0% found this document useful (0 votes)
37 views10 pages

Artikel JIMKES

This document summarizes a study that analyzed the effect of food vlogger reviews on consumer purchasing behavior of local Indonesian street food in Pangkalpinang City. The study used a quantitative descriptive methodology and the Technology Acceptance Model to assess how authenticity, credibility, mobile app usefulness, and intention to use food vlogger reviews influence attitudes toward street food. The results showed that authenticity, credibility, and intention to use reviews had a significant positive effect on attitudes, while mobile app usefulness did not. The study aimed to help the large street food industry in Indonesia by exploring changes in consumer attitudes and behaviors.

Uploaded by

Adit123 456
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
37 views10 pages

Artikel JIMKES

This document summarizes a study that analyzed the effect of food vlogger reviews on consumer purchasing behavior of local Indonesian street food in Pangkalpinang City. The study used a quantitative descriptive methodology and the Technology Acceptance Model to assess how authenticity, credibility, mobile app usefulness, and intention to use food vlogger reviews influence attitudes toward street food. The results showed that authenticity, credibility, and intention to use reviews had a significant positive effect on attitudes, while mobile app usefulness did not. The study aimed to help the large street food industry in Indonesia by exploring changes in consumer attitudes and behaviors.

Uploaded by

Adit123 456
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

Pengaruh Food Vlogger Terhadap Sikap Konsumen

Makanan Jalanan Indonesia di Pangkapinang

Aditiya Dwi Pangestu, Ari Agung Nugroho


Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung
Email: [email protected]

Abstract
This study aims to determine and analyze the effect of food vlogger reviews on consumer purchasing
behavior of local Indonesian street food in Pangkalpinang City. The methodology used in this
research is descriptive quantitative with analysis using Partial Least Squares (PLS) and the
Technology Acceptance Model (TAM) to assess the usefulness of mobile applications, native cities,
credibility, and consumer attitudes towards street food vlogger reviews. This research will determine
the target group and sample, namely people in Pangkalpinang City who use food vlogger reviews
when buying Indonesian street food, which is dominated by Generation Z. The results showed that (1)
Authenticity (X1) has an influence on attitudes towards street food (Y) with a P-Values value of 0.005
<0.05 so that H1 is accepted; (2) Credibility (X2) has a positive effect on attitudes towards street food
(Y) with a P-Values value of 0.001 <0.05 so that H2 is accepted; (3) The usefulness of the mobile
application (X3) has no effect on attitudes towards street food (Y) with a P-Values value of 0.336>
0.05 so that H3 is rejected; (4) Intention to use food vlogger reviews (X4) has a significant effect on
attitudes towards street food (Y) with a P-Values value of 0.003 < 0.05 so that H4 is accepted..
Keywords: food vloggers, street food, consumers, attitudes towards street food
Abstrak
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh review food vlogger
terhadap perilaku pembelian konsumen street food lokal Indonesia di Kota Pangkalpinang.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan analisis
menggunakan Partial Least Squares (PLS) dan Technology Acceptance Model (TAM) untuk menilai
kegunaan aplikasi seluler, kota asli, kredibilitas, dan sikap konsumen terhadap ulasan vlogger
makanan jalanan. Penelitian ini akan menentukan kelompok sasaran dan sampel yakni masyarakat di
Kota Pangkalpinang yang menggunakan food vlogger review saat membeli street food Indonesia,
dimana didominasi oleh Generasi Z. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa (1) Keaslian (X1)
memberikan pengaruh yang pada sikap terhadap makanan jalanan (Y) dengan nilai P-Values
adalah sebesar 0,005 < 0,05 sehingga H1 diterima; (2) Kredibilitas (X2) berpengaruh positif
pada sikap terhadap makanan jalanan (Y) dengan nilai P-Values 0,001 < 0,05 sehingga H2
diterima; (3) Kegunaan aplikasi seluler (X3) tidak memberikan pengaruh pada sikap terhadap
makanan jalanan (Y) dengan nilai P-Values adalah sebesar 0,336 > 0,05 sehingga H3 ditolak; (4)
Niat menggunakan ulasan vlogger makanan (X4) memberikan pengaruh yang signifikan pada sikap
terhadap makanan jalanan (Y) dengan nilai P-Values adalah sebesar 0,003 < 0,05 sehingga H4
diterima.
Kata Kunci: vlogger makanan, makanan jalanan, konsumen, sikap terhadap makanan jalanan

Pendahuluan
Berdasarkan temuan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna
internet di Indonesia mencapai 215,63 juta pada tahun 2022-2023. Jumlah tersebut meningkat 2,67%
dibandingkan tahun sebelumnya yang jumlah penggunanya sebanyak 210,03 juta orang. Jumlah
pengguna internet menyumbang 78,19% dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 275,77 juta
jiwa. Persentase tersebut lebih tinggi 1,17 poin dibandingkan 77,02% pada tahun 2021-2022.
Pertumbuhan jumlah pengguna internet dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan teknologi
komunikasi dan munculnya dampak pascapandemi yang mendorong mobilitas sosial dan ekonomi.
Hal ini menciptakan tren otomatisasi dan berbagi data, terutama bagi pengguna internet aktif yang
sebagian besar merupakan Generasi Z.
Vlogging telah menjadi salah satu platform paling umum dalam beberapa tahun terakhir untuk
menangkap dan berbagi pemikiran, ide, dan opini pribadi terkait peristiwa dalam kehidupan sehari-
hari (Glucksman, 2017). Masyarakat Indonesia aktif menggunakan media sosial, dan menurut laporan
We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 191 juta orang per Januari
2022. Jumlah ini meningkat 12,35% dibandingkan tahun lalu yang berjumlah 170 juta orang.
Berbagai situs media sosial menggunakan beragam konten video untuk menyebarkan informasi, dan
salah satu situs media sosial yang paling banyak digunakan adalah YouTube. Salah satu jenisnya
adalah video blogging, juga dikenal sebagai vlogging. Fenomena video vlogging ini sedang menjadi
tren saat ini dan menyita perhatian masyarakat Indonesia.. Vlog adalah dokumentasi video jurnalistik
di web yang memuat gambaran kehidupan, pemikiran, pendapat, dan minat. Konten vlog sangat
beragam, salah satunya adalah food vlog. Sesuai dengan namanya food vlog membahas mengenai apa
saja yang berhubungan dengan makanan atau minuman. Kemunculan food vlogger mempunyai daya
tarik tersendiri bagi para pecinta vlog dan food lovers. Food vlogger memberikan informasi atau
penjelasan detail mengenai makanan yang pernah mereka coba. Mereka mengemasnya dalam bentuk
video dan mengunggah informasinya di YouTube. Dengan berkonsultasi dengan food vlogger,
konsumen merasa lebih mudah dalam memilih produk makanan dan nilai makanan tersebut
meningkat. Salah satu kemudahannya adalah dengan adanya review dari pihak lain, dalam hal ini food
vlog, baik positif maupun negatif.
Makanan jalanan sering kali mewakili budaya asli tradisional suatu daerah dan memiliki berbagai
variasi yang tak terbatas. Ada banyak variasi baik dalam bahan mentah maupun penyiapan jajanan
kaki lima, minuman, makanan ringan, dan makanan (Alfiero et al., 2017). Keunikan jajanan kaki lima
di Indonesia berkontribusi terhadap reputasinya sebagai surga kuliner di kalangan wisatawan dalam
dan luar negeri. Warung dan jajanan kaki lima di Indonesia adalah salah satu kelompok besar dalam
layanan makanan, yang sebagian besar menyediakan makanan bagi konsumen berpenghasilan rendah
hingga menengah (Gupta et al., 2018).
Industri mikro jajanan kaki lima sangat penting bagi perencanaan dan pembangunan ekonomi
banyak kota. Pentingnya pedagang kaki lima bagi perekonomian negara berkembang seperti
Indonesia masih terlalu diremehkan dan diabaikan (Bricas, 2019). Pentingnya industri jajanan kaki
lima sering diabaikan karena diklasifikasikan sebagai sektor informal. Namun fenomena ini sudah ada
sejak lama dan mungkin tidak bersifat sementara seperti yang diperkirakan sebelumnya. Di daerah
perkotaan di Indonesia, sektor informal tampaknya tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor formal.
Karena pesatnya pertumbuhan populasi perkotaan dan meningkatnya kesadaran akan terbatasnya
kesempatan kerja yang dihasilkan oleh perusahaan skala besar, para perencana mulai menyadari
relevansi sektor informal (Alfiero et al., 2017) .
Kebiasaan asupan makanan berubah seiring dengan pergeseran generasi (Bumbac et al., 2020).
Khususnya, generasi Milenial mulai semakin memilih barang dan jasa yang ramah teknologi
(Shermon, 2017). Oleh karena itu, taktik pemasaran baru sedang dipertimbangkan oleh perusahaan.
Misalnya, influencer media sosial dan blogger semakin relevan dalam mempengaruhi niat membeli
khususnya generasi muda dan menjadi lebih dianggap sebagai alat pemasaran (Chopra et al., 2020;
Gordon , 2017).
Penelitian ini mencakup teori kredibilitas sumber untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
membuat suatu ulasan kredibel. Lebih lanjut, penelitian Djafarova dan Rushworth (2017) menyatakan
bahwa kredibilitas bergantung pada kepercayaan yang diperoleh dari sumber ulasan, keahlian
pengulas, dan produk sampingan dari ulasan yang jujur. Oleh karena itu, terdapat kebutuhan penting
untuk menyelidiki perubahan sikap dan perilaku konsumen Indonesia terhadap industri makanan
jalanan di Indonesia dan mencari cara untuk membantu industri besar ini bertahan. Beberapa peneliti
telah menyelidiki faktor-faktor berikut yang mempengaruhi niat membeli terkait konsumsi makanan,
misalnya dalam hal konsumsi berkelanjutan, hanya sedikit penelitian yang membahas dukungan
blogger sebagai strategi pemasaran yang baik untuk mempengaruhi niat beli konsumen terhadap
jajanan kaki lima di Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara keaslian, kegunaan aplikasi
seluler, kredibilitas, sikap terhadap ulasan food vlogger online, dan niat menggunakan ulasan food
vlogger untuk keputusan pembelian. Namun penelitian sebelumnya hanya berfokus pada faktor
pendorong yang mempengaruhi perilaku konsumen, seperti kegunaan aplikasi seluler, yang
mengidentifikasi penggunaan media sosial ketika memilih tujuan wisata (Jalilvand et al., 2012), dan
review dari vlogger kecantikan (Liu et al., 2019)
Penelitian ini juga bertujuan untuk meninjau dan menganalisis literatur terkait kesenjangan
pemahaman dalam perilaku pembelian konsumen jajanan kaki lima lokal Indonesia dengan
menggunakan model penerimaan teknologi (TAM), dan untuk menguji pengaruh kegunaan aplikasi
seluler, keaslian, kredibilitas, dan sikap milenial terhadap ulasan food vlogger. Hal ini didasarkan
pada Theory of Reasoned Action (TRA) Fishbein (Fishbein & Ajzen, 1975) yang menggunakan niat
seseorang untuk menjelaskan perilaku seseorang dari sudut pandang psikologis sosial. Ada dua
komponen yang menentukan niat. Salah satunya adalah niat dari orang yang bertindak, dan yang
lainnya adalah norma atau keyakinan sosial tentang apakah seseorang atau kelompok tertentu
menyetujui atau tidak menyetujui perilaku tersebut.

Tinjauan Pustaka
Hepotesis penelitian ini adalah:
Keaslian
Keaslian merupakan hasil pemahaman konseptual budaya dan sejarah terkait penanda kuno, asal
usul, dan warisan (Bryce et al., 2015). Selain itu, Luoma-aho dkk. (2019) berpendapat bahwa
masukan penonton terhadap vlog mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap persepsi keaslian
vlogger dibandingkan valensi negatif atau positif dari konten yang diiklankan. Selain itu, keaslian
juga berkaitan dengan suasana, fasilitas, dan kapasitas tempat untuk mencerminkan bentuk layanan
jajanan kaki lima setempat. Menurut Pine dan Gilmore (2008.
Jajanan kaki lima secara historis, geografis, atau budaya terhubung dengan sekelompok orang
yang menganggap diri mereka sendiri atau orang lain sebagai orang unik dengan masakan berbeda
(Luoma-aho et al., 2019 ). Sangat penting bagi jajanan kaki lima untuk mempertahankan penampilan
dan keasliannya agar tetap menarik bagi kliennya. Karena keaslian yang dijelaskan oleh seorang
vlogger dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap jajanan kaki lima, maka hipotesis berikut
dihasilkan: H1. Keaslian berdampak signifikan terhadap sikap konsumen
Kegunaan aplikasi seluler
Launia dkk. (2014) mendefinisikan kegunaan aplikasi seluler sebagai sejauh mana pengguna
media sosial percaya bahwa mengakses situs web tertentu membantu memenuhi kebutuhan orang-
orang dengan ekspektasi tinggi. Kemudahan penggunaan aplikasi seluler agregator makanan online
mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan sehingga terjadi perubahan perilaku pembelian
makanan (Kapoor & Vij, 2018). Phuong dan Vinh (2017) menemukan dalam penelitian mereka bahwa
kemudahan penggunaan aplikasi seluler mempengaruhi niat untuk menggunakan teknologi.
Singkatnya, semakin besar kepercayaan pengguna terhadap aplikasi anda semakin baik kinerja sistem
anda dan komitmen untuk terus menggunakannya semakin tinggi. Berdasarkan keputusan di atas
maka dibuat hipotesis sebagai berikut: H2. Kegunaan aplikasi seluler berdampak signifikan terhadap
sikap konsumen
Kredibilitas
Kredibilitas adalah istilah yang mengacu pada penilaian individu terhadap kebenaran suatu
informasi. Ini adalah konsep multidimensi yang memungkinkan penerima informasi mengevaluasi
sumber atau pemancar komunikasi sehubungan dengan informasi. Faktor kredibilitas telah
diperebutkan dalam literatur yang meningkatkan niat membeli suatu produk. Hsu dan Tsou (2011)
mengklaim bahwa kredibilitas merupakan faktor penting dari partisipasi blog konsumen dan memiliki
efek menguntungkan pada niat membeli. Oleh karena itu, kemampuan food vlogger dalam
menjelaskan cita rasa otentik, keunggulan makanan dan minuman yang dapat diakses di jajanan kaki
lima, dan melakukannya melalui evaluasi yang jujur dan obyektif bertujuan untuk menjaga
kepercayaan dan pengabdian pelanggan. Hipotesis yang diperoleh :
H3. Kredibilitas berdampak signifikan terhadap sikap konsumen
Niat menggunakan ulasan vlogger makanan
Niat merupakan keinginan individu untuk melakukan suatu tindakan tertentu dan dapat dijelaskan
dengan Theory of Planned Behavior (TPB) yang merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned
Action (TRA). Niat mencerminkan motivasi seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu (Ajzen,
2005). Niat sangat berkorelasi dengan tindakan. Oleh karena itu, ini dapat digunakan untuk prediksi
perilaku. Niat membeli adalah keputusan yang diambil pelanggan setelah menganalisis beberapa
produk serupa (Khazaei, 2019). Pelanggan memilih produk berdasarkan analisis perilaku mereka,
kegunaan rekomendasi dan kebiasaan (Brilliana et al., 2020). Chieh Keng-Chieh dkk (2017)
menyatakan bahwa ketika pemirsa memperhatikan iklan yang ditampilkan di platform YouTube,
mereka mungkin tertarik untuk membeli produk dan layanan. Hipotesis yang diterima: H4. Niat
menggunakan ulasan vlogger makanan untuk keputusan pembelian berdampak signifikan terhadap
sikap konsumen
Sikap terhadap ulasan vlogger makanan online
Sikap menggambarkan perasaan individu secara umum mengenai persetujuan atau ketidaksetujuan
terhadap suatu perilaku tertentu, dan niat menggambarkan kesediaan seseorang untuk melakukan
perilaku tertentu. Hal ini dikarenakan sikap secara kausal menghubungkan keyakinan dan perilaku
dalam hubungan antara keyakinan, sikap, niat, dan perilaku, dengan pemahaman TAM untuk
menjelaskan bagaimana dan memprediksi apakah pengguna akan menerima sistem informasi (Abbasi
et al., 2020) . Studi Briliana dkk. (2020) menunjukkan bahwa sikap konsumen seringkali dipengaruhi
oleh review food vlogger. Sangat penting bagi mereka untuk mengikuti rekomendasi jajanan kaki lima
setempat, karena mereka belum terbiasa dengan kualitasnya.

Keaslian (X1)

Kegunaan aplikasi seluler


(X2) Sikap konsumen terhadap
makanan jalanan (Y)
Kredibilitas (X3)

Niat menggunakan ulasan


vlogger makanan (X4)

Gambar 1. Model konseptual


METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Data
dikumpulkan dari survei yang didistribusikan secara acak di berbagai wilayah di Kota Pangkalpinang
dengan target masyarakat di Kota Pangkalpinang yang sering membeli makanan jalanan.Perangkat
lunak Smart PLS 3.0 telah digunakan sebagai alat untuk menganalisis data. Analisis jalur telah
digunakan untuk mengukur korelasi antar variabel laten dalam model yang diusulkan. Ukuran dari
sampel penelitian ini adalah 206. Responden penelitian ini adalah konsumen jajanan kaki lima lokal
Indonesia di Pangkalpinang. Penelitian dilakukan pada bulan September - Oktober 2023 melalui
survei online. Pertanyaan penyaringan memastikan bahwa responden yang memenuhi kriteria adalah:
konsumen yang menggunakan YouTube; konsumen yang rutin mengakses ulasan food vlogger tentang
jajanan kaki lima lokal Indonesia; dan konsumen yang rutin membeli jajanan kaki lima lokal
Indonesia. Kuesioner ini menggunakan skala likert 5 poin untuk mengumpulkan data dari setiap
konstruk model penelitian (Khazaei & Tareq, 2021). Software Smart PLS 3.0 digunakan dalam
penelitian ini sebagai alat analisis data. PLS memfasilitasi kemampuan peneliti untuk memulai
perhitungan sinkron dari hubungan timbal balik yang rumit dalam menghubungkan sejumlah
konstruksi dan indikator yang memiliki hubungan langsung, tidak langsung, ataupun mediasi. PLS
mengukur korelasi antar variabel laten dengan menguraikan parameter persamaan dalam model jalur
dan menggabungkan analisis komponen utama (Hair et al., 2017). Informasi terkait di bawah ini
memberikan hasil model luar, validitas konvergen, dan reliabilitas komposit.
Tiga komponen terdiri dari model PLS: elemen struktur, elemen pengukuran, dan sambungan
beban (Bentler & Huang, 2014). Komponen struktural menggambarkan hubungan antar variabel
tersembunyi, sedangkan komponen pengukuran menggambarkan hubungan antara variabel
tersembunyi dan indikatornya (Bentler & Huang, 2014). Oleh karena itu, peneliti memilih PLS-SEM
untuk menguji kerangka teoritis dari sudut pandang prediksi ketika model struktural yang kompleks
terdiri dari beberapa bangunan, indikator atau hubungan model dan tujuan dari penelitian adalah
untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang meningkatnya kompleksitas dari teori yang
mapan melalui pemeriksaan perluasan teori (analisis eksplorasi untuk pengembangan teori)

Tabel 1 Item pengukuran penelitian

Konstruk LOADINGS
Keaslian (A)—diadaptasi dari Ram et al. (2016)
A1 Saat melihat ulasan vlogger makanan, saya bisa memahami sejarah 0.749
makanan jalanan lokal Indonesia
A2 Selama kunjungan, saya bisa mengetahui Sejarah Makanan Jalanan 0.763
Indonesia
A3 Makanan jalanan Indonesia memberi saya rasa menjadi bagian dari 0.738
budaya lokal Indonesia
A5 Saya menyukai cara makanan jalanan lokal Indonesia dirancang ***
A6 Sejak membeli makanan jalanan lokal Indonesia saya sangat 0.705
mengapresiasinya
A7 Selama kunjungan, saya dapat memahami sejarah budaya Indonesia 0.760
A8 Selama kunjungan, saya merasa seolah-olah telah terhubung dengan 0.800
budaya Indonesia

Sikap terhadap ulasan vlogger makanan online (AT)—diadaptasi dari


Alhassan et al. (2019), Briliana et al. (2020)
AT1 Dalam membuat keputusan untuk membeli makanan dan minuman, 0.831
ulasan vlogger sangat membantu
AT2 Saya yakin untuk membeli makanan dan minuman karena ulasan ****
vlogger makanan online
AT3 Ulasan vlogger makanan online sangat informatif 0.812
AT4 Ulasan vlogger makanan online merukan cara untuk menemukan aspek ***
positif dari makanan dan minuman.
AT5 Ulasan vlogger makanan online merupakan cara untuk menemukan 0.818
aspek negatif dari makanan dan minuman

Kredibilitas (C)—diadaptasi dari Keng-Chieh et al. (2017)


C1 Ulasan vlogger makanan online dapat dipercaya 0.922
C2 Ulasan vlogger makanan online bisa dipercaya 0.897
C3 Ulasan vlogger makanan online mungkin terpercaya 0.880

Niat menggunakan ulasan vlogger makanan untuk keputusan pembelian (IT)


—diadaptasi dari Briliana et al. (2020)
IT1 Setelah melihat ulasan vlogger makanan, saya menjadi tertarik untuk ***
melakukan pembelian
IT2 Setelah melihat ulasan food vlogger, saya bersedia untuk membeli 0.840
makanan dan minuman yang diiklankan
IT3 Setelah melihat ulasan food vlogger, saya akan mempertimbangkan ***
untuk membeli makanan dan minuman yang diiklankan
IT4 Setelah melihat ulasan food vlogger, saya mungkin akan membeli 0.809
makanan dan minuman yang diiklankan
IT5 Setelah melihat ulasan food vlogger, kemungkinan saya akan membeli 0.880
makanan dan minuman yang diiklankan

Kegunaan aplikasi seluler (M)—diadaptasi dari Rojas-Osorio and Alvarez-


Risco (2019)
M1 Aplikasi seluler membantu Anda menyelesaikan tugas lebih cepat M2
0.845
Aplikasi seluler membantu Anda menyelesaikan tugas dengan lebih mudah
0.884
M3 Secara keseluruhan, aplikasi mobile sangat membantu
0.763

Catatan: * Data dihilangkan

Technology Acceptance Model (TAM)


Technology Acceptance Model (TAM), yang dikembangkan oleh Davis (1989) adalah teori perilaku
penggunaan teknologi komputer. Hal ini didasarkan pada Theory of Reasoned Action (TRA) Fishbein
(Fishbein & Ajzen, 1975) yang menggunakan niat seseorang untuk menjelaskan perilaku seseorang
dari sudut pandang psikologis sosial. Ada dua komponen yang menentukan niat, salah satunya adalah
niat dari orang yang bertindak dan yang lainnya adalah norma atau keyakinan sosial tentang apakah
seseorang atau kelompok tertentu menyetujui atau tidak menyetujui perilaku tersebut. TRA
menggambarkan perilaku manusia secara umum, sedangkan TAM menjelaskan secara spesifik apa
yang menentukan penggunaan komputer secara umum. Bagaimana pengguna berperilaku dengan
teknologi komputasi pengguna akhir (EUC) dan karakteristik populasi pengguna yang berbeda. TAM
merupakan model yang memprediksi dan menjelaskan bagaimana pengguna teknologi menerima dan
menggunakan teknologi dalam konteks kerja. Model TAM berasal dari teori psikologis untuk
menjelaskan perilaku pengguna dalam teknologi informasi dan mengacu pada hubungan antara
keyakinan, sikap, niat, dan perilaku pengguna. Teori ini memodelkan perilaku manusia sebagai fungsi
dari tujuan perilaku.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karateristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu data responden mengenai usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan tertinggi, dan status perkawinan. Total ada 206 responden yang didominasi oleh
generasi Z. Berdasarkan usia, responden dibagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok usia 19-24
tahun yang mendominasi dengan mencakup 63,6% responden. Hal ini menjelaskan Gen Z sering
sekali melihat review dari para food vlogger. Berdasarkan gender, persentase perempuan adalah
59,5%, lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa responden perempuan lebih
cenderung menonton ulasan food vlogger sebelum membeli makanan jalanan. Berdasarkan
pendidikan terakhir, sebanyak (74,4%) responden lulusan SMU atau sederajat. Sebanyak 75,4%
responden masih lajang atau belum menikah.

Tabel 2 Demografi responden

Variabel Kasus (%)


Jenis Kelamin
Laki-laki 40,5%
Perempuan 59,5%
Usia
Dibawah 19 Tahun 6,2%
19 – 24 Tahun 63,6%
25 – 34 Tahun 11,8%
35 – 44 Tahun 13,3%
Diatas 44 Tahun 6,2%
Pendidikan Terakhir
SD -
SMP 4,1%
SMU atau Sederajat 74,4%
Diploma (D3-D4) 10,3%
Sarjana (S1) 11,3%
Pasca Sarjana (S2-S3) -
Status Perkawinan
Single atau Masih Sendiri 75,4%
Menikah 22,1%
Cerai atau Sudah Berpisah 2,5%

Pengukuran dan hasil


Konsistensi dan validitas langkah-langkah diselidiki lagi dalam penelitian ini. Hasil uji composite
reliability, convergent validity, average variance extracted dan discriminant validity disajikan pada
Tabel 3. Seperti yang dikemukakan oleh Hair et al. (2017), nilai Reliabilitas Komposit semuanya lebih
dari 0,7, yang menunjukkan konsistensi yang dapat diterima di antara item pengukuran. Tabel 3 juga
menunjukkan bahwa hubungan antar variabel yang berbeda dalam model tidak lebih dari 0,85 seperti
yang dikemukakan oleh Kline dan Rex (2010). Selain itu, asosiasi absolut untuk setiap variabel lebih
kecil dari akar kuadrat dari varian rata-rata (AVEs). Hal ini menunjukkan validitas diskriminan yang
dapat diterima di antara konstruk tersebut (Hair et al., 2010). Untuk mendeteksi bias metode umum
(CMB) pada PLS-SEM, diterapkan metodologi evaluasi kolinearitas yang lengkap (Kock, 2017).
Nilai VIF harus kurang dari 3,3 (Kock, 2017). Hal ini menunjukkan bahwa model tersebut kebal
terhadap bias teknik yang terkait dengan sebagian besar model. Jika nilainya lebih besar dari 3,3,
model rentan terhadap CMB. Meskipun tingkat toleransi 5,0 direkomendasikan, ambang batas yang
lebih ketat yaitu 3,3 sering digunakan (Kock, 2017). Seperti terlihat pada Tabel 4, 5, nilai inner VIF
kurang dari 5, terdapat tingkat kolinearitas yang tinggi antar indikator pada model pengukuran
formatif (Kock, 2017).
Tabel 3. Reliabilitas, konvergensi, dan validitas diskriminan

A AT C IT M A CR AVE
A 0.753 0.847 0.887 0.567
AT 0.680 0.820 0.758 0.861 0.673
C 0.751 0.688 0.894 0.875 0.923 0.800
IT 0.694 0.651 0.701 0.843 0.796 0.881 0.711
M 0.656 0.537 0.547 0.546 0.832 0.783 0.871 0.693

Table 4. Uji Inner VIF Values

A AT C IT M
A 3.082
AT
C 2.680
IT 2.294
M 1.812

Table 5. Uji R square

R square R square adjusted


AT 0.565 0.556

Skor R-kuadrat yang disesuaikan untuk TI (bias interval kepercayaan terkoreksi) memungkinkan
pemahaman tentang jumlah varians yang dijelaskan oleh kemampuan kerja dan faktor independen
(Hair et al., 2014). Model yang dihasilkan meningkatkan prediktabilitas dan nilai R2. Koefisien
determinasi (R-squared) disebut juga koefisien determinasi adalah proporsi persentase pada variabel
yang terikat dijelaskan oleh variabel bebas. Nilai R-kuadrat untuk AT terbukti mempunyai besaran
dampak yang signifikan. Tabel 6 menunjukkan uji f.
Table 6. Uji f square

A AT C IT M
A 0.042
AT
IT 0.050
C 0.079
M 0.012

Menurut Sugiyono (2019), uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan tingkat keandalan,
keakuratan, presisi, dan konsistensi indikator survei. Penelitian ini membuktikan reliabilitas data
karena nilai setiap variabelnya memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60 sehingga
terbukti data tersebut reliabel :
Tabel 7. Hasil Uji
No Variabel Nilai cronbach alpha Keterangan
1 Keaslian (X1) 0.847 Reliabel
2 Kredibilitas (X2) 0.875 Reliabel
3 Kegunaan aplikasi seluler (X3) 0.783 Reliabel
4 Niat menggunakan ulasan vlogger makanan (X4) 0.796 Reliabel
5 Sikap terhadap makanan jalanan (Y) 0.758 Reliabel

Reliable menurut Sugiyono (2021), uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk menilai
normalitas suatu variabel, terlepas dari apakah datanya berdistribusi normal atau tidak. Jika
signifikansinya > 0,05 maka variabel tersebut berdistribusi normal. Hal sebaliknya terjadi jika
signifikansinya <0,05.0,05 berarti variabel tersebut tidak berdistribusi normal.
PENUTUP
Jajanan kaki lima di Indonesia merupakan segmen penting dalam industri jasa makanan, yang
memasok makanan terutama kepada masyarakat berpenghasilan rendah hingga menengah. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menguji serta menganalisa perilaku pembelian konsumen makanan jalanan
lokal Indonesia menggunakan model penerimaan teknologi (TAM), serta pengaruh kegunaan,
keaslian, dan kredibilitas aplikasi seluler, serta sikap konsmen terhadap review food vlogger.
Penelitian ini mengumpulkan dan menganalisis data secara kuantitatif.Temuan penelitian ini
menunjukkan bahwa ada beberapa temuan positif dari ulasan food vlogger makanan jalanan
Indonesia. Penelitian ini berkontribusi pada bidang perilaku konsumen dalam konteks makanan
jalanan. Beberapa temuan dari penelitian ini berdasarkan hipotesis yang diteliti adalah keaslian
memberikan pengaruh yang positif pada sikap terhadap makanan jalanan dengan nilai P-Values
adalah sebesar 0,005 < 0,005; kredibilitas berpengaruh positif pada sikap terhadap makanan
jalanan dengan nilai P-Values 0,001 < 0,005; kegunaan aplikasi seluler tidak memberikan pengaruh
pada sikap terhadap makanan jalanan dengan nilai P-Values adalah sebesar 0,336 > 0,005; niat
menggunakan ulasan vlogger makanan memberikan pengaruh yang signifikan pada sikap terhadap
makanan jalanan dengan nilai P-Values adalah sebesar 0,003 < 0,005.

Daftar Pustaka
[1] Alfiero, S., Giudice, AL, & Bonadonna, A. (2017). Jajanan kaki lima dan inovasi: Fenomena truk makanan. Jurnal Makanan
Inggris. https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/BFJ-03-2017-0179/full/html
[2] Arviansyah, Dhaneswara, A. P., Hidayanto, A.N., &Zhu, YQ (2018). Vlogging: Pemicu perilaku pembelian impulsif. Dalam
PACIS (hlm. 249)
[3] Blogging informasi dan makanan sebagai waktu luang yang serius.Jurnal Manajemen Informasi,Djafarova, E., Rushworth,
C. (2017).
[4] Briliana, V., Ruswidiono, W., & Deitiana, T. (2020). TurunMilenial percaya dengan ulasan food vlogger? Kajian mengenai
vlog makanan sebagai sumber informasi. Jurnal Tinjauan Manajemen dan Pemasaran GATR, 5(3), 170–178.
https://doi.org/10.35609/jmmr.2020.5.3(5)
[5] Davis, F. D. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of information technology. MIS
Quarterly. https:// doi.org/10.2307/249008
[6] Febriyantoro, M. T. (2020). Exploring YouTube Marketing Communication: Brand Awareness, Brand Image and Purchase
Intention in the Millennial Generation. Cogent Business and Management.
[7] Firdayanti,A., Putri, D. A., & Risuandi, D. (2022). Literature Review Keputusan Pembelian Melalui Minat Beli: Promosi
Dan Endorsement. Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial.
[8] Gupta, V., & Sajnani, M. (2019). Sebuah studi tentang pengaruh keaslian jajanan kaki lima dan tingkat variasinya terhadap
pengalaman destinasi wisatawan secara keseluruhan. Jurnal Makanan Inggris.
[9] Gupta, V., Khanna, K., & Gupta, RK (2018). Sebuah studi tentang dimensi jajanan kaki lima dan pengaruhnya terhadap
sikap konsumen dan niat berperilaku. Tinjauan Pariwisata. https://doi.org/10.1108/TR 03-2018-0033
[10] Mak, AH, Lumbers, M., Eves, A., & Chang, RC (2012)Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan wisatawan.
Jurnal Internasional Manajemen Perhotelan. https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2011.10. 012
[11] Jurnal Pemasaran, 83(2), 98–119. https://doi.org/10.1177/0022242918809930
[12] Jia Miin, JN, Ahmad, R., & Shamugam, GA (2020). Pengaruh ulasan makanan Blogger terhadap keputusan pilihan
makanan dewasa muda di Malaysia. Jurnal Internasional Rehabilitasi Psikososial.
[13] Kim, D. (2017). Vlog sebagai Alat Branding Cara Membangun Brand dengan Video Blog di Media Sosial.
https://www.theseus.fi/bitstream/handle/10024/135609/Kim_Daeun.pdf?urutan=1
[14] Kuncoro, A. M., Putri, A. O., & Pradita, A. (2018). Vlogger Sebagai Saluran Menuju Generasi Milenial Produktif
Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Dan Bisnis Ke-3, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Jember. http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/JPK/article/view/20848
[15] Matthew Tingchi Liu, Yongdan Liu, Lida L. Zhang. (2019). Vlog dan evaluasi merek: pengaruh interaksi parasosial. Jurnal
Pemasaran dan Logistik Asia Pasifik. https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/APJML-01-2018-0021/full/html
[16] NUGRAHA, A., & SETYANTO, R.P. (2018). Pengaruh Kredibilitas Vlogger sebagai Media Pemasaran pada Brand
Awareness terhadap Pembelian Pelanggan Maksud. Jurnal Penelitian Manajemen.
[17] Shi, X., & Liao, Z. (2017). Ulasan konsumen online dan partisipasi pembelian kelompok: Efek mediasi dari keyakinan
konsumen. Telematika dan Informatika.
[18] Sajjad, M., & Zaman, U. (2020). Perspektif inovatif dari keterlibatan pemasaran: Meningkatkan loyalitas pengguna di media
sosial melalui blogging. Jurnal Inovasi Terbuka: Teknologi, Pasar, dan Kompleksitas, 6(3), 93.
https://doi.org/10.3390/joitmc6030093
[19] Universitas Concordia.Apakah Menonton Orang Lain Makan di Video Membuat Anda Membeli? Video Makan Makanan
Dan Hubungannya dengan Pembelian Makanan. https://spectrum.library.concordia.ca/id/eprint/988071/

You might also like