0% found this document useful (0 votes)
56 views20 pages

Laporan Batimetri Midai-1

Soil Investigation

Uploaded by

Ronnie Hafsa
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
56 views20 pages

Laporan Batimetri Midai-1

Soil Investigation

Uploaded by

Ronnie Hafsa
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 20

LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN TANAH

PROYEK PEMBANGUNAN SUAR


DISTRIK NAVIGASI PULAU MIDAI
NATUNA

CV. OPTION PARAGON ENGINEER

CV. SOIL TECHNOLOGIES

Prepared By
PT. SOILTECH BATAM KONTRUKSI
Laporan Survey Batinmetri
-

KATA PENGANTAR

Laporan ini dibuat sebagai realisasi pekerjaan Survey Laut (Bhatimetry) yang berlokasi di Pulau
Midai Natuna – Kepulauan Riau.

Dalam laporan ini berisikan uraian Pendahuluan, Dasar Teori, Metodologi Penelitian, hasil
Pengujian.

Demikian laporan ini kami sampaikan, atas kepercayaannya kami mengucapkan


Terima kasih.

Batam, July 2024


PT. SOILTECH BATAM KONTRUKSI CV. OPTION PARAGON ENGINEER

RONNIE SAPUTRA AHMAD ZAMRI


Pelaksana Komisaris

Page 2
Prepared By: PT. Soiltech Batam Kontruksi
Laporan Survey Batinmetri

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................1

1.2 Maksud dan Tujuan ..................................................................................................... 2

1.3 Materi Pekerjaan ......................................................................................................... 3

1.4 Lokasi Pekerjaan ......................................................................................................... 3

BAB 2 LANDASAN TEORI................................................................................................... 4


BAB 3 METODOLOGI PENGUKURAN .............................................................................. 7
3.1. Persiapan ..................................................................................................................... 7

3.2. Bahan dan Peralatan .................................................................................................... 7

3.3. Koreksi Nilai Batimetri ............................................................................................... 7

3.4. Penggambaran Peta Digital ......................................................................................... 8

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 9


4.1. Pengukuran dan Pengolahan Data........................................................................... 9


4.2. Penggambaran Peta Digital ...................................................................................... 9
4.3. Hasil dan Pembahasan .............................................................................................. 9
BAB 5 PENUTUP ................................................................................................................. 12
LAMPIRAN.........................................................................

Page 3
Prepared By: PT. Soiltech Batam Kontruksi
Laporan Survey Batinmetri

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian Survei Hidrografi dilakukan dengan metode survei atau observasi langsung ke
lapangan. Tahap awal pelaksanaan yang dilakukan adalah Pengambilan Data Survei Hidrografi
meliputi survei Batimetri, Fitur dasar laut, dan sound velocity, Pengamatan dan Pengambilan
data dilaksanakan secara insitu berupa pengukuran pasang surut yang menghasilkan data jenis
dan grafik pasang surut, pembuatan desain jalur survei batimetri yaitu desain survei hidrografi,
Selanjutnya dilakukan proses koreksi data batimetri dan pasang surut. Hasil akhir pengolahan
data akan diinterpretasikan dalam bentuk peta yaitu Peta Batimetri dan Peta Fitur Dasar Laut
yang kemudian akan dianalisis lebih lanjut.
Survei Batimetri atau pemeruman adalah proses yang di tunjukan untuk memperoleh
gambaran bentuk permukaan dasar laut mengunakan alat sounding. Hasil dari pemeruman di
sajikan dalam garis kontur atau model permukaan digital. Garis kontur kedalaman di dapatkan
menginterpolasikan titik-titik pengukuran kedalaman yang tersebar di lokasi yang di teliti.
Titik-titik pengukuran kedalaman berada pada lajur-lajur pengukuran kedalaman yang
disebut sebagai lajur perum (sounding line). Jarak antar titik-titik fiks perum pada suatu lajur
pemeruman setidak-tidaknya sama dengan atau lebih rapat dari interval lajur perum.
Pengukuran kedalaman dilakukan pada titik-titik yang dipilih untuk mewakili
keseluruhan daerah yang akan dipetakan. Pada titik-titik tersebut juga dilakukan pengukuran
untuk penentuan posisi. Titik-titik tempat dilakukannya pengukuran untuk penentuan posisi
dan kedalaman disebut sebagai titik fiks perum.
Singlebeam echosounder merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan
pancaran suara tunggal. Sistem singlebeam secara umum mempunyai susunan: transceiver
(tranducer/receiver) yang terpasang pada lambung kapal atau sisi bantalan pada kapal. Sistem
ini mengukur kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan. Transceiver yang
terpasang pada lambung kapal mengirimkan pulsa akustik dengan frekuensi tinggi yang
terkandung dalam beam (sorot/pancaran) secara langsung menyusuri bawah kolom air. Energi
akustik memancarkan gelombang suara sampai dasar laut dan pantulan diterima kembali oleh
Transceiver (Simmonds & Maclennan, 2005).

Prepared By: PT. Soiltech Batam Kontruksi Page 4


Laporan Survey Batinmetri

Gambar 1.1 Single Beam Echosounder (GPS Map 585)- Garmin


(Peralatan Survei)
Fungsi dari Single Beam Echosounder (SBES) adalah alat yang digunakan dalam proses
pemeruman dalam suatu survei hidrografi. Pemeruman (sounding) sendiri adalah proses dan
aktivitas yang ditujukan untuk memperoleh gambaran (model) bentuk permukaan (topografi)
dasar perairan (seadbed surface). Sedangkan survei hidrografi adalah proses penggambaran
dasar perairan tersebut, sejak pengukuran, pengolahan, hingga visualisasinya. Dengan
spesifikasi sebagai berikut:

Fitur Transmit power : 600W (RMS)


Sonar Frequency : 50/77/200kHz CHIRP (Low, Mid, High)
ClearVü™ : (built-in)
Scanning Sonar Frequency : CHIRP 260/455/800kHz
Maximum depth : 2300 ft, freshwater, 1,100 ft, saltwater (depth capacity is
dependent on water bottom type and other water conditions).

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari pekerjaain ini ialah untuk Pemetaan Batimetri “Izin Pembangunan
Suar Disrik Navigasi” dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui nilai kedalaman laut di area peraiaran Suar Pulau Midai
Natuna, Kepulauan Riau yang sudah tertera pada lokasi pengukuran tersebut
2. Sebagai bahan perencanaan dalam pengumpulan data yang akan direncanakan.

Prepared By: PT. Soiltech Batam Kontruksi Page 5


Laporan Survey Batimetri

1.3 Materi Pekerjaan


Materi pekerjaan yang dilakukan pada survei batimetri di lapangan meliputi:
1. Persiapan
a. Pembagian porsi dan cakupan pekerjaan yang harus dilakukan
b. Pengecekan kelayakan alat dengan ketentuan yang telah ada.
2. Orientasi lapangan
a. Penentuan trek untuk melakukan survei batimetri
b. Membuat desain parallel dalam mendukung survei dilapangan.
3. Pengukuran
a. Pengukuran batimetri (Kedalaman laut)
b. Koreksi nilai batimetri (Kedalaman Laut)
4. Pengolahan
a. Ektraksi nilai kedalaman laut (Batimetri)
b. Membuat ekstraksi file X, Y, dan Z
5. Penggambaran
a. Penggambaran peta Batimetri, dan profil batimetri

1.4 Lokasi Pekerjaan


Lokasi Pengukuran dalam survei batimetri di peraiaran Suar Pulau Midai Natuna, Provinsi
Kepulauan Riau.

Gambar 1.2. Lokasi survei Batimetri

Page 6
Prepared By: PT. Soiltech Batam Kontruksi
Laporan Survey Batimetri

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1. Batimetri

Survey adalah kegiatan terpenting dalam menghasilkan informasi hidrografi, seperti:


penentuan posisi laut dan penggunaan system referensi, pengukuran kedalaman, pengukuran
arus, pengukuran sedimen, pengamatan pasut, pengukuran detil situasi dan garis pantai. (Eka
Djunasjah, 2005)
Pemeruman merupakan proses dan aktivitas yang diperlihatkan untuk mendapatkan
gambaran (model) bentuk permukaan (topografi) dasar perairan (seabed surface). Proses dalam
pembuatan gambar dasar perairan tersebut (sejak pengukuran, pengolahan hingga visualisasi)
disebut dengan survei batimetri. Model batimetri (kontur kedalaman) diperoleh dengan
menginterpolasikan titi-titik pengukuran kedalaman bergantung pada skala model yang hendak
dibuat.

2.2. Akuisisi Data /Survei Batimetri


Mengacu kepada dasar teoritis pada 2.1, hasil raw data kedalaman/batimetri yang
digunakan dalam kegiatan survei ini berasal dari pengukuran oleh tim survey berdasarkan lajur
pemeruman yang telah dibuat terlebih dahulu. Teknologi akustik SBES dipasang dikapal
perum dengan menggunakan perangkat CAD sebagai post processing data yang berasal dari
data routes dari Garmin GPS MAP 585, dengan line trek survei yaitu secara parallel dengan
melakukan cross dan long, agar daerah menjadi detail dan akurat, data ini nantinya akan
dikoreksi dengan nilai rataan muka air dan Mean Sea Level (MSL) dari pengukuran di lokasi
perairan.
2.3. Koreksi Data Batimetri
Agar sesuai dengan standart yang telah ditentukan pada S-44 International
Hydrographic Organization (IHO) tahun 2008, maka data tersebut perlu dilakukan suatu
kontrol kualitas (Quality Control, QC) berupa koreksi data batimetri. Koreksi ini
merupakan hal mutlak yang harus dilakukan dalam kegiatan survei batimetri, karena
berhubungan dengan seberapa akurat data tersebut memberikan informasi mengenai nilai
kedalaman sebenarnya di lokasi penelitian dan juga bertujuan untuk menentukan kualitas
data tersebut masuk ke dalam orde mana. Koreksi ini dilakukan dengan membandingkan
nilai kedalaman perairan pada titik perpotongan (cross check) antara lajur melintang (dl)
dengan lajur membujur (db), sehingga akan didapatkan nilai penyimpangan kedalaman (s).
Koreksi terhadap data batimetri ini terlebih dahulu dilakukan proses gridding. Proses ini
Page 7
Prepared By: PT. Soiltech Batam Kontruksi
Laporan Survey Batimetri

menggunakan metode weighted moving average. Nilai ya ng di e xt ra k berupa


data longitude, latitude dan nilai selisih kedalaman. Untuk mendapatkan nilai
penyimpangan
kedalaman dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan berikut:
𝑠 = ��𝑙 − ��𝑏
Keterangan:
𝑠 : penyimpangan kedalaman 𝑑
𝑙 : kedalaman pada lajur melintang/utama
��: kedalaman pada lajur membujur/silang

Gambar 2.2 Sistem pancaran single beam echosounder (SBES)

2.4. Kalibrasi Offset Static


Kalibrasi ini bertujuan untuk melakukan penyesuaian jarak dari sensor yang digunakan
terhadap centerline dari kapal dan transducer. Godin (1998) menyatakan bahwa offset statik
diukur dari titik referensi yang digunakan pada koordinat transformasi pengukuran kedalaman.
Contoh pengukuran offset static dapat dilihat pada gambar 2.3. Proses kalibrasi ini memerlukan
beberapa komponen, yaitu kapal, antena GPS kapal, transducer, dan kompas gyro

Gambar 2.3 Kalibrasi offset static (Godin, 1998)

Page 8
Prepared By: PT. Soiltech Batam Kontruksi
Laporan Survey Batimetri

BAB 3
METODOLOGI PENGUKURAN

3.1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan pekerjaan survey lapangan, yaitu:
1. Pengurusan administrasiuntuk pengambilan data survei
2. Pembentukan Tim
3. Penyegaran (pendalaman teori dan materi praktek)
4. Persiapan bekal dan peralatan yang dibutuhkan
5. Pengecekan fungsi alat.

3.2. Bahan dan Peralatan


Adapun bahan yang akan digunakan dalam survei single beam echosounder antara lain sebagai
berikut:

NO Alat dan Bahan Jenis Keterangan


1 Single Beam GPS MAP 585Garmin Pengambilan data batimetri
Echosounder
2 GPS Mono GPS - Garmin Untuk penentuan posisi

3 Wahana survei Kapal nelayan, Wahana survei dan tempat


panjang 8 m, dan lebar pemasangan instrumen
1.7 m akustik

3.3. Koreksi Nilai Batimetri


Dalam hal ini data survei batimetri harus dilakukan koreksi dengan menggunakan nilai
pasang surut laut yang ada di perairan Pulau Midai Natuna. Pasang Surut yang terjadi di
perairan Pulau Midai Natuna merupakan jenis pasang surut campuran condong ke harian
ganda Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan dan
periodenya berbeda.

Page 9
Prepared By: PT. Soiltech Batam Kontruksi
Laporan Survey Batimetri

Data pengamatan tinggi muka air ym(t) terhadap waktu t (jam) selama 1 piantan atau
25 jam saat pasut perbani dengan tunggang pasut sekitar 2 meter dan1 bulan atau 744 jam.
Tipe pasut yang diperlihatkan tergolong harian ganda dengan jarak waktu dua posisi
muka air tertinggi sekitar 6 jam. Pasut perbani dan pasut mati berjarak waktu sekitar 7 hari,
sedangkan jarak waktu dua pasut perbani adalah sekitar 14 hari. Chart datum adalah titik
Nol kedalaman.

yang digunakan sebagai referensi kedalaman. Adapun chart datum yang digunakan dalam
pengukuran ini adalah MSL (Mean Sea Level), dimana titik nol kedalaman mengacu pada
permukaan air laut rata-rata. Hal ini berfungsi untuk menetapkan nilai kedalaman yang
diperoleh dari hasil pemeruman mengacu pada permukaan laut rata-rata. Adapun pengertian
MSL (Mean Sea Level), adalah nilai permukaan air laut rata-rata yang diperoleh dari hasil
pengamatan pasang surut sepanjang rentang waktu pengamatan. Dalam kegiatan survei ini
dilakukan koreksi batimetri dengan pengukuran Mean Sea Level (MSL) atau Duduk Tengah
adalah muka laut rata-rata pada suatu periode pengamatan yang panjang di lokasi perairan
Midai, Natuna Kepri. Hasil chart datum pasang surut menggunakan MSL, dihitung dengan
formulasi yaitu Admiralty.

3.4. Penggambaran Peta Digital


a. Pada penggambaran peta digital, maka data lapangan tersebut haruslah diolah terlebih
dahulu menggukan Software yang mempunyai kemampuan dalam pengolahan data CAD
2018, Ms Excel, ataupun Software yang lainnya.
b. Simpan tersebut dalam format .TXT, selanjutnya konversi data tersebut sesuai dengan
Software yang akan digunakan dalam penggambaran peta batimetri.
c. Software yang digunakan antara lain CAD 2018, autocad civil 2018,

Page
Prepared By: PT. Soiltech Batam Kontruksi
10
Laporan Survey Batimetri

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengukuran dan Pengolahan Data


Hasil pengukuran yang telah dilakukan di lapangan merupakan data mentah, perlu
dilakukan pengolahan data yang harus sesuai dengan KAK (Kerangka Acuan Kerja)
selanjutnya dapat melakukan penggambaran peta, sehingga data tersebut dapat memberikan
nilai batimetri yang sudah dikoreksi.

4.2. Penggambaran Peta Digital


Pada pekerjaan ini, penggambaran peta manuskrip dilakukan dalam ukuran dan skala.
Peta digital diberi grid 10 cm serta berisi informasi legenda dan dilengkapi layout peta.
Penggambaran peta digital dilakukan dengan menggunakan autocad 3D civil, obyek yang
digambarkan tetaplah sama namun yang terjadi perbedaan adalah proses penggambarannya
yang dilakukan secara digital. Hasil penggambaran peta digital ini dilakukan dengan koreksi
posisi menggunakan titik BM, yang memanfaatkan titik ikat GPS secara vertical untuk
melakukan koreksi koordinat yang dihasilkan selama pemeruman. Koreksi nilai kedalaman
didapatkan dari offset transducer, muka air saat pemeruman, Mean Sea Level (MSL) dan
High Water Level (HWL).

4.3. Hasil dan Pembahasan


Hasil trek survei batimetri, yang telah dilakukan dapat di lihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Hasil Trek Survei Batimetri

Page
Prepared By: PT. Soiltech Batam Kontruksi
11
Laporan Survey Batimetri

Adapun hasil pengolahan nilai batimetri yang sudah disajikan pada peta dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

Gambar 4.2 Peta Kontur Batimetri MSL di perairan Midai, Natuna, Kepulauan Riau

Gambar 4.3 Peta Lokasi Batimetri di perairan Midai Natuna, Kepulauan Riau

Page
Prepared By: PT. Soiltech Batam Kontruksi
12
Laporan Survey Batimetri

Lokasi Pasang Surut:


Longitude: 104° 44.326'E Latitude: 3° 00.126'N

Gambar 4.4 Lokasi Survey Bhatimetry

Gambar 4.5 Hasil raster batimetri (Mean Sea


Level)

Page
Prepared By: PT. Soiltech Batam Kontruksi
13
Laporan Survey Batimetri

BAB 5
PENUTUP

Setelah kami menyusun laporan ini, dari hasil pekerjaan lapangan dan studi
menyimpulkan kondisi lapangan relative tidak memiliki nilai kedalaman yang signifikan
berbeda. Nilai kedalaman laut (batimetri) yang diperoleh adalah adalah -2.9 mMSL
sampai -15 mMSL. Semoga informasi yang kami berikan dari hasil pekerjaan Pemetaan
Batimetri ini bisa
dipergunakan untuk kegiatan Perencanaan selanjutnya.

Page
Prepared By: PT. Soiltech Batam Kontruksi
14
Laporan Survey Batimetri

LAMPIRAN

Prepared By: PT. Soiltech Batam Kontruksi Page 15


Laporan Survey Batimetri

Lampiran kegiatan survei Batimetri

Page 16
Prepared By : PT. Soiltech Batam Kontruksi
Laporan Survey Batimetri

Page 17
Prepared By : PT. Soiltech Batam Kontruksi
Laporan Survey Batimetri

Page 18
Prepared By : PT. Soiltech Batam Kontruksi
Laporan Survey Batimetri

Page 19
Prepared By : PT. Soiltech Batam Kontruksi
Laporan Survey Batimetri

Page 20
Prepared By : PT. Soiltech Batam Kontruksi

You might also like