GEMILANG - Volume 4, No. 2, April 2024 Halaman 224-239
GEMILANG - Volume 4, No. 2, April 2024 Halaman 224-239
Nur Azizah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
[email protected]
Elyanti Rosmanidar
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
[email protected]
Abstract: This study aims to determine the effect of account receivable, equity, and non-current liabilities on net
income in food and beverage manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2019 -2022.
This study uses independent variables, namely account receivable, equity, and non-current liabilities. The
dependent variable is net profit. The data used in this study is secondary data, namely in the form of financial
reports of automotive and component companies listed on the IDX for 2019-2021. 2019 is used to compare 2020
to 2022. This research is descriptive with a quantitative approach. Statistical methods using multiple linear
regression analysis, t test, f test, and analysis of the coefficient of determination.The results of this study indicate
that account receivable, equity, and non-current liabilities partially have effect on net income. Then account
receivable, equity, and non-current liabilities simultaneously also have effect on net income. By using the F test
it was found that the independent variables did not have a simultaneous effect on the dependent variableFrom the
determination calculation, the Adjusted R Square value is 0.553 or 55,3% . This means that it indicates that the
variables of ccount receivable, equity, and non-current liabilities on net income have an effect of 55.3% and the
remaining 44.7% can be influenced by other factors outside of this study.
Keywords: Account Receivable, Equity, and Non-current liabilities and Net Profit
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh piutang usaha, modal dan hutang jangka panjang
terhadap laba bersih pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahu 2019-
2022. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu piutang usaha, modal dan hutang jangka panjang.
Variabel dependennya adalah laba bersih. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yaitu berupa laporan keuangan perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI tahun 2019-2022. Tahun
2019 digunakan untuk membandingkan pada tahun 2020 hingga 2021. Penelitian ini merupakan Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode statistik menggunakan analisis regresi
linier berganda, uji t, uji f, dan analisis koefisien determinasi.hasil penelitian ini menunjukkan bahwa piutang
usaha, modal dan hutang jangka panjang berpengaruh terhadap laba bersih. Kemudian piutang usaha, modal dan
hutang jangka panjang terhadap laba bersih secara simultan juga berpengaruh terhadap laba bersih. Dengan
menggunakan uji F didapatkan bahwa variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap laba bersih. Dari
perhitungan determinasi didapatkan nilai Adjusted R Square sebesar 0.553 atau 55.3%. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa variabel piutang usaha , modal dan hutang jangka panjang terhadap laba bersih memberikan
pengaruh sebesar 55.3% dan sisanya sebesar 44.7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini
Kata kunci : Piutang usaha, Modal, Hutang jangka panjang dan laba bersih.
LATAR BELAKANG
Received Desember 29, 2023; Accepted Januari 21, 2024; Published April 30, 2024
* Nur Azizah, [email protected]
Pengaruh Piutang Usaha , Modal Dan Hutang Jangka Panjang Terhadap Laba Bersih
Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2019-2022
Perusahaan otomotif, baik yang sudah atau belum terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI), terdampak cukup parah selama pandemi Covid-19. Pada tahun 2020, penjualan
wholesales industri otomotif di Indonesia hanya mencapai 530 ribu unit. Angka ini turun
sebanyak 50% dari biasanya akibat mobilitas orang dan barang yang sangat terbatas. Lalu
keadaan membaik seiring melandainya kasus Covid-19 di tanah air. Pada semester pertama
2022, misalnya, sejumlah perusahaan otomotif berhasil mencetak kinerja yang
menggembirakan. Angka penjualan kendaraan bermotor juga merangkak naik.
Hingga semester pertama tahun ini, kinerja sejumlah emiten otomotif terbilang
menggembirakan. Pendapatan bersih PT Astra International Tbk (ASII), contohnya, mencapai
Rp143,69 triliun atau meningkat 33,80% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba bersih ASII bahkan meningkat hingga 105,77% dengan menyentuh Rp18,17 triliun.
Kinerja positif juga ditorehkan oleh PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS). Emiten
otomotif grup Salim tersebut membukukan pendapatan senilai Rp11,79 triliun. Angka ini
meningkat 23,84% dari periode yang sama tahun lalu, yakni Rp9,52 triliun. Laba bersih
perseroan juga melonjak hingga 484% menjadi Rp172,09 miliar.
Setiap perusahaan pada dasarnya memiliki berbagai tujuan yang sama. Tujuannya
adalah meningkatkan keuntungan, meningkatkan produktivitas karyawan, meningkatkan
kepuasan pelanggan, dan yang paling utama adalah bagaimana perusahaan memperoleh laba
sebesar besarnya. Laba diperoleh perusahaan dari kegiatan penjualan. Laba adalah manfaat
ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau
penurunan kewajban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.
Istilah laba dalam islam disebut dengan ribh. Arti laba dalam Islam terdapat dalam
surah Al-Baqarah (2) ayat 16: Artinya: Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat
petunjuk.
Penjualan dapat dilakukan baik secara tunai maupun kredit kepada para pelanggan. Jika
perusahaan melakukan penjualan tunai maka akan memperoleh laba saat itu juga dari aktivitas
penjualan tersebut. Namun jika perusahaan menerapkan sistem penjualan kredit maka akan
timbul piutang usaha, untuk penjualan kredit mengharuskan perusahaan untuk melakukan
pengawasan khusus agar piutang tersebut dibayar oleh para pelanggan sesuai jatuh tempo.
Perusahaan dituntut untuk melakukan berbagai kebijakan yang dapat .menguntungkan
perusahaan dalam rangka mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan dan untuk
menghasilkan keuntungan (laba) semaksimal mungkin.Perusahaan memiliki banyak
alternativeuntuk melakukan kegiatan usahanya berjalan dengan lancar dan salah satunya
denganmelakukan penjualan suatu produk atau jasa secara kredit.
Tabel 1. 1
Perusahaan Otomotif dan Komponen
Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
No Kode Saham Perusahaan
1 ASII Astra Internasional Tbk
2 AUTO Astra Otoparts Tbk
3 BOLT Garuda Metalindo Tbk
4 BRAM Indo Kodsa Tbk
5 GDYR Goodyear Indonesia Tbk
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk
7 IMAS Indomobil Sukses International Tbk
8 INDS Indospring Tbk
9 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
10 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
11 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk
12 SMSM Selamat sempurna Tbk
Sumber : www.idx.co.id
Pengaruh Piutang Usaha , Modal Dan Hutang Jangka Panjang Terhadap Laba Bersih
Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2019-2022
KAJIAN TEORITIS
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Teori keagenan merupakan sebuah kontrak antara principal dengan agen, dengan
melihat pendelegasian beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Teori
keagenan (agency theory) adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Jensen dan Mackling
pada tahun 1976, teori ini menyatakan bahwa kegiatan bisnis tidak selalu dikelola langsung
oleh pemiliknya. Akan tetapi dengan memisahkan fungsi pengelolaan dan kepemilikan
akan rentan terhadap masalah keagenan. Dalam hubungan keagenan, mekanisme
kontraknya persipal memberikan wewenang kepada agen untuk bertindak atas nama
prinsipal. Kemudian dalam model keagenan terdapat sebuah sistem yang melibatkan dua
pihak, sehingga memerlukan kontrak kerja antara pihak yang memberi wewenang
(principal) yaitu pemilik dengan pihak yang menerima wewenang (agent) yaitu manajer.
2. Laba Bersih
Menurut Hery, laba bersih berasal dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan
dan kerugian. Transaksi-transaksi ini diikhtisarkan dalam laporan laba rugi. Laba
dihasilkan dari selisih antara sumber daya masuk (pendapatan dan keuntungan) dengan
sumber daya keluar (beban dan kerugian) selama periode waktu tertentu. Suwarjono
menyatakan laba adalah kenaikan assets dalam satu periode akibat kegiatan produktif yang
dapat dibagi atau didistribusikan kepada kreditor, pemerintah pemegang saham (dalam
bentuk bunga, pajak, dan deviden) tanpa mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang
saham semula. Oleh karena itu laba bersih merupakan pendapatan yang dihasilkan oleh
perusahaan dari hasil dari laba sebelum pajak yang sudah dikurangi dengan beban yang
dikeluarkan selama periode tertentu, tinggi rendahnya laba bersih perusahaan menjadikan
perusahaan dapat dilihat sejauh mana perusahaan dalam memperoleh laba yang dihasilkan
dalam suatu periode tetentu. Menurut Kasmir, bisa dirumuskan sebagai berikut:
2. Beban (expense), Beban adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau
timbulnya kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi
suatu barang, pemberin jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan
usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.
3. keuntungan (gain), Keuntungan adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih)
dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan
dari semua transaksi, kejadian dan kondisi lainnya yang memperngaruhi entitas
tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau entitas pemilik.
4. kerugian (loss),Kerugian adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari
transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari
semua transaksi, kejadian dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas
tersebut, kecuali yng berasal dari pendapatan atau entitas pemilik.
b. Jenis Laba
Jenis laba Menurut Kasmir, jenis laba terbagai menjadi:
a. Laba Kotor (Gross Profit) adalah laba yang didapatkan sebelum dikurangi biaya
yang menjadi beban perusahaan atau dengan kata lain, laba kotor adalah laba
keseluruhan yang perusahaan peroleh.
b. Laba Bersih (Net Profit) adalah laba yang sudah dikurangi biaya yang merupakan
beban perusahaan dalam suatu periode tertentu termasuk pajak.
c. Laba Dalam Perspektif Islam
Menyangkut tentang perdagangan dalam Al-Quran, diungkap dengan kata
tijarah (perdagangan) yang berarti menebarkan modal untuk mendapat keuntungan.
Hal ini bisa kita lihat pada QS. An-Nisa ayat 29:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
Berikut ini beberapa tentang laba dalam konsep islam:
1) Adanya harta (uang) yang dikhususkan untuk perdagangan.
2) Mengoperasikan modal tersebut secara interaktif dengan unsur-unsur yang lain-
lain yang terkait untuk produksi, seperti usaha dan sumber alam.
3) Memposisikan harta sebagai obyek dalam pemutarannya karena adanya
kemungkinan-kemungkinan pertambahan atau pengurangan jumlahnya.
4) Selamatnya modal pokok yang berarti modal bisa dikembalikan.
Pengaruh Piutang Usaha , Modal Dan Hutang Jangka Panjang Terhadap Laba Bersih
Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2019-2022
3. Piutang Usaha
a. Pengertian piutang
Piutang merupakan klaim yang muncul dari pejualan barang dagangan,
penyerahan jasa, pemberian pinjaman dana, atau jenis transaksi lainnya yang
membentuk suatu hubungan dimana satu pihak berutang kepada pihak lainnya.
Tujuan dari piutang yaitu untuk meningkatkan penjualan, meningkatkan laba dan
menjaga loyalitas pelanggan. Dengan meningkatnya penjualan kemungkinan besar
laba akan meningkat pula. Penggolongan piutang menurut sumber terjadinya,
digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain.
b. Faktor-faktor yang memperngaruhi piutang
Piutang merupakan aktiva yang penting dalam perusahaan dan dapat menjadi
bagian yang besar dari likuiditas perusahaan. Besar kecilnya piutang dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Volume penjualan kredit, Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan
penjualan memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya
volume penjualan kredit setiap tahunnya bahwa perusahaan itu harus menyediakan
investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Makin besarnya jumlah piutang
berarti makin besarnya resiko, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar
profitability.
2) Syarat pembayaran penjualan kredit, Syarat pembayaran penjualan kredit dapat
bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang
ketat berarti bahwa perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit dari pada
pertimbangan profitabilitas. Syarat yang ketat misalnya dalam bentuk batas waktu
pembayaran yang pendek, pembebanan bunga yang berat pada pembayaran piutang
yang terlambat.
3) Ketentuan tentang pembatasan kredit, Dalam penjualan kredit perusahaan dapat
menetapkan batas maksimal atau plafond bagi kredit yang diberikan kepada para
langganannya. Makin tinggi plafond yang ditetapkan bagi masingmasing
langganan berarti makin besar pula dana yang di investasikan dalam piutang.
Sebaliknya, jika batas maksimal plafond lebih rendah, maka jumlah piutang pun
akan lebih kecil.
4) Kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang, Perusahaan dapat menjalankan
kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang secara aktif atau pasif. Perusahaan
yang menjalankan kebijaksanaan secara aktif, maka perusahaan harus
tersebut. Padahal seharusnya alokasi dana pinjaman jangka panjang hanya boleh
dipakai untuk membelanjai proyek jangka panjang.
e. Solusi Mengatasi Permasalahan dalam Hutang Jangka Panjang
Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam
hutang jangka panjang :
1. Menghindari penggunaan jangka panjang untuk kebutuhan jangka pendek.
Misalnya memakai dana hasil penjualan obligasi untuk membayar gaji, membayar
listrik, telepon, dan sejenisnya.
2. Menghindari keputusan yang bersifat gegabah dan tidak cermat. Namun
mengedepankan prinsip kehati-hatian yang tinggi serta dengan konsep
management yang terukur.
3. Menghindari menciptakan produk yang tidak memiliki nilai jual secara jangka
panjang, namun mengedepankan produk yang bersifat realistis.
4. Memahami kondisi mikro dan makro ekonomi secara jangka panjang baik dalam
negeri maupun luar negeri.
5. Pelunasan Hutang
Bila kewajiban atau hutang dilunasi pada saat jatuh tempo, nilai jatuh tempo
(nominal) dengan sendirinya merefleksi nilai sekarang (saat pelunasan) kewajiban sehingga
tidak ada selisih antara jumlah rupiah yang dibayar dan nilai nominal. Nilai jatuh tempo juga
akan sama dengan nilai buku atau nilai bawaan (carrying value) kewajiban karena proses
amortisasi selisih antara nominal dan nilai pasar pada saat penerbitan utang (misalnya obligasi).
Bila utang dilunasi sebelum jatuh tempo APBO No.26 menyebutnya sebagai early
extinguishmentof debt), debitor harus menebus utang tersebut dengan harga pasarnya sehingga
dapat terjadi selisih antara nilai bawaan dan nilai penebusan.Yang menjadi masalah adalah
apakah selisih tersebut dapat diperlakukan sebagai untung/rugi (masuk statemen laba-rugi) atau
sebagai penyesuai ekuitas pemegang saham (adjustment to stockhilders’ equity).
Bila kewajiban dilunasi sebelum jatuh tempo, pada umumnya akan terjadi selisih
antara nilai bawaan dan nilai penebusan atau penarikan. Selisih ini harus diakui sebagai laba
atau rugi pada saat penarikan.Bila penarikan dilakukan dengan pendanaan kembali, terdapat
tiga perlakuan terhadap selisih tersebut yaitu diamortisasi selama sisa umur semua hutang yang
dilunasi, diamortisasi selama umur hutang baru dan diakui sebagai laba atau rugi pada saat
penarikan.
METODE PENELITIAN
dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang
signifikan antara hutang jangka panjang terhadap laba bersih. Sesuai dengan teori yang
dikatakan oleh nafarin yang mengatakan bahwa Hutang merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi nilai perusahaan, dengan berhutang perusahaan-perusahaan memperluas
kegiatan perusahaan, memperluas kegiatan produksi, memperluas kegiatan pemasaran
dengan tujuan memperoleh laba sebesar-besarnya Dapat disimpulkan bahwa hutang
jangka panjang memiliki kaitan yang erat dengan laba, semakin tinggi hutang jangka
panjang maka akan mengakibatkan laba yang diperoleh perusahaan meningkat
Maka hal ini berarti bahwa variabel pengaruh hutang jangka panjang berpengaruh
signifikan terhadap laba bersih . hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu
judul penelitian terssebut adalah pengaruh aktiva tetap, hutang jangka panjang dan modal
terhadap laba bersih perusahaan pada pt semen baturaja (persero) Tbk Hasil penelitian ini
menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara hutang jangka panjang terhadap laba
bersih .
Berdasarkan hasil peneitian penulis bahwa hasil uji t menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan antara hutang jangka panjang dengan laba bersih perusahaan
nilai t hitung yang lebi besar dari nilai t tabel menunjukkan bahwa pengaruh tersebut
signifikan. Hal ini juga konsiten dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa
hutang jangka panjang memiliki hubungan erat dengan laba perusahaan. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa perusahaan akan memperoleh peningkatan laba jika memiliki
hutang jangka panjang yang tinggi.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Piutang
Usaha, Modal, dan Hutang jangka panjang terhadap Laba Bersih pada Perusahaan Otomotif di
Bursa efek Indonesia tahun 2019-2022. Metode analisis yang digunakan yaitu regresi linier
berganda yang diolah menggunakan SPSS 26 dan Microsoft Excel 2013. Sampel yang
digunakan 12 perusahaan. Dari hasil analisis, pengujian hipotesis menggunakan regresi linier
berganda pada data sekunder dan pembahasan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji t untuk variabel Piutang Usaha (X1) diperoleh nilai signifikan 0.040
< 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel piutang usaha terhadap laba bersih.
2. Berdasarkan hasil uji t untuk variabel modal (X2) diperoleh nilai signifikan 0.015 < 0.05,
maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh
yang signifikan antara variabel modal terhadap laba bersih.
3. Berdasarkan hasil uji t untuk variabel Hutang Jangka Panjang (X3) diperoleh nilai
signifikan 0.016 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang
berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel hutang jangka panjang terhadap
laba bersih.
4. Berdasarkan hasil uji F pada penelitian ini, maka dapat dilihat bahwa nilai sig < a yaitu
0.024 < 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh
yang signifikan antara piutang usaha, modal dan hutang jangka panjang secara bersama
terhadap laba bersih
DAFTAR REFERENSI
Buku
Dadang Husen Sobana, Studi Kelayakan Bisnis( Bandung: Pustaka Setia, 2018 )
Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014)
Lukman Syamsudin, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada,
2004)
Michelle Suharli, 2016 , Akuntansi Untuk Bisnis Dan Dagang. Yogyakarta: Graha
Munawir, S, 2016 Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberti Yogyakarta
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2016)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Cet. 23 (Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2016)
Zulfikar 2015 dalam Budiman, Fajar. Pengaruh Sharia Compliance dan Islamic. 2017
Jurnal
Ade Sastro Miharjo (2019) pengaruh modal dan penjualan terhadap laba bersih ( survei pada
perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek
indonesia tahun 2012-2018)
Andriyani, Sakarina, And Efrizal, “Pengaruh Aset Lancar, Hutang Jangka Panjang, Ekuitas,
Laba Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Di BEI.”
Crystha Armereo, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,” Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini 6,
no. 1 (2015), hlm. 50.
Era Vour Wanti dan Irsan Anshori. (2017) Analisis Pengaruh Piutang Usaha dan Arus Kas
Operasi terhadap Laba Bersih (Studi Kasus pada PT Kalbe Farma Tbk yang terdaftar
di BEI tahun 2007 – 2014) Jurnal Akuntansi Fe-Ub Volume 11 No. 1 April
Pengaruh Piutang Usaha , Modal Dan Hutang Jangka Panjang Terhadap Laba Bersih
Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2019-2022
Handayani, V. (2018). Analisis Pengaruh Hutang Terhadap Laba Bersih Pada PT Kereta Api
Indonesia (Persero). Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, 18(1).
Luthfi Helvida dan Wahyu Murti (2016) Pengaruh Hutang Jangka Panjang Dan Aktiva Tetap
Terhadap Laba Bersih (Studi Kasus Pt. Intraco Penta Tbk.) JURNAL AKUNTANSI FE-
UB Volume 10 No.2 Oktober
Luthfi Helvida Dan Wahyu Murti. Pengaruh Hutang Jangka Panjang Dan Aktiva Tetap
Terhadap Laba Bersih (Studi Kasus Pt. Intraco Penta Tbk.)
Pengaruh Modal Terhadap Laba Bersih Pada Pt Mayora Indah Tbk Periode 2007-2016.”
Satriani, D., & Kusuma, V. V. (2020). Perhitungan Harga Pokok Produksi Dan Harga Pokok
Penjualan Terhadap Laba Penjualan. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, &
Akuntansi), 4(2), 438-453.
Siti Khoirina Pengaruh Aktiva Tetap, Hutang Jangka Panjang Dan Modal Terhadap Laba
Bersih Perusahaan Pada Pt Semen Baturaja (Persero) Tbk Business and
Entrepreneurship Journal (BEJ) ISSN: 2745-8547 Vol. 1, No. 2, Agustus 2020
Sunarto, “Teori Keagenan Dan Manajemen Laba,” Jurnal Kajian Akuntansi 1, no. 1 (2006)
Widya Puspa Andika, “Analisis Pengaruh Non Performing Financing, Pembiayaan
Murabahah, Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum
Syariah” (Universitas Jember, 2015)
Wulandari, B., & Ompusunggu, W. A. (2021). Pengaruh Perputaran Piutang, Penjualan,
Perputaran Kas, Perputaran Persediaan dan Hutang Terhadap Laba Bersih. COSTING:
Journal of Economic, Business and Accounting, 4(2), 445-454.
Yodes Sonalia dan Irsan Anshori (2016) Pengaruh Piutang Usaha Dan Modal Bersih Terhadap
Laba Bersih (Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
) Jurnal manajemen FE-UB Volume 4 Nomor : 2 Tahun 2016
Zefri Maulana, Pengaruh Hutang Jangka Pendek Dan Hutang Jangka Panjang Terhadap
Profitabilitas Pada Pt. Bank Mandiri Tbk. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (Jensi),
Vol. 1, No. 1, Juni 2017,”