0% found this document useful (0 votes)
44 views6 pages

03+JP+23 (2) +2022+Yunia,+Pengaruh+Bahan+Ajar+E-modul ,++101-106

Uploaded by

Bella Lawidapitu
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
44 views6 pages

03+JP+23 (2) +2022+Yunia,+Pengaruh+Bahan+Ajar+E-modul ,++101-106

Uploaded by

Bella Lawidapitu
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

Jurnal Pendidikan

e-ISSN: 2443-3586 | p-ISSN: 1411-1942


Website http://jurnal.ut.ac.id/index.php/jp

Open access under CC BY NC SA Vol. 23, No. 2, 2022, 101-106


Copyright © 2022, the author(s) DOI: 10.33830/jp.v23i2.3579.2022

Pengaruh Bahan Ajar E-Modul Berpendekatan Contextual


Teaching Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan
Pemahaman Konsep Peserta Didik

Yunia Lestari1*), Sugeng Sutiarso2), Sugilar3)


1)SMP Lazuardi Haura Lampung
2)Universitas Lampung
3)Universitas Terbuka
1*)[email protected], 2)[email protected], 3)[email protected]

*Corresponding Author

Abstract: The results of the observations show that there are no teaching materials in the form of e-
modules used by mathematics teachers in junior high schools. Based on the problem and research
objectives, this type of research is quasi-experimental. This research was conducted in two groups,
namely the learning experiment class using e-modules with a CTL approach and the control class
using conventional learning. The population in this study were all seventh-grade students at Blue
Junior High School for the 2020/2021 academic year which consisted of 2 classes. To obtain the
sample class, namely the experimental and control classes, a random sampling technique was used.
VII B was the experimental class, and class VII A was chosen as the control class. The instrument
used is a test consisting of 5 questions about conceptual understanding test. Data analysis using the
t-test. From the students' responses to the e-module, the criteria were "very interesting" with a
percentage of 90.6%. The calculation results obtained is 2.704 with a significance level of 0.009.
Based on the results of the hypothesis test, Ho is rejected, this means that there is a significant effect
on the use of e-module teaching materials with a CTL approach to improving students' conceptual
understanding abilities.

Keywords: e-module, CTL approach, concept understanding.

Abstrak: Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak ada bahan ajar berupa e-modul yang
digunakan oleh guru matematika di SMP. Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, jenis
penelitian ini adalah quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelas
eksperimen pembelajaran menggunakan e-modul berpendekatan CTL dan kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta
didik kelas VII SMP Lazuardi Haura untuk tahun akademik 2020/2021 yang terdiri dari 2 kelas.
Untuk mendapatkan kelas sampel, yaitu kelas eksperimen dan kontrol, teknik random sampling
yang digunakan. VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII A dipilih sebagai kelas kontrol.
Instrumen yang digunakan adalah tes yang terdiri dari 5 soal pertanyaan tentang tes pemahaman
konsep. Analisis data menggunakan uji t. Dari respon peserta didik terhadap e-modul
memperoleh kriteria “sangat menarik” dengan presentase 90,6%. Hasil perhitungan diperoleh
thitung yaitu 2,704 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,009. Berdasarkan hasil tes hipotesis maka
Ho ditolak, ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan bahan ajar e-modul
berpendekatan CTL terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep peserta didik.

Kata Kunci: e-modul, pendekatan CTL, pemahaman konsep


PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan amanah yang diberikan pada seluruh masyarakat


Indonesia. Dalam kehidupan pendidikan memiliki peranan penting dan merupakan
tujuan hidup yang akan dicapai oleh setiap manusia. Melalui pendidikan, karakter setiap
individu akan dibentuk. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang
dituangkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003, yaitu pendidikan adalah proses
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik yang berperan secara aktif dalam
menumbuhkan potensi dirinya untuk memiliki akhlak mulia, kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Matematika sebagai cabang ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting
dalam pembelajaran peserta didik di sekolah. Berdasarkan peraturan menteri
pendidikan nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah, mata pelajaran matematika sangat dibutuhkan untuk
mengembangkan sistematis, kritis, kreatif, logis dan analitis peserta didik mulai dari
peserta didik sekolah dasar sampai peserta didik menengah. Salah satu tujuan
pembelajaran matematika dalam Permendikbud 2016 adalah agar peserta didik mampu
memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam
pemecahan masalah.
Dari hasil wawancara peneliti dengan guru di SMP Lazuardi Haura menunjukan
masih kurangnya pemahaman konsep peserta didik. Hal tersebut dikarenakan pada saat
proses pembelajaran peserta didik hanya bermodal menghafal rumus untuk
menyelesaikan soal-soal matematika yang bersifat abstrak dan membutuhkan
pemahaman akan konsep-konsep. Dalam mempelajari matematika, pemahaman konsep
matematika sangat penting untuk peserta didik karena konsep matematika yang satu
dengan yang lain berkaitan sehingga untuk mempelajarinya harus runtut dan
berkesinambungan. Jika peserta didik telah memahami konsep-konsep matematika maka
akan memudahkan peserta didik dalam mempelajari konsep-konsep matematika
berikutnya yang lebih kompleks. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Hudojo (2018), bahwa pembelajaran matematika berarti belajar tentang konsep-konsep
dan struktur-struktur yang terdapat di dalam bahasan yang dipelajari serta mencari
hubungan-hubungan antar konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut.
Beberapa penelitian terdahulu juga menunjukkan kurangnya kemampuan
pemahaman konsep matematika peserta didik sebagaimana diungkapkan oleh (Hidayat
& Nurrohmah, 2016) dimana siswa masih kesulitan dalam memecahkan soal karena
rendahnya pemahaman konsep yang dimiliki. Ruseffendi (2016), menyatakan bahwa
terdapat banyak peserta didik yang setelah belajar matematika, tidak mampu memahami
bahkan pada bagian yang paling sederhana sekalipun, serta masih banyak konsep yang
dipahami secara keliru. Kesulitan dalam memahami konsep matematika dikarenakan
pembelajaran yang terlaksana cenderung berpusat pada guru, guru memberikan rumus-
rumus dan memberi contoh soal dan penyelesaian. Kegiatan siswa hanya mengerjakan
soal berdasarkan rumus yang ada dan berdasarkan contoh yang pernah diberikan oleh
guru tanpa mengetahui dari mana datangnya rumus (Putri, 2017).
Salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
matematis peserta didik yaitu menggunakan pendekatan Contextual Teaching Learning
(CTL) di dalam pembelajaran. Setiap peserta didik yang mendapatkan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep

102 Jurnal Pendidikan, Vol. 23, No. 2, 2022


matematikanya dengan mandiri. Jhonson (dalam Surata & Marhaeni 2019)
mengemukakan bahwa pendekatan CTL adalah proses pembelajaran yang mengajak
peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam mengaplikasikan proses pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini juga sejalan dengan Putra (2017) bahwa
pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan peserta didik sehingga menghasilkan makna dengan menghubungkan
muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari individu peserta didik.
Hasil observasi peneliti di SMP Lazuardi Haura menunjukan pembelajaran
matematika selama ini disampaikan kepada peserta didik menggunakan bahan ajar yaitu
buku cetak dan lembar kerja peserta didik, sedangkan dalam menghadapi tantangan
global saat ini menuntut dunia pendidikan untuk selalu senantiasa menyesuaikan
perkembangan teknologi terhadap usaha dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah
satu bahan ajar yang dapat digunakan dalam pekembangan teknologi yaitu modul
elektronik (e-modul). Hal ini sesuai dengan pendapat Anshori (2018) yaitu modul
elektronik menjadi salah satu bahan ajar yang cocok digunakan dalam pemanfaatan
perangkat elektronik di era globalisasi.
E-modul dapat diartikan suatu bahan ajar yang dikemas dalam format digital. E-
modul dapat dilengkapi dengan gambar, animasi, soal interaktif, dan video melalui
perangkat elektronik (Herawati & Muhtadi, 2018). Razzaq (2019) menjelaskan modul
elektronik dapat diartikan merupakan sebuah bentuk alat pembelajaran yang disusun
secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami ke dalam unit pembelajaran dan
ditampilkan dengan piranti elektronik yang berupa komputer. Mulyasa (2014),
mengatakan tujuan dari penggunaan modul yaitu untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas dalam mencapai tujuan
secara optimal. Modul elektronik memiliki beberapa keunggulan yaitu praktis
dikarenakan buku ini tidak tercetak seperti buku teks lainnya. E-Modul merupakan
media pembelajaran yang mudah digunakan oleh pemakainya, sehingga siswa
diharapkan mampu belajar mandiri dan tidak bergantung terhadap pihak lain karena
modul telah berisi seluruh materi pembelajaran hingga evaluasi pembelajaran dari satu
unit kompetensi yang dipelajari (Asyhar, 2013). Berdasarkan uraian tersebut maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Bahan Ajar E-
Modul Berpendekatan Contextual Teaching Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan
Pemahaman Konsep Peserta Didik Pada Materi Aljabar”.

METODOLOGI

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan
desain Posttest-Pretest Control Group Design. Quasy Eksperimental Design merupakan
metode penelitaian yang memiliki kelompok kontrol tetapi tidak berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen
(Sugiyono, 2016). Desain penelitian disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Quasy Experimental Design


Kelompok Pretest Media Posttest
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2

Jurnal Pendidikan, Vol. 23, No. 2, 1


Keterangan:
X1= Pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar e-modul berpendekatan CTL
X2= Pembelajaran konvensional
O1= Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
O2= Nilai posttest (setelah diberi perlakuan)

Penelitian ini melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang


mendapat perlakuan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar e-modul
berpendekatan CTL dan kelompok kontrol yang mendapat perlakuan pembelajaran
konvensional. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dari variabel bebas yaitu
pembelajaran menggunakan e-modul berpendekatan CTL dan pembelajaran
konvensional, dan variabel terikat yaitu pemahaman konsep matematis peserta didik.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara simple
random sampling yaitu pengambilan sampel penelitian dengan menggunakan cara
sampling acak sederhana (Arieska & Herdiani, 2018). Penelitian ini dilaksanakan di SMP
Lazuardi Haura dengan populasi seluruh peserta didik dan yang menjadi sampel yaitu
kelas IX A dan IX B sebagai kelas uji coba, peserta didik kelas VII B sebagai kelas
eksperimen dan kelas VII A sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes
terdiri dari 5 soal tes pemahaman konsep dengan analisis data penelitian menggunakan
uji t.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembelajaran menggunakan e-modul lebih mengutamakan keaktifan peserta


didik selama proses pembelajaran berlangsung, dimana materi dikonstruksi sendiri oleh
peserta didik secara individu maupun kelompok, sehingga pembelajaran seperti ini akan
lebih bermakna bagi peserta didik sehingga membuat peserta didik lebih memahami
konsep matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat Hudojo (2018) jika peserta didik
aktif melibatkan dirinya di dalam menemukan suatu prinsip dasar, maka peserta didik
akan mengerti konsep tersebut lebih baik dan mampu menggunakan konsep tersebut
dalam konteks yang lain.
Analisis data dilakukan untuk mengungkapkan hasil belajar matematika peserta
didik pada kemampuan pemahaman konsep setelah dilaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan e-modul berpendekatan CTL. Sebelum melakukan analisis, terlebih dahulu
diberikan angket tanggapan terhadap peserta didik terhadap kemenarikan e-modul
berbasis pendekatan kontekstual setelah digunakan dalam pembelajaran. Hasil
perhitungan dari angket respon peserta didik diperoleh persentase yaitu sebesar 90,6%
dengan kriteria interpretasi yang dicapai yaitu “Sangat Menarik”, hal tersebut
menunjukan bahwa e-modul yang dugunakan oleh peneliti mempunyai kriteria menarik
untuk digunakan sebagai bahan belajar pada materi aljabar untuk peserta didik peserta
didik kelas VII di SMP Lazuardi Haura GCS. Hasil e-modul mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan tapi tidak menghilangkan atau menurunkan
pemahaman peserta didik mengenai materi. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan
dengan Sriwahyuni (2019), bahwa pembuatan media pembelajaran e-modul sangatlah
baik dikarenakan aplikasi ini tidak terpaku hanya pada tulisan-tulisan saja tetapi dapat
dimasukan animasi, audio maupun gambar yang bisa menjadikannya sebuah media
pembelajaran yang menarik sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan.
Untuk analisis data dari kelas kontrol dan kelas eksperimen terhadap hasil tes
kemampuan pemahaman konsep peserta didik dilakukan uji prasyarat yaitu uji

104 Jurnal Pendidikan, Vol. 23, No. 2, 2022


normalitas menggunakan uji liliefors dan uji homogenitas menggunakan uji bartlet,
kemudian dilanjutkan dengan uji t. Hasil uji liliefors untuk mengetahui kenormalan. Hasil
perhitungan dari kelas ekperimen dengan jumlah peserta didik yaitu 32 dan tingkat
signifikan 5% sehingga diperoleh ltabel yaitu 0,1542 dan dari kelas ekperimen didapatkan
lhitung sebesar 0,1358 karena 0,1358 < 0,1542 maka H0 diterima. Hasil perhitungan dari
kelas konvensional dengan jumlah peserta didik yaitu 32 dan tingkat signifikan 5%
sehingga diperoleh ltabel yaitu 0,1542 dan dari kelas konvensional didapatkan lhitung
sebesar 0,0814 karena 0,0814 < 0,1542 maka H0 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kemudian kedua data
diuji dengan uji bartlet untuk mengetahui homogenitas variansnya. Dari tabel distribusi
diperoleh 3,481. Dari perhitungan diperoleh nilai 3,139. Karena
nilai < yaitu 3,139 < 3,481 maka Ho diterima. Artinya kedua kelompok
tersebut mempunyai varian sama (homogen).
Setelah persyaratan dipenuhi kedua data diuji menggunakan uji-t untuk
mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan pemahaman konsep peserta didik.
Setelah melakukan perhitungan diperoleh = 2,704 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,009 dan . Berdasarkan perhitungan tersebut terlihat bahwa
dan . Maka disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan penggunaan bahan ajar e-modul berpendekatan CTL terhadap
peningkatan kemampuan pemahaman konsep peserta didik. Hal ini sesuai dengan
Lasmiyati (2014) yang mengemukakan bahwa e-modul dapat memfasilitasi siswa
mengkonstruksi konsep-konsep matematisnya secara mandiri, sehingga kemampuan
siswa dalam memahami konsep pada materi menjadi terbangun.
Selanjutnya untuk menguji keefektifan produk yang dihasilkan, dilakukan dengan
membandingkan nilai setelah perlakuan dari kedua kelas tersebut. Pada kelas
eksperimen yang menggunakan e-modul berpendekatan kontekstual sedangkan pada
kelas control menggunakan metode konvensional diperoleh rata-rata skor tes
pemahaman konsep kelas kontrol lebih rendah daripada kelas eksperimen. Dari tes akhir
diperoleh nilai tertinggi di kelas eksperimen 96 dan nilai terendah 50 dengan nilai rata-
rata sebesar 80,812. Sedangkan pada kelas kontrol nilai tertinggi 90 dan nilai terendah
50 dengan nilai rata-rata sebesar 73,687. Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan pemahaman konsep peserta didik menggunakan e-modul
berpendekatan CTL lebih baik daripada pemahaman konsep peserta didik dengan
pembelajaran biasa.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat diambil simpulan bahwa
kemampuan pemahaman konsep peserta didik yang mengikuti pembelajaran
menggunakan e-modul berpendekatan CTL lebih baik daripada pemahaman konsep
peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran konvensional, serta
terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan bahan ajar e-modul berpendekatan CTL
terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep peserta didik.

Jurnal Pendidikan, Vol. 23, No. 2, 1


REFERENSI

Anshori, S. (2018). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media


Pembelajaran. Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial Budaya, (2)1, 88-100.
Arieska, P, K., & Herdiani, N. (2018). Pemilihan Teknik Sampling Berdasarkan
Perhitungan Efisiensi Relatif. Jurnal Statistika, (6)2, 166-171.
Asyhar, R. (2013). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.
Herawati, N. S., & Muhtadi, A. (2018). Pengembangan Modul Elektronik Interaktif Pada
Mata Pelajaran Kimia Kelas XI SMA. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, (5)2, 180-
191.
Hidayat, R., & Nurrohmah. (2016). Analisis Peningkatan Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis Siswa MTs Lewat Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning Berbantuan Software Geogebra Berdasarkan Kemampuan Awal
Matematika. JPPM, 9(1), 12–19.
Hudojo, H., (2018), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, UM Press,
Malang.
Lasmiyati, & Harta, I. (2014). Pengembangan Modul Pembelajaran untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep dan Minat SMP. Jurnal Pendidikan Matematika, 9(2), 161–
174.
Mulyasa, E. (2014). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Putra, F. G. (2017). Eksperimentasi Pendekalan Kontekstual Berbantuan Hands On
Activity Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik. Aljabar: Jurnal
Pendidikan Matematika, (8)1, 73-80.
Putri, D. P. (2017). Model Pembelajaran Concept Attainment dalam Meningkatkan
Pemahaman Konsep Matematika. Jurnal Tatsqif. 15(1).
Razzaq, A. (2019). Pengembangan E-Modul Pada Materi Membuat Vektor Mata Pelajaran
Dasar Desain Grafis di SMK Negeri 7 Surabaya. Jurnal Mahasiswa Teknologi
Pendidikan, 9(2).
Ruseffendi, E. T. (2016). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito.
Sriwahyuni, I. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Menggunakan Flip PDF
Professional Pada Materi Alat-Alat Optik di SMA. Jurnal Kumparan Fisika, 2(3),
145–152.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Surata, I. K., & Marhaeni, I. G. A. (2019). Pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) Berbasis Lembar Kerja Peserta Didik untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar
Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi, (4)2, 114-121.

106 Jurnal Pendidikan, Vol. 23, No. 2, 2022

You might also like