0% found this document useful (0 votes)
31 views13 pages

Msieditor, Journal Editor, 1jurnal Prakoso Setyo Sambodo

The document discusses the analysis and design of an RFID-based attendance system for the Majelis Tafsir Al-Qur'an (MTA) City Representative in Jambi. Currently, recording participant attendance and absences during recitation activities takes a long time. To address this, the researcher analyzed the current process and designed a prototype RFID-based attendance system to facilitate data collection and reporting. The system was built using PHP programming and a MySQL database. The design produced an automated attendance report output after participants attached RFID tags. This is expected to address constraints on the long attendance recording process.

Uploaded by

Raka Prabu
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
31 views13 pages

Msieditor, Journal Editor, 1jurnal Prakoso Setyo Sambodo

The document discusses the analysis and design of an RFID-based attendance system for the Majelis Tafsir Al-Qur'an (MTA) City Representative in Jambi. Currently, recording participant attendance and absences during recitation activities takes a long time. To address this, the researcher analyzed the current process and designed a prototype RFID-based attendance system to facilitate data collection and reporting. The system was built using PHP programming and a MySQL database. The design produced an automated attendance report output after participants attached RFID tags. This is expected to address constraints on the long attendance recording process.

Uploaded by

Raka Prabu
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 13

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI

Vol. 5, No.2, Juni 2020,


◼ 164

Analisis Dan Perancangan Sistem Absensi Berbasis RFID


Pada Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) Perwakilan Kota
Jambi
Prakoso Setyo Sambodo1, Setiawan Assegaff2
Program Studi Magister Sistem Informasi, Pasca Sarjana STIKOM Dinamika Bangsa, Jambi
Jl. Jend. Sudirman Thehok – Jambi, (0741) 35096 / (0741) 35093
E-mail: [email protected], [email protected]

Abstract

The Majlis Tafsir Al-Qur'an Foundation (MTA) has several activities such as social service, blood
donation, health education and routine recitation which are held in all branches and representatives. With
the large number of inmates and general people participating in the recitation activities, participants and
those not present at the recitation activities should be recorded and recapitulated in order to find out the
number and activeness of the residents who come to the study. The data collection process will take a
long time because they have to be called one by one and ask the reason for the absence of residents. To
overcome this time-consuming problem, the researcher conducted a system analysis that was carried out
with the aim of designing a system of attendance prototype systems based on Radio Frequency
Identification (RFID) to facilitate the data collection process and attendance reporting. In building this
attendance system using website-based programming using the PHP programming language and MySQL
database processing, but this research is only limited to the analysis and role of the system using
prototype modeling. This study produced a solution to the problem, namely the design of RFID-based
attendance systems, where all attendance and recap attendance processes are carried out in RFID-based
attendance systems so that the output is automatically present attendance report after the assisted residents
finish attaching RFID tags. constraints on the attendance process for a long time.

Keywords: Analysis, Design, Prototype, Attendance, RFID, MTA.

Abstrak

Yayasan Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) memiliki beberapa kegiatan seperti bakti sosial, donor darah,
pendidikan kesehatan dan pengajian rutin yang di selengarakan di semua cabang dan perwakilan. Dengan
banyaknya warga binaan serta orang umum yang mengikuti kegiatan pengajian harus didata dan direkap
peserta yang hadir serta yang tidak hadir pada kegiatan pengajian dengan tujuan untuk mengetahui jumlah
dan keaktifan warga yang datang dipengajian. Pada proses pendataan tersebut akan memakan waktu yang
cukup lama karna harus dipanggil satu persatu serta menanyakan alasan ketidakhadiran warga. Untuk
mengatasi permasalahan yang memakan waktu tersebut maka peneliti melakukan analisis sistem yang
berjalan dengan tujuan untuk merancang sebuah sistem prototype sistem absensi berbasis Radio
Frequency Identification (RFID) untuk memudahkan proses pendataan serta pelaporan kehadiran. Dalam
membangun sistem absensi ini menggunakan pemrograman berbasis website dengan menggunakan
bahasa pemrograman PHP serta pengolahan basis data MySQL, tetapi penelitian ini hanya sebatas
analisis dan peranangan sistem dengan menggunakan pemodelan prototype. Penelitian ini menghasilkan
solusi dari permasalahan yaitu rancangan sistem absensi berbasis RFID, yang mana semua proses absensi
dan rekap kehadiran dikerjakan didalam sistem absensi berbasis RFID sehingga didapat output berupa
rekap laporan kehadiran secara otomatis setelah warga binaan pengajian selesai menempelkan tagRFID,
perancangan ini diharapkan mampu mengatasi kendala pada proses absensi kehadiran yang lama.

Kata kunci: Analisis, Perancangan, Prototype, Absensi, RFID, MTA.

© 2020 Jurnal MANAJEMEN SISTEM INFORMASI.

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI Vol. 5, No. 2, Juni 2020


ISSN: 2528-0082 165

1. Pendahuluan

Radio Frequency Identification (RFID) merupakan sebuah metode identifikasi dengan menggunakan
sarana yang disebut label RFID untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Teknologi RFID
menjadi jawaban atas berbagai kelemahan yang dimiliki teknologi barcode yaitu proses pembacaan
barcode relatif lambat karena memerlukan posisi berhadapan langsung, juga karena mempunyai kapasitas
penyimpanan data yang sangat terbatas dan tidak bisa diprogram ulang sehingga menyulitkan untuk
menyimpan dan memperbaharui data dalam jumlah besar untuk sebuah sistem. Salah satu solusi menarik
yang kemudian muncul adalah menyimpan data tersebut pada suatu silikon chip, teknologi inilah yang
dikenal dengan RFID. (Agustina ; 2009)

Yayasan Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) Surakarta adalah sebuah lembaga pendidikan dan dakwah
Islamiyah yang berkedudukan di Surakarta. MTA didirikan oleh Almarhum Ustadz Abdullah Thufail
Saputra di Surakarta pada tanggal 19 September 1972. Struktur MTA sebagai lembaga terdiri atas pusat,
perwakilan, dan cabang. MTA pusat berkedudukan di Surakarta. Perwakilan MTA berkedudukan di
tingkat kota/kabupaten. Cabang MTA berkedudukan di tingkat kecamatan. Dengan diresmikannya 109
perwakilan dan cabang pada Silatnas 27 Desember 2015, maka jumlah perwakilan dan cabang menjadi
539 tersebar dari Aceh hingga Merauke. Sedangkan kota jambi merupakan Perwakilan Kota yang
memiliki cabang atau binaan antara lain Sei Gelam, Betara, Tungkal Ulu, Tanjung Jabung Timur,
Batanghari, Bayung Lincir serta Tanjung Jabung Barat. Majelis Tafsir Al-Qur’an Perwakilan Kota Jambi
memiliki kegiatan yang sama seperti di pusat yaitu pengajian, kegiatan sosial, serta kepemudaan.
Pengajian dilakukan satu minggu dua kali yaitu Pengajian khusus dan pengajian umum dimana di setiap
pengajian dilakukan pendataan kehadiran serta ketidakhadiran peserta atau warga pengajian.

Kendala yang dihadapi Majelis Tafsir Al-Qur’an Perwakilan Kota Jambi yaitu disaat pengajian harus
mendata dan merekap peserta yang hadir serta yang tidak hadir pada kegiatan pengajian dengan tujuan
untuk mengetahui jumlah dan keaktifan warga yang datang dipengajian dari binaan atau cabang mana
warga tersebut dimana pada proses pendataan tersebut akan memakan waktu yang cukup lama karna
harus dipanggil satu persatu serta menanyakan alasan ketidakhadiran warga yang akan berdampak pada
prosesi pengisian pengajian akan lebih singkat.

Dari gambaran latar belakang yang dijelaskan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai pendataan kehadiran dan ketidakhadiran warga pengajian Majelis Tafsir Al-Qur’an dengan
memanfaatkan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) dan menunagkan dalam bentuk tesis
yang berjudul “Analisis Dan Perancangan Sistem Absensi Berbasis RFID Pada Majelis Tafsir Al-
Qur’an (MTA) Perwakilan Kota Jambi”.

2. Tinjauan Pustaka/Penelitian Sebelumnya

2.1 Konsep Sistem


Valacich dkk (2012 ; 34) mendefinisikan sistem dalam buku Essentials Of Systems Analysis and
Design, a system is an interrelated set of business procedures (or Components) used within one business
units working together for some purpose.
Sedangkan Hutahaean (2014 ; 2) dalam bukunya Konsep Sistem Informasi mendefinisikan sistem
adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama
untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran tertentu. Dan menurut Djojodihardjo di dalam
buku Hutahaean (2014 ; 2) menjelaskan sistem adalah sekumpulan objek yang mencangkup hubungan
fungsional antara tiap-tiap objek dan hubungan antara ciri tiap objek, dan yang secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan secara fungsional.
Dari penjelasan diatas mengenai sebuah sistem dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem merupakan
suatu kumpulan atau fungsi-fungsi yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dengan menggunakan metode-metode tertentu atau tahapan tertentu.

2.2 Konsep Analisis Sistem

Dalam buku Whitten dan Bentley (2007 ; 160) yang berjudul Systems Analysis & Design Methods
menyatakan, systems analysis a problem-solving technique that decomposes a system into its components

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI Vol. 5, No. 2, Juni 2020


ISSN: 2528-0082 166

pieces for the purpose of studying how well those component parts work and interact to accomplish their
purpose.

2.2.1 Tahapan Analisis Sistem


Fatta (2007 ; 27-28) dalam buku Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan
BersaingmendefinsikanTahapan Analisis adalah tahapan dimana sistem uang sedang berjalan dipelajari
dan sistem penganti diusulkan. Ada lima aktivitas utama dalam proses analisis yaitu :
1. Pengumpulan Informasi
Langkah awal pada tahpan analisis adalah mengumpulkan infrormasi tentang bagaimana proses-
proses bisnis yang ada pada sistem lama berjalan. Kemduian ditentukan pada titik-titik mana saja
proses bisnis yang mengalami masalah yang bisa diselesikan dengan sistem informasi.
Kelemahan-kelemahan dari sistem lama diidentifikasi dan diperbaiki dengan sistem baru.
2. Mendefinisikan Sistem Requirement
Dari sistem indormasi kelemahan sistem yang didapat, analis sistem kemudian mendefinisikan apa
saja sebenarnya yang dibutuhkan oleh sistem lama untuk mengatasi masalahnya. Inilah yang
disebut sebagai system requrement (Kebutuhan Sistem). Seringkali kebutuhan ini akan mengubah
total keseluruhan proses bisnis pada sistem lama, tetapi kadang-kadang hanya perubahan
penambahan beberapa prosedur baru.
3. Memprioritaskan Kebutuhan
Dakan beberapa kasus, kebutuhan yang diperoleh sangat lengkap dan rumit. Ketersediaan waktu
dan sumber daya lain untuk menyelesaikan keseluruhan requrement bisa saja tidak mencukupi.
Pada kondisi seperti ini maka analis akan memperioritaskan kebutuhan-kebutuhan yang dianggap
kritis untuk diprioritaskan.
4. Menyusun dan Mengevaluasi Alternatif
Satu hal yang tidak boleh dilupakan analis dalah rencana kedua. Setelah menyusun dan
memprioritaskan kebutuhan, analis harus menyiapkan alternatif jika seandainya susunan
kebutuhan nantinya akan ditolak oleh klien.
5. Mengulas Kebutuhan Dengan Pihak Manajemen
Langkah terakhir adalah mengulas kebutuhan yang sudah ada dengan pihak klien, karena pihak
klien lah yang tahu kebutuhan sistem mereka.

2.3 Konsep Perancangan Sistem


Perancangan sistem merupakan tahapan setelah dilakukan tahapan analisis sistem untuk
mengambarkan bagaimana sistem akan bekerja nantinya.
Dennis dkk (2012 ; 14) mendefinisikan perancangan sistem sebagai berikut The design phase decides
how the system will operate in terms of the hardware, software, and network infrastructure that will be in
place; the user interface, forms, and reports that will be used; and the specific programs, databases, and
files that will be needed.
Adapun tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem,
dan untuk memberikan gambaran secara jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram
komputer dan ahli-ahli teknik lainnya.

2.3.1 Tahapan Perancangan Sistem


Dalam bukua berjudul Analisis & Perancangan Sistem Informasiuntuk Keunggulan Bersaing yang
ditulis Menurut Fatta (2007 ; 28-30) menjelaskan Tahapan desain atau perancangan sistem adalah tahapan
mengubah kebutuhan yang masih berupa konsep menjadi spesifikasi sistem yang riil. Tahapan desain
sistem dapat dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu desain logis (logical design) dan tahapan desain fisik
(physical design).

2.4 Absensi
Kamus, ab·sen /absén/ v tidak masuk (sekolah, kerja, dsb); tidak hadir; meng·ab·sen memanggil
(menyebutkan, membacakan) nama-nama orang pada daftar nama untuk memeriksa hadir tidaknya orang.
Daftar Presensi Pada dasarnya istilah satu ini bermakna sama dengan "Daftar Hadir". Kamus Besar
Bahasa Indonesia versi Pusat Bahasa Diknas.co.id mendefinisikannya sebagai pre·sen·si /présénsi/ n
kehadiran. Dalam bahasa Inggris, absen sering dipakai dalam bentuk istilah "List of Absent", yang artinya
adalah daftar nama anggota yang tidak hadir. Sementara "Daftar Hadir" biasa ditulis "List of Presence"
atau List of Partisipants. (www.kompasiana.com)

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI Vol. 5, No. 2, Juni 2020


ISSN: 2528-0082 167

Menurut kamus Inggris Indonesia oleh Ecehola dan Shandily, kata absensi berasal dari bahasa Inggris
yaitu Abcecense yang berarti kemungkinan atau ketidakhadiran. Dan itu juga berasal dari kata Absent
yang berarti mangkir atau tidak hadir. (Setyawan, 2016 ; 7-8)
Secara umum, jenis-jenis absensi menurut cara penggunaannya dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu :
1. Absensi Manual, yang merupakan cara penulisan kehadiran dengan cara menggunakan pena
berupa tanda tangan.
2. Absensi non manual, yang merupakan cara penulisan kehadiran dengan menggunakan alat yang
terkomputerisasi, bisa menggunakan kartu RFID ataupun fingerprint:

2.5 Konsep Radio Frequency Identification (RFID)


Menurut Hunt dkk (2007 ; 1) dalam bukunya berjudul RFID-A Guide To Radio Frequency
Identification mendefinisikan RFID is an acronym for radio frequency identification, witch is a wireless
communication technology that is used to uniquely identify tagged objects or people.
Sedangkan menurut Igoe (2012 ; 1) dalam bukunya Getting Started With RFID menjelaskan RFID
like bar code recognition, RFID relies on tagging objects in order to identify them. Unlike bar codes,
however, RFID tags dont’t need to be visible to be read. An RFID reader sends out a shortorange radio
signal, which is picked up by an RFID tag. The tag then tansmits back a short string of data.
Terdapat beberapa pengertian RFID menurut Maryono (Saputra dkk, 2010 ; 4) yaitu :
a. RFID (Radio Frequency Identification) adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan
sarana yang disebut label RFID atau transponder (tag) untuk menyimpan dan mengambil data
jarak jauh.
b. Label atau transponder (tag) adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam
sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan
gelombang radio. Label RFID terdiri atas mikrochip silikon dan antena.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Radio Frequency Identification atau RFID merupakan perkembagan
dari barcode yang proses komunikasinya menggunakan gelombang radio atau wireless secara unik untuk
mengidentifikasi objek.

2.5.1 Komponen Radio Frequency Identification (RFID)


Menurut Saputra dkk (2010 ; 4) Tidak halnya sistem barcode RFID juga memiliki komponen yaitu :
a. Tag RFID, dapat berupa stiker, kertas atau plastik dengan beragam ukuran. Di dalam setiap tag ini
terdapat chip yang mampu menyimpan sejumlah informasi tertentu. RFID Tag berfungsi sebagai
transponder (transmitter dan responder) yang berisikan data dengan menggunakan frekuensi 125
KHz.

Gambar 2.1Tag RFID


b. TerminalReader RFID, terdiri atas RFID reader dan antenna yang akan mempengaruhi jarak
optimal identifikasi. Terminal RFID akan membaca atau mengubah informasi yang tersimpan di
dalam tag melalui frekuensiradio. Terminal RFID terhubung langsung dengan sistem Host
Komputer.

Gambar 2.2TerminalReader RFID


c. Host Komputer, sistem komputer yang mengatur alur informasi dari item-item yang terdeteksi
dalam lingkup sistem RFID dan mengatur komunikasi antara tag dan reader. Host bisa berupa

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI Vol. 5, No. 2, Juni 2020


ISSN: 2528-0082 168

komputer stand-alone maupun terhubung ke jaringan LAN atau internet untuk komunikasi dengan
server.

2.5.2 Jenis Radio Frequency Identification (RFID)


Menurut Rauf (2016 ; II-24-II-26) RFID dapat dibedakan berdasarkan atas:
1. Berdasarkan Frekuensi
Berdasarkan frekuensi yang dipakai menggunakan tag RFID. Setiap label RFID dibuat agar
beroperasi pada frekuensi tertentu. Terdapat pengelompokan menjadi 4 katergori yaitu :
Tabel 2.1Kategori Frekuensi RFID
Kode Frekuensi Range RFID Use
LF Low Frekuensi 30 kHz to 300 kHz 125kHz
HF High Frekuensi 3 MHz to 30 MHz 13,56 MHz
VHF Very High Frekuensi 30 MHz to 300 MHz Not used for RFID
UHF Ultra High Frekuensi 300 MHz to 3 GHz 868 MHz, 915 MHz
2. Berdasarkan Kemampuan Dibaca dan Ditulis
Berdasarkan kemampuan dibaca dan ditulisnya RFID dikelompokkan sebagai berikut :
a. Read Onlytag berisi nomor unik yang tidak dapat dirubah.
b. WORM (Write Once Read Many) dimungkinkan untuk mengkodekan mengisi untuk pertama kali
mengisi untuk pertama kali, dan kemudian data/kode tersebut terkunci dan tidak dapat dirubah.
c. Read/Write dimungkinkan untuk mengisi dan memperbaharui informasi di dalamnya.
3. Berdasarkan Sumber Energi
Berdasarkan sumber energi terdapat 3 jenis tag RFID dengan penggunaan yang berbeda. Berikut
ringkasan tabel sumber energi RFID:
Tabel 2.2Tabel Sumber Energi RFID
Tipe Karakteristik Aktif Semi Pasif Pasif
Sumber energi Baterai pada tag Baterai untuk Energi gelombang radio
menjalankan chip. dari reader
Energi gelombang untuk menjalankan
radio dari reader chip dan komunikasi
untuk komunikasi
hanya di dalam
jangkauan reader
Ketersediaan Selalu ada Rendah Hanya di dalam
sinyal gelombang 100 feet jangkauan reader,
radio kurang dari 10 feet
Kekuatan Sinyal Tinggal Rendah Sangat Rendah
Kebutuhan Sinyal yang Sangat Rendah - Sangat Tinggi
kuata
Bidang Penerapan Berguna untuk tag barang yang Berguna untuk barang
bernilai tinggi untuk di scan dalam yang bervolume
jarak, misal mobil tinggi, dan bisa discan
dalam arah
dekat, misal
perdagangan ritel
4. Berdasarkan fungsi
Tag RFID terdiri dari 3 bagian :
a. Bagian yang dapat dikunci untuk identifikasi barang.
b. Bagian yang dapat ditulis ulang untuk penggunaan khusus oleh perpustakaan.
c. Bagian yang berfungsi security untuk anti pencurian barang.
5. Bentuk dan Ukuran RFID
Terdapat bentuk dan ukuran RFID diantaranya yaitu :
a. Tag : Tag adalah lembaran daftar, tipis dan fleksibel.
b. Tiket : Tag yang datar, tipis dan fleksibel pada kertas.
c. Card : Tag yang datar, tipis dilekatkan pada plastik kertas untuk waktu yang lama.
d. Glass Bead : Tag kecil di dalam manik-manik kaca silinder, digunakan untuk petakan
binatang.

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI Vol. 5, No. 2, Juni 2020


ISSN: 2528-0082 169

e. Integrated : Tag terintegrasi dengan benda yang di tag, contoh di cetak dalam benda
tersebut.
f. Wristband : Tag disisipkan ke dalam plastik pengikat tangan.
g. Button : Tag kecil dalam suatu wadah.

2.5.3 Cara Kerja Radio Frequency Identification (RFID)


Menurut Maryono (Latief, 2004 ; 3) Pada sistem RFID umumnya, sebuah tag dipasangkan kepada
suatu obyek. Pada tag tersebut terdapat transponder yang mempunyai memori digital sehingga dapat
memberikan suatu kode elektronik yang unik. Peralatan pembaca tag mempunyai antena dengan sebuah
transceiver dan decoder, membangkitkan sinyal untuk mengaktifkan RFID tag, sehingga dapat mengirim
dan menerima dari tag tersebut. Ketika sebuah RFID tag melewati zona elektromagnetik peralatan
pembaca tag, maka RFID tag tersebut akan mendeteksi sinyal pengaktifan dari peralatan pembaca tag,
dan mengirimkan sinyal balik sesuai dengan yang tersimpan dalam memori tag sebagai respon. Peralatan
pembaca tag kemudian menterjemahkan data yang dikirimkan oleh RFID tag tersebut sesuai dengan
kebutuhan.

Gambar 2.3Cara Kerja RFID Saputra Dkk (2010 ; 4)

2.6 UML(Unified Modeling Language)


Menurut Brunel dkk (2016 ; 1) Unified Modeling Language is Methods, mediums and systems are
provided to enable a user to program the behaviors of a Unified Modeling Language (UML) model in a
graphical programming or modeling environment, such as block diagram programming environment.
Menurut Rumbaugh dkk (2015 ; 1) The Unified Modeling Language is a general-purpose visual
modeling language that is used to specify, visualize, construct, and document the artifact of a software
system. It capture decisions and understanding about systems that must be constructed. it is used to
understand, design, browse, configure, maintain, and control information about such systems.
a. Diagram Use Case (Use Case Diagram)
Menurut Rumbaugh dkk (2015 ; 34) Use Case models the functionality of a subject (such as a
system) as perceived by outside agents, called actors that interact with the subject from a
particular viewpoint. a use case is a unit of functionality expressed as a transaction among
actors and the subject.
b. Diagram Class (Class Diagram)
Menurut Dennis dkk (2010 ; 213) A class diagram is a static model that shows the classes and
the relationships among classes that remain constant in the system over time. The class diagram
depicts classes, which include both behaviors and states, with the relationships between the
classes.
c. Activity Diagram
Activity diagram menunjukkan aktivitas sistem dalam bentuk aksi-aksi dan seorang analis dapat
menggunakan activity diagram untuk memodelkan proses dalam suatu sistem informasi.

2.7 Basis Data ( Database )


Menurut Elmasri dan Navathe (2003 ; 4) dalam buku Fundamentals Of Database Systems Fourth
Editon A database is a collection ofrelated data. By data, we mean known facts that can be recorded and
that have implicit meaning.
Whitten dan Bentley (2007 ; 518) dalam bukunya Systems Analysis & Design Methods menjelaskan
database a collection of interrelated files. The key word is interrelated. a database is not merely a

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI Vol. 5, No. 2, Juni 2020


ISSN: 2528-0082 170

collections of files. The records in each file must allow for relationships (thinks of them as "pointers") to
the records in other files.
Berdasarkan beberapa pengertian basis data disimpulkan basis data/database merupakan kumpulan
terpadu dari elemen data logis yang saling berhubungan, yang digunakan perangkat lunak untuk
memanipulasi data.

2.8 Prototype
Prototype desain antarmuka merupakan contoh atau simulasi dari layar komputer, formulir atau
laporan. Prototype merupakan persiapan dari masing-masing antarmuka untuk ditunjukkan kepada
pengguna dan programmer bagaimana suatu sistem ditampilkan. (Dennis dkk, 2012 ; 329-330).
Pendekatan yang umumnya digunakan adalah sebagai berikut :
a. Storyboard, pendekatan termudah dimana prototype digambarkan diatas kertas. Storyboard
menunjukkan seperti apa layarnya akan terlihat, bagaimana pergerakkannya dari satu layar ke
layar lainnya, yang digambarkan menggunakan tangan.
b. HTML Prototype, dibangun menggunakan web page menggunakan HTML. Desainer
menggunakan HTML untuk membuat berbagai halaman web yang menunjukkan bagian-bagian
penting dari sistem. User dapat berinteraksi dengan mengklik tombol dan menginputkan data
(walaupun data tidak bisa diproses karena belum ada sistem yang dibangun).
c. Language prototype, merupakan jenis prototype yang dikembangkan menggunakan bahasa atau
perangkat yang akan digunakan untuk membangun sistem menyeluruh. Languageprototype
dirancang dengan cara yang sama dengan HTML prototyping.

2.9 Tinjauan Pustaka


Ada beberapa penelitian yang dijadikan peneliti sebagai rujukan yang relevan dengan topik penelitian
yang sedang di angkat mengenai “Analisis Dan Perancangan Sistem Absensi Berbasis RFID Pada
Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) Perwakilan Kota Jambi”
Peneliti Merujuk pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aris dkk (2015) dengan judul
Desain Aplikasi Sistem Informasi Absensi Karyawan dengan Radio Frequency Identification
(RFID) Pada PT. Skyputra Pancasurya. Adapun tujuan penelitiannya yaitu merancang sebuah sistem
absensi Karyawan dengan menggunakan pemrograman PHP dan MySQL sebagai databasenya serta
untuk tatalaksana absensinya menggunakan RFID Reader sebagai alat scan untuk menscan jam yang
digunakan sebagai alat bantu karyawan dalam absensi sehingga karyawan dapat lebih disiplin dalam
kehadirannya sehingga proses masukkan absensi hadir dan pulang karyawan dapat dilakukan lebih cepat
dan data yang dihasilkan lebih akurat.
Penelitian lainnya yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini yaitu Penelitian yang dilakukan oleh
Eko Budi Setiawan, dan Bobi Kurniawan (2015) dengan judul Perancangan Sistem Absensi Kehadiran
Perkuliahan dengan Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID).Tujuan penelitian yang
dilakukan Eko Budi Setiawan, dan Bobi Kurniawan dengan memanfaatkan kelebihan dari teknologi RFID
sebagai media pendukung dalam kelancaran proses perkuliahan dengan merancang sebuah sistem absensi
agar setiap mahasiswa diharapkan tidak perlu lagi untuk menandatangani form absensi karena data
kehadirannya akan teridentifikasi secara otomatis oleh reader RFID dan tersimpan di dalam database
sistem.
Kemudian penelitian yang dijadikan rujukan berikutnya penelitian dari Johannes Putra Abri Sipahutar,
Setiawardhana, dan Dwi Kurnia Basuki (2011) dengan judul Sistem Identifikasi Smartcard-RFID dan
Pengenalan Tanda Tangan Menggunakan Metode Backpropagation Dengan Kohonen Sebagai
Pembanding. Hasil penelitian yang dilakukan mereka menghasilkan sebuah kesimpulan 1) Proses
autentifikasi dilakukan dengan mendekatkan kartu ke pembaca smartcard-RFID kemudian proses
pengenalannya melalui kode berupa hexadecimal yang ada pada kartu. 2) Jaringan saraf tiruan
backpropagation menghasilkan tingkat keberhasilan jauh lebih baik dibandingkan dengan jaringan saraf
tiruan kohonen. 3) Untuk tanda tangan yang berada dalam rotasi -10 dan 10% baik menggunakan
jaringan saraf tiruan backpropagation dan kohonen tidak dapat dideteksi dengan baik. 4) Persentase yang
tinggi disebabkan karena adanya kemiripan antara citra tanda tangan yang ingin dikenali dengan satu atau
lebih citra tanda tangan yang telah dilatih, begitu sebaliknya dengan persentase yang rendah. 5) Tidak
konsistennya user dalam menginputkan tanda tanda tangan melalui pen-tablet menyebabkan rendahnya
persentase keberhasilan pengenalan tanda tangan. 6) Tingkat keberhasilan yang paling tinggi dicapai oleh
backpropagation diperoleh pada Miu 0.5, Knol 500 untuk 16 input dan 16 hidden. 7) Tingkat
keberhasilan yang paling tinggi dicapai oleh kohonen diperoleh pada iterasi 800 dan learning rate 0.8

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI Vol. 5, No. 2, Juni 2020


ISSN: 2528-0082 171

Dari beberapa tinjauan pustaka diatas akan memiliki persamaan dan perbedaan, kesamaan penelitian
yang dilakukan yaitu membahas tentang teknologi Radio Frequency Identification (RFID) dimana
teknologi ini dimanfaatkan dalam pendataan kehadiran atau presensi. Di dalam penelitian ini yang
dilakukan peneliti memiliki perbedaan dari lokasi yaitu di Majelis Tafsir Al-Qur’an Perwakilan Kota
Jambi serta fitur-filtur seperti pengolahan data warga, pengolahan data pengisi pengajian, pengolahan
data topik pengajian pengolahan data kehadiran dan ketidakhadiran yang mendukung proses absensi serta
laporan kehadiran dan laporan ketidakhadiran.

3. Metodologi
3.1 Alur Penelitian
Untuk membantu dalam penyusunan penelitian ini, maka perlu adanya alur penelitian yang jelas. Alur
penelitian ini berisi langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyelasaian masalah yang akan
dibahas. Gambar 3.1 menunjukkan alur penelitian yang digunakan dalam penelitian.

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Analisis Sistem

Perancangan Prototype

Penulisan Laporan

Gambar 3.1 Alur Penelitian

3.2 Bahan Penelitian


Entitas, bahan, materi atau variabel yang dijadikan objek penelitian Sistem Absensi Berbasis Radio
Frequency Identification (RFID) pada Majelis Tafsir Al-Qur’an Perwakilan Kota Jambi meliputi :
a. Proses bisnis yang berjalan seperti data warga pengajian pada Majelis Tafsir Al-Qur’an
Perwakilan Kota Jambi.
a. Masalah-masalah dan kendala-kendala fungsional dan operasional dalam sistem manual yang
sedang berjalan.
b. Spesifikasi kebutuhan Sistem Absensi Berbasis Radio Frequency Identification (RFID) yang
akan dirancang. Kebutuhan-kebutuhan spesifik sistem dimaksud meliputi kebutuhan masukan
yang diperlukan sistem (input), keluaran yang harus dihasilkan (output), operasi-operasi yang
dilakukan (proses), sumber data yang akan ditangani (data), pengendalian (kontrol) dan
kebutuhan perancangan antar muka (interface).

4. Hasil dan Pembahasan


4.1 Gambaran Umum Majelis Tafsir Al-Qur’an Perwakilan Kota Jambi
Ustadz Abdullah Thufail Saputra, seorang mubaligh yang karena profesinya sebagai pedagang
mendapat kesempatan untuk berkeliling hampir ke seluruh Indonesia (kecuali Irian Jaya) dan melihat
bahwa kondisi umat Islam di Indonesia tertinggal karena umat Islam di Indonesia kurang memahami Al-
Qur’an.
Oleh karena itu, sesuai dengan ucapan Imam Malik bahwa umat Islam tidak akan dapat menjadi
baik kecuali dengan apa yang telah menjadikan umat Islam baik pada awalnya, yaitu Al-
Qur’an. Ustadz Abdullah Thufail Saputra yakin bahwa umat Islam Indonesia hanya akan dapat
melakukan emansipasi apabila umat Islam Indonesia mau kembali ke Al-Qur’an. Demikianlah, maka

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI Vol. 5, No. 2, Juni 2020


ISSN: 2528-0082 172

Ustadz Abdullah Thufail Saputra pun mendirikan MTA sebagai rintisan untuk mengajak umat Islam
kembali ke Al-Qur’an.
Tujuan didirikannya MTA adalah untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam bidang sosial dan
keagamaan, seperti penyelenggaraan pendidikan formal dan non-formal dan penyelenggaraan berbagai
kegiatan pengajian dan pendirian lembaga pendidikan keagamaan yang terkait. Tujuan tersebut
dimaksudkan sebagai upaya untuk mengajak umat Islam kembali ke Al-Qur’an dengan tekanan pada
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

4.2 Analisis Sistem Yang Berjalan


Pada penelitian yang dilakukan pada Majelis Tafsir Al-Qur’an Perwakilan Kota Jambi yaitu
menganalisis sistem yang sedang berjalan, peneliti menemukan permasalahan yang berkaitan proses
pendataan kehadiran serta ketidakhadiran ada beberapa permasalahan pada sistem yang berjalaan saat ini
antara lain :
1. Proses Absensi
Di dalam proses pendataan kehadiran dan ketidakhadiran pada Majelis Tafsir Al-Qur’an
Perwakilan Kota Jambi masih secara konvensional, konvensional artinya masih manual yaitu
dengan cara memanggil satu persatu warga pengajian, serta mencatat atau memberi keterangan
sakit/izin/tidakhadir kepada warga yang tidak datang. Jika warga sering tidak hadir maka pihak
Majelis Tafsir Al-Qur’an Perwakilan Kota Jambi akan memberikan teguran karna sering tidak
hadir.
2. Proses Pemuatan Laporan
Untuk proses pembuatan laporan kehadiran dan ketidakhadiran mingguan dan tahunan
menggunakan data kegiatan setiap minggunya dengan memanfaatkan alat bantu (tool) dari
Microsoft Office yaitu MicrosoftExcel.
Dari kedua proses di atas proses absensi dan proses pembuatan laporan memiliki beberapa kelemahan
antara lain :
1. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendata kehadiran dan ketidakhadiran.
2. Bisa hilangnya laporan kehadiran warga pengajian.
3. Membutuhkan tenaga untuk memberi teguran kepada warga pengajian jika tidak menghadiri
pengajian selama 3 (tiga) kali berturut-turut.
4. Sulitnya mengelola informasi kehadiran, ketidakhadiran, keaktifan untuk meningkatkan disiplin
jika sering tidak hadir dan terlambat.
Berikut alur proses dari absensi dan pembuatan laporan yang ditunjukkan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1Analisis Sistem Yang Berjalan

4.3 Solusi Pemecahan Masalah


Dengan adanya kelemahan-kelemahan pada proses absensi dan pembuatan laporan kehadiran serta
ketidakhadiran pada Majelis Tafsir Al-Qur’an Perwakilan Kota Jambi maka perlu sebuah sistem yang
dapat memecahkan kelemahan atau permasalahan yang terjadi. Peneliti mencoba membuat alternatif
pemecahan masalah dalam mengatasi kelemahan tersebut yaitu :
1. Membangun sebuah prototype sistem absensi berbasis Radio Frequency Identification (RFID)
yang mampu mencatat kehadiran dan ketidakhadiran peserta pengajian.
2. Membangun sebuah prototype sistem yang mampu mengelola data absensi yang memiliki fitur
mencatat jam masuk dan jam keluar, memberi peringatan jika tidak hadir, menghitung jumlah
kehadiran perbulan, dan menampilkan grafik keaktifan kehadiran.

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI Vol. 5, No. 2, Juni 2020


ISSN: 2528-0082 173

3. Membangun sebuah prototype sistem yang mampu merekapitulasi laporan kehadiran dan
ketidakhadiran.
Berikut solusi kelemahan atau masalah yang sudah dijelaskan di analisis sistem yang berjalan dari
absensi dan pembuatan laporan yang ditunjukkan pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Solusi Pemecahan Masalah

4.4 Analisis Kebutuhan Fungsional Sistem


Fungsional sistem menggambarkan proses atau aktivitas layanan yang diberikan oleh sistem
berdasarkan prosedur atau fungsi yang harus dikerjakan oleh sistem untuk melayani kebutuhan pengguna
(user). Pada penelitian ini berdasarkan admin maka fungsi utama yang harus di lakukan oleh sistem yang
akan dibangun adalah sebagai berikut:
1. Fungsi mengelola (menambah, mengedit, dan menghapus) data kehadiran.
2. Fungsi mengelola (menambah, mengedit, dan menghapus) data warga pengajian.
3. Fungsi mengelola (menambah, mengedit, dan menghapus) data pengisi/pembicara pengajian.
4. Fungsi mengelola (menambah, mengedit, dan menghapus) data topik pembahasan pengajian.
5. Fungsi mengelola laporan keaktifan, laporan kehadiran dan ketidakhadiran warga pengajian.

4.5 Perancangan Arsitektur Sistem Absensi


Perancangan arsitektur sistem absensi mengambar proses absensi dalam sistem yang dibuat serta
proses setiap fitur yang ada pada sistem absensi proses-proses yang terjadi nantinya akan dijelaskan
secara mendetail perfitur, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Perancangan Arsitektur Absensi

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI Vol. 5, No. 2, Juni 2020


ISSN: 2528-0082 174

Berikut penjelasan dari alur proses yang terdapat di perancangan arsitektur abesensi yang
digambarkan di atas yang berfokus pada fitur yang memiliki proses yang akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Proses Jam Masuk dan Jam Keluar


a. Proses Jam Masuk
Proses ini terjadi disaat peserta menempelkan kartu di jam masuk dengan logika sederhana jika
peserta menempelkan kartu di antara jam 07:00 WIB sampai jam 10:00 WIB akan merubah
status “masuk” dan jika peserta menempelkan kartu di atas jam 10:00 sampai jam 14:00
merubah status “telat” jika tidak menempelkan merubah status “tanpa keterangan”.
b. Proses Jam Keluar
Proses ini terjadi disaat peserta menempelkan kartu di jam masuk dengan logika sederhana jika
peserta menempelkan kartu pada jam 14:00 sampai 15:00 akan merubah status “pulang” jika
menempelkan sebelum jam 14:00 status akan berubah “pulang cepat” dan jika tidak
menempelkan di atas jam 15:00 status “tanpa keterangan”.
2. Proses Memberi Peringatan Jika tidak hadir
Sistem akan melakukan perulangan disetiap kartu ditempelkan untuk mencari data peserta, jika pada
jam 10:00 keatas tidak menempelkan kartu akan merubah status “tanpa keterangan” dan
menjalankan logika pengiriman pesan melalui sms dengan nomor yang sudah terdaftar di data
peserta.
3. Menghitung Jumlah Kehadiran
Menghitung jumlah kehadiran perbulan dengan logika panita mengatur tanggal bulan tahun dari dan
sampai maka sistem akan mencari ke database dengan nama tabel absensi yang memiliki data
tanggal bulan tahun dan bulan maka akan menampilkan jumlah.
4. Menampilkan Grafik Keaktifan
Logika dalam menampilkan grafik keaktifan dengan menyandingkan data jumlah kehadiran dengan
memanfaatkan library yang ada seperti JfreeChart pada NetBeans.
5. Rekap Laporan
Merekap laporan logikanya sama dengan menghitung kehadiran hanya saja filed dari tabel database
sudah di atur agar disaat panitia menekan tombol laporan, sistem akan menampilkan laporan
kehadiran.

4.6 Perancangan Use Case Diagram


Use Case Diagram merupakan diagram yang menjelaskan tentang bagaimana sistem yang akan
dirancang dilihat dari sudut pandangan objek sebagai mana pengguna dari sistem. Dan menjelaskan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh aktor sebagai penggunanya. Bentuk rancangan use case diagram
dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.4 Use Case Diagram

4.7 Perancangan Class Diagram


Class Diagram merupakan diagram yang digunakan untuk menampilkan kelas-kelas dan relasi antar
kelas yang ada pada sistem absensi yang akan di rancangan. Berikut bentuk class diagram pada
perancangan sistem ini :

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI Vol. 5, No. 2, Juni 2020


ISSN: 2528-0082 175

Gambar 4.22 Class Diagram


Gambar 4.22 merupakan rancangan class diagram dimana semua kelas saling berelasi kelas warga
mampu melakukan beberapa absensi, kelas pembicara satu pembicara memiliki banyak topik
pembahasan, dan warga bisa mengelola banyak topik pembahasan.Tabel Warga

5. Kesimpulan
5.1 Simpulan
Berdasarkan Analisis Dan Perancangan Sistem Absensi Berbasis RFID yang dilakukan pada Majelis
Tafsir Al-Qur’an (MTA) Perwakilan Kota Jambi, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kegiatan absensi atau pendataan kehadiran warga binaan pengajian di Majelis Tafsir Al-Qur’an
(MTA) Perwakilan Kota Jambi belum terkomputerisasi secara baik, dimana kendala yang terjadi
pada proses absensi masih dipanggil satu persatu sehingga cukup memakan waktu lama dalam
proses absensi kehadiran serta rekap absensi masih menggunakan Microsoft Office Excel yang
kemungkinan akan terjadi kesalahan saat proses memasukkan hasil absensi ke Microsoft Office
Excel.
2. Penelitian ini menghasilkan solusi dari permasalahan yang ada di Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA)
Perwakilan Kota Jambi, yaitu berupa rancangan sistem absensi berbasis Radio Frequency
Identification, yang mana semua proses absensi dan rekap kehadiran dikerjakan didalam sistem
absensi berbasis Radio Frequency Identification sehingga didapat output berupa rekap laporan
kehadiran secara otomatis setelah warga binaan pengajian selesai menempelkan tag Radio
Frequency Identification, perancangan ini diharapkan mampu mengatasi kendala pada proses
absensi kehadiran yang lama.

5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Prototype sistem absensi berbasis Radio Frequency Identification ini perlu dikambangkan,
sehingga benar-benar bisa di implementasikan pada Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) Perwakilan
Kota Jambi.
2. Pengembangan prototype sistem absensi berbasis Radio Frequency Identification pada Majelis
Tafsir Al-Qur’an (MTA) Perwakilan Kota Jambi hanya menitik tekankan pada proses absensi
kehadiran dengan memanfaatkan teknologi Radio Frequency Identification sebagai alat (tools)
absensi. Dan untuk pengembangan sistem selanjutnya bisa terintegrasi antar Majelis Tafsir Al-
Qur’an (MTA) yang ada di Indonesia secara online.
3. Bagi mahasiswa dan pembaca yang membaca tesis ini, agar dapat menjadikan tesis ini sebagai
pedoman untuk membuat laporan karya ilmiahnya dan atau mengembangkan menjadi lebih
sempurna lagi, khususnya yang berkaitan dengan tesis ini.

6. Daftar Rujukan

[1] Agustina, Yeni. 2009. Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification
(RFID) dengan Multi Reader. Bandung : Jurnal UNIKOM.
[2] Al Fatta Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Untuk Keunggulan Bersaing
Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta : Cv. Andi offset.

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI Vol. 5, No. 2, Juni 2020


ISSN: 2528-0082 176

[3] Aris, Mubarak Ikhsan, Yuliardi Windy, Ramadhan Ageng, dan Permana Angga. 2015. Desain
Aplikasi Sistem Informasi Absensi Karyawan dengan Radio Frequencyidentification (RFID) Pada
Pt. Skyputra Pancasurya. Tangerang : Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015.
[4] Brunel. 2016. Action Languages For Unified Modeling Language Model.
[5] Dennis, Alan, Wixom, Barbara Haley, dan Roth, Roberta M. 2010, 2012. Systems Analysis And
Design With UML. New Jersy : Person Education Inc.
[6] Elmasri Rames dan Navathe Shamkant. 2003. Fundementals Of Database Systems Fourth Edition.
Buston : Pearson Education.
[7] Hunt V. Daniel, Puglia Albert, dan Puglia Mike. 2007. RFID-A Guide To Radio Frequency
Identification. Canada : John Wiley & Sons Inc.
[8] Igoe Tom. 2012. Getting Started With RFID. CA : O’Relly Media Inc.
[9] Latief Mukhlisulfatih. 2004. Sistem Identifikasi Menggunakan Radio Frequency Identification
(RFID). Gorontalo : Saintek, Vol 5, No 1.
[10] Muslihudin, Muhammad dan Oktafianto. 2016. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
Menggunakan Model Terstruktur dan UML. Yogyakarta : Cv. Andi offset.
[11] Rumbaugh, James, Jacobson, Ivar dan Booch, Grady. 2005. The Unified Modeling Language
Reference Manual, Second Edition. Buston : Person Education Inc.
[12] Sainipar. 2015. Pemrograman Database Menggunakan MySQL. Yogyakarta : Cv. Andi offset.
[13] Shelly Gary B dan Rosenblatt Harry J. 2012. System Analysis and Design, Nith Edition. Buston :
Course Technology.
[14] Sipahutar Johannes Putra Abri, Setiawardhana, dan Basuki Dwi Kurnia. 2011. Sistem Identifikasi
Smartcard-RFID dan Pengenalan Tanda Tangan Menggunakan Metode Backpropagation Dengan
Kohonen Sebagai Pembanding. Surabaya : The 13th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES
2011).
[15] Sutabri Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta : Cv. Andi offset.
[16] Valecich, Joseph S, george, Joey F dan Hoffer, Jeffrey A. 2012. Essentials Of Systems Analysis And
Design. New Jersy : Person Education Inc.
[17] Witten, Jeffrey L dan Bentley, Lonnie D. 2007. Systems Analysis and Design Methods. New York :
McGraw-Hill.
[18] Yang Li, Rida Amin, dan Tentzeris Manos M. 2016. Design and development of Radio Frequency
Identification (RFID) and RFID-Enabled Sensors On Flexible Low Cost Substrates. Amerika :
Morgan & Claypool Publishers Series

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI Vol. 5, No. 2, Juni 2020

You might also like