0% found this document useful (0 votes)
35 views10 pages

Pengaruh Tingkat Pengetahuan Tentang Berlalu Lintas, Tingkat Pendidikan Dan Usia Terhadap Motivasi Kepatuhan Dalam Berlalu Lintas Pada Warga

This document discusses a study on the effect of traffic knowledge level, education level, and age on motivation for proper traffic compliance among citizens in Surakarta, Indonesia. The study found that traffic knowledge level and age influenced motivation, but education level did not. Specifically, the age variable and traffic knowledge level together influenced motivation for proper traffic compliance by 53.3%, while other unstudied variables influenced the remaining 46.7%.

Uploaded by

ap a
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
35 views10 pages

Pengaruh Tingkat Pengetahuan Tentang Berlalu Lintas, Tingkat Pendidikan Dan Usia Terhadap Motivasi Kepatuhan Dalam Berlalu Lintas Pada Warga

This document discusses a study on the effect of traffic knowledge level, education level, and age on motivation for proper traffic compliance among citizens in Surakarta, Indonesia. The study found that traffic knowledge level and age influenced motivation, but education level did not. Specifically, the age variable and traffic knowledge level together influenced motivation for proper traffic compliance by 53.3%, while other unstudied variables influenced the remaining 46.7%.

Uploaded by

ap a
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

“KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan” Vol. 7 No.

2 November 2019

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BERLALU LINTAS,


TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA TERHADAP MOTIVASI
KEPATUHAN DALAM BERLALU LINTAS PADA WARGA

Endang Dwi Ningsih1 , Ni Ayu Rai Krishanandini R.D.2

Abstract

Background: Based on a WHO’s research in 2011, traffic accidents are included among
the top-10 of the death causes in Indonesia.
The traffic accidents are influenced by the knowledge lacks of the accidents impact for
health. The proper traffic knowledge, education and age level of someone influences in
motivation keeping safer and healthier themself by doing the right way on traffic.
Regarding above, it is necessary to conduct a research about the effect of the traffic
knowledge, education and age level on the motivation to compliance the traffic properly to
the citizen.
Research Objective : to determine the influence of the traffic knowledge, education and
age level on the motivation to compliance the traffic properly to the citizen.
Research Subjects : the study sampling of 200 peoples residing in the are of The
Surakarta Traffic Department office by using Saturated sampling techniques.
Results : by the Bivariate test shows that there was an influence on the traffic knowledge
level towards the obedience motivation in proper traffic (p = 0.000, p < 0.005), there was
no influence on the education level towards the obedience motivation in proper traffic (p =
0.437, p > 0.005), and there was an influence on the age level towards the obedience
motivation in proper traffic (p = 0.000, p < 0.005).
Conclusion : that the age variable and the traffic knowledge level were together influence
toward the obedience motivation in proper traffic by 53,3% and the 46.7% remaining was
influenced by other variables that have not been studied.

Keywords: The obedience motivation in proper traffic, the traffic knowledge level, the
education and age level.

PENDAHULUAN meninggal dunia serta menciderai


Berdasarkan penelitian dari WHO hampir 26 ribu manusia. Selanjutnya
(World Health Organization) pada pada tahun 2012 Direktorat Lalu
tahun 2011, kecelakaan lalu lintas lintas telah menerima laporan
termasuk dalam 10 besar penyebab sebanyak 24.295 kejadian
kematian di Indonesia. Ada sekitar kecelakaan lalu lintas. Dari kejadian-
30-40 ribu jiwa yang hilang pada kejadian ini, 4.265 nyawa telah
tahun 2011 akibat kecelakaan lalu hilang dan lebih dari 35 ribu orang
lintas. Hal ini menjadikan angka mengalami cidera. Angka-angka ini
kematian yang disebabkan secara umum meningkat jika
kecelakaan lalu lintas hanya berada dibandingkan dengan tahun 2011
di bawah angka dari penyakit yang jika dilihat dalam hitung jam,
jantung dan stroke sebagai maka pada tahun 2012 setidaknya
penyebab kematian tertinggi di setiap 2 jam ada satu orang
Indonesia. Untuk wilayah Jawa meninggal dunia akibat kecelakaan
Tengah, data di Direktorat Lalu lalu lintas (Kepolisian Daerah Jawa
lintas POLDA JATENG Tengah Direktorat Lalulintas, 2011).
menunjukkan bahwa pada tahun Ada beberapa faktor yang
2011 telah tercatat 20.159 kejadian merupakan penyebab timbulnya
kecelakaan lalu lintas yang kecelakaan yaitu manusia,
menyebabkan 4.557 korban kendaraan, sarana prasarana jalan

55
“KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan” Vol. 7 No. 2 November 2019

dan lingkungan. Di antara empat (Perwitaningsih, Mahawati, dan


faktor tersebut, faktor manusia Hartini, 2013).
merupakan faktor yang paling Kecelakaan terjadi disebabkan oleh
dominan sebagai faktor penyebab tindakan yang tidak aman (unsafe
kecelakaan (85%). Hal ini codition), yaitu dimana suatu
disebabkan oleh kurangnya perilaku atau kebiasaan tidak aman
kesadaran mereka akan pentingnya dari seseorang yang menimbulkan
keselamatan berlalu lintas. Namun, bahaya terhadap dirinya sendiri dan
kurangnya program-program yang orang lain. Kondisi tidak aman
terukur dari pemerintah serta sarana (unsafe codition) adalah terdapat
dan prasarana yang masih terbatas kondisi tidak aman yang dapat
turut menyumbang tingginya angka membahayakan seseorang
kecelakaan lalu lintas yang terjadi (Perwitaningsih, Mahawati, dan
(Kepolisian Daerah Jawa Tengah Hartini, 2013).
Direktorat Lalulintas, 2011). Kecelakaan lalu lintas juga
Menurut data Satlantas kota dipengaruhi akibat kurangnya
Surakarta sepanjang tahun 2014 pengetahuan tentang dampak dari
terdapat 576 kejadian kecelakaan kecelakaan untuk kesehatan.
lalu lintas, tahun 2015 terdapat 587 Pengetahuan tentang berlalu lintas
kejadian kecelakaan, dan tahun yang benar akan memotivasi
2016 terdapat 754 kejadian seseorang untuk menjaga dirinya
kecelakaan lalu lintas. Dari data menjadi lebih aman dan sehat
kecelakaan tersebut menunjukkan dengan menghindari cara berlalu
adanya peningkatan, khususnya lintas yang tidak tepat. Kecelakaan
pada korban yang meninggal dunia lalu lintas merupakan salah satu
tahun 2014 terdapat 68 jiwa, tahun masalah kesehatan masyarakat
2015 terdapat 71, dan tahun 2016 yang mempengaruhi semua sektor
ada 67 jiwa melayang akibat kehidupan. Kecelakaan terjadi pada
kecelakaan lalu lintas. setiap waktu dan bagi beberapa
Berbagai model transportasi di era kelompok usia menyebabkan
sekarang sudah semakin banyak kematian tunggal. Maka
macamnya ditambah dengan pengetahuan dan tindakan
penunjang mobilitas yang semakin masyarakat tentang pencegahan
tinggi. Karena semakin banyaknya kecelakaan lalu lintas sangatlah
pengguna alat transportasi di jalan penting karena jika pengendara
raya saat ini berdampak pada motor mengetahui tentang bahaya
kepadatan lalu lintas, dimana kecelakaan untuk kesehatan
transportasi paling banyak diminati mereka, maka masyarakat mungkin
adalah sepeda motor, dan akan lebih berhati-hati dalam
kecelakaan lalu lintas juga paling berkendaraan. Sebagaimana
banyak terjadi pada pengendara penelitian yang dilakukan oleh
motor. Data globalisasi status report Chrussiawanti, Hapsari dan Fitriana
on road safety 2015 menunjukkan (2014) yang berjudul: hubungan
sekitar 1,25 juta yang meninggal tingkat pengetahuan dan kepatuhan
dunia pada tiap tahunnya, karena safety riding pada remaja SMAN 2
kecelakaan lalu lintas merupakan Sukoharjo dengan sampel sejumlah
penyebab kematian urutan ke 142 orang dengan menggunakan
delapan di dunia, diperkirakan pada tehnik purposive sampling, adapun
tahun 2030 jika tidak dilakukan alat uji yang digunakan adalah
penanganan yang baik maka Spearman Rank Correlation
kematian akibat kecelakaan di jalan memberi nilai korelasi sebesar 0,802
raya akan menjadi penyebab dengan p value = 0,000< 0,05,
kematian nomor lima di dunia artinya bahwa ada hubungan antara

56
“KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan” Vol. 7 No. 2 November 2019

tingkat pengetahuan dengan risiko yang berhubungan dengan


kepatuhan safety riding. kecelakaan lalu lintas pada
Menurut Dimyati dan Mudjiono pengemudi Bus PO Jember Indah
(2006) sebagaimana dikutip oleh dengan menggunakan uji regresi
Donsu (2017), motivasi dipandang logistik dengan tingkat kepercayaan
sebagai dorongan mental yang 0,05,hasil menunjukkan faktor
menggerakkan dan mengarahkan tingkat pendidikan p = 0,019 dengan
perilaku manusia, Motivasi adalah OR = 0,114; pengetahuan
serangkaian sikap dan nilai-nilai pengemudi p = 0,038 dengan OR =
yang mempengaruhi individu untuk 0,194; perilaku pengemudi p = 0,006
mencapai hal yang spesifik sesuai dengan OR = 0,114 dan faktor
tujuan individu. kendaraan p = 0,019 dengan OR =
Praktik seseorang didasari oleh 6,050 artinya bahwa faktor-faktor
persepsi yang memunculkan suatu resiko yang berhubungan dengan
tindakan nyata atau sikap dalam kecelakaan lalu lintas adalah tingkat
berperilaku, baik atau buruk sikap pendidikan, pengetahuan
seseorang bisa dipengaruhi oleh pengemudi, perilaku pengemudi
seberapa besar tingkat dan faktor kendaraan.
pengetahuan seseorang oleh Warga di wilayah Kasatlantas
karena itu maka suatu sikap atau Surakarta sebagian besar yang
tindakan yang baik sangat sering berkendara adalah usia
diperlukan dalam praktik dewasa yang dari segi usia sudah
keselamatan dan kesehatan matang maka peneliti tertarik
berkendara, karena dalam mengetahui lebih dalam tentang
berkendara yang aman diperlukan pengaruh pengetahuan tentang
suatu respon yang cepat dan tepat berlalu lintas, tingkat pendidikan dan
sehingga pengendara bisa lebih usia terhadap motivasi kepatuhan
tanggap akan lingkungan sekitar dalam berlalulintas pada warga di
dan mencegah terjadinya wilayah Kantor Lalu Lintas
kecelakaan lalu lintas Surakarta.
(Perwitaningsih, Mahawati, dan
Hartini, 2013). TUJUAN PENELITIAN
Sebagaimana yang kemukakan Penelitian ini bertujuan untuk
oleh Arianto dan Arifin (2016), mengetahui pengaruh tingkat
bahwa jumlah pelanggaran lalu pengetahuan tentang berlalu lintas
lintas didominasi usia 21-30 tahun yang benar, tingkat pendidikan dan
sebesar 43%, sedang usia 17 – 20 usia terhadap motivasi kepatuhan
tahun sebesar 28 %, usia 31-50 dalam berlalu lintas pada warga.
tahun sebesar 20%, usia kurang
dari 16 tahun sebesar 6% dan DESAIN PENELITIAN
sisanya usia lebih dari 50 tahun Penelitian ini merupakan penelitian
sebesar 3%. Demikian halnya analitik dengan desain korelasi
penelitian yang dilakukan oleh adalah penelitian yang mengkaji
Khakim, Nurullita dan Meikawati pengaruh tingkat pengetahuan
(2016), yang menyatakan bahwa tentang berlalu lintas, tingkat
ada hubungan antara tingkat pendidikan dan usia sebagai
pendidikan, dengan perilaku Safety variabel bebas (independent
Riding, sedang untuk variabel umur, variable) dengan motivasi
masa berkendaraan dan tingkat kepatuhan dalam berlalu lintas
pengetahuan tidak ada hubungan. sebagai variabel terikat (dependent
Adapun pada penelitian yang variable).
dilakukan oleh Rifal, Dewi dan
Hartanti (2015), tentang faktor-faktor

57
“KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan” Vol. 7 No. 2 November 2019

POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK Tabel 2.


SAMPLING PENELITIAN Distribusi Frekuensi
Populasi pada penelitian ini adalah Variabel Penelitian
warga yang datang ke Kantor Lalu Variabel f %
lintas Surakarta. Sampel dalam Tingkat Pengetahuan:
penelitian ini adalah warga yang Tinggi 164 82
datang ke Kantor Lalu lintas Rendah 36 18
Surakarta sejumlah 200 orang. Tingkat Pendidikan:
Adapun tehnik pengambilan sampel Tinggi 170 85
dengan teknik quota sampling yaitu Rendah 30 15
mengambil sampel yang didasarkan Usia:
atas pertimbangan waktu sehingga Dewasa 174 87
dilakukan pembatasan. Belum Dewasa 26 13
Motivasi Kepatuhan:
HASIL PENELITIAN Tinggi 154 77
Hasil penelitian ini dapat dipaparkan Rendah 45 23
sebagai berikut :
Dari tabel di atas dapat diperoleh
Tabel 1. data bahwa:
Karakteristik Responden 1. Tingkat pengetahuan tentang
Karakteristik f % berlalu lintas responden kategori
Jenis Kelamin: tinggi sejumlah 164 orang (82%)
Laki-laki 113 57 sedang kategori rendah sejumlah
Perempuan 87 43 36 orang (18%).
Kepentingan: 2. Tingkat pendidikan responden
Mengurus SIM 101 51 kategori tinggi sejumlah 170
Menyelesaikan 99 49 orang (85%) sedang kategori
tilang rendah sejumlah 30 orang (15%).
3. Usia responden kategori dewasa
Dari tabel di atas menunjukkan sejumlah 174 orang (87%)
bahwa sebagian besar responden sedang kategori belum dewasa
berjenis kelamin laki - laki berjumlah sejumlah 26 orang (13%).
113 orang (57%) dan jumlah 4. Motivasi kepatuhan dalam berlalu
responden berjenis kelamin lintas responden kategori tinggi
perempuan berjumlah 87 orang sejumlah 154 orang (77%)
(43%). Sedangkan karakteristik sedang kategori rendah
berdasarkan faktor kepentingan ke sejumlah 45 orang (23%).
Kasatlantas Surakarta adalah untuk
mengurus SIM sebanyak 101 orang
(51%) dan untuk menyelesaikan
tilang sebanyak 99 orang (49%).

58
“KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan” Vol. 7 No. 2 November 2019

Tabel 3. berpendidikan rendah sebanyak


Tabulasi Silang tiap Variabel 30 orang, 24 (80%) orang
Variabel Motivasi kepatuhan dalam memiliki motivasi kepatuhan
Berlalu Lintas tinggi, 6 (20%) orang memiliki
Tinggi Rendah Total p motivasi kepatuhan rendah.
Tingkat Pengetahuan: Berdasarkan hasil uji dengan
Tinggi 147 17 164 0,000 menggunakan Chi Square
(90) (10) (100) dengan α = 5% (0.05) diperoleh
Rendah 7 29 36
p = 0.437 menunjukkan bahwa
(19) (81) (100)
Tingkat Pendidikan: tidak ada pengaruh tingkat
Tinggi 130 40 170 0.437 pendidikan terhadap motivasi
(77) (23) (100) kepatuhan dalam berlalu lintas.
Rendah 24 6 30 3. Pengaruh usia terhadap motivasi
(80) (20) (100) kepatuhan dalam berlalu lintas:
Usia responden dewasa sebanyak 174
Dewasa 147 27 174 0.000 orang, 147 (85%) orang memiliki
(85) (15) (100) motivasi kepatuhan tinggi, 27
Belum 7 19 26 (15%) orang memiliki motivasi
(27) (73) (100)
kepatuhan rendah, sedang
responden yang belum dewasa
Berdasarkan tabel di atas dapat sebanyak 26 orang, 7 (27%)
dilihat bahwa : orang memiliki motivasi
1. Pengaruh tingkat pengetahuan kepatuhan tinggi, 19 (73%) orang
terhadap motivasi kepatuhan memiliki motivasi kepatuhan
dalam berlalu lintas : responden rendah. Berdasarkan hasil uji
yang berpengetahuan tinggi dengan menggunakan Chi
sebanyak 164 orang, 147 (90%) Square dengan α = 5% (0.05)
orang memiliki motivasi diperoleh p = 0.000
kepatuhan tinggi, 17 (10%) orang menunjukkan bahwa ada
memiliki motivasi kepatuhan pengaruh usia terhadap motivasi
rendah, sedang responden yang kepatuhan dalam berlalu lintas.
berpengetahuan rendah Hasil analisa multivariat pada
sebanyak 36 orang, 7 (19%) penelitian ini menunjukkan
orang memiliki motivasi variabel independen
kepatuhan tinggi, 29 (81%) orang mempengaruhi variabel
memiliki motivasi kepatuhan dependen dengan nilai
rendah. Berdasarkan hasil uji Nagelkerke R Square 53.3%
dengan menggunakan Chi artinya bahwa variabel usia dan
Square dengan α = 5% (0.05) tingkat pengetahuan secara
diperoleh p = 0.000 bersama-sama berpengaruh
menunjukkan bahwa ada terhadap motivasi kepatuhan
pengaruh tingkat pengetahuan dalam berlalu lintas sebesar
terhadap motivasi kepatuhan 53.3% dan sisanya yang 46.7%
dalam berlalu lintas. dipengaruhi variabel lain di luar
2. Pengaruh tingkat pendidikan penelitian.
terhadap motivasi kepatuhan
dalam berlalu lintas: responden PEMBAHASAN
yang berpendidikan tinggi Berdasarkan Tabel 2 sebagian
sebanyak 170 orang, 130 (77%) besar responden memiliki tingkat
orang memiliki motivasi pengetahuan yang tinggi tentang
kepatuhan tinggi, 40 (23%) orang berlalu lintas yaitu sebesar 82%.
memiliki motivasi kepatuhan Pengetahuan atau kognitif
rendah, sedang responden yang merupakan faktor yang sangat

59
“KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan” Vol. 7 No. 2 November 2019

penting untuk membentuk tindakan hubungan tingkat pengetahuan dan


seseorang, bahkan perilaku yang kepatuhan safety riding pada remaja
didasari oleh pengetahuan akan SMAN 2 Sukoharjo memberi hasil
lebih langgeng dari pada yang tidak p= 0,000 artinya bahwa ada
didasari pengetahuan (Wawan dan hubungan antara tingkat
Dewi, 2011). Dari hasil uji bivariat pengetahuan dengan kepatuhan
dapat diperoleh p = 0.000 dan p< safety riding. Pada penelitian yang
0.05 artinya ada pengaruh tingkat dilakukan oleh Colle, Asfian dan
pengetahuan tentang berlalu lintas Andisiri (2016) yang berjudul
terhadap motivasi kepatuhan dalam faktor – faktor yang berhubungan
berlalu lintas, hal ini dapat dilihat dengan perilaku safety riding siswa
pada tabel 3 dari 164 orang yang SMAN I Wundulako Kabupaten
memiliki pengetahuan tinggi, 90% Kolaka Halu Oleo menunjukkan
responden memiliki motivasi hasil bahwa kepemilikan SIM
kepatuhan tinggi dalam berlalu (p=0.04), pengetahuan (p= 0.023)
lintas, hal ini karena pengetahuan dan dukungan keluarga (p=0.002)
terbentuk melalui proses yang terus- artinya faktor yang berhubungan
menerus yang setiap saat akan dengan perilaku safety riding adalah
mengalami reorganisasi karena kepemilikan SIM, pengetahuan dan
adanya pemahaman yang baru. dukungan keluarga.
Pengetahuan merupakan unsur Dari uraian di atas maka tingkat
utama pembentukan perilaku pengetahuan berlalu lintas perlu
seseorang (Sunaryo, 2017) maka terus ditingkatkan agar pengendara
semakin tinggi tingkat pengetahuan mampu memiliki kesadaran dalam
semakin positif pula motivasinya berlalu lintas, sebagaimana yang
yang akhirnya akan memunculkan dikemukakan oleh Perwitaningsih,
perilaku yang positif. Semakin Mahawati dan Hartini (2013), bahwa
rendah pengetahuan responden sekitar 1.25 juta orang meninggal
dalam berlalu lintas, motivasi tiap tahunnya karena kecelakaan
kepatuhan dalam berlalu lintas lalu lintas yang merupakan
kategori rendah makin tinggi, hal ini penyebab kematian urutan ke- 8 di
dapat dilihat pada tabel 3 dari 36 dunia. Maka salah satu upaya yang
orang yang tingkat pengetahuannya dilakukan Polri adalah menambah
rendah terdapat 81% yang memiliki pengetahuan dan kemampuan diri
motivasi kepatuhan rendah dalam serta menumbuhkan kesadaran
berlalu lintas. para pengendara/pengemudi
Dari kutipan Sobur (2011), melalui pembinaan dan sosialisasi
dinyatakan bahwa motivasi rambu-rambu lalu lintas (Hadiman,
merupakan dorongan yang timbul 2010).
yang tujuan akhirnya adalah Berdasarkan Tabel 2 tingkat
perbuatan, sebagaimana yang pendidikan responden sebagian
disampaikan oleh Notoatmodjo besar pada kategori tinggi (SLTA–
(2012), pengadopsian perilaku yang PT) yaitu sebesar 85%.
didasari oleh pengetahuan dan Sebagaimana yang dikemukakan
kesadaran yang positif akan oleh Adnani (2011), pendidikan
membentuk perilaku yang bersifat adalah segala upaya yang
langgeng. Jadi bila tingkat direncanakan untuk mempengaruhi
pengetahuan semakin baik semakin orang lain baik individu atau
baik pula motivasi kepatuhan kelompok sehingga melakukan apa
responden dalam berlalu lintas. yang diharapkan oleh pelaku
Dari hasil penelitian yang dilakukan pendidikan. Pendidikan merupakan
oleh Chrussiawanti, Hapsari dan proses penyadaran yang terjadi
Fitriana (2014) yang berjudul karena interaksi berbagai faktor

60
“KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan” Vol. 7 No. 2 November 2019

menyangkut manusia dan remaja memiliki tingkat pendidikan


potensinya serta kemungkinan- tinggi (SMA), tingkat pengetahuan
kemungkinan yang terjadi (Mulyadi, baik/tinggi tetapi tetap memiliki sikap
Basuki dan Raharjo, 2016). melanggar tinggi pula karena remaja
Pendidikan terkait dengan daya cenderung melanggar aturan dan
dalam proses pembentukan budi bersikap pemberontak.
pekerti, pikiran dan jasmani menuju Hasil penelitian ini, berbeda dengan
tingkat kesempurnaan. Pendidikan penelitian yang dilakukan oleh
terkait pula dengan proses Khakim, Nurullita dan Meikawati
pematangan intelektual, emosional (2016) dengan judul hubungan
dan kemanusiaan yang dilakukan umur, tingkat pendidikan, masa
terus- menerus (Warsini, 2015). Dari berkendaraan dan pengetahuan
hasil uji bivariat dapat diperoleh p dengan perilaku safety riding (study
= 0.437 dan p> 0.05 artinya tidak pada pengendara ojek sepeda
ada pengaruh tingkat pendidikan motor di Kelurahan Kedungmundu
terhadap motivasi kepatuhan dalam Kota Semarang) dengan hasil
berlalu lintas, hal ini dapat dilihat variabel umur p=0.407, tingkat
pada tabel 3. dari 170 orang yang pendidikan p=0.002, masa
memiliki pendidikan tinggi terdapat berkendaraan p=0.487 dan
77% responden memiliki motivasi pengetahuan p=0.810 dengan
kepatuhan tinggi dalam berlalu kesimpulan bahwa ada hubungan
lintas, dan yang pendidikan tingkat pendidikan dengan perilaku
rendahpun juga memiliki motivasi safety riding dan tidak ada
kepatuhan dalam berlalu lintas tinggi hubungan antara umur, masa
(80%). Sebagaimana disampaikan berkendaraan dan pengetahuan
oleh Wawan dan Dewi ( 2011) dengan perilaku safety riding.
bahwa makin tinggi pendidikan Berdasarkan Tabel 2usia responden
seseorang makin mudah menerima sebagian besar pada kategori
informasi, akan tetapi informasi yang dewasa yaitu sebesar 87% dan
diterima oleh seseorang terkait untuk usia yang belum dewasa
dengan pembentukan sikap tidak sebesar 13%. Sebagaimana yang
hanya dipengaruhi oleh pendidikan dikemukakan oleh Potter dan Perry
saja, ada banyak faktor yang terkait, (2009) bahwa bila usia seseorang
antara lain lingkungan, sosial menginjak dewasa, yaitu ≥ 21 tahun
budaya, pengalaman pribadi, akan memiliki kemampuan berpikir
pengaruh orang lain yang dianggap kritis dan meningkat secara teratur,
penting dan media massa dan lain pendidikan yang diperoleh dan
sebagainya. Pada penelitian yang pengalaman hidup dapat
dilakukan oleh Sadewa (2014), meningkatkan konsep diri,
dengan judul pelanggaran lalu lintas kemampuan menyelesaikan
oleh remaja pengguna sepeda masalah, ketrampilan motorik dan
motor di wilayah Surabaya, dengan kesehatan emosi. Sedang bila pada
responden remaja SMA usia yang belum dewasa akan
Muhammadiyah I dan SMAN I mengalami masa transisi saat
Surabaya sejumlah 956 orang, pubertas sampai masuk pada usia
menunjukkan hasil 54% sering dewasa, akan mengalami
melanggar dan 23% selalu pematangan biologis, disertai konflik
melanggar aturan lalu lintas, untuk fisik dan emosional. Hal ini diperkuat
tingkat pengetahuan diperoleh baik dengan persyaratan usia
58% dan sangat baik 28% serta pengendara motor minimal 17
untuk sikap melanggar tinggi 38% tahun, maka usia responden rata-
dan sangat tinggi 21 %, maka dapat rata pada kategori dewasa. Dari
disimpulkan bahwa meskipun hasil uji bivariat dapat diperoleh p =

61
“KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan” Vol. 7 No. 2 November 2019

0.000 dan p< 0.05 artinya ada bahwa variabel tingkat pengetahuan
pengaruh usia terhadap motivasi tentang berlalu lintas yang benar
kepatuhan dalam berlalu lintas, hal dan usia secara bersama-sama
ini dapat dilihat pada tabel 3. dari memberi pengaruh terhadap
174 orang berusia dewasa terdapat motivasi kepatuhan dalam berlalu
85% responden memiliki motivasi lintas sebesar 53.3% dan sisanya
kepatuhan tinggi dalam berlalu yang 46.7% dipengaruhi variabel
lintas, hal ini sejalan dengan yang lain di luar penelitian. Pada usia
disampaikan Wawan dan Dewi dewasa responden yang memiliki
(2011), bahwa semakin cukup umur motivasi kepatuhan tinggi sebesar
maka tingkat kematangan 85% dan pada variabel tingkat
seseorang akan lebih baik. pengetahuan yang tinggi yang
Menurut hasil penelitian Bernice memiliki motivasi kepatuhan tinggi
Neugarden, orang dewasa yang sebesar 90%, jadi usia dewasa dan
berusia antara 40 – 60 tahun adalah pengetahuan yang baik akan
orang yang suka melakukan memberikan pemahaman yang
introspeksi dan banyak benar untuk memiliki kepatuhan
merenungkan tentang apa yang dalam berlalu lintas, sebagaimana
sedang terjadi dan ingin berbuat yang disampaikan oleh Wawan dan
sesuatu dalam sisa waktunya Dewi (2011) bahwa domain kognitif
artinya bahwa pada usia dewasa pada tingkat memahami akan
seseorang sudah memiliki memberi kemampuan untuk
kematangan emosi dan pola pikir menjelaskan secara benar obyek
(Desmita, 2015). Dari data tabel yang diketahui dan mampu
dapat diketahui bahwa responden menginterprestasikan secara benar
kategori dewasa yang memiliki pula karena pengetahuan dan
motivasi kepatuhan rendah ada 15% kematangan emosi merupakan
sedangkan pada kategori belum domain yang sangat penting untuk
dewasa yang memiliki motivasi terbentuknya tindakan seseorang.
kepatuhan rendah 73%, maka Hal ini diperkuat oleh pendapat
dapat disimpulkan bahwa motivasi Sudirman yang dikutip oleh Donsu
kepatuhan berlalu lintas salah satu (2017) bahwa apabila seseorang
faktornya, ditentukan oleh usia memiliki motivasi tinggi maka akan
seseorang karena hal ini berkaitan menjadi penggerak dari setiap
dengan kematangan emosi dan pola kegiatan, memberi arah pada
pikir serta sikap pengendalian diri kegiatan yang harus dikerjakan
dalam berkendaraan. Sebagaimana sesuai rumusan tujuan dan sebagai
penelitian yang dilakukan oleh seleksi untuk menentukan
Arianto dan Arifin (2016) dengan perbuatan apa yang harus
judul pengaruh usia, pendidikan dan dikerjakan. Adapun variabel lain
budaya terhadap kepatuhan lalu yang belum diteliti memberi
lintas di wilayah hukum Polres kontribusi sebesar 46.7% antara
Jepara menunjukkan hasil bahwa lain faktor budaya, lingkungan,
usia, pendidikan dan budaya secara masa berkendaraan, kondisi jalan,
bersama-sama berpengaruh keadaan kendaraan, kosentrasi
terhadap kepatuhan lalu lintas di pengendara dan lain sebagainya.
wilayah hukum Polres Jepara (nilai
signifikansi =0.000 < dari 0.05) KESIMPULAN
Pada hasil penelitian ini, 1. Ada pengaruh tingkat
menunjukkan variabel independen pengetahuan tentang lalu lintas
mempengaruhi variabel dependen yang benar terhadap motivasi
dapat dilihat dengan nilai kepatuhan dalam berlalu lintas
Nagelkerke R Square 53,3% artinya (p=0.000, p< 0.005)

62
“KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan” Vol. 7 No. 2 November 2019

2. Tidak ada pengaruh tingkat Colle, Andi Balladho Aspat, Pitrah


pendidikan terhadap motivasi Asfian dan Wa Ode Sitti Nur
kepatuhan dalam berlalu lintas Zalmariah Andisiri. 2016.
(p=0.437, p> 0.005) Faktor-Faktor yang
3. Ada pengaruh usia terhadap Berhubungan dengan Perilaku
motivasi kepatuhan dalam berlalu Safety Riding SMAN I Wundulako
lintas (p=0.000, p< 0.005) Kabupaten Kolaka. https://
4. Pada penelitian ini menunjukkan media.neliti.com. Diakses 10
variabel independen Februari 2019.
mempengaruhi variabel Chrussiawanti, Novita, Happy Indri
dependen dengan nilai Hapsari dan Rufaida Nur
Nagelkerke R Square 53.3% Fitriana. 2014. Hubungan
artinya bahwa variabel usia dan Tingkat pengetahuan dengan
tingkat pengetahuan secara Safety Riding pada Remaja di
bersama-sama berpengaruh SMA Negeri 2 Sukoharjo.
terhadap motivasi kepatuhan Digilib.stikeskusuma
dalam berlalu lintas sebesar husada.ac.id. jurnal pdf.
53.3% dan sisanya yang 46.7% Diakses 10 oktober 2018.
dipengaruhi variabel lain yang Desmita, 2015. Psikologi
belum diteliti. Perkembangan. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
SARAN Donsu, Jenita Doli Tine. 2017.
1. Perlunya pengetahuan tentang Psikologi Keperawatan.
safety riding bagi masyarakat Pustaka Baru Press,
khususnya Yogyakarta.
pengendara/pengemudi motor Hadiman, 2010. Mengenal Lalu
agar mampu meminimalisir Lintas Sejak Dini. Amalia
tingkat bahaya dan Bhakti Jaya, Jakarta.
memaksimalkan keselamatan Khakim, Rizal, Ulfa Nurullita dan
dalam lalu lintas Wulandari Meikawati. 2016.
2. Perlunya Polri terus melakukan Hubungan antara Umur,
pembinaan dan sosialisasi Tingkat Pendidikan, Masa
tentang rambu-rambu lalu lintas Berkendaraan dan
dalam rangka menambah pengetahuan dengan Perilaku
pengetahuan, meningkatkan Safety Riding di Wilayah
kemampuan diri dan Semarang. http:// lib
menumbuhkan kesadaran unimus.ac.id. Diunduh tanggal
tentang keselamatan berlalu 10 September 2018.
lintas bagi masyarakat. Mulyadi, Seto, Heru Basuki dan
Wahyu Rahardjo. 2016.
DAFTAR PUSTAKA Psikologi Pendidikan: Dengan
Adnani, Harizah. 2011. Ilmu Pendekatan Teori baru dalam
Kesehatan Masyarakat. Nuha Psikologi. PT RajaGrafindo
Medika, Yogyakarta. Persada, Jakarta.
Arianto, Dwi Agung Nugroho dan Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.
Samsul Arifin. 2016. Pengaruh Promosi Kesehatan dan
Usia, Pendidikan dan Budaya Perilaku Kesehatan. Rineka
terhadap Kepatuhan Lalu Cipta, Jakarta.
Lintas di Wilayah Hukum Nurdin, Adnil Edwin. 2011. Tumbuh
Polres Jepara. Kembang Perilaku Manusia.
https://publikasiilmiah.ums.ac.i EGC, Jakarta.
d. Diakses 9 Februari 2019.

63
“KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan” Vol. 7 No. 2 November 2019

Panduan dan Etika di Jalan Raya. Sunaryo, S. 2017. Hubungan


2011. Kepolisian Daerah Jawa Tingkat Pengetahuan Remaja
Tengah Direktorat Lalulintas. Tentang Narkoba dan Sikap
Semarang. menggunakan Narkoba pada
Perwitaningsih, Riyan, Eni SMA di Kabupaten Sleman.
Mahawati, dan Eko Hartini. Jurnal.stikes.wirahusada.ac.id.
2013. Hubungan Antara pdf. Diakses tanggal 10
Pengetahuan Dan Sikap Nopember 2017.
Terhadap Praktik Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum.
Keselamatan Dan Kesehatan Pustaka Setia, Bandung.
Berkendara Sepeda Motor Undang-undang lalu lintas dan
Pada Mahasiswa Kesehatan angkutan jalan No 22 Tahun
Masyarakat. 2009. Pustaka Mahardika,
http://mahasiswa.dinus.ac.id/d Yogyakarta.
ocs/skripsi/jurnal/.pdf. Diunduh Warsini. 2015. Hubungan Jenis
pada tanggal 12 Oktober Persalinan, Tingkat
2018. pendidikan, Tingkat
Potter, Patricia A, and Anne G. Pendapatan dan Status
Perry. 2009. Fundamentals Of Bekerja Ibu dengan
Nursing. Salemba Medika, Keberhasilan ASI Eksklusif 6
Jakarta. Bulan di Kecamatan Baki
Rifal, Akhmad David Casidy, Anita Sukoharjo. Tesis. Surakarta.
Dewi, dan Ismi Ragil Hartanti. Wawan, A. dan Dewi. M. 2011. Teori
2015. Faktor Resiko yang dan pengukuran
Berhubungan dengan Pengetahuan, Sikap dan
Kecelakaan Lalulintas pada Perilaku Manusia. Nuha
Pengemudi Bus PO Jember Medika, Yogyakarta.
Indah. Widianti, E. 2007. Remaja dan
http://respository.unej.ac.id/bit permasalahannya: bahaya
stream/handle/.pdf. Diunduh merokok, penyimpangan seks
pada tanggal 3 Oktober 2018. pada remaja dan bahaya
Sadewa, Sandido Prinka. penyalahgunaan narkoba.
Pelanggaran Lalu Lintas Oleh Available at:
Remaja Pengguna Sepeda elib.unikom.ac.id/files/disk.pdf.
Motor di Wilayah Surabaya. Diakses tanggal 10 Oktober
2014.journal.unair.ac.id. 2017.
Diakses tanggal 11 Februari
1
2019. Dosen AKPER Panti Kosala
Sunaryo, 2013. Psikologi Untuk Surakarta
2
Keperawatan. EGC, Jakarta. Mahasiswa AKPER Panti Kosala
Surakarta

64

You might also like