0% found this document useful (0 votes)
48 views

Soal Kasus Refleksi

tex_3
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
48 views

Soal Kasus Refleksi

tex_3
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 9

GAMBARAN SOAL STUDI KASUS REFLEKSI PEMBELAJARAN

PADA UKPPPG TAHUN 2024

APAKAH ANDA MENGALAMI PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN, TULISKAN


PENGALAMAN REAL NYATA ANDA MAKSIMAL 500 KATA TERKAIT :

1. Permasalahan apa yang pernah anda hadapi ?


2. Bagaimana upaya anda untuk menyelasaikannya ?
3. Apa hasil dari upaya anda tersebut ?
4. Pengalaman berharga apa yang bias anda petik atau ambil ketika menyelesaikan
permasalahan tersebut ?

Permasalahan apa yang pernah anda hadapi ?


Sebagai seorang guru, saya pernah menghadapai permasahan dengan murid yang memiliki
kemampuan membaca dan menulis yang masih perlu bimbingan, murid-murid tersebut
sering kali merasa kurang percaya diri dan cenderung menghindari tugas-tugas yang
melibatkan ketrampilan membaca dan menuls terutama ketika pembelajaran teori IPAS

Bagaimana upaya saya untuk menyelesaikannya ?


Untuk mengatasi permasalahan ini, saya mengadopsi pendekatan yang lebih personal dan
interaktif. Saya mulai dengan memberikan pendampingan secara individu kepada murid-
murid tersebut. Saya juga menggunakan teknik bertanya yang memancing mereka untuk
berbagi pengalaman pribadi yang berkesan, sehingga mereka ada keinginan untuk bicara
secara terbuka, misalnya, saya meminta mereka untuk mengingat pengalaman mereka yang
paling tidak bias dilupakan dan diminta menceritakannya secara singkat kepada teman
sekelas mereka. Temen yang mendengarkan cerita tersebut harus merespon positif tentang
apa yang diceritakan, sehingga tercipta interaksi yang lebih hidup dan menyenangkan.
Selain itu, saya juga mengintegrasikan permainan edukaatif seperti “Gajah semut” untuk
membuat belajar lebih menyenangkan dan interaktif. Dalam permainan ini, murid-murid
diajak untuk menghadapi konsep rantai makanan melalui perna-peran yang mereka
mainkan. Ini sangat membantu mereka dalam upaya memahami materi dengan cara yang
lebih praktis dan menyenangkan.

Apa hasil dari upaya saya tersebut ?


Hasil dari upaya yang dilakukan cukup signifikan
Murid-murid yang sebelumnya merasa kurang percaya diri dan kurang paham mulai
menunjukkan peningkatan dalam ketrampilan membaca dan menulis mereka. Mereka
menjadi lebih berani untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan lebih
aktif dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan Bp/Ibu guru di sekolah. Selain itu,
suasana kelas menjadi lebih positif dan interaktif, yang pada akhirnya bias meningkatkan
motivasi dan minat belajar murid secara keseluruhan. Selain itu, penggunaan permainan
edukasi seperti “gajah semut” juga membantu murid memahami konsep-konsep yang sulit
dipahami dengan cara yang lebih mudah dan efisien serta menyenangkan. Ini bias
meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran dan membuat mereka lebih
antusias dalam belajar.
Pengalaman berharga apa yang bias saya petik atau ambil ketika menyelesaikan
permasalahan tersebut

Pengalaman berhanrga yang bias saya petik dari penyelesaian permasalahan ini adalah
pentingnya pendekatan yang personal dan inteaktif dalam mengajar. Setiap murid memiliki
kebutuhan dan tantangan yang berbeda, sebagai seorang guru, kita perlu fleksibel dan
kreatif dalam upaya mencari ssolusi yang tepat. Selain itu, saya juga banyak belajar bahwa
membangun kepercayaan ddiri murid adalah kunci untuk membantu mereka mengatasi
segala kesulitan dalam belajar. Dengan memberikan dukungan yang tepat dan
mencciptakan lingkungan belajar yang positif dan kondusif, kita dapat membantu murid
mencapai potensi terbaik bagi mereka.

Saya juga belajar bahwa integrasi pemainan edukatif dalam pembelajaran dapat
membuat proses belajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan . ini membantu murid
dalam memahami materi dengan cara yang lebih praktis dan membuat mereka lebih
antusias dalam belajar, berikut cara mengintegrasi permainan edukatif :

1. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan aman. Berdasarkan konteks,


penting untuk menciptakan suasana belajar yang gembira, menarik, dan bebas dari
perundungan.

2. Menggunakan variasi Metode Pembelajaran. Gunakan berbagai variasi metode


pembelajaran yang mempertimbangkan aspirasi dari murid

3. Mengakomodasi keberagaman murid. Pastikan permainan edukatif yang anda pilih


mengakomodasi kebergaman gender, budaya, bahasa daerah setempat,, agama atau
kepercayaan, karakteristik, dan kebutuhan setiap murid

4. Menggunakan Media Pembelajaran sederhana. Bahwa media pembelajaran


sederhana dari sekitar sekolah untuk dijadikan bahan diskusi.

5. Pembelajaran di luar kelas lakukan pembelajaran di luar kelas untuk berinteraktif


atau memanfaatkan ssumber belajar secara langsung
Pertanyaan Studi Kasus :

Bapak/Ibu sebagai seorang guru pasti mengalami permasalahan dalam pembelajaran.


Tuliskan pengalaman nyata saya maksimal 500 kata, terkait :

1. Permasalahan apa yang Bapak/Ibu hadapi?


2. Bagaimana upaya Bapak/Ibu menyelesaikan permasalahan?
3. Apa hasil dari upaya Bapak/Ibu tersebut?
4. Tulis pengalaman berharga yang bisa Bapak/Ibu petik ketika menyelesaikan masalah
tersebut?

Langkah Menjawab Soal Studi Kasus


Untuk menjawab soal tersebut, perlu dipahami hal sebagai berikut:

Tulis Pengalaman Nyata: Soal studi kasus biasanya meminta Anda untuk menuliskan
pengalaman nyata terkait masalah pembelajaran.

Permasalahan yang Dihadapi: contoh, siswa kurang aktif dalam pembelajaran, sering diam,
atau tidak bersemangat.

Upaya Penyelesaian: identifikasi akar masalah, misalnya, model, metode, dan media
pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik siswa.

Hasil Upaya: Pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan, hasil belajar meningkat.
Pengalaman Berharga: Pengalaman dalam membuat asesmen awal atau diagnostik,
penggunaan media pembelajaran menarik, dan penerapan model Project Based Learning
(PBL).
Contoh_1
Studi Kasus: “Menghadapi Peserta Didik yang Kurang Aktif”
1. Permasalahan apa yang Bapak/Ibu hadapi?
Permasalahan yang pernah saya hadapi adalah peserta didik kurang aktif dalam
pembelajaran, peserta didik kebanyakan diam dan tidak bersemangat, beberapa peserta
didik asik dengan aktivitasnya seperti bercerita dengan teman sebangku, ada yang asik
dengan dunianya sendiri yaitu denga menggambar apapun di buku tulis yang menyebabkan
hasil belajar siswa rendah khususnya dalam mata pelajaran IPA.

Sebagian besar siswa beranggapan www bahwa mata pelajaran IPAS adalah mata pelajaran
yang isinya hanya materi dan bersifat hafalan saja. Pembelajaran lebih banyak berpusat
pada guru dan seringkali berpusat pada LKS. Belum adanya pengetahuan dasar mengenai
latar belakang peserta didik yang akan diajarkan sehingga masih banyak peserta didik yang
kurang aktif dan merasa jenuh dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Bagaimana upaya Bapak/Ibu menyelesaikan permasalahan?


Upaya saya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan mengidentifikasi
akar permasalahannya dengan memperhatikan model, metode dan strategi pembelajaran
serta media yang digunakan apakah sesuai dengan karakteristik atau kebutuhan siswa atau
tidak. Agar tidak membosankan saya selingi dengan Ice Breaking. Berikut upaya yang saya
lakukan:

- Membuat asesmen awal asesmen diagnostik untuk mengetahui tingkat kemampuan awal,
gaya belajar, dan karakteristik peserta didik, selanjutnya hasil dari asesmen diagnostik
tersebut kita buat buku profiling siswa sehingga memudahkan guru dalam membuat
rancangan pembelajaran yang sesuai kebutuhan siswa sehingga pembelajarannya lebih
bervariasi dan efektif.

- Menggunakan model pembelajaran project based learning atau pembelajaran berbasis


proyek

- Menggunakan media pembelajaran berupa kartu flash card tentang materi pelajaran IPAS
khususnya pada materi Bagian-bagian Mata melalui aplikasi canva.

- Menggunakan video pembelajaran yang menarik yaitu video animasi tentang bagian-
bagian mata yang saya ambil pada aplikasi youtube

- Menggunakan LKPD bagian-bagian mata yang menarik perhatian siswa, LKPD ini dibuat
menggunakan aplikasi Canva
- Memanfataakan barang bekas disekitar siswa untuk membuat proyek model 3D bagian-
bagian mata, yang cara pembuatannya bisa kita lihat melalui video youtube.

3. Apa hasil dari upaya Bapak/Ibu tersebut?


Hasil dari upaya ini adalah peningkatan semangat dan antusiasme siswa selama dan setelah
kunjungan. Mereka menjadi lebih aktif dalam diskusi kelas dan lebih memahami materi
pelajaran karena mereka dapat melihat aplikasi nyata dari apa yang dipelajari.
4. Tulis pengalaman berharga yang bisa Bapak/Ibu petik ketika menyelesaikan masalah
tersebut?
Pengalaman berharga ketika menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dalam membuat
asesmen awal atau asesmen diagnostik, sebelumnya saya tidak pernah atau jarang sekali
melaksanakan asesmen awal asesmen diagnostik. Saya harus meluangkan waktu yang cukup
dalam pembuatannya. Bukan hanya asesmen diagnostik saja, saya juga harus membuat alat
peraga/media pembelajaran yang dapat menarik siswa, membuat LKPD yang menarik agar
siswa tidak bosan atau jenuh dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
Berdasarkan refeksi di akhir www pembelajaran, saya memperoleh umpan balik dari siswa
yang mana siswa menyukai pembelajaran yang saya terapkan yaitu model project based
learning. Melihat hasil evaluasi mengalami kenaikan, siswa tidak lagi menganggap bahwa
mata pelajaran IPAS ini membosankan, tetapi pembelajarannya menyenangkan dengan
bantuan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa. Dalam mengerjakan sosal
menggunakan LKPD yang menarik juga hasilnya sangat memuaskan.
Contoh_2
Studi Kasus: “Rendanya Minat Siswa Menghadapi Pelajaran PPKN”
1. Permasalahan apa yang Bapak/Ibu hadapi?
Masalah yang dihadapi adalah rendahnya minat siswa terhadap pelajaran PPKN. Ini
merupakan tantangan karena PPKN adalah mata pelajaran yang penting untuk membangun
karakter dan pemahaman siswa tentang kewarganegaraan. Rendahnya minat ini dapat
disebabkan oleh metode pengajaran yang kurang menarik atau relevan dengan kehidupan
sehari-hari siswa.

2. Bagaimana upaya Bapak/Ibu menyelesaikan permasalahan


Upaya Mengatasi Masalah: Untuk mengatasi masalah ini, saya mengambil langkah kreatif
dengan membawa siswa langsung ke situs lokal yang terletak di sebelah barat sekolah. saya
menjelaskan kepada siswa mengenai pentingnya situs tersebut dalam konteks materi PPKN,
lalu membagi mereka ke dalam kelompok untuk melakukan tugas yang relevan dengan
kunjungan tersebut. Pengumpulan tugas melalui Google Drive juga merupakan inovasi yang
memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.

3. Apa hasil dari upaya Bapak/Ibu tersebut?


Hasil dari upaya ini kemungkinan besar adalah meningkatnya minat siswa terhadap
pelajaran PPKN. Dengan melihat langsung situs lokal yang diajarkan, siswa dapat lebih
mudah memahami dan mengapresiasi materi yang diberikan. Pengalaman belajar yang lebih
interaktif dan relevan ini membantu siswa merasa lebih terlibat dalam proses pembelajaran.

4.Tulis pengalaman berharga yang bisa Bapak/Ibu petik ketika menyelesaikan masalah
tersebut?
Pengalaman ini memberikan pelajaran berharga bagi saya sebagai guru dalam
meningkatkan keprofesian. saya belajar bahwa pendekatan pembelajaran yang lebih
kontekstual dan memanfaatkan lingkungan sekitar dapat meningkatkan minat siswa. Selain
itu, penggunaan teknologi seperti Google Drive dalam pengumpulan tugas juga
membuktikan bahwa integrasi antara metode tradisional dan teknologi dapat membuat
pembelajaran lebih efektif dan efisien. Pengalaman ini akan memotivasi saya untuk terus
mencari metode kreatif dan inovatif dalam mengajar, agar siswa dapat lebih tertarik dan
terlibat dalam proses pembelajaran.
Contoh_3
Studi Kasus: “Mengatasi Perbedaan Kemampuan Siswa dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Pancasila”.
1. Permasalahan apa yang Bapak/Ibu hadapi?
Di SMP Negeri ****, saya menghadapi tantangan dalam mengelola perbedaan kemampuan
siswa saat membahas situs dan cagar budaya. Siswa A sangat berbakat dalam media digital,
Siswa B nyaman menulis, dan Siswa C unggul dalam menggambar. Masalahnya adalah
bagaimana membuat semua siswa terlibat dan berkontribusi sesuai kemampuan mereka
tanpa merasa tertinggal.

2. Bagaimana upaya Bapak/Ibu menyelesaikan permasalahan?


-Penugasan Berdasarkan Kemampuan: Saya membagi siswa sesuai keahlian mereka. Siswa A
membuat video tentang situs dan cagar budaya, Siswa B menulis laporan, dan Siswa C
menggambar peta atau sketsa situs dan cagar budaya

-Panduan dan Dukungan: Saya memberikan panduan jelas untuk setiap tugas, seperti teknik
video, format laporan, dan referensi gambar.

-Bimbingan Terfokus: Selama kunjungan ke situs, saya membimbing masing-masing


kelompok sesuai dengan tugas mereka dan memberikan bantuan tambahan jika diperlukan.

- Evaluasi dan Umpan Balik: Setelah proyek selesai, saya menilai hasil kerja dan memberikan
umpan balik. Kami juga mengadakan sesi presentasi untuk berbagi hasil dan belajar dari
pekerjaan teman.

3. Apa hasil dari upaya Bapak/Ibu tersebut?


Pendekatan ini berhasil. Siswa A membuat video yang menarik, Siswa B menulis laporan
yang informatif, dan Siswa C menghasilkan gambar yang akurat. Semua siswa merasa lebih
terlibat dan termotivasi karena mereka bisa berkontribusi sesuai kemampuan mereka.

4. Tulis pengalaman berharga yang bisa Bapak/Ibu petik ketika menyelesaikan masalah
tersebut?
Pengalaman ini mengajarkan saya pentingnya fleksibilitas dalam pengajaran. Diferensiasi
tugas memungkinkan siswa untuk menunjukkan kekuatan mereka dan merasa dihargai.
Bimbingan dan umpan balik yang tepat membantu siswa memahami materi lebih baik dan
meningkatkan keterlibatan mereka.

Ke depan, saya akan terus menggunakan pendekatan ini untuk memastikan setiap siswa
mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Berikut ini adalah contoh untuk studi kasus pada guru SD yang dapat anda amati, tiru dan
modifikasi sesuai kebutuhan.

1. Permasalahan apa yang pernah saya hadapi?


Jawaban:

Beberapa bulan yang lalu ketika saya mengajar di kelas 4, saya menemukan beberapa
permasalahan/kasus. Salah satunya, pada saat saya mengajar mata pelajaran IPA atau saat
materi IPA, saya melihat ada:

Ada siswa yang menaruh dagunya diatas meja. Mereka terlihat kurang termotivasi untuk
belajar IPA mengenai materi rangkaian listrik. Kemudian saya mengajak siswa-siswa untuk
berdiskusi mengenai persepsi mereka tentang materi rangkaian listrik. Kemudian, juga ada
siswa saya kurang bersemangat dalam belajar. Mereka hanya duduk mendengarkan apa
yang saya sampaikan. Tidak sedikit diantara mereka yang mengantuk mendengarkan saya.

Setelah berdiskusi, situasi yang ditemukan ini ialah saat siswa berpikir bahwa materi
rangkaian listrik itu sulit, tak bisa merangkainya, dan sulit untuk hitung-hitungannya. Selain
itu, berdasarkan pengamatan saya selama mengajar materi IPA, siswa pun cenderung
menunggu arahan saya, ada yang duduk dia mendengarkan saya dan ada beberapa yang tak
memperhatikan saya saat menjelaskan materi.

Ketika saya memberikan pertanyaan pemantik, ada sebagian besar siswa terdiam, melihat
saya serta hanya 2 orang siswa yang menjawab pertanyaan saya.

Saat saya minta siswa untuk menanggapi jawaban temannya, tidak ada siswa yang
memberikan respon.

2. Bagaimana upaya saya untuk menyelesaikannya?


Jawaban:

Sebagai seorang guru, saya pun merasa tertantang untuk merubah cara siswa belajar
mengenai rangkaian listrik. Matei ini sangat penting karena mereka akan berhadapan
dengan listrik setiap saat. Mereka harus memiliki keterampilan bagaimana memanfaatkan
dan terhindar dari kelalaian terkait listrik. Saya juga menyenangkan siswa berharap belajar
IPA lebih dan sesuai dengan karakteristik anak-anak dan sesuai karakteristik mata pelajaran
IPA, sehingga saya berharap dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar
IPA siswa.

Berdasarkan kasus yang saya angkat, kemudian saya berdiskusi dengan rekan guru kelas 4
tentang materi yang sudah disampaikan sebelumnya. Selain itu, saya juga berharap
mendapatkan cara-cara untuk mengatasi kasus yang saya angkat.
3. Apa hasil dari upaya saya tersebut?
Jawaban:

Dari beberapa ide pembelajaran yang menarik, saya memilih pembelajaran berbasis
masalah yang didukung dengan media pembelajaran inovatif untuk mengajarkan materi
IPA topik rangkaian listrik.

Pembelajaran berbasis masalah sesuai dengan materi yang akan dibahas karena terkait
rangkaian listrik banyak kesalahan / miskonsepsi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Saya berharap siswa mengetahui permasalahan sehari - hari terkait materi rangkaian listrik.
Selain itu, pengggunaan media inovatif yang diperlukan sesuai kebutuhan atau karakteristik
siswa.

4. Pengalaman berharga apa yang bisa saya petik ketika menyelesaikan permasalahan
tersebut?

Jawaban:

Usai menerapkan pembelajaran berbasis masalah yang dibantu dengan media inovatif, saya
melihat banyak siswa saya yang senang dalam belajar. Siswa juga nampak antusias dengan
masalah kehidupan sehari hari yang saya sampaikan dengan berbagai media. Para siswa
tidak hanya menyimak, tetapi mereka juga bertanya kepada saya dan kepada siswa lainnya.
Teruslah mengavaluasi pembelajaran kita dikelas, mintalah umpan balik dan masukan dari
rekan sejawat atau atasan kita tentang model pembelajaran yang kita lakukan di kelas.

You might also like