilaian/ulasan dan pengembalian produk
sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam melakukan transaksi
melalui online shop. selain itu pembayaran langsung ditempat (COD)
juga menjadi layanan utama yang diminati oleh para pengguna aplikasi
83
shopee sehingga dapat menimbulkan tingkat kepuasan yang
berkesinambungan dalam kurun waktu tertentu.
Mahasiswa tertarik berbelanja di online shop karena selain
mendapatkan pelayanan juga mendapatkan penawaran dan kualitas
produk yang ada di online shop seperti free ongkir, dikemas dengan
baik barang yang dipesan (bubble wrap), pengantarannya yang cepat,
dan diskon harga barang. Sehingga intensitas berbelanja di shopee
menjadi meningkat dan repeat order atau melakukan pembelian
berulang di toko yang sama atau di toko yang lainnya.
BAB Ⅳ
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari temuan penelitian dan pembahasan skripsi yang telah diuraikan
diatas, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan untuk menjawab
pertanyaan dari rumusan masalah yang terangkum sebagai berikut :
84
1. Keberhasilan transaksi di internet besar dipengaruhi oleh adanya faktor
kepercayaan. Kepercayaan merupakan faktor utama timbulnya minat
beli konsumen secara online. Faktor yang sangat penting dalam
mempengaruhi pembelian online adalah kepercayaan. Kepercayaan
menjadi faktor kunci dalam setiap transaksi jual beli secara online.
Maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan pada transaksi online shop
aplikasi Shopee merupakan faktor utama dalam memicu minat
konsumen untuk melakukan pembelian secara online dimana semakin
tinggi derajat kepercayaan konsumen maka semakin tinggi pula tingkat
pembelian niat konsumen bahkan dilakukan secara berulang-ulang.
2. Kepuasan konsumen dalam transaksi online shop adalah dengan
semakin meningkatnya kemudahan dalam penggunaan teknologi
informasi. Dalam hal ini mengenai kejujuran penjual dalam
bertransaksi, tanggung jawab penjual kepada pembeli dan layanan yang
baik diberikan oleh toko online shop maka aplikasi Shopee memiliki
reputasi yang baik, sehingga terciptanya kepuasan konsumen untuk
menggunakan secara berkelanjutan.
5.2 Saran
1. Disarankan kepada pihak Shopee untuk menerapkan sistem yang sesuai
dengan perspektif Ekonomi Islam seperti toko online shop dapat
mencantumkan deskripsi produk barang yang akan dijual secara rinci
dan jelas sesuai dengan kondisi barang sehingga bagi para pelanggan
85
khususnya mahasiswa yang mempunyai pengaruh word of mouth dalam
melakukan transaksi online shop.
2. Disarankan bagi penelitian selanjutnya hasil penelitian ini bisa
digunakan sebagai perbandingan dan referensi juga dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan untuk lebih memperdalam penelitian dan
mengkaji lebih banyak sumber maupun referensi yang terkait. Peneliti
juga dihimbau agar lebih mempersiapkan diri dalam proses
pengumpulan data dan dalam hal ini apapun.
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, I. (2003). Teknik pengumpulan dan analisis data kualitatif. Pusat
Penelitian Sosial Ekonomi. Litbang Pertanian, Bogor, 27(10), 179-188.
Alfarizi, Irfan. 2019. Trend Jual Beli Online Melalui Situs Resmi Menurut
Tinjauan Etika Bisnis Islam. Skripsi. Program Studi Ekonomi Syariah.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. IAIN Bengkulu. Bengkulu.
Ambarwati, Dwi Rani. 2019. Jual Beli Online dengan Menggunakan Sistem
Dropshipping dalam Kajian Ekonomi Islam. Skripsi. Program Studi
86
Ekonomi Islam. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara. Medan.
Andhini, Amelia. 2017. Pengaruh Transaksi Online Shopping dan Kepercayaan
Konsumen Terhadap Kepuasan Konsumen pada E-commerce.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen 6(7): 1-23.
Anita, Yeni. 2019. Pengaruh Harga, Kualitas Pelayanan dan Kepercayaan
Terhadap Kepuasan Konsumen dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada
Bisnis Online Shop: Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan Ladaza diKota
Pekanbaru). Skripsi. Program Pascasarjana. UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Riau. Anwar, Rosian & Adidarma, Wijaya. 2016. Pengaruh Kepercayaan
dan Risiko pada Minat Beli Belanja Online. Jurnal Manajemen & Bisnis
Sriwijaya 14(2): 156- 158.
Burhanuddin, Abdullah. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Firmansyah, Anang M. 2012. Perilaku Konsumen (Sikap dan Pemasaran).
Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Hasan, Akhmad Farroh. 2018. Fiqh Muamalah dari Klasik Hingga Kontemporer
(Teori dan Praktek). Malang: UIN. Maliki Press.
Ikit., Artiyanto dan Saleh Muhammad. 2018. Jual Beli Dalam Perspektif Ekonomi
Islam. Yogyakarta: Gava Media.
Khotimah, Nurul. 2020. Analisis Faktor Kepuasan Konsumen dari Sudut Pandang
Kinerja Pelayanan (Reliability, Responveness, Assurance, Emphaty, dan
Tangibles) Studi Kasus Bengkel Resmi Astra Honda Authorized Service
Station (AHASS) PT. Murni Subaja Mas. Skripsi. Fakultas Manajemen.
Universitas Gunadarma.
87
Marindi, Pandu & Nurwidawati, Desi. 2015. Hubungan Antara Kepuasan
Konsumen dalam Belanja Online dengan Perilaku Konsumtif pada
Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Surabaya. Jurnal Program Studi
Psikologi. 3(2): 1-5.
Murni, Chusnul Hajijah. 2020. Pengaruh Kepuasan, Kepercayaan dan Kemudahan
Pengunaan Terhadap Loyalitas Pelanggan pada Online Shop di
Shoppe.Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
IAIN Ponorogo. Ponorogo. Mursidah, Umi. 2017. Penerapan Etika Bisnis Islam
dalam Transaksi Jual Beli dipasar Tradisional (Studi pada Pasar Betung
Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat). Skripsi. Jurusan Ekonomi
Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. UIN Raden Intan Lampung.
Lampung.
Neogroho, Agung. 2010. Teknologi Komunikasi.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nisrina. 2015. Bisnis Online, Manfat Media Sosial dalam Meraup Uang.
Yogyakarta: Kobis.
Norman, Efrita & Aisyah, Idha. 2019. Bisnis Online di Era Revolusi Industri 4.0
(Tinjauan Fiqih Muamalah). Jurnal Ekonomi Keuangan & Bisnis Syariah.
Masyarakat Ekonomi Syariah Bogor. 1(1): 30-47.
Nugroho, Sulistyo Adi. 2016. E-Commerce Teori dan Implementasi. Yogyakarta:
Ekuilibria.
Safira, Desy. 2020. Bisnis Jual Beli Online dalam Perspektif Islam. Jurnal Hasil
Kajian dan Penelitian dalam Bidang Keislaman dan Pendidikan. Jurusan
88
Manajemen Dakwah. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 5(1):
57- 68.
Saidani, Basrah & Arifin, Samsul. 2012. Pengaruh KUALITAS Produk dan
Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen dan Minat Beli pada
Ranch Market. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia. Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Jakarta. 3(1): 1-22.
Saputri, Nindy Azis. 2019. Pengaruh Kepercayaan dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Konsumen JNE Express di Kecamatan Ujung Batu
Kabupaten Rokan Hulu. Skripsi. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial. UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Riau.
Sugara, Anang dan Dewantara, Rizki Yudhi. 2017. Analisis Kepercayaan dan
Kepuasan Terhadap Penggunaan Sistem Transaksi Jual Beli Online (Studi
pada Konsumen Z). Jurnal Administrasi Bisnis. Fakultas Ilmu Administrasi.
Universitas Brawijaya. Malang 52(1): 8-15.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sulianta, Feri. 2012. Smart Online Marketer. Yogyakarta: CV. Andi.
Syaifullah. 2014. Etika Jual Beli dalam Islam. Jurnal Studia Islamika. Institut
Agama Islam Negeri PALU 11(2): 371-387.
Tarwiyanti, Eka Apriliyah. 2018. Pengaruh Kepercayaan (Trust) pada Toko
Online (Onlineshop) Terhadap Intensi Membeli Produk. Skripsi. Fakultas
Psikologi. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
89
Utami, Nani. 2018. Penerapan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Online
Sistem Dropshipping di Ritel Wilayah Ponorogo. Skripsi. Jurusan Hukum
Ekonomi Syariah Fakultas Syariah. Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.
Ponorogo. Yansya, Rendi. 2018. Pengaruh Kemudahan Penggunaan, Pengalaman
Berbelanja dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Minat Beli Konsumen di
Situs Jual Beli Online Shopee di Kota Jambi. Skripsi. Program Studi
Ekonomi Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Jambi.
Yanti, Fitri. 2019. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli dengan Model
Periklanan di Shopee. Skripsi. Jurusan Ekonomi Islam. Fakultas Syariah dan
Hukum. Universitas Islam Negeri Walisongo. Semarang.
Yuliana, Sa‟adah, dkk. 2017. Transaksi Ekonomi dan Bisnis dalam Tinjauan Fiqh
Muamalah. Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta.
Zakiyah, Vina. 2020. Pengaruh Kepercayaan dan Pengalaman Berbelanja Online
Terhadap Perilaku Konsumen dalam Berbelanja Online di Shopee Perspektif
Konsumen di Pondok Pesantren Modern El-Fira Purwokerto. Skripsi.
Jurusan Ekonomi Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. IAIN
Purwokerto. Purwokerto
Surbakti, R. B., & Evyanto, W. (2023). Pengaruh Kepercayaan dan Kepuasan
Konsumen Terhadap Minat Beli Pada Situs Belanja Online Shopee Di
Batam. Jurnal Bina Manajemen, 11(2), 219-233.
90
LAMPIRAN – LAMPIRAN
91
92