0% found this document useful (0 votes)
58 views16 pages

Penerapan SAK EMKM Berbasis Penggunaan QRIS Dan Literasi Keuangan (Studi Persepsi Pelaku UMKM Kuliner Tasikmalaya)

1) The study aims to determine the effectiveness of financial literacy and the decision to use QRIS on the implementation of financial reporting based on SAK EMKM for culinary MSMEs in Tasikmalaya. 2) The results showed that financial literacy contributed to the decision to use QRIS and SAK EMKM reporting. The decision to use QRIS made the highest contribution to MSME actors in reporting finances based on SAK EMKM. 3) Using QRIS can facilitate the preparation of financial reports based on SAK EMKM for culinary MSMEs in Tasikmalaya, and continuing to improve financial literacy is recommended.

Uploaded by

Ericka
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
58 views16 pages

Penerapan SAK EMKM Berbasis Penggunaan QRIS Dan Literasi Keuangan (Studi Persepsi Pelaku UMKM Kuliner Tasikmalaya)

1) The study aims to determine the effectiveness of financial literacy and the decision to use QRIS on the implementation of financial reporting based on SAK EMKM for culinary MSMEs in Tasikmalaya. 2) The results showed that financial literacy contributed to the decision to use QRIS and SAK EMKM reporting. The decision to use QRIS made the highest contribution to MSME actors in reporting finances based on SAK EMKM. 3) Using QRIS can facilitate the preparation of financial reports based on SAK EMKM for culinary MSMEs in Tasikmalaya, and continuing to improve financial literacy is recommended.

Uploaded by

Ericka
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 16

Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) p - ISSN : 2615-1227

Vol. 7 No, 2, Desember 2023, Hal. 438 - 453 e - ISSN : 2655-187X

Penerapan SAK EMKM berbasis Penggunaan QRIS


dan Literasi Keuangan
(Studi persepsi Pelaku UMKM Kuliner Tasikmalaya)
Yesti Siti Nurjanah1, Taufik Wibisono2
Politeknik Triguna Tasikmalaya1, Universitas Bina Sarana Informatika2
1*
Correspoding Author : [email protected]

ABSTRACT
The writing of financial reports by culinary MSME players in Tasikmalaya is still
experiencing obstacles due to the low understanding of financial literacy and the
application of manual reporting systems. Although in fact, the preparation of financial
reports that meet the standards will make it easier to get access to funding. To help make
the quality of standard financial reports, this study aims to determine the effectiveness of
financial literacy and the decision to use QRIS on the implementation of financial
reporting based on SAK EMKM. this study uses a quantitative method with an explantory
survey of culinary MSME players in Tasikmalaya who have used QRIS. The sampling
technique used rondom sampling and managed to collect data from 158 respondents. The
results showed that financial literacy contributed to the decision to use QRIS and SAK
EMKM reporting. The decision to use QRIS makes the highest contribution to MSME
actors in reporting finances based on SAK EMKM. The results of the study provide
valuable direction for culinary MSME players in Tasikmalya that to facilitate the
preparation of financial reports based on SAK EMKM, they can implement transactions
with QRIS and continue to improve financial literacy. The limitations of this study only
use research objects focused on Culinary MSMEs in Tasikmlaya and only examine the use
of QRIS for financial reports. Suggestions for future research can conduct research with
a wider and more diverse object, and can develop with other variables that can improve
the quality of financial reports for business sustainability.
Keywords: Culinary MSMEs, Financial Literacy, QRIS, SAK EMKM,

ABSTRAK
Penulisan laporan keuangan oleh pelaku UMKM kuliner di Tasikmalaya masih
mengalami hambatan akibat rendahnya pemahaman literasi keuangan dan penerapan
sistem laporan manual. Meskipun sebenarnya, penyusunan laporan keuangan yang
memenuhi standar akan memberikan kemudahan dalam mendapatkan akses pendanaan.
Untuk membantu pembuatan kualitas laporan keuangan standar maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektifitas literasi keuangan dan keputusan penggunaan QRIS
terhadap implementasi pelaporan keuangan berdasarkan SAK EMKM. penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan explantory survey terhadap pelaku UMKM
kuliner di Tasikmalaya yang sudah menggunakan QRIS. Tehnik sampling menggunakan
rondom sampling dan berhasil mengumpulkan data dari 158 responden. Hasil penelitian
menunjukan bahwa literasi keuangan memberikan kontribusi pada keputusan penggunaan
QRIS dan pelaporan SAK EMKM. Keputusan penggunaan QRIS membrikan kontribusi
paling tinggi pada pelaku UMKM dalam memlaporkan keuangan berdasarkan SAK
EMKM. Hasil penelitian memberikan arahan yang berharga bagi para pelaku UMKM
Kuliner di Tasikmalya bahwa untuk memudahkan pembuatan laporan keuangan
berdasarkan SAK EMKM maka dapat menerapkan transaksi dengan QRIS dan terus
meningkatkan literasi keuangan. Keterbatasan penelitian ini hanya menggunakan objek
penelitian yang difokuskan pada UMKM Kuliner di Tasikmlaya dan hanya mengkaji
penggunaan QRIS untuk laporan keuangan. Saran bagi penelitian ke depan dapat
melakukan penelitian dengan objek yang lebih luas dan beragam, serta dapat
mengembangkan dengan variabel lain yang dapat meningkatkan kualitas laporan
keuangan untuk keberlanjutan usaha.
Keyword: Literasi Keuangan, QRIS, SAK EMKM, UMKM Kuliner

438
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 Nomor 2, Desember 2023

PENDAHULUAN
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memainkan peran sentral dalam
perekonomian global, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan diversifikasi ekonomi. Laporan standar akuntansi
keuangan menjadi landasan yang krusial bagi para pelaku UMKM untuk memahami dan
mengelola kesehatan finansial (Ariani & Nadapdap, 2022). Dengan memiliki laporan
keuangan yang konsisten dan andal, UMKM dapat lebih mudah merencanakan strategi,
mengidentifikasi peluang, dan menghadapi tantangan.
Kesadaran untuk menyusun keuangan sesuai SAK EMKM perlu didukung dengan
literasi keuangan karena menjadi kunci untuk mendorong inovasi dan efisiensi dalam sistem
akuntansi keuangan (SAK) (Oktaviranti & Alamsyah, 2023). Dengan literasi keuangan
memungkinkan pelaku UMKM memahami unsur-unsur laporan keuangan seperti
pendapatan, pemahaman tentang beban, dan pemahaman tentang laba dengan basis akrual,
juga posisi harta, utang dan modal (Maulita et al., 2023). Edukasi literasi keuangan
diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penggunaan Quick Response Code Indonesia
Standard (QRIS) pada pelaku UMKM.
Pada kenyataanya, tidak semua pelaku UMKM mampu atau menyadari pentingnya
menyusun laporan keuangan standar. Padahal, pembuatan laporan keuangan standar dapat
memiliki dampak signifikan, terutama dalam hal akses ke pendanaan. Kesulitan dalam
menyajikan laporan keuangan yang jelas dan akurat dapat menghambat UMKM untuk
mendapatkan dukungan finansial dari lembaga keuangan atau investor potensial. Oleh
karena itu, penting untuk memahami bahwa laporan standar akuntansi keuangan bukan
hanya alat administratif, tetapi juga kunci pembuka bagi kesempatan pendanaan yang lebih
besar. Untuk memudahkan pembuatan laporan keuangan sederhana bagi para pelaku Usaha
Mikro Kecil menengah (UMKM), pemerintah mendukung dengan menerbitkan Standar
Akuntansi Keuangan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM). Hal ini
ditujukan untuk mempermudah pelaku UMKM dalam membuat laporan keuangan
(Maulana, 2022), dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki pelaku UMKM
(Anggraeni et al., 2021).
Para pelaku yang sudah menyadari pentingnya penyusunan laporan keuangan, masih
menghadapi kendala dalam penyusunannya karena keterbatasan pemikiran tentang
mengelola laporan keuangan dan terbatasnya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang
tidak memadai dalam menyusun laporan keuangan (Mutiah, 2019). Salah satu hambatan
utama adalah penggunaan metode manual dalam merekam transaksi keuangan. Transaksi
yang dilakukan secara manual seringkali rentan terhadap kesalahan, memakan waktu, dan
sulit untuk dilacak (Anggraeni et al., 2021). Oleh karena itu, banyak pelaku UMKM enggan
atau kesulitan menyusun laporan keuangan secara berkala. Dalam menghadapi tantangan ini,
Bank Indonesia meluncurkan penggunaan QRIS dalam mencatat transaksi keuangan. QRIS
memungkinkan penyederhanan proses pencatatan transaksi, tetapi juga memungkinkan
untuk memberikan keterbacaan yang lebih baik, mengurangi risiko kesalahan, dan
meningkatkan kecepatan dalam pengelolaan keuangan. Pengguna Quick Response Code
Indonesian Standard (QRIS) sejak pandemic terus meningkat (Jayani, 2021), berikut data
perkembangannya.

Yesti Siti Nurjanah & Taufik Wibisono : Penerapan SAK EMKM Berbasis Penggunaan QRIS dan Literasi … 439
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 Nomor 2, Desember 2023

Gambar 1. Perkembangan QRIS pada UMKM


Sumber: databoks.katadata, 2021
Data di atas menunjukan bahwa paling banyak yang menggunakan QRIS adalah pelaku
usaha mikro dalam dua bulan bisa naik hingga satu juta pelaku usaha. Begitu pula dengan
Bank Indonesia mengatakan jumlah merchant yang menggunakan QRIS mencapai 29,6 juta
merchant yang didominasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebesar 92 persen
(Simanjuntak, 2023). Hal ini menandakan bahwa UMKM telah mengadopsi teknologi
pembayaran modern. Para pelaku UMKM sudah terbuka untuk beraadaptasi dengan
perubahan lingkungan demi mempertahankan keberlanjutan usaha.
Penelitian ini merinci temuan-temuan terdahulu seputar SAK EMKM, penggunaan
QRIS, dan literasi finansial. Diantaranya penelitian terdahulu tentang QRIS
mengungkapkan bahwa inklusi keuangan dapat dilakukan dengan metode digital financial
technology (Ariani & Nadapdap, 2022). Salah satunya penggunaan QRIS efektif untuk
meningkatkan inklusi keuangan (Afandi & Rukmana, 2022). Literasi keuangan memudakan
penggunaan sistem QRIS bagi para penggunanya (Palupi et al., 2022). QRIS saat ini menjadi
metode pembayaran alternatif yang paling dipilih (Ramdanti et al., 2023). Pelaku UMKM
sudah banyak yang menggunakan QRIS dalam peoses transaki sebagai bagian dari melek
teknologi digital (Atarwaman et al., 2023). QRIS mempermudah penyusunan laporan
keuangan laba rugi berbasis SAK EMKM (Maulana, 2022; Putri & Arofah, 2022).
Pengelolaan keuangan lebih mudah saat pelaku UMKM menggunaan QRIS (Maulita et al.,
2023). Ketika pengelolaan dipahami para pelaku UMKM maka akan menghasilkan laporan
keuangan berkualitas (Oktaviranti & Alamsyah, 2023). Disisi lain, inklusi dan literasi
keuangan dapat memperlihatkan ketimpangan pendapatan (Khoiriyah et al., 2023).
Pemahaman tentang pentingnya laporan standar akuntansi keuangan, kesulitan akses
pendanaan tanpa laporan keuangan, dan kendala-kendala yang dihadapi oleh pelaku
UMKM, perlu mendapat perhatian. Rumusan masalah yang ditetapkan pada penelitian ini
adalah bagaimana literasi keuangan, dan keputusan penggunaan QRIS dapat berkontribusi
dalam menyusun laporan keuangan sesuai Sistem Akuntansi Keuangan untuk Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) bagi pelaku UMKM Kuliner di Tasikmalaya.
Penelitian bertujuan menggali lebih dalam memahami dampak penerapan QRIS pada sistem
akuntansi keuangan UMKM di sektor kuliner. Data yang akan dihimpun mencakup
informasi tentang pelaku UMKM yang telah mengadopsi QRIS. Novelty penelitian akan

Yesti Siti Nurjanah & Taufik Wibisono : Penerapan SAK EMKM Berbasis Penggunaan QRIS dan Literasi … 440
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 Nomor 2, Desember 2023

melibatkan pemetaan data pelaku UMKM yang telah mengadopsi QRIS sebagai bagian
integral dari Sistem Akuntansi Keuangan, serta data pelaku UMKM yang belum membuat
laporan keuangan standar. Kemudaian penelitian ini akan memberikan gambaran yang lebih
jelas tentang efektivitas QRIS dalam meningkatkan pemahaman dan kualitas laporan
keuangan para pelaku UMKM, khususnya dalam sektor kuliner.

KERANGKA TOERITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Literasi Keuangan
Literasi keuangan merujuk pada pemahaman, keterampilan, dan keyakinan yang
memengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam mengambil keputusan dan mengelola
keuangan dengan tujuan mencapai kesejahteraan (OJK, 2021). Menurut Survei Nasional
Literasi dan Inklusi Keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literasi keuangan
melibatkan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap dan
perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan
guna mencapai kesejahteraan. Ini mencakup tidak hanya pemahaman terhadap lembaga
keuangan, produk, dan layanan, tetapi juga perubahan dalam sikap dan perilaku finansial
individu (OJK, 2021).
Organization of economic cooperation and development OECD mendefinisikan literasi
keuangan sebagai kombinasi kesadaran, pengetahuan, kemampuan, sikap, dan perilaku yang
diperlukan untuk membuat keputusan keuangan yang benar guna mencapai kesejahteraan
finansial (Soetiono & Setiawan, 2018). Individu yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan keuangan cenderung memilih produk dan layanan keuangan yang sesuai
dengan kebutuhan mereka, yang pada gilirannya dapat mendorong aktivitas ekonomi dan
pertumbuhan ekonomi negara.
Adapun indikator literasi keuangan menurut (OJK, 2021) mencakup pengetahuan
tentang lembaga keuangan, produk, dan layanan keuangan, keterampilan dalam menerapkan
pengetahuan keuangan sehari-hari, keyakinan terhadap lembaga keuangan, produk, dan
layanan keuangan, sikap terhadap pengelolaan keuangan untuk mencapai tujuan finansial,
dan perilaku dalam merencanakan dan mengelola keuangan untuk mencapai hasil finansial
yang lebih baik.
Ruang lingkup peningkatan literasi keuangan melibatkan perencanaan dan pelaksanaan
edukasi keuangan serta pengembangan infrastruktur yang mendukung literasi keuangan bagi
konsumen dan masyarakat. Program literasi keuangan yang diadvokasi oleh OJK bertujuan
untuk membangun literasi keuangan masyarakat Indonesia, sehingga mereka mampu
mengelola keuangan mereka dengan baik dan terhindar dari risiko produk keuangan yang
tidak aman.

Keputusan Penggunaan
Keputusan pembelian merupakan bagian integral dari suatu proses yang lebih luas
dalam pemasaran, dimulai dari mengenali kebutuhan hingga tahap pasca pembelian (Kotler
et al., 2023). Selanjutnya proses pengambilan keputusan ini melibatkan lima langkah utama,
yang diuraikan oleh sebagai berikut.

Yesti Siti Nurjanah & Taufik Wibisono : Penerapan SAK EMKM Berbasis Penggunaan QRIS dan Literasi … 441
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 Nomor 2, Desember 2023

1. Pengenalan Masalah atau Kebutuhan: Langkah pertama dalam proses ini adalah
mengidentifikasi kebutuhan atau masalah yang mungkin timbul. Sinyal internal atau
eksternal biasanya menjadi pemicu awal dalam mengakui kebutuhan ini.
2. Pencarian Informasi: Konsumen yang tertarik mungkin merasa perlu mencari informasi
tambahan. Konsumen dapat membandingkan merek-merek pesaing dan menilai
keunggulan masing-masing merek dengan memperoleh pengetahuan lebih lanjut.
3. Evaluasi Alternatif: Konsumen menggunakan berbagai teknik evaluasi untuk
membentuk pendapat mereka terhadap berbagai merek. Setiap produk dipandang
sebagai kombinasi karakteristik yang masing-masing menawarkan keunggulan unik
untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
4. Keputusan Pembelian atau Penggunaan: Secara umum, konsumen memilih untuk
membeli merek yang populer saat melakukan pembelian. Meskipun demikian, ada kasus
di mana konsumen mungkin tidak menilai setiap merek secara formal, dipengaruhi oleh
sikap tak terduga atau faktor situasional.
5. Perilaku Pasca Pembelian atau Penggunaan: Setelah pembelian, konsumen mengalami
kepuasan atau ketidakpuasan dan menunjukkan perilaku pasca pembelian. Kepuasan
konsumen dipengaruhi oleh sejauh mana produk memenuhi harapan (Kotler et al.,
2023).
Dalam penelitian ini, fokus akan diberikan pada empat tahapan dari kelima tahapan di
atas, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, keputusan penggunaan, dan perilaku
pasca pembelian atau penggunaan. Keputusan penggunaan dalam penelitian ini terkait
dengan penerapan QRIS.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa QRIS memiliki prinsip
UNGGUL (UNiversal, GampanG, Untung, dan Langsung) (Widjanarko, 2019). Prinsip ini
melibatkan: Universal, QRIS dapat menerima berbagai jenis pembayaran yang
menggunakan QR Code, menghilangkan kebutuhan untuk berbagai aplikasi pembayaran.
GampanG, mudah digunakan oleh masyarakat dan pedagang. Cukup dengan melakukan
pemindaian (scan) dan klik, transaksi dapat segera dilakukan. Untung, transaksi dengan
QRIS menguntungkan pembeli dan penjual karena berlangsung dengan efisien melalui satu
kode QR yang dapat digunakan di berbagai aplikasi pembayaran. Langsung, pembayaran
dengan QRIS langsung diproses, memberikan notifikasi transaksi secara instan kepada
pengguna dan pedagang. Indikator pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, keputusan
penggunaan, dan perilaku pasca pembelian dijadikan dasar untuk mengukur keputusan
penggunaan QRIS dalam konteks penelitian ini.

Penerapan SAK EMKM


Standar Akuntansi Keuangan Entitas, Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) telah
resmi disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI pada tanggal 24
Oktober 2016. Definisi SAK EMKM menyebutkan bahwa ini berlaku untuk entitas tanpa
akuntabilitas publik yang signifikan, sebagaimana dijelaskan dalam Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Entitas ini harus memenuhi
kriteria dan definisi usaha mikro, kecil, dan menengah yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan Indonesia selama minimal 2 tahun berturut-turut. Meskipun

Yesti Siti Nurjanah & Taufik Wibisono : Penerapan SAK EMKM Berbasis Penggunaan QRIS dan Literasi … 442
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 Nomor 2, Desember 2023

diresmikan pada 24 Oktober 2016, penerapan SAK EMKM baru mulai berlaku pada tanggal
1 Januari 2018, (IAI, 2023). SAK EMKM mengadopsi dasar pengukuran biaya historis,
sehingga entitas mikro, kecil, dan menengah hanya mencatat aset dan liabilitas sebesar biaya
perolehan. Terdapat ketidakspesifikasian mengenai format dan aturan baku terkait laporan
keuangan dalam SAK EMKM. Dalam konteks laporan keuangan SAK EMKM, terdapat tiga
laporan utama, yaitu laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi, dan Catatan Atas
Laporan Keuangan (CALK).
SAK EMKM bertujuan memberikan kemudahan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh pelaku UMKM. Meskipun sebagai entitas
tanpa akuntabilitas publik yang signifikan, SAK EMKM menyajikan laporan keuangan
untuk kepentingan pihak yang menggunakan informasi tersebut, (IAI, 2023). Penerapan
SAK EMKM menjadi suatu tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok
dengan maksud mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, penerapan SAK EMKM
merupakan upaya untuk menerapkan dan mengimplementasikan standar tersebut agar
laporan keuangan yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan SAK EMKM. Dengan
menerapkan SAK EMKM, pelaku UMKM diharapkan dapat memperoleh informasi yang
lebih akurat mengenai pendapatan, beban, dan laba dengan menggunakan basis akrual
daripada basis kas. Selain itu, SAK EMKM juga memberikan informasi terperinci mengenai
jumlah aset, liabilitas, dan ekuitas yang disajikan secara sistematis dalam laporan keuangan.
Berdasarkan pemaparan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan maka paradigma
pemikiran pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2. Paradigma Penelitian


Sumber: Peneliti 2023
Adapun pengembangan hipotesis yang dikembankan adalah
Hipotesis 1: Literasi finansial berpengaruh positif terhadap keputusan penggunaan QRIS
pelaku UMKM kuliner
Hipotesis 2: Literasi finansial berpengaruh positif terhadap keputusan penggunaan QRIS
pelaku UMKM kuliner
Hipotesis 3: Literasi finansial berpengaruh positif terhadap laporan SAK EMKM pelaku
UMKM kuliner

Yesti Siti Nurjanah & Taufik Wibisono : Penerapan SAK EMKM Berbasis Penggunaan QRIS dan Literasi … 443
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 Nomor 2, Desember 2023

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif dengan pendekatan
explanatory survey. Populasi yang diidentifikasi adalah para pelaku UMKM kuliner di
Tasikmalaya yang telah mengadopsi QRIS. Penelitian ini memanfaatkan kuesioner sebagai
instrumen pengumpulan data dengan skala Likert 7. Responden adalah pelaku UMKM yang
berfokus pada kuliner di Kabupaten Tasikmalaya. Sampel dipilih secara acak, dan sebanyak
158 pelaku berhasil dikumpulkan. Penentuan jumlah sampel ini sesuai dengan panduan yang
ditetapkan oleh (Hair Jr et al., 2023) mengenai penentuan sampel minimum, yang terperinci
dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1. Minimum sample sizes.


Pmin Significance Level
1% 5% 10%
0.05–0.1 1004 619 451
0.11–0.2 251 155 113
0.21–0.3 112 69 51
0.31–0.4 63 39 29
0.41–0.5 41 39 19
Sumber: (Hair Jr et al., 2023)
Table 1 minimum sampel sizes di atas menggambarkan bahwa data sampel yang
terkumpul memenuhi persyaratan untuk dianalisis menggunakan metode PLS SEM.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Profil Demografis Responden
Profil demografis responden dalam penelitian ini terfokus pada dua variabel, yaitu jenis
kelamin dan usia. Informasi mengenai karakteristik responden dapat ditemukan dalam
ringkasan tabel berikut ini.
Tabel 2. Karakteristik Responden
Criteria Respondent Frequency Percent
Gender Male 26 27%
Female 132 73%
Age 19-25 years old 12 41%
26-35 years old 59 36%
36-45 years old 87 23%
Source: own research
Merujuk pada tabel 2 karakteristik responden, dapat dilihat bahwa mayoritas pelaku
UMKM Kuliner di Tasikmalaya didominasi oleh perempuan. Ini mengindikasikan
kemungkinan bahwa perempuan lebih cenderung tertarik pada kegiatan kuliner dan
berbelanja daripada laki-laki. Informasi ini juga menunjukkan bahwa responden telah lama
terlibat dalam bisnis kuliner tradisional.

Statistical Analysis Using PLS


Penelitian ini menggunakan Analisis Partial Least Squares (PLS). PLS adalah metode
umum yang sering digunakan untuk mengevaluasi hubungan sebab-akibat berdasarkan

Yesti Siti Nurjanah & Taufik Wibisono : Penerapan SAK EMKM Berbasis Penggunaan QRIS dan Literasi … 444
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 Nomor 2, Desember 2023

variasi dan menerapkan pendekatan estimasi berdasarkan komponen utama, sebagaimana


dijelaskan oleh (Hair et al., 2017). Ada berbagai alasan yang mendukung pilihan PLS dalam
penelitian ini, namun salah satu alasan utama adalah karena PLS-SEM adalah pendekatan
multivariat yang sangat efisien untuk menganalisis data. (Sarstedt et al., 2019) menjelaskan
bahwa PLS-SEM memiliki kemampuan untuk mengestimasi beberapa asosiasi secara
bersamaan, dengan fokus pada gambaran menyeluruh dari seluruh model dan tingkat
eksplanasinya. Meskipun Structural Equation Modeling (SEM) telah digunakan dalam
berbagai konteks, PLS-SEM telah menjadi teknik yang sangat terkenal dan banyak diadopsi.
Prosedur evaluasi model PLS terdiri dari dua tahap utama. Tahap pertama mencakup
implementasi analisis model pengukuran untuk memverifikasi dan mengevaluasi keandalan
setiap item secara individu. Tahap kedua melibatkan validasi model struktural dengan
menggunakan data untuk menguji konsistensi hubungan kausal yang dijelaskan dalam
model. Di bawah ini, hasil output model yang dihasilkan melalui penggunaan pendekatan
PLS disajikan.

Gambar 3. Hasil Output PLS


Sumber: Peneliti, 2023
Measurement Model Analysis
Evaluasi model pengukuran dimulai dengan pertama melihat outer loading yang
ditentukan dengan kriteria di atas > 0.70 (Hair Jr et al., 2023) atau di atas > 0.60 (Chin,
1998). Hasil analisis pengukuran model pada penelitian ini menghasilkan outer loading di
atas > 0.70 setelah mengeluarkan LK1.2, LK1.3, LK1.4, LK1.5, LK2.2, LK2.3, LK2.4,
LK2.5, LK3.2, LK3.3, LK3.4, LK3.5, LK4.2, LK4.3, LK4.4, QR3.3, QR4.3, QR4.4,
SAK2.2, dan SAK4.5. Kedua menganalisis composit reliability dengan kriteria di atas >
0.70. Ketiga menentukan validitas konvergen dengan menganalisis cronbach’s alpha di atas
> 0.70. Keempat menganalisis akar AVE di atas > 0.50 dan kelima validitas diskriminan
dengan menganalisis (cross loading, Fornell Lacker dan HTMT).

Yesti Siti Nurjanah & Taufik Wibisono : Penerapan SAK EMKM Berbasis Penggunaan QRIS dan Literasi … 445
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 Nomor 2, Desember 2023

Reporting Validity and Reliability


Tabel 3. Reporting Validity and Reliability
Variabel Indikator Kode Loading A-Con CR AVE
Faktor brach’s
Literasi 0,857 0,903 0,698
keuangan Pengetahuan LK1.1 0,837
Keterampilan LK2.1 0,825
Keyakinan LK3.1 0,832
Sikap LK4.1 0,849
Keputusan 0,948 0,954 0,595
Penggunaan Pengenalan Kebutuhan QR1.1 0,762
QRIS QR1.2 0,724
QR1.3 0,775
QR1.4 0,780
QR1.5 0,720
Pencarian Informasi QR2.1 0,776
QR2.2 0,795
QR2.3 0,760
QR2.4 0,779
Keputusan Penggunaan QR3.1 0,814
QR3.2 0,775
QR3.4 0,762
Perilaku Pasca Pembelian QR4.1 0,764
QR4.2 0,810
Laporan SAK 0,959 0,963 0,590
EMKM Pemahaman Pendapatan SAK1.1 0,748
SAK1.2 0,757
SAK1.3 0,761
SAK1.4 0,781
SAK1.5 0,705
Pemahaman tentang Beban SAK2.1 0,757
SAK2.3 0,807
SAK2.4SA 0,740
K2.5 0,762
Pemahaman tentang Laba SAK3.1 0,772
SAK3.2 0,727
SAK3.3 0,757
SAK3.4SA 0,778
K3.5 0,797
Informasi Aset, Liabilitas, dan SAK4.1 0,842
Ekuitas SAK4.2 0,768
SAK4.3 0,784
SAK4.4 0,766

Hasil penelitian ini, nilai-nilai Cronbach's alpha berkisar antara 0,857-0,959, nilai
keandalan komposit berkisar antara 0,903-0,963, sedangkan nilai AVE berkisar antara
0,590-0,698. Dengan demikian, semua nilai tersebut mengkonfirmasi keandalan
pengukuran. Selain itu, nilai beban factor loading lebih tinggi dari 0,70, berkisar antara
0,705-0,849, yang mengkonfirmasi keandalan indikator. Dengan demikian, semua nilai
validitas dan keandalan melaporkan mengkonfirmasi keandalan pengukuran. Tabel 3
mengilustrasikan bahwa konstruk penelitian melewati uji validitas konvergen.

Measurement of Discriminant Validity


Validitas diskriminan dibuktikan menggunakan kondisi Fornell dan Larcker (1981) (AVE ≥
0,5), dengan akar kuadrat AVE melampaui korelasi antara variabel laten.

Yesti Siti Nurjanah & Taufik Wibisono : Penerapan SAK EMKM Berbasis Penggunaan QRIS dan Literasi … 446
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 Nomor 2, Desember 2023

Table 4. Fornell-Larcker Criterion


Literasi Penggunaan SAK
Keuangan QRIS EMKM
Literasi Keuangan 0,836
Penggunaan QRIS 0,624 0,772
SAK EMKM 0,644 0,723 0,768

Hasilnya dirangkum dalam tabel 4 Kriteria Fornell-Larcker, yang mengindikasikan bahwa


semua variabel laten memiliki AVE lebih dari 0,50, dan akar kuadrat AVE lebih besar dari
korelasi antara variabel laten, menunjukkan bahwa pengukuran penelitian memiliki tingkat
validitas diskriminan yang memadai.

Structural model analysis


Evaluasi model struktural berkaitan dengan pengujian hipotesis pengaruh antara
variabel. pemeriksaan evaluasi model struktural dilakukan dalam tiga tahap yaitu pertama
memeriksa adanya multikolinieritas dengan ukuran Inner VIF (Sarstedt et al., 2019). Kedua
pengujian hipotesis antara variabel dengan melihat t-statistik atau p-value.
1) Multikolinieritas
Inner VIF dilakukan untuk menganalisis ada tidaknya multikolinieritas. Sehingga data
yang dikumpulkan tidak bias.
Tabel 5. Inner VIF Values
Literasi Penggunaan SAK
Keuangan QRIS EMKM
Literasi Keuangan 1,000 1,638
Penggunaan QRIS 1,638
SAK EMKM

Hasil tabel 5 estimasi nilai inner VIF di bawah < 5 menunjukan tidak ada multikolinier antara
variable. Hasil ini mengutkan estimasi parameter dalam SEM PLS bersifat tidak bias.
2) Hypothesis testing
Tahap ini melihat keberpengaruhan antara variabel yang diteliti dan terlihat dari
ringkasan tabel di bawah.
Tabel 6. Hasil Hipotesis
Original Sample Standard
T Statistics
Sample Mean Deviation P Values
(|O/STDEV|)
(O) (M) (STDEV)
Literasi Keuangan →
0,624 0,631 0,107 5,834 0,000
Penggunaan QRIS
Literasi Keuangan → SAK
0,215 0,218 0,054 3,945 0,000
EMKM
Penggunaan QRIS → SAK
0,689 0,691 0,076 9,117 0,000
EMKM
Berdasarkan tabel 6 hasil pengujian hipotesis di atas maka diketahui bahwa.

Yesti Siti Nurjanah & Taufik Wibisono : Penerapan SAK EMKM Berbasis Penggunaan QRIS dan Literasi … 447
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 Nomor 2, Desember 2023

1. Hipotesis pertama diterima yaitu ada pengaruh signifikan antara literasi keuangan
terhadap keputusan penggunaan QRIS dengan path cooeficience (0.624) dan V value
(0.000 < 0.05).
2. Hipotesis kedua diterima yaitu ada pengaruh signifikan antara literasi keuangan
terhadap laporan SAK EMKM dengan path cooeficience (0.215) dan V value (0.000 <
0.05).
3. Hipotesis kedua diterima yaitu ada pengaruh signifikan antara keputusan penggunaan
QRIS terhadap SAK EMKM dengan path cooeficience (0.689) dan V value (0.000 <
0.05).

PEMBAHASAN
Literasi Keuangan dan Keputusan Penggunaan QRIS
Literasi keuangan memainkan peran krusial dalam membentuk pola pikir dan perilaku
pelaku (Sekita et al., 2022) usaha, terutama dalam mengadopsi teknologi keuangan seperti
QRIS. Literasi keuangan berperan sebagai fondasi utama bagi pengetahuan pelaku kuliner
terkait QRIS. Literasi keuangan yang baik dapat meningkatkan pemahaman pelaku UMKM
terhadap konsep dasar keuangan (Uthaileang & Kiattisin, 2023) mulai dari manfaat,
prosedur, dan potensi risiko yang terkait dengan penggunaan QRIS, sehingga pelaku lebih
mampu mengenali QRIS dalam pengelolaan transaksi keuangan. Pengetahuan yang kuat ini
menjadi dasar bagi pengambilan keputusan yang informasional dan strategis (Yang et al.,
2023).
Pelaku UMKM yang memiliki keterampilan menyusun laporan keuangan secara
efektif dapat lebih memanfaatkan QRIS sebagai alat untuk mencatat dan melacak transaksi
(Rahmawati et al., 2023) dan juga meningkatkan akuntabilitas keuangan (Damra et al.,
2023). Pelaku kuliner dikemungkinan besar memiliki keterampilan yang baik dalam
mengoperasikan perangkat lunak atau perangkat keras terkait QRIS. Keterampilan ini
membantu memanfaatkan QRIS secara optimal, meningkatkan efisiensi operasional, dan
mengurangi potensi kesalahan dalam pencatatan keuangan (Kumar, Pillai, et al., 2023).
Literasi keuangan yang tinggi dapat memberikan keyakinan kepada pelaku UMKM dalam
mengambil keputusan terkait penggunaan QRIS, seperti penetapan harga, manajemen stok,
dan kebijakan keuangan lainnya. Keyakinan ini menciptakan motivasi yang kuat untuk
mengadopsi QRIS sebagai bagian integral dari sistem pembayaran. Sikap positif terhadap
pengelolaan keuangan, yang diasah melalui literasi keuangan, dapat memotivasi pelaku
UMKM untuk mengadopsi QRIS sebagai bagian dari strategi pengelolaan keuangannya (Xu
et al., 2023).
Keputusan menggunakan QRIS membantu pelaku UMKM memahami kebutuhan
bisnis pelaku UMKM dengan memberikan data transaksi yang dapat digunakan untuk
menganalisis pola pembelian dan kebutuhan pelanggan (Gao & Ren, 2023). Pelaku UMKM
lebih mudah dalam mencari informasi terkait transaksi, mempercepat proses pencarian data,
dan memberikan akses lebih mudah terhadap informasi transaksi. Adopsi QRIS dapat
meningkatkan kepuasan pelaku UMKM terhadap sistem pembayaran, terutama jika para
pelaku mengalami perubahan positif dalam efisiensi operasional (Qin et al., 2022), dan daya
saing (Imjai et al., 2023). Penggunaan QRIS dapat memengaruhi hubungan dengan

Yesti Siti Nurjanah & Taufik Wibisono : Penerapan SAK EMKM Berbasis Penggunaan QRIS dan Literasi … 448
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 Nomor 2, Desember 2023

pelanggan pasca pembelian, misalnya melalui program promosi yang dapat diterapkan
berdasarkan data transaksi yang diperoleh dari QRIS. Walapun demikian relevansi dengan
pelaku UMKM kuliner, semua yang berkepentingan perlu mempertimbangkan faktor-faktor
lokal yang dapat memengaruhi literasi keuangan dan adopsi QRIS di Tasikmalaya, seperti
kebiasaan transaksi dan preferensi pelanggan setempat. Selain hal tersebut, perlu juga
diidentifikasi tantangan dan peluang yang harus dihadapi oleh pelaku UMKM kuliner di
Tasikmalaya dalam mengadopsi teknologi pembayaran ini.

Literasi Keuangan dan laporan SAK EMKM


Literasi keuangan berperan sebagai fondasi utama dalam meningkatkan Pengetahuan,
Keterampilan, Keyakinan, dan Sikap (PKKS) pelaku usaha kuliner terhadap laporan
keuangan berdasarkan SAK EMKM. Semakin tinggi tingkat literasi keuangan, pelaku usaha
cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang prinsip-prinsip akuntansi,
keterampilan dalam mengelola data keuangan, keyakinan yang kuat terhadap nilai laporan
keuangan, dan sikap yang positif terhadap proses penyusunan laporan keuangan.
Literasi keuangan yang mencakup pemahaman konsep dasar keuangan memberikan
dasar yang kuat bagi pelaku UMKM untuk mengimplementasikan SAK EMKM (Uthaileang
& Kiattisin, 2023). Pengetahuan yang baik tentang konsep pendapatan dan beban menjadi
landasan penting dalam menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAK EMKM.
Keterampilan menyusun laporan keuangan menjadi kunci dalam implementasi SAK
EMKM, terutama dalam aspek seperti mencatat pendapatan dengan benar, memahami
variasi pendapatan, dan mengontrol beban operasional. Penggunaan QRIS dapat digunakan
sebagai alat untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan dengan memonitor
pengeluaran dan menghasilkan informasi yang diperlukan (Sundarasen et al., 2023).
Keyakinan yang didapat melalui literasi keuangan membantu pelaku UMKM dalam
mengambil keputusan strategis terkait pendapatan, beban, dan laba, yang secara langsung
berkaitan dengan penerapan SAK EMKM. Penggunaan QRIS memberikan kontribusi dalam
mengoptimalkan keputusan keuangan dengan menyediakan informasi yang relevan dan
cepat. Sikap positif terhadap pengelolaan keuangan, yang dibentuk melalui literasi
keuangan, dapat meningkatkan kesediaan pelaku UMKM untuk mengadopsi dan mengikuti
pedoman SAK EMKM. QRIS membantu dalam pemahaman aspek-aspek kunci dalam
pengelolaan keuangan, seperti memahami laba bersih dan manajemen aset serta kewajiban.
Secara keseluruhan, literasi keuangan mempengaruhi positif seluruh siklus
pengelolaan keuangan pada pelaku usaha kuliner (Uthaileang & Kiattisin, 2023). Semakin
tinggi literasi keuangan, semakin baik Pengetahuan, Keterampilan, Keyakinan, dan Sikap
(PKKS) pelaku usaha terhadap laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM. Penggunaan
QRIS memiliki dampak signifikan pada pemahaman aspek-aspek SAK EMKM, seperti
pendapatan, beban, laba, dan informasi tentang aset, liabilitas, dan ekuitas. Terlihat dari hasil
pengolahan data memberikan kontribusi paling tinggi dibandingkan literasi keuangan
mempengaruhi penyusunan laporan keuangan. QRIS memfasilitasi pemahaman yang lebih
baik terhadap konsep-konsep tersebut dan membantu pelaku UMKM dalam menyusun
laporan keuangan yang sesuai dengan SAK EMKM.

Yesti Siti Nurjanah & Taufik Wibisono : Penerapan SAK EMKM Berbasis Penggunaan QRIS dan Literasi … 449
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 Nomor 2, Desember 2023

Keputusan Penggunaan QRIS dan laporan SAK EMKM


QRIS membantu pelaku UMKM memahami kebutuhan bisnis, yang kemudian dapat
tercermin dalam pemahaman pendapatan usaha menurut SAK EMKM. Penerapan QRIS
dapat meningkatkan pemahaman variasi pendapatan, melacak sumber pendapatan, dan
menentukan pendapatan bersih, sesuai dengan kebutuhan bisnis yang telah diidentifikasi.
Penggunaan QRIS membantu pelaku UMKM dalam mencari informasi dan sekaligus
memahami beban operasional, memonitor pengeluaran, dan berkontribusi pada
pengendalian beban sesuai prinsip SAK EMKM. Kecepatan pengambilan keputusan
(Kumar, Islam, et al., 2023) yang diperoleh dari implementasi QRIS dapat mendukung
keputusan strategis terkait pengurangan beban operasional (Ardila et al., 2020).
Kepuasan mengadopsi QRIS dalam transaksi dapat tercermin dalam pemahaman laba,
terutama dalam memahami perbedaan laba basis akrual dan basis kas menurut SAK EMKM.
QRIS berkontribusi pada pemahaman piutang dan utang, pelacakan pendapatan dan beban,
serta memfasilitasi perencanaan keuangan dengan memahami laba bersih. Pengaruh QRIS
pada hubungan dengan pelanggan pasca pembelian dapat tercermin dalam kemudahan QRIS
dalam memberikan informasi tentang jumlah asset, mengelola liabilitas/kewajiban, dan
memahami modal. QRIS dapat mendukung keputusan investasi atau pembiayaan dengan
menyediakan informasi yang memudahkan pelacakan aset, liabilitas, dan ekuitas sesuai
dengan prinsip SAK EMKM. Integrasi antara keputusan penggunaan QRIS dan penerapan
SAK EMKM pada pelaku (Li & Pang, 2023) UMKM kuliner, menyoroti sejauh mana QRIS
dapat memberikan kontribusi positif terhadap pemahaman dan pelaksanaan aspek keuangan
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dan pembahasan maka penelitian ini dapat
disimpulkan. Pertama, literasi Keuangan memberikan kontribusi pada pelaku UMKM
Kuliner di Tasikmalya dalam membuat keputusan penggunaan QRIS. Semakin baik literasi
keuangan akan semakin banyak para pelaku UMKM menggunakan QRIS. Keduaa, literasi
Keuangan memberikan kontribusi pada laporan SAK EMKM yang digunakan oleh pelaku
UMKM kuliner, semakin tinggi literasi keuangan makan penggunaan SAK EMKM akan
semakin meningkat. Ketiga, keputusan Penggunaan QRIS berkontribusi pada laporan SAK
EMKM dengan kontribusi yang paling tinggi. Jika meningkat keputusan penggunaan QRIS
maka pelaporan keuangan berdasarkan SAK EMKM oleh para pelaku UMKM kuliner di
Tasikmalaya akan meningkat pula.
Hasil penelitian ini memberikan arahan yang berharga bagi para pelaku UMKM Kuliner
di Tasikmalya bahwa untuk memudahkan pembuatan laporan keuangan berdasarkan SAK
EMKM maka dapat menerapkan transaksi dengan QRIS dan terus meningkatkan literasi
keuangan.
Implikasi penelitian ini adalah peningkatan pengelolaan keuangan, dengan literasi
keuangan yang tinggi, khususnya dalam pemahaman konsep dasar keuangan, keterampilan
menyusun laporan keuangan, keyakinan dalam mengambil keputusan keuangan, dan sikap
positif dalam pengelolaan keuangan, dapat memberikan pelaku UMKM kuliner landasan
yang kuat untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif. Optimalisasi Penggunaan

Yesti Siti Nurjanah & Taufik Wibisono : Penerapan SAK EMKM Berbasis Penggunaan QRIS dan Literasi … 450
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 Nomor 2, Desember 2023

QRIS, dengan literasi keuangan yang baik, pelaku UMKM dapat lebih optimal dalam
memanfaatkan fitur-fitur QRIS yang terkait dengan pendapatan, beban, laba, serta informasi
tentang aset, liabilitas, dan ekuitas. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi operasional dan
pemahaman mendalam terkait kondisi keuangan bisnis.
Pemahaman yang mendalam terhadap unsur-unsur laporan keuangan muali dari
pendapatan, beban, laba, Aset, liabilitis dan ekuitas. Adanya literasi keuangan dapat
membantu pelaku UMKM memahami secara lebih mendalam tentang sumber-sumber
pendapatan. QRIS menjadi alat yang berkontribusi dalam pelacakan pendapatan,
menganalisis tren, dan menentukan pendapatan bersih setelah penerapan QRIS.
Keterbatasan penelitian ini hanya menggunakan objek penelitian yang difokuskan pada
UMKM Kuliner di Tasikmlaya dan hanya mengkaji penggunaan QRIS untuk laporan
keuangan. Saran bagi penelitian ke depan dapat melakukan penelitian dengan objek yang
lebih luas dan beragam, serta dapat mengembangkan dengan variabel lain yang dapat
meningkatkan kualitas laporan keuangan untuk keberlanjutan usaha. Selanjutnya bagi para
pelaku UMKM sendiri dapat melakukan pelatihan literasi keuangan, dengan mengadakan
agar memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap konsep dasar keuangan dan
keterampilan menyusun laporan keuangan.Promosi Adopsi QRIS, mendorong pelaku
UMKM kuliner untuk mengadopsi QRIS dengan mengedukasi mereka tentang manfaat
QRIS dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan keuangan dan memberikan informasi yang
lebih akurat. Kemitraan dengan Institusi Keuangan, dengan membangun kemitraan dengan
institusi keuangan lokal untuk menyediakan dukungan dan bimbingan terkait literasi
keuangan dan penggunaan QRIS. Monitoring dan Evaluasi secara berkala terhadap pelaku
UMKM kuliner yang telah mengadopsi QRIS untuk mengidentifikasi tantangan dan
kesempatan yang mungkin muncul, serta untuk mengukur dampak positif yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA
Afandi, A., & Rukmana, L. (2022). Efektivitas Dan Efisiensi Sistem Pembayaran Non Tunai
(QRIS) Dalam Mempengarushi Inklusi Keuangan. BanKu: Jurnal Perbankan Dan
Keuangan, 3(Agustus), 73–83.
Anggraeni, S. N., Marliana, T., & Suwarno. (2021). Penyusunan Laporan Keuangan Pada
UMKM Berdasarkan SAK EMKM. Implementation of Financial Report for Small
Business, 1(2). https://doi.org/10.37641/jabkes.v1i2.1342
Ardila, I., Sembiring, M., & Azhar, E. (2020). Analisis literasi keuangan pelaku umkm.
Seminar of Social Sciences Engineering & Humaniora, Desember.
Ariani, R., & Nadapdap, J. P. (2022). Implementasi Qris Sebagai Metode Keuangan Digital
Dalam Budaya Literasi Keuangan Di Wilayah Perbatasan Pada Umkm Di Kabupaten
Bengkayang. Jurdian, 72–81.
Atarwaman, R., Gainau, P., & Muriany, C. (2023). Pengaruh Financial Technology
Terhadap Inklusi Keuangan UMKM Pengguna QRIS. Jurnal Akuntansi Kontemporer,
15(2), 143–154. https://doi.org/https://doi.org/10.33508/jako.v15i3.4545 A
Chin, W. W. (1998). The Partial Least Squares Approach to Structural Equation Modeling.
JANUARY 1998.
Damra, Y., Yasin, S., & Albaity, M. (2023). "Trust but verify” fi nancial inclusion in the
MENA region. Borsa Istanbul Review, xxx(Sep).
https://doi.org/10.1016/j.bir.2023.09.008

Yesti Siti Nurjanah & Taufik Wibisono : Penerapan SAK EMKM Berbasis Penggunaan QRIS dan Literasi … 451
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 Nomor 2, Desember 2023

Gao, X., & Ren, Y. (2023). The impact of digital finance on SMEs financialization: Evidence
from thirty million Chinese enterprise registrations. Heliyon, 9(8), e18664.
https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2023.e18664
Hair, J. F., Hult, G. T. M., Ringle, C. M., & Sarstedt, M. (2017). A Primer on Partial Least
Squares Structural Equation Modeling (Second Edi). Sage.
Hair Jr, J. F., Hult, G. T. M., Ringle, C. M., Sarstedt, M., Danks, N. P., & Ray, S. (2023).
Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) Using R: A
Workbook. In Structural Equation Modeling: A Multidisciplinary Journal (Vol. 30,
Issue 1). https://doi.org/10.1080/10705511.2022.2108813
IAI. (2023). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Mennegah (EMKM).
http://www.iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/emkm
Imjai, N., Aujirapongpan, S., & Mahadi, N. (2023). The interplay of digital and management
accounting competency to competitive performance in the open innovation era: A case
of Thai micropreneurs. Journal of Open Innovation: Technology, Market, and
Complexity, 9(4), 100167. https://doi.org/10.1016/j.joitmc.2023.100167
Jayani, H. (2021). UMKM Pengguna QRIS Meningkat 316% Selama Pandemi Covid-19.
Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/01/29/umkm-pengguna-
qris-meningkat-316-selama-pandemi-covid-19
Khoiriyah, D. N., Amalia, F., & Artikel, I. (2023). Dampak inklusi dan literasi keuangan
terhadap pendapatan melalui kredit UMKM di Indonesia tahun 2016 dan 2019. Jurnal
Riset Ekonomi Dan Bisnis, 16(1), 16–31.
Kotler, P., Amstrong, G., & Balasubramanian, S. (2023). Princiles of Marketing
(Nineteenth). Pearson.
Kumar, P., Islam, A., Pillai, R., & Sharif, T. (2023). Analysing the behavioural ,
psychological , and demographic determinants of financial decision making of
household investors. Heliyon, 9(2), e13085.
https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2023.e13085
Kumar, P., Pillai, R., Kumar, N., & Tabash, M. I. (2023). The interplay of skills, digital fi
nancial literacy, capability, and autonomy in fi nancial decision making and well-being.
Borsa Istanbul Review, 23(1), 169–183. https://doi.org/10.1016/j.bir.2022.09.012
Li, W., & Pang, W. (2023). Digital inclusive finance , financial mismatch and the innovation
capacity of small and medium-sized enterprises: Evidence from Chinese listed
companies. Heliyon, 9(2), e13792. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2023.e13792
Maulana, R. F. (2022). Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM Pada
UMKM Toko Grosir Hasanah. Indonesian Accounting Literacy Journal, 1918(01), 36–
48.
Maulita, Luturmas, F., & Rahmat. (2023). Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan
Perempuan Dasawisma Untuk Pengelolaan Keuangan Keluarga. Jurnal Akuntasi Dan
Keuangan Kontemporer, 6(2).
Mutiah, R. A. (2019). Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan pada UMKM Berbasis
SAK EMKM. International Journal of Social Science and Business, 3(3), 223–229.
OJK. (2021). Strategi Nasional Literasi keuangan Indonesia 2021-2025. Otoritas Jasa
Keuangan. https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/publikasi/Pages/Strategi-Nasional-
Literasi-Keuangan-Indonesia-2021-2025.aspx
Oktaviranti, A., & Alamsyah, M. I. (2023). Literasi Keuangan, Persepsi UMKM terhadap
Kualitas Laporan Keuangan dengan Penerapan SAK EMKM Sebagai Variabel
Mediasi. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI), 7(June), 133–143.

Yesti Siti Nurjanah & Taufik Wibisono : Penerapan SAK EMKM Berbasis Penggunaan QRIS dan Literasi … 452
Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI) Volume 7 Nomor 2, Desember 2023

Palupi, A. A., Hartati, T., & Sofa, N. (2022). Pengaruh Literasi Keuangan dan Kemudahan
Penggunaan Sistem QRIS Terhadap Keputusan Bertransaksi Menggunakan QRIS pada
UMKM. Seminar Nasional Riset Terapan, 67–75.
Putri, N. K., & Arofah, T. (2022). Persepsi penggunaan qris terhadap penyusunan laporan
keuangan laba rugi berbasis sak emkm. Call for Paper and National Conference 2022,
109–118.
Qin, W., Li, Y., & Zhonggang, Y. (2022). Research on development of digital finance in
improving efficiency of tourism resource allocation. Resources, Environment and
Sustainability, 8 September 2021), 100054. https://doi.org/10.1016/j.resenv.2022.100054
Rahmawati, A., Handari, S., & Garad, A. (2023). The effect of financial literacy , training
and locus of control on creative economic business performance. Social Sciences &
Humanities Open, 8(1), 100721. https://doi.org/10.1016/j.ssaho.2023.100721
Ramdanti, E. R., Ruslaini, & Abizar. (2023). Persepsi Pedagang Pasar Tradisional Terhadap
Penggunaan Sistem Pembayaran Qris (Studi Kasus: Pasar Induk Tamin, Kota Bandar
Lampung). NUSANTARA Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 10(7), 3330–3337.
Sarstedt, M., Hair, J. F., Cheah, J., Becker, J., & Ringle, C. M. (2019). How to specify,
estimate, and validate higher-order constructs in. Australasian Marketing Journal
(AMJ), 27(3), 197–211. https://doi.org/10.1016/j.ausmj.2019.05.003
Sekita, S., Kakkar, V., & Ogaki, M. (2022). Wealth, Financial Literacy and Behavioral
Biases in Japan: the Effects of Various Types of Financial Literacy. Journal of The
Japanese and International Economies, 64(July 2021), 101190.
https://doi.org/10.1016/j.jjie.2021.101190
Simanjuntak, M. H. (2023). BI catat jumlah merchant QRIS capai 29,6 juta. Antaranews.
https://jabar.antaranews.com/berita/480561/bi-catat-jumlah-merchant-qris-capai-296-
juta
Soetiono, K. S., & Setiawan, C. (2018). Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia (1st ed.).
Rajawali Press. https://inlislite.uin-suska.ac.id/opac/detail-opac?id=26060
Sundarasen, S., Rajagopalan, U., Kanapathy, M., & Kamaludin, K. (2023). Women’s
financial literacy: A bibliometric study on current research and future directions.
HELIYON, October, e21379. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2023.e21379
Uthaileang, W., & Kiattisin, S. (2023). Developing the capability of digital financial literacy
in developing countries: A Case of online loan for small entrepreneurs. Heliyon, 9(12),
e21961. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2023.e21961
Widjanarko, O. (2019). QRIS, Satu QR Code untuk semua Pembayaran. Bank Indonesia.
https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/SP_216219.aspx
Xu, R., Yao, D., & Zhou, M. (2023). Does the development of digital inclusive finance
improve the enthusiasm and quality of corporate green technology innovation? Journal
of Innovation & Knowledge, 8(3), 100382. https://doi.org/10.1016/j.jik.2023.100382
Yang, J., Wu, Y., & Huang, B. (2023). Digital finance and financial literacy : Evidence from
Chinese households ☆. Journal of Banking and Finance, 156(February 2021).
https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2023.107005

Yesti Siti Nurjanah & Taufik Wibisono : Penerapan SAK EMKM Berbasis Penggunaan QRIS dan Literasi … 453

You might also like