0% found this document useful (0 votes)
44 views6 pages

Ketahanan Bahasa Indonesia Di Era Milenial

The document discusses the current condition of the Indonesian language which shows signs of deterioration due to social media influence. Code mixing in language use, such as mixing Indonesian and English, has become common among young generations on social platforms. While code mixing does not violate linguistic rules, the language represents national identity that should be preserved.

Uploaded by

Alvin Box
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
44 views6 pages

Ketahanan Bahasa Indonesia Di Era Milenial

The document discusses the current condition of the Indonesian language which shows signs of deterioration due to social media influence. Code mixing in language use, such as mixing Indonesian and English, has become common among young generations on social platforms. While code mixing does not violate linguistic rules, the language represents national identity that should be preserved.

Uploaded by

Alvin Box
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional

Volume 1 Article 5
Issue 2 JKSKN Volume 1 No 2 2018

1-1-2018

Ketahanan Bahasa Indonesia Di Era Milenial


Oom Rohman Syamsudin
Universitas Indonesia, [email protected]

Follow this and additional works at: https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn

Part of the Defense and Security Studies Commons, Other Social and Behavioral Sciences Commons,
Peace and Conflict Studies Commons, and the Terrorism Studies Commons

Recommended Citation
Syamsudin, Oom Rohman (2018) "Ketahanan Bahasa Indonesia Di Era Milenial," Jurnal Kajian Stratejik
Ketahanan Nasional: Vol. 1: Iss. 2, Article 5.
Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol1/iss2/5

This Article is brought to you for free and open access by the School of Strategic and Global Studies at UI Scholars
Hub. It has been accepted for inclusion in Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional by an authorized editor of UI
Scholars Hub.
Syamsudin: Ketahanan Bahasa Indonesia Di Era Milenial
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..1, No.2, 2018

Ketahanan Bahasa Indonesia Di Era Milenial

Oom Rohmah Syamsudin6


[email protected]

Abstract
This brief study aims at discussing the current condition of the Indonesian language which is sadly
demonstrating signs of “deterioration”, as one of the consequences of the present social media assault. Ever more
progress in the advances of sophisticated science and technology has broken down the endurance of standard
Indonesian as demonstrated particularly by the millennial generation. This code mixing in language use is
generally noticeable in writing a mixture of Indonesian and English, a common practice among today’s young
generation in Twitter, Instagram and other social media. The use of elements of both language simultaniously,
however, does not violate linguistic rules of either language. Nevertheless, it should be borne in mind that
language is a constantly changing device, at the same time it represents the symbol of a country, signifying love,
pride, respect, and above all: a national identity of a country. These are features that should be instilled in the
minds of the younger generation, in order to ensure the preservation of the Indonesian language.
Keywords: language endurance, millennial generation.

Studi singkat ini bertujuan membahas kondisi bahasa Indonesia saat ini yang dengan sedih menunjukkan tanda-
tanda "kemunduran", sebagai salah satu konsekuensi dari serangan media sosial saat ini. Semakin banyak
kemajuan dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih telah merobohkan daya tahan standar
Indonesia seperti yang ditunjukkan khususnya oleh generasi milenial. Pencampuran kode ini dalam penggunaan
bahasa umumnya terlihat dalam penulisan campuran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, sebuah praktik
umum di antara generasi muda saat ini di Twitter, Instagram dan media sosial lainnya. Penggunaan elemen-
elemen dari kedua bahasa secara bersamaan, bagaimanapun, tidak melanggar aturan linguistik dari kedua bahasa
tersebut. Namun demikian, harus diingat bahwa bahasa adalah perangkat yang terus berubah, pada saat yang
sama ia mewakili simbol suatu negara, menandakan cinta, kebanggaan, rasa hormat, dan yang terutama: identitas
nasional suatu negara. Ini adalah fitur yang harus ditanamkan dalam pikiran generasi muda, untuk memastikan
pelestarian bahasa Indonesia.
Kata kunci: daya tahan bahasa, generasi milenial.

Copyright © 2018 Jurnal Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia. All rights reserved

6
Dosen Pascasarjana Universitas Indrapasta PGRI Jakarta

47
Published by UI Scholars Hub, 2023 1
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 1 [2023], Iss. 2, Art. 5
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional Vol. 1, No.2, 2018

1. Pendahuluan bahasa Inggris. Selain code mixing, dalam


linguistik juga dikenal adanya alih kode atau
Akhir-akhir ini kita sering mendengar code switching, yaitu satu percakapan yang
pemakaian bahasa Indonesia terutama di media menggunakan lebih dari satu bahasa untuk
sosial yang cenderung mengabaikan kaidah- menyesuaikan diri dengan situasi percakapan.
kaidah bahasa Indonesia yang sudah digariskan. Baik code mixing maupun code switching
Seperti contoh di bawah ini : keduanya bertujuan untuk memperlihatkan
Akun sandiaga Uno @sandiuno pernah “kekayaan” berbahasa dalam komunikasi sesuai
menulis: “Kita literally fine-fine aja kok. So, dengan situasi, dan dalam arti positif, atau
please jangan ada lagi ya yang mengadu my mengikuti kaidah yang berlaku. Tetapi bila kita
statement and kang Emil di media which is no perhatikan kalimat pada contoh sebelumnya,
maksud to saling serang. Gimana kang terutama pada kalimat :
@ridwankamil, bahasanya udah cukup jaksel “Dimarahin little aja udah thought
belum ?” continues…”
Atau contoh yang ini : mungkin maksud dari kalimat itu adalah
@dudidab20098: “But I realized that “dimarahin sedikit saja sudah dipikirin
mother gara2 ah found I selembek this, this if terus….” Tampak jelas, kalimat tersebut
I’ve entered the world of work gimana ya. menyalahi kaidah bahasa Indonesia dan bahkan
Dimarahin little aja udah thought continues, terkesan melecehkan bahasa Indonesia,
and also the annoyance of followup”. dengan penggunaan kosa kata bahasa Inggris
Contoh-contoh di atas menunjukkan dalam struktur kalimat bahasa Indonesia.
“ketidakberdayaan” bahasa Indonesia dari Proses “pelecehan” terhadap bahasa
“gempuran” media sosial. Banyak penutur Indonesia saat ini oleh penutur bahasa
bahasa Indonesia, terutama kaum muda, Indonesia terjadi dengan sadar dan dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang sengaja, terutama oleh kaum muda yang disebut
dicampur/diselipi kata-kata asing, dalam hal ini generasi Millenial. Kalimat-kalimat dengan
bahasa Inggris. Proses percampuran bahasa ini campur kode yang campur aduk ini banyak
dalam Linguistik dikenal dengan code mixing ditemukan di media sosial, seperti Twitter,
(Campur Kode), dimaksudkan untuk Facebook, Instagram, dan lainnya. Pengguna
memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa. bahasa tidak lagi memperhatikan kaidah-kaidah
Termasuk di dalam code mixing ini adalah bahasa Indonesia yang telah digariskan,
pemakaian kata, klausa, idiom, sapaan, dan pemakaian kosa kata pun sudah
sebagainya. Biasanya, campur kode terjadi bila dicampuradukkan dengan kosa kata bahasa
seorang penutur bahasa menguasai lebih dari Inggris yang (juga) tanpa memperhatikan
satu bahasa. Misalnya, dalam satu kalimat, kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa
seorang penutur memakai bahasa Indonesia Inggris. Bagi para pemerhati bahasa dan bagi
yang diselipi kosa kata bahasa Inggris. mereka yang perduli pada bahasa Indonesia,
“Sekarang kan sudah jam 15.00, flight pemakaian bahasa seperti pada kalimat-kalimat
kita kan jam 17.30, sementara kita harus di atas, membuat merinding, kita seolah-olah
menempuh 200 km lagi untuk sampai airport menyaksikan kehancuran bahasa Indonesia
terdekat. What should we do ya… apa kita perlahan tapi pasti. Berdasarkan fenomena
masih bisa reschedule tiket, atau gimana tersebut, timbul pertanyaan mengapa code
yaaa…?” mixing akhir-akhir ini sering terjadi khususnya
Contoh kalimat di atas, memperlihatkan di kalangan muda? dan bagaimana mengatasi
code mixing, tapi masih dalam kesan positif, masalah code mixing agar tidak terjadi
atau masih “mengikuti” struktur kalimat basaha kepunahan bahasa Indonesia?
Indonesia, walaupun diselipi dengan kata-kata

48
https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol1/iss2/5 2
Syamsudin: Ketahanan Bahasa Indonesia Di Era Milenial
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional Vol. 1, No.2, 2018

2. Metode Penelitian mengandung potensi untuk terjadinya


keruntuhan atau bencana (catastrophe).
Pembahasan mengenai fenomena Bahasa Indonesia saat ini, tengah
pemakaian bahasa yang campur aduk seperti mengalami perubahan tersebut, bila dilihat dari
contoh-contoh di atas, dan untuk menjawab penggunaannya, seperti contoh-contoh kalimat
pertanyaan-pertanyaan penelitian, akan dibahas di atas, yang tidak lagi tunduk pada kaidah-
dengan menggunakan metode deskriptif. kaidah bahasa, tidak ada keteraturan,
Mengacu pada Sugiyono (2005), metode menyelipkan secara “suka-suka” kosa kata
deskriptif adalah suatu metode yang digunakan bahasa Inggris yang juga tidak sesuai dengan
untuk menggambarkan atau menganalisis suatu kaidahnya. Bila kesemrawutan ini dibiarkan
hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk terjadi, maka bahasa Indonesia tidak akan
membuat kesimpulan yang lebih luas. “tahan” (resilience), dan akan mengalami
Dalam penelitian ini, akan digambarkan “keruntuhan” (catastrophe). Pemakaian bahasa
fenomena pemakaian code mixing khususnya di yang campur-campur seperti dalam contoh-
kalangan muda, yang dikenal dengan generasi contoh di atas, adalah code mixing yang
Millennial, berdasarkan pemakaian bahasa, menjurus pada kehancuran bahasa (language
terutama struktur dan diksi yang mereka destruction). Fenomena penggunaan bahasa
gunakan. Selanjutnya akan disimpulkan Indonesia campur-campur yang menjurus pada
bagaimana proses code mixing itu terjadi dan kehancuran bahasa tersebut bisa saya sebut
pengaruhnya terhadap ketahanan bahasa sebagai Lengeh7: Pengguna bahasa secara sadar
Indonesia. dan sengaja menggunakan kosa kata campur-
campur, melakukan code mixing namun justru
3. Pembahasan merusak bahasa Indonesia, yang lambat laun
3.1. Era “Ketahanan” Bahasa Indonesia tanpa disadari akan menjurus pada kepunahan
bahasa (the death of a language). Di sisi lain,
Awal tahun 1980-an, ketika stasiun pengguna bahasa campur-campur tersebut,
televisi hanya satu dan media sosial belum yang saya sebut sebagai kaum “lengeh”, juga
gencar seperti sekarang, bahasa Indonesia menunjukkan “kelas sosial” tertentu. Mereka
masih dapat dikatakan “tahan”. Sesuai dengan adalah kaum muda, yang biasa disebut kaum
sifatnya yang dinamis, bahasa Indonesia juga Millenial, yang memiliki “bahasa” sendiri dan
banyak menyerap kata-kata asing, baik dari umumnya “hidup di dunia maya”, melalui
bahasa Inggris, Portugis, Prancis, dan bahasa media sosial. Kalangan muda atau kaum
Belanda. Kata-kata serapan itu selanjutnya Millenial ini merupakan substansi yang cukup
menjadi kosa kata bahasa Indonesia dan menentukan dalam upaya mempertahankan
digunakan dalam kalimat sesuai dengan kaidah- bahasa dan juga regenerasi penutur bahasa.
kaidah yang berlaku. Mengacu pada pendapat Kaum muda juga merupakan indikator utama
seorang ahli filsafat alam semesta dari Prancis, dalam proses transmisi bahasa antar generasi.
René Thom, dalam Usman (2018:111) yang Keberlanjutan penggunaan bahasa Indonesia
menyatakan bahwa semua benda hidup atau yang baik dan benar di kalangan muda/generasi
mati mempunyai sifat keteraturan dan stabilitas Millenial akan menentukan pemertahanan
dalam dirinya, serta berpotensi untuk terjadi bahasa Indonesia.
perubahan baik secara perlahan-lahan (smooth)
maupun secara mendadak berubah. Demikian 3.2.Pemertahanan Bahasa Indonesia
pula dengan bahasa. Satu bahasa dikatakan
tahan (resilience) jika ada keteraturan dan 7
Lengeh berasal dari bahasa Bali, yaitu sifat/tindakan
stabilitas dalam bahasa tersebut, walaupun juga seseorang yang tidak mengindahkan aturan yang berlaku,
walaupun orang tersebut mengetahui aturan, tetapi tetap
dilanggar.

49
Published by UI Scholars Hub, 2023 3
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 1 [2023], Iss. 2, Art. 5
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional Vol. 1, No.2, 2018

Dalam sosiolinguistik, upaya untuk politik. Perlu pula dipertimbangkan bahwa


mempertahankan penggunaan bahasa adalah faktor-faktor yang turut memengaruhi
dengan cara pemertahanan bahasa. Konsep ketahanan bahasa Indonesia antara lain adalah
pemertahanan bahasa lebih berkaitan dengan usia, jenis kelamin, dan intensitas/sering-
prestise suatu bahasa di mata masyarakat tidaknya kontak dengan bahasa lain.
pendukungnya. Pemertahanan bahasa ini biasa Pepatah mengatakan “Bahasa
dilakukan oleh para imigran atau suatu kaum menunjukkan bangsa”, bila penutur bahasa
yang berpindah dari satu lingkungan sosial dan Indonesia tidak lagi menggunakan bahasa
yang ingin mempertahankan bahasa asal sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia,
mereka, dengan cara menggunakannya di setiap bagaimana pula dengan identitas mereka? Bila
kesempatan, agar bahasa mereka tetap “ada”. ingin mempertahankan identitas bangsa
Contoh pemertahanan bahasa yang berhasil Indonesia, maka para penutur bahasa harus
misalnya imigran Prancis yang berada di menentukan sikap bahasa mereka (language
Kanada. Mereka beranak pinak, dari generasi attitude). Sikap bahasa (Language Attitude)
ke generasi tetap menggunakan bahasa Prancis, adalah posisi mental atau perasaan terhadap
dan menjadikan bahasa Prancis sebagai bahasa bahasa sendiri atau bahasa orang lain
nasional di Quebec, Kanada. (Kridalaksana, 2001:197). Keadaan dan proses
Lain halnya dengan fenomena yang terbentuknya sikap bahasa tidak jauh dari
terjadi saat ini di Indonesia. Berdasarkan keadaan dan proses terbentuknya sikap pada
penelusuran dari beberapa akun di media sosial umumnya. Sebagaimana halnya dengan sikap,
berupa Instagram, Twitter, WhatsApp, generasi maka sikap bahasa juga merupakan peristiwa
Millenial, justru tidak berusaha untuk kejiwaan sehingga tidak dapat diamati secara
mempertahankan bahasa Indonesia sesuai langsung. Sikap bahasa dapat diamati melalui
dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). perilaku berbahasa atau perilaku tutur. Namun
Mereka membuat “ragam” baru bahasa campur- dalam hal ini juga berlaku ketentuan bahwa
campur yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa tidak setiap perilaku tutur mencerminkan sikap
Indonesia maupun bahasa Inggris, dan mereka bahasa. Demikian pula sebaliknya, sikap bahasa
dengan sengaja melakukannya sebagai identitas tidak selamanya tercermin dalam perilaku tutur.
diri mereka, kaum Millenial yang saya sebut Satu hal yang penting adalah, setiap komponen
kaum Lengeh. Pemakaian bahasa yanag bangsa harus menunjukkan sikap, apakah akan
campur aduk tersebut justru menjatuhkan tetap menggunakan bahasa Indonesia sebagai
identitas bangsa Indonesia yang menggunakan identitas bangsa, ataukah menggunakan bahasa
bahasa Indonesia. Tidak ada kebanggaan akan Indonesia kaum lengeh?
bahasa Indonesia bagi para pemakai bahasa
campur-campur tersebut. Ketahanan bahasa 4. Simpulan
Indonesia sedikit-demi sedikit hancur.
Sumarsono (1993:3) menjelaskan bahwa faktor- Code Mixing atau campur kode akhir-
faktor yang memengaruhi pemertahanan bahasa akhir ini sering digunakan oleh kaum Millenial,
Indonesia adalah kedwibahasawan atau karena pemakaian bahasa Indonesia yang
kemultibahasaan. Selain itu, industrialisasi serta diselipi kata-kata berbahasa Inggris membuat
urbanisasi juga dipandang sebagai penyebab rasa percaya diri mereka lebih tinggi. Pemakai
utama bergeser atau punahnya sebuah bahasa code mixing dapat dianggap sebagai orang
yang dapat berkait dengan keterpakaian praktis berpendidikan tinggi karena “mengerti” bahasa
sebuah bahasa, efisiensi bahasa, mobilitas Inggris. Kaum Millenial sedikit banyak pasti
sosial, kemajuan ekonomi, dan sebagainya. mengetahui kaidah-kaidah bahasa Indonesia,
Faktor lain misalnya adalah jumlah penutur, namun dengan sengaja dilanggar, karena itu,
konsentrasi pemukiman dan kepentingan

50
https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol1/iss2/5 4
Syamsudin: Ketahanan Bahasa Indonesia Di Era Milenial
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional Vol. 1, No.2, 2018

kaum Millenial pengguna code mixing ini saya harus dihentikan karena akan menuju pada
sebut sebagai kaum lengeh. kepunahan bahasa Indonesia (the death of
Proses code mixing ini terjadi juga Indonesian language).
karena dorongan kaum Millenial, kaum lengeh
untuk “diakui” keberadaan mereka dalam Referensi
lingkup sosial masyarakat Indonesia. Dengan
mengabaikan latar belakang pendidikan, Alwasilah, A. Chaedar. (1993). Linguistik
siapapun yang ingin dianggap sebagai bagian Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.
dari generasi Millenial ini, mereka akan Chaer, Abdul, dkk. (2004). Sosiolinguistik
berusaha untuk menggunakan code mixing. Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka
Ketahanan Bahasa Indonesia akan tetap Cipta.
stabil bila seluruh komponen bangsa bersatu Fasold, Ralph. (1984). The Sociolinguistics of
padu, mempertahankan pemakaian bahasa Society. Oxford: Basil Blackwell.
Indonesia yang baik dan benar. Agar tidak Fishman, Joshua A. (1971). The Sociology of
terjadi “kejatuhan”(catastrophe) berupa Language. Rowley. Massachussetts:
kehancuran bahasa (languge destruction) dan Newburry.
berujung pada kepunahan bahasa Indonesia (the Holmes, Janet. (1992). An Introduction to
death of Indonesian language), alangkah Sociolinguistic. New York. Longman.
baiknya apabila penggunaan bahasa Indonesia Kridalaksana, Harimurti. (1993). Kamus
yang baik dan benar tetap diterapkan terutama Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka
di sekolah-sekolah, sejak sekolah dasar, hingga Utama.House.
perguruan tinggi serta di kantor-kantor Sumarsono dan Paina Partana. (2002).
pemerintah maupun swasta. Bila akan Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda.
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, Sugiyono. (2005). Metode Penelitian
selesaikan dalam bahasa Indonesia, perhatikan Administrasi. Bandung: Alfabeta.
struktur kalimat, diksi, dan aturan-aturan yang Usman, Wan. Prof.Dr. (2018). Bunga Rampai
berlaku dalam bahasa Indonesia. Demikian Ketahanan Nasional. Jakarta: Universitas
pula, bila penutur akan menggunakan bahasa Indonesia, Sekolah Kajian Stratejik dan
Inggris, maka gunakan bahasa Inggris dari awal Global
hingga akhir kalimat, sesuai kaidah yang
berlaku dalam bahasa Inggris, jangan lagi
dicampuradukkan. Pemakaian code mixing

51
Published by UI Scholars Hub, 2023 5

You might also like