0% found this document useful (0 votes)
20 views10 pages

Efektivitas Hara Makro Dan Mikro Terhadap Pertumbu

This document summarizes a study on the effectiveness of macro and micro nutrients on the growth of maize plants. The study found that: 1) Treatment with potassium and nitrogen (NK) had the best effect on plant height and leaf area ratio compared to other treatments. 2) Treatment with phosphorus and nitrogen (NP) had the best influence on plant physiological properties like chlorophyll content and photosynthesis rate. 3) At 4 weeks, the NK treatment had the highest leaf area ratio, while the control treatment without nutrients had the lowest ratio. At 8 weeks, the NK treatment remained the most effective for leaf area ratio.

Uploaded by

Mithry Tauwo
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
20 views10 pages

Efektivitas Hara Makro Dan Mikro Terhadap Pertumbu

This document summarizes a study on the effectiveness of macro and micro nutrients on the growth of maize plants. The study found that: 1) Treatment with potassium and nitrogen (NK) had the best effect on plant height and leaf area ratio compared to other treatments. 2) Treatment with phosphorus and nitrogen (NP) had the best influence on plant physiological properties like chlorophyll content and photosynthesis rate. 3) At 4 weeks, the NK treatment had the highest leaf area ratio, while the control treatment without nutrients had the lowest ratio. At 8 weeks, the NK treatment remained the most effective for leaf area ratio.

Uploaded by

Mithry Tauwo
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/355373489

EFEKTIVITAS HARA MAKRO DAN MIKRO TERHADAP PERTUMBUHAN


TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

Article in JURNAL AGROEKOTEKNOLOGI · July 2018


DOI: 10.33512/j.agrtek.v10i1.5466

CITATIONS READS

3 658

1 author:

Sumiyati Tuhuteru
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Petra Baliem Wamena
34 PUBLICATIONS 96 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Sumiyati Tuhuteru on 11 January 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


EFEKTIVITAS HARA MAKRO DAN MIKRO
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

(The Effectiveness of Macro and Micro Nutrient to Growth of


Maize (Zea mays L.))

Sumiyati Tuhuteru1
1
Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi,
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Petra Baliem Wamena
Jl. Sanger, Potikelek-Wamena, Jayawijaya, Papua, Indonesia, 99511
Telp/HP. +6281356976334, e-mail:[email protected]

ABSTRACT

Nutrient absorption in plants must be complex. Plants were able to produce


optimum productivity, if the land grew the plant had a good fertility rate. The
elements were most needed by plants to complete their life cycles were elements
of N, P, and K. The purpose of this research was to estimate soil fertility to
biological nutrition. The research was conducted in September until November
2017 at Green House of STIPER Petra Baliem Wamena, Papua. The treatments
were assigned in Randomized Complete Design with a combination of
fertilization, namely:Control (Without Treatment (K0), without N (PK), without P
(NK), without K (NP), and complete fertilizer (NPK). The data was analyzed by
using Anova with α = 5%, then followed by DMRT α 5%. The results showed that
NK treatment gave a good effect for plant growth especially on plant height and
ratio of plant leaf area. While, NP treatment gave a good influence to plant
physiological properties, such as plant chlorophyll content and plant rate of
assimilation.

Keywords: effectiveness, hara, mayze

PENDAHULUAN menampakkan gejala pada suatu


organ tertentu yang spesifik yang
Pembangunan di sektor
biasa disebut gejala kekahatan.
pertanian merupakan upaya yang
Tanah merupakan salah satu
terus digalakkan karena hasilnya
faktor produksi pertanian dan media
terus dibutuhkan dan menyumbang
tumbuh tanaman. Menurut Prasetyo
devisa negara dari sektor non migas.
(2007) secara biologis tingkat
Tanaman dapat memenuhi siklus
kesuburan tanah dapat diukur secara
hidupnya dengan menggunakan
visual melalui pengamatan tanaman
sejumlah unsur hara. Fungsi hara
yang tumbuh dan berkembang pada
tanaman tidak dapat digantikan oleh
suatu lahan. Jika tanaman tersebut
unsur lain dan apabila tidak terdapat
mampu menghasilkan produktivitas
suatu hara tanaman, maka kegiatan
optimum, maka dapat dikatakan
metabolisme akan terganggu atau
lahan tersebut memiliki tingkat
berhenti sama sekali. Di samping itu
kesuburan yang baik. Efek terbaik
umumnya tanaman yang kekurangan
diperoleh pada saat pembuahan dan
atau ketiadaan suatu unsur hara akan

Jur. Agroekotek 10 (1) : 65 – 73, Juli 2018 65


dalam periode pertumbuhan tanaman Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Petra
dan perkembangan. Unsur yang Baliem. Alat dan bahan yang
paling dibutuhkan tanaman adalah N, digunakan dalam pelaksanaan
P, dan K (tidak menutup praktikum ini terdiri dari kantong
kemungkinan untuk unsur yang lain, plastik hitam, SPAD 502, spectronik
karena bersifat esensial). 21D, urea, SP-36, KCL, aquadest,
Pendugaan kesuburan tanah benih jagung.
secara biologis dapat dilakukan Parameter pengamatan yang
dengan percobaan rumah kaca, diamati adalah tinggi tanaman, berat
percobaan lapang, dan percobaan kering akar, berat kering daun,
mikrobiologis di laboratorium. nisbah luas daun, bobot daun khas,
Pendugaan kesuburan tanah luas akar, kandungan klorofil a,
dimaksudkan untuk meyakinkan klorofil b dan total, laju asimilasi
produktivitas tanaman optimal bersih tanaman dan laju pertumbuhan
dengan memaksimalkan keuntungan nisbi.
ekonomis dan mengurangi terjadinya
degradasi lingkungan. Saat ini HASIL DAN PEMBAHASAN
dikenal beberapa metode yang
Tinggi Tanaman
banyak digunakan untuk menduga
Hasil analisis ragam
kesuburan tanah, yaitu diagnosis
menunjukkan tidak berbeda nyata
gejala kekahatan hara, analisis
antara masing-masing perlakuan
jaringan tanaman yang tumbuh di
(Tabel 1). Namun, perlakuan NK
lapangan, uji biologis dan uji tanah
memberikan tinggi tanaman lebih
di laboratorium (Munawar, 2011).
tinggi dibandingkan perlakuan NP
maupun perlakuan lainnya sampai
BAHAN DAN METODE
pada tanaman tanpa perlakuan
Penelitian ini dilaksanakan (kontrol). Pertumbuhan tanaman
pada bulan September-November terlihat berfluktuasi pada 7-8 MST.
2017 di rumah Kaca dan Hal ini ditunjukkan pada Gambar 1.
Laboratorium Agroteknologi,

250

200
Tinggi Tanaman (cm)

KONTRO
150
L
PK
100
NP
50

0
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8
Minggu Pengamatan

Gambar 1. Pengaruh perlakuan terhadap parameter


tinggi tanaman pada 1-8 MST

66 Jur. Agroekotek 10 (1) : 65 – 73, Juli 2018


Berat Kering Daun merupakan hasil analisis ragam
Hasil pengamatan berat untuk masing-masing perlakuan
kering daun yang diamati untuk tiap umur pengamatan.
ditampilkan pada Tabel 1, yang

Tabel 1. Hasil analisis ragam berat kering daun pada pengamatan 4 dan 8
MST
Berat Kering Daun
Perlakuan
4 MST 8 MST
Kontrol 3,210 a 12,020 a
PK 2,410 a 12,300 a
NP 2,597 a 13,713 a
NK 2,030 a 14,057 a
NPK 2,183 a 12,297 a
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada setiap kolom tidak
berbeda nyata pada P 0,05

Nisbah Luas Daun diamati pada umur 4 MST.


Tabel 2 berikut merupakan Dibandingkan kontrol (tanpa
hasil analisis ragam parameter nisbah perlakuan) yang memberikan
luas daun pada pengamatan umur 4 pengaruh nyata dibandingkan
dan 8 MST. Hasil analisis perlakuan lainnya. Hal yang berbeda
menunjukkan adanya pengaruh yang terjadi pada umur 8 MST, dimana
berbeda nyata dari masing-masing perlakuan NK memberikan pengaruh
perlakuan untuk ketiga parameter. yang berbeda nyata terhadap
Dimana, nisbah luas daun perlakuan parameter nisbah luas daun
NP tidak memberikan pengaruh (2082,405) dibandingkan perlakuan
nyata terhadap parameter yang lainnya.

Tabel 2. Hasil analisis ragam nisbah luas daun pada pengamatan umur 4 dan
8 MST
NLD
Perlakuan
4 MST 8 MST
Kontrol 453,9598 a 1591,542 a
PK 411,2663 a 1654,719 a
NP 266,1353 b 1229,942 a
NK 358,8573 a 2082,405 b
NPK 384,6221 a 1853,456 b
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada setiap kolom tidak
berbeda nyata pada P 0,05

Bobot Daun Khas tidak berbeda nyata untuk masing-


Parameter bobot daun khas masing perlakuan. Hasil analisis ini
pada umur 4 dan 8 MST hasil dapat dilihat pada Gambar 2.
analisis menunjukkan pengaruh yang

Jur. Agroekotek 10 (1) : 65 – 73, Juli 2018 67


Gambar 2. Histogram bobot daun khas (BDK) tanaman jagung

Kandungan Klorofil a, b dan Total (Gambar 3) didapatkan bahwa terjadi


Dalam percobaan ini telah perbedaan nyata pada klorofil total
dilakukan perhitungan klorofil daun terhadap semua perlakuan, hasil
dengan hasil pada Gambar 3. tertinggi didapatkan oleh NP (0,041)
Berdasarkan pengamatan klorofil sedangkan terendah kontrol (0,029).

Gambar 3. Histogram klorofil tanaman jagung

Berat Kering Akar dan Luas Akar yang merupakan hasil analisis ragam
Hasil pengamatan berat untuk masing-masing perlakuan
kering akar dan luas akar yang untuk tiap umur pengamatan.
diamati ditampilkan pada Tabel 3,

68 Jur. Agroekotek 10 (1) : 65 – 73, Juli 2018


Tabel 3. Hasil analisis ragam berat kering akar dan luas akar pada
pengamatan 4 dan 8 MST
Berat Kering Akar Luas akar
Perlakuan
4 MST 8 MST 4 MST 8 MST
Kontrol 0,623 a 4,880 a 120,100 a 861,082 a
PK 0,383 a 7,150 a 79,670 a 1249,069 a
NP 0,473 a 9,376 a 95,730 a 1141,719 a
NK 0,280 a 8,789 a 84,830 a 1860,950 a
NPK 0,290 a 9,567 a 67,267 a 1353,100 a
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada setiap kolom tidak
berbeda nyata pada P 0,05

Laju Asimilasi Bersih yang nyata antara perlakuan lengkap


Berdasarkan analisis laju dan NP dimana nilai tertinggi pada
asimilasi bersih (Gambar 4) dapat perlakuan NP dan terendah pada
dijelaskan bahwa terdapat perbedaan perlakuan lengkap.

Gambar 4. Histogram laju asimilasi bersih (LAB) tanaman jagung

Laju Pertumbuhan Nisbi dapat dijelaskan bahwa tidak terdapat


Laju pertumbuhan tanaman perbedaan yang nyata antar
adalah kemampuan tanaman perlakuan, perlakuan dengan nilai
menghasilkan bahan kering hasil LPN tertinggi yaitu perlakuan PK
asimilasi tiap satuan luas lahan tiap (0,51) sedangkan perlakuan terendah
satuan waktu. Berdasarkan analisis yaitu Kontrol (0,33).
laju pertumbuhan nisbi (Gambar 5)

Jur. Agroekotek 10 (1) : 65 – 73, Juli 2018 69


Gambar 5. Histogram laju pertumbuhan nisbi (LPN) tanaman jagung

Pembahasan Umum cukup besar dan kadang melebihi


Dari hasil analisis ragam, jumlah N (Haris et al., 2014).
dapat dikatakan bahwa sifat Pemupukan K di samping
fisiologis tanaman dipengaruhi oleh pupuk N dan P secara berimbang
pupuk yang diberikan atau pada tanaman jagung membuat
kandungan unsur hara dalam tanah, pertumbuhan tanaman menjadi lebih
yang diketahui pertumbuhan baik dan tahan rebah, sehingga
tanaman dibatasi oleh keberadaan tanaman memiliki kesempatan untuk
hara yang paling terbatas jumlahnya, tumbuh tinggi. Hal ini terkait dengan
tanpa memperhatikan besarnya fungsi masing-masing unsur yang
sediaan hara yang lainnya. Sehingga, terkandung. Dimana, N merupakan
untuk melihat pengaruh unsur hara salah satu unsur esensial bagi
terhadap pertumbuhan dan tanaman, yang berperan penting
perkembangan tanaman, maka tinggi dalam pembentukan protein, klorofil,
suatu tanaman menjadi salah satu asam nukleat: protein/enzim yang
contoh parameter yang diamati. mengatur reaksi biokimia. Selain itu,
Hasil penelitian menunjukkan N merupakan bagian utuh dari
tinggi tanaman terbaik dihasilkan struktur klorofil, warna hijau pucat
oleh perlakuan NK diikuti oleh atau kekuningan disebabkan
perlakuan NP, PK, kontrol dan kekahatan N, sebagai bahan
perlakuan NPK. Hal ini diduga di dasar DNA dan RNA. Kemudian,
dalam tanah telah mengandung pada tanah yang subur kadar K
cukup banyak N, sehingga jenis hara dalam jaringan hampir sama dengan
yang lebih berperan dalam NK tidak menjadi komponen struktur
meningkatkan tinggi tanaman adalah dalam senyawa organik, yang berada
K yang ditambahkan lewat dalam larutan atau terikat oleh
pemberian pupuk NK. Ini dibuktikan muatan negatif dari permukaan
melalui pemupukan NK jaringan. Fungsi utama K adalah
menghasilkan tinggi tanaman terbaik mengaktifkan ensim-ensim dan
dibandingkan perlakuan NP dan menjaga air sel. Ini yang
NPK. Kalium diserap dalam jumlah menyebabkan mengapa perlakuan

70 Jur. Agroekotek 10 (1) : 65 – 73, Juli 2018


NK menghasilkan pengaruh tanaman dalam pengangkutan energi hasil
yang baik dibandingkan perlakuan metabolisme tanaman (Riwandi et
yang lainnya. al., 2009). Dimana daun merupakan
Di dalam tanaman unsur hara dapur bagi tanaman sebagai tempat
K dan P memiliki sifat saling membuat energi baginya, sehingga
ketergantungan. Unsur K berfungsi dapat berfungsi sebagai asam nukleat
sebagai media transportasi yang (bahan dasar DNA RNA) dan
membawa hara-hara dari akar pembentuk lemak fosfat
termasuk hara P ke daun dan (phospholipids) yang berfungsi
mentranslokasi asimilat dari daun ke menyusun membran sel dan organ
seluruh jaringan tanaman. Kurangnya dalam sel, sehingga berpengaruh
hara K dalam tanaman dapat pada bobot khas daun tanaman
menghambat proses transportasi (Munawar, 2011). Namun, hal ini
asimilat dalam tanaman. Oleh karena tidak mendukung kandungan klorofil
itu, agar proses transportasi unsur tanaman.
hara maupun asimilat dalam tanaman Untuk kandungan klorofil
dapat berlangsung optimal maka tanaman jagung dari hasil
unsur K dalam tanaman harus pengamatan terlihat hasil penelitian
optimal (Taufiq, 2002) dalam tidak sejalan dengan parameter bobot
Silahooy (2008). Meskipun daun khas ataupun nisbah luas daun
demikian, keseimbangan antar hara yang terlihat bahwa perlakuan NK
perlu diperhatikan, mengingat menunjukkan adanya pengaruh nyata
terdapat hubungan antagonis dibanding dengan perlakuan NP. Hal
berbagai jenis unsur hara bila berada ini diduga bahwa, ketersediaan N dan
pada kondisi tidak seimbang. P pada perlakuan NP menyebabkan
Namun, hal ini tidak sejalan dengan peningkatan produksi klorofil total.
parameter berat kering daun tanaman Sehingga terlihat adanya pengaruh
yang menunjukkan tidak ada nyata pada perlakuan NP dibanding
pengaruh nyata pada tiap perlakuan dengan perlakuan lainnya, yang
yang diberikan. diketahui bahwa, N dibutuhkan oleh
Perlakuan NK juga tanaman dalam membentuk protein
memberikan pengaruh terhadap yang berguna dalam metabolisme
nisbah luas daun yang sebanding tanaman terutama dalam
dengan tanpa perlakuan (kontrol) pembentukan klorofil tanaman.
pada umur 4 MST. Sehingga dapat Sedangkan, diduga P menjadi media
dikatakan bahwa semakin diberi dalam penyaluran energi dalam
perlakuan NK maka, kehijauan metabolisme tanaman berupa ATP,
tanaman akan semakin hijau. Hal ini dan NADPH. Menurut Engelstad,
berbeda dengan parameter bobot (1997) bahwa pemberian nitrogen
daun khas, dimana perlakuan NP yang optimal dapat meningkatkan
terlihat berpengaruh baik pada umur pertumbuhan tanaman,
4 MST, namun pada umur 8 MST meningkatkan sintesis protein,
perlakuan NK memberikan pengaruh pembentukan klorofil yang
yang baik. Hal ini terkait fungsi P menyebabkan warna daun menjadi
dalam membentukan ATP atau lebih hijau bahkan meningkatkan
transfer energi, sebagai pembentuk ratio tajuk akar. Oleh karena itu
NADP dalam proses fotosintesis. pemberian N yang optimal dapat
Selain itu, terkait dengan fungsi P meningkatkan laju pertumbuhan

Jur. Agroekotek 10 (1) : 65 – 73, Juli 2018 71


tanaman. Faktor ini ditambah dengan KESIMPULAN
optimalnya penyerapan unsur hara.
1. Perlakuan NK memberikan
Hal ini didukung oleh hasil
pengaruh yang baik bagi
pengamatan parameter laju asimilasi
pertumbuhan tanaman terutama
bersih tanaman.
pada tinggi tanaman dan nisbah
Laju asimilasi bersih terlihat
luas daun tanaman.
bahwa perlakuan NP menunjukkan
2. Perlakuan NP memberikan
pengaruh nyata terhadap perlakuan
pengaruh yang baik bagi sifat
pupuk lengkap. Laju asimilasi bersih
fisiologis tanaman, seperti
diketahui merupakan kemampuan
kandungan klorofi tanaman dan
tanaman dalam menghasilkan bahan
laju asimilasi bersih tanaman.
kering hasil asimilasi tiap satuan luas
3. Pengujian kesuburan tanah
daun tiap satuan waktu, yang
dengan metode biologis mampu
dipengaruhi oleh jumlah radiasi
meningkatkan pertumbuhan dan
matahari, kemampuan daun untuk
perkembangan suatu tanaman,
berfotosintesis, indeks luas daun,
dengan melihat gejala
distribusi cahaya, dan jumlah
pertumbuhan dan sifat fisiologis.
respirasi tanaman. Berkaitan dengan
hal ini Poulton et al. (1989),
DAFTAR PUSTAKA
menyatakan bahwa tanaman dalam
proses metabolismenya sangat Buckman, H., dan Brady, N. 1982.
ditentukan oleh ketersediaan unsur Ilmu Tanah (Terjemahan:
hara terutama unsur hara makro Soegiman). Bharata Karya
primer yaitu N, P, dan K dalam Aksara, Jakarta.
jumlah yang cukup dan seimbang,
baik pada fase pertumbuhan Engelstad. 1997. Teknologi dan
vegetatif, maupun fase generatif. Hal Penggunaan Pupuk. UGM
yang berbeda ditunjukkan oleh laju Press, Yogyakarta.
pertumbuhan nisbi tanaman, yakni
menunjukkan tidak adanya pengaruh Foth, H. 1994. Dasar-dasar Ilmu
nyata. Selanjutnya, Buckman dan tanah. Erlangga, Jakarta.
Brady (1982) menjelaskan bahwa
pupuk N mempunyai efek yang Haris, A., dan Kresiani, V. 2014.
paling menonjol pada tanaman Studi Pemupukan Kalium
karena N cenderung meningkatkan terhadap Pertumbuhan dan
pertumbuhan di atas tanah dan Hasil Jagung Manis (Zea
memberikan warna hijau pada daun, mays saccharata Sturt)
dan pada jagung akan memperbesar Varietas Super Bee. ISSN :
tongkol (buah) serta meningkatkan 1979-6870.
kandungan protein. Lebih lanjut
dikemukakan oleh Foth, (1994)
bahwa kelimpahan N mendorong Munawar, A. 2011. Kesuburan
pertumbuhan yang cepat dengan Tanah dan Nutrisi Tanaman.
perkembangan daun, batang yang IPB Press. Bogor. ISBN: 978-
berwarna hijau tua yang lebih besar 979-493-325-1.
serta mendorong pertumbuhan
vegetatif di atas tanah. Poulton, J., Romeo, J., & Conn, E.
1989. Plant Nitrogen
Metabolism. Recent

72 Jur. Agroekotek 10 (1) : 65 – 73, Juli 2018


Advances in Phytochemistry.: Penelitian Strategis Nasional
Plenum Press, New York. Tahun 2009. Universitas
Bengkulu.
Riwandi, M. Faiz Barchia, dan
Merakati, H. 2009. Penilaian Silahooy, C.H. 2008. Efek Pupuk
Kesuburan dan Kesehatan KCl dan SP-36 terhadap
Tanah dengan Pendekatan Kalium Tersedia, Serapan
Indikator Kinerja Tanah dan Kalium dan Hasil Kacang
Bioassay Tanaman. Laporan Tanah (Arachis hypogaea L.)
Kegiatan Penelitian Hibah pada Tanah Brunizem.

Jur. Agroekotek 10 (1) : 65 – 73, Juli 2018 73

View publication stats

You might also like