Analisis Probabilitas Keruntuhan Pada Lereng Tanah
Analisis Probabilitas Keruntuhan Pada Lereng Tanah
net/publication/331433723
CITATIONS READS
0 81
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Identification of underground river flow in Karst Area using geoelectric and self-potential methods in Druju Region, Southern Malang, Indonesia View project
early warning system for residual soil slope landslide in Malang Indonesia View project
All content following this page was uploaded by Thiya Fiantika on 12 August 2021.
ABSTRACT
Slope is (part of) the side of a hill or mountain. Slope stability became the main concern while working on a
construction project, especially on road/highway project. Slope stability determined by soil parameters which
include: physical & mechanical behavior of the soil, ground water level, rock mass structure, etc. Because
there is an uncertainty on parameters value in the slope design, causing the slope vulnerable, it needs a concept
such as probability analysis to find the stability of the slope. Probability analysis using Monte Carlo method
involved a few parameters such as unit weight, cohesion and friction angle. Soil and Slope Geometry data were
obtain from prior research. In this analysis there are three trials conducted with various slope angle along
with similar material. The result will show a safety factor and failure probability percentage. From this
analysis, it can be concluded that the steeper the slope, the lower safety factor number will be shown. The
contrary result applied on probability of failure, the steeper the slope, the bigger probability of failure for soil
material will occur.
1. PENDAHULUAN
Lereng adalah bagian yang miring atau lereng, sifat fisik dan mekanik batuan
sisi yang landai pada sebuah bukit, gunung, mengakibatkan proses pemilihan sudut
perbukitan, ataupun pegunungan Kondisi lereng kemiringan lereng yang sesuai menjadi sulit.
yang tidak stabil berpotensi untuk memicu Oleh karena itu diperlukan suatu analisis untuk
bencana longsor. Longsor yaitu suatu kejadian menyelidiki besarnya peluang atau
atau peristiwa yang disebabkan oleh pergeseran kemungkinan terjadinya keruntuhan lereng dari
batuan atau tanah yang menuruni suatu lereng. kemiringan lereng yang dapat dihitung
Jalur Batu – Pujon merupakan jalur yang menggunakan analisis probabilitas. Pada metode
melewati banyak pegunungan dan lereng. analisis probabilitas, data yang digunakan
Potensi longsor di wilayah tersebut sangat besar adalah semua data properti tanah yang
terjadi karena topografi wilayah tersebut adalah mengakomodasi setiap variasi yang terjadi,
terdiri dari pegunungan, sehingga banyak tebing contohnya adalah hasil Cone Penetration Test
terjal yang rawan longsor. Selain itu, tanah di (CPT) [2].
jalur Batu-Pujon merupakan tanah residual Dalam penelitian ini akan menganalisis
dimana keberadaan tanah residual lereng di Gunung Banyak Batu, Jawa Timur.
mempengaruhi kekuatan dan daya dukung tanah Analisis berupa angka keamanan dan
[1]. Dengan terjadinya perubahan fisik tanah probabilitas keruntuhan pada lereng tersebut.
tersebut maka timbul permasalahan berupa Selanjutnya kemiringan pada lereng dirubah dan
ketidakstabilan lereng yang menyebabkan dianalisis kembali agar dapat dibandingkan
terjadinya longsor. Dalam perencanaan hasilnya.
pembangunan jalan raya, sudut kemiringan
lereng merupakan suatu parameter yang penting 2. DASAR TEORI
agar terhindar dari bencana longsor saat jalan 2.1 Stabilitas Lereng
raya tersebut sudah digunakan. Namun Stabilitas lereng merupakan suatu analisis
ketidakpastian yang terkait dengan geometri stabilitas tanah pada permukaan yang miring.
REKAYASA SIPIL / VOLUME 12, No.2 – 2018 ISSN 1978 - 5658 105
Dalam menentukan kestabilan lereng atau keamanan. Analisis dengan metode ini
kemantapan lereng dikenal dengan istilah faktor digunakan pada beberapa contoh kasus salah
keamanan (factor of safety) yang merupakan satunya adalah analysis kestabilan lereng di
perbandingan antara gaya penahan terhadap Diamond Hill Citraland [6].
gaya penggerak b. Metode Fellenius
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛 𝜏𝑓 Fellinius mempunyai asumsi bahwa
FS = 𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 =
𝜏𝑑 massa tanah di atas bidang longsor dibagi dalam
dengan : potongan-potongan vertikal. Lebar dari
FS : Faktor keamanan potongan ini dipilih sembarang, tidak harus
𝜏𝑓 : Kuat geser tanah rata-rata (kN/m²) sama. Untuk keperluan praktis, dasar setiap
𝜏𝑑 : Tegangan geser yang terjadi pada potongan harus hanya melewati satu jenis tanah
sepanjang bidang longsor yang potensial dan lebar potongan diambil sedemikian rupa
(kN/m²). sehingga lengkung busur dapat disederhanakan
menjadi garis lurus. Dalam metode ini semua
2.2 Tanah Residual gaya antar irisan diabaikan. Metode ini cocok
Tanah residual merupakan tanah yang untuk perhitungan angka keamanan secara
terbentuk dari hasil pelapukan batuan yang manual.
kemudian diendapkan di atas batuan induknya, c. Metode Bishop
oleh karena itu biasanya pada tanah residual kuat Metode ini pada dasarnya sama dengan
geser tanah meningkat berdasarkan kedalaman, metode Fellenius, tetapi metode ini
ini disebabkan oleh bagian tanah yang dekat memperhitungkan gaya antar irisan yang ada
permukaan telah mengalami pelapukan yang yaitu berupa gaya normal saja. Untuk
lebih besar dibandingkan dengan tanah di menghitung angka keamanan, metode ini
bawahnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi menggunakan cara coba-coba. Perbandingan
kandungan mineral tersebut antara lain iklim, dari ketiga metode dapat dilihat pada Tabel 1
topografi, dan nilai asam basa dari air yang dan Tabel 2.
mengalir di lokasi tersebut [3].
Berdasarkan pada hasil uji fisik tanah, Tabel 1. Perbandingan Kesetimbangan Antar
maka tanah residual yang merupakan pelapukan Metode
batuan breksi mempunyai ketebalan 1 – 1,6 m Kesetimbangan Gaya Kesetimba
Metode ngan
dengan susunan tanah lempung, lanau, pasir Vertikal Horizontal Momen
kasar dan batuan induk dimana termasuk tanah
Fellenius Tidak Tidak Ya
anorganik dengan plastisitas rendah [4].
Sedangkan berdasarkan penelitian yang Bishop Ya Tidak Ya
dilakukan terhadap tanah residu batuan sedimen, Morgenstern-
Ya Ya Ya
diketahui bahwa ketebalan tanah residu adalah Price
2,40 – 14,20 m dengan susunan pasir, lanau, dan
lebih banyak lempung sehingga plastisitasnya Tabel 2. Gaya Antar Irisan Setiap Metode
tinggi [5]. Gaya Antar Irisan
Metode
Normal Geser
2.3 Metode Analisis Fellenius Tidak Tidak
Metode kesetimbangan batas adalah
metode yang menggunakan kesetimbangan Bishop Ya Tidak
gaya. Metode analisis ini pertama-tama Morgenstern-
Ya Ya
Price
mengasumsikan bidang kelongsoran yang dapat
terjadi.
a. Metode Morgenstern-Price 2.4 Analisis Probabilitas
Dalam perhitungan kestabilan lereng, Analisis probabilitas adalah suatu nilai
metode ini mempertimbangkan semua gaya yang digunakan untuk mengukur tingkat
yang bekerja pada setiap irisan, yaitu gaya terjadinya suatu kejadian yang acak.
normal dan gaya geser pada irisan. Metode ini Probabilitas dalam statistik adalah
cocok digunakan untuk analisis kestabilan memperkirakan terjadinya peluang yang
lereng menggunakan bantuan software karena dihubungkan dengan terjadinya peristiwa
keakuratannya dalam menghitung angka tersebut dalam keadaan. Probabilitas secara
REKAYASA SIPIL / VOLUME 12, No.2 – 2018 ISSN 1978 - 5658 106
umum merupakan peluang bahwa sesuatu akan Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Kadar Air
terjadi. Probabilitas sangat dibutuhkan, karena Kedalaman (m) Kadar Air (%)
kebenaran dari suatu kesimpulan yang dibuat 2-2,5 26,54
dari analisis data sebetulnya tidak dapat
3,5-4 38,68
dipastikan benar secara absolut, disebabkan data
berasal dari sampel. 5-5,5 58,74
8-8,5 63,02
2.5 Simulasi Monte Carlo 9,5-10 21,67
Simulasi Monte Carlo didefinisikan 11-11,5 71,22
sebagai teknik sampling statistik yang 14-14,5 94,53
digunakan untuk memperkirakan solusi
terhadap masalah-masalah kuantitatif. Metode
Monte Carlo mengsimulasikan sistem tersebut Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Density Test
berulang-ulang kali, ratusan bahkan hingga
ribuan. Hasil yang didapatkan dari simulasi
tersebut adalah sebuah distribusi probabilitas
dari nilai sebuah sistem secara keseluruhan.
REKAYASA SIPIL / VOLUME 12, No.2 – 2018 ISSN 1978 - 5658 107
Tabel 8. Hasil Pemeriksaan Triaxial geolistrik dari hasil penelitian sebelumnya yang
Kedalaman Kohesi Sudut Geser Dalam dilakukan di daerah Gunung Banyak Batu, Jawa
(m) (kg/cm²) ᵒ Timur sehingga didapatkan geometri lereng
yang digambarkan pada software seperti
5-5,5 0,755 11,32 Gambar 4.
Metode probabilitas yang digunakan
yaitu metode Simulasi Monte Carlo dengan
bantuan software Geostudio SLOPE/W 2018
dengan variabel parameter masukkan berupa
berat jenis (𝛾), kohesi (c), dan sudut geser dalam
(Ø). Percobaan Monte Carlo dilakukan
sebanyak 2000 kali percobaan.
Diagram alir penelitian diperlihatkan pada
Gambar 3.
REKAYASA SIPIL / VOLUME 12, No.2 – 2018 ISSN 1978 - 5658 108
Tabel 10. Parameter masukkan
γ Standar c Standar Ø Standar
Kode Warna
kN/m³ Deviasi kN/m² Deviasi ᵒ Deviasi
14,97 1 14,30 3 31,715 3
19,35 1 15,50 3 24,986 3
19,35 1 15,50 3 24,986 3
19,35 1 15,50 3 24,986 3
17,62 1 16,70 3 34,554 3
14,79 1 40,70 3 25,049 3
15,40 1 75,50 3 11,32 3
17,69 1 6,60 3 21,146 3
15,40 1 75,50 3 11,32 3
14,79 1 40,70 3 25,049 3
17,62 1 16,70 3 34,554 3
14,79 1 40,70 3 25,049 3
12
Monte Carlo Trial 2000
Frequency (%)
10
8
Grafik fungsi kepadatan probabilitas dan
6
grafik fungsi distribusi perobabilitas dapat dilhat
4
pada Gambar 8 dan Gambar 9.
2
0
0,82921 0,88001 0,93081 0,98161 1,03241 1,08321 1,13401 1,18481 1,23561 1,28641
Factor of Safety
REKAYASA SIPIL / VOLUME 12, No.2 – 2018 ISSN 1978 - 5658 109
Probability Density Function terjadinya longsor semakin besar. Hal ini terjadi
14
karena lereng yang terlalu terjal. Hasil analisis
12 probabilitas dapat dilihat pada Tabel 13.
10
Frequency (%)
16
14
12
Frequency (%)
10
0
Gambar 9. Fungsi Distribusi Probabilitas 0,6509 0,7065 0,7621 0,8177 0,8733 0,9289 0,9845 1,0401 1,0957 1,1513
Factor of Safety
REKAYASA SIPIL / VOLUME 12, No.2 – 2018 ISSN 1978 - 5658 110
perbandingan yang akan ditampilkan pada 5.2. Saran
Tabel 14. 1. Perlu dilakukan navigasi GPS agar lokasi
lereng yang diteliti dapat lebih akurat dalam
Tabel 14. Perbandingan Hasil Analisis penentuan lereng kritisnya.
Tinggi Lebar Sudut
Probabilitas 2. Untuk menentukan lapisan lereng sebaiknya
Faktor Keruntuhan
Lereng dilakukan pengujian berupa SPT (Standard
Keamanan
(m) (m) (ᵒ) (%)
Penetration Test) di beberapa titik. Pada
1 32 52 33 1,082 10,48 penelitian ini hanya dilakukan pada satu
2 28 42 32 1,089 10,69 titik, sehingga sulit dalam menentukan
3 32 42 37 0,938 82,15 lapisan lereng.
3. Pada penelitian ini tidak dimasukkan data
curah hujan dan data gempa, oleh karena itu
5. PENUTUP kedepannya apabila ada penelitian sejenis
5.1. Kesimpulan dapat memasukkan data-data tersebut agar
1. Hasil analisis stabilitas lereng pada daerah hasil dapat lebih akurat.
Gunung Banyak menunjukkan angka 4. Perlu dilakukan perhitungan dan
keamanan yaitu sebesar 1,082. Hal ini penanganan kelongsoran lebih lanjut guna
membuktikan bahwa lereng dalam keadaan meningkatkan faktor keamanan lereng
stabil tetapi dapat terjadi ketidakstabilan sehingga lereng menjadi lebih stabil.
karena angka keamanan yang sangat
mendekati angka 1. 5. DAFTAR PUSTAKA
2. Probabilitas keruntuhan lereng pada daerah [1] Wibowo, Y. Sunarya, Perilaku Sifat Fisik dan
Gunung Banyak menggunakan analisis Keteknikan Tanah Residual Batuan Volkanik
probabilitas pada software GeoStudio 2018 Kuarter di Daerah Cikijing, Majalengka, Jawa
SLOPE/W menunjukkan angka sebesar Barat, Riset Geologi dan Pertambangan,Vol. 2,
2011.
10,48 %. Hal ini mengartikan bahwa [2] Listyawan, A. B.; Senja R. H.; Bayu C., Analisis
kemungkinan lereng tersebut terjadi Probabilitas Stabilitas Lereng Tanah Lempung
keruntuhan sebesar 10,48 %. Jenuh. Dinamika Teknik Sipil Vol.12, No.2,
3. Hasil analisis lereng ke 2 dengan perubahan 2012.
lebar dan ketinggian lereng menunjukkan [3] Wesley, L.D. Geotechnical Engineering in
angka keamana 1,089 dengan probabilitas Residual Soils. John Wiley and Sons, Inc,
keruntuhan sebesar 10,69 %. Sedangkan United States of America.2010.
hasil dari analisis lereng ke 3 dengan [4] Wibowo, Y. S.; Perilaku Sifat Fisik dan
perubahan lebar lereng tanpa perubahan Keteknikan Tanah Residual Batuan Volkanik
ketinggian lereng menunjukkan angka Kuarter di Daerah Cikijing, Majalengka, Jawa
Barat. Riset Geologi dan Pertambangan, Vol.21,
keamana 0,938 dengan probabilitas No.2, 2011.
keruntuhan sebesar 82,15 %. [5] Sudarsono, U.; Hasibuan G.; Karakteristik
4. Probabilitas keruntuhan lereng saat terjadi Geologi Teknik Tanah Residu Batuan Sedimen
perubahan kemiringan lereng berbeda- Kuarter Bawah Daerah Kertajati, Majalengka,
beda. Pemotongan pada lereng dapat Jawa Barat, Jurnal Geologi Indonesi, Vol.6,
merubah kemiringan dari sebuah lereng. No.3, 2011.
Semakin terjal suatu lereng maka [6] Takwin, G. A.; Turangan A. E.; Steeve G. R.
probabilitas keruntuhannya semakin besar Analisis Kestabilan Lereng Metode
untuk kasus lereng yang diteliti pada Morgenstern-Price (Studi Kasus : Diamond Hill
penelitian ini. Citraland), Tekno Vol. 15, No.67, 2017.
REKAYASA SIPIL / VOLUME 12, No.2 – 2018 ISSN 1978 - 5658 111