44 - Ahmad Ramadhani, Surya Eka Priana, Febrimen Herista
44 - Ahmad Ramadhani, Surya Eka Priana, Febrimen Herista
PAYAKUMBUH
email : [email protected]
2
Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
email : [email protected]
email : [email protected]
ABSTRAK
A traffic accident is an event that cannot be avoided, an event where a motorized or non-motorized
vehicle comes into contact with each other and causes both material and non-material losses and loss
of life. Some of the factors that have the potential to cause accidents are the indiscipline factor in
using the vehicle and disobeying existing traffic signs. Jalan Raya Bukittinggi-Payakumnbuh is a
class III collector road with a width of ± 9 meters with a sidewalk. Along the audited road are shops
and Ford De Kock University. This contributes greatly to attracting the number of people traveling
and the high volume of vehicles crossing the Bukittinggi-Payakumbuh highway. Therefore, research
was carried out starting from STA 0+100 – STA 1+500, this study aims to analyze road safety by
using inspections with the AKJ (Road Safety Audit) checklist table with Y/N answers, such as general
condition items, alignment roads, intersections, turning lanes, street lighting and road signs and
markings. From the results obtained, the stopping sight distance for an operational speed of 50.07
km/sec in the calculation of the stopping sight distance, the distance of 52.88 meters is still below the
design standard and for the ready sight distance of 161.45 meters, the maximum viewing distance of
the plan is 350 meters. Based on the AKJ table (road safety audit) for the Bukittinggi-Payakumbuh
highway, the highest feasible is from the aspect of signs and road markings of 68.75%, the lowest
feasible value is general condition of 50%. The driver factor is the factor causing the highest traffic
accidents, namely 26 accidents out of 38 accidents (68.43%), the rest is the vehicle factor, namely 12
accidents out of 38 accidents (31.57%). In order to overcome the problems on the audited roads, it is
necessary to repair and complete the signs that are lacking and the maintenance of other
complementary facilities in order to reduce traffic accidents.
Keywords: Road safety audit, Accident, Stopping visibility, Ready visibility, Bukittinggi-Payakumbuh
Highway
ABSTRAK
Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa yang tidak bisa dihindari suatu kejadian dimana
kendaraan bermotor atau tidak bermotor bersinggungan satu sama lain dan menyebabkan kerugian
baik material maupun non material dan kehilangan nyawa. Beberapa faktor yang berpotensi
terjadinya kecelakaan ialah faktor ketidakdisiplinan dalam menggunakan kendaraan dan tidak tidak
menaati rambu lalu lintas yang ada. Jalan Raya Bukittinggi-Payakumnbuh adalah jalan kolektor
kelas III dengan lebar badan jalan ± 9 meter bertrotoar. Sepanjang jalan yang di audit terdapat
pertokoan dan Universitas Ford De Kock. Hal ini berkontribusi sangat tinggi dalam menarik angka
perjalanan orang dan volume kendaraan tinggi melintasi ruas jalan Raya Bukittinggi-Payakumbuh.
Maka dari itu dilakukan penelitian mulai dari STA 0+100 – STA 1+500, Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis keselamatan jalan dengan mengunakan pemekriksaan dengan tabel checklist AKJ
(Audit Keselamatan Jalan) dengan jawaban Y/T, seperti item - item kondisi umum, Alinyemen jalan,
Persimpangan, lajur putar arah, penerangan jalan serta rambu dan marka jalan. Dari hasil yang
didapatkan jarak pandang
1
henti untuk kecepatan operasional 50,07 km/detik dalam perhitungan jarak pandang henti didapatkan
jarak sebesar 52,88 meter masih dibawah standar rencana dan untuk jarak pandang menyiap sebesar
161,45 meter jarak pandang maksimum rencana 350 meter. Berdasarkan tabel AKJ (audit keselamtan
jalan) jalan Raya Bukittinggi-Payakumbuh dengan layak tertinggi adalah adalah dari aspek rambu
dan marka jalan sebesar 68,75 %, nilai layak terendah adalah kondisi umum sebesar 50%. Faktor
pengemudi merupakan faktor penyebab kecelakaan lalu lintas yang paling tinggi, yaitu 26 kecelakaan
dari 38 kecelakaan (68,43%), selebihnya adalah faktor dari kendaraan yaitu 12 kecelakaan dari 38
kecelakaan (31,57%). Guna menanggulangi permasalahan pada jalan yang di audit maka perlu
dilakukan perbaikan dan melengkapi rambu - rambu yang kurang dan pemeliharaan fasilitas
pelengkap lainya agar dapat mengurangi kecelakaan lalu lintas.
Kata kunci : Audit keselamatan jalan, Kecelakaan, Jarak pandang henti, Jarak pandang menyiap,
Jalan Raya Bukittinggi-Payakumbuh
PENDAHULUAN
Payakumbuh.
Cheklist Audit Keselamatan Jalan mengambil
langsung kondisi ruas jalan yang teliti dengan Rekapitulasi Data
Kesimpulan dan
2. Data Sekunder Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
4
rencana untuk 60 km/jam, Tipe jalan 1 pada malam hari dan ada yang tertutup
jalur 2 lajur dan memiliki trotoar ranting pohon.
3. Jarak pandang henti pada jalan Raya 4. Untuk pengguna jalan agar
Bukittinggi-Payakumbuh, untuk meningkatkan kesadaran untuk
kecepatan operasional 50,07 km/jam menaati rambu-rambu lalu lintas yang
bila dibandingkan dengan kecepatan telah terpasang.
rencana 60 km/jam, dalam perhitungan
jarak pandang henti operasional DAFTAR PUSTAKA
didapat jarak henti sebesar 52,88 meter
masih dibawah angka dari standar
jarak pandang henti minimal yaitu Abubakar. 1996. Menuju Lalu Lintas dan
sebesar 75 m. Angkutan Jalan yang Tertib. Jakarta :
4. Indikasi penyebab terjadi kecelakaan Direktorat Jendral Perhubungan Darat.
a. Masih ada beberapa bagian bahu ADB. 2001. “Biaya Kecelakaan Lalu Lintas.”
jalan yang kurang dari persyaratan Panduan Keselamatan Jalan
standar dan bahu dijadikan tempat 1(Keselamatan Lalu Lintas):14.
parkir kendaraan. Badan Intelijen Negara Republik Indonesia.
b. Rambu dan marka di sepanjang 2014. “Kecelakaan Lalu Lintas Menjadi
jalan Raya Bukittinggi- Pembunuh Terbesar Ketiga.” Badan
Payakumbuh yang di audit tidak Intelijen Negara.
lengkap terpasang rambu bahkan Direktorat Jenderal Republik Indonesia. 2009.
ada beberapa rambu tidak dapat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
dilihat karena tertutup ranting Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan.
pohon dan sudah pudar, sehingga DPR. 1985. “Presiden Republik Indonesia.”
rambu tidak terlihat dengan jelas. Peraturan Pemerintah Republik
Untuk marka bagian tengah dan Indonesia Nomor 26 Tahun 1985
tepi sudah kurang jelas. Tentang Jalan.
c. Lampu penerangan ada yang sudah Fakhrurozy, 1996, Keselamatan Lalu Lintas,
tidak berfungsi atau sudah mati, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
kurang nya perawatan dan Kusnandar, Erwin. 2009. “Manual Kapasitas
perbaikan, sehingga jarak pandang Jalan Indonesia 1997.” Jurnal Jalan Dan
pandang malam hari semakin Jembatan.
pendek. Maulana, M. Azmi, Komala Erwan, and Eti
Sulandari. 1997. “STUDI
SARAN KELAYAKAN GEOMETRI JALAN
PADA RUAS JALAN SANGGAU -
Berdasarkan hasil penelitian audit keselamtan SEKADAU
jalan Raya Bukittinggi-Payakumbuh pada STA Alinyemen Horizontal Dan Bahu Jalan
0+100- STA 1+500, maka saran yang dapat Dalam Penulisan Ini Tentang Rencana
diberikan untuk meningkatkan keselamtan Anggaran.” 1–11.
jalan sebagai berikut : Maharani, Deistania. 2016. Faktor – Faktor
1. Perlunya pemasangan rambu - rambu Yang Berhubungan Dengan Perilaku
lalu lintas, seperti batas kecepatan Remaja Berkendara Sepeda Motor
berkendara dan rambu dipersimpangan Disepanjang Ruas Jalan Matraman-
jalan guna memberitahu kepada Rawamangun, Jakarta Timur.
pengguna jalan agar lebih waspada. Nooryadin, A. R., Adyatma, S., Normelani, E.
2. Perlunya pemeliharaan rambu jalan 2016. “Pemetaan Faktor Dominan Yang
karena ada beberapa rambu yang Memicu Terjadinya Kecelakaan Di
tertutup batang pohon dan daun rambu Kecamatan Banjarmasin Utara Kota
yang tidak jelas terlihat karena sudah Banjarmasin.” Jurnal Pendidikan
pudar. Geografi.
3. Perlu dilakukan perbaikan lampu Negara, Menteri, and Lingkungan Hidup.
penerangan jalan karena ada beberapa 2005. “Audit Keselamatan Jalan.”
lampu jalan yang sudah tidak (20110110002):1–61.
berfungsi Widodo, W., dan Mayuna, H. R. 2015., Audit
Keselamatan Jalan pada Jalan
5
YogyakartaPurworejo KM 35-40, Kulon
Progo, Yogyakarta. Semesta Teknika,
Vol. 15, 65-74
Warpani. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Pengelolaan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan. Bandung: Penerbit Institut
Teknik Bandung (ITB).
Tahir, Anas. 2006. “Studi Penyebab
Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota
Surabaya.” Teknik Sipil.
Public Works Department Malaysia. 1986.
Arahan Teknik (Jalan) 8/86.
2009, Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
Departemen Perhubungan, Jakarta
1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia,
Direktorat Jenderal Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta
Pusjatan Balitbang. 2005. Pedoman audit
keselamtan jalan No. PDT T-17 2005-B.
Jakarta: Departemen Perrkerjaan Umum
Perhubungan, Menteri, and Republik
Indonesia. 2014. “Menteri Perhubungan
Republik Indonesia.”