0% found this document useful (0 votes)
213 views22 pages

Teologi Kitab Kisah para Rasul Dan Sumbangannya Da

The document is an academic article that discusses the theology found in the Book of Acts and its contribution to the understanding of salvation history. It argues that the Book of Acts is often seen merely as church history, but it actually provides strong theological concepts related to salvation. The article analyzes theological themes in the Book of Acts like salvation, the work of Jesus, and the early church's mission to spread the gospel to all nations. It aims to show how understanding the theology of Acts can strengthen believers' and the church's foundation in God's plan of salvation throughout history until the end of time.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
213 views22 pages

Teologi Kitab Kisah para Rasul Dan Sumbangannya Da

The document is an academic article that discusses the theology found in the Book of Acts and its contribution to the understanding of salvation history. It argues that the Book of Acts is often seen merely as church history, but it actually provides strong theological concepts related to salvation. The article analyzes theological themes in the Book of Acts like salvation, the work of Jesus, and the early church's mission to spread the gospel to all nations. It aims to show how understanding the theology of Acts can strengthen believers' and the church's foundation in God's plan of salvation throughout history until the end of time.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 22

Jurnal Teologi

(JUTEOLOG)
Vol. 1 No. 1 (December 2020) hlm. 17-38
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) e-ISSN 2775-4006
https://ejurnal.sttkadesiyogyakarta.ac.id/index.php/juteolog p-ISSN 2774-9355

https://doi.org/10.52489/juteolog.v1i1.14

Teologi Kitab Kisah Para Rasul dan Sumbangannya dalam


Pemahaman Sejarah Keselamatan

Paulus Kunto Baskoro


Sekolah Tinggi Teologi Anugerah Allianse Semarang Surakarta
[email protected]

Recommended Citation

Turabian 8th edition (full note)


Paulus Kunto Baskoro, “Teologi Kitab Kisah Para Rasul Dan Sumbangannya Dalam Pemahaman
Sejarah Keselamatan,” Jurnal Teologi (JUTEOLOG) 1, no. 1 (December 29, 2020): 1, accessed
August 6, 2021, https://ejurnal.sttkadesiyogyakarta.ac.id/index.php/juteolog/article/view/14.

American Psychological Association 7th edition


(Baskoro, 2020, p. 1)

Received: 10 December 2020 Accepted:17 December 2020 Published:29 December 2020

This Article is brought to you for free and open access by Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta.
It has been accepted for inclusion in Christian Perspectives in Education by an authorized editor of
Jurnal Teologi (JUTEOLOG).

For more information, please contact [email protected]


Paulus Kunto Baskoro

Abstract

Salvation is a mighty work that Jesus did for all mankind. This is a serious problem for humans,
namely the settlement of sins, which can also be explored from the Book of Acts. Yet many people feel
that the Book of Acts is merely church history and does not have a strong contribution to the history
of salvation. Based on the above facts, it is necessary to present the theologies in the Book of Acts and
their contribution to the work of salvation for mankind. And the Book of Acts is also the starting point
of a movement for God's church which is the basis of the gospel message to all people. Through the
theological concepts that appear in the Book of Acts of the Apostles will be implemented for believers
and the church today, so as to become a strong foundation for the movement of God's church in the
work of the history of salvation until the end of time.

Keywords: Theology of the Acts of the Apostles, Salvation, Nations

Abstrak

Keselamatan adalah karya dahsyat yang dilakukan Yesus bagi semua umat manusia. Ini masalah yang
serius bagi manusia, yaitu penyelesaian dosa, yang juga dapat digali dari Kitab Kisah Para Rasul.
Namun banyak orang yang merasa bahwa Kitab Kisah Para Rasul hanya sekedar sejarah gereja saja
dan tidak memiliki kontribusi yang kuat dalam sejarah keselamatan. Berdasarkan fakta diatas, maka
perlu untuk menyajikan teologi-teologi dalam Kitab Kisah Para Rasul dan kontribusinya dalam karya
keselamatan umat manusia. Dengan penelitian kualitatif deskritif dan pendekatan studi pustaka dapat
dideskripsikan dalam Kitab Kisah Para Rasul menjadi titik awal sebuah kegerakan bagi gereja Tuhan
yang menjadi dasar berita Injil sampai kepada semua orang. Melalui konsep-konsep teologi yang
muncul dalam Kitab Kisah Para Rasul akan diimplementasikan bagi orang percaya dan gereja masa
kini, sehingga menjadi landasan kuat bagi kegerakan gereja Tuhan dalam karya sejarah keselamatan
sampai akhir zaman.

Kata kunci : Teologi Kisah Para Rasul, Keselamatan, Bangsa-Bangsa

PENDAHULUAN

Berbicara tentang keselamatan, merupakan hal yang paling esensi serta mendasar
(Pailin Rumbi 2019). Sebab keselamatan menjadi sebuah kebutuhan khusus bagi setiap orang
percaya. Dosa menjadikan manusia makin menjauh dari Allah dan hubungan Allah dengan
manusia menjadi terputus. Allah tidak bisa kompromi dengan dosa. Dosa membuat manusia
makin tidak berharga, hidup berada dalam kutuk serta hidup dalam kebinasaan, sebab tidak
menuruti perintah Allah (Tarpin 2010). Kehidupan manusia makin tidak menentu, tidak ada
arah yang jelas bahkan tidak sedikit yang mengalami kehancuran. Dosa selalu membuat
manusia makin hancur dan iblis menjadi penguasa atas mereka. Namun dosa harus
dibereskan (Tenibemas 2019) dengan cara Yesus sangat mengasihi manusia dan tidak rela
manusia menjadi binasa sehingga Ia mengaruniakan hidup kekal (Yohanes 3:16). Setelah

1
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

Allah berbicara kepada manusia lewat nabi-nabi dan tidak ada yang bertobat, Allah mengutus
Anak-Nya yang tunggal dalam nama Yesus untuk mati bagi penebusan dosa di kayu salib.
Yesus taat sampai mati dan melakukan dengan penuh pengorbanan. Sehingga dosa sudah
beres dikayu salib. Siapa yang percaya kepada Yesus mendapatkan anugerah penebusan dosa
dan menikmati hidup yang kekal. Ini adalah esensi berita Injil yang sangat kuat (Anon 2020).
Itulah sebabnya Paulus berkata bahwa Injil adalah kekuatan Allah karena ada kebenaran
Allah yang bertolak dari iman dan menjadikan orang benar akan hidup oleh iman (Roma
1:16-17). Terlebih Yesus membawa perubahan yang mengubah paradigma manusia
(Arifianto 2020).

Berita Injil inilah yang dipegang Rasul Paulus ketika dalam perjalanan ke Damsyik
(Kis. 9). Paulus sangat menggebu-gebu memberitakan Injil bersama dengan murid-murid
Yesus.Yang dituangkan dalam Kitab Kisah Para Rasul dari awal sampai akhir. Dari Yesus
memberikan pesan kuasa sampai Paulus menuju Roma karena harus dipenjara dan dieksekusi
hukuman mati, sebab Injil Kristus Yesus serta janji – janji Allah dalam karya keselamatan
(Harefa 2020).

Kitab Kisah Para Rasul sangat penting untuk dikaji dari sisi teologi yang muncul
untuk mendapatkan kesimpulan utama mengapa Injil menjadi bagian terpenting untuk
disampaikan kepada bangsa Yahudi dan juga kepada bangsa-bangsa. Untuk memahami lebih
lanjut,akan lebih dahulu mengemukakan survey dasar Kitab Kisah Para Rasul, supaya
mendapatkan informasi yang lengkap dan bisa mengambil kesimpulan-kesimpulan unsur
teologi yang ada dalam Kitab Kisah Para Rasul. Setelah itu setiap kajian teologi dalam
sumbangannya untuk sejarah keselamatan akan diimplementasikan dalam kehidupan orang
percaya dan gereja Tuhan, sehingga Injil terus diberitakan sampai bangsa-bangsa (Putra
2018) dan gereja makin berkembang serta gereja tetap pada fokus Amanat Agung, Yesus
Kristus.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskritif (Zaluchu 2020), yaitu


mempelajari tentang teologi Kisah Para Rasul dan sumbangannya dalam pemahaman sejarah
keselamatan dari sudut pandang kebenaran Firman Tuhan. Penulis menggali kebenaran-
kebenaran secara studi teologis (Connolly 2016). Dengan didukung fakta sejarah dengan
penelitian studi literatur atau studi pustaka untuk memperkokoh sebuah pemahaman tentang

1
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

teologi dalam Kisah Para Rasul yang berhubungan dengan keselamatan dengan standar
analisa perikop (Sudibyo 2019). Dan pemahaman ini akan diimplementasikan bagi orang
percaya serta gereja Tuhan, sehingga memiliki dasar teologi yang kokoh.

PEMBAHASAN
Latar belakang dan Dasar Kitab Kisah Para Rasul
Kitab Kisah Para Rasul adalah Kitab ke 5 dari urutan Perjanjian Baru.Kitab ini
merupakan kelanjutan dari karya Tuhan atas gereja-Nya. Kitab Kisah Para Rasul merupakan
bagian terpenting dalam sejarah gereja, sebab ini merupakan detak jantung Tuhan, yaitu pergi
menjadikan semua bangsa murid (Lie 2017). Sebab dalam Kitab Kisah Para Rasul, awal
dimulainya mandat untuk pergi menjadikan semua bangsa murid dengan kuasa Tuhan, seperti
nyata dalam Kisah Para Rasul 1:8. Hal ini yang menjadi keberanian khusus murid Yesus
melanjutkan tugas dan tanggung jawab yang Yesus nyatakan tentang mandat Amanat Agung
(Matius 28:18-20).

Kitab Kisah Para Rasul menjadi titik awal gereja bergerak tanpa batas dengan kuasa
Roh Kudus dan menjadi bangsa-bangsa lain menjadi bagian karya keselamatan bahwa
banyak jemaat bertumbuh, murid-murid makin luar biasa dan munculnya Rasul Paulus
menjadi tonggak sejarah berita Injil sampai kepada bangsa-bangsa (Lie 2017). Namun untuk
memahami konteks Kisah Para Rasul, Penulis membawa untuk mengerti stuktur yang terjadi
dalam Kisah Para Rasul yang ditinjau dari penulis, tanggal penulisan, latar belakang, survey
kitab, tujuan penulisan, ciri khas dan garis besar Kitab Kisah Para Rasul. Setelah memahami
secara utuh Kisah Para Rasul, maka akan bisa mengambil konsep-konsep teologis yang
terkandung di dalamnya untuk melihat secara menyeluruh dalam bagian sumbangannya Kitab
Kisah Para Rasul untuk sejarah keselamatan.

Kitab Kisah Para Rasul merupakan tulisan kedua dari Lukas yang ditujukan kepada
Theofilus, seperti nyata dalam Kisah Para Rasul 1:1, “Hai Teofilus, dalam bukuku yang
pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus.”Lukas
adalah seorang tabib (Kol. 4:14) dan seluruh gereja mula-mula serta bapa-bapa gereja
menyepakati bahwa Lukaslah yang menulis Kitab Kisah Para Rasul (Anon 2016). Lukas
merasa sangat perlu untuk memaparkan segala yang dilihat dalam tulisan yang diilhami Roh
Kudus tentang kelanjutan kegerakan Yesus bagi setiap orang yang sudah percaya

2
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

Yesus.Lukas menuliskan dalam tulisan pertama yang disebut Injil Lukas untuk memaparkan
karya pelayanan dan penyelamatan Yesus di kayu salib dan bangkit dari antara orang
mati.Sedangkan dalam tulisan ke 2, yaitu Kitab Kisah Para Rasul, Lukas menyajikan tentang
Injil yang dirasakan bukan saja orang Yahudi namun kasih Tuhan juga bagi bangsa-bangsa
lain serta banyak jemaat didirikan. Lukas menjadi pribadi penting penulisan Kitab Kisah Para
Rasul, karena memang Lukas sendiri menjadi pribadi yang juga selalu mendampingi Rasul
Paulus (Kis. 16:10-17; 20:5 – 21:18; 27:1-28:16).

Menurut beberapa pemahaman dan penelitian Kitab Kisah Para Rasul ditulis pada
tahun 63 Masehi (Anon 2016).

Latar Berlakang Kitab


Kitab Kisah Para Rasul ini ditulis dengan sebuah dorongan kuat dari Lukas yang
ditujukan kepada Theofilus, untuk melengkapi kisah awal kekristenan yang berawal dari
turunnya Roh Kudus dan murid-murid memiliki keberanian melangkah memberitakan Injil.
Dimana dalam 30 tahun sejarah perkembangan Injil, Lukas mencatat dari Yerusalem sampai
Roma ada 32 negara, 54 kota, 9 pulau di Timur Tengah 95 orang berbeda tokoh-tokoh
menerima Injil Keselamatan (Anon 2016). Hal ini menegaskan bahwa Kitab Kisah Para
Rasul adalah sebuah tulisan dalam ilham Roh Kudus yang dilakukan Lukas dengan
kecerdasan mengungkapkan karya Injil dengan pengalamannya bersama Rasul Paulus.Kitab
Kisah Para Rasul juga menjadi dasar kelanjutan Surat-Surat Rasul Paulus yang juga
merupakan karya besar dari Rasul yang berada dalam cerita Kitab Kisah Para Rasul.

Survei Kitab
Kitab Kisah Para Rasul memberikan data yang sangat kuat serta sempurna tentang
perjalanan kegerakan Injil yang mengakibatkan banyak gereja mulai berdiri di kota-kota baik
oleh penginjilan yang dilakukan murid-murid, maupun yang dilakukan oleh Rasul Paulus dan
rekan-rekan.Lukas betapa sangat kuat mencatat semua yang dikerjakan Yesus dan mencatat
hasil dari karya Yesus, yaitu Injil yang sampai kepada bangsa-bangsa.Setelah Yesus naik ke
sorga, murid-murid ada seratus dua puluh orang menerima kepenuhan Roh Kudus di loteng
Yerusalem.Mereka akhirnya menjadi pribadi yang terus bergerak dengan penuh keberanian
menyampaikan kabar baik yaitu Injil Keselamatan. Petrus yang semula menyangkal Yesus,
menjadi orang yang sangat berani menyampaikan siapa Yesus sesungguhnya (Anon 2016).

2
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

Kitab ini juga menceritakan betapa perpaduan sebuah kuasa ilahi yang bekerja dengan
sikap manusia yang meresponi Injil untuk pergi dan memberitakan kepada siapapun yang
dijumpai (Siahaan 2017). Dimulai dengan tokoh murid-murid Yesus, Petrus, Yakobus,
Yohanes, Stefanus, Filipus (Kis. 6:1-6) yang menggoncang cara pandang orang pada waktu
itu. Meskipun penganiayaan jalan terus dan banyak yang mati martir, murid-murid tetap setia
memberitakan Injil, yang menjadi misi utama orang percaya (Damarwanti 2020).

Tujuan Penulisan Kitab


Pertama, injil bergerak dengan dahsyat dan melampaui batas Yudaisme yang semula
menjadi keunggulan, ternyata Tuhan juga memberikan curahan kasih Injil kepada bangsa-
bangsa lain. Kedua, betapa peran Roh Kudus yang luar biasa, menggoncang dunia, bahwa
misi gereja melanjutkan pelayanan Yesus di dunia mengalami terobosan yang dahsyat
(Sumiwi 2018).

Ciri Khas Kitab


Pertama, gereja betapa kuat dan semangat akan misi gereja yang bergerak. Kedua,
Roh Kudus: oknum ketiga dari Allah Tritunggal yang menyatakan kuasanya bagi setiap orang
percaya bergerak memberitakan Injil dan setiap orang menerima Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat karena dorongan kuat Roh Kudus.Ketiga, amanat Agung yang kuat untuk
dilaksanakan. Keempat, doa : Gereja mula-mula yang hidup kuat secara rohani, kuasa Tuhan
nyata.Kelima, tanda-tanda ajaib dan mujizat menyertai murid-murid untuk Injil. Keenam,
penganiayaan : Meskipun mereka dalam aniaya, namun mereka justru semangat. Ketujuh,
kemenangan : Sudah tidak ada batas-batas bagi orang untuk terima Yesus (Anon 2016).

Garis Besar Kitab


Pencurahan Roh Kudus (Kis. 1:12-2:41); Hari-Hari Permulaan Gereja Tuhan di
Yerusalem (Kis. 2:42-8:1a); Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan Gereja (Kis. 8:1b-
9:31); Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi (Kis. 9:32-12:25);
Perjalanan Misi Pertama Rasul Paulus (Kis. 13:1-14:28); Sidang di Yerusalem (Kis. 15:1-
35)’ Perjalanan Misi Kedua Rasul Paulus (Kis. 15:36-18:22); Perjalanan Misi Ketiga Rasul
Paulus (Kis. 18:23-21:16); Penangkapan Rasul Paulus dan Pelayannya di Penjara (Kis. 21:17-
28:31).

2
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

Teologi Kisah Para Rasul dan Sumbangannya dalam Pemahaman Sejarah Keselamatan
Keselamatan menjadi bagian yang paling mendasar dalam kehidupan manusia.Kita
percaya setelah kematian masih ada kehidupan.Dan Tuhan sangat memiliki hati serta kasih-
Nya bagi kehidupan manusia setelah kematian.Sebab kehidupan kematian adalah bagian yang
tidak bisa main-main dan itu seutuhnya campur tangan Tuhan.Masalah yang sangat serius
adalah dosa yang membuat hubungan manusia dengan Allah terputus.

Itu sebabnya Allah mengirimkan Anak-Nya yang Tunggal untuk menjadi korban
penebusan atas dosa manusia.Karya yang luar biasa menjadi sejarah sepanjang masa, bahwa
Yesus hadir di dunia untuk membawa kabar sukacita dan damai sejahtera.Yesus lahir,
melayani, melakukan banyak mujizat, disalibkan, mati, dikuburkan, bangkit dari antara orang
mati dan menampakkan diri kepada ratusan orang kemudian naik ke sorga menyediakan
tempat bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus.

Kitab Kisah Para Rasul menjadi sebuah kelanjutan dan sebuah catatan penting tentang
karya Yesus yang dikerjakan oleh murid-murid-Nya untuk pergi dan menjadi semua bangsa
murid Yesus. Roh Kudus mulai dicurahkan dan bekerja secara dahsyat bagi kegerakan Injil
(Ladd 1999). Banyak orang mendengar Injil, banyak orang percaya Yesus, banyak murid
baru dihasilkan dan pertobatan Rasul Paulus yang akhirnya menggemparkan orang Yahudi
bahwa Tuhan juga mengasihi bangsa-bangsa lain, sehingga Paulus disebut rasul bagi bangsa-
bangsa lain serta banyak jemaat didirikan, Paulus giat dalam pemberitaan yang memiliki
esensi untuk tujuan Yesus dimuliakan (Simorangkir and Arifianto 2020). Sebab Roh Kudus
memberikan hikmat dan pengertian untuk mengenal Yesus (Arifianto and sumiwi Rachmani
2020). Konsep teologi Kitab Kisah Para Rasul dan sumbangannya bagi kegerakan sejarah
keselamatan, akhirnya Injil sampai ke bangsa-bangsa yang bermula dari turunnya Roh Kudus
pada hari Pentakosta (Siahaan 2018).

Rencana Allah Mengenai Keselamatan


Allah memiliki rancangan keselamatan yang luar biasa bagi umat manusia yang
terbukti dengan adanya nubuatan dalam Perjanjian Lama dan akhirnya digenapi. Allah bukan
saja merancangkan, namun Allah juga memperhatikan dan memberikan petunjuk tentang
keselamatan sehingga keselamatan sangat berguna bagi seluruh umat manusia yang juga
merupakan janji dalam penggenapan (Guthrie 1993). Yesus menjadi pribadi yang ditolak oleh
bangsanya sendiri, namun akhirnya di terima oleh bangsa-bangsa lain.Namun karya Tuhan

2
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

dan rencana Tuhan tentang keselamatan dinyatakan dalam Kisah Para Rasul sebagai bukti
nyata pesan dan rancangannya terjadi secara ajaib.

Allah merancangkan keselamatan sebetulnya sejak dalam Kejadian 3:15 yang kita
kenal dengan proto evanggelium. Dosa yang membuat Allah dengan secepat mungkin harus
melakukan pemberesan, sebab dosa membuat hubungan Allah dan manusia terputus. Allah
sangat tidak kompromi dengan dosa, sebab Allah adalah kudus dan suci. Allah merancangkan
sejak awal dengan hadirnya bapa leluhur yang bermuara terhadap janji-janji Allah.Israel
menjadi bagian terpenting dalam karya penyelamatan. Janji Allah akhirnya tergenapi dengan
hadirnya Yesus ke dunia, lahir, melayani, mati di salib dan bangkit dari antara orang mati. Ini
sebuah anugerah yang luar biasa, kasih karunia yang tak terhingga karena karya keselamatan
Yesus (Purba 2019).

Kisah Para Rasul menjadi kelanjutan kitab Injil yang mencatat janji yang tergenapi itu
dalam praktek berita Injil.Dengan dimulainya turunnya Roh Kudus yang menggetarkan hati
seluruh murid, mereka menerima kuasa dan bergerak dengan penuh wibawa. Allah
merancang, namun juga memperhatikan, yaitu kasih Allah yang dinyatakan dalam
pengorbannya bukan saja bagi orang Yahudi, namun juga menjangkau bangsa-bangsa lain.
Cerita dalam Kisah Para Rasul menjadi sebuah cerminan keseriusan Allah merancang
keselamatan manusia (Baxter 1995:296).

Rencana Allah dalam keselamatan dinyatakan Allah dalam beberapa petunjuk, yaitu
melewati 4 cara, yaitu wahyu, intervensi ilahi, perbuatan manusia dan kehidupan karya
Kristus sendiri (Johnston 2006:329). Petunjuk ini diberikan kepada manusia, supaya manusia
bisa melihat dan betapa Allah sungguh serius merancangkan keselamatan dari sejak zaman
Perjanjian Lama dan dinyatakan dalam Perjanjian Baru. Dimulai dari 400 masa diam, Allah
tidak berbicara kepada umat-Nya, kemudian Allah hadir melewati malaikat menyatakan
pesan kepada Yusuf dan Maria, bahwa Maria akan melahirkan seorang anak laki-laki dan
menamakan Dia, Yesus. Dimana Yohanes Pembaptis menjadi pembuka jalan bagi munculnya
Yesus ditengah-tengah orang Yahudi (Luk. 1:11-20).

Kekuatan Injil menjadi bagian yang terpenting bagi umat manusia.Yesus hadir dalam
dunia, sebetulnya fokus untuk orang-orang Israel, namun mereka menolak Yesus. Berita yang
Yesus sampaikan sama dengan Yohanes Pembaptis, yaitu bertobatlah sebab Kerajaan Allah
sudah dekat. Penolakan terhadap Tuhan Yesus, menjadi berkat tersendiri bagi bangsa-bangsa

2
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

lain, seperti dinyatakan Rasul Paulus dalam Roma 11:11-13. Dimana Paulus menjadi rasul
bagi bangsa-bangsa lain dan terbukti banyak jemaat didirikan serta banyak orang menerima
Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi.Semua ini bukti bahwa Yesus mengasihi
semua manusia.

Kisah Para Rasul 2:21, “Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan
diselamatkan.”Keselamatan sangat penting.Pertama, pengampunan yang seutuhnya bagi
umat manusia karena darah Yesus.Kedua, kasih karunia Allah yang berlimpah supaya
manusia diselamatkan.Ketiga.damai sejahtera yang diberikan oleh Allah supaya kita menang.
Keempat, manusia mendapatkan kepastian akan pengharapan hidup.Kelima, bukti kasih Allah
kepada umat manusia.Keenam, kuasa iblis sudah dipatahkan dan maut sudah dikalahkan, kita
selalu menjadi pribadi yang menang dalam segala hal. Ketujuh, hidup menjadi lebih berarti
dan nama Tuhan dipermuliakan.Kedelapan, hubungan Allah dan manusia kembali
dipulihkan. Kesembilan, banyak bangsa akan mengenal Injil keselamatan dan membangun
kualitas hidup yang holistic serta menyeluruh (Stevanus 2018).Kesepuluh, manusia merespon
kehidupan dengan sungguh-sungguh.

Konsep Pemilihan Pemimpin Gereja


Kisah Para Rasul juga sangat luar biasa membahas tentang tata cara pemilihan
kepemimpinan dalam kegerakan gereja Tuhan. Teologi ini sangat penting untuk diangkat dan
didiskusikan menjadi sebuah pembelajaran rohani yang sangat penting ketika gereja masa
kini harus melaksanakan pengangkatan kepemimpinan, baik dalam konteks gembala sidang,
peneguhan pendeta atau pengangkatan dewan majelis, serta kepemimpinan-kepemimpinan
dalam sinode-sinode atau lembaga-lembaga Kristen.Konsep pemilihan kepemimpinan dalam
Kisah Para Rasul menjadi penting untuk diperhatikan, sebab sangat murni keberadaannya.
Karena gereja mula-mula menjadi agen Allah mula-mula untuk menghadirkan gaya hidup
gereja yang murni tanpa disisipin kepentingan pribadi dalam kepemimpinan. Sebab
kepemimpinan mempengaruhi sebuah kegerakan (Sudibyo 2019).

Pemilihan Pemimpin
Matias pengganti Yudas Iskariot (Kis. 1:23-26)
Yudas Iskariot mengkhianati Yesus dan akhirnya mati bunuh diri (Kis. 18). Yudas
Iskariot yang merupakan salah satu murid Yesus dari 12 murid Yesus sudah tiada dan murid-
murid harus mencari pengganti untuk kembali melengkapi formasi 12 murid Yesus yang

2
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

sudah ditinggalkan Yudas Iskariot. Sebuah keputusan yang luar biasa, waktu mereka
berkumpul di loteng Yerusalem, Petrus berdiri dihadapan 120 orang untuk menyampaikan
pemilihan murid baru pengganti Yudas Iskariot (Kis. 1:15-17).120 orang merespon dan
mengusulkan 2 nama yaitu Yusuf yang disebut Barnabas atau yang disebut Yustus dan
Matias (Kis. 1:23). Dengan fokus pemimpin yang memiliki hati melayani (Winarto 2019).

Konsep ini menarik dalam pemilihan kepemimpinan baru dalam Kisah Para Rasul
1:24-26, yaitu : 1. Berdoa dan meminta petunjuk Tuhan; 2. Membuang undi, sebab undi
merupakan salah satu cara yang sering dilakukan oleh imam-imam Yahudi (Anon 1988), atau
Yunus saat dibuang ke laut (Yun. 1:7). Karena Tuhan bisa berbicara dengan cara undi. Dan
dari hasil doa serta undian murid-murid, jatuhlah yang menjadi pengganti Yudas Iskariot
adalah Matias (Marxen 1999).

Tujuh pelayan yang melayani orang miskin (Kis. 6:1-7)


Gereja mula-mula bertumbuh dengan pesat dan banyak jiwa ditambahkan secara luar
biasa.Kisah Para Rasul 2:47 menyatakan bahwa tiap hari Tuhan menambahkan jiwa-jiwa
baru orang yang diselamatkan.Namun makin berkembangnya pelayanan jiwa-jiwa, murid-
murid merasa sangat kompleks dan dirasa tidak maksimal sebab memikirkan banyak hal,
sehingga tidak fokus kepada pemberitaan Firman. Kemudian 12 murid Yesus memanggil
murid-murid yang lain untuk diskusi, supaya memilih 7 orang yang focus kepada orang-
orang miskin. Sehingga Firman Tuhan tidak terabaikan, pelayanan kepada jemaat juga tidak
diabaikan (Kis. 6:1-2).

Mereka semua sepakat dan memilih 7 orang, yaitu Stefanus, Filipus, Prokhorus,
Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus. (Kis. 6:5). Dan konsep pemilihannya luar biasa
dengan berdasarkan kriteria, yaitu : 1. Terkenal baik; 2. Penuh Roh Kudus; 3. Penuh hikmat
Tuhan; 4. Penuh iman (Kis. 6:3-6). Kemudian mereka didoakan dan murid-murid Yesus
meletakkan tangan mentahbiskan serta meneguhkan pelayanan ke tujuh orang tersebut (Kis.
6:6).

Sidang Para Pemimpin (Kis. 15:1-21)


Ini adalah sidang pertama yang terjadi dalam sepanjang sejarag gereja, atau sering
disebut sidang gerja mula-mula, yang diadakan di Yerusalem.Sidang Yerusalem ini dihadari
oleh seluruh rasul-rasul, termasuk didalamnya Rasul Paulus yang baru saja bertobat di Kisah

2
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

Para Rasul 9, namun dipakai Tuhan secara ajaib dalam misi pemberitaan Injil bagi bangsa-
bangsa lain. Konteks Kisah Para Rasul ini, setelah Rasul Paulus mengadakan perjalanan misi
1.Petrus dan Yakobus, murid Yesus secara langsung menjadi mediator sidang tersebut dan
sidang tersebut fokus membahas karya Tuhan bagi bangsa-bangsa diluar Yahudi yang
menerima Injil.Paulus dan Barnabas diberikan kesempatan untuk menceritakan kebaikan dan
karya Tuhan dimana ada banyak orang-orang yang bukan Yahudi menerima Yesus. Sehingga
Sidang Yerusalem memutuskan untuk mengutus Barnabas dan Paulus menjadi rasul bagi
bangsa-bangsa lain.

Sebuah suasana yang perlu dibangun juga dalam sidang gereja zaman sekarang yaitu:
1. Pemimpin sidang yang penuh wibawa mengasihi Yesus; 2. Ada pokok yang jelas untuk
dibahas; 3. Memberikan kesempatan untuk peserta mengemukakan pendapatnya; 4.
Mendoakan; 5. Memutuskan sesuai hati Tuhan. Tuhan selalu konsisten untuk menghasilkan
pemimpin-pemimpin baru (Jokiman 2018).

Karya Roh Kudus Memegang Peran Penting Bagi Gereja Tuhan


Pentakosta
Kisah Para Rasul 2 merupakan moment yang luar biasa, dimana Roh Kudus
dicurahkan kepada 120 murid yang ada di loteng Yerusalem. Peran Roh Kudus menjadi
sangat penting dalam kegerakan gereja mula-mula(Rouw 2019).Hal ini seperti yang Yesus
pesankan kepada murid-murid-Nya untuk tidak pergi dan meninggalkan Yerusalem sebelum
Roh Kudus dicurahkan (Kis. 1:4-5). Dan murid-murid tetap setia berada di Yerusalem.Kisah
Para Rasul 2 mencatat murid-murid dipenuhi Roh Kudus, ketika hari Pentakosta. Mereka
berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain seperti yang diberikan Roh Kudus untuk
mengatakannya (Kis. 2:1-4). Dan ini merupakan berkat Tuhan yang special bagi gereja-Nya
(Lukito 2010).Sejak Roh Kudus memenuhi murid-murid Yesus, mereka memiliki keberanian
untuk melangkah memberitakan Injil dan kuasa Tuhan dinyatakan makin dahsyat bagi orang
percaya (Morris 1996:269).

Mujizat-Mujizat di Gereja Mula-Mula


Roh Kudus tercurah kepada murid-murid dan banyak tanda-tanda ajaib atau mujizat
terjadi. Mujizat terjadi supaya Injil diteguhkan, murid-murid dapat menjadi saksi langsung
kuasa Tuhan, orang banyak melihat sebuah karya Allah yang sesungguhnya dan nama Tuhan
dipermuliakan (Soesilo 2011). Roh Kudus memberikan kuasa untuk murid-murid menjadi

2
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

saksi dan kita melihat ada banyak karya Tuhan dinyatakan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Berikut ini adalah mujizat-mujizat yang pernah terjadi dalam pelayanan para
rasul dan di gereja mula-mula serta dalam Kisah Para Rasul. Pertama, banyak orang yang
bertobat dan percaya Yesus (Kis. 2:41, 47). Kedua, Petrus dan Yohanes menyembuhkan
orang lumpuh (Kis. 3:1-10). Ketiga, Petrus dan Yohanes dilepaskan dari penjara (Kis. 4:1-
22). Keempat, mujizat di serambi Salomo (Kis. 5:12-16). Kelima, murid-murid dilepaskan
dari penjara (Kis. 5:17-25). Keenam, Saulus bertobat (Kis. 9:1-19a). Ketujuh.Dorkas
dibangkitkan dari kematian (Kis. 9:32-43). Kedelapan, Kornelius percaya kepada Yesus (Kis.
10:1-48). Kesembilan, Petrus dilepaskan dari penjara (Kis. 12:1-19). Kesepuluh, Paulus dan
Silas lepas dari penjara Filipi (Kis. 16:13-40). Kesebelas, Paulus selamat dari kapal yang
kandas dan gigitan ular (Kis. 27:14-44). Keduabelas, banyak orang mendengar berita Injil
dan jemaat-jemaat baru dibuka oleh perintisan Paulus sampai ujungnya di Roma (Kis. 28:30-
31).

Berdirinya Jemaat Baru


Jemaat baru yang berdiri, merupakan karya dari Roh Kudus. Kitab Kisah Para Rasul
menunjukkan banyak jemaat-jemaat baru yang didirikan oleh karena karya Roh Kudus.Sebab
tidak mungkin gereja bisa berdiri, tanpa campur tangan Roh Kudus.Dan karya keselamatan
inilah yang membuat gereja mula-mula semangat dalam memberitakan Injil dan melakukan
pendirian jemaat baru (Barus 2005). Namun beberapa yang sangat mencolok adalah peristiwa
Paulus saat disuruh Tuhan ke Seleukia, Siprus (Kis. 13:4) dan Makedonia - Filipi (Kis. 16:6-
12). Sebab memberitakan Injil dan mendirikan jemaat merupakan tanggung jawab orang yang
percaya Yesus untuk mengenalkan Yesus lebih dalam (Pandie 2012).

Komunitas Baru Sebagai Orang yang Diselamatkan


Orang-Orang yang Percaya Yesus
Kehadiran Yesus di dunia dengan misi besar, supaya umat manusia diselamatkan
menjadi bagian terpenting dalam sepanjang sejarah dunia. Yesus mengubah apa yang tidak
mungkin menjadi mungkin. Manusia yang seharusnya binasa menjadi pribadi yang memiliki
pengharapan hidup yang kekal karena percaya kepada Yesus.Yesus menjadi sentral tokoh
keselamatan, sebab hanya Yesuslah yang mampu untuk melakukan penebusan dosa dengan
darah yang tak bercacat cela. Sehingga siapa yang percaya Yesus akan beroleh hidup yang
kekal. Itu sebabnya orang yang mengerti arti kehadiran Yesus disebut sebagai orang yang

2
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

percaya kepada Yesus, atau di Anthiokia mereka disebut sebagai orang Kristen (Kis.
11:26).Sebuah komunitas yang hidup berdasarkan kebenaran Firman Allah (D.Darmant
2020).

Gereja Mula-Mula
Orang percaya yang menjadi kelompok khusus, karena mereka percaya kepada Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat yang menebus dosa mereka setiap hari berkumpul dan
memiliki gaya hidup yang baru. Kelompok ini akhirnya dikenal dengan gereja mula-mula.
Seperti yang dinyatakan dalam Kisah Para Rasul 2:41-46, sebagai dasar gaya hidup gereja
mula-mula yang luar biasa yaitu : memberi diri dibaptis, bertekun dalam pengajaran rasul-
rasul dan dalam persekutuan, selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa,
mengadakan banyak mujizat dan tanda, tetap bersatu, segala kepunyaan mereka adalah
kepunyaan bersama, selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-
bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing, dengan bertekun
dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan
roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan
dengan tulus hati, sambil memuji Allah, disukai semua orang (Zaluchu 2019).

Tokoh-Tokoh Gereja Mula-Mula


Sungguh melewati karya Roh Kudus ada banyak tokoh-tokoh yang sangat berperan
penting dalam kegerakan gereja mula-mula sampai akhirnya bangsa-bangsa mengenal berita
Injil. Tokoh-tokoh dalam kegerakan gereja mula-mula yaitu murid-murid Yesus lainnya (Kis.
1:12-14), Petrus (Kis. 3:1-4:22), Yohanes (Kis. 3:1-10), Filipus (Kis. 8:4-40), 7 orang yang
dipilih untuk melayani orang miskin (Kis. 6:1-6), Stefanus (Kis. 6:8-7:60), Paulus (Kis. 9:1-
19a), Barnabas (Kis. 11:19-30), Yakobus (Kis. 12:1-19), Timotius (Kis. 16:1-3), Silas (Kis.
15:19-40), Apolos (Kis. 18:24-28).

Pemuridan yang Efektif


Salah satu sumbangan teologi dalam sejarah keselamatan Kitab Kisah Para Rasul
yaitu sistem pemuridan yang mulai terjadi secara dahsyat, seperti pesan Amanat Agung
dalam Matius 28:19-20, pergi untuk menjadi semua bangsa murid Yesus. Pemuridan adalah
pondasi penting bagi kegerakkan dan pertumbuhan gereja Tuhan(Boice 2015).Tokoh gereja
mula-mula sudah menerapkan sistem pemuridan dengan luar biasa, sehingga oleh anugerah
Tuhan, gereja mengalami perkembangan yang dahsyat.Artinya banyak orang yang siap

2
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

dibentuk dan menjadi pelaku Firman menyampaikan kabar baik.Ini yang menjadi tujuan
gereja dan tujuan Tuhan.Betapa setiap jiwa atau jemaat mula-mula memiliki hati dan respon
yang dahsyat ketika mereka terima Yesus.Bukan hanya berhenti menjadi orang yang percaya
Yesus, namun siap diajar dan menjadi pribadi yang memberitakan Injil.Ini yang namanya
multiplikasi murid Yesus. Pemuridan yang kuat akan menghasilkan pertumbuhan gereja yang
maksimal (Sondopen 2019).

Beberapa rasul mereka melaksanakan dengan serius pemuridan yaitu ketujuh diaken
yang dipilih (Kis. 6:1-7), Barnabas memuridkan Paulus (Kis. 9:27; 13:4-12: 13:50-52; 14:21-
28), Barnabas memuridkan Markus (Kis. 12:25; 15:39), Paulus memuridkan Silas (Kis.
15:40; 16:4-40; 17:1-15), Paulus memuridkan Timotius (Kis. 16:1-3; 17:14; 18:5), Paulus
memuridkan Priskila dan Akwila (Kis. 18:18-19), Paulus melayani bersama Apolos (Kis.
19:1-12) dan Paulus memuridkan Sopater, Aristarkhus, Sekundus, Gayus (Kis. 20:4).

Teguh dan Kuat dalam Menghadapi Tantangan Gereja

Gereja mula-mula berkembang bukan tanpa tantangan. Banyak tantangan yang harus
dihadapi baik dari dalam jemaat sendiri dengan ajaran-ajaran sesat, perselisihan jemaat,
tekanan dari orang-orang Yahudi serta orang Farisi, penganiayaan, pembunuhan, penjara,
tekanan dari masyarakat setempat di daerah yang baru, bahkan pemerintah Romawi yang saat
itu berkuasa, terkhusus zaman Kaisar Nero (Peters 2006). Beberapa tantangan yang sangat
nyata dalam masa gereja mula-mula di Kitab Kisah Para Rasul, yaitu Petrus dan Yohanes
dihadapan Mahkamah Agama (Kis. 4:1-22), ketidakseriusan berkorban jemaat mula-mula
(Kis. 5:1-11), rasul-rasul dipenjara (Kis. 5:17-25), rasul-rasul dihadapan Mahkamah Agama
Yahudi (Kis. 5:26-42), Stefanus mati martir (Kis. 8:1a), penganiayaan terhadap orang
percaya di Yerusalem (Kis. 8:3), Yakobus mati martir (Kis. 12:2), Petrus ditangkap (Kis.
12:4-5), orang Yahudi menolak pemberitaan Injil rasul-rasul (Kis. 14:2; 17:1-9), Paulus dan
Silas dipenjara di Filipi (Kis. 16:19-40), Paulus diserahkan kuasa kegelapan di Efesus dan
huru hara (Kis. 19:13-41), Paulus ditangkap (Kis. 21:27-36; 22:23-29), Paulus diadili dan
dihadapkan kepada penguasa Kerajaan Romawi (Kis. 23-26), dan Paulus dipenjara menuju
Roma (Kis. 28). Tantangan-tangan ini tidak menyurutkan semangat gereja mula-mula untuk
terus memberitakan Injil dan ini adalah sebuah sikap yang sangat mulia (Elisa Tembay and
Lalaziduhu Harefa 2017).

3
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

Penyebaran Misi Injil kepada Bangsa-Bangsa Lain


Yesus berkata kepada seluruh murid-murid-Nya dalam Amanat Agung supaya pergi
menjadikan semua bangsa murid Yesus dan membaptis mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus, serta mengajar mereka untuk melakukan setiap yang sudah diperintahkan.
Dan apa yang diperintahkan, yang diperintahkan adalah supaya pergi menjadi semua bangsa
murid Yesus. Dan murid-murid mentaati seluruh perintah Yesus, terlebih lagi ketika Paulus
dijamah Tuhan, Paulus dan orang-orang yang sudah percaya Yesus bergandengan tangan
memberitakan Injil.Meskipun harus dengan strategi dan hikmat Tuhan dalam pendekatan
budaya disetiap daerah atau kota, sehingga Injil bisa diterima dengan baik.(Harming, Gilbert
Yasuo Imanuel, and Yogi Darmanto 2020).Sehingga berdiri jemaat seperti jemaat Roma,
jemaat Korintus, jemaat Galatia, jemaat Efesus, jemaat Filipi, jemaat Kolose, jemaat
Tesalonika dan banyak jemaat lain yang tersebar di Asia Kecil bahkan sampai Roma (Kis.
28:30-31). Dan ini menjadi misi yang terbesar serta tersebar di seluruh dunia (Kristian 2019).

Berdirinya Gereja-Gereja Lokal di Tiap Kota


Sejarah dalam Kitab Kisah Para Rasul memberikan sumbangsih bagi sejarah
keselamatan, dimana melewati pelayanan penginjilan yang dilakukan oleh rasul-rasul dan
terutama Rasul Paulus menjadikan banyak gereja-gereja atau jemaat-jemaat lokal berdiri
(Elisa Tembay and Lalaziduhu Harefa 2017). Ini adalah hal yang baru yang sangat dahsyat,
berdirinya jemaat-jemaat lokal dibeberapa daerah, yang dulunya terfokus di Yerusalem,
sekarang sudah hampir seluruh Asia Kecil dimenangkan (Tenney 1993:343). Oleh pelayanan
rasul-rasul dan juga Rasul Paulus, maka mulai berdiri jemaat-jemaat lokal seperti jemaat
Antiokhia, Pisidia (Kis. 13:13-14), Ikonium, Listra, Derbe (Kis. 13:50-51), Siria dan Kilikia
(Kis. 15:40-41); Tesalonika (Kis. 17:1-9), Berea (Kis. 17:10-15), Atena (Kis. 17:16-34);
Korintus (Kis. 18:1-17); Efesus (Kis. 19:1-12); Troas (Kis. 20:1-12), Melitus (Kis. 20:13-16);
Roma (Kis. 28:30-31). Sehingga kita melihat dalam Perjanjian Baru, banyak tulisan-tulisan
Surat yang Rasul Paulus sampaikan kepada jemaat-jemaat lokal di beberapa kota, seperti
Surat kepada Jemaat di Roma, Surat kepada Jemaat di Korintus, Surat kepada Jemaat Galatia,
Surat kepada Jemaat Efesus, Surat kepada Jemaat Filipi, Surat kepada Jemaat Kolose, Surat
kepada Jemaat Tesalonika.

3
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

Aplikasi Teologi Kisah Para Rasul dan Sumbangannya dalam Sejarah Keselamatan
Bagi orang percaya, melihat teologi Kitab Kisah Paras Rasul yang menjadi
sumbangsih sejarah keselamatan kehidupan sehari-hari yaitu :Pertama, karya keselamatan
terjadi sangat dahsyat bagi setiap orang, namun bagi yang percaya kepada Yesus akan
menikmati hidup yang kekal. Kedua, sebagai orang percaya harus bergantung penuh kepada
kuasa Roh Kudus, sebab kuasa Roh Kudus yang akan memampukan kita menjadi saksi
Kristus serta menjadi ciptaan baru (Wijaya 2016). Ketiga, hidup menjadi saksi Kristus
dimanapun kita berada dan setiap hari harus menjadi terang Kristus lewat berita
Injil.Keempat, sebagai orang percaya harus memiliki keteguhan hati untuk menjadi agen
Kristus memberitakan Injil supaya orang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Kelima, harus hidup dalam komunitas baru dengan gaya hidup baru supaya makin hidup
dalam perkenanan Tuhan dan hidup menjadi teladan.Keenam, meskipun dalam memberitakan
Injil kebenaran Firman Tuhan banyak tantangan, jangan pernah mundur dan terus maju bagi
Kristus.Ketujuh, setiap orang percaya harus memiliki semangat untuk menyampaikan berita
Injil supaya Injil bisa makin tersebar dan pelayanan makin berkembang dengan dahsyat.

Bagi Gereja.Gereja juga harus bisa mengimplementasikan apa yang Tuhan telah
kerjakan bagi gereja mula-mula kepada kehidupan orang percaya masa kini. Pertama, gereja
harus memiliki tujuan yang jelas dalam kegerakan, yaitu Injil menjadi sentral denyut nadi
kegerakan gereja baik dalam kotbah maupun program-program gereja, yang berfokus kepada
visi ilahi Allah bagi gereja-Nya (Oci 2019). Karena peran penginjilan yang sejatinya
membuat gereja bertumbuh(Arifianto, Triposa, and Lembongan 2020). Kedua, gereja harus
terus menjadi teladan bagi banyak orang dengan memiliki gaya hidup yang baru. Ketiga,
gereja harus bergantung penuh kepada kuasa Roh Kudus supaya menghasilkan karya Allah
yang dahsyat dan banyak mujizat terjadi. Keempat, gereja harus menjadi gereja yang
memuridkan, supaya Injil bisa diberitakan makin dahsyat ke seluruh penjuru dunia. Kelima,
gereja harus memiliki spirit atau semangat untuk membuka gereja-gereja baru. Keenam,
dalam pemilihan pemimpin atau majelis baru dalam gereja atau sinode, hendaknya fokus
berdoa dan mengutamakan kehendak Tuhan dan jangan ada politik pribadi. Serta memilih
pemimpin atau pelayan Tuhan yang terkenal baik dalam keteladanan hidupnya, penuh Roh
Kudus dan penuh hikmat Tuhan, serta hidup bersentral kepada teladan hidup Yesus (Djadi
and Thomassoyan 2011). Ketujuh, gereja harus konsisten dalam menerapkan prinsip dasar

3
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

pemuridan dan sangat luar biasa untuk dibukanya kelas-kelas pemuridan untuk diajar dan
melakukan setiap pesan Tuhan, terutama pemberitaan Injil.

REKOMENDASI PENGEMBANGAN PENELITIAN

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi gereja, lembaga
pendidikan dan terlebih kepada keluarga.Kiranya saran atau kritik dapat diberikan kepada
penulis oleh semua pembaca agar dikesempatan selanjutnya penulis dapat lebih lagi dalam
mengembangkan kemampuan yang telah diberikan oleh Tuhan.Penelitian ini masih dapat
dikembangkan dengan melihat relevansi penelitian, dengan fakta-fakta di tahun-tahun
selanjutnya, oleh orang-orang yang mau menguji atau mengembangkannya.Kemudian,
penulis juga berharap kiranya penelitian ini dapat menjadi referensi dari penulis-penulis
berikutnya yang sedang menulis tentang topik-topik seputar pembahasan yang ada pada
artikel ini.

KESIMPULAN
Kitab Kisah Para Rasul merupakan kitab sejarah kelanjutan dari kitab Injil-Injil yang
menceritakan dengan pribadi Yesus yang memberikan mandat amanat agung untuk murid-
murid-Nya pergi menjadikan semua bangsa murid-Nya. Mandat amanat agung tersebut
direspon oleh murid-murid-Nya dengan sungguh-sungguh, mereka mulai menyebar ke
banyak kota dan daerah setelah mereka dipenuhi oleh Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2). Rasul
Paulus yang dijamah Tuhan dalam perjalanan ke Damsyik juga menunaikan amant agung
dengan begitu gigihnya, sampai Rasul Paulus dikenal menjadi rasul bagi bangsa-bangsa lain.
Untuk melihat secara dahsyat apa yang terjadi dalam Kisah Para Rasul, maka perlu dipahami
konsep teologi yang terkandung di dalamnya sebab merupakan sumbangan bagi sejarah
keselamatan umat manusia.

Untuk memahami teologi yang muncul dalam Kisah Para Rasul, perlu dipahami
survey dasar Kitab Kisah Para Rasul yang meliputi penulis kitab, tahun penulisan kitab, latar
belakang kitab, survey kitab, tujuan penulisan kitab, ciri khas kitab dan garis besar kitab.
Setelah memahami dasar pemahaman tentang survey dasar kitab Kisah Para Rasul, maka bisa
memahami teologi yang terkandung dalam Kisah Para Rasul, yaitu: Pertama, rencana Allah
mengenai keselamatan; Kedua,konsep pemilihan pemimpin gereja; Ketiga, karya Roh Kudus

3
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

memegang peranan penting bagi gereja Tuhan; Keempat, komunitas baru sebagai agen
keselamatan; Kelima, pemuridan yang efektif; Keenam, teguh dan kuat dalam menghadapi
tantangan gereja; Ketujuh, penyebaran misi Injil kepada bangsa-bangsa lain; Kedelapan,
berdirinya gereja-gereja lokal di tiap kota.

Teologi ini yang akhirnya diimplementasikan kepada orang percaya dan gereja,
supaya sebagai orang percaya dan gereja masa kini terus menunaikan kegerakan amanat
agung dan banyak orang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi
serta nama Tuhan dipermuliakan dan banyak jemaat baru berdiri.

BIODATA

Pulus Kunto Baskoro adalah penulis artikel Teologi, dimana artikel nya
sudah banyak yang terbit.Dia salah satu penulis yang aktif meneliti tentang
iman dan pertumbuhan kerohanian. Kegigihan dan ketekunan nya bisa kita
lihat dalam artikel yang sudah terbit.

Paulus Kunto Baskoro


[email protected]

REFERENSI

Anon. 1988. Tafsiran Alkitab Masa Kini, Jil. 3. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF.

Anon. 2016. Alkitab Hidup Berkelimpahan Life Application Study Bible. Malang: Gandum
Mas.

Anon. n.d. Pola Hidup Kristen. Malang: Gandum Mas.

Arifianto, Yonatan. 2020. “Deskripsi Sejarah Konflik Horizontal Orang Yahudi Dan
Samaria.” PASCA : Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen 16(1):33–39.

Arifianto, Yonatan Alex, and Asih sumiwi Rachmani. 2020. “Peran Roh Kudus Dalam
Menuntun Orang Percaya Kepada Seluruh Kebenaran Berdasarkan Yohanes 16 : 13.”
Jurnal Diegesis 3(1):1–12.

3
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

Barus, Armand. 2005. “Misi Personal Dan Komunal : Perbandingan Yohanes 1:35-51 Dan
2:12-25.” Veritas : Jurnal Teologi Dan Pelayanan.

Baxter, J. Sildow. 1995. Menggali Isi Alkitab. Jil. 3. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF.

Boice, James Montgomery. 2015. Dasar-Dasar Iman Kristen. Surabaya: Penerbit Momentum
(Momentum Christian Literature).

Connolly, Peter. 2016. Aneka Pendekatan Studi Agama.

D, Darmanto. 2020. “Memahami Budaya Kaum Muda Sebuah Misiologi Baru Di Jagad
Maya.” SANCTUMDOMINE: JURNAL TEOLOGI.

Damarwanti, Seri. 2020. “Pandangan Rasul Paulus Tentang Jembatan Pengantar Injil. Kajian
Misiologi Terhadap I Korintus 9:1-23.” Sanctum Domine: Jurnal Teologi 8(2):95–132.

Djadi, Jermia, and Yoseph Christian Thomassoyan. 2011. “Kepemimpinan Yesus Kristus
Menurut Injil Sinoptik Dan Relevansinya Terhadap Kepemimpinan Rohani Masa Kini.”
Jurnal Jaffray.

Elisa Tembay, Aris, and Febriaman Lalaziduhu Harefa. 2017. “Gerakan Perintisan Jemaat
Dalam Kisah Para Rasul Bagi Pengembangan Gereja Masa Kini.” SCRIPTA: Jurnal
Teologi Dan Pelayanan Kontekstual.

Guthrie, Donald. 1993. Teologi Perjanjian Baru, Jil. 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Harefa, Otieli. 2020. “Mplikasi Teologis Baptisan Air Pada Keselamatan.” PASCA: Jurnal
Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen.

Harming, Gilbert Yasuo Imanuel, and Yogi Darmanto. 2020. “Pelayanan Lintas Budaya :
Sebuah Kajian Tentang Pelayanan Rasul Paulus Dalam Kisah Para Rasul 16:13-40.”
VOX DEI: Jurnal Teologi Dan Pastoral.

Johnston, Philip. 2006. IVP Introduction to The Bible. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.

Jokiman, Bob. 2018. “Dasar-Dasar Alkitabiah Pengembangan Kepemimpinan.” Veritas :


Jurnal Teologi Dan Pelayanan.

3
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

Kristian, Alvin Budiman. 2019. “Pemberitaan Injil Di Tengah Masyarakat Pluralis.” Excelsis
Deo : Jurnal Teologi, Misiologi, Dan Pendidikan.

Ladd, George Eldon. 1999. Teologi Perjanjian Baru. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.

Lie, Heryanto David. 2017. “Penggenapan Progresif Misi Allah Dalam Kisah Para Rasul
1:8.” Jurnal Jaffray.

Lukito, Daniel Lucas. 2010. “Baptisan Dan Kepenuhan Roh: Sebuah Perbandingan Antara
Pandangan Kekinian Dengan Data Kisah Para Rasul.” Veritas : Jurnal Teologi Dan
Pelayanan.

Marxen, Willi. 1999. Pengantar Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Morris, Leon. 1996. Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru (Malang : Gandum Mas, 1996),
Hal. 269. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Oci, Markus. 2019. “Implikasi Misiologi Dalam Pengembangan Kurikulum Agama Kristen
Di Gereja Lokal.” FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika Dan Praktika.

Pailin Rumbi, Frans. 2019. “Babak Akhir Penderitaan, Dosa Dan Teodice Dalam Epilog
Kitab Ayub 42:7-17.” Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen 1(2):140–53.

Pandie, Mira Marleni. 2012. “Misteri Allah Dalam Pandangan Paulus Dan Implikasinya Bagi
Pemberitaan Masa Kini.” Jurnal Jaffray.

Peters, George W. 2006. A Biblical Theology of Missions. Malang: Gandum Mas.

Purba, Wagelman. 2019. “KARYA PENYELAMATAN YESUS KRISTUS DILAKUKAN


DALAM STATUS KERENDAHAN MATIUS 1:21 DAN MAKNANYA BAGI
GEREJA MASA KINI.” JURNAL PENDIDIKAN RELIGIUS.

Putra, Adi. 2018. “Memahami Bangsa-Bangsa Lain Dalam Injil Matius.” BIA’: Jurnal
Teologi Dan Pendidikan Kristen Kontekstual.

Rouw, Randy Frank. 2019. “Tugas Roh Kudus Dalam Misi Berdasarkan Kitab Kisah Para
Rasul.” Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH).

3
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

Siahaan, Harls Evan R. 2017. “Karakteristik Pentakostalisme Menurut Kisah Para Rasul.”
DUNAMIS: Jurnal Penelitian Teologi Dan Pendidikan Kristiani.

Siahaan, Harls Evan R. 2018. “Presuposisi Kitab Kisah Para Rasul Dalam Rancang Bangun
Teologi Pentakosta.” Kurios.

Simorangkir, Sri Lina Betty Lamsihar, and Yonatan Alex Arifianto. 2020. “Makna Hidup
Dalam Kristus Menurut Filipi 1:21 Dan Implikasinya Bagi Orang Percaya.” CARAKA:
Jurnal Teologi Biblika Dan Praktika 1(2):228–42.

Soesilo, Yushak. 2011. “Pengalaman Pribadi Dengan Roh Kudus Sebagai Indikator Kualitas
Pelayanan.” Jurnal Antusias.

Sondopen, Dorce. 2019. “Relasi Antara Pemuridan Dan Penginjilan Untuk Pertumbuhan
Gereja.” Excelsis Deo : Jurnal Teologi, Misiologi Dan Pendidikan.

Stevanus, Kalis. 2018. “Mengimplementasikan Pelayanan Yesus Dalam Konteks Misi Masa
Kini Menurut Injil Sinoptik.” FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika Dan Praktika.

Sudibyo, Irwanto. 2019. “Pelayanan Kepemimpinan Penggembalaan Menurut Kisah Para


Rasul 20:17-38.” Gracia Deo2 2(1):46–61.

Sumiwi, Asih Rachmani Endang. 2018. “Peran Roh Kudus Dalam Kehidupan Orang Percaya
Masa Kini.” Jurnal Teologi Gracia Deo.

Tarpin. 2010. “Pandangan Kristen Tentang Dosa: Asal Muasal Dan Cara Menebusnya.”
Jurnal Ushuluddin.

Tenibemas, Purnawan. 2019. “ANDIL KITA DALAM MISI MASA KINI.” Pengarah:
Jurnal Teologi Kristen.

Tenney, Merrill C. 1993. Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas.

Wijaya, Hengki. 2016. “Pengenaan Manusia Baru Di Dalam Kristus: Natur, Proses, Dan
Fakta Serta Implikasi Teologis Dan Praktisnya.” Jurnal Jaffray.

Winarto, Dwi. 2019. “Pemimpin Yang Melayani Menurut Kisah Para Rasul 6-13.” Jurnal
Teruna Bhakti.

3
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember
Paulus Kunto Baskoro

Zaluchu, Sonny Eli. 2019. “Eksegesis Kisah Para Rasul 2:42-47 Untuk Merumuskan Ciri
Kehidupan Rohani Jemaat Mula-Mula Di Yerusalem.” EPIGRAPHE: Jurnal Teologi
Dan Pelayanan Kristiani.

Zaluchu, Sonny Eli. 2020. “Strategi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Di Dalam Penelitian
Agama.” Evangelikal: Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat4(1):28–38.

3
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1, Desember

You might also like