Tugas Marketing Plan
Tugas Marketing Plan
MARKETING PLAN
RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA
Disusun Oleh:
Rheza Giovanni
Berbagai perubahan dan kebijakan yang terjadi di tingkat lokal, regional, hingga
global menuntut institusi rumah sakit untuk selalu bisa menyesuaikan diri. Salah satu
perubahan yang paling berpengaruh adalah diberlakukannya Jaminan Kesehatan
Nasional mulai tahun 2014, dengan berbagai kebijakan yang terkait menuntut Rumah
Sakit sebagai provider yang bekerja sama dengan BPJS, terikat dengan berbagai aturan
mengenai kerjasama BPJS sebagai lembaga yang telah diberi wewenang dalam
penyelenggaraan Jaminan Sosial Nasional dalam bidang Kesehatan.
Dengan perkembangan rumah sakit yang ada, pemasaran rumah sakit mejadi
semakin kompetitif. Dinamika kompetisi dalam memperebutkan peluang pasar menjadi
ketat dan semakin terasa. Hal ini terjadi pula di Kota Samarinda yang sangat padat dengan
rumah sakit – rumah sakit baru baik itu dalam tingkatan pratama sampai tipe B dan
jaringan nasional yang seluruhnya berjumlah 15 rumah sakit dan diperkirakan akan
semakin bertambah jumlahnya.
Kebijakan bahwa semua rumah sakit baik milik pemerintah maupun milik swasta
bisa melayani peserta BPJS, mengakibatkan Rumah Sakit Swasta sebagai rumah sakit
dengan biaya pribadi tanpa bantuan pemerintah harus berbenah menghadapi persaingan
tersebut. Setiap rumah sakit dengan berbagai cara berusaha menarik pasien. Hal ini
menguntungkan pihak pasien sebagai konsumen karena mempunyai banyak pilihan
dalam memilih pelayanan kesehatan yang bermutu dan merupakan tantangan bagi
manajemen Rumah Sakit untuk terus mengevaluasi sistem pelayanan dan mengikuti
perkembangan pelyanan kesehatan ini dengan seksama.
Perubahan ini mengakibatkan adanya pergeseran bertahap dari penjualan ke
pemasaran, pelayanan yang berorientasi pelanggan juga menjadi tuntutan rumah sakit
saat ini. Paradigma baru kearah “patient center” atau fokus pada pelayanan pasien atau
kosumen, dimana konsumen mengharapkan pelayanan yang bermutu tinggi dengan harga
yang wajar. Dalam keadaan seperti ini, metode kuno mungkin tidak memberi kita hasil
jangka panjang. Penerapan prinsip-prinsip pemasaran modern akan membuka jalan untuk
merasionalisasi dan standarisasi layanan.
Menghadapi berbagai perubahan yang terjadi, rumah sakit harus dinamis dan bisa
menyesuaiakan dengan kebutuhan masyarakat di tengah berbagai kebijakan yang ada.
Untuk tetap bertahan, rumah sakit harus dikelola secara efektif dan efien dengan tetap
mengahasilkan layanan yang bermutu.dan mampu memberikan kepuasan penuh kepada
seluruh konsumennya. Untuk menarik minat konsumen, rumah sakit harus memiliki dan
melaksanakan program- program pemasaran yang efektif.
1. PROFIL RUMAH SAKIT
Rumah sakit Dirgahayu memberikan pelayanan berupa rawat jalan, rawat inap,
medical check-up, pemeriksaan penunjang dan beberapa pelayanan kesehatan lainnya
yang dapat diuraikan sebagai berikut.
1.2.1 Pelayanan Poliklinik Rawat Jalan
• Poli Anak
• Poli Bedah Umum
• Poli Bedah Plastik
• Poli Bedah Anak
• Poli Bedah Tulang
• Poli Bedah Saraf
• Poli Bedah Mulut
• Poli Bedah Plastik
• Poli Bedah Tumor (Onkologi)
• Poli Gigi
• Poli Imunisasi
• Poli Jantung & Pembuluh Darah
• Poli Kulit & Kelamin
• Poli Kebidanan & Kandungan ( KIA )
• Poli Mata
• Poli Medical Check Up
• Poli Rehabilitasi Medik (Fisioterapi & Terapi Wicara)
• Poli THT
• Poli Thorax, Jantung & Pembuluh Darah
• Poli Saraf
• Poli Paru & Pernapasan (TB DOTS)
• Poli Penyakit Dalam
• Poli Urologi
• Poli USG
• Poli VCT
• Poli Endoskopi
• layanan Hemodialisa
Hasil pemeriksaan nanti akan dibacakan oleh dokter spesialis radiologi kami yang
telah berpengalaman dan akan keluar hasilnya dalam rentang 15 menit hingga beberapa
hari tergantung spesifisitas dari pemeriksaan tersebut.
ESWL adalah salah satu modalitas terapi untuk batu saluran kemih (BSK). ESWL
menggunakan gelombang suara yang difokuskan untuk menghancurkan batu di saluran
kemih. Gelombang suara dikirimkan oleh mesin kemudian diarahkan ke batu, dan
menggetarkan batu sampai terdisintegrasi atau pecah.
Karena dalam kategori kasus yang cukup ringan, metode pengangkatan batu ginjal
tidak lagi harus melalui tindakan pembedahan, melainkan dengan cara menembakkan
gelombang kejut tepat pada sasaran batu.
Prosedur ESWL relatif sederhana, tidak memerlukan rawat inap atau persiapan
khusus. Setelah diagnosa batu saluran kemih ditegakkan, bila sesuai indikasi dapat
dilakukan ESWL secara poliklinis (tidak rawat inap). Sekali prosedur ESWL bisa
berlangsung 40-60 menit, tergantung pecahnya batu. Bila batu tidak pecah sempurna,
prosedur dapat diulangi lagi setelah beberapa hari. Bila batu ternyata terlalu keras untuk
ESWL, dapat dilanjutkan tindakan operasi minimal invasif seperti Percutan
Nephrolitholapaxy (PNL) atau Retrograde Intrarenal surgery (RIRS). Metode terbaru
memusnahkan batu ginjal yang bernama Extracorporeal Shockwave Litholapaxy
(ESWL/SWL) sudah tersedia di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda.
Rumah sakit Dirgahayu menyediakan ruang perawatan yang terbagi menjadi 7 gedung
perawatan yang terbagi menjadi:
• Ruang perawatan ST. Yakobus
• Ruang perawatan ST Gabriel
• Ruang perawatan ST Theresia
• Ruang perawatan Paviliun Gemma
• Ruang perawatan ICU-ICCU
Ruang ICU dengan 10 tempat tidur dan ICCU dengan 2 tempat tidur.
• Ruang perawatan Neonatologi
Terdapat incubator sebanyak 8 buah sebagai tempat perawatan bayi baru lahir
yang bermasalah.
• Ruang perawatan Hemodialisa
Ruang perawatan di Rumah Sakit Dirgahayu termasuk sebagai salah satu yang
terbanyak di kota Samarinda dengan total mencapai 168 tempat tidur yang terbagi
menjadi beberapa ruang perawatan. Harapannya rumah sakit Dirgahayu dapat
menampung pasien yang mempunyai masalah kesehatan di wilayah Samarinda dan
sekitar nya dan mampu meningkatkan kualitas pelayanan di kota Samarinda.
2. ANALISIS MARKETING
Weakness (W):
• Rumah sakit masih tipe C
• Belum ada unit yang secara khusus melakukan kegiatan pemasaran,
• Inefisiensi pengendalian biaya pelayanan kesehatan
• Jumlah tenaga kesehatan yang belum ditempatkan merata
• Sistem monitoring pemeliharaan sarana dan prasarana masih kurang
• Segmen pelanggan (pasien) yang masih didominasi pasien tingkat ekonomi
menengah-kebawah.
• Belum secara maksimal memanfaatkan peranan teknologi digital dalam pelayanan
pasien.
Threats (T):
• Pertumbuhan industri RS swasta di sekitar lokasi sebagai pesaing
• Perkembangan budaya masyarakat yang lebih menuntut terhadap pelayanan
• Ketidakstabilan ekonomi
• Pencairan klaim BPJS sering terlambat
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dari evaluasi faktor internal yang
didapatkan bahwa dari kondisi internal RS Dirgahayu Samarinda dalam posisi cukup
kuat. Dari sisi evaluasi faktor eksternal menunjukkan bahwa dari sisi ekternal Rumah
sakit memiliki peluang yang lebih besar dari ancaman.
SO Strategies:
• Menggunakan Sumber daya yang ada secara optimal untuk memberikan
pelayanan kesehatan di IGD ataupun pasien rujukan ke poli spesialis.
• Melakukan pelayanan kesehatan yang paripurna dengan sumber daya yang
sesuai dengan kapasitas kelas rumah sakit
• Menggunakan sumber daya yang ada untuk mendukung sistem rujukan
berjenjang sesuai dengan tingkatan rumah sakit
• Mewujudkan RS dengan keunggulan layanan kesehatan, komunikasi efektif dan
pelayanan kesehatan berbasis empati kepada pasien.
• Mewujudkan penguatan kemitraan dan pemberdayaan puskesmas dan klinik-
klinik BPJS se kota Samarinda untuk mennguatkan sistem rujukan berjenjang.
WO Strategies:
• Membuat satu unit khusus yang befokus pada bidang pemasaran
• Meningkatkan SDM yang berkompeten untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang efektif dalam berbagai sektor
• Meningkatkan koordinasi penempatan tenaga medis seusai kebutuhan ruangan
yang berbasis data pelayanan kesehatan
• Mewujudkan ruang poliklinik atau bahkan IGD eksekutif yang dikhususkan
untuk masyarakat sosioekonomi menengah keatas
• Meningkatkan kemitraan dan memanfaatkan peluang pasar untuk peningkatan
kinerja promosi
• Mewujudkan percepatan integrasi IT melalui SIM RS terintegrasi
ST Strategies
• Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan komunikasi efektif berbasis empati
untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan mitra
• Mewujudkan pelayanan kesehatan yang maksimal dengan kendali mutu dan
kendali biaya
• Meningkatkan kinerja unit kerja casemix untuk memaksimalkan klaim BPJS agar
tidak ada yang tertolak atau tidak terklaim.
WT Strategies
• Membentuk tim pemasaran rumah sakit dan layanan pelanggan dengan layanan
paripurna
• Mewujudkan budaya kerja ditunjang pemenuhan sarana prasarana yang baik dan
kompetensi SDM
• Penyempurnaan proses bisnis dan tatakelola
3. SEGMENTING, TARGETING DAN POSITIONING PASAR
3.1 Geografi
Lokasi RS Dirgahayu terletak sangat strategis yaitu terletak di pusat kota
Samarinda, dimana kota Samarinda sendiri merupakan pusat ibukota provinsi Kalimantan
Timur yang lokasinya berada tepat di tengah dari arus transportasi daerah-daerah satelit
di provinsi Kaltim. Letak RS Dirgahayu juga berada di daerah padat penduduk dimana
pertumbuhan penduduk yang tinggi di kota Samarinda. Jalur akses ke RS Dirgahayu
dapat diakses dari beberapa jalan sehingga memudahkan konsumen untuk datang dan
mendapatkan pelayanan.
Data kunjungan rumah sakit menunjukkan bahwa 80 % pasien RS Dirgahayu
adalah dari kota Samarinda, dan dimana sebagian besar pasien berdomisili di Kota
Samarinda terutama Kecamatan Samarinda Kota (25.5 %) dan Samarinda Seberang (23
%) dan tiga Kecamatan lain disekeliling lokasi rumah sakit yaitu Kecamatan Samarinda
Ilir, Kecamatan Sungai Kunjang dan Kecamatan Palaran. Sebanyak 20 % pelanggan
rumah sakit adalah dari Kabupaten yang berada di sekitar Kota jambi yaitu Kabupaten
Sendawar, kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Kutai Kartanegara maupun kabupaten
Mahakam Ulu. Persebaran dari asal pasien yang luas ini tidak lepas dari sepak terjang
dan sejarah pelayanan RS Dirgahayu sebagai salah satu rumah sakit tertua di Samarinda,
sehingga memberikan pelayanan kesehatan maksimal dari pasien di berbagai kabupaten
di Kalimantan Timur.
Data kunjungan rumah sakit pada poli rawat jalan dari Bulan Januari sampai
dengan September menunjukkan bahwa pengunjung terbanyak adalah dari kelompok usia
> 50 tahun dimana terbagi menjadi kelompok usia > 50 tahun sebanyak 45 %, usia 25 -
50 tahun (30%), dan usia 1 -14 th (25 %). Ditinjau dari tingkat Pendidikan, dari hasil
survey didapakan bahwa tingkat Pendidikan pengunjung yang terbanyak adalah SLTA
(40%).
Karakteristik psikografi dari pengunjung poliklinik dan pasien rawat inap
sebagian besar adalah golongan menengah kebawah dengan pengeluaran per bulan antara
5-7 juta rupiah. Dari hunian kelas perawatan yang dipantau sepnajang Januari sd
Sepetember 2022 menunjukkan sebagian besar adalah merupakan pasien kelas III yang
terbagi menjadi sebanyak 55 % dirawat di klas III, 25 % di klas II dan 15 % di kelas I.
Sedangkan untuk di ruang VIP dan diatasnya sebanyak 5 %. Sebagian pasien memilih
kelas perawatan yang sesuai dengan jaminan kesehatan masing-masing dan tidak bersedia
pindah ke kelas perawatan yang lebih tinggi dengan membayar selisih harga. Dilihat dari
segmentasi tersebut, segmen pasar adalah kelas menengah kebawah namun ada potensi
untuk meningkatkan kunjungan pada pasien menengah keatas. Dengan melihat
segmentasi ini, Kebijakan regionalisasi sistem rujukan, dimana Pasien dari FKTP akan
dirujuk ke FKTL terdekat sesuai dengan pemetaan justru akan menguntungkan rumah
sakit Dirgahayu yang berada di daerah padat penduduk. Namun dari hasil survei
didapatkan sebagaian besar pelanggan memilih RS Dirgahayu atas pilihan sendiri. Alasan
utama adalah karena pelayanan yang cepat dan baik. Hal ini menandakan potensi
keunggulan secara geografis dari lokasi RS yang dikombinasikan dengan kualitas
pelayanan dan komunikasi efektif dapat sangat menguntungkan untuk menjadi rumah
sakit pilihan.
3.3 Targeting
Sebagian besar pelanggan RS Dirgahayu adalah peserta BPJS yang persentasenya
semakin naik dari tahun ke tahun, telah mencapai lebih dari 80 %. Dan selama peride
januari - november 2022, pendapatan rumah sakit dari pasien Peserta BPJS Kesehatan
mencapai 75 %. Menilik hal ini Kebijakan Pemerintah bahwa tahun 2019 adalah akan
berlaku Universal Coverage akan menguntungkan RS Dirgahayu. Merujuk data tersebut,
yanag merupakan target pasar dari RS Dirgahayu adalah pasien peserta BPJS Kesehatan.
Namun dengan potensi sumberdaya dan kepercayaan masyarakat, target pasien swasta
juga menjadi salah satu prioritas target pasar.
3.4 Bauran Pemasaran
Untuk mendukung strategi pemasaran rumah sakit yang sudah ditetapkan
diperlukan program atau kegiatan yang disebut Bauran Pemasaran. Bauran Pemasaran
adalah kombinasi atau ramuan tertentu dari variabel variabel pemasaran yang dapat
dikendalikan, yang dapat digunakan oleh rumah sakit untuk mencapai tujuannya di pasar
sasaran. Banyak variabel yang harus dibaurkan, akan tetapi semuanya itu dapat
dikelompokkan sebagai: Product yaitu pelayanan sebagai produk rumah sakit, Price yaitu
tarif/harga pelayanan, Place yaitu tempat penyelenggaraan atau distribussi dan promosi
pelayanan (promotion). Dari berbagai studi, Bauran pemasaran ini efektif sebagai strategi
pemasaran Rumah Sakit untuk rumah sakit yang berBiaya rendah Strategi pemasaran ini
juga perlu dipertimbangkan untuk kepuasan pasien.
3.8 Promosi
Saat ini pelaksanaan fungsi pemasaran belum dilakukan secara aktif, dan simultan
oleh manajemen. Rumah sakit belum memiliki unit khusus untuk pemasaran Pelaksanaan
kegiatan pemasaran yaitu dalam bentuk promosi saat ini menjadi tanggung jawab kasubag
umum dan humas rumah sakit. Untuk menjalankan fungsi promosi tersebut belum ada
petugas khusus yang bertanggung jawab secara penuh. Pembuatan website rumah sakit
sebagai informasi bagi masyarakat, instagram dan face book yang dikelola pegawai yang
mengelola Sistem Informasi Rumah sakit (SIRS.) Kebijakan untuk menggunakan digital
marketing ini diterapkan karena dinilai merupakan sebuah media promosi yang efektif
digunakan untuk menghadapi era digital, dimana konsumen banyak menggunakan media
tersebut. Diiringi dengan perkembangan gadget atau smartphone yang sangat pesat
memberikan peluang besar bagi pemasar untuk melakukan promosi besar-besaran untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dan biaya lebh ekonomis.
Mengelola akun media sosial tidak membutuhkan biaya yang banyak, tetapi butuh
konsistensi untuk mengurus akun-akun tersebut. Hasil yang didapat juga sangat baik
karena sifat dari pengguna internet sendiri. Banyak calon konsumen saat ini mencari-cari
pengetahuan sebuah produk (product knowledge) melalui internet, khususnya media
sosial. Informasi produk yang tersedia di media sosial tidak hanya dari pihak perusahaan
yang menyediakan, tetapi juga pendapat dari konsumen lain yang sudah menggunakan
produk tersebut.
Kegiatan promosi lain seperti leaflet, brosur, sesekali mengisi kolom informasi di
media cetak dilakukan oleh bidang pelayanan medis, tetapi tidak dilakukan secara intens.
Untuk promosi di dalam lingkungan rumah sakit, sudah tersedia layar LCD yang berisi
informasi tentang pelayanan rumah sakit. Kegiatan pemasaran keluar rumah sakit seperti
kegiatan promosi dan pembinaan mitra dan jejaring belum dilakukan. Biaya untuk
kegiatan pemasaran ini sudah dianggarkan oleh manajemen dan dialokasikan untuk
kegiatan internal atau eksternal.
Pihak manajemen sepakat bahwa fungsi pemasaran juga diperlukan bagi rumah
sakit, dan untuk itu diperlukan petugas khusus yang profesional yang bertanggung jawab
Oleh karena itu, akan dipertimbangkan restrukturisasi organisasi untuk melembagakan
unit atau tim pemasaran. Hal ini dimaksudkan kinerja tim pemasaran dapat lebih fokus
dan bekerja dengan program kerja yang jelas, sehingga pegelolaan kegiatan pemasaran
dapat dilakukan secara terkonsep dan profesional. Tim ini akan bertanggung jawab untuk
pengembangan program pemasaran baik internal maupun eksternal rumah sakit. Untuk
kegiatan pemasaran di dalam rumah sakit, pihak manajemen akan membentuk Layanan
Pelanggan yang akan bertempat di samping pendaftaran. Ruangan ini difasilitasi dengan
baik menjadi ruang yang nyaman dengan petugas yang selalu siap untuk melayani
keluhan pelanggan. Kegitan pemasran di luar rumah sakit akan membangun kemitraan
dengan FKTP dan institusi pendidikan, dan pihak lain yang akan dilengkapi dengan mobil
pemasaran.
Pelaksanaan pemasaran rumah sakit berdasarkan penilaian dari hasil kuesioner
yang diberikan kepada pelanggan, mendapatkan bahwa sebagaian besar pelanggan tahu
tentang Rumah sakit setelah mendapat informasi adalah dari tetangga, teman atau
keluarga, yang berarti dari mulut ke mulut. Menyikapi hal ini pihak manajemen dan saat
ini dilakukan dengan cara memperbaiki kondisi internal rumah sakit sehingga diharapkan
pelanggan yang sudah merasakan pelayanan merasapuas dan selanjutnya menceritakan
pengalamannya dengan orang lain (word of mouth).
KESIMPULAN