615 Aprilla+et+al Jakagi+Des+3 (1) +23-34-1
615 Aprilla+et+al Jakagi+Des+3 (1) +23-34-1
*Penulis korespondensi. Aprilla. Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi,
Universitas Binawan, , Jl. Raya Kalibata No.25, RT.9/RW.5, Cawang, Kec. Kramat jati, Kota
Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13630, Hp 089654690187, Email:
[email protected]
ABSTRACT
Self-care education is health education that can help patients with chronic kidney failure by
adapting to the disease they are experiencing. Adherence to the hemodialysis diet aims to improve
the patient's quality of life and reduce nutritional deficiencies. This study aim to analyze the
effectiveness of self-care leaflet education on dietary compliance in chronic kidney disease
patients with hemodialysis at the hospital. Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto.This type of
research uses a quasi-experimental method with a nonequivalent group pretest-posttest design.
The sampling technique was purposive sampling, and the number of subjekts was 11. Data
collection on dietary compliance using a questionnaire on CKD dietary compliance in
hemodialysis patients and collecting macronutrient intake by interview using a 2x24 hour food
recall form. Statistical analysis used is the paired test. The results showed that in the bivariate test
there was a significant difference between before and after being given education (p = 0.000). And
showed that there was a significant difference between energy intake (p = 0.032), carbohydrates
(p = 0.021), protein (p = 0.026), fat (p = 0.048) before and after being given education. It can be
concluded that there is a significant difference after giving education leaflets with self-care on the
dietary compliance of chronic kidney disease patients with hemodialysis.
ABSTRAK
Edukasi self-care merupakan pendidikan kesehatan yang dapat membantu pasien gagal ginjal
kronik dengan beradaptasi dengan penyakit yang dialami. Kepatuhan dalam diet hemodialisis
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengurangi kekurangan gizi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas antara edukasi leaflet self-care terhadap
kepatuhan diet pada pasien penyakit ginjal kronis dengan hemodialisa di RS. Bhayangkara Tk. I R.
Said Sukanto. Jenis penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain
nonequivalent group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel dengan metode
purposive sampling, jumlah subjek 11 subjek. Pengumpulan data kepatuhan diet menggunakan
kuesioner kepatuhan diet CKD pada pasien hemodialisa dan pengumpulan asupan zat gizi makro
dengan wawancara menggunakan form food recall 2x24 jam. Analisis statistik yang digunakan
adalah uji paired test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji bivariat terdapat perbedaan
yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan edukasi (p = 0,000). Dan menunjukkan
terdapat perbedaan yang signifikan antara asupan energi (p = 0,032), karbohidrat (p = 0,021),
protein (p = 0,026), lemak (p =0,048) sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan setelah pemberian edukasi leaflet dengan self-care terhadap
kepatuhan diet pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisa.
Received: 27 Juni 2022 | Accepted: 26 Desember 2022 | Published Online: 31 Desember 2022
Rata-rata pasien pada bulan November 2021 Jenis dan cara pengumpulan data
sebesar 100 pasien. Masalah kepatuhan diet Pengumpulan data karakteristik subjek
pada pasien hemodialisis masih rendah, dan seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
ketidakpatuhan terkait morbiditas dan penghasilan, dan lama hemodialisa diukur
mortalitas meningkat. Berdasarkan data diatas dengan menggunakan kuesioner. Rata-rata
peneliti tertarik untuk melakukaan penelitian penghasilan perbulan dikategorikan menjadi
mengenai pengaruh edukasi self-care terhadap cukup (Rp. 3.000.000-5.000.000,-), sedang
diet pada pasien gimjal kronis dengan (>Rp 5.000.000 – Rp 6.000.000,-) dan tinggi
hemodialisa di RS. Bhayangkara Tk. I R. Said (> Rp 6.000.000,-). Yang disesuaikan dengan
Sukanto. keadaan subjek hemodialisa di RS
Bhayangkara10 Lama subjek menjalani
METODE hemodialisa dikategorikan menjadi ≤2 tahun
Desain, tempat, dan waktu dan > 2 tahun.6 Status gizi subjek dilakukan
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pengukuran LILA menggunakan
kuantitatif dengan desain pretest-posttest metline dengan ketelitian 1 mm.
nonequivalent group design yang dilakukan di Asupan zat gizi makro diukur
Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I R. Said menggunakan metode 24 hours food recall,
Sukanto pada bulan November - Desember dengan cara mewawancarai asupan makanan
2021. apa saja yang dikonsumsi oleh subjek selama
24 jam terakhir yang dilakukan, selama 2 hari,
Jumlah dan cara pengambilan subjek tidak berturut-turut. Data asupan kemudian
Pengambilan subjek pada penelitian ini diolarh dengan menggunakan software
menggunakan teknik purposive sampling, computer untuk dikonversi ke nilai gizi.
dengan kriteria inklusi subjek berusia ≥18 Alur intervensi dapat dilihat Grafik 1. Data
tahun (usia dewasa), merupakan pasien karakteristik, status gizi dan asupan makan
hemodialisa di RS. Bhayangkara Tk. I R. Said diambil pada minggu pertama. Pretest asesmen
Sukanto, sudah menjalani hemodialisa ≥ 3 food recall pertama (Pre-FR1) diambil saat
bulan secara rutin minimal sebanyak 2x Edukasi 1, dan food recall kedua diambil saat
seminggu, bersedia menjadi subjek dan edukasi ke 2 (Pre-FR2), dalam minggu
mengikuti prosedur penelitian, dalam kondisi pertama. Posttest asesmen food recall pertama
sadar serta dapat membaca dan menulis. dilakukan pada minggu ketiga (Post-FR1),
Kriteria eksklusi, subjek mengundurkan diri dengan jarak 2 hari pengambilan dari recall
saat penelitian berlangsung, dan subjek pertama (Post-FR2).
mengidap penyakit: kanker, DM, sepsis dan
AIDS dan gangguan fungsi kognitif.
Edukasi self-care 1
Subjek mengisi post-test kepatuhan diet dan wawancara food recall (Post-FR1)
dan 2 hari kemudian dilakukan lagi wawancara food recall (Post-FR2)
Edukasi dalam intervensi penelitian ini 0,949 yang menunjukkan bahwa reabilitas dari
menggunakan leaflet.11 Komponen leaflet, kuesioner ini kuat. 12
antara lain tujuan diet hemodialisa, syarat dan
prinsip diet, bahan makanan yang dianjurkan Pengolahan dan analisis data
dan yang dibatasi, hal-hal yang perlu Analisis data dalam penelitian ini
diperhatikan bagi pasien hemodialisa, menu menggunakan program statistik SPSS dalam
sehari, pembatasan asupan cairan, manajemen mengolah data, analisis univariat dilakukan
stress, tips mengatasi Pruritus dan tips untuk mengidentifikasi karakteristik subjek.
memberi rasa nyaman diri. Uji normalitas dengan parameter Shapiro-wilk
Kepatuhan diet diukur menggunakan didapatkan hasil bahwa data terdistribusi
kuesioner kepatuhan diet CKD pada pasien Normal Analisis bivariat menggunakan uji
hemodialisa, terdiri dari 31 pertanyaan yang paired-t test atau Wilcoxon test untuk
diisi sesuai dengan apa yang dirasakan pasien mengetahui perbedaan antara sebelum dan
selama satu bulan terakhir. Pertanyaan sesudah diberikan edukasi leaflet. Penelitian
merupakan pertanyaan likert dengan rentang 1- ini sudah lulus kaji etik penelitian dari RS.
5 (Selalu, Sering, Kadang-kadang, Jarang, Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto, Jakarta
Tidak pernah). Kuesioner ini telah diuji Timur dengan nomor 38/EC/MHS/
reabilitasnya dengan alpha cronbach angka VIII/RS.Bhay.Tk.
Hal ini dikarenakan pemberian edukasi tidak dianjurkan, contoh menu sehari,
berbasis leaflet dengan self-care dapat pembatasan asupan cairan) dan materi self-
mempengaruhi pengetahuan dan daya tangkap care (manajemen stress, mengatasi pruritus,
pasien tentang penyakitnya dan mempengaruhi dan tips memberi rasa nyaman).13 Hal ini
dalam pengambilan keputusan untuk merubah sejalan dengan penelitian Astuti (2018)
perilaku dimana didalam leaflet terdapat menunjukkan bahwa edukasi self-care
materi tentang Penanganan Penyakit Gagal meningkatkan kepatuhan diet pasien penyakit
Ginjal Kronik (tujuan diet, syarat dan prinsip ginjal kronik dengan hasil p-value = 0,000.14
diet, bahan mkanan yang dianjurkan dan yang
Tabel 2. Perbedaan Asupan Gizi Makro Sebelum dan Sesudah diberi Edukasi
Variabel Mean±SD Selisih P-value
Asupan Energi
Sebelum 1158,82±103,4 52,45 0.032*
Sesudah 1211,27±72,7
Asupan Karbohidrat
Sebelum 147,55±16,8 8,32 0,021*
Sesudah 155,82±12,5
Asupan Protein
Sebelum 58,82±9,8 4,63 0,026*
Sesudah 63,45±9,9
Asupan Lemak
Sebelum 30,27±4,5 2,37 0,048*
Sesudah 32,64±4,4
Sumber: Data Primer 2021
Keterangan: * Signifikan (p<0,05)
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa pada penyakit ginjal kronis dengan hemodialisa di
kelompok sebelum dan sesudah diberikan RS. Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto.
edukasi didapatkan selisih nilai yaitu 8,28 Hal ini dikarenakan pemberian edukasi
dengan nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05). berbasis leaflet dengan self-care dapat
Hasil penelitian menunjukkan adanya mempengaruhi pengetahuan dan daya tangkap
perbedaan signifikan sebelum dan sesudah pasien tentang penyakitnya dan mempengaruhi
diberikan edukasi self-care pada pasien dalam pengambilan keputusan untuk merubah
perilaku dimana didalam leaflet terdapat
Kemampuan self-care pada pengelolaan yang ada dalam menangkap pesan.21 Semakin
diet yang baik akan meningkatkan kepatuhan banyak indera dilibatkan dalam penangkapan
pasien dalam pengelolaan diet. Self-care dalam pesan, maka semakin mudah pesan dapat
pengelolaan diet nutrisi adalah suatu proses diterima oleh sasaran pendidikan. Media
pengambilan keputusan secara aktif yang edukasi kesehatan dapat berupa media cetak
meliputi pemilihan tingkah laku untuk dan media elektronik.22. Pada penelitian ini
mempertahankan stabilitas fisiologis media yang digunakan adalah leaflet, leaflet
(maintenance) serta bagaimana keyakinan tersebut berisi perawatan diri subjek dan diet
pasien terhadap keseluruhan upaya self-care yang harus dipatuhi subjek. Isi leaflet tersebut
yang telah dilakukannya.18. Kepatuhan secara diambil dari buku diet untuk subjek penyakit
umum didefenisikan sebagai tingkatan perilaku ginjal kronis dengan hemodialisa. Berdasarkan
seseorang yang mendapatkan pengobatan, hasil penelitan bahwa dengan media leaflet
mengikuti diet dan merubah gaya hidup yang self-care dapat meningkatkan kepatuhan diet
sehat sesuai dengan rekomendasi pemberi subjek, hal ini karena leaflet dibuat mudah
pelayanan kesehatan.19 Menurut penelitian dipahami oleh subjek dan leaflet juga mudah
Solihatin & Mu’min tahuan 2021, disebutkan digunakan untuk segala kalangan usia, maka
perlu dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan leaflet tersebut dapat direkomendasikan untuk
yang terprogram pada pasien terutama tentang edukasi. Seperti pada penelitian Afriyani dkk
cara perawatan CKD dan hemodialisa sebagai tahun 2020bahwa sebagian subjek lebih
sarana untuk meningkatkan pengetahuan banyak menerima edukasi dengan leaflet dan
pasien. Dengan pengetahuan yang baik dapat dapat meningkatkan kepauhan diet subjek 23.
meningkatkan kemampuan perilaku self Namun berbeda dengan penelitian Hidayah &
management.20 Pada penelitian Astuti et al Sopiyandi yang mengatakan bahwa leaflet
tahun 2018 menyatakan bahwa pemberian dapat menambah pengetahuan diet subjek
edukasi pada subjek penyakit ginjal kronis tetapi tidak dapat meningkatkan kepatuhan diet
dengan hemodialisa akan lebih efektif pada subjek.24
menambah kepatuhan diet, apabila Pada prakteknya implementasi metode self-
menggunakan metode self-care dibandingkan care tidak dapat hanya dipantau dengan satu
dengan edukasi ceramah biasa dilakukan14. dua kali pemberian intervensi namun juga
Media edukasi merupakan alat atau bahan pengawasan menyeluruh. Karena proses dari
yang digunakan sebagai media untuk pesan implementasi self-care sendiri merupakan hasil
yang disampaikan dengan tujuan untuk lebih dari proses pembuatan keputusan yang
mudah memperjelas pesan, atau untuk lebih melibatkan faktor orang, masalah dan
memperluas jangkauan pesan. Penggunaan lingkungan yang mempengaruhi perilaku self-
media bertujuan untuk memaksimalkan indera care oleh pasien itu sendiri, yang dalam hal ini
15. Hermawati, Titiek, H, Nur, C. Faktor- Keperawatan Dan Kebidanan, 4(2), 13-
faktor Yang Mempengaruhi Self-care Diet 23, 2021
Nutrisi Pasien Hemodialisa Di RSUD Dr 21. Sopiyandi, M. H. Efektifitas penggunaan
Moewardi Surakarta. Gaster 2016;14(2) media edukasi buku saku dan leaflet
16. Akhter, N. Self Management Among terhadap pengetahuan dan kepatuhan diet
Patients With Hypertension in pasien rawat jalan diabetes melitus tipe 2
Bangladesh. 2010. Ejournal Tersedia di puskesmas. Pontianak Nutrition Journal
secara online di http://kb.psu.ac.th diakses (PNJ), 01(02), 67-68. DOI:
pada Januari 2022 10.30602/pnj.v1i2.290, 2018
17. Riyanti, E., Setyowati, S., & Afiyanti, Y. 22. Notoatmodjo. Promosi kesehatan dan
Asuhan Keperawatan Gestational perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta,
Diabetes Mellitus Dengan Aplikasi Teori 2014
Self-care Orem. Proceeding Of The 23. Afriyani, A., Suriadi, S., & Righo, A.
Urecol, 228-235, 2019 Media Edukasi Yang Tepat Pada Pasien
18. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Self- Diabetes Melitus Tipe 2 Terhadap
care Diet Nutrisi Pasien Hemodialisa Di Kepatuhan Diet: Literature
RSUD Dr Moewardi Surakarta. Gaster Review. ProNers, 5(2), 2020
2016;14(2) 24. Hidayah, M., & Sopiyandi, S. Efektifitas
19. Juwita, L., & Kartika, I. R. Pengalaman penggunaan media edukasi buku saku dan
menjalani hemodialisa pada pasien gagal leaflet terhadap pengetahuan dan
ginjal kronis. Jurnal Endurance: Kajian kepatuhan diet pasien rawat jalan diabetes
Ilmiah Problema Kesehatan, 4(1), 97-106, melitus tipe 2 di puskesmas. Pontianak
2019 Nutrition Journal (PNJ), 1(2), 66-69,
20. Solihatin, Y., & Mu'Min, M. F. Pengaruh 2019.
Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat 25. Riegel, B., Dickson, V. V., & Faulkner,
Pengetahuan Self Management Pasien K. MThe situation-specific theory of heart
Chronic Kidney Disease (Ckd) Di Ruang failure self-care revised and updated.
Hemodialisa Rsud Smc Journal of Cardiovascular Nursing, 31(3),
Tasikmalaya. Jurnal Mitra Kencana 226– 235, 2016.