0% found this document useful (0 votes)
112 views53 pages

Dr. Isfyanto - Diagnosis Dan Tatalaksana Kegawatdaruratan Mata

This document discusses the diagnosis and management of eye emergencies. It defines an eye emergency as a condition where vision function is threatened without immediate treatment. Common causes include trauma, inflammation, infection, and ischemia. Trauma is a leading cause of vision loss globally. The document outlines classifications, clinical manifestations, evaluations, and treatments for various eye emergencies such as corneal abrasions, ulcers, lacerations, hyphema, endophthalmitis, and chemical and thermal injuries. Immediate management focuses on stabilization, irrigation, antibiotics, and referral to an ophthalmologist when needed to prevent vision loss or blindness.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
112 views53 pages

Dr. Isfyanto - Diagnosis Dan Tatalaksana Kegawatdaruratan Mata

This document discusses the diagnosis and management of eye emergencies. It defines an eye emergency as a condition where vision function is threatened without immediate treatment. Common causes include trauma, inflammation, infection, and ischemia. Trauma is a leading cause of vision loss globally. The document outlines classifications, clinical manifestations, evaluations, and treatments for various eye emergencies such as corneal abrasions, ulcers, lacerations, hyphema, endophthalmitis, and chemical and thermal injuries. Immediate management focuses on stabilization, irrigation, antibiotics, and referral to an ophthalmologist when needed to prevent vision loss or blindness.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 53

Diagnosis and Management

of Eye Emergencies
Dr. Isfyanto, Sp.M
Pekanbaru, 29 Agustus 2021
Definisi

• Kegawatdaruratan mata:
“Keadaan dimana fungsi mata untuk melihat
terancam hilang jika tidak dilakukan tatalaksana
segera.”
Epidemiologi (AAO)

• Global, trauma menyebabkan:


– 23 juta kasus low vision/tahun
– 19 juta kasus buta/tahun
• Insiden kebutaan akibat trauma:
• Negara maju: 9/100.000
• Negara berkembang : 75/100.000
• Trauma mata
• Poli mata : 10-27%
• UGD : 38-65%
Etiologi
• Trauma : • Non-trauma :
– Mekanik – Inflamasi
– Kimia – Infeksi
– Thermal – Iskemia
– Idiopatik
Klasifikasi Trauma mekanik

• Luka tertutup:
– Kontusio
– Laserasi parsial
• Luka terbuka:
– Laserasi: penetrasi, perforasi, IOFB
– Ruptur
Anatomi
Pengkajian awal
• Sadar ?
• A : Airway
• B: Breathing
• C: Circulation
• D: Disability
• E: Exposure
Anamnesis
• Mekanisme trauma: tumpul, tajam, kimia, thermal
• Keluhan:
– Buram.
– Diplopia.
– Perdarahan/laserasi.
– Nyeri.
– Fotopsia, floater.
– Defek lapangan pandang.
Anamnesis (2)
• RP mata dahulu: buram sejak lahir, Riwayat mata
merah berulang
• RPD sistemik : DM, HT, asma, jantung, ginjal,
status imunisasi.
• Riwayat sosial : lensa kontak, alkohol, stress
(malingering)
• Riwayat operasi mata (katarak, lasik, glaukoma)
Pemeriksaan oftalmologi
• Visus : hitung jari (UGD)
• Posisi BM : ortoforia, ekso/esotropia, hipo/hipertropia
• Gerak BM : Bebas, terhambat ke semua / salah satu arah
• Palpebra : edema, hematom, laserasi/ruptur, ptosis,
proptosis, enoftalmos
Pemeriksaan oftalmologi (2)
• Konjungtiva : perdarahan difus/sectoral, laserasi,
iskemia
• Kornea : edema, infiltrate, defek epitel,
laserasi/ruptur, iris prolaps, benda asing, rust ring
• BMD: dalam/dangkal, flare, sel (darah atau
inflamasi)
• I/P: anisokor, dilatasi, iridodialisis, iridodonesis
Pemeriksaan oftalmologi (3)
• Lensa: jernih, keruh, fakodonesis, subluksasi/luksasi,
Vossius ring
• Vitreous: perdarahan, pigmen (tobacco dust), posterior
vitreous detachment
• Papil optik : edema, pucat
• Retina : edema (commotio), perdarahan, tear, detachment
• Tekanan intraokular (TIO) : jika ↓  Luka terbuka, Ablasio
retina.
Manifestasi klinis
kasus trauma
Diplopia Binokular
• An. laki2, 10th.
– S: Pandangan dobel
sejak 1 minggu,
setelah terbentur
kepala teman.
– O: Hipertropi os,
hambatan gerak ke
Oftalmoplegia ec Parese N.3 / restriksi (fraktur)???
atas dan bawah - Force duction test
- CT scan orbita
Fraktur orbita
• Steroid
• Analgetik dan antibiotik
• Observasi :
– diplopia minimal (misal hanya saat melihat ke atas)
– Restriksi minimal
– Enoftalmos minimal (≤ 2mm dan asimptomatik)

Jika keadaan lebih berat dari yang disebut diatas dibutuhkan tindakan bedah
Dislokasi Bulbi
• Keadaan dimana
mata pindah dari
posisi asalnya.
Benda asing orbita
• Tidak boleh di ekstraksi di poliklinik atau UGD
• Tatalaksana = fraktur orbita
Edema & Hematom palpebra
• Hambatan gerak BM
• Curiga perdarahan retrobulbar/ fraktur  CT
Scan orbita
• Perdarahan retrobulbar :
– Nyeri, visus ↓, TIO ↑, palpebra tegang,
subkonjungtival bleeding difus / kongesti
pembuluh darah
– P/kantotomi/ kantolisis, obat anti glaukoma
• Kompres dingin
• Analgetik & anti inflamasi
• Antibiotik jika terdapat fraktur orbita
Laserasi palpebra
• Anti tetanus
• Jahit subkutis, otot, dan tarsus dg
vicryl 6.0, kulit dg prolene 6.0.
• Analgetik, AB sistemik dan topikal.
• Jika luka fullthickness di palpebra
superior, mengenai margo atau
kanalikuli
 Rujuk ke SpM
Laserasi dengan keterlibatan margo

• Palpebra superior • Palpebra inferior


– Terdapat M. levator palpebra
Laserasi dengan keterlibatan kanalikuli

• Laserasi palpebra
1/3 medial
 periksa kanalikuli
Benda asing di konjungtiva
• S: mengganjal, nyeri jika
terdapat erosi kornea
• P/ Semut
– Tetes anestesi topikal
(tetracaine, propacaine).
– Irigasi, cotton bud, jarum 1cc
atau pinset kecil.
– Tetes mata Antibiotik,
Artificial tear.
Perdarahan subkonjungtiva
• Etiologi:
– Valsava manuver: batuk, bersin, muntah,
mengejan.
– DM, HT, kelainan darah, obat anti koagulan.
– Tindakan medis (odentektomi, NGT, dsb)
– Trauma ringan – berat.
Ruptur sklera !!!
- Visus turun
- Pupil tertarik ke bibir luka • P/
- Bayangan iris subkonjuntiva – Artificial tear jika mengganjal.
- TIO turun – Hilang 7-12 hari (tergantung
luas)
Laserasi subkonjuntiva
• Pastikan tidak ada luka di
sklera !!!
• Diperlukan jahitan bila
terdapat bare sklera.
• Luka linear tidak perlu
dijahit.
• Bersihkan jika terdapat
benda asing.
• Antibiotik ED / EO.
Benda asing di kornea
• Buram, fotofoabia, nyeri,
injeksi siliar.
• P:
– Tetes anestesi
– Dilakukan dengan slit lamp
atau mikroskop
– Swab dengan cotton bud,
spuit 1 cc (26G)
– Scrapping kornea dg cressen
blade jika terdapat banyak
benda asing
Erosi kornea
Hilangnya lapisan epitel kornea
• Etiologi :
– Terkena kuku
– Ujung kertas
– Tumbuhan
– Lensa kontak
– Mengucek mata
– Pasien tidak sadar dg mata terbuka (mis. Pasien ICU,
anestesi umum)
• Klinis:
– Mata mengganjal dan nyeri
– Merah dan buram
– Fotofobia dan lakrimasi
Tatalaksana erosi kornea
– Patching (tutup mata rapat dg kassa)
– Bandage contact lens
– Antibiotik ed 6x, artificial tear ed 6x
Ulkus kornea
• Mata merah dan buram • P/
• Nyeri – Sesuai etiologi (bakteri,
virus, jamur atau parasite)
• Fotofobia
– Artificial tear
• Sakit kepala – Sikloplegik
• Terdapat injeksi, infiltrat dan – Anti glaucoma
defek dikornea, hipopion – Pembedahan: Collagen cross
linking, Amnion Membrane
Transplant, periosteal graft,
keratoplasti.
Tatalaksana ulkus kornea perforasi
• Observasi ketat:
• W, 55 thn, perforasi <3mm, AV LPWP, hipopion +, USG dbn
 terapi medikamentosa  perforasi menutup, hipopion -
Tatalaksana ulkus kornea perforasi (2)
• L, 30 tahun, perforasi <3mm, AV: 1/300, self healing saat diruang
rawat, descemetocele
 Amnion membrane transplant  AV: 1/60 , ketebalan
kornea <30%
 disarankan lanjut keratoplasti
Tatalaksana ulkus kornea perforasi (3)

• W,17 th, riwayat memakai


lensa kontak untuk
mengubah warna iris.
• Kornea bulging, defek 2/3
stroma, perforasi <3mm,
AV LPGP
•  Periosteal graft
• Rencana keratoplasti
Laserasi/rupture kornea
• Mata merah dan buram,
mengganjal serta nyeri.
• Kornea edema, terlihat
garis luka
• ± iris prolaps
• BMD dangkal atau flat
• TIO ↓ (Tonometri non
contact)
Tatalaksana ruptur kornea
• Jangan di irigasi atau di palpasi !!!
• Antibiotik ed tiap 15 menit selama 1 jam, dilanjutkan tiap
jam.
• Antibiotik sitemik
• Analgetik
• Rujuk ke Sp.M
– Eksplorasi ruptur sklera, iris, dan lensa.
– Repair kornea
– Injeksi AB intra kamera
Hifema
 Terdapat darah di BMD.
• P:
– Bedrest total 5 hari (mencegah
rebleeding)
– Posisi semifowler
– Steroid ed 6x1
– Sikloplegik ed (sulfas atropine 3x1)
– Anti glaucoma jika TIO ↑
Katarak traumatika ± Subluksasi / luksasi

• Diplopia monokular
• Iris tremulan dan fakodonesis
 tanda subluksasi lensa
• Jika terdapat partikel lensa / vitreous di
BMD, harus segera di evakuasi.
• Trauma tajam  katarak segera terjadi
• Trauma tumpul  katarak terjadi
dalam beberapa bulan
Perdarahan vitreous ± Ablasio retina

• Pandangan buram mendadak


• Terdapat floater dan fotopsia
• USG mata jika reflex fundus -
• CT scan orbita jika dicurigai ada fraktur orbita atau
IOFB
• Posisi semifowler
• Rujuk ke vitreo retina
Traumatik Optik Neuropati
• Buram mendadak 1 mata setelah trauma
• RAPD +
• Papil optik dapat normal atau edema, atropi setelah 4
minggu
• Terapi tetap diberikan walau visus NOL
• P/
– CT scan orbita
– Methylprednisolon 4x250mg iv, dilanjutkan oral 0.8-1 mg /kgBB
Endoftalmitis
• S : mata merah, buram,
nyeri
• O:
– Edem palpebra.
– Injeksi & kemotik
konjungtiva.
– Edema kornea.
– Hipopion.
– Fibrin di pupil.
• USG : vitreous keruh.
Tatalaksana endoftalmitis
• Antibiotik ed tiap jam
• Ciprofloxacin 2x750mg
• Sikloplegik
• Antiglaukoma
• Injeksi antibiotik gram positif & negative intravitreal
• Vitrektomi jika masih ada visus, eviserasi jika visus
NOL
Trauma thermal
• Setelah hemodinamik stabil segera
periksa keadaan kornea.
• Palpebra akan bertambah edema dan
spasme dalam hitungan jam.
• P/
– Antibiotik ed
– Steroid ed jika kornea intak
– Lubrikan topical
– Observasi tanda2 keratitis eksposure
Trauma kimia
• Mata merah, buram dan nyeri.
• Mata langsung di irigasi sebelum dilakukan
pemeriksaan lengkap.
• Prognosis tergantung jenis bahan kimia, banyak
dan lama kontak.
• Prognosis bahan kimia basa lebih jelek dibanding
asam.
Klasifikasi Trauma kimia: Roper-Hall
Derajat Kornea Iskemia limbal Prognosis
I jernih - Baik
II Keruh: detail iris masih terlihat <1/3 Baik
III Keruh: detail iris tidak jelas 1/3 – 1/2 Dubia
IV Keruh: detail iris tidak jelas > 1/2 Buruk

grade II grade III grade IV


Tatalaksana trauma kimia akut
Tindakan Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV
A - Bandage lens Bandage lens Bandage lens
Autolog serum 6x Autolog serum tiap jam
B AB+ steroid ed AB+ steroid ed 6x AB+ steroid ed 6x AB+ steroid ed tiap jam
4-6x EDTA 1% 6x EDTA 1% 6x EDTA 1% tiap jam
EDTA 1% 4-6x
C - Tetrasiklin eo 4x, Tetrasiklin eo 4x, Tetrasiklin eo 4x,
Doxycyclllin 2x100mg Doxycyclllin 2x100mg Doxycyclllin 2x100mg
D - Timolol 0.5% 2x Timolol 0.5% 2x Timolol 0.5% 2x
Asetazolamid 2x250mg, Asetazolamid
KCL 1x1 2x250mg,
KCL 1x1
E Sulfas atropine 1% 3x, Sulfas atropine 1% 3x, vit Sulfas atropine 1% 3x, vit C Sulfas atropine 1% 3x,
vit C 4x500mg C 4x2000mg 4x2000mg vit C 4x2000mg

F - - Nekrotomi + Graft konjungtiva- Nekrotomi + Graft


limbus konjungtiva-limbus
Manifestasi klinis
kasus non trauma
Selulitis preseptal & orbita
• Etiologi : bakteri, virus, jamur
– Trauma, gigitan serangga
– Penyebaran dari sinus
paranasal & sekitarnya
– hematogen
Selulitis
Selulitis preseptal Selulitis orbita
• Selulitis preseptal: • Visus turun
– Eritema & Edema palpebra. • Proptosis
– Visus normal
• RAPD +
– Reflex pupil normal
• Kemotik konjungtiva
– Intra okular normal
• Hambatan gerak bola mata
• nyeri
Tatalaksana selulitis
• USG mata, ct scan orbita
• Antibiotik spektrum luas: ceftriaxon, cefotaxime,
levofloxacin
• Antibiotik anaerob : metronidazole, Clindamycin
• Analgetik dan steroid
• Bila terjadi akibat abses pre orbita  insisi dan drainase
• Konsul ke THT, IKA dan Neuro untuk mencari kemungkinan
komplikasi
Konjungtivitis Gonorhea
• Etiologi : Neisseria gonorrhea
• Pada neonatus terjadi 3-5 hari setelah
lahir
• Kemosis konjungtiva, edema berat
palpebra, sekret mukopurulen.
• Komplikasi ulkus kornea &
endoftalmitis.
• Suami, istri / orangtua juga diperiksa
Tatalaksana konjungtivitis gonorhea

• Pemeriksaan gram dan kultur sekret


• Penicilin prokain 50.000 IU /kgBB dibagi dalam 2 dosis
perhari, atau Ceftriaxon 50mg/kgBB iv/im
• Gentamicin eo tiap jam, setelah sekret dibersihkan
• Bila kornea terkena, diberikan cycloplegik
• Sembuh : 3 hari berturut hasil pemeriksaan negatif
Glaukoma Akut
• S : buram, sakit kepala, • P/
mual, muntah. – Rawat inap
• O: – Acetazolamid oral 500mg,
– visus turun, selanjutnya 3-4x250mg.
– Injeksi konjungtiva dan siliar – Timolol 0.5% ed 2x1.
– Edema kornea – Pilocarpine 6x1 mata yang
serangan, 3x mata
– BMD dangkal sebelahnya.
– Lensa keruh – steroid ed 6x1.
– TIO tinggi. – Iridektomi perifer
Toxic optic neuropati (Methanol)
• Mata buram • P/
• Defek lapangan pandang – Raber Internist untuk
mengatasi asidosis
• Gangguan persepsi warna metabolik dan keadaan
• RAPD + sistemik lainnya.
• Edema papil. – Methylprednisolon
4x250mg iv (12x)
dilanjutkan MP 0.8-
1mg/KgBB
Oklusi arteri retina sentral
• Buram mendadak pada 1 mata tanpa nyeri
• Tanda khas : cherry red spot
• Insiden 1-2 / 100.000, dominan laki-laki, usia
rata2 60-65 tahun
• 80% visus < hitung jari
• Golden hour 4 jam
• P/
– Ocular massage
– Parasintesis
– Acetazolamide
Terima Kasih

You might also like